PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul: Identifikasi Tingkat Kemampuan Siswa Konsep Struktur Atom Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Telaga Tahun Pelajaran 2013/2014
OlehMeyvie Potale NIM. 441407040
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Nurhayati Bialangi, M.Si NIP. 19620529 198602 2 002
Dr.Lukman Abdul Rauf Laliyo, M.Pd NIP. 196911241994031001
Mengetahui : Ketua jurusan pendidikan kimia
Dr. Akram La Kilo, M.Si NIP : 19770411 200312 1 001
1
JURNAL PENELITIAN : 2015 IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR ATOM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Meyvie Potale1, Nurhayati Bialangi2, Lukman A.R Laliyo3 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk melihat kemampuan pemahaman konsep struktur atom pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Telaga tahun pelajaran 2013/2014. Total populasi penelitian adalah 178 siswa yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, yang menjadi sampel penelitian adalah kelas X1, X2, X3, X4, dengan jumlah sampel 119 siswa. Instrumen penelitian ini dalam bentuk objektif terbuka sebanyak 20 soal. Hasil uji coba instrumen diperoleh validitas isi sebesar 98,33% dan koefisien reliabilitas 0,70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pemehaman konsep struktur atom pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga termasuk rendah dan kurang. Hal ini ditunjukkan dengan rendahya persentase rata-rata siswa yang menjawab benar untuk indikator pertama sebanyak 28% sedangkan persentase siswa yang menjawab salah rata-rata 72%, untuk indikator kedua siswa yang menjawab benar rata-rata sebanyak 39% sedangkan persentase siswa yang menjawab salah rata-rata 61%, dan untuk indikator ketiga persentase siswa yang menjawab benar rata-rata 44% sedangkan persentase siswa yang menjawab salah rata-rata 56%. Sehingga pada total rata-rata persentase siswa yang menjawab benar dari ketiga indicator tersebut yaitu 37% sedangkan total rata-rata siswa yang menjawab salah 63%. Fakta ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa mampu memahami konsep struktur atom. Kata Kunci : Kemampuan pemahaman, struktur atom. 1
PENDAHULUAN Ilmu kimia merupakan suatu ilmu yang dibangun berdasarkan suatu konsep-konsep yang abstrak, dan saling berkaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Dari konsep yang abstrak tersebut dalam pembelajaran kimia siswa menganggap sulit dan sukar dipelajari. Apalagi dalam mempelajari kimia siswa dituntut harus memahami konseptual dan algoritmik. Akibatnya banyak siswa yang tidak menguasai konsep atau mengalami kesalahan konsep dan kesulitan dalam mengerjakan soal-soal kuantitatif maupun kualitatif, Penguasaan konsep merupakan satu 1
Meyvie Potale, NIM 441407040, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Pembimbing I Dra. Nurhayati Bialangi, M,.Si, 3 Pembimbing II Dr. Lukman A.R Lliyo, M.Pd, MM 2
2
hal yang penting bagi siswa, sebab dengan menguasai konsep siswa tidak hanya mampu memahami, menganalisis dan memprediksi soal-soal kuantitatif dan kualitatif, bahkan mungkin mampu mensintesis dan mengevaluasi soal-soal tersebut, yang merupakan tingkatan tertinggi dalam Taksonomi Bloom. Menurut Middlecamp & Kean 1985 (dalam Kumalasari, 2013) kesulitan peserta didik dalam belajar kimia ini disebabkan karena ilmu kimia memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya sebagian besar berisi konsep kimia yang selalu bersifat abstrak, sifatnya yang berurutan dan berkembang dengan cepat tidak sekedar berisi pemecahan tes-tes serta konsep-konsep kimia yang sangat banyak dengan karakteristik disetiap topik yang berbeda-beda. Sejalan dengan hal tersebut, Osmen 2004 (dalam Kumalasari, 2013) mengungkapkan bahwa konsep kimia yang bersifat abstrak dan penggunaan beberapa istilah kimia yang mempunyai arti berbeda-beda dengan istilah dalam kehidupan