PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MARET 2016
No. 08/04/3322/Th.II, 22 April 2016
NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2016 SEBESAR 100,57 ATAU NAIK 0,03 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang bulan Maret 2016 mengalami kenaikan 0,03 persen, yaitu dari posisi 100,54 pada bulan Februari menjadi 100,57. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih besar dari pada perubahan indeks harga
yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 0,35 persen, dari posisi 123,15 pada bulan Februari menjadi 123,58 pada bulan Maret 2016. Sementara Ib juga mengalami kenaikan 0,31 persen, dari posisi 122,49 menjadi 122,87.
Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor tanaman pangan naik 0,45 persen, sub sektor hortikultura naim 0,82 persen serta sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,31 persen. Dua subsektor yang turun yaitu sub sektor peternakan turun 1,10 persen serta sub sektor perikanan pada bulan ini juga turun sebesar 0,89 persen.
Secara umum Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,35 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya It pada tiga sub sektor yaitu : sub sektor tanaman pangan naik 1,25 persen, sub sektor hortikultura naik 0,99 persen serta sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,59 persen. sub sektor peternakan turun 1,11 persen serta sub sektor perikanan turun sebesar 0,22 persen.
Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Maret mengalami kenaikan 0,31 persen. Kenaikan indeks bayar dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,50 persen serta naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar
0,09 persen.
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Kabupaten Semarang mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,50 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 1,35 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,38 persen, kelompok sandang 0,63 persen serta kelompok kesehatan 0,32 persen serta Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,33 persen. Deflasi yang disebabkan turunnya indeks harga terjadi pada kelompok makanan jadi turun sebesar 0,02 persen, serta kelompok transportasi dan komunikasi turun 1,33 persen.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Semarang Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat
diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
Mulai Tahun 2014 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk
menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan sub sektor pertanian dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.
Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada sub sektor perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum (NTNP) yang dihitung, Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) dan Kelompok
Budidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Kabupaten Semarang pada bulan Maret 2016, NTP Kabupaten Semarang mengalami kenaikan indeks 0,03 persen dibanding NTP Februari yaitu dari 100,54 menjadi 100,57. kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.2
Tabel 1. NTP Month To Month Kabupaten Semarang Tahun 2015-2016 (2012 = 100) Bulan
NTP 2015
NTP 2016
(1)
(2)
(3)
Januari
101,53
101,28
Pebruari
101,42
100,54
Maret
99,96
100,57
April
98,78
Mei
99,66
Juni
100,52
Juli
100,61
Agustus
100,83
September
102,56
Oktober
102,58
November
102,06
Desember
100,17
Rata-rata
100,89
Kenaikan NTP pada bulan Maret 2016 disebabkan oleh naiknya tiga sub sektor penyusun NTP. Sub sektor tanaman pangan naik 0,45 persen, sub sektor hortikultura naik 0,82 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,31 persen. Sedangkan sub sektor peternakan turun 1,10 persen serta sub sektor perikanan juga turun 0,89 persen.
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Per sub sektor Kabupaten Semarang Serta Perubahannya Februari - Maret 2016 (2012 = 100)
Bulan
Februari 2016
Maret 2016
Prosentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Nilai Tukar Petani (NTP)
100,54
100,57
0,03
Tanaman Pangan (NTPP)
98,69
99,14
0,45
Hortikultura (NTPH)
100,79
101,62
0,82
Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
101,15
101,46
0,31
Peternakan (NTPT)
102,03
100,91
-1,10
Perikanan (NTNP)
97,08
96,22
-0,89
a. Perikanan Tangkap (NTN)
90,09
89,63
-0,51
b. Perikanan Budidaya (NTPi)
104,25
102,96
-1,24
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.3
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada
Grafik 1. Perubahan Indeks yang Diterima Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor Februari – Maret 2016 (2012 = 100) 130,00
Maret 2016, secara umum It mengalami kenaikan
128,00
indeks sebesar 0,35 persen dibandingkan dengan It
126,00
Februari, yaitu : dari 123,15 menjadi 123,58.
124,00
Kenaikan It terjadi pada tiga sub sektor, yaitu : Sub
122,00
sektor tanaman pangan naik 1,25 persen, sub sektor
128,08 127,37 126,12
127,33
122,87 120,09 121,45
121,35
120,00
117,21 117,47
118,00
hortikultura naik 0,99 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar
116,00
0,59
114,00
persen. Sedangkan sub sektor peternakan turun
112,00
1,11 persen serta sub sektor perikanan juga turun
110,00 TP
0,22 persen.
HORTI
TPR
FEBRUARI'16
3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang
IKAN
MARET'16
Grafik 2. Perubahan Indeks yang Dibayar Petani Kabupaten Semarang Per sub sektor Februari 2015 – Maret 2016 (2012 = 100)
dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya
0,80
petani yang merupakan bagian terbesar dari
0,80
masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang
0,70
dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil
TRK
0,69
0,60
pertanian. Pada Maret 2016, Ib tercatat naik sebesar 0,31
0,50
persen bila dibandingkan Februari, yaitu dari 122,49
0,40
menjadi 122,87. Kenaikan Ib terjadi pada empat sub
0,30
sektor penyusun NTP yaitu : sub sektor tanaman
0,20
pangan naik 0,80 persen, sub sektor hortikultura
0,28 0,17
0,10
bulan naik sebesar 0,17 persen, sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,28 persen dan sub sektor perikanan naik sebesar 0,69 persen. Sedangkan sub
0,00 TP -0,10
HORTI
TPR
TRK -0,02
IKAN
sektor peternakan bulan turun ini 0,02 persen.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.4
4. NTP sub sektor Tabel 3. NTP sub sektor Tanaman Pangan Kabupaten Semarang dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
a. sub sektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada
bulan
Maret
2016
NTPP
mengalami kenaikan indeks sebesar 0,45
Rincian
persen. Kenaikan NTPP disebabkan karena (1)
naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,25 persen dan naiknya indeks yang
I. Indeks Diterima Petani
Peru Februari Maret bahan ’15 ’15 % (2)
(3)
(4)
121,35
122,87 1,25
dibayar petani sebesar 0,80 persen. Naiknya
1. Padi
106,33
106,45 0,12
Ib disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi
2. Palawija
161,56
166,82 3,25
122,96
123,94 0,80
1. Konsumsi Rumah Tangga
126,95
127,73 0,62
2. BPPBM
111,68
113,23 1,39
98,69
99,14
Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,62 persen
II. Indeks Dibayar Petani
dan naiknya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 1,39 persen.
III. Nilai Tukar Petani (NTPP)
b. sub sektor Hortikultura (NTPH) Pada
bulan
Maret
2016
NTPH
mengalami kenaikan indeks sebesar 0,82
Tabel 4. NTP sub sektor Hortikultura Kabupaten Semarang dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
persen. Kenaikan NTPH disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami
Rincian
kenaikan sebesar 0,99 persen, lebih besar dibandingkan naiknya indeks yang dibayar petani sebesar 0,17 persen. Naiknya Ib
0,45
(1)
Peru Februari Maret bahan ’15 ’15 % (2)
(3)
(4)
126,12
127,37
0,99
1. Sayur-sayuran
111,20
118,10
6,20
2. Buah-buahan
144,72
138,98
-3,97
3. Tanaman Obat
119,04
122,35
2,78
125,13
125,35
0,17
1. Konsumsi Rumah Tangga 126,54
127,19
0,51
2. BPPBM
121,79
120,97
-0,67
100,79
101,62
0,82
I. Indeks Diterima Petani
disebabkan oleh naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,51 persen dan turunnya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,67 persen.
II. Indeks Dibayar Petani
III. Nilai Tukar Petani (NTPH)
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.5
c. sub sektor Tanaman Perkebunan
Tabel 5. NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kabupaten Semarang dan Perubahannya Februari 2015 – Maret 2016 (2012 = 100)
Rakyat (NTPR) Pada Maret 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 0,31 persen, hal ini
Rincian
disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani sebesar 0,59 persen. Lebih
(1)
besar dibandingkan indeks yang dibayar
(2)
(3)
(4)
127,33
128,08
0,59
127,33
128,08
0,59
125,88
126,23
0,28
1. Konsumsi Rumah Tangga
130,05
130,58
0,41
2. BPPBM
117,98
117,98
0,01
101,15
101,46
0,31
I. Indeks Diterima Petani
petani yang mengalami kenaikan sebesar
1. TPR
0,28 persen. Kenaikan pada Ib terjadi
Peru Februari Maret bahan ’15 ’15 %
II. Indeks Dibayar Petani
karena indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) yang naik sebesar 0,41 persen serta naiknya Indeks Penambahan Barang Modal
III. Nilai Tukar Petani (NTPR)
(BPPBM) sebesar 0,01 persen.
d. sub sektor Peternakan (NTPT) NTP sub sektor Peternakan pada bulan ini mengalami penurunan sebesar 1,10 persen.
Tabel 6. NTP sub sektor Peternakan Kabupaten Semarang dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
Penurunan ini terjadi karena perubahan It yang
lebih
besar
dibandingkan
dengan
Rincian
perubahan Ib. Indeks harga yang diterima petani turun 1,11 persen sementara indeks
(1) I. Indeks Diterima Petani
Peru Februari Maret bahan ’15 ’15 % (2)
(3)
(4)
121,45
120,09
-1,11
harga yang dibayar petani hanya turun sebesar 0,02 persen.
1. Ternak Besar
118,33
116,83
-1,27
Penurunan yang terjadi pada It disebabkan
2. Ternak Kecil
128,98
127,69
-1,00
3. Unggas
113,50
114,35
0,75
4. Hasil Ternak
131,16
128,11
-2,32
119,03
119,01
-0,02
oleh turunnya indeks harga pada kelompok
Ternak besar sebesar 1,27 persen, ternak kecil turun sebesar 1,00 persen, unggas naik sebesar 0,75 persen dan hasil ternak turun sebesar
2,32
persen.
Penurunan
II. Indeks Dibayar Petani
Ib
dipengaruhi naiknya indeks Konsumsi Rumah
1. Konsumsi Rumah Tangga
128,86
129,32
0,36
Tangga (IKRT) sebesar 0,36 persen dan
2. BPPBM
112,46
112,12
-0,30
102,03
100,91
-1,10
turunnya Indeks Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,30 persen .
III. Nilai Tukar Petani (NTPT)
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.6
e. sub sektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Maret 2016, NTPN mengalami
penurunan indeks sebesar 0,89
persen.
Tabel 7. NTP sub sektor Perikanan Kabupaten Semarang dan Perubahannya Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
Penurunan indeks NTNP ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar
Rincian
0,22 persen lebih kecil dibandingkan naiknya
(1)
indeks yang dibayar petani sebesar 0,69
Peru Februar Maret bahan i ’15 ’15 % (2)
(3)
(4)
I. Indeks Diterima Petani
117,47 117,21
-0,22
1. Perikanan Tangkap
110,32 110,47
0,13
oleh perubahan indeks harga pada kelompok
2. Perikanan Budidaya
124,61 123,96
-0,52
perikanan tangkap yang naik 0,13 persen dan
II. Indeks Dibayar Petani
120,99 121,82
0,69
1. Konsumsi Rumah Tangga
122,94 124,48
1,25
2. BPPBM
118,45 118,36
-0,08
97,08
-0,89
persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan
kelompok perikanan budidaya turun sebesar 0,52 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,25 persen
III. Nilai Tukar Petani (NTNP)
96,22
serta turunnya Indeks Penambahan Barang Modal sebesar 0,08 persen.
5. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan
Indeks
Konsumsi
Rumah
Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/
Tabel 8. IHK Perdesaan Kabupaten Semarang dan Perubahannya (%) Februari – Maret 2016 (2012 = 100)
deflasi di wilayah perdesaan. Pada Maret 2016,
Rincian
Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK (1)
Peru Februari’ Maret bahan 15 ’15 % (2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah Tangga
127,60
128,23
0,50
a. Bahan Makanan
133,31
135,10
1,35
oleh naiknya indeks harga kelompok bahan
b. Makanan Jadi
127,27
127,25
-0,02
makanan
c. Perumahan
122,49
122,96
0,38
d. Sandang
124,12
124,90
0,63
e. Kesehatan
116,45
116,82
0,32
rekreasi, dan olahraga sebesar 0,33 persen.
f. Pendidikan,Rekreasi&Olahraga
114,19
114,56
0,33
Sedangkan
g. Transportasi & Komunikasi
127,45
125,76
-1,33
di daerah perdesaan di Kabupaten Semarang
mengalami
kenaikan
atau
terjadi
inflasi
pedesaan sebesar 0,50 persen. Inflasi dipicu
sebesar
1,35
persen,
kelompok
perumahan sebesar 0,38 persen, kelompok sandang 0,63 persen serta kelompok kesehatan 0,32
persen
serta
deflasi
Kelompok
dipicu
oleh
pendidikan,
turunnya
kelompok makanan jadi sebesar 0,02 persen serta kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,33 persen.
Berita Resmi Statistik Kabupaten Semarang No.08/04/3322/Th.II, 22 April 2016 | Hal.7