PERFORMA ANAK DOMBA PROLIFIK DENGAN PEMBERIAN MILK REPLACER YANG DISUPLEMENTASI MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI DAN MINYAK IKAN LEMURU
DIAN SEPTY ANDHINI
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Anak Domba Prolifik dengan Pemberian Milk Replacer yang Disuplementasi Minyak Bji Bunga Matahari dan Minyak Ikan Lemuru adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Dian Septy Andhini NIM D24100086
ABSTRAK DIAN SEPTY ANDHINI. Performa Anak Domba Prolifik dengan Pemberian Milk Replacer yang Disuplementasi Minyak Biji Bunga Matahari dan Minyak Ikan Lemuru. Dibimbing oleh KOMANG G. WIRYAWAN dan DWIERRA EVVYERNIE. Salah satu permasalahan peternakan domba di Indonesia adalah kemampuan sapih induk domba yang rendah. Milk replacer merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan sapih domba prolifik. Minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru mengandung asam lemak tak jenuh yang berguna untuk anak domba. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa anak domba prolifik yang disuplementasi minyak berbeda. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu P0 (susu sapi segar), P1 (P0+kuning telur ayam+4% minyak biji bunga matahari), P2 (P0+kuning telur ayam+4%minyak ikan lemuru), P3 (P0+kuning telur ayam+2%minyak biji bunga matahari+2%minyak ikan lemuru). Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan nyata suplementasi minyak berbeda jenis terhadap konsumsi bahan kering total, konsumsi protein total, dan konsumsi energi total, tetapi perlakuan berbeda nyata terhadap konsumsi lemak total, bobot sapih, dan pertambahan bobot badan harian. Performa anak domba prolifik dengan suplementasi 4% minyak ikan lemuru sama dengan performa anak domba tanpa suplementasi minyak. Kata kunci: milk replacer, minyak biji bunga matahari, minyak ikan lemuru, performa
ABSTRACT DIAN SEPTY ANDHINI. Performance of Prolific Lamb with Feeding Milk Replacer that Supplemented Sun Flower Seed Oil and Sardinella Fish Oil. Supervised by KOMANG G. WIRYAWAN and DWIERRA EVVYERNIE. One of problems in Indonesian sheep farm is weaning ability that is very low in ewe sheep. Sunflower seed oil and Sardinella fish oil contain essential unsaturated fatty acids that very useful to orphan lamb. This research was aimed to increase performance of prolific lambs supplemented with different kind of oils. This experiment used a Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications. The treatments were: P0 (cow’s fresh milk), P1 (P0+chicken yolk + 4% sunflower seed oil), P2 (P0+chicken yolk+ 4% Sardinella fish oil), P3 (P0+chicken yolk+2% sunflower seed oil+2% of Sardinella fish oil). The result showed that there were no significant different kind of oils on total dry mater consumptions (g day-1), total crude protein consumptions (g day-1), and total energy consumptions (kal g-1), but it significantly affected total fat consumptions (g day-1), weaning body weight (kg), and body weight gain (g day-1). Performance of prolific lambs that is supplemented Sardinella fish oils equals to performance of prolific lambs without supplementation Sardinella fish oils. Keywords: milk replacer, performance, Sardinella fish oil, sunflower seed oil
PERFORMA ANAK DOMBA PROLIFIK DENGAN PEMBERIAN MILK REPLACER YANG DISUPLEMENTASI MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI DAN MINYAK IKAN LEMURU
DIAN SEPTY ANDHINI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Performa Anak Domba Prolifik dengan Pemberian Milk Replacer yang Disuplementasi Minyak Biji Bunga Matahari dan Minyak Ikan Lemuru Nama : Dian Septy Andhini NIM : D24100086
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Komang G Wiryawan Pembimbing I
Dr Ir Dwierra Evvyernie, MS, M Sc Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, M Si Ketua Departemen
Tanggal Lulus: (
)
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul Performa Anak Domba Prolifik dengan Pemberian Milk Replacer yang Disuplementasi Minyak Biji Bunga Matahari dan Minyak Ikan Lemuru dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi berdasarkan keinginan penulis untuk menemukan cara untuk menekan tingkat mortalitas anak domba prolifik pra sapih melalui perbaikan nutrisi dengan tambahan minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru yang mengandung asam lemak tak jenuh yang esensial bagi anak domba. Penulis menyusun skripsi ini berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni hingga November 2013. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi baru dalam dunia peternakan dan dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Dian Septy Andhini
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang METODE Materi Waktu dan Lokasi Prosedur HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Performa Anak Domba Konversi Pakan Mortalitas dan Kesehatan Ternak Perhitungan IOFC SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP UCAPAN TERIMA KASIH
vi vi 1 1 2 2 4 4 7 7 10 12 13 14 15 15 15 15 25 25
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6
Komposisi milk replacer yang diberikan per hari Kandungan nutrien milk replacer penelitian Komposisi creep feed anak domba Kandungan nutrien creep feed penelitian (dalam BK) Konsumsi pakan anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari Bobot lahir, bobot sapih, dan pertambahan bobot badan harian anak domba selama 56 hari 7 Konversi pakan anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari 8 IOFC anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari 9 Rincian harga bahan pembuatan milk replacer perlakuan
3 3 4 4 8 11 13 14 14
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
ANOVA Konsumsi bahan kering milk replacer anak domba ANOVA Konsumsi bahan kering creep feed anak domba ANOVA Konsumsi bahan kering total anak domba ANOVA Konsumsi protein milk replacer anak domba Hasil uji lanjut Duncan konsumsi protein milk replacer anak domba ANOVA Konsumsi protein creep feed anak domba ANOVA Konsumsi protein total anak domba ANOVA Konsumsi energi milk replacer anak domba ANOVA Konsumsi energi creep feed anak domba ANOVA Konsumsi energi total anak domba ANOVA Konsumsi lemak milk replacer anak domba Hasil uji lanjut Duncan konsumsi lemak milk replacer anak domba ANOVA Konsumsi lemak creep feed anak domba ANOVA Konsumsi lemak total anak domba Hasil uji lanjut Duncan konsumsi lemak total anak domba ANOVA Konsumsi kalsium milk replacer anak domba Hasil uji lanjut Duncan konsumsi kalsium milk replacer anak domba ANOVA Konsumsi kalsium creep feed anak domba ANOVA Konsumsi kalsium total anak domba ANOVA Konsumsi fosfor milk replacer anak domba Hasil uji lanjut Duncan konsumsi fosfor milk replacer anak domba ANOVA Konsumsi fosfor creep feed anak domba ANOVA Konsumsi fosfor total anak domba ANOVA Bobot sapih anak domba Hasil uji lanjut Duncan Bobot sapih anak domba ANOVA Pertambahan bobot badan harian anak domba Hasil Uji lanjut Duncan pertambahan bobot badan harian anak domba ANOVA Konversi pakan anak domba Hasil uji lanjut Duncan konversi pakan anak domba Rincian perhitungan IOFC anak domba selama 56 Hari
18 18 18 18 19 19 19 19 19 20 20 20 20 20 21 21 21 21 21 22 22 22 22 22 23 23 23 23 24 24
PENDAHULUAN Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang biasa dimanfaatkan daging dan bulunya, walaupun populasi domba di Indonesia sebesar 11.372.000 ekor lebih rendah dibandingkan populasi sapi yang mencapai 14.824.000 ekor (Kementan 2011), namun ternak domba sangat potensial untuk dikembangkan. Daging domba dapat membantu memenuhi permintaan daging nasional, selain itu Indonesia memiliki jenis domba lokal yang mudah diternakkan, salah satunya domba Garut. Beternak domba cukup diminati oleh peternak rakyat karena modal yang dibutuhkan tidak sebesar beternak sapi, dan nilai jual domba yang cukup tinggi serta masa regenerasi domba juga cukup singkat sehingga anak domba dapat cepat dijual kembali. Domba mempunyai sifat prolifik, yang berarti induk domba dapat melahirkan anak lebih dari satu anak pada tiap kelahiran. Kondisi ini seharusnya menguntungkan peternak karena dapat mempercepat peningkatan jumlah populasi ternak, namun sifat prolifik ini memiliki dampak negatif yakni tingginya tingkat mortalitas anak domba kembar pra sapih. Adiati dan Subandriyo (2007) melaporkan bahwa tingkat mortalitas anak domba lahir kembar lebih dari dua dapat mencapai 88.9% saat anak domba berusia 0-3 hari dan dapat meningkat menjadi 100% saat anak domba berusia 14 hari dari total 20 ekor anak domba yang diamati. Mortalitas yang tinggi tersebut dikarenakan anak domba kekurangan nutrien selama proses sebelum sapih akibat produksi susu induk yang rendah. Hal yang dapat dilakukan untuk menekan mortalitas anak domba sebelum sapih salah satunya menurut Subandriyo et al. (1994) adalah dengan melakukan perbaikan tata laksana pemberian pakan. Anak domba yang baru lahir hanya dapat mengonsumsi susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, namun kemampuan produksi susu induk tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak domba sebelum sapih. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan milk replacer atau susu pengganti. Milk replacer yang digunakan memiliki kandungan nutrisi yang menyamai kandungan nutrisi susu yang dihasilkan oleh induk, namun harga milk replacer tersebut tidak terlalu mahal. Milk replacer yang diberikan pada anak domba diharapkan mampu menunjang kemampuan hidup anak domba selama periode pra sapih, sebelum anak domba diberikan pakan utama, sehingga mortalitas dapat ditekan. Selain itu melalui program pemberian milk replacer, anak domba dapat disapih lebih awal sehingga induk dapat cepat dikawinkan kembali. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas domba. Anak domba umur tujuh hari menurut FAO (2011) selain diberikan milk replacer, sebaiknya diberikan juga creep feed yang merupakan makanan starter untuk anak domba. Pemberian creep feed berfungsi untuk menstimulasi perkembangan rumen dan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan anak domba. Kondisi rumen anak domba yang semakin berkembang akan menurunkan ketergantungan terhadap milk replacer sehingga anak domba dapat segera disapih.
