HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MAASING KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO I Dewa Ayu Made Indrayani*, Nova H. Kapantow*, Nita Momongan* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Latar Belakang: Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang peling umum terjadi, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anakanak, remaja, ibu hamil, serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan banyak reaksi metabolik tubuh. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun. Bukti yang tersedia menunjukkan gangguan pada perkembangan psikomotor dan kemampuan intelektual serta perubahan perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi. Banyak penelitian meperlihatkan adanya keterkaitan antara anemia defisiensi zat besi pada anak-anak dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk serta masalah prilaku. Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian adalah semua siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 61 orang. Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) menggunakan metode sahli. Hasil belajar didapatkan melalui nilai hasil evaluasi belajar semester. Penelitian: Untuk melihat pengaruh kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar digunakan analisa bivariat dengan menggunakan fisher’s exact pada tingkat kemaknaan 95%. Diperoleh taraf signifikan atau nilai p sebesar 1,000 yakni lebih besar dibandingkan α = 0,05. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Kadar Hemoglobin (Hb), Prestasi Belajar. ABSTRACT Background: Deficiency is iron constitutes deficiency nutrient that peeling generically happens, well at forward state and also at state is amends. Deficiency is iron particularly attack vulnerable faction, childlike, stripling, pregnant mother, and employ gets low production. deficiency’s classic ala concerned by iron nutrient anemia. But since 25 the last year a lot of prove point out that deficiency ascendant iron extends to learning ability and work productivity. deficiency Fe influence especially via logistic invasive condition hemoglobin which constitute needful transport O2 tool a lot of metabolic reaction body. Said that on anemia condition energies deep concentration study to visually down. Available prove point out trouble on formative psychomotor and intellectual ability and after behavior change happens deficiency’s anemia iron substance. There are many research show marks sense relevance among deficiency’s anemia iron substance on children with formative motoric and cognitive what does deteriorate and behavior problem. A research was done by aim to know relationship among titrates hemoglobin (Hb) with learned achievement on child brazes 4 and 5 Elementary Schools at Maasing sub-district Tuminting district Manado's City. Observational method: This research constitute observational research type analytic with cross sectional's approaching. Population in observational it is exhaustive student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing sub-district that total 86 person. Sample in observational is all student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing sub-district that accomplish research criterion as much 61 person. Measurement titrates hemoglobin (Hb) utilizing Sahli method. Learned result to be gotten point thru result evaluates to study semester. Research: To see hemoglobin rate influence (Hb) with learned achievement to be utilized bivariate analysis by use of fisher exact on increases trusty zoom 95%. Gotten by significant level or point p as big as 1,000 namely more outgrow than α = 0,05. Conclusion: It points out that no relationship among titrates hemoglobin (Hb) with students learned achievement. Key word: Hemoglobin rate (Hb), Learned achievement.
1
tetapi makanan yang menghambat seperti teh, dan infeksi parasit, terutama malaria dan cacing tambang juga memainkan peranan. Banyak penelitian meperlihatkan adanya keterkaitan antara anemia defisiensi zat besi pada anak-anak dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk serta masalah prilaku (Gibney dkk, 2009). Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang paling umum terjadi, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil, serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009). Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan banyak reaksi metabolik tubuh. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun (Sediaoetama, 2010). Bukti yang tersedia menunjukkan gangguan pada perkembangan psikomotor dan kemampuan intelektual serta perubahan perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi (Gibney dkk, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Annas (2011) pada 65 siswa kelas VIII MTs Al Asror Kecamatan Gunungpati Kota semarang menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang mengalami anemia 17 (81,0%) mempunyai prestasi belajar kurang dan 4 (19,0%) siswa mempunyai prestasi belajar baik. Sebaliknya dari 44 siswa yang tidak anemia, 2 (4,5%) diantaranya mempunyai prestasi belajar kurang dan 42 (95,5). Berdasarkan hasil uji statistik membuktikan bahwa status hemoglobin berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing, karena letak geografis Kelurahan Maasing yang terletak di daerah pesisir dianggap mampu mewakili penelitian ini yang ditujukan pada kadar hemoglobin (Hb) dan prestasi belajar anak-anak yang ada di daerah pesisir.
PENDAHULUAN Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktoral, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor terkait (Supariasa dkk, 2002). Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait dengan kecerdasan, produktivitas, dan kreativitas (Adriani & Wirjatmadi, 2012a). Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa (Moehji, 2003). Pada periode anak menjalani pendidikan dasar merupakan titik awal anak mengenal sekolah dan anak mengalami perkembangan kognitif (perkembangan memori, perkembangan pemikiran kritis, perkembangan kreativitas, dan perkembangan bahasa). Karena itu, saat ini anak benar-benar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dalam menghadapi perkembangan yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses berpikir, belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi, 2012). Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Prestasi belajar disekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang diukur oleh intelligence quotient (IQ). IQ yang tinggi dapat dapat meramalkan sukses terhadap prestasi belajar, namun tidak dapat menjamin sukses dimasyarakat. Prestasi belajar siswa bukan semata-mata karena kecerdasan siswa saja tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut (Syah, 2010). Penyebab utama anemia di negara-negara maju adalah ketidak cukupan asupan besi yang tersedia secara hayati dari makanan. Di negaranegara berkembang, asupan makanan yang tidak adekuat juga menjadi penyebab utama, 2
Data sekunder meliputi profil sekolah, jumlah seluruh anak Sekolah Dasar yang ada di Kelurahan Maasing, yang didapat dari Kepala Sekolah SD Negeri 83 dan SD Negeri 122, nilai hasil belajar matematika (nilai ujian semester terakhir) yang diperoleh dari wali kelas 4 dan 5 dan data karakteristik responden. Analisis Data: 1. Analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk memperoleh informasi secara umum mengenai karakteristik responden dan variabel penelitian. 2. Analisis bivariat mengetahui hubungan kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado, menggunakan uji Fisher's Exact pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Analisa data dengan menngunakan bantuan komputer program Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 19.
METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan menggunakan metode analitik dengan pendekatan crossectional yang mengkaji hubungan antara kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan JanuariMei 2013 pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing yang berjumlah 86 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah semua anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado yang memenuhi kriteria penelitian yaitu sebanyak 61 orang dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu: 1 Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dari sampel penelitia yaitu: a. Bersedia menjadi sampel. 2. Kriteria Eksklusi Kriteria inklusi dari sampel penelitian yaitu: a. Sedang sakit pada saat pengambilan data. b. Tidak hadir saat pengambilan darah. c. Sedang haid. Variabel Penelitian: 1. Kadar hemohlobin (Variabel Independen) 2. Prestasi belajar (Variabel Dependen) Instrumen Penelitian: 1. Data umum tentang identitas responden dikumpulkan melalui metode wawancara dengan menggunakan kuesioner. 2. Torniquet, jarum 3 cc sekali pakai, kapas alkohol 70%, tabung EDTA merah, tabung EDTA ungu dan plaster untuk melakukan pengambilan darah. 3. Pipet Hemoglobin, alat sahli, pipet pastur dan pengaduk. 4. Data kadar feritin didapatkan dengan melakukan tes darah di Laboratorium dengan immunoassay dengan teknik ELISA untuk kadar feritin dan teknik sahli untuk kadar hemoglobin. 5. Alat tulis menulis. 6. Komputer untuk mengolah data, menggunakan program Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 19 untuk pengolahan data secara statistik. Data primer meliputi data yang didapatkan melalui pengukuran kadar Feritin, kadar Hb dan data identitas responden.
HASIL SD Negeri 83 terletak di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado. SD Negeri 83 Manado merupakan sekolah inti sebelum akhirnya dimekarkan/ditambah dengan 1 unit sekolah lagi yang masih satu atap, yaitu SD Negeri 122 Manado. Jumlah anak sekolah SD Negeri 83 Manado sampai saat ini berjumlah 128 siswa. SD Negeri 122 terletak di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado. SD Negeri 122 merupakan pemisahan dari SD Negeri 83, dikarenakan jumlah penduduk yang padat di Kelurahan Maasing sehingga tidak cukup hanya dengan 1 sekolah saja. Maka didirikanlah SD Negeri 122 yang letaknya bersebelahan dengan SD Negeri 83. Jumlah siswa di SD Negeri 122 sampai saat ini berjumlah 132 orang. Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada penelitian ini berjumlah 61 orang.
3
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Feritin Kadar Feritin
Jumlah (n)
Persen (%)
Normal
55
90,2
Rendah
6
9,8
61
100
Total
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa sebanyak 2 orang (100%) yang kadar Hb rendah memiliki prestasi belajar baik. Sedangkan dari 59 orang yang kadar Hb-nya normal terdapat 11 orang (18,6%) yang prestasi belajarnya kurang dan 48 orang (81,4%) yang prestasi belajarnya baik. Selanjutnya dengan hasil uji Fisher's Exact Test pada tingkat kemaknaan 95% diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar 1,000 yakni lebih besar dibandingkan α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar Hb dengan prestasi belajar siswa.
Tabel 1 menunjukkan jumlah responden yang kadar Feritin-nya rendah sebanyak 6 orang (9,8%) dan responden dengan kadar Feritin normal sebanyak 55 orang (90,2%)
PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada penelitian ini berjumlah 61 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden memiliki kadar Feritin yang normal atau tidak anemia gizi besi yaitu sebanyak 90,2% responden. Kadar Feritin yang normal dipengaruhi oleh konsumsi zat besi dalam tubuh. Kadar Feritin serum mencerminkan status simpanan total zat besi dalam tubuh. Umumnya pengukuran kadar Feritin dianggap sebagai pemeriksaan pilihan untuk memperkirakan besarnya simpanan zat besi (Gibney dkk, 2009). Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sebanyak 9,8% responden memiliki kadar Feritin rendah. Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makananan yang kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena susunan makanan yang salah baik jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, distribusi makanan yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan (Masrizal, 2007). Berdasarkan penelitian sebesar 96,7% kadar Hb responden normal. Kadar Hb yang normal dipengaruhi oleh konsumsi zat besi dalam tubuh. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Hemoglobin (Hb) Kadar Hemoglobin Normal Rendah
Jumlah (n)
Persen (%)
59 2
96,7 3,3
61
100
Total
Tabel 2 menunjukkan jumlah responden yang memiliki kadar Hb rendah sebanyak 2 orang (3,3%) dan responden dengan kadar Hb normal sebanyak 59 orang (96,7%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Prestasi Belajar Baik Kurang
Jumlah (n)
Persen (%)
50 11
82 18
61
100
Total
Hasil penelitian seperti terlihat pada Tabel 3 menunjukkan sebagian besar dari prestasi belajar responden berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 50 orang (82%) dan sebanyak 11 orang (18%) memiliki prestasi belajar yang kurang. Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Kadar Hemoglobin
Baik
Kurang
n (%)
n (%)
48 (81,4) Rendah 2 (100) * Fisher's Exact Test
11 (18,6) 0 (0)
Normal
Total
p*
59 (100) 2 (100)
1,000
4
demikian mengindikasikan anemia (Supariasa dkk, 2002). Hemoglobin adalah zat warna dalam sel darah merah yang berguna untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida. Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna merah pada daging yang tersusun oleh protein globin dan heme yang mempunyai inti berupa zat besi. Heme merupakan senyawa yang terdiri dari dua bagian, yaitu atom zat besi dan suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin (Sandjaja dkk, 2009). Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia (Supariasa dkk, 2002). Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sekitar 3,3% responden memiliki kadar Hb rendah. Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makananan yang kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi, kacangkacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi. Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena susunan makanan yang salah baik jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, distribusi makanan yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan (Masrizal, 2007). Kadar Hb juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan makan pagi (Tandirerung dkk, 2013). Defisiensi zat besi dalam waktu lama akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi (Muchtadi, 2009). Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah, sehingga kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia atau penyakit kurang darah. Sel darah merah punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan kekurangan oksigen secara kronis. Akibatnya anak menjadi lesu, cepat lelah, tidak bersemangat dan bisa mengalami berbagai penyakit (Devi, 2012). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 82% responden yang memiliki prestasi belajar yang baik. Faktor sekolah mempengaruhi belajar baik mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2010). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 18% responden yang memiliki prestasi belajar yang kurang. Prestasi belajar anak bisa dipengaruhi oleh perhatian dan motivasi orang
tua terhadap proses belajar anak di rumah dan kebutuhan gizi anak. Menurut Slameto (2010) anak yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan ekonomi keluarga. Berdasarkan hasil analisa statistik dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing (p=1,000). Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar atau prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh kadar Hb darah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Malonda dkk (2012) pada siswi SMP Negeri 11 Manado dengan jumlah sampel 55 siswi yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kejadian anemia dengan hasil belajar. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori-teori yang menunjukkan bukti bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009). Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun (Sediaoetama, 2010). Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana (2012) pada siswa SD kelas IV, V dan VI di Desa Mudal yang menunjukkan ada hubungan antara kejadian anemia gizi besi dengan prestasi belajar siswa. Penelitian serupa dilakukan oleh Saadah & Santosa (2010) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Magetan dengan jumlah sampel 150 siswa, yang hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar Hb dengan prestasi belajar siswa. Berdasarkan penelitian terlihat bahwa sebanyak 100% responden memiliki kadar Hb rendah tetapi memiliki prestasi belajar baik. Hal ini pada dasarnya tidak sesuai dengan penelitian-penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989) yang menunjukkan peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberikan suplemen besi. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak dijelaskan oleh Lozoff dan yodium pada tahun 1988. Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport besi yang dipengaruhi oleh transport transferin. Pollit pada tahun 1970-an terkenal dengan penelitian-penelitian yang menunjukkan perbedaan antara keberhasilan belajar anak5
anak yang menderita anemia gizi besi dengan anak-anak yang sehat (Almatsier, 2009). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 0% reponden yang memiliki kadar Hb rendah dan memiliki prestasi belajarnya kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kadar Hb yang rendah terhadap prestasi belajar seseorang. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Almatsier (2009) yang mengatakan bahwa pada anak-anak yang kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar. Berdasarkan hasil penelitian 18,6% responden yang memiliki kadar Hb normal tetapi memiliki prestasi belajar yang kurang. Faktorfaktor yang mempengaruhi belajar atau prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh kadar Hb atau anemia. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah faktor sosial dan nonsosial serta faktor dari dalam diri pelajar itu sendiri (Suryabrata, 2010). Pada periode anak menjalani pendidikan dasar merupakan titik awal anak mengenal sekolah dan anak mengalami perkembangan kognitif (perkembangan memori, perkembangan pemikiran kritis, perkembangan kreativitas dan perkembangan bahasa). Karena itu, saat ini anak benar-benar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dalam menghadapi perkembangan yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses berpikir, belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi, 2012). Pretasi belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh teman-teman bergaul. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti akan memebrikan pengaruh yang buruk bagi siswa. Selain itu juga kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang kurang baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada disitu. Anak (siswa) tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan oleh orangorang yang ada disekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak/siswa kehilangan semangat belajar karena perhatian semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang
dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitarnya (Slameto, 2010). Apabila kadar Hb normal atau tidak anemia, maka tingkat konsentrasi belajar juga akan baik. Hal ini berdampak positif pada prestasi belajar anak. Dalam penelitian ini terdapat 81,4% responden yang memiliki kadar Hb normal dan memiliki yang prestasi belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2005) pada murid SD Negeri No.173728 Lobutua Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir yang menunjukkan bahwa kadar Hb mempengaruhi prestasi belajar. Selain kadar Hb darah yang normal, faktor-faktor sosial dan nonsosial, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang cukup, serta tenaga pengajar yang ada disekolah. Sarana dan prasarana yang cukup serta tenaga pengajar yang kompeten dapat menunjang keberhasilan proses belajar itu sendiri. Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (tertarik dan merasa membutuhkan) misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface (dorongan dari luar). Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran tertentu (Syah, 2010). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Kadar Feritin pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing sebanyak 9,8% responden memiliki kadar Feritin rendah dan 90,2 responden memiliki kadar Feritin normal 2. Kadar Hb anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing sebanyak 3,3% responden memiliki kadar Hb rendah dan 96,7% responden dengan kadar Hb normal. 3. Prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing sebesar 18% responden memiliki prestasi belajar kurang dan 82% responden memiliki prestasi belajar yang baik. 6
4.
Tidak terdapat hubungan antara kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing.
Masyarakat (Edisi Revisi). PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas: Jakarta. Gibney, MJ, Margetts, BM, Kearney, JM & Arab, L. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta. Guyton, AC, dan Hall, JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (textbook of Medical Physiology) Edisi 11. EGC: Jakarta. Malonda, NSH, Kapantow, NH, Basuki, A & Maarial, N. 2012. Jurnal. Hubungan Antara Kejadian Anemia Dengan Hasil Belajar Siswi SMP Negeri 11 Manado. Buletin IDI Manado, ISSN:9772301608001, Vol. I, No. I, Juli 2012, hlm. 39-46. Masrizal. 2007. Studi Literatur: Anemia Gizi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2. No 1.
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat dikemukakan beberapa saran terkait dengan tujuan dan manfaat penelitian, antara lain: 1. Perlu adanya kerjasama lintas sektor antara pihak sekolah, masyarakat dan Dinas Kesehatan atau Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama penilaian status gizi, kadar Feritin dan kadar Hb agar siswa yang anemia gizi besi dapat terdeteksi lebih cepat. 2. Pemberian motivasi belajar kepada siswa perlu ditingkatkan terus, baik dari orang tua maupun dari pihak sekolah agar hasil belajar siswa bisa mencapai pada kategori yang baik. Siswa diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat dalam belajar sehingga mendapatkan nilai hasil belajar yang lebih baik. 3. Bagi peneliti berikut yang sekiranya tertarik untuk melakukan penelitian yang sama dengan menambah variabel, sebaiknya pemeriksaan kadar Hb dilakukan pada waktu bersamaan pada saat ujian berlangsung.
(online) (http: //www.jurnalkesmas.com/index.php/ke smas/article/view/66/55 diakses 9 April 2013). Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta: Bandung. Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2: Penanggulangan Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti: Jakarta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta. Oktaviana. 2012. Jurnal. Hubungan Kejadian Gizi Kurang, Anemia Gizi Besi Dan GAKY Dengan Prestasi Belajar. Unnes Journal Of Public Health, ISSN: 2252-6781, Vol. I, No. 2, tahun 2012 Universitas Negeri Semarang. Saadah, N. dan Santosa. BJ. 2010. Jurnal. Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 2 Magetan. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, ISSN: 2086-3098, Vol.I, No. 4, Oktober 2010, hlm. 306-310. Sandjaja, Budiman, B, Herarti, R, Afriansyah, N, Soekatri, M, Sofia, G, Suharyati, Sudikno, Permaesih, D. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Kompas: Jakarta. Sediaoetama, AD. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Provesi (jilid I). Dian Rakyat: Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012a. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana: Jakarta. Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012b. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Kencana: Jakarta. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Annas, M. 2011. Jurnal. Hubungan Kesegaran Jasmani, Hemoglobin, Status Gzi dan Makan Pagi terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, ISSN: 20886802, Vol. 1, Edisi 2, Desember 2011. Arisman, MB. 2009. Buju Ajar Ilmu Gizi – Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2010. Gizi dan Kesehatan
7
Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Provesi (jilid II). Dian Rakyat: Jakarta. Sinaga, E. 2005. Jurnal. Hubungan Antara Kadar Hb Dengan Prestasi Belajar Pada Murid SD Negeri No. 173728 Lobutua Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, Vol. 1, No. 2, Desember 2005. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta Supariasa, IDN, Bakri, B, & Fajar, I. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.
Suryabrata, S. 2010. Psikologi Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta. Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali Pers: Jakarta. Tandirerung, EU, Mayulu, N, & Kawengian, SES. 2013. Jurnal. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Dengan Kejadian Anemia Pada Murid Sd Negeri 3 Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol. 1, No. 1, Maret 2013, hlm. 53-58.
8