PREVALENSI SERANGGA PADA SISTEM PERTANAMAN CAMPURAN DI KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
Kharirrotun Nafiah, Sofia Ery Rahayu, Agus Dharmawan Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang Email:
[email protected]
ABSTRAK: Upaya peningkatan gizi keluarga dilakukan dengan cara memanfaatkan pekarangan rumah tangga yang dikenal melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dalam aplikasi program KRPL masalah hama menjadi kendala utama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi serangga pada tanaman yang dominan yaitu cabai (Capsicum frutescens L.), terong (Solanum melongenaL.) dan sawi (Brassica juncea (L.) Czern). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dan pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016. Penelitian dilakukan di 3 desa, dengan sampel 4 Rumah Pangan Lestari (RPL) di setiap desa. Sampel serangga diambil pada pukul 08.0010.00, 11.00-13.00 dan 14.00-16.00 yang diulang sebanyak 4 kali.Data prevalensi serangga dianalisis deskriptif dan matematis dengan anava ganda. Hasil penelitian yaitu serangga yang ditemukan pada tanaman cabai, terong dan sawi terdiri dari 5 ordo, 12famili dan 26 genus.Serangga yang memiliki prevalensi tertinggi pada tanaman cabai adalah Nezara, pada tanaman terong adalah Epilachna dan pada tanaman sawi adalah Euproctis. Prevalensi serangga pada waktu pagi, siang dan sore tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Kata kunci: prevalensi, serangga, KRPL
ABSTRACK:Efforts to improve family nutrition by utilizing the yard of house named Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). In the application program of KRPL pest problems become major obstacles. The purpose of this researchto know prevalence of insects ondominant plants as chili (Capsicum frutescens L.), eggplant (Solanum melongena L.) and mustard (Brassica juncea (L.) Czern). The approach used in this study was a descriptive exploratory and sampling was conducted in February-March 2016. The study was conducted in 3 villages, with 4 samples Rumah Pangan Lestari (RPL) in every village. Insect samples were taken at 08:0010:00 am, 11:00 am -01:00 pm and 02:00-04.00 pm were repeated 4 times. Insect prevalence data were analyzed descriptively and mathematically with anova. The results show that is insects was found in pepper, eggplant and mustard consists of 5 orders, 12 families and 26 genera. Insect that have highest prevalence in pepper is Nezara, in eggplant is Epilachna in mustard is Euproctis. Insect prevalence in the morning, afternoon and eveningdid not significant value. Keywords: prevalence, insect, KRPL
1
PENDAHULUAN Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah suatu kawasan yang berbasis dusun, desa atau wilayah yang terdiri dari rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif yang disebut dengan Rumah Pangan Lestari (RPL) (Kementerian Pertanian, 2012).KRPL Arum Melati yang berlokasi di Desa Kalangan Kecamatan Ngunut merupakan KRPL terbaik di Tulungagung yang mewakili Tulungagung untuk lomba KRPL tingkat provinsi pada tahun 2015 dan berhasil menjadi juara ke 5 (BAKORWIL Madiun, 2015).KRPL yang masih aktif di Kecamatan Ngunut adalah KRPL Arum Melati di Desa Kalangan yang terdiri dari 30 anggota, KRPL Dewi Parwati di Desa Kromasan yang terdiri dari 15 anggota dan KRPL Sekar Arum di Desa Balesono yang terdiri dari 40 anggota.Sektor pangan merupakan sektor utama yang menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat. Komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dibudidayakan di KRPL adalah cabai, terong dan sawi. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman digunakan sebagai bumbu masakan, dipasarkan dalam keadaan segar, kering atau olahan dan sebagai komoditas eksport (Marthini et al., 2014).Terong (Solanum melongena L.) merupakan komoditas pertanian yangmempunyai nilai ekonomis tinggi dan memiliki kandungan gizi cukup lengkap(Marviana dan Utami, 2014).Sawi (Brassica juncea(L.) Czern) merupakan salah satu komoditashortikultura yang digunakan sebagai makanan sayuran dan memiliki banyak manfaat (Kholidin et al., 2016).Permintaan cabai, terong dan sawi cenderung meningkat setiap tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Peningkatan permintaan cabai, terong dan sawi disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk. Kecenderungan permintaan komoditas hortikultura tidak diimbangi dengan tersedianya tanaman sayur yang sehat untuk dikonsumsi karena produksi cabai, terong dan sawi di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari pertanian konvensional dan sisanya dari pertanian organik (Hubeis et al., 2014).KRPL merupakan suatu program yang mengusakan lahan pekarangan rumah secara organik dan jumlah tanaman yang heterogen. Beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan adalah cabai, terong, sawi, brokoli, kubis, tomat, bayam, kucai, kangkung, bawang pre dan seledri. Jenis tanaman yang heterogen memungkinkan
2
serangga yang hadir pada tanaman cabai, terong dan sawi merupakan hama utama dan juga dapat berasal dari tanaman di sekitarnya karena hama dapat bersifat polifagus, sehingga kehadiran jenis serangga pada tanaman menjadi lebih banyak. Meilin (2014) menyebutkan bahwa thrips, kutu daun, kutu kebul dan lalat buah merupakan hamautama tanaman cabai. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Azwana dan Hasyim (2004) Epilachna septimamerupakan salah satu serangga yang menjadi hama utama pada tanaman famili Solanaceae yang menyebabkan tingkat kerugian 10-35%. Sastrosiswoyoet al. (2005) menyebutkan bahwa hama penting pada tanaman sawi adalah ulat daun yaitu Plutella xylostella danCrocidolomia binotalis. Dengan mengetahui jenis serangga dan inangnya, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pemilihan tanaman dalam teknik tumpangsari untuk upaya pengendalian populasi serangga yang merugikan di KRPL.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan di 3 KRPL Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung yaitu KRPL Dewi Parwati (Desa Kromasan), KRPL Arum Melati (Desa Kalangan) dan KRPL Sekar Arum (Desa Balesono) dan identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Ekologi jurusan Biologi FMIPA UM pada bulan Februari-Maret 2016. KRPL yang diambil sebagai sampel ditentukan yang memiliki tanaman cabai, terong dan sawi. Di setiap KRPL diambil 4 RPL yang masing-masing digunakan sebagai lokasi pengambilan sampel. Sampel diambil dengan cara mengamati kehadiran serangga pada tanaman yang dominan yaitu cabai, terong dan sawi. Pada tanaman tersebut, diamati kehadiran serangga sebanyak 30% dari total setiap jenis tanaman. Pengamatan dilakukan pada tiga periode waktu setiap harinya, yaitu 6 Γ 15 menit pagi hari pukul 08.00-10.00 WIB, siang hari pukul 11.00-13.00 WIB dan sore hari pukul 14.00-16.00 WIB, yang diulang sebanyak 4 kali. Faktor abiotik yang diukur adalah suhu, kelembaban, intensitas cahaya dan kecepatan angin. Analisis data matematis untuk setiap setiap genus serangga pada tanaman cabai, terong dan sawi adalah sebagai berikut.
3
Prevalensi=
π½π’πππ β πππ π π’ππ‘π’ πππππ ππππ ππ’ππ’π 08.00β10.00 /(11.00β13.00)/(14.00β16.00) Ζ© π»πππ ππππππππ‘ππ π₯ Ζ© πππππππ π¦πππ ππππππ‘π
Data prevalensi setiap genus serangga dan waktu pengambilan selanjutnya dianalisis menggunakan anava ganda dengan bantuan software SPSS 16 untuk mengetahuiserangga yang memiliki prevalensi kehadiran yang tinggi dan juga rendah, serta untuk mengetahui pengaruh waktu pengamatan (pagi, siang dan sore) terhadap prevalensi serangga. Data selanjutnya dijabarkan secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga yang Ditemukan pada Sistem Pertanaman Campuran di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Total genus serangga yang ditemukan pada tanaman cabai,terong dan sawi terdiri dari 5 ordo, 12 famili dan 26 genus yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Genus Serangga yang Ditemukan pada Tanaman Cabai, Terong dan Sawi No Genus Cabai Terong Sawi Potensi / Peranan Fase Hidup Serangga 1 Coreus β Hama Imago 2 Gonocerus β β β Hama Imago 3 Physomerus β β Hama Imago 4 Eurydema β β Hama Imago 5 Nezara β β β Hama Imago 6 Dendrocoris β β β Hama Imago 7 Megacopta β Hama Imago 8 Euproctis β β Hama Larva 9 Dasychira β β β Hama Larva 10 Lymantria β β β Hama Larva 11 Crocidolomia β Hama Larva 12 Heliocoverpa β Hama Larva 13 Melanoplus β β β Hama Imago 14 Trimerotropis β β β Hama Imago 15 Xenocatantops β β Hama Imago 16 Oxya β β Hama Imago 17 Phlaeoba β Hama Imago 18 Atractomorpha β β β Hama Imago 19 Hypolixus β Hama Imago 20 Charidotella β Hama Imago 21 Epilachna β Hama Imago 22 Coelophora β β β Predator Imago 23 Menochilus β β β Predator Imago 24 Dilatitibialis β Predator Imago 25 Mantis β β Predator Imago 26 Tenodera β Predator Imago Total Genus 18 17 17
Genus serangga yang paling banyak ditemukan pada tanaman cabai sebanyak 18 genus, sedangkan pada terong dan sawi ditemukan 17
4
genus.Serangga yang ditemukan merupakan serangga yang berpotensi sebagai hama dan serangga predator baik berupa fase larva dan imago. Kehadiranserangga pada beberapa jenis tanaman disebabkanserangga bersifat polifagus dan mampu berpindah tempat. Serangga pada fase larva mampu berpindah tempat dengan melewati tajuk tanaman. Larva yang ditemukan saat penelitian
adalah
Euproctis,
Lymantria,
Dasychira,
Crocidolomia
dan
Heliocoverpa. Pamuji et al. (2013) menyatakan bahwa larva tersebut dapat berpindah antar tanaman melalui daun yang saling bersinggungan sehingga larva dapat berjalan menuju tanaman lain. Perpindahan serangga pada fase imago dilakukan dengan cara terbang atau berjalan. Syarkawi et al. (2015) menyebutkan bahwa serangga khususnya yang dapat terbang dan berpindah untuk menghindari naik turunnya temperatur, kelembaban, zat kimia atau faktor abiotik lainnya untuk menghindari kondisi yang merugikan. B. Prevalensi Serangga pada Sistem Pertanaman Campuran di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Rerata prevalensi serangga pada tanaman cabai yang ditemukan di KRPL
3.09
2.95
2.01 1.42 0.81 0.72
0.53
0.38 0.35 0.32 0.28
0.22
0.09 0.070.07 0.030.02 0.01
Nezara Coreus Gonocerus Coelophora Melanoplus Menochilus Dasychira Atractomor⦠Lymantria Mantis Trimerotropis Euproctis Eurydema Hypolixus Xenocatant⦠Dendrocoris Oxya Physomerus
Rerata Prevalensi Serangga (6x15 menit) pada Pukul 08.00-10.00, 11.0013.00 dan 14.00-16.00 (Selama 4 Hari)
dapat dilihat dalam bentuk grafik yang disajikan pada Gambar 1.
Genus
Gambar 1. Rerata Prevalensi Serangga pada Tanaman Cabai
Berdasarkan grafik pada Gambar 1, Nezara merupakan serangga yang memiliki prevalensi paling tinggi pada tanaman cabaidibandingkan yang lainnya. 5
Nezara memiliki rerata prevalensi 2-3 individu/ tanaman. Nezara merupakan serangga yang menyerang buah cabai dengan cara menghisap, sehingga buah menjadi rusak. Menurut Hasnah (2012) bahwa Nezara merupakan hama polifagus yang sering dilaporkan menyerang beberapa tanaman yaitu padi, jagung, tembakau, kentang, cabai, kapas, jeruk, buncis dan berbagai tanamanpolong. Serangan Nezara dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, sehingga menurunkan hasil panen baik secara kualitas maupun kuantitas. Rerata prevalensi serangga pada tanaman terong yang ditemukan di KRPL
12.04
4.51 1.88 1.55
0.840.82
0.160.140.14 0.100.060.060.05 0.030.020.020.01
Epilachna Megacopta Dasychira Atractomorpha Lymantria Melanoplus Trimerotropis Coelophora Menochilus Mantis Nezara Gonocerus Dendrocoris Tenodera Phlaeoba Physomerus Oxya
Rerata Prevalensi Serangga (6x15 menit) pada Pukul 08.00-10.00, 11.0013.00 dan 14.00-16.00 (Selama 4 Hari)
dapat dilihat dalam bentuk grafik yang disajikan pada Gambar 2.
Genus
Gambar 2. Rerata Prevalensi Serangga pada Tanaman Terong
Berdasarkan grafik pada Gambar 2, Epilachna merupakan serangga yang memiliki prevalensi paling tinggipada tanaman terong dibandingkan yang lain. Epilachna merupakan serangga yang paling berpotensi sebagai hama karena memiliki rerata 12,04 individu/ tanaman.Epilachna memiliki tempat hidup dan makanan yang sama dan menyebabkan rusaknya daun, sehingga daun tinggal mesofil dan bahkan tulang daunnya. Srinivasan (2009) juga menegaskan bahwa Epilachna bersifat polifagus dan tanaman inang utamanya adalah terong, mentimun, tomat, kentang dan kacang merah. Rerata prevalensi serangga pada tanaman sawi yang ditemukan di KRPL dapat dilihat dalam bentuk grafik yang disajikan pada Gambar 3.
6
1.02
0.860.86 0.60 0.230.23 0.20 0.130.12
0.060.06 0.040.030.03 0.020.02
Euproctis Atractomorpha Eurydema Crocidolomia Dasychira Coelophora Melanoplus Gonocerus Trimerotropis Xenocatantops Lymantria Dilatitibialis Menochilus Heliocoverpa Dendrocoris Charidotella Nezara
Rerata Frekuensi Kehadiran Serangga (6x15 menit) pada Pukul 08.00-10.00, 11.0013.00 dan 14.00-16.00 (Selama 4 Hari)
3.06
Genus
Gambar 3. Rerata Prevalensi Serangga pada Tanaman Sawi
Berdasarkan grafik pada Gambar 3, Euproctis merupakan serangga yang paling berpotensi sebagai hama karena memiliki rerata prevalensi mencapai 3,06 individu/ tanaman. Euproctis merupakan hama utama pada apel, cabai, kubis, brokoli, sawi dan tanaman berkayu (Gupta dan Tara, 2014). Serangga yang prevalensinya rendah pada tanaman cabai, terong dan sawi dapat disebabkan karena serangga yang hadir bersifat polifagus dan diduga memiliki inang utama selain cabai, terong dan sawi yang kehadirannya pada tanaman tersebut hanya singgah sementara. Tanaman yang ditemukan di sekitar lokasi penelitian adalah kangkung, bayam, singkong, kacang panjang, selada, kucai, seledri, selada, brokoli, bawang pre, beluntas, buah naga, mangga, rambutan, belimbing, pepaya, pisang, sawo, markisa, jeruk, kemangi, kenikir, strawberi danlidah buaya. Serangga predator yang ditemukan berasal dari Famili Coccinelidae dan Mantodea yang kehadirannya memiliki prevalensi yang rendah. Borroret al. (1996) menjelaskan bahwa Mantodea merupakan serangga pemangsa tingkat tinggi dan makanannya berasal dari segala jenis serangga. Menurut Bray dan Nieh, (2014) menimbulkan
kehadiran serangga predator seperti Mantis dan Tenodera kadang dampak
yang
kurang
menguntungkan
karena
memangsa
Coccinelidae dan serangga polinator yaitu lebah madu Apis cerana dan Apis mellifera.
7
Menochilus, Coelophora dan Dilatitibialis merupakan agen pengendali hayati untuk kutu daun, pernyataan ini dipertegas oleh Susilo (2007) yang menyebutkan bahwa kelompok Coccinelidae tertentu memiliki kecenderungan memangsa anggota Aphididae yang lebih spesifik. Coocinelidae merupakan serangga predator yang ditemukan hampir di setiap rumah, kehadiran Coccinelidae salah satunya disebabkan karena keberadaan Aphididae yang merupakan mangsa utama kumbang Coccinelidae.
C. Distribusi Temporal Serangga pada Sistem Pertanaman Campuran di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Data rerata prevalensi serangga yang telah dianalisis menggunakan Anava ganda untuk mengetahui pengaruh waktu (pagi, siang dan sore) terhadap prevalensi serangga dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Uji F Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Prevalensi Serangga pada Tanaman Cabai, Terong dan Sawi No 1 2 3
Tanaman Cabai Terong Sawi
Sum of Square 0,022 0,022 0,007
df 2 2 2
Mean Square 0,011 0,011 0,004
F 1,101 1,885 1,110
Sig. 0,344 0,168 0,342
Berdasarkan Tabel 2, hasil analisis prevalensi serangga pada pagi, siang dan sore tidak menunjukkan nilai yang signifikan untuk semua jenis tanaman karena nilai signifikansinya > 0,05. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 berarti waktu pegamatan (pagi, siang dan sore) tidak berpengaruh terhadap prevalensi serangga, sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan analisis uji beda nyata. Distribusi temporal serangga pada pagi, siang dan sore tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal tersebut, terjadi karena serangga yang diamati sebagian besar merupakan hama yang kehadirannya tergantung pada faktor makanan (inang). Hal ini sesuai dengan pernyataan Susniahti et al. (2005) bahwa keberadaan satu jenis tanaman inang memungkinkan serangga tertentu berada disuatu tempat. Anwar dan Yulianto (2013) juga menyebutkan bahwa jika faktor makanan dapat dipenuhi sepanjang tahun, maka akan mendorong pertumbuhan populasi.
8
KESIMPULAN DAN SARAN Serangga yang ditemukan di KRPL terdiri dari 26 genus yang digolongkan dalam 5 ordo dan 12 famili. Serangga yang memiliki rerata prevalensi yang tinggi dibandingkan lainnya, sehingga berpotensi merugikan adalah Nezara, Epilachna, dan Euproctis. Prevalensi serangga paling tinggi yaitu pada waktu pagi hari. Data distribusi temporal menunjukkan prevalensi serangga pada pagi, siang dan soremengalami perubahan tetapi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Saran yang direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya yaitu mengetahui serangga yang aktif di malam hari, senyawa kimia pada tanaman yang menarik kehadiran serangga dan sistem pertanaman campuran yang mampu mengendalikan kehadiran serangga yang merugikan. DAFTAR RUJUKAN Anwar, H. dan Yulianto. 2013. Identifikasi Hama-Hama Utama Tanaman Sayuran di Lokasi Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) Kabupaten Banjarnegara. Dalam Seminar Nasional Optimalisasi Lahan Pekarangan untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Agribisnis, Semarang 6 November 2012. Semarang. UPT UNDIP Press. Hal 517-520. Azwana dan Hasyim, A. 2004. Studi Biologi Epilachna septima pada Tanaman Paria (Momordica charantia L.). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 2 (2): 15-23. Badan Pusat Statistik. 2014. Data Produksi Sub Sektor Hortikultura. (Online), www.pertanian.go.id. Badan Koordinasi Wilayah Madiun. 2015. Penilaian Lomba Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Tahun 2015 Provinsi Jawa Timur. (Online), www.bakorwilmadiun.jatimprov.go.id. Bray, A. dan Nieh, J. 2014. Non-Consumptive Predator Effect Shape Honey Bee Foraging and Recruitment Dancing. Plos One, 9 (1): 1-7. Borror, D.J., Triplehorn, C.A., Jhonson, N.F. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: UGM Press. Gupta, R. dan Tara, J.S. 2014. First Report on the Infestation Dynamic of Euproctis Scintillans Walker (Lepidoptera: Lymantridae) on Apple (Malus domestica Borkh) and Its Relation with Important Weather Factors In Jammu, India. Journal of Entomology and Zoology Studies, 2 (5): 285288. Hasnah, Susanna dan Sably, H. 2012. Keefektifan Cendawan Beauveria bassiana Vuill Terhadap Mortalitas Kepik Hijau Nezara viridula L. pada Stadia Nimfa dan Imago. Jurnal Floratek, 7: 13-24.
9
Hubeis, M., Widyastuti, H. dan Wijaya N.H. 2014. Prospek Cerah Produksi Sayuran Organik Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Petani. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 1 (2): 110-115. Kementerian Pertanian. 2011. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Jakarta: Kementerian Pertanian. Kholidin, M., Rauf, A. dan Barus, H.N. 2016. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Kombinasi Pupuk Organik, Anorganik dan Mulsa Limbah Palu. e-J. Agrotekbis, 4 (1): 1-7. Marthini, K., Lesilolo, K. dan Mariolkossu, B. 2014. Pengaruh Perbedaan Tingkat Kematangan Buah dari Dua Varietas Cabe (Capsicum frutescens, L.) Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih. Jurnal Budidaya Pertanian, 10 (1): 10-13. Marviana, D.D. dan Utami, L.B. 2014. Respon Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Terhadap Pemberian Kompos Berbahan Dasar Tongkol Jagung dan Kotoran Kambing Sebagai Materi Pembelajaran Biologi Versi Kurikulum 2013. JUPEMASI-PBIO, 1 (1): 161-166. Meilin, A. 2014. Hama Penyakit pada Tanaman Cabai serta Pengendaliannya. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Pamuji, R., Rahardjo, B.T. dan Tarno, H. 2013. Populasi dan Serangan Hama Ulat Kantung Metisa plana Walker (Lepidoptera: Psychidae) Serta Parasitoidnya di Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Jurnal HPT, 1 (2): 58-71. Sastrosiswojo, S., Uhan, T. dan Sutarya R. 2005. Penerapan Teknologi PHT pada Tanaman Kubis. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Srinivasan, R. 2009. Insect and Mite Pests on Eggplant. Shanhua: AVRDC. Susilo, F.X. 2007. Pengendalian Hayati Dengan Memberdayakan Musuh Alami Hama Tanaman. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susniahti, N., Sumeno, H. dan Sudarjat. 2005. Bahan Ajar Ilmu Hama Tumbuhan. Bandung: Universitas Padjajaran. Syarkawi, Husni dan Sayuthi, M. 2015. Pengaruh Tinggi Tempat Terhadap Tingkat Serangan Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) di Kabupaten Pidie. Jurnal Floratek, 10 (2): 52-60. Tara, J.S., Azam, M., Ayei, S., Feroz, M. and Ramamurthy, V.V. 2009. Bionomics of Hypolixus Truncatulus (F) (Coleiptera: Curculionidae: Lixini), A Major Pest of Amaranthus caudatus L. Munis Entomology & Zoology, 4 (2): 510-518.
10