EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 24 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ari Pranantyo, Supriyono, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran problem posing materi menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi untuk data kemampuan awal siswa dan metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa. Uji hipotesis menggunakan uji t taraf signifikansi 0,05 didapatkan tobs sebesar 1,748 dan ttabel sebesar 1,645 sehingga H0 ditolak. Jadi, prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan model pembelajaran problem posing. kata kunci: problem based learning, problem posing, prestasi belajar
PENDAHULUAN Perkembangan budaya suatu masyarakat sangat bergantung pada dunia
pendidikannya.
Untuk
meningkatkan
kesadaran
terhadap
perkembangan budaya, siswa diperlukan belajar matematika. Keberhasilan pembelajaran matematika dapat dilihat dari prestasi belajar siswanya yang ditunjukkan dalam bentuk nilai. Perkembangan pembelajaran matematika
Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
123
di SMP Negeri 24 Purworejo mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) matematika SMP Negeri 24 Purworejo tahun 2008/2009 sebesar 5,68 kemudian menurun setiap tahunnya hingga 4,80 pada UN tahun pelajaran 2011/2012. Selama ini, pembelajaran matematika di sekolah tersebut dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (ekspositori) karena dianggap bahwa pelaksanaanya tidak rumit dan materi pelajaran lebih mudah dikuasai siswa. Pelaksanaan
pembelajaran
matematika
secara
konvensional
berlangsung satu arah yaitu materi pelajaran dipindahkan dari otak guru ke otak siswa. Keadaan ini menyebabkan siswa lebih tertarik untuk meniru cara guru dari pada memahami materi sehingga kompetensi yang dikuasai hanya sebatas kompetensi yang dicontohkan guru. Pembelajaran ini juga mengakibatkan siswa pasif dalam pembelajaran sehingga memperbesar kemungkinan siswa tidak memperhatikan guru apalagi jika dihadapkan pada materi yang sulit. Pembentukan konsep yang kuat dibutuhkan kinerja otak yang aktif sehingga upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi
belajar
matematika
adalah
dengan
penggunaan
model
pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa. Model pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran problem based learning dan problem posing. Problem based learning merupakan model yang diadopsi untuk menunjang pembelajaran learner centered dan memberdayakan siswa. Model ini mempunyai ciri-ciri; pembelajaran dimulai dengan pemberian permasalahan dunia nyata, siswa secara berkelompok aktif merumuskan
124
Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
masalah
dan
mengidentifikasi
kesenjangan
pengetahuan
mereka,
mempelajari dan mencari sendiri materi yang berkaitan dengan permasalahan, dan melaporkan solusi dari permasalahan (Amir, 2009: 12). Permasalahan dirancang dengan konsep yang kuat dengan didasarkan pada permasalahan lingkungan sehari-hari siswa. Keterkaitan antara materi dan lingkungan
mereka
dapat
menimbulkan
kebermaknaan
dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap matematika. Silver dalam Akay (2010: 60) menyebutkan bahwa problem posing is defined as occurring when students are engaged in reformulating given problems and also when producing new problems or questions. Dengan demikian, ciri khusus model ini adalah siswa mengajukan permasalahan atau pertanyaan. Dapat pula berupa pengajuan permasalahan baru yang lebih kompleks jika model ini dilakukan pada siswa dengan kemampuan berpikir tinggi. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan materi kepada siswa pada awal pertemuan kemudian memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa. Selanjutnya, siswa diharuskan membuat soal beserta
penyelesaiannya dengan mengubah
informasi, menambah
informasi, mengubah nilai, dan mengubah situasi atau kondisi pertanyaan berdasarkan soal latihan yang telah dikerjakan sebelumnya. Pemberian tugas kepada siswa untuk membuat soal dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah dan sikap mereka terhadap matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan model Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
125
pembelajaran problem posing materi menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning dan Problem Posing Materi Menghitung Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu untuk mengetahui sebab akibat dari dua faktor yang disengaja dengan mengeliminasi atau menyisihkan faktor lain yang mengganggu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling sehingga diperoleh kelas VIII E sebagai kelompok eksperimen I dan kelas VIII F sebagai kelompok eksperimen II. Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran yaitu problem based learning dan problem posing sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes pilihan ganda yang berjumlah 40 soal yang disusun oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi yang akan diujicobakan pada kelompok uji coba. Melalui perhitungan taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dengan correlation product moment metode Pearson, dan reliabilitas metode split half dihasilkan 24 soal yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada kedua kelompok eksperimen. Uji
126
Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
Hipotesis dilakukan dengan uji t taraf signifikansi 0,05 dengan uji prasyarat normalitas metode Lilleofors dan uji homogenitas metode Bartlet. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai dengan 10 Mei 2013 di SMP Negeri 24 Purworejo. Pembelajaran terhadap siswa kelas VIII E dan kelas VIII F masing-masing dilakukan dalam lima pertemuan dengan setiap pertemuan dilaksanakan selama 80 menit. Kedua kelompok eksperimen dilakukan uji keseimbangan dengan statistik uji t sebelum dilakukan penelitian. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai UAS Gasal kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Dengan taraf signifikansi 0,05 untuk uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlet sebagai uji prasyarat analisis keseimbangan, didapatkan simpulan bahwa kedua kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi populasi homogen. Hasil uji keseimbangan dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh tobs sebesar -0,054 dan ttabel sebesar 1,960 dengan DK = {t | t < -1,960 atau t > 1,960}. Sehingga disimpulkan bahwa kedua kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama. Dengan demikian, kedua kelompok dapat dilakukan penelitian yaitu dengan pembelajaran materi menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar dengan model pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran pada kelompok eksperimen I menggunakan model pembelajaran problem based learning sedangkan kelompok eksperimen II menggunakan model pembelajaran
Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
127
problem posing. Pada akhir pembelajaran, kedua kelompok eksperimen diberikan soal tes prestasi belajar yang sama. Hasil tes prestasi belajar ini digunakan sebagai data dalam uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipoteisis. Dengan taraf signifikansi 0,05 untuk uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlet, didapatkan simpulan bahwa masing-masing kelompok eksperimen berdistribusi normal dan tidak ada perbedaan variansi. Dengan demikian dapat dilakukan uji t dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga diperoleh tobs sebesar 1,748 dan ttabel sebesar 1,645 dengan DK = {t | t > 1,645}. Nilai tobs DK maka H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran problem posing. Dari penelitian tersebut dihasilkan rerata kelompok eksperimen I sebesar 68,5 dan kelompok eksperimen II sebesar 64,11. Dapat dilihat bahwa penggunaan model problem based learning lebih baik dibandingkan problem posing. Hal ini dimungkinkan terjadi karena dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model problem posing, siswa hanya dapat membuat dua soal dari empