PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 KELAS IV SD GANDOK, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Annisa Nur Hidayat NIM 10108241074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2014
2
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan .... (Annisa Nur Hidayat) 1
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 KELAS IV SD GANDOK, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC-LEARNING KURIKULUM 2013 IN 4TH GRADE SD GANDOK, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA Oleh: annisa nur hidayat, pendidikan guru sekolah dasar/pendidikan pra sekolah dan sekolah dasar
[email protected],
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 kelas IV SD Gandok, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif jenis deskriptif, dengan subjek guru kelas IV, guru PJOK dan siswa kelas IV. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah model Miles dan Huberman. Peneliti menguji kredibilitas data melalui triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kelas IV telah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.Penggunaan model, metode dan media dalam pembelajaran teramati sudah mengaktifkan siswa dalam kegiatan saintifik.Pendekatan saintifik telah dilaksanakan dengan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan.Rangkaian kegiatan saintifik tersebut tidak selalu selesai dilaksanakan dalam satu pertemuan, ada yang dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya serta tidak selalu urut.Teknik penilaian yang digunakan oleh guru yaitu, tes tertulis, dan kinerja. Hambatan yang muncul dalam pelaksanaannya adalah kemampuan menalar anak yang masih kurang dan guru belum memahami cara pelaksanaan penilaian autentik.
Kata kunci: pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sekolah dasar, kurikulum 2013 Abstract This research is aimed to describe the investment of appreciate acheivment value to students of SD Negeri Mendungan I Yogyakarta. This research used descriptive qualitative method, and the subject were head master, teachers and some sutudents of the first up to fifth grade, and religion teacher. Data collection techniques used were passive partisipative observation, deep interview, and documentation. Data analysis technique using Miles and Huberman models. Examination of the validity of the data is done by technique triangulation.the research showed that the 4th grade teacher has implemented the scientific learning process. The usage of learning model, method and media has activated the students in scientific activities. The scientific learning has implemented in observing, questioning, collecting information, inferring and communicating. Not all of scientific activities has implemented at one meeting. The implementation didn’t always in order. The assessment technique that used by teacher were essay (written test), work performance, and portfolio. The obstacles showed up in the scientific learning in 4th grade were less optimal of student’s inferring abilities and the teacher’s less understand on the authentic assessment holistically. Keywords: scientific learning, elementary school, kurikulum 2013
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015
mencari tahu bukan diberi tahu dan menekankan
PENDAHULUAN Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan
kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi
supaya
pembawa
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
sistemstis
warganegara yang beriman, produktif, kreatif,
pembelajaran, misalnya inkuiri, problem-based
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
learning dan project-based learning, dipilih
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
karena dapat mendorong anak untuk belajar
peradaban dunia (Kementerian Pendidikan dan
berproses.
untuk mempersiapkan insan Indonesia
Kebudayaan 2013, 2013:80). Anak belajar untuk
pengetahuan
Menurut
dan
dan
berpikir
kreatif.Beberapa
Syaiful
Sagala
logis, model
(2010:74)
tahu (berpengetahuan), belajar untuk melakukan
pendekatan keterampilan proses adalah suatu
(berketerampilan), belajar untuk hidup bersama
pendekatan pengajaran memberi kesempatan
(bersikap) dan belajar untuk menjadi apa yang
siswa untuk ikut menghayati proses penemuan
diinginkan (minat). Konsep dasar mengajar pun
atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
berkembang. Mengajar tidak hanya sebagai
keterampilan
proses penyampaian materi pelajaran tetapi juga
penelitianmenyebutkan bahwa pembelajaran IPA
sebagai proses mengatur lingkungan (Riezema,
dengan pendekatan keterampilan proses efektif
2013:22).
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
proses.
Salah
satu
hasil
harus
Bangunjiwo (Benni, 2012:108). Hal ini dapat
bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif
dilihat dari kognitif produk siswa yaitu nilai
mencari
guru
rerata kemampuan akhir kelas eksperimen sebesar
harus mampu merancang pembelajaran yang
81,00 dan kelas kontrol sebesar 76,04. Selisih
dapat melatih keterampilan anak. Anak tidak saja
rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
belajar konsep tetapi juga belajar keterampilan
adalah sebesar 4,96. Dari selisih tersebut dapat
proses dan sikap dalam kegiatan.
diartikan bahwa kelas eksperimen memiliki hasil
Dengan
demikian
tahu”.Dalam
pembelajaran
implementasinya
maka
belajar kognitif produk IPA siswa dengan
kegiatan belajar mengajar dalam Kurikulum 2013
keterampilan proses lebih tinggi daripada kelas
dirancang
kontrol.
Untuk
mencapai
dengan
tujuan
beberapa
tersebut
karakter
yang
membedakananya dengan kurikulum sebelumnya,
SD Gandok adalah salah satu sekolah uji
yaitu pada pola pikir perumusan kurikulum dan
coba kurikulum 2013.Sebelum kurikulum 2013
pola penguatan proses. Adapun pada penguatan
ini dilaksanakan, khususnya untuk tingkat SD,
proses
karakteristik
guru kelas uji coba, yaitu kelas I dan IV diberikan
menggunakan
pendekatan
pendidikan dan pelatihan.Selama pelaksanaan
mengamati,
menanya,
pun guru-guru tersebut dibimbing oleh pengawas
pembelajaran
penguatan saintifik
yaitu melalui
mengumpulkan
terdapat
informasi,
menalar
dan
kurikulum.
ilmu
Sosialisasi tidak hanya kepada guru-guru
pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
pengampu kelas uji coba kurikulum 2013 tetapi
untuk semua pelajaran, menuntun siswa untuk
juga kepala sekolah dan orang tua siswa.Tetapi
mengkomunikasikan,
menggunakan
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan .... (Annisa Nur Hidayat) 3
guru kelas uji coba masih belum memahami
pembelajaran tersebut dilakukan dan hambatan
beberapa materi, dalam kegiatan pembelajaran
guru
maupun penilaian. Khususnya guru kelas IV,
berpendekatan
mengatakan bahwa dirinya belum memahami
pemikiran
penilaian
dan
melakukan penelitian bagaimana pelaksanaan
penciptaan proses belajar sesuai dengan petunjuk
Kurikulum 2013 di SD Negeri Gandok dengan
dan arahan pelatihan dan pengawas.
mengetengahkan
autentik
Minimnya
secara
menyeluruh
fasilitas,
misalnya
ruang
dalam
melaksanakan saintifik
tersebut,
Pembelajaran
laboraturium, alat-alat pendukung, dan tata ruang
Kurikulum
sekolah yang belum memadahi untuk sejumlah
Yogyakarta.”
ini.Berangkat
peneliti
tertarik
judul
Dengan 2013
pembelajaran
di
dari untuk
“Pelaksanaan
Pendekatan
Saintifik
SD
Gandok
Negeri
siswa, menyebabkan guru harus membagi siswa dalam
kelompok
melakukan
dan
beberapa
bergantian
kegiatan.
dalam
Ketersediaan
lingkungan luar kelas sebagai salah satu sumber belajar
pada
pembelajaran
berpendekatan
saintifik pun terbatas, ruang komputer dan ruang baca perpustakaan tidak memadahi sejumlah siswa satu kelas.Penyediaan LCD dan komputer pun masih sangat minim sehingga menyebabkan kurang efektif dan efisiennya pembelajaran. Siswa
masih
kesulitan
menalar
dan
memerlukan bimbingan dalam menemukan dan memahami
informasi
sehingga
guru
masih
“memberitahu” siswa.Oleh karena hal tersebut guru kelas IV mengatakan bahwa dirinya kesulitan melaksanakan penilaian autentik sesuai petunjuk teknis penilaian autentik karena terfokus pada membimbing siswa. Dengan tidak puasnya orang tua siswa atas laporan hasil belajar (rapor) pada tahun pertama uji coba maka penyampaian diubah dengan menyertakan
nilai
angka
yang
harus
dikonversikan dalam deskripsi. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui strategi guru dalam melaksanakan pendekatan saintifik, dan bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan, bagaimana penialaian autentik dari
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jika melihat permasalahan yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.Peneliti
mendeskripsikan
strategi
pembelajaran yang digunakan guru, proses pelaksanaan pembelajaran dengan pendektan saintifik, pelaksanaan penilaian dan hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Gandok, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan September 2014. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah satu guru kelas IV, satu guru PJOK dan sepuluh siswa kelas IV SD Gandok. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Guna proses pelaksanaan pengumpulan data, peneliti
menggunakan
partisipan,wawancara
observasi
semiterstruktur,
non dan
dokumentasi.Instrumen dan penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantudengan panduan observasi dan panduan wawancara.
Teknik Analisis Data
4
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015
Teknik analisis data yang digunakan peneliti
peserta didik untuk berpikir secara kritis, analitis
adalah model Miles dan Huberman dengan
dan
aktivitas
memecahkan
reduksi
data,
display
data,
dan
tepat
mengidentifikasi, masalah
dan
memahami,
mengaplikasikan
Peneliti
substansi, (4) peserta didik mampu berpikir
menguji kredibilitas data melalui triangulasi
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan,
teknik.
dan mengasosiasi tautan satu dengan yang lain,
conclusion
drawing/
Triangulasi
kredibilitas
data,
verification.
teknik dilakukan
untuk
menguji
dengan
cara
(5) pembelajaran mendorong dan menginspirasi
mengecek data kepada sumber yang sama dengan
peserta
didik
untuk
mampu
memahami,
teknik yang berbeda.
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
substansi, dan (6) kegiatan dan pengetahuan
Hasil Penelitian
berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
Berdasarkan observasi dari hari pertama
yang dapat dipertanggungjawabkan.
sampai hari ke-10 guru menggunakan model
Guru sudah melaksanakan langkah-langkah
inkuiri.Sesuai dengan perencanaan dalam RPP
pembelajaran yang menggamit aspek kognitif,
guru merancang pembelajaran berpendekatan
afektif dan psikomotor.
saintifik dengan model inkuiri. Pelaksanaan
Kegiatan mengamati dilaksanakan secara
model inkuiri menggunakan metode diskusi,
individu maupun kelompok.Agar siswa lebih
pengamatan, eksplorasi, percobaan, tanya jawab,
fokus
penugasan dan ceramah. Guru menggunakan
memberikan pertanyaan atau tabel pengamatan
bahan konkret dan visual (gambar).Terlihat pada
terlebih
saat
tersebut
pengamatan.Selain itu guru memberi bimbingan
mengaktifkan siswa dalam kegiatan saintifik.
secara langsung dalam kegaitan pengamatan ini.
Selain itu penggunaan media konkret dan visual
Guru berkeliling dan memberikan pertanyaan
tersebut dapat mendukungsiswa aktif dalam
yang membuat siswa mencari tahu dengan
kegiatan saintifik.
mengamati.Kegiatan mengamati teramati pada
observasi
metode-metode
pada
dulu
materi
yang
sebelum
ditargetkan
siswa
guru
melakukan
Secara keseluruhan guru sudah melakukan
observasi pertama hingga observasi ke 9.Kegiatan
pembelajaran berpendekatan saintifik di kelas IV
yang teramati yaitu mengamati media, membaca
sesuai dengan karakteristik pembelajaran ilmiah
bacaan, mengamati gambar, dan mengamati
yaitu: (1) Materi pembelajaran berbasis pada
demonstrasi guru. Siswa tidak menggunakan alat
fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
bantu
dengan logika atau penalaran tertentu, (2)
membimbing siswa dalam kegiatan mengamati
penjelasan guru, respon peserta didik, dan
agar siswa dapat mengkonsultasikan temuannya.
interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari
dalam
pengamatan.
Guru
selalu
Kegiatan menanya dilakukan tidak selalu
atau
setelah pengamatan atau sebelum mengumpulkan
penalaran menyimpang dari alur berpikir logis,
informasi saja, tetapi sebelum pengamatan atau
(3) pembelajaran memotivasi dan menginspirasi
setelah
prasangka,
pemikiran
yang
subjektif,
mengumpulkan
informasi.
Guru
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan .... (Annisa Nur Hidayat) 5
memberikan pertanyaan yang dapat menggali
memberikan pertanyaan siswa kepada siswa lain.
pengetahuan awal dan pengalaman nyata siswa
Hal ini agar terjadi diskusi klasikal dan melatih
terkait materi setiap awal pembelajaran. Dengan
siswa menyampaikan pendapatnya.
pertanyaan tersebut guru mengajak siswa masuk
Berdasarkan
wawancara
siswa
kelas
IV
dengan
pada kegiatan mengamati untuk mencari sebab
beberapa
atau contoh lain pada media yang sesuai. Guru
membentuk kalimat tanya yang benar sehingga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
pertanyaan lisan siswa sangat kritis tetapi
bertanya. Pertanyaan siswa meliputi makna kata
pertanyaan tertulis mereka terkadang kurang
yang belum dipahami dan sebab akibat yang
tepat. observasi
masih
guru,
kesulitan
belum siswa pahami.Hal yang sering ditanyakan
Hasil
menunjukkan
siswa kepada guru yakni kekurangjelasan siswa
menggunakan
untuk pengerjaan tugas dari guru serta hubungan
mengumpulkan informasi.Pelaksanaan kegiatan
sebab akibat yang mungkin terjadi.
pengumpulan
variasi
kegiatan
dilaksanakan
pada
guru untuk
observasi
Tingkat pertanyaan siswa sebagian besar
pertama hingga observasi ke-9 dengan beberapa
mengingat dan mengetahui.Muncul pula beberapa
metode misalnya mencoba, meniru, berdiskusi,
pertanyaan
dan penugasan.
dengan
tingkatan
tinggi
seperti
menerapkan. Pertanyaan siswa masih pada tahap
Kegiatan pengumpulan informasi yang tidak
rendah yang mengindikasikan cara berpikir siswa
teramati ketika observasi adalah membaca buku
pun masih pada tahap berpikir tahap rendah. Oleh
pendukung
karena itu guru harus memberikan pertanyaan
wawancara.Berdasarkan wawancara siswa dan
tingkat tinggi agar siswa terdorong untuk berpikir
guru, kegiatan membaca pernah dilaksanakan di
pada tingkta tinggi (Martin D.J, 2009:274).
perpustakaan maupun di rumah di luar jam
Kegiatan menanya memang tidak sulit dilaksanakan
di
kelas
IV
karena
karakter
selain
efektif.Siswa informasi
buku
juga
tematik
pernah
melalui
dan
mengumpulkan
kegiatan
wawancara.
siswanya yang sangat kritis.Oleh karena itu guru
Gurupernah
harus
dengan
kepada tokoh masyarakat. Pertanyaan siswa
yakni
disusun di sekolah dengan bimbingan guru dan
memaksimalkan
menginspirasi
siswa
kegiatan
untuk
bertanya,
dengan memberikan pertanyaan yang membuat siswa bertanya lebih lanjut serta menanyakan hal-
memberikan
tugas
wawancara
kegiatan dilaksanakan di luar jam efektif. Selama
proses
kegiatan
guru
selalu
itu
guru
hal baru atau fenomena yang terjadi disekitar
membimbing
mereka.Misalnya guru bertanya “Ini tadi segi
menindaklanjuti hasil pengumpulan informasi
empatnya
yang dilakukan siswa melalui tanya jawab.
sama
tidak
panjang
dan
lebarnya?”(baling-baling kincir air), kemudian siswa bertanya “Memangnya ngaruh ya bu?” Selain itu untuk mengarahkan kekritisan
siswa.
Setelah
Kegiatan menalar didorong guru melalui kegiatan
tanya
jawab,
mengelompokkan
informasi sesuai kelompoknya, menghubungkan
siswa pada pembelajaran guru tidak langsung
materi,
memberikan
mengerjakan soal.Pada observasi hari pertama,
jawaban
kepada
siswa
tetapi
menyimpulkan
informasi
dan
juga
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015
hari ke-3, hari ke-5, hari ke-6 dan hari ke-7 siswa
eksplorasi, percobaan, tanya jawab, penugasan
sudah bisa mengelompokkan informasi sesuai
dan ceramah. Metode tersebut sesuai dengan
kelompoknya
persamaan
prinsip-prinsip yang dikemukakan Wina Sanjaya
perbedaannya.Pada observasi ke-6 siswa masih
(2008:305) dalam melaksanakan model ini yaitu
kesulitan membuat kesimpulan pengamatan. Guru
mengembangkan
memberikan bimbingan dan penjelasan kepada
menjalin interaksi antara siswa dan siswa maupun
siswa dengan teknik contoh bukan contoh.
