No.19/04/91 Th. IX, 01 April 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN INFLASI PEDESAAN PROVINSI PAPUA BARAT NTP Provinsi Papua Barat Maret 2015 sebesar 99.69 atau naik 0.43 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 1.25 persen lebih cepat dibandingkan laju Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0.81 persen. Pada Maret 2015, menurut subsektor, NTP Perikanan (NTN) merupakan subsektor yang memiliki indeks tertinggi, yaitu sebesar 105.41. Sebaliknya, NTP Tanaman Pangan (NTPP) merupakan subsektor yang memiliki indeks terendah, yaitu sebesar 95,41. Menurut laju pertumbuhan indeks dibandingkan bulan sebelumnya, NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) memiliki laju pertumbuhan tertinggi, yaitu naik 2.24 persen. Sebaliknya, NTP Peternakan (NTPT) memiliki laju pertumbuhan terendah, yaitu turun 0.79 persen. Pada Maret 2015 terjadi Inflasi perdesaan di Provinsi Papua Barat sebesar 0.92 persen terutama disebabkan oleh indeks kelompok bahan makanan, yaitu naik 1.41 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Papua Barat Maret 2015 sebesar 105.45 atau naik 0.80 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami
perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 8 (delapan) Kabupaten di Provinsi Papua Barat pada bulan Maret 2015, menunjukan bahwa NTP Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan sebesar 0.43 persen dibanding bulan Februari 2015 yaitu dari 99.26 menjadi 99.69. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga hasil produksi pertanian umumnya lebih lambat dibandingkan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian umumnya. Laju kenaikan NTP Provinsi Papua Barat Maret 2015 karena adanya laju kenaikan pada NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (2.24%) dan subsektor hortikultura (1.29%). Disamping itu, karena adanya penurunan NTP subsektor perikanan (-0.57%), subsektor tanaman pangan (-0.68%) dan subsektor peternakan (-0.79%).
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam sesuai komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Maret 2015, secara agregat indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Papua Barat mengalami kenaikan sebesar 1.25 persen apabila dibandingkan dengan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada bulan Februari 2015, yaitu dari 115.25 menjadi 116.69. Laju kenaikan It di Provinsi Papua Barat bulan Maret 2015 disebabkan oleh adanya laju dari kelima subsektor yang mengalami kenaikan indeks terima. Kelima subsektor tersebut yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (3.08%); subsektor Hortikultura (2.07%); subsektor perikanan (0.23%); subsektor tanaman Pangan (0.11%) dan subsektor peternakan (0.10%).
Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor Maret 2015 (2012=100) Bulan Februari
Maret
Persentase Perubahan
[2]
[3]
[4]
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
112,98
113,10
0,11
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
117,60
118,54
0,80
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPP)
96,07
95,41
-0,68
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
115,02
117,40
2,07
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
117,14
118,04
0,77
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPH)
98,19
99,46
1,29
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
114,80
118,34
3,08
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
115,73
116,69
0,83
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPR)
99,20
101,42
2,24
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
114,33
114,45
0,10
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
113,20
114,22
0,90
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPT)
101,00
100,21
-0,79
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
123,08
123,36
0,23
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
116,10
117,03
0,80
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN)
106,01
105,41
-0,57
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
124,93
125,21
0,22
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
116,04
116,97
0,80
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTN)
107,66
107,04
-0,57
a . Indeks ya ng Di teri ma (It)
108,87
109,18
0,28
b. Indeks ya ng Di ba ya r (Ib)
116,52
117,48
0,82
c. Ni l a i Tuka r Peta ni (NTPi )
93,43
92,94
-0,53
a. Indeks yang Diterima (It)
115,25
116,69
1,25
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
116,11
117,06
0,81
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
99,26
99,69
0,43
a. Indeks yang Diterima (It)
114,30
115,88
1,38
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
116,11
117,06
0,82
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
98,44
98,99
0,56
Subsektor [1]
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap
5.2. Pembudidaya Ikan
NTP Gabungan/ Provinsi Papua Barat NTP Gabungan
NTP Gabungan Tanpa Ikan
3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani (Ib) berfluktuasi diakibatkan oleh harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Maret 2015, laju pertumbuhan Ib di Provinsi Papua Barat dilaporkan secara agregat mengalami kenaikan sebesar 0.81 persen bila dibandingkan Februari 2015, yaitu dari 116.11 menjadi 117.06. Laju kenaikan Ib terjadi karena seluruh subsektor mengalami kenaikan indeks harga yang dibayar petani. Subsektor tersebut yakni subsektor peternakan (0.90%); subsektor tanaman perkebunan rakyat (0.83%); subsektor perikanan (0.80%); subsektor tanaman pangan (0.80%) dan subsektor hortikultura (0.77%).
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Maret 2015 NTPP di Provinsi Papua Barat mengalami penurunan sebesar -0.68 persen di bandingkan bulan Februari 2015 yaitu dari 96.07 menjadi 95.41. Penurunan NTPP ini disebabkan karena adanya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.11 persen dan adanya laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,80 persen. Kenaikan laju It Maret 2015 disebabkan karena adanya laju kenaikan indeks pada kelompok palawija sebesar 0.22 persen, sedangkan indeks pada kelompok padi tidak menunjukan perubahan. Disisi lain, laju kenaikan Ib Maret 2015 disebabkan karena adanya laju kenaikan indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga petani sebesar 0.89 persen dan indeks pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.29 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan Maret 2015, NTPH di Provinsi Papua Barat dilaporkan mengalami laju kenaikan indeks sebesar 1.29 persen apabila dibandingkan bulan Februari 2015 yaitu dari 98.19 menjadi 99.46. laju kenaikan indeks ini akibat dari adanya laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 2.07 persen relatif lebih cepat dibandingkan laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.77 persen. laju kenaikan It bulan Maret 2015 dipicu oleh adanya laju kenaikan indeks pada harga kelompok sayursayuran sebesar 2.21 persen dan indeks pada harga kelompok buah-buahan sebesar 1.78 persen, sedangkan kelompok tanaman obat mengalami laju penurunan indeks sebesar -2.08 persen. Disisi lain, laju kenaikan Ib bulan Maret 2015 ini dipicu oleh adanya laju kenaikan indeks pada harga kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0.89 persen dan indeks pada harga kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0.22 persen.
Tabel 2.
Nilai Tukar Petani Provinsi Papua Barat Per Subsektor dan Perubahannya Maret 2015 (2012=100) Bulan Januari
Februari
Persentase Perubahan
[2]
[3]
[4]
112,98
113,10
0,11
- Pa di
109,57
109,57
0,00
- Pa l a wi ja
116,48
116,74
0,22
117,60
118,54
0,80
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
118,42
119,47
0,89
- Indeks BPPBM
113,08
113,41
0,29
115,02
117,40
2,07
- Sa yur-s a yura n
112,51
115,00
2,21
- Bua h-bua ha n
121,29
123,45
1,78
- Ta na ma n Oba t
110,82
108,51
-2,08
Kelompok dan Sub kelompok [1]
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
117,14
118,04
0,77
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
118,61
119,67
0,89
- Indeks BPPBM
111,18
111,42
0,22
114,80
118,34
3,08
114,80
118,34
3,08
115,73
116,69
0,83
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
118,27
119,48
1,03
- Indeks BPPBM
110,51
110,92
0,38
114,33
114,45
0,10
- Terna k Bes a r
129,96
129,63
-0,25
- Terna k Keci l
113,85
114,74
0,78
- Ungga s
114,49
113,89
-0,52
- Ha s i l Terna k
107,19
107,37
0,17
113,20
114,22
0,90
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
118,81
119,90
0,91
- Indeks BPPBM
105,76
106,70
0,88
123,08
123,36
0,23
- Pena ngka pa n
124,93
125,21
0,22
- Budi da ya
108,87
109,18
0,28
116,10
117,03
0,80
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
120,11
121,11
0,83
- Indeks BPPBM
108,44
109,25
0,75
a. Indeks Diterima Petani
124,93
125,21
0,22
- Pena ngka pa n La ut
124,93
125,21
0,22
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks DiterimaPetani - Ta na ma n Perkebuna n Ra kya t (TPR) b. IndeksDibayarPetani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibaya rPetani
5. Perikanan Tangkap Dan Pembudidaya a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5.1. Perikanan Tangkap
116,04
116,97
0,80
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
120,14
121,15
0,83
- Indeks BPPBM
108,56
109,36
0,74
5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks Diterima Petani
108,87
109,18
0,28
- Budi da ya Ai r Ta wa r
118,89
120,20
1,10
- Budi da ya La ut
105,85
105,85
0,00
- Budi da ya Ai r Pa ya u
100,00
100,00
0,00
b. Indeks Dibayar Petani
116,52
117,48
0,82
- Indeks Kons ums i Ruma h Ta ngga
119,86
120,83
0,81
- Indeks BPPBM
107,48
108,36
0,82
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan Maret 2015 NTPR mengalami laju kenaikan indeks sebesar 2.24 persen apabila dibandingkan dengan Februari 2015 yaitu dari 99.20 menjadi 101.42. Laju kenaikan NTPR ini disebabkan karena adanya laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 3.08 persen dan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0.83 persen. Laju kenaikan It pada Maret 2015 ini disebabkan karena terjadi adanya laju kenaikan indeks harga pada kelompok Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu sebesar 3.08 persen yaitu dari 114.80 menjadi 118.34. Disisi lain, laju kenaikan Ib pada bulan Maret 2015 dikarenakan adanya laju kenaikan indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1.03 persen dan indeks harga pada kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.38 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan Maret 2015, NTPT mengalami laju penurunan indeks sebesar -0.79 persen apabila dibandingkan bulan Februari 2015 yaitu dari 101.00 menjadi 100.21. Hal ini terjadi karena adanya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.10 persen relatif lebih lambat dibandingkan laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.90 persen. Laju kenaikan It pada Maret 2015 ini disebabkan karena adanya laju penurunan indeks harga pada kelompok ternak besar (-0.25%) dan kelompok unggas (-0.52%). Sedangkan, indeks harga pada kelompok hasil ternak dan indeks harga pada kelompok ternak kecil masing-masing mengalami laju kenaikan indeks sebesar 0.17 persen dan 0.78 persen. Disisi lain, laju kenaikan Ib pada bulan Maret 2015 ini disebabkan karena adanya laju kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0.91 persen dan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.88 persen.
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Maret 2015 , terjadi laju penurunan indeks NTNP sebesar -0.57 persen dibandingkan bulan Februari 2015 yaitu dari 106.01 menjadi 105.41. laju penurunan NTNP ini dikarenakan adanya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.22 persen relatif lebih lambat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.80 persen.
Laju Kenaikan It bulan Maret 2015 dikarenakan adanya laju kenaikan pada indeks harga kelompok perikanan tangkap sebesar 0.23 persen dan kelompok budidaya sebesar 0.28 persen. Di sisi lain, laju kenaikan Ib pada Maret 2015 disebabkan karena adanya laju kenaikan indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0.83 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.75 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Maret 2015, terjadi laju penurunan indeks NTN sebesar -0.57 persen dibandingkan Februari 2015 yaitu dari 107.66 menjadi 107.04. Laju penurunan NTN ini disebabkan karena adanya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.22 persen relatif lebih lambat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.80 persen. Laju kenaikan It Maret 2015 disebabkan adanya laju kenaikan pada indeks harga kelompok penangkapan laut sebesar 0.22 persen. Disisi lain, laju kenaikan Ib Maret 2015 disebabkan karena adanya laju kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0.83 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.74 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Maret 2015, terjadi laju penurunan indeks NTPi sebesar -0.53 persen dibandingkan Februari 2015 yaitu dari 93.43 menjadi 92.94. Laju penurunan indeks NTPi ini disebabkan adanya laju kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0.28 persen relatif lebih lambat dibandingkan laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0.82 persen. Laju kenaikan It Maret 2015 disebabkan adanya laju kenaikan indeks harga kelompok budidaya air tawar sebesar 1.10 persen. Sedangkan, untuk kelompok budidaya laut dan kelompok budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Disisi lain, laju kenaikan Ib Maret 2015 disebabkan adanya laju kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0.81 persen dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0.82 persen.
5. Indek Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Maret 2015, terjadi inflasi didaerah perdesaan secara regional di Provinsi Papua Barat sebesar 0.92 persen, hal ini terjadi karena seluruh indeks harga pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan yang signifikan. Kelompok pengeluaran rumah tangga yang mengalami kenaikan atau inflasi yakni kelompok bahan makanan (1.41%); kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0.71%); kelompok perumahan (0.05%); kelompok sandang (0.03%); kelompok kesehatan (0.33%); kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (0.15%) dan kelompok transportasi dan komunikasi (1.09%).
Tabel 3 Inflasi Pedesaan Provinsi Papua Barat dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran, Maret 2015 (2012=100)
In fla s i P edesaan P ro v in s i
In fla s i P edesaan N a s io n a l
M a re t 2015
M a re t 2015
[2 ]
[3 ]
K onsum si R um ah Tangga
0 ,9 2
0 ,4 8
B a ha n M a ka na n
1 ,4 1
0 ,3 3
M a ka na n Ja d i, M inum a n, ro ko k, d a n te b a ka un P emrum a ha
0 ,7 1
0 ,4 8
0 ,0 5
0 ,4 6
S a nd a ng
0 ,0 3
0 ,2 5
K e se ha ta n
0 ,3 3
0 ,4 2
P e nd id ika n, R e kre a si d a n O la h ra g a
0 ,1 5
0 ,1 3
Tra nsp o rta si d a n K o m unika si
1 ,0 9
1 ,3 1
K e lo m p o k P e n g e lu a ra n
[1 ]
6. NTUP Subsektor Pada Maret 2015 terjadi laju kenaikan indeks NTUP Provinsi Papua Barat sebesar 0.80 persen. Hal ini karena adanya laju kenaikan It sebesar 1.25 persen relatif lebih cepat dibandingkan laju kenaikan Indeks BPPBM sebesar 0.44 persen. Laju Kenaikan indeks NTUP disebabkan adanya laju kenaikan indeks NTUP untuk dua dari lima subsektor penyusun NTUP. Dua subsektor yang mengalami laju kenaikan indeks tersebut yaitu subsektor hortikultura dan subsektor tanaman perkebunan rakyat, masing-masing sebesar 1.85 persen dan 2.69 persen. Sedangkan, subsektor peternakan, subsektor perikanan dan subsektor tanaman pangan mengalami laju penurunan indeks masing-masing sebesar -0.77 persen, -0.51 persen, dan -0.18 persen.
Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Papua Barat per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Maret 2015 (2012=100)
S ubs e k tor
Fe br ua r i
M a re t
P e r uba ha n
(1)
(2)
(3)
(4)
9 9 ,9 1
9 9 ,7 3
-0 ,1 8
2 . H o rtik u ltu ra
1 0 3 ,4 5
1 0 5 ,3 6
1 ,8 5
3 . Ta n a m a n P e rk e b u n a n R a k ya t
1 0 3 ,8 9
1 0 6 ,6 9
2 ,6 9
4 . P e te rn a k a n
1 0 8 ,1 0
1 0 7 ,2 7
-0 ,7 7
5 . P e rik a n a n
1 1 3 ,5 0
1 1 2 ,9 2
-0 ,5 1
a . Ta n g k a p
1 1 5 ,0 7
1 1 4 ,4 9
-0 ,5 1
b . B u d id a ya
1 0 1 ,2 9
1 0 0 ,7 5
-0 ,5 3
1 0 4 ,6 1
1 0 5 ,4 5
0 ,8 0
1 . Ta n a m a n P a n g a n
NT UP P r o v in s i P a p u a Ba r a t
Diterbitkan oleh :
Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat Jl. Trikora-Sowi IV No.99, Manokwari 98312. Contact Person: Hendra Wijaya, SST, M.Si (0813 4444 1704) FX. Wahyono, SE (0856 4013 0990) Yuliagnis T. Wijaya, SST (0853 4436 2123)