sehari-hari, menyebabkan ilmu kimia dianggap sulit oleh peserta didik. Hasil penelitian Subagia dan Wiratma 2007 (dalam Anonym, 2009) menyatakan bahwa guru-guru sains SMP dan SMA memiliki hambatan dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu hambatan dari segi kemampuan awal siswa dan hambatan dari segi ketersediaan sarana pembelajaran. Pada jenjang SMP dan SMA, dinyatakan bahwa kemampuan siswa kurang dalam menerima pelajaran sebagai akibat lanjutan dari pembelajaran pada jenjang sebelumnya. Sarana pembelajaran seperti laboratorium tidak dilengkapi dengan isi yang memadai. Tidak tersedianya laboran (pegawai yang membantu di laboratorium) juga dirasakan sebagai beban bagi guru dalam mempersiapkan dan mengatur alat-alat praktikum. Sebagai akibatnya pembelajaran yang semestinya didukung oleh kegiatan praktik dicukupkan dengan informasi saja. Berbagai upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kimia khususnya pokok bahasan struktur atom adalah dengan menelusuri atau mengidentifikasi kemampuan pemahaman siswa pada setiap sub-sub bab dari materi pokok bahasan struktur atom. Dengan cara tersebut kita mendapat informasi dari bahwa peserta didik yang diajarkan ada yang mengalami kesulitan dan dapat mengetahui juga pada pokok bahasan sub-sub mana saja dari materi struktur atom yang dianggap sulit oleh peserta didik. Standar kompetensi dan kompetensi dasar struktur atom mencakup tujuan pembelajaran yaitu : memahami stuktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, dan massa atom relatif, dengan indikator pencapaian kompetensi, menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori atom berdasarkan fakta eksperimen, mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton, menentukan massa atom relatif berdasarkan kelimpahan isotopnya, menentukan massa molekul relatif, menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi. Dalam hal ini fakta menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep struktur atom pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Telaga, dilihat dari hasil Ulangan Harian Tahun 2011 sampai dengan 2013 terutama dalam menyelesaikan soal-soal struktur atom, hasil yang diperoleh dari
3
pembelajaran sangat rendah, daya serap ≤ 70% ini kemungkinan disebabkan karena siswa hanya mampu menghapal tanpa memahami materi yang diajarkan oleh guru. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan yaitu penelitian yang menggambarkan suatu fenomena sebagaimana adanya. Menggunakan jenis ini dengan tujuan peneliti mengindentifikasi dan mendeskripsikan kemampuan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal struktur atom. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga tahun pelajaran 2013/2014. Total populasi penelitian adalah 178 siswa yang terdiri dari dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, yang menjadi sampel penelitian adalah kelas X1,X2,X3dan X4 SMA Negeri 1 Telaga dengan jumlah sampel 119 siswa. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan pemahaman konsep struktur atom dalam bentuk objektif terbuka berjumlah 20 soal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan makna data yang telah dikumpulkan dari sampel penelitian dengan menggunakan tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep struktur atom yang diajarkan pada tingkat SMA/MA berdasarkan pada kurikulum yang belaku terdiri dari beberapa sub pokok bahasan diantaranya: 1) Menjelaskan perkembangan teori Atom Dalton, JJ Thomson, Rhutherford, Niels Bohr; 2) Menentukan partikel dasar (proton, neutron dan elektron) berdasarkan nomor atom dan nomor massa; 3) Mengidentifikasi unsur ke dalam (isotop,isobar dan isoton) berdasarkan nomor atom dan nomor massa. Olehnya itu pembahasan ini berdasarkan pada sub pokok bahasan yang sudah dicantumkan diatas sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada SMA Negeri 1 Telaga. 4.2.1 Identifikasi tingkat kemampuan pemahaman untuk menjelaskan perkembangan teori Atom Dalton, JJ Thomson, Rhutherford, Niels Bohr Indikator atau uraian pertama yang diujikan adalah terdapat 9 soal disusun dengan tujuan melihat kemampuan siswa yaitu kemampuan pemahaman untuk menjelaskan perkembangan teori Atom Dalton, JJ Thomson, Rhutherford, Niels Bohr memperoleh total rata-rata dari indikator pertama 28 % siswa menjawab benar sedangkan total rata-rata dari indikator pertama yang menjawab salah 72 %. Hal ini menandakan bahwa untuk indikator pertama tingkat kemampuan pemahaman siswa mengenai konsep perkembangan teori atom dalton, JJ Thomson, Rhutherford dan Niels Bhor sanggat rendah. 30.1 % siswa yang menjawab benar sedangkan 69.9 % siswa yang menjawab salah, dikarenakan pada soal nomor 8 untuk indikator pertama siswa lebih cenderung memilih jawaban E, ketimbang jawaban yang benar yaitu D Alasannya menjawab E, siswa menganggap bahwa pernyataan yang salah mengenai kelemahan teori atom Dalton yaitu menjelaskan bahwa atom yang sebenarnya tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Berdasarkan hal tersebut maka dapat menarik kesimpulan bahwa untuk soal nomor 8 tingkat daya ingat siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga Sangat rendah. Soal nomor 7 dari indikator pertama yang diujikan, berdasarkan pada tabel 4.1 diatas diperoleh rata-rata 4.3 % yang menjawab benar sedangkan siswa yang menjawab salah 97.9 %, hal ini disebabkan karna siswa lebih cenderung menjawab option A daripada option C. 4
Alasannya bentuk soal yang diujikan adalah soal analisis, sehingga yang terjadi pada siswa saat menjawab soal adalah ketidakmampuan untuk menganalisis soal yang ada. Berdasarkan Tabel 4.1 untuk soal nomor 2 dari indikator pertama diperoleh rata-rata 21.5 % yang mampu menjawab benar, hal ini artinya hanya sedikit siswa yang menjawab benar. Sedangkan siswa yang menjawab salah rata-rata 78.5 %, ini termasuk tingkat pemahaman atau kemamapuan siswa rendah masih sangat tinggi, hal tersebut disebabkan karena siswa yang memilih jawaban A yaitu Thomson berpikiran bahwa Thomson yang menemukan inti atom. Dan ternyata inti atom ditemukan oleh Rutherford yaitu pada option B. Tingkatan soal adalah soal hafalan, tentunya membutuhkan daya ingat siswa yang kuat, oleh karena daya ingatan atau hafalan siswa rendah hal ini menyebabkan siswa 78.5 % tidak mampu menjawab soal dengan baik. Untuk soal nomor 4 pada indikator pertama soal yang diujikan berupa bagan percobaan penghamburan sinar alfa. Dimana dalam soal tersebut siswa dapat mengambarkan apa yang terjadi dengan bagan tersebut. Dan hal yang sama juga terjadi pada soal-soal sebelumnya. Siswa yang menjawab soal dengan benar rata-rata 20.4 % dan yang menjawab salah rata-rata 79.6 %. Berarti tingkat kemampuan pemahaman siswa dalam menggambarkan soal tersebut sangat rendah. Hal ini disebabkan siswa lebih memilih jawaban C yaitu partikel alfa yang melewati ruang kosong jauh dari inti atom. Sementara jawaban yang benar yaitu option A dimana partikel alfa menarik inti atom. hal ini disebabkan siswa belum memahami tentang oenghamburan sinar alfa. Berarti tingkat kemampuan pemahaman siswa teori atom masih sangat kurang. Pada nomor 19 Tabel 4.1 rata-rata siswa yang menjawab benar yaitu 46,2 % sedangkan siswa yang menjawab salah rata-rata 53,8 %. Di soal ini merupakan hafalan mengenai inti atom ditemukan oleh Ernest Rutherford melalui percobaan, siswa lebih cenderung memilih option C karena siswa beranggappan inti atom yang ditemukan oleh Ernest Rutherford melalui percobaan hantaran listrik. Sementara jawaban yang benar dari penyataan diatas adalah pada option B yaitu penghamburan sinar alfa. Hal ini disebabkan karena daya ingat siswa masih rendah. Untuk indikator pertama soal nomor 5 pada Tabel 4.1 rata-rata siswa yang menjawab soal dengan benar yaitu 18.2 % dan untuk siswa yang menjawab soal salah rata-rata 81.8 %. Ini menandakan bahwa pada soal ini pemahaman siswa masih sangat rendah. Siswa yang memilih jawaban option B yaitu Niels Bohr sebab atom terdiri dari inti bermuatan positif dan elektron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan tertentu itu salah. Sebab jawaban yang benar terdapat pada option D yaitu Ernest Rutherford sebab atom mempunyai inti yang bermuatan positif dan electron-elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti dalam ruang hampa. Tabel 4.1 pada indikator pertama untuk soal nomor 1 rata-rata siswa yang menjawab benar yaitu 32.2 % sedangkan untuk siswa yang menjawab salah rata-rata 67.8 % ini dikarenakan kategori untuk soal nomor 1 berupa analisis. Dimana siswa diberikan soal untuk gagasan utama dalam teori atom Niels Bohr, tetapi siswa lebih cenderung memilih jawaban option B daripada option C. hal ini disebabkan kemampuan pemahaman siswa dalam menganalisis soal pada nomor 1 masih sangat rendah. Berdasarkan Tabel 4.1 untuk nomor 3 rata-rata siswa yang menjawab benar adalah 21.5 % sedangkan untuk siswa yang menjawab salah rata-rata 78.5 %. Dikarenakan siswa lebih 5
cenderung memilih jawaban option C yaitu atom dapat memancarkan energy dalam bentuk radiasi, sementara jawaban yang benar terdapat pada option D elektron mempunyai sifat-sifat gelombang. Hal ini disebabkan siswa belum mampu menganalisis untuk soal nomor 3. Sehingga kemampuan pemahaman siswa pada soal ini masih sangat rendah. Soal nomor 6 pada indikator pertama berdasarkan Tabel 4.1 rata-rata siswa menjawab benar 58.0% sedangkan siswa yang menjawab salah 42 %. Ini dikarenakan pemahaman siswa dalam konsep truktur atom masih sangat rendah. 4.2.2 Identifikasi tingkat kemampuan pemahaman untuk menentukan partikel dasar (proton, neutron dan elektron) berdasarkan nomor atom dan nomor massa Untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman siswa pada indikator atau uraian kedua ini adalah soal yang akan diujikan kepada siswa dengan tingkatan dan jenis soal yang bervariasi untuk melihat persentase siswa yang mampu dan tidak mampu dalam menyelesaikan soal tersebut sebagai berikut. Berdasarkan pada Tabel 4.1, soal nomor 13 dari indikator kedua dengan jenis soal aplikasi, diperoleh rata-rata 46.2 % siswa yang menjawab benar dan 53.8 % siswa yang menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa hanya sekitar 46.2 % yang mampu mengaplikasikan kemampuannya untuk menjawab soal ini dengan benar dan memilih obtion C, sedangkan 53.8 % siswa tidak mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam menyelesaikan soal yang diujikan, hal ini menandakan bahwa kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan siswa disebabkan karena kemampuan aplikasi teori kedalam bentuk soal masih rendah. Tabel 4.1 menjelaskan untuk soal nomor 11 dari indikator kedua dengan jenis soal pemahaman diperoleh rata-rata 70.9 % siswa yang menjawab benar dan 29.1 % siswa yang menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa untuk soal nomor 11 dari indikator kedua ini tingkat kemampuan pemahaman siswa cukup baik, karena memperoleh rata-rata 70.9 % dan sekitar 29.1 % siswa tidak memahami soal yang diujikan akibatnya siswa menjawab salah atau tidak sesuai dengan permintaan soal. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 soal nomor 17 dengan jenis soal yang menguji tingkat pemahaman siswa diperoleh 9.8 % siswa mampu memahami soal yang diujikan atau menjawab dengan benar dan 90.2 % siswa yang tidak memahami soal yang diujikan. Hal ini menandakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami soal 17 dari indikator kedua ini sangat rendah, berdasarkan hasil analisis bahwa kesalahan siswa keliru atau tidak memahami materi yang diberikan oleh guru bidang studi kimia yaitu konsep struktur atom di SMA Negeri 1 Telaga. Data pada Tabel 4.1 untuk soal nomor 18 dengan jenis soal aplikasi yang diujikan pada siswa hasil yang didapatkan adalah 31.1 % siswa yang mampu mengaplikasikan teori atau pemahaman siswa terhadap materi kedalam bentuk soal sangat rendah, hal ini menandakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep struktur atom sangat rendah dan dibuktikan hasil tes siswa yang tidak mampu mengaplikasi konsep struktur atom kedalam soal sebanyak 68.9 % tentunya hal ini membutuhkan kreatif dan strategi seorang guru untuk mampu
6
mengatasi masalah tersebut, jika tidak akan menimbulkan dampak lebih buruk ke jenjang berikut. Pada Tabel 4.1 soal nomor 14 diperoleh rata-rata 23.6 % siswa yang menjawab benar dari Ion X3+ mempunyai 10 elektron 14 neoutron. Nomor atom unsur X adalah 13. Ini artinya hanya sedikit siswa yang mampu menuliskan nomor atom, sedangkan dari 76.4 % siswa tidak mampu menuliskan atau mengaplikasikan nomor atom dalam bentuk soal aplikasi yang diujikan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memahami konsep atau teori yang ketika guru mengajarkan. Oleh karena itu untuk soal nomor 14 dari indikator ini dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami konsep struktur atom perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 untuk soal nomor 9 dengan jenis soal yang menguji tingkat sedang atau bentuk soal aplikasi, pada soal yang diujikan ini diperoleh rata-rata 43.0 % siswa yang mampu mengaplikasi teori kedalam soal untuk memecahkannya dengan benar. Sedangkan dari 57 % siswa tidak mampu mengaplikasi soal atau tidak memahami soal hal ini mengakibatkan siswa lebih banyak mengalami kesalahan. Soal ke 10 dan 15 berdasarkan pada data Tabel 4.1 persentase siswa yang menjawab benar 44.0 % dan 41.9 % siswa memahami materi konsep struktur atom. Dari 56 % dan 58.1 % siswa tidak menjawab dengan benar atau salah. Hal ini menandakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menyelsaikan atau memecahkan soal tersebut sangat rendah atau kategori kurang. Oleh karena itu untuk indikator ini jika ada yang melakukan penelitian tindakan kelas diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa agar masalah tersebut bisa teratasi. 4.2.3 Identifikasi tingkat kemampuan pemahaman untuk mengidentifikasi unsur ke dalam (isotop,isobar dan isoton) berdasarkan nomor atom dan nomor massa Untuk mengetahui tingkat keamampuan pemahaman siswa pada indikator atau uraian ketiga ini adalah ada 3 butir soal yang akan diujikan kepada siswa dengan tingkatan dan jenis soal yang bervariasi untuk melihat persentase siswa yang mampu dan tidak mampu dalam menyelesaikan soal tersebut sebagai berikut. Tabel 4.1, menjelaskan tentang soal nomor 12 dari indikator ketiga dengan jenis soal aplikasi, diperoleh rata-rata 62.3 % siswa yang menjawab benar dan 37.7 % siswa yang menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa sekitar 62.3 % yang mampu mengaplikasikan kemampuannya untuk menjawab soal pertama ini dengan benar dan memilih option A. oleh karenanya untuk soal 12 indikator ketiga ini dikategorikan cukup baik sedangkan 37.7 % siswa tidak mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam menyelesaikan soal yang diujikan, hal ini menandakan bahwa kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan siswa disebabkan karena kemampuan aplikasi teori kedalam bentuk soal masih rendah. Tentu siswa dituntut lebih banyak latihan menjawab soal-soal setelah mempelajari teori yang diajarkan oleh guru. Data pada Tabel 4.1 soal nomor 16 dari indikator ketiga dengan jenis soal hafalan-hafalan diperoleh rata-rata 27.9 % siswa yang menjawab benar dan 72.1 % siswa yang menjawab salah. Hal ini menandakan bahwa untuk soal nomor 16 dari indikator ketiga ini tingkat kemampuan hafalan siswa buruk, karena memperoleh rata-rata yang menjawab benar sangat rendah 27.9 % 7
dan sekitar 76.1 % siswa tidak memahami soal yang diujikan akibatnya siswa menjawab salah atau tidak sesuai dengan permintaan soal. Berdasarkan data pada Tabel 4.1 soal nomor 20 dengan jenis soal yang menguji tingkat pemahaman siswa diperoleh 43.0 % siswa mampu memahami soal yang diujikan atau menjawab dengan benar dan 57 % siswa yang tidak memahami soal yang diujikan. Hal ini menandakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami soal 20 dari indikator ketiga ini sangat rendah, berdasarkan hasil analisis bahwa kesalahan siswa keliru atau tidak memahami materi yang diberikan oleh guru bidang studi kimia yaitu konsep struktur atom di SMA Negeri 1 Telaga yaitu pada sub pokok mengidentifikasi unsur kedalam (isotop, isobar, dan isoton) berdasarkan nomor atom dan nomor massa sangat rendah, dan hal ini membutuhkan keseriusan sebagai seorang guru ketika mentransfer ilmu kepada siswa. Data pada Tabel 4.1 untuk indikator pertama sampai pada indikator ketiga dengan jenis soal yang bervariasi tingkatan soal yang diujikan pada siswa hasil yang didapatkan secara keseluruhan atau skor total rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa adalah 37 % siswa yang hanya mampu memahami konsep struktur atom sedangkan skor total rata-rata 63 % siswa tidak memahami atau tidak mampu mengaplikasi teori dalam menyelesaikan soal. Hal ini ditakutkan bahwa ketidakpahaman siswa pada indikator pertama tentunya berdampak pada pembelajaran selanjutnya atau indikator yang akan dipelajari oleh siswa ditingkatan selanjutnya, termasuk pada jenjang perguruan tinggi, dan hal ini kemungkinan besar menimbulkan miskonsepsi yang akan terjadi pada siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa persentase tingkat kemampuan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga pada konsep struktur atom, yang mana pada indikator pertama yang terdiri dari 9 butir soal yang diujikan skor rata-rata yang diperoleh 28 % siswa yang mampu menjawab benar dan 72 % siswa tidak mampu menjawab dengan benar, karena disebabkan pada umumnya siswa tidak memahami materi yang sudah dipelajari. Untuk konsep struktur atom yang mana pada indikator kedua terdiri dari 8 butir soal yang diujikan hasil yang didapatkan 39 % siswa menjawab benar dan 61 % siswa tidak menjawab benar. Artinya bahwa pada indikator pertama jika siswa tidak memahami materi maka pada indikator kedua siswa akan mengalami kesulitan dan hal ini banyak menimbulkan kesalahan dan untuk indikator ketiga yang terdiri dari 3 butir soal yang diujikan dari hasil uji didapatkan skor total rata-rata 44 % siswa mampu menjawab dengan benar sedangkan 56 % siswa tidak mampu menjawab dengan benar. Sehingga pada total rata-rata persentase siswa yang menjawab benar dari ketiga indicator tersebut yaitu 37% sedangkan total rata-rata siswa yang menjawab salah 63%. Dari hasil tersebut maka untuk indikator pertama sampai pada indikator ketiga tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga pada konsep struktur atom termasuk kategori kurang. Saran 1. Hendaknya sebagai guru perlu merancang suatu strategi pembelajaran tepat guna meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami konsep struktur atom, 8
khusus untuk konsep struktur atom disarankan dapat menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi agar tidak terkesan membosankan bagi siswa. 2. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini kiranya perlu dilakukan penelitian tindakan kelas atau penelitian sejenis mengenai materi konsep struktur atom agar dapat memperbaiki kesalahan atai pemahaman yang keliru dan tidak paham menjadi lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Anonym. Kajian Teori. http://eprints.uny.ac.id/8549/3/BAB%202-06504241020.pdf. 20 Maret 2014 (19:22) Kumalasari, M. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Kimia di MAN Yogyakarta II Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA Tahun Ajaran 2012/ 2013. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta, hal. 2
9