siswa dan guru bahkan siswa dan lingkungan
Kemudian
kemampuan
sekitar, prinsip bertanya, dan prinsip keterbukaan
menyimpulkan siswa melalui penulisan laporan
yaitu bebas untuk mencoba sesuai pembelajaran
pada
dan kemampuannya.
dan
mencari
guru
observasi
menguji
ke-9
percobaan
sifat-sifat
kemampuan
berpikir
anak,
cahaya.Berdasarkan dokumentasi laporan siswa,
Penggunaan media juga sudah sesuai dengan
siswa sudah bisa menyimpulkan percobaan dan
perkembangan kognitif siswa yang menurut teori
pengamatan.Berdasarkan
dengan
perkembangan kognitif Piaget usia 10 hingga 11
siswa, siswa masih sering kesulitan dalam
tahun masuk pada tahap operasi konkret. Guru
kegiatan
menggunakan bahan konkret dan visual (gambar).
menalar
wawancara
misalnya
menyimpulkan,
menghubungkan dan mengerjakan soal.
Guru mengembangkan ranah pengetahuan
Kegiatan mengomunikasikan dilakukan siswa
yang merupakan transformasi materi ajar agar
dalam berbagai macamseperti: membacakan hasil
peserta didik tahu dan menyimpulkan tentangapa
diskusi,
atau
informasi yang sudah di dapat, dengan tanya
percobaan, membacakan laporan pengamatan
jawab dalam menyimpulkan fakta dan data yang
atau percobaan, menanggapi informasi siswa lain
diperoleh menjadi konsep, pemberian tambahan
dan tanya jawab. Kegiatan tersebut dilakukan
materi
secara individual, kelompok maupun klasikal.
tambahan latihan soal, pemberian kesempatan
menulis
laporan
pengamatan
Dalam menanggapi informasi siswa masih
dari
menyampaikan
buku
pendukung,
pendapatnya
pemberian
agar
mereka
sebatas menggunakan kalimat sederhana dan
termotivasi untuk tahu, dan pemberian tambahan
jawaban sederhana misalnya, benar atau salah,
catatan.Guru
dan menunjukkan bagian yang berbeda.
yangmerupakan transformasi materi ajar agar peserta
tahu
tentang
ranah
sikap
alasan-alasan
mendasar mengapa informasi tersebut harus kita
Pembahasan Model yang digunakan guru selama observasi dilakukan
didik
mengembangkan
adalah
inkuiri,
yaitu
kegiatan
pelajari, yaitu dengan kegiatan perenungan yang didalamnya
terdapat
pertanyaan
alasan
pembelajaran yang menekankan pada proses
mempelajari materi terkait, pembiasaan sikap
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dalam belajar dan berinteraksi. Sedangkan ranah
dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti
keterampilan
dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina
materi ajar agar peserta didik tahu cara atau
Sanjaya, 2008:303). Pelaksanaan model inkuiri
proses mendapatkan informasi dikembangkan
menggunakan
dalam kegiatan praktik mencoba dan menirukan.
metode
diskusi,
pengamatan,
yang
merupakan
transformasi
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan .... (Annisa Nur Hidayat) 7
Dalam kegiatan mengamati siswa melakukan
siswa berpikir ulang, 6)merangsang peningkatan
mendengar,
kemampuan kognitif dimana pertanyaan sudah
menyentuh, dan membaca untuk mendapatkan
mulai diarahkan pada pertanyaan analisis dengan
informasi sesuai tujuan belajar.Hal ini sesuai
kata
dengan apa yang dikemukakan Srini M Iskandar
sedangkan pertanyaan siswa lebih banyak pada
(1996:49) menyatakan bahwa pengamatan ilmiah
tingkat mengingat dan mengetahui dan beberapa
adalah proses pengumpulan informasi dengan
pertanyaan tingkat menerapkan juga muncul
menggunakan semua indera atau memakai alat
walupun jarang.
variasi
untuk
kegiatan
yaitu
membantu
melihat,
indera.
Guru
tanya
“mengapa”
dan
“bagaimana”.
telah
Dalam kegiatan mengumpulkan informasi,
merencanakan apa saja yang akan diamati siswa
beberapa kegiatan sudah dilaksanakan oleh siswa,
sehingga pertanyaan yang diberikan sistematis
yaitu mencoba, berdiskusi, penugasan, meniru
dan membantu anak dalam kegiatan mengolah
gerak, membaca sumber lain selain buku teks,dan
informasi nantinya. Hal ini sesuai dengan teknik
wawancara. Kegiatan mencoba muncul enam kali
observasi terstruktur, dimana fenomena subyek,
dari
obyek atau situasi yang akan diobservasi oleh
pembelajaran dengan pendekatan eksperimen
peserta didik telah direncanakan dan diatur secara
atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap yaitu
sistematis dibawah bimbingan guru, dan guru
persiapan,
memberikan tugas pengamatan biasa (common
(Kementerian
observation), yaitu melibatkan siswa sebagai
Kebudayaan,2013:227 ).Kegiatan meniru muncul
observer sepenuhnya dan mendokumentasikan
dua kali pada saat siswa berolahragayaitu dengan
hasil dalam catatan pengamatan. (Kementerian
mengamati
Pendidikan dan Kebudayaan 2013, 2013:216).
penjelasan
Kegiatan menanya sudah dilaksanakan guru pada
setiap
pembelajaran.
kali
pelaksanaan
observasi.Kegiatan
dan
tindak
pendidikan
gerakan
guru
lanjut dan
serta
menyimak
guru, kemudian siswa mencoba
menirukan. Sesuai dengan yang dikemukakan
telah
Carin, A. A. (1993: 13) meniru atau replicating
memberikan pertanyaan yang merujuk pada
adalah menunjukkan aksi yang sama seperti yang
kriteria
dilihat atau didemonstrasikan dalam bentuk
pertanyaan
yang
Guru
sepuluh
baik
menurut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013,
simbol, motif, maupun prosedur.
(2013:218) : 1) singkat dan jelas, misalnya “apa
Kegiatan tanya jawab atau diskusi teramati
itu bendungan?”, 2) menginspirasi jawaban,
muncul tiga kali dari sepuluh kali observasi.
misalnya “sebutkan contoh perubahan energi
Untuk menggali keingintahuan siswa guru dapat
pada radio!”, 3) bersifat probing atau divergen,
memberikan
misalnya “apakah keempat makanan tradisional
menginspirasi siswa untuk bertanya.Hal tersebut
itu ada perbedaan dan persamaannya? Bagaimana
sesuai dengan yang dikemukakan Udin Syaefudin
cara mencari persamaan dan perbedaan makanan
Sa’ud (2008:170) bahwa dalam pembelajaran
tradisional? (observasi ke-3)”, 4)bersifat validatif
saintifik
yaitu dengan menanyakan pertanyaan yang sama
menemukan
pada siswa yang berbeda, 5)memberi kesempatan
pertanyaan.Kegiatan
guru
pertanyaan
yang
mengarahkan sendiri
siswa
dengan pengumpulan
dapat
untuk bantuan yang
8
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015
dilakukan sudah mengarahkan siswa untuk
kesimpulan dan penjelasan dari hasil pengamatan
menemukan informasi sendiri meskipun masih
(2006:28).
memerlukan bimbingan guru.Hal tersebut sesuai
Cara menalar yang dilaksanakan siswa salah
dengan pemikiran Alice Crow (Wina Sanjaya,
satunya melalui deduktif yaitu ketika siswa
2011:71) bahwa siswa hendaknya ditempatkan
mencari kenampakan alam pada peta.Siswa
sebagai subyek belajar yang berusaha untuk
mengelompokkan
belajar sendiri.Artinya, siswa harus didorong
kenampakan alam buatan yang mereka temukan
untuk melakukan berbagai aktivitas belajar,
didasarkan pada penjelasan guru sebelumnya
bukan hanya sekedar menerima informasi dari
tentang definisi kenampakan alam alami dan
guru.
buatan
secara
kenampakan
umum.
