PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH (STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh
Cipta Kurnia Aji NIM: 103046128255
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH (STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh Cipta Kurnia Aji 103046128255
Pembimbing I,
Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag NIP. 160 030 088
Pembimbing II,
Supriyono, SE,MM
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH (STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Jakarta, 23 Juni 2008 Mengesahkan Dekan,
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN Ketua
: Euis Amalia, M.Ag NIP. 150 289 264
(………………………………)
Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif,M.Ag NIP. 150 318 308
(………………………………)
Pembimbing I : Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag NIP. 160 050 388
(………………………………)
Pembimbing II : Supriyono, SE, MM
(………………………………)
Penguji I
: Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag NIP. 150 275 509
(………………………………)
Penguji II
: Drs. Hasanudin,M.Ag NIP. 150 275 289
(………………………………)
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidaytullah Jakarta. 2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2008
Cipta Kurnia Aji
ABSTRAK
CIPTA KURNIA AJI Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia) Islam memiliki seperangkat aturan dan nilai yang harus ditaati oleh pemeluknya, seperangkat aturan dan nilai-nilai tersebut menjangkau seluruh aspek kehidupan yang meliputi aspek ketauhidan, ibadah, syariah dan muamalah atau sosial kemasyarakatan termasuk di dalamnya aspek ekonomi. Pandangan Islam yang multi dimensional itu, menghantarkannya sebagai agama yang universal dan komprehensip. Universal dimaknai dengan bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Sedangkan komprehensip artinya bahwa syariat Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke-5, wajib dikerjakan oleh seorang muslim sekali dalam hidupnya. Bagi umat Islam ibadah haji adalah wajib hukumnya, oleh karena itu umat islam harus mengubah sikap pasrah pada nasib/takdir dengan pernyataan “pergi haji bila mampu” kepada sikap bahwa “menjadi tamu Allah adalah sesuatu yang dapat direncanakan ” salah satunya dengan menabung. Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threath) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada factor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama islam, membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah, memiliki undang-undang perbankan syariah, promosi melalui media elektronik dan Ancaman (Threats) seperti banyaknya pesaing, kedaan ekonomi yang buruk dengan Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti memperoleh nisbah bagi hasil, diberikan asuransi jiwa, memperoleh kepastian keberangkatan, mendapatkan fee, dan Kelemahan (Weaknesses) seperti kurangnya promosi, terlalu tingginya setoran perbulan. Ancangan SWOT Tabungan Haji Arafah menghasilkan strategi S – O (agresif) yakni meningkatkan pengembangan produk, meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, membuat kiat-kiat pemasaran produk, promosi yang lebih gencar. Strategi W – O (turn-around) yakni menjaga citra bank dengan menjaga kepercayaan nasabah, menambah jaringan pemasaran, mengoptimalkan bagian humas. Strategi
S – T
(diversifikasi) yakni melakukan kegiatan sosial dimasyarakat, nilai nominal yang lebih dikhususkan bagi tingkatan orang. Strategi W – T (defensif) seperti mencari kiat-kiat baru dalam mensosialisasikan produk, mengoptimalkan SDM pemasaran.
KATA PENGANTAR Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan segenap rahmat, taufik dan hidayahnya. Sesungguhnya karena kemurahan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat diiringi salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat muslim Nabi Muhammad SAW, berserta segenap keluarganya dan para sahabatnya yang selalu setia berjuang demi tegaknya Islam yang haq. Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan. Namun berkat bantuan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan akademik pada program strata satu (S1), pada jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini penulis memilih judul “Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia). Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung, secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis selama belajar. 2. Euis Amelia. M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Muamalat Perbankan syari’ah Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis selama belajar. 3. Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag. Selaku seketaris Jurusan Muamalat Perbankan syari’ah Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam proses perkuliahan dan administrasi. 4. Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag dan Supriyono,SE,MM Selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. 5. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif,M.Ag dan Drs. H. Hasanuddin,M.Ag sekalku penguji munaqosah. 6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Syari’ah dan Utama UIN Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan banyak fasilitas dalam mengadakan studi kepustakaan.
7. Papah, Mamah, Kaka, Adik dan special one (Astri Febiani), yang telah banyak membantu penulis baik berupa moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-temanku dan Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung demi selesainya skripsi ini, dan mohon maaf jika penulis tidak sebutkan satu persatu karena terbatasnya halaman dan waktu. Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT, semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari-Nya. Dan akhirnya penulis hanya berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat luas pada umumnya dan untuk khazanah pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 23 Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
7
D. Manfaat Penelitian
7
E. Kajian Kepustakaan
8
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
8
G. Sistematika Penulisan
10
TEORI ANALISIS SWOT DAN TABUNGAN A. ANALISIS SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT
11
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT
12
3. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT
15
B. TABUNGAN
BAB III
1. Pengertian Tabungan
23
2. Pengertian Tabungan di Bank
25
3. Pengertian Tabungan Syariah
27
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah
Singkat
Berdiri
dan
Perkembangan
Bank
Muamalat Indonesia
BAB IV
29
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia
32
C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia
32
D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia
34
E. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia
41
ANALISIS SWOT PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Arafah 1. Fatwa Dewan Syariah Nasional
50
2. Pengertian, Konsep dan Tujuan Tabungan Haji Arafah
51
3. Syarat-syarat Umum dan Ketentuan Tabungan Haji Arafah
52
B. Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah 1. Kekuatan (Strenght)
59
2. Kelemahan (weakness)
61
3. Peluang (Opportunity)
61
4. Ancaman (threath)
63
C. Ancangan Strategi SWOT Tabungan Haji Arafah BAB V
64
PENUTUP A. Kesimpulan
68
B. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
70
LAMPIRAN
72
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah memasuki periode perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dimungkinkan dengan adanya landasan hukum yang jelas yaitu undang-undang No 10 tahun 1998 yang mengubah undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan serta peraturan-peraturan pelaksanaannya1. Berdasarkan undang-undang perbankan yang baru, sistem perbankan di Indonesia terdiri dari bank umum konvensional dan bank umum syariah. Undang-undang perbankan yang baru ini juga berdampak pada dimungkinkannya pengembangan bank syariah melalui pendirian bank syariah baru, perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah dan pelaksanaan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah oleh bank konvensional2. Upaya
mendorong
pengembangan
bank
syariah
dilaksanakan
dengan
memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia membutuhkan jasa perbankan yang sejalan dengan prinsip syariah berdasarkan al-Quran dan al-hadits.
1
Bank Indonesia (BI), Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank Umum Berlandaskan prinsip Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2000), h.1 2 ibid
Pengembangan perbankan syariah juga ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh system perbankan konvensional. Dalam perkembangannya bank syariah, menghadapi berbagai kendala3, diantaranya adalah kurang pemahaman dan sosialisasi cara kerja perbankan syariah, hal ini disebabkan oleh karena keberadaan perbankan dengan prinsip syariah ini merupakan barang baru di Indonesia. Selain itu keterbatasan jaringan kantor bank dengan prinsip syariah ini, juga menghadapi kendala yang cukup berarti, sehingga masyarakat yang ingin mengakses bank syariah tidak menemukan kantor yang melayani jasa perbankan dengan prinsip syariah ini. Melalui undang-undang No 10 tahun 1998 sebagai pengganti undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan, serta undang-undang No 23 tahun 1992 tentang Bank Indonesia, telah memberikan kesempatan yang luas untuk pendirian kantor-kantor bank syariah baru dan pembukaan kantor bank syariah dengan cara konversi dari bank konvensional. Sebagai sebuah agama Islam adalah agama kesejahteraan dan keselamatan4. Ajarannya mengandung kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat. Keseimbangan ajaran Islam menjadikannya sebagai agama yang paripurna dan satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT di muka bumi. Sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat suci al-Quran surat Ali Imran, ayat 19:
3
Bank Indonesia (BI), Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 1999), h. 1 4 Zianuddin Ahmad, Al-Quran Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), Ce.t ke-1, h. 1
(19:3/ )ال ﻋﻤﺮان........ ﻼ ُم َﺳ ْﻻ ِ ﷲ ْا ِ ﻋ ْﻨ َﺪ ا ِ ﻦ َ ن اﻟ ﱢﺪ ْﻳ ِا ﱠ Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah SWT hanyalah Islam”
Surat Ali Imran, ayat 85 :
ﻦ )ال َ ﺳ ِﺮ ْﻳ ِ ﺨﺎ َ ﻦ اﻟ َ ﺧ َﺮ ِة ِﻣ ِ ﻞ ِﻣ ْﻨ ُﻪ َو َُه َﻮ ِﻓﻲ ْاﻵ َ ﻦ ُﻳ ْﻘ َﺒ ْ ﻼ ِم ِد ْﻳ ًﻨﺎ َﻓَﻠ َﺳ ْ ﻏ ْﻴ َﺮ ْاﻹ َ ﻦ ﱠَﻳ ْﺒ َﺘ ِﻎ ْ َو َﻣ (85:3/ﻋﻤﺮان Artinya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya., dan di akhirat termasuk orangorang yang rugi”. Surat Al-Maidah, ayat 3
(3:5/ﻼ َم ِد ْﻳ ًﻨﺎ )اﻟﻤﺎﺋﺪة َﺳ ْﻻ ِ ﺖ َﻟ ُﻜ ُﻢ ْا ُ ﺿ ْﻴ ِ ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻧ ْﻌ َﻤ ِﺘﻲ َو َر َ ﺖ ُ ﺖ َﻟ ُﻜ ْﻢ ِد ْﻳ َﻨ ُﻜ ْﻢ َوَا ْﺗ َﻤ ْﻤ ُ اﻟ َﻴ ْﻮ َم َا ْآ َﻤ ْﻠ Artinya: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kuridhoi islam menjadi agama bagimu”. Islam memiliki seperangkat aturan dan nilai yang harus ditaati oleh pemeluknya, seperangkat aturan dan nilai-nilai tersebut menjangkau seluruh aspek kehidupan yang meliputi aspek ketauhidan, ibadah, syariah dan muamalah atau sosial kemasyarakatan termasuk di dalamnya aspek ekonomi. Pandangan Islam yang multi dimensional itu, menghantarkannya sebagai agama yang universal dan komprehensip. Universal dimaknai dengan bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Sedangkan komprehensip artinya bahwa syariat Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah).
Sebagai agama yang paripurna Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Implikasinya kemudian Islam harus disampaikan kepada semua umat di muka bumi ini dengan cara-cara yang baik dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum syariah islam. Maka proses mengajak, memanggil dan menyampaikan Islam, kita kenal dengan istilah syiar Islam. Ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke-5, wajib dikerjakan oleh seorang muslim sekali dalam hidupnya. Bagi umat Islam ibadah haji adalah wajib hukumnya. Sebagaimana dijelaskan oleh al-Quran surah Ali Imran ayat 97:
(85:3/ﻼ )ال ﻋﻤﺮان ً ﺳ ِﺒ ْﻴ َ ع ِاَﻟ ْﻴ ِﻪ َ ﺳ َﺘﻄَﺎ ْ ﻦا ِ ﺖ َﻣ ِ ﺞ اْﻟ َﺒ ْﻴ ﺣﱡ ِ س ِ ﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺎ َ ﷲ ِ َو Artinya:“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah”. Batas kewajiban berhaji bagi seorang muslim yaitu bagi yang mampu. Pengertian mampu di sini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu mampu dalam pengertian fisik dan mental dalam mengikuti setiap proses kegiatan ibadah di tanah suci. Pengertian mampu yang kedua adalah secara materi, baik materi untuk bekal dalam perjalanan maupun materi untuk keluarga yang ditinggalkan selama menunaikan ibadah haji. Secara teknis pelaksanaan ibadah haji di Indonesia pada mulanya di kelola oleh pemerintah c.q Depertemen Agama RI, isi keputusan itu menyebutkan salah satunya mengenai ONH (Ongkos Naik Haji). Seperti kita ketahui bahwa sebenarnya ONH ditetapkan dengan suatu surat keputusan Presiden (Keppres) dan besarnya
jumlah ONH yang harus dibayarkan oleh setiap calon jamaah haji berubah-ubah setiap tahunnya. Hal itu didasarkan atas usulan Menteri Agama dengan memperhatikan pendapat menteri Keuangan. Selain itu hal yang menyebabkan perubahan ONH setiap tahunnya adalah karena faktor perekonomian yang selalu bergerak secara dinamis sehingga dapat mempengaruhi dalam usaha penetapan besarnya ongkos naik haji. Dan akibat dari keadaan tersebut menyebabkan dana setoran ONH yang terhimpun selalu mengalami fluktuasi, hal ini juga dapat dilihat dari jumlah calon jemaah haji yang akan pergi menunaikan ibadah haji ke baitullah. Mengingat besarnya jumlah onkos naik haji yang harus dikeluarkan oleh calon jemaah haji, merupakan kendala tersendiri. Karenanya kebiasaan masyarakat Indonesia menyisihkan sebagian pendapatannya dalam bentuk tabungan berjangka untuk pergi haji, merupakan peluang besar bagi perbankan syariah dalam menghimpun dana tersebut agar dapat optimal dalam pemanfaatannya. Adalah bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan tahun 1990 sebagai hasil kerja tim perbankan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dengan modal awal sebesar Rp. 106.162.382.000 terus mengalami kemajuan pesat. Bahkan bank yang dalam pengoprasiannya menggunakan prinsip syariah ini, kini mulai mendapat perhatian dan banyak diminati oleh masyarakat. Kegagalan perbankan konvensiaonal semenjak krisis moneter tahun 1997 sampai sekarang telah memudarkan kepercayaan nasabahnya yang kemudian mulai beralih pada perbankan dengan prinsip syariah ini. Dengan menggunakan analisis SWOT yang telah dimodifikasi akhirnya bisa dirumuskan faktor kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh perbankan-perbankan
syariah di Indonesia. Faktor kunci sukses ini penting sekali sebab akan memberi informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing (competitive advantage profile) yang dimiliki suatu bank syariah. Langkah selanjutnya dalam menganalisis SWOT adalah menginventarisasi faktor eksternal. Saat ini, peluang perbankan syariah untuk mengembangkan produknya terbuka lebar, sebab pemerintah telah berpihak pada ekonomi islam yang melibatkan MUI. Namun demikian tantangan yang dihadapinya juga semakin kompleks. Tantangan itu berupa ketatnya persaingan pada bisnis mendatang karena selain diperlukan modal yang tidak sedikit langkah pengembangan produk akan berhadapan langsung dengan perbankan konvensional yang telah mapan dan lebih pengalaman. Dengan demikian, kita memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga dapat memusatkan perhatian posisi dalam bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya, serta tindakan apa yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada sehingga berhasil. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian pada masalah di atas, maka dalam hal ini penulis membatasi permasalahan yang diuraikan pada produk Tabungan Haji Mudharabah Bank Muamalat Indonesia yang ditinjau dari perspektif Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman).
2. Perumusan Masalah Dalam rangka memfokuskan pembahasan penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, di antaranya: a
Apa yang dimaksud dengan Produk Tabungan Haji Arafah ?
b
Analisis SWOT produk Tabungan Haji Arafah ?
c
Bagaimana ancangan strategi yang dikembangkan oleh Bank Muamalat Indonesia mengenai produk Tabungan Haji Arafah?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Ingin memberikan gambaran tentang produk Tabungan Haji Mudharabah khususnya kepada penulis dan umumnya kepada semua orang yang membaca skripsi ini. 2. Menganalisis tentang Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman)
produk Tabungan Haji
Arafah. 3. Memperkaya Khazanah pengetahuan mengenai pada bank syariah. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah sumbangan pikiran bagi wacana ekonomi islam tentang produk Tabungan Haji Arafah.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang produk Tabungan Haji Arafah. 3. Mengetahui tentang kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman bagi produk Tabungan Haji Arafah. E. Kajian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan oleh penulis karena termotivasi dan terinspirasi setelah penulis membaca penelitian terdahulu yang hanya meneliti tentang mekanisme dari produk tabungan haji mudahrabah pada Bank Muamalat Indonesia5, sehingga penulis ingin melanjutkan penelitian tersebut dari sudut pandang yang berbeda yakni dari Analisis SWOT tentang produk tabungan haji mudahrabah. Untuk pengembangan bisnis bank syariah dikaji dengan menggunakan analisis SWOT agar diketahui faktor intern yang positif dan negatif (Strenght and Weakness) yang ada di internal bank syariah dan faktor eksternal yang positif dan negatif (opportunity and threats) yang dihadapi bank syariah.6 F. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian
5
Ahmad Fauzi, Dakwah Islam dan Kebijakan Perbankan Syariah, Tinjauan Tentang Prosedur Penerimaan dan Pengelolaan Tabungan Haji Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia, tahun 2003 6
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 19
Penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, karena diawali dengan bahan pustaka dan literaturliteratur tentang analisis SWOT. Hasil telaah pustaka ini dijadikan landasan teori dalam operasional penelitian dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena hanya mengandalkan dari data hasil wawancara. 2. Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa cara yang bisa di tempuh untuk kepentingan pengumpulan data dalam skripsi ini. Penulis menggunakan dua macam metode pengumpulan yaitu: a
Riset Kepustakaan Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan di dapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder.
b
Riset Lapangan Dalam riset lapangan ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data primer dengan menggunakan cara Wawancara. cara ini dilakukan untuk menggali data melalui interview atau percakapan langsung dengan pihak-pihak bank yang terkait dan berwenang untuk menjelaskan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman produk Tabungan Haji Mudharabah.
3. Teknik Penulisan Laporan Sedangkan teknik penulisan skripsi merujuk pada buku “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, tahun 2007. G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penyusunan dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan perincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Metode analisis SWOT dan tabungan yang meliputi pengertian, fungsi, manfaat dan tujuan serta mekanisme dan ancangan strategi analisis SWOT, pengertian tabungan, pengertian tabungan di bank, dan pengertian tabungan syariah Bab III Gambaran Umum Tentang PT. Bank Muamalat Indonesia yang berisi tentang sejarah perkembangan, visi dan misi struktur organisasi dan produkproduk yang di miliki oleh PT. Bank Muamalat Indonesia.
Bab IV Analisis SWOT terhadap Produk Tabungan Haji Arafah yang meliputi gambaran umum tentang produk tabungan haji arafah dan analisis SWOT dan ancangan strategi produk tersebut. Bab V Penutup meliputi Kesimpulan dan saran-saran yang penulis berikan setelah mengolah data-data temuan di lapangan
BAB II TEORI ANALISIS SWOT DAN TABUNGAN A. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Sthrength) dan peluang (Opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan7. Teknis SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih ditingkatkan, dikurangi, atau justeru diganti, memerlukan proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut.
7
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006),Cet. ke-12, h.19
SWOT singkatan dari Bahasa Inggris yakni Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman)8. Proses
pengambilan
keputusan
strategi
selalu
berkaitann
dengan
pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis faktorfaktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT9. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (Threat).10 2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT a. Fungsi Analisis SWOT secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumberdaya dan kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
8
www. Goodgovernance.co.id/Total Quality Management Dokumentasi Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006),Cet. ke-12, h.19 10 ibid. h.18 9
visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan. b. Manfaat Analisis SWOT Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaransasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harpan dari para stakeholder atau analisis SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan yang memberikan
andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.11 c. Tujuan Analisis SWOT Tujuan utama analisis SWOT adalah mengidentifikasi strategi perusahaan secara keseluruhan. Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Kecendrungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat, terutama dalam era perdagangan bebas abad 21, yang mana satu sama yang lain saling berhubungan dan saling tergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari bentuknya yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.12 Konsep dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana sekali sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu bahwa “ apabila kita telah mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan kita dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan bisnis (Strategic Business Planning) yang bertujuan untuk menyusun
11
http://www.goodvernance.co.id/ Total Quality Management/Dokumentasi/A04 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006),Cet. ke-12, h.10 12
strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing.13 3. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT a. Mekanisme SWOT Mekanisme pembahasan analisis SWOT mencakup tiga tahapan, yaitu: 1. Penyepakatan pengertian/persepsi di antara stakeholder14 Di bawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi. a) Strenghts (Kekuatan) Kekuatan adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internal-sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari dahulu sampai sekarang. Contoh kekuatan15 1). Perusahaan memiliki modal yang cukup 2). Perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat 3). Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
13
ibid. h.11 www.delivery.org/Guidelines/how/hm, Analisis Cepat SWOT.pdf 15 Gaspersz, Vincent, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi, Bisnis dan Pemerintah. (Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005), h.15 14
4). Lokasi perusahaan strategis 5). Pendapatan perusahaan meningkat dari tahu ke tahun b) Weakness (Kelemahan) Kelemahan adalah sesuatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dahulu sampai dengan sekarang. Contoh kelemahan : 1) Promosi Perusahaan terhadap promosi masih kurang 2) Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas 3) Sumber daya manusia kurang memadai c) Opportunities (Peluang) Peluang adalah berbagai potensial yang dapat dieksplorasi untuk mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan. Contoh peluang : 1) Faktor ekonomi yang membaik 2) Meningkatnya kehidupan masyarakat d) Threats (Ancaman) Ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membatasi / menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan tidak dapat sipengaruhi secara langsung Contoh Ancaman:
1) Banyaknya pesaing perusahaan 2) Faktor makro ekonomi setelah krisis 2. Pengisian Informasi untuk tiap variable atau aspek SWOT Setelah mengenali pengertian atau batasan tiap aspek SWOT di atas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan untuk mendapat isi tersebut : a. Brainstorming : Saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT. b. Kuisoner : Untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang isi dari aspek SWOT untuk kasus tertentu.
3. Memakai Relevansi Data 1. Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud di atas akan menghasilkan beberapa temuan/identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbedabeda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakehoder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti table berikut. Bobot No.
Aspek SWOT
Hasil Identifikasi
A Kekuatan
B
C
1. Perusahaan memiliki citra yang V baik di masyarakat 2. Perusahaan memiliki jaringan V kerja yang luas 3. Lokasi perusahaan strategis
Kelamahan
V
1. Promosi Perusahaan terhadap V promosi masih kurang 2. Produk yang ditawarkan masih V sedikit/terbatas
Peluang
1. Faktor ekonomi yang membaik 2. Meningkatnya
V
kehidyupan
V
masyarakat
Ancaman
1. Banyaknya pesaing perusahaan 2. Faktor makro ekonomi setelah krisis
V V
Keterangan : ketegori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selajutnya sampai katagori C sebagai ukuran yang paling rendah. Hasil akhir dari hasil keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akam menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu terkait. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa: a. Pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan legi dengan adanya persepsi yang sama. b. peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing-masing. 2. Ancangan Strategi SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threat) dengan Faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).16 Faktor internal diperoleh dari data lingkungan perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan pemasaran, dan data staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti dari analisis pasar, kompetitor (pesaing), komunitas, pemasok, pemerintah, dan analisis
16
Freddy Rangkut Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), cet ke-12. h.19
kelompok (untuk kepentingna tertentu). Perencanaan usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns (1992).17 IFAS
Strenght
Weaknesses
(Kekuatan)
(Kelemahan)
EFAS Strategi S-O Opportunities
Strategi W-O (Agresif)
(Peluang)
Turn-around)
Strategi S-T Threaths
Strategi W-T Diversifikasi)
Ancaman
(Defensif)
IFAS adalah Internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah Eksternal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif strategi (S-O, S-T, W-O dan W-T). hasil analisis pada table Matrik Evaluasi Faktor Eksternal dan Matrik Evaluasi Faktor Insternal dapat dipetakan pada matrik posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut: 17
M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariat, (Jakarta: khairul Bayan, 2003), h.21
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut: c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya apabila ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y<0 d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0 DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN
Peluang
Kuadran III
Kuadran I
Kuadran IV
Kuadran II
Ancaman
1. Strategi S-O = Kuadran 118 a. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal. c. Seyogyanya
menerapkan
strategi
yang
mendukung
kebijakan
pertumbuhan yang agresif 2. Strategi S-T = Kuadran 2 a. Meskipun menghhadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumberdaya b. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan pelung jangka panjang. c. Dilakukan melalui penggunaan strategi Diversivikasi produk atau pasar 3. Strategi W-O = Kuadran 3 a. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah. b. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. c. Focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan. 4. Strategi W-T = Kuadran 4 a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
18
Freddy Rangkuti, Business Plan Teknik Membuat perancanaan Bisnis dan Analisis Kasus (Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama, 2001),Cet. ke-12 h.51
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan c. Strategi yang diambil : defensif, penciutan atau likuidasi.
B. TABUNGAN 1. Pengertian Tabungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : bahwa pengertian tabungan adalah tempat menabung uang, celengan atau uang yang disimpan di bank yang pengambilannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.19 Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan..20 Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, seperti dalam al-Quran :
ﻻ ً ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َﻓ ْﻠ َﻴ ﱠﺘ ُﻘﻮااﷲَ َو ْﻟ َﻴ ُﻘ ْﻮُﻟ ْﻮا َﻗ ْﻮ َ ﺧﺎ ُﻓ ْﻮا َ ﺿ َﻌﺎ ًﻓﺎ ِ ﺧ ْﻠ ِﻔ ِﻬ ْﻢ ُذ ﱢر ﱠﻳ ًﺔ َ ﻦ ْ ﻦ َﻟ ْﻮ َﺗ َﺮ ُآﻮْا ِﻣ َ َو ْﻟ َﻴﺨْﺶ اﱠﻟ ِﺬ ْﻳ (9:4/ﺳ ِﺪ ْﻳ ًﺪا )اﻟﻨﺴﺎ ء َ 19
Penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989) cet.2, H. 881 20 M. Syafii Antonio, Bank Syariah, Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta, Tazkia Institut, th.1999), h. 205
Artinya:“ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”
ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan taqwa) maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya dengan menabung.
ن َ ﺧ ِﺒ ْﻴ ٌﺮ ﺑِﻤَﺎ َﺗ ْﻌ َﻤُﻠ ْﻮ َ ﷲ َ نا ﷲ ِا ﱠ َ ﺖ ِﻟ َﻐ ٍﺪ َوا ﱠﺗ ُﻘ ْﻮاا ْ ﺲ ﱠﻣﺎ َﻗ ﱠﺪ َﻣ ٌ ﻈ ْﺮ َﻧ ْﻔ ُ ﷲ َوا ْﻟ َﺘ ْﻨ َ ﻦ ﺁ َﻣ ُﻨ ْﻮاا ﱠﺗ ُﻘﻮاا َ َﻳﺎَا ﱡﻳ َﻬﺎاﻟﱠ ِﺬ ْﻳ ( 18: 59/)اﻟﺤﺸﺮ
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu setiap hari memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. “
Dahulu orang menyebut tabungan sebagai hasil mengumpulkan uang yang disimpan dalam tabung yang dibuat dari tanaaah liat, peti dan tabung lainnya. Hasil tabungan itu adalah kelebihan penghasilan seseorang setelah dikonsumsi setelah
digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Setelah terkumpul dan jumlahnya cukup, maka tabungan tersebut dimanfaatkan untuk keperluan yang biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu seperti pergi haji, beli sawah, modal usaha, dan sebagainya.21 Kebiasaan seperti itu berlangsung terus sampai saat ini. Bedanya ialah apabila waktu lampau pengumpulan uang secara fisik (kertas maupun logam) masih sering dilakukan, maka saat ini jarang terjadi, kecuali pada anak-anak yang oleh orangtuanya atau gurunya dilatih untuk membiasakan hidu hemat dengan menabung. Dewasa ini orang lebih memilih bank atau koperasi simpan pinjam sebagai cara menabung. Menabung seperti yang diutarakan terdahulu mengandung kelemahan antara lain, harus menyiapkan tabung atau tempat yang aman dari kehilangan atau pencurian dan jumlahnya tidak akan bertambah bila tabungan tersebut tidak diisi. Selama uang tersebut, berada ditempatnya tidak akan memberi faedah apa-apa baik bagi pemiliknya apalagi bagi orang lain. Kalau diamati di dunia perbakan selalu melihat setiap adanya peluang sumber dana termasuk kebiasaan masyarakat dalam praktek menabung. Untuk mendayagunakan dana tersebut maka bank kemudian menawarkan jasanya berupa produk tabungan yang kita kenal semua. Tabungan di bank memberikan faedah yang
21
h. 25
Buku Panduan Bank BNI Syariah. Produk Tabungan. (Jakarta : Bank BNI Syariah, 2005),
lebih besar baik bagi pemilik uang yakni adanya rasa aman dan perolehan bunga atau bagi hasil yang diberikan oleh bank. Sementara bank dapat memberi alat produksi, perluasan usaha, menambah modal, dan sebagainya sehingga dapat melipatgandakan kemakmuran. 2. Pengertian Tabungan di Bank Pengertian tabungan menurut undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah “ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.”22 Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang disimpan direkening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung.23 Menurut sejarahnya, antara tahun 1974 sampai dengan 1988 tabungan di Indonesia hanya Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) dan Taska (Tabungan Asuransi Berjangka) saja, yang penyelenggaraannya di bawah
22
Kasmir, Bank dan lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Edisi Revis, Cet ke- 7, h. 74 23 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004),edisi 1 Cet.ke-3,h.84
koordinasi Bank Indonesia. Tabungan yang semula diselenggarakan oleh masing-masing bank dikonversi Tabanas dan Taska tersebut.24 Kebijakan tersebut merupakan gerakan menabung yang tujuannya ialah untuk menggairahkan menabung atau mobilisasi dana dan membiasakan masyarakat berbankan (bank mindedness), agar masyarakat tertarik, maka setiap semester kepada masing-masing penabung Tabanas dan Taska tersebut diberikan hadiah yang diundi dengan membagikan kupon sesuai dengan banyaknya saldo tabungan masing-masing. Untuk pengadaan hadiah Tabanas atau Taska dikenakan secara proporsional. Jenis tabungan seperti ini kurang diminati oleh masyarakat karena bunganya rendah. Setelah masa deregulisasi perbankan yang dikenal dengan pakto 88 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Oktober 1988, maka bank-bank dibebaskan kembali untuk mengeluarkan tabungan masing-masing di luar proyek Tabanas dan Taska yang dikeluarkan oleh Bank Indinesia, sejak itulah berbagai bentuk tabungan yang diperkenalkan melalui promosi dan hadiah lebih gencar dan menarik sehingga dapat menghimpun dana besar yang sebelumnya tidak tersentuh oleh perbankan karena bank tidak bebas membukan kantor cabangnya. 3. Pengertian Tabungan Syariah
24
h. 26
Buku Panduan Bank BNI Syariah. Produk Tabungan. (Jakarta : Bank BNI Syariah, 2006),
Yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah. a. Tabungan Wadiah Tabungan Wadiah merupakan tabungan yangdijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni simpanan atau titipan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara bank dan nasabah.25 Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah menggunakan Wadiah yad adh-dhomanah. Dalam hal ini nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut. b. Tabungan Mudharabah Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Mudharabah mempunyai dua 25
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2004),Cet.ke-2 h.101
bentuk yakni Mudharabah Mutlaqoh dan Mudharabah Muqayyadah, yang perbedaan utamanya terletak pada ada atau tidak adanya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini bank syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shohibul mall (pemilik dana). Bank Syariah dalam kepastiannya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain.26
26
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),h. 272
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia
Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari loka karya “Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 1820 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak K.H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk merealisasikan pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tim POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan
Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Azis27. Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development Program (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam. Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34)28. Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.
27
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 1993, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
1993), h. 5 28
Ibid. h. 7
Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No. 430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 199229. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta. Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa yang semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syari’ah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada saat Indonesia dilanda krisis moneter, sektor Perbankan Nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Pada tahun 1998, Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 29
Ibid. h. 8
Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai 2002 merupakan masamasa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat karena berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syari’ah secara murni. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada: 1.
Restrupegawairisasi asset dan program efisiensi
2.
Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham,
3.
Tidak melakukan PHK satu pun terhadap Sumber Daya Insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Pegawai Muamalat sedikit pun,
4.
Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Pegawai Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru
5.
Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan
6.
Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha30.
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 1. Visi Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. 2. Misi
30
2006), h. 5
Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
Menjadi role model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder. 4.
C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia Adapun tujuan berdiri Bank Muamalat Indonesia yaitu: 1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha b. Meningkatkan kesempatan kerja c. Meningkatkan penghasilan masyarakt banyak 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. 3. Mengembangkan lembaga bank dan system Perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain memperluas jaringan lembaga Perbankan ke daerah-daerah terpencil. 4. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia 31.
31
www.muamalatbank.com/profil/strukor.asp
1. Dewan Pengawas Syari’ah: a. KH. M. A. Sahal Mahfudh
Ketua
b. KH. Ma’ruf Amin
Anggota
c. Prof. Dr. Umar Shihab
Anggota
d. Prof. Dr. H. Muardi Chatib
Anggota
2. Dewan Komisaris: a. Drs. H. Abbas Adhar
Komisaris Utama
b. Prof. Korkut Ozal
Komisaris
c. DR. Ahmed Abisoursour
Komisaris
d. H. Iskandar Zulkarnain, SE. Msi
Komisaris
e. Drs. Aulia Pohan, MA
Komisaris
3. Direksi: a. H.A. Riawan Amin, Msc
Direktur Utama
b. Ir. H. Arviyan Arifin
Direktur
c. H. M. Hidayat, SE, Ak.
Direktur
d. Ir. H. Andi Buchari, MM
Direktur
e. Drs. U. Saefudin Noer
Direktur
4. Kepala Grup: a. Afrid Wibisono
Administration
b. Avantiono Hadhianto
Business Development
c. Muchtar MD. Siswoyo
financing Support
d. Zulkarnain Hasibuan
Internal Audit
5. Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholders Meeting) Adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegan saham serta mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia. 6. Dewan Komisaris (Board of Commissioner) Adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai pengawas dan bersama Dewan Direksi merumuskan strategi jangka panjan perusahaan. Adapun tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1) Mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberi nasihat kepada Dewan Direksi. 2) Melakukan tugas-tugas secara kusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar. 3) Melakukan pengawasan aatas tugas-tugas yang diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 4) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dasar Perseroan serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
5) Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh. 6) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan. 7) Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan tugas lain yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan. 7. Dewan Pengawas Syari’ah (Sharia Supervisory Board) Dewan Pengawas Syari’ah dalam organisasi bank bersifat independen dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak mempunyai akses terhadap operasional Bank. Adapun tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syari’ah adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengawasan atas produk Perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip Syari’ah. 2) Memberikan pedoman dan garis-garis besar Syari’ah. 3) Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan Syari’ah. 4) Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan yang dihadapi pihak eksekutif dan operasi.
5) Memeriksa Buku Laporan Tahunan dan kesesuaian Syari’ah disemua produk dan operasi selama tahun berjalan. 6) Memberikan nasihat kepada Direksi dan Komisaris agaar seluruh kegiatan Perbankan sesuai dengan Syari’ah Islam. 8. Operation Director Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat kebijakan khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinasi dan pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan
operasional. Tugas
pokok Direksi adalah: 1) Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan senantias berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas Perseroan. 2) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. 9. Administration Group Ruang lingkup kerja: 1) melakukaan supervisi dan monitoring terhadap segenap Kantor Cabang atas pelaksanaan atau jalannya operasional. 2) Melakukan konsolidasi terhadap pembuatan dan monitoring Laporanlaporan Bulanan Keuangan Bank dan menyampaikannya pada pihak intern atau ekstern yang berkepentingan.
3) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan repegawaiitmen dan seleksi calon
karyawan, proses administrasi kegiatan penempatan dan
penempatan kembali karyawan, proses terminasi atau pengunduran diri karyawan serta memonitor dan memeliharaa data base kepersonaliaan. 4) Melakuakn proses dan administrasi pembiayaan karyawan, pembayaran gaji serta pembayaran JAMSOSTEK dan pajak (pph 21) seluruh karyawan serta pengurus Bank. 5) Melakuakn koordinasi dalam penyediaan sarana logistik dalam rangka persiapan pembukaan atau pengembangan Kantor Cabang meliputi jaringan komuniaksi dan sarana penunjang operasional lainnya. 6) Melakukan koordinasi terhadap pengelola sistem komunikasi data untuk mendukung operasional online pusat pengolahan data keseluruhan Cabang Bank Muamalat Indonesia serta berkoordinasi dengan pihak ekstern. 10. Corporate Support Group Ruang lingkup kerja: 1) Menyiapkan dan melaksanakan legal action atas kebijakan manajemen. 2) Memberikan masukan dalam penyusunan manual, prodik, akad, dan keputusan yang terkait dengan aspek hokum. 3) Meningkatkan pengetahuan dalam positif masyarakat tentang Bank Muamalat Indonesia.
4) Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat Indonesia pada emotional market. 5) Meraih dukungan moril maupun materil dari stakeholder maupun new investor. 11. Internal Audit Group Ruang lingkup kerja: 1) Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan karyawan, sumber daya dan dana serta asset bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit. 2) Memeriksa dan menilai atas kecukupan dari struktur pengendalian intern. 3) Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah dilaksanakan. 4) Memberikan saran perbaikan baik untuk kecukupan dan efefktifitas atau kehandalan struktur pengendalian intern maupun perbaikan pelaksanaan. 5) Memberikan informasi dan saran kepada manajemen mengenai hal-hal yang berkaitan dengan upaya menjadikan Bank lebih maju. 12. Business Development Group Ruang lingkup kerja: A. Marketing: 1) Marketing plan dan marketing strategy sebagai guidance bagi Cabang.
2) Bersama financing dan sattlement group membuat target lending dan funding revenue system dan technology. 3) Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk mendukung operasional Bank. B. Produk dan Development: 1) Melakukan riset, survey, dan pengembangan produk. 2) Melakukan review produk dan fitur produk. 3) Merumuskan tarif layanan produk. C. SISOP dan UAT (USSER acceptance Test) 1) Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki prosedur peraturan atau kebijakan pribadi. 2) Menyebarluaskan ketentuan pemerintah seprti SEBI, PP, Undangundang dan sejenisnya untuk bidang operasi Bank. 3) Sosialisasi dan emplementasi prosedur yang telah dibuat dan direvisi. 4) Memantau dan melakukan supervise terhadap layanan dan operasi selindo, sehingga kualitas layanan dan operasi dapat dipenuhi. 5) Melakukan UAT atas produk atau program yang akan diluncurkan dan disesuaikan dengan manual operasi yang dibuat. 13. Financing Support Group Ruang lingkup kerja: 1) Financing Supervision
2) Sharia Financial Iinstitution 3) Financing Product Development 14. Network and Alliance Group Ruang lingkup kerja: 1) Network Alliance (POS, Da’I Muamalat, Pegadaian) 2) Shar-E and Gerai Optimizing 3) Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center) E. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia 1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products) a. Shar-‘e Shar-‘e adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000, langsung dapat diperoleh satu kartu Shar-‘e dengan saldo awal tabungan Rp 100.000, sebagai sarana menabung berinvestasi di Bank Muamalat. Shar-‘e dapat dibeli melalui kantor pos. diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).
b. Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan Bank atas dana tersebut. c. Tabungan Haji Arafah Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Dengan keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa memilih jadwal waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap tiap bulan, keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa, apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris otomatis dapat berangkat. Tabungan haji
Arafah
juga
menjamin
nasabah
untuk
memperoleh
porsi
keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen Agama) dengan
jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh dua juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah), karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat Departemen
Agama
Republik
Indonesia.
Tabungan
haji
Arafah
memberikan keamanan lahir batin karena dana yang disimpan akan dikelola secara Syari’ah. d. Deposito Mudharabah Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. e. Deposito Fulinves Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan. f. Giro Wadi‘ah Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di lebih dari 18.000 Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi, transfer antar rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran). g. Dana Pensiun Muamalat Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat
atau dapat ditransfer dari
Bank lain. Peserta juga dapat
mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum memasuki masa pensiun. 2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product) a. Konsep Jual Beli 1) Murabahah
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian. 2) Salam Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai. 3) Istishna Adalah jual beli barang dimana Shani’ (produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni’ (pemesan). Istishna’ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada sistem pembayarannya yaitu Istishna’
pembayaran dapat
dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. b. Konsep Bagi Hasil 1). Musyarakah Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan. 2). Mudharabah
Adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Dalam hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola. c. Konsep Sewa 1). Ijarah Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah (mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya. 2). Ijarah Muntahia Bittamlik Adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama masa sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut. 3. Produk Jasa (Service Products) a. Wakalah Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara teknis Perbankan,
Wakalah
adalah
akad
pemberian
wewenang/kuasa
dari
lembaga/seseorang ( sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala
hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa. b. Kafalah Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. c. Hawalah Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang. d. Rahn Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai. e. Qardh Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis Perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank
ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. 5. Jasa Layanan (Services) a. ATM Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah (hanya pada ATM Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses di 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 lebih Merchant Debit BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini sudah dapat dilakukan transfer antara Bank. b. SalaMuamalat Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan call center yang memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dan di manapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antara rekening, serta mengubah PIN.
c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat. d. Jasa-jasa lain Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa Perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, Bank draft, referensi Bank.
BAB IV ANALISIS SWOT TENTANG PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Arafah 1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Tabungan dalam Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Tahun 200132 : a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip bunga. Tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah. b. Dalam transaksi tabungan, nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. c. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
32
Bank Muamalat Indonesia, Panduan Probuk Tabungan Haji Arafah, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2002), h. 1
e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. f. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah. 2. Pengertian, Konsep dan Tujuan Tabungan Haji Arafah. Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki33. Ada dua macam konsep yang digunakan dalam Tabungan Haji Arafah34: 1. Menggunakan konsep mudharabah yaitu konsep dimana terdapat perjanjian bagi hasil antara nasabah sebagai shahibul mal dengan Bank Muamalat sebagai mudharib yang dituangkan dan disepakati pada awal perjanjian yang tercantum pada akad pembukaan rekening. Bagi hasil nasabah:bank = 45:55. 2. Menggunakan konsep Revenue Sharing yaitu konsep pembagian pendapatan atas dana yang di tempatkan oleh nasabah pada Bank Muamalat sesuai dengan porsi (nisbah) yang disepakati pada awal perjanjian. Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan sebelum
33 34
Ibid, h. 1 Ibid, h. 2
dikurangi biaya operasional bank. Biaya operasional bank yang berkaitan dengan aktivitas tabungan ini diambil dari porsi bank.
Adapun tujuan yang diharapkan dengan lahirnya produk Tabungan Haji Arafah ini35 : a. Menghimpun dana masyarakat muslim yang berniat untuk menunaikan ibadah haji secara terencana dan teratur sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki; b. Mengubah sikap pasrah pada nasib/takdir dengan pernyataan “pergi haji bila mampu” kepada sikap bahwa “menjadi tamu Allah adalah sesuatu yang dapat direncanakan” sesuai dengan kemampuan dan dikuatkan dengan niat; c. Mendidik masyarakat untuk disiplin dalam menyisihkan dananya untuk keperluan biaya ibadah haji; d. Mendidik masyarakat untuk menerapkan system syariah dalam kehidupan dimana terdapat saling memberi “manfaat” antar sesama karena seluruh produk dana pihak ketiga yang ada pada bank digunakan hanya untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat. 3. Syarat-Syarat Umum dan Ketentuan Tabungan Haji Arafah. a. Syarat-Syarat Umum 35
Ibid,h. 2
1. Tabungan dalam mata uang rupiah; 2. Penabung adalah nasabah perorangan; 3. Penyetor, pengambilan dan perubahan saldo tabungan dicatat oleh Bank Muamalat dalam rekening tabungan atas nama penabung; 4. Pajak atas bagi hasil yang diperoleh penabung ditanggung oleh penabung; 5. Penarikan dana tabungan hanya dapat dilakukan pada masa pendaftaran haji sesuai dengan jangka waktu yang dipilih. Jika dilakukan diluar masa pendaftaran haji, maka dikategorikan dalam “Break” dan dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk dimasukkan dalam rekening infaq shodaqoh Baitulmal Muamalat
di Bank Muamalat sebesar Rp. 40.000,-
(empat puluh ribu rupiah) dan Rp. 10.000,- dimasukkan dalam biaya penutupan rekening. Biaya penutupan rekening dimasukkan pada POL di cabang tempat penutupan rekening dilakukan; 6. Penabung bertanggung jawab atas penggunaan slip penarikan tabungan bila terjadi penyalahgunaan yang merugikan bank; 7. Penutupan rekening tabungan yang dilakukan sebelum saldo mengendap selama satu bulan sejak setoran pertama, tidak akan memperoleh bagi hasil;
8. Terhadap penutupan rekening tabungan, bank akan mengenakan biaya administrasi, kecuali penutupan rekening dilakukan pada masa pendaftaran haji; 9. Jika saldo nasabah “Nol” tiga bulan berturut-turut maka secara otomastis akan ditutup oleh Bank Muamalat. b. Kelengkapan. 1. Menyerahkan fotocopy KTP/SIM/Paspor/Identitas resmi lainnya; 2. Mengisi Aplikasi Permohonan Pembukaan Tabungan Haji Arafah dan Formulir Identifikasi Nasabah; 3. Memberikan setoran awal minimal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) atau sejumlah setoran yang dipilih sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki nasabah. c. Laporan Mutasi Nasabah Laporan mutasi transaksi nasabah Tabungan Haji Arafah adalah dalam buku Tabungan Haji Arafah. d. Bagi Hasil Tabungan 1. Besarnya Bagi Hasil Nasabah : Bank = 45 : 55; 2. Bagi hasil tabungan dikreditkan ke rekening nasabah setiap akhir bulan pada bulan itu; 3. Bagi hasil dihitung atas dasar saldo rata-rata nasabah pada bulan itu di kali dengan hasil investasi mudharaaabah per mil di kali dengan nisbah/porsi nasabah;
4. Rumus bagi hasil pada bulan itu = saldo rata-rata tabungan nasabah x DPKM/1000 x nisbah nasabah; 5. DPKM adalah dana Pihak ketiga mudharabah yang diikitsertakan dalam pembiayaan pada bulan itu sehingga menghasilkan hasil investasi per seribu satuaaan (per-mil) dana yang disimpan nasabah pada Bank Muamalat; 6. Saldo rata-rata nasabah dihitung berdasarkan pengendapan dana nasabah pada bulan bersangkutan di bagi dengan jumlah hari pada bulan itu. e. Ketentuan yang berkaitan dengan Asuransi Tabunngan Haji Arafah. Mengacu kepada perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat dengan Asuransi
Takaful
Keluarga
sesuai
dengan
PKS
nomor
02/BMI/PKS/2002 tanggal 15 mei 2002 sebagai berikut: 1. Batas usia nasabah
yang berhak menerima asuransi adalah
nasabah dimana pada saat klaim belum mencapai usia 55 tahun 30 hari; 2. Manfaat asuransi bagi nasabah adalah sebesar proyeksi BPIH (Biaya Perjalaaanan Ibadah Haji) pada bulan berjalan yang dibuat oleh Bank Muamalat dikurangi dengan saldo efektif nasabah pada saat itu; 3. Besarnya premi yang dibayarkan kepada Asuransi Takaful Keluarga adalah sebesar 4,04 per-mil per tahun bagi setiap nasabah
Tabungan Haji Arafah yang telah memiliki saldo efektif minimal Rp. 5 juta dan berusia kurang dari 55 tahun pada saat pembayaran premi dilakukan; 4. Rumus pembayaran premi secara kolektif per-bulan dihitung dengan menggunakan rumus: {( jumlah peserta THA x Proyeksi BPIH yang dibuat oleh Bank Muamalat pada tahun berjalan)-total saldo efektif nasabah THA)}x 4,04 per-mil/12 bulan. Efektif berlaku untuk pembayaran premi juni 2007; 5. Nomor rekening pembaayaran premi THA adalah pada masingmasing cabang Bank Muamalat; 6. Waktu pembayaran premi ditetapkan setiap tanggal 5 setiap bulannya dengan melampirkan data: a. Nama peserta THA; b. Tanggal Lahir Peserta THA; c. Proyeksi BPIH yang ditetapkan oleh BMI untuk waktu berjalan; d. Saldo efektif peserta THA; e. Tanggal pembukaan rekening peserta THA ; f. Jumlah premi yang dibayarkan, dan; g. Keterangan bulan pembayaran premi.
7. Setiap akhir bulan Desember bila tidak terdapat klaim dalam satu tahun masa perjanjian polis, maka Asuransi Takaful Keluarga akan memberikan bagi hasil sebesar 40% dari surplus dana yaitu selisih antara jumlah premi yang dibayarkan dikurangi dengan klaim yang ada dan biaya lainnya. f. Ketentuan yang berkaitan dengan fee Tabungan Haji Mudharabah. 1. Nasabah yang terdaftar sebagai nasabah Bank Muamalat dapat mengikuti program untuk mendapatkan fee sebesar Rp. 50.000,untuk setiap nasabah yang direkomendasikan. Khusus program ini customer service tidak diikut sertakan; 2. Nasabah mendaftarkan diri menjadi peserta system fee kepada customer service dengan melampirkan : nama, alamat, tanggal lahir, dan nomor rekening; 3. Nasabah menerima bukti lembaran yang tercantum pada lembar pembukaan THA untuk prospek yang telah diparaf dan verifikasi oleh customer service dimana tempat pendaftaran calon prospek dilakukan; 4. Customer Service melakukan penginputan nama nasabah yang merekomendasikan dengan dual control pejabat yang berwenang pada cabang tersebut (hal ini dimaksud untuk mengetahui secara pasti bahwa nasabah yang direkomendasikan tersebut mendaftar
minimal satu bulan sebelum pendaftaran haji system lunas dibuka sesuai dengan ketentuan dari Departemen Agama); 5. Pada
saat
pendaftaran
haji
dilakukan,
nasabah
yang
direkomendasikan melakukan pelunasan haji ke teller Bank Muamalat, dan akan disediakan satu fungsi pelunasan oleh TSI yang dapat diisi pada saat pelunasan tersebut dilakukan, sehingga akan muncul pada menu pencapaian fe peserta yaitu: a. nama nasabah; b. nama yang direkomendasikan; c. nomor rekening yang direkomendasikan; d. pelunasan haji tahun “X”; 6. Atas dasar penginputan oleh petugas layanan nasabah atas nasabah yang melakukan pelunasan haji tersebut, maka secara system yang terbayarkan kepada nasabah yang merekomendasikan peserta THA tersebut; 7. Jangka waktu nasabah yang direkomendasikan untuk dimasukkan dalam system fee oleh customer service adalah nasabah yang melakukan pendaftaran haji minimal satu bulan sebelum pendaftaran haji system lunas di buka sesuai ketentuan Depag; 8. Biaya atas fee yang dibayarkan adalah menjadi beban masingmasing cabang dengan mengambil dana dari fee yang diterima dari Departemen Agama.
B. Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah 1. Kekuatan (Strenghts) 36 a. Nyaman : Karena dana nasabah dikelola secara syariah, sehingga memberi ketenangan batin dalam menjalankan ibadah ritual ke tanah suci; b. Menguntungkan : Memperoleh bagi hasil atas pendapatan dari dana tersebut sesuai dengan porsi yang disepakati oleh nasabah dan bank pada awal perjanjian. Bagi hasil tersebut secara otomatis ditambahkan kepada sejumlah saldo Tabungan Haji Arafah; c. Aman : Nasabah yang telah memiliki saldo efektif minimal Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) akan diberikan perlindungan Asuransi Jiwa sebesar Proyeksi Nilai BPIH yang ditetapkan oleh Bank Muamalat pada tahun itu dikurangi dengan saldo efektif nasabah; d. Terencana : Tahun keberangkatan dan besarnya setoran Tabungan Haji Arafah disesuaikan dengan kemampuan nasabah. Tersedia pilihan paket jangka waktu 1 – 10 tahun; e. Fleksibel : Nasabah dapat merubah jangka waktu dan jumlah setoran sesuai dengan paket yang tersedia, baik untuk memperpanjang maupun memperpendek jangka waktu dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank Muamalat;
36
Ibid, h.3
f. Terjamin : Bank Muamalat on line dengan SISKOHAT Departemen Agama, sehingga Insya Allah nasabah memperoleh kepastian mendapat quota/porsi keberangkatan haji; g. Beribadah
haji
:
Nasabah
yang
telah
memenuhi
saldo
ideal
(angsuran/setoran perbulan yang dipilih oleh nasabah dikali masa kepesertaan) dan telah menjadi nasabah Bank Muamalat minimal enam bulan akan diikutsertakan dalam Undian Haji, sehingga nasabah memperoleh kesempatan menunaikan ibadah haji lebih awal dari waktu yang direncanakan; h. Member Get Member : Nasabah memperoleh kesempatan mendapatkan fee dengan merekomendasikan nasabah lain yaitu fee sebesar Rp. 50.000,(lima puluh ribu rupiah) untuk setiap nasabah yang direkomendasikan untuk berangkat haji melalui program Tabungan Haji Arafah. Khusus untuk program ini customer service tidak diikutsertakan dalam hal perolehan fee. Biaya atas fee menjadi beban masing-masing cabang. Pembayaran fee dilakukan setelah nasabah yang direkomendasikan berangkat haji dengan disertai bukti-bukti yang sah; i. Bebas Biaya Administrasi Layanan Bulanan: Nasabah peserta Tabungan Haji Arafah dibebaskan dari biaya administrasi layanan bulanan; j. Bebas Biaya Administrasi Penutupan Rekening : nasabah peserta Tabungan Haji Arafah yang melakukan penutupan rekening pada masa
pendaftaran haji dibebaskan dari biaya administrasi penutupan rekening (tidak termasuk nasabah yang break); k. Mendapatkan perlengkapan haji : Nasabah peserta Tabungan Haji Arafah akan mendapat perlengkapan haji pada saat melakukan pelunasan haji di Bank Muamalat. 2. Kelemahan ( Weaknesses)37 a. Kurang Promosi Dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia masih kurang dalam mensosialisasikannya kepada masyarakat, baik promosi melalui media cetak, elektronik atau pun pola “jemput bola” sehingga masyarakat yang pola fikirnya masih berprinsip bahwa pergi ke Baitullah adalah takdir belum berubah menjadi prinsip yang lebih dewasa yakni menjadi tamu Allah adalah sesuatu yang dapat direncanakan. Karena agama islam pun mengajarkan bahwa niat yang baik harus dibarengi dengan perbuatan yang baik pula untuk dapat menggapai cita-cita tersebut. b. Setoran Per Bulan Masih Terlalu Tinggi. Pada prinsipnya umat islam sangat merindukan untuk dapat melaksanakan rukun islam yang kelima yakni pergi haji ke baitullah. Dalam keadaan ekonomi umat islam di Indonesia dirasa masih terlalu tinggi cicilan yang harus dibayar oleh calon nasabah haji yang menabung di Bank Muamalat
37
Wawancara Pribadi dengan Ibu Narti. Jakarta, 26 Mei 2008
Indonesia, oleh karena itu masyarakat kelas menengah ke bawah belum bisa menikmati fasilitas dari Tabungan Haji Arafah ini. 3. Peluang (Opportunities)38 a. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam Produk tabungan haji ini sangat berpeluang besar dalam menarik nasabah, karena kebanyakan dari penduduk (masyarakat) di Indonesia adalah pemeluk Agama Islam, sehingga antusias masyaraka untuk pergi ke tanah suci ini sangat besar sekali, itu terbukti dari selalu ada pembatasan calon jemaah haji dari Indonesia. b. Membaik Image Masyarakat Terhadap Bank Syariah Dengan tragedi Krisis moneter pada tahun 1998 dimana banyak bank-bank yang berbasis bunga di lukuidasi dan pada saat itu hanya satu bank yang berbasis syariah yakni Bank Muamalat Indonesia yang tetap eksis dan tidak terpengaruh dengan hal tersebut, maka banyak orang yang berpaling baik kalangan muslim maupun non-muslim yang melirik kepada satu bank yang berprinsip syariah yang pada saat itu belum popular di tengah masyarakat Indonesia. c. Memiliki Undang-undang yang mendukung bank syariah Dengan perubahan undang-undang nomor 7 tahun 1992 menjadi undangundang nomor 10 tahun 1998, maka ini adalah titik tolak perkembangan Bisnis perbankan berbasis syariah, karena dalam satu bank dapat 38
ibid
membuka dua prinsip yakni prinsip konvensional (berbasis bunga) dan syariah (berbasis bagi hasil) d. Promosi Melalui Media Elektronik Pada era globalisasi ini media elektronik adalah salah satu tempat pemasaran yang sangat baik. Masyarakat sekarang lebih banyak mengakses media elektronik dibanding media cetak, selain lebih cepat, lebih mudah dan mudah dicerna sekalipun orang tersebut tidak bisa membaca dan menulis. 4. Ancaman (Threats)39 a. Kurangnya antusias masyarakat Pola fikir masyarakat yang menganggap bahwa dunia perbankan adalah sesuatu yang sangat sulit (rumit) dan terkesan eksklusif (hanya untuk masyarakat kelas atas), sehingga masyarakat enggan (sungkan) untuk masuk ke dalam bank itu sendiri. b. Banyaknya pesaing. Pada bank baik konvensional maupun syariah banyak menawarkan produk yang sama tentang tabungan haji ini, sehingga untuk menarik calon nasabah dibutuhkan kerja yang ekstra untuk mencapai hasil yang maksimal. c. Keadaan Ekonomi dan Politik yang Buruk
39
Ibid
Dampak dari kenaikan harga BBM dunia yang sangat signifikan menyebabkan daya beli dari masyarakat semakin terpuruk, karena tidak diimbangi dengan membaiknya income perkapita dari penduduk Indonesia, sehingga banyak terjadi aksi-aksi protes yang menyebabkan stabilitas politik Indonesia tidak berjalan dengan baik. Oleh sebab itu keadaan ekonomi masyarakat Indonesia sangat lemah dan tidak dapat menyisihkan pendapatannya untuk di tabung. C. Ancangan Strategi SWOT Tabungan Haji Arafah.
IFAS
EFAS
OPPORTUNITIES (PELUANG)
STRENGHTS (KEKUATAN)
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1. Dikelola dengan 1. Kurangnya Promosi system syariah 2. Memperoleh nisbah 2. Terlalu tingginya bagi hasil 3. Diberikan asuransi setoran per-bulannya jiwa 4. Terencana 5. Memperoleh kepastian keberangkatan 6. Mendapatkan fee apabila mengajak orang lain untuk nabung 7. Bebas biaya administrasi bulanan S–O
W–O
1. Mayoritas Penduduk Indonesia beragama islam 2. Membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah 3. Memiliki undangundang yang mendukung perbankan syariah 4. Promosi melalui media elektronik THREATHS (ANCAMAN)
1. Meningkatkan 1. Menjaga citra bank pengembangan dengan menjaga produk kepercayaan nasabah 2. Meningkatkan 2. Menambah jaringan pelayanan kepada pemasaran nasabah 3. Bank harus 3. Membuat kiat-kiat mengoptimalkan bagian pemasaran produk humasnya karena 4. Promosi yang lebih melalui promosi akan gencar didukung oleh lebih meningkatkan mayoritas penduduk pendapatan. S–T
W–T
1. Kurangnya antusias 1. Melakukan berbagai 1. Mencari kiat-kiat baru masyarakat macam kegiatan sosial dalam 2. Banyaknya pesaing di masyarakat mensosialisasikan baik bank syariah 2. Menciptakan suasana produk maupun konvensional yang islami ketika 2. Mengoptimalkan SDM 3. Keadaan ekonomi dan deposan berada di Bank pemasaran politik yang buruk. 3. Nilai nominal yang lebih dikhususkan bagi tingkatan orang
Melalui mekanisme koleksi data akan menghasilkan beberapa temuan/identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada, dengan kedalaman informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama diantara stakehoder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti table berikut. Bobot No.
Aspek SWOT
Hasil Identifikasi A
B
C
Kekuatan
Kelamahan
1. 2. 3. 4. 5.
Dikelola dengan system syariah Memperoleh nisbah bagi hasil Diberikan asuransi jiwa Terencana Memperoleh kepastian keberangkatan 6. Mendapatkan fee apabila mengajak orang lain untuk nabung 7. Bebas biaya administrasi bulanan.
v v v
1. Kurangnya Promosi
v
v v v v
2. Terlalu tingginya setoran per-bulan.
Peluang
Ancaman
1. Mayoritas Penduduk Indonesia beragama islam 2. Membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah 3. Memiliki undang-undang yang mendukung perbankan syariah 4. Promosi melalui media elektronik 1. Kurangnya antusias masyarakat 2. Banyaknya pesaing baik bank syariah maupun konvensional 3. Keadaan ekonomi dan politik yang buruk.
v
v v v v v v v
Keterangan : ketegori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selajutnya sampai katagori C sebagai ukuran yang paling rendah.
Berdasarkan pendekatan tersebut, kita dapat menentukan berbagai kemungkinan yang dapat diambil oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. dalam hal strategistrategi yang dapat diambil dalam memasarkan produk Tabungan Haji Arafah : 1. Meningkatkan pengembangan pelayanan produk. Meningkatkan pelayanan kepada calon nasabah dengan menciptakan suasana yang nyaman akan menjaga citra bank sehingga para nasabah tidak akan beralih ke perbankan lainnya. 2. Promosi yang lebih gencar. Dengan mempromosikan produk ini secara lebih luas lagi baik dengan menggunakan media elektronik, media cetak atau pun dengan cara memanfaatkan SDM marketing lebih efektif. 3. Meningkatkan kualitas produk Kita harus menyadari bahwa keadaan ekonomi dan politik di negara ini sedang dalam keadaan yang tidak baik, oleh karena itu dengan menetapkan setoran perbulan yang rendah akan dapat terjangkau oleh umat islam yang tergolong kalangan menengah ke bawah. 4. Mengoptimalkan SDM Pemasaran Memberikan pelatihan motifasi kepada para marketer akan meningkatkan semangat dan menumbuhkan rasa juang untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam memasarkan produk tersebut. 5. Melakukan berbagai macam kegiatan sosial di masyarakat.
Dengan pendekatan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan social baik itu yang bersifat apapun, itu dapat menarik simpatik masyarakat untuk beralih ke bank syariah sekaligus promosi dan sosialisasi tentang perbankan syariah.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki. 2. Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threath) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada factor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama islam, membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah, memiliki undang-undang perbankan syariah, promosi melalui media elektronik dan Ancaman (Threats) seperti kurangnya antusias masyarakat, banyaknya pesaing, kedaan ekonomi yang buruk dengan Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti dikelola dengan system syariah, memperoleh nisbah bagi hasil, diberikan asuransi jiwa, memperoleh kepastian keberangkatan, mendapatkan fee, bebas biaya administrasi bulanan dan Kelemahan
(Weaknesses) seperti kurangnya promosi, terlalu tingginya setoran perbulan. 3. Ancangan SWOT Tabungan Haji Arafah menghasilkan strategi S – O (agresif) yakni meningkatkan pengembangan produk, meningkatkan pelayanan terhadap nasabah, membuat kiat-kiat pemasaran produk, promosi yang lebih gencar. Strategi W – O (turn-around) yakni menjaga citra bank dengan menjaga kepercayaan nasabah, menambah jaringan pemasaran, mengoptimalkan bagian humas. Strategi S – T (diversifikasi) yakni melakukan kegiatan sosial dimasyarakat, nilai nominal yang lebih dikhususkan bagi tingkatan orang.
Strategi W – T (defensif) seperti
mencari kiat-kiat baru dalam mensosialisasikan produk, mengoptimalkan SDM pemasaran. B. SARAN 1. Bank Muamalaat Indonesia harus terus meningkatkan baik kualitas produk tabungan haji arafah ini dengan memunculkan inovasi-inovasi baru agar tetap eksis dengan tetap berprinsip kepada syariat islam. 2. Mensosialisasikan dan mempromosikan produk tersebut lebih gencar karena potensi masyarakat untuk pergi ke tanah suci sangat besar. 3. Meningkatkan kualitas SDM pemasaran agar mempunyai semangat dan sikap yang mencerminkan umat Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran al-Karim Ahmad, Zianuddin. Al-quran : Kemiskinan dan pemerataan Pendapatan, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998. Antonio, M. Syafii. Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institute, 1999 Bank Indonesia (BI). Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank Umum Berlandaskan Prinsip Syariah, Jakarta: Bank Indonesia,2001. Bank Indonesia (BI). Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, Jakarta: Bank Indonesia,1999. Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 1993, Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 1993 Bank Muamalat Indonesia. Laporan Tahunan 2006, Jakarta: Bank Muamalat Indonesia, 2006 Buku Pedoman BNI Syariah, Produk Tabungan, Jakarta: BNI Syariah, 2005. Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung:CV. Penerit J-Art, 2005 Fauzi, Ahmad. Dakwah Islam dan Kebijakan Perbankan Syariah (Tinjauan tentang prosedur penerimaan dan pengelolaan tabungan haji mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia) Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003. Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. ---------. Dasar-Dasar Perbakan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Vincent, Garpersz. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi, Bisnis dan Pemerintah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. ”Penyepakatan Persepsi di antara Stakeholder” diakses pada 10 Januari 2008 dari http:// www.delivery.org/Guidelines/how/hm,analisis cepat SWOT.pdf ”Manfaat Analisis SWOT” diakses pada 10 Januari 2008 dari http://www.goodgovernance.co.id/Total Quality Management/Dokumentasi /A04 Organization Chart of PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk diakses pada 14 Maret 2008 dari http://www.muamalatbank.com/profil/stukor.asp Yustanto, M. Ismail. Pengantar Manajemen Syariat, Jakarta: Khairul Bayan, 2003. Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transkasi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2004.