perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA KELAS AKSELERASI PADA PROSES KOGNITIF DALAM REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA MATERI TURUNAN FUNGSI (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)
SKRIPSI
Oleh : INTAN HAPSARI K1308008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Intan Hapsari
NIM
: K1308008
Jurusan / Program Studi
: P.MIPA/ Pendidikan Matematika
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA KELAS AKSELERASI PADA PROSES KOGNITIF DALAM REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA MATERI TURUNAN FUNGSI” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Intan Hapsari
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA KELAS AKSELERASI PADA PROSES KOGNITIF DALAM REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA MATERI TURUNAN FUNGSI Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta Kelas XI Akselerasi Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh: INTAN HAPSARI K1308008
SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Intan Hapsari. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA KELAS AKSELERASI PADA PROSES KOGNITIF DALAM REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA MATERI TURUNAN FUNGSI (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada proses kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom pada materi turunan fungsi serta aktivitas belajar siswa yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dalam matematika. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 pada kelas XI Akselerasi-2 dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan wawancara. Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa 1) Tingkat berpikir siswa kelas XI Akselerasi SMA Negeri 1 Surakarta pada proses kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Lower Order Thinking dan Higher Order Thinking. Pada Lower Order Thinking, terdapat tiga kelompok capaian proses kognitif, yaitu (a) Mencapai proses kognitif understand, (b) Mencapai proses kognitif remember dan apply, (c) Mencapai proses kognitif understand dan apply. Pada Higher Order Thinking, terdapat dua kelompok capaian proses kognitif, yaitu (a) Mencapai proses kognitif remember, understand, apply dan analyze, (b) Mencapai proses kognitif remember, understand, apply, analyze, dan evaluate. 2) Siswa Higher Order Thinking lebih aktif dalam belajar matematika daripada siswa Lower Order Thinking. Kata kunci: proses kognitif, revisi taksonomi bloom, higher order thinking dan lower order thinking, akselerasi, aktivitas belajar.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Intan Hapsari. AN ANALYSIS OF STUDENT’S LEARNING OUTCOMES IN THE ACCELERATION CLASS BASED ON COGNITIVE PROCESS OF BLOOM REVISED TAXONOMY IN DERIVATIVE FUNCTION CHAPTER ( Research Guide in SMA Negeri 1 Surakarta in the Academic Year 2011/2012). Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July, 2012. This research purposes to determine student learning outcomes based on the cognitive process in Bloom Revised Taxonomy of the material derivative function and determine the student’s activities in learning mathematics, that is one of the factors affecting student achievement in mathematics. The research was conducted in SMA Negeri 1 Surakarta in the Academic Year 2011/2012 on the XI Acceleration-2 class by qualitative descriptive methods. Data collection techniques used are the tests and interview methods. Taking the subject was done by using of purposive sampling. From the data analysis, it was obtained the result as follow. 1) The student thinking level of XI Acceleration class in SMA Negeri 1 Surakarta based on the cognitive process in Bloom Revised Taxonomy can be grouped into Lower Order Thinking and Higher Order Thinking. On the Lower Order Thinking, there are three groups of cognitive processes, that are: (a) Reaching understand cognitive process, (b) Reaching remember and apply cognitive processes, and (c) Reaching understand and apply cognitive processes. On the Higher Order Thinking, there are two groups of cognitive process, that are (a) Reaching remember, understand, apply and analyze cognitive processes, and (b) Reaching remember, understand, apply, analyze, and evaluate cognitive processes 2) The student in Higher Order Thinking is more active than the student in Lower Order Thinking. Key words: cognitive processes, bloom revised taxonomy, higher and lower order thinking, acceleration, learning activities.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (QS. Al Insyrah: 5-6)
Jika kita bekerja setengah keras, maka hidup akan dua kali lipat lebih keras, namun jika kita bekerja ekstra keras maka hidup akan mudah.
Tidak ada kesuksesan yang diraih dengan cara yang santai.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk: Ibu dan Bapak
Terimakasih telah menjagaku, membesarkanku,, merawatku, dan membimbingku . Terimakasih untuk setiap alunan doa dan kasih sayang yang tiada batasnya. Aku mencintaimu Ibuku, Ibuku, Ibuku.. dan Bapakku. Bapak Triyanto
Terimakasih bapak senantiasa mendorong langkahku dengan semangat dan doa hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan untuk bapak. Mas Dirgant
Terimakasih ya mas, telah mendoakan, memberi semangat, perhatian dan motivasi di setiap hari-hariku. Semoga rasa sayang ini always and forever. Mas Harvan dan Mbak Ita Teman-teman PMat 08
(especially for Adithea, Dewi, Isna, Inunk) Almamaterku UNS Tercinta
KATA PENGANTAR commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas Akselerasi pada Proses Kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom pada Materi Turunan Fungsi (Penelitian Dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)” sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, saran, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian. 2. Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan izin penelitian. 3. Triyanto, S.Si., M.Si., Ketua Program Pendidikan Matematika yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Drs. Mardjuki, M.Si., pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dhidhi Pambudi, S.Si., M.Cs., pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 6. Rosihan Ari Yuana, S.Si., M.Kom., pembimbing akademik penulis yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan dukungan selama ini. 7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah banyak memberikan nasehat, ilmu, bimbingan, dukungan yang sangat berharga bagi penulis. 8. Drs. HM. Thoyibun, SH, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian. 9. Marwanta, S.Pd., guru matematika SMA Negeri 1 Surakarta yang telah banyak membantu penulisan dalam melaksanakan penelitian. 10. Siswa-siswi kelas XI Akselerasi-2 dan keluarga besar SMA Negeri 1 commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta atas keramahan dan partisipasi yang sangat membantu dalam penelitian. 11. Ibu dan Bapakku yang telah memberikan curahan kasih sayang, dukungan, doa, serta dorongan yang tak terhingga. 12. Mas Dirjoe, yang selalu mendukung dan menjadi sumber semangat. 13. Seluruh mahasiswa Pendidikan Matematika ’08 atas segala dukungan, persahabatan, suka duka bersama di bangku perkuliahan ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan dunia pendidikan Indonesia.
DAFTAR ISI
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN JUDUL…………………………………………………
i
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………….
ii
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………….
iii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………….
iv
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………..
v
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………..
vi
HALAMAN MOTTO…………………………………………………
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………
ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………
x
DAFTAR ISI…………………………………………………………..
xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….
xvi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………
1
B. Identifikasi Masalah…………………..............…………
3
C. Pembatasan Masalah………………………..……………
4
D. Beberapa Batasan Istilah…………………………………
4
E.
Perumusan Masalah………………………..…………….. 5
F.
Tujuan Penelitian……………………..………………….. 5
G. Manfaat Penelitian……………………..………………… 6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Matematika………………………………………
7
B. Belajar…………………………………………………….. 7 C. Hasil Belajar………………………………………………
8
D. Revisi Taksonomi Bloom…………………………………
9
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……..
14
F. Aktivitas Belajar………………………………………….
15
G. Turunan fungsi……………………………………………
16
H. Kerangka Pemikiran………………………………………
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………
25
B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………..
25
C. Sumber Data……………………………………………..
26
D. Subjek Penelitian…………………………………………
26
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………….
27
F. Validasi Data……………………………………………..
30
G. Analisis Data……………………………………………..
30
H. Prosedur Penelitian………………………………………
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Deskripsi Temuan Penelitian……………………………
34
B. Pembahasan……………………………………………..
52
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………
134
B. Implikasi…………………………………………………
135
C. Saran……………………………………………………..
136
DAFTAR TABEL commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 1a……………………………...............
35
Tabel 4.2 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 1b……………………………...............
37
Tabel 4.3 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 2……………………………...............
39
Tabel 4.4 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 3……………………………...............
42
Tabel 4.5 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 4a……………………………...............
45
Tabel 4.6 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 4b……………………………...............
47
Tabel 4.7 Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 5……………………………............... Tabel 4.8 Pengelompokkan Calon Subjek Penelitian ……………………….
DAFTAR GAMBAR commit to user xiv
47 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian di SMA Negeri 1 Surakarta…………………... 33
Gambar 4.1
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 1…….…………………... 54
Gambar 4.2
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 1…….…………………... 57
Gambar 4.3
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 1…….…………………... 60
Gambar 4.4
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 1…….…………………... 62
Gambar 4.5
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 1…….…………………... 65
Gambar 4.6
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 2…….…………………... 67
Gambar 4.7
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 2…….…………………... 70
Gambar 4.8
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 2…….…………………... 72
Gambar 4.9
Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 2…….…………………... 75
Gambar 4.10 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 2…….…………………... 77 Gambar 4.11 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 3…….…………………... 79 Gambar 4.12 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 3…….…………………... 82 Gambar 4.13 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 3…….…………………... 84 Gambar 4.14 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 3…….…………………... 86 Gambar 4.15 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 3…….…………………... 89 Gambar 4.16 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 4…….…………………... 91 Gambar 4.17 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 4…….…………………... 94 Gambar 4.18 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 4…….…………………... 96 Gambar 4.19 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 4…….…………………... 99 Gambar 4.20 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 4…….…………………... 101 Gambar 4.21 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 5…….…………………... 103 Gambar 4.22 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 5…….…………………... 107 Gambar 4.23 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 5…….…………………... 109 Gambar 4.24 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 5…….…………………... 112 Gambar 4.25 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 5…….…………………... 115
DAFTAR LAMPIRAN commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1
Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis…………………..........................
139
Lampiran 2
Soal Tes Tertulis…………………........................................
141
Lampiran 3
Kunci Jawaban Tes Tertulis…………………........................
142
Lampiran 4
Lembar Validasi Tes Tertulis…………………......................
148
Lampiran 5
Lembar Soal Tes Tertulis...………………….........................
150
Lampiran 6
Lembar Jawaban Tes Tertulis…………………......................
152
Lampiran 7
Pedoman Wawancara………………………..........................
166
Lampiran 8
Soal Wawancara……………………………..........................
169
Lampiran 9
Transkrip Wawancara Soal Tes……………..........................
171
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Aktivitas Belajar……………………..
184
Lampiran 11 Perizinan……………………….............................................
195
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi setiap negara, karena dengan pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas bangsa. Oleh karenanya kemajuan bangsa dapat ditandai dan diukur dari kemajuan pendidikannya. Pendidikan matematika sendiri memiliki peran yang sangat penting karena matematika dapat digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pendidikan matematika mencakup proses mengajar dan proses belajar. Proses mengajar dilakukan oleh pengajar dan proses belajar dilakukan oleh siswa sebagai anak didik. Dalam proses belajar matematika, setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dengan demikian perlu dilakukan evaluasi atau tes hasil belajar. Dalam pembelajaran matematika, salah satu hasil belajar yang perlu diperhatikan adalah pada aspek kognitif. Dalam taksonomi Bloom, dilakukan klasifikasi proses kognitif yang terjadi pada siswa, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis),
sintesis
(synthesis),
dan
evaluasi
(evaluation).
Dalam
perkembangannya, Anderson dan Krathwohl (2001) melakukan revisi mendasar dari Taksonomi Bloom. Revisi mendasar yang dilakukan pada dimensi proses kognitif terdiri dari mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan mencipta (create). Hasil revisi dari Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krathwohl dikenal dengan Revised Bloom’s Taxonomy (Revisi Taksonomi Bloom). Dengan demikian Revisi Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar pada proses kognitif siswa, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas. Pada kenyataannya guru menilai hasil belajar siswa hanya secara kuantitatif, yaitu berupa nilai. Hal ini memberikan anggapan bahwa siswa yang commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendapatkan nilai baik dalam suatu tes berarti telah menguasai materi yang diberikan. Anggapan tersebut tidak semua benar, karena siswa dikatakan telah menguasai suatu materi jika siswa mampu menjawab setiap soal yang memiliki tingkat kedalaman yang berbeda. Artinya, soal yang diberikan harus mampu mengorganisasikan keterampilan berpikir kognitif, yang menurut Revisi Taksonomi Bloom ada enam kategori. Dengan demikian, jika penilaian hanya secara kuantitatif, maka belum bisa diketahui pada kategori mana proses berpikir siswa. SMA Negeri 1 Surakarta adalah salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program percepatan belajar (akselerasi). Siswa – siswa yang berkeinginan untuk masuk di kelas akselerasi harus mengikuti seleksi berupa tes masuk terlebih dahulu, dan salah satu mata pelajaran yang diujikan adalah matematika. Oleh karenanya dikatakan bahwa siswa kelas akselerasi memiliki kemampuan dalam bidang matematika yang cukup baik. Akan tetapi, ternyata dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung, kemampuan matematika siswa masih beragam. Berdasarkan hal tersebut di atas, muncul gagasan untuk mengetahui proses kognitif siswa, agar guru dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Turunan Fungsi (Diferensial) merupakan salah satu bahan kajian matematika pada jenjang pendidikan menengah atas, yang termasuk dalam rumpun kalkulus. Materi turunan fungsi diajarkan pada kelas XI semester II, dan benar-benar merupakan materi yang baru bagi siswa. Berbeda dengan materi matematika yang diberikan untuk kelas regular, siswa kelas akselerasi memperoleh materi turunan fungsi pada tahun pertama masuk SMA. Berdasarkan pengakuan dari guru matematika yang mengajar di kelas akselerasi, materi turunan fungsi adalah salah satu materi yang menurut siswa merupakan materi yang cukup sulit, terlebih lagi saat mempelajari penggunaan turunan fungsi. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Untuk dapat mengatasi kesulitan siswa, sangat penting bagi guru untuk mengetahui proses berpikir kognitif dari masing-masing siswa. Dengan demikian guru dapat mengadakan perbaikan dalam proses belajar commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengajar dan dapat mengarahkan siswa, sehingga siswa benar-benar menguasai materi yang disampaikan. Dampak akhirnya adalah hasil belajar siswa akan meningkat. Proses berpikir siswa dapat diketahui pada saat mengerjakan soal uraian. Pada saat mengerjakan soal uraian dapat dilihat kemampuan siswa dalam mengorganisasikan keterampilan berpikirnya untuk memecahkan persoalan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, karena hasil belajar merupakan tingkat penguasaan materi yang diperoleh dari proses belajar, sehingga selain proses pembelajaran di kelas, keaktifan siswa dalam belajar merupakan hal yang sangat penting. Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah suatu proses. Untuk mendapat pengetahuan harus diperoleh dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Oleh karena itu setiap orang yang belajar haruslah aktif, karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan terjadi. Dengan demikian, guru perlu mengetahui pencapaian hasil belajar pada proses kognitif siswa, agar guru dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu, guru dan siswa juga perlu mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa, untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Siswa kelas XI Akselerasi-2 memiliki kemampuan yang beragam dalam menerima materi pelajaran matematika, padahal kenyataannya guru menilai hasil belajar siswa hanya secara kuantitatif yang berupa nilai sehingga belum bisa diketahui pada kategori mana proses berpikir siswa. Dengan demikian kesulitan yang dialami masing-masing siswa belum diketahui secara langsung oleh guru. Berdasarkan hal tersebut, muncul gagasan untuk mengetahui proses kognitif siswa, agar guru dapat mengambil tindakan untuk mengurangi commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesulitan siswa dan memperbaiki proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Untuk itu perlu diteliti bagaimana karakteristik hasil belajar siswa kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi . 2. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa. Karena hasil belajar merupakan tingkat penguasaan materi yang diperoleh dari proses belajar, sehingga sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa dan bagaimana aktivitas belajar yang dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu perlu diteliti bagaimana aktivitas belajar matematika siswa kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta.
C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang dikaji dapat lebih terarah, maka permasalahan tersebut akan dibatasi sebagai berikut . 1. Penelitian dilakukan di kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta. 2. Hasil belajar matematika dibatasi pada sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi pada kelas XI semester II. 3. Pencapaian hasil belajar siswa yang diukur adalah pada proses kognitif yang didasarkan pada Revisi Taksonomi Bloom, yang terdiri dari enam kategori, yaitu, mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan mencipta (create). 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa pada proses kognitif dibatasi pada aktivitas belajar matematika siswa.
D. Beberapa Batasan Istilah Untuk mempermudah dalam memahami istilah, berikut diberikan beberapa batasan istilah yang dipakai dalam penelitian ini. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Hasil belajar adalah sejumlah kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar yang dimiliki siswa sebagai pedoman bagi guru untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan. 2. Analisis hasil belajar siswa adalah menganalisis informasi mengenai sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Pada penelitian ini analisis hasil belajar siswa dilakukan pada proses kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom. 3. Proses kognitif adalah suatu proses yang dialami siswa dalam mempelajari suatu hal yang berkaitan dengan perkembangan intelektual siswa.
E. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik hasil belajar siswa kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi? 2. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta?
F. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui karakteristik hasil belajar siswa kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi. 2. Mengetahui bagaimana aktivitas belajar matematika siswa kelas XI akselerasi2 SMA Negeri 1 Surakarta.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, calon guru, dan siswa pada umumnya. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1. Memberi informasi kepada guru dan calon guru tentang karakteristik hasil belajar siswa kelas akselerasi pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi di kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta, sehingga bisa dijadikan masukan untuk merancang desain pembelajaran maupun tugas yang mengorganisasikan keterampilan berpikir siswa, dan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. 2. Memberikan informasi kepada guru, calon guru, dan siswa mengenai aktivitas belajar siswa kelas XI akselerasi-2, sehingga dapat dijadikan masukan bagaimana aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lanjutan atau yang sejenis.
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Matematika Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang artinya “mempelajari” (Masykur dan Fathani, 2007:42). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 723) disebutkan bahwa, “matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.” Selain itu menurut Soedjadi (2000:11), ada beberapa definisi matematika, yaitu : a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Selanjutnya menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono (2003 : 252) bahwa “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.” Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cabang ilmu pengetahuan tentang bilangan-bilangan, struktur-struktur logik, fakta
kuantitatif,
masalah
tentang ruang dan
bentuk,
serta
prosedur
operasional yang digunakan untuk memudahkan berpikir.
B. Belajar Dalam kehidupannya, setiap orang akan selalu belajar. Dengan belajar dari pengalaman diri sendiri ataupun orang lain, kehidupan seeseorang akan menjadi lebih baik. Seseorang yang telah belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun dalam sikap. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan yaitu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar. Perubahan tingkah laku dalam aspek commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keterampilan yaitu, tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil. Sedangkan perubahan tingkah laku dalam sikap yaitu, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purwoto (2003: 21) bahwa, ”Belajar adalah proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap belum baik menjadi baik, dari pasif menjadi aktif,dari tidak teliti menjadi lebih teliti dan seterusnya”. Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang mendasar bagi penyelenggaraan pendidikan. Winkel (1996 : 53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Menurut Muhibin ( 2005 : 68), belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari beberapa definisi yang telah diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses, usaha sadar yang dilakukan seseorang sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dari interaksi dengan lingkungan.
C. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Suharno (2000:116) adalah penguasaan bahan pelajaran yang telah disajikan dalam proses belajar mengajar. Selain itu menurut Briggs (1979) dalam Baso (2006:3) dinyatakan bahwa hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan tes hasil belajar. Pendapat lain yang diungkapkan menurut Romiszowski (1981) dalam Darmiyati (2007: 512 ), yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkah laku yang diukur dengan tes mengenai bidang studi yang dipelajari,berupa pengetahuan dan keterampilan dari program belajar, pengetahuan akan commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditunjukkan dengan aksi atau reaksi yang dilakukan seseorang dalam mencapai tujuan. Berdasar pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sejumlah kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar yang dimiliki siswa sebagai pedoman bagi guru untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Hasil belajar mencerminkan kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar.
D. Revisi Taksonomi Bloom Pada tahun 1956, Bloom telah mengklasifikasikan dimensi proses kognitif dalam
enam
kategori
yaitu,
pengetahuan
(knowledge),
pemahaman
(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Model taksonomi ini dikenal sebagai Taksonomi Bloom. Selanjutnya Anderson dan Krathwohl (2001) melakukan revisi mendasar atas klasifikasi kognitif yang pernah dikembangkan oleh Bloom, yang dikenal dengan Revised Bloom’s Taxonomy (Revisi Taksonomi Bloom). Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif berkaitan dengan proses yang digunakan siswa untuk mempelajari suatu hal, sedangkan dimensi pengetahuan adalah jenis pengetahuan yang akan dipelajari oleh siswa (Amer, 2006 :214). Menurut Krathwohl (2002: 215) tingkatan proses kognitif hasil belajar berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom ini bersifat hierarkis, yang berarti kategori pada dimensi proses kognitif disusun berdasar tingkat kompleksitasnya. Understand lebih kompleks daripada Remember, Apply lebih kompleks daripada Understand, dan seterusnya. Namun, kategori proses kognitif pada taksonomi Bloom, dimungkinkan untuk saling overlap dengan kategori proses kognitif yang lain. Anderson dan Krathwohl (2001), menjelaskan dimensi kognitif pada Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Remember (Mengingat) Mengingat adalah kemampuan memperoleh kembali pengetahuan relevan dari memori jangka panjang. Kategori Remember terdiri dari proses kognitif Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat). a. Recognizing (mengenal kembali ) Recognizing adalah memperoleh kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang kemudian membandingkannya dengan informasi yang tersaji. Dalam Recognizing, siswa mencari potongan informasi dalam memori jangka panjang yang identik atau hampir sama dengan informasi yang baru disampaikan. b.Recalling ( mengingat) Recalling adalah memperoleh kembali pengetahuan yang sesuai dari memori jangka panjang ketika merespon suatu masalah. Dalam Recalling, siswa mencari sebagian informasi dalam memori jangka panjang, kemudian informasi tersebut diproses untuk menyelesaikan suatu masalah. 2. Understand (Memahami) Memahami adalah kemampuan membangun makna dari pesan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Siswa memahami ketika mereka mampu menentukan hubungan antara pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Kategori
Understand
(menginterpretasikan),
terdiri
dari
Exemplifying
proses (memberi
kognitif contoh),
Interpreting Classifying
(mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring (menduga), Comparing (membandingkan), dan Exlpaining (menjelaskan). a. Interpreting (menginterpretasikan) Interpreting adalah kemampuan siswa untuk mengubah informasi yang disajikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Interpreting dapat berupa mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke kalimat, kalimat ke angka, dan sebagainya.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Exemplifying (memberi contoh) Exemplifying adalah kemampuan siswa memberikan contoh yang spesifik. Exemplifying dapat juga diartikan mengidentifikasi pengertian dari bagianbagian pada konsep umum. c. Classifying (mengklasifikasikan) Classifying adalah kemampuan siswa untuk mengetahui bahwa sesuatu merupakan bagian dari suatu kategori. Classifying dapat diartikan pula sebagai mendeteksi ciri atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai dengan kategori tertentu. Jika Exemplifying dimulai dari konsep umum dan siswa diminta mencari contoh khususnya, maka Classifying dimulai dari contoh khusus dan siswa diminta untuk mencari konsep umumnya. d.Summarizing (menyimpulkan) Summarizing adalah kemampuan siswa untuk memberikan pernyataan dari informasi yang telah disampaikan. e. Inferring (menduga) Siswa dikatakan memiliki kemampuan Inferring jika siswa dapat membayangkan konsep yang merupakan bagian dari contoh dengan cara mengkode karakteristik yang sesuai dari contoh tersebut. Inferring dapat berarti mencari pola dari kasus contoh yang diberikan. f. Comparing (membandingkan) Comparing adalah kemampuan menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek. g.Exlpaining (menjelaskan) Exlpaining adalah kemampuan menggunakan model sebab akibat. 3. Apply ( Menerapkan) Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari proses kognitif Executing (kemampuan melakukan) dan Implementing (kemampuan menerapkan).
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Executing (kemampuan melakukan) Dalam Executing, jika siswa menemui soal yang sudah dikenal maka siswa akan mengetahui prosedur yang digunakan. Keadaan yang sudah dikenal ini sering memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara apa yang digunakan. Executing lebih cenderung kepada kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan algoritma. Skill dan algoritma memiliki ciri sebagai berikut. 1) langkah pengerjaan soal secara berurutan. 2) Jika setiap langkah dikerjakan dengan benar, maka hasil yang diperoleh juga pasti benar. b.Implementing (kemampuan menerapkan). Dalam Implementing, siswa memilih dan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum dikenal siswa. Karena itu, siswa harus memahami benar masalah tersebut sehingga siswa dapat menemukan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena siswa belum mengenal soal yang dihadapi sehingga siswa belum mengetahui prosedur yang digunakan. Karena itu, kemungkinan prosedur yang digunakan bukan hanya satu, mungkin membutuhkan beberapa prosedur yang dimodifikasi. 4. Analyze (Menganalisis) Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi bagian – bagian dan menentukan bagaimana bagian – bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya atau bagian tersebut dengan keseluruhan. Analisis menekankan pada kemampuan merinci unsur pokok menjadi bagian – bagian dan melihat hubungan antarbagian tersebut. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu manganalisa informasi yang masuk dan membagi- bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali atau membedakan factor penyebab dan akibat dari sebuah scenario yang rumit. Kategori Analyze terdiri dari Differentiating (kemampuan membedakan), Organizing (mengorganisasi), dan Attributing (menemukan pesan tersirat).
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Differentiating (kemampuan membedakan) Membedakan meliputi kemampuan membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk yang sesuai. b.Organizing (mengorganisasi) Mengorganisasi meliputi kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama menjadi struktur yang saling terkait. c. Attributing (menemukan pesan tersirat) Attributing adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah yang diajukan. Attributing membutuhkan pengetahuan dasar 5. Evaluate (Menilai) Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan judgement berdasar pada standar tertentu. Adanya kemampuan evaluasi ditunjukkan siswa dengan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik). a. Checking (mengecek) Checking adalah kemampuan memeriksa yang melibatkan operasi atau produk yang diberikan kepada siswa. Kemampuan memeriksa terkait dengan menentukan suatu keputusan berdasarkan standar tertentu. b.Critiquing (mengkritik) Critiquing adalah kemampuan untuk mengkritisi atau membuat penilaian dari suatu produk atau operasi berdasarkan standar tertentu. Dalam mengkritisi, seorang siswa mencatat ciri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat pertimbangan berdasarkan ciri tersebut. Dalam matematika, mengkritisi dapat juga dengan membandingkan metode mana yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan suatu masalah. 6. Create (Mencipta) Create didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru atau cara pandang baru dari suatu kejadian. Dalam hal ini siswa dikatakan memiliki kemampuan mencipta jika dapat membuat sesuatu yang baru dengan merombak beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk yang tidak dijelaskan oleh guru. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Davitt dalam King (1998), Proses berpikir Remember, Understand, dan Apply pada Revisi Taksonomi Bloom, termasuk dalam Lower Order Thinking (Tingkat Berpikir Rendah) dan proses berpikir Analyze, Evaluate dan Create, termasuk dalam Higher Order Thinking (Tingkat Berpikir Tinggi). Lower Order Thinking adalah tingkat berpikir yang melibatkan proses mengingat informasi atau penerapan konsep atau penerapan pengetahuan pada suatu permasalahan. Sedangkan Higher Order Thinking adalah tingkat berpikir yang melibatkan proses pemikiran yang kompleks, berkaitan dengan pemecahan tugas non-rutin, sehingga membutuhkan algoritma yang belum diajarkan.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Muhibbin Syah (1995:132-139) dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Faktor internal siswa (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Dimana faktor ini meliputi dua aspek, yaitu: a) Aspek fisiologis (jasmaniah) Kondisi jasmani menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. b) Aspek psikologis (rohaniah) Yang termasuk dalam aspek rohaniah adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa, aktivitas siswa dan kemandirian siswa dalam belajar. 2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni keadaan lingkungan disekitar siswa. Faktor ini terdiri atas dua macam, yaitu: a) Faktor lingkungan sosial, yang meliputi sekolah, masyarakat dan keluarga siswa. b) Faktor lingkungan non sosial, seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. F. Aktivitas Belajar Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris “activity” yang artinya kegiatan. Rousseau dalam Sardiman A.M. (1994:96) memberikan penjelasan bahwa, setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan terjadi. Sardiman A.M. (1994:96) juga menambahkan, yang dimaksud commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
dengan aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Jadi aktivitas fisik dan mental harus terkait agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Paul B. Diedrich dalam Sardiman A.M. (1994:100) menyebutkan bahwa aktivitas siswa dapat digolongkan sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h.
Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. Listening activity, seperti: mendengarkan uraian, percakapan, musik, pidato. Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan laporan, membuat ringkasan. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grafik, peta, diagram. Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak. Mental activities, seperti: mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan klasifikasi aktivitas siswa di atas menunjukkan bahwa
aktivitas siswa di sekolah sangat bervariasi. Dalam penelitian ini aktivitas belajar siswa yang dimaksud meliputi: a.
Visual activities, mencakup: 1) Membaca materi pelajaran. 2) Memperhatikan materi pelajaran.
b.
Oral activities, mancakup: 1) Bertanya pada guru atau teman.
c.
Listening activities, mencakup: 1) Mendengarkan penjelasan guru. 2) Mendengarkan teman yang bertanya pada guru.
d.
Writing activities, mencakup: 1) Mencatat materi pelajaran yang diberikan guru.
e.
Mental activities, mencakup: 1) Mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2) Latihan soal-soal. 3) Mempelajari kembali materi yang telah diberikan. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Mempelajari referensi lain. f.
Emotional Activities, mencakup: 1) Memiliki ketertarikan dengan matematika.
G. Turunan Fungsi Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah turunan fungsi. Pokok bahasan ini diberikan pada siswa kelas XI semester II, tapi untuk kelas akselerasi pokok bahasan ini diberikan di tahun pertama. Turunan fungsi yang merupakan salah satu bagian dari kajian kalkulus, adalah salah satu materi utama dalam pelajaran matematika tingkat SMA. Siswa mempelajari konsep turunan fungsi dalam pemecahan masalah. Dengan mempelajarinya, siswa akan dapat menggunakan konsep
dan
aturan turunan
fungsi
untuk menghitung dan
menentukan
karakteristik turunan fungsi, merancang model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi, sekaligus menyelesaikan dan memberikan penafsirannya. Berikut akan dipaparkan mengenai
definisi
turunan
fungsi,
rumus-rumus turunan fungsi aljabar, turunan turunan kedua, turunan ketiga sampai turunan ke-n, dan aplikasi turunan fungsi dalam pemecahan masalah. a. Definisi Turunan Fungsi Diketahui fungsi y = f(x) dengan k < x < k + h, nilai fungsi f(x) berubah dari f(k) sampai dengan f(k + h).
Gambar 1. Grafik Nilai Fungsi f(x), dengan k < x < k + h Perubahan rata-rata nilai fungsi f terhadap x, dengan k < x < k+h adalah f ( k h) f ( k ) f ( k h) f ( k ) = . Jika nilai h semakin kecil, maka nilai h ( k h) k
lim h 0
f ( k h) f ( k ) disebut laju perubahan nilai fungsi f pada x=k. Sehingga h commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
turunan f di x dirumuskan f ' lim h 0
f ( x h) f ( x ) . Jika nilai limitnya ada, fungsi h
f dikatakan diferensiabel di x, dan f’ adalah fungsi turunan dari f. Turunan dari y f (x) sering ditulis dengan notasi y’ atau f’ (x) atau
dy df ( x) atau . dx dx
(Soedyarto dan Maryanto,2008). b. Rumus-Rumus Turunan Fungsi Aljabar Perhitungan turunan dengan menggunakan definisi jelas membutuhkan waktu yang relatif lama dan juga melibatkan manipulasi aljabar yang rumit. Secara lebih mudah, menghitung turunan fungsi aljabar dapat dilakukan dengan rumus- rumus yang merupakan penurunan dari definisi itu sendiri. Berikut merupakan rumus-rumus turunan fungsi. 1) Turunan fungsi konstan Misal f(x) = c, dengan c adalah konstanta, untuk setiap x R diperoleh f ' ( x) 0
2) Turunan fungsi identitas Misal diketahui fungsi identitas f (x) = x, untuk setiap x R diperoleh f ' ( x) 1
3) Turunan fungsi pangkat Misal f(x) = {u(x)n}dengan u(x) adalah fungsi dari x yang mempunyai turunan
u ' ( x) dan n adalah bilangan real, maka f ' ( x) nu( x) n1 4) Turunan hasil kali konstanta dengan fungsi Jika f(x) = ku(x), dengan k adalah konstanta real dan u(x) adalah fungsi dari x yang mempunyai turunan u ' ( x) maka f ' ( x) k.u' ( x) 5) Turunan jumlah dan selisih fungsi-fungsi Jika f(x) = u(x) ± v(x) dengan u(x) dan v(x) adalah fungsi-fungsi yang mempunyai turunan u ' ( x) dan v' ( x) , maka f ' ( x) u' ( x) v' ( x) 6) Turunan hasil kali fungsi-fungsi
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika f(x) = u(x). v(x) dengan dengan u(x) dan v(x) adalah fungsi-fungsi yang mempunyai turunan u ' ( x) dan v' ( x) , maka turunan dari f(x) adalah f ' ( x) u' ( x).v( x) u( x).v' ( x)
7) Turunan hasil bagi fungsi-fungsi Jika f ( x)
u ( x) , dengan v(x) ≠0 serta u(x) dan v(x) adalah fungsi-fungsi v( x)
yang mempunyai turunan u ' ( x) dan v' ( x) maka turunan dari f(x) adalah f ' ( x)
u ' ( x).v( x) u ( x).v' ( x) {v( x)}2
c. Turunan Pertama, Turunan Kedua, Turunan Ketiga sampai Turunan ke-n Untuk memahami pengertian turunan pertama, kedua, ketiga ,sampai dengan turunan ke-n dari suatu fungsi f(x) , dapat dilihat dari contoh berikut. f ( x) x 6 2 x 5 3x 4 6 x 3 2 x 2 5x 10 , yang didefinisikan dalam daerah
asal Df = {x | x ϵ R}. 1) Turunan dari f(x) adalah f’(x) = 6x5 + 10x4 – 12x3 + 18x2 - 4x +5. f ' ( x) adalah turunan pertama dari f(x) dan f ' ( x) juga merupakan suatu
fungsi. 2) Turunan dari f ' ( x) adalah f ' ' ( x) = 30x4 + 40x3 - 36x2+ 36x -4. f ' ' ( x) adalah turunan keduan dari f(x) dan f ' ' ( x) juga merupakan fungsi.
3) Turunan dari f ' ' ( x) adalah f ' ' ' ( x) = 120x3 + 120x2 – 72x +36. f ' ' ' ( x) adalah turunan ketiga dari f(x) dan f ' ' ' ( x) juga merupakan fungsi.
Proses pendiferensialan tersebut masih dapat diteruskan hingga turunan keempat, kelima, sampai turunan ke-n. Secara garis besar fungsi dapat diperoleh dengan melakukan proses pendiferensialan sampai dengan n-kali. (Wirodikromo, 2003)
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Persamaan Garis Singgung pada Kurva
Gambar 2. Grafik fungsi y= f(x) dan tali busur pada fungsi y= f(x) Berdasarkan gambar 2, gradien garis busur FG dapat ditentukan oleh: m FG = =
GH f ( x h) f ( x ) FH ( x h) x
f ( x h) f ( x ) h
Jika h mendekati nol, maka titik G akan mendekati titik F sepanjang grafik f(x). Ini berarti tali busur FG akan mendekati suatu garis singgung di titik F, sehingga gradient garis singgung kurva y = f(x) di titik F ditentukan melalui proses perhitungan limit sebagai berikut. m= lim mFG lim h0
h0
f ( x h) f ( x ) dengan melihat bentuk tersebut, maka h
turunan dari f(x) yaitu f ' ( x) = lim h 0
f ( x h) f ( x ) merupakan gradien garis h
singgung kurva y= f(x) di titik (x, f(x)). (Noormandiri, 2007) e. Fungsi Naik dan Fungsi Turun Misalkan fungsi f terdefinisi dalam interval I. 1) Fungsi f dikatakan fungsi naik dalam interval I, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2, maka berlaku f(x1) < f(x2). 2) Fungsi f dikatakan fungsi turun dalam interval I, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2, maka berlaku f(x1) > f(x2). commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengingat turunan pertama dari fungsi y = f(x), yaitu f ' ( x) secara geometri ditafsirkan sebagai gradien garis singgung kurva y = f(x) di titik (x,f(x)), pada akhirnya ini bisa digunakan untuk memeriksa tingkah laku grafik fungsi
f(x) pada Gambar 3 berikut ini.
f’ (x) >0
f’ (x) <0
f’ (x) >0
Gambar 3 Grafik Fungsi Naik dan fungsi Turun. Dengan memperhatikan gambar di atas, diperoleh hubungan. 1) Dalam interval x< a, fungsi f merupakan fungsi naik dan dalam interval itu gradien garis singgungnya bernilai positif ( f ' ( x) > 0). 2) Dalam interval x > a, fungsi f merupakan fungsi turun dan dalam interval itu gradien garis singgungnya bernilai positif ( f ' ( x) < 0). Pada akhirnya, kondisi untuk fungsi naik dan fungsi turun dapat dinyatakan sebagai berikut. Misalkan fungsi f kontinu dalam interval I dan difeensiabel (turunannya ada) pada interval tersebut. 1) Jika f ' ( x) > 0, untuk setiap x dalam interval I, maka fungsi f(x) naik dalam interval I. 2) Jika f ' ( x) < 0, untuk setiap x dalam interval I, maka fungsi f(x) turun dalam interval I.
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Jika f ' ( x) = 0, untuk setiap x dalam interval I , maka fungsi f(x) stasioner dalam interval I. dalam hal ini fungsi f(x) tidak naik atau tidak turun dalam interval I. f. Nilai Stasioner Jika fungsi y= f(x) diferensiabel di x = a, dengan f ' (a) = 0 maka f(a) adalah nilai stasioner dari fungsi f(x) di x= a. Titik (a, f(a)) disebut titik stasioner. Jenis kestasioneran serta kaitannya dengan
f ' ( x) akan dipaparkan sebagai
berikut. 1) Nilai f ' ( x) di sekitar x= a dinyatakan dalam tabel berikut.
Nilai f ' ( x) bertanda positif, kemudian bernilai 0 di x= a dan berganti tanda menjadi negatif. Dalam hal ini, dikatakan f mempunyai nilai balik maksimum f (a) .
2) Nilai f ' ( x) di sekitar x= c dinyatakan dalam tabel berikut.
Nilai f ' ( x) bertanda negatif, kemudian bernilai 0 di x= c dan berganti tanda menjadi positif. Dalam hal ini, dikatakan f mempunyai nilai balik minimum f (c) .
3) Nilai f ' ( x) di sekitar x= b dinyatakan dalam tabel berikut.
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai f ' ( x) bertanda negatif, kemudian bernilai 0 di x= b dan tandanya menjadi negatif kembali. Dalam hal ini, dikatakan f mempunyai titik belok di (b, f (b)) . Hal yang sama terjadi jika nilai f ' ( x) bertanda bertanda positif,
kemudian bernilai 0 di x= b dan tandanya tetap positif untuk x > b. (Noormandiri,2007). g. Aplikasi Turunan dalam Pemecahan Masalah Dalam kasus-kasus matematika SMA, seringkali dijumpai soal-soal yang
pemecahannya memanfaatkan aturan-aturan turunan fungsi. Bahkan terkait masalah dalam konteks yang nyata,
turunan fungsi digunakan untuk
pemecahan, khususnya untuk masalah terkait nilai maksimum-minimum. Beberapa
aplikasi turunan fungsi sering ditemui dalam kasus-kasus berikut. 1) Penggunaan turunan fungsi dalam menggambar grafik fungsi derajat tinggi. 2) Penggunaan turunan dalam perhitungan kecepatan dan percepatan gerak benda. 3) Penggunaan turunan pada perhitungan bentuk tak tentu limit fungsi. 4) Penggunaan turunan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai ekstrim fungsi.
H. Kerangka Pemikiran Matematika sebagai mata pelajaran yang mempunyai objek kajian abstrak, seringkali menjadi mata pelajaran yang sulit dipahami siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran matematika tidak hanya dibutuhkan kemampuan berhitung saja, tetapi juga kemampuan menganalisis, berpikir logis, berpikir kritis, sistematis, dan kreatif. Salah satu materi dalam matematika yang menuntut siswa berpikir keras dalam pemecahannya adalah aplikasi turunan fungsi. Ketika siswa commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diminta menyelesaikan soal uraian yang berkaitan dengan aplikasi turunan fungsi maka siswa akan mengorganisasikan keterampilan berpikirnya, sehingga terlihat proses kognitif siswa. Kemampuan siswa dalam aspek kognitif terlihat dari hasil belajar siswa yang merupakan proses panjang dari kegiatan pembelajaran yang dapat diukur ataupun dievaluasi. Biasanya guru mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa dari nilainya. Namun, sebenarnya guru perlu mengetahui bagaimana proses kognitif siswa, tidak hanya hasil belajar yang berupa nilai. Karena dengan mengetahui proses kognitif dari siswanya, guru dapat memberikan tindakan untuk bisa menbantu mengatasi kesulitan siswa, selain itu guru dapat menggali informasi apakah siswa-siswa tersebut telah menguasai materi yang diberikan. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa pada proses kognitif dapat digunakan Revisi Taksonomi Bloom. Proses kognitif siswa dapat dilihat berdasar kemampuan siswa menjawab masalah (instrument evaluasi) yang sesuai dengan proses kognitif yang akan diukur. Revisi Taksonomi Bloom pada dimensi proses kognitif, terdiri dari enam kategori yaitu remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan create. Pencapaian hasil belajar siswa tentu berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena hasil belajar merupakan tingkat penguasaan materi yang diperoleh dari proses belajar, sehingga banyak faktor yang mempengaruhinya. Selain proses pembelajaran di kelas, keaktifan siswa dalam belajar merupakan hal yang sangat penting. Aktivitas sangat diperlukan dalam belajar, karena pada prinsipnya belajar adalah suatu proses. Oleh karena itu setiap orang yang belajar haruslah aktif, karena tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak akan terjadi. Dengan demikian guru harus mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa, karena dengan mengetahui aktivitas belajar yang baik, guru dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan menjadikan proses pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Selain itu, siswa juga perlu mengetahui bagaimana aktivitas belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga siswa dapat melakukan refleksi terhadap diri sendiri, bagaimana aktivitas belajarnya, dan apakah aktivitas belajarnya sebanding dengan hasil belajar yang didapatkannya. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan analisis tersebut, akan diketahui bagaimana hasil belajar siswa pada proses kognitif menurut Revisi Taksonomi Bloom pada sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi dan juga dapat diketahui bagaimana aktivitas belajar siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar.
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat diperolehnya data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti. Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Surakarta pada tahun ajaran 2011/2012
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dibagi menjadi empat tahap, yaitu: a. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan kegiatan permohonan pembimbing, prasurvei, pengajuan proposal penelitian, pembuatan permohonan ijin penelitian di SMA Negeri 1 Surakarta, dan pembuatan instrumen. Ini dilakukan mulai pertengahan bulan Ferbruari sampai awal bulan Mei. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengambilan data. Ini dilakukan pertengahan bulan Mei. c. Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan kegiatan analisis data hasil penelitian, penarikan kesimpulan dan konsultasi dengan pembimbing. Ini dilakukan pertengahan bulan Mei sampai bulan Juli. d. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan penelitian. Ini dilakukan pertengahan bulan Mei sampai Juli
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong, 2007:4), penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss dan Corbin, 2009:4). Dalam penelitian ini, tidak ada hipotesis dan data yang dihasilkan adalah data deskriptif yang berupa kata – kata tertulis atau lisan. Seperti yang dikemukakan oleh Mattew B. Miles dan Michael Huberman (1992:15) dimana data yang muncul pada penelitian kualitatif berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, (Hindari dan Mimi, 2005: 73). Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada objek penelitian, tetapi menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.
C. Sumber Data Menurut Lofland dalam Lexy J. Moleong (1996: 112), “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen”. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah hasil tes tertulis dan hasil wawancara dari subjek penelitian yakni siswa terpilih pada kelas XI akselerasi2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
D. Subjek Penelitian Pada penelitian ini dalam menentukan subjek penelitan tidak dipilih secara acak, tetapi dengan sampel bertujuan (purposive sample). Menurut Sugiyono (2008 :216) purposive sample adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Tujuan dari pemilihan sampel yang bertujuan bukanlah memusatkan diri pada
adanya
perbedaan-perbedaan
yang
nantinya
dikembangkan
dalam
generalisasi. Tujuannya untuk memperoleh kedalaman studi dalam konteksnya. Selain itu, juga untuk menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan dan commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teori yang muncul. Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample), (Moleong,1999: 165). Noeng Muhadjir (2000: 167) mengemukakan bahwa, “Salah satu cirri sampel bertujuan adalah seleksi sampel menuju kejenuhan informasi, artinya apabila dengan sampel yang telah diambil, ada informasi yang masih diperlukan, dikejar lagi sampel yang diperkirakan memuat informasi yang diperoleh. Sebaliknya, bila dengan menambah sampel hanya diperoleh informasi yang sama, berarti jumlah sampel sudah cukup, karena informasinya sudah jenuh.” Subjek penelitian ini adalah siswa- siswa kelas XI akselerasi-2 SMA Negeri 1 Surakarta, dengan pertimbangan siswa tersebut telah mendapat pelajaran mengenai aplikasi turunan fungsi dan dimungkinkan mampu mengkomunikasikan pemikirannya baik secara lisan maupun tulisan. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada kriteria sebagai berikut. (i)
Jawaban tes tertulis siswa. Dari jawaban siswa dapat dilihat pencapaian hasil belajar siswa pada proses kognitif pada materi turunan fungsi. Pemilihan subjek berdasarkan jawaban tes siswa dilakukan dengan memilih siswa dengan jawaban tes yang mampu menggambarkan pencapaian hasil belajarnya pada tingkat berpikir dan juga proses kognitif yang akan diteliti.
(ii)
Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pemikirannya baik secara lisan maupun tulisan serta mampu berperan aktif dalam penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Metode Tes. Menurut Budiyono (2003: 54), ”Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan–pertanyaan atau suruhan–suruhan kepada subjek penelitian”. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes uraian. Menurut
Asmawi dan Noehl (1995 : 33), ”Tes uraian adalah soal yang
mengandung pertanyaan yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes.” Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes pada penelitian ini adalah tes yang dibuat harus mampu mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada dimensi
kognitif berdasarkan Revisi
Taksonomi Bloom pada sub pokok bahasan aplikasi turunan fungsi. Langkah–langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian ini adalah : 1.
Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan
2.
Menyusun kisi – kisi instrumen
3.
Menyusun soal – soal tes
4.
Melakukan validasi terhadap butir – butir soal
5.
Melakukan revisi soal – soal tes
6.
Melaksanakan tes
Butir–butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 180), ”Validitas suatu instrumen selalu tergantung pada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Asmawi dan Noehl (1995: 172), untuk tes hasil belajar, aspek validitas yang paling penting adalah validitas isi. Validitas isi adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana skor dalam tes berasosiasi dengan penguasaan peserta tes dalam bidang studi yang diuji menurut perangkat tes tersebut. Uji validitas dilakukan dengan penelaahan atau pengkajian butir – butir tes oleh validator yang telah ditentukan tanpa pengujian statistik, (Sudjana, 1991: 144). Validator yang dipilih dalam penelitian ini adalah orang – orang yang ahli dalam bidang matematika commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut Sugiyono (2008:268) reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Masih menurut Sugiyono (2008 : 269) dalam penelitian kualitatif, suatu realita bersifat ganda atau majemuk, dinamis atau selalu berubah sehingga tidak konsisten dan berulang seperti semula. Oleh karena itu, tes pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa tidak memerlukan uji reliabilitas.
b. Metode Wawancara Wawancara
adalah
proses
tanya-jawab
dalam
penelitian
yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan
secara
langsung informasi-informasi
atau keterangan-
keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2002:83). Menurut Moleong (2007:186) wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
Metode
wawancara (disebut pula interview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti (atau seseorang yang ditugasi) dengan
penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini
pewawancara mengadakan diwawancarai
percakapan
sedemikian
hingga
pihak yang
bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya (Budiyono,
2003:52). Materi wawancara yang ditanyakan kepada subjek wawancara adalah soal yang setipe dengan soal tes tertulis. Bentuk wawancara yang dilakukan peneliti adalah bentuk wawancara pertanyaan yang
mendalam. Wawancara
dilakukan dengan
bersifat lentur dan terbuka mengarah pada kedalaman
informasi. Peneliti memberlakukan diri sebagai partner subjek dan subjek dianggap sebagai informan. Pada penelitian ini metode wawancara digunakan untuk mengklarifikasi jawaban siswa pada tes tertulis serta mengetahui aktivitas belajar siswa yang mempengaruhi hasil belajarnya.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Validasi Data Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui triangulasi.
Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, (Moleong, 2007:330). Menurut Sugiyono
(2008:125),
triangulasi
diartikan
sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode, yaitu triangulasi yang dilakukan dengan cara mengecek data dari sumber yang sama dengan metode berbeda. Sutopo (2002: 80) mengemukakan, “Triangulasi metode bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Di sini yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang
sama untuk menguji kemantapan informasinya”. Dalam penelitian ini,
pemeriksaan kesahihan data akan dilakukan dengan membandingkan data hasil tes tertulis
dan data hasil wawancara. Triangulasi dilaksanakan dengan
membandingkan data hasil tes dan data hasil wawancara yang dilakukan peneliti.
G. Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan analisis data nonstatistik karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Moleong (2007:280) menyimpulkan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti
yang
disarankan oleh data. Selanjutnya menurut Milles dan Huberman (1992:16), “Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
yaitu
reduksi
data,
penyajian
data,
dan
penarikan
kesimpulan/verifikasi”. 1.
Reduksi data
Reduksi
data
merupakan
suatu
bentuk
commit to user
analisis
yang
menajamkan,
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Proses reduksi data bertujuan untuk menghindari penumpukan data atau informasi yang diperoleh. Setelah direduksi, data akan memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2.
Penyajian data
Penyajian data dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan dengan menyajikan data tersebut secara jelas dan sistematis sehingga
akan memudahkan peneliti
dalam
mengambil keputusan. Penyajian data dapat berupa kalimat yang sistematis, matriks, grafik, jaringan, atau bagan. Namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. 3.
Penarikan kesimpulan/verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh juga perlu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Dengan kata lain, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah secara urut dari awal hingga akhir yang dilakukan dalam penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian kualitatif terdiri dari 1) tahap pralapangan, 2) tahap pekerjaan lapangan, 3) tahap analisa data dan 4) tahap penulisan laporan (Lexy J.Moleong,1999: 85). Prosedur penelitian yang akan dilakukan dirinci sebagai berikut: 1. Tahap pralapangan. a. Pembuatan proposal penelitian. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tahap ini dibuat proposal penelitian untuk kemudian diajukan kepada pembimbing. Jika masih ada yang perlu direvisi, maka direvisi untuk mempermudah pelaksanaan penelitian selanjutnya. b. Mengurus perizinan ke lembaga yang terkait. Pada tahhap ini dilakukan pengurusan perizinan ke SMA Negeri 1 Surakarta, sebagai tempat penelitian. 2. Tahap pekerjaan lapangan. a. Melaksanakan tes tertulis. Pada tahap ini dilaksanakan tes tertulis kepada semua siswa. Tes diberikan setelah materi turunan fungsi selesai diajarkan. Soal tes yang diberikan berbentuk tes uraian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jawaban tes siswa yang kemudian disesuaikan dengan proses kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom. b. Menelaah hasil tes tertulis untuk menentukan subjek penelitian. c. Melaksanakan wawancara Melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk menggali informasi yang lebih lanjut mengenai proses kognitif siswa dan mencari informasi mengenai aktivitas belajar siswa. 3. Tahap analisa data Pada tahap ini dilakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. 4. Tahap penulisan laporan penelitian
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Prosedur penelitian di atas, dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut. Tahap Pralapangan
Melaksanakan Tes
Menelaah hasil tes untuk memilih subjek penelitian Melakukan wawancara Validasi data Analisis data
Laporan hasil penelitian Gambar 3.1 Prosedur Penelitian di SMA Negeri 1 Surakarta
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Temuan Penelitian 1. Deskripsi Data Tes Tertulis Dalam hal ini, tes tertulis digunakan untuk menentukan subjek penelitian. Tes tertulis ini memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda. Jawaban-jawaban siswa pada tes ini menunjukkan proses kognitif siswa berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom. Langkah-langkah dalam penyusunan tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 7. Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan 8. Menyusun kisi – kisi instrumen 9. Menyusun soal – soal tes 10. Melakukan validasi terhadap butir – butir soal 11. Melakukan revisi soal – soal tes 12. Melaksanakan tes Dalam penyusunan perangkat tes, validasi dilakukan oleh validator sebagai berikut. 1. Dr. Imam Sujadi, M. Si. Dosen program studi pendidikan matematika FKIP UNS 2. Marwanto, S. Pd. Guru matematika kelas akselerasi SMA N 1 Surakarta Tes ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Mei 2012, perangkat tes yang telah divalidasi dapat dilhat pada Lampiran. Pada saat dilaksanakan tes ada 3 siswa yang tidak masuk, yaitu siswa dengan nomor absen 17, 22, dan 23, sehingga tidak diikutsertakan dalam pemilihan subjek penelitian selanjutnya. Dari hasil tes tertulis yang diberikan pada siswa kelas XI akselerasi 2 setelah mempelajari materi turunan fungsi diperoleh interpretasi proses kognitif siswa berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom, yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 - 4.7.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.1. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 1a Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa Tidak menjawab sama sekali
16
Karena siswa tidak menjawab sama sekali, maka siswa disebut belum mencapai proses kognitif recalling
pada
kategori
remember. y = 1-x2
3,5, 7,
= - ( x+1) (x-1)
8, 9,
x= -1 V x=1
18, 21
Jawaban siswa belum menjawab pertanyaan yang dimaksud soal mengenai titik stasioner. Pengerjaan yang tidak logis saat
+ 2 -1
1
+ 2
menentukan interval naik dan interval turun, sehingga jauh dari jawaban yang benar. Siswa belum mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember.
y = 1-x2
10
Jawaban siswa belum menjawab
= - ( x+1) (x-1)
pertanyaan yang dimaksud soal
x= -1 V x=1
mengenai titik stasioner. Siswa
y' 2 x
tidak mampu mengingat cara
= -2 (-1) = 2 ≥0
untuk mencari titik stasioner dari
y' 2 x
suatu fungsi. Pengerjaan yang tidak logis saat
= -2 (1) = -2 ≤ 0
menentukan interval naik dan interval
turun.
Siswa
tidak
mampu mengingat cara untuk -
-
+ -2
2
menentukan interval naik dan turun dari suatu fungsi. commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Siswa belum mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. Titik stasioner: y = 1-x
13
2
Siswa mampu mengingat cara untuk mencari titik stasioner dari
y' 2 x
suatu fungsi. Siswa
0 = -2 x, x=0, y=1 Titik stasioner (0,1)
pertanyaan
tidak mengenai
menjawab interval
naik dan turun dari suatu fungsi. Siswa telah mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember,
tetapi
belum
sempurna. y = 1-x2
1, 2, 4,
Siswa mampu mengingat cara
y' 2 x
6, 11,
untuk mencari titik stasioner dari
0 = -2 x, x=0, y=1
12, 14,
suatu fungsi dan cara untuk
Titik stasioner (0,1)
15, 19,
menentukan interval naik dan
+
20
-
turun dari suatu fungsi. Siswa telah mencapai proses
0
kognitif recalling pada kategori Interval naik : x < 0
remember.
Interval turun : x > 0
Dari Tabel 4.1, diketahui siswa dengan nomor 3, 5, 7, 8, 9, 10, 16, 18, 21 tidak mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember, dan siswa dengan nomor 1, 2, 4, 6, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20 telah mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 1b Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa Tidak menjawab sama sekali
1, 2, 6,
Karena siswa tidak menjawab
13, 15
sama sekali, maka siswa disebut belum mencapai proses kognitif implementing
pada
kategori
apply.
L=p.l
3, 5, 20 Prosedur
L = (1-x2) (y)
pengerjaan
yang
dilakukan siswa tidak logis Siswa belum mencapai proses
= y - xy
kognitif
implementing
pada
kategori apply. y = 1-x2
4, 7, 8,
y' 2 x = 0
10, 18,
x=0
21
Prosedur
pengerjaan
yang
dilakukan siswa tidak logis Siswa belum mencapai proses kognitif
implementing
pada
kategori apply. Luas maks = 2.x = 2. (1) = 2
9, 16
Prosedur
pengerjaan
yang
dilakukan siswa tidak logis Siswa belum mencapai proses kognitif
implementing
pada
kategori apply. Luas persegi panjang = x.y
11, 19 Siswa
mampu
menggunakan
L = x (1-x2)
prosedur
L = x – x3
menyelesaikan
L’ = 1 – 3x2 = 0
belum pernah dihadapi siswa commit to user
yang
tepat
untuk
masalah
yang
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelumnya, walaupun terdapat
1 3
x=
kesalahan Siswa melakukan kesalahan pada saat menentukan ukuran persegi
+
1 3
-
panjang. Siswa menuliskan “Luas
1 3
persegi panjang = x.y”. Padahal yang dimaksud siswa “x”, baru
maks Luas maksimum =
setengah dari panjang sisi persegi
Luas x x 3
panjang. Hal ini mungkin terjadi karena siswa kurang teliti dalam
1 1 2 1 2 3 ( )3 3 3 3 3 9
mengerjakan. Siswa kognitif
telah
mencapai
proses
implementing
pada
kategori apply. Luas persegi panjang = x.y
12
2
Siswa mampu mengerjakan soal
L = 2x (1-x )
yang belum pernah diajarkan
L = 2x – 2x3
sebelumnya,
L’ = 2 – 6x2 = 0
menggunakan
x=
dengan prosedur
yang
mencapai
proses
implementing
pada
tepat.
1 3
+
1 3
Siswa
-
kognitif
1 3 maks
telah
kategori apply.
Luas maksimum =
Luas 2 x 2 x 3 2
1 1 4 1 4 3 2( ) 3 3 3 3 3 9
Luas persegi panjang = x.y 2
14
Siswa mampu mengerjakan soal
L = 2x (1-x )
yang belum pernah diajarkan
L = 2x – 2x3
sebelumnya,
L’ = 2 – 6x2 = 0
menggunakan tepat, commit to user
dengan prosedur
walaupun
yang terdapat
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
x=
kesalahan hitungan, yaitu pada
1 3
-
1 saat L’ = 2 – 6x2 = 0, x = , 3
-
+
Kesalahan tersebut terjadi karena
1 3 maks
1 3
kurang
Luas maksimum =
teliti
pada
saat
mencapai
proses
implementing
pada
mengerjakan. Siswa
Luas 2 x 2 x 3 1 1 18 2 16 2 2( ) 3 3 3 27 27 27
kognitif
telah
kategori apply.
Dari Tabel 4.2, diketahui siswa dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 21 tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply, dan siswa dengan nomor 11, 12, 14, 19 telah mencapai prosses kognitif implementing pada kategori apply.
Tabel 4.3. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 2 Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa Kedua masalah menggunakan konsep f ' (t ) 0 Masalah(1)
1, 4, 6, 15
Siswa belum mampu mengenali pola atau karakteristik, sehingga belum mampu mengklasifikasikan
f (t ) t 2 6t 10
permasalahan yang sesuai dengan
f ' (t ) 2t 6 0
kategori tertentu.
t 3 f (3) 3 2 6(3) 10 1 v
s 1 m/s t 6
Masalah (2)
Dalam hal ini, siswa belum memahami bahwa konsep turunan pertama
samadengan
nol
digunakan untuk permasalahan keoptimalan, yaitu yang berkaitan dengan commit to user
maksimum
atau
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f (t ) 200t 5t 2
minimum, yang seharusnya hanya
f ' (t ) 200 10t 0
permasalahan
t 20
(2)
yang
menggunakan konsep tersebut.
f (20) 200(20) 5(20) 2
Siswa belum mencapai proses
4000 2000 2000m
kognitif classifying pada kategori understand. Masalah(1) f (t ) t 2 6t 10
2, 13, 20
f ' (t ) 2t 6 0
Siswa belum mampu mengenali pola atau karakteristik, sehingga belum mampu mengklasifikasikan
t 3
permasalahan yang sesuai dengan
f (3) 3 2 6(3) 10 1
kategori tertentu.
Masalah (2)
Dalam hal ini, siswa belum
f (t ) 200t 5t 2 f ' (t ) 200 10t 0
memahami bahwa konsep turunan
t 20
pertama
f (20) 200(20) 5(20) 2
digunakan untuk permasalahan
4000 2000 2000m
keoptimalan, yaitu yang berkaitan
Jadi keduanya menggunakan
dengan
f ' (t ) 0
samadengan
maksimum
nol
atau
minimum, yang seharusnya hanya permasalahan
(2)
yang
menggunakan konsep tersebut. Siswa belum mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. Masalah 2, yang menggunakan
3, 7, 8,
konsep f ' (t ) 0 adalah untuk
9, 19
Siswa sudah dapat mengenali pola atau karakteristik, sehingga belum
mencari nilai maksimum atau
mampu mengklasifikasikan
minimum.
permasalahan yang sesuai dengan kategori tertentu. Dalam
hal
ini,
siswa
telah
memahami bahwa konsep turunan commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f (t ) 200t 5t 2
pertama
f ' (t ) 200 10t 0
digunakan untuk permasalahan
t 20
samadengan
nol
keoptimalan, yaitu yang berkaitan
f (20) 200(20) 5(20) 2
dengan
4000 2000 2000m
maksimum
atau
minimum. Siswa
telah
mencapai
proses
kognitif classifying pada kategori understand. konsep
11, 12,
Siswa sudah dapat mengenali pola
f ' (t ) 0 adalah masalah (2),
14, 16,
atau karakteristik, sehingga belum
18, 21
mampu
Yang
karena
menggunakan
pada
ditanyakan
masalah
nilai
(2)
mengklasifikasikan
permasalahan yang sesuai dengan
maksimum,
dicapai saat f ' (t ) 0 .
kategori tertentu. Dalam
f (t ) 200t 5t 2 f ' (t ) 200 10t 0
hal
ini,
siswa
telah
memahami bahwa konsep turunan
t 20
pertama
f (20) 200(20) 5(20)
samadengan
nol
2
digunakan untuk permasalahan
4000 2000 2000m
keoptimalan, yaitu yang berkaitan dengan
maksimum
atau
minimum. Siswa
telah
mencapai
proses
kognitif classifying pada kategori understand. Permasalahan
yang
5, 10
Siswa sudah dapat mengenali pola
menggunakan konsep f ' (t ) 0
atau karakteristik, sehingga belum
adalah permasalahan (2).
mampu
Pada
masalah
(1)
disuruh
mencari v dengan waktu yang ditentukan. Pada masalah (2), t harus dicari dengan maksud
mengklasifikasikan
permasalahan yang sesuai dengan kategori tertentu. Dalam
hal
ini,
siswa
telah
memahami bahwa konsep turunan commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
agar
f(t)
mencapai
maksimum,
nilai
pertama
sehingga
samadengan
nol
digunakan untuk permasalahan keoptimalan, yaitu yang berkaitan
f ' (t ) harus sama dengan nol.
dengan
maksimum
atau
minimum. Siswa
telah
mencapai
proses
kognitif classifying pada kategori understand.
Dari Tabel 4.3, diketahui siswa dengan nomor 1, 2, 4, 6, 13, 20 tidak mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand, dan siswa dengan nomor 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 21 telah mencapai prosses kognitif classifying pada kategori understand.
Tabel 4.4. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 3 Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa 1, 2,7,
G
8, 9, 9cm
O
r E
F
t A
B H
Siswa dapat memecah informasi yang ada menjadi unsur-unsur
13, 16,
yang
18, 21
diperlihatkan dari jawaban siswa
dibutuhkan.
Hal
ini
yang memisalkan jari-jari tabung
C D
6cm
dengan r, dan tinggi tabung dengan
1 3
V kerucut= . .36.9 108
t.
Dengan
demikian
siswa dapat menentukan ukuran yang lainnya. Siswa belum dapat mengaitkan
V tabung = 1 1 1 V ker ucut (6 r ) 2 .t (6 r ) 2 .t r 2 (9 t ) 3 3 3 1 1 1 Vtabung 108 (6 r ) 2 .t (6 r ) 2 .t r 2 (9 t ) 3 3 3
commit to user
antarunsur diidentifikasi,
yang sehingga
telah siswa
melakukan langkah pengerjaan
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4 2 1 y 108 24 .t .r.t r 2 .t 3 .r 2 .r 2 .t 3 3 3
yang tidak logis. Siswa belum mencapai proses
y' ...
kognitif
proses
kognitif
pada
kategori
organizing analyze. V kerucut= .r 2 .t 1 .r 2 (9 t ) 1 .(6 r ) 2 .t 3 3 V tabung= Vkeucut 1 .r 2 (9 t ) 1 .(6 r )2 .t 3 3
3, 4, 6,
Siswa dapat memecah informasi
10, 15
yang ada menjadi unsur-unsur yang
= 1 .36.9 1 .r 2 t 12r 4rt 1 r 2 t 3r 2 3
3
dibutuhkan.
Hal
ini
diperlihatkan dari jawaban siswa
3
yang memisalkan jari-jari tabung
= 108 12r 3r 2
dengan r, dan tinggi tabung
y' ...
dengan
t.
Dengan
demikian
siswa dapat menentukan ukuran yang lainnya. Siswa belum dapat mengaitkan antarunsur
yang
diidentifikasi,
telah
sehingga
siswa
melakukan langkah pengerjaan yang tidak logis. Siswa belum mencapai proses kognitif organizing
proses
kognitif
pada
kategori
analyze.
r kerucut = 6 cm
5
Siswa belum dapat memecah
t kerucut = 9 cm
informasi
r tabung = 6-r
unsur-unsur
t tabung = 9-t
sehingga
Volum kerucut = 1 .36.9 108
yang
ada
menjadi
yang dibutuhkan, siswa
melakukan
langkah pengerjaan yang tidak
3
logis.
Volum tabung = luas alas . tinggi commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Siswa belum mencapai proses
V tabung = r 2 t = (6 r ) 2 (9 t )
kognitif
= (36 12r r 2 )(9 t )
organizing
proses
kognitif
pada
kategori
analyze. G
9cm
11, 12,
Siswa dapat memecah informasi
14, 19
yang ada menjadi unsur-unsur yang
O
r E
F
B H
Hal
ini
diperlihatkan dari jawaban siswa
t A
dibutuhkan.
yang memisalkan jari-jari tabung
C D
6cm
dengan r, dan tinggi tabung
9t r 9 6 54 6t 9r
dengan
6t 54 9r
yang lainnya.
t.
Dengan
demikian
siswa dapat menentukan ukuran
3 t 9 r 2
Siswa
dapat
mengaitkan
Vtabung r 2 t
antarunsur
yang
telah
3 V (r ) r 2 (9 r ) 2 3 V (r ) 9r 2 r 3 2 9 V ' (r ) 18r r 2 2 9 0 18r r 2 2 r 4cm +
diidentifikasi,
sehingga
dapat
menyelesaikan permasalahan. Siswa telah mencapai proses kognitif organizing 4
proses
kognitif
pada
kategori
analyze.
-
r max= 4 cm Diket
20
r kerucut = 6 cm
Siswa hanya menuliskan yang diketahui pada soal. Siswa belum dapat memecah
t kerucut = 9 cm V tabung = r 2 t
informasi unsur-unsur sehingga
yang
ada
menjadi
yang dibutuhkan, siswa
melakukan
langkah pengerjaan yang tidak logis. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Siswa belum mencapai proses kognitif
proses
kognitif
pada
kategori
organizing analyze.
Dari Tabel 4.4, diketahui siswa dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 19, 20, 21 tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze, dan siswa dengan nomor 11, 12, 14, 19 telah mencapai prosses kognitif organizing pada kategori analyze.
Tabel 4.5. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 4a Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa L persegi panjang = p.l
3
L (8 x) 2
Siswa
melakukan langkah
perngerjaan yang tidak logis. Siswa
L 64 16 x x 2 L' ...
belum
menentukan tepat
prosedur
untuk
permasalahan
dapat yang
menyelesaikan yang
sudah
dikenalnya. Siswa belum mencapai proses kognitif
executing
kategori apply.
commit to user
pada
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
K 2 p 2l
5
2 x 24 2 p 2(8 x)
Siswa
melakukan
langkah
perngerjaan yang tidak logis.
2 x 24 2 p 16 2 x
Siswa
2 p 4 x 8 p 2x 4
belum
menentukan
L p.l
prosedur
L (2 x 4)(8 x)
tepat
L 2 x 2 12 x 32
permasalahan
(2 x 4)(8 x) 0
dapat
untuk
yang
menyelesaikan yang
sudah
dikenalnya.
x 2 x 8
Siswa belum mencapai proses
Untuk x 2
kognitif
L (2(2) 4)(8 (2)) 0
executing
pada
kategori apply.
Untuk x 8
L (2(8) 4)(8 (8)) 0 K 2( p l )
1, 2, 4,
K ( p l) 2 x 12 p (8 x) p 2x 4 L p.l
Siswa
dapat
6, 7, 8,
prosedur
9, 10,
menyelesaikan
11, 12,
yang sudah dikenalnya.
yang tepat
13, 14,
L( x) 12 x 2 x 32
15, 16,
kognitif
18, 19,
kategori apply.
L' ( x) 12 4 x 0 12 4 x
untuk
permasalahan
Siswa telah mencapai proses
L (2 x 4)(8 x) 2
menentukan
executing
pada
20, 21
x3
+
3
-
x=3 maks Untuk x=3 maka L(3) (2(3) 4)(8 (3))
L maks = 10 .5= 50 cm3
Dari Tabel 4.5, diketahui siswa yang tidak mencapai proses kognitif execute pada kategori apply adalah siswa dengan nomor absen 3 dan 5. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.6. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 4b Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa Keliling= 2x+24
Siswa
3
L 2(8 x) 2 x 24 2(8 x)
melakukan langkah
perngerjaan yang tidak logis. Siswa
16 2 x 8 x4
belum
mencapai
kategori proses kognitif create.
Luas (8 x)
2
Luas 4 2 16cm 2
Siswa
1, 2, 4, Tidak memiliki cara lain
tidak
dapat
5, 6, 7,
menggeneralisasikan ide atau
8, 9, 10,
cara pandang yang berbeda
11, 12,
dari yang diajarkan, untuk
12, 13,
menghasilkan
14, 15,
penyelesaian yang berbeda dari
16, 18,
suatu permasalahan. Siswa
19, 20, 21
belum
cara
mencapai
kategori proses kognitif create.
Dari Tabel 4.6, daiketahui bahwa tidak ada siswa yang mencapai proses kognitif create.
Tabel 4.7. Interpretasi Proses Kognitif Siswa Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Soal Nomor 5 Jawaban Siswa
No
Interpretasi Proses Kognitif
Siswa Tidak menjawab
6, 16
Siswa tidak dapat membuat kriteria
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk memutuskan suatu pernyataan benar atau salah. Siswa
belum
mencapai
mencapai
proses berpikir checking pada kategori evaluate. Benar.
3
Siswa
Contoh: Keliling persegi panjang
Siswa belum dapat membuat kriteria
7
yang tepat, karena pengerjaan yang
Luas=7 6
dilakukan siswa adalah dengan contoh
2
Luas=12
khusus,
Siswa 4
belum
untuk
dapat
memutuskan
pernyataan yang umum.
Luas=15 4
sehingga
digunakan
5 3
memutuskan
kebenaran dari suatu pernyataan.
16 , cari luas maksimum! 1
berusaha
belum
mencapai
mencapai
proses berpikir checking pada kategori
Luas=16
evaluate. Maksimum,saat persegi Benar.
10
Siswa
Bukti: Misal K =20 cm, maka p+l=10
berusaha
memutuskan
kebenaran dari suatu pernyataan. Siswa belum dapat membuat kriteria
untuk p=1, l=9. Luas = 9
yang tepat, karena pengerjaan yang
untuk p=2, l=8. Luas = 16
dilakukan siswa adalah dengan contoh
untuk p=5, l= 5. Luas =25
khusus,
sehingga
digunakan L=25 maksimum ketika p=l= 5
belum
untuk
dapat
memutuskan
pernyataan yang umum. Siswa
belum
mencapai
mencapai
proses berpikir checking pada kategori evaluate.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2 p 2l K
2, 4, 5,
2( p l ) K
8, 9,
pl
K 2
Siswa belum dapat membuat kriteria yang
13, 14, 15, 18,
Siswa
karena
luas
1, 7
memutuskan
belum
mencapai
mencapai
proses berpikir checking pada kategori
21 benar,
untuk
kebenaran dari suatu pernyataan.
19, 20,
Tidak
tepat
evaluate. Siswa belum dapat membuat kriteria
maksimum tidak selalu berbentuk
yang
persegi.
kebenaran dari suatu pernyataan. Siswa
tepat
belum
untuk
memutuskan
mencapai
mencapai
proses berpikir checking pada kategori evaluate. 2 p 2l K
11, 12,
2( p l ) K pl
Dari informasi yang terdapat pada soal
19
K 2
tersebut, siswa dapat membuat kriteria yang
K l 2 Luas p.l p
memutuskan
Siswa telah mencapai mencapai proses
K l ).(l ) 2 K L(l ) l l 2 2 K L' (l ) 2l 0 2 K l 4
+
berpikir evaluate.
K 4
l
pl
untuk
kebenaran dari suatu pernyataan.
L(l ) (
Untuk
tepat
l
K 4
maks.
K , maka K K K p 2 4 4 4
K . 4
Karena p = l, maka persegi panjang tersebut mencapai luas maksimum saat berbentuk persegi.
commit to user
checking
pada
kategori
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari Tabel 4.7, diketahui siswa dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14 15, 16, 18, 19, 20, 21 tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze, dan siswa dengan nomor 11, 12, 19 telah mencapai prosses kognitif checking pada kategori evaluate.
Dari Tabel 4.1 - 4.7, dapat diketahui interpretasi proses kognitif siswa pada materi turunan fungsi, dengan cara membandingkan jawaban siswa dengan setiap tingkatan pada proses kognitif pada Revisi Taksonomi Bloom. Selanjutnya, dari hasil tes tertulis ini akan dijadikan dasar dalam pengambilan subjek penelitian untuk diteliti lebih mendalam lagi.
2. Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini, dalam menentukan subjek penelitian tidak dipilih secara acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample). Sampel bertujuan memfokuskan pada informan-informan terpilih untuk studi yang bersifat mendalam. Tujuan dari pemilihan sampel bertujuan adalah untuk memperoleh kedalaman studi dalam konteksnya dan juga menggali informasi yang menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Dengan demikian, untuk pemilihan subjek dalam penelitian ini akan diambil dari 20 siswa kelas XI akselerasi 2, dengan dasar data hasil tes tertulis siswa. Untuk lebih jelasnya, disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Pengelompokkan Calon Subjek Penelitian Order Thinking
Capaian Proses Kognitif
No. Siswa
Understand.
3, 5
Lower Order
Remember dan Apply.
1, 2, 4, 6, 13, 15, 20
Thinking
Understand dan Apply.
7, 8, 9, 10, 16, 18, 21
Remember, Understand, Apply dan Analyze.
14
Higher Order Thinking
Remember, Understand, Apply, Analyze dan 11, 12, 19 Evaluate.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil tertulis tersebut, diketahui siswa dengan tingkat berpikir Lower Order Thinking adalah 16 siswa. Terdiri dari siswa yang telah mencapai kategori Understand ada 2 orang, siswa yang telah mencapai kategori Remember dan Apply ada 7 orang, siswa yang telah mencapai kategori Understand dan Apply ada 7 orang. Siswa dengan tingkat berpikir Higher Order Thinking adalah 4 siswa. Yang terdiri dari siswa yang telah mencapai kategori Remember, Understand, Apply dan Analyze ada 1 orang, dan siswa yang telah mencapai kategori Remember, Understand, Apply, Analyze dan Evaluate ada 3 orang. Pemilihan subjek penelitian dari kelompok siswa tersebut di atas, dilakukan dengan cara memilih siswa pada setiap kelompok tingkatan berpikir yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, maksudnya adalah siswa yang mampu memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian dan
mampu
menggambarkan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah aplikasi turunan fungsi. Dari kelompok tingkat berpikir siswa, diambil beberapa siswa untuk diteliti lebih lanjut, yaitu siswa pada tingkatan berpikir Lower Order Thinking ada 3 orang, yang terdiri dari siswa pada capaian proses kognitif understand sebanyak 1 orang, siswa pada capaian proses kognitif remember dan apply sebanyak 1 orang. siswa pada capaian proses kognitif understand dan apply sebanyak 1 orang, dan siswa pada tingkatan berpikir Higher Order Thinking ada 2 orang, yang terdiri dari siswa pada capaian proses kognitif remember, understand, apply dan analyze sebanyak 1 orang, dan siswa pada capaian proses kognitif remember, understand, apply, analyze, dan evaluate sebanyak 1 orang. Kelima orang yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Nomor absen 3, subjek yang berdasarkan data hasil tes tertulis mencapai proses kognitif understand, memiliki jawaban tes yang menarik, serta mampu berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 1. 2. Nomor absen 13, subjek yang berdasarkan data hasil tes tertulis mencapai proses kognitif remember dan apply, memiliki jawaban tes yang menarik, serta mampu berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 2. commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Nomor absen 10 subjek yang berdasarkan data hasil tes tertulis mencapai proses kognitif understand dan apply, memiliki jawaban tes yang menarik, serta mampu berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 3. 4. Nomor absen 14, subjek yang berdasarkan data hasil tes tertulis mencapai proses kognitif remember, understand, apply dan analyze, memiliki jawaban tes yang menarik, serta mampu berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 4. 5. Nomor absen 12, subjek yang berdasarkan data hasil tes tertulis mencapai proses kognitif remember, understand, apply, analyze, dan evaluate, memiliki jawaban tes yang menarik, serta mampu berkomunikasi dengan baik, selanjutnya disebut subjek 5.
B. Pembahasan 1. Pedoman Pengkodean Dalam analisis data ini digunakan pengkodean pada data tes tertulis, dan hasil wawancara untuk mempermudah proses analisis data. Pedoman pengkodean tersebut adalah sebagai berikut. a) Pengkodean Hasil Tes Tertulis Pengkodean objek yang diamati dari hasil tes tertulis disimbolkan dengan Tw.x.y.z, dimana 1) w menyimbolkan subjek penelitian {1,2,3,4,5} 2) x menyimbolkan nomor soal {1,2,3,4,5} 3) y menyimbolkan poin soal {a,b} 4) z menyimbolkan urutan objek yang diamati {1,2,3,…}
b) Pengkodean Hasil Wawancara Pengkodean hasil wawancara dibagi menjadi dua, yaitu wawancara untuk data yang berkaitan dengan tes dan wawancara untuk data yang berkaitan dengan angket. Untuk wawancara pada data yang berkaitan dengan tes dibagi menjadi dua, yaitu 1) Pewawancara, disimbolkan dengan TPp.q.r.s, di mana commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) p menyimbolkan subjek penelitian {1,2,3,4,5} b) q menyimbolkan nomor soal {1,2,3,4,5} c) r menyimbolkan poin soal {a,b} d) s menyimbolkan urutan dilakukannya wawancara {1,2,3,…} 2) Subjek wawancara, disimbolkan TSp.q.r.s, di mana a) p menyimbolkan subjek penelitian {1,2,3,4,5} b) q menyimbolkan nomor soal {1,2,3,4,5} c) r menyimbolkan poin soal {a,b} d) s menyimbolkan urutan dilakukannya wawancara {1,2,3,…} Untuk wawancara pada data yang berkaitan dengan aktivitas belajar dibagi menjadi dua, yaitu 1) Pewawancara, disimbolkan dengan APp.q, di mana a) p menyimbolkan subjek penelitian {1,2,3,4,5} b) q menyimbolkan urutan dilakukan wawancara {1,2,3,…} 2) Subjek wawancara, disimbolkan ASp.q, di mana a) p menyimbolkan subjek penelitian {1,2,3,4,5} b) q menyimbolkan urutan dilakukan wawancara {1,2,3,…}
2. Analisa Data Tes Tertulis a. Analisis Proses Berpikir Subjek 1 1) Soal Nomor 1 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 1 untuk soal nomor 1, dapat dilihat pada gambar 4.1.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T1.1.a.1
T1.1.b.1
Gambar 4.1 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 1 Analisis hasil tes tertulis. (1) Pada bagian T1.1.a.1, subjek diminta untuk menentukan titik stasioner, interval naik dan turun dari fungsi y 1 x 2 . Namun subjek 1 tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimaksud. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, proses berpikir recalling pada kategori remember masih belum nampak . (2) Dalam hal ini, subjek diminta untuk menentukan luas maksimum dari suatu persegi panjang yang terbentuk apabila diketahui persegi panjang tersebut memiliki dua titik sudut pada sumbu X dan dua lainnya pada y 1 x 2 , dengan y 0 . Dalam menyelesaikan permasalahan ini,
seperti yang terlihat pada bagian T1.1.b.1, subjek menggunakan suatu prosedur yang tidak logis. Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggunakan prosedur secara tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang belum pernah dihadapi oleh siswa sebelumya masih belum nampak . Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek belum mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 1 pada soal nomor 1 belum mencapai proses berpikir
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
recalling pada kategori remember dan juga belum mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP1.1.a.1 : “Dek sekarang ngerjain soal yang nomer 1a dulu ya!” TS1.1.a.1: (Subjek menuliskan) y 4 x2 y ( x 2)( x 2) x1 2Vx 2 2
+ 2 -2
2
+ 2
“Kalo disubsitusiin 2 berarti ketemu” y1 4 x 2 y1 4 (2) 2 0 ( x1 , y1 ) (2,0) y2 4 (2) 2 0
( x2 , y2 ) (2,0)
TP1.1.a.2 : “Titik stasioner itu apa?” TS1.1.a.2 : “ Stasioner itu yang sama dengan nol.” TP1.1.a.3 : “Apa yang sama dengan nol?” TS1.1.a.3 : “y nya mbak.” TP1.1.a.4 : “Oo, gitu. Kalau interval naik dan turun?” TS1.1.a.4 : “Seingatku, setelah tahu stasionernya terus digambar di garis bilangan mbak. Diberi tanda plus sama minus.” TP1.1.a.5 : “Cara memberikan tandanya bagaimana?” TS1.1.a.5 : “Dimasukkin ke y mbak.” TP1.1.a.6 : “Tadi kan dapatnya nol, terus gimana?” TS1.1.a.6 : “Nol kan bukan negatif mbak, jadi diberikan tanda plus, selanjutnya tandanya mengikuti. Habis plus ya minus.” TP1.1.a.7 : “Jawabanmu ini menurutmu sudah bener belum dik?” TS1.1.a.7 : “Kayaknya bener, aku emang agak lupa, ini awal banget mbak. Analisis Kutipan Wawancara commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1) Pada bagian TS1.1.a.2 – TS1.1.a.3, subjek tidak mengingat cara untuk menentukan titik stasioner dari fungsi y 4 x 2 . (2) Pada bagian TS1.1.a.4–TS1.1.a.6, subjek tidak mengingat cara untuk menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 4 x 2 . Titik stasioner, interval naik dan turun termasuk bagian awal yang dipelajari saat materi turunan fungsi. Subjek 1 tidak dapat mengambil informasi yang sesuai dari dalam memorinya untuk merespon masalah. Dengan demikian, untuk tipe soal yang seperti ini subjek 1 belum mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. Kutipan Wawancara TP1.1.b.1 : “Lanjut ke nomer 1b. Dibaca dlu soalnya.” TS1.1.b.1 : (Membuat sketsa dan menuliskan di kertas) “Berati sketsanya,” 4
0
Luas persegi panjang = panjang . lebar Lpp (4 x 2 ). y Lpp 4 y x 2 y
Sampai sini bingung mbak. TP1.1.b.2: “Bingungnya kenapa? ” 4
TS1.1.b.2: “Ada x ada y.” TP1.1.b.3: “y itu apa?” TS1.1.b.3: “Yang ini mbak.”(menunjuk warna merah)
0
TP1.1.b.4: “Kenapa dimisalkan y?” TS1.1.b.4: “Ya gapapa mbak. Lha yang tegak udah x, jadi yang mendatar saya misalkan y. Tapi selanjutnya ga bisa mbak.” TP1.1.b.5: “Sudah pernah mengerjakan soal yang seperti ini belum dik?” TS1.1.b.5: “Belum mbak, ada grafiknya, ada persegi panjangnya.”
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis Kutipan Wawancara (3) Pada bagian TS1.1.b.1, subjek belum dapat menerapkan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, dengan dua titik sudutnya pada sumbu X dan yang lainnya pada kurva. Karena soal ini belum pernah diterima siswa sebelumnya, sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu masalahnya kemudian menentukan prosedur
yang
akan
digunakan.
Dengan
demikian,
berdasarkan
kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, untuk tipe soal seperti ini, subjek 1 belum mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek 1 tidak dapat mengambil informasi dari dalam memorinya untuk merespon suatu masalah. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1) dan dan (2) subjek 1 juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek 1 belum mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek 1 belum dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang belum pernah dijumpai siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (3), subjek 1 juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek 1 belum mencapai mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, semua data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 1 commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. 2) Soal Nomor 2 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 1 untuk soal nomor 2, dapat dilihat pada gambar 4.2.
T1.2.1
Gambar 4.2 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 1 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T1.2.1, subjek mampu menentukan permasalahan yang harus diselesaikan dengan konsep turunan pertama samadengan nol. Dari dua masalah yang dipaparkan, subjek memilih permasalahan kedua yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol ( f ' (t ) 0) .
Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mampu mengenali pola atau karakteristik, sehingga mampu mengklasifikasikan permasalahan yang sesuai dengan kategori atau konsep tertentu. Dengan demikian, subjek mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP1.2.1: “Sekarang nomer 2 dik.” TS1.2.1:“Setauku, masalah buat nyari maksimum sama minimum pakai turunan di nol kan. Jadi masalah pertama mbak..bentar ding.. tapi koq kayaknya ga ada ya... seingetku kemaren ada.. Soalnya ganti mbak?” TP1.2.2: “Iya, beda sama yang kemarin dik. Kalau gitu yang mana?” TS1.2.2: “Saya baca dulu ya mbak. Jawabannya tidak ada yang pakai f ' 0 ”
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS1.2.1- TS1.2.2, subjek mampu mendeteksi ciri atau pola pada permasalahan aplikasi turunan fungsi, sehingga subjek dapat mengkalsifikasikan permasalahan pada aplikasi turunan fungsi yang sesuai dengan kategori atau konsep tertentu, dalam hal ini adalah permasalahan yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 1 pada soal nomor 2 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek 1 mengenali pola atau ciri pada permasalahan aplikasi turunan fungsi sehingga mampu mengelompokkan sesuai dengan kategori
tertentu.
Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek 1 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 1 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. 3) Soal Nomor 3 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 1 untuk soal nomor 3, dapat dilihat pada gambar 4.3.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T1.3.1
T1.3.2
Gambar 4.3 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 1 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada soal nomor 3 ditanyakan jari-jari tabung agar volumenya maksimum, sebagai langkah awal, yaitu ditunjukkan pada T1.3.1, subjek membuat sketsa bangun ruang yang dimaksudkan soal. (2) Pada langkah selanjutnya, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. Hal ini terlihat pada bagian T1.3.2, yang dalam pengerjaannya subjek memberikan ukuran pada tabung dengan memisalkan tingginya t dan jari-jarinya r. Namun, langkah pengerjaan yang terdapat pada bagian T1.3.2 tidak logis, karena subjek tidak dapat mengaitkan unsur-unsur yang telah diketahui untuk menjawab persoalan. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mampu mengaitkan unsur-unsur yang telah dirinci untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. b) Data dan Analisis Data Wawancara Kutipan Wawancara TP1.3.1: “ Nah nomer 3 ya sekarang.” TS1.3.1 : (membuat sketsa) 12
12-t r t 4
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1 Vker ucut . 4 212 64 3
“Volum kerucut= V tabung+ bagian-bagian yang ini-ini mbak. Kan dimisalkan tinggi tabung = t, jari-jarinya r.” TP1.3.2: “Oke, coba dikerjain.” TS1.3.2: “V kerucut= .r 2 .t 1 .r 2 (12 t ) 1 .(4 r )2 .t 3
3
1 1 64 .r 2t r 2 (12 t ) (4 r )2 t 3 3
1 1 64 r 2 t 4r 2 r 2 t (16 8r r 2 )t 3 3
y' ... sampai sini buntu mbak.”
TP1.3.3: “Kok bisa pakai cara itu dik? Apa bagian yang ini bentuknya kerucut?” TS1.3.3: “Iya, yang atas kerucut, yang kiri setengah, kanan setengah.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS1.3.1, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. Proses pengerjaan yang tidak logis terlihat pada bagian TS1.3.2. Hal ini disebabkan karena subjek tidak dapat mengaitkan antarunsur yang telah diidentifikasi
untuk
menyelesaikan masalah. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui pada soal, namun tidak dapat mengaitkan antarunsur. Hal ini menyebabkan pada saat tes subjek melakukan langkah pengerjaan yang tidak logis. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 1 tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. 4) Soal Nomor 4 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 1 untuk soal nomor 4, dapat dilihat pada gambar 4.4.
T1.4.b.1 T1.4.a.1
Gambar 4.4 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 1 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada soal nomor 4a ini, subjek diminta untuk menghitung luas maksimum persegi panjang, jika diketahui keliling dan lebarnya Apabila diperhatikan pada proses pengerjaan pada bagian T1.4.a.1, subjek menuliskan Lpp = panjang x lebar, dan pada bagian selanjutnya
L pp (8 x) 2 . Atau dengan kata lain, subjek menganggap panjang persegi panjang = lebarnya. Proses pengerjaan yang dilakukan subjek tidak logis. Subjek tidak dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek tidak mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(2) Pada bagian T1.4.b.1, subjek menyelesaikan permasalahan nomor 4 dengan cara yang lain, namun cara yang digunakan adalah sama, yaitu menganggap panjang persegi panjang sama dengan lebarnya, sehingga proses pengerjaan yang dilakukan tidak logis. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP1.4.a.1: “Ya udah lanjut nomer 4 aja dik.” TS1.4.a.1: “Kan panjang= lebar mbak. Jadi p l (4 x) .” TP1.4.a.2: “Lho koq bisa ?” TS1.4.a.2: “Kan luas maksimum persegi panjang saat bentuknya persegi mbak.” TP1.4.a.3: “Tapi kan itu beda masalah dik. Kalau misal panjang = lebar = (4x), berarti kelilingnya berapa?” TS1.4.a.3: (Menghitung) “ 16 4 x . Lho beda ya.. Aku pernah dijelasin mbak, tapi lupa caranya..” TP1.4.a.4: “Apa ga belajar dik?” TS1.4.a.4: “Aku ngerasa ga bisa matematika mbak, jadi belajar males. Soalnya paling juga ga bisa..” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS1.4.a.1-TS1.4.a.2, subjek
tidak dapat menggunakan
prosedur untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, jika diketahui keliling dan lebarnya. Soal ini bukan merupakan soal yang baru untuk siswa, tipe soal yang sudah dikenal siswa seharusnya memberikan petunjuk menenai cara yang digunakan
untuk
menyelesaikannya.
Namun
subjek
tidak
bisa
menyelesaikan soal ini, dengan demikian subjek belum mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Kutipan Wawancara commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP1.4.b.1: “Kalau yang b?” TS1.4.b.1: “Hehehe, aku kira pakai cara yang panjang = lebar. Kan tadi salah mbak, jadi ya ga punya cara lain. Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada bagian TS1.4.b.1, subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang dimaksud dengan cara lain yang tepat. Berdasarkan hasil wawancara, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek tidak dapat menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek tidak mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara lain yang tepat. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 1 tidak mencapai proses kognitif executing pada kategori apply, dan tidak mencapai kategori proses kognitif create. 5) Soal Nomor 5 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tes tertulis subjek 1 untuk soal nomor 5, dapat dilihat pada gambar 4.5. T1.5.1
T1.5.2
Gambar 4.5 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 1 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T1.5.1, subjek menyatakan bahwa pernyataan “Jika keliling persegi panjang K, maka luas maksimum persegi panjang tersebut berbentuk bujur sangkar” adalah benar. (2) Pada
bagian
T1.5.2,
subjek
memberikan
penjelasan
dengan
menggunakan contoh. Subjek menuliskan apabila keliling persegi panjang adalah 16, kemudian dengan mencoba-coba beberapa ukuran panjang dan lebarnya, diperoleh luas yang maksimum saat berbentuk persegi. Penjelasan seperti pada bagian T1.5.2 tidak diperbolehkan, karena tidak berlaku untuk umum. Dengan demikian, subjek tidak dapat merinci informasi pada soal untuk membuat kriteria atau standar tertentu yang digunakan untuk membuat suatu keputusan. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP1.5.1: “Nomer 5 dik.” TS1.5.1: “Aku kemarin ngawur mbak. Tak coba-coba. Lha ga tau caranya. Misalnya kelilingnya berapa ya…, misalnya 12, terus tak coba berarti kalau panjangnya 1, lebarnya 5. Kalau panjangnya 2 lebarnya 4. Kalau panjang 3 lebarnya 3. Lha yang ini luasnya paling besar. Boleh enggak mbak? ” commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP1.5.2: “Ga boleh dik, kalau cuma dengan contoh terus kamu mbuat kesimpulan kalau pernyataannya ini bener. Harusnya dikaitkan dari yang diketahui dari soal.” TS1.5.2: “Iya, aku juga udah menduga nek ini salah.. heheheh. ” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS1.5.1, subjek tidak dapat membuat kriteria untuk membuat suatu keputusan. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat membuat kriteria yang digunakan untuk membuat keputusan. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 1 tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. b. Analisis Proses Berpikir Subjek 2 1) Soal Nomor 1 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 2 untuk soal nomor 1, dapat dilihat pada gambar 4.6.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T2.1.a.1
T2.1.b.1
Gambar 4.6 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 2 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada soal nomor 1a, subjek diminta untuk menentukan titik stasioner, interval naik dan turun dari fungsi y 1 x 2 . Subjek dapat mengingat bagaimana untuk mencari titik stasioner dari suatu fungsi, seperti yang terlihat pada bagian T2.1.a.1, namun untuk pertanyaan interval naik dan turun tidak dikerjakan oleh subjek. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mencapai proses berpikir recalling pada kategori remember, namun masih belum sempurna. Hal ini dikarenakan untuk pertanyaan mengenai interval naik dan turun tidak dikerjakan. (2) Pada soal nomor 1b, subjek diminta untuk menentukan luas maksimum dari suatu persegi panjang yang terbentuk apabila diketahui persegi panjang tersebut memiliki dua titik sudut pada sumbu X dan dua lainnya pada y 1 x 2 , dengan y 0 . Pada bagian T2.1.b.1, subjek hanya menggambarkan sketsa grafik, tetapi subjek tidak menjawab permasalahan nomor 1b. Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggunakan prosedur secara tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang belum pernah dihadapi oleh siswa sebelumya masih belum nampak. Dengan demikian subjek tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. Berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek pada soal nomor 1 mencapai proses kognitif recalling pada kategori commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
remember tetapi belum sempurna dan tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP2.1.a.1 : “Yang nomer 1a.” TS2.1.a.1 : “Mencari titik stasioner, turunan pertama.
y' 2 x 0, x 0
Disubstitusi ke y, y=4. Titik stasioner (0,4).” TP2.1.a.2 : “Bener, terus yang interval naik dan turun nggak kamu jawab dik?” TS2.1.a.2 :“Aku nggak tau kalau ditanyain juga mbak.” TS2.1.a.3 :“Ya sekarang coba dikerjakan.” TS2.1.a.3: “Tadi turunan pertamanya -2x, kalau mau cari interval naik berarti gini kan mbak 2 x 0, x 0 , terus yang interval turun 2 x 0, x 0 .
Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS2.1.a.1, subjek dapat menentukan titik stasioner dari fungsi y 4 x 2 . (2) Pada bagian TS2.1.a.3, subjek dapat menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 4 x 2 . Dari kutipan wawancara di atas diketahui bahwa subjek dapat mengambil informasi dari dalam memorinya untuk merespon masalah. Dengan demikian, subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. Kutipan Wawancara TP2.1.b.1 : “Oke. Sekarang yang b.” TS2.1.b.1: “Persegi panjangnya di dalam grafik apa di luar nya?” 4
TP2.1.b.2: “Ya coba dipahami dulu soalnya.” TS2.1.b.2: “ Di dalam.” (membuat sketsa) TP2.1.b.3 : “Iya, dah bener, penyelesaiannya gimana?” TS2.1.b.3 : “Nggak bisa mbak, ukurannya kan nggak tahu.” commit to user
D
C B
0
A
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis Kutipan Wawancara (3) Pada bagian TS2.1.b.3, subjek tidak dapat menerapkan suatu prosedur untuk menyelesaikan permasalahan tentang mencari luas maksimum persegi panjang, dengan dua titik sudutnya pada sumbu X dan yang lainnya pada kurva. Karena soal ini belum pernah diterima siswa sebelumnya, sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu masalahnya kemudian menentukan prosedur yang akan digunakan. Subjek tidak dapat menentukan prosedur untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga subjek tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat mengambil informasi dari memorinya untuk merespon suatu masalah, tetapi masih belum sempurna, karena subjek tidak menjawab pertanyaan mengenai interval naik dan turun. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1)-(2), subjek dapat menjawab pertanyaan mengenai titik stasioner, interval naik dan turun. Sehingga pada saat wawancara, subjek dapat menjawab semua pertanyaan yang terkait dengan proses mengingat. Dari hasil kedua analisis ini terdapat perbedaan, namun perbedaan itu dikarenakan subjek tidak teliti dalam membaca soal. Dapat disimpulkan bahwa subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang belum pernah dijumpai siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (3), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, semua data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 2 sudah mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. 2) Soal Nomor 2 a) Data Dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 2 untuk soal nomor 2, dapat dilihat pada gambar 4.7.
T2.2.1
T2.2.2
Gambar 4.7 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 2 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T2.2.1, subjek menyelesaikan permasalahan pertama, yaitu menentukan kecepatan suatu benda saat waktunya diketahui. Apabila diperhatikan pada proses pengerjaannya, dapat dianalisa kesalahan yang dilakukan subjek yaitu sebagai berikut. f (t ) t 2 6t 10 f ' (t ) 2t 6 0 2t 6
*)
Langkah pengerjaan yang dilakukan subjek untuk mencari kecepatan benda saat detik ke-6 adalah f ' (t ) disamadengankan nol. Pada bagian commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T2.2.2, subjek menyelesaikan permasalahan kedua, yaitu menentukan tinggi maksimum suatu benda. Langkah yang dilakukan oleh subjek untuk menyelesaikan permasalahan yang kedua ini juga menggunakan f ' (t ) disamadengankan nol. Selanjutnya subjek menuliskan bahwa
kedua permasalahan menggunakan konsep turunan pertama sama dengan nol. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak dapat mengenali pola atau karakteristik dari permasalahan, sehingga tidak dapat mengklasifikasikan permasalahan mana yang menggunakan konsep turunan pertama sama dengan nol. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP2.2.1 : “Ya, sekarang nomer 2.” TS2.2.1 : “Semuanya pakai lah mbak.” TP2.2.2: “Kenapa alasannya? Yang menggunakan turunan pertama sama dengan nol itu permasalahan yang bagaimana dik?” TS2.2.2: “Semua permasalahan mbak. Kalau pas dikasih contoh di kelas itu cara mengerjakannya ya kayak gitu mbak.” TP2.2.3 : “Kayak gitu gimana?” TS2.2.3 : “Ya mesti ada turunannya sama dengan nol.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS2.2.1, subjek tidak dapat mendeteksi ciri atau pola pada permasalahan aplikasi turunan fungsi, sehingga subjek tidak dapat mengkalsifikasikan permasalahan pada aplikasi turunan fungsi yang sesuai dengan kategori tertentu, dalam hal ini adalah permasalahan yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek pada soal nomor 2 tidak mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek tidak dapat mengenali pola atau ciri pada permasalahan aplikasi turunan fungsi sehingga tidak dapat mengelompokkan permasalahan yang sesuai dengan kategori tertentu. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak
mencapai
proses
kognitif
classifying
pada
kategori
understand. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 2 tidak mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. 3) Soal Nomor 3 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 2 untuk soal nomor 3, dapat dilihat pada gambar 4.8.
T2.3.1
T2.3.2
Gambar 4.8 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 2 commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada soal nomor 3 ditanyakan jari-jari tabung agar volumenya maksimum, sebagai langkah awal, yaitu ditunjukkan pada T2.3.1, subjek membuat sketsa bangun ruang yang terkait dengan soal nomor 3. (2) Pada langkah selanjutnya, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. Hal ini terlihat pada bagian T2.3.2, yang dalam pengerjaannya subjek memberikan ukuran pada tabung dengan memisalkan tingginya t dan jari-jarinya r. Namun, langkah pengerjaan yang terdapat pada bagian T2.3.2 tidak logis, karena subjek tidak dapat mengaitkan unsur-unsur yang telah diketahui untuk menjawab persoalan. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mampu mengaitkan unsur-unsur yang telah dirinci untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze.
b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP2.3.1 : “Nomer 3 sekarang.” TS2.3.1 : (membuat sketsa kemudian mengerjakan) C D
r
E
12
t A
V kerucut =
F 4
B
1 . .16.12 64 . 3
1 1 1 V tabung = V ker ucut (4 r ) 2 .t (4 r ) 2 .t r 2 (12 t ) 3 3 3
TP2.3.2 : “Sik dik.. tak sela ya. Apa bisa volum tabungnya itu dicari pakai caramu itu?”
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TS2.3.2 : “Iya kan kalau cari volum benda biasanya volum besar dikurangi volum yang lain.” TP2.3.3 : “Terus, apa yang ini bentuknya kerucut dik?” TS2.3.3 : “Sepertinya iya mbak, soalnya kalau bukan kerucut aku nggak tahu cara ngerjainnya.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS2.3.1, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. Proses pengerjaan yang tidak logis, disebabkan karena subjek tidak dapat mengaitkan antarunsur yang telah diidentifikasi untuk menyelesaikan masalah. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui pada soal, namun tidak dapat mengaitkan antarunsur. Hal ini menyebabkan pada saat tes subjek melakukan langkah pengerjaan yang tidak logis. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 2 tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. 4) Soal Nomor 4 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 2 untuk soal nomor 4, dapat dilihat pada gambar 4.9. commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T2.4.a.1
T2.4.a.1
T2.4.b.1 Gambar 4.9 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 2 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T2.4.a.1, subjek dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek 1 mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (2) Pada bagian T2.4.b.1, subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan nomor 4 dengan cara yang lain. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mampu menggeneralisasikan ide atau cara pandang yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berarti, siswa tidak mencapai kategori proses kognitif create. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP2.4.a.1:”Ya udah, sekarang nomer 4.” commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TS2.4.a.1: (Mengerjakan) K 2x 6 K 2 p 2l 2 x 6 2 p 2( 4 x ) 2x 6 2 p 8 2x 4x 2 2 p 2x 1 p
L p.l L (2 x 1)(4 x) L 8x 2 x 2 4 x L 2 x 2 9 x 4 L' 4 x 9 0 x
9 4
“x nya tinggal disubtitusikan. L 2( 9 ) 2 9( 9 ) 4 .” 4
4
TP2.4.a.2 : “Ya wis, sampai di situ aja. ” TS2.4.a.2 : “Iya mbak..” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS2.4.a.1, subjek mengetahui prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, jika diketahui keliling dan lebarnya. Soal ini bukan merupakan soal yang baru untuk siswa, tipe soal yang sudah dikenal siswa memberikan petunjuk menenai cara yang digunakan untuk menyelesaikannya. Dengan demikian, karena subjek dapat menyelesaikan soal ini, maka subjek mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Kutipan Wawancara TP2.4.b.1: “Kalau yang b?” TS2.4.b.1: “Ga ada. Diajarin di kelas cuma 1 cara mbak.” TP2.4.b.2: “Kalau kamu sendiri, belum ketemu cara lain ya?” TS2.4.b.2: “Hehehe, belum.” Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada
bagian
TS2.4.b.1,
subjek
tidak
dapat
permasalahan yang dimaksud dengan cara lain. commit to user
menyelesaikan
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat menggunakan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara lain. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek 3 tidak mencapai kategori proses kognitif create. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 2 mencapai proses kognitif executing pada kategori apply, dan tidak mencapai kategori proses kognitif create. 5) Soal Nomor 5 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 2 untuk soal nomor 5, dapat dilihat pada gambar 4.10.
T2.5.1 Gambar 4.10 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 2 Analisis hasil tes tertulis: commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1) Pada bagian T2.5.1, subjek tidak dapat memutuskan apakah pernyataan tersebut bernilai benar atau salah. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek tidak dapat mengurai informasi yang terdapat pada soal untuk membuat suatu kriteria, sehingga dapat membuat suatu keputusan. Subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP2.5.1: “Nomer 5 dik.” TS2.5.1: “Ga tau mbak, nggak diketahui ukurannya.” TP2.5.2: “Ya dimisalkan aja dik.” TS2.5.2: “Aku nggak mudeng mbak caranya nomor 5.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS2.5.1- TS2.5.2, subjek tidak dapat mengurai informasi yang terdapat pada soal untuk membuat suatu kriteria, sehingga subjek tidak dapat membuat suatu keputusan. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek tidak dapat mengurai informasi yang terdapat pada soal untuk membuat suatu kriteria, yang selanjutnya digunakan untuk membuat suatu keputusan. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate.
d) Kesimpulan commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 2 tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. c. Analisis Proses Berpikir Subjek 3 1) Soal Nomor 1 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 3 untuk soal nomor 1, dapat dilihat pada gambar 4.11.
T3.1.a.1
T3.1.b.1 Gambar 4.11 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 3 Analisis hasil tes tertulis. (1) Pada soal nomor 1a, subjek diminta untuk menentukan titik stasioner, interval naik dan turun dari fungsi y 1 x 2 . Dari jawaban subjek pada pada bagian T3.1.a.1, terlihat bahwa subjek tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai titik stasioner, interval naik dan turun dengan tepat. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, proses berpikir recalling pada kategori remember masih belum nampak . (2) Pada soal nomor 1b, subjek diminta untuk menentukan luas maksimum dari suatu persegi panjang yang terbentuk apabila diketahui persegi panjang tersebut memiliki dua titik sudut pada sumbu X dan dua lainnya pada y 1 x 2 , dengan y 0 . Pada bagian T3.1.b.1, terlihat
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
subjek tidak mengetahui prosedur apa yang harus digunakan untuk menyelesaian soal 1b. Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menggunakan prosedur secara tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang belum pernah dihadapi oleh siswa sebelumya masih belum nampak. Subjek tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek 3 pada soal nomor 1 tidak mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan juga tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP3.1.a.1: “Coba dik yang nomer 1a, dibaca dulu.” TS3.1.a.1: “Mencari titik stasioner gimana sana interval naik dan turun.” TP3.1.a.2:”Titik stasioner cara menentukannya bagaimana?” TS3.1.a.2: “y=0, jadinya y=4-x2 =0, x = ±2. Titik stasionernya (2,0) dan (2,0).” TP3.1.a.3: “Kok bisa kayak gitu dik?” TS3.1.a.3: “Kan itu syaratnya mbak, kalau y = 0.” TP3.1.a.4: “Interval naik dan turun?” TS3.1.a.4:“Aku lupa mbak.” TP3.1.a.5: “Lha pekerjaanmu kemarin bagaimana?(menunjukkan lembar jawab pada subjek)” TS3.1.a.5: “ Aku sebenarnya lupa mbak, beneran.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS3.1.a.1 – TS4.1.a.3, subjek tidak mengingat cara untuk menentukan titik stasioner dari fungsi y 4 x 2 . (2) Pada bagian TS3.1.a.4, subjek tidak mengingat cara untuk menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 4 x 2 .
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Subjek tidak dapat mengambil informasi yang sesuai dari dalam memorinya untuk merespon masalah. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. Kutipan Wawancara TP3.1.b.1: “Sekarang 1b ya.” TS3.1.b.1: “Yang ini aku juga nggak bisa. Pas mbaca soalnya ini aku nggak tahu mbak mesti ngapain.” TP3.1.b.2: “Lha kenapa bisa gitu?” TS3.1.b.2: “Soalnya susah, nggak punya bayangan.” Analisis Kutipan Wawancara (3) Pada bagian TS3.1.b.1- TS3.1.b.2, subjek tidak dapat menerapkan suatu prosedur untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, dengan dua titik sudutnya pada sumbu X dan yang lainnya pada kurva. Subjek tidak dapat menentukan prosedur untuk menyelesaikan permasalahan, berarti subjek tidak mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek 4 belum mampu mengambil informasi dari memori jangka panjang untuk merespon suatu masalah. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1) dan (2), subjek 4 juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek 4 belum mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (3), subjek 4 belum mampu menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang belum pernah dijumpai siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (3), subjek 4 juga melakukan hal yang serupa. commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek 3 belum mencapai mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, semua data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 4 belum mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan belum mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. 2) Soal Nomor 2 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 3 untuk soal nomor 2, dapat dilihat pada gambar 4.12.
T3.2.1 Gambar 4.12 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 3 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T3.2.1, subjek mampu menentukan permasalahan yang harus diselesaikan dengan konsep turunan pertama samadengan nol. Dari dua masalah yang dipaparkan, subjek memilih permasalahan kedua yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol ( f ' (t ) 0) .
Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mampu mengenali pola atau karakteristik, sehingga mampu mengklasifikasikan permasalahan yang sesuai dengan kategori atau konsep tertentu. Dengan demikian, subjek 3 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP3.2.1 : “Sekarang nomer 2.” commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TS3.2.1 :(subjek membaca pelan-pelan permasalahan 1 dan 2) “ Sepertinya nggak ada, padahal pas ulabgan kemarin ada. Ini soalnya beda mbak?” TP3.2.2 : “Iya, emang yang pakai f’=0 itu yang bagaimana dik?” TS3.2.2 : “Kalau f’=0 , kita nyari yang maksimal apa minimal.” TP3.2.3 : “Oo.. Ya, berarti yang mana?” TS3.2.3 : “Ga ada mbak, menurutku. Nggak ada pertanyaan tentang maksimum minimum gitu.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS3.2.1- TS3.2.2, subjek dapat mendeteksi ciri atau pola pada permasalahan aplikasi turunan fungsi, sehingga subjek mampu mengkalsifikasikan permasalahan pada aplikasi turunan fungsi yang sesuai dengan kategori tertentu, dalam hal ini adalah permasalahan yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 3 pada soal nomor 2 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat mengenali pola atau ciri pada permasalahan aplikasi turunan fungsi sehingga mampu
mengelompokkan sesuai dengan kategori
tertentu.
Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. d) Kesimpulan
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 3 telah mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. 3) Soal Nomor 3 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 3 untuk soal nomor 3, dapat dilihat pada gambar 4.13. T3.3.1
T3.3.2
Gambar 4.13 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 3 Analisis hasil tes tertulis. (1) Pada soal nomor 3 ditanyakan jari-jari tabung agar volumenya maksimum, pada bagian T3.3.1 dan T3.3.2, terlihat bahwa subjek telah mampu merinci informasi yang diketahui menjadi unsur-unsurnya. Namun subjek melakukan langkah yang tidak logis, hal ini dimungkinkan karena subjek tidak dapat mengaitkan antarunsur yang telah diketahui untuk menyelesaikan permasalahan Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak dapat mengaitkan unsur-unsur yang telah diketahui untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP3.3.1 : “Ok, sekarang nomer 3 dik.” TS3.3.1 :(Subjek 4 membaca soal kemudian membuat sketsa
12
4
“Aku nggak bisa yang ini, kemarin aku ngawur mbak, nggak mudeng.” commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP3.3.2 : “Kalau kemarin gimana dik?” TS3.3.2 : “Misal tinggi tabung t, jari-jari tabung r, jadi ini kan bisa tahu mbak. Ini 12-t, yang ini 4-r. Aku nggak tahu gimana caranya, ya udah volum tabung tak cari dulu.” TP3.3.3 : “Caranya?” TS3.3.3 : “Ya volum tabung itu volum kerucut yang besar dikurangi volum bagian yang lain ini. Hehehe, tapi salah kok mbak.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS3.3.2, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. Namun pada bagian TS3.3.3, subjek tidak dapat mengaitkan antarunsur untuk menyelesaikan masalah. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada
analisis
hasil
tes
tertulis
poin
(1),
subjek
dapat
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui pada soal, namun tidak dapat mengaitkan antarunsur. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, dapat disimpulkan subjek 3 tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze.
d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 3 tidak mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. 4) Soal Nomor 4 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tes tertulis subjek 3 untuk soal nomor 4, dapat dilihat pada gambar 4.14.
T3.4.a.1
T3.4.a.2 Gambar 4.14 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 3 Analisis hasil tes tertulis. (1) Pada bagian T3.4.a.1, subjek dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek 1 mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (2) Pada bagian T3.4.b.1, subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan nomor 4 dengan cara yang lain. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mampu menggeneralisasikan ide atau cara pandang yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berarti, siswa tidak mencapai kategori proses kognitif create. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP3.4.a.1:”Sekarang nomer 4.” TS3.4.a.1: (Mengerjakan)
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
K 2x 6 K 2 p 2l 2 x 6 2 p 2( 4 x ) 2x 6 2 p 8 2x 4x 2 2 p 2x 1 p
L p.l L (2 x 1)(4 x) L 8x 2 x 2 4 x L 2 x 2 9 x 4 L' 4 x 9 0 x
9 4
“x sudah ketemu , dimasukkan ke L. 9 9 81 162 32 49 .” L 2( ) 2 9( ) 4 4 4 8 8 8 8
Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS3.4.a.1, subjek mengetahui prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, jika diketahui keliling dan lebarnya. Soal ini bukan merupakan soal yang baru untuk siswa, tipe soal yang sudah dikenal siswa memberikan petunjuk menenai cara yang digunakan untuk menyelesaikannya. Dengan demikian, karena subjek dapat menyelesaikan soal ini, maka subjek mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Kutipan Wawancara TP3.4.b.1: “Yang b dik?” TS3.4.b.1: “Ga bisa mbak.” Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada
bagian
TS3.4.b.1,
subjek
tidak
dapat
menyelesaikan
permasalahan yang dimaksud dengan cara lain. Berdasarkan hasil wawancara, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create.
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat menggunakan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara lain. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 3 mencapai proses kognitif executing pada kategori apply, dan tidak mencapai kategori proses kognitif create. 5) Soal Nomor 5 Data dan analisis Hasil Tes Tertulis Hasil tertulis subjek 3 untuk soal nomor 5, dapat dilihat pada gambar 4.15.
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T3.5.1
T3.5.2
Gambar 4.15 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 2 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T3.5.1, subjek menyatakan bahwa pernyataan “Jika keliling persegi panjang K, maka luas maksimum persegi panjang tersebut berbentuk bujur sangkar” adalah benar. (2) Pada
bagian
T3.5.2 ,
subjek
memberikan
penjelasan
dengan
menggunakan contoh. Subjek menuliskan apabila keliling persegi panjang adalah 10, kemudian dengan memberikan pemisalan pada ukuran panjang dan lebarnya, diperoleh luas yang maksimum saat berbentuk persegi. Penjelasan seperti pada bagian T3.5.2 tidak diperbolehkan, karena tidak berlaku untuk umum. Dengan demikian, subjek tidak dapat merinci informasi pada soal untuk membuat kriteria atau standar tertentu yang digunakan untuk membuat suatu keputusan. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP3.5.1: “Oke, nomor 5 dik.” TS3.5.1: “Kelilingnya tak misalkan angka mbak, misal kelilingnya 16,terus tak cobain satu-satu ukurannya. Ternyata pas ukuran panjang sama dengan 4, lebar sama dengan 4, itu luasnya paling maksimal, kan commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kalau ukuran panjang =3, lebar=5 luasnya sama dengan panjang 5, lebar 3 kan mbak, ya udah karena dibalik sama, nggak tak tulis lagi.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS3.5.1, subjek tidak dapat membuat kriteria untuk membuat suatu keputusan. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat membuat kriteria yang digunakan untuk membuat keputusan. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 3 tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. d. Analisis Proses Berpikir Subjek 4 1) Soal Nomor 1 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 4 untuk soal nomor 1, dapat dilihat pada gambar 4.16.
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T4.1.b.2
T4.1.b.1
T4.1.a.1
T4.1.a.2 Gambar 4.16 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 4 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T4.1.a.1, subjek dapat mengingat cara untuk menentukan titik stasioner dari fungsi y 1 x 2 dengan benar. (2) Pada bagian T4.1.a.2, subjek dapat mengingat cara menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 1 x 2 dengan benar. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (3) Pada bagian T4.1.b.1, subjek dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan persoalan, namun pada bagian T4.1.b.2, subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan. Hal ini menyebabkan jawaban akhir yang salah. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 4 pada soal nomor 1 mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP4.1.a.1 : “Dek, kita ngobrol sambil ngerjain soal ya. Yang 1a dulu.” TS4.1.a.1: “ Turunannya y 4 x 2 kan y' 2 x , untuk titik stasioner berarti turunannya sama dengan nol, jadi kan
x 0 . Jadi titik
stasionernya (0,4).” TP4.1.a.2: “Iya, bener. Interval naik sama turun dari fungsi y 4 x 2 “ TS4.1.a.2: “Tadi x 0 berarti seperti ini. +
0
Kalau interval naik itu saat y' 0 berarti saat x 0 , interval turun saat y' 0 ,ketika x 0 Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS4.1.a.1, subjek dapat menentukan titik stasioner dari fungsi y 4 x 2 dengan benar. Dan pada bagian TS4.1.a.2, subjek dapat menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 4 x 2 . Subjek dapat mengingat atau memperoleh pengetahuannya kembali yang sesuai untuk merespon masalah. Dengan demikian, maka subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. Kutipan Wawancara TP4.1.b.1: “Sip. Sekarang yang 1b ya.” TS4.1.b.1:
(subjek
menggambar
sketsa
kemudian
permasalahan yang diminta) L 2 x. y 4
L( x) 2 x( 4 x 2 ) L( x) 8 x 2 x 3
x x 0
+ 2 3
commit to user
2 maks 3
menyelesaikan
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
L' ( x) 8 6 x 2 0 8 6x 2 6x 2 8 x
x
4 2 3 3
2 3
,Trus disubstitusi ke L (x).”
Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada bagian TS4.1.b.1, subjek dapat menerapkan suatu prosedur untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, dengan dua titik sudutnya pada sumbu X dan yang lainnya pada kurva. Karena soal ini belum pernah diterima siswa sebelumnya, sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu masalahnya kemudian menentukan prosedur
yang
akan
digunakan.
Dengan
demikian,
berdasarkan
kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek mampu mengambil informasi dari memori jangka panjang untuk merespon masalah. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1) subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (3), subjek dapat menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah yang belum pernah dijumpai siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. d) Kesimpulan commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan triangulasi data di atas, semua data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 4 mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan proses kognitif implementing pada kategori apply. 2) Soal Nomor 2 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 4 untuk soal nomor 2, dapat dilihat pada gambar 4.17.
T4.2.1 Gambar 4.17 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 4 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T4.2.1, subjek mampu menentukan permasalahan yang harus diselesaikan dengan konsep turunan pertama samadengan nol. Dari dua masalah yang dipaparkan, subjek memilih permasalahan kedua yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol ( f ' (t ) 0) .
Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mampu mengenali pola atau karakteristik, sehingga mampu mengklasifikasikan permasalahan yang sesuai dengan kategori atau konsep tertentu. Dengan demikian, subjek 4 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP4.2.1: “Sekarang nomor 2.” TS4.2.1: “ Soalnya beda ya mbak?” commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP4.2.2: “Iya, kenapa dik?” TS4.2.2:“Kemarin
itu
jawabanku
permasalahan
2,
tapi
sekarang
permasalahannya udah beda, nggak ada mbak yang pakai f ' 0 .” TP4.2.3:” Yang pakai f ' 0 untuk masalah yang seperti apa?” TS4.2.3: “ f ' 0 itu sama aja nyari titik stasioner, letaknya itu di puncak mbak, jadi dipakai untuk masalah maksimum apa minimum.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS4.2.2 dan TS4.2.3 ,subjek dapat mendeteksi ciri atau pola pada
permasalahan
aplikasi
turunan
fungsi.
Subjek
dapat
mengkalsifikasikan permasalahan pada aplikasi turunan fungsi yang sesuai dengan kategori tertentu, dalam hal ini adalah permasalahan yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 4 pada soal nomor 2 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat mengenali pola atau ciri pada permasalahan aplikasi turunan fungsi sehingga mampu mengelompokkan sesuai dengan kategori
tertentu.
Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 4 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. 3) Soal Nomor 3 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tes tertulis subjek 4 untuk soal nomor 3, dapat dilihat pada gambar 4.18. T4.3.1
T4.3.2
Gambar 4.18 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 5 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T4.3.1, subjek membuat sketsa bangun ruang yang terkait dengan soal nomor 3, kemudian memisalkan ukuran tabung. Hal ini berarti subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. (2) Subjek dapat mengaitkan antarunsur yang telah teridentifikasi untuk menyelesaikan permasalahan. Hal ini ditunjukkan pada bagian T4.3.2, subjek menggunakan perbandingan dua segitiga, kemudian menjadikan dalam satu variabel, yaitu variabel r (variabel yang berkaitan dengan jari-jari), sehingga permasalahan nomor 3 dapat diselesaikan. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diperlukan dan mengaitkan antarunsur untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, subjek mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP4.3.1:“Sekarang nomor 3.” TS4.3.1: “Mencari jari-jari tabung, misal jari-jari r, tinggi t G
O
F
A
B
C
H
12cm
E
D
4cm
Nah, kan udah saya misalkan mbak, jadi ukuran yang lain bisa dicari juga. ” TP4.3.2: “Oke, trus?” TS4.3.2: “ Pakai perbandingan, supaya jadi dalam r semua.” (menuliskan di kertas) 12 t r 12 4 48 4t 12r 4t 48 12r t 12 3r
Vtabung r 2 t V (r ) r 2 (12 3r ) V (r ) 12r 2 3r 3 V ' (r ) 24r 9r 2 0 24r 9r 2 9r 2 24r 8 r cm 3
Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS4.3.1, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya . (2) Pada bagian TS4.3.2, subjek dapat melihat hubungan antarunsur sehingga dapat digunakan untuk menjawab soal. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. c) Triangulasi commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada soal dan mampu mengaitkan
antarunsur
untuk
menyelesaikan
permasalahan.
Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1) dan (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 4 mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. 4) Soal Nomor 4 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Hasil tes tertulis subjek 4 untuk soal nomor 4, dapat dilihat pada gambar 4.19.
T4.4.a.1
T4.4.b.1 Gambar 4.19 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 4 Analisis hasil tes tertulis: commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1) Pada bagian T4.4.a.1, subjek dapat menggunakan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Dalam hal ini, subjek dapat menentukan luas maksimum dari suatu persegi panjang jika diketahui keliling dan lebarnya. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (2) Pada bagian T4.4.b.1, subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan nomor 4 dengan cara yang lain. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak dapat menggeneralisasikan ide atau cara pandang yang baru untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berarti, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP4.4.a.1:”Ya, sekarang nomer 4a.” TS4.4.a.1: “Cari panjangnya dulu mbak. K 2x 6 K 2 p 2l 2 x 6 2 p 2(4 x) 2x 6 2 p 8 2x 4x 2 2 p 2x 1 p
L p.l L (2 x 1)(4 x) L 8x 2 x2 4 x L 2 x 2 9 x 4 L' 4 x 9 0 x
9 4
9 9 49 ” Luas (2. 1)(4 ) 4 4 8
Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS4.4.a.1, subjek mengetahui prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, jika diketahui keliling dan lebarnya. commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Soal ini bukan merupakan soal yang baru untuk siswa, tipe soal yang sudah dikenal siswa memberikan petunjuk menenai cara yang digunakan untuk menyelesaikannya. Dengan demikian, karena siswa mampu menyelesaikan soal ini, maka subjek telah mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Kutipan Wawancara TP4.4.b.1: “Yang b?” TS4.4.b.1: “Ga punya mbak, aku cuma mudengnya pakai turunan. ” Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada
bagian
TS4.4.b.1,
subjek
tidak
dapat
menyelesaikan
permasalahan yang dimaksud dengan cara lain. Berdasarkan hasil wawancara, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat menggunakan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek 4 mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara lain. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 4 commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Namun, subjek 4 tidak mencapai kategori proses kognitif create. 5) Soal Nomor 5 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 4 untuk soal nomor 5, dapat dilihat pada gambar 4.20. T4.5.1 Gambar 4.20 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 4 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T4.5.1, subjek tidak dapat memutuskan apakah pernyataan tersebut bernilai benar atau salah. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek tidak dapat mengurai informasi yang terdapat pada soal untuk membuat suatu kriteria, sehingga dapat membuat suatu keputusan. Subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP4.5.1: “Nomer 5 dik.” TS2.5.1: “Salah mbak menurutku.” TP4.5.2: “Alasannya apa?” TS4.5.2: “Persegi panjang kan beda sama persegi, jadinya salah. Terus dari soal nomer 4 yang ini kan luas maksimum tetep persegi panjang.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS4.5.1- TS4.5.2, subjek memutuskan bahwa pernyataan yang terkait dengan soal nomor 5 adalah salah. Hal ini berarti subjek tidak dapat mengurai informasi yang terdapat pada soal, sehingga membuat keputusan yang salah. Dengan demikian, subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. c) Triangulasi commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek tidak dapat mengurai informasi yang terdapat pada soal untuk membuat suatu kriteria, yang selanjutnya digunakan untuk membuat suatu keputusan. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. (b) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 4 tidak mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. e. Analisis Proses Berpikir Subjek 5 1) Soal Nomor 1 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 5 untuk soal nomor 1, dapat dilihat pada gambar 4.21.
T5.1.a.2
T5.1.a.1 T5.1.b.1
T5.1.a.3 Gambar 4.21 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 1 Subjek 5 commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T5.1.a.1 dan T5.1.a.2 , subjek dapat mengingat cara untuk menentukan titik stasioner dari fungsi y 1 x 2 dengan benar. (2) Pada bagian T5.1.a.3 , subjek dapat mengingat cara menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 1 x 2 dengan benar. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (3) Pada bagian T5.1.b.1, subjek dapat menggunakan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan persoalan yang belum pernah dijumpai siswa, yaitu menentukan luas maksimum dari suatu persegi panjang yang terbentuk yang terkait dengan permasalahan tersebut. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 5 pada soal nomor 1 mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP5.1.a.1 : “Dek, masih inget kan soal kemarin? Nah, sekarang kerjain lagi ya mulai 1a dulu.” TS5.1.a.1: “Tak langsung aja ya mbak, ga usah pakai sketsa. Kan kalo untuk menentukan stasioner berarti diturunkan dulu.” (Subjek menuliskan) y 4 x2
y' 2 x , y' 0 0 2 x x 0.
“Trus, y' ' 2 0 , berarti punyanya titik balik maksimum. ymax 4 (0) 2 4
Jadi titik stasionernya di (0,4)” commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TP5.1.a.2: “Iya, selanjutnya, interval naik sama turun dari fungsi y 4 x 2 “ TS5.1.a.2: “Sebentar ya mbak. Tadi kan y' 2 x, x 0 , berati begini +
0
Interval naik ketika x 0 , interval turun ketika x 0 Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS5.1.a.1, subjek dapat menentukan titik stasioner dari fungsi y 4 x 2 dengan benar. Dan pada bagian TS5.1.a.3, subjek dapat menentukan interval naik dan turun dari fungsi y 4 x 2 . Subjek dapat mengingat atau memperoleh pengetahuannya kembali yang sesuai untuk merespon masalah. Dengan demikian, maka subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. Kutipan Wawancara TP1.1.b.1: “Oke, bener dik. Sekarang coba yang 1b ya…” TS1.1.b.1:”Iya mbak, (subjek menggambar sketsa kemudian menyelesaikan permasalahan yang diminta) L 2 x. y 4 x x
L( x) 2 x( 4 x 2 ) L( x) 8 x 2 x 3
0 L' ( x) 8 6 x 2 0 8 6x 2 6x 2 8 x
4 2 3 3
Diambil yang positif x 2 ,Trus disubstitusi ke L (x). Jadinya…” 3
(menuliskan) L( x) 8x 2 x 3
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2 2 ) 2( ) 3 3 3 16 16 48 16 3 3 3 3 3 32 3 3 8(
Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada bagian TS5.1.b.1, subjek dapat menerapkan suatu prosedur untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, dengan dua titik sudutnya pada sumbu X dan yang lainnya pada kurva. Karena soal ini belum pernah diterima siswa sebelumnya, sehingga siswa harus memahami terlebih dahulu masalahnya kemudian menentukan prosedur
yang
akan
digunakan.
Dengan
demikian,
berdasarkan
kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek mampu mengambil informasi dari memori jangka panjang untuk merespon masalah. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1) subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (3), subjek dapat menggunakan prosedur untuk menyelesaikan masalah yang belum pernah dijumpai siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif implementing pada kategori apply. d) Kesimpulan commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan triangulasi data di atas, semua data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 5 mencapai proses kognitif recalling pada kategori remember dan proses kognitif implementing pada kategori apply. 2) Soal Nomor 2 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 5 untuk soal nomor 2, dapat dilihat pada gambar 4.22.
T5.2.1
Gambar 4.22 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 2 Subjek 5 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T5.2.1, subjek mampu menentukan permasalahan yang harus diselesaikan dengan konsep turunan pertama samadengan nol. Dari dua masalah yang dipaparkan, subjek memilih permasalahan kedua yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol ( f ' (t ) 0) .
Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek mampu mengenali pola atau karakteristik, sehingga mampu mengklasifikasikan permasalahan yang sesuai dengan kategori atau konsep tertentu. Dengan
commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian, subjek 5 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP5.2.1: “Oke, sekarang lanjut nomer 2 ya, dibaca dulu soalnya.” TS5.2.1: “Sudah mbak.” TP5.2.2: “Trus gimana?” TS5.2.2: “Yang masalah (ii) itu ga perlu turunannya disamadengankan nol, sik bentar mbak.” TP5.2.3:” Iya, dipahami dulu gapapa dik.” TS5.2.3: “Ga ada mbak, semuanya nggak pakai f ' (t ) 0 .” TP5.2.4: “Alasannya apa?” TS5.2.4: “Iya, soalnya f ' (t ) 0 dipakai untuk mencari stasionernya, jadi yang pakai masalah yang mencari maksimum atau minimum.” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS5.2.3 dan TS5.2.4 ,subjek dapat mendeteksi ciri atau pola pada permasalahan aplikasi turunan fungsi. Subjek dapat mengkalsifikasikan permasalahan pada aplikasi turunan fungsi yang sesuai dengan kategori tertentu, dalam hal ini adalah permasalahan yang menggunakan konsep turunan pertama samadengan nol. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek 5 pada soal nomor 2 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat mengenali pola atau ciri pada permasalahan aplikasi turunan fungsi sehingga mampu mengelompokkan sesuai dengan kategori
tertentu.
Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 5 mencapai proses kognitif classifying pada kategori understand. 3) Soal Nomor 3 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 5 untuk soal nomor 3, dapat dilihat pada gambar 4.23.
T5.3.1
T5.3.2
Gambar 4.23 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 3 Subjek 5 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T5.3.1, subjek membuat sketsa bangun ruang yang terkait dengan soal nomor 3, kemudian memisalkan ukuran tabung. Hal ini commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berarti subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya. (2) Subjek dapat mengaitkan antarunsur yang telah teridentifikasi untuk menyelesaikan permasalahan. Hal ini ditunjukkan pada bagian T5.3.2, subjek menggunakan perbandiangan dua segitiga yang sebangun, kemudian menjadikan dalam satu variabel, yaitu variabel r (variabel yang berkaitan dengan jari-jari), sehingga permasalahan nomor 3 dapat diselesaikan. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diperlukan dan mengaitkan antarunsur untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, subjek mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP5.3.1:“Ok, lanjut sekarang nomor 3.” TS5.3.1: “Kan ukuran tabung ga tau mbak, jadi dimisalkan dulu, jari-jari tabung r dan tingginya . Terus jari-jari sama tinggi harus dicari dulu. (sambil menggambar)
G
O
F
12cm
A
B
4cm
H
12cm
E
C
D
4cm
Pake perbandingan, segitiga GHD dan GOE sebangun. Ditanyain jari-jari tabungnya, jadi dijadiin 1 variabel r.” TP5.3.2: “Oke, trus?” TS5.3.2: (menuliskan di kertas)
commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
GO OE GH HD 12 t r 12 4 48 4t 12r 4t 48 12r t 12 3r
Vtabung r 2 t V (r ) r 2 (12 3r ) V (r ) 12r 2 3r 3 V ' (r ) 24r 9r 2 0 24r 9r 2 9r 2 24r 8 r cm 3
+
8 3
-
8 r max= cm 3
Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS5.3.1, subjek dapat merinci informasi yang terdapat pada soal menjadi unsur-unsurnya . (2) Pada bagian TS5.3.2, subjek dapat melihat hubungan antarunsur sehingga dapat digunakan untuk menjawab soal. Dengan demikian, berdasarkan kemampuan siswa yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1) dan (2), subjek mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada soal dan mampu mengaitkan
antarunsur
untuk
menyelesaikan
permasalahan.
Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1) dan (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 5 telah mencapai proses kognitif organizing pada kategori analyze. 4) Soal Nomor 4 commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 5 untuk soal nomor 4, dapat dilihat pada gambar 4.24.
T5.4.a.1
T5.4.b.1
Gambar 4.24 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 4 Subjek 5 Analisis hasil tes tertulis: (1) Pada bagian T5.4.a.1, subjek dapat menggunakan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Dalam hal ini, subjek dapat menentukan luas maksimum dari suatu persegi panjang jika diketahui keliling dan lebarnya. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (2) Pada bagian T5.4.b.1, subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan nomor 4 dengan cara yang lain. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, subjek tidak dapat menggeneralisasikan ide atau cara pandang yang baru untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berarti, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP5.4.a.1:”Ya, sekarang nomer 4a.. Caranya aja dik jelasin..” TS5.4.a.1: “Ini tau kelilingnya, Jadi keliling tak bagi dua trus tak kurangi lebar kan ketemu panjang. Trus luas sama dengan panjangxlebar. Turunan pertama disamadengan nol, ketemu x nya. Ya wis mbak, tinggal dicocokkan aja itu x memaksimumkan apa ga.” TP5.4.a.2 : “Caranya mencocokkan x itu memaksimumkan gimana?” TS5.4.a.2: “Pakai garis bilangan. Misalnya x=a kan titik a digambar dulu, terus… ( sambil membuat gambar) +
a
-
Kalau untuk x
a negatif, berarti saat x=a itu maksimum. Kalau sudah x disubstitusi ke rumus luas, ke L(x).” Analisis Kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS5.4.a.1, subjek mengetahui prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam hal ini adalah mencari luas maksimum persegi panjang, jika diketahui keliling dan lebarnya. Soal ini bukan merupakan soal yang baru untuk siswa, tipe soal yang sudah dikenal siswa memberikan petunjuk menenai cara yang digunakan untuk menyelesaikannya. Dengan demikian, karena siswa mampu menyelesaikan soal ini, maka subjek telah mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Kutipan Wawancara TP5.4.b.1: “Iya bener jawabanmu. Kalau yang b?” TS5.4.b.1: “Ga punya cara lain mbak.. Harusnya ada tho? Yang diajarkan caranya kaya gitu mbak.” Analisis Kutipan Wawancara (2) Pada
bagian
TS5.4.b.1,
subjek
tidak
dapat
permasalahan yang dimaksud dengan cara lain. commit to user
menyelesaikan
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil wawancara, subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat menggunakan suatu prosedur untuk menyelesaikan masalah yang sudah pernah ditemui siswa. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek 5 mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. (b) Pada analisis hasil tes tertulis poin (2), subjek tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan cara lain. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (2), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek tidak mencapai kategori proses kognitif create. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 5 telah mencapai proses kognitif executing pada kategori apply. Namun, subjek 5 tidak mencapai kategori proses kognitif create. 5) Soal Nomor 5 a) Data dan Analisis Hasil Tes Tertulis Tes tertulis subjek 5 untuk soal nomor 5, dapat dilihat pada gambar 4.25.
commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
T5.5.1
Gambar 4.25 Hasil Tes Tertulis Soal Nomor 5 Subjek 5 Analisis hasil tes tertulis: (1) Subjek dapat membuktikan bahwa pada saat luas maksimum persegi panjang itu panjangnya sama dengan lebarnya, seperti yang terlihat pada bagian T5.5.1. Dengan demikian, subjek memutuskan bahwa pernyataan “Jika keliling persegi panjang K, maka luas maksimum persegi panjang tersebut berbentuk bujur sangkar” adalah benar. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan di atas, maka subjek dapat membuat keputusan berdasar kriteria tertentu. Subjek mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. b) Data dan Analisis Hasil Wawancara Kutipan Wawancara TP5.5.1: “Nah, sekarang yang nomer 5, kemarin kamu ggimana cara mikirnya?”
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
TS5.5.1: “Pertama tak coba-coba dulu mbak, menentukan kelilingnya berapa, terus panjang sama lebarnya. Ternyata kok paling maksimal saat panjang sama lebarnya sama. Baru setelah itu saya harus membuktikan kalau untuk kelilingnya K , harus dibuktikan 2
panjang = lebar. (menuliskan di kertas) K pl 4 K p l 4 L p.l K l )(l ) 4 K L(l ) l l 2 4 K L' (l ) 2l 0 4 K 1 K l . 4 2 8 K K 2K K K p 4 8 8 8 L(l ) (
Berarti pernyataan benar mbak. Soalnya luas maksimum persegi panjang itu terjadi saat panjangnya samadengan lebarnya samadengan
K , berarti bujur sangkar.” 8
Analisis kutipan Wawancara (1) Pada bagian TS5.5.1, subjek mampu memeriksa kebenaran dari suatu pernyataan dengan standar tertentu. Dari informasi yang diketahui dalam soal, subjek membuat standar tertentu untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan pada soal nomor 5. Dengan demikian, subjek mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. c) Triangulasi Dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara dapat dilakukan triangulasi data sebagai berikut. (a) Pada analisis hasil tes tertulis poin (1), subjek dapat membuat keputusan berdasar kriteria tertentu. Sedangkan pada analisis hasil wawancara poin (1), subjek juga melakukan hal yang serupa. Dari commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil kedua analisis ini terjadi kecocokan, sehingga dapat disimpulkan subjek mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate. d) Kesimpulan Berdasarkan triangulasi data di atas, data hasil tes tertulis dan hasil wawancara cocok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek 5 mencapai proses berpikir checking pada kategori evaluate.
3. Analisa Data Wawancara Aktivitas Belajar a. Hasil Wawancara Subjek 1 AP1.1 : “Dik, Menurutmu matematika itu asyik apa enggak sih?” AS1.1 :“Dulu mbak, pas SMP tapi sekarang jadi susah banget.Males jadinya” AP1.2 : “Lho emang kenapa?” AS1.2 : “Nilaiku jelek-jelek terus, sekarang itu materinya susah. Apa aku belum bisa adaptasi mungkin ya.” AP1.3 : “Tapi kalau lagi dijelaskan di kelas mudeng enggak? AS1.3 : “Enggak mbak, apalagi yang materi turunan ini. Blas aku.” AP1.4 : “Lha kamu malamnya atau sebelumnya membaca materi yang mau diajarkan apa enggak?” AS1.4 : “Hehe, enggak pernah mbak. Lha aku rasanya udah enggak suka sama matematika. Kan sama aja mbak, belajar apa enggak, nilaiku jelek.” AP1.5 : “Ya enggak boleh pesimis dulu, coba dimulai lagi dari sekarang, kalau besoknya ada pelajaran matematika, dibaca dulu yang besok kira-kira mau dijelaskan. Tapi kalau lagi dijelaskan kan enggak ngobrol sendiri?” AS1.5 : “Enggak mbak, aku kalau lagi enggak gagas pelajaran paling cuma diem aja, paling tidur di kelas aja.” AP1.6 : “ Ya berarti enggak merhatiin pelajaran dong?” AS1.6 : “ Kadang-kadang.” commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AP1.7 : “Kadang-kadang apa sering? Ya itu dik yang mbuat kamu enggak mudeng.” AS1.7 : “Kadang-kadang kok mbak, lha aku bosen mbak, udah enggak nyambung, sama aja mbak, paling aku juga enggak bisa.” AP1.8 : “Kok kaya gitu dik. Yang namanya pingin dapat hasil yang bagus itu ya enggak bisa dengan santai, butuh usaha ya. Terus kalau enggak mudeng pelajaran, tanya-tanya atau diskusi sama yang lain?” AS1.8 : “Kadang tanya temen mbak.” AP1.9 : “Temen bisa njelasin enggak?” AS1.9 : “ Iya, kadang bisa. Kalau sama-sama enggak bisa ya tanya temen yang lain.” AP1.10 : “Tanya langsung ke guru dik?” AS1.10 : “Aku enggak pernah tanya Pak Mar, Bapaknya bahasanya susah dimengerti. Aku takut enggak nyambung.” AP1.11 : “Berarti selama ini belum pernah tanya pas pelajaran?” AS1.11 : “Belum mbak, aku takut kok.” AP1.12 : “Kalau ada temen yang lagi tanya sama guru, kamu ndengerin juga dik?” AS1.12 : “Iya lah mbak, aku malahan lebih memperhatikan waktu ada yang tanya. Tapi seringnya itu temenku tanyanya pas Pak Mar ndeketin kursi, jadi kadang enggak dijawab di depan gitu.” AP1.13 : “Oh, gitu ya. Lha kenapa kok lebih memperhatikan waktu ada temen yang tanya kan kamu enggak berani tanya sendiri? AS1.13 : “Iya mbak, aku takut tanya guru, tapi kalau ada yang tanya ya seneng, siapa tau sama kayak pertanyaanku. ” AP1.14 : “ Terus kalau temenmu tanya ke guru, tapi kamu enggak denger jawabannya, gimana? AS1.14 : “Iya waktu istirahat tanya temen mbak, tadi jawabannya gimana, gitu.” AP1.15 : “Berarti kamu belajar matematika kapan dik?” commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AS1.15 : “Kalau mau ulangan aja mbak.” AP1.16 : “Belajarnya biasanya dari mana aja?” AS1.16 : “Dari buku catatan mbak.” AP1.17 : “Selain catatan, belajar dari buku lain enggak? AS1.17 : “Udah mbak, enggak.” AP1.18 : “Kamu juga mencatat pelajaran to dik?” AS1.18 : “Iya.” AP1.19 : “Tadi kan enggak memperhatikan pelajaran kadang?” AS1.19 : “Tapi aku tetep mencatat mbak, aku lebih seneng nyatet dari pada ndengerin pelajaran.” AP1.20 : “ O, gitu. Kan belajarnya cuma pas mau ulangan ya? Apa enggak pernah ada PR dik?” AS1.20 : “PR matematika selalu ada mbak, tapi enggak dikumpulin.” AP1.21 : “Kamu kerjakan?” AS1.21 : “ Kadang-kadang, kan besoknya paling juga dibahas barengbareng.” AP1.22 : “ Seringnya ngerjain enggak?” AS1.22 : “Iya,gitu deh mbak, jarang. Maunya ngerjain mbak, tapi susah soalnya, jadi enggak ada yang bisa. Jadi nunggu besok dibahas di kelas.” AP1.23 : “Apa cukup dik waktunya untuk mbahas PR?” AS1.23 : “Paling berapa nomer aja mbak, yang temen-temen banyak enggak bisa.” AP1.24 : “Terus, soalnya belum dibahas tapi belum kamu kerjain gimana? AS1.24 : “Ya udah, kadang tanya temen tapi kadang tak biarke aja.” AP1.25 : “Ya diatur waktunya dik buat belajar matematika, jangan pas mau ulangan aja. Kamu enggak bisa karena kurang berusaha. Dicoba sekarang PR dikerjain, dikumpulin atau enggak. Kalau enggak bisa tanya temen, belajar bareng, Enggak perlu takut tanya guru ya.”
Analisis Hasil Wawancara Aktivitas Belajar commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(a) Aktivitas belajar pada subjek 1 yang berkaitan dengan visual activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS1.4, terlihat bahwa subjek sebelumnya tidak pernah membaca materi yang akan diajarkan. (ii) Pada bagian AS1.5 dan AS1.6, terlihat bahwa subjek terkadang tidak memperhatikan guru saat mengajar. (b) Aktivitas belajar pada subjek 1 yang berkaitan dengan oral activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS1.8 dan AS1.13, terlihat bahwa subjek bertanya pada teman yang lebih tahu saat belum mengerti pelajaran. (ii) Pada bagian AS1.10 dan AS1.11, terlihat bahwa subjek sampai saat ini belum pernah tanya langsung pada guru saat belum mengerti pelajaran. (c) Aktivitas belajar pada subjek 1 yang berkaitan dengan listening activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS1.5 dan AS1.6, terlihat bahwa subjek terkadang tidak mendengarkan guru saat mengajar. (ii) Pada bagian AS1.12, terlihat bahwa subjek mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada guru. (d) Aktivitas belajar pada subjek 1 yang berkaitan dengan writing activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS1.18 dan AS1.19, terlihat bahwa subjek mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru matematika. (e) Aktivitas belajar pada subjek 1 yang berkaitan dengan mental activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS1.15, terlihat bahwa subjek hanya belajar matematika pada saat mau ulangan. (ii) Pada bagian AS1.16 dan AS1.17, terlihat bahwa subjek hanya belajar matematika dari catatan.
commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(iii) Pada bagian AS1.20, AS1.21 dan AS1.22, terlihat bahwa subjek jarang mengerjakan tugas matematika dari guru, karena tidak pernah dikumpulkan. (f) Aktivitas belajar pada subjek 1 yang berkaitan dengan emotional activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS1.1, AS1.4 dan AS1.7, terlihat bahwa subjek malas belajar matematika, tidak suka dengan pelajaran matematika dan sering bosan saat mengikuti pelajaran.
b. Hasil Wawancara Subjek 2 AP2.1 : “Dek, menurutmu soalnya kemarin gimana?” AS2.1 : “Susah mbak, biasanya tinggal masukin cara terus ngitung, ini soalnya di luar perkiraan.” AP2.2 : “Kamu kira soalnya gimana?” AS2.2
: “Ya kan biasanya itu keluarnya dari catatan, ini malah ada yang enggak diajari.”
AP2.3 : “ Kamu belajar dari catatan aja dik?” AS2.3 : “ Iya mbak.” AP2.4 : “Setiap mau ulangan matematika belajar hanya dari catatan dik?” AS2.4 : “Iya mbak. Yang keluar ya mirip sama yang diajarkan, malah kalau belajar dari yang lain mungkin enggak keluar.” AP2.5 : “Emangnya catatanmu lengkap ya dik?” AS2.5 : “Iya nho mbak, aku nyatet terus.” AP2.6 : “Hehehe, iya.. Kalau enggak ada ulangan matematika, tapi besoknya ada pelajaran, kamu mbaca materi yang mau diajarkan apa enggak?” AS2.6 : “Jarang mbak.” AP2.7 : “Lha kenapa?” AS2.7 : “Nggak papa, ya enggak pingin belajar aja. Kalau enggak ada PR ya enggak belajar.” AP2.8 : “Lho kan setiap selesai pelajaran biasanya ada PR dik?” commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AS2.8 : “Iya, tapi kan enggak dikumpulkan.” AP2.9 : “Berarti enggak dikerjain?” AS2.9 : “Kalau dikumpulkan tak kerjain mbak, tapi kalau enggak ya udah. Soalnya besoknya paling dibahas di kelas.” AP2.10 : “Yang dibahas semuanya?” AS2.10 : “Ya enggak mbak.” AP2.11 : “Terus soal yang belum dikerjakan?” AS2.11 : “Enggak dikerjain enggak apa-apa kok mbak.” AP2.12 : “ Tapi kalau di kelas memperhatikan?” AS2.12 : “ Iya, kalau itu harus mbak.” AP2.13 : “ Bosen enggak waktu pelajaran?” AS2.13 : “Biasa aja. Enggak bosen tapi juga enggak seneng.” AP2.14 : “O.. gitu. Nha terus, kalau ada yang masih belum mudeng, kamu tanya siapa dik?” AS2.14 : “ Tanya temen dulu mbak.” AP2.15 : “ Kalau misal temen juga enggak tahu?” AS2.15 : “Ya tanya guru. Tapi aku enggak terlalu suka tanya sama guru mbak.” AP2.16 : “Lha kenapa?” AS2.16 : “Lebih enak tanya temen, bahasanya lebih nyambung. Hehehe.” AP2.17 : “O.. gitu, terus kalau temenmu yang lagi tanya sama guru, kamu juda mendengarkan?” AS2.17 : “Iya mbak, nanti kalau keluar pas ulangan.” AP2.18 : “Kamu kalau belajar matematika setiap apa?” AS2.18 : “Kalau mau ulangan aja.. Heee..” AP2.19 : “Belajarnya ngapain aja dik?” AS2.19 : “Membaca catatan sama ngerjain soal yang pernah buat PR tapi belum tak kerjain itu mbak.” Analisis Hasil Wawancara Aktivitas Belajar (a) Aktivitas belajar pada subjek 2 yang berkaitan dengan visual activity adalah sebagai berikut. commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(i) Pada bagian AS2.6, terlihat bahwa subjek sebelumnya jarang membaca materi matematika yang akan diajarkan di kelas. (ii) Pada bagian AS2.12, terlihat bahwa subjek selalu memperhatikan guru saat mengajar. (b) Aktivitas belajar pada subjek 2 yang berkaitan dengan oral activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS2.14 dan AS2.15, terlihat bahwa subjek malas bertanya pada guru dan memilih bertanya pada teman yang lebih tahu saat belum mengerti pelajaran. (c) Aktivitas belajar pada subjek 2 yang berkaitan dengan listening activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS2.12, terlihat bahwa subjek mendengarkan guru saat mengajar. (ii) Pada bagian AS2.16, terlihat bahwa subjek mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada guru beserta pembahasan yang dilakukan oleh guru. (d) Aktivitas belajar pada subjek 2 yang berkaitan dengan writing activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS2.5, terlihat bahwa subjek mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru matematika. (e) Aktivitas belajar pada subjek 2 yang berkaitan dengan mental activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS2.3, terlihat bahwa subjek hanya belajar matematika pada saat mau ulangan. (ii) Pada bagian AS2.4 dan AS2.4, terlihat bahwa subjek hanya belajar matematika dari catatan. (iii) Pada bagian AS2.8 dan AS2.9, terlihat bahwa subjek tidak mengerjakan tugas matematika dari guru, karena tidak pernah dikumpulkan. (f) Aktivitas belajar pada subjek 2 yang berkaitan dengan emotional activity adalah sebagai berikut. commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(i) Pada bagian AS2.13, terlihat bahwa subjek tidak memiliki minat khusus terhadap matematika. c. Hasil Wawancara Subjek 3 AP3.1 : “ Sekarang sharing tentang kebiasaan belajarmu yuk dik. Boleh?” AS3.1 : “Boleh aja mbak.” AP3.2 : “ Suka apa enggak dik sama pelajaran matematika?” AS3.2 : “ Sekarang kayaknya menurun mbak, dulu pas SMP aku seneng sampai diikutke OSN matematika.” AP3.3 : “Kenapa kok bisa menurun?” AS3.3 : “Enggak tau juga mbak, mood ku buat belajar matematika udah merosot. Tapi kalau matematikanya Bu Harmi aku seneng mbak.” AP3.4 : “Enggak cocok sama gurunya ya?” AS3.4 : “Bukan mbak, tapi materinya Pak Mar itu apa ya, lebih susah kayaknya.” AP3.5 : “Materi Pak Mar apa aja?” AS3.5 : “Limit, turunan, integral. Kalau Bu Harmi itu tentang fungsi.” AP3.6 : “O.. jadi karena materinya?” AS3.6 : “Iya mbak, materinya Pak Mar mesti pas aku enggak bisa. Jadi ya enggak semangat.” AP3.7 : “ Ya berarti karena belum paham, jadi enggak semangat belajar?” AS3.7 : “Iya mbak.” AP3.8 : “Terus kenapa enggak ditanyain yang bagian belum paham?” AS3.8 : “Aku kalau belum mudeng itu senengnya belajar sendiri dulu sampai mudeng.” AP3.9 : “Enggak tanya sama guru atau temen gitu?” AS3.9 : “Jarang banget mbak. Kalau pas Bu Harmi aku bisa tanya, tapi pas Pak Mar aku belum pernah tanya.” AP3.10 : “Kenapa kok gitu dik?” AS3.10 : “Enggak pingin tanya aja mbak, belum mudeng tapi enggak tau yang mau ditanyain, terus kalau ternyata pertanyaanku sepele gimana.” commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AP3.11 : “Takut apa enggak sama Pak Mar?” AS3.11 : “Enggak sih mbak, cuma bingung aja yang mau ditanyain apa. Rasanya itu kurang interaksi mbak. Kalau dulu pas SMP kan sering ditanyain guru, terus ditunjuk siapa yang jawab, jadi pas pelajaran itu enggak nyatet sama ndengerin aja.” AP3.12 : “Masak harus nunggu ditanyain, ya yang belum paham ditanyain aja langsung.” AS3.12 : “Kan aku bingung mbak, yang mau tak tanyain.” AP3.13 : “Ya kalau bingung tanya sama guru, tanya sama temen aja dik.” AS3.13 : “Iya, aku tanya temen sama senengnya itu belajar sendiri sampai mudeng gitu.” AP3.14 : “Emang kamu belajarnya setiap hari atau kalau mau ulangan aja?” AS3.14 : “Kalau mau ulangan, aku malah enggak belajar mbak.” AP3.15 : “ Terus ngapain?” AS3.15 : “Mbaca catatan sekilas, udah gitu aja mbak.” AP3.16 : “Terus habis itu?” AS3.16 : “Enggak ngapa-ngapain mbak.” AP3.17 : “Terus belajarnya kapan kalau gitu?” AS3.17 : “Kalau materinya Bu Harmi, pas mau jadwalnya tak baca-baca dulu, kadang lataihan soal-soal gitu. Tapi kalau materinya yang Pak Mar malah enggak pernah. Hehehe..” AP3.18 : “Buku apa aja yang kamu baca dik?” AS3.18 : “Cuma buku paket aja mbak. Kalau Pak Mar pas ngajar enggak pernah pakai buku, jadi bukuku pas materi itu juga enggak tak baca.” AP3.19 : “Ya berarti pas materi Pak Mar, enggak belajar terus pas mau ulangan juga cuma membaca catatan aja?” AS3.19 : “Iya..hehehe” AP3.20 : “Dek, kan Pak Mar setiap selesai pelajaran ngasih PR ya?” commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AS3.20 : “Iya mbak, tapi enggak dikumpulkan. Terus pertemuan selanjutnya membahas PR nya.” AP3.21 : “Tapi kamu kerjakan enggak?” AS3.21 : “Jarang sih mbak.” AP3.22 : “ Di kelas kamu memperhatikan pelajaran?” AS3.22 : “Iya lah mbak.Di rumah enggak belajar enggak papa, tapi di kelas aku memperhatikan. Tapi kalau memperhatikan terus ketinggalan nyatetnya.” AP3.23 : “Terus gimana kalau gitu?” AS3.23 : “ Aku pilih memperhatikan, kalau ketinggalan ya pinjem catatan temen buat nglengkapin.” AP3.24 : “Kalau temenmu sering tanya enggak dik di kelas?” AS3.24 : “Iya kadang mbak.” AP3.25 : “Kamu juga ndengerin pertanyaan temen sama jawaban guru enggak?” AS3.25 : “Iya mbak. Harus itu.” Analisis Hasil Wawancara Aktivitas Belajar (a) Aktivitas belajar pada subjek 3 yang berkaitan dengan visual activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS3.17, terlihat bahwa subjek tidak membaca materi matematika yang akan diajarkan di kelas untuk materi matematika yang tidak disukai subjek. Materi turunan fungsi adalah salah satu yang tidak disukai subjek 3. (ii) Pada bagian AS3.22 dan AS3.23, terlihat bahwa subjek selalu memperhatikan guru saat mengajar. (b) Aktivitas belajar pada subjek 3 yang berkaitan dengan oral activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS3.9 dan AS3.13, terlihat bahwa subjek jarang bertanya pada guru dan memilih bertanya pada teman yang lebih tahu saat belum mengerti pelajaran. commit to user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c) Aktivitas belajar pada subjek 3 yang berkaitan dengan listening activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS3.22, terlihat bahwa subjek mendengarkan guru saat mengajar. (ii) Pada bagian AS3.25, terlihat bahwa subjek mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada guru beserta pembahasan yang dilakukan oleh guru. (d) Aktivitas belajar pada subjek 3 yang berkaitan dengan writing activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS3.23, terlihat bahwa subjek mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru matematika. (e) Aktivitas belajar pada subjek 3 yang berkaitan dengan mental activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS3.15, terlihat bahwa subjek pada saat mau ulangan hanya membaca catatan sekilas. (ii) Pada bagian AS3.20 dan AS3.21, terlihat bahwa subjek jarang mengerjakan tugas matematika dari guru, karena tidak pernah dikumpulkan. (f) Aktivitas belajar pada subjek 3 yang berkaitan dengan emotional activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS3.2, AS3.6 dan AS3.6, terlihat bahwa kesenangan subjek terhadap matematika sudah menurun, tidak semangat dan merasa bosan saat mempelajari matematika untuk materi yang dianggap susah d. Hasil Wawancara Subjek 4 AP4.1 : “ Dik, kamu suka pelajaran matematika enggak?” AS4.1 : “Aku suka banget mbak sama matematika,jujur ya, daripada pelajaran yang banyak menghafalnya. Aku itu suka dari SMP.” AP4.2 : “Terus kalau gitu kamu belajar matematika setiap apa dik?” AS4.2 : “ Aku setiap hari belajar mat mbak. Aku ngulang pelajaran matematika itu setiap pulang sekolah, terus habis itu ngerjain tugas commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mbak. Jadi kalau besoknya ada pelajaran mat, malamnya aku bisa belajar materi buat besoknya.” AP4.3 : “Kalau PR nya enggak dikumpulkan gimana? AS4.3 : “Tetep tak kerjain mbak.” AP4.4 : “Terus kalau ada yang susah? Tetep kamu coba kerjain enggak? ” AS4.4 : “Kalau soal yang susah,dah tak coba tapi enggak bisa ya tak tinggal mbak, tapi kalau aku ngerasa harusnya ini soalnya aku bisa, ya tak kerjain dulu sampai mentog. Besoknya tanya temen, kalau enggak minta dibahas di kelas aja sama guru.” AP4.5 : “Kamu belajarnya dari buku apa aja dik?” AS4.5 : “ Khusus untuk matematika itu, aku suka belajar juga dari buku lain mbak. Dari SMP aku kayak gitu, jadi enggak cuma latihan soalnya dari catatan sama PR aja, kadang aku malah ngerjain soal SNMPTN mbak.” AP4.6 : “Berarti punya buku matematika selain yang dipakai di kelas dik?” AS4.6 : “Iya mbak, ada beberapa.” AP4.7 : “O.. gitu. Terus pas pelajaran mat, kamu memperhatikan apa enggak dik?” AS4.7 : “Iya memperhatikan mbak, aku seneng kalau pas lagi pelajaran matematika.” AP4.8 : “Pernah enggak mudeng apa enggak dik pas dijelasin?” AS4.8 : “Sering lah mbak, tapi habis itu aku tanya temen yang menurutku lebih bisa mbak. Kalau enggak langsung tanya aja ke guru.” AP4.9 : “Di luar jam pelajaran, sering ngobrol sama temen tentang pelajaran matematika enggak?” AS4.9 : “Iya mbak, yang aku enggak mudeng gitu. Atau kalau enggak, habis ulangan biasanya langsung tak bahas sama temen.” AP4.10 : “Selain memperhatikan kamu juga nyatet yang dijelaskan apa enggak dik?” commit to user
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AS4.10 : “Iya mbak, catatan ku itu lengkap banget lho mbak. Pak Mar aja kalau misal lagi enggak bisa ngajar itu pinjem catatanku, biar dipakai kelas sebelah.” AP4.11 : “ Temen mu sering tanya enggak pas pelajaran dik?” AS4.11 : “Iya enggak sering mbak, kadang ada kadang enggak.” AP4.12 : “Kamu juga memperhatikan pertanyaan dari temen enggak?” AS4.12 : “Iya mbak, kalau penting malah tak catet.” Analisis Hasil Wawancara Aktivitas Belajar (a) Aktivitas belajar pada subjek 4 yang berkaitan dengan visual activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS4.2, terlihat bahwa subjek membaca materi matematika yang akan diajarkan keesokan harinya. (ii) Pada bagian AS4.7, terlihat bahwa subjek selalu memperhatikan guru saat mengajar. (b) Aktivitas belajar pada subjek 4 yang berkaitan dengan oral activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS4.8, terlihat bahwa subjek bertanya pada teman yang dirasa lebih bisa, jika belum memahami materi yang diajarkan, atau langsung bertanya guru matematika. (c) Aktivitas belajar pada subjek 4 yang berkaitan dengan listening activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS4.7, terlihat bahwa subjek mendengarkan guru saat mengajar. (ii) Pada bagian AS4.12, terlihat bahwa subjek mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada guru beserta pembahasan yang dilakukan oleh guru. (d) Aktivitas belajar pada subjek 4 yang berkaitan dengan writing activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS4.10 dan AS4.12, terlihat bahwa subjek mencatat materi matematika yang disampaikan. commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(e) Aktivitas belajar pada subjek 4 yang berkaitan dengan mental activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS4.2, terlihat bahwa subjek belajar matematika setiap hari dan mengulang materi matematika yang telah diajarkan sepulang sekolah. (ii) Pada bagian AS4.2, terlihat bahwa subjek mengerjakan setiap tugas matematika dari guru. (iii) Pada bagian AS4.5, terlihat bahwa subjek tidak hanya belajar dari catatan, tapi juga mencari referensi lain sebagai latihan soal. (f) Aktivitas belajar pada subjek 4 yang berkaitan dengan emotional activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS4.1, terlihat bahwa subjek sangat menyukai pelajaran matematika. e. Hasil Wawancara Subjek 5 AP5.1 : “Nilaimu tes kemarin bagus lho dik.” AS5.1 :“Apa iya.” AP5.2 : “Mata pelajaran yang paling kamu suka apa?” AS5.2 : “Jujur ni ya mbak, aku seneng matematika, kalau fisika lumayan juga.” AP5.3 : “Berarti kalau jam nya matematika, enggak bosen waktu dijelasin guru?” AS5.3 : “Enggak lah mbak.” AP5.4 : “Kalau besok ada pelajaran matematika, kamu malamnya membaca dulu yang mau dijelaskan besok apa enggak?” AS5.4 : “Iya mbak, kadang-kadang. Tapi kalau besoknya ada ulangan mata pelajaran lain atau ada PR, ya aku milih belajar atau ngerjain PR dulu. Soalnya aku ngerasa walaupun enggak belajar dulu materi yang mau diajarkan, tapi kalau di kelas memperhatikan, aku bisa ngikutin mbak.” AP5.5 : “O, ya..berarti jarang dong dik, kalau nunggu pas besoknya enggak ada ulangan, sama enggak ada PR?” commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AS5.5 : “Ya enggak juga, kalau materi yang belum diajarkan paling kan belajarnya cepet aja, paling tak baca sedikit. Aku ngliat besok yang mau diajarin apa, terus kayak apa awalnya. Gitu aja.” AP5.6 : “Pas pelajaran matematika suka ngobrol sendiri?” AS5.6 : “Enggak mbak, harus fokus. Ketinggalan sedikit, bisa enggak mudeng. Tapi kalau pas pelajaran gitu kadang-kadang Pak Mar kan enggak cuma serius terus, kadang juga diselingi gojek. Jadi pas pelajaran enggak tegang terus.” AP5.7 : “ Kalau ada materi yang belum mudeng, kamu gimana dik?” AS5.7 : “ Kalau waktu pelajaran, ya aku tanya langsung sama Pak Mar, tapi kalau pas di luar jam biasanya aku tanya sama temen mbak, kadang tanya sama kelas sebelah, pas pulang atau jam istirahat.” AP5.8 : “Sering ngobrol ma temen-temen tentang materi matematika?” AS5.8 : “Lumayan mbak, kalau pas ada yang masih bingung, terus kalau besoknya ada ulangan, habis selesai ulangan.” AP5.9 : “Kalau waktu pelajaran, ada temenmu tanya langsung ke guru, kamu juga ikut ndengerin?” AS5.9 : “Iya nho mbak.” AP5.10 : “Kalau enggak denger gimana? Misalnya temenmu tanya waktu Pak Mar diket.” AS5.10 : “Paling tanya-tanya sama yang lain, tadi temen saya tanya apa. Kalau enggak ya nanti tanya langsung aja, tadi dijelasin apa.” AP5.11 : “ Belajarmu matematika itu setiap apa dik? ” AS5.11 : “Aku setiap pulang sekolah itu ngulang materi yang di sekolah, paling cuma cepet aja. Mesti kan habis pelajaran itu Pak Mar ngasih tugas banyak, jadi setelah itu langsung tak kerjain. ” AP5.12 : “Kalau ada yang enggak bisa?” AS5.12 : “Biasanya tak lewatin dulu mbak, aku ngerjakan yang lain. Setelah dah selesai baru balik lagi ke soal yang tadi enggak bisa. Tapi kalau ternyata emang enggak bisa, pas mbahas soal baru tak tanyain ke Pak Mar.” commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
AP5.13 : “Terus kalau mau ulangan belajar dari mana aja?” AS5.13 : “Catetan mbak, sama latihan soal-soal.” AP5.14 : “Belajar dari buku lain?” AS5.14 : “Iya itu mbak, langsung ke latihan soal-soal aja dari buku lain.” AP5.15 : “ Pak Mar sering nyatet ya kalau lagi njelasin pelajaran?” AS5.15 : “ Wah, banyak banget mbak, kadang sampai ketinggalanketinggalan gitu. Soalnya kan susah nyatet sambil memperhatikan pelajaran. Lumayan lengkap lah mbak catetanku.”
Analisis Hasil Wawancara Aktivitas Belajar (a) Aktivitas belajar pada subjek 5 yang berkaitan dengan visual activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS5.4 dan AS5.5, terlihat bahwa subjek membaca materi matematika yang akan diajarkan keesokan harinya. (ii) Pada bagian AS5.4 dan AS5.6, terlihat bahwa subjek selalu memperhatikan guru saat mengajar. (b) Aktivitas belajar pada subjek 5 yang berkaitan dengan oral activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS5.7, AS5.8 dan AS5.10, terlihat bahwa subjek bertanya pada teman yang dirasa lebih bisa, jika belum memahami materi yang diajarkan, atau langsung bertanya guru matematika. (c) Aktivitas belajar pada subjek 5 yang berkaitan dengan listening activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS5.4 dan AS5.6, terlihat bahwa subjek mendengarkan guru saat mengajar. (ii) Pada bagian AS5.9, terlihat bahwa subjek mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada guru beserta pembahasan yang dilakukan oleh guru. (d) Aktivitas belajar pada subjek 5 yang berkaitan dengan writing activity adalah sebagai berikut. commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(i) Pada bagian AS4.15, terlihat bahwa subjek mencatat materi matematika yang disampaikan. (e) Aktivitas belajar pada subjek 5 yang berkaitan dengan mental activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS5.11, terlihat bahwa subjek mengulang materi matematika yang telah diajarkan sepulang sekolah. (ii) Pada bagian AS5.11, terlihat bahwa subjek mengerjakan setiap tugas matematika dari guru sepulang sekolah. (iii) Pada bagian AS5.13 dan AS5.14, terlihat bahwa subjek tidak hanya belajar dari catatan, tapi juga mencari referensi lain sebagai latihan soal. (f) Aktivitas belajar pada subjek 5 yang berkaitan dengan emotional activity adalah sebagai berikut. (i) Pada bagian AS5.2 dan AS5.3, terlihat bahwa subjek menyukai pelajaran matematika dan tidak bosan saat mengikuti pelajaran matematika.
commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis hasil belajar siswa pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada materi turunan fungsi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Surakarta kelas XI Akselerasi-2, bedasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada materi turunan fungsi dapat dikelompokkan menjadi dua tingkatan berpikir, yaitu Lower Order Thinking dan Higher Order Thinking a. Pada tingkatan Lower Order Thinking, ada siswa yang mencapai proses kognitif understand, ada siswa yang mencapai proses kognitif remember dan apply serta ada siswa yang mencapai proses kognitif understand dan apply. b. Pada tingkatan Higher Order Thinking, ada siswa yang mencapai proses kognitif remember, understand, apply dan analyze serta ada siswa yang mencapai proses kognitif remember, understand, apply, analyze, dan evaluate. 2. Aktivitas belajar siswa dalam belajar matematika adalah sebagai berikut. a.
Siswa pada tingkatan Lower Order Thinking (iii)
Jarang ataupun tidak pernah membaca materi matematika yang
akan diajarkan di kelas. (iv)
Memperhatikan guru saat mengajar, kecuali pada subjek 1 yang
mencapai proses kognitif understand. (v)
Memilih bertanya pada teman saat belum mengerti pelajaran.
(vi)
Mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada
guru beserta penjelasan dari guru. (vii) Mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru matematika. (viii) Belajar matematika hanya pada saat akan diadakan ulangan. (ix)
Belajar matematika hanya dari catatan. commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(x)
Mengabaikan
tugas
matematika
dari
guru,
karena
tidak
dikumpulkan (xi)
Bosan saat mengikuti pelajaran matematika karena tidak berminat
dengan matematika.
b. Siswa pada tingkatan Higher Order Thinking a) Membaca materi matematika yang akan diajarkan di kelas. b) Memperhatikan guru saat mengajar. c) Bertanya pada teman maupun guru saat belum mengerti pelajaran. d) Mendengarkan pertanyaan teman yang bertanya langsung pada guru beserta pembahasan yang dilakukan oleh guru. e) Mencatat materi matematika yang disampaikan. f) Mengulang materi yang telah diajarkan, belajar matematika tidak hanya pada waktu akan diadakan ulangan. g) Mengerjakan setiap tugas matematika dari guru. h) Belajar dari catatan dan mencari buku referensi lain sebagai latihan soal. i) Menyukai pelajaran matematika dan tidak bosan saat mengikuti pelajaran matematika.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis hasil belajar siswa pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada materi turunan fungsi yang telah dilakuan, maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut. 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis dapat diungkapkan bahwa penelitian ini menggambarkan karakteristik hasil belajar siswa pada materi turunan fungsi berdasarkan proses kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom. Selain itu juga dapat diketahui aktivitas siswa dalam belajar matematika. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa kategori proses kognitif dalam Revisi Taksonomi Bloom commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat saling overlap dengan proses kognitif yang lain, dan juga aktivitas belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya. 2. Implikasi Praktis Implikasi praktis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika, berdasarkan hasil penelitian antara lain sebagai berikut. a. Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengetahui proses kognitif siswa, sehingga guru dapat melihat kelemahan siswa dan memperbaiki proses pembelajaran matematika yang berlangsung. Dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih optimal. Misalnya, dalam hasil penelitian masih ada siswa yang tidak mencapai kategori proses kognitif remember (mengingat), sehingga guru
dapat
memperbaiki
kegiatan
pendahuluan
dalam
proses
pembelajarannya. Dalam hasil penelitian masih ada siswa yang tidak mencapai kategori proses kognitif understand (memahami), sebaiknya dalam proses pembelajaran guru lebih menekankan konsep, sehingga siswa memahami benar materi yang dipelajarinya, dan seterusnya. b.
Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengetahui aktivitas belajar matematika siswanya, sehingga guru dapat mengetahui apa yang seharusnya dilakukan agar aktivitas belajar siswa meningkat. Dengan demikian penguasaan siswa terhadap matematika akan lebih optimal. Misalnya, dalam hasil penelitian ada siswa yang tidak mengerjakan tugas matematika karena tugas tersebut tidak pernah dikumpulkan, ada siswa yang merasa bosan saat proses belajar mengajar berlangsung, dan sebagainya.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengadakan upaya bersama antara guru, orang tua, dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika setelah diketahui proses berpikir dan aktivitas belajar siswa.
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis hasil belajar siswa pada proses kognitif berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada materi turunan fungsi dapat dikemukakan saran sebagai berikut. 1. Analisis hasil belajar dan aktivitas belajar matematika yang dibahas dalam penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai alat evaluasi bagi guru dan siswa untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya. 2. Merujuk pada capaian proses kognitif siswa dan aktivitas belajar matematika siswa, hendaknya guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang lebih sesuai, efektif dan inovatif untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa dan untuk menghidupkan suasana yang menyenangkan saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung. Guru juga hendaknya memberikan perhatian dan motivasi pada siswanya, agar siswanya lebih bersemangat dan tidak mudah berputus asa saat menghadai kesulitan. Dengan demikian diharapkan hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan. 3. Bagi peneliti lain yang berminat dapat mencoba untuk menggali lebih lanjut dari penelitian ini atau dapat melakukannya pada tingkat dan materi yang berbeda. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk melakukan penelitian pengembangan berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini.
commit to user