alami
Dijelaskan
dan
dalam
Dari kegiatan observasi dan mengumpulkan
Kemendikbud (2013:220), menalar deduktif yaitu
informasi lainnya siswa mendapatkan data yang
cara menalar dengan menarik kesimpulan dari
dicatat dalam hasil pengamatan maupun yang
fenomena yang bersifat umum menuju pada hal-
tidak dicatat misalnya hasil diskusi.Kemudian
hal yang bersifat khusus.
data tersebut diolah dengan membuat kategori
Seperti
yang
dikemukakan
Abruscato
atau mengelompokkan data, mengasosiasi atau
(Nasution, 2007:144) mengkomunikasikan adalah
menghubungkan informasi dan menyimpulkan
menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil
informasi.
dikumpulkan hasil pengamatan yang berhasil
Kegiatan menalar ini muncul pada setiap
dikumpulkan
atau
menyampaikan
hasil
pembelajaran dengan kegitan membuat kategori
penyelidikan.Kegiatan
atau mengelompokkan data, mengasosiasi atau
dilaksanakan melalui lisan, yaitu membacakan
menghungkan informasi serta menyimpulkan. Hal
hasil atau laporan pengamatan dan kegiatan
itu sesuai dengan yang dikemukakan Settlage
menulis, yaitu menulis laporan pengamatan.Guru
(2012:64) pengelompokan atau pengklasifikasian
mengarahkan siswa untuk menanggapi dengan
adalah
hasil
pernyataan
pengamatan ke dalam grup atau kelompok.
pertanyaan
Kegiatan menalar dengan menghubungkan sebab-
informasi yang disajikan maupun pertanyaan
akibat atau sebab-akibat juga teramati enam kali
tanggapan siswa lain. Sebagaimana dikemukakan
dari sepuluh observasi, salah satunya yaitu siswa
Abdul Majid (2014: 234) menjelaskan kegiatan
menalar hubungan saklar, nyala lampu dan energi
mengomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi
listrik untuk menemukan pola perubahan energy
oleh guru agar peserta didik mengetahui secara
listrik.
benar apakah jawaban yang dikerjakan sudah
proses
mengorganisasi
obyek
Kegiatan menyimpulkan informasi dilakukan
mengomunikasikan
benar-salah dan
atau
memberikan
mengklarifikasi
terhadap
benar atau ada yang harus diperbaiki.
mandiri oleh siswa sebanyak dua kali dari
Secara
sepuluh kali observasi. Kegiatan ini dilakukan di
dilaksanakan
setelah kegiatan pengumpulan informsi selesai
kegiatan dilaksanakan pada satu pertemuan. Guru
sesuai dengan pendapat Patta Bundu, penarikan
keseluruhan, guru
kegiatan
walaupun
tidak
saintifik semua
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan .... (Annisa Nur Hidayat) 9
melaksanakan kegiatan saintifik dengan tidak
jawaban singkat dan essay terbuka (extended-
urut.
rensponse).Selain untuk mengukur hasil belajar guru
siswa pada tingkatan yang lebih tinggi soal essay
memang telah melakukan penilaian kinerja pada
juga dapat melayani perbedaan kemampuan
penilaian sikap tetapi pada saat observasi guru
kognitif siswa.
Berdasarkan
dokumen
penilaian,
tidak terlihat mengisi penilaian.Berdasarkan hasil
Berdasarkan hasil wawancara guru telah
wawancara dengan guru, guru mengamati saja
memahami bahwa penilaian proyek adalah
ketika pembelajaran lalu mengisi daftar nilai di
penilaian tugas yang harus diselesaikan siswa
luar jam pembelajaran.Guru belum memahami
pada waktu tertentu berupa pengamatan atau
bahwa penilaian kinerja adalah penilaian yang
percobaan tetapi guru belum memahami cara
dilaksanakan dengan mengamati siswa saat
penilaian proyek.Oleh karena itu guru belum
mengerjakan pekerjaan sesuai materi bukan
melaksanakan penilaian proyek. Hambatan
dengan melihat hasil pekerjaan siswa. Dalam penilaian portofolio guru menilai
yang
muncul
adalah
belum
optimalnya kemampuan menalar siswa menjadi
portofolio yang terbaik saja walaupun portofolio
hambatan
lain tetap dikerjakan. Hal tersebut belum sesuai
pemebelajaran
dengan beberapa pendapat terkait penilaian
menemukan sendiri.Hal tersebut terjadi karena
portofolio, seperti yang dikemukakan Zainal
siswa terbiasa dengan pembelajaran ekspositori
Arifin (2009:198) bahwa portofolio sebagai suatu
sejak kelas I sampai kelas III. Selain itu guru
wujud benda fisik atu kumpulan suatu hasil dari
belum dapat optimal melaksanakan penilaian
kegiatan yang terpilih disesuaikan tujuan dan
autentik sebagai hasil belajar pada pembelajaran
kompetensi yang ingin dicapai.Kumpulan karya
berpendekatan saintifik karena belum memahami
portofolio
menunjukkan
cara mengolah nilai deskripsi menjadi rentang
kemajuan siswa dengan menampilkan karya
skor dan belum memahami cara melaksanakan
pertama hingga karya setelah disempurnakan agar
kegiatan proyek.