2 Milk replacer yang digunakan umumnya memiliki syarat harus memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Milk replacer untuk anak domba dapat berasal dari susu sapi segar, namun kandungan lemak susu sapi sebesar 3.7% tidak dapat memenuhi kandungan lemak susu induk domba sebesar 8.4% (FAO 2011) sehingga diperlukan suatu bahan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan lemak tersebut. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah kuning telur yang mengandung 32.5% lemak menurut USDA (2009). Anak domba kembar yang dipisahkan dari induknya tidak akan mendapat kolostrum yang maksimal dari susu induk, sehingga akan berpengaruh pada sistem kekebalan anak domba tersebut. Hal inilah yang menyebabkan perlunya menambahkan bahan yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh anak domba. Minyak biji bunga matahari mengandung asam linoleat 44-72% dan asam oleat 11,7% (Rukmana 2004). Palmquist (1988) menyebutkan bahwa asam lemak essensial pada minyak biji bunga matahari dapat bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan. Selain menggunakan minyak nabati, penggunaan minyak hewani seperti minyak ikan lemuru pada milk replacer juga diharapkan mampu meningkatkan antibodi dan efisiensi penyerapan zat makanan pada anak domba. Minyak ikan lemuru diketahui memiliki asam lemak tak jenuh C:20 (arachidonat) yang dapat bertindak sebagai prekursor prostaglandin yang menurut McDonald et al. (2002) metabolisme hormon tersebut dapat mempengaruhi kontraksi otot polos dan merilis asam lemak dari jaringan adiposa sehingga dapat berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat-zat makanan. Asam lemak tak jenuh LNA dan EPA dimetabolisme menjadi prostaglandin diantaranya PGE3 yang bersifat anti radang dan PGI3 yang bersifat seperti PGI2 yaitu bekerja sebagai imunostimultan (BNF 1994). Saat daya tahan tubuh anak domba meningkat, maka anak domba akan terhindar dari penyakit dan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhannnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan performa anak domba pra sapih dengan pemberian milk replacer yang disuplementasi minyak jenis berbeda yakni minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru.
METODE
Materi Ternak Sebanyak 12 ekor anak domba kembar peranakan Garut yang berasal dari induk berbeda digunakan dalam penelitian ini. Anak domba yang digunakan berumur dua hari dengan bobot 2.43 ± 0.31 kg, salah satu anak domba kembar dari induk yang sama dipisahkan untuk dijadikan penelitian. Ternak dikandangkan secara individu dengan anak domba dipisahkan dari induknya. Kandang dan Peralatan Anak domba dipelihara selama 56 hari di kandang yang terbuat dari bambu dengan ukuran kandang 1.5m x 1m, dilengkapi dengan tempat pakan dan
3 air minum yang terbuat dari plastik. Alat lain yang digunakan adalah timbangan gantung kapasitas 50 kg untuk menimbang bobot anak domba, timbangan duduk dengan kapasitas 2 kg untuk menimbang bahan-bahan, timbangan digital untuk menimbang sisa konsumsi pakan, botol susu dengan kapasitas 250 ml yang digunakan untuk memberi milk replacer pada anak domba. Milk Replacer Milk replacer yang digunakan dalam penelitian terdiri atas empat jenis milk replacer yang dibuat dari susu sapi segar, kuning telur ayam, minyak biji bunga matahari, dan minyak ikan lemuru. Komposisi milk replacer yang diberikan pada anak domba per hari ditampilkan pada Tabel 1. Milk replacer yang diberikan pada anak domba memiliki kandungan nutrien yang ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 1 Komposisi milk replacer yang diberikan per hari Bahan Milk Replacer Susu sapi segar (ml) Kuning telur ayam (butir) Minyak biji bunga matahari (ml) Minyak ikan lemuru (ml)
Perlakuan P0 500 0
P1 500 2
P2 500 2
P3 500 2
0
20
0
10
0
0
20
10
P0 = milk replacer kontrol, P1 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak biji bunga matahari 4%, P2 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak ikan lemuru 4%, P3 = milk replacer dengan kuning telur, minyak biji bunga matahari 2% dan minyak ikan lemuru 2%.
Tabel 2 Kandungan nutrien milk replacer penelitian (dalam BK) Milk replacer penelitian Kandungan Rekomendasid P0 P1b P2b P3b Bahan Kering (%) 12.16a 18.11 13.84 16.16 20.00 a Lemak (%) 33.80 35.62 43.79 45.42 20-30 Protein (%) 29.19a 21.26 21.24 18.92 20-24 c Ca (%) 0.29 0.103 0.113 0.111 1.2 P (%) 0.11c 0.061 0.061 0.061 0.9 GE (kal g-1) 3825.78a 3899.66 3955.43 3922.34 a
Hasil analisis Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB (2013); bHasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor (2014); cSumber: Edeilweys (2013); dSumber: FAO (2011); GE = Gross Energy
Creep Feed Creep feed merupakan pakan starter yang diberikan pada anak domba saat anak domba berumur tujuh hari. Creep feed dan air minum diberikan ad libitum. Komposisi creep feed yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 3 dan kandungan nutrien creep feed pada Tabel 4.
4 Tabel 3 Komposisi creep feed anak domba Bahan Komposisi dalam Creep Feed (%) Jagung halus 30 Pollard 31.8 Bungkil Kedelai 35 CaCO3 3 Premix 0.2 Total 100
BK (%) 86.04
Tabel 4 Kandungan nutrien creep feed penelitian (dalam BK)* Abu PK SK LK Beta-N Ca P GE (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) kal g-1 7.45 22.70 3.72 2.61 54.29 4.00 0.42 4826
*Hasil analisis Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor (2014). BK: Bahan Kering, PK: Protein Kasar, SK: Serat Kasar, LK: Lemak Kasar, GE: Gross Energy
Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juni sampai November 2013. Pemeliharaan dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor; dan analisis kematian anak domba di Laboratorium Patologi Klinik, Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Prosedur Pembuatan Milk Replacer Milk replacer dibuat sesuai perlakuan. Milk replacer perlakuan pertama dibuat dari susu sapi segar. Milk replacer perlakuan minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru dibuat dengan memisahkan putih telur dengan kuning telur, kuning telur diambil kemudian dikocok. Kuning telur yang telah dikocok kemudian dicampurkan dengan 250 ml susu sapi segar, kemudian ditambahkan 4% minyak pada masing-masing perlakuan. Selanjutnya semua bahan tersebut dihomogenkan. Milk replacer yang akan diberikan dihangatkan sampai 35-40oC terlebih dahulu sebelum diberikan. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan selama 56 hari pada anak domba yang dipisahkan dari induknya. Anak domba yang dipisahkan dari induknya adalah anak domba yang memiliki bobot lebih besar. Pemeliharaan dimulai pada bulan Juni 2013 untuk anak domba perlakuan satu ulangan satu, kemudian untuk anak domba ulangan satu yang lain dan ulangan dua mulai dipelihara pada bulan Juli 2013, selanjutnya anak domba ulangan ketiga dipelihara pada bulan Agustus 2013. Perbedaan waktu pemeliharaan ini disebabkan anak domba yang digunakan sebagai materi percobaan lahir pada waktu yang berbeda. Penimbangan bobot
5 anak domba dilakukan setiap minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badan anak domba. Milk replacer diberikan dua kali sehari pada pukul 08.00 dan 13.00. Konsumsi susu dicatat setiap kali pemberian. Susu diberikan setiap hari sebanyak 3% BK bobot badan anak domba. Metode ini mengacu pada Brandono et al. (2004) yang menyatakan bahwa kuantitas milk replacer yang diberikan dari setiap pemberian adalah 3% bobot badan hewan atau 0.15 – 0.2 liter setiap pemberian milk replacer (0.5 – 0.6 liter milk replacer setiap hari). Creep feed diberikan saat anak domba telah berumur tujuh hari (Ensminger dan Parker 1986) secara ad libitum, dan sisa creep feed dihitung setiap pagi. Konsumsi creep feed merupakan selisih dari pemberian dengan sisa. Perlakuan Percobaan ini menggunakan empat perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan didasarkan pada perbedaan komposisi milk replacer. P0 = susu segar P1 = susu segar + kuning telur ayam + 4% minyak biji bunga matahari P2 = susu segar + kuning telur ayam + 4 % minyak ikan lemuru P3 = susu segar + kuning telur ayam + 2% minyak biji bunga matahari + 2% minyak ikan lemuru Rancangan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 1 ekor anak domba. Model matematika menurut Steel dan Torrie (1993) yang digunakan adalah Yij = µ + τi + ε ij Yij µ τi ε ij
Keterangan : : nilai pengamatan untuk perlakuan pakan yang diberikan (P0, P1, P2 dan P3) ke-i dan ulangan ke-j : rataan umum : pengaruh perlakuan (P0, P1, P2 dan P3) ke-i : Error perlakuan (P0, P1, P2 dan P3) ke-i dan ulangan ke-j
Data yang diperoleh dianalisis ANOVA dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan aplikasi SPSS 16.0 for windows. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah
6 Konsumsi Milk Replacer. Milk replacer diberikan sebanyak 250 ml sekali pemberian setiap hari masing-masing pada pukul 08.00 dan 13.00 WIB. Sisa susu diukur dengan menggunakan takaran yang terdapat di dalam botol susu setiap kali pemberian. Konsumsi Creep Feed. Creep feed diberikan ad libitum saat anak domba telah berumur satu minggu dengan air minum selalu tersedia di kandang. Creep feed diberikan pada pagi hari sebanyak 150 g kemudian keesokan paginya sisa pakan ditimbang. Konsumsi creep feed merupakan selisih pemberian dengan sisa creep feed. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH). Anak domba ditimbang seminggu sekali untuk mengetahui rata-rata pertambahan bobot badan harian. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan gantung kapasitas 50 kg. Penimbangan dilakukan sebelum anak domba diberikan milk replacer. PBBH =
Bobot sapih (g) − Bobot awal (g) 56
Bobot sapih. Pengukuran bobot badan anak saat disapih didapat dengan cara melakukan penimbangan saat anak domba berumur 56 hari. Konversi pakan. Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk mendapatkan bobot badan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Konversi Pakan = Konsumsi pakan (g ekor-1 hari-1) Pertambahan bobot badan (g ekor-1 hari-1) Mortalitas dan Kesehatan Ternak. Mortalitas dan kesehatan ternak diperoleh berdasarkan pengamatan yang terjadi selama penelitian. Perhitungan IOFC. IOFC merupakan selisih dari total pendapatan dengan total biaya milk replacer dan creep feed yang digunakan selama pemeliharaan anak domba. Metode perhitungan IOFC menurut Prawirokusumo (1990) diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan usaha peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual. IOFC = (Pertambahan bobot badan X harga jual anak domba kg-1) – (Total konsumsi pakan X harga pakan perlakuan kg-1)
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Pakan Konsumsi pakan anak domba dihitung berdasarkan pakan yang dikonsumsi anak domba setiap harinya. Pakan yang dikonsumsi anak domba berasal dari milk replacer dan creep feed yang diberikan. Pakan yang diberikan pada anak domba berperan dalam memenuhi kebutuhan untuk hidup pokok serta pertumbuhannya. Konsumsi pakan anak domba dicantumkan dalam Tabel 5. Konsumsi Bahan Kering Anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari lebih banyak mengonsumsi milk replacer sebagai pakan utamanya (Tabel 5). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian milk replacer yang disuplementasi dengan minyak yang berbeda tidak mempengaruhi (P>0.05) konsumsi bahan kering milk replacer. Hal ini menunjukkan bahwa supementasi minyak berbeda jenis pada milk replacer anak domba tidak mempengaruhi palatabilitas. Nilai konsumsi bahan kering milk replacer semua perlakuan berkisar antara 72.56 – 84.50 g ekor-1 hari-1. Nilai konsumsi bahan kering milk replacer ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang diperoleh oleh Chiou dan Jordan (1973) yang mendapatkan rataan konsumsi BK sebesar 180 g ekor-1 hari-1 pada anak domba yang diberi milk replacer dengan tambahan lemak yang berbeda. Hal ini dikarenakan kualitas nutrien milk replacer yang digunakan berbeda. Bangsa ternak yang digunakan juga menentukan tingkat konsumsi bahan kering. Anak domba yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari domba peranakan Garut, sedangkan bangsa ternak penelitian Chiou dan Jordan (1973) adalah domba peranakan Columbia dan Hampshire dengan bobot awal anak domba sebesar 4.4 5.3 kg sehingga konsumsi BK milk replacer anak domba tersebut pun lebih tinggi. Manajemen pemeliharaan seperti frekuensi pemberian milk replacer juga mempengaruhi konsumsi BK. Penelitian yang dilakukan Chiou dan Jordan (1973) tersebut menerapkan sistem pemberian milk replacer ad libitum, sedangkan pada penelitian ini anak domba diberi milk replacer sebanyak dua kali sehari. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh (P>0.05) semua perlakuan terhadap konsumsi BK creep feed dan total konsumsi BK (konsumsi milk replacer dan creep feed) anak domba. Hal ini dikarenakan creep feed yang diberikan untuk anak domba semua perlakuan adalah sama, sehingga tidak ada perbedaan konsumsi BK creep feed. Konsumsi BK creep feed anak domba pada penelitian ini berkisar antara 45.22 – 59.12 g ekor-1 hari-1. Nilai konsumsi BK creep feed pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai konsumsi BK konsentrat pada penelitian Harun (2012) yakni sebesar 31.43 g ekor-1 hari-1. Hal ini dikarenakan pada penelitian Harun (2012) menggunakan rumput lapang sebagai sumber nutrien lain anak domba sehingga konsumsi konsentrat lebih sedikit.
8 Tabel 5 Konsumsi pakan anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari Perlakuan
P0 P1 P2 P3 P0 P1 P2 P3 P0 P1 P2 P3
Peubah Milk Replacer
Creep Feed
Total
Konsumsi Bahan Kering (g ekor-1 hari-1) 72.70 ± 16.84 45.22 ± 14.09 117.92 ± 9.45 80.53 ±10.66 45.26 ± 27.40 125.79 ± 36.61 72.56 ± 4.53 53.84 ± 2.66 126.40 ± 2.61 84.50 ± 0.80 59.12 ± 6.09 143.62 ±5.52 Konsumsi Protein (g ekor-1 hari-1) 21.22 ± 4.91a 10.26 ± 3.20 31.49 ± 2.89 17.12 ± 2.27ab 10.27 ± 6.22 27.64 ± 8.17 15.41 ± 0.97b 12.22 ± 0.60 27.64 ± 0.54 15.98 ± 0.15ab 13.41 ± 1.38 29.40 ± 1.29 -1 Konsumsi Lemak (g ekor hari-1) 24.57 ± 5.69b 1.37 ± 0.43 25.94 ± 5.34b 28.68 ± 3.79b 1.37 ± 0.83 30.06 ± 4.50b 30.60 ± 0.57b 1.63 ± 0.08 32.24 ± 0.60b 38.38 ± 0.36a 1.79 ± 0.18 40.17 ± 0.26a
Kebutuhan
270a
33b
86c
Konsumsi Energi (kal g-1 ekor-1 hari-1) P0 P1 P2 P3 P0 P1 P2 P3 P0 P1 P2 P3
2781.32 ± 644.12 3140.46 ± 415.68 2854.58 ± 154.28 3314.03 ± 31.55
2122.33 ± 661.39 2124.21 ± 1285.85 2526.72 ± 124.65 2774.34 ± 285.55
4903.65 ± 383.57 5264.66 ± 1642.27 5381.31 ± 84.46 6088.37 ± 263.25
Konsumsi Kalsium (g ekor-1 hari-1) 0.21 ± 0.05a 1.81 ± 0.56 2.02 ± 0.52 0.08 ± 0.01b 1.81 ± 1.09 1.89 ± 1.10 0.08 ± 0.01b 2.15 ± 0.11 2.23 ± 0.10 0.09 ± 0.01b 2.36 ± 0.24 2.46 ± 0.24 -1 Konsumsi Fosfor (g ekor hari-1) 0.08 ± 0.02a 0.19 ± 0.06 0.24 ± 0.04 0.05 ± 0.01b 0.19 ± 0.11 0.27 ± 0.12 0.04 ± 0.01b 0.23 ± 0.01 0.27 ± 0.01 0.05 ± 0.01b 0.25 ± 0.02 0.30 ± 0.02
1090d
2.3e
1.5e
P0 = milk replacer kontrol, P1 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak biji bunga matahari 4%, P2 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak ikan lemuru 4%, P3 = milk replacer dengan kuning telur, minyak biji bunga matahari 2% dan minyak ikan lemuru 2%. Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata tiap perlakuan dengan (P<0.05); a Konsumsi bahan kering potensial, Sumber: ARC (1980); bSumber: ARC (1980); cSumber: Bouchard dan Brisson (1970); dEnergi dalam bentuk Metabolizable Energy (ME) Sumber: NRC (2006); eSumber: NRC (2006)
9 Konsumsi Protein Kasar Protein yang dikonsumsi anak domba pada penelitian ini sebagian besar diperoleh dari milk replacer, kemudian sumber kedua berasal dari creep feed. Hal ini disebabkan konsumsi BK milk replacer jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi BK creep feed. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Talevski et al. (2009) yang menyatakan bahwa anak domba yang belum disapih akan memperoleh protein yang berasal dari susu induknya dan sedikit tambahan protein dari hijauan dan konsentrat. Konsumsi protein milk replacer pada penelitian ini tidak mencukupi kebutuhan protein yang disarankan oleh ARC (1980), yakni untuk medapatkan pertambahan bobot badan harian anak domba sebesar 100 g ekor-1 hari-1 membutuhkan konsumsi protein sebesar 33 g ekor-1 hari-1. Hasil analisis satatistik menunjukkan adanya pengaruh nyata (P<0.05) perlakuan terhadap konsumsi protein milk replacer. Perbedaan konsumsi protein kasar anak domba antar perlakuan disebabkan oleh kadar protein kasar yang berbeda untuk tiap perlakuan milk replacer. Konsumsi protein tertinggi terdapat pada anak domba P0. Tabel 2 menunjukkan bahwa kandungan protein milk replacer P0 lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi protein anak domba P0 paling tinggi. Konsumsi protein sangat dipengaruhi oleh kandungan protein dalam pakan, semakin tinggi kandungan protein maka konsumsi protein akan semakin meningkat (Boorman 1980). Pengaruh nyata konsumsi protein kasar tidak terlihat pada konsumsi protein creep feed dan konsumsi total protein. Hal ini dikarenakan creep feed yang digunakan untuk tiap perlakuan sama, sehingga kandungan nutrien termasuk protein kasarnya pun sama. Konsumsi Lemak Suplementasi minyak yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) terhadap konsumsi lemak milk replacer dan konsumsi lemak total. Konsumsi lemak tertinggi didapat pada perlakuan P3, hal ini dikarenakan kandungan lemak milk replacer P3 paling tinggi diantara perlakuan yang lain (Tabel 2). Semakin tinggi kadar lemak pakan, akan meningkatkan konsumsi lemak. Konsumsi lemak pada penelitian ini berkisar antara 25.94 – 40.17 g ekor-1 hari-1. Konsumsi lemak ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan penelitian Bouchard dan Brisson (1970) yang mendapatkan konsumsi lemak sebesar 82 g ekor-1 hari-1 dan 86 g ekor-1 hari-1 pada anak domba yang diberikan milk replacer dengan penambahan minyak nabati dan minyak hewani. Perbedaan jumlah konsumsi lemak ini disebabkan oleh perbedaan metode pemberian milk replacer, sehingga berpengaruh pada jumlah konsumsi bahan kering milk replacer serta keadaan lingkungan penelitian. Penelitian Bouchard dan Brisson (1970) dilakukan pada kondisi lingkungan terkontrol dengan suhu lingkungan 22o C dan kelembaban 55%. Konsumsi lemak secara langsung dapat mempengaruhi kecernaan lemak pada anak domba. Triasil gliserol (lemak) yang dikonsumsi akan mengalami lipolisis dan biohidrogenasi. Hasil dari lipolisis akan menghasilkan asam-asam lemak yang selanjutnya akan mengalami beta oksidasi menjadi asetil Ko-A, masuk ke siklus asam sitrat, dan menghasilkan produk yang dapat dijadikan sumber energi yang efektif bagi anak domba.
10 Konsumsi Energi Konsumsi energi anak domba tidak memiliki perbedaan yang nyata (P>0.05) pada keempat perlakuan. Konsumsi total energi berkisar antara 4903.65 – 6088.37 kal g-1 ekor-1 hari-1. Hasil ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Harun (2012) yang mendapatkan nilai konsumsi energi sebesar 6560 kal g-1 ekor-1 hari-1. Sumber energi utama anak domba adalah berasal dari milk replacer kemudian sebagian lagi dari creep feed. Hal ini dikarenakan anak domba pra sapih lebih banyak mengonsumsi milk replacer dibandingkan dengan creep feed, sehingga sumbangan energi dari milk replacer lebih besar. Selain itu milk replacer perlakuan mengandung lemak kasar yang relatif tinggi karena adanya penambahan minyak yang berbeda. Lemak merupakan cadangan energi yang utama bagi ternak menurut McDonald et al. (2002). Konsumsi energi sangat tergantung pada besarnya kandungan energi yang terdapat dalam pakan menurut Hidajati et al. (2002), oleh karena itu semakin tinggi kandungan energi pada pakan, maka semakin tinggi konsumsi energinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi energi menurut Soeparno (1998) antara lain umur, bangsa, ukuran tubuh, aktivitas, laju pertumbuhan, metabolisme, suhu lingkungan, pertambahan bobot hidup, dan konsumsi pakan. Konsumsi Kalsium dan Fosfor Kalsium menurut FAO (2011) dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, kontraksi otot, dan aktivasi enzim. Fosfor adalah salah satu elemen esensial dalam pakan. Level fosfor dalam pakan ternak harus akurat untuk performa ternak yang maksimal (NRC 2006). Suplementasi 4% minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru secara nyata menurunkan konsumsi kalsium dan fosfor milk replacer (P<0.05). Hal ini disebabkan oleh meningkatknya konsumsi lemak ransum (Khotijah et al. 2014). Konsumsi kalsium total dan fosfor total pada penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Konsumsi kalsium dan fosfor pada penelitian ini berkisar 1.89 – 2.46 g-1 ekor-1 hari-1 dan 0.24 – 0.30 g-1 tidak memenuhi kebutuhan kalsium yang disarankan oleh NRC (2006) sebesar 2.3 g-1 ekor-1 hari-1 untuk kalsium dan 1.5 g-1 ekor-1 hari-1 untuk fosfor. Hal ini disebabkan oleh kandungan kalsium dan fosfor milk replacer yang rendah.
Performa Anak Domba Hasil pengamatan pada anak domba selama 56 hari yang diberi milk replacer dengan suplementasi minyak biji bunga matahari dan minyak ikan lemuru terhadap bobot sapih dan pertambahan bobot harian dapat dilihat pada Tabel 6. Pertambahan Bobot Badan Harian Pertambahan bobot badan harian anak domba terbaik diperoleh pada anak domba perlakuan P0, P2 dan P3 dengan pertambahan bobot badan harian sebesar 89.28 - 112.20 g ekor-1 hari-1. Pertambahan bobot badan harian anak domba pada penelitian ini tidak mencapai 300 g hari-1 seperti yang disarankan oleh ARC (1980), hal ini dikarenakan konsumsi BK milk replacer pada penelitan ini kurang
11 dari 240 g ekor-1 hari-1 seperti yang disarankan oleh ARC (1980) tersebut. Namun angka pertambahan bobot badan anak domba penelitian sedikit lebih besar dibandingkan dengan pertambahan bobot badan harian anak domba garut kembar dua yang dilaporkan oleh Inounu et al. (2003) yakni sebesar 91.76 g ekor-1 hari-1. Hal ini menunjukkan bahwa suplementasi minyak ikan lemuru memberikan pengaruh positif terhadap performa anak domba. Pengaruh positif ini dikarenakan menurut Adawiah et al. (2006) minyak ikan dapat berfungsi dalam membantu penyerapan zat makanan di usus dengan memasok asam lemak arakhidonat sebagai prekursor prostaglandin sehingga meningkatkan kecernaan. Jika penyerapan zat-zat makanan di saluran pencernaan lebih efisien, maka konversi zat-zat makan tersebut menjadi otot tubuh anak domba akan semakin lebih baik. Tabel 6 Bobot lahir, bobot sapih, dan pertambahan bobot badan harian anak domba selama 56 hari Parameter Perlakuan
Bobot Lahir (kg)
Bobot Sapih (kg)
PBBH (g ekor-1 hari-1)
P0 P1 P2 P3
2.42 ± 0.52 2.30 ± 0.26 2.55 ± 0.40 2.47 ± 0.06
8.70 ± 1.35a 4.85 ± 1.29b 7.69 ± 0.95a 7.47 ± 1.50a
112.20 ± 27.40a 45.53 ± 21.89b 91.84 ± 12.64a 89.28 ± 27.72ab
PBBH = Pertambahan bobot badan harian, P0 = milk replacer kontrol, P1 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak biji bunga matahari 4%, P2 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak ikan lemuru 4%, P3 = milk replacer dengan kuning telur, minyak biji bunga matahari 2% dan minyak ikan lemuru 2%. Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan beda nyata tiap perlakuan dengan (P<0.05)
Anak domba P1 menunjukkan pertambahan bobot badan paling kecil diantara semua perlakuan dengan pertambahan bobot badan harian sebesar 45.53 g ekor-1 hari-1, jauh di bawah rata-rata. Rendahnya performa anak domba P1 disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan zat makanan yang dikonsumsi (Bouchard dan Brisson 1970). Anak domba yang diberikan milk replacer dengan suplementasi minyak nabati menurut Bouchard dan Brisson (1970) secara nyata menurunkan kecernaan asam lemak stearat dan menurunkan konsumsi pakan lebih dari setengah konsumsi pakan anak domba yang disuplementasi minyak hewani. Selain itu faktor individu dari anak domba P1 dan kesehatan anak domba yang menyebabkan pertambahan bobot badan harian terendah diantara perlakuan lain. Anak domba P1 tercatat pernah mengalami penurunan bobot badan dan juga terdapat anak domba yang mengalami diare, sehingga pertambahan bobot badannya tidak maksimal. Bobot Sapih Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan nyata (P<0.05) suplementasi minyak yang berbeda pada milk replacer terhadap bobot sapih anak domba. Anak domba P0, P2 dan P3 menghasilkan bobot sapih paling baik (Tabel 6). Hal ini dikarenakan bobot sapih memiliki korelasi yang positif terhadap
12 pertambahan bobot badan harian (Inounu 1996). Semakin tinggi pertambahan bobot badan harian, maka bobot sapih akan semakin tinggi. Secara keseluruhan bobot sapih anak domba berkisar antara 4.85 – 8.70 g ekor-1 hari-1. Bobot sapih pada penelitian ini sedikit lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan oleh Adiati dan Soebandriyo (2007) yang melaporkan bahwa bobot sapih anak domba Garut kembar dua sebesar 7.60 kg. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor manajemen pemeliharaan, suhu lingkungan, serta kualitas pakan. Bobot sapih anak domba yang diberi milk replacer pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan bobot sapih anak domba yang menyusu pada induk yaitu 12 kg. Hal ini disebabkan oleh anak domba yang menyusu pada induk tidak mengalami stres seperti yang dialami anak domba yang dipisahkan dari induknya sehingga anak domba yang dikandangkan bersama induk merasa lebih nyama dan tidak akan mengakibatkan turunnya konsumsi pakan. Stres yang dialami anak domba berupa stres adaptasi sebelum penyapihan. Anak domba yang bersama dengan induk mendapatkan akses menyusu lebih mudah sehingga frekuensi menyusu lebih sering. Tiesnamurti et al. (2006) melaporkan anak domba Garut meyusu pada induk sebanyak 42 kali dalam 24 jam dengan lama menyusu 20.8 detik sekali menyusu, selain itu konsumsi susu semakin meningkat karena produksi susu untuk dua atau tiga anak domba dapat dikonsumsi sendiri oleh anak domba tersebut sehingga pertambahan bobot badan semakin tinggi dan berkoreasi positif pula dengan bobot sapihnya. Anak domba yang dikandangkan bersama induk tidak hanya mendapatkan sumber zat makanan dari susu induk saja, tetapi mendapatkan zat makanan pula dari konsentrat dan hijauan yang ada pada kandang induk. Anak domba yang dipisahkan dari induk walaupun memiliki bobot sapih yang lebih rendah dibandingkan dengan anak domba yang dikandangkan bersama induk memilki sisi positif yakni induk domba dapat segera dikawinkan kembali dan memperpendek calving interval. Memperpendek calving interval merupakan salah satu metode untuk meningkatkan produktivitas ternak. Domba yang biasanya beranak tiga kali dalam dua tahun dapat meningkat menjadi empat kali dengan cara pemisahan induk dari anaknya sehingga diharapkan dapat meningkatkan keuntungan usaha peternakan.
Konversi Pakan Konversi pakan merupakan nilai yang menjadi parameter seberapa efiseien pakan yang dikonsumsi oleh ternak untuk meningkatkan 1 kg bobot badan. Basuki (2002) menyatakan bahwa besar kecilnya konversi pakan sangat tergantung dari konsumsi bahan kering dan pertambahan bobot harian ternak. Semakin kecil nilai konversi pakan maka semakin efisien pakan yang dikonsumsi oleh ternak tersebut karena semakin sedikit jumlah pakan yang dikonsumsi untuk meningkatkan bobot badan dalam satuan yang sama. Konversi pakan anak domba penelitian yang dipelihara selama 56 hari dapat dilihat dalam Tabel 7.
13 Tabel 7 Konversi pakan anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari Perlakuan P0 P1 P2 P3
Konversi Pakan 1.08 ± 0.17a 3.02 ± 0.91b 1.40 ± 0.24a 1.73 ± 0.61a
P0 = milk replacer kontrol, P1 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak biji bunga matahari 4%, P2 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak ikan lemuru 4%, P3 = milk replacer dengan kuning telur, minyak biji bunga matahari 2% dan minyak ikan lemuru 2%. Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata tiap perlakuan dengan (P<0.05)
Nilai konversi pakan memiliki perbedaan yang nyata (P<0.05) pada keempat perlakuan.Anak domba perlakuan P0, P2, dan P3 memiliki konversi pakan yang lebih kecil dibandingkan dengan konversi pakan anak domba P1. Hal ini berarti anak domba ketiga perlakuan dapat memanfaatkan pakan lebih efisien. Angka konversi pakan anak domba P2 dan P3 sedikit lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan oleh Bouchard dan Brisson (1970) yang melaporkan bahwa anak domba yang diberi milk replacer berbahan minyak jagung dan minyak hewani berturut-turut adalah sebesar 1.25 dan 1.04, namun angka konversi hasil penelitian ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Harun (2012) yang mendapatkan angka konversi sebesar 2.75. Hal ini dikarenakan kandungan nutrien dari milk replacer dan creep feed ini lebih baik sehingga pakan dapat dimanfaatkan lebih efisien oleh anak domba.
Mortalitas dan Kesehatan Ternak Mortalitas merupakan persentase kematian ternak dalam suatu populasi. Mortalitas pada penelitian ini diamati selama 56 hari pemeliharaan anak domba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kematian pada anak domba P2 sebanyak satu ekor. Hal ini berarti mortalitas ternak selama penelitian adalah sebesar 8.33%. Kematian anak domba tersebut terjadi pada hari ke-52 pemeliharaan. Tingkat mortalitas selama pemeliharaan ini lebih kecil dibandingkan tingkat mortalitas anak domba yang dilaporkan oleh Adiati dan Subandriyo (2007) yang menyebutkan bahwa tingkat mortalitas anak domba kembar usia 0-3 hari adalah sebesar 30% dan pada usia 90 hari adalah 40%. Kematian anak domba P2 tersebut menurut hasil pemeriksaan Bagian Patologi FKH IPB (2013) disebabkan karena dehidrasi, anemis seluruh mukosa usus, ditemukannya tanda Enteritis kathralis di usus bagian depan dan Enteritis purulenta pada usus bagian belakang, kemudian juga ditemukannya pneumonia pada saluran pernafasannya. Hal ini mengindikasikan bahwa domba yang mengalami kematian pada penelitian mengalami infeksi bakterial karena ditemukannya kedua spesies Enteritis pada bagian ususnya. Pneumonia yang dialami anak domba dikarenakan tersedak saat dilakukannya pemberian milk replacer melalui botol dot sehingga ada sebagian milk replacer yang masuk ke saluran pernapasan anak domba.
14 Milk replacer yang diberikan pada anak domba terbukti dapat menekan tingkat mortalitas anak domba, dan tidak memberikan efek buruk terhadap kesehatan anak domba, walaupun selama pemeliharaan anak domba juga ditemukan domba yang mengalamai sakit. Sakit yang ditemukan pada anak domba selama pemeliharaan antara lain bloat pada anak domba P0 dan diare pada anak domba P1. Adapun penyakit yang terjadi pada anak domba selama pemeliharaan tersebut merupakan penyakit yang sering terjadi pada pemeliharaan domba dan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam aspek manajemen pemeliharaan menurut Ensminger dan Parker (1986).
Perhitungan IOFC Tujuan akhir dari usaha peternakan adalah untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis. IOFC dapat digunakan untuk mengukur performa pada pemberian pakan. Pemeliharaan anak domba ini akan menghasilkan anak domba balibu (bawah lima bulan) yang memiliki pasar sendiri. Perhitungan. IOFC anak domba tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. IOFC dihitung dari total pendapatan dikurangi total biaya pakan setiap hari. Pendapatan didapat dengan cara mengalikan pertambahan bobot badan anak domba selama 56 hari dengan harga jual anak domba per kilogram, dengan asumsi harga jual anak domba adalah Rp70 000/kg. Total biaya didapat dari harga ransum dikalikan dengan total konsumsi pakan. Harga ransum meliputi harga milk replacer tiap perlakuan per kg (P0 = Rp6 000; P1 = Rp12 800; P2 = Rp12 200; dan P3 = Rp12 500) ditambah harga creep feed per kg sebesar Rp5134. Tabel 8 IOFC anak domba pra sapih yang dipelihara selama 56 hari Perlakuan P0 P1 P2 P3
Peubah Pendapatan Total Biaya Pakan Rupiah/ekor Rupiah/ekor 401 511 ± 100 172 213 881 ± 43 227 166 600 ± 80 083 331 760 ± 48 821 323 400 ± 76 400 334 272 ± 47 987 326 667 ± 101 425 383 016 ± 3 466
IOFC Rupiah/ekor 196 629 ± 62 043 -165 160 ± 48 880 -10 872 ± 6 999 -56 350 ± 102 419
P0 = milk replacer kontrol, P1 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak biji bunga matahari 4%, P2 = milk replacer dengan kuning telur dan minyak ikan lemuru 4%, P3 = milk replacer dengan kuning telur, minyak biji bunga matahari 2% dan minyak ikan lemuru 2%
Tabel 9 Rincian harga bahan pembuatan milk replacer perlakuan Bahan Susu sapi segar (liter) Telur ayam (butir) Minyak biji bunga matahari (liter) Minyak ikan lemuru (liter)
Harga (Rp) 6 000 1 200 50 000 35 000
15 Anak domba perlakuan P0 menunjukkan nilai IOFC paling baik diantara perlakuan lain karena anak domba P0 mengalami pertambahan bobot badan paling besar selama penelitian dengan harga milk replacer yang paling rendah. Nilai minus ( - ) pada IOFC anak domba P1, P2, dan P3 menunjukkan bahwa biaya pakan yang dikeluarkan melebihi pendapatan yang dapat dihasilkan, artinya usaha peternakan mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan harga milk replacer perlakuan yang cukup mahal, namun tidak menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi bagi anak domba. Suplementasi asam lemak tak jenuh pada anak domba pra sapih diduga dapat memperbaiki kualitas daging seperti nilai keempukan, pH, dan daya mengikat air serta daging juga memiliki asam lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi kesehatan manusia sehingga kualitas daging meningkat. Daging anak domba dengan kualitas tinggi akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan target pemasaran untuk kalangan menengah atas, sehingga total pendapatan meningkat dan dapat meningkatkan IOFC serta usaha peternakan tidak akan mengalami kerugian.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Suplementasi minyak dengan jenis yang berbeda pada milk replacer untuk anak domba tidak berpengaruh terhadap total konsumsi bahan kering, total konsumsi protein, total konsumsi energi, serta total konsumsi kalsium dan fosfor, namun berpengaruh meningkatkan total konsumsi lemak. Performa anak domba yang diberi milk replacer dengan suplementasi minyak ikan lemuru sama dengan performa anak domba tanpa suplementasi minyak, sedangkan suplementasi minyak biji bunga matahari menurunkan performa anak domba pra sapih.
Saran Perlu dilakukan perbaikan manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan serta penelitian lanjutan tentang proses penyerapan asam lemak tak jenuh pada saluran pencernaan anak domba pra sapih dan kualitas daging anak domba.
DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, Sutardi T, Toharmat T, Manalu W, Nahrowi, Tanuwiria UH. 2006. Suplementasi Sabun Mineral dan Mineral Organik serta Kacang Kedelai Sangrai pada Domba. Med Pet. 29 (1):27-34 Adiati U, Subandriyo. 2007. Produktivitas domba Garut pada stasiun percobaan Cilebut Bogor. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor (ID): 436-440. [ARC] Agricultural Research Council. 1980. The Nutrient Requirements of Ruminant Livestock. (GB): Commonwealth Agricultural Bureaux.
16 Basuki P. 2002. Pengantar Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Bahan Kuliah. Yogyakarta (ID): Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. [BNF] British Nutrition Foundation’s (BNF). 1994. Unsaturated Fatty Acid, Nutritional and Physiological Significance. The Report of The British Nutrition Foundation’s, Task Force.London (GD): Chapman & Hall. Boorman KN. 1980. Dietary constraints on nitrogen retention. In: PJ Buttery and Lindsay DB. Protein Deposition in Animals. London (GB): Butterworth. Bouchard R, Brisson GJ. 1970. Tallow versus corn oil in milk substitute for artificially reared lambs and digestibility of diet constituents. J Anim Sci 31(4):804-809. Brandono P, Rassu SPG, Lanzu A. 2004. Dairy Sheep Nutrition: Feeding Dairy Lambs. Wallingford (US): CABI Pub. Chiou PW, Jordan RM. 1973. Ewe milk replacer for young lambs. Effect of age of lamb and dietary fat on digestibility of the diet, nitrogen retention and plasma constituents. J Anim Sci. 36: 597-603. Edeilweys N. 2013. Karakteristik kimiawi susu sapi Friesian Holstein (FH) yang diberikan pakan komplit berbasis limbah bahan baku lokal berupa limbah sayur. [skripsi]. Fakultas Peternakan. Makasar (ID): Universitas Hasanuddin Ensminger ME, Parker RO. 1986. Sheep and Goat Science (Animal Agriculture Series).United States of America (US): The Interstate Printers and Pub, Inc. [FAO] Food and Agricultural Organization of United Nation. 2011. Rearing young ruminants on milk replacers and starter feeds. FAO Animal Production and Health Manual No. 13. www.deltasearch.com/?affID=119529&tt=gc_190513_lnkry&babsrc=NT_ss&mntrId =E21D2CD05A4138B8 [24 Juni 2014] Harun F. 2012. Formulasi dan evalusi milk replacer terhadap performa anak domba lokal kembar dua pra dan pasca sapih. [skripsi]. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hidajati NM, Martawidaja M, Inounu I. 2002. Peningkatan energi ransum untuk pertumbuhan domba persilangan. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat Penenlitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor (ID), hal 202-205. Inounu I,Hidayati I, Subandriyo, Tiesnamurti B. Nafiu LO. 2003. Analisis keunggulan relatif domba Garut anak dan persilangannya. JITV 8 (3) : 170-182 Inounu I. 1996. Keragaman produksi ternak prolifik [disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [Kementan] Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2011. Populasi Komoditi Peternakan Nasional.http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/hasil_kom.asp [20 Oktober 2013] Khotijah L, Zulihar R, Setiadi MA, Wiryawan KG, Astuti DA. 2014. Suplementasi minyak biji bunga matahari (Helianthus annuus) pada ransum pra kawin terhadap konsumsi nutrient, penampilan, dan karakteristik estrus domba Garut. JITV 19(1): 9-16. McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition.Ed ke-6. New York (US): Ashford Colour Press Ltd.
17 [NRC] National Research Council. 2006. Nutrient Requirements of Small Ruminants.Washington DC (US): National Academy Press. Palmquist DL. 1988. The feeding value of fats. Feed Sci. 1:293-311. Prawirokusumo S. 1990. Ilmu Usaha Tani.Yogyakarta (ID): BPFE. Rukmana R. 2004. Budidaya Bunga Matahari. Semarang (ID): Aneka Ilmu Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): Gadjah mada University Press. Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika (Pendekatan Biometrik) Penerjemah B. Sumantri. Jakarta (ID). Gramedia Pustaka Utama Subandriyo B, Setiadi, Diwyanto K. 1994. Hasil penelitian pemuliaan ternak domba SR-CRSP dan aplikasinya untuk wilayah padat penduduk di Jawa : Suatu Konsep. Pros Pertemuan Nasional Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian . Sub Balitnak Klepu. Talevski G, Vasilevska RC, Sireta Z. 2009. Quality of sheep milk as a raw material in dairy industry of Macedonia. Anim. Husbandry, 25: 971-977. Tiesnamurti B, Handiwirawan E, Inounu I. 2006. Tingkah laku menyusu anak domba Garut dan persilangan dengan stcoix dan moultan charollais. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor (ID), hal 392-398. [USDA] United States Department of Agriculture. 2009. USDA National Nutrient Database for Standard Reference. http://www.ars.usda.gov/nutrientdata [23 Oktober 2013]
18 Lampiran 1 ANOVA konsumsi bahan kering milk replacer anak domba SK db JK KT Fhit Perlakuan
3
836.568
104.571
Galat
8
316.783
105.594
1.010
Sig. 0.437
Total 11 1153.351 SK = Sumber Keragaman; db = derajat bebas; JK = Jumlah Kuadrat; KT = Kuadrat Tengah; Fhit = nilai F yang diperoleh dari hasil pengolahan data; Sig = Signifikansi dengan taraf kesalahan sebesar 5% (α=0.05) Lampiran 2 ANOVA konsumsi bahan kering creep feed anak domba SK db JK KT Fhit Perlakuan
3
1986.889
248.361
Galat
8
420.448
140.149
Total
11
2407.337
Lampiran 3 ANOVA konsumsi bahan kering total anak domba SK db JK KT Perlakuan
3
2933.685
366.711
Galat
8
1056.278
352.093
Total
11
3989.964
Sig.
0.564
0.654
Fhit
Sig.
0.960
0.457
Lampiran 4 ANOVA konsumsi protein milk replacer anak domba SK db JK KT Fhit
Sig.
Perlakuan
8
60.50
7.56
0.04
Galat
3
61.91
20.64
Total
11
122.41
2.73
19 Lampiran 5
Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi protein milk replacer anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
2
P2
3
15.41
P3
3
15.98
15.98
P1
3
17.12
17.12
P0
3
21.22
Sig.
0.49
Lampiran 6 ANOVA konsumsi protein creep feed anak domba SK db JK KT
0.05
Fhit
Sig.
0.564
0.654
Lampiran 7 ANOVA konsumsi protein total anak domba SK db JK KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
130.45
18.64
1.79
0.24
Galat
8
100.20
33.40
Total
11
230.66
Lampiran 8 ANOVA konsumsi energi milk replacer anak domba SK db JK KT Fhit
Sig.
Perlakuan
3
102.382
12.798
Galat
8
21.665
7.222
Total
11
124.048
Perlakuan
3
1224960.472
153120.059
Galat
8
555804.493
185268.164
Total
11
1780764.965
Lampiran 9 ANOVA konsumsi energi creep feed anak domba SK db JK KT Perlakuan
3
4375973.768
546996.721
Galat
8
926005.824
308668.608
Total
11
5301979.592
1.210
0.367
Fhit
Sig.
0.564
0.654
20
Lampiran 10 ANOVA konsumsi energi total anak domba SK db JK KT Perlakuan
3
5841193.702
730149.213
Galat
8
2215576.735
738525.578
Total
11
8056770.437
Fhit
Sig.
1.011
0.437
Lampiran 11 ANOVA konsumsi lemak milk replacer anak domba SK db JK KT Fhit Perlakuan
3
94.513
11.814
Galat
8
301.524
100.508
Total
11
396.037
Sig.
8.507
0.007
Lampiran 12 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi lemak milk replacer anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
P0
3
24.5724
P1
3
28.6853
P2
3
30.6048
P3
3
2
38.3792
Sig.
0.073
Lampiran 13 ANOVA konsumsi lemak creep feed anak domba SK db JK KT Perlakuan
3
1.824
0.228
Galat
8
0.386
0.129
Total
11
2.210
Lampiran 14 ANOVA konsumsi lemak total anak domba SK db JK KT Perlakuan
3
98.420
12.302
Galat
8
321.714
107.238
Total
11
420.134
1.000
Fhit
Sig.
0.564
0.654
Fhit
Sig.
8.717
0.007
21
Lampiran 15 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi lemak total anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
P0
3
25.9427
P1
3
30.0568
P2
3
32.2362
P3
3
2
40.1704
Sig.
0.068
1.000
Lampiran 16 ANOVA konsumsi kalsium milk replacer anak domba SK
db
JK
KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
0.035
0.12
18.530
0.001
Galat
8
0.005
0.01
Total
11
0.040
Lampiran 17 Hasil Uji Lanjut Duncan konsumsi kalsium milk replacer anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
P2
3
0.0820
P1
3
0.0829
P3
3
0.0938
P0
3
2
0.2108
Sig.
0.596
1.000
Lampiran 18 ANOVA konsumsi kalsium creep feed anak domba SK
db
JK
KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
0.673
0.224
0.564
0.654
Galat
8
3.179
0.397
Total
11
Lampiran 19 ANOVA konsumsi kalsium total anak domba SK
db
JK
KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
0.556
0.185
0.473
0.709
Galat
8
3.130
0.391
Total
11
3.685
22
Lampiran 20 ANOVA konsumsi fosfor milk replacer anak domba SK
db
JK
KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
0.002
0.001
7.928
0.009
Galat
8
0.001
0.000
Total
11
0.003
Lampiran 21 Hasil Uji Duncan konsumsi fosfor milk replacer anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
P2
3
0.0443
P1
3
0.0491
P3
3
0.0515
P0
3
2
0.0800
Sig.
0.413
1.000
Lampiran 22 ANOVA konsumi fosfor creep feed anak domba SK
db
JK
KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
0.007
0.002
0.564
0.654
Galat
8
0.035
0.004
Total
11
0.42
Lampiran 23 ANOVA konsumi fosfor total anak domba SK
db
JK
KT
Fhit
Sig.
Perlakuan
3
0.006
0.002
0.426
0.740
Galat
8
0.035
0.004
Total
11
0.040
KT
Fhit
Sig.
5.428
0.025
Lampiran 24 ANOVA bobot sapih anak domba SK db JK Perlakuan
3
11.915
1.489
Galat
8
24.252
8.084
Total
11
36.167
23
Lampiran 25 Hasil Uji Lanjt Duncan bobot sapih anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
P1
3
P3
3
7.4667
P2
3
7.6924
P0
3
8.7000
1
2
4.8500
Sig.
1.000
0.269
Lampiran 26 ANOVA pertambahan bobot badan harian anak domba SK db JK KT Fhit Perlakuan
3
4438.853
554.857
Galat
8
7086.872
2362.291
Total
11
11525.725
Sig.
4.257
0.045
Lampiran 27 Hasil Uji Lanjut Duncan pertambahan bobot badan harian anak domba Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
P1
3
45.5357
P3
3
89.2857
P2
3
91.8443
P0
3
112.2024
Sig.
1
2 89.2857
0.052
Lampiran 28 ANOVA konversi pakan anak domba SK db JK KT Perlakuan
3
2.631
0.329
Galat
8
6.530
2.177
Total
11
9.161
0.286
Fhit
Sig.
6.618
0.015
24
Lampiran 29 Hasil Uji Lanjut Duncan konversi pakan anak domba Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 P0
3
1.0788
P2
3
1.4055
P3
3
1.7317
P1
3
Sig.
3.024 0.218
1.000
Lampiran 30 Rincian perhitungan IOFC anak domba selama 56 hari Perlakuan Peubah P0 P1 P2 P3 PBB (kg) 5.86 ± .43 2.38 ± 1.14 4.99 ± 0.45 4.67 ± 1.45 Harga jual 70 000 70 000 70 000 70 000 (Rp/kg) 410 511 ± 166 600 ± 323 400 ± 326 667 ± Pendapatan 100 172 80 083 76 401 101 425 (Rp) Konsumsi Milk 33.48 ± 7.75 24.90 ± 3.30 28.60 ± 0.69 29.28 ± 0.28 Replacer (L) Harga Milk Replacer 6 000 12 800 12 200 12 500 (Rp/L) Konsumsi Creep Feed 2.53 ± 0.79 2.53 ± 1.53 3.19 ± 0.16 3.31 ± 0.34 (kg) Harga Creep 5 134 5 134 5 134 5 134 Feed (kg) 213 881 ± 331 760 ± 334 271 ± 383 016 ± Total Biaya 43 227 48 821 47 987 3 466 196 629 ± -165 160 ± -10 872 ± -56 350 ± IOFC 62 043 48 880 6 999 102 419
25
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Muntok, Bangka pada tanggal 7 September 1992 dari ayah Azmi Rasjidi (alm) dan ibu Supini Djaheri. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara yakni Fikri Novrialdy dan Yori Novrianza. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari TK Muhammadiyah Muntok tahun 1997-1998, selanjutnya pendidikan dasar SD Negri 21 Muntok tahun 1998-2004, melanjutkan pendidikan di SMP Negri 1 Muntok tahun 2004-2007. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negri 1 Muntok dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah dan diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai staf Departemen Politik Kajian Strategi dan Advokasi BEM Fapet IPB tahun 2011/2012, lalu menjadi Ketua Departemen Politik Kajian Strategi BEM Fapet IPB tahun 2012/2013. Penulis pernah menjadi panitia acara Dekan Cup 2012, Fapet Golden Week (FGW) 2012, panitia Fapet Goes to Pimnas, serta panitia Meet Cowboy 49 divisi PAK (Penanggungjawab Anak Kandang). Selain itu penulis juga pernah mengikuti lomba debat politik dalam Pesta Politik TPB IPB 47 tahun 2011 dan peserta dalam Kompetisi Debat Berbahasa Indonesia Tingkat Nasional di Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto tahun 2013.
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempaan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof Dr Ir Komang G. Wiryawan selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing utama skripsi serta Ibu Dr Ir Dwierra Evvyernie, MS, M Sc selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis, terutama dalam penyusunan skripsi ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Widya Hermana M Si selaku pembahas dan panitia seminar pada tanggal 26 Juni 2014. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof Dr Ir Dewi Apri Astuti MS dan Ibu Ir Sri Rahayu M Si selaku penguji sidang pada tanggal 8 September 2014. Selain itu ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka Barat yang telah memberikan beasiswa dan dana BOPTN 2013 yang merupakan sumber dana penelitian ini. Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada orang tua, kakak serta seluruh keluarga tercinta atas segala doa dan dukungannya kepada penulis. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan penelitian Ajeng dan Jundi, serta Pak Edi, Kang Asep dan Bu Endang, teman-teman ISBA, D.NET, dan seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu atas dukungan dan motivasinya kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat.