PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA NPM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING
: RINA ARIANI : 21208507 : AKUNTANSI : DR. MASODAH, SE., MMSI
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Bank syariah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. (Dahlan Siamat, 2005). Prinsip bagi hasil adalah salah satu skim yang ada dalam ekonomi Islam serta merupakan salah satu komponen dalam sistem kesejahteraan Islam. Mudharabah dan musyarakah saat ini merupakan wahana utama bagi lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana masyarakat dan untuk menyediakan berbagai fasilitas, seperti fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha. Pengertian mudharabah menurut PSAK No. 105 (IAI, 2009) adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang tertuang dalam kontrak. Apabila terjadi kerugian, hal tersebut ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Pengertian musyarakah menurut PSAK No. 106 (IAI, 2009) adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan resiko atau kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH 1. Apakah prinsip bagi hasil pada PT. BMI telah sesuai dengan prinsip yang diatur dalam syariah
Islam? 2. Apakah perlakuan akuntansi untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah pada PT. BMI telah sesuai dengan PSAK No. 105 dan PSAK No.106 ? Penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak memperluas permasalahan, yaitu khusus pada masalah pendapatan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah pada PT. BMI dan perlakuan akuntansinya apakah telah sesuai dengan PSAK No. 105 dan PSAK No. 106 dan apakah apakah prinsip bagi hasil pada PT. BMI telah sesuai dengan prinsip syariah Islam yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan syariah.
TUJUAN PENELITIAN 1. Mengidentifikasi kesesuaian prinsip bagi hasil yang dilaksanakan oleh PT. BMI dengan
prinsip yang diatur dalam syariah Islam. 2. Mengetahui apakah perlakuan akuntansi untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah pada PT. BMI telah sesuai dengan PSAK No. 105 dan PSAK No.106.
MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat akademis Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan mengenai materi yang disajikan. 2. Manfaat praktis Penulis juga mengharapkan bahwa penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perusahaan.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Prinsip Syariah Islam Terhadap Pelaksanaan Mudharabah Dan Musyarakah 1. Ijab dan Qabul (Akad) Syarat-syaratnya : a. Harus jelas mununjukkan maksud untuk melakukan kegiatan mudharabah dan musyarakah. b. Harus bertemu c. Harus sesuai maksud pihak pertama, cocok dengan keinginan pihak kedua. Pada faktanya, PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ketika melakukan penyaluran dana berupa pembiayaan mudharabah atau musyarakah kepada pihak yang memerlukan dana telah sesuai dengan syarat-syarat yang ada dalam persyaratan ijab dan qabul diatas. Dan hal ini sesuai dengan prinsip syariah Islam. 2. Adanya dua pihak (pihak penyedia dana dan pengusaha / pengelola dana) Syarat-syaratnya : a. Cakap bertindak hukum secara syar’i. b. Memiliki walayah tawkil wa wakalah (memiliki kewenangan mewakilkan, memberi kuasa dan menerima pemberian kuasa. Dalam hal ini, PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk telah sesuai dengan prinsip syariah Islam yaitu ketika akan melakukan penyaluran dana berupa pembiayaan mudharabah dan musyarakah kepada pihak yang memerlukan dana telah sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan diatas.
3. Adanya modal Syarat-syaratnya : a. Harus jelas jumlah dan jenisnya dan diketahui oleh kedua belah pihak pada waktu dibuatnya akad mudharabah dan musyarakah sehingga tidak menimbulkan sengketa dalam pembagian laba karena ketidakjelasan jumlah. b. Harus berupa uang (bukan barang) c. Uang bersifat tunai (bukan utang) d. Modal diserahkan sepenuhnya kepada pengelola secara langsung. Dalam hal adanya modal, PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ketika akan melakukan penyaluran dana berupa pembiayaan mudharabah dan musyarakah kepada pihak yang memerlukan dana telah sesuai dengan syarat-syarat modal yang ada dan telah sesuai dengan pirinsip syariah Islam. 4. Adanya usaha (‘amal) Dalam menjalankan usaha ini, shahibul maal tidak boleh membatasi mudharib sedemikian rupa sehingga mengakibatkan upaya pemerolehan keuntungan maksimal tidak tercapai. Tetapi, di lain pihak, pengelola harus senantiasa menjalankan usahanya dalam ketentuan syariah secara umum. Apabila usaha itu dijalankan di bawah akad mudharabah / musyarakah terbatas, maka ia harus memenuhi klausul-klausul (perjanjian) yang ditentukan oleh shahibul maal.
Pada faktanya PT. BMI memberikan pinjaman dana / modal pada usaha-usaha yang bersifat tidak hanya menguntungkan tetapi juga merupakan usaha yang halal dan juga harus sesuai dengan ketentuan syariah Islam, maka dalam hal ini PT. BMI sudah menjalankan sesuai dengan prinsip syariah Islam. 5. Adanya keuntungan Syarat-syaratnya : a. Keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan hanya keuntungannya saja setelah dipotong besarnya modal. b. Keuntungan untuk setiap pihak tidak ditentukan dalam jumlah nominal, misalnya satu juta, dua juta dan seterusnya. c. Nisbah pembagian ditentukan dengan presentase, misalnya 60:40%, 50:50%, dan seterusnya. d. Keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan hanya keuntungannya saja setelah dipotong besarnya modal.
Dalam hal adanya keuntungan ini, PT. BMI ketika akan melakukan penyaluran dana berupa pembiayaan mudharabah dan musyarakah kepada pihak yang memerlukan dana telah sesuai dengan syarat-syarat yang ada dan juga telah sesuai dengan prinsip syariah Islam.
6. Yadul Amanah Konsep mudharabah memiliki prinsip bahwa modal yang dikelola oleh mudharib (pengelola dana) adalah yadul amanah artinya ia tidak menanggung apapun ketika modal tersebut hilang, berkurang atau rusak kecuali jika hal itu disebabkan oleh kelalaiannya. Dalam hal Yadul Amanah ini, PT. BMI menggunakan barang jaminan mudharib sebagai ganti pembiayaan yang tidak dapat dikembalikan oleh mudharib sekalipun hal tersebut bukan diakibatkan oleh kelalaian mudharib. Maka dalam hal ini PT. BMI belum sesuai dengan prinsip syariah Islam. 7. Biaya pengelolaan Seorang mudharib disamping berhak atas bagian keuntungan dari modal yang dikelolanya, iapun berhak atas biaya atas operasi pengelolaan tersebut. Meski demikian biaya operasional tersebut oleh para fuqaha diberikan batasan-batasan yang tegas. Biaya-biaya yang boleh dibebankan atas dana mudharabah yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pengelolaan harta mudharabah saja. Selain itu, tidak diperbolehkan seorang mudharib untuk membebankannya kepada dana mudharabah, seperti nafkah hidup sehari-hari, dan sebagainya. Biaya pengelolaan pada PT. BMI mempergunakan metode revenue sharing dalam memperhitungkan bagi hasil yang akan diterima dari mudharib. Penggunaan metode ini mengakibatkan shahibul maal (PT. BMI) tidak ikut serta menanggung biaya operasional yang dikeluarkan oleh mudharib untuk mengelola harta mudharabah. Dalam hal ini maka biaya pengelolaan PT. BMI belum sesuai dengan prinsip syariah Islam.
8. Pembagian keuntungan Tidak ada perbedaan di kalangan para fuqaha tentang hak mudharib atas keuntungan dari pengelolaan harta mudharib. Namun mereka berbeda pendapat kapan keuntungan tersebut menjadi hak mudharib. Meski demikian mereka tidak berbeda pendapat bahwa proses penyerahan keuntungan tersebut dilakukan setelah modal diserahkan kepada pemilik modal. Dalam hal pembagian keuntungan, PT. BMI menerima keuntungan yang dibagihasilkan disertai dengan pengembalian modal secara angsuran setiap bulan. Keuntungan ini seharusnya diterima oleh bank ketika pembiayaan telah selesai dan modal telah dikembalikan seluruhnya oleh mudharib. Maka hal ini belum sesuai dengan prisnip syariah Islam. 9. Mudharabah atas mudharabah Seorang amil (pengelola) tidak boleh memudharabahkan harta mudharabah kepada pihak lain. Jika hal tersebut dilakukan maka hal tersebut termasuk ke dalam kategori melampaui batas. Dalam pembiayaan mudharabah pada PT. BMI dikategorikan sebagai kegiatan yang melampaui batas karena jika memudharabahkan kembali harta mudharabah, maka pemilik dana awal tidak boleh menanggung kerugian baik yang diakibatkan oleh kelalaian pihak mudharib atau tidak. Maka hal ini belum sesuai dengan prinsip syariah Islam.
EVALUASI PENERAPAN PSAK 105 DI PT BANK MUAMALAT INDONESIA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH NO
TRANSAKSI
PSAK NO. 105
PERLAKUAN DI PT.BMI
EVALUASI
A. AKUNTANSI UNTUK PEMILIK DANA 1.
2.
Jurnal pada saat penerimaan kas
Dr. Investasi mudharabah Kr. Kas
Jurnal pada saat penyerahan modal
1. Penyerahan modal kas Dr. Investasi mudharabah Kr. Kas
xxx
xxx
Dr. Investasi mudharabah Kr. Kas
xxx
1. Penyerahan modal kas Dr. Investasi mudharabah Kr. Kas
xxx
xxx
Sesuai
xxx Sesuai xxx xxx
2. Penyerahan modal non kas - Nilai wajar > nilai tercatat Dr . Investasi mudharabah xxx Kr. Kerugian xxx Kr. Aset nonkas xxx
2. Penyerahan modal non kas - Nilai wajar > nilai tercatat Dr . Investasi mudharabah xxx Kr. Kerugian xxx Kr. Aset nonkas xxx
amortisasi keuntungan tangguhan : Dr. Keuntungan tangguhan xxx Kr. Keuntungan xxx
amortisasi keuntungan tangguhan : Dr. Keuntungan tangguhan xxx Kr. Keuntungan xxx
- Nilai wajar < nilai tercatat Dr. Investasi Mudharabah xxx Dr. Kerugian xxx Kr. Aset Nonkas Mudharabah xxx
- Nilai wajar < nilai tercatat Dr. Investasi Mudharabah xxx Dr. Kerugian xxx Kr. Aset Nonkas Mudharabah xxx
NO
TRANSAKSI
3.
Penurunan nilai jika investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas
4.
Jurnal saat kerugian
PSAK NO. 105
PERLAKUAN DI PT.BMI
EVALUASI
1. Penurunan nilai / kehilangan sebelum usaha dimulai Dr. Kerugian investasi mdh xxx Kr. Investasi mudharabah xxx
1. Penurunan nilai / kehilangan sebelum usaha dimulai Dr. Kerugian investasi mdh xxx Kr. Investasi mudharabah xxx
Sesuai
2. Penurunan nilai / kehilangan setelah usaha dimulai Dr. Kerugian investasi mdh xxx Kr. Penyisihan investasi mdh xxx
2. Penurunan nilai / kehilangan setelah usaha dimulai Dr. Kerugian investasi mdh xxx Kr. Penyisihan investasi mdh xxx
Dr. Kas xxx Dr. Penyisihan investasi mdh xxx Kr. Pendapatan bagi hasil mdh xxx
Dr. Kas xxx Dr. Penyisihan investasi mdh xxx Kr. Pendapatan bagi hasil mdh xxx
Dr. Kerugian investasi mdh xxx Kr. Penyisihan kerugian inves mdh xxx
Dr. Kerugian investasi mdh xxx Kr. Penyisihan kerugian inves mdh xxx
Sesuai
NO
5.
6.
TRANSAKSI
Hasil usaha
Akad mudharabah berakhir
PSAK NO. 105
PERLAKUAN DI PT. BMI
EVALUASI
1. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang : Dr. Piutang pendptn bagi hasil xxx Kr. Pendapatan bagi hasil mdh xxx
1. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang : Dr. Piutang pendptn bagi hasil xxx Kr. Pendapatan bagi hasil mdh xxx
Sesuai
2. Pada saat pengelola dana membayar bagi hasil : Dr. Kas xxx Kr. Piutang pendapatan bagi hasil xxx
2. Pada saat pengelola dana membayar bagi hasil : Dr. Kas xxx Kr. Piutang pendptn bagi hasil xxx
Dr. Kas / piutang / aset nonkas xxx Dr penyisihan kerug invest mdh xxx Kr. Investasi mudharabah xxx Kr. Keuntungan invest mdh xxx ATAU Dr. Kas / piutang / aset nonkas xxx Dr. Penyisihan kerug invest mdh xxx Dr. Kerugian invest mudharabah xxx
Dr. Kas / piutang / aset nonkas xxx Dr penyisihan kerug invest mdh xxx Kr. Investasi mudharabah xxx Kr. Keuntungan invest mdh xxx ATAU Dr. Kas / piutang / aset nonkas xxx Dr. Penyisihan kerug invest mdh xxx Dr. Kerugian invest mudharabah xxx
Sesuai
NO
TRANSAKSI
PSAK NO. 105
PERLAKUAN DI PT. BMI
EVALUASI
B. AKUNTANSI UNTUK PENGELOLA DANA 1.
Pengukuran dana syirkah temporer
Dr. Kas / aset nonkas xxx Kr. Dana syirkah temporer xxx
Dr. Kas / aset nonkas xxx Kr. Dana syirkah temporer xxx
Sesuai
2.
Penyaluran kembali dana syirkah temporer
Dr. Kas / piutang xxx Kr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Dr. Kas / piutang xxx Kr. Pendapatan yang belum dibagikan xxx
Sesuai
3.
Kerugian
Dr. Beban Kr. Utang lain-lain / kas
Dr. Beban Kr. Utang lain-lain / kas
Sesuai
4.
Di akhir akad
xxx
xxx
xxx
xxx
Dr. Dana syirkah temporer xxx Kr. Kas / aset nonkas xxx
Dr. Dana syirkah temporer xxx Kr. Kas / aset nonkas xxx
Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya : Dr. Dana syirkah temporer xxx Kr. Kas / aset nonkas xxx Kr. Penyisihan kerugian xxx
Jika ada penyisihan kerugian sebelumnya : Dr. Dana syirkah temporer xxx Kr. Kas / aset nonkas xxx Kr. Penyisihan kerugian xxx
Sesuai
EVALUASI PENERAPAN PSAK 106 DI PT BANK MUAMALAT INDONESIA PADA PEMBIAYAAN MUSYARAKAH NO 1.
TRANSAKSI Biaya pra-akad
PSAK NO. 106
PERLAKUAN DI PT. BMI
1. Jurnal untuk mitra aktif pada saat mengeluarkan biaya : Dr. Uang muka pra-akad xxx Kr. Kas xxx
1. Jurnal untuk mitra aktif pada saat mengeluarkan biaya : Dr. Uang muka pra-akad xxx Kr. Kas xxx
2. Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai investasi musyarakah maka dicatat sbg penambah nilai investasi musyarakah : Dr. Investasi musyarakah xxx Kr. Uang muka akad xxx
2. Apabila mitra lain sepakat biaya ini dianggap sebagai investasi musyarakah maka dicatat sbg penambah nilai investasi musyarakah : Dr. Investasi musyarakah xxx Kr. Uang muka akad xxx
3. Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sbg bagian investasi musyarakah maka akan dicatat sbg beban : Dr. Beban musyarakah xxx Kr. Uang muka akad xxx
3. Apabila mitra lain tidak setuju biaya ini dianggap sbg bagian investasi musyarakah maka akan dicatat sbg beban : Dr. Beban musyarakah xxx Kr. Uang muka akad xxx
EVALUASI Sesuai
NO
2.
TRANSAKSI
Pengukuran investasi musyarakah
PSAK NO. 106
PERLAKUAN DI PT. BMI
EVALUASI
a. Apabila investasu dlm bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan : Dr. Investasi musyarakah / kas xxx Kr. Kas xxx
a. Apabila investasu dlm bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan : Dr. Investasi musyarakah / kas xxx Kr. Kas xxx
Sesuai
b. Apabila investasi dlm bentuk aset nonkas : Dr. Investasi musyarakah / aset nonkas xxx Dr. Akumulasi penyusutan xxx Kr. Selisih penilaian aset msyr xxx Kr. Aset nonkas xxx
b. Apabila investasi dlm bentuk aset nonkas : Dr. Investasi musyarakah / aset nonkas xxx Dr. Akumulasi penyusutan xxx Kr. Selisih penilaian aset msyr xxx Kr. Aset nonkas xxx
c. Apabila investasi dalam bentuk aset nonkas dan di akhir akad akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar : Dr. Beban depresiasi xxx Kr. Akumulasi depresiasi xxx
c. Apabila investasi dalam bentuk aset nonkas dan di akhir akad akan diterima kembali maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar : Dr. Beban depresiasi xxx Kr. Akumulasi depresiasi xxx
NO 3.
4.
TRANSAKSI
PSAK NO.106
PERLAKUAN DI PT. BMI
Apabila dari investasi musyarakah diperoleh keuntungan
Dr. Kas / Piutang xxx Kr. Pendapatan Bagi Hasil xxx
Dr. Kas / Piutang xxx Kr. Pendapatan Bagi Hasil xxx
Apabila dari investasi yang dilakukan rugi maka jurnal : Dr. Kerugian
Dr. Kerugian xxx Kr. Penyisihan Kerugian xxx
Dr. Kerugian xxx Kr. Penyisihan Kerugian xxx
Ketika pelunasan dengan asumsi tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan aset nonkas meghasilkan keuntungan, maka jurnal :
Dr. Kas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx Kr. Keuntungan xxx
Dr. Kas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx Kr. Keuntungan xxx
EVALUASI Sesuai
Sesuai
NO 5.
TRANSAKSI
PSAK NO. 105
PERLAKUAN DI PT. BMI
Pencatatan di akhir akad : 1. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa kas.
a. Jika tidak ada kerugian : Dr. Kas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
Jika tidak ada kerugian : Dr. Kas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
b. Jika ada kerugian : Dr. Kas xxx Dr. Penyisihan Kerugian xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
Jika ada kerugian : Dr. Kas xxx Dr. Penyisihan Kerugian xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
2. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan dalam bentuk aset nonkas yang sama pada akhir akad.
a. Jika tidak ada kerugian: Dr. Aset Nonkas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
a. Jika tidak ada kerugian: Dr. Aset Nonkas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
b. Jika ada kerugian, mitra yang menyerahkan aset nonkas harus menyetorkan uang sebesar nilai kerugian: Dr. Penyisihan Kerugian xxx Kr. Kas xxx
b. Jika ada kerugian, mitra yang menyerahkan aset nonkas harus menyetorkan uang sebesar nilai kerugian: Dr. Penyisihan Kerugian xxx Kr. Kas xxx
Dr. Aset Nonkas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Aset Nonkas xxx Kr. Investasi Musyarakah xxx
EVALUASI Sesuai
PENUTUP KESIMPULAN 1. Pelaksanaan prinsip bagi hasil pada pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang terkait dengan prinsip bagi hasil pada PT. BMI belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yaitu dalam hal : • Yadul amanah • Biaya operasional • Pembagian keuntungan • Mudharabah atas mudharabah 2. Perlakuan akuntansi mudharabah dan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ini secara umum telah sesuai dengan PSAK No. 105 mengenai akuntansi mudharabah dan PSAK No. 106 mengenai akuntansi musyarakah.
SARAN • • •
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk hendaknya tetap konsisten dalam menyesuaikan transaksitransaksinya dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam syariah. Prosedur pembiayaan mudharabah dan musyarakah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk harus diperhatikan secara terperinci dan hati-hati. Penulis menyarankan agar PT. BMI menggunakan metode profit and loss sharing untuk seluruh pembiayaan mudharabah.