seharusnya
dapat
guru
dalam
dengan
melaksanakan
model
inkuiri
atau
terlihat pembelajaran yang dialami siswa karena tujuan penilaian ini mendorong siswa untuk
SIMPULAN
dan
Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil
menyempurnakan setiap hasil kerjanya (Sanjaya,
penelitian, dapat disimpulkan bahwa guru kelas
2008:364).Sebagaimana
IV
mencapai
hasil
yang
lebih
yang
baik
dikemukakan
SD
Gandok
Genesee dan Upshur (Sarwiji Suwandi, 2010:
pembelajaran
92),
meliputi
portofolio
dapat
menunjukkan
kepada
sudah
berpendekatan
kegiatan
melaksanakan saintifik
mengamati,
menanya,
mereka (juga bagi yang lain) atas usaha,
mengumpulkan
kemajuan, dan pencapaian mereka dalam bidang
mengomunikasikan.Semua rangkaian kegiatan
studi tertentu.
saintifik tersebut tidak selalu selesai dilaksanakan
Penilaian tes tertulis dilaksanakan pada akhir subtema.Soal yang dibuat guru berbentuk
informasi,
yang
menalar
dan
dalam satu pertemuan, ada yang dilaksanakan berlanjut
pada
pertemuan
berikutnya
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015
menyesuaikan materi dan jadwal.Pelaksanaan rangkaian kegiatan saintifik tersebut pun tidak selalu
urut.
Dalam
proses
pembelajaran
berpendekatan saintifik guru menggunakan model
Kemendikbud.(2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pembelajaran, metode pembelajaran dan media yang sesuai dengan tujuan, perkembangan siswa dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan saintifik. Proses pembelajaran berpendekatan saintifik yang dilaksanakan guru sudah memenuhi kriteria ilmiah. Hambatan yang ditemui guru adalah belum dapat melaksanakan penilaian autentik sesuai petunjuk teknis pelaksanaan kurikulum maupun peraturan kementerian terkait karena guru belum memahami cara pelaksanaan penilaian autentik secara keseluruhan. Hambatan yang ditemui siswa adalah masih kesulitan dalam kegiatan menalar
terutama
menyimpulkan
informasi
sehingga siswa belum dapat melaksanakan pembelajaran inkuiri secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Carin,Arthur A. (1993).Teaching Science Through Discovery. New York: Macmillan Publishing Company Benni Hartati. (2012). Keefektifan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Bangunharjo Kasihan Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 (Skripsi). Yogyakarta: FIP
Martin, David Jerner. (2009). Elementary Science Methods A Constructivist Approach. United States of America: Wadworth Cengage Learning Nasution.(2005). Asas-asas Kurikulum.Jakarta: Bumi Aksara Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta : DEPDIKNAS Sarjiwi Suwandi. (2010). Model Assesment dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka Settlage John and Sherry a. Southerland.(2012). Teaching science to every child. New York: Routledge Sitiatava Rizema Putra. (2012). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press Srini M Iskandar. (1996). Pendidikan ilmu pengetahuan alam. Jakarta: departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi. Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Udin
Syaefudin Sa’ud. (2008). Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Wina
Sanjaya. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana
Inovasi
Zainal Arifin. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakary