JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111
DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111.05
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DI TAMAN KANAK-KANAK DADAN SURYANA Universitas Negeri Padang Jl. Prof Hamka Air Tawar Padang Sumatera Barat Email:
[email protected] Abstract: This study aims to achieve the ability to observe, ask, try, reason, and communicate through the development of the themes that have been implemented. The learning process experienced by children in an effort to discovery learning. The process of developing the ability to think this is a process of discovery learning as meaningful learning. This meaningful learning required by younger children as a learning process that will be the foundation of knowledge in dealing with the stage of development thinking that will ultimately provide a solid foundation in the face of continued education stage. The process of learning through scientific approach is very appropriate if delivered through an integrated thematic approach. Thematic learning integrated is learning that can instill the basic concepts of knowledge, to increase knowledge of facts, and can provide an interesting learning because the theme is deliver that is very close to the child, simple, attractive, and incidental (according to the event is happening) , This study uses a method research and development of Borg & Gall with six (6) steps of development. Through ten steps of this development will provide easy steps to serve as the research methods of thematic development of teaching materials based integrated scientific approach in kindergarten in West Sumatra. Keywords: Thematic, scientific, early childhood Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mencapai kemampuan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan melalui pengembangan tema-tema yang selama ini dilaksanakan. Proses pembelajaran yang dialami oleh anak sebagai upaya discovery learning. Proses pengembangan kemampuan berpikir ini merupakan proses penemuan pembelajaran sebagai pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran bermakna ini diperlukan oleh anak usia dini sebagai proses pembelajaran yang akan menjadi landasan pengetahuan dalam menghadapi tahap perkembangan berpikir yang pada akhirnya akan memberikan landasan yang kokoh dalam menghadapi tahap pendidikan lanjutan. Proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik ini sangat tepat jika disampaikan melalui pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang dapat menanamkan konsep dasar pengetahuan, dapat menambah pengetahuan berupa fakta, dan dapat memberikan pembelajaran yang menarik karena tema yang dismapaikan adalah tema yang sangat dekat dengan anak, sederhana, menarik, dan insidental (sesuai dengan peristiwa yang sedang terjadi). Penelitian ini menggunakan penerlitian Metode research and development dari Borg & Gall dengan 6 (enam) langkah pengembangan. Melalui sepuluh langkah pengembangan ini akan memberikan langkah yang mudah untuk dijadikan sebagai metode penelitian pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis pendekatan saintifik di Taman Kanak-kanak di Sumatera Barat. Kata Kunci: Tematik terpadu, pendekatan saintifik, taman kanak-kanak
67
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
Pembelajaran
merupakan
fenomena atau gejala, memperoleh
proses ilmiah. Karena itu Kurikulum
pengetahuan baru, atau mengoreksi
2013
esensi
dan
dalam
sebelumnya. Untuk dapat disebut
ilmiah
ilmiah, metode pencarian (method of
emas
inquiry) harus berbasis pada bukti-
mengamanatkan
pendekatan
ilmiah
pembelajaran. diyakini
Pendekatan
sebagai
titian
memadukan
perkembangan dan pengembangan
bukti
sikap,
diobservasi, empiris, dan terukur
keterampilan,
pengetahuan
anak
dan
didik.
Dalam
dari
pengetahuan
dengan
objek
prinsip-prinsip
pendekatan atau proses kerja yang
yang spesifik.
memenuhi
ilmiah
ilmuwan
kriteria lebih
ilmiah,
para
mengedepankan
yang
dapat
penalaran
Karena itu, metode
umumnya
memuat
serial
aktivitas pengoleksian data melalui
pelararan
induktif
(inductive
observasi dan ekperimen, kemudian
reasoning)
ketimbang
penalaran
memformulasi
deduktif
(deductive
reasoning).
untuk
menguji
hipotesis.
Penalaran deduktif melihat fenomena umum
dan
Pembelajaran anak usia dini
kemudian menarik
harus dapat memberikan kesempatan
simpulan yang spesifik. Sebaliknya,
kepada anak untuk mendapatkan
penalaran
memandang
proses pembelajaran yang ilmiah.
fenomena atau situasi spesifik untuk
Hal ini akan berdampak kepada
kemudian menarik simpulan secara
kemampuan berpikir dan wawasan
keseluruhan.
anak
induktif
Sejatinya,
penalaran
saat
mereka
melanjutkan
induktif menempatkan bukti-bukti
pendidikan ke jenjang yang lebih
spesifik ke dalam relasi idea yang
tinggi. Proses ilmiah yang dapat
lebih luas. Metode ilmiah umumnya
dilakukan adalah dengan pendekatan
menempatkan fenomena unik dengan
saintifik.
kajian spesifik dan detail untuk
mendapatkan pengetahuan melalui
kemudian
proses
merumuskan
simpulan
umum.
mencoba, Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik
68
investigasi
atas
Proses
anak
mengamati, menalar
mengomunikasikan.
dalam
menanya, dan
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
Kenyataan
di
lapangan
menunjukkan bahwa guru Taman Kanak-kanak rujukan
yang
pegangan
belum dapat
dalam
dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.
mempunya
Proses pembelajaran harus
di
jadikan
dipandu
dengan
kaida-kaidah
proses
belajar
pendekatan ilmiah. Pendekatan ini
mengajar, belum ada bahan ajar
bercirikan
tematik terpadu berbasis pendekatan
pengamatan, penalaran, penemuan,
saintifik. Hal ini mengakibatkan guru
pengabsahan, dan penjelasan tentang
mengajar tidak sesuai dengan proses
suatu kebenaran. Dengan demikian,
pembelajaran
proses
melalui
pendekatan
penonjolan
dimensi
pembelajaran
harus
saintifik. Penelitian Hibah Bersaing
dilaksanakan dengan dipandu nilai-
ini dapat mengatasi masalah bahan
nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria
ajar bagi guru yang akan mengajar di
ilmiah. Proses pembelajaran disebut
Taman Kanak-kanak dan bahan ajar
ilmiah jika memenuhi kriteria seperti
yang dihasilkan dari penelitian ini
berikut ini. Substansi atau materi
dapat
pembelajaran berbasis pada fakta
dijadikan
pegangan
dan
rujukan.
atau fenomena yang dapat dijelaskan
Pembelajaran Ilmiah
dengan
Pembelajaran
logika
atau
penalaran
berbasis
tertentu; bukan sebatas kira-kira,
pendekatan ilmiah itu lebih efektif
khayalan, legenda, atau dongeng
hasilnya
dengan
semata. Penjelasan guru, respon anak
Hasil
didik, dan interaksi edukatif guru-
penelitian membuktikan bahwa pada
anak didik terbebas dari prasangka
pembelajaran
yang
dibandingkan
pembelajaran
tradisional.
tradisional,
retensi
serta-merta,
informasi dari guru sebesar 10 persen
subjektif,
setelah
dan
menyimpang dari alur berpikir logis.
perolehan pemahaman kontekstual
Mendorong dan menginspirasi anak
sebesar
Pada
didik berpikir secara kritis, analistis,
pembelajaran berbasis pendekatan
dan tepat dalam mengidentifikasi,
ilmiah, retensi informasi dari guru
memahami, memecahkan masalah,
sebesar lebih dari 90 persen setelah
dan mengaplikasikan substansi atau
lima
25
belas
menit
persen.
atau
pemikiran
penalaran
yang
69
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
materi
pembelajaran.
Mendorong
hipotesis,
mengumpulkan
data
dan menginspirasi anak didik mampu
dengan
berpikir hipotetik dalam melihat
menganalisis
perbedaan, kesamaan, dan tautan
kesimpulan dan mengomunikasikan
satu sama lain dari substansi atau
konsep, hukum atau prinsip yang
materi
“ditemukan”. Pendekatan saintifik
pembelajaran.
Mendorong
dan menginspirasi anak didik mampu
dimaksudkan
memahami,
pemahaman
menerapkan,
dan
berbagai
teknik,
data,
menarik
untuk kepada
memberikan anak
mengembangkan pola berpikir yang
dalam
rasional
dan
dalam
berbagai
merespon
substansi
materi
pendekatan ilmiah, bahwa informasi
pembelajaran. Berbasis pada konsep,
bisa berasal dari mana saja, kapan
teori, dan fakta empiris yang dapat
saja, tidak bergantung pada informasi
dipertanggungjawabkan.
searah dari guru. Oleh karena itu,
pembelajaran
objektif atau
Tujuan
dirumuskan
secara
mengenal,
didik
materi
kondisi
memahami menggunakan
pembelajaran
yang
sederhana dan jelas, namun menarik
diharapkan tercipta diarahkan untuk
sistem penyajiannya.
mendorong
anak
didik
dalam
mencari tahu dari berbagai sumber Pendekatan
Saintifik
dalam
Pembelajaran
melalui observasi, dan bukan hanya diberitahu (Hosnan 2013).
Implementasi
kurikulum
Penerapan
pendekatan
2013 dalam pembelajaran dengan
saintifik dalam pembelajaran dalam
pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran
pembelajaran
katerampilan
yang
dirancang
melibatkan proses,
seperti
sedemikian rupa agar anak didik
mengamati,
secara aktif mengonstruk konsep,
mengukur,
hukum atau prinsip melalui tahap-
menjelaskan,
tahapan
(untuk
Dalam melaksanakan proses-proses
mengidentifikasi atau menemukan
tersebut, bantuan guru diperlukan.
masalah),
Metode
mengajukan
70
mengamati
merumuskan atau
maalah,
merumuskan
mengklasifikasi, meramalkan, dan
saintifik
menyimpulkan.
sangat
relevan
dengan tiga teori belajar, yaitu teori
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
Bruner,
teori
Vygotsky.
Piaget,
Teori
dan
belajar
teori Bruner
seseorang
secara
beradaptasi
dan
intelektual
mengkoordinasi
disebut juga teori belajar penemuan.
lingkungan sekitarnya. Skema tidak
Ada empat hal pokok berkaitan
pernah berhenti berubah, skemata
dengan teori belajar Bruner. Pertama,
seorang
anak
individu
menjadi
skemata
hanya
belajar
dan
akan
berkembang
orang
dewasa.
mengembangkan pikirannya apabila
Proses yang menyebabkan terjadinya
ia menggunakan pikirannya. Kedua,
perubahan skemata tersebut dengan
dengan
adaptasi.
melakukan
proses-proses
Proses
terbentuknya
kognitif dalam proses penemuan,
adaptasi ini dapat dilakukan dengan
anak akan memperoleh sensasi dan
dua
kepuasan
intelektual
akomodasi.
merupakan
suatu
yang
penghargaan
cara,
proses
yaitu
asimilasi
Asimilasi
kognitif
dan
merupakan
yang
dengannya
intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara
seseorang mengitegrasikan stimulus
agar seseorang dapat mempelajari
yang dapat berupa persepsi, konsep,
teknik-teknik
melakukan
hukum, prinsip ataupun pengalaman
memiliki
baru ke dalam skema yang sudah ada
melakukan
di dalam pikirannya. Akomodasi
dengan
dapat berupa pembentukan skema
melakukan penemuan maka akan
baru yang dapat cocok dengan ciri-
memperkuat retensi ingatan. Empat
ciri
hal di atas adalah bersesuaian dengan
memodifikasi skema yang telah ada
proses
diperlukan
sehingga
cocok
dalam pembelajaran menggunakan
stimulus
yang
metode saintifik.
pembelajaran
penemuan
dalam adalah
ia
kesempatan
untuk
penemuan.
Keempat,
kognitif
Teori bahwa
Piaget,
belajar
pembentukan
yang
menyatakan
berkaitan dan
dengan
rangsangan
ada
asimilasi
perkembangan
(Jackman 2009).
skema (jamak skematan). Skema
Vygotsky
atau
dengan
ciri-ciri
ada.
Dalam
diperlukan
penyeimbangan antara
yang
adanya
atau
ekuilibrasi
dan
akomodasi
dalam
bahwa
teorinya
adalah suatu struktur mental atau
menyatakan
pembelajaran
struktur kognitif yang dengannya
terjadi apabila anak didik bekerja
71
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
atau belajar menangani tugas-tugas
untuk
yang belum dipelajari namun tugas-
intelektual
tugas
dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi
jangkauan kemampuan atau tugas itu
anak; untuk membentuk kemampuan
berada dalam zone of proximal
anak dalam menyelesaikan suatu
development daerah terletak antara
masalah
tingkat perkembangan anak saat ini
terciptanya kondisi pembelajaran di
yang
mana anak merasa bahwa belajar
itu
masih
berada
didefinisikan
sebagai
meningkatan
kemampuan
anak,
khususnya
secara
sistematik;
kemampuan pemecahan maalah di
merupakan
bawah bimbingan orang dewasa atau
diperolehnya
hasil
capaian
teman sebaya yang lebih mampu.
perkembangan
yang
signifikan;
b. Karakteristik Pendekatan Saintifik
untuk
Pembelajaran pendekatan
dengan
saintifik
memiliki
suatu
melatih
kebutuhan;
anak
mengomunikasikan khususnya
dalam
dalam ide-ide
menghasilkan
karakteristik pembelajaran berpusat
suatu karya atau pekerjaan; untuk
pada anak; melibatkan keterampian
mengembangkan karakter anak.
proses sains dalam mengonstruksi
2)
konsep,
dengan pendekatan saintifik
hukum
atau
melibatkan proses-proses
prinsip;
Prinsip-prinsip
kognitif
pembelajaran
Beberapa prinsip pendekatan
yang potensial dalam merangsang
saintifik
perkembangan intelek, khususnya
pembelajaran adalah pembelajaran
keterampilan berpikir tingkat tinggi;
berpusat pada anak; pembelajaran
dapat mengembangkan karakter anak
membentuk students self concept;
(Hosnan 2013).
pembelajaran
1)
Tujuan
pembelajaran
dengan
pendekatan saintifik
verbalisme;
dalam
kegiatan
terhindar
dari
pembelajaran
memberikan kesempatan pada anak
Tujuan pembelajaran dengan
untuk
mengasimilasi
dan
pendekatan saintifik didasarkan pada
mengakomodasi konsep, hukum, dan
keunggulan
tersebut.
prinsip pembelajaran; pembelajaran
pembelajaran
mendorong terjadinya peningkatan
Beberapa
pendekatan tujuan
dengan pendekatan saintifik adalah
72
kemampuan
berpikir
anak;
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
pembelajaran meningkatkan motivasi
kondisi penyampaian dan tanggapan
belajar anak dan motivasi mengajar
kegiatan
guru.
saintifik anak. Metode Research and
pembelaajran
berbasis
Development membutuhkan proses METODE PENELITIAN Metodologi
yang
dan menuntut semangat yang kuat, dipilih
ketekunan, pengamatan yang dalam
untuk penelitian ini adalah penelitian
dan kritis, serta kesabaran panjang
Research and Development, metode
dalam
Research
berbagai gagasan kreatif.
and
Development
memancing
keluarnya
merupakan pilihan karena memiliki
Model pembeajaran melalui
proses yang lebih kompleks dalam
pendekatan saintifik untuk anak usia
tahap-tahapan
Taman Kanak-kanak ini merupakan
yang
dapat
mengakomodasi
beragam
salah
satu
desain
teknologi
kepentingan penelitian ini. (Borg
pengajaran
yang
1989:784)
metodologi
yang
tepat
sebagai
(vehicle)
untuk
sebuah
Pendidikan
yang
membutuhkan
dikembangkan merupakan produk
wahana
pengajaran terkait dengan teknologi
kepentingan penelitian yang holistik
pengajaran
dengan serangkaian proses yang
justifikasi
yang
membutuhkan
dalam
proses
mesti dijalani dengan terstruktur,
Konsekuensinya
terencana, dan terkontrol. Untuk itu
peneliti membutuhkan waktu yang
kemudian ditentukan wilayah dan
panjang untuk membaca banyak
langkah-langkah kerja penelitian ini
buku
menjadi
pembelajaran.
dan
teori,
melakukan
sepuluh
tahapan,
kunjungan dan melakukan focus
berpedoman pada metode Research
group discussion ke berbagai pihak
and
dan
untuk
dikembangkan Borg and Gall dengan
kepada
penjabaran sebagai berikut (Borg
masuk
memberikan
ke
sekolah
pengetahuan
guru agar dapat merasakan dan menemukan
berbagai
fakta
Development
yang
1989: 775).
dan
73
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
Tabel 1 Langkah Research and Development
Langkah Utama Borg And Gall Research & Information Collecting Planning Develop Preliminary form of Product Field testing & Product Revision
Final Product Revision Dissemination & Implementation Langkah-langkah
penelitian
10 Langkah Borg & Gall Penelitian dan Pengumpulan informasi Perencanaan Pengembangan Product awal Uji Lapangan awal (Preliminary) Revisi Produk Uji Lapangan Utama (main) Revisi Produk Operasional Uji Lapangan Akhir Revisi Produk Akhir Diseminasi dan Implementasi penelitian ini melakukan serangkaian
dan pengembangan (Borg 1989:
kajian
192). Penjelasaan setiap tahapnya
Literatur), diskusi dengan para guru
adalah sebagai berikut :
dan kepala sekolah, para pakar
Tahap
pustaka dan teori (Studi
pertama,
pendidikan. Kemudian mendapatkan
mengumpulkan informasi (research
temuan, konsensus, proposisi, dan
and information collecting). Dalam
generalisasi
penelitian ini terkait kajian informasi
(verstehen) terhadap materi-materi
tentang kegiatan pembelajaran di
pendidikan di Taman kanak-kanak
Taman Kanak-kanak serta informasi
yang cocok diberikan kepada anak-
tambahan lainnya terkait dengan
anak tingkat Taman Kanak-kanak,
kegiatan
kemudian
focus group discussion dengan para
kajian pustaka yang menyangkut
guru, kepala sekolah, dan Dinas
teoritis
Aspek
Pendidikan Provinsi dan kota. Hal ini
dini,
tentu saja mempengaruhi volume
pembelajaran,
tentang
perkembangan
hakikat Anak
usia
metode pembelajaran. Tahap
kedua,
dipahami
materi tulisan dan berbagai pendapat melakukan
perencanaan (planning), yang dalam 74
untuk
para ahli.
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
Tahap
ketiga,
mengembangkan
pembelajaran
(develop
preliminary
product)
dalam
keputusan
(judgment).
(Schumck
1996: 50-52)
form
of
Tahap kelima, pada tahap ke
penelitian
ini
lima melakukan revisi (main product
merupakan desain model bahan ajar
revision) melakukan focus group
tematik terpadu berbasis pendekatan
interview yang terdiri dari para guru
saintifik terkait dengan persiapan
TK dan kepala sekolah di lokasi
proses
menyangkut
ujicoba. Setelah pendidikan final
materi, proses dan evaluasi dengan
maka dilakukan Ujicoba efektifitas
melakukan sosialisasi berupa diskusi
pembelajaran.
pembelajaran
bersama berbagai kalangan.
Tahap keenam, difusi luas
Tahap keempat, sebelumnya
yang dalam penelitian ini sosialisasi
sudah dilakukan ujicoba terbatas
secara makro dilakukan pada tahun
pada
ke tiga.
tahun
kedua,
maka
dikembangkan instrumen ukur sesuai dengan
kegiatan
Sementara Borg dan Gall
yang
dalam Semiawan mengembangkan
dan
Research and Development ke dalam
kemudian dilakukan ujicoba terbatas
tiga siklus, yaitu (1) siklus kajian, (2)
di
siklus
dikembangkan,
dikalibrasi
lapangan
testing)
(preliminary
untuk
field
menjustifikasi
evaluasi,
pengembangan
dan
(3)
melalui
siklus enam
pembelajaran yang dikembangkan
tahapan sesuai metode Research and
yang dalam penelitian ini dipadukan
Development
dengan
wilayah
metode
action
research
dan
melalui
pemetaan
langkah-langkah
dengan menggunakan dua putaran
kegiatan seperti yang terdapat pada
siklus
fase
bagan berikut ini (Semiawan, 2007:
fase
181-187).
saja,
permulaan penemuan
yaitu
melalui
(initiation), (detection),
dan
fase
75
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
Bagan 1 Siklus Penelitian Research and Development
SIKLUS I
SIKLUS II
KAJIAN
SIKLUS III
PENGEMBANGAN
Tahap I. Pengumpulan data dan teori Tahap II Deskripsi Kajian Kegiatan Pembelajaran di TK Temuan-temuan, konsensus, proposisi dan generalisasi
EVALUASI
Tahap III
Tahap V
Bahan Ajar Tematik melalui pendekatan saintifik. Mengobservasi, menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan
Model Pembelajaran yang telah direvisi setelah final diujicobakan
Tahap IV
Tahap VI Difusi luas
Diseminasi terbatas untuk penyempurnaan
collection), terkait dengan kajian Adapun rinciannya sebagai berikut:
tentang pendekatan saintifik yaitu
Siklus I Pertama dari tiga siklus Research and Development ini akan dilakukan serangkaian kajian yang terdiri atas dua tahapan. Tahap
pertama
mengumpulkan
informasi (research and information
76
pustaka yang menyangkut teoritis
mengamati, menalar,
dan
menanya,
mencoba,
mengomunikasikan.
Dari teori dan kajian isu-isu mutakhir lainnya ini terbentuklah desain kajian anak usia dini seperti bagan berikut:
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
Bagan 2 Desain Kajian Model Pembelajaran Pendekatan Saintifik Desain Model Bahan Ajar Tematik Terpadu berbasis Pendekatan Saintifik
Pendidikan Anak Usia Dini Pembelajaran
Saintifik 1. 2. 3. 4. 5.
Mengamati Menanya Mencoba Menalar Mengomunikasi kan
Model Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik di TK
observasi, wawancara, diskusi, dan Tahap
kedua,
melakukan
focus group discussion dengan para
perencanaan (planning), yang dalam
guru dan kepala sekolah.
penelitian ini melakukan serangkaian
Siklus
kajian tentang pendidikan anak usia
dengan melalui dua tahapan sebagai
dini
berikut:
menyangkut
perkembangan,
aspek
pembelajaran
dan
Tahap
II
Melakukan
ketiga,
Evaluasi
merupakan
pendekatan saintifik yang kemudian
pengembangan
mendapatkan
konsensus,
berupa pemetaan materi pendekatan
proposisi, dan generalisasi untuk
saintifik yang patut untuk Taman
dipahami
Kanak-kanak
temuan,
(verstehen)
melalui
konsep
yang
aplikatif
dilakukan
di
77
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
sekolah. Selanjutnya dikembangkan
Siklus
sebuah
pengembangan yang terdiri atas dua
model
pendekatan
pembelajaran
saintifik
dari
kajian
III
Merupakan
tahap:
setiap tahap.
Tahap kelima, melakukan perbaikan
Tahap keempat, Mengembangkan
dan
Instrumen
terbatas.
melakukan
ukur,
dikalibrasi
ujicoba
dan
terbatas
sudah
diujicobakan Dan
secara
perbaikan
di
pembelajaran ini akan dihasilkan
lapangan (preliminary field testing)
sebuah model pembelajaran sebagai
untuk melihat kesesuaian materi di
studi
lapangan dengan perkembangan anak
dikembangkan dan direplikasi.
khususya
Tahap
meng
observasi
rintisan
yang
pembelajaran
sekolah
ditransferabilitaskan.
pengembangan
dengan
kognitif
anak.
untuk
keenam,
pengetahuan para guru dan kepala terkait
siap
sebuah siap
Analisis
data
dilakukan
Selanjutnya penelitian ini dipadukan
dengan kualitatif deskriptif. Data
dengan metode action research agar
yang dianalisis dalam penelitian ini
dapat menjustifikasi pembelajaran
adalah 1) Data identifikasi sekolah
yang dikembangkan untuk melihat
dan guru 2) Data
sejauh mana signifikansi dengan
pengembangan kognitif 3) Data uji
perubahan terhadap perkembangan
hasil
anak
Development 4) Data hasil analisis
siklus
dengan
menggunakan
putaran
saja,
melalui
serangkaian
fase,
permulaan
(initiation),
penemuan
(detection),
satu
yaitu
dan
penelitian
pengetahuan
Research
and
penelitian.
fase
Instrumen penelitian Research and
fase
Development
fase
lembar observasi, wawancara dan
ini
menggunakan
keputusan (Judgment). (Schmuck,
dokumentasi
1996:
sangat
perangkat evaluasi lainnya berupa
membantu melakukan penyesuaian-
instrumen ukur dan daftar pertanyaan
penyesuaian secepatnya pada saat
yang disusun berdasarkan kebutuhan
terjadi perubahan pada objek yang
lapangan.
diteliti.
terhadap para guru berisi informasi
78
50-52)Metode
ini
dilengkapi
Instrumen
dengan
pertanyaan
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
mengenai data mendasar, wawasan
Tahap
kedua,
melakukan
dan pengetahuan yang diteliti. Selain
perencanaan (planning), yang dalam
itu juga disusun instrumen yang
penelitian ini melakukan serangkaian
mengumpulkan informasi pendukung
kajian
melalui ”most significant change”
Literatur), diskusi dengan para guru
yang memberikan reaksi perubahan
dan kepala sekolah, para pakar
seketika
yang
pendidikan. Kemudian mendapatkan
Melalui
temuan, konsensus, proposisi, dan
diteliti
terhadap (Hopkins
sekolah 1993).
pustaka dan teori (Studi
instrumen ini akan ada masukan dan
generalisasi
untuk
dipahami
koreksi sebagai perbaikan terhadap
(verstehen) terhadap materi-materi
pendidikan yang dilaksanakan dalam
pendidikan di Taman kanak-kanak
penelitian.
yang cocok diberikan kepada anakanak tingkat Taman Kanak-kanak,
HASIL DAN PEMBAHASAN
focus group discussion dengan para
Hasil penelitian ini sangat
guru, kepala sekolah, dan Dinas
terkait dengan 10 (sepuluh) tahap
Pendidikan Provinsi dan kota. Hal ini
pengembangan
penelitian
tentu saja mempengaruhi volume
pengembangan menurut Borg dan
materi tulisan dan berbagai pendapat
Gall, yaitu:
para ahli.
model
Tahap
pertama,
Tahap
ketiga,
mengumpulkan informasi (research
mengembangkan
and information collecting). Dalam
(develop
preliminary
penelitian ini terkait kajian informasi
product)
dalam
tentang kegiatan pembelajaran di
merupakan desain model bahan ajar
Taman Kanak-kanak serta informasi
tematik terpadu berbasis pendekatan
tambahan lainnya terkait dengan
saintifik terkait dengan persiapan
kegiatan
proses
pembelajaran,
kemudian
pembelajaran form
of
penelitian
ini
pembelajaran
menyangkut
kajian pustaka yang menyangkut
materi, proses dan evaluasi dengan
teoritis
melakukan sosialisasi berupa diskusi
tentang
perkembangan
hakikat Anak
usia
Aspek dini,
bersama berbagai kalangan.
metode pembelajaran.
79
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
Tahap keempat, sebelumnya
Hasil nya dari penelitian ini
sudah dilakukan ujicoba terbatas
adalah menghasilkan draft Tematik
pada
terpadu
tahun
kedua,
maka
dan
berbasis
pada
dikembangkan instrumen ukur sesuai
pendekatan saintifik untuk di taman
dengan
kanak-kanakyang
kegiatan
dikembangkan,
yang
dikalibrasi
dan
lanjutan
di
tema-tema.
testing)
(preliminary
untuk
field
proses
penyempurnaan melalui penelitian
kemudian dilakukan ujicoba terbatas lapangan
masuk
dengan
pengembangan
Tema
tersebut
menjustifikasi
dikembangkan dari tema-tema yang
pembelajaran yang dikembangkan
sudah ada, hanya saja lebih spesifik
yang dalam penelitian ini dipadukan
kepada materi yang terkait dengan
dengan
research
tema yang dekat dengan anak usia
dengan menggunakan dua putaran
dini baik di lingkungan sekolah
siklus
fase
maupun lingkungan sekolah. Proses
fase
belajar mengajar dilakukan melalui
fase
pendekatan
saintifik.
pemerolehan
pengetahuan
metode
saja,
permulaan
action
yaitu
melalui
(initiation),
penemuan
(detection),
dan
keputusan
(judgment).
(Schumck
1996: 50-52) Tahap kelima, pada tahap ke
melalui kepada
pendekatan media
Proses anak
pengamatan yang
dapat
penjelaskan
kepada
lima melakukan revisi (main product
memberikan
revision) melakukan focus group
anak terkait dengan tema. Proses
interview yang terdiri dari para guru
pemerolehan
TK dan kepala sekolah di lokasi
melalui proses Tanya jawab antara
ujicoba. Setelah pendidikan final
anak dengan guru, atau antara anak
maka dilakukan Ujicoba efektifitas
dengan anak. Proses pemerolehan
pembelajaran.
pengetahuan
pengetahuan
anak
anak
melalui
Tahap keenam, difusi luas
mengumpulkan informasi, baik itu
yang dalam penelitian ini sosialisasi
melalui membaca buku, diskusi, dan
secara makro dilakukan pada tahun
mencari
ke dua.
dibimbing oleh guru. Pemerolehan informasi
80
dalam
juga
internet
dapat
yang
dilakukan
Pembelajaran Berbasis Tematik . . . Dadan Suryana
melalui
asosiasi
atau
sempurna karena masiih banyak
yang
yang
Dan
khususnya terkait dengan bahan ajar,
informasi
dapat
karena hasil pada tahun pertama baru
dalam
bentuk
pada tahap pengembangan tema dan
menghubungkan lama
informasi
dengan
yang
pemerolehan diperoleh
anak
baru.
harus
dikejakan
yaitu
mengomunikasikan.
proses kegiatan pembelajarannya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa pengembangan bahan ajar tematik terpadu berbasis Pendekatan
saintifik
sangat
diperlukan oleh guru-guru dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak, hal itu dapat di lihat dari hasil Focus Group Discussion yang mana guruguru sangat mengharapkan tematema
pembelajaran
diselesaikan meraka
lebih
dapat
cepat,
sangat
karena
membutuhkan
panduan. Selama ini mereka tidak mendapatkan
gambaran
tentang
pembelajarantematik terpadu melalui pendekatan
saintifik.
Dari
hasil
penelitian yang melakukan 6 tahap penelitian
pengembangan,
sudah
dapat menghasilkan tema-tema yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi guru-guru di Taman kanakkanak.
Namun
hal
ini
belum
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu pendekatan praktek) PT.Rinekacipta, Jakarta 2006 p 196 Borg Walter R., Meredith D.Gall, Educational Research, New York; Longman, 1989 Cathy Malley. National Network for Child Care. Avalaible at: http://www.nncc.org/child.dev.html Cook. Thomas D, Campbell. Donald T, Quasi-Experimentation (Designs & Analysis Issues for Filed Settings, USA, 1979 pp 95107 Depdiknas Kurikulum Hasil Belajar Anak Usia Dini (Jakarta: Puskur.2002) Hosnan. (2013) Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 (Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2103) Ghalia Indonesia, Bogor. Jackman. L.Hilda. Early Education Curriculum (A Child’s Connection to the world). NY: Cengage Delmar Learning. 2009 Morrison. George S, (2008). Fundamentals of Early Childhood Education, USA: Prentice Hall Seefeldt Carol & Nita Barbour. Early Childhood Education. NewJersey: PrenticeHall. 1998
81
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 11 Edisi 1, April 2017
Semiawan Conny R, “Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan” (Kencana Prenada Media Group, 2007) pp.181-187 Schmuck A Richard. Practical Action Research for Change (USA:IR/SKYlightTraining and Publishing, Inc,1996) p.50-52 Suryana. Dadan. Pendidikan Anak Usia Dini (Teori dan Praktek Pembelajaran) UNP Press, Padang (2013) Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, PT.Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2008 p.206, dan Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu pendektan praktik, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2006. p170
82