PRODUK TABUNGAN MUAMALAT DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA
Diajukan untuk Memenuhi Kewajibaan dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari’ah
Oleh : YULIANA RESTY NIM. 20108001
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2011
PRODUK TABUNGAN MUAMALAT DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA
Diajukan untuk Memenuhi Kewajibaan dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari’ah
Oleh : YULIANA RESTY NIM. 20108001
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2011
MOTTO
“Melakukan segala sesuatu dengan penuh rasa cinta, kasih dan keikhlasan, Insya Allah akan mendapatkan hasil yang lebih baik” “Pengetahuan, wawasan dan pengalaman menjadikan manusia bijak” “Ilmu itu penting, namun harga diri lebih penting” “Percaya diri adalah cara untuk meraih sukses”
PERSEMBAHAN
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan dan do’anya, serta memberikan dukungan moril maupun materiil. Adikku dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungannya. Sahabat-sahabatku (endang, tukhah, tia, djoli, ifah, lia, mashudi, sholeh, didik,) yang selalu setia menemani serta memberikan motivasi. Teman-teman D3 Perbankan Syariah angkatan 2008.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta Alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan tugas skhir ini. Tentu saja ucapan terima kasiih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang- orang yang ambil bagian dalam terlaksananya tugas akhir ini. Semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya. 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Mubasyirun, M. Ag selaku ketua jurusan Syari’ah yang selalu memberikan pengarahan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. 3. Bapak Abdul Aziz NP, MM. selaku Kaprogdi D III Perbankan Syari’ah yang senantiasa memberikan kritik, saran serta pengarahan yang sangat mendukung penulis.
4. Bapak
selaku pembimbing tugas akhir yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis guna terwujudnya penulisan tugas akhir ini. 5. Pimpanan dan segenap karyawan BMI Capem Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengenal dunia perbankan secara langsung. 6. Teman- temanku angkatan 2008 jurusan Perbankan Syari’ah, khusus untuk anak-anak kelas A yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta dan hormat kepada kalian semua. Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka salama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Mudah- mudahan tugas akhir ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.
Salatiga, 10 Agustus 2011
Penulis Yuliana Resty S.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem perhitungan bagi hasil pada tabungan Muamalat di Bank Muamalat Indonesia dan sejauh mana perkembangan atau peningkatan tabungan syariah di Bank Muamalat Capem Salatiga. Dengan melakukan analisis langsung serta dilengkapi dengan tehnik perhitungnnya, maka dengan mudah dapat diketahui bagaimana cara untuk perhitungan bagi hasil tabungan Muamalat. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data-data yang diperoleh dari wawancara langsung kepada pegawai yang bersangkutan mengenai rumus HI-1000 dan rumus bagi hasil serta perkembangan nasabah tabungan Muamalat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan bagi hasil pada bank syari’ah berpedoman pada Hi-1000. Sehingga hasil yang didapatkan oleh nasabah setiap bulannya selalu berbeda. Dari sini terlihat bahwa dalam bank syari’ah terdapat sistem yang adil, sedangkan dalam bank konvensional belum terdapat prinsip keadilan. Dalam sistem tabungan syariah tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah akan mengalami peningkatan dan penurunan tergantung kepada HI-1000 dan nisbah bagi hasil yang diperoleh. Bagi hasil Tabungan Muamalat di hitung pada akhir bulan.
Kata Kunci: tabungan, bagi hasil, nasabah tabungan.
DAFTAR ISI Halaman Judul .............................................................................................. i Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................... ii Halaman Pengesahan .................................................................................... iii Motto dan Persembahan ................................................................................ iv Kata Pengantar .............................................................................................. vi Abstrak .......................................................................................................... viii Daftar Isi ....................................................................................................... ix Daftar Tabel .................................................................................................. xi Daftar Gambar ............................................................................................... xii Daftar Grafik ................................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7 C. Tujuan dan Kegunaan ......................................................................... 7 D. Metode Penulisan ............................................................................... 8 E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka .................................................................................... 12 B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pendanaan ................................................................... 14 2. Macam-macam Pendanaan di Bank Syariah ................................ 15 3. Akad Produk Tabungan ................................................................ 17
4. Pengertian Bagi Hasil ................................................................... 25 5. Prinsip Bagi Hasil ......................................................................... 25 6. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil ............................................. 26 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil ............................. 30 8. Pengertian Nisbah ......................................................................... 31 BAB III GAMBARAN OBJEK A. Sejarah BMI Capem Salatiga ............................................................. 34 B. Struktur Organisasi dan Tugas-tugasnya ............................................ 35 C. Visi dan Misi ....................................................................................... 39 D. Produk dan Layanan ............................................................................ 40 BAB IV ANALISIS A. Karakteristik Tabungan Muamalat ...................................................... 54 B. Analisis terhadap Bagi Hasil Simpanan .............................................. 56 C. Tingkat Perkembangan Tabungan Muamalat ...................................... 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... 62 B. Saran ................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan bagi hasil dan bunga .................................................. 33 Tabe 2.2 Jumlah nasabah Tabungan Muamalat Juli 2010 – Juni 2011 ...... 59
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur organisasi BMI Capem Salatiga ................................ 35
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Nasabah Tabungan Muamalat ................................................... 60 Grafik 2.2 Kenaikan Nasabah tabungan Muamalat .................................... 61
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Dalam dunia perbankan modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Hampir semua sektor
yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu
membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan terlepas dari dunia perbankan. Secara sederhana bank adalah suatu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir. 2003:11). Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk mendapatkan tambahan modalnya melalui mekanisme kredit dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme saving, sehingga lembaga keuangan memiliki peranan yang besar dalam mendistibusikan sumber-sumber daya ekonomi di kalangan masyarakat.
Berlandaskan kepercayaan dari masyarakat, masyarakat percaya bahwa dana yang disimpan atau dititipkan kepada bank tersebut akan aman dan dapat diambil jika memerlukan, tetapi bank juga menaruh kepercayaan kepada masyarakat yang meminjam dana dari bank bahwa dana tersebut dapat dikembalikan tepat pada waktunya. Dengan berlandaskan kepercayaan tersebut bank mampu beroperasi dan akan berkembang khususnya tabungan. Tabungan harus terus digalakkan
karena
dapat
dimanfaatkan
dananya
untuk
membantu
pembangunan melalui kredit. Lembaga keuangan dalam hal ini bank, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lembaga keuangan atau bank syariah dan bank konvensional. Bank
syariah
adalah
bank
yang
beroperasi
dengan
tidak
mengandalkan pada bunga seperi halnya bank konvensional. Bank syariah menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip bagi hasil. Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian kerinduan masyarakat muslim yang ingin melepas diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank syariah.
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(AlBaqarah 275). Gagasan mengenai bank syariah muncul sejak tahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang berisi leberalisasi industri perbankan. Para ulama pada waktu itu berusaha untuk
mendirikan bank bebas bunga. Setelah adanya rekomendasi dari lokakarya ulama tentang bunga bank dan perbankan, hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja tim Perbankan MUI tersebut, akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Selanjutnya Yayasan Dana Dakwah Pembangunan ditetapkan sebagai yayasan penopang bank syariah. Dengan terkumpulnya modal awal, pada tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi (Heri Sudarso, 2003: 22). Dalam menjalankan perannya bank syariah berlandaskan UU Perbankan No.7 tahun 1992 dan PP No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil yang kemudian S.E BI No. 25/4/BPPP tanggal 29 Februari 1993 yang pokok-pokoknya menetapkan: 1.
Bahwa bank berlandaskan bagi hasil adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat yang melakukan usaha semata-mata beradsarkan prinsip bagi hasil.
2.
Prinsip bagi hasil yang dimaksud adalah prinsip bagi hasil yang berdasarkan prinsip syariah.
3.
Bank berdasarkan prinsip bagi hasil wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah. Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam bank syariah adalah
pengawasan
operasional,
mengontrol
atas
kebijakan
perusahaan, memberi dan membuat rekomendasi pengembangan produk (Heri Sudarso, 2003:24).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional adalah terletak pada prinsip yang digunakan. Dimana bank syariah dalam menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu bebas bunga dengan menggunakan prinsip bagi
hasil, sedangkan dalam bank
konvensional menggunakan prinsip bunga. Prinsip syari’ah sendiri menurut Undang- undang no. 10 tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari Undang- undang no. 7 tahun 1992 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara pihak bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan badan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syari’ah. Menurut Undang- undang no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syari’ah menyebutkan prinsip syari’ah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan bedasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syari’ah. Prinsip syariah yang digunakan dalam perbankan syariah adalah di terapkannya sistem bagi hasil untuk produk pendanaan maupun pembiayaan yang menekankan prinsip keadilan didalamnya. Bagi hasil menurut terminologi diartikan sebagai pembagian laba atau profit sharing. Secara definitif profit sharing adalah distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dalam suatu perusahaan. Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh
maupun
sebagian
atau
bentuk
bisnis
korporasi
atau
kerjasama.
(Muhamad.2004:18) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat besar kecilnya bagi hasil, diantaranya total pendapatan investasi, dana nasabah yang mengendap dan nisbah bagi hasil yang diberikan bank. Sehingga, besar kecilnya bagi hasil yang diberikan oleh bank setiap bulan pastinya berbeda. Apabila tingkat keuntungan yang didapatkan oleh bank tinggi, maka bagi hasilnya pun tinggi, begitu pula sebaliknya apabila keuntungan mengalami penurunan, maka tingkat bagi hasilnya pun juga turun. Dalam hal pendanaan bank syariah mengedepankan produk tabungan sebagai produk unggulan. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat dari kalangan apapun dapat menggunakan fasilitas produk tabungan. Oleh sebab itu, untuk melancarkan pergerakan dana masyarakat maka lembaga keuangan seperti halnya bank menawarkan berbagai jenis produk, diantaranya produk tabungan. Secara sederhana tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dan nasabah. (Kasmir.2003:57) Seperti halnya Bank Muamalat Indonesia, bank tersebut juga menawarkan produk tabungan Muamalat dengan sistem perhitungan bagi hasil yang sesuai dengan prinsip syariah, karena tabungan merupakan suatu
sarana bagi masyarakat dalam penanaman modal diluar produk deposito dan giro. Bank Muamalat Indonesia sendiri memiliki beberapa jenis produk tabungan, diantaranya: 1.
Tabungan Muamalat Tabungan Muamalat adalah tabungan syariah yang sepenuhnya dikelola dengan akad mudharabah muthlaqoh atau bagi hasil.
2.
TabunganKu Adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.
Tabungan Haji Arafah Jenis tabungan yang ditujukan bagi masyarakat yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki.
4.
Tabungan Muamalat Umroh Tabungan Muamalat umroh merupakan tabungan yang digunakan untuk merencanakan keberangkatan Umroh di masa yang akan datang.
5.
Tabungan Ummat Tabungan Ummat merupakan bentuk tabungan dengan akad mudharabah muthlaqoh. Prinsipnya hampir sama dengan tabungan muamalat. Akan tetapi bagi hasil yang didapatkan lebih besar.
Dengan adanya tabungan Muamalat, maka masyarakat dapat dengan mudah mengatur keuangannya dengan fasilitas tabungan yang ditawarkan oleh Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga Berdasarkan uraian diatas, penulis berusaha untuk memberikan gambaran tentang produk tabungan Muamalat serta sistem penghitungan bagi hasil yang di terapkan BMI Capem Salatiga. Dengan demikian, penulis mengambil judul: “PRODUK TABUNGAN MUAMALAT DI BANK MUAMALAT INDONESIA CAPEM SALATIGA” B.
Rumusan Masalah Untuk mempermudah pemahaman terhadap permasalahan yang ada serta mempermudah pembahasan agar lebih terarah dan mendalam sesuai dengan sasaran maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana karakteristik Tabungan Muamalat di BMI Capem Salatiga?
2.
Bagaimana cara perhitungan bagi hasil Tabungan Muamalat pada BMI Capem Salatiga?
3.
Bagaimana tingkat perkembangan Tabungan Muamalat pada BMI Capem Salatiga?
C.
Tujuan Penelitian 1.
Dapat mengetahui karakteristik Tabungan Muamalat di BMI Capem Salatiga.
2.
Dapat mengetahui sistem perhitungan bagi hasil Tabungan Muamalat di BMI Capem Salatiga.
3.
Dapat mengetahui tingkat perkembangan Tabungan Muamalat di BMI Capem Salatiga.
D.
Manfaat Penelitian 1.
Bagi peneliti dan akademisi Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar diploma tiga dan dan juga dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti- peneliti yang akan datang apabila akan mengangkat tema yang sejenis.
2.
Bagi Bank Muamalat Indonesia Penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk membandingkan antara teori dengan tingkat bagi hasil yang ada dalam praktek perbankan.
3.
Bagi STAIN Salatiga Sebagai informasi dan tambahan referensi pada perpustakaan kampus, khususnya
untuk mahasiswa yang menyusun tugas akhir tentang
produk tabungan. E.
Metode Penelitian 1.
Objek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu (Capem) Saltiga. Yang beralamat di Jl. Sukowati No. 19 C Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti Salatiga dengan nomor telepon dan atau faximile (0298)315937, 315939.
2.
Metode Pengumpulan Data
a.
Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari tambahan data yang kongkrit tentang yang sedang di teliti yang di peroleh dari catatan sebuah dokumentasi.
b.
Deskriptis Data yang di kumpulkan adalah berupa kata- kata, gambar dan bukan angka- angka. Hal ini di sebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
3.
Sumber Data a.
Data primer Merupakan data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber dimana penelitiaan akan berlangsung. Dalam penelitian ini data primer berupa penelitian secara langsung di BMI Capem Salatiga.
b.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan perundang- undangan yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan penulis adalah data yang telah diolah oleh pihak perusahaan yang ada kaitannya dengan tabungan mudharabah.
4.
Teknik Analisa Data
Langkah analisa data dimulai dengan cara menelaah seluruh data yang ada yang telah di kumpulkan dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang ditulis, dokumentasi dahn sebagainya. Setelah semua di pelajari dan di telaah maka langkah selanjudnya adalah reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan yang diperlukan. Kemudian menyusu dalam satuan satuan. Satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah- langkah berikutnya. Kategori- kategori selanjutnya dilakukan sambil membuat coding. Tahap akhir analisis data ini adalah mengadakan pemekrisaan keabsahan data. F.
Sistematika Penulisan Tugas Akhir Tugas akhir ini penulis bagi menjadi lima bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, metode penulisan dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI Membahas tentang telaah pustaka yang terdiri dari analisis penelitian terdahulu. Kerangka teoritik yang membahas tentang
pengertian pendanaan, macam-macam pendanaan di bank syariah, pengertian akad mudharabah, pengertian nisbah, pengertian bagi hasil, prinsip bagi hasil, mekanisme perhitungan bagi hasil, faktor yang mempengaruhi bagi hasil, perbedaan bagi hasil dan bunga. BAB III : LAPORAN OBYEK Membahas tentang Profil dari Bank Muamalat Indonesia, Sejarah pendirian Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga, visi dan misi, organisasi perusahaan meliputi struktur organisasi dan deskrtipsi kegiatannya, serta Produk- produk Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga. BAB IV : ANALISIS Membahas
tentang
karakteristik
Tabungan
Muamalat,
perhitungan bagi hasil produk Tabungan Muamalat beserta perkembangannya. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka Menurut Mustabikul Khoirot dalam Tugas Akhir yang berjudul Penerapan Sumber Bagi Hasil Simpanan di BMT Mu’awanah Bringin menjelaskan perhitungan bagi hasil simpanan di BMT meliputi 1.
Untuk menghitung besar kecilnya bagi hasil melalui langkah-langkah: a. Mencari saldo rata-rata simpanan tiap anggota. b. Hitung rata-rata saldo bulanan setiap produk simpanan c. Menghitung total pendapatan pembiayaan dan distribusi pendapatan tiap produk simpanan d. Hitung bagi hasil untuk setiap anggota penyimpanan untuk setiap jenis produk simpanan.
2.
Untuk perhitungan bagi hasil untuk simpanan di BMT a. Saldo rata-rata sukarela lancar. b. Saldo rata-rata sukarela berjangka. c. Keuntungan BMT d. Nisbah bagi hasil Menurut Ismy Aulian Nisa dalam Tugas Akhir yang berjudul Sistem
Bagi Hasil pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran menjelaskan bahwasanya bagi hasil dalam perhitungannya berdasarkan
prosentase yang disepakati antar pihak BMT dan nasabah pada awal akad terjadi. Menurut Muhamad Ghozali
dalam Tugas Akhir yang berjudul
Mekanisme Penerapan Bagi Hasil di BMT Anda Salatiga menjelaskan bahwa: 1.
Pada dasarnya bagi hasil dalam sebuah lembaga keuangan mikro memakai sistem bagi hasil yang berbeda dengan sistem bunga. Bagi hasil dalam suatu BMT masih sulit diterapkan secara valid.
2.
Nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Besarnya nisbah dipengaruhi oleh pertimbangan kontribusi masing-masing pihak dalam kerjasama, prospek perolehan keuntungan maupun tingkat resiko yang mungkin terjadi atau di hadapi. Menurut Indah fitria dalam tugas akhir yang Berjudul Faktor- Faktor
yang Mempengaruhi Nasabah BMI UPS Magelang Memilih Deposito Mudharabah membahas beberapa masalah, antara lain : 1.
Faktor- faktor yang mempengaruhi nasabah di Bank Muamalat Indonesia UPS Magelang memilih produk deposito mudharabah dalam menginvestasikan dana mereka. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi nasabah untuk memilih produk tersebut karena dalam deposito mudharabah mereka memperoleh bagi hasil yang lebih besar daripada berinvestasi pada produ simpanan lainnya. Selain itu deposito mudharabah juga lebih aman dan lebih likuid.
2.
Pekembangan nasabah deposito mudharabah yang ada di Bank Muamalat Indonesia UPS Magelang selama kurun waku terentu. Dalam mengetahui perkembangan nasabah digunakan data yang diambil dari Bank Muamalat Indonesia UPS Magelang denga mengacu pada kurun waktu saat penelitian dilakukan. Menurut Nur Lucky dalam Tugas Akhir yang bejudul Perhitungan Bagi
Hasil Simpanan Berjangka ( deposito ) Bagi Nasabah di BMT Artha Wardana Kedung Jati cabang Godong kabupaten Grobogan membahas tentang perhitungan bagi hasil yang ada di BMT Artha Wardana Kedung Jati cabang Godong kab. Grobogan. Selain itu dalam tugas akhir ini juga membahas tentang perbandinagn antara tngkat bagi hasil dalam teori dan bagi hasil di lembaga keuangan syari’ah.dalam penelitian yang dilakukan diketahui bahwa teori yang ada dalam uku berbeda dengan yang ada dalam praktek. Dalam teori bagi hasil yang didapat oleh nasabah lebih besar daripada ang didapat oeh bak, akan tetapi dalam pratiknya ternyata nasabah mendapatkan bagi hasil yang lebih kecil daipada yang dippeoleh oleh bank.
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pendanaan Pendanaan merupakan kegiatan bank dalam mendapatkan dana baik yang berasal pemilik,internal bank maupun dari masyarakat dalam bentuk mobilisasi dana masyarakat atau dana pihak ketiga. Pendanaan dalam bank syariah dilakukan layaknya aktivitas mobilisasi dana oleh bank
konvensional yaitu tabungan, giro, dan deposito. Bank syariah melakukan kegiatan pendanaan dengan prinsip-prinsip bank syariah. Prinsip yang paling banyak digunakan dalam aktivitas pendanaan bank syariah adalah prinsip mudharabah dan wadi’ah. Bentuk penarikan dana pihak ketiga diantaranya: a.
Titipan (wadi’ah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dalam pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.
b.
Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko untuk investasi umum (mudharabah mutlaqah), bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut.
c.
Investasi khusus (mudharabah muqayyadah), bank bertindaksebagai manajer investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi, investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi tersebut (Faqih Nabhan, 2008:37).
2. Macam-macam pendanaan di bank syariah a.
Deposito Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito. Deposito dalam bank syariah juga mengikuti ketentuan teknis bank, seperti syarat-syarat pembukaan, penutupan, formulir pembukaan, bilyet dan sebaginya. Sebagaimna tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah, deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah juga mendapat keuntungan atau bagi hasil dari keuntungan bank.
Penerapan mudharabah terhadap deposito dikarenakan kesesuaian yang terdapat antara shahibul maal dan mudharib. b.
Giro Pada umumnya bank syariah menggunakan akad wadi’ah pada rekening giro. Bank syariah menggunakan akad wadi’ah yad adhdhamanah, dimana titipan yang dilakukan dengan kondisi penerima titipan bertanggung jawab atas nilai (bukan fisik) dari uang yang dititipkan. Karena sifatnya sebagai titipan yang bisa diambil sewaktuwaktu sehingga secara asasi bank tidak bisa menggunakannya. Pada prinsipnya giro berdasarkan wadi’ah tidak mendapat keuntungan, bahkan seharusnya nasabah membayar kepada bank karena nasabah telah menugaskan bank untuk menyimpan supaya aman. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bank dapat memberikan bonus atau hadiah kepada pemegang giro. Bonus tidak dapat diperjanjikan dimuka, karena jika hal tersebut dilakukan maka akan sama halnya dengan bunga.
c.
Tabungan Bank syariah menetapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang berdasarkan akad wadi’ah tidak mendapat keuntungan karena sifatnya titipan. Akan tetapi bank tidak dilarang untuk memberikan semacam bonus atau hadiah. Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip akad mudharabah dimana keuntungan dari dana yang digunakan harus
dibagi antara shohibul maal (nasabah) dan mudharib (bank). Selain itu, dalam akad mudharabah terdapat tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan dengan memutarkan dana tersebut diperlukan waktu yang cukup (Muhamad Syafi’i Antonio, 2001:155). 3. Akad Produk Tabungan Pelayanan jasa simpanan atau tabungan yang diselenggarakan oleh pihak perbankan syariah adalah bentuk simpanan atau tabungan yang terikat dan tidak terikat atas jangka waktu dan syarat tertentu dalam pernyataan dan penarikannya. Berkait dengan itu, jenis simapanan atau tabungan yang dapat dikumpulkan oleh bank syariah adalah sangat beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan yang dimiliki simpanan tersebut. Adapun akad yang digunakan dalam produk simpanan (tabungan) di bank syariah adalah akad wadi’ah dan mudharabah, yaitu: a.
Simpanan atau tabungan wadi’ah Simpanan atau tabungan adalah titipan dana yang setiap waktu dapat ditarik pemilik atau anggota dengan cara mengeluarkan semacam surat berharga pemindah bukuan atau transfer dan perintah membayar lainnya. Simpanan atau tabungan dikenakan biaya administrasi namun oleh karena dana dititipkan diperkenankan untuk diputar maka oleh bank syariah kepada penyimpan dana dapat diberikan bonus sesuai dengan jumlah dana yang ikut berperan
didalam pembentukan laba bagi bank syariah. Simpanan atau tabungan yang berakad wadiah ada dua, yaitu: 1) Wadiah yad al-amanah Wadiah amanah adalah pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan tersebut sampai diambil kembali oleh nasabah penitip. Sedangkan bank dapat meminta imbalan atau ujrah atas penitipan uang tersebut dan memberkan bonus kepada nasabah dari hasil pemanfaatan uang titipan namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung kepada kebijakan penerima titipan (bank). Wadiah yad amanah memiliki karakteristik sebagai berikut a) Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan dan digunakan oleh penerima titipan. b) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya. c) Sebagai kompensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya kepada yang menitipkan. d) Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbenkan yang memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau save deposit box.
2) Wadiah Yad adh-Dhamanah Wadiah yad adh dhamanah adalah pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Pihak bank dalam hal ini mendapatkan hasil dari penguna dana dan bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan (bank). Wadiah yad adh dhamanah memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang menerima titipan. b) Barang yang dititipkan dapat menghasilkan manfaat karena dimanfaatkan. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada penitip. c) Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu tabungan dan giro. d) Bank syariah tidak boleh memberikan bonus dalam kontrak ataupun
dijanjikan
dalam
akad,
tetapi
benar-benar
memberikan sepihak sebagai tanda terimakasih dari pihak bank.
e) Jumlah
pemberian
bonus
sepenuhnya
merupakan
kewenangan manajemen bank syariah karena pada prinsipnya dalam akad ini penekanannya adalah titipan. f)
Produk tabungan juga dapat menggunakaan akad wadiah karena pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang bisa diambil setiap saat. Bedanya dengan tabungan tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lain yang dipersamakan.
Dana wadiah diketahui sebesar dengan jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya transaksi. Penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana titipan diartikan sebagai pendapatan bank dan bukan merupakan unsur keuntungan yang harus dibagikan. Pengakuan bonus dalam transaksi wadiah adalah sebagai berikut: 1.
Pemberian bonus kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat terjadinya. 1.1 Penerimaan bonus dari penempatan dana pada bank syariah lain diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima. 1.2 Penerimaan bonus dari penempatan dana syariah pada bank sentral diakui sebagai pendapatan pada saat kas diterima. 1.3 Penerimaan bonus dari penempatan dana pada non bank syariah diakui sebagai pendapatan dana qardhul hasan pada saat kas diterima (Faqih Nabhan, 2003:31).
b.
Simpanan atau tabungan mudharabah Simpanan atau tabungan mudharabah adalah simpanan atau tabungan pemilik dana yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apapun kepada bank. Jadi bank memiliki kebebasan untuk menyalurkan dana kebisnis manapun yang diperkirakan menguntungkan. Mudharabah yang memberikan kewenangan penuh kepada pihak lainnya (mudharib) dalam menentukan jenis dan tempat investasi, sedangkan keuntungan dibagi menurut kesepakatan bersama. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Seandainya
kerugian
tersebut
diakibatkan
karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Muhamad Syafi’i Antonio, 2001:95). Secara umum mudharabah terbagi menjadi dua jenis:
a.
Mudharabah Muthlaqah Transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Penerapan mudharabah muthlaqah dapat berupa tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Ketentuan dalam produk ini adalah: 1) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tatacara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. 2) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan serta kartu ATM kepada nasabah. Untuk deposito mudharabah bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan. 3) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati. 4) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
5) Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. b.
Mudharabah Muqayyadah Dalam transaksi mudharabah muqayaddah mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha. Mudharabah muqayyadah dibagi menjadi dua yaitu: 1) Mudharabah muqayyadah on balance sheet Yaitu simapanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. 2) Mudharabah muqayyadah off balance sheet Merupakan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksanaan usahanya, dimana bank sebagai pihak perantara. Pembayaran imbalan bank syariah kepada pemilik dana dalam bentuk
bagi hasil besarnya sangat tergantung dari pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib atau pengelolaan dana mudharabah tersebut. Apabila bank syariah memperoleh hasil usaha yang besar maka distribusi hasil usaha didasarkan pada jumlah yang besar, sebaliknya apabila bank syariah memperoleh hasil usaha yang sangat kecil. Hal ini berbeda dengan bank konvensional dimana pembayaran dalam bentuk bunga dibayarkan dalam jumlah tetap. Bank syariah menjalankan fungsi sebagai manager investasi dari pemilik dana karena besar kecilnya pendapatan atau imbalan
yang diterima oleh pemilik dana sangat tergantung pada keahlian atau keprofesionalan para pengelola bank syariah. Dari hasil pengeloaan dana mudharabah, bank syariah akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang tidak disebabkan oleh kelalaiannya, namun apabila yang terjadi adalah murni kesalah dari pihak bank, bank akan bertanggung jawab pebuh terhadap kerugian tersebut. Adapun manfaat dari akad mudharabah adalah sebagi berikut: a.
Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan nasabah meningkat.
b.
Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
c.
Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehinggga tidak memberatkan nasabah.
d.
Bank akan lebih selektif dan hati-hati dalam mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
e.
Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan prinsip bunga tetap, dimana bank akan menagih penerima pembiayaan atau nasabah
satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001:97).
4. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil adalah kerja sama antara pihak yang mempunyai modal (shohibul maal) dengan pihak yang akan menjalankan modal (mudharib), kerja sama dalam perekonomian harus di lakukan dalam semua kegiatan ekonomi, yaitu produksi,, distribusi barang maupun jasa. Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. 5. Prinsip Bagi Hasil a.
Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dan berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi.
b.
Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntunngan yang diperoleh.
c.
Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
d.
Tidak ada yang merugikan keuntungan bagi hasil.
e.
Bagi hasil tergantung pada ketentuan proyek yang di jalankan . jika proyek tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan di tanggung bersama untuk kedua pihak.
6. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari’ah terdiri dari dua sistem, yaitu: a.
Profit Sharing Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan
pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah atau hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya. Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara shohibul mal (bank) dengan mudharib (nasabah). Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan mudharib dapat dimasukkan kedalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul mal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shahibul mal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjianakan dianggap sebagai pembagian keuntungan dimuka (Muhamad, 2002:101).
b.
Revenue Sharing Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue). Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan. Berdasarkan devinisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan ditambah dengan total
selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut. Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan keuntungannya (profit). Berbeda dengan revenue di dalam arti perbankan. Yang dimaksud dengan revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang diterima dari penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang diberikan oleh bank. Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank.
Tabungan
Muamalat
tidak
mengenal
sistem
bunga
tetapi
menggunakan sistem bagi hasil yang merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama didalam melakukan kegiatan usaha. Dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan didapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat dan didalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak atau akad. Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama dan harus terjadi dengan adanya kerelaan pada masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. 7. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil di Bank Syariah a.
Faktor Langsung Diantara faktor-faktor langsung (direct factor) yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio). 1) Investment rate merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. 2) Jumlah dana yang yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagia sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasika. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode diantaranya, rata-rata saldo minimun bulanan dan rata-rata saldo harian. Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan. 3) Nisbah (profit sharing ratio) a) Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. b) Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya dapat berbeda. c) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. d) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya. b. Faktor Tidak Langsung 1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah. Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang dibagihasilkan merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya. Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue sharing.
2) Kebijakan akunting Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001:139) 8. Pengertian Nisbah Untuk menentukan tingkat pembagian bagi hasilnya, bank syariah akan menghitung setiap bulan atau setiap periode tertentu sesuai dengan periode perhitungan pendapatan usaha. Berapa pun tingkat pendapatan usaha, itulah yang kemudian didistribusikan kepada para nasabah atau anggota. Oleh karenanya, nasabah perlu mengetahui tingkat nisbah masing-masing produk. Nisbah merupakan proporsi pembagian hasil. Begitu pula dalam pembiayaan bagi hasil. Nisbah akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem bunga, karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak bank. Atas dasar laporan dari nasabah, manajemen bank akan membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah tersebut. Dari mekanisme tersebut, sistem bagi hasil lebih kompetitif. (Muhamad Ridwan. 2004: 120)
Tabel 2.1 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga Bagi Hasil
Bunga
Penentuan besarnya ratio atau nisbah Penentuan bunga dibuat pada waktu bagi hasil dibuat pada waktu akad akad dengan
asumsi harus selalu
dengan berpedoman pada kemungkinan untung. untung rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan Besarnya prosentase berdasarkan pada pada keuntungan yang diperoleh.
jumlah uang yang dipinjamkan.
Bagi hasil tergantung pada keuntungan Pembayaran bunga tetap seperti yang proyek yang dijalankan. Bila usaha dijanjikan tanpa pertimbangan apakah rugi,
kerugian
akan
ditanggung proyek
bersama oleh kedua belah pihak.
dengan
pendapatan.
peningkatan
dijalankanoleh
pihak
nasabah untung atau rugi.
Jumlah pembagian laba meningkat Jmlah sesuai
yang
pembayaran
jmlah meningkat keuntungan
bunga
sekaliipun berlipat
atau
tidak jumlah keadaan
ekonomi sedang “booming” Tidak ada yang meragukan keabsahan Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak bagi hasil.
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.
BAB III GAMBARAN OBYEK
A.
Sejarah Bank Muamalat Indonesia Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga merupakan salah satu bentuk nyata perkembangan Bank Muamalat Indonesia. PT Bank Muamalat Indonesia berdiri di Indonesia pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau
1
November 1991. Pendirian bank syari’ah pertama di Indonesia ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), Cendikiawan muslim, serta pemerintah Indonesia. PT Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), beberapa pengusaha muslim, serta masyarakat umum. Maka bank syari’ah pertama di Indonesia didirikan. Dalam rangka memperluas jaringan, Bank Muamalat Indonesia membuka kantor- kantor cabang hampir di seluruh wilayah
Indonesia.
Salah satu kantor cabang yang didirikan adalah kantor cabang Semaramg. Karena kinerja yang terus meningkat, maka Bank Muamalat Indonesia membuka kantor cabang pembantu. Salah satu kantor cabang pembantu yang telah dibuka adalah Bank Muamalat Cabang Pembantu Salatiga. Bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga berada di Jalan Sukowati No. 19 C Kelurahan. Kali Cacing, Sidomukti Salatiga yang berdiri dengan melakukan soft opening pada tanggal 31 Desember 2009 dan mulai beroperasi pada tanggal 01 Januari 2010.
B.
Struktur Organisasi Bank Muamalat Capem Salatiga
PIC
NBS
BS
Security
OB
Front Line
AM
Lending Officer
Funding Officer
( AO)
(FO)
Back Office (BO)
Customer service
Teller
(CS) Gambar 2.1
Struktur Organisasi BMI Capem Salatiga
a.
PIC 1.
Memimpin jalannya Bank Muamalat sesuai dengan tujuan dan selalu mengacu pada visi dan misi yang ingin dicapai.
2.
Membuat rencana kerja dan laporan secara periodik.
Driver
3.
Mengendalikan dan mengurus proses harian dan menejemen bank.
b.
CS 1.
Menjelaskan produk dan jasa kepada calon nasabah yang datang atau berkonsultasi melalui telepon.
2.
Melayani pembukaan, penutupan, maupun perubahan rekening dan memastikan bahwa semua sudah sesuai dengan standar perusahaan.
3.
Menangani keluhan nasabah.
4.
Menawarkan kepada nasabah produk atau jasa lain yang ada pada bank Muamalat Indonesia Capem Salaiga ( cross selling ).
5.
Memonitor dan menyimpan warkat, buku tabungan dan kartu ATM ke dalam khasanah.
6.
Melakukan koordinasi dengan bagian lain.
7.
Mengerjakan instruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan pekerjaannya.
c.
Teller 1.
Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan peenarikan uang.
2.
Mengatur dan memelihara saldo atau posisi uang kas yang ada dalam tempat khasanah.
3.
Melayani penyetoran pindah buku dan transfer.
4.
Melayani penyetoran warkat kliring.
d.
e.
5.
Melayani penarikan uang secara tunai.
6.
Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan pekerjaan
BO ( Beck Office ) 1.
Melakukan instruksi pencairan deposito.
2.
Memeriksa setoran kliring.
3.
Membuat kredit nota atau instruksi yang diterima.
4.
Laporan pemakaian materi terapan.
5.
Mengimput transaksi harian.
6.
Pencadangan biaya- biaya.
7.
Mendebet rekening nasabah.
AM ( Account Manager ) 1.
Mencari nasabah funding maupun lending
2.
Membina hubungan saling menguntungkan antara pihak bank dengan nasabah seperti a) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah b) Melakukan
komunikasi
yang
intensif
dan
membantu
memberikan solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan produk dan jasa. 3.
Bertindak sebagai Komite Pembiayaan dalam upaya pengambilan keputusan pembiayaan.
4.
Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas setiap pembiayaan yang telah diberikan
5.
Melayani, menerima tamu ( calon nasabahh atau nasabah ) secara akif yang memerlukan pelayanan jasa perbankan.
6.
Menyusun strategi planning dan selaku marketing/ sosialisasi nasabah baik dalam rangka peghimpunan sumber dana maupun alokasi pemberian pembiayaan secara efektif dan terarah.
7.
Berkewajiban untuk meningkakan mutu pelayanan perbankan terhadap nasabah maupun calon nasabah.
8.
Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk membantu kelancaran tugas sehari- hari
f.
Security 1.
Membukakan pintu apabila ada nasabah yang datang
2.
Menjaga keamanan dan tata tertib kantor
3.
Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/ perbekalan kantor
4. g.
Membantu dalam melayani nasabah
OB ( office Boy ) 1.
Bertanggung jawab atas kebersihan kantor
2.
Menyediakan makanan dan minuman bagi karyawan yang ada di kantor
3.
Pembantu umum.
4.
Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/ perbekalan kantor.
h.
Driver 1.
Mengantar jemput para kru dalam melaksanakan tugas.
2.
Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalam keadaan siaga.
Daftar nama kru di Bank Muamala Capem Salaiga sebagai berikut :
C.
a.
PIC
: Suparjati
b.
AM
: Intan Kusumawati
c.
FO
: Fadjar Achmar
d.
BO
: Joko Muryanto
e.
Teller
: Rita Sumartini
f.
CS
: Rafika Dini
g.
Security : Ismanto
h.
Driver
: Ilya Ardiana
i.
OB
: Acep Analdi
Visi dan Misi a.
Visi Menjadi bank syari’ah di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
b.
Misi Menjadi ROLE MODE Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat stakeholder.
untuk memaksimumkan nilai bagi
D.
Produk dan Layanan a.
Produk Pendanaan 1.
Tabungan Muamalat Tabungan
Muamalat
adalah
tabungan
syariah
yang
sepenuhnya dikelola dengan akad mudharabah muthlaqah atau bagi hasil. Bebas riba dan menenangkan. Syarat pembukaan rekening Tabungan Muamalat: a) WNI : KTP/SIM/paspor yang masih berlaku b) WNA : Paspor yang masih berlaku Keunggulan Tabungan Muamalat a) Gratis biaya administrasi untuk saldo rata-rata > Rp 2 juta b) Setoran pembukaan yang terjangkau c) Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, ATM Bersama d) Fasilitas Debet di seluruh EDC merchant BCA/ Prima e) Dapat melakukan penyetoran di Kantor Pos (SOPP) f)
Tanpa saldo minimum
g) Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam hingga Rp 50 juta/ hari h) Gratis biaya penutupan rekening i)
Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan (kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama)
j)
Limit tarik tunai di ATM hingga Rp 10 Juta/ hari
2.
TabunganKu Adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan guna menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Syarat
dan
Ketentuan Pembukaan Rekening: a) Tabungan perorangan dengan prinsip titipan (wadiah) b) Memiliki bukti identitas sebagai Warga Negara Indonesia c) Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status “dan/atau” d) Satu orang hanya memilki 1 rekening di Bank Muamalat untuk produk yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening untuk anak yang masih di bawah perwalian e) Melengkapi dokumen pembukaan rekening f)
Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang tua atau wali siswa dengan sistem QQ. Sistem QQ digunakan bagi calon nasabah dibawah umur 17 tahun, dimana calon nasabah tersebut belum mempunyai KTP sehingga untuk dapat menjadi nasabah harus menggunakan KTP dari orang tua atau wali calon nasabah.
3.
Tabungan Haji Arafah Adalah tabungan yang membantu dalam merencanakan ibadah haji dengan setoran yang terjangkau untuk mendapatkan porsi haji
karena terhubung langsung dengan SISKOHAT Kementerian Agama. Keunggulan Tabungan Haji Arafah: a) Gratis asuransi jiwa b) Gratis biaya administrasi c) Gratis biaya penutupan rekening (jika setelah penyetoran porsi Haji) d) Gratis biaya penyetoran otomatis (autodebet) dari rekening Bank Muamalat lainnya e) Mendapatkan tabel perencanaan setoran 4.
Tabungan Muamalat Umroh Tabungan Muamalat umroh merupakan tabungan yang digunakan untuk merencaakan keberangkatan Umroh di masa yang akan datang. Dalam tabungan muamalat umroh, terdapat setoran rutin yang harus disetor oleh nasabah. Sehingga dapat ditentukan target dan juga jangka waktu yang dapat dicapai oleh nasabah. Keunggulan tabungan muamalat umroh sebagai berikut : a) Mendapatkan fasilitas tabel perencanaan setoran b) Layanan CallCenter 24 jam c) Mendapatkan bagi hasil bulanan dari total dana yang ada. d) Online
di
seluruh
outlet
Bank
Muamalat,
sehingga
memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi. e) Tersedia fasilitas Pembiayaan Umroh hingga plafond: Rp 35 juta
f)
Jaringan rekanan travel Umroh di seluruh Indonesia, sehingga nasabah merasa tenang dengan biri pemberangkatan umroh.
g) Aman dan terjamin 5.
Tabungan Ummat Tabungan Ummat merupakan bentuk tabungan yang dengan akad mudharabah muthlaqoh. Prinsipnya hampir sama dengan tabungan muamalat. Akan tetapi bagi hasil yang didapatkan lebih besar. Hal ini disebabkan karena dana yang mengendap di bank lebih tinggi. Keunggulan Tabungan Ummat sebagai berikut : a) Gratis tarik tunai di seluruh ATM Muamalat, ATM BCA/ Prima, ATM Bersama b) Bagi hasil yang lebih tinggi c) Transfer gratis antar rekening Bank Muamalat di semua layanan (kecuali di ATM BCA/ Prima, ATM Bersama) d) Limit tarik tunai di ATM hingga Rp 10 Juta/ hari e) Fasilitas transaksi PhoneBanking 24 Jam f)
Fasilitas MobileBanking dan InternetBanking
g) Fasilitas Kartu SHAR-e yang berfungsi sebagai kartu ATM & debit h) Online di seluruh outlet Bank Muamalat i)
Pilihan pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh otomatis
j)
Pembayaran rekening telepon.
6.
Deposito Mudharabah Deposito mudharabah adalah jenis simpanan pada bank syariah dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya) Keunggulan Deposito Mudharabah sebagai berikut : a) Berdasarkan prinsip syariah dengan
akad
mudharabah
muthlaqah b) Bagi hasil yang tinggi dan disesuaikan dengan jangka waktu. c) Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan d) Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar e) Gratis biaya administrasi f)
Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo Deposito)
g) Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over) h) Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000 7.
Deposito Fullinvest Deposito fullinvest merupakan jnis simpanan pada bank muamalat dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo. Dalam produk ini nasabah mendapat fasilitas asuransi. Keunggulan deposito fullinvest sebagai berikut :
a) Berdasarkan prinsip syariah
dengan
akad
mudharabah
muthlaqoh. b) Asuransi jiwa gratis senilai saldo Deposito atau maksimal Rp 50.000.000 c) Bagi hasil yang optimal d) Pilihan jangka waktu fleksibel 1, 3, 6 dan 12 bulan e) Tersedia dalam pilihan mata uang Rupiah dan US Dollar f)
Gratis biaya administrasi
g) Bagi hasil dapat dikapitalisir (menambah saldo deposito) h) Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over) i) 8.
Biaya administrasi pencairan sebelum jatuh tempo : Rp 30.000
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Dana Pensiun Lembaga Keuangan terbagi menjadi dua(2) produk yaitu : a) Pensiun Ummat : produk DPLK Muamalat dengan program iuran pasti, dimana produk ini peserta akan mendapat manfaat pensiun
sebesar
total
iuran
ditambah
dengan
hasil
pengembangan. b) Wasiat Ummat : produk kerjasama DPLK Muamalat dengan Asuransi syariah, yang memberikan proteksi kepada peserta produk pensiun ummat selama masa kepesertaan. Syarat kepesertaan :
1.1 Perorangan baik karyawan maupun pekerja mandiri (sesuai UU No.11 Th.1992 Pasal 42 ayat (1)) 1.2 Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah 1.3 Menyertakan fotokopy KTP/SIM/Paspor dan Kartu Keluarga 1.4 Biaya pendaftaran Rp.10.000,1.5 Iuran minimum Rp.50.000,-per bulan 1.6 Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta wasiat ummat Dalam DPLK, terdapat 3 type DPLK yaitu : a.
DPLK tipe A DPLK tipe A merupakan jenis DPLK model deposito berjangka. Dalam DPLK tipe A, dana nasabah akan diinvestasikan 100% ke dalam deposito. Sehingga dana nasabah lebih aman.
b.
DPLK tipe B DPLK tipe B merupakan jenis DPLK yang bergerak dalam bentuk
obligasi.
Dalam
DPLK
tipe
B,
dana
DPLK
diinvestasikan 100% ke deposito, dan maksimal 80% dalam obligasi. Apabila obligasi sedang bagus, maka dana DPLK akan diinvestasikan maksimal 80% ke dalam bentuk obligasi. Akan tetapi jika sedang buruk, maka akan diinvestasikan lebih besar dalam bentuk deposito.
c.
DPLK tipe C DPLK tipe C merupakan jenis DPLK yang bergerak dalam reksa dana. Dalam tipe ini dana akan lebih beresiko. Hal ini disebabkan karena niai dari reksa dana tidak menentu, sehingga pihak dari DPLK tidak bisa menebak secara pasti. Dalam DPLK tipe C, dana akan diinvestasikan 100% pada deposito dan maksimal 50% pada reksa dana.
Berikut ini rincian jenis simpanan yang ada di bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga. Jangka
Nisbah Rupiah
Kartu
Biaya
Saldo
Jenis Simpanan waktu
Nasabah
Bank
ATM
Adm
Minimum
Tabungan Muamalat
-
12
88
Ya
Gratis
Rp 0,-
Tabungan Ummat
-
22
78
Ya
7.500
250.000
Tabungan Haji Arafah
-
Tidak
Gratis
250.000
Tabungan Haji Arafah Plus
-
Tidak
5000
1.500.000
Tabungan Umroh
-
Tidak
Gratis
200.000
Deposito Mudharbah
1 bulan
50
50
Tidak
-
-
Deposito Mudharbah
3 bulan
51
49
Tidak
-
-
Deposito Mudharbah
6 bulan
52
48
Tidak
-
-
Deposito Mudharbah
12 bulan
53
47
Tidak
-
-
b.
Produk Pembiayaan 1) Pembiayaan Baiti Jannati
Pembiayaan untuk kepemilikan hunian sesuai dengan prinsip syariah. Dalam pembiayaan baiti jannati, akad yang digunakan adalah murabahah/ jual beli. Dalam pembiayaan baiti jannati, dana yang ada tidak hanya digunakan untuk pembelian rumah saja, namun juga dapat digunakan sebagai pembelian ruko dan juga dapat digunakan untuk renovasi. Syarat pembiayan baiti jannati sebagai berikut : a) Mengisi aplikasi permohonan b) Pas photo terbaru ukuran 3x4 suami istri @ 1lembar c) Foto copy KTP yang masih berlaku suami istri @ 2lembar d) Foto copy Kartu Keluarga 1lembar e) Foto copy Surat Nikah ( bagi yang sudah menikah) f)
Foto copy buku tabungan /rekenin Koran selama 3 bulan terakhir
g) Foto copy NPWP Pribadi (permohonan >Rp.100 juta ) h) Minimal telah bekerja (karyawan, wiraswasta selama 2tahun) 2) Pembiayaan Dana Talangan Haji Pembiayaan dana talangan haji merupakan program talangan dana perolehan porsi haji yang diberikan kepada calon jamaah haji untuk mendapatkan nomor porsi pemberangkatan ibadah haji dari DEPAG (Departemen Agama) dengan menggunakan prinsip ALQordh.
Nasabah talangan haji akan mendapatkan dana talangan dari bank, namun pengembaliann ya didak dikenakan bagi hasil, hanya dibebankan ujroh/ biaya administrasi. Sehingga nasabah hanya mengembalikan pokok pinjaman saja. Syarat Pendaftaran Dana Talangan Haji: a) Foto copy KTP Suami-istri b) Foto copy Kartu Keluarga(KK) c) Foto copy akta nikah d) Bila duda/ janda ditambahkan surat perceraian atau surat kematian e) Usia Min 21 Tahun f)
Mengisi Formulir permohonan pembiayaan al-qardh dana talangan haji
3) Pembiayaan Mudharabah Prosedur pembiayaan mudharabah bagi BMT adalah pemohon menyerahkan surat permohonan pembiayaan dan menyerahkan syarat-syarat pengajuan pembiayaan lembaga keuangan syariah atau BMT kepada BMI. Syarat-syarat tesebut meliputi: 1.
Surat
permohonan
yang
didalamnya
tercantum
tujuan
penggunaan pembiayaan , jumlah dana yang dibutuhkan, dan jangka waaktu pembiayaan. 2.
Legalitas lembaga keuangan syariah, meliputi:
3.
FC anggaran dasar (beserta seluruh perubahannya) dan anggaran rumah tangga BMT.
4.
Surat pengesahan dan pendaftaran dari DepKop
5.
Tanda daftar perusahaan
6.
Surat keterangan domisili
7.
Surat izin usaha perdagangan
8.
Susunan pengurus hasil RAT terakhir yang telah disahkan oleh DepKop
9.
NPWP
10. Hasil RAT 3 tahun terakhir 11. Neraca dan rugi laba 3 tahun terakhir 12. FC rekening tabungan/giro 3 bulan terakhir 13. Laporan tingkat kesehatan LKS 3 tahun terakhir dan 3 bulan terakhir 14. FC KTP pengurus 15. FC rekening Koran/ tabungan BMTbulan terakhir 16. FC sertifikat jaminan
c.
Produk Layanan Layanan 24 Jam Meliputi: 1) SMS BANKING
Untuk mengaktifkan/registrasi SMS Banking dapat dilakukan melalui SalaMuamalat. Dengan menghubungi SalaMuamalat, maka sms banking pada nomor handphone kita kan diaktifkan. Dengan adanya sms banking banyak kemudahan layanan yang didapat melalui
MBANK dari Bank Muamalat dengan
mengirimkan SMS ke 62265 (MBANK). Contoh format sms banking sebagai berikut : Ketik Saldo<spasi>Rek1 lalu kirim ke 62265, maka Anda bisa mengecek saldo Shar-E yang anda miliki. Selain itu ada juga layanan Phone Banking 24 jam melalui 500016, 0807 1 MUAMALAT (0807 1 68262528) atau 0807 11 SHARE (0807 11 74273) yang memberikan kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan di manapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN. 2) MUAMALAT MOBILE Muamalat
Mobile
adalah
layanan
perbankan
dengan
menggunakan teknologi GPRS yang dilakukan dari ponsel. Nasabah dapat melakukan transakasi non-tunai seperti cek saldo, transfer maupun melihat histori transaksi secara Real time dengan biaya yang sangat murah. Keunggulan Layanan MuamalatMobile a) Kenyamanan bertransaksi kapan dan dimana saja b) Kemudahan melakukan transaksi Non-Tunai seperti di ATM
c) Dengan menggunakan teknologi GPRS, sehingga biaya pulsa sangat murah (Rp. 1 / kilobyte). d) Menggunakan sistem sekuriti dengan enkripsi yang andal, menjadikan layanan ini sangat aman Ragam layanan transaksi a) Cek saldo b) Aktivasi Shar-E c) Ganti PIN Shar-E dan Tabungan Ummat d) Informasi 5 transaksi perbankan terakhir e) Informasi produk-produk Bank Muamalat serta informasi Kurs mata uang f)
Pemindahbukuan antar rekening Bank Muamalat
g) Pembayaran *) h) Pembelian *) i)
Pembayaran zakat dan infaq *) *) sedang dalam proses pengembangan
Syarat mendapatkan layanan Muamalat Mobile a) Memiliki rekening di Bank Muamalat (Shar-E atau Tabungan Ummat) b) Menggunakan ponsel memiliki fasilitas GPRS c) Menggunakan Ponsel yang telah support javaplatform versi MIDP 2.0
Langkah-langkah men- download Aplikasi MuamalatMobile a) Aktifkan dahulu fasilitas GPRS kartu selular Anda b) Sesuaikan setting GPRS di ponsel dengan kartu selular yang dipakai c) Pastikan ponsel Anda adalah ponsel dengan kualifikasi MIDP 2 d) Download aplikasi MuamalatMobile ke ponsel dengan alamat http://www.muamalat-mobile.com
BAB IV ANALISIS
A.
Karakteristik Tabungan Muamalat 1.
Pengertian Tabungan Muamalat Tabungan Muamalat adalah suatu simpanan atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah muthlaqah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati tetapi tidak ditarik dengan cek atau bilyet giro. Dengan prinsip mudharabah mutlaqah, tabungan anggota diperlukan sebagai investasi. Bank Muamalat Indonesia memanfaatkan dana tabungan anggota secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip syariah. Hasil usaha ini dibagi antara anggota dengan Bank Muamalat Indonesia sesuai dengan porsi (nisbah) yang telah disepakati dimuka.
2.
Manfaat Tabungan Muamalat a.
Aman dan terjamin
b.
Bagi hasil yang kompetitif, diberikan secara otomatis ke rekening tabungan anggota.
c.
Membantu perencanaan program investasi anggota.
d.
Membantu pengembangan ekonomi untuk usaha kecil maupun menengah.
3.
Fasilitas dan Keuntungan Tabungan Muamalat a.
Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan diseluruh cabang pada setiap hari mulai jam 08.00 sampai dengan 15.00 WIB dengan memperlihatkan buku tabungan anggota.
b.
Dilengkapi dengan kartu ATM sebagai sarana penarikan tunai gratis pada mesin ATM Bersama, ATM BCA dsan ATM Prima yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
c.
Dilengkapi dengan fasilitas Mobile Banking dan Internet Banking untuk informasi saldo dan pemindahan dana antar rekening.
d.
Tanpa saldo minimum.
e.
Untuk saldo rata-rata diatas Rp 2.000.000,- tidak dikenakan biaya administrasi.
4.
f.
Gratis biaya penutupan rekening.
g.
Bagi hasil bulanan yang kompetitif.
Persyaratan Tabungan Muamalat a.
Membawa identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
b.
Mengisi formulir pembukaan rekening Tabungan Muamalat
c.
Setoran awal minimum Rp 100.000,-
d.
Setoran berikutnya minimal Rp 10.000,Disamping kelebihan-kelebihan diatas, Tabungan Muamalat juga
mempunyai sedikit kelemahan jika dibandingkan dengan tproduk tabungan lainnya, dimana rendahnya nisbah yang diberikan antara
nasabah dan bank, yaitu 12:88. Namun kelemahan tersebut dapat diimbangi dengan kelebihan-kelebihan yang diantaranya, setoran awal yang lebih ringan dibandingkan dengan produk tabungan lainnya, adanya perhitungan bagi hasil yang kompetitif dengan menggunakan patokan HI-1000 yang memperlihatkan kenaikan setiap bulannya. Selain itu, jika saldo terus ditingkatkan sampai dengan lebih dari Rp2.000.000,- maka nasabah tidak akan dikenakan biaya administrasi bulanan.
B.
Analisis terhadap Bagi Hasil Simpanan Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan mengenai perhitungan bagi hasil simpanan bagi nasabah Tabungan Muamalat di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Capem Salatiga dengan tinjauan kepustakaan. Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan bagi operasional bank Islam secara keseluruhan berdasarkan prinsip syariah yang perpedoman pada kaidah al Mudharabah. Perhitungan bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan HI-1000, yakni angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap Rp. 1.000 dana nasabah. HI1000 dapat ditentukan dengan rumus:
Keterangan DPK
: Dana Pihak Ketiga (Dana Nasabah dengan kontrak Mudharabah)
GWM : Giro Wajib Minimum. GWM adalah simpanan minimum bank umum dalam giro pada Bank Indonesiayang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK) Contoh studi kasus 1 Bank Muamalat Indonesia pada bulan Maret mampu mengumpulkan dana nasabah dengan kontrak mudharabah sebesar Rp 90.000.000,-. Pembiayaan yang harus disalurkan sebesar Rp100.000.000,-. Pendapatan dari penyaluran pembiayaan sebear Rp1.500.000,-. GWM BI 5%. Berapa HI-1000 pada bulan Maret? Jawab: Dana pihak ketiga yang dapat disalurkan pada pembiayaan = DPK x (1-GWM) = 90.000.000 x (1-5%) = 90.000.000 x 0,95 = 85.500.000 HI-1000 bulan Maret = = 14,25
Contoh studi kasus 2 Saldo rata-rata bulan Juni tabungan Muamalat Bapak A Rp 5.000.000,-, dan nisbah untuk produk tabungan muamalat antara bank dan nasabah 12:88. Hi-1000 di Bank Muamalat Indonesia untuk bulan Juni adalah 10,21. Berapa bagi hasil yang di diperoleh Bapak A? Jawab: Bagi hasil atau keuntungan yang didapat Bapak A adalah: x 10,21 x
= Rp 20.420
Dari contoh perhitungan bagi hasil untuk produk tabungan pada bank diatas, besar kecilnya pendapatan bagi hasil yang diperoleh nasabah tergantung pada: 1.
Pendapatan bank, yaitu apabila pendapatan yang diperoleh oleh bank besar maka bagi hasil yang diterima oleh nasabah juga besar, begitu pula sebaliknya, apabila pendapatan bank menurun, maka bagi hasil yang diperoleh nasabah kecil.
2.
Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank, yaiitu nisbah bagi hasil yang telah disepakati oleh nasabah dan bank pada awal akad.
3.
Saldo atau nominal simpanan nasabah, hal tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah karena apabila dana yang disimpan nasabah semakin besar, maka semakin besar pula bagi hasil yang didapatkan oleh nasabah. Bagi hasil pada dasarnya terletak pada kerja sama yang baik antara
shahibul maal (yang mempunyai modal) dengan mudharib yang akan
menjalankan modal. Kerja sama dalam bisnis atau ekonomi harus dilakukan dalam semua kegiatan ekonomi yaitu kerja sama antara pemilik modal atau uang dengan pengusaha pemilik ketrampilan atau tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha yang telah disepakati bersama.
C.
Tingkat Perkembangan Tabungan Muamalat Data yang diperoleh penulis dalam tingkat perkembangan nasabah Tabungan Muamlat BMI Cabang Pembantu Salatiga pada Juli 2010-Juni 2011 mengalami peningkatan pada setiap triwulannya, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat perkembangan jumlah nasabah, yaitu: Tabel 2.2 Jumlah Nasabah Tabungan Muamalat Juli 2010 – Juni 2011 Bulan
Jumlah Nasabah
Juli - September
1196
Oktober – Desember 2010
1364
Januari-Maret
1516
April – Juni 2011
1573
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada bulan Juli-September jumlah nasabah Tabungan Muamalat adalah 1196, sedangkan pada bulan Oktober-Desember jumlah nasabah mengalami peningkatan sejumlah 168 nasabah menjadi 1364 nasabah. Dan pada bulan Januari-Maret 2011 jumlah nasabah juga mengalami penignkatan sebesar 152 nasabah menjadi 1516 dan pada bulan April-Juni jumlah nasabah Tabungan Muamalat menjadi 1573 nasabah.
Grafik 2.1 Grafik Nasabah Tabungan Muamalat Juli 2010 – Juni 2011 Dari diagram tersebut dapat diamati perkembangan jumlah nasabah Tabungan Muamlat pada setiap 3 bulan di BMI Cabang Pembantu Salatiga pada Juli 2010 – Juni 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Grafik 2.2
Grafik Kenaikan Nasabah Tabungan Muamalat Juli 2010 – Juni 2011 Pada periode Juli 2010 – Juni 2011 jumlah nasabah terus mengalami kenaikan pada setiap 3 bulannya. Data yang disajukan menggambarkan bahwa kenaikan nasabah yang paling tinggi adalah pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2010
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Tabungan Muamalat di Bank Muamalat Indonesia adalah suatu simpanan yang berdasarkan akad mudharabah muthlaqoh yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro. 2. Dalam sistem tabungan syariah tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah akan mengalami peningkatan dan penurunan tergantung kepada nisbah bagi hasil yang diperoleh. Bagi hasil Tabungan Muamalat di hitung pada akhir bulan. Selain itu, tabungan Muamalat juga mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelemahan dari tabungan Muamalat itu sendiri terdapat pada tingkat nisbah yang rendah dibandingkan dengan produk tabungan lainnya. Sedangkan kelebihan tabungan muamalat diantaranya adalah setoran yang ringan, tarik tunai gratis di seluruh ATM Bersama dan ATM Prima. 3. Dari data dapat dilihat bahwa pada bulan Juli-September 2010 jumlah nasabah Tabungan Muamalat adalah 1196, sedangkan pada bulan Oktober-Desember 2010 jumlah nasabah mengalami peningkatan sejumlah 168 nasabah menjadi 1364 nasabah. Dan pada bulan JanuariMaret 2011 jumlah nasabah juga mengalami penignkatan sebesar 152
nasabah menjadi 1516 dan pada bulan April-Juni 2011 jumlah nasabah Tabungan Muamalat menjadi 1573 nasabah. Peningkatan jumlah nasabah tersebut dipengaruhi oleh dua sektor, yaitu sektor pemasaran dan sektor perhitungan bagi hasil yang kompetitif diberikan secara otomatis ke rekening tabungan anggota.
B. Saran Setelah penulis mengambil kesimpulan tentang Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Salatiga dalam peningkatan volume penjualan produk-produknya, maka penulis memberikan saran yang mungkin untuk perkembangan bank Muamalat Indonesia Capem Salatiga dimasa yang akan datang dan dapat bermanfaat antara lain: 1. Untuk lebih meningkatkan dan memperkenalkan BMI Capem Salatiga dikalangan masyarakat luas dengan cara memperbanyak promosi, karena masyarakat belum banyak yang mengetahui tentang keberadaan BMI Capem Salatiga. 2. Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih menguasai basic perbankan syariah sehingga dapat lebih memajukan BMI Capem Salatiga dan perlunya jaringan perbankan syariah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas. 3. Besarnya nisbah perlu di pertimbangkan kembali. 4. Secara terus menerus melakukan pembaharuan dan pelayanan yang memuaskan bagi nasabah Bank Muamalat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Antonio Muhammad Syafi’i. 2000. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani: Jakarta. Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Laksmana, Yusak. 2009. Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah. PT Gramedia: Jakarta. Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN: Yogyakarta. Muhammad. 2004. Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah. UII Press: Yogyakarta. Nabhan, Faqih. 2008. Pengantar Akuntansi Bank Syariah. Lumbung Ilmu: Yogyakarta.
DAFTAR NILAI SKK
NAMA NIM PROGDI PA
NO 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9. 10. 11. 12. 13. TOTAL
: Yuliana Resty S. : 201 08 001 : DIII Perbankan Syariah : Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M. Ag
KETERANGAN JABATAN Orientasi Program Studi dan Peserta Pengenalan Kampus (OPSPEK) STAIN Salatiga Forum Riset Perbankan Syariah Peserta II Pendidikan dasar (PENDAS) ke Peserta IX STAIN SALATIGA Seminar Nasional Ekonomi Peserta Islam Pendidikan dan Latihan Calon Peserta Pramuka Pandega Ke 18 Seminar Nasional Ekonomi Peserta Syariah,KSEI STAIN Salatiga Pendidikan Dasar (PENDAS) Peserta Ke X KSEI STAIN SALATIGA Seminar Nasional Pendidikan, Peserta HMJ TARBIYAH STAIN Salatiga Seminar Nasional dan Peserta Sarasehan Gubernur JATENG Praktikum Pelatihan TOEFL Peserta STAIN Salatiga Workshop Entrepreneurship Peserta Praktikum Pelatihan ILAiK Peserta STAIN Salatiga Seminar Nasional HMJ Syariah Peserta STAIN Salatiga
TANGGAL 25 s.d 27 Agustus 2008
POINT 3
9 Desember 2010
6
13 September 2008
3
30 November 2010
6
14 November 2008
3
9 November 2009
6
11 September 2009
3
6 November 2010
6
17 Oktober 2008
6
27 Agustus 2010
3
24 Maret 2011 27 Agustus 2011
3 3
22 Juni 2011
6 57
Salatiga, 11 Agustus 2011 Mengetahui, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 19750211 2000031001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Yuliana Resty Sulistyowati
Tempat Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 1 Juli 1991
Agama
: Islam
Alamat
: Jln. Argobudoyo RT 06 RW 03 Pendem, Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga
Pendidikan : SDN Ledok 05 Salatiga
(1996-2002)
SMPN 06 Salatiga
(2002-2005)
SMA Negeri 02 Salatiga
(2005-2008)
Jurusan Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (2008-2011)