Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS AKSELERASI DENGAN KELAS REGULER DI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Nurul Husna1), Cut Putri Ardiani2) Prodi PGSD, STKIP Bina Bangsa Meulaboh Email: nurulhusnabbm@gmailcom 2 Prodi PGSD, STKIP Bina Bangsa Meulaboh Email:
[email protected] 1
Abstract Penyelenggaraan kelas akselerasi bagi siswa merupakan satu strategi alternatif yang relevan. Dengan strategi ini siswa dapat menghemat waktu studi dan tidak merasakan belajar sebagai sesuatu yang membosankan. Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar siswa kelas akselerasi dengan kelas reguler maka dilakukan penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas akselerasi (XI1 IPA) dengan jumlah 20 siswa dan kelas Reguler XI1 dengan jumlah 31 siswa di SMA Negeri 3 Banda Aceh. Pemilihan sampel secara purposive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk essay yang terdiri dari 10 pertanyaan. Soal yang diberikan mengenai materi momentum dan impuls. Kriteria Penilaian menggunakan skor 1-10. Data yang diperoleh dianalisa dengan menghitung nilai rata-rata, menghitung varian kelas, menghitung varian gabungan, uji homogenitas, uji normalitas dan uji hipotesis dengan Uji statistik t (uji-t). Hasil penelitian diperoleh Nilai rata-rata kelas akselerasi adalah 57,1. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol (reguler) adalah 39,03.Berdasarkan uji statistik dapat diketahui bahwa prestasi siswa kelas akselerasi lebih baik dengan prestasi siswa reguler. Kata kunci: Prestasi Belajar, Akselerasi, Reguler 1. PENDAHULUAN Pendididikan yang berkompeten harus
pembelajaran di kelas merupkan salah satu
mengarah kepada proses pertumbuhan dan
faktor penting dalam melahirkan produk
perkembangan cara fikir yang berlangsung
siswa yang berkualitas. Selain itu terkait hal
secara individu atau kolektif pada peserta
tersebut strategi yang digunakan oleh guru
didik
juga
sepanjang
hidupnya.
Kualitas
menjadi
peran
yang
sangat
pendidikan hingga saat ini masih tetap
mempengaruhi kemampuan siswa. Selain itu
merupakan
dalam
juga penerapa kelas akselerasi dalam sebuah
Pendidikan
sekolah menjadi pendukung utama dalam
usaha
susatu
permasalahan
pembaharuan
Sistem
Nasional. Mutu
mencapai kualitas siswa yang maksimal. pendidikan
pendidikan
di
Penyelenggaraan
pendididikan
di
Indonesia umumnya dan Provinsi Aceh
Indonesia yang dilaksanakan dari masa ke
khususnya
perhatian
masa lebih bayak bersifat klasikal masal,
khusus agar lebih bermutu. Dimensi proses
yag berorientasi kepada kuantitas untuk
pendidikan yaitu kegiiatan dalam proses
dapat melayani sebanyak-banyaknya jumlah
perlu
mendapatka
37
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
sisiwa (Depdikna, 2003: 1). Kelemahan
bentuk pemadatan waktu menjadi dua tahun
yang
dari tiga tahun masa pendidikan normal.
tampak
pendidikan
dari
seperti
penyelenggaraan ini
adalah
tidak
Dengan program layanan percepatan belajar
terakomodasikan kebutuhan individual siswa
(akselerasi)
ini,
siswa
yang
memiliki
di luar kelompok siswa normal.
kecepatan belajar tinggi dapat menghemat
Siswa yag memiliki kemampuan dan
waktu studi dan tidak merasakan belajar
kecerdasan rata-rata selama ini diberikan
sebagai sesuatu yang membosankan karena
layanan pendidikan dengan mengacu pada
lambatnya
kurikulum yang berlaku secara nasional.
didapat. Ilyas (209:12) menjelaskan bahwa
Sementara
disusun
proses
terutama diperuntukkan bagi anak-anak
cerdas
yang memiliki kemampuan da kecerdasan
menggunakan pendekatan multidimensional,
rata-rata.
Siswa
yaitu penilaian kriteria tidak hanya dilihat
dibawah
rata-rata,
kurikulum
pengajaran
tersebut
dengan
kemampuan
diberikan
ramedia.
layanan
pengidentifikasian istimewa
materi
peserta
dilakukan
yang
didik dengan
dari IQ.
siswa
SMA Negeri 3 Banda Aceh merupakan
dengan kemapuan diatas rata-rata belum
salah satu sekolah yang program akselerasi.
mendapat layanan pendidikan sebagaimana
Untuk
mestinya,
prestasi siswa kelas akselerasi dan prestasi
bahkan
Sedangkan
penyampaian
kebanyakan
sekolah
dapat
memberikan perlakuan yang sama atau
siswa
kelas
standar. Perlakuan ini yakni kelas bersifat
penelitian ni.
mengetahui
reguler
perbandingan
maka
dilakukan
klasikal dan massa, capaian pembelajaran
Tujuan khusus penelitian ini adalah
yang sama terhadap semua siswa, yang
untuk mengetahui perbandingan prestasi
sebenarnya
yang
belajar siswa kelas akselerasi XI1 IPA
berbeda. Sehingga siswa diatas rata-rata
dengan kelas reguler XI IPA1 pada pelajaran
akan
fisika dengan materi momentum dan impuls
meras
memiliki
a
kebutuhan
jenuh
karena
harus
menyesuaikan diri dengan kecepatan belajar
di
siswa
(2004:1)
lmendapatkan data jenis udang di setiap
berpendapat bahwa bagi siswa dala kategori
Kabupaten Provinsi Aceh. Dengan tahap
ini, perlu ada pelayanan pendidikan khusus
pertama melakukan eksplorasi jenis udang
(akselerasi). Salah satu alternatif yang bisa
air tawar di Kabupaten Aceh Barat. Selain
dilakukan oleh sekolah adalah dengan
itu juga melihat tingkat keanekaragaman
menyelenggarakan
udang air tawar di wilayah Kabupaten Aceh
lainnya.
Widyastono
akselerasi
(Program
percepatan belajar).
SMA
Negeri
3
Banda
Aceh.
Barat.
Program akselerasi didesain dalam
Program
38
akselerasi
dilaksanakan
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
sebagai wujud layanan pendidikan kepada
efektif, mengetahui atau mengungkapkan
para sisiwa yang memiliki keunggulan-
konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
keunggulan
mengetahui
komparatif
agar
dapat
relasi
dan
mempelajarinya
berkembang secara maksimal. Colangelo
dengan cepat (Chaplin; slameto, 2003: 55).
(Hawadi,
Menurut
2006:5)
menjelaskan
istilah
Hilgard
(Slameto,
2003:
55)
akselerasi merujuk pada layanan yang
mengemukakan minat kecendrungan yang
disajikan dan kurikulum yang disampaikan.
tetap untuk memperhatikan dan memegang
Menurut Ilyas, dkk (2009:45) menjelaskan
beberapa kegiatan dan selalu diikuti dengan
program percepatan (acceleration) adalah
perasaan senang dan dari situ diperoleh
program pemberian pelayanan pendidikan
kepuasan. Motivasi addlah keadaan pribadi
peserta
potensi
seseorang yang mendorong individu untuk
kecerdasan dan tau bakat istimewa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
dapat menyelesaikan program reguler dalam
mencapai suatu tujuan. Sedangkan faktor
waktu
Sementara
ektern merupakan faktor yang bersumber
(2001:104)
dari luar diri seseorang. Menurut Slameto
mengemukakan bahwa percepatan yaitu cara
(2003:60), faktor ekstern yang berpengaruh
penanganan
terhadap
didik
yang
menurut
yang
lebih
memiliki
singkat.
Tirtonegoro
anak
supnormal
dengan
belajar
dapat
dikelompokkan
memperbolehkan naik kelas secar meloncat
menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga,
atau
reguler
faktor sekolah dan faktor masyarakat.
didalam jangka waktu yang lebih singkat.
Menurut Soejanto (1990:48) menungkapkan
Dari
telah
bahwa keadaan keluarga yang pecah akan
bahwa
menjadi penghambat adalam belajar. Faktor
Akselerasi adalah upaya percepatan bagi
temppat dala hal ini adalah sekolah turt
siswa yang memiliki kemapuan diatas rata-
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.
rata.
Kualitas tenaga pengajar, metode mengajar,
menyelesaikan
beberapa
dijelaskan
dapat
program
pendapat
yang
disimpulkan
Faktor yang mempengaruhi prestasi
kesesuaian
kurikulum,
keadaan
ruang,
belajar adalah faktor intern dan ektern.
jumlah siswa per ruang dan sebagainya.
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari
Selanjutnya
dalam diri anak sendiri, seperti intelegensi,
menetukan prestasi belajar dan tanggung
minat, konsentrasi, motivasi belajar dan
jawab terhadap pendidikan. Bila tempat
sebagainya.
tinggal keadaan masyarakat terdiri dari
Intelegensi adalah kecakapan
keaadaan
masyarakat
yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
orang-orang
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
bersekolah tinggi dan moralnya baik ha ini
dalam situasi yang baru dengan cepat dan
akan mendorong siswa lebih giat belajar.
39
berpendidikan,
juga
rata-rata
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
Berdasarkan
uraian
dapat
Program Akselerasi di Provinsi Aceh.
disimpulakan bahwa faktor intern dan
Jumlah siswa kelas akselerasi sebanyak 274
ekstern
siswa.
dapat
diatas
mendukung
dan
mempengaruhi prestasi belajar siswa. SMA Negeri 3 Banda Aceh adalah salah
satu
sekolah
yang
menjalankan essay, karena dalam tes ini siswa dituntut
2.
METODE PENELITIAN
untuk mengekspresikan gagasannya melalui
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-
bahasa tulisan dan menjawabnya dengan
Juli 2014. Penelitian dilakukan di SMA
menguraikan
serta
memberikan
alasan
Negeri 3 Banda Aceh yang beralamata di
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri,
Jalan Tgk. Daud Beureueh, Banda Aceh.
sehingga guru dapat secara langsung melihat
Dilaksnakan di kelas akselerasi XI dan kelas
proses berfikir siswa. Pada tes uraian,
reguler XI IPA-1. Popluasi dalam penelitian
menurut Sudjana (1995:41) pemberian skor
ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA, IPS
yag bisa digunakan dalam berbagai bentuk.
dan Akselerasi SMA Negeri 3 Banda Aceh
Seperti menggunakan skala 1-4 atau 1-10,
yang berjumlah 9 kelas dengan masing-
bahkan skala 1-100. Namun, yang umum
masing kelas yaitu IPA 6 kelas, IPS 2 kelas
digunakan adalah 1-4 atau 1-10. Dengan
dan akselerasi 1 kelas jumlah keseluruhan
demikian guru tidak memberi angka nol
siswa 274 orang.
terhadap jawaban yang salah. Sudjana
Sampel dalam penelitian ini adalah
(1995:42) mengemukakan bahawa dalam
kelas akselerasi (kelas XI1 IPA) dengan
penilaian haruslah menggunakan sistem
jumlah 20 orang siswa dan kelas reguler XI1
bobot, bobot bisa menggunkan skala 1-10.
dengan jumlah 31 siswa. Pemilihan sampel
Misalnya untuk soal kategori mudah diberi
dilakukan secara purposive sampling yaitu
bobot dua, soal kategori cukup diberi bobot
teknik penarikan sampel yang berorientasi
tiga, dan soal kategori sulit diberi bobot lima
kepada pemilihan sampel dimana populasi
sehingga
dan tujuan spesifik peneliti. Intrumen yang
instrumen penelitian kategori soal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes
mudah adalah nomor 2,3 dan 5, sementara
tertulis berbentuk soal essay mengenai
soal nomor 1,4, 6, 7, 8, 9, 10 diberikan nilai
materi momentum dan impuls, tes ini terdiri
10.
dari 10 pertanyaan. Tes diberikan kepada
jumlah
bobot
itu
10.
Pada
Analisis data dilakuak dengan tahapan
siswa kelas akselerasi kelas (kelas XI) dan
sebagai berikut:
kelas reguler XI1. Tes disusun dalam bentuk
40
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
1. Menyusun data yag diperoleh dari hasil
penelitian
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
dengan
pada taraf signifikan 5% (α = 0,05) derajat
mentabulasikannya ke dalam daftar
kebebasan dk = (n1 + n2 -2) adalah terima
distribusi frekuensi, sehingga akan
H0 jika thitung ≤ ttabel dan H0 ditolak jika
mempermudah pengolahan data.
thitung > ttabel. Dengan kriteria sebagai berikut:
2. Menghitung skor rata-rata tes asil
H0
:Prestasi siswa kelas akselerasi
belajar siswa kelas akselerasi (kelas
sama dengan prestasi siswa kelas
XI)
reguler di SMA Negeri 3 Banda
3. Menghitung skor rata-rata tes hasil
Aceh
belajar sisiwa kelas reguler XI1, nilai rata-rata
dihitung
Ha
: Prestasi siswa kelas akselerasi
menggunaka
lebih baik dibandingkan dengan
Sudjana (2005:67)
prestasi siswa kelas reguler di
4. Menghitung varians kelas Akselerasi
SMA Negeri 3 Banda Aceh
5. Menghitung varians kelas Reguler, menggunakan
rumus
Sudjana
3.
(2005:95)
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah
6. Menghitung varians gabungan dengan
data
terkumpul,
menggunakan Sudjana (2005:239)
maka
dikelompokkan
7. Uji homogenitas varians berdasarkan
frekuensi,
rumus Sudjana (1992: 250)
dalam
Sebelum
yang
diperlukan
data
tersebut
tabel
distribusi
membuat
daftar
frekuensi, terlebih dahulu ditentukan rentang
8. Uji normalitas menurut (2005:273)
kelas (R), banyaknya kelas (K) dan panjang
9. Uji Hipotesis t (Sudjana, 2005:273) Kelas (P) sehingga rata tengah (X)
= 80 – 36
dapat ditentukan, untuk nilai tes pada kelas
= 44
eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian
Besarnay inreval kelas untuk siswa kelas
data ditabulasikan dalam distribusi frekuensi
ekperimen adalah:
dan ditentukan nilai rata-rata, varians dan
Interval kelas (K) = 1+ (3,3) log 20
simpangan baku yang akan digunakan
= 1 + (3,3) 1,301
dengan uji – t.
= 1 + 4,293
Uji homogenitas sampel dilakukan
= 5, 293 (K=5)
untuk mengetahui keberagaman data atau
Panajang kelas Interval dapat dihitung
varians.
dengan:
R = Nilai tertinggi- Nilai terendah
P = Range/ Interval
41
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
P = 44/5 = 5
P = 8,8 (diambil P= 9) Berdasarkan hasil penelitian perhitungan tes
Selanjutnya
nilai
rata-rata
tes
kelas
dari kedua kelas
diperoleh rata-rata nya
eksperimen (Kelas akselerasi) adalah 57,1.
yaitu untuk kelas akselerasi rata-rata 57,1
Dengan varias 101,463 dan simpangan baku
dan varians 101, 463. Sedagkan kelas
S1 = 10,07.
kontrol atau reguler diperoleh rata-rata 39,
Nilai tes untuk kelas kontrol (kelas reguler)
03 dengan varians 126, 63.
yaitu sebagai berikut:
Maka dapat diketahui varian gabungan yaitu
Range (R) = Nilai tertinggi – Nilai terendah
S= 10,81.
= 61- 20
Uji normalitas digunakan untuk menguji
= 41
hipotesis dalam penelitia ini, diambil data
Berdasarkan interval kelas (K) untuk siswa
dari nilai tes sisiwa pada kelas eksperimen
kelas kontrol, adalah
dan kelas kontrol.
K = 1+ (3,3) lon n
a.
Nilai tes untuk kelompok eksperimen.
= 1 + (3,3) log 31
Yaitu dengan menghitu sebagai berikut:
= 1 + (3,3) 1, 49
R = Nilai tertinggi- Nilai terendah
= 1 + 1,49
= 80-36
= 1 + 4, 75
= 44
= 6, 75 (diambil K =6)
Besarnya interval kelas untuk sisiwa
Panjang Interval (P) nilai tes kontrol adalah
kelas eksperimen adalah;
Panjang kelas (P) = Range / Interval
Interval kelas (K) = 1 + (3,3) log 20
P = 41/ 6
= 1 + (3,3) 1, 301
P = 6,83 (diambil P = 7)
= 1 + 4, 293
Nilai rata-rata tes kelas kontol (kelas
= 5, 293 (K=5)
reguler) adalah 39,03. Dengan Varian =
Panjang interval kelas dapat dihitung
126,63 da simpangan baku S2 = 11,25.
dengan
Untuk menguji homogen sampel menurut
P = range/ Interval
Sudjana (1999: 250) dapat digunakan rumus
= 44/5
F = varian terbesar/ varian terkecil. Maka
= 8,8 (diambil P= 9)
diperoleh distribusi F = 2,07
Nilai rata-rata tes kelas eksperimen
Berdasarkan harga F hitung 0,947 dan F
adalah 57,1.
tabel 2,07 maka fh < Ft dan H0 diterima,
Dengan varian 101, 463 dan simpangan
maka dapat dikatan bahwa varians-varian
baku S1 = 10,07
diatas kedua kelas adalah homogen.
Niali tes untuk kelompok kontrol
42
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
b.
Pengolahan data untuk tes awal pada
Nilai rata-rata tes kelas kontrol adalah
kelas kontrol adalah sebagai berikut:
39,03. varians si peroleh S2 = 126,63,
Range = Niali tertinggi – Nialia
dan simpangan baku = 11, 25.
terendah
Dengan
= 80- 36
hitung < X tabel . diperoleh X hitung =
= 44
2,10 da X tabel = 5, 99. Artinya Ho
Berdasarkan interval kelas (K) untuk
diterima
siswa kelas kontrol, adalah
bahwa nilai tes kelas eksperimen
K = 1 + (3,3) log n
mengikuti distribusi normal untuk kelas
= 1 + (3,3) log 20
kontrol.
= 1 + (3,3) 1,301
Sementara untuk kelas eksperimen
= 1+ 4, 29
diperoleh nilai X hitung = 10,51 dan x
=5,293 (diambil K = 5)
tabel = 11,1. Berarti Ho diterima dalam
Panjang kelas (P) = Range / Interval=
artian nilai tes akhit kelas eksperimen
44/5 = 8,8 (diambil P= 9)
mengikuti distribusi normal.
Rata-rata nilai tes kelas ekperimen =
Pengujian Hipotesis
kriteria teriam H0 jika X
sehingga
dapat
dikatakan
57,1. Varians S1 = 101,463 dan
Berdasarkan hasil penelitian perhitungan tes
simpagan baku S1= 10,07
dari kedua kelas diperoleh rata-rata yaitu,
Nilai tes untuk kelompok kontrol
kelas eksperimen nilai rata-rata = 57,1 dan
Pengolahan data tes awal apad kelas
varians 101, 463. Sedangkan kelas kontrol
kontrol adalah
nilai rata-rata diperoleh = 39, 03 dan varians
Range = Nilai tertinggi- Niali terendah
= 126, 63.
= 61 – 20
Berdsar hasil analisis data diperoleh standar
= 41
deviasi
Berdasarkna interval kelas (K) untuk
eksperimen dan kelas kontrol adalah S = 10,
siswa kontrol :
81. Perhitungan untuk harga t adalah uji dua
K = 1 + ( 3,3) log n
pihak pada taraf signifikan 0,05 (5%).
= 1 + (3,3) log 31
Berdasarkan perhitungan didapat nilai t yaitu
= 1 + (3,3) 1, 49
t hitung = 5,84. Dengan derajat kebebasan =
= 1 + 4, 75
49.
= 6, 75 (diambil K = 6)
Harga t dengan signifikan α = 0,05 dan
Panjang kelas (P) = range / interval
derajat kebebasan 49 dari tabel ditribusi
= 41/ 6
diperoleh ttabel= 2,00 sedangkan thitung=
= 6, 83 (diambil P = 7)
5,84. Jadi thitung > ttabel. Dapat dijelaskan
43
gabungan
antara
siswa
kelas
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
bahwa Ho ditolak jika thitung > ttabel
kriteria
(5,84
ditolak dan Ha diterima.
>
2,00).
Berdasarkan
kriteria
pengujian
hipotesis, maka H0
pengujian hipotesis, maka H0 ditolak dan
Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
Ha
diterima. Dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas akselerasi memiliki kemampuan
prestasi siswa kelas akselerasi lebih baik
dan kecerdasan luar biasa dan mereka
dibandingkan dengan prestasi siswa kelas
memiliki kecepatan belajar serta motivasi
reguler di SMA Negeri 3 Banda Aceh.
yang tinggi dalam belajar di bandingkan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dengan
telah
reguler.
dilakukan
dengan
menggunakan
siswa-siswa lainnya pada kelas
statistik uji – t , ternyata thitung > ttabel. Dapat dijelaskan bahwa H0 ditolak jika thitung > ttabel (5,84 > 2,00). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, maka H0 diditolak dan Ha diterima. Jadi, Berdasarkan 4.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data,
maka
kesimpulan
yang
dapat
dalam belajar di bandingkan dengan siswa-
penulis
siswa lainnya pada kelas reguler.
kemukakan adalah: prestasi siswa kelas
umlah individu tertinggi ditemukan pada
akselerasi lebih baik dibandingkan prestasi
stasiun
belajar siswa kelas akselerasi XI1 IPA
keanekaragaman (H’) tertinggi ditemukan
dengan
pada
pada stasiun II dan VI (0,68 dan 0,66). Indek
pelajaran fisika dengan materi momentum
Kemerataan (J’) tertinggi ditemukan pada
dan impuls di SMA Negeri 3 Banda Aceh.
stasiun II dan VI yaitu 0,98 dan 0,95.
Hal ini dikarenakan siswa kelas akselerasi
Kekayaan spesies tinggi ditemukan pada
memiliki kemampuan, kemauan, kecerdasan
stasiun VI yaitu 0,48. Kategori Indeks
di atas rata-rata dan mereka memiliki
keanekaragaman spesies rendah, nilai H’ <
kecepatan belajar serta motivasi yang tinggi
dari 1,5.
5.
kelas
reguler
XI
IPA1
II
yaitu
33
individu.
Indeks
REFERENSI
Arikunto,
Suharsimi.
Penelitian Praktik. Jakarta:
2006.
Suatu
Prosedur
Daulatala.
Pendekatan
Muhammad
Dipa.
2008.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada
Rineka Cipta.
Siswa Kelas X Program Akselerasi
44
Jurnal Genta Mulia Volume V. Nomor 2. Juli-Desember 2014, hlm 37- 45
dan Non Akselerasi Di SMA Negeri
Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung:
1
Tarsito.
Surakarta. Fakultas
(Skripsi). Kedokteran
Surakarta:
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil
Universitas
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Muhammadiyah . Depdiknas.
Remaja Rosda Karya.
2003.
Pedoman
Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Anak
Penyelenggaraan Program Percepatan
Supernormal dan Program
Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu
Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.
model
pelayanan
pendidikan
peserta didik yang
memiliki
kecerdasan
bakat
dan
bagi
potensi istimewa.
Jakarta: Dikdasmen. Depdiknas.
2003.
Nasional.
Sistem
Semarang:
Pendidikan Aneka
Ilmu
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hawadi, Reni Akbar. 2006. Akselerasi. Jakarta: Grasindo.
Ilyas,
Mohd.
dkk.
Penyelenggaraan
2009.
Pedoman
Pendidikan
Untuk
Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa (Program Akselerasi). Banda Aceh: Dinas Pendidikan Aceh.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Soedijarto. sebagai
2003.
Pendidikan
Proses
Nasional
Transformasi
Budaya. Jakarta: Balai Pustaka.
45