PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROBING PROMPTING LEARNING (PPL) PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMPN 3 CILAWU GARUT (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan) Differences of Student Result Learning by Using Problem Based Learning (PBL) and Probing Prompting Learning (PPL) on The Concept of Pollution and Environmental Damage at VIIth Grade Public Junior High School 3 Cilawu Garut Tiktik Mustika, Purwati Kuswarini Suprapto, dan Romy Faisal Mustofa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya - Jawa Barat E-mail:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research was to differences the result of student learning using problem based learning (PBL) and probing prompting learning (PPL) on the concept of pollution and enviromental damage at VIIth grade public junior high school 3 Cilawu Garut. This study was conducted at January 2016 to June 2016 in VIIth grade public junior high school 3 Cilawu Garut. The method used in this study is a true experimental. Population was all student of VIIth grade public junior high school 3 is 150 people, divided into five classes. The study sample as many as 30 student at public junior high school 3 Cilawu Garut. Samples taken with random cluster sampling technique. Instruments used in this study is the result test students on the material pollution and environmental damage. This form of multiple choice test with 4 options. Data analysis technique used is the uji t. Based on the results of research, processing, and data analysis found that there is a differences between student result learning using models problem based learning (PBL) and probing prompting learning (PPL) on the concept of pollution and environmental damage at VIIth grade public junior high school 3 Cilawu Garut. Student result learning by using problem based learning (PBL) has an lower average ( = 24,1) than student result learning using models probing prompting learning (PPL) ( = 26,7) so probing prompting learning (PPL) better models of learning materials used in pollution and environmental damage at VIIth grade public junior high school 3 Cilawu Garut. Keyword
:
Problem Based Learning, Probing Prompting Learning, Students result Learning
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Problem based learning (PBL) dan Probing prompting learning (PPL) pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016 di SMPN 3 Cilawu Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut sebanyak 150 orang yang terbagi atas lima kelas. Sampel penelitian sebanyak 30 orang peserta didik di kelas VII B dan di kelas VII D sebanyak 30 orang peserta didik di SMPN 3 Cilawu Garut. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Tes ini berupa pilihan majemuk dengan 4 option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, diperoleh bahwa ada perbedaan antara hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Problem based learning (PBL) dan Probing prompting learning (PPL) Pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Di Kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut. Hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Problem based learning (PBL) mempunyai rata-rata yang lebih rendah (x = 24,1) daripada hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Probing prompting learning (PPL) (x = 26,7) sehingga model Probing prompting learning (PPL) lebih baik digunakan dalam pembelajaran materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut. Kata Kunci
:
Problem Based Learning, Probing Prompting Learning, Hasil Belajar Peserta Didik.
Pendahuluan Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, sebab proses pendidikan mempersiapkan dan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan dan membina potensi dan sumber daya manusia melalui kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut masih bersifat umum dan luas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu penjabaran, perincian, dan perumusan agar dapat dioperasionalkan di dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar, demikian pula kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses pembelajaran demi tercapainya interaksi belajar yang optimal, yang pada akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal. Untuk mencapai kondisi yang demikian maka perlu adanya fasilitator yaitu guru, yang memiliki kemampuan untuk menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif sekaligus membangun motivasi peserta didik. Namun, tidak semua guru dapat menciptakan situasi pembelajaran yang demikian. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Ini terbukti berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 3 Cilawu Garut pada hari Selasa tanggal 05 Januari 2016, menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik belum optimal. Pencapaian nilai masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) terutama pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan nilai rata-ratanya 70,92 pada tahun ajaran 2014-2015 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal yang seharusnya yaitu 75. Dalam rangka meningkatkan minat peserta didik terhadap materi pelajaran agar hasil belajar memuaskan diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipandang tepat dengan materi pencemaran dan
kerusakan lingkungan adalah problem based learning dan probing prompting learning. Model problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Melalui model pembelajaran ini diharapkan lebih efektif, karena peserta didik belajar lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok dan peserta didik dapat mudah menyerap materi pelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap jumlah materi pelajaran. Sedangkan model probing prompting learning adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan setiap peserta didik dan pengalamanya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true experimental
atau
eksperimen
sesungguhnya.
Dinamakan
eksperimen
sesungguhnya karena sampel dipilih secara random dari populasi tertentu serta adanya kelompok pembanding terhadap kelompok yang diberi perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Cilawu Garut sebanyak 5 kelas dengan jumlah peserta didik 150 orang. Dalam penelitian ini desain penelitian yang akan digunakan adalah rancangan pos tes pada kelompok kontrol (post-test only control-group design), dimana dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan majemuk sebanyak empat option. Soal yang diberikan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fmaksimum. Untuk Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t karena kedua kelompok data yang akan dibandingkan telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal, dan kedua varians data yang akan dibandingkan bersifat homogen.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi skor hasil belajar peserta didik (post-test) di kelas VII B dan VII D SMPN 3 Cilawu Garut, sebagai berikut : Tabel 1. Data Statistik Hasil Post-test kelas VII B dan VII D Statistik Skor VII B Skor VII D Minimum 23 25 Maksimum 34 34 Rentang 11 9 Rata-rata 29,35 31,03 Varians 8,24 4,88 Standar Deviasi 2,87 2,21 KKM 29,3 31,1 Hasil belajar peserta didik (post-test) dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dan probing prompting learning (PPL) pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan
disajikan dalam bentuk histrogam dan poligon
frekuensi, sebagai berikut: 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 23 - 24 25 - 26 27 - 28 29 - 30 31 - 32 33 - 34 Skor
Gambar 1. Histogram dan Poligon Frekuensi Tes Hasil Belajar Peserta Didik (Posttest) dengan Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII B SMPN 3 Cilawu Garut
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 25 - 26
27 - 28
29 - 30 Skor
31 - 32
33 -34
Gambar 2. Histogram dan Poligon Frekuensi Tes Hasil Belajar Peserta Didik (Posttest) dengan Menggunakan Model Probing Prompting Learning Pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII D SMPN 3 Cilawu Garut Untuk menguji kenormalan data digunakan uji lilliefors, Ringkasan perhitungan uji normalitas sebagai berikut: Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Normalitas No.
Data
L0
Lkritis
1. 2.
Post-test VII B Post-test VII D
0,1157 0,1370
0,161 0,161
Hasil Analisis L0 < Lkritis L0 < Lkritis
Kesimpulan Analisis Terima H0 Terima H0
Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, Ringkasan perhitungan uji homogenitas sebagai berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Fmaksimum Fhitung
Ftabel
Hasil Analisis
Kesimpulan
1,68
1,83
Fhitung ≤ Ftabel
Terima H0
Kesimpulan Analisis Kedua varians homogen
Setelah data memenuhi persyaratan normalitas dan homogenitas maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t dependent dan uji t independent. Ringkasan perhitungan uji Hipotesis sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan, diperoleh thitung -2,47 dan ttabel -2,002
Gambar 3. Daerah penolakan H0 Tabel 4. Ringkasan uji hipotesis thitung -2,47
ttabel -2,002
Hasil Analisis thitung < -ttabel
Kesimpulan Analisis Tolak H0
Kesimpulan Penelitian Ada perbedaan hasil belajar antar kedua kelompok
Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung -2,47 dan ttabel -2,002. Maka hasil analisis menunjukan thitung berada didaerah penolakan H0, artinya ada perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dan probing prompting learning (PPL) pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut. Sedangkan untuk skor rata-rata post-test kelas VII B yaitu sebesar 29,35 dan VII D sebesar 31,03. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dimana hasil belajar peserta didik dengan menggunakan probing prompting learning (PPL) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan problem based learning (PBL). Pembahasan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII B SMPN 3 Cilawu Garut Hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model problem based learning (PBL) memiliki hasil belajar yang cukup bagus, hal ini dapat dilihat dari hasil diskusi
kelompok selama dua pertemuan. Berdasarkan gambar 4 menjelaskan bahwa hasil
diskusi kelompok pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua nilai yang diperoleh setiap kelompok bervariasi. Pada pertemuan kedua ada peningkatan nilai hasil diskusi jika dibandingkan dengan pertemuan pertama. Hal ini terlihat dari kurangnya kesiapan dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama. Pada pertemuan selanjutnya terjadi peningkatan hasil diskusi peserta didik, terlihat dari kesiapan
belajar
setiap
kelompok
seperti
berdiskusi,
presentasi
dan
mengemukakan pendapat, yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : 84 82 80 78 76
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
74 72 70 Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Gambar 4 Diagram Hasil Diskusi Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan model problem based learning (PBL) pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya yaitu: Tabel 5 Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning (PBL) pada Penelitian No. Kelebihan Model Problem Kekurangan Model Problem Based Based Learning (PBL) Learning (PBL) 1. Peserta didik dapat belajar Peserta didik memiliki kebiasaan dengan fokus pada suatu membaca yang buruk atau kurangnya permasalahan minat baca 2. Memberikan kesempatan Waktu berdiskusi beberapa peserta kepada peserta didik untuk didik tidak fokus atau tidak bekerjasama atau berdiskusi memperhatikan sehingga tidak memahami materi yang disampaikan 3. Meningkatkan keaktifan dan Biasanya peserta didik mengandalkan kreativitas peserta didik peserta didik yang lain yang lebih pintar
Kelebihan dan kekurangan model problem based learning (PBL) pada tabel 4.9 tersebut merupakan kelebihan dan kekurangan berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan penelitian. Beberapa kelebihan tersebut terdapat kesamaan dengan pendapat Shoimin, Aris (2014:132) yang dijabarkan sebagai berikut: a.
Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh peserta didik. Hal ini mengurangi beban peserta didik dengan menghafal atau menyimpan informasi;
b.
Peserta didik memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka;
c.
Peserta didik memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar;
Hasil Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model Probing Prompting Learning (PPL) pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII D SMPN 3 Cilawu Garut Hasil belajar peserta didik kelas VII D SMP Negeri 3 Cilawu Garut dengan menggunakan probing prompting learning (PPL) memiliki hasil belajar yang cukup bagus namun ada beberapa kesulitan pada saat proses belajar mengajar yang dilatarbelakangi oleh kebiasaan peserta didik yaitu seperti kurangnya minat baca yang membuat peserta didik tidak percaya diri dengan pengetahuannya bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan probing prompting learning (PPL) pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya yaitu:
No . 1.
2.
3. 4.
Tabel 6 Kelebihan dan Kekurangan Model Probing Prompting Learning (PPL) pada Penelitian Kelebihan Model Probing Kekurangan Model Probing Prompting Learning (PPL) Prompting Learning (PPL) Memberikan kesempatan kepada Memerlukan waktu yang banyak peserta didik untuk bekerjasama atau berdiskusi Meningkatkan keaktifan dan Beberapa peserta didik kurang kreativitas peserta didik percaya diri dengan pengetahuan yang mereka miliki Melatih keberanian dan kecakapan Beberapa peserta didik gugup dan peserta didik tidak bisa menjawab pertanyaan Adanya sesi tanya jawab yang Peserta didik memiliki kebiasaan dilakukan guru dengan peserta membaca yang buruk atau didik sehingga peserta didik fokus kurangnya minat baca dan lebih kondusif
Kelebihan dan kekurangan model probing prompting learning (PPL) pada tabel 6 tersebut merupakan kelebihan dan kekurangan berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan penelitian. Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut terdapat kesamaan dengan pendapat Shoimin, Aris (2014:128) yang dijabarkan sebagai berikut: a. Mendorong peserta didik aktif berpikir; b. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik; c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat; d. Tidak cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik;dan e. Peserta didik merasa takut, bila guru kurang mendorong peserta didik untuk berani. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Probing Prompting Learning (PPL) pada Konsep Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di Kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dan probing prompting
learning (PPL) diperoleh data dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran dengan menggunakan model problem based leraning (PBL) dan probing prompting learning (PPL) telah mencapai KKM yang telah ditentukan. Rata-rata hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari diagram berikut ini : 81 80 79 78 77 76 75 74 73 72
31,03
29,35
Problem Based Learing
29,25
Probing Prompting Learning
KKM
Gambar 6 Data Skor Rata-rata Model Problem Based Learning (PBL), Model Probing Prompting Learning (PPL) dan KKM Adanya perbedaan tersebut disebabkan pada model problem based learning (PBL) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan peserta didik yang lain, menggali pengetahuan dan informasi secara mandiri, meningkatkan minat dan rasa percaya diri peserta didik. Sedangkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model probing prompting learning (PPL) dilakukan tanya jawab dengan serangkaian pertanyaan yang bersifat menuntun sehingga peserta didik mampu memahami materi dengan baik. Selain itu, adanya proses tanya jawab yang dilakukan kepada peserta didik diharapkan peserta didik dapat lebih berani dalam mengemukakan dan menggali pengetahuannya, melatih kecakapan serta percaya diri yang mereka miliki. Adanya kerjasama antara guru dan peserta didik merupakan salah satu faktor yang membuat proses pembelajaran di kelas berjalan dengan baik sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan mudah. Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dan probing
prompting learning (PPL) pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model problem based learning (PBL) dan probing prompting learning (PPL) pada konsep pencemaran dan kerusakan lingkungan di kelas VII SMPN 3 Cilawu Garut.
DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenadamedia Grup. Arends, Richard. I. (2008). Learning To Teach Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aris, Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Creswell, John W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistika Nonparametrik. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi. Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar. Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.