1
Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan
Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur
2
ALUR PIKIR
PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK
PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA
3
Pendahuluan
Mengelola pemulihan ekonomi, menjaga stabilitas makro-SSK GLOBAL: Fragile Recovery
DOMESTIK: Consolidation Mode
ISU SIKLIKAL
ISU STRUKTURAL
TFP↓, Labor↓, Capital↓
Swasta Konsolidasi
Harga Minyak↓
FISKAL↓
EKONOMI AS↓
Uncertainty FFR
KREDIT↓
EKONOMI GLOBAL↓
EKONOMI DOMESTIK↓
NPL↑
Vertical Specialization
Resilienasi Perbankan
INFLASI↓
WTV↓↓
RESPONS KEBIJAKAN: Maintaining Domestic Resilience Memperkuat Transmisi Kebijakan Moneter
Memanfaatkan Ruang Pelonggaran Moneter 1
2
4
Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan 3
Koordinasi utk Mendorong Pertumbuhan 4
TA
Ringkasan
5
Evaluasi Perekonomian • • • • • •
Ekonomi global berpotensi tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya disertai dengan penurunan volume perdagangan dunia yang cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2016 masih terjaga dengan baik, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada bulan Agustus 2016, terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Rupiah melemah terbatas pada Agustus 2016, namun kembali menguat di September 2016. Inflasi berada pada level yang rendah dan diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1%. Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga.
Risiko yang Perlu Diwaspadai • • •
Pemulihan ekonomi global yang berlangsung lambat. Meskipun sudah mereda, risiko di pasar keuangan global terkait kenaikan FFR tetap perlu diwaspadai. Risiko terbatasnya ruang fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, serta potensi kenaikan inflasi administered prices.
Respons Kebijakan •
Pada RDG 19-20 Oktober 2016, BI memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate)
sebesar 25 bps dari 5,00% menjadi 4,75%, dg suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,00% dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 5,50%, berlaku efektif sejak 21 Oktober 2016. • • •
Pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan BI 7-day RR Rate tersebut sejalan dengan berlanjutnya stabilitas makroekonomi, yg tercermin dari inflasi yg rendah, defisit transaksi berjalan yg terkendali, dan nilai tukar yg relatif stabil. Pelonggaran kebijakan moneter tersebut diharapkan dapat lebih memperkuat upaya untuk mendorong permintaan domestik guna terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. BI meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter tersebut akan memperkuat kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi reformasi struktural.
6
Perekonomian Global
Ekonomi global berpotensi tumbuh lebih rendah... Ekonomi global berpotensi tumbuh lebih rendah dari perkiraan Agustus 2016 disertai dengan penurunan volume perdagangan dunia yang cukup signifikan... • Pertumbuhan ekonomi AS pada 2016 diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula. • Pertumbuhan ekonomi Eropa melambat. • Potensi pelemahan ekonomi juga dialami Tiongkok.
Outlook Perekonomian Global
7
Di pasar komoditas, harga minyak dunia menurun...
8
Harga minyak dunia menurun, sejalan terus meningkatnya produksi minyak OPEC... Produksi OPEC terus meningkat mencapai 33,7 juta barel per hari, tertinggi sepanjang sejarah, terutama didorong Arab Saudi dan Iran. Kondisi pasar minyak dunia masih mengalami excess supply dan diperkirakan baru akan mengalami net demand pada triwulan III 2017. Produksi Minyak OPEC
Keseimbangan Supply-Demand dan Harga Minyak Brent
...sementara, harga beberapa komoditas ekspor Indonesia sedikit membaik... Harga beberapa komoditas ekspor Indonesia sedikit membaik, terutama CPO... Meningkatnya harga CPO dipengaruhi oleh kenaikan permintaan Tiongkok dan India.
Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia
Komoditas Tembaga Batubara Palm Oil Karet Nikel Timah Alumunium Kopi Others IHKEI NM 8 IHKEI NM Total
Agustus 2016 (%yoy) September 2016 (%yoy) 2015 Q1'16 Q2'16 Q3'16 Q4'16 2016 2017 Q1'16 Q2'16 Q3'16 Q4'16 2016
2017
-19,5 -24,7 -8,9 -20,2 -28,7 -26,7 -10,6 -24,3 -4,1 -19,3 -15,0
-0,8 0,4 0,4 7,2 4,1 1,1 1,4 10,0 -0,4 1,5 1,0
-19,6 -25,5 8,7 -23,7 -40,8 -16,3 -16,5 -25,1 -1,5 -15,6 -11,6
-21,8 -17,8 18,3 -6,8 -32,2 8,2 -11,5 -9,9 -1,7 -6,5 -5,1
-10,1 -9,4 14,9 -3,4 -8,4 14,0 -2,2 10,3 -1,5 -0,6 -0,9
-2,4 -4,1 6,7 12,8 3,8 14,3 5,6 17,3 -1,2 2,7 1,6
-13,5 -14,2 12,1 -5,3 -19,4 5,1 -6,1 -1,9 -1,5 -5,0 -4,0
-0,8 0,4 0,4 7,2 4,1 1,1 1,4 10,0 -0,4 1,5 1,0
-19,6 -25,5 8,7 -23,7 -40,8 -16,3 -16,5 -25,1 -1,5 -15,6 -11,6
-21,8 -17,8 18,3 -6,8 -32,2 8,2 -11,5 -9,9 -1,7 -6,5 -5,1
-10,1 -9,4 14,9 -3,4 -8,4 14,0 -2,2 10,3 -1,5 -0,6 -0,9
-2,4 -4,1 6,7 12,8 3,8 14,3 5,6 17,3 -1,2 2,7 1,6
-13,5 -14,2 12,1 -5,3 -19,4 5,1 -6,1 -1,9 -1,5 -5,0 -4,0
9
10
Perekonomian Domestik
Perekonomian triwulan III 2016 masih terjaga baik…
11
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2016 masih terjaga dengan baik, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya... Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran
%Y-o-Y, Tahun Dasar 2010
Komponen Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah Investasi Investasi Bangunan Investasi NonBangunan Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PDB Sumber : BPS (diolah)
2014
2015 I
5.16 5.01 12.19 -8.07 1.16 2.91 4.57 4.63 5.52 5.47 2.03 2.35 1.00 -0.62 2.19 -2.19 5.02 4.73
II
III
IV
4.97 -7.99 2.61 3.88 4.82 1.32 -0.01 -6.97 4.66
4.95 6.56 7.11 4.79 6.25 0.73 -0.60 -5.90 4.74
4.92 8.32 7.31 6.90 8.21 3.10 -6.44 -8.05 5.04
2015 4.96 -0.63 5.38 5.07 6.23 1.87 -1.97 -5.84 4.79
2016 I
II
4.94 6.40 2.94 5.57 7.67 -0.28 -3.53 -5.08 4.91
5.04 6.72 6.28 5.06 6.14 2.02 -2.73 -3.01 5.18
Rupiah kembali menguat setelah sempat melemah ......
12
Rupiah kembali menguat pada September 2016, setelah sempat melemah terbatas pada Agustus 2016, akibat pengaruh sentimen eksternal terkait timing kenaikan FFR… Pada Agustus 2016, secara rata-rata, rupiah terdepresiasi 0,39% (mtm) ditutup di Rp13.163/USD. Tekanan depresiasi dipicu oleh sentimen eksternal terkait pernyataan Bank Sentral AS mengenai timing kenaikan FFR paska FOMC minutes Juli 2016. Namun, pada tengah September 2016 Rupiah kembali menguat sebesar 0,8%, didorong meningkatnya aliran masuk modal asing, seiring meredanya sentimen terkait timing kenaikan FFR pada September 2016 dan berlanjutnya implementasi UU Pengampunan Pajak. Volatilitas pada Agustus 2016 masih lebih rendah dibandingkan rata-rata negara kawasan. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Perbandingan Nilai Tukar Kawasan
Inflasi berada pada level yang rendah…
13
Inflasi tercatat rendah dan diperkirakan akan berada pada batas bawah kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1% ... Tekanan harga mereda pasca Idul Fitri dan mencatat deflasi sebesar 0,22% (mtm) di bulan Agustus 2016. Deflasi tersebut lebih rendah dari perkembangan harga pada periode pasca Idul Fitri dalam lima tahun terakhir, yang biasanya masih mencatat inflasi. Deflasi IHK September 2016 terutama bersumber dari deflasi bahan makanan bergejolak (Volatile Foods) dan barang yang diatur pemerintah (Administered Price), seiring koreksi harga paska Idul Fitri. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97% (ytd) dan 3,07% (yoy). Inflasi
Sk bunga deposito terus menurun, sk bunga kredit juga menurun
14
Pelonggaran kebijakan moneter juga mendorong berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit, meskipun suku bunga kredit lebih lambat... Pada Juli 2016, SB deposito kembali turun (-11 bps), didorong oleh stance pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan BI rate dan GWM primer. Secara ytd, SB deposito telah turun -91 bps Di sisi lain, SB kredit turun -2 bps pada Juli 2016 sehingga secara ytd baru turun -47 bps Spread suku bunga perbankan melebar dari 524 bps (Juni 2016) menjadi 533 bps (Juli 2016). Perkembangan Suku Bunga Kredit
Perkembangan Suku Bunga Perbankan
Uang Beredar tumbuh melambat..
15
Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) tumbuh melambat.... Pada Juli 2016, M2 tumbuh 8,1% (yoy), lebih rendah dari 8,7% (yoy) pada bulan sebelumnya. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, melambatnya pertumbuhan M2 tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan NDA khususnya kredit perbankan. Berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari komponen M1 dan komponen Surat Berharga Selain Saham. Perlambatan M1 didorong kembalinya uang kartal ke sistem perbankan pasca Idul Fitri, sementara perlambatan surat berharga selain saham terutama tjd pd surat berharga yg dipegang korporasi. Pertumbuhan M2 dan Komponennya
Pertumbuhan M2 dan Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan kredit kembali melambat...
16
Pertumbuhan kredit pada Juli 2016 kembali melambat seiring dengan pertumbuhan kredit valas yang masih kontraktif ….. Kredit perbankan pada Juli 2016 tercatat tumbuh sebesar 7,74% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan 8,89% (yoy) pada Juni 2016. Perlambatan kredit terutama bersumber dari KMK dan KI. Di sisi lain, pertumbuhan KK stabil. Tren perlambatan pertumbuhan kredit ini, yg terjadi pd sebagian besar sektor ekonomi, terkait permintaan kredit yang rendah dan risiko kredit yang meningkat. Pertumbuhan Kredit Perbankan
17
Prospek & Risiko Perekonomian
Proyeksi perekonomian global 2016
18
Pertumbuhan ekonomi global 2016 berpotensi tumbuh lebih rendah dari perkiraan Agustus 2016 … Pertumbuhan Ekonomi Global (%,yoy)
Proyeksi 2016 Negara
2014
2015 Mei 2016
Agustus 2016
Dunia
3,4
3,1
3,1
3,1
Amerika
2,4
2,5
2,0
2,0
Eropa
0,9
1,5
1,5
1,5
Jepang
0,0
0,6
0,5
0,5
Tiongkok
7,3
6,9
6,5
6,5
India
7,3
7,3
7,5
7,5
Prospek perekonomian domestik
19
Pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan masih akan terjaga dengan baik... Terjaganya pertumbuhan 2016 tersebut didukung oleh pelonggaran kebijakan moneter dan makropudensial yang telah ditempuh dan percepatan implementasi Paket Kebijakan Pemerintah. Di sisi lain, penghematan belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi menurunkan pertumbuhan tahun ini. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2016 diperkirakan akan berada di kisaran 4,9-5,3% (yoy). Perekonomian 2017 diperkirakan meningkat dan berada pada kisaran 5,1-5,5%, serta diwarnai oleh inflasi yang berada dalam kisaran sasaran inflasi 2017 yaitu 4,0±1%. Economic Growth
Inflation
CAD (% GDP)
2015
4.79%
3.35%
2.06%
2016*
4.9-5.3%
4.0%±1%
- 2.0% - -2.5%
2017*
5.1-5.5%
4.0%±1%
- 2.5% - -3.0%
* proyeksi Bank Indonesia
Prospek perekonomian Kaltim
20
Pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan masih mengalami kontraksi Kontraksi pertumbuhan 2016 tersebut didukung oleh belum menguatnya kinerja Ekspor (komoditas) dan menurunnya kapasitas fiskal pemerintah daerah. Proses transformasi berjalan namun dengan kecepatan yang rendah. Progress infrastruktur masih Perekonomian 2017 diperkirakan sedikit meningkat dan diwarnai oleh inflasi yang berada dalam kisaran sasaran inflasi 2017 yaitu 4,0±1%.
Economic Growth
Inflation
2016*
- 1.2 s/d -0.8%
4.0%±1%
2017**
0.1 s/d 0.5%
4.0%±1%
2018**
0.3 s/d 0.7%
3.5%±1%
* proyeksi sementara ** proyeksi sangat sementara
Risiko ke depan
21
Perekonomian domestik ke depan masih dibayangi beberapa risiko eksternal dan domestik... Risiko eksternal bersumber dari potensi pemulihan ekonomi dunia yang berjalan lambat, termasuk melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Dari pasar keuangan global, meskipun sudah mereda, risiko FFR masih tetap perlu diwaspadai. FFR diperkirakan naik satu kali pada 2016 dan naik dua kali pada 2017. Dari sisi domestik, risiko yang perlu mendapat perhatian adalah terbatasnya ruang fiskal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Potensi kenaikan inflasi administered prices.
Perekonomian Kaltim ke depan bergantung pada kondisi eksternal dan lokal daerah... Risiko eksternal bersumber dari tren penurunan volume perdagangan dunia dan belum membaiknya harga komoditas internasional. Investasi menjadi kata kunci dengan fokus ke perbaikan iklim investasi , kemudahan investasi, serta persepsi positif. Defisit fiskal dan percepatan infrastruktur daerah. Potensi kenaikan inflasi administered prices. Kerjasama antardaerah dan peningkatan produk pangan strategis untuk memperkuat ketahanan pangan.
Arah Kebijakan Ke Depan
22
Koordinasi kebijakan moneter – fiskal – struktural diperlukan untuk menciptakan “policy space” guna meningkatkan permintaan domestik ke depan...
Bauran Kebijakan MONETER •
Ruang pelonggaran kebijakan moneter dimanfaatkan secara optimal sepanjang stabilitas makroekonomi tetap terjaga
FISKAL • Memperkuat stimulus ekonomi dgn tetap memperhatikan kesinambungan fiskal • Tax Amnesty
MAKROPRUDENSIAL • Pelonggaran kebijakan makroprudensial dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian
REFORMASI STRUKTURAL • Mempercepat reformasi struktural dan implementasinya guna memperbaiki iklim investasi, meningkatkan daya saing, serta mendiversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi
23
TERIMA KASIH