1 2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Ber...
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MOBILE WEB (KASUS: IKAN SWANGGI Priacanthus tayenus YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, BANTEN)
NIMAS UTARININGSIH
SKRIPSI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten). adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2012
Nimas Utariningsih C24080077
RINGKASAN Nimas Utariningsih. C24080077. Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten). Dibawah bimbingan Mennofatria Boer dan Yonvitner. Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di kabupaten Pandeglang, Banten. Jumlah tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Labuan Banten berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Banyak jenis ikan yang belum tercatat atau belum teridentifikasi jumlah jenisnya secara baik. Proses pendataan, pengumpulan data, dan penyimpanan data belum dilakukan secara baik. Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik. Atas pertimbangan diatas penulis membuat sistem informasi yang akan mampu menampilkan informasi sumberdaya ikan. Tujuan penelitian ini adalah membuat tampilan kunci identifikasi ikan, tampilan informasi umum sumberdaya ikan yang berbasis mobile web dan membuat sarana penyimpanan informasi sumberdaya ikan. Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2011 hingga Juni 2012. Metode dalam pembuatan aplikasi ini mengacu pada siklus pengembangan sistem dengan model Waterfall, yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap perancangan, tahap implementasi & uji coba serta tahap perawatan (Mulyanto 2008). Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang berbasis mobile web agar pengguna dapat mudah mengakases aplikasi ini lewat komputer, laptop dan handphone. Aplikasi FISH menggunakan database server MySQL versi 5.5.8 dengan editing query menggunakan PhpMyAdmin versi 3.3.9 yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext Preprocessor) versi 5.3.5. Situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam browser internet (Mozilla Firefox atau Internet Explorer). Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diberi judul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pada aplikasi FISH terdapat lima menu utama, yaitu menu Identifikasi, menu Informasi Umum, menu Kamus, menu Bantuan dan menu Tentang. Aplikasi ini juga menyediakan form untuk administrator agar dapat melakukan proses memperbaiki, menghapus dan memperbaharui data. FISH merupakan sarana untuk menyajikan langkah-langkah dalam identifikasi famili dan spesies serta menyediakan informasi tentang kondisi perairan penelitian, kondisi perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan ikan, dan bioekonomi ikan. Informasi dan data yang tersedia hanya sebagai basis data untuk menunjang rencana pengelolaan perikanan. Oleh karena itu, diharapkan aplikasi FISH dapat memenuhi kebutuhan akan informasi sebagai acuan dalam pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan. Aplikasi FISH dapat diakses di situs web http://www.katieshop.net/nimas/famili/index.php.
SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS MOBILE WEB (KASUS: IKAN SWANGGI Priacanthus tayenus YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, BANTEN)
NIMAS UTARININGSIH C24080077
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelalutan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
PENGESAHAN SKRIPSI Judul Penelitian
: Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang didaratkan di PPP Labuan, Banten).
Nama Mahasiswa
: Nimas Utariningsih
Nomor Pokok
: C24080077
Program Studi
: Manajemen Sumberdaya Perairan
Menyetujui: Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir Mennofatria Boer, DEA NIP. 19570928 1981003 1 006
Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si NIP. 19750825 200501 1 003
Mengetahui, Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc NIP. 19660728 199103 1 002
Tanggal lulus : 18 Juli 2012
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini yang berjudul “Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus Tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir Mennofatria Boer, DEA selaku pembimbing pertama dan Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si selaku pembimbing kedua dan berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan, masukan dan arahan sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, penulis mengharapkan bahwa penelitian ini memberikan manfaat untuk berbagai pihak.
Bogor, Agustus 2012
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya:
1. Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA dan Dr. Ir. Yonvitner, M.Si masing-masing selaku ketua dan anggota komisi pembimbing skripsi yang telah banyak memberi arahan dan masukan hingga menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal M.Sc. dan Ir. Agustinus M. Samosir, M. Phil selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan program S1 atas saran, nasehat dan perbaikan yang diberikan.
3. Prof. Dr. Ir. Kadarwan Soewardi sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberi semangat dan nasehat.
4. Seluruh dosen MSP yang telah memberikan ilmu dan pengalaman serta saran selama perkuliahan.
5. Seluruh staf Tata Usaha MSP, staf Laboratorium Biologi Perikanan, staf Laboratorium Model dan Simulasi serta seluruh civitas MSP yang telah membantu dalam memperlancar proses penelitian serta penulisan skripsi ini.
6. Keluarga tercinta, Ayah Sugijarto, Ibu Dwi Murtiningsih, Mas Kukuh dan keluarga, Mas Koko dan keluarga serta Mas Dimas yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan motivasinya.
7. Oki Maulana dan Abdul Qifli Sangadji yang telah membantu dan mengarahkan pemograman pada skripsi ini.
8. Bapak Masudin Sangadji atas saran dan dukungannya. 9. Rekan seperjuangan tim Labuan (Ayu SW, Rizal R, Tillana A, Fadilatul H, Rina S, Nissa I, Elfrida M, Donny F, Rikza F, Ennie S, Hilda S, Yuli H, Apriyanti S, dan Fauzia R) atas dukungan, dan kerjasama selama penulis menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
10.Teman-teman MSP 45: Anggi PP, Pionius DD, Lodyan RD, Eni M, Rani N dan teman-teman lain yang tidak mungkin disebut satu-persatu serta teman-teman dari departemen lain yang tidak mungkin disebut satu-persatu.
11.Teman sepermainan d’bungsu Precia AA, Indah MP, Wening M, dan Dea U. 12.Teman kosan Pinkhouse Ristya A, Merina J, Rani Y dan Fitria NIS.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1990 dari pasangan Bapak Sugijarto dan Ibu Dwi Murtiningsih sebagai anak terakhir dari empat bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai di SDS Pelita Atsiri Permai Citayam tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Depok dan pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Depok. Pada tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Selanjutnya penulis mengikuti program Timgkat Persiapan Bersama (TPB) pada tahun 2008 dan diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama perkuliahan penulis aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan kepengurusan 2010-2011. Penulis juga pernah menjadi asisten Ikhtiologi dari tahun 2010-2011 dan Metode Penarikan Contoh tahun 2011. Penulis berkesempatan magang di Laboratorium Produktivitas Lingkungan Perairan pada tahun 2010. Penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dengan judul “Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan Berbasis Mobile Web (Kasus: Ikan Swanggi Priacanthus tayenus yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten)” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA dan Dr. Ir. Yonvitner, S.Pi., M.Si.
ix
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
DAFTAR ISTILAH .....................................................................................
xiv
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1.1 Latar belakang................................................................................. 1.2 Perumusan masalah......................................................................... 1.3 Tujuan ............................................................................................. 1.4 Manfaat ...........................................................................................
1 1 2 3 3
2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2.1 Sumberdaya perikanan.................................................................... 2.2 Sistem informasi ............................................................................. 2.3 Sistem basis data ............................................................................. 2.4 Relasi data .................................................................................... 2.5 MySQL ............................................................................................ 2.6 PHP ................................................................................................. 2.7 Internet ............................................................................................ 2.8 Pengembangan sistem ..................................................................... 2.9 Peran informasi dalam pengelolaan perikanan ...............................
3 4 4 5 6 7 7 8 8 10
3. METODOLOGI ....................................................................................... 3.1 Rancangan penelitian ...................................................................... 3.2 Tempat dan waktu........................................................................... 3.3 Alat dan bahan ................................................................................ 3.4 Jenis dan sumber data ..................................................................... 3.5 Prosedur pembuatan sistem informasi identifikasi ikan .................
12 12 12 12 13 13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 4.1 Hasil ................................................................................................ 4.1.1 Kondisi perairan Banten .................................................... 4.1.2 Kondisi umum PPP Labuan............................................... 4.1.3 Sumberdaya ikan swanggi Priacanthus tayenus ............... 4.1.4 Pengembangan sistem........................................................ 4.1.5 Sistem informasi sumberdaya perikanan ........................... 4.2 Pembahasan..................................................................................... 4.2.1 Sistem informasi sumberdaya perikanan ........................... 4.2.2 Kebutuhan FISH untuk pengelolaan.................................. 4.2.3 Pengelolaan ikan swanggi .................................................
Halaman 1. Analisa kebutuhan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan ...................
23
2. Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan..............................................................
23
3. Tabel pada database ..................................................................................
2. The Waterfall Model .................................................................................
9
3. Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus) ........................................................
18
4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan..........................
21
5. Diagram blok Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)..............
24
6. Flowchart proses identifikasi famili dan spesies ikan ..............................
25
7. Relasi database aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
27
8. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ........
29
9. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan untuk kebutuhan administrator .................................................................
30
10. Tampilan halaman utama pada aplikasi FISH ..........................................
33
11. Tampilan Menu Identifikasi pada aplikasi FISH ......................................
35
12. Tampilan halaman hasil identifikasi famili Priacanthidae pada aplikasi FISH ..........................................................................................................
36
13. Tampilan hasil identifikasi spesies Priacanthus tayenus pada aplikasi FISH ..........................................................................................................
37
14. Menu informasi umum..............................................................................
38
15. Sub menu informasi umum .......................................................................
39
16. Tampilan menu kamus pada aplikasi FISH ..............................................
40
17. Tampilan menu bantuan pada aplikasi FISH ............................................
41
18. Tampilan menu tentang.............................................................................
42
19. Tampilan halaman awal form login (administrator) .................................
43
20. Tampilan menu informasi umum (administrator).....................................
43
21. Tampilan Form Kebiasaan Makanan........................................................
44
22. Tampilan Form Kebiasaan Makanan........................................................
44
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian .................
3. Diagram alir identifikasi spesies Priacanthus tayenus ..............................
61
4. Tabel database Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan.........................
62
5. Kode dalam pembuatan program. ..............................................................
67
6. Tabel spesies ..............................................................................................
73
xiii
xiv
DAFTAR ISTILAH
Adminstrator/ Administrator
: Orang yang berperan untuk mengatur segala proses pengelolaan data yang sudah terpusat.
Algorithmic/Algoritma
: Urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara atribut (field) tersebut.
Atributes/ Tabel
: Karakteristik dari entiti atau relationship, yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut.
Browser
: Perangkat lunak untuk berselancar ke internet.
Bug/Kesalahan
Kesalahan dalam program yang mengakibatkan jalannya program menjadi kurang baik.
Coding/ Pengkodean
: Menerjemahkan persyaratan logika dari diagram alur ke dalam suatu bahasa pemrograman baik huruf, angka, dan simbol yang membentuk program.
Database/Basisdata
: Sebuah koleksi informasi yang terkomputerisasi sehubungan dengan topik tertentu.
Database system/Sistem basis data
: Kumpulan elemen-elemen seperti basis data, perangkat lunak, perangkat keras, dan manusia yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yaitu pengorganisasian data.
Data type/Tipe data
: Jenis data yang dapat diolah oleh komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam pemrograman komputer.
Entit/Entiti
: Suatu obyek atau konsep yang dibuat modelnya dalam pembangunan basis data.
Field/Kolom
: Struktur data yang merupakan bagian dari kolom.
File/Arsip
: Kumpulan informasi yang berhubungan dan tersimpan dalam media yang digunakan untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.
Flowchart/Diagram alir
: Skema/bagan (chart) yang menunjukkan aliran (flow) di dalam suatu program secara logika.
xiv
xv
Form
: Lembar untuk menyajikan dan memasukan data dengan format yang bisa kita atur sendiri.
Hardware/Perangkat keras
: Adalah sebuah alat/benda yang kita bisa lihat, sentuh, pegang dan memiliki fungsi tertentu.
Homepage/ Halaman muka
: Halaman muka dari sebuah situs web.
HTML
: Tata bahasa yang digunakan dalam dokumen web.
Identity/Identitas
: Merupakan serangkaian huruf yang merupakan tanda pengenal untuk masuk dan mengakses tabel dalam basis data.
Input/Masukan
: Elemen-elemen yang masuk ke dalam sistem.
Internet
: Sebuah jaringan komputer dalam skala global.
Ke/Kunci
: Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entiti secara unik.
Looping/Pengulangan
: Proses pengulangan suatu perintah.
Menu/Menu
: Pilihan yang terdapat didalam suatu layanan yang dapat kita pilih sesuai dengan pilihan yang kita inginkan.
Null
: Hasil kueri yang tidak mengeluarkan data.
Online/Terkoneksi
: Terhubung, terkoneksi. Aktif dan siap untuk operasi; dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer.
Operation system/Sistem operasi
: Program yang mengaktifkan sistem komputer.
Output/Keluaran
: Perpindahan elemen-elemen yang dihasilkan dari proses perubahan ke tujuan yang diinginkan.
Primary Key/Kunci Utama
: Field kunci/tama dari suatu tabel yang menunjukkan bahwa field yang menjadi kunci tersebut tidak bisa diisi dengan data yang sama.
Process/Proses
: Perubahan atau transformasi input menjadi output.
Query/Kueri
: Bahasa untuk melakukan manipulasi terhadap basis data yang telah distandarkan.
xv
xvi
Record/Baris
: Data yang terangkai berdasarkan susunan beberapa field, yang merupakan bagian dari baris.
Relationship/Hubungan
: Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entiti.
Script/Kode
: Kode pemograman.
Server
: Sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.
System/Sistem
: Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Software/Perangkat lunak
: Sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.
Table/Tabel
: Sebuah wadah untuk baris-baris informasi (disebut data). data disimpan dalam kelompok data yang sejenis.
Tag/Tanda
: Suatu tanda untuk menandakan ada sesuatu element di html yang kita ingin gunakan.
User/Pengguna
: Pengguna sistem informasi mengakses sistem infomasi.
Variabel/ Variabel
: Tempat dimana kita dapat mengisi atau mengosongkan nilainya dan memanggil kembali apabila dibutuhkan pada suatu program.
Web browser
: Perangkat lunak yang berfungsi menerjemahkan kode-kode HTML menjadi tampilan yang kita kehendaki.
Web server
: Perangkat lunak yang bertindak melayani permintaan-permintaan client terhadap halamanhalaman web tertentu.
Web
: Suatu sistem internet yang memungkinkan siapun agar bisa menyediakan informasi.
Website/Situs web
: Sebuah lokasi di internet yang memiliki akses ke semua pengguna internet dan dapat saling bertukaran dokumen dengan cara menghubungkan melalui jaringan komunikasi. xvi
yang
dapat
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Labuan merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Aktivitas perikanan di Labuan tergolong cukup tinggi. Jumlah tangkapan ikan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan Labuan Banten berfluktuasi dan bervariasi yang terdiri dari ikan pelagis dan demersal. Jumlah tangkapan yang cukup tinggi diikuti dengan beragamnya jenis ikan di perairan Labuan, Banten. Nelson (1994) in Peristiwady (2006) menjelaskan bahwa sampai saat ini kita masih dapat menemukan kurang lebih 24000 jenis ikan yang terdiri dari 482 famili dan 57 ordo. Bahkan beberapa jenis di antaranya diperkirakan sudah atau hampir punah. Di sisi lain masih banyak ditemukan jenis-jenis baru yang belum pernah dilaporkan. Para ahli memperkirakan sekitar 400-600 jenis ikan lainnya dari wilayah Indonesia
masih
ada
tetapi
belum
ditemukan
dan
dideskripsikan
(www.biologi.lipi.go.id). Kemajuan teknologi informasi kurang berdampak pada sistem informasi perikanan yang mencakup sistem basis data dalam penyimpanan data ataupun sistem informasi identifikasi ikan. Identifikasi ikan masih dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan menggunakan buku identifikasi. Proses pendataan, pengumpulan data, dan penyimpanan data belum dilakukan secara baik. Termasuk menggunakan data untuk kegiatan perencanaan dan pengelolaan perikanan. Data yang tertata baik akan memudahkan proses perencanaan dan pengelolaan perikanan. Pengelolaan data dengan sistem data yang tertata baik perlu dilakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut. Perkembangan teknologi informasi sangat cepat dan berperan hampir di setiap bidang perkerjaan termasuk bidang perikanan. Kemajuan teknologi informasi belum menyertai pada perencanaan pengelolaan perikanan secara merata. Khususnya dalam informasi kebutuhan sistem informasi sangat diperlukan setiap saat. Beberapa jenis pendataan informasi bioekonomi, biologi, dinamika populasi untuk tiap spesies ikan belum tertata degan baik. Atas pertimbangan diatas perlu dibangun sistem informasi yang akan mampu menampilkan informasi sumberdaya ikan. Sistem informasi yang dibangun tersebut 1
2
meliputi informasi taksonomi, biologi, dinamika populasi dengan berbasis mobile web.
1.2
Perumusan masalah Melimpahnya sumberdaya perikanan meningkatkan tangkapan multi jenis
tetapi pencatatan jenis tangkapan belum tertata baik sehingga informasi jenis ikan belum tepat. Untuk itu diperlukan penyajian informasi jenis ikan yang tepat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi belum berdampak nyata pada sistem perikanan karena kemudahan dalam mengakses informasi jenis ikan masih sulit dicari sehingga dibutuhkan sistem informasi berbasis teknologi mobile web. Berdasarkan hal-hal tersebut maka diperlukannya sistem informasi perikanan yang dapat menyajikan jenis ikan dan informasi sumberdaya ikan berbasis mobile web. Gambar 1 merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini.
Gambar 1. Kerangka pemikiran
2
3
1.3
Tujuan Penelitian ini bertujuan: 1. Membangun sebuah aplikasi sistem informasi sumberdaya ikan dari famili Priacanthidae dan spesies Priacanthus tayenus di perairan Banten yang berbasis mobile web. 2. Membangun tampilan untuk identifikasi ikan dari famili Priacanthidae dan spesies Priacanthus tayenus. 3. Membangun sistem penyimpanan data dan tampilan identifikasi ikan untuk studi kasus ikan swanggi.
1.4
Manfaat Beberapa manfaat yang dapat diharapkan diantanranya adalah: 1. Metode identifikasi ikan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat. 2. Identifikasi ikan dengan menggunakan mobile web ini berguna bagi ilmu pegetahuan dan
dapat digunakan oleh akademisi (peneliti) dan
masyarakat. 3. Informasi yang tersimpan dalam aplikasi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan perikanan selanjutnya. 4. Memudahkan pengguna dalam mengakses informasi taksonomi, biologi, dan dinamika populasi, kebiasaan makan, dan bioekonomi ikan.
3
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sumberdaya perikanan Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan bernilai pada kondisi kita
menemukannya. Secara umum sumberdaya alam dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1) sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya adalah barang-barang tambang (minyak bumi dan batu bara), (2) sumberdaya alam mengalir contohnya adalah energi matahari dan gelombang laut, dan (3) sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan contohnya adalah hutan dan ikan (Randal 1987 in Ruslan 2005). Ikan termasuk kelompok ketiga sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Sifat kelompok ini apabila telah dipanen masih akan tumbuh kembali dalam waktu dan dengan kecepatan tertentu. Apabila tidak dieksploitasi, jumlahnya tidak akan bertambah di atas batas maksimum. Sifatnya dapat diperbaharui tetapi juga punya batas. Apabila eksploitasi melebihi batas maksimum,
perkembangan
dan
pertumbuhan
akan
terganggu
dan
akan
mengakibatkan kepunahan. Jadi dalam usaha eksploitasi diperlukan manajemen yang bijaksana (Ruslan 2005). Sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai bagian dari sumberdaya alam, dieksploitsi oleh berbagai aktifitas manusia mulai di kawasan darat, pantai dan kawasan pesisir (coastal) serta lautan (oceanic). Kegiatan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan mendominasi sebagian besar masyarakat pesisir sebagai sumber kehidupannya (Muzakir 2008).
2.2
Sistem informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber informasi adalah data. Data yang diolah melalui satu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan. Kualitas informasi tergantung tiga hal yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness), dan relevan (relevance) (Jogiyanto 1995).
4
5
Sumber informasi adalah data yang merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model khusus untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi yaitu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat (Andayati 2010).
2.3
Sistem basis data Menurut Fathansyah (2004), komponen-komponen utama sistem basis data
adalah sebagai berikut: a. Perangkat keras (hardware) Perangkat keras (hardware) dapat berupa komputer, memori sekunder yang on-line (harddisk), memori sekunder yang off-line (removable disk) untuk menduplikasi data dan media atau perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan). b. Sistem operasi Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasioperasi dasar dalam komputer. Sistem operasi yang banyak digunakan misalnya MS-DOS dan MS-Windows 95. c. Basis data Menurut Fathansyah (2004), basis (base) dapat diartikan sebagai markas atau gudang. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Prinsip utamanya adalah pengaturan data atau arsip. Tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif)
5
6
seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruang penyimpan, keakuratan, ketersediaan, kelengkapan dan keamanan. d. Sistem pengelola basis data (Database Management System/DBMS) Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (software) yang khusus. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan mementukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah dan diambil kembali. Perangkat lunak (software) yang termasuk DBMS misalnya MS. Access dan Ms. SQL. e. Pemakai (user) Ada beberapa tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem yaitu programmer aplikasi, user mahir, user umum, user khusus. f. Aplikasi perangkat lunak Aplikasi lain ini bersifat opsional tergantung kebutuhan. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus (development tools).
2.4
Relasi data Menurut Fathayansah (2004), relasi menunjukan adanya hubungan di antara
sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Entitas (entity) adalah individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Pada model relasional, basis data akan disebar (dipilah-pilah) kedalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data (row atau record) dan lajur vertikal yang biasa disebut kolom (columm atau field). Bagian-bagian dalam database (Kuswardani 2007) diantaranya adalah: 1.Tabel Tabel merupakan sekumpulan data yang tertentu misalnya tabel yang berisi data tangkapan ikan. Di dalam tabel terdapat record dan field yang merupakan bagian dari tabel.
6
7
2. Field Field adalah kolom dalam tabel, dan merupakan bagian dari record. Pada satu record terdapat bermacam-macam field, dan satu field mewakili satu bagian dari data pada tabel. 3. Record Baris atau record sebuah tabel berisi data-data setiap kolom tabel tersebut. Secara umum, record merupakan bagian dari data. Satu buah record mewakili satu buah data yang utuh. Menurut Kuswardani (2007), relasi tabel merupakan hubungan antara tabeltabel yang berada pada database. Relasi dibangun jika memiliki kesamaan field pada tabel. Sehingga diperlukan primary key untuk mencegah pengisian data yang berulang dan foreign key sebagai field yang menghubungkan ke field yang sama pada tabel lain. Relasi pada tabel mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah relasi one to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak data pada tabel B), relasi many to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa tabel A mempunyai banyak record yang cocok dengan tabel B, begitu juga sebaliknya), dan relasi one to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan satu record pada tabel B).
2.5
MySQL MySQL
merupakan sistem software manajemen basis data yang sangat
popular di kalangan pemograman web terutama dilingkungan Linux dengan menggunakan kode pemograman PHP dan Perl. MySQL dan Hypertext Preprocessorr (PHP) dianggap sebagai pasangan software pengembangan aplikasi berbasis web yang ideal (Sidik 2003).
2.6
PHP PHP (Hypertext Preprocessorr) adalah bahasa pemrograman scripting sisi
server, bahasa pemrograman yang digunakan oleh server web untuk menghasilkan dokumen HTML (Sidik 2003). Kode program PHP menyatu dengan tag-tag HTML
7
8
dalam satu file. Beberapa keuntungan menggunakan PHP adalah waktu eksekusi lebih cepat, akses database yang lebih fleksibel dan tingkat keamanan lebih tinggi. Menurut Aziz (2001), PHP mengenal lima tipe data, yaitu integer, floating point, string, arrays, dan objects. Variabel dinyatakan dengan tanda $ di belakang nama variabel. Nama variabel dapat terdiri atas angka, huruf dan underscore. Penamaan variabel bersifat case sensitive artinya penggunaan huruf kecil dan huruf besar dibedakan. Statement berfungsi sebagai rangka dari badan program. Aliran program diatur dengan statement-statement struktur kontrol. PHP mengenal dua jenis statement kontrol, yaitu statement kondisional dan loop. Fungsi adalah sekumpulan perintah operasi program yang dapat menerima argumen input dan dapat memberikan hasil output yang dapat berupa sebuah nilai ataupun sebuah hasil operasi. Secara umum akses database dalam PHP melalui tiga tahapan yaitu koneksi ke database (persiapan), permintaan data atau kueri (operasi) dan pemutusan koneksi.
2.7
Internet Internet merupakan kependekan dari interconnection networking, biasa
diartikan sebagai sebuah jaringan komputer dalam skala global (Febrian 2003). Penyebaran informasi di internet biasanya dalam bentuk halaman website, dan dibuat dengan format HTML (HyperText Markup Language). HTML merupakan tata penulisan yang digunakan dalam dokumen web. Dokumen ini mempunyai kemampuan menampilkan gambar, suara, teks, maupun penyediaan link terhadap halaman web. Software yang bekerja mengolah informasi yang didapatkan dan kemudian menampilkannya di komputer disebut browser.
2.8
Pengembangan sistem Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto 1995). Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut System Development Life Cycle (SDLC). Model siklus hidup (life cycle 8
9
model) adalah model utama dan dasar dari banyak model (Mulyanto 2008). Salah satu model yang cukup dikenal dalam dunia rekayasa perangkat lunak adalah The Waterfall Model. Ada lima tahapan utama dalam The Waterfall Model seperti terdapat pada Gambar 2. Disebut waterfall (air terjun) karena diagram tahapan prosesnya mirip dengan air terjun yang bertingkat. Tahap analisis sistem adalah identifikasi masalah, tahap ini yang sangat kritis karena kesalahan tahap ini merupakan proses yang menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya. Tahap rancangan sistem dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian dari kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk. Tahap implementasi program termasuk dalam kegiatan menulis kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman (Jogiyanto, 1999). Pemasukan data pada tahap implementasi dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap komputer tidak tersambung ke internet) dan tahap kedua adalah tahap on-line (tahap komputer langsung terhubung ke internet) (Dinamika 2003). Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).
Gambar 2. The Waterfall Model Sumber: Mulyanto (2008) 9
10
2.9
Peran informasi dalam pengelolaan perikanan Pengelolaan perikanan menurut FAO (1997) in Widodo (2008), merupakan
proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi dari aturanaturan main di bidang perikanan dalam rangka menjamin kelangsungan produktivitas sumber, dan pencapaian tujuan perikanan lainnya. Berdasarkan pengertian ini menurut Widodo (2008), bahwa pengelolaan perikanan membutuhkan (1) bukti-bukti ilmiah terbaik, (2) proses diskusi melalui konsultasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dan (3) penetapan berbagai tujuan dan strategi pengelolaan melalui pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya dan implementasi aturan mainnya. Secara sederhana kebutuhan informasi untuk pengelolaan perikanan menurut Widodo (2008) adalah informasi teknis, informasi biologi, informasi ekonomi, informasi habitat, informasi kelembagaan, informasi sosial. Pengelolaan perikanan ke depan perlu diupayakan ke arah pendekatan yang bersifat multidisiplin dengan mengoptimalkan pemanfaatan ilmu pengetahauan yang ada seperti oseanografi, biologi perikanan, sosial ekonomi, hukum dan teknologi informasi. Menurut Tangke (2010), tantangan dalam pengembangan usaha perikanan di Indonesia adalah lemahnya sistem basisdata dan sistem informasi perikanan yang berpengaruh terhadap akurasi dan ketepatan waktunya, kelemahan ini dapat mengakibatkan salah perencanaan yang berakibat pada kegagalan usaha. Tantangan lain adalah kualitas sumberdaya manusia, karena untuk membangun suatu sistem informasi dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menguasai teknologi sistem informasi serta mengoperasikannya. Salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Hingga saat ini, belum ada lembaga yang menangani penyediaan data dan informasi secara menyeluruh, melainkan masih dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan kebutuhan. Akibatnya sering terjadi perbedaan data dan informasi perikanan. Pengembangan data dan informasi sebagai bahan perencanaan pembangunan perikanan haruslah mengintegrasikan data-data lainnya seperti aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Sehubungan dengan
10
11
sifat yang dinamis dan kompleksitas dari sumberdaya perikanan, maka ketersediaan data yang akurat dan terprecaya menjadi penting (Tangke 2010). Menurut Sari (2000), semakin mudah informasi tersebut dapat diakses, data yang disajikan akurat dan tepat waktu serta relevan terhadap kebutuhan para pengguna maka akan semakin tinggi nilai informasi tersebut. Sistem informasi yang dihasilkan dapat mendukung pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data serta keputusan yang akan dikeluarkan. Selain itu sistem informasi tersebut dapat menggambarkan keadaan mengenai perikanan pada suatu daerah. Dengan demikian dapat memberikan kemudahan bagi pengguna sistem tanpa harus melakukan pengamatan secara langsung. Undang-undang 45 tahun 2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan kecenderungan (trend) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan (www.dkp .sulteng.go.id).
11
12
3. METODOLOGI
3.1
Rancangan penelitian Penelitian ini didominasi oleh penyusunan pemrograman sistem informasi
untuk sumberdaya ikan berbasis mobile web. Penelitian ini meliputi pengambilan data dari pihak-pihak yang terkait, perancangan, pembuatan basis data dan pemrograman sistem informasi.
3.2
Tempat dan waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Model dan Simulasi,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan September 2011 hingga Juni 2012.
3.3
Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini terdiri dari perangkat
keras dan perangkat lunak (Lampiran 1). Perangkat keras yang digunakan berupa laptop RAM 1 GB, Harddisk 160 GB. Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah: a. Windows 7 Professional sebagai sistem operasi. b. Aplikasi:
MySQL 5.5.8, sebagai perangkat lunak server basisdata.
Apache, sebagai web server.
Xammp 2.5, penyedia paket instaler .
Mozilla Fire fox 1.5, sebagai perangkat lunak penjelajah internet.
Notepad++, sebagai media dalam pengkodean.
PhpMyAdmin 3.3.9, sebagai editing query.
c. Bahasa pemrograman:
PHP 5.3.5 dan HTML sebagai bahasa pemrograman.
CSS dan Java script, sebagai bahasa pemrograman dalam desain.
12
13
3.4
Jenis dan sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diambil dan dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu buku FAO (1999 dan 2001), Peristiwady (2006) serta penelitian ikan swanggi oleh Ballerena (2012), Adilaviana (2012), Rifai (2012), dan Wulandari (2012). Data yang dikumpulkan, meliputi: 1. Kunci identifikasi sumberdaya ikan. Data ciri-ciri khusus tiap spesies ikan swanggi. 2. Informasi mengenai stok ikan, biologi reproduksi ikan, kebiasaan makan ikan, dan status sosial ekonomi dari ikan swanggi. 3. Gambar ikan raja gantang.
3.5
Prosedur pembuatan sistem informasi identifikasi ikan Tahapan penelitian ini dilakukan menurut prosedur yang dikenal sebagai
siklus pengembangan sistem dengan The Waterfall Model (Mulyanto 2008). Siklus pengembangan sistem merupakan tahapan-tahapan umum dalam pembuatan suatu perancangan perangkat lunak. Siklus pengembangan sistem dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Tahap investigasi Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008). b. Tahap analisa kebutuhan Perangkat lunak ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi penggunanya, oleh karena itu sebelum dirancang perlu diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan para pengguna tersebut. Pada analisis kebutuhan ini yang dibutuhkan adalah pembuatan basis data, data dalam sistem informasi ini menggunakan format MySQL sebagai basis data. File ini berfungsi untuk menyimpan tabel-tabel yang berisi data. Basis data berisi data ciri-ciri morfologi ikan swanggi, serta nama-nama genus dan spesiesnya, data biologi, stok, biologi reproduksi, kebiasaan makan, dan biologi ekonomi perikanan.
13
14
c. Tahap perancangan Setelah semua kebutuhan diketahui maka pada tahap ini dilakukan perancangan program yang akan diperlukan. Berbagai proses dirancang sedemikian rupa agar user dapat menggunakan aplikasi FISH. Pada perancangan program FISH dilakukan perancangan database dan perancangan perangkat lunak (pengkodean program). Perancangan database diperlukan untuk penyimpanan data pada aplikasi ini. Perancangan database menggunakan database server MySQL dengan editing query PHPMyAdmin. Pada perancangan perangkat lunak yaitu menentukan komponen-komponen perangkat lunak (masukan, proses, dan keluaran), proses perancangan terdiri atas:
Masukan
Masukan bertujuan untuk menyediakan fasilitas untuk memasukkan data. Disain data pada perangkat lunak ini terdiri atas: 1. Input data identifikasi yang berupa ciri-ciri morfologi tiap-tiap spesies ikan. 2. Input data stok ikan, biologi reproduksi, kebiasaan makan dan biologi ekonomi perikanan ikan swanggi. 3. Input data gambar spesies-spesies ikan.
Proses
Proses yang terjadi pada sistem ini adalah proses dalam mendapatkan jenis spesies ikan dan tampilan informasi sumberdaya ikan. Proses ini dapat diselesaikan dengan algoritma dan digambarkan dengan flowchart. Sebagian besar proses yang terjadi adalah kueri yaitu permintaan atau pencarian data tertentu pada suatu basis data.
Keluaran
Keluaran bertujuan untuk menampilkan informasi sesuai kebutuhan pemakai. Desain informasi terdiri atas: 1. Hasil proses identifikasi berupa nama spesies yang teridentifikasi. 2. Informasi stok ikan, biologi reproduksi, kebiasaan makan, dan bieokonomi perikanan spesies yang teridentifikas. 3. Gambar spesies ikan yang telah berhasil teridentifikasi.
14
15
d. Tahap implementasi dan uji coba Rancangan program yang telah dibuat diimplementasikan ke dalam program komputer dengan menggunakan bahasa pemograman. Bahasa pemograman yang digunakan adalah PHP dan HTML. Setelah perangkat lunak selesai dibuat dilakukan pengujian kemampuannya untuk menghasilkan informasi yang akurat. Tahap uji coba dengan menggunakan uji kotak hitam (black box testing) (Khan 2010). Melakukan pengujian terhadap program yang telah dibuat dengan menggunakan data yang diperoleh dari lapangan berupa contoh spesies ikan di Banten yang ingin diidentifikasi. Informasi yang dimasukkan tersebut sesuai atau tidak dengan informasi yang ada sebenarnya. e. Tahap perawatan Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008).
15
16
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1 Kondisi perairan Banten Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Posisi Geografis Provinsi Banten berada antara 5o7'50"– 7o1'11" LS dan 105o1'11" – 106o'7’12" BT, dengan luas wilayah 9.160,70 Km2. Wilayah terluas adalah Kabupaten Pandeglang dengan luas 3.746,90 Km2 dan wilayah terkecil adalah Kota Tangerang dengan luas 164,21 Km2. Di bagian Utara, wilayah Provinsi Banten berbatasan dengan Laut Jawa. Batas sebelah Barat adalah Selat Sunda, sebelah Timur adalah Samudera Hindia dan batas sebelah Timur adalah Provinsi Jawa Barat. Oleh karena dikelilingi oleh laut, maka Provinsi Banten memiliki sumber daya laut yang potensial. Salah satunya yaitu berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten (Fadlian 2010). Secara administrasi, Labuan merupakan salah satu kota kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serang, ditimur dengan Kecamatan Jiput, di sebelah selatan dengan Kecamatan Pagelaran dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan selat Sunda. Selain wisata pantai, Labuan juga dikenal dengan kegiatan perikanannya, bahkan sebagai sentra bagi kegiatan perikanan laut di pesisir barat Provinsi Banten. Dengan ditetapkannya Labuan sebagai sentra perikanan laut perlu dibangun sarana penunjang untuk kegiatan perikanan seperti zona pelabuhan yang terdiri dermaga, TPI, depot es dan SPBM. Zona bisnis dan usaha terdiri atas pusat bisnis, restoran, perbankan dan perkantoran. Zona permukiman terdiri fasilitas umum, sosial dan utilias umum (Fadlian 2010).
4.1.2 Kondisi umum PPP Labuan PPP Labuan secara administratif terletak di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. PPP Labuan memilik batas administratif, di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Labuan dan Desa Cigondang, sebelah utara berbatasan dengan Desa Caringin dan sebelah timur 16
17
berbatasan dengan Desa Banyumekar (Kartika 2007 in Wulandari 2012). Posisi PPP Labuan berada pada wilayah perairan Selat Sunda yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKI-1). Lokasi PPP Labuan berada pada titik koordinat 06°24’30’’LS dan 105°49’15’’BT (Irhamni 2009 in Wulandari 2012). PPP Labuan terdiri dari PPP 1 dan PPI 3 yang berada di muara sungai Cipunteun, serta PPP 2 berada di tepi pantai terbuka. Jenis kapal motor yang dioperasikan di PPP 1 dan PPP 3 berukuran 0-5 GT dan 5-10 GT yang merupakan pelabuhan bagi armada kapal obor, rampus, dan cantrang, sementara kapal motor yang dioperasikan di PPP 2 berukuran lebih dari 10 GT karena merupakan pelabuhan bagi armada kapal purse seine (Wulandari 2012). Nelayan Labuan biasa melakukan operasi penangkapan sepanjang tahun baik musim barat maupun musim peralihan. Kondisi daerah penangkapan yang terhalang oleh pulau-pulau kecil (contohnya Pulau Rakata) membantu nelayan melakukan operasi penangkapan karena terlindung dari pengaruh gelombang (Kartika 2007 in Wulandari 2012). Pada tahun 2008, jumlah nelayan terbanyak di PPP Labuan adalah 2284 atau sekitar 42.68% dari total keseluruhan jumlah nelayan di Kabupaten Pandeglang (Irhamni 2009 in Wulandari 2012).
4.1.3 Sumberdaya ikan swanggi Priacanthus tayenus a.
Klasifikasi ikan swanggi Menurut Richardson (1846) taksonomi ikan swanggi (Gambar 3) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Perciformes
Famili
: Priacanthidae
Genus
: Priacanthus
Spesies
: Priacanthus tayenus
Nama FAO
: Purple-spotted bigeye
Nama Lokal : Ikan Swanggi, Ikan Raja Gantang, Ikan Mata Goyang, Ikan Mata Besar 17
18
Gambar 3. Ikan Swanggi (Priacanthus tayenus)
b.
Karakter biologi Ikan Swanggi memiliki badan agak tinggi, agak memanjang, dan tipis secara
lateral. Profil anterior sedikit asimetrik, ujung rahang bawah biasanya sedikit di atas tingkat garis tengah yang menonjol tubuh. Gigi kecil terdapat pada dentaries, vomer, palatines, dan premaxillaries. Spesies yang lebih kecil kemungkinan memiliki panjang total maksimum 29 cm (FAO 1999). Tulang belakang pada sudut preoperkulum berkembang dengan baik. Jumlah tulang saring insang pada lengkung insang pertama 21 sampai 24. Duri sirip punggung dengan X dan 11 sampai 13 jari lemah. Duri sirip dengan III dan 12-14 jari lemah. Sirip ekor truncate biasanya terdapat pada spesimen yang lebih kecil, tetapi menjadi lunate pada beberapa (mungkin jantan) tapi tidak semua terdapat pada spesimen lebih besar. Jari sirip dada 17-19. Sisik-sisik menutupi terutama bagian badan, kepala, dan dasar sirip kaudal (FAO 1999). Sisik-sisik termodifikasi, sisik-sisik pada bagian tengah lateral dengan bagian posterior atas hilang dan sedikit duri kecil pada spesimen yang lebih besar. Sisik-sisik pada seri lateral 56 sampai 73, sisik-sisik linear lateralis berpori 51 sampai 67. Sisik pada baris vertikal (dari awal sirip dorsal sampai anus) 40 sampai 50. Swimbladder dengan penampang anterior dan posterior, bentuk terkait dengan
18
19
lubang yang termodifikasi dalam tengkorak. Warna tubuh, kepala, dan iris mata adalah merah muda kemerah-merahan atau putih keperak-perakan dengan merah muda kebiruan, sirip berwarna kemerah mudaan, sirip perut mempunyai karakteristik bintik kecil ungu kehitam-hitaman dalam membran dengan 1 atau 2 titik lebih besar di dekat perut (FAO 1999). c.
Distribusi Ikan swanggi tinggal di perairan pantai di antara bebatuan karang dan
terkadang di area yang lebih terbuka pada kedalaman kurang lebih 20 sampai 200 m. Kumpulan ikan dewasa sering tertangkap oleh perikanan trawl pada waktu yang sama dan relatif secara berkala di Laut Cina Selatan dan Andaman. Distribusi ikan ini meliputi wilayah pesisir utara Samudera Hindia dari Teluk Persia bagian Timur dan wilayah Pasifik Barat dari Australia bagian Utara dan Pulau Solomon bagian utara sampai Provinsi Taiwan di China (FAO 1999). d.
Alat tangkap Salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan swanggi
adalah cantrang. Cantrang dapat diklasifikasikan menurut cara pengoperasiannya, bentuk konstruksi serta fungsinya, mempunyai banyak kemiripan dengan pukat harimau. Pengoperasiannya dilakukan dengan melingkarkan tali slambar dan jaring pada dasaran yang dituju. Cantrang terdiri dari (1) kantong (codend); bagian tempat berkumpulnya hasil tangkapan yang pada ujungnya diikat dengan tali hasil tangkapan tidak lolos. (2) Badan; bagian terbesar dari jaring yang terletak diantara kantong dan kaki jaring, terdiri dari bagian kecil–kecil dengan ukuran mata jaring yang berbeda–beda. (3) Kaki (sayap); terbentang dari badan hingga slambar yang berguna sebagai penghalang ikan masuk ke dalam kantong. (4) Mulut; pada bagian atas jaring relatif sama panjang dengan bagian bawah. Alat tangkap cantrang dioperasikan dengan kapal berukuran 8,5 – 11 m x 1,5 – 2,5 m x 1 – 1,5 m dengan kekuatan mesin 18 – 27 PK (Budiman 2006 in Wulandari 2012). e.
Reproduksi Pola pertumbuhan ikan swanggi yang berada di perairan Selat Sunda bersifat
allometrik negatif, yang artinya pertumbuhan panjang lebih dominan daripada pertumbuhan bobot. Faktor kondisi ikan swanggi setiap bulannya berfluktuasi setiap
19
20
bulannya. Ikan swanggi betina memiliki kisaran faktor kondisi 0.8684-1.1442 dan ikan swanggi jantan berkisar pada 0.7150-1.2395. Berdasarkan rasio kelamin didapat hasil yang tidak ideal dengan perbandingan 1:1.052 yang artinya ikan betina lebih dominan tertangkap dibandingkan ikan swanggi jantan. Musim pemijahan ikan swanggi terjadi hampir setiap bulan yaitu Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan Oktober. Ukuran ikan swanggi betina dan jantan matang gonad pertama kali adalah sama yaitu terdapat pada selang ukuran panjang 124-142 mm. Sedangkan berdasarkan analisis teoritis ukuran matang gonad ikan swanggi betina berukuran 211 mm dan ikan swanggi jantan 268 mm. Fekunditas berkisar pada 10678-835805 butir. Pemijahan ikan swanggi secara sebagian atau bertahap (Ballerena 2012). Ikan swanggi (P. tayenus) di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan memiliki 3 kelompok umur dan panjang ikan tersebar antara 100 – 292 mm. Ikan ini memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif dengan nilai b sebesar 3,3525. Nilai parameter pertumbuhan model von Bertalanffy (K, L∞, t0) berturut-turut adalah 346,40; 0,17 dan 0,52. Berdasarkan analisis mortalitas dan model poduksi surplus didapat nilai mortalitas total (Z) 0,39; mortalitas alami (M) 0,23; mortalitas penangkapan (F) 0,16; eksploitasi (E) 0,42. Upaya penangkapan optimum (Fmsy) sebesar 587 trip penangkapan per tahun dengan jumlah tangkapan maksimum lestari (MSY) sebesar 17.200,86 kg ikan/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (TAC) sebesar 13.760,69 kg ikan /tahun. (Adilaviana 2012). f.
Kebiasaan makanan Berdasarkan hasil analisis isi perut ikan swanggi menunjukkan bahwa
udang-udangan merupakan makanan utama, ikan merupakan makanan sekunder atau pelengkap, dan rajungan, crustacea lain, gastropoda, chepalopod serta bivalvia merupakan makanan insidental atau tambahan dari ikan swanggi. Ikan swanggi jantan memiliki luas relung makanan yang lebih besar daripada ikan swanggi betina dan ikan berukuran besar memiliki luas relung makanan yang lebih besar daripada ikan berukuran kecil. Nilai tumpang tindih relung makanan menunjukkan bahwa semakin jauh perbedaan ukuran panjang tubuh ikan swanggi maka tumpang tindih makanannya akan semakin kecil (Rifai 2012).
20
21
g.
Bioekonomi Musim penangkapan ikan swanggi pada periode 2001-2007 terdapat pada
awal musim peralihan I, awal dan akhir musim timur, awal musim peraihan II, dan akhir musim barat. Sedangkan pada periode 2010-2011 terdapat pada pertengahan hingga akhir musim peralihan I, awal musim timur, akhir musim peralihan II, dan awal musim barat. Daerah penangkapan ikan swanggi di Selat Sunda pada musim timur yaitu Carita, perjalanan menuju Sumur, dan 15-35 km ke arah P. Rakata. Pada musim peralihan II dan musim barat nelayan lebih banyak melakukan penangkapan di Teluk Labuan, Tg. Lesung, Sumur, dan P. Panaitan. Nilai parameter stok ikan swanggi (K, q, dan r) masing-masing sebesar 177311 kg/tahun, 0.02 kg/trip, dan 2.15 kg/tahun. Status pemanfaatan ikan swanggi di Selat Sunda sudah mengalami biological overfishing dan economical overfishing (Wulandari 2012). h.
Kondisi perikanan ikan swanggi di PPP Labuan PPP Labuan sebagai pelabuhan perikanan pantai terbesar di Kabupaten
Pandeglang, disediakan pemerintah kepada masyarakat nelayan di sekitar Pandeglang untuk melakukan transaksi kegiatan perikanan. Ikan swanggi merupakan hasil tangkapan dominan kelima di Labuan (8.25%) setelah ikan kue (24.70%), kurisi (23.43%), kuniran (23.04%), dan kapasan (13.70%) (Gambar 4).
6.89%
8.25%
24.70%
13.70%
23.04% 23.43%
Kue Kurisi Kuniran Kapasan Swanggi Jolod
Gambar 4. Komposisi hasil tangkap ikan demersal kecil di Labuan Sumber: Wulandari 2012 (olah data harian PPP Labuan tahun 2011) Jenis ikan swanggi yang tertangkap adalah Priacanthus tayenus. Daerah penangkapan ikan swanggi meliputi pulau-pulau kecil (P. Liwungan, P. Sebesi, P. Panaitan, P. Papole), Carita, Sumur, Tanjung Alang-alang, Tanjung Lesung, dan 1521
22
35 km arah Barat Laut dari Labuan dengan waktu tempuh 2-3 jam. Penangkapan ikan swanggi menggunakan alat tangkap jaring cantrang yang dioperasikan dengan menggunakan kapal motor berukuran 6-24 GT dan alat tangkap jaring rampus yang dioperasikan dengan menggunakan kapal motor berukuran 2-6 GT. Jenis tangkapan yang dihasilkan alat tangkap tersebut diantaranya ikan swanggi, pepetek, kurisi, kuniran, kapasan (Wulandari 2012).
4.1.4 Pengembangan sistem Sistem informasi perikanan yang telah dibangun merupakan aplikasi perangkat lunak dengan basis sistem operasi mobile website dengan menggunakan bahasa pemograman Hypertext Preprocessor (PHP), database server MySQL dengan tools PHPMyAdmin. Tahap dalam pengembangan sistem informasi sumberdaya perikanan mengacu pada The Waterfall Model menurut Mulyanto (2008) yaitu terdiri dari tahap investigasi, tahap analisa kebutuhan, tahap perancangan, tahap implementasi dan uji coba, serta tahap perawatan. 1. Tahap investigasi Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi dikembangkan. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk menentukan apakah sistem informasi yang akan dikembangkan merupakan solusi yang layak (Mulyanto 2008). Tahap ini juga mengidentifikasi sistem yang telah ada dan sistem baru yang akan dikembangkan. Sistem yang telah ada adalah sistem identifikasi ikan yang masih menggunakan buku identifikasi dan buku informasi sumberdaya ikan, dan sistem yang akan dikembangkan adalah terkomputerisasi serta berbasis mobile web. 2. Tahap analisa kebutuhan Sistem ini bertujuan untuk menampilkan langkah-langkah identifikasi ikan serta menampilkan informasi deskripsi ikan, kondisi perairan pengambilan contoh, aspek pengkajian stok ikan, aspek reproduksi, aspek kebiasaan makanan, dan aspek bioekonomi. Data yang dibutuhkan berasal dari data hasil penelitian ikan di Banten, data identifikasi ikan diperoleh dari buku FAO (Food and Agriculture Organization) Species Identification Guide For Fishery Purpose) (1999 dan 2001) dan buku ikan22
23
ikan laut ekonomis penting di Indonesia oleh Peristiwady (2006). Analisa kebutuhan dari aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisa kebutuhan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) Kebutuhan Pengguna (user)
Identifikasi Ikan
Informasi Ikan
Langkah-langkah identifikasi suku Langkah-langkah identifikasi spesies Spesies ikan Istilah umum Istilah teknis Kebutuhan Pengguna (user) Informasi deskripsi ikan Infomasi aspek pengkajian stok ikan Informasi aspek reproduksi Informasi aspek kebiasaan makanan Informasi aspek bioekonomi Informasi studi pustaka
Analisis langkah-langkah identifikasi famili diperlukan untuk mendapatkan jenis famili ikan yang akan diidentifikasi. Analisis langkah-langkah identifikasi spesies diperlukan untuk mendapatkan spesies ikan. Setelah pengguna mengetahui jenis ikan yang telah diidentifikasi maka pengguna dapat mencari informasi selanjutnya yang telah disediakan dalam aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan pada menu informasi umum. Kebutuhan informasi akan morfologi, meristik, habitat, distribusi, alat tangkap, aspek pengkajian stok ikan, aspek reproduksi, aspek kebiasaan makanan dan aspek bioekonomi, kondisi perairan, dan kondisi perikanan dari ikan telah disediakan pada aplikasi ini. Komponen-komponen dalam sistem informasi identifikasi ikan sesuai dengan kebutuhan dari masingmasing pelaku sistem terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan masing-masing pelaku sistem yang berkaitan dengan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan. Pelaku Sistem
User
Administrator
Kebutuhan Pelaku Sistem Mempermudahkan penyimpanan dan menampilkan data Dinas Perikanan Pengambilan keputusan Pengguna data dan informasi Kemudahan memperoleh data dan (akademisi, peneliti atau informasi sesuai dengan kebutuhan pemerintah) Pengambilan keputusan Staf ahli dinas perikanan/instansi Form informasi perikanan
23
24
3.
Tahap perancangan sistem
a.
Diagram blok Cara kerja Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dapat dijelaskan
dengan menggunakan diagram blok yang terdapat pada Gambar 5. Komponenkomponen yang terlibat di dalam sistem terdiri dari lima macam, yaitu: 1. Administrator, berperan untuk mengatur segala proses pengelolaan data yang sudah terpusat. Administrator dapat melakukan penambahan, penghapusan, perubahan dan penyimpanan data. Kemudian sistem akan menyimpan data tersebut ke dalam database yang dapat dipergunakan oleh user menjadi sebuah informasi. 2. User, merupakan pengguna dapat mengakses FISH untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang berasal dari database yang sudah dibangun. 3. Database, merupakan gudang data tempat terakhir data disimpan. Dalam database dilakukan pembagian data berdasarkan kelompok-kelompok data yang sejenis sehingga data tidak bercampur dan tersusun dengan baik. 4. Informasi, merupakan data yang terdapat dalam FISH sesuai dengan kebutuhan user. 5. FISH, dirancang agar dapat menerima data masukan dari administrator dan kemudian menyimpannya ke dalam database. FISH juga dirancang agar dapat menerima permintaan tertentu yang dilakukan oleh user untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkannya yang berasal dari database.
Gambar 5. Diagram blok Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
24
25
b. Diagram alir data Mendapatkan famili ikan dan spesies ikan yang sesuai dan cepat merupakan pemecahan masalah yang diharapkan dalam proses identifikasi famili dan spesies. Pada tahap ini pemecahan masalah tersebut dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah. Algoritma dibutuhkan untuk memerintah komputer mengambil langkah-langkah tertentu dalam menyelesaikan masalah. Gambar 6 merupakan diagram alir (flowchart) proses dalam identifikasi famili dan spesies ikan.
Keterangan: Gambar 6. Flowchart proses identifikasi famili dan spesies ikan
25
26
Pada saat pertama kali program dijalankan pengguna akan ditampilkan dua pertanyaan. Pengguna harus memilih salah satu dari pertanyaan, setelah itu pengguna memilih semua pertanyaan-pertanyaan selanjutnya sampai spesies yang dimaksud ditemukan. Jika hasil yang didapatkan tidak sesuai maka pengguna dapat kembali ke pertanyaan awal inilah yang disebut pernyataan (statement) pengulangan pertanyaan (looping question). Kotak yang berwarna abu-abu pada Gambar 6 merupakan daerah pengulangan pertanyaan. Algoritma aplikasi FISH dapat digambarkan dengan diagram alir (flowchart). Diagram alir untuk mendapatkan famili Priacanthidae terdapat pada Lampiran 2. Diagram alir untuk mendapatkan mendapatkan spesies Priacanthus tayenus terdapat pada Lampiran 3. c.
Pengolahan basis data Pada tahap desain database dapat digambarkan melalui Entity Relation
Diagram (Gambar 7). Pembuatan disain database sesuai dengan analisis kebutuhan sistem yang telah ditentukan. Penyusunan tabel yang dibutuhkan untuk sistem informasi identifikasi ikan merupakan bentuk awal dari pembentukan desain database. Kemudian menentukan masing-masing field dari setiap tabel, field dari masing-masing dapat sama atau berulang. Hubungan relasi antar tabel pada Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan adalah hubungan relasi one to one (relasi ini mempunyai ciri bahwa satu data pada tabel A mengandung banyak data pada tabel B) dan one to many (relasi ini mempunyai ciri bahwa pada tabel A memiliki satu record yang cocok dengan satu record pada tabel B). Antar tabel dihubungkan oleh suatu kunci atau primary key. Data dalam Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ini disimpan dengan menggunakan database server MySQL, editing query menggunakan PhpMyAdmin. Data tersebut tersimpan dalam 26 jenis tabel (Lampiran 4). Seluruh tabel memiliki struktur seperti pada Tabel 3.
26
27
Gambar 7. Relasi database aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
Deskripsi Nama-nama kingdom Nama-nama filum Nama-nama kelas Nama-nama kelas Nama-nama suku Nama-nama genus Nama-nama spesies Gambar ikan, deskripsi ikan, nama lokal ikan, nama FAO ikan. Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan spesies ikan Gabungan kode dari kode spesies dan langkah identifikasi spesies Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan suku ikan Gabungan kode dari kode suku dan langkah identifikasi suku Deskripsi umum morfologi dan morfometri ikan, habitat dan distribusi, alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tersebut, gambar ikan, gambar distribusi, dan gambar alat tangkap t_informasi Deskripsi kondisi perairan Banten, Selat Sunda, Labuan, kondisi perikanan ikan tertentu dan gambar peta lokasi penelitian t_stok Deskripsi sebaran frekuensi panjang, pertumbuhan, hubungan panjang dan bobot, mortalitas dan laju eksploitasi, model surplus produksi, dan pengelolaan sumberdaya perikanan dan gambar. t_reproduksi Deskripsi rasio kelamin, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, diameter telur dan gambar. t_kebiasaan_makan Deskripsi indeks isi lambung, komposisi makanan, luas relung makanan, tumpang tindih relung makanan dan gambar. t_bioekonomi Deskripsi hasil tangkapan dan harga ikan, upaya penangkapan, tangkapan per satuan upaya, pola musim penangkapan, bioekonomi, rezim pengelolaan perikanan open accsess, rezim pengelolaan perikanan MSY, rezim pengelolaan perikanan MEY, dan gambar. t_kamus Istilah-istilah umum identifikasi ikan t_istilah Istilah-istilah (kepala, badan, ekor, sirip, dan sisik) identifikasi ikan t_pengukuran Deskripsi cara pengukuran dalam identifikasi ikan t_login Password dan username administrator t_db_bioekonomi Data dari parameter-parameter pada aspek bioekonomi t_db_kebiasaanmakan Data dari parameter-parameter pada aspek kebiasaan makanan t_db_reproduksi Data dari parameter-parameter pada aspek reproduksi t_db_stok Data dari parameter-parameter pada aspek stok
Desain tampilan Desain tampilan dapat dilakukan setelah tahap analisis kebutuhan dan
perancangan sistem telah dilakukan. Tahap desain tampilan dapat diartikan sebagai tahap setelah analisis sistem, pendefinisian kebutuhan fungsional, persiapan untuk rancang bangun implementasi, dan penggambaran bagaimana suatu sistem dibentuk (Jogiyanto, 1999). Tahap desain tampilan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas pada tahap implementasi sistem.
28
29
Desain struktur tampilan program terdapat dua macam, yaitu desain tampilan untuk pengguna (user) dan desain tampilan untuk administrator. Terdapat lima menu utama untuk sistem informasi ikan yaitu menu identifikasi, menu informasi umum, menu kamus, menu bantuan dan menu tentang. Rancangan dari aplikasi FISH terdapat pada Gambar 8.
Gambar 8. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH)
29
30
Desain tampilan untuk menu administrator hanya terdapat satu menu utama yaitu menu informasi (Gambar 9). Perancangan desain tampilan pada aplikasi FISH menggunakan bahasa pemograman HTML, CSS dan Javascript.
Gambar 9. Struktur program Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan untuk kebutuhan administrator 5. Tahap implementasi dan uji coba a. Implementasi Tahapan implementasi sistem mencakup coding (pengkodean program) dan instalasi (pemasangan program). Program aplikasi dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) dan database server MySql. Contoh pengkodean aplikasi FISH disajikan pada Lampiran 5. Data dan informasi dimasukkan ke dalam field yang telah disediakan pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pemasukan data ini dilakukan pada dua tahap yaitu pertama tahap off-line (tahap komputer tidak tersambung ke internet) dan tahap kedua adalah tahap on-line (tahap komputer 30
31
langsung terhubung ke internet) (Dinamika 2003). Pada tahap pertama data dimasukkan ke dalam ruang-ruang penyimpanan yang disebut tabel (atribut) dan selanjutnya informasi tersebut dapat dicari atau diambil kembali dengan menerapkan proses query dengan menggunakan editing query PHPMyAdmin, setelah semua data dimasukkan dilanjutkan dengan pemindahan file ke dokumen dengan format php dengan menggunakan bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP). Website yang telah selesai dirancang akan dikirim ke server internet, proses ini dinamakan upload. b. Uji coba Setelah desain dan perancangan sistem selesai dilakukan, untuk mengetahui sistem ini sudah berjalan dengan baik atau sesuai dengan output yang diinginkan, dilakukan tahap uji coba terhadap sistem. Pengujian pada aplikasi FISH dilakukan dengan pengujian kotak hitam (black box). Pengujian kotak hitam didasarkan pada analisis spesifikasi program tanpa mengacu pada internal program. Tujuannya adalah untuk menguji seberapa baik komponen sesuai dengan persyaratan diterbitkan untuk komponen. Uji coba kotak hitam memastikan input yang benar diterima dan output benar diproduksi memperhatikan sedikit atau tidak dengan struktur logis internal sistem (Khan 2010). Proses uji coba dilakukan dengan menggunakan data identifikasi ikan dan informasi umum dari spesies Priachantus tayenus. Data identifikasi ikan diperoleh dari FAO (1999 dan 2001) dan buku ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia oleh Peristiwady (2006) serta data informasi umum diperoleh dari data hasil penelitian ikan swanggi oleh Adilavian (2012), Ballerena (2012), Rifai (2012) dan Wulandari (2012). Hasil uji coba sistem dapat akan menyajikan ketidakcocokan ataupun kesalahan. Kesalahan dalam proses uji coba aplikasi dapat berasal dari sistem penyimpanan data (database), pengkodean (coding) ataupun prosedural. 6. Tahap perawatan Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses, evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan (Mulyanto 2008). Tahap perawatan dapat dilakukan sebulan sekali dengan melakukan monitoring terhadap aplikasi agar tidak terjadi
31
32
kerusakan aplikasi. Monitoring dilakukan setelah aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) di upload ke internet.
4.1.5 Sistem informasi sumberdaya perikanan Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diberi judul Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan yang dapat disebut FISH (Fisheries Resources Information System). Aplikasi FISH lebih dimaksudkan kepada penyediaan informasi dalam bidang perikanan terutama dalam pencarian atau pengidentifikasian famili dan spesies serta informasi biologi dan ekonomi sumberdaya ikan dengan data contoh famili Priacanthidae dan ikan swanggi Priacanthus tayenus. a. Hasil eksekusi program untuk user Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) memiliki format web design standar yang sama dengan aplikasi mobile web dibawah sistem operasi windows. Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) memiliki dua macam menu tampilan sesuai dengan pelaku sistem yaitu tampilan untuk user dan administrator. Pengguna (user) yaitu seseorang yang menggunakan aplikasi untuk kebutuhan mencari informasi sedangkan administrator yaitu pengguna yang bertugas untuk mengurus (memperbaharui, memperbaiki dan menghapus) isi dari aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH). Pada aplikasi FISH terdapat lima menu utama pengguna tamu yaitu menu Identifikasi, menu Informasi Umum, menu Kamus, menu Bantuan, dan menu Tentang. Terdapat satu menu utama untuk pengguna administrator yaitu menu Informasi Umum. Menu-menu pada aplikasi ini memiliki format php. Setelah membuka halaman utama (homepage) pengguna akan diarahkan untuk memilih link-link yang tersedia yang akan menghubungkan dengan menu-menu php. Menu tersebut berikut dengan nama file .php adalah Identifikasi (identifikasi.php), Informasi Umum (informasi.php), Kamus (istilah.php), Bantuan (bantuan.php), Tentang (tentang.php). Masing-masing menu tadi masih berisi link yang menghubungkan dengan menu lain dan tabel-tabel yang sudah dibuat sebelumnya. Pada setiap halaman akan terdapat tampilan yang sama berisi link yang akan menghubungkan ke masing-masing menu utama. Tujuan dibuatnya tampilan yang sama adalah agar pengguna mudah dan
32
33
tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengakses informasi sehingga tidak perlu kembali lagi ke halaman utama. Tampilan awal FISH disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Tampilan halaman utama pada aplikasi FISH
33
34
Pada tampilan Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan disajikan menu utama dan beberapa sub menu yaitu terdiri atas: a.
Menu identifikasi Pada menu identifikasi menampilkan jendela identifikasi famili dan spesies
yang berisi pertanyaan-pertanyaan ciri-ciri famili atau spesies ikan. Pertanyaanpertanyaan yang telah disediakan harus dijawab oleh pengguna (user). Gambar 11 merupakan halaman awal langkah-langkah identifikasi famili dan spesies. Setelah pengguna selesai menjawab semua pertanyaan yang telah disediakan maka akan tampil hasil kesimpulan dari hasil identifikasi ikan beserta gambar dan deskripsi dari ikan tersebut (Gambar 12 dan Gambar 13). Setelah user menjawab semua pertanyaan yang telah disediakan maka akan tampil hasil dari identifikasi famili. Gambar 12 merupakan hasil akhir identifikasi famili. Pengguna dapat membaca deskripsi tentang famili ikan yang telah diidentifikasi sehingga pengguna dapat mencocokan dan apabila tidak sesuai pengguna dapat melakukan identifikasi kembali sebelum menuju langkah selanjutnya untuk identifikasi spesies. Gambar 13 merupakan tampilan hasil dari identifikasi spesies. b. Menu informasi umum Menu informasi ini terdapat submenu deskripsi, reproduksi, stok, kebiasaan makanan dan bioekonomi. Pada halaman awal akan ditampilkan form agar user dapat mencari jenis ikan yang ingin didapatkan informasinya. Pengguna dapat mengetik jenis ikan yang ingin dicari di form yang telah disediakan, setelah itu akan muncul hasil dari pencarian seperti pada Gambar 14. Pada tampilan awal hasil pencarian informasi umum ikan akan muncul informasi tentang peta lokasi penelitian, kondisi perairan Banten, kondisi perairan Selat Sunda, kondisi perairan Labuan dan kondisi perikanan ikan tertentu (Gambar 15).
34
35
Gambar 11. Tampilan menu identifikasi pada aplikasi FISH
35
36
Gambar 12. Tampilan halaman hasil identifikasi famili Priacanthidae pada aplikasi FISH
36
37
Gambar 13. Tampilan hasil identifikasi spesies Priacanthus tayenus pada aplikasi FISH c. Menu Kamus Menu kamus berisi informasi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam proses pencarian famili dan spesies. Tampilan menu kamus terdapat pada Gambar 16. Pada jendela menu kamus istilah akan ditampilkan informasi mengenai istilah umum dalam identifikasi famili dan spesies. Selain istilah umum, pada menu ini juga ditampilkan istilah teknis kepala ikan, badan ikan, ekor ikan, sirip ikan dan sisik ikan. Menu kamus dibuat agar dapat membantu pengguna dalam melakukan proses identifikasi pada menu identifikasi.
37
38
Gambar 14. Menu informasi umum f. Menu bantuan Pada Menu Bantuan terdapat dua sub menu yaitu sub menu identifikasi dan submenu informasi umum (Gambar 17). Sub menu identifikasi terdapat informasi mengenai cara pengukuran karakter morphologi (bentuk morphologi dan karakter meristik, cara menghitung jari-jari sirip, dan perhitungan sirip). Sub menu informasi umum berisi panduan dalam mencari informasi ikan yang diinginkan. g. Menu tentang Pada menu tentang berisi tentang profil penulis, deskripsi tentang aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan dan informasi sumber pustaka yang digunakan dalam aplikasi FISH. Hasil tampilan menu tentang disajikan pada Gambar 18.
38
39
Gambar 15. Sub menu informasi umum
39
40
Gambar 16.Tampilan menu kamus pada aplikasi FISH b. Hasil eksekusi program untuk administrator Aplikasi
Sistem
Informasi
Sumberdaya
Perikanan
(FISH)
untuk
administrator ketika pertama kali dijalankan akan menampilkan form Login atau kotak pengisian password dan username sebagai syarat untuk masuk ke halaman selanjutnya (Gambar 19). Jika username dan password yang dimasukkan benar, maka akan masuk ke menu utama (Gambar 20).
40
41
Gambar 17. Tampilan menu bantuan pada aplikasi FISH Form login berfungsi untuk administrator yang akan menggunakan program ini untuk memasukkan password dan username. Setelah administrator memasukkan password dan username maka akan ditampilakan menu seperti pada Gambar 20. Pada halaman informasi umum terdapat pilihan sub menu kondisi perairan, deskripsi umum, reproduksi, stok, kebiasaan makanan dan bioekonomi. Pengguna dapat memilih sesuai dengan kebutuhan. Ketika pengguna memilih salah satu sub menu akan ditampilkan form seperti pada Gambar 21.
41
42
Gambar 18. Tampilan menu tentang Pada halaman form kebiasaan makanan (Gambar 21) pengguna dapat memilih spesies ikan yang akan diperbaiki datanya dengan pilihan Edit, dihapus dengan pilihan Delete atau diperharui datanya dengan pilihan Add New. Pada halaman form kebiasaan makanan (Gambar 22) pengguna dapat mengisi data pada kotak pengisian yang telah tersedia. Ketika pengguna telah
42
43
memilih button save maka data secara otomatis akan tersimpan pada database yang telah tersedia.
Gambar 19. Tampilan halaman awal form login (administrator)
Gambar 20. Tampilan menu informasi umum (administrator) 43
44
Gambar 21. Tampilan Form Kebiasaan Makanan
Gambar 22. Tampilan Form Kebiasaan Makanan
44
45
4.2 Pembahasan 4.2.1 Sistem informasi sumberdaya perikanan Aplikasi Sistem Informasi Perikanan (FISH) merupakan sarana untuk menyajikan tampilan langkah-langkah dalam identifikasi famili dan identifikasi spesies. Aplikasi ini juga menyediakan informasi tentang kondisi perairan, kondisi perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan ikan, bioekonomi ikan dan database perikanan. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang beraneka ragam. Peran buku identifikasi mutlak sangat diperlukan dalam melakukan identifikasi. Selain dengan menggunakan buku identifikasi kini identifikasi dapat dilakukan secara on-line melalui internet. Perkembangan teknologi informasi semakin maju sehingga peneliti merancang aplikasi yang salah satunya berisi tampilan langkah-langkah identifikasi famili dan spesies berbasis mobile web. Sistem identifikasi pada aplikasi FISH hanya dapat membandingkan dengan ciri morfologi saja, aplikasi FISH belum bisa mengidentifikasi dalam ilmu fisiologi, ekologi, dan geografi. Aplikasi FISH dapat menjadi acuan dalam melakukan langkah selanjutnya dalam identifikasi yaitu dengan identifikasi secara genetika (DNA) agar mendapatkan hasil identifikasi yang lebih akurat sesuai dengan kebutuhan. Pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) terdapat menu kamus yang didalamnya terdapat istilah-istilah yang biasa digunakan dalam proses identifikasi untuk memudahkan dalam menggunakan kunci identifikasi yang telah disediakan. Setelah pengguna melakukan langkah-langkah identifikasi famili dan spesies akan ditampilkan klasifikasi ikan. Penyusunan klasifikasi yang ditampilkan pada aplikasi FISH terdiri dari nama kingdom, nama filum, nama kelas, nama ordo, nama famili, nama genus dan nama spesies. Data yang telah disimpan yaitu 176 spesies (Lampiran 6), 43 genus, 71 famili, 2 ordo (Clupeiformes dan Perciformes), 1 kelas (Actinopterrygii), 1 filum (Chordata) dan satu kingdom (Animalia). Perancangan aplikasi FISH dilakukan karena masih sedikit tersedianya sarana informasi yang memadai tentang proses identifikasi ikan dan informasi sumberdaya ikan masih sangat sedikit. Ketersediaan data dan informasi perikanan penting dalam usaha perikanan, pengelolaan dan pembangunan perikanan nasional. Selain itu kebutuhan informasi juga diperlukan bagi masyarkat luas dan peneliti. 45
46
Tanpa adanya informasi suatu bidang akan mengalami kemunduran. Sesuai dengan UU 45/2009 tentang perikanan, menjelaskan bahwa data dan informasi merupakan dasar dari pengelolaan perikanan. Data dan informasi menjabarkan status perikanan sebelum dan saat ini serta menunjukkan kecenderungan (trend) pengembangan sektor yang dapat digunakan untuk perencanaan, pengambilan kebijakan dan pengelolaan (www.dkp .sulteng.go.id). Sistem yang dibuat dalam penelitian ini, dirancang agar sistem bisa digunakan oleh setiap pihak atau pelaku sistem dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing. Kebutuhan yang disediakan dalam aplikasi ini adalah informasi mengenai kondisi perairan, kondisi perikanan, deskripsi umum ikan, reproduksi ikan, stok ikan, kebiasaan makanan ikan, bioekonomi ikan dan database perikanan. Sistem informasi penting dalam menunjang keputusan pengelolaan perikanan selanjutnya. Sistem informasi adalah sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat (Andayati 2010). Informasi yang relevan, lengkap, akurat dan tepat waktu adalah hal yang sangat diperlukan dan mendesak dalam semua bidang pekerjaan termasuk bidang perikanan. Menurut Tangke (2011), salah satu permasalahan pembangunan perikanan Indonesia adalah keterbatasan data dan informasi yang dapat dijadikan rujukan perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Oleh karena itu diharapkan aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dapat memenuhi
kebutuhan
akan
informasi
sebagai
acuan
dalam
pengelolaan,
pengembangan dan pemanfaatan perikanan selanjutnya. Aplikasi Sistem Infomasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang berbasis mobile web agar pengguna dapat mudah mengakses aplikasi ini lewat komputer, laptop dan hanphone. Aplikasi ini memanfaatkan jaringan antara komuter sehingga diharapkan memberikan peningkatan dalam segi keakuratan, kecepatan dan kemudahan dalam mengakses data. Sistem informasi ini menggunakan database server MySQL versi 5.5.8 dengan editing kuerinya menggunakan PhpMyAdmin versi
46
47
3.3.9 yang dapat langsung diakses oleh perangkat lunak PHP (Hypertext Preprocessor) versi 5.3.5. Proses pembuatan kode-kode (coding) aplikasi Sistem Infomasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dilakukan pada perangkat lunak Notepad++ dengan nama file yang berekstention .php dan situs web dapat diakses dengan menggunakan berbagai macam browser internet (Mozila Firefox atau Internet Explorer).
4.2.2 Kebutuhan FISH untuk pengelolaan Tampilan identifikasi ikan pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang untuk memudahkan mengenali jenis ikan dan data yang sudah ada dan untuk memudahkan penyimpanan jenis ikan tertentu. Identifikasi jenis ikan menjadi hal dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan perencanaan pengelolaan perikanan. Kesalahan dalam identifikasi ikan akan menyebabkan terjadinya pengelolaan perikanan yang kurang tepat karena masing-masing ikan memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan ikan lain. Pada suatu perairan terdapat banyak populasi ikan dan juga terdapat beberapa stok ikan, sehingga sangat penting diperlukan identifikasi stok ikan untuk pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan. Menurut Sparre dan Venema (1999) in Nuitja (2010), pentingnya pengetahuan tentang identifikasi ikan adalah dalam mengidentifikasi stok yang berbeda dalam suatu populasi sehingga sangat penting menguasai teknik-teknik identifikasi spesies agar dalam menentukan stok tidak mengalami kekeliruan dan data yang dikumpulkan bisa bermanfaat. Syarat identifikasi stok adalah kemampuan untuk memisahkan spesies yang berbeda. Identifikasi jenis stok menjadi penting dikarenakan dalam pengelolaaan perikanan, dibutuhkan mutu informasi yang lebih lengkap dan lebih akurat dari waktu-waktu salah satunya informasi tentang ukuran stok serta potensi sumberdaya (Widodo 2008), oleh karena itu pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan meliputi tampilan identifikasi ikan dan informasi tentang aspek pengkajian stok ikan. Pentingnya pengetahuan biologi ikan salah satunya tentang ukuran stok ikan dalam pengelolaan sumberdaya ikan diungkapkan oleh Widodo (2008), pengelolaan sumberdaya ikan memerlukan ilmu dinamika populasi yang mencangkup rekruitmen, pertumbuhan, mortalitas alami dan penangkapan serta pendugaan 47
48
ukuran stok, sehingga pada aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) ini dirancang agar terdapat tampilan aspek pengkajian stok ikan yang terdiri dari data parameter pertumbuhan, hubungan panjang bobot, laju mortalitas & laju eksploitasi serta model produksi surplus.
4.2.3 Pengelolaan ikan swanggi Tampilan pada aspek pengkajian stok ikan yang terdiri atas data parameter pertumbuhan, hubungan panjang bobot, laju mortalitas dan laju eksploitasi serta model produksi surplus. Berdasarkan analisis mortalitas dan model produksi surplus ikan swanggi di perairan Selat Sunda baik jenis kelamin jantan maupun betina belum mengalami overfishing,
alternatif pendekatan rencana pengelolaan pada
penelitian upaya penangkapan yang digunakan yaitu, tidak menambah jumlah trip penangkapan namun menangkap ikan swanggi lebih lama di laut agar produktivitas meningkat sebesar 38,98 kg ikan/trip dan menambah sebanyak 234 trip penangkapan dengan menangkap ikan swanggi sebanyak 23,44 kg ikan/trip (Adilaviana 2012). Tampilan pada aspek reproduksi ikan terdiri atas informasi indeks kematangan gonad, tingkat kematangan gonad, faktor kondisi, rasio kelamin, pola pemijahan ikan dan fekunditas. Pengelolaan berdasarkan aspek reproduksi adalah penangkapan dilakukan pada wilayah yang bukan merupakan wilayah pemijahan. Waktu penangkapan sebaiknya dilakukan setelah ikan mengalami musim puncak pemijahan yaitu selain bulan Maret dan September dengan pembatasan kuota tertentu berdasarkan JTB (Jumlah Tangkap Boleh) yang diizinkan. Pada musim timur yaitu pada bulan Februari-April dengan puncak pemijahan bulan Maret, maka penangkapan ikan dapat dilakukan di wilayah yang lebih jauh dari pesisir karena diindikasikan pada musim tersebut ikan swanggi banyak memijah di perairan yang lebih dangkal, karena suhu perairan yang mendukung untuk memijah di wilayah tersebut. Sedangkan pada bulan September saat musim barat suhu bawah permukaan lebih dingin, mengakibatkan banyak ikan memijah di wilayah yang lebih jauh dari perairan dangkal. Maka dari itu nelayan hendaknya tidak menangkap ikan di wilayah yang lebih jauh maupun di wilayah dangkal, tetapi disarankan nelayan menangkap ikan di perairan lain (Ballerena 2012). 48
49
Tampilan aspek bioekonomi terdiri atas data musim penangkapan ikan, rente ekonomi ketika MSY, MEY dan OA. Pada kondisi MEY rente ekonomi yang diperoleh merupakan yang tertinggi dibandingkan pengelolaan open access dan MSY yaitu sebesar Rp 15.135.224,95 per tahun. Pencegahan terhadap terjadinya alokasi yang tidak tepat dari sumberdaya alam karena kelebihan tenaga kerja ataupun modal dapat dicegah pada kondisi MEY (Wulandari 2012). Tampilan aspek kebiasaan makanan terdiri atas tampilan makanan utama, makanan pelengkap dan makanan tambahan. Isi perut ikan swanggi menunjukkan bahwa udang-udangan merupakan makanan utama, ikan merupakan makanan sekunder atau pelengkap, dan rajungan, crustacea lain, gastropoda, chepalopod serta bivalvia merupakan makanan insidental atau tambahan dari ikan swanggi (Rifai 2012). Dari data yang ditampilkan pada aplikasi FISH, informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan diantaranya yaitu menentukan ukuran mata jaring karena musim pemijahan ikan swanggi hampir setiap bulan di sepanjang tahun. Sulit untuk menentukan bulan penangkapan yang baik sehingga pengelolaan yang paling sesuai adalah menentukan batas ukuran yang boleh ditangkap yaitu ketika ikan sudah melakukan proses pemijahan. Selain itu menentukan batas kuota penangkapan, pengelolaan berdasarkan aspek bioekonomi adalah sesuai dengan rezim MEY yaitu 127 trip/ tahun maka akan menghasilkan keuntungan Rp 15,135,224.95 per tahun.
Menangkap ikan swanggi selain bulan Maret dan
September dengan pembatasan kuota. Menjaga daerah nursery ground untuk menjaga ketersediaan udang yang merupakan makanan utama ikan swanggi. Dengan demikian potensi makanan dan stok ikan swanggi dapat berkelanjut.
4.2.4 Kelebihan dan kekurangan Kelebihan aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) adalah efisien, efektif, dan akurat. Menampilkan informasi-informasi dari database dan halaman-halaman web dapat berubah secara otomatis. Aplikasi FISH juga memiliki form administrator, sehingga data yang terdapat dalam aplikasi ini dapat diperharui, diperbaiki atau dihapus setiap saat. Proses pencarian dan pengelompokan data lebih mudah dan cepat karena telah terkomputerasi. Tidak memerlukan ruang yang besar 49
50
untuk menyimpan data karena semua tersimpan dalam komputer. Aplikasi FISH memberikan kemudahan kepada penggunaan bagi user (user friendly). Kekurangan aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) adalah baru dapat mengetahui 176 spesies. Tampilan idenfikasi ikan tidak termasuk moluska, krustesea, dan lain-lain. Aplikasi FISH belum dapat menyajikan informasi statistik perikanan, peta sebaran ikan menurut spesies, isu dan topik perikanan aktual, budidaya, perikanan laut, dan sistem informasi geografis.
50
51
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) merupakan
aplikasi yang menyediakan sarana informasi tentang perikanan. Informasi utama pada aplikasi ini adalah pencarian atau pengidentifikasian famili (Priacanthidae) dan spesies (ikan swanggi Priacanthus tayenus). Aplikasi FISH juga menampilkan informasi umum sumberdaya, ikan swanggi Priacanthus tayenus). Pada aplikasi FISH tersedia penyimpanan data dan identifikasi ikan untuk ikan swanggi, data disimpan dengan nama database tabel identifikasi ikan. Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) dirancang dengan memperhatikan kemudahan dalam pemakaian dan kecepatan dalam pengaksesan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan pengelolaan perikanan.
5.2
Saran Aplikasi Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan (FISH) masih jauh dari
sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Data identifikasi famili dan spesies serta data informasi sumberdaya ikan hanya terbatas pada ikan swanggi. Tampilan identifikasi dapat dilakukan untuk ikan, moluska, krustasea, dan lain-lain. Menambahkan menu informasi habitat, informasi kelembagaan, informasi sosial dan informasi data statistik.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Adilaviana T. 2012. Kajian stok ikan swanggi (Priacanthus tayenus) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.70 hlm. Andayati D. 2010. Sistem pendukung keputusan pra-seleksi penerimaan siswa baru (PSB) on-line Yogyakarta. Jurnal teknologi. Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Teknologi Industri. Institut Sains dan Teknologi. Yogyakarta. 3(2):145-153. Azis MF. 2001. Belajar sendiri pemograman PHP 4. Jakarta: Gramedia. ix+234 p. Ballerena CP. 2012. Pola reproduksi ikan swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1984) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 81 hlm. Dinamika OA. 2003. Perancangan sistem informasi perikanan berbasis web di kepulauan seribu DKI Jakarta [skripsi]. Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 63 hlm. Fadlian R. 2012. Kajian stok ikan kuniran (Upeneus moluccensis) Bleeker 1855 di perairan selat Sunda yang didaratkan di PPI Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 72 hlm. FAO. 1999. The living marine resources od western central pasific. FAO Species Identification Guide for Fishery Purpose. Department of Biological Sciences Old Dominion University Norfolk, Virginia, USA. Fathansyah. 2004. Buku teks komputer basis data. Informatika: Bandung. x+237 p. Febrian J. 2003. Menggunakan internet. Bandung: Informatika. xxii+394 p. Jogiyanto HM. 1995. Analisis dan desain sistem informasi pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. 887 hlm. Khan ME. 2010. Different forms of software testing techniques for finding errors. International journal of computer science issues. (7)1: 11-16.
52
53
Kusnandar E. 2004. Rancang bangun sistem informasi penunjang keputusan pengelolaan ekosistem danau [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 100 hlm. Kuswardani OH. 2007. Desain sistem informasi manajemen koperasi unit desa misaya mina di PPP Eretan Wetan, Kabupaten Indramayu [skripsi]. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 113 hlm. Mulyanto AR. 2008. Rekayasa perangkat lunak jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 130 p. Muzakir. 2008. Kajian Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tangkap Di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat [tesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 106 hlm. Nuitja INS. 2010. Manajemen sumberdaya perikanan. IPB Press. Bogor. xvi+168 p. Peristiwady T. 2006. Ikan-ikan laut ekonomis penting di Indonesia. LIPI Press. Jakarta. xiv + 270 p. Rifai R. 2012. Kebiasaan makanan ikan swanggi (Priacanthus tayenus Richardson, 1846) di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hlm. Ruslan D. 2005. Model analisis ekonomi dan optimasi pengusahaan sumberdaya perikanan. Jurnal Sistem Teknik Industri. 6(3):48-53. Sari TEY. 2000. Pengembangan sistem informasi perikanan di perairan Bengkalis propinsi Riau [tesis]. Program Studi Teknologi Kelautan, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 hlm. Sidik B. 2003. MySQL Untuk pengguna, administrator dan pengembang aplikasi web. Bandung: Informatika Bandung. xv+432 p. Starnes WC. 1999. Famili Priacanthidae in FAO Species Identification Sheets for Fishery Purpose, Western Indian Ocean (Fishing Area 71 and 77), Volume IV, Carpenter, Kent E. and Niem,Volker H. (eds). Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome. Tangke U. 2010. Perencanaan disain pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis sistem infromasi manajemen. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate). 3(2):15-22.
53
54
Widodo J dan Suadi. 2008. Pengelolaan sumberdaya perikanan laut. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 252 p. Wulandari AS. 2012. Pola musiman dan kajian stok ikan swanggi (Priacanthus tayenus) yang didaratkan di PPP Labuan, Banten [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 71 hlm. www.biologi.lipi.go.id. Seminar nasional ikan vi dan kongres masyarakat iktiologi Indonesia III. [terhubung berkala]. http://www.biologi.lipi.go.id/bioenglish/ mTemplate.php?h=42&id_pengumuman=8. [22 Juli 2012]. www.dkp.sulteng.go.id. Dinas Kelautan Perikanan Daerah Proponsi Sulawesi Tengah. Forum Koordinasi dan Validasi Nasional Data Statistik Perikanan Tangkap. [terhubung berkala]. http://dkp.sulteng.go.id/. [7 Mei 2012].
54
55
LAMPIRAN
55
56
Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan selama melakukan penelitian a. Perangkat Keras
Lampiran 3. Diagram alir identifikasi spesies Priacanthus tayenus
61
62
Lampiran 4. Tabel database Sistem Informasi Sumberdaya Perikanan 1. No 1 2 3 2. No 1 2 3 3. No 1 2 3 4. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5. No 1 2 3 6. No 1 2 3 7. No 1 2 3 4 5 6 7 8. No 1 2 3 4
Tabel Filum Nama Kolom Id_filum Filum Id_kingdom
Tipe Data Varchar(20) Varchar(10) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk nama-nama filum Nama filum Kode untuk nama-nama kingdom
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk nama-nama kelas Nama kelas Kode untuk nama-nama filum
Tipe Data Varchar(20) Varchar(50) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk nama-nama ordo Nama ordo Kode untuk nama-nama kelas
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20) Text Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50) Varchar(200) Varchar(200)
Keterangan Kode untuk nama-nama suku Nama suku Kode untuk nama-nama ordo Deskripsi tentang suku Gambar suku Gambar suku Gamnbar suku Gambar suku Nama suku Penulis identifikasi suku
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk nama-nama genus Nama genus Kode untuk nama-nama suku
Tipe Data Varchar(20) Varchar(40) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk nama-nama spesies Nama-nama spesies Kode untuk nama-nama genus
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20) Text Varchar(30) Text Text
Keterangan Kode untuk jenis-jenis ikan Nama ikan Kode untuk nama-nama spesies Deskripsi tentang spesies tersebut Gambar ikan Nama lokal ikan Nama FAO ikan/ nama internasional
Tipe Data Varchar(10) Varchar(10) Varchar(10) Text
Keterangan Kode untuk mengarahkan proses identifikasi spesies Kode untuk pertanyaan identifikasi Kode untuk nama-nama suku Ciri-ciri spesies atau langkah-langkah menuju spesies
Tabel Kelas Nama Kolom Id_Kelas Kelas Id_Filum Tabel Ordo Nama Kolom Id_Ordo Ordo Id_Kelas Tabel Suku Nama Kolom Id_Suku Suku Id_Ordo Deskripsi Gambar Gambar_2 Gambar_3 Gambar_4 Judul2 Penemu Tabel Genus Nama Kolom Id_Genus Genus Id_Suku Tabel Spesies Nama Kolom Id_Spesies Spesies Id_Genus Tabel Ikan Nama Kolom Ikan_Id Ikan Id_Spesies Deskripsi Img_File_Name Nama_Lokal Nama_FAO Tabel Identifikasi Spesies Nama Kolom Id_pertanyaan Id_pertanyaan_famili Id_suku Pertanyaan
62
63
Lampiran 4. (Lanjutan) No 5 6 7 9.
Nama Kolom Next_id_pertanyaan_famili Gambar1 Gambar2
Tipe Data Varchar(10) Varchar(50) Varchar(50)
Keterangan Kode untuk pertanyaan identifikasi selanjutnya Gambar ikan Gambar ikan
Tabel ID Identifikasi Spesies
No 1 2
Nama Kolom Identifikasi_spesies_id Id_pertanyaan
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk identifikasi spesies Kode untuk langkah-langkah identifikasi spesies
3
Id_spesies
Varchar(20)
Kode untuk nama-nama spesies
10.
Tabel Identifikasi Suku
No 1 2 3
Nama Kolom Id_Pertanyaan Id_Pertanyaan_Famili Pertanyaan
Tipe Data Varchar(50) Varchar(20) Varchar(1000)
4 5
Next_Id_Pertanyaan Gambar
Varchar(20) Varchar(50)
Keterangan Kode untuk mengarahkan proses identifikasi suku Kode untuk pertanyaan identifikasi Ciri-ciri suku atau perintah dari langkah-langkah menuju suku Kode untuk pertanyaan identifikasi selanjutnya Gambar suku ikan
Tipe Data Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50)
Keterangan Kode untuk identifikasi suku Kode untuk mengarahkan proses suku Kode untuk nama-nama suku
11. No 1 2 3 12.
Tabel ID Identifikasi Suku Nama Kolom Id_Identifikasi Id_Pertanyaan Id_Suku Tabel Deskripsi Ikan
No 1 2 3 4 5
Nama Kolom Id_Deskripsi Id_Spesies Morfologi Habitat Alat_Tangkap
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Text Text Text
6 7 8
Gbr_Ikan Gbr_Penyebaran Gbr_Alat_Tangkap
Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50)
Keterangan Kode untuk tabel deskripsi ikan Kode untuk nama-nama spesies Deskripsi morphologi ikan Deskrisi habitat dan distribusi ikan Deskripsi alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan Gambar ikan Gambar distribusi penyebaran ikan Gambar alat tangkap ikan
Tipe Data Varchar(10) Varchar(10) Text Text Text Text
Keterangan Kode untuk tabel kondisi perairan Kode untuk nama-nama spesies Deskripsi perairan Banten Deskripsi perairan Selat Sunda Deskripsi perairan Labuan Deskripsi perikanan ikan
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Text Text Text Text Text Text Varchar(20) Varchar(20)
Keterangan Kode untuk tabel pengkajian stok ikan Kode untuk nama-nama spesies Deskripsi tentang frekuensi panjang ikan Deskripsi tentang pertumbuhan ikan Deskripsi tentang hubungan panjang dan bobot ikan Deskripsi tentang mortalitas dan laju eksploitasi Deskripsi tentang model surplus produksi Deskripsi tentang pengelolaan sumberdaya perikanan Gambar frekuensi panjang ikan Gambar pertumbuhan ikan
13. No 1 2 3 4 5 6 14. No 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11
Tabel Kondisi Perairan Nama Kolom Id_Informasi Id_Spesies KP_Banten KP_Ssunda Kp_Labuan KP_Ikan Tabel Pengkajian Stok Ikan Nama Kolom Id_Stok Id_Spesies Frek_Pjg Pertumbuhan Hub_Panjang_Bobot Mortalitas_Laju_Eksploitasi M_Produksi_Surplus Pengelolaan_Sdp Gbr1 Gbr2
63
64
Lampiran 4. (Lanjutan) No 12 13 14 15 16 15.
Nama Kolom Gbr3 Gbr4 Gbr5 Gbr6 Gbr7
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20) Varchar(20)
Keterangan Gambar pertumbuhan ikan Gambar hubungan panjang dan bobot ikan Gambar kurva hasil tangkapan ikan Tabel laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan Gambar model surplus produksi ikan
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Text Text Text Text Text Text Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50)
Keterangan Kode untuk tabel reproduksi ikan Kode untuk nama-nama spesies Deskripsi tentang rasio kelamin ikan Deskripsi tentang faktor kondisi ikan Deskripsi tentang tingkat kematangan gonad ikan Deskripsi tentang indeks kematangan gonad ikan Deskripsi tentang fekunditas ikan Deskripsi tentang diameter telur ikan Gambar rasio kelamin ikan Gambar factor kondisi ikan Gambar tingkat kematangan gonad ikan Gambar indeks kematangan gonad ikan Gambar fekunditas ikan
14
Gbr6
Varchar(50)
Gambar diameter telur ikan
Keterangan Kode untuk tabel kebiasaan makanan ikan Kode untuk nama-nama spesies Deskripsi tentang komposisi makanan ikan Deskripsi tentang luas relung makanan ikan Deskripsi tentang tumpang tindih makanan Deskripsi tentang komposisi makanan Diagram pie indeks preponderance (komposisi makanan) ikan Gambar relung makanan ikan Gambar tumpang tindih relung makanan ikan Gambar indeks isi lambung ikan Tabel komposisi makanan ikan
16.
Tabel Kebiasaan Makanan
No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Kolom Id_Makan Id_Spesies Komposisi_Makanan Luas_Relung Tumpang_Tindih Isc Gbr1
Tipe Data Varchar(20) Varchar(20) Text Text Text Text Varchar(50)
8 9 10 11
Gbr2 Gbr3 Gbr4 Tabel_Komposisi_Makanan
Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50) Varchar(50)
17.
Tabel Bioekonomi
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Kolom Id_Bioekonomi Id_Spesies Hasil_Tangkapan Effort Cpue Pola_Musim Bioekonomi Rp_Oa
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Rp_Msy Rp_Mey Gbr1 Gbr2 Gbr3 Gbr4 Gbr5 Gbr6 Tabel
Tipe Data Keterangan Varchar(20) Kode untuk tabel bioekonomi Varchar(20) Kode untuk nama-nama spesies Text Deskripsi tentang hasil tangkapan ikan Text Deskripsi tentang Upaya Penangkapan ikan Text Deskripsi tentang Tangkapan per Satuan Upaya CPUE Text Deskripsi tentang Pola Musim Penangkapan ikan Text Deskripsi tentang Bioekonomi ikan Text Deskripsi tentang Rezim Pengelolaan Perikanan Open Access Text Deskripsi tentang Rezim Pengelolaan Perikanan MSY Text Deskripsi tentang Rezim Pengelolaan Perikanan MEY Varchar(20) Gambar hasil tangkapan dan harga ikan Varchar(20) Gambar upaya penangkapan ikan Varchar(20) Gambar Tangkapan per Satuan Upaya CPUE Varchar(20) Gambar musim penangkapan ikan Varchar(20) Gambar Bioekonomi ikan Varchar(20) Gambar rezim pengelolaan perikanan Varchar(20) Tabel perhitungan bioekonomi dalam berbagai rezim
64
65
18. No 1 2 3 4 19.
Tabel Kamus Umum Nama Kolom Id_Kamus Istilah Arti Gambar
Tipe Data Int(11) Text Text Varchar(20)
Keterangan Kode untuk kamus Istilah-istilah umum dalam proses identifikasi ikan Arti dari istilah Gambar ikan
Keterangan Kode untuk istilah teknis yang digunakan dalam proses identifikasi Jenis istilah teknis (kepala, badan, ekor, sisik dan sirip) Istilah-istilah teknis khusus untuk bagian kepala ikan, ekor ikan, sisik ikan, sirip ikan dan, badan ikan. Arti dari istilah teknis
Tabel Pengukuran Nama Kolom Id_meristik Pengukuran Keterangan Keterangan_2
Tipe Data varchar(11) Text Text Text
Keterangan Kode untuk cara-cara pengukuran dalam identifikasi Jenis pengukuran (meristik morphologi, sisik, dan sirip) Istilah-istilah yang digunakan dalam identifikasi Arati dari istilah-istilah yang digunakan dalam pengukuran dalam identifikasi
Nama Kolom ID Username Password
Tipe Data Int(11) Varchar(100) Varchar(100)
Keterangan Kode untuk administrator Nama administrator Kata kunci untuk administrator
Tabel database bioekonomi Nama Kolom id_db_bioekonomi id_spesies Ikan lokasi tahun peneliti q k r p c musim_penangkapan MSY MEY Aktual OA jumlah_contoh
Tipe Data Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(100)
Keterangan Kode untuk administrator Nama administrator Nama ikan Kata kunci untuk administrator Tahun penelitian dilakukan Nama peneliti Koefisien kemampuan alat tangkap (q) (kg/trip) Daya dukung perairan (K) (kg/tahun) Laju pertumbuhan populasi intrinsik (r) (kg/tahun) Harga (p) (Rp/kg) Biaya (c) (Rp/trip) Bulan musim penangkapan Rente ekonomi dalam kondisi MSY Rente ekonomi dalam kondisi MEY Rente ekonomi dalam kondisi Aktual Rente ekonomi dalam kondisi OA Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
Tipe Data Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(500)
Keterangan Kode untuk tabel database kebiasaan makanan Kode spesies Nama ikan Lokasi penelitian Tahun penelitian Nama peneliti Makanan utama Makanan pelengkap Makanan tambahan Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
Tabel Administrator
23. Tabel database kebiasaan makanan No Nama Kolom 1 id_kb 2 id_spesies 3 ikan 4 lokasi 5 tahun 6 peneliti 7 m_utama 8 m_pelengkap 9 m_tambahan 10 jumlah_contoh
65
66
24. Tabel database reproduksi No Nama Kolom 1 id_db_reproduksi 2 id_spesies 3 ikan 4 lokasi 5 tahun 6 peneliti 7 FK 8 RK 9 TKG 10 fekunditas 11 pola_pemijahan 12 Jumlah_contoh
Tipe Data Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Int(11) Varchar(100) Varchar(100) Int(11) Varchar(100) Varchar(100)
Keterangan Kode untuk tabel database reproduksi Kode spesies Nama ikan Lokasi penelitian Tahun penelitian Nama peneliti Data factor kondisi Data rasio kelamin Data tingkat kematangan gonad Data jumlah telur yang dihasilkan Pola pemijahan ikan Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
25. Tabel database stok No Nama Kolom 1 id_db_stok 2 id_spesies 3 ikan 4 lokasi 5 tahun 6 peneliti 7 a 8 b 9 Panjang_asimtotik 10 t0 12 Z 13 M 14 F 15 E 16 MSY 17 TAC 18 Fmsy 19 Jumlah_contoh
Tipe Data Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Int(11) Varchar(100) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(500) Varchar(100) Varchar(500)
Keterangan Kode untuk tabel database stok Kode spesies Nama ikan Lokasi penelitian Tahun penelitian Nama peneliti Nilai fungsi pertumbuhan Nilai fungsi pertumbuhan Panjang asimtotik Umur ikan saat panjang 0 mm Laju mortalitas total Mortalitas Alami Laju penangkapan Laju eksploitasi Jumlah tangkapan maksimum lestari Jumlah tangkapan yang diperbolehkan Upaya penangkapan optimum Jumlah contoh yang di teliti pada saat penelitian
66
67
Lampiran 5. Kode dalam pembuatan program. a.
t_identifikasi_baru WHERE id_suku = '$id_suku' AND