Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP TOTAL PROTEIN PLASMA DAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) PADA AYAM KAMPUNG (THE EFFECT OF MANHADEN FISH OIL ON THE PLASM PROTEIN TOTAL AND HAEMOGLOBIN (Hb) CONTENT OF LOCAL CHICKEN) Tri Wijiastuti, Endro Yuwono, Ning Iriyanti Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
[email protected] ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak ikan lemuru dalam ransum ayam kampung terhadap status hematologis yang ditinjau dari kadar total protein plasma dan hemoglobin. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, dan setiap perlakuan diulang 5 kali, dengan 3 ekor ayam setiap ulangan. Perlakuan terdiri dari : pemberian minyak ikan lemuru 0,0%; 2,5%; 5,0%; 7,5%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak ikan lemuru dengan level yang berbeda berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar total protein plasma dan kadar hemoglobin darah ayam kampung. Kesimpulan penelitian ini adalah : penggunaan minyak ikan lemuru sebagai sumber omega 3 sampai level 7,5% dalam ransum ayam kampung tidak mempengaruhi fungsi fisiologis dalam tubuh.ditinjau dari kadar total protein plasma dan hemoglobin darah yang normal. Kata kunci : minyak ikan lemuru, total protein plasma, hemoglobin, ayam kampung ABSTRACT The aim of this study was to know the effect of menhaden fish oil supplementation in local chicken ration to the hematological status based on plasm protein total and haemoglobin. This study was done experimntally in Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 trial repetitions with 3 chickens respectively. The treatment was manhaden fish oil supplementation at different levels, i.e. 0 %, 2.5%, 5.0% and 7.5%. The experiment data were analyzed using analysis of variance. The result indicated that manhaden fish oil supplementation at different levels were not significantly affected (P>0,05) the plasm protein total and hemoglobin level of local chicken. From this study, a conclusion could be raised that the used of manhaden fish oil as omega-3 source at the level up to 7.5 in local chicken ration did not affected the physiological function of the chicken based on the plasm protein total and hemoglobin content. Keyword : lemuru fish oil, total of protein plasma, hemoglobin, chicken and hen. PENDAHULUAN Ayam kampung atau sering disebut ayam bukan ras (buras) merupakan salah satu ternak unggas yang banyak dipelihara terutama di daerah pedesaan, karena selain dagingnya enak dimakan, telur ayam kampung juga sangat diminati orang karena khasiat/kegunaanya. Kesehatan ayam kampung sampai saat ini masih rendah, hal ini disebabkan karena pemeliharaannya masih tradisional, hal ini mengakibatkan produktivitas ayam kampung rendah. Peningkatan kesehatan ayam dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pemberian antibiotik dan pakan yang berkualitas yang mengandung nutrien juga mengandung zat lain yang mampu menyokong 228
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
kesehatan ayam. Bahan pakan yang berkualitas antara lain bahan pakan yang mengandung sumber omega-3 diantaranya yaitu minyak ikan lemuru. Minyak ikan lemuru merupakan hasil sampingan pembuatan tepung ikan dan pengalengan ikan lemuru (Sardinella Longiceps). Di dalam minyak ikan lemuru banyak mengandung asam lemak omega-3 yaitu Eicosapentaenoid Acid (EPA) dan Docohexaenoic Acid (DHA). Kandungan tersebut menyebabkan minyak ikan menjadi nutrien yang baik bagi kesehatan (Rusmana et al., 2008). Pemberian minyak ikan lemuru yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dapat dimanfaatkan sebagai suplementasi ransum ayam kampung. Minyak ikan lemuru yang mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh ganda omega-3 sebesar 26,29% dari total asam lemak dalam minyak ikan yang telah mengalami ekstraksi (Supadmo, 1997). Fungsi omega 3 dapat menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mencegah penggumpalan trombosit dan arteariosklerosis. Darah terdiri dari cairan dan sel-sel darah. Fungsi darah antara lain yaitu : (1) absorbs dan transportasi nutrient dari saluran pencernaan ke jaringan, (2) transport oksigen kedan dari jaringan, (3) mengangkut sisa metabolisme, (4) transportasi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan (5) pengaturan kandungan air pada jaringan tubuh. Darah juga berperan penting dalam menjaga temperature tubuh (Sturki, 1976). Di dalam darah terdapat serum protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah. Fungsi protein plasma dalam serum adalah sebagaii pengangkut, imunitas dan buffer. Total protein plasma dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% dari volume darah keseluruhan dengan berbagai kegunaan: Sirkulasi molekul lipida, hormon, vitamin dan zat besi; Enzim, komponen komplemen, protease inhibitor dan kinin precursor; dan regulasi aktivitas, fungsional non seluler dalam sistem kekebalan. (Anonim, 2003). Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Di dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen dari paru-paru, selanjutnya akan dilepaskan ke dalam organ tubuh untuk proses oksidasi. Dengan demikian proses oksidasi dipengaruhi oleh hemoglobin dalam darah. Apabila oksidasi meningkat maka jumlah hemoglobin juga meningkat yang diikuti dengan peningkatan sel darah merah. Guyton (1976) menyatakan bahwa hemoglobin merupakan 90% dari bobot kering eritrosit. Hemoglobin berfungsi sebagai pigmen respirasi darah dan sebagai sistem buffer intrinsik dalam darah. Oksigen dari kapiler paruparu diikat dan dilepas ke jaringan oleh atom besi. Satu gram hemoglobin dapat membawa 1,34 ml oksigen pada suhu 0oC dan tekanan 760 nm. Hemoglobin sebelum mengikat oksigen berwarna merah keunguan dan setelah berikatan dengan oksigen menjadioksihemoglobin berwarna merah cerah. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung betina umur 28 minggu sebanyak 60 ekor. Bahan pakan yang digunakan terdiri dari minyak ikan lemuru, minyak kelapa sawit, bungkil kedelai, dedak, jagung dan top mix. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kandang sebanyak 60 unit dengan model baterai terbuat dari kawat dan bambu, timbangan pakan merk ‘Ohaus’ berkapasitas 2 kg dengan kepekaan 1 gram, baki plastik, tempat pakan, tempat minum, alat semprot dan alat kebersihan. Susunan ransum selengkapnya disajikan pada Tabel 1. 229
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental in vivo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdapat 4 perlakuan, setiap perlakuan diulang 5 kali, setiap unit ulangan terdiri dari 3 ekor ayam jumlah seluruhnya yaitu 60 ekor ayam kampung. Perlakuan yang dicoba adalah : R0 = Pemberian minyak ikan lemuru sebanyak 0,0% R1 = Pemberian minyak ikan lemuru sebanyak 2,5% R2 = Pemberian minyak ikan lemuru sebanyak 5,0% R3 = Pemberian minyak ikan lemuru sebanyak 7,5% Tabel 1. Komposisi Nutrien Ransum Ayam Kampung Ro R1 R2 R3 Bahan Pakan -------------------------------(%)------------------------Jagung 49 40,5 30 27 Dedak 26 33 40,5 41 Bungkil Kedele 14 13 13,5 13,5 Tepung Ikan 9 9 9 9 Minyak Ikan Lemuru 0 2,5 5 7,5 Minyak Kelapa Sawit 0,2 0,2 0,2 0,2 Tepung Batu Kapur 2 2 2 2 Premix 0,3 0,3 0,3 0,3 100,5 100,5 100,5 100,5 Kandungan Protein (%) * 17,12 16,85 17,39 17,322 Energi (kalori/kg) ** 2709,1 2745,45 2757,3 2880,5 Serat Kasar (%)* 5,015 5,5125 6,105 6,085 Lemak Kasar (%)* 6,62 8,42 8,60 6,85 Ca (%) *** 2,4547 2,4547 2,4547 2,4547 P (%) *** 1,2273 1,2273 1,2273 1,2273 Omega-3 (%)*** 0,41 1,04 1,69 2,34 Sumber : *) Hasil analisis Lab. INMT (2011), **) Hasil analisis lab IBMT (2011), ***) Hasil perhitungan berdasarkan NRC (1994), Kris-Etherton (2000), dan Iriyanti (2006). Variabel yang diukur adalah : Total protein plasma dianalisis dengan uji Biuret (kolorimetris) dan penentuan kadar hemoglobin dilakukan dengan spektrofotometer (Girindra, 1989). Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisis variansi, dengan model matematik adalah sebagai berikut : Yij = μ + τi + εij Keterangan : Yij = perubahan peubah yang diamati dengan penambahan minyak ikan lemuru ke-i dan ulangan ke-j μ = nilai tengah semua pemberian minyak ikan lemuru τi = pengaruh pemberian minyak ikan lemuru ke-i εij = galat percobaan akibat penambahan pakan minyak ikan lemuru ke-i dan ulangan ke-j I = 1,2,3,4 230
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
J
= 1,2,3,4,5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian terhadap kadar total protein plasma dan Hemoglobin darah ayam kampung selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Kadar Total Protein Plasma (g/dl) dan Kadar Hemoglobin Darah Ayam Kampung (g/ml) No.
Perlakuan
Rataan Kadar Total Protein Plasma (g/dl)ns
1 R0 4,67± 2,68 2 R1 4,00± 2,19 3 R2 4,00± 1,79 4 R3 5,00±2,24 Ket: ns= non significant / berpengaruh tidak nyata (P>0,05)
Rataan Kadar Hemoglobin (g/ml)ns 8,66±1,03 8,54±0,49 8,84±1,25 9,46±0,90
Tabel 2. menunjukkan bahwa rataan kadar total protein plasma dalam darah ayam kampung yang diberi ransum mengandung minyak ikan lemuru berkisar antara 4,00 g/dl sampai dengan 5,00 g/dl, hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian yang di peroleh masih dalam batas kisaran normal. Hasil penelitian dari Swargani (2006) bahwa total protein plasma normal 4,88 ± 0,6099 gram persen. Menurut Swenson (1984) protein plasma pada ayam berkisar antara 4.0 - 5.2 g/dl. Perbedaan total protein plasma menurut Sutrisno (1985) dipengaruhi oleh kandungan protein pakan, jenis kelamin dan tingkat pertumbuhannya. Semakin tinggi protein dalam pakan yang diberikan maka jumlah total protein plasma darah semakin tinggi, faktor usia berpengaruh terhadap kadar total protein plasma, pada saat usia muda kadar total protein plasma cenderung lebih tinggi (Lea dan Febiger, 1986). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap total protein plasma. Hal ini disebabkan karena kandungan protein ransum yang diberikan secara iso protein. Tillman dkk., (1996) menyatakan bahwa tubuh ternak dibangun dari zat zat makanan yang diperoleh dari ransum yang dikonsumsi. Protein merupakan salah satu nutrien yang perlu diperhatikan baik dalam menyusun ransum maupun dalam penilaian kualitas suatu bahan. Protein dibutuhkan oleh ayam yang sedang tumbuh untuk hidup pokok, pertumbuhan bulu dan pertumbuhan jaringan ( Scott et al., 1982 ). Untuk memenuhi kebutuhan protein yang sempurna, maka asam asam amino essensial harus disediakan dalam jumlah yang tepat dalam ransum (Anggorodi, 1985). Disamping protein ransum yang diberikan sama, kandunga Fe dalam ransum juga relatif sama, sehingga tidak ada perubahan pada kadar protein plasama darah ayam. Pakan yang terkonsumsi sangat berpengaruh terhadap total protein plasma, terutama kandungan protein pakan. Dijelaskan oleh Guyton dan Hall (1997) bahwa saat mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan protein, kadar protein darah akan meningkat, tetapi kenaikan ini tidak terjadi terlalu signifikan. Hal ini disebabkan oleh pencernaan dan absorbsi protein biasanya berlangsung lebih dari dua sampai tiga jam, sehingga hanya sedikit asam amino yang diabsorbsi 231
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
pada waktu yang bersamaan. Penurunan kadar total protein plasma secara drastis dapat dijumpai pada penyakit hati, kekurangan asam amino dan gastroenteritis (Girindra, 1989). Lama pemeliharaan ayam saat penelitian juga dapat mengakibatkan penurunan total protein plasma, hal ini mengakibatkan protein lebih banyak disimpan pada jaringan di seluruh tubuh, yang dipergunakan sebagai bahan untuk pertumbuhan, terutama pada otot dan jaringan protein lainnya (Guyton dan Hall, 1997). Protein yang dibentuk di dalam hati diantaranya albumin dan globulin yang mempunyai fungsi diantaranya sebagai transporter. Protein plasma dalam sistem sirkulasi bertindak sebagai transporter. Beberapa mineral penting seperti besi, copper, cobalt, dan zink disimpan di hati dan ditransport oleh protein yang diproduksi di hati. Sebagai contoh, hati merupakan pusat dari regulasi besi (Fe) dalam plasma. (Ganong, 2003). Pengaruh tidak nyata disebabkan karena minyak ikan lemuru dalam ransum ayam yang mengandung omega 3 belum dapat di absorbsi secara sempurna, hal ini karena omega 3 terabsorbsi sempurna apabila terdapat imbangan antara omega 3 dan omega 6. Imbangan omega 3 dan 6 dalam ransum yang diberikan adalah adalah 3 : 1. Newton (1996) bahwa nisbah omega 3 dengan omega 6 sebaiknya dengan rasio 5 : 1. Suripta dan Astuti (2007) menyatakan bahwa rasio omega 3 dengan omega 6 yang ideal adalah 6 : 1 karena pemanfaatan omega 3 pakan tergantung pada keseimbangan asam-asam lemak yang lain, terutama imbangan omega 3 dengan omega 6, sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh, serta fungsi fisiologis tubuh berjalan sempurna. Leeson and Atteh (1995) menyatakan bahwa perbandingan omega 3 dan omega 6 akan mempengaruhi pembentukan micelle yaitu lipoprotein asam lemak dan protein pakan, yang merupakan bentuk lemak supaya dapat di absorbsi yang selanjutnya masuk kedalam peredaran darah. Minyak ikan lemuru dapat digunakan oleh tubuh apabila proporsi omega 3 dengan omega 6 seimbang. (Chanmugam et al., 1992; Friedman and Sklan, 1995). Minyak ikan lemuru merupakan pakan sumber asam lemak n-3. Omega 3 merupakan mekanisme pembentukan makrofag yang berperan sebagai sistem imun. Menurut Rusmana et al. (2008), melaporkan bahwa penambahan minyak ikan lemuru dalam ransum ayam kampung mampu meningkatkan kandungan asam lemak n-3, EPA dan DHA dan menekan kandungan AA dalam jaringan. EPA dan DHA dikonversi prostaglandin yang mengatur aktivitas sel dan fungsi kardiofaskular. EPA merupakan inhibitor kompetitif dengan AA (Arachidonic Acid) untuk jalur siklooksigenase. Enzim siklooksigenase disebut juga Prostaglandin H2 synthase (PGHS). Terdiri dari isoenzim COX-1 dan COX-2. COX adalah enzim yang mengkatalisis konversi asam arakhidonat menjadi mediator lipid yang sangat aktif, yaitu prostaglandin (PG) dan tromboksan (TX). PG dan TX terlibat dalam berbagai proses patofisiologis, meliputi: Induksi respon inflamasi vaskuler (yang merupakan respon dari kerusakan jaringan atau infeksi), haemostatis, sitoproteksi mukosa lambung, regulasi ginjal. Prostaglandin terdapat di seluruh jaringan / organ. Prostaglandin bekerja secara lokal dan cepat dimetabolisme oleh tubuh. Prostaglandin diproduksi setelah terjadi aktivasi sel mast, basofil, dan makrofag. Prostaglandin juga dapat disintesis oleh neutrofil dan eosinofil. Prostaglandin D2 (PGD2) adalah mediator utama, yang kadarnya meningkat oleh siklooksigenase-2 pada reaksi inflamasi. Prostaglandin memberikan efek yang mirip dengan histamin, diantaranya vasodilatasi, bronkokonstriksi, dan kemotaksis neutrofil (Hadi, 2006). COX-1 berfungsi untuk menjaga elastisitas pembuluh darah sehingga proses filtrasi dapat berlangsung dengan baik, sedangkan pada lambung berfungsi untuk merawat integritas mukosa 232
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
lambung dengan cara mengatur vasodilatasi pembuluh darah. COX-2 yang diekspresi karena adanya rangsangan tertentu berfungsi sebagai pendukung fungsi COX-1 atau sesuai dengan kebutuhan. Ekspresi COX-2 menunjukkan adanya peningkatan yang nyata pada beberapa sel kanker, bahkan pada kanker kolon ekspresi COX-2 menunjukkan adanya peningkatan yang sangat tinggi dibanding pada keadaan normalnya (Fadilah, 1987). Rataan kadar hemoglobin ayam kampung yang diberi ransum mengandung minyak ikan lemuru berkisar antara 8,00 g/ml sampai dengan 10,00 g/ml (Tabel 2.), Sturkie (1979) bahwa kadar hemoglobin ayam kampung pada umur 46 hari adalah 9,8 gr/ml. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kadar hemoglobin. Hal ini disebabkan karena ayam dalam kondisi yang sehat, suhu lingkungan stabil dan pakan yang diberikan secara iso protein dan iso kalori. Menurut Guyton dan Hall (1996) menyatakan bahwa perubahan profil darah disebabkan oleh kesehatan, stress, status gizi suhu tubuh, perubahan suhu lingkungan dan infeksi kuman. Sturkie (1976) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah species, umur, jenis kelamin, hormon, hypoksia. Tidak berbeda nyata juga disebakan karena kandungan Fe dan Cu yang diberikan sama. Guyton (1996) yaitu makanan. Pemberian ransum pada perlakuan penelitian, tidak menggunakan pakan yang memiliki kandungan Fe dan Cu, sedangkan Fe dan Cu menurut Sturkie (1976) Unsur makanan yang mempengaruhi antara lain adalah mikromineral diantaranya adalan Fe dan Cu. Ganong (1995) mengemukakan bahwa hemoglobin disusun oleh empat sub unit, tiap sub unit mengandung suatu gugusan heme yang dikonjugasi kesuatu polipeptida. Heme merupakan turunan porfirin yang mengandung Fe. Diterangkan oleh Muchtadi dkk., (1993) bahwa Ferrum (Fe) merupakan unsur mikro yang penting. Konsentrasi Fe yang tinggi terdapat pada eritrosit yaitu sebagai bagian dari molekul hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-paru, selain itu Fe merupakan bagian dari sistem enzim (Sitokrom oksidase, suksinat dehidrogenase, katalase dan peroksidase) serta mioglobin, sedangkan Cu (Cuprum) merupakan bagian dari beberapa sistem enzim yaitu sitokrom oksidase, tyrosinase (Muchtadi dkk., 1993). Salah satu cara untuk memanipulasi pakan yaitu dengan cara pemberian pakan yang berkualitas antara lain yang mengandung sumber omega 3 seperti minyak ikan lemuru. EPA dan DHA di omega-3 akan membentuk elektropilik oxo-derivat (EFOX). EPA merupakan inhibitor kompetitif dengan AA (Arachidonic Acid, merupakan PUFA) untuk jalur siklooksigenase. Penghambatan ini adalah modus utama sumber makanan dari EPA (misalnya, borage , minyak ikan). Siklooksigenase (COX) merupakan enzim (EC 1.14.99.1) yang bertanggung jawab untuk pembentukan mediator biologis penting yang disebut prostanoids, termasuk prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan (Fadilah, 1987). Fungsi siklooksigenase yaitu dapat mengikat oksigen (O2) sehingga O2 meningkat lebih banyak dan hbnya akan meningkat. Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan dilihat pengaruh pemberian minyak ikan lemuru terhadap status hematologi darah yang di ukur melalui kadar hemoglobin. Kebutuhan anak ayam pada Fe berumur 0– 8 minggu adalah 80 ppm. Kekurangan Fe dapat menyebabkan anemia, penurunan berat badan, lesu, nafsu makan berkurang, sesak nafas setelah beraktivitas dan penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Frekuensi absorbsi Fe terbanyak terdapat pada bagian duodenum dan jejenum. Fe diabsorbsi dari makanan atau senyawa organik. Asam askorbat dan sistein dalam makanan akan membantu reduksi Fe dari bentuk Fe +++ ke Fe++ 233
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
dan meningkatkan absorbsi Fe (Dowell, 1992). Untuk ekskresi Fe dapat melalui feses, urine atau keringat. SIMPULAN Penggunaan minyak ikan lemuru sebagai sumber omega 3 sampai level 7,5% dalam ransum ayam kampung tidak mempengaruhi fungsi fisiologis dalam tubuh.ditinjau dari kadar total protein plasma dan hemoglobin darah yang normal. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Ketua lembaga penelitian dan Dr.Ir. Ning Iriyanti,MP selaku ketua proyek penelitian Skim Riset untuk Percepatan Guru Besar dana DIPA Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto yang telah mengikutsertakan penulis dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Penerbit Universitas. Indonesia. Anonim, 2003. Penuntun Praktikum Patologi Klinik. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Chanmugam, D., M. Boudreau, T. Boutte, R. S. Park, J. Hebert, L. Berrio and D. H. Hwang, 1992. Incorporation of different types of n-3 fatty acids into tissue lipid of poultry. Poult. Sci., 71: 516-521 Dowell, MC.1992. Mineral In Animal and Human Nutrition. Academic Press. Inc. New York. Fadilah, S. 1987. Pengaruh Diit Minyak Ikan Lemuru Terhadap Kadar Lipid Plasma dan Agregasi Platelet pada Orang Sehat. Tesis. FKUI. Jakarta Ganong, W. F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-4. Terjemahan Oleh A. Dharma. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta. Ganong, W. F. 2003. Fisiologi Kedokteran. Terjemahan Oleh A. Dharma. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta. Girindra Aisyah. 1989. Biokimia Patologi. Institut Pertanian Bogor. Guyton, A.C. 1976. Text Book of Medical Physiology. W. B. Saunders, Philadelphia Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Penyakit. Edisi ke-3. EGC. Penerbit Kedokteran Jakarta. Guyton dan Hall. 1997. Textbook Of Medical Physiology. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Guyton Hadi, S. A. 2006. Pengaruh Berbasis Dosis MEPP dan Kadar Protein Pakan Terhadap Protein Plasma dan Titer Hemaglutinasi inhibisi ND pada Ayam Niaga Pedaging. Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman. Iriyanti, N. 2006. Penggunaan asam lemak tidak jenuh ganda dan vitamin E dalam pakan terhadap performan produksi dan reproduksi ayam kampung. Disertasi. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Kris-Etherton, P.M. 2000. Polyunsaturated fatty acids in the food chain in the United States. AJCN. 71 234
Tri Wijiastuti dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):228-235, April 2013
Lea dan Febiger. 1986. Veterinary Hematology 4th Ed. Philadelphia. Leeson, S. and Atteh. 1995. Utilization of fats and fatty acids by turkey. Poult. Sci.74 : 2003 - 2010 Muchtadi, D, Palupi, Nurheni Sri, Antawar. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Sinar Harapan. Jakarta. Newton, I.S. 1996. Food enricment with long – chain n-3 PUFA. INFORM 7 : 169 – 171 NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. 9th revised edition. National Academy Press. Washington DC. Rusmana, 2008. Minyak Ikan Lemuru sebagai Imunomodulator dan Penambahan Vitamin E untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Ayam Broiler [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana IPB. Scott, M. L., M.C, Nesheim and R.J.Young. 1982. Nutritions of The Chickens.Second Ed. M. L. Scott and Associates Ithaca, New York. Sturkie, P. D. 1976. Blood physical Characteristic, Formed, Elemant, Hemoglobin and Coagulation. Avian physiology. 3th ED. Sringerverlag. New York. Sturkie, P. D. 1979. Avian Phisiology. New York: Cornell University Press. Supadmo. 1997. Pengaruh Sumber Khitin dan Prekursor Karnitin serta Minyak Ikan Lemuru terhadap Kadar Lemak dan Kolesterol serta Asam Lemak Omega-3 Ayam Broiler [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana IPB. Suripta, H. dan Astuti P. 2007. Pengaruh Penggunaan Minyak Lemuru dan Minyak Sawit dalam Ransum Terhadap Rasio Asam Lemak Omega 3 dan Omega 6 dalam Telur Puyuh (Cortunix Japanica). Journal indonesia Tropical Agriculture 32. Surakarta Sutrisno, 1985. Tesis pengaruh kandungan protein dalam pakan terhadap PVC (Packed Cell Volume ), Protein Plasma Total dan Fibrinogen Darah serta produksi telur burung punyuh. Pasca sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Swargani, I. T. 2006. Pengaruh Pemberian Mengkududan Probiotik Terhadap Total Protein Plasma dan Fibrinogen Darah. Skripsi Fakultas Peternakan. Universitas Jenderal Soedirman. Swenson MJ. 1984. Duke’s Physiology of Domestic Animals. 10th edition. London: Cornell University Press. Tillman., A.D. H. Hartadi., S Reksohardiprodjo, P. Soeharto dan L. Soekamto. 1996. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press .Yogyakarta.
235