STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KABUPATEN PASURUAN GUNA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN Wenny Mamilianti 1), Novi Itsna Hidayati 2) 1) Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Email:
[email protected] 2) Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Email:
[email protected]
ABSTRACT “Kawasan Rumah Pangan Lestari” (KRPL) Pucangsari village is already running three years but not all rural areas apply KRPL it needs a proper strategy for development. The purpose of this study is (a) identify the internal factors and external factors in the (KRPL); (b) Identify and conduct an analysis of the obstacles encountered in (KRPL); (c) determine the development strategy KRPL. Based on calculations in the table IFE matrix, found that the total value of the weighted scores of 2.894965. Of the total weighted score can be concluded that the program KRPL has strong internal position because it is above the value of 2.50. The Analysis EFE matrix, found that the total value of the weighted scores of 2.935484. This shows that the program has been relatively strong KRPL in taking advantage of opportunities to address the threat. Strategy that can be done to develop the program in the village KRPL Pucangsari is to utilize the strengths and opportunities that exist. Strategies that can be done by the program manager KRPL is to do various things such as utilizing vacant land and a yard that has not been utilized for KRPL, vacant land can seek under integrated farming of integrating crops, fish and livestock. Then, by strengthening the role of institutions in the implementation of the program. Optimizing human resources with frequent training and education on the application of pattern KRPL program. Establish partnerships with government and other agencies that support KRPL. The strategy is expected KRPL program development can be realized immediately. Keywords: Strategy, KRPL, Pasuruan
PENDAHULUAN
local (BBP2TP,2012). Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) mempunyai sasaran yang ingin dicapai adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Kementerian Pertanian memperkenalkan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) sebagai salah satu upaya mendukung ketahanan pangan. Pengembangan rumah pangan merupakan arahan presiden RI yang ditindaklanjuti oleh Kementerian Pertanian dengan mengemSalah satu daerah Jawa Timur yang dibangkan model KRPL. Rumah pangan merupakan salah satu konsep pemanfaatan lahan tunjuk sebagai daerah yang mengaplikasikan pekarangan baik di pedesaan maupun per- program KRPL adalah Desa Pucangsari Kecakotaan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan memberdayakan potensi pangan |1 |
matan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Seperti tujuan KRPL pada awalnya yakni untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengurangi biaya pengeluaran rumah tangga, penambahan pendapatan keluarga, dan meningkatkan kesejahteraan. Program ini kurang lebih sudah berjalan selama 3 tahun lebih dan tentunya sedikit banyak telah memberikan dampak terhadap anggota rumah tangga yang telah menjadi anggota KRPL. Berjalannya sebuah program tidak bisa berjalan tanpa adanya kerjasama yang baik diantara lembaga yang terkait. Di Desa Pucangsari program ini dijalankan oleh KWT Mayangsari dan dibantu oleh lembaga desa yang lainnya, banyak hal yang perlu di evaluasi terutama aspek kelembagaan. Walaupun program KRPL telah bertahun-tahun berjalan, evaluasi tetap diperlukan sebagai bahan atau referensi bagi program-program pemberdayaan masyarakat. Selain dijalankan oleh lembaga lokal desa, bagaimanakah peran Dinas terkait terhadap program ini? Desa Pucangsari sering menjadi percontohan oleh beberapa desa di Kabupaten Pasuruan dalam penerapan konsep KRPL. Namun apakah KRPL di desa Pucangsari sudah berjalan dengan baik khususnya bagaimanakah persepsi warga/masyarakat desa terhadap program ini. Keberlanjutan sebuah program dapat dilihat salah satu indikatornya adalah antusias obyek sasaran program dalam melaksanakannya, bertahannya program tersebut di dalam masyarakat dan manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena KRPL didesa Pucangsari ini menjadi percontohan oleh beberapa desa di Kabupaten Pasuruan maka diperlukan sebuah strategi yang tepat untuk pengembangannya. Strategi yang diperlukan juga diperuntukkan bagi desa-desa yang akan menerapkan program KRPL tersebut. Seperti yang diuraikan diatas, maka kami tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang Kawasan Rumah |2 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Pangan Lestari khususnya bagaimana strategi yang tepat dalam pengembangan program ini.
I.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitiannya ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dalam Penerapan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 2. Mengidentifikasi dan melakukan analisis terhadap kendala yang dihadapi dalam pengembangan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 3. Mengetahui strategi pengembangan program pelaksanaan Kawasan Rumah Pangan Lestari /KRPL.
METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Pucangsari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Daerah ini dipilih karena telah menerapkan KRLP hampir 3 tahun. Untuk kondisi saat ini KRPL di Desa Pucangsari sudah merambah 4 dusun dari 6 dusun yang ada di Desa Pucangsari. Desa Pucangsari menjadi desa rujukan bagi desa-desa yang ada di Kabupaten Pasuruan untuk pengembangan KRPL. Dengan dasar tersebut lokasi penelitian ditetapkan secara purposive sampling. Analisis data menggunakan teknik analisis SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) merupakan faktor internal serta peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) merupakan faktor eksternal. Analisis SWOT membandingkan antara faktor internal dan eksternal dengan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Untuk menentukan faktor-faktor yang data tingkat kepentingan di analisis menggumempengaruhi pengembangan KRPL dilaku- nakan skala nilai (rating scale). kan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari HASIL DAN PEMBAHASAN aspek internal serta faktor-faktor yang menjadi A. Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan peluang dan ancaman dari aspek eksternal. Kelemahan) Prioritas strategi dilakukan dengan menilai Pelaksanaan Program Kawasan Rumah faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksterPangan Lestari di Desa Pucangsari Kecanal berdasarkan tingkat kepentingan. Penilaian matan Purwodadi Kabupaten Pasuruan pendapat menggunakan skala likert kemudian sudah berjalan hampir 3 tahun. Tabel 1. Identifikasi Faktor Internal KRPL FAKTOR INTERNAL MODAL
KEKUATAN Lahan kosong masih tersedia
KELEMAHAN Keuangan masyarakat masih lemah untuk membangun KRPL
Pekaranngan yang belum termanfaatkan masih tersedia SDM
Anggota utama sebagian besar adalah ibu RT Kemampuan bercocok tanam sudah dimiliki sebelum KRPL ada Tersediannya waktu luang ibu -ibu (anggota)
Sistem Produksi
Ketersediaan input/saprodi mudah didapat
Produktivitas hasil produksi masih rendah
Sarana informasi dan transportasi mendukung
Belum ada kreteria standart mutu
Deversifikasi komoditi bisa diterapkan
Karakter masyarakat yang sulit menerima program baru
Kondisi lingkungan yang mendukung Teknologi budidaya yang diterapkan adalah sistem organic Program KRPL tidak rumit dilaksanakan Pemasaran Sistem Organisasi
Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat/anggota lulus SMP
Hasil mempunyai daya saing dengan produk di luar KRPL Kelembagaan pendukung KRPL sudah terstruktur Kelembagaan desa seperti PKK, KWT, Karang taruna sudah terbentuk
Belum adanya usaha memasarkan keluar desa Pendampingan belum berjalan dengan baik Pendampingan masih bersifat isidental
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |3 |
B. Identifikasi Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berpengaruh dari luar organisasi/program. Identifikasi faktor eksternal seperti pada tabel 2. Tabel 2. Identifikasi Faktor Eksternal KRPL FAKTOR PELUANG EKSTERNAL Budaya masyarakat dalam gemar makan sayur, buah, daging dan ikan hasil kebun sendiri Budaya sudah lama ada Budaya gotong royong masih kental di masyarakat sehingga program KRPL mudah dilaksanakan dalam sistem kelompok
Sosial
Ekonomi
Lingkungan
Sistem musyawarah untuk mufakat didalam menyelesaikan masalah masih ada di masya rakat sehingga memudahkan koordinasi antar lembaga dan anggota sehingga program bisa berjalan baik
ANCAMAN
Desa Pucangsari terletak di Keca matan Purwodadi dimana banyak berdiri industri sedang sampai besar yang bisa menyerap tenaga kerja desa tersebut sehingga KRPL bisa terbengkalai
Suasana kekeluargaan didalam masyarakat masih ada sehingga menciptakan suasana kebersamaan diantara anggota Mengurangi masalah gizi buruk Dapat meningkatkan perekonomian desa dan kecamatan Sebagai alternatif usaha yang menghasilkan Bisa menjadi desa wisata Peluang kerjasama didalam permodalan dan pelatihan dengan lembaga pemerintah dan lembaga diluar desa yang terkait Menjaga kelestarian lingkungan
C. Matrik Strategi Faktor Internal dan Eksternal a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) FAKTOR INTERNAL KEKUATAN
Lahan kosong masih tersedia Pekaranngan yang belum termanfaatkan masih tersedia Ibu-ibu yang menjadi anggota utama sebagian besar adalah ibu RT Kemampuan bercocok tanam sudah dimiliki sebelum KRPL ada
|4 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
BOBOT
RATING
SCORE
0.065104
4
0.260417
0.058594
4
0.234375
0.052083
3
0.15625
0.058594
3
0.175781
FAKTOR INTERNAL KEKUATAN um RPL ada
RATING
SCORE
3
0.175781
Waktu luang ibu-ibu bisa termanfaatkan 0.058594 Ketersediaan input/saprodi mudah didapat 0.064236
4
0.256944
sarana informasi mendukung
0.046007
3
0.138021
Deversifikasi komoditi bisa diterapkan
0.058594
2
0.117188
Kondisi lingkungan yang mendukung Teknologi budidaya yang diterapkan adalah sistem organik Program KRPL tidak rumit dilaksanakan Hasil mempunyai daya saing dengan produk di luar KRPL Kelembagaan pendukung KRPL sudah terstruktur Kelembagaan desa seperti PKK, KWT, Karang taruna sudah terbentuk KELEMAHAN
3
0.14974
0.045573
3
0.136719
0.058594
4
0.234375
0.058594
3
0.175781
0.065104
3
0.195313
0.065104
3
0.195313
2
0.039063
1
0.019531
1
0.026042
2
0.052083
0.026042
2
0.052083
0.026042
1
0.026042
0.026042
1
0.026042
0.026042
2
0.052083
BOBOT
0.0499 13
Rata-rata tingkat pendidikan anggota lulus 0.019531 SMP Keuangan anggota masih lemah untuk 0.019531 membangun KRPL Produktivitas hasil produksi masih rendah 0.026042 0.026042 Belum ada kreteria standart mutu Belum adanya usaha memasarkan keluar desa Pendampingan belum berjalan dengan baik Karakter anggota yang sulit menerima program baru Pendampinga masih bersifat isidental TOTAL
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks IFE, diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar 2,894965. Dari total skor terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa Program KRPL memiliki posisi internal yang kuat karena berada di atas nilai 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa Program KRPL di desa Pucangsari telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Kekuatan utamanya adalah desa Pucangsari memiliki lahan kosong dan pe-
1
2.894965
karangan yang masih belum termanfaatkan secara maksimal. Selain itu akses untuk mendapatkan sarana produksi para anggota tidak mengalami kesulitan, tersedia dilingkungan sekitar berupa pupuk kompos. Untuk mendapatkan dan membuat pestisida alamipun bahan baku tersedia. Sedangkan kelemahan utama yaitu anggota belum berusaha memasarkan hasil keluar desa dan pendampingan dari aparat desa perlu lebih intensif lagi.
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |5 |
b. Eksternal Factor Evaluation (EFE) FAKTOR EKSTERNAL
BOBOT
PELUANG
Budaya masarakat dalam makan produk kebun sendiri
Budaya gotong royong di masyarakat Sistem musyawarah untuk mufakat dilakukan di masyarakat
Suasana kekeluargaan di dalam masyarakat
Mengurangi gizi buruk Dapat meningkatkan perekonomian kecamatan
0.09 6774 0.086022
RATING 3
SCORE 0.29 0323
3
0.258065
0.08 6022
3
0.258065
0.08 6022
3
0.258065
3
0.290323
0.09 6774
4
0.387097
Sebagai alternatif usaha yang menghasilkan
0.09 6774
3
0.290323
Bisa menjadi desa wisata
0.09 6774
3
0.29 0323
Menjaga kelestarian lingkungan
0.09 6774
3
0.29 0323
0.043011
2
0.08 6022
0.032258
2
0.043011
2
0.08 6022
0.043011
2
0.08 6022
0.096774
AN C AM AN
Desa Pucangsari terletak di Kawasan Industri
Akses transportasi yang belum memadai Belum ada jaringan pemasaran dengan pihak luar Belum ada kerjasama yg baik dengan lembaga diluar desa TOTAL
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal Program KRPL. Nilai total yang dibobot pada matriks ini merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating masing-masing faktor strategis eksternal Program KRPL. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks EFE, diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar 2,935484. Hal ini menunjukkan bahwa Program KRPL sudah relatif kuat dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Peluang utama adalah program KRPL ini dapat meningkatkan perekonomian desa-desa disekelilingnya dan kecamatan Purwosari. Hal ini terjadi karena dengan adanya program KRPL di Desa Pucangsari banyak peng|6 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
1
0.064516
2.935484
unjung untuk melihat desa percontohan KRPL sehingga desa-desa sekelilingnya dapat memanfaatkan dengan membuka warung makan, ojek, dan menjadi pemasar hasil KRPL. Peluang lain yang kuat adalah program ini menjadi sumber penghasilan lain baik masyarakat desa Pucangsari maupun masyarakat desa-desa disekitarnya. Program KRPL ini juga memiliki peluang yang cukup tinggi dalam melestarikan lingkungan. Sedangkan ancaman utama program KRPL ini akses transportasi yang belum memadai. Kondisi jalan yang sempit dan belum beraspal seluruhnya menyulitkan pengembangan program ini selain itu perlu ada penikiran dari pihak aparat desa sebagai pelaku program ini untuk membuka kerjasama seluas-luasnya
dengan pihak-pihak terkait agar program ini bisa dikembangkan diseluruh desa. D. Penentuan Strategi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari Stategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program KRPL di Desa Pucangsari adalah strategi Strategi SO (Strenghts-Opportunities). Dengan strategi SO ini pengelola program KRPL dapat melakukan berbagai hal antara lain memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan yang belum dimanfaatkan untuk KRPL, lahan kosong dapat di upayakan dalam pertanian terpadu yaitu memadukan tanaman, ikan dan ternak. Penataan dan pemanfaatan yang indah akan memberikan dampak lain yaitu desa yang indah asri dan lestari yang pada akhirnya bisa menjadikan desa Pucangsari desa wisata agro. Kemudian dengan memperkuat peranan lembaga dalam pelaksanaan program tersebut, maka dalam setiap kegiatan dan penerapannya dapat terorganisir dengan baik. Mengoptimalkan sumberdaya manusia merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan, yaitu dengan sering mengadakan pelatihan serta penyuluhan tentang pola penerapan Program KRPL, maka kemampuan masyarakat dalam menyerap informasi dan teknik pengembangan kawasan rumah pangan lestari akan bertambah dan dan semakin trampil. Menjalin hubungan kemitraan dengan pemerintah maupun swasta dapat memperlancar dalam urusan permodalan serta distribusi barang sehingga produksi yang mereka hasilkan dapat dipasarkan. Dari strategi tersebut diharapkan pengembangan program KRPL dapat segera terwujud.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesi m pu lan 1. Faktor-faktor internal untuk pengembangan program KRPL diantaranya lahan kosong dan pekarangan yang tersedia cukup luas. Ketersediaan input/saprodi yang mudah didapat, Selain itu dalam pelaksanaanya program KRPL juga tidak rumit untuk dilaksanakan oleh para anggota dikarenakan kemampuan dalam brcocok tanam sudah dimiliki sejak dulu. Sedangkan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi KRPL adalah budaya masysarakat dalam mengkonsumsi hasil produk dari kebun sendiri, pemenuhan gizi keluarga, serta peningkatan taraf ekonomi bagi keluarga yang malaksanakan Program KRPL, faktor tersebut menjadi peluang besar untuk dokembangkannya Program KRPL. 2. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks IFE, diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar 2,894965. Dari total skor terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa Program KRPL memiliki posisi internal yang kuat karena berada di atas nilai 2,50. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks EFE, diperoleh bahwa total nilai skor terbobot sebesar 2,935484. Hal ini menunjukkan bahwa Program KRPL sudah relatif kuat dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. 3. Stategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan program KRPL di Desa Pucangsari adalah strategi Strategi SO (StrenghtsOpportunities). Dengan strategi SO ini pengelola program KRPL dapat melakukan berbagai hal antara lain memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan yang belum dimanfaatkan untuk KRPL, lahan kosong dapat di upayakan dalam per-
Vol. 2 No. 2 Desember 2014 |7 |
tanian terpadu yaitu memadukan tanaman, ikan dan ternak. Kemudian dengan memperkuat peranan lembaga dalam pelaksanaan program tersebut. Mengoptimalkan sumberdaya manusia dengan sering mengadakan pelatihan serta penyuluhan tentang pola penerapan Program KRPL. Menjalin hubungan kemitraan dengan pemerintah maupun. Dari strategi tersebut diharapkan pengembangan program KRPL dapat segera terwujud.
Saran Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah meliputi: 1. Penerapan program KRPL di Desa Pucangsari harus mulai menetapkan standart mutu agar bisa dipasarkan keluar desa. 2. Peran Kelembagaan yang mengelola KRPL agar lebih intensif dalam melakukan pendampingan secara tetrus-menerus guna memberikan pembinaan, penyuluhan dan pelatihan kepada anggota. 3. Perlu adanya jalinan kemitraan yang dilakukan oleh anggota KRPL dengan pemerintah maupun pihak swasta, untuk memperbaiki sistem permodalan dan juga membuka pasar bagi para anggota.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Edisi lima. Yogyakarta: Rineka Cipta Badan Litbang Pertanian. 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta 26 Halaman.
|8 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014
Blau, Peter M. & W. Richard Scott. 1996. Formal Organizations: A Comparative Approach.San Francisco: Chandler Publishing Co. Djiwandi, 1994. Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan Adopsi Teknologi Usahatani. Jakarta. Eaton, Joseph W. (ed). 2000 Pembangunan Lembag dan Pembangunan Nasional: Dari Konsep Kegiatan Aplikasi. Terjemahan. Cetakan Pertama. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Etzioni, Amitai. 1995. Organisasi-Organisasi Modern Terjemahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustak Utama. Lubis, S.B. Hari & Martani Huseini. 1997. Teor Organisasi: Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: PT. Gramedia Pusat Utama. M. Aziz Firdaus. 2012. Metode penelitian. Tangerang: Jelajah Nusantara. Nachrowi, Usman H. 2005. Pen ggunaan Teknik ekonometrika., Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada Nazir, Muhammmad. 2002. Metode Penelitian Cetakan Ketiga. Jakarta.: Ghalia Indonesia. Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis Swot: Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Saifuddin, Azwar. 2001. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar S u g i y o n o . 2 0 12 . P an d u a n K R P L . ( h t t p : / / www.litbang.deptan.go.id/krpl/panduan) Diakses pada: 20 Juni 2013 S u g i y o n o . 2 0 12 . P an d u a n K R P L . ( h t t p : / / www.litbang.deptan.go.id/krpl/panduan) Diakses pada:20 Juni 2013
Wiendarti I.W. dan Gunawan. 2012. Petunjuk Teknis Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari Daerah Istimewa Yogyakarta. BPTP Yogyakarta, BBP2TP, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian.