PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ANTARA KELAS BILINGUAL DAN KELAS REGULER KELAS VIII DI SMP NEGERI 19 MALANG
DEDY IRAWAN Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Email:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang, prestasi belajar siswa kelas VIII Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang, dan perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara kelas Bilingual dan kelas Reguler Kelas VIII Di SMP Negeri 19 Malang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara kelas Bilingual dan kelas Reguler Kelas VIII Di SMP Negeri 19 Malang. Prosedur pengumpulan data yaitu dengan menggunakan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data persentase dan rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat adanya perbedaan antara kelas Bilingual dan kelas Reguler ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 19 Malang yaitu kelas bilingual memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada kelas reguler. Hal ini dikarenakan hasil nilai kelas bilingual di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 78,57%, sedangkan hasil nilai kelas reguler di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 26,78%. Kata Kunci: Kelas Bilingual, Kelas Reguler, Prestasi Belajar
Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kehidupan masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya penyesuaian untuk mampu menyiapkan peserta didik yang siap bersaing dan mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang cukup kompleks. Penggunaan bahasa Inggris yang dijadikan bahasa Internasional bagi pelajar mutlak dibutuhkan dalam menghadapi globalisasi dan pasar bebas karena bahasa menempati posisi yang strategis dalam pengembangan ilmu, teknologi, dan pembangunan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, salah satu program pemerintah dengan adanya program Sekolah Bertaraf Internasional. Hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3 menyataan bahwa pemerintah dan/atau pemda menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Sekolah Bertaraf Internasional pada kenyataannya masih kurang dari yang seharusnya ditetapkan. Di SMPN 19 Malang guru yang mengajar di kelas Bilingual belum menggunakan Bahasa Inggris sekurang-kurangnya 25%, hal ini menyimpang dari yang telah ditetapkan bahwa sekolah tersebut bertaraf internasional. Pelajaran yang diberikan pun setara dengan kelas reguler. Dari adanya fenomena yang terjadi sekarang, peneliti tertarik mengangkat tentang kelas bilingual dan kelas reguler apakah ada perbedaan dari segi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Permasalahan Penelitian 1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang? 3. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara Kelas Bilingual dan Kelas Reguler Kelas VIII Di SMP Negeri 19 Malang?
Harapan Hasil Penelitian 1. Bagi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan kemampuan guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 2. Bagi Sekolah Penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat memberi masukan dan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan, pembinaan, dan pengembangan mutu dan kualitas sekolah. 3. Bagi Siswa Mengetahui adanya kelas bilingual dan kelas reguler maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. 4. Bagi Penulis Bagi penulis penelitian ini merupakan pengalaman dan latihan dalam memecahkan masalah yang nyata serta memperoleh gambaran yang nyata tentang pengaruh perbedaan antara kelas bilingual dan kelas reguler terhadap prestasi belajar.
Kajian Teori Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3 menyataan bahwa pemerintah dan/atau pemda menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu-satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Hal ini ditandai dengan adanya kelas bilingual dan kelas reguler. Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Menurut Dimyati dan Mujiono (2002:18) prestasi belajar adalah suatu puncak proses belajar beru pa dampak pengiring yang bermanfaat bagi guru dan siswa. Menurut Tu’u (2004:78) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, dan
perhatian, motif cara belajar, sekolah dan lingkungan keluarga. Fungsi utama prestasi belajar menurut Arifin (2012:12) sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, lambang pemusatan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Karakteristik Mata Pelajaran PKn (dalam Silabus PKn ) menjelaskan bahwa mata pelajaran PKn mencakup dimensi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan nilai (values).
METODE Penelitian yang membahas perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara Kelas Bilingual dan Kelas Reguler Kelas VIII Di SMP Negeri 19 Malang menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran jelas mengenai keadaan-keadaan obyek penelitian. Dilihat dari tujuan bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui suatu variabel. Dengan demikian penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (Bilingual dan Reguler) SMPN 19 Malang yang berjumlah 420 responden (kelas bilingual berjumlah 84 dan kelas reguler berjumlah 336). Ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2002:141). Dalam penelitian ini sampel penelitian diambil secara stratified proporsional random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 responden dari kelas bilingual dan 168 dari kelas reguler. Instrumen dalam penelitian ini adalah dokumentasi. digunakan untuk melihat kriteria penjaringan antara kelas bilingual dan kelas reguler, tingkat hasil belajar siswa yakni dengan menggunakan nilai dari ujian terprogram pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Teknik analisis data adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam menentukan metode analisis data harus melalui alat pengambilan data yang dihasilkan. Penelitian akan mendiskripsikan perbedaan kelas Bilingual dan kelas Reguler ditinjau dari prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 19 Malang. Menurut Sugiyono (2007:80) rumus yang dipakai untuk menghitung panjang kelas interval adalah sebagai berikut:
PanjangKelasInterval
SkorTertin ggi SkorTerend ah BanyaknyaKelasInterv al
Selanjutnya setelah ditentukan panjang kelas interval, daya nilai setiap responden dimasukkan ke dalam kelas interval sehingga diperoleh frekuensi setiap kategori. Setelah langkah tersebut maka dilanjutkan dengan mempersentasikan besarnya nilai frekuensi. Rumus yang digunakan dalam mempersentasikan adalah sebagai berikut:
P
F 100 % N
Keterangan: = Persentase = Frekuensi (jumlah nilai responden) = Banyaknya responden Data yang diperoleh tentang nilai siswa kelas VIII Bilingual dan Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kemudian di rata-rata dengan rumus: Rata-rata = Jumlah nilai responden Jumlah responden
HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis deskriptif dan uraian dari temuan hasil penelitian, kualifikasi nilai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMPN 19 Malang yang telah diperoleh dengan dokumentasi, sebagian besar responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan dokumentasi menunjukkan bahwa Kriteria Nilai Siswa kelas VIII Blingual Pendidikan Kewarganegaraan. Skor diperoleh dari menjumlahkan nilai siswa. Data yang telah terkumpul didapat nilai terendah 68 dan nilai tertinggi 90.
Berdasarkan nilai range tersebut dan besar kecilnya kelas interval yang ditentukan sebesar 5, maka dapat ditentukan panjang interval kelas sebagai berikut: Panjang kelas interval =
=
dataTerbesar dataTerkec il jumlahKelas
90 68 = 4,4 4 5
Tabel 4.2 Kriteria Nilai Siswa kelas VIII Blingual Mata Pelajaran PKn No. Kriteria Nilai Interval Frekuensi 1 Baik sekali 84 – 87 8 2 Baik 80 – 83 12 3 Cukup baik 76 – 79 14 4 Kurang baik 72 – 75 5 5 Tidak baik 68 – 71 3 TOTAL 42
Persentase (%) 19,05 28,57 33,33 11,91 7,14 100
Data nilai kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang kemudian di rata-rata dengan rumus: Rata-rata = Jumlah nilai responden Jumlah responden Rata-rata = 3.288 42 = 78,35 Rata-rata nilai siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang adalah 78. Siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan siswa sebesar 78,57 %. Hal ini menunjukkan sebagian besar kelas VIII Bilingual telah memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 75. Berdasarkan analisis deskriptif dan uraian dari temuan hasil penelitian, kualifikasi nilai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMPN 19 Malang yang telah diperoleh dengan dokumentasi, sebagian besar responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan dokumentasi menunjukkan bahwa Kriteria Nilai Siswa kelas VIII Reguler Pendidikan Kewarganegaraan. Skor diperoleh dari menjumlahkan nilai siswa. Data yang telah terkumpul didapat nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Berdasarkan nilai range tersebut dan besar kecilnya kelas interval yang ditentukan sebesar 5, maka dapat ditentukan panjang interval kelas sebagai berikut:
Panjang Kelas Interval =
90 60 5
=6
Tabel 4.4 Kriteria Nilai Siswa kelas VIII Reguler Mata Pelajaran PKn No. Kriteria Nilai Interval Frekuensi 1 Baik sekali 84 – 89 14 2 Baik 78 – 83 27 3 Cukup baik 72 – 77 37 4 Kurang baik 66 – 71 51 5 Tidak baik 60 – 65 39 TOTAL 168
Persentase (%) 8,33 16,07 22,02 30,37 23,21 100
Data nilai kelas VIII Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang kemudian di rata-rata dengan rumus: Rata-rata = Jumlah nilai responden Jumlah responden Rata-rata = 11.899 168 = 70,83 71 Rata-rata nilai siswa kelas VIII Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang adalah 71. Siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan siswa sebesar 26,78%. Hal ini menunjukkan sebagian besar kelas VIII Reguler dibawah SKM dan belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 75. Perbedaan prestasi belajar siswa kelas VIII Bilingual Dan Kelas Reguler Ditinjau Dari Segi Prestasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Perbedaan prestasi belajar siswa kelas VIII Bilingual Dan Kelas Reguler Ditinjau Dari Segi Prestasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang Kelas Bilingual Kelas Reguler 78 71 Rata-rata 0 siswa (0%) 1 siswa (0,59%) Sama dengan SKM (75) 33 siswa (78,57%) 45 siswa (26,78%) Di Atas SKM 9 siswa (21,43%) 122 siswa (72,62%) Di Bawah SKM
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat adanya perbedaan antara kelas VIII Bilingual dan Reguler ditinjau dari segi prestasi
belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang. Rata-rata kelas Bilingual yaitu 78 dan kelas Reguler yaitu 71, nilai kelas bilingual yang memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) dengan batasan nilai 75 tidak ada sedangkan kelas Reguler terdapat 1 siswa (0,59%), nilai kelas bilingual di atas Standar Kriteria Minimal (SKM) berjumlah 33 siswa (78,57%) sedangkan kelas reguler berjumlah 45 siswa (26,78%), nilai kelas bilingual di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 9 siswa (21,43%) sedangkan kelas reguler berjumlah 122 siswa (72,62). Perbedaan antara kelas bilingual dan kelas reguler tersebut tidak berbeda jauh karena rata-rata kelas bilingual masih dalam taraf nilai yang standar yaitu 78, tetapi nilai yang diperoleh siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki perbedaan dengan kelas reguler yaitu lebih banyak siswa yang mendapat nilai di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) dari pada kelas regular. PEMBAHASAN (1) Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Bilingual Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang Dari hasil penelitian, prestasi belajar kelas VIII Bilingual di SMPN 19 Malang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari sampel sebanyak 42 siswa sebagian besar memiliki prestasi yang baik apabila dilihat dari klasifikasi kriteria nilai siswa yaitu 45,24%, siswa kelas VIII bilingual yang memperoleh nilai di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 33 siswa (78,57%), sedangkan yang di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) hanya berjumlah 9 siswa (21,43%). Rata-rata nilai siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu rata-rata nilai siswa 78. Hasil belajar siswa sebagian besar kelas bilingual telah memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 75. Namun kelas bilingual harusnya mendapat nilai yang lebih memuaskan di atas 78. Kegiatan belajar mengajar perlu dievaluasi, evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya (Slameto, 2010: 39). Sesuai dengan Slameto Kegiatan belajar mengajar akan dievaluasi yang menghasilkan prestasi belajar siswa. Sesuai
dengan hal tersebut siswa kelas bilingual yang dianggap memiliki kecerdasan lebih dibandingkan kelas reguler dan memperoleh fasilitas lebih akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik pula. Selain itu minat dan motivasi juga sangat diperlukan dalam belajar dan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini sesuai dengan Tu’u (2004:78) yang menjelaskan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, perhatian, motif belajar, sekolah, dan lingkungan keluarga. (2) Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Reguler Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Malang Kelas reguler yang dimiliki SMPN 19 Malang berjumlah 8 kelas dari jumlah keseluruhan 10 kelas. Kelas reguler memiliki jumlah siswa yang lebih banyak dari kelas bilingual. Dari hasil penelitian, prestasi belajar kelas VIII Reguler di SMPN 19 Malang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari sampel sebanyak 168 siswa sebagian besar memiliki prestasi yang belum baik apabila dilihat dari klasifikasi kriteria nilai siswa yaitu 33,93%, siswa kelas VIII reguler yang memperoleh nilai di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) hanya berjumlah 45 siswa (26,78%), sedangkan yang di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 122 siswa (72,62%). Rata-rata nilai siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu rata-rata nilai siswa 71. Hasil belajar siswa sebagian besar kelas reguler 72,62% belum memenuhi Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 75. Menurut peneliti, minimalnya nilai hasil belajar siswa kelas reguler di SMPN 19 Malang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Tu’u (2004: 78) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern ini terdapat dalam diri siswa sendiri, misalnya kurang minatnya siswa tersebut pada mata pelajaran ini. Siswa kelas reguler sebagian besar tidak tertarik pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, akhirnya nilai hasil belajar yang kurang maksimal. Kecerdasan juga mempengaruhi hal tersebut, kelas reguler yang dianggap kelas biasa dalam intelegensi. Kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya, sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya harus lebih memotivasi siswa dan mengajak siswa untuk menyukai
mata pelajaran ini. Selain itu faktor ekstern juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Keadaan keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan siswa tersebut untuk meningkatkan hasil belajarnya. Keadaan sekolah juga sangat berpengaruh misalnya bagaimana guru tersebut bisa membawa suasana pelajaran yang menarik bagi siswa, media dan alat yang menyenangkan, hubungan guru dan siswa juga sangat berpengaruh. Selanjutnya lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan siswa, apabila lingkungan yang baik akan mendorong siswa lebih rajin belajar, sebaliknya kurang mendukung akan menjadikan siswa malas belajar. (3) Perbedaan Antara Siswa Kelas Bilingual Dan Kelas Reguler Ditinjau Dari Segi Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMP Negeri 19 Malang Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai antara kelas bilingual dan kelas reguler tidak begitu jauh yaitu 78 dan 71. Hal ini dikarenakan siswa yang sebagian besar kurang minat dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dianggap sulit untuk dimengerti. Nilai siswa bilingual tidak ada yang sama dengan 75, tetapi kelas reguler terdapat 1 siswa (0,59%). Kelas bilingual memperoleh nilai yang di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) sebanyak 33 siswa (78,57%), sedangkan kelas reguler sebanyak 45 siswa (26,78%). Nilai kelas bilingual di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 9 siswa (21,43%) sedangkan kelas reguler berjumlah 122 siswa (72,62). Dari uraian di atas terdapat perbedaan antara kelas bilingual dan kelas reguler apabila ditinjau dari hasil prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu kelas bilingual yang lebih unggul dari kelas reguler, namun keunggulan ini belum sepenuhnya mencolok. Hal ini karena dilihat dari rata-rata yang diperoleh tidak berbeda jauh antara kelas bilingual dan kelas reguler. Proses penyaringan yang dilakukan SMPN 19 Malang untuk menyaring siswa kelas bilingual dan kelas reguler menghasilkan 2 kelas bilingual dan 8 kelas reguler dimana masing-masing kelas tersebut berjumlah 42 siswa. Penelitian ini mengambil sampel kelas bilingual berjumlah 42 siswa dan kelas reguler berjumlah 168 siswa. Kelas bilingual yang dianggap unggul ini melaui penyaringan melalui beberapa tes. Dalam proses belajar mengajar siswa perlu
adanya evaluasi untuk memberi tingkat prestasi siswa dan perkembangan dalam mata pelajaran khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, hal ini sesuai apa yang diungkapkan Sudjana (2012: 2) penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Guru memberikan nilai untuk mengukur apakah siswa tersebut telah memenuhi sesuai apa yang diharapkan apa belum. Menurut peneliti, seorang guru harus lebih luwes dan dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa agar siswa tertarik dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Guru dalam melakukan evaluasi sangat perlu untuk mengetahui apakah siswa tersebut telah mampu menguasai apa belum. Hal ini sesuai menurut Arifin (2012:12) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Namun pada kenyataan yang ada di lapangan berdasarkan data nilai di atas masih banyak siswa yang belum menguasai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ditandai dengan nilai yang kurang dari Standar Ketuntasan Minimal (SKM) dari kelas reguler. Guru tersebut harus dapat mengangkat nilai dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti sikap, perilaku, dan masih banyak lagi karena pada dasarnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pelajaran yang menuntut siswa berkarakter dalam kehidupannya.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya yaitu tentang Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Antara Kelas Bilingual Dan Kelas Reguler Kelas VIII Di SMP Negeri 19 Malang dapat disimpulkan: (1) prestasi belajar siswa kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang dari 42 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh rata-rata nilai 78 dan telah mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 75. Hasil nilai belajar responden di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 33 siswa (78,57%), sedangkan hasil nilai belajar responden di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 9 siswa (21,43%). Hal ini
menunjukkan prestasi belajar kelas VIII Bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang baik, (2) prestasi belajar siswa kelas VIII Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang dari 168 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh rata-rata nilai 71 dan belum mencapai Standar Ketuntasan Minimal (SKM) yaitu 75. Hasil nilai responden di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 45 siswa (26,78%), sedangkan hasil nilai responden di bawah Standar Ketuntasan Minimal (SKM) berjumlah 122 siswa (72,62%). Hal ini menunjukkan prestasi belajar kelas VIII Reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang belum baik, (3) terdapat adanya perbedaan antara kelas Bilingual dan kelas Reguler ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP Negeri 19 Malang yaitu kelas bilingual memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari pada kelas reguler. Hal ini dikarenakan hasil nilai kelas bilingual pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 78,57%, sedangkan hasil nilai kelas reguler pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPN 19 Malang di atas Standar Ketuntasan Minimal (SKM) 26,78%.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi SMPN 19 Malang Sebaiknya pihak SMPN 19 Malang lebih meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. 2. Bagi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Sebaiknya guru Pendidikan Kewarganegaraan lebih meningkatkan cara mengajarnya dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan agar siswa lebih mudah menerima pelajaran, dan mampu memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar. 3. Bagi Siswa
Sebaiknya siswa kelas VIII Bilingual dan Reguler di SMPN 19 Malang lebih meningkatkan belajarnya khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik lagi. Daftar Rujukan Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dharma, S. 2007. Sekolah Bertaraf Internasional, (Online), (http://www.ask.com), diakses: 19 Februari 2013. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Fajar, Arnie. 2005. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. FaktorYang Mempengaruhi Prestasi, (http://www.sarjanaku.com/2012/11), diakses 16 Februari 2013. Lee, C. 2008. Interdisciplinary collaboration in English language teaching: Some observations from subject teachers’ reflections. Reflections on English Language Teaching, vol 7, (2), 129-138). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Online), (akhmadsudrajat.files.wordpress.com/pp-ri-n0-19th-2005-ttg-snp), diakses pada 1 Februari 2013. Prestasi Belajar Siswa. (Online), (http://education.vionet.blogspot.com), diakses 16 Februari 2013. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Revisi. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang. Malang: UM Press. Tu'u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Umar, H. 2002. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Online), (www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/UU20-2003Sisdiknas.pdf), diakses pada 15 Februari 2013.