Tantangan dan Prospek Pengembanpan Pertanian ke Depan OSIER (1966) telah mengisyaratkan bahwa keberhasilan pengembangan sangat ditentukan oleh kredit yang mudah diakses oleh para petani. Karakterisktikpetaniyangsebagianbesar masih dikategorikan petani dengan skala usaha yang kecil, modal masih merupakan kendala utama di samping kendala-kendala lainnya seperti teknologi, informasi pasar dan perubahan iklim. Diskusi-diskusi mengenai pentingnya kredit di sektor pertanian sudah cukup banyak. Syukur dkk, (1999) menegaskan manfaat keberadaan kredit pertanian karena dapat membantu petani kecil dalam pemenuhan modal dengan cost of lending ~ lyang relatif ~ terjangkau, ~ ~ meningkatkan posisi tawar menawar (borgoiningposition) petani dengan
Ipertanian
4 0leh : Dedi Budiman Hakim
1)
Ekonorni~ ~Ekonorni k dan Manajernen lnstitut Pertanian Bogor
Departernen
pelaku atau lembaga pemasaran sehingga terbentuk struktur pasar yang lebih kompetitif, terciptanya rasa keadilan d i masyarakat karena berkurangnya kesenjangan pendapatan di masyarakat dan dapat meningkatkan aplikasi teknologi sehingga terjadi peningkatan produksibudidaya pertaniannya. PERLUKAHBANKPERTANIAN? Program 100 hari Departemen Pertanian salah satuny adalah inisiasi pendirian bank pertanian. Pernyataan resmi ini merupakan titik kulminasi dari serangkaian diskusi, seminar dan lokakarya mengenai pentingnya pendirian bank pertanian. Hampir semua sepakat bahwa sudah saatnya lndonesia memiliki bank pertanian karena jika dibandingkan dengan negaranegara lainnya, lndonesia tertinggal sangat jauh. Sebagai misal, Malaysia sudah lama memiliki Bank Pertanian Malaysia (BPM). BPM didirikan pada awal bulan September 1969 dengan fungsinya menyiapkan, menyediakan, mengawasi dan mengkoordinasikan penyaluran kredit. Yang cukup menarik adalah pendirian bank ini merupakan keputusan politik pemerintah saat itu bukan semata-mata pertimbangan komersial mengingat perlunya bantuan pengembangan irigasi bagi peningkatan produksi padi di Kedah dan Perlis bagian utara semenanjung Malaysia. Awalnya proyek ini dibiayai oleh Bank Dunia namun lembaga ini menyarankan adanya tambahan kredit bagi peningkatan produksi padi untuk mencapai manfaat yang maksimum baik dari sudut pandang ekonomi dan sosial. Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan Bank Pertanian Malaysia di antaranya adalah dukungan pemerintah, pengembanganjaringan unit kerja, kualifikasi dan kornpetensi sumberdaya manusianya dan dukungan teknologi. Kuatnya dukungan pemerintah Malaysia ditunjukkan oleh alokasi dana yang disediakan yang cukup besar, yaitu 32.29jutadollarAmerika (1991-1995), 12,31juta dollar (1996-2000)dan 32,29 juta dollar (2001-2005). Dengan dana yang cukup besar ini banyak skema kredit yang diciptakan dan yang penting adalah moderenisasi pertanian di Malaysia (Zain,2004). Terkait dengan kondisi di lndonesia, pernyataan hipotesisnya adalah apakah kendala pembangunan pertanian atau agribisnis selama ini terkait dengan
ketidakadaan bank pertanian? Pertanyaan ini wajar berkembang mengingat program program kredit untuksektor pertanian dilaksanakan secara partial dan sifatnya seperti crosh progromme. Jika Bank Pertanian sudah menjadi keputusan politik pemerintah, maka pola pembentukanny dapat mengambil format yang diusulkan oleh Ashari dan Friyatno (2006) yaitu Pola Agricole Perancis, pola Pembentukan Bank Bukopin dan Melalu Foreign Direct Investment. Pola Agricole Perancis dikembangkan dengan paradigma bahwa manfiat keberadaan bank pertanian harus dapat dirasakan oleh petani. Tidak hanya manfiat adanya kredit pertanian juga balas jasa penyertaan atas dana yang dinvetasikan. Oleh karena itu shareholder bank pertanian nanti adalah para petani, peternak, pekebun dan nelayan melalui asosiasi-asosiasi masing-masing. Pola pendekatanini diharapkanakan tercipta multiplier effect yang cukup besar khususnya bagi para pemilik saham karena para pemilik saham dapat menentukan kepengurusan bank pertanian sehingga program kerjanya akan sesuai dengan harapan para petanifpeternakfpekebun dan nelayan. Harus diakui karakterisktik petani di kawasan Eropa sangat berbeda dengan petani di lndonesia. Dengan keterbatasany n g dimilikioleh para petani. pembentukanbank pertanian seperti ini masih cukup lama terwujud. Pola Pembetukan Bank Bukopin mengacu kepada peran beberapa bank BUMN yang selama ini sudah cukup aktif dan ekspansif dalam penyaluran kredit ke sektor agribisnisfpertanian.
-
Salah satu bank BUMN tersebut dapat diberikan mandat yang lebih luas untuk membentuk bank pertanian. Jika bank pertanian harus beroperasi secara otonom maka pola yang digunakan dapat berupa subsidiary bank BUMN. Dengan melihat kekuatan keuangan dan pengalaman yang dimiliki bank BUMN ini, peluang pendirian pertanian akan sangat besar. Tantangan terbesar adalah bagaimana kita meyakinkan manajemen dan juga pemiliki utama bank BUMN ini akan pentingnya keberadaan bank pertanian. Pola pendekatan keterlibatan investor asing melalui skema Foreign Direct Investment (FDI) memiliki kelebihan karena pemerintah atau masyarakat tidak perlu mengalokasikan dana yang dimilikinya. Rabobank merupakan salah satu konstentan yang mungkin dapat dikembangkan lebih luas. Namun pertanyaannya
1 1FOKUS apakah dalam waktu 5 tahun kedepan Rabobank akan dapat meningkatkan nilai asset atau modal untuk melayani petani di Indonesia? Investor asing akan sangat hati-hati dalam melakukan investasinya dengan melihat sejauh mana iklim investasi di lndonesia menguntungkan mereka. Selama regulasi yang ada baik di pusat maupun di daerah dan dukungan kelembagaan serta infrastruktur tidak mendukung akan sulit pihak asing secara khusus mendirikan bank pertanian. Persepsi yang selalu menyatakan bahwa pertaniansangat berisikoakanmenjadi pertimbangan
f5- -
J
-
.
~
I-.
.
-
L
~
-sf--a
.ds
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Replasi. Berdirinya bank pertanian sesuai dengan agenda Departemen Pertanian perlu dukungan dari pihak otoritas perbankan di lndonesia. Paradigma yang menyatakan bank dengan core business yang sangat spesialis memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Selama pelaku atau bankmasih kurang memiliki tingkat kedewasaan risiko (riskmaturity) dan tingkat rasa risiko (risk appetite), akan sulit pihak otoritas memberikan lampu hijau pendirian bank pertanian. Penepsi ini tidak salah karena sebagai lembaga pengawas perbankan, produk yang ditransaksikan di industri perbankan bukan produk pinjaman, simpanan dan bentuk-bentuk derivative lainnya namun yang ditransaksikan adalah kepercayaan (trust). Kegagalan dalam mengelola "pmduk" ini akan memiliki memiliki efek domino yang sangat besar. Dan dalam ha1 ini sepertinya pihak otoritas akan sangat hati-hati. Sepertinya pola pendirian yang bersifat evolutif lebih dapat dipertanggungjawabkan agar proses pembentukan bank pertanian mengikuti learning curve. Jika ini yang akan dijadikan pola pendirian, format penambahan mandat ke bank BUMN seperti suatuf~rmaty&~Iogisyangrelatif rendah risikonya. PoolingFund. Bankpertanianakanmenghadapidilema skala ekonomi (economies of scale). Efeknya adalah kesulitan dalam mengeksplotasi kondisi biaya operasi rata yang seharusnya semakin rendah. Ketika bank pertanian dituntut untuk menekan net interest margin (NIM) yang cukup rendah dengan memberikan cost of lending (suku bunga pinjaman) yang rendah, bank pertanian diharuskan mendapatkan dana pihak ketiga (DPK) atau dana-dana lain dengan cost of fund yag rendah pula. Jika tambahan biaya operasional
( m a r g i n a l cost) selalu m e l e b i h i tambahan penerimaannya (marginal revenue) akan sulit bagi pihak bank untuk beroperasi secara berkelanjutan. Dengan banyaknya alternatif investasi, akan sulit bagi bank pertanian untuk meningkatkan DPK dari masyarakat. Oleh karena itu perubahan pola kebijakan kredit pertanian dan sejenisnya harus diubah. Semua dana dan kebijakan kredit dikelola secara terpusat di bankpertanian. Bantuan-bantuandana yangselama ini dikelola oleh depertamen teknis ditransfer pengolaannya ke bank pertanian. Konsekuensinya adalah pengurangan wewenang departemen teknis dalam merencanakan, memutuskan dan mengawasi bantuan-bantuan keuangan yang selama ini selalu dilakukan. lntinya adalah sangat besarnnya ketergantungan bank pertanian terhadap danadana pemerintah. Dengan cara ini dana yang terkumpul akan cukup besar sehingga ekspansi pinjaman akan luas juga. Format Persaingan. Keberadaan bank pertanian akan menambah daftar jumlah bank yang beroperasi di Indonesia. Langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhitingkat persaingan. Dampak positifnya
adalah masyarakat akan mendapatkan alternatif lain dalam pemenuhan kebutuhan modal. Karena masyarakat kita masih price sensitive consumers, cost of lending akan menjadi salah satu pertimbangan dalam pengajuan kredit. Artinya lembaga keuangan di pedesaan dituntut untuk meningkatkan pelayan dan lebih penting adalah efisien. Kata kunci efisien ini juga berlaku bagi bank pertanian.Akan sulit diterima secara logika ekonomi apabila bank pertanian mengharapkan bantuan proteksi pemerintah berupa infont industry argument. Sebagai misal, selama ini Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diklaim sebagai community bonk, artinya artinya BPR akan menciptkan produk-produk yang kompatibel dengan kebutuhan masyarakat sekitar bank. Kesan ini cukup mengakar di masyarakat BPR. Kehadiran bank pertanian secara bertahap akan menggeser peranan BPR karena bank pertanian tidak hanya melayani sektor-sektor produksi on form juga sudah seharusnya memberikan pembiayaan sektorsektoroffform dan jasa yangterkait dengan pertanian. .Agar bank pertanian dapat benaing dan bertahan maka bank pertanian tidak didirikan dari titik nol. Pemerintah perlu melihat format yang lebih menguntungkan agar biaya transaksi (transaction cost) berupa persiapan, sosialiasi, pembentukan opini, edukasi, pengelolaan dan pengawasan dapat ditekan serendah mungkin. Sumberdaya Manusia. Pendirian suatu bank tidak hanya dilihat dari jumlah jaringan unit kerja, tampilan kantorlgedung dan aplikasi teknologinya (core bonking). Yang sangat penting adalah kesiapan sumberdaya manusianya. Petani di Indonesia dicirikan oleh jumlah yang sangat banyak, lokasi rumah dan usahatani yang tersebar dan beragam struktur budaya dan sistem nilai yang dianut. Artinya bank pertanian harus merekrut banyak tenaga kerja khususnya untuk bagian pemasaran agar dapat lebih dekat dengan petani sehingga dapat menjadi pendamping, konsultan dan pengawasan petani dalam penggunaan kreditnya. Jumlah tenaga pemasaranyangcukup banyak memiliki konsekuensi logis kepadatingginya BOP0 (rasio biaya operasi dengan penerimaan operasi). Agar bank pertanian dapat berkembang maka bank pertanian harus memberikan cost of lending (tingkat suku bunga pinjaman) yang cukup tinggi yang akibatnya net
interest margin akan tinggi. Kritikan selama ini terhadap lembaga keuangan adalah tingginya suku bunga yang cukup tinggi sehingga petani memiliki keterbatasan akses terhadap kredit pertanian. Maka tidak mengherankan jika lembaga keuangan melakukan pembatasan alokasi kredit (credit rotioning). Kalautujuan awal pendirian bank pertanian adalah sebagai lembaga keuangan alternatif dengan skema kredit murah, maka pemerintah harus terus rnemberikan subsidi suku bunga tentunya beban fiskal akan terus meningkat. Agar keberlangsungan bank pertanian, dukungan politik sangat diperlukan berupa pengesahanAPBN tiap tahunnya. Stabilisasi Pendapatan. Harus diakui berdirinya bank pertanian secara otomatis akan berdampak positif bagi pembangunan pertanian di lndonesial. Pemerintah perlu memperhatikan faktor dari siri atau sudut permintaannya, yaitu petani, nelayan, peternak dan pekebun. Prinsip bahwa petani atau UKM adalah bisnis yang menguntungkan (feasible) namun tidak bankable akan selalu melekat. Ketidakcukupan kolateral tetap menjadi kendala mereka akses kepada bank pertanian. Bank pertanian harus compliance dengan peraturanperaturan otoritas perbankan. Artinya keterlibatan lembaga penjamin pinjaman harus tetap menjadi agenda tiap tahunan agar bank dapat menekan biaya operasional (catatan: berlakunya Pedoman Standar Akuntansi KeuanganIPSAK 50 dan 55) akan merubah secara signifikan transaksi dan kinerja lembaga keuangan di mana nilai asset akan dihitung secara objektif). Lembaga penjamin harus dikembangkan di level-level daerah karena kalau hanya menggunakan dana jaminan di Askrindo, jumlah petani yang mendapatkan akses ke bank pertanian akan tetap terbatas. Pesan lain yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah kemampuan membayr kembali pinjaman sangat tergantung kepada daya beli petani. Artinya selama penerimaan petani tidak mencukupi untuk membayar pinjaman, bank pertanian menghadapi tekanan gagal bayar atau kredit macet. Di sini pentingnya mengembangkan perilaku yang bertolak belakang dengan prinsip morol hozord. Petani dapat saja berargumen bahwa kalau gagal panen karena harga rendahatau serangan hama penyakit atau bencana alam semuannya sudah ada penjaminnya
7
FOKUS
u
yaitu lembaga penjamin. Mungkin kita perlu belajar dari kasus Amerika ketika banyak bank-bank pertanian dan pedesaan yang gagal berkembang sekitar tahun 1920an. Harga sewa tanah yngsangat mahal dan nilai tukar petani yang cenderung rendah menekan tingkat pendapatan petani sehingga ketidakmampuan membayarcicilanpokokdan bungajuga tinggi.
Efek dominonya adalah kebangkrutan bank-bank pertanian dan pedesaan karena rendahnya return on investment (ROI) dan return on equity(R0E). Pesan dari kasus i n i adalah sektor pertanian memiliki karakterisktik yang khas yaitu ketidakmampuan menentukan harga penjualan produknya. Artinya instrumen-instrumen stabilisasi pendapatan petani harus tetap dikembangkan agar petani mendapatkan insentif bagi pengembangan produksi pertaniannya. Dari sudut pandang efektifitas kebijakan, satu-satunya instrumen yang terbaik adalah direct poyment atau deficiency payment. Namun instrumet ini akan sulit diterapkan di lndonesia karena prasyaratnya tidak terpenuhi yaitu tidak dapat dilaksanakan secara administrasi terkait dengan kelengkapan dan keakuratan database petani dengan jumlah dan komposisi asetny, dan kendala moral hazard yang masih mengakarkuat.
bank ini memberikan cost of lending yang relatif rendah. Artinya semua skema-skema kredit pertanian harus terpusat di lembaga baru ini sehingga bank pertanian mendapatkan.costoffundyangrelatif murah juga. Disamping itu harus ada perubahan struktural yang cukup signifikan agar lembaga baru ini dapat beroperasi secara berkesinambungan. Pemerintah harus secepatnya merespon berbagai pihak apakah periode pemerintahan sekarang bank pertanian akan terbentuk? Sudah seharusnya momentum ini dimanfaatkan dan akan rnenjadi saksi sejarah perkembangan pertanian untuk generasi yang akan datang.
KESIMPULAN
Keberadaan bank pertanian akan merubah format kredit pertanian di lndonesia. Dengan demikian masyarakat petani akan mendapatkan skema-skema kredit pertanian yang diharapkan dapat menunjang pembangunan pertanian. Namun prinsip-prinsip ekonomi seperti skala ekonomi harus tercapai agar
DAFTAR PUSTAKA Ashari dan Friyatno, 5upena. 2006. Perspektif Pendirian Bank Pertanian di lndonesia. Forum Penelitian Agroekonomi.Volume 24 no 2:107-122. Mosher. 1966. Menggerakkandan Membangun Pertanian. CVYasaguna.Jakarta. Syukur, M. dkk. 1998. Kinerja Kredit Pedesaandan Alternatif PenyempurnaannyaUntuk PengembanganPertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. Zain, Zainul Komar Mohammad. 2004. The Future of Rural and Agricultural Finonce institutions: Bank Pertanian Malaysia. Makalah yang dipresentasikan di the 48th APRACA Executive Committee Meeting and Regional Symposium on the Future of Rural and Agricultural Finance 1nstitutions.Tehran and lsfahan, 1ran.October 915,2004.