PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syariah
OLEH :
ENDANG HAYATI 20108018
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2011
i
ii
iii
MOTTO
“Melakukan segala sesuatu dengan penuh rasa cinta, kasih dan keikhlasan, Insya Allah akan mendapatkan hasil yang lebih baik” “Pengetahuan, wawasan dan pengalaman menjadikan manusia bijak” “Ilmu itu penting, namun harga diri lebih penting” “Percaya diri adalah cara untuk meraih sukses”
iv
Halaman Persembahan
Karya ini kupersembahkan untuk orang – orang yang paling kusayangi : nyak dan babe (rokhimah dan abdul latif) yang telah memberi dukungan terutama doa selama ini “Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan berkahNya hingga akhir hayat mereka…Amin” bebz,papah,dan mz.cakep…, Adikku (naily), mbakku (lutfi) serta Keponakanku yang lucu (bilqis sentul kenyut) atas dukungan dan semangatnya. Keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu terimakasih My All Friend, tetaplah menjadi sahabatku. Tetap support sampai aku menjadi orang yang luar biasa…amin.
v
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembiayaan Mudharabah serta resiko-resiko yang dihadapi Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga. Dalam penelitian ini penulis memberikan data mengenai pembiayaan mudharabah. Dengan melakukan analisis langsung, maka dengan mudah bisa mengetahui bagaimana prosedur pembiayaan mudharabah dan resiko-resiko apa yang ditimbulkan dalam pembiayaan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data-data yang diperoleh dari wawancara langsung mengenai halhal yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa dalam prosedur pembiayaan mudharabah diperlukan beberapa langkah. Diantaranya yaitu: permohonan pembiayaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis pembiayaan, keputusan pembiayaan, dan penandatangan akad. Dalam pembiayaan mudharabah diketahui terdapat beberapa resiko yang mungakin terjadi. Diantaranya yaitu: advertisy, mis management, dan fraud. Dari sini terlihat bahwa dalam pembiayaan mudharabah diperlukan ketelitian dan kecermatan dari pihak bank, untuk menghindari resiko-resiko yang mungkin timbul akibat kelalaian pihak bank. Kata kunci: pembiayaan, mudharabah, resiko
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta Alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan tugas skhir ini. Tentu saja ucapan terima kasiih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang- orang yang ambil bagian dalam terlaksananya tugas akhir ini. Semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya. 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M. Ag selaku ketua jurusan Syari’ah yang selalu memberikan pengarahan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. 3. Bapak Abdul Aziz NP, MM. selaku Kaprogdi D III Perbankan Syari’ah yang
vii
senantiasa memberikan kritik, saran serta pengarahan yang sangat mendukung penulis. 4. Bapak Abdul Aziz NP, MM. selaku pembimbing tugas akhir yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis guna terwujudnya penulisan tugas akhir ini. 5. Pimpanan dan segenap karyawan BMI Capem Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengenal dunia perbankan secara langsung. 6. Teman- temanku angkatan 2008 jurusan Perbankan Syari’ah, khususnya untuk 2kah, resty, tiyem, ipah, lia, djoli, mashudi, didik, soleh, dan mz.fur. kelas A dan kelas B yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta dan hormat kepada kalian semua. Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka salama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Mudah- mudahan tugas akhir ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.
Salatiga, 10 Agustus 2011
Penulis Endang Hayati
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................. ii Halaman Pengesahan ................................................................................. iii Motto dan Persembahan ............................................................................. iv Abstrak ...................................................................................................... vi Kata Pengantar ........................................................................................... vii Daftar Isi .................................................................................................... ix Daftar Tabel ............................................................................................... xi Daftar Gambar ........................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan dan manfaat ....................................................................... 6 D. Metode Penelitian ......................................................................... 7 E. Sistematika Penulisan ................................................................... 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ............................................................................. 12 B. Kerangka Teoritik a. Pembiayaan ............................................................................... 14 b. Nisbah ....................................................................................... 14 c. Bagi hasil .................................................................................. 15
ix
d. Unsur-unsur pembiayaan .......................................................... 17 e. Jenis pembiayaan dan ketentuan ............................................... 19 f. Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan ....................................... 21 g. Pembiyaan mudharabah............................................................. 25 h. Pembiayaan bermasalah............................................................. 26 i. Pedoman praktis mengatasi pembiayaan bermasalah..................... 29 j. Metode penanganan....................................................................... 30 BAB III GAMBARAN OBJEK A. Sejarah BMI Capem Salatiga ........................................................ 31 B. Struktur Organisasi dan Tugas-tugasnya ....................................... 32 C. Visi dan Misi ................................................................................. 36 D. Produk dan Layanan...................................................................... 36 BAB IV ANALISIS A. Prosedur pembiayaan mudharabah bagi BMT ............................... 51 B. Penyebab pembiayaan bermasalah ................................................. 56 C. Dampak pembiayaan bermasalah bagi BMI .................................. 57 D. Penanganan pembiayaan bermasalah................................................ 58 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ................................................................................... 62 B.Saran ............................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jenis-jenis Simpanan .................................................................. 44
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur organisasi BMI Capem Salatiga ......................... 32
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kritik Islam terhadap praktek perbankan konvensional adalah dilanggarnya prinsip hasil usaha muncul bersama biaya dan prinsip untung muncul bersama resiko. Dalam pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan dan giro, bank konvensional memberikan pinjaman dengan mensyaratkan pembayaran bunga yang besarnya tetap dan ditentukan terlebih dahulu di awal transaksi. Sedangkan nasabah yang mendapatkan pinjaman tidak mendapatkan keuntungan yang baik juga, karena dalam bisnis selalu ada kemungkinan rugi, impas atau untung yang besarnya tidak dapat ditentukan dari awal (Adiwarman Karim, 2003:40). Oleh karenanya mengenakan tingkat bunga untuk suatu pinjaman merupakan tindakan yang memastikan sesuatu yang tidak pasti, karena itu diharamkan. Perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah. Salah satu filosofi dasar ajaran Islam dalam kegiatan ekonomi dan bisnis, yaitu larangan untuk berbuat curang dan dzalim. Semua transaksi yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan prinsip rela sama rela, dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi atau dizalimi. Prinsip dasar ini mempunyai implikasi yang sangat luas dalam bidang ekonomi dan bisnis, termasuk dalam praktek perbankan.
1
2
Di Indonesia sebagian masyarakat hanya memahami bank sebatas tempat meminjam dan menyimpan uang belaka. Bahkan terkadang sebagian masyarakat sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga pandangan tentang bank sering diartikan secara keliru. Selebihnya banyak masyarakat banyak yang tidak paham sekali tentang dunia perbankan . Semua ini tentu dapat dipahami karena pengenalan terhadap dunia perbankan secara utuh terhadap masyarakat sangatlah minim. Sehingga tidak mengherankan keruntuhan dunia perbankanpun tidak terlepas dari kurang pahamnya pengelola perbankan di Tanah Air dalam memahami dunia perbankan. Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengirimkan jasa pengiriman uang. Contohnya seperti praktik-praktik menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern yaitu menerima deposito, menyalurkan dana, dan melakukan transfer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Dalam dunia perbankan modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan terlepas dari dunia perbankan. Selain itu, kemajuan
3
suatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yng besangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan suatu negara tersebut. Lembaga keuangan baik konvensional maupun syariah pada dasarnya kegiatannya hampir sama, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Perbedaannya
hanya pada prinsip, lembaga keuangan konvensional
menggunakan prinsip bunga. Sedangkan lembaga keuangan Syariah merupakan lembaga investasi dan jasa perbankan, di mana sumber dana dan sistem operasionalnya berdasarkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan materi, melainkan mengikuti syariat ajaran Islam. Bank sendiri mempunyai dua fungsi, yaitu funding atau menghimpun dana, dan financing atau penyalur dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank
adalah
dengan
pemberian
pembiayaan
kepada
debitur
yang
membutuhkan, baik untuk modal kerja atau untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang dijalankan oleh lembaga keuangan syariah sebenarnya adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau syirkah. Adapun pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah diantaranya adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah, pembiayaan musyarokah, dll. Pembiayaan merupakan sumber pendapatan yang besar bagi bank, maka dari itu diperlukan kemampuan bank untuk mengelola pembiayaan,
4
karena akan berpengaruh terhadap stabilitas dan keberhasilan usahanya. Agar pemberian pembiayaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan, maka dibuatlah prosdur yang mudah dan tidak berbelit-belit. Sebelum nasabah
mengajukan
permohonan
pembiayaan,
nasabah
mengetahui
prosedur yang telah ditetapkan oleh bank. Sebelum suatu fasilitas pembiayaan diberikan, maka suatu lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Setiap bank sesekali tentu akan menjumpai pinjaman yang membawa resiko besar dari pada yang diperkirakan saat memberikan pinjaman, misalnya angsuran pembiayaan mengalami kemacetan, sehingga hal itu dapat merugikan pihak bank. Oleh karena itu, sebelum pinjaman diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa bahwa si nasabah benar-benar dapat dipecaya, maka bank terlebih dahulu menganalisis pinjaman, analisis tersebut mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usaha, jaminan yang diberikan, serta faktor-faktor lainnya. Tujuan dari analisis ini adalah agar bank yakin bahwa pinjaman yang diberikan benar-benar aman. Nasabah pada kasus ini dapat memberikan data-data fiktif sehingga pinjaman tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka pinjaman yang telah disalurkan akan sulit
5
untuk ditagih. Oleh karena itu, baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan penting di dunia perbankan. Seperti halnya Bank Muamalat Indonesia, bank tersebut juga menawarkan produk pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat sendiri ada dua macam, yaitu pembiayaan mudharabah untuk individu dan pembiayaan mudharabah untuk lembaga keuangan syariah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berusaha untuk memberikan gambaran tentang pembiayaan mudhaarabah yang diterapkan di BMI Capem Salatiga. Dengan demikian penulis mengambil judul “PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT CAPEM SALATIGA” B. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir sebagai berikut: 1.
Bagaimana prosedur pembiayaan mudharabah oleh BMI Capem Salatiga bagi BMT?
2.
Bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan mudharabah bermasalah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Pada dasarnya segala aktivitas yang termasuk dalam penelitian ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti atau penulis rumuskan, maka penulisan tugas ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
6
1.
Untuk mengetahui prosedur-prosedur pembiayaan mudharabah yang diterapkan oleh Bank muamalat Capem Salatiga khususnya bagi lembaga keuangan syariah.
2.
Untuk mengetahui strategi penyelesaian pembiayaan mudharabah bermasalah di Bank Muamalat Capem Salatiga khususnya bagi lembaga keuangan syariah.
D. Manfaat Penelitian a.
Bagi peneliti dan akademisi Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma tiga dan bisa menjadi bahan referensi, pemecahan masalah mengenai pembiayaan mudharabah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti- peneliti yang akan datang apabila akan mengangkat tema yang sejenis.
b.
Bagi Bank Muamalat Indonesia Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk membandingkan antara teori dengan pembiayaan mudharabah yang ada dalam praktek perbankan.
c.
Bagi Pembaca Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi, pengetahuan dan referensi untuk dapat diambil menfaatnya oleh para penulis.
7
d.
Bagi STAIN Sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan kampus khususnya bagi mahasiswa yang menyusun tugas akhir tentang pembiayaan mudharabah.
E. Metode Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penenilitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu (Capem) Salatiga. Yang beralamat di Jl. Sukowati Kelurahan Kalicacing Sidomukti Salatiga dengan nomor telepon dan atau faximile (0298)315937, 315939.
2.
Metode Pengumpulan Data a.
Metode wawancara Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk di jawab lisan pula (Suharsimi Arikunto: hal. 62). Metode ini penulis tulis untuk mengumpulkan data informasi dengan mengajukan pertanyaan yang di tujukan kepada pegawai yang bergerak di bidangnya untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti.
8
Pada metode wawancara ini peneliti menggunakan jenis wawancara berstruktur Lexy J. Moleong adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
yang
mengajukan
pertanyaan
kepada
yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu b.
Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari tambahan data yang kongkrit tentang yang sedang di teliti yang di peroleh dari catatan sebuah dokumenta.
c.
Deskriptis Data yang di kumpulkan adalah berupa kata- kata, gambar dan bukan angka- angka. Hal ini di sebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadapapa yang sudah diteliti.
d.
Sumber Data 1. Data primer Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber dimana penelitiaan akan berlangsung. 2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan perundang- undangan yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti.
9
3.
Teknik Analisa Data Langkah analisa data dimulai dengan cara menelaah seluruh data yang ada yang telah di kumpulkan dari berbagai sumber,
yaitu
wawancara,
pengamatan
yang
ditulis,
dokumentasi dahn sebagainya. Setelah semua di pelajari dan di telaah maka langkah selanjudnya adalah reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang diperlukan. Kemudian menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah- langkah berikutnya. Kategori- kategori selanjutnya dilakukan sambil membuat coding. Tahap akhir analisis data ini adalah mengadakan pemekrisaan keabsahan data.
F. Sistematika Penulisan BAB I
Berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, metode
pengumpulan data serta sistematika penulisan. BAB II
Berisi landasan teori, yang membahas tentang telaah pustaka dan kerangka teoristik yang berisi tentang pengertian pembiayaan, jenis-jenis akad pembiayaan mudharabah, pengertian pembiayaan bermasalah.
10
BAB III Laporan Obyek, disini akan membahas tentang Profil dari Bank Muamalat Indonesia, deskriptis bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, Sejarah pendirian Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, visi dan misi, organisasi perusahaan meliputi struktur organisasi dan deskripsi kegiatan, konsep dasar operasional Bank Muamalat Indonesia, Kegiatan operasional Bank Muamalat Indoneisia serta Produk- produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga. BAB IV Membahas tentang prosedur pemberian pembiayaan mudharabah untuk BMT, jenis-jenis pembiayaan mudharabah bermasalah, dan cara penyelesaian. BAB V
Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI B. Telaah Pustaka Menurut saudari Titik Zubaidah pada tugas akhir tahun 2005 yang berjudul Analisis Manajemen Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri cabang Ungaran tahun 2005 yang berisi tentang penyelesaian dalam pembiayaan bermasalah, dalam tugas akhir ini peneliti membahas tentang tahapan-tahapan dalam pemberian pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri cabang Ungaran.
Penelitian ini memprioritaskan pada
masalah menajamen
pembiayaan mudharabah, yaitu menganalisis tentang prinsip-prinsip dalam pemberian pembiyaan mudharabah. Penelitian yang dilakukan oleh Desi Tri Kurniawati pada tugas akhir tahun 2008, yang berjudul Pembiayaan Mudharabah dan Aplikasinya di BMI Capem Magelang. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah adalah suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha, dimana pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai kesepakatan pada waktu pembiayaan akan ditanda tangani yang dituangkan dalam nisbah.
11
12
Di Indonesia sebagian masyarakat hanya memahami bank sebatas tempat meminjam dan menyimpan uang belaka. Bahkan terkadang sebagian masyarakat sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga pandangan tentang bank sering diartikan secara keliru. Selebihnya banyak masyarakat banyak yang tidak paham sekali tentang dunia perbankan . Semua ini tentu dapat dipahami karena pengenalan terhadap dunia perbankan secara utuh terhadap masyarakat sangatlah minim. Sehingga tidak mengherankan keruntuhan dunia perbankanpun tidak terlepas dari kurang pahamnya pengelola perbankan di Tanah Air dalam memahami dunia perbankan. Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengirimkan jasa pengiriman uang. Contohnya seperti praktik-praktik menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern yaitu menerima deposito, menyalurkan dana, dan melakukan transfer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Dalam dunia perbankan modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan terlepas dari dunia perbankan. Selain itu, kemajuan suatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yng
13
besangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan suatu negara tersebut. Lembaga keuangan baik konvensional maupun syariah pada dasarnya kegiatannya hampir sama, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Perbedaannya
hanya pada prinsip, lembaga keuangan konvensional
menggunakan prinsip bunga. Sedangkan lembaga keuangan Syariah merupakan lembaga investasi dan jasa perbankan, di mana sumber dana dan sistem operasionalnya berdasarkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan materi, melainkan mengikuti syariat ajaran Islam. Bank sendiri mempunyai dua fungsi, yaitu funding atau menghimpun dana, dan financing atau penyalur dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank
adalah
dengan
pemberian
pembiayaan
kepada
debitur
yang
membutuhkan, baik untuk modal kerja atau untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang dijalankan oleh lembaga keuangan syariah sebenarnya adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau syirkah. Adapun pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah diantaranya adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah, pembiayaan musyarokah, dll. Pembiayaan merupakan sumber pendapatan yang besar bagi bank, maka dari itu diperlukan kemampuan bank untuk mengelola pembiayaan, karena akan berpengaruh terhadap stabilitas dan keberhasilan usahanya. Agar
14
pemberian pembiayaan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan, maka dibuatlah prosdur yang mudah dan tidak berbelit-belit. Sebelum nasabah
mengajukan
permohonan
pembiayaan,
nasabah
mengetahui
prosedur yang telah ditetapkan oleh bank. Sebelum suatu fasilitas pembiayaan diberikan, maka suatu lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya. Setiap bank sesekali tentu akan menjumpai pinjaman yang membawa resiko besar dari pada yang diperkirakan saat memberikan pinjaman, misalnya angsuran pembiayaan mengalami kemacetan, sehingga hal itu dapat merugikan pihak bank. Oleh karena itu, sebelum pinjaman diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa bahwa si nasabah benar-benar dapat dipecaya, maka bank terlebih dahulu menganalisis pinjaman, analisis tersebut mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usaha, jaminan yang diberikan, serta faktor-faktor lainnya. Tujuan dari analisis ini adalah agar bank yakin bahwa pinjaman yang diberikan benar-benar aman. Nasabah pada kasus ini dapat memberikan data-data fiktif sehingga pinjaman tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka pinjaman yang telah disalurkan akan sulit
15
untuk ditagih. Oleh karena itu, baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang peranan penting di dunia perbankan. Seperti halnya Bank Muamalat Indonesia, bank tersebut juga menawarkan produk pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat sendiri ada dua macam, yaitu pembiayaan mudharabah untuk individu dan pembiayaan mudharabah untuk lembaga keuangan syariah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berusaha untuk memberikan gambaran tentang pembiayaan mudhaarabah yang diterapkan di BMI Capem Salatiga. Dengan demikian penulis mengambil judul “PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT CAPEM SALATIGA” G. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir sebagai berikut: 3.
Bagaimana prosedur pembiayaan mudharabah oleh BMI Capem Salatiga bagi BMT?
4.
Bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan mudharabah bermasalah?
H. Tujuan dan Manfaat Penelitian Pada dasarnya segala aktivitas yang termasuk dalam penelitian ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti atau penulis rumuskan, maka penulisan tugas ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
16
3.
Untuk mengetahui prosedur-prosedur pembiayaan mudharabah yang diterapkan oleh Bank muamalat Capem Salatiga khususnya bagi lembaga keuangan syariah.
4.
Untuk mengetahui strategi penyelesaian pembiayaan mudharabah bermasalah di Bank Muamalat Capem Salatiga khususnya bagi lembaga keuangan syariah.
I. Manfaat Penelitian e.
Bagi peneliti dan akademisi Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma tiga dan bisa menjadi bahan referensi, pemecahan masalah mengenai pembiayaan mudharabah. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti- peneliti yang akan datang apabila akan mengangkat tema yang sejenis.
f.
Bagi Bank Muamalat Indonesia Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk membandingkan antara teori dengan pembiayaan mudharabah yang ada dalam praktek perbankan.
g.
Bagi Pembaca Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi, pengetahuan dan referensi untuk dapat diambil menfaatnya oleh para penulis.
17
h.
Bagi STAIN Sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan kampus khususnya bagi mahasiswa yang menyusun tugas akhir tentang pembiayaan mudharabah.
J.
Metode Penelitian 3.
Lokasi Penelitian Penenilitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu (Capem) Salatiga. Yang beralamat di Jl. Sukowati Kelurahan Kalicacing Sidomukti Salatiga dengan nomor telepon dan atau faximile (0298)315937, 315939.
4.
Metode Pengumpulan Data c.
Metode wawancara Wawancara itu sendiri adalah cara pengumpulan data atau informasi dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk di jawab lisan pula (Suharsimi Arikunto: hal. 62). Metode ini penulis tulis untuk mengumpulkan data informasi dengan mengajukan pertanyaan yang di tujukan kepada pegawai yang bergerak di bidangnya untuk menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti.
18
Pada metode wawancara ini peneliti menggunakan jenis wawancara berstruktur Lexy J. Moleong adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
yang
mengajukan
pertanyaan
kepada
yang
diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu d.
Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari tambahan data yang kongkrit tentang yang sedang di teliti yang di peroleh dari catatan sebuah dokumenta.
c.
Deskriptis Data yang di kumpulkan adalah berupa kata- kata, gambar dan bukan angka- angka. Hal ini di sebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadapapa yang sudah diteliti.
d.
Sumber Data 1. Data primer Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber dimana penelitiaan akan berlangsung. 2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan perundang- undangan yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti.
19
3.
Teknik Analisa Data Langkah analisa data dimulai dengan cara menelaah seluruh data yang ada yang telah di kumpulkan dari berbagai sumber,
yaitu
wawancara,
pengamatan
yang
ditulis,
dokumentasi dahn sebagainya. Setelah semua di pelajari dan di telaah maka langkah selanjudnya adalah reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang diperlukan. Kemudian menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah- langkah berikutnya. Kategori- kategori selanjutnya dilakukan sambil membuat coding. Tahap akhir analisis data ini adalah mengadakan pemekrisaan keabsahan data.
K. Sistematika Penulisan BAB I
Berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, metode
pengumpulan data serta sistematika penulisan. BAB II
Berisi landasan teori, yang membahas tentang telaah pustaka dan kerangka teoristik yang berisi tentang pengertian pembiayaan, jenis-jenis akad pembiayaan mudharabah, pengertian pembiayaan bermasalah.
20
BAB III Laporan Obyek, disini akan membahas tentang Profil dari Bank Muamalat Indonesia, deskriptis bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, Sejarah pendirian Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, visi dan misi, organisasi perusahaan meliputi struktur organisasi dan deskripsi kegiatan, konsep dasar operasional Bank Muamalat Indonesia, Kegiatan operasional Bank Muamalat Indoneisia serta Produk- produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga. BAB IV Membahas tentang prosedur pemberian pembiayaan mudharabah untuk BMT, jenis-jenis pembiayaan mudharabah bermasalah, dan cara penyelesaian. BAB V
Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB III GAMBARAN OBYEK
A.
Sejarah Bank Muamalat Indonesia Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga merupakan salah satu bentuk nyata perkembangan Bank Muamalat Indonesia. PT Bank Muamalat Indonesia berdiri di Indonesia pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau
1
November 1991. Pendirian bank syari’ah pertama di Indonesia ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), Cendikiawan muslim, serta pemerintah Indonesia. PT Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), beberapa pengusaha muslim, serta masyarakat umum. Maka bank syari’ah pertama di Indonesia didirikan. Dalam rangka memperluas jaringan, Bank Muamalat Indonesia membuka kantor- kantor cabang hampir di seluruh wilayah
Indonesia.
Salah satu kantor cabang yang didirikan adalah kantor cabang Semaramg. Karena kinerja yang terus meningkat, maka Bank Muamalat Indonesia membuka kantor cabang pembantu. Salah satu kantor cabang pembantu yang telah dibuka adalah Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga. Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga berada di Jalan Sukowati No. 19 C Kelurahan. Kali Cacing, Sidomukti Salatiga yang berdiri dengan melakukan soft opening pada tanggal 31 Desember 2009 dan mulai beroperasi pada tanggal 01 Januari 2010.
21
22
B.
Struktur Organisasi Bank Muamalat Capem Salatiga
PIC
NBS
BS
Security
OB
Dri v
Front Line
AM
Lending Office r
Fundi ng Of fic
Back Offic e
Custome r servi ce
Teller
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMI Capem Salatiga
a.
PIC (Pimpinan Induk Cabang) 1.
Memimpin jalannya Bank Muamalat sesuai dengan tujuan dan selalu mengacu pada visi dan misi yang ingin dicapai.
2.
Membuat rencana kerja dan laporan secara periodik.
23
3.
Mengendalikan dan mengurus proses harian dan menejemen bank.
b.
CS 1.
Menjelaskan produk dan jasa kepada calon nasabah yang datang atau berkonsultasi melalui telepon.
2.
Melayani pembukaan, penutupan, maupun perubahan rekening dan memastikan bahwa semua sudah sesuai dengan standar perusahaan.
3.
Menangani keluhan nasabah.
4.
Menawarkan kepada nasabah produk atau jasa lain yang ada pada bank Muamalat Indonesia Capem Salaiga ( cross selling ).
5.
Memonitor dan menyimpan warkat, buku tabungan dan kartu ATM ke dalam khasanah.
6.
Melakukan koordinasi dengan bagian lain.
7.
Mengerjakan instruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan pekerjaannya.
c.
Teller 1.
Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan peenarikan uang.
2.
Mengatur dan memelihara saldo atau posisi uang kas yang ada dalam tempat khasanah.
3.
Melayani penyetoran pindah buku dan transfer.
4.
Melayani penyetoran warkat kliring.
24
d.
e.
5.
Melayani penarikan uang secara tunai.
6.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan pekerjaan
BO ( Back Office ) 1.
Melakukan instruksi pencairan deposito.
2.
Memeriksa setoran kliring.
3.
Membuat kredit nota atau instruksi yang diterima.
4.
Laporan pemakaian materi terapan.
5.
Mengimput transaksi harian.
6.
Pencadangan biaya- biaya.
7.
Mendebet rekening nasabah.
AM ( Account Manager ) 1.
Mencari nasabah funding maupun lending
2.
Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan nasabah seperti a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah b) Melakukan komunikasi yang intensif dan membantu memberikan solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk dan jasa.
3.
Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan keputusan pembiayaan.
4.
Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaan yang telah diberikan
25
5.
Melayani, menerima tamu ( calon nasabahh atau nasabah ) secara akif yang memerlukan pelayanan jasa perbankan.
6.
Menyusun strategi planning dan selaku marketing/ sosialisasi nasabah baik dalam rangka peghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian pembiayaan secara efektif dan terarah.
7.
Berkewajiban untuk meningkakan mutu pelayanan perbankan terhadap nasabah maupun calon nasabah.
8.
Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk membantu kelancaran tugas sehari- hari
f.
Security 1.
Membukakan pintu apabila ada nasabah yang datang
2.
Menjaga keamanan dan tata tertib kantor
3.
Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/ perbekalan kantor
4. g.
Membantu dalam melayani nasabah
OB ( office Boy ) 1.
Bertanggung jawab atas kebersihan kantor
2.
Menyediakan makanan dan minuman bagi karyawan yang ada di kantor
3.
Pembantu umum.
4.
Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/ perbekalan kantor.
26
h.
Driver 1.
Mengantar jemput para kru dalam melaksanakan tugas.
2.
Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalam keadaan siaga.
Daftar nama kru di Bank Muamala Capem Salaiga sebagai berikut : a.
PIC
: Suparjati
b.
AM
: Intan Kusumawati
c.
FO
: Fadjar Achmar
d.
BO
: Joko Muryanto
e.
Teller
: Rita Sumartini
f.
CS
: Rafika Dini
g.
Security : Ismanto
h.
Driver
: Ilya Ardiana
i.
OB
: Acep Analdi
C. Visi dan Misi a.
Visi Menjadi bank syari’ah di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
b.
Misi Menjadi ROLE MODE Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat stakeholder.
untuk memaksimumkan nilai bagi
27
D. Produk dan Layanan a.
Produk Pendanaan 1.
Tabungan Muamalat Tabungan Muamalat adalah tabungan syariah yang sepenuhnya dikelola dengan akad mudharabah muthlaqah atau bagi hasil. Bebas riba dan menenangkan. Syarat pembukaan rekening Tabungan Muamalat: a)
WNI : KTP/SIM/paspor yang masih berlaku
b) WNA : Paspor yang masih berlaku Keunggulan Tabungan Muamalat a)
Gratis biaya administrasi untuk saldo rata-rata > Rp 2 juta
b) Setoran pembukaan yang terjangkau c)
Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, ATM Bersama
d) Fasilitas Debet di seluruh EDC merchant BCA/ Prima e)
Dapat melakukan penyetoran di Kantor Pos (SOPP)
f)
Tanpa saldo minimum
g) Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam hingga Rp 50 juta/ hari h) Gratis biaya penutupan rekening i)
Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan (kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama)
j)
Limit tarik tunai di ATM hingga Rp 10 Juta/ hari
28
2.
TabunganKu Adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Syarat
dan
Ketentuan Pembukaan Rekening: a)
Tabungan perorangan dengan prinsip titipan (wadiah)
b) Memiliki bukti identitas sebagai Warga Negara Indonesia c)
Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status “dan/atau”
d) Satu orang hanya memilki 1 rekening di bank Muamalat untuk produk yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening untuk anak yang masih di bawah perwalian e)
Melengkapi dokumen pembukaan rekening
f)
Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang tua atau wali siswa dengan sistem QQ. Sistem QQ digunakan bagi calon nasabah dibawah umur 17 tahun, dimana calon nasabah tersebut belum mempunyai KTP sehingga untuk dapat menjadi nasabah harus menggunakan KTP dari orang tua atau wali calon nasabah.
3.
Tabungan Haji Arafah Adalah tabungan yang membantu dalam merencanakan ibadah haji dengan setoran yang terjangkau untuk mendapatkan porsi haji
29
karena terhubung langsung dengan SISKOHAT Kementerian Agama.Keunggulan Tabungan Haji Arafah: a)
Gratis asuransi jiwa
b) Gratis biaya administrasi c)
Gratis biaya penutupan rekening (jika setelah penyetoran porsi Haji)
d) Gratis biaya penyetoran otomatis (autodebet) dari rekening Bank Muamalat lainnya e) 4.
Mendapatkan tabel perencanaan setoran
Tabungan Muamalat Umroh Tabungan Muamalat umroh merupakan tabungan yang digunakan untuk merencaakan keberangkatan Umroh di masa yang akan datang. Dalam tabungan muamalat umroh, terdapat setoran rutin yang harus disetor oleh nasabah. Sehingga dapat ditentukan target dan juga jangka waktu yang dapat dicapai oleh nasabah. Keunggulan tabungan muamalat umroh sebagai berikut : a)
Mendapatkan fasilitas tabel perencanaan setoran
b) Layanan CallCenter 24 jam c)
Mendapatkan bagi hasil bulanan dari total dana yang ada.
d) Online di seluruh outlet Bank Muamalat, sehingga memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi. e)
Tersedia fasilitas Pembiayaan Umroh hingga plafond: Rp 35 juta
30
f)
Jaringan rekanan travel Umroh di seluruh Indonesia, sehingga nasabah merasa tenang dengan biri pemberangkatan umroh.
g) Aman dan terjamin 5.
Tabungan Ummat Tabungan Ummat merupakan bentuk tabungan yang dengan akad mudharabah mutlaqoh. Prinsipnya hampir sama dengan tabungan muamalat. Akan tetapi bagi hasil yang didapatkan lebih besar. Hal ini disebabkan karena dana yang mengendap di bank lebih tinggi.Keunggulan Tabungan Ummat sebagai berikut : a)
Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, ATM Bersama
b) Bagi hasil yang lebih tinggi c)
Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan (kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama)
d) Limit tarik tunai di ATM hingga Rp 10 Juta/ hari e)
Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam
f)
Fasilitas MobileBanking dan InternetBanking
g) Fasilitas Kartu SHAR-e yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit h) Online di seluruh outlet Bank Muamalat i)
Pilihan pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh otomatis
j)
Pembayaran rekening telepon.
31
6.
Deposito Mudharabah Deposito mudharabah adalah jenis simpanan pada bank syariah dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya) Keunggulan Deposito Mudharabah sebagai berikut : a)
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah
b) Bagi hasil yang tinggi dan disesuaikan dengan jangka waktu. c)
Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan
d) Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar e)
Gratis biaya administrasi
f)
Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito)
g) Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over) h) Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000 7.
Deposito Fullinvest Deposito fullinvest merupakan jnis simpanan pada bank muamalat dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo. Dalam produk ini nasabah mendapat fasilitas asuransi. Keunggulan Deposito Fullinvest sebagai berikut :
32
a)
Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah.
b) Asuransi jiwa gratis senilai saldo Deposito atau maksimal Rp 50.000.000 c)
Bagi hasil yang optimal
d) Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan e)
Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar
f)
Gratis biaya administrasi
g) Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito) h) Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over) i) 8.
Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Dana Pensiun Lembaga Keuangan terbagi menjadi dua(2) produk yaitu : a)
Pensiun Ummat : produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti, dimana produk ini peserta akan mendapat manfaat pensiun sebesar total iuran ditambah dengan hasil pengembangan.
b) Wasiat Ummat : produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asuransi syariah, yang memberikan proteksi kepada peserta produk pensiun ummat selama masa kepesertaan. Syarat kepesertaan :
33
1.1 Perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri (sesuai UU No.11 Th.1992 Pasal 42 ayat (1)) 1.2 Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah 1.3 Menyertakan fotokopy KTP/SIM/Paspor dan Kartu Keluarga 1.4 Biaya pendaftaran Rp.10.000,1.5 Iuran minimum Rp.50.000,-per bulan 1.6 Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta wasiat ummat Dalam DPLK, terdapat 3 type DPLK yaitu : a.
DPLK tipe A DPLK tipe A merupakan jenis DPLK model deposito berjangka.
Dalam
DPLK
tipe
A,
dananasabah
akan
diinvestasikan 100% ke dalam deposito. Sehingga dana nasabah lebih aman. b.
DPLK tipe B DPLK tipe B merupakan jenis DPLK yang bergerak dalam bentuk obligasi.
Dalam
DPLK tipe
B, dana DPLK
diinvestasikan 100% ke deposito, dan maksimal 80% dalam obligasi. Apabila obligasi sedang bagus, maka dana DPLK akan diinvestasikan maksimal 80% ke dalam bentuk obligasi. Akan tetapi jika sedang buruk, maka akan diinvestasikan lebih besar dalam bentuk deposito. c.
DPLK tipe C
34
DPLK tipe C merupakan jenis DPLK yang bergerak dalam reksa dana. Dalam tipe ini dana akan lebih beresiko. Hal ini disebabkan karena niai dari reksa dana tidak menentu, sehingga pihak dari DPLK tidak bisa menebak secara pasti. Dalam DPLK tipe C, dana akan diinvestasikan 100% pada deposito dan maksimal 50% pada reksa dana. Berikut ini rincian jenis simpanan yang ada di bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga. Tabel 3.1 Jenis Simpanan di Bank Muamalat Indonesia Jangka
Nisbah Rupiah
Kartu
Biaya
Saldo
Jenis Simpanan waktu
Nasabah
Bank
ATM
Adm
Minimum
Tabungan Muamalat
-
12
88
Ya
Gratis
Rp 0,-
Tabungan Ummat
-
22
78
Ya
7.500
250.000
Tabungan Haji Arafah
-
Tidak
Gratis
250.000
Tabungan Haji Arafah Plus
-
Tidak
5000
1.500.000
Tabungan Umroh
-
Tidak
Gratis
200.000
Deposito Mudharbah
1 bulan
50
50
Tidak
-
-
Deposito Mudharbah
3 bulan
51
49
Tidak
-
-
Deposito Mudharbah
6 bulan
52
48
Tidak
-
-
Deposito Mudharbah
12 bulan
53
47
Tidak
-
-
Sumber: Bank Muamalat Indonesia 2011
35
b.
Produk Pembiayaan 1) Pembiayaan Baiti Jannati Pembiayaan untuk kepemilikan hunian sesuai dengan prinsip syariah. Dalam pembiayaan baiti jannati, akad yang digunakan adalah murabahah/ jual beli. Dalam pembiayaan baiti jannati, dana yang ada tidak hanya digunakan untuk pembelian rumah saja, namun juga dapat digunakan sebagai pembelian ruko dan juga dapat digunakan untuk renovasi. Syarat pembiayan baiti jannati sebagai berikut : a)
Mengisi aplikasi permohonan
b) Pas photo terbaru ukuran 3x4 suami istri @ 1lembar c)
Foto copy KTP yang masih berlaku suami istri @ 2lembar
d) Foto copy Kartu Keluarga 1lembar e)
Foto copy Surat Nikah ( bagi yang sudah menikah)
f)
Foto copy buku tabungan /rekenin Koran selama 3 bulan terakhir
g) Foto copy NPWP Pribadi (permohonan >Rp.100 juta ) h) Minimal telah bekerja (karyawan, wiraswasta selama 2tahun) 2) Pembiayaan Dana Talangan Haji Pembiayaan dana talangan haji merupakan program talangan dana perolehan porsi haji yang diberikan kepada calon jamaah haji untuk mendapatkan nomor porsi pemberangkatan ibadah haji dari
36
DEPAG (Departemen Agama) dengan menggunakan prinsip ALQordh. Nasabah talangan haji akan mendapatkan dana talangan dari bank, namun pengembaliann ya didak dikenakan bagi hasil, hanya dibebankan ujroh/ biaya administrasi. Sehingga nasabah hanya mengembalikan pokok pinjaman saja. Syarat Pendaftaran Dana Talangan Haji: a)
Foto copy KTP Suami-istri
b) Foto copy Kartu Keluarga(KK) c)
Foto copy akta nikah
d) Bila duda/janda ditambahkan surat perceraian atau surat kematian e)
Usia Min 21 Tahun
f)
Mengisi Formulir permohonan pembiayaan al-qardh dana talangan haji
3) Pembiayaan Mudharabah Prosedur pembiayaan mudharabah bagi BMT Pemohon menyerahkan surat permohonan pembiayaan dan menyerahkan syarat-syarat pengajuan pembiayaan lembaga keuangan syariah atau BMT kepada BMI. Syarat-syarat tesebut meliputi:
37
1.
Surat permohonan yang didalamnya tercantum tujuan penggunaan pembiayaan , jumlah dana yang dibutuhkan, dan jangka waaktu pembiayaan.
2.
Legalitas lembaga keuangan syariah, meliputi:
3.
FC anggaran dasar (beserta seluruh perubahannya) dan anggaran rumah tangga BMT.
4.
Surat pengesahan dan pendaftaran dari DepKop
5.
Tanda daftar perusahaan
6.
Surat keterangan domisili
7.
Surat izin usaha perdagangan
8.
Susunan pengurus hasil RAT terakhir yang telah disahkan oleh DepKop
9.
NPWP
10. Hasil RAT 3 tahun terakhir 11. Neraca dan rugi laba 3 tahun terakhir 12. FC rekening tabungan/giro 3 bulan terakhir 13. Laporan tingkat kesehatan LKS 3 tahun terakhir dan 3 bulan terakhir 14. FC KTP pengurus 15. FC rekening Koran/ tabungan BMTbulan terakhir 16. FC sertifikat jaminan
38
c.
Produk Layanan Layanan 24 Jam Meliputi: 1) SMS BANKING Untuk mengaktifkan/registrasi SMS Banking dapat dilakukan melalui SalaMuamalat. Dengan menghubungi SalaMuamalat, maka sms banking pada nomor handphone kita kan diaktifkan. Dengan adanya sms banking banyak kemudahan layanan yang didapat melalui
MBANK dari Bank Muamalat dengan
mengirimkan SMS ke 62265 (MBANK). Contoh format sms banking sebagai berikut : Ketik Saldo<spasi>Rek1 lalu kirim ke 62265, maka Anda bisa mengecek saldo Shar-E yang anda miliki. Selain itu ada juga layanan Phone Banking 24 jam melalui 500016, 0807 1 MUAMALAT (0807 1 68262528) atau 0807 11 SHARE (0807 11 74273) yang memberikan kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan di manapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN. 2) MUAMALAT MOBILE MuamalatMobile
adalah
layanan
perbankan
dengan
menggunakan teknologi GPRS yang dilakukan dari ponsel. Nasabah dapat melakukan transakasi non-tunai seperti cek saldo, transfer maupun melihat histori transaksi secara Real time dengan biaya yang sangat murah.
39
Keunggulan Layanan MuamalatMobile a)
Kenyamanan bertransaksi kapan dan dimana saja
b) Kemudahan melakukan transaksi Non-Tunai seperti di ATM c)
Dengan menggunakan teknologi GPRS, sehingga biaya pulsa sangat murah (Rp. 1 / kilobyte).
d) Menggunakan sistem sekuriti dengan enkripsi yang andal, menjadikan layanan ini sangat aman Ragam layanan transaksi a)
Cek saldo
b) Aktivasi Shar-E c)
Ganti PIN Shar-E dan Tabungan Ummat
d) Informasi 5 transaksi perbankan terakhir e)
Informasi produk-produk Bank Muamalat serta informasi Kurs mata uang
f)
Pemindahbukuan antar rekening Bank Muamalat
g) Pembayaran *) h) Pembelian *) i)
Pembayaran zakat dan infaq *) *) sedang dalam proses pengembangan
Syarat mendapatkan layanan MuamalatMobile a)
Memiliki rekening di Bank Muamalat (Shar-E atau Tabungan Ummat)
40
b) Menggunakan ponsel memiliki fasilitas GPRS c)
Menggunakan Ponsel yang telah support javaplatform versi MIDP 2.0
Langkah-langkah men- download Aplikasi MuamalatMobile a)
Aktifkan dahulu fasilitas GPRS kartu selular Anda
b) Sesuaikan setting GPRS di ponsel dengan kartu selular yang dipakai c)
Pastikan ponsel Anda adalah ponsel dengan kualifikasi MIDP 2
d) Download aplikasi MuamalatMobile ke ponsel dengan alamat http://www.muamalat-mobile.com
BAB IV ANALISIS A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah oleh BMI Capem Salatiga bagi BMT Pembiayaan merupakan aspek penting bagi kinerja sebuah lembaga keuangan. Dalam memberikan pembiayaan, BMI akan melakukan tahapantahapan untuk menyeleksi calon nasabah (BMT) yang mengajukan pembiayaan, hal ini untuk menghindari kerugian yang muncul dalam pemberian pembiayaan. Tahapan-tahapannya antara lain: 1.
Permohonan Pembiayaan Pemohon menyerahkan surat permohonan pembiayaan dan menyerahkan syarat-syarat pengajuan pembiayaan lembaga keuangan syariah atau BMT kepada BMI. Syarat-syarat tersebut meliputi: a.
Surat permohonan yang didalamnya tercantum tujuan penggunaan pembiayaan, jumlah dana yang dibutuhkan, dan jangka waktu pembiayaan.
b.
Legalitas lembaga keuangan syariah, meliputi: 1) FC anggaran dasar (beserta seluruh perubahannya) dan anggaran rumah tangga BMT. 2) Surat pengesahan dan pendaftaran dari DepKop
41
42
3) Tanda daftar perusahaan 4) Surat keterangan domisili 5) Surat izin usaha perdagangan 6) Susunan pengurus hasil RAT terakhir yang telah disahkan oleh DepKop 7) NPWP 8) Hasil RAT 3 tahun terakhir 9) Neraca dan rugi laba 3 tahun terakhir 10) FC rekening tabungan/giro 3 bulan terakhir 11) Laporan tingkat kesehatan LKS 3 tahun terakhir dan 3 bulan terakhir 12) FC KTP pengurus 13) FC rekening Koran/ tabungan BMT bulan terakhirFC sertifikat jaminan 2. Pengumpulan data a. Inisiasi adalah proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan BMI. b. Solisitasi adalah kegiatan dalam rangka memperoleh nasabah melalui proses mengunjungi dan mendapat informasi data calon nasabah. Hasil solisitasi disajikan dalam bentuk laporan kunjungan.
43
c. Informasi Jaminan Dalam menghimpun informasi jaminan, wajib memperhatikan jenis jaminan yang diajukan, nilai jaminan, kemudahan memonitoring jaminan, dan status hukum jaminan termasuk asuransi. 3. Verifikasi data Mengunjungi BMT setempat, dari hasil laporan kunjungan sudah
dapat
diputuskan
apakah
pengajuan
permohonan
pembiayaan dari calon nasabah tersebut dapat dilanjutkan prosesnya atau tidak. Apabila ditolak, pihak bank segera menyiapkan surat penolakan guna disampaikan kepada calon nasabah, apabila diperoleh kesimpulan yang meyakinkan bank bahwa BMT tersebut layak untuk dipertimbangkan, maka pihak bank selanjutnya menyiapkan analisis pembiayaan. 4. Analisis pembiayaan Suatu kajian untuk mengetahui kelayakan dari suatu proposal pembiayaan yang diajukan nasabah. Dalam melakukan analisis kelayakan pembiayaan ditentukan oleh kelayakan usaha nasabah. Proses meliputi:
analisis kelayakan BMT
44
a.
Analisis aspek-aspek perusahaan Menyangkut aspek yuridis dan legalitas yaitu telah ditandatangani secara sah dan mengikat kedua belah pihak, termasuk pihak yang memberikan kontrak. Berisi tentang legalitas pendirian perusahaan, legalitas pengajuan permohonan pembiayaan, legalitas agunan, dan kontrak kerja sebagai dasar permohonan.
b.
Analisis laporan keuangan Merupakan aspek penting dalam analisis kebutuhan pembiayaan. Sumber data untuk menganalisi aspek keuangan adalah laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Terdiri dari laporan neraca, L/R, dan laporan sumber dan pengguna dana.
c.
Struktur fasilitas pembiayaan Upaya untuk mengatur suatu pembiayaan, sehingga tujuan dan jenis pembiayaan yang diberikan sesuai. Dengan melakukan
struktur
meminimalisasi
resiko
pembiayaan, yang
diharapkan
muncul
dari
pembiayaan. Struktur fasilitas pembiayaan antara lain mencakup: 1) Jumlah pembiayaan 2) Jenis pembiayaan 3) Tujuan pembiayaan
dapat
pemberian
45
4) Jangka waktu 5) Agunan
5. Keputusan Pembiayaan oleh Komite Dalam setiap tahapan proses persetujuan pembiayaan, harus dilakukan secara hati-hati. Setiap ada keraguan harus diklarifikasi, sehingga diperoleh keyakinan yang cukup atas inforamasi yang ada. Proses pengambilan keputusan pembiayaan oleh komite pembiayaan dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Rapat Komite Usulan pembiayaan yang telah disiapkan dipresentasikan di depan komite pembiayaan untuk mendapatkan persetujuan dari anggota komite pembiayaan. b. Sirkulasi Proses pengambilan keputusan oleh para anggota komite pembiayaan tanpa melalui rapat komite, melainkan dengan menyampaikan
keputusan
pembiayaan
kepada
komite
pembiayaan. 6. Penandatanganan Akad Realisasi akad merupakan tindak lanjut dari keputusan persetujuan pembiayaan oleh komite pembiayaan.
46
Selain penandatanganan akad pembiayaan yang telah diatur, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengikatan terhadap barang jaminan. Apabila dari prosedur pengajuan pembiayaan oleh BMT sudah sesuai dengan ketentuan BMI, maka pembiayaan dapat direalisasikan.
B. Penyebab Pembiayaan Bermasalah Bagi sebuah lembaga keuangan, pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang asing lagi. Sangat dimungkinkan bahwa semua lembaga keuangan pasti mengalami hal ini. Oleh karena itu, masalahnya sekarang, bagaimana menangani dan menghadapi masalah ini. Tidak sedikit lembaga keuangan yang hancur karena tidak mampu memanajemen masalah ini dengan baik. Terlalu banyak memberikan pembiayaan tanpa memperhitungkan keadaan kas adalah kesalahan yang fatal, karena bila terlalu banyak memberikan pembiayaan sementara kas dalam keadaan kosong, bank dapat mengalami masalah. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan bagian lending BMI(Intan Kusumawati, 28 juni 2011) dapat disampaikan bahwa penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah yaitu: 1. Advertisy Perubahan dari siklus usaha di luar kontrol bank dan nasabah.
47
Contoh: bencana alam
2. Mis management Ketidakmampuan nasabah mengelola kegiatan usahanya dan menjaga kondisi keuangan sesuai dengan cara-cara kegiatan usaha yang sehat dan hati-hati. Penyebab: a. Tidak kompeten b. Keterbatasan pengetahuan dan tehnologi c. Ketidak cukupan waktu yang diberikan oleh bank d. Pengawasan dan penyususnan laporan keuangan lemah e. SDM yang lemah f. Masalah karyawan 3. Fraud Ketidak jujuran debitur dalam memberikan informasi dan laporanlaporannya
tentang
kegiatan
usahanya,
hutang,piutang, dan persediaan. Penyebab: a. Penyerahan laporan keuangan tidak reguler b. Tagihan makin lamban c. Perputaran persediaan makin lamban d. Peningkatan mencolok hutang jangka panjang e. Peningkatan biaya-biaya
posisi
keuangan,
48
C. Dampak Pembiayaan Bermasalah bagi BMI 1. Rentabilitas dan solvabilitas a. Keraguan semakin besar atau laba menurun b. Modal semakin turun c. Tingkat kesehatan pembiayaan semakin turun dan memburuk d. Bank dapat dilikuidasi 2. Peningkatan Biaya a. Pengacara 3. Lainnya a.
Reputasi bank semakin buruk
b. Berkurangnya investor dana c. Investor lain tidak berminat menanamkan modal D. Penanganan Pemibayaan Bermasalah Tidak mungkin terjadi suatu pembiayaan turun mutunya secara tiba-tiba, akan tetapi selalu memberikan “ WARNING SIGN “ atau faktorfaktor penyebab terlebih dahulu dalam perjalanan pembiayaan tersebut. Untuk menangani masalah ini yaitu: 1. Sering bersilaturrohmi dengan nasabah 2. Evaluasi ulang pembiayaan oleh pihak bank a. Aspek menegement b. Aspek pemasaran c. Aspek keuangan d. Aspek yuridis
49
e. Aspek jaminan 3. Penyelesaian melalui Revitalisasi Setiap usaha penyelesaian pembiyaan bermasalah harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, namun harus senantiasa dilaksanakan agar dapat diselesaiakan diluar proses sidang pengadilan. Revitalisasi proses dilakukan apabila berdasarkan evaluasi ulang pembiayaan yang dilakukan terdapat indikasi bahwa usaha nasabah masih berjalan dan hasil usaha nasabah diyakini masih mampu untuk memenuhi kewajiban angsuran kepada bank. Revitalisasi meliputi: a. Rescheduling Perubahan ketentuan yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya. b. Restructuring Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan-ketentuan pembiayaan termasuk perubahan maksimum saldo pembiayaan. c. Reconditioning Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan termasuk perubahan jangka waktu dan persyaratan lainnya sepanjang pembiayaan.
tidak
menyangkut
perubahan
maksimum
saldo
50
d. Bantuan Management Penyehatan pembiayaan melalui penempatan sumber daya insani pada posisi management oleh bank. Hal ini dilakukan bila : a. Permasalahan terjadi karena kesalahan management b. Sumber pengembalian pembiayan masih potensial. Langkah-langkah melakukan revitaliasi: 1. Melakukan evaluasi tentang potensi usaha nasabah 2. Membuat rekomendasi untuk diajukan kepada Komite Pembiayaan 3. Melakukan pengikatan-pengikatan 4. Melakukan proses pengadministrasi lainnya. 4. Penyelesaian melalui Jaminan Penyelesaian melalui jaminan dilakukan bila berdasarkan hasil evaluasi ulang pembiayaan, nasabah sudah tidak memiliki usaha dan nasabah
tidak
kooperatif
untuk
menyelesaikan
pembiayaan.
Revitalisasi proses tidak dapat dilakukan. Penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Penyelesaian dengan cara non litigasi (non hukum) Off-Set
adalah
penyelesaian
pembiayaan
melalui
penyerahan jaminan secara sukarela oleh nasabah kepada Bank , sebagai upaya penyelesaian pembiayaannya. Off-Set dapat dilakukan bila dalam prosesnya nasabah bersedia untuk menjual jaminan secara sukarela kepada Bank .
51
b. Penyelesaian dengan cara litigasi Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui jalur hukum yang dilakukan melalui pengadilan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data dimuka, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur pembiayaaan oleh BMI Capem yang dikhususkan bagi BMT adalah pemohon mengajukan surat permohonan pembiayaan, pengumpulan data oleh pihak BMI, verifikasi data, analisis pembiayaan, keputusan pembiayaan, dan penandatanganan akad. 2. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah adalah adversity, mis manajemen, dan fraud. 3. Untuk menangani pembiayaan bermasalah pihak BMI melakukan berbagai tindakan, yaitu sering bersilaturrohmi kepada nasabah, melakukan evaluasi ulang pembiayaan, melakukan revitalisasi, dan melakukan penyelasaian melalui jaminan. B. Saran Dilihat dari kinerja pembiayaan BMI Capem Salatiga saat ini, sudah dapat dikatakan baik. Akan tetapi masih perlu diadakan pembenahan dibeberapa hal guna manunjang mutu pembiayaan BMI Capem Salatiga, antara lain:
52
53
1.
Perlu pengawasan yang lebih intensif kepada para nasabah, sehingga kemungkinan muncul resiko pembiayaan bermasalah dapat diketahui lebih dini.
2.
Dalam memberikan pembiayaan, BMI Capem Salatiga harus lebih efektif agar tidak terjadi pembiayaan macet. Selain itu juga harus mempertahankan nasabah yang menguntungkan
dengan cara menciptakan ikatan moril.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M.Syafi'I, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani 2001 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm 84 Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuanganSyariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonomi Kampus FE Un; 2003, hlm.84 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta, PT Raja Grapindo Persada 2000 Setyani, Wahyu, Prosedur Pembiayaan Mudharabah
di BMT Aman, Salatiga,
STAIN 2008 Isro’, Riska Setyoningsih, Menejemen Pembiayaan Mudharabah di BSM Cabang Ungaran, Salatiga, STAIN 2009 Zubaidah, Titik, Analisis Manajemen Pembiayaan di BMT Mandiri Getasan, Salatiga, STAIN 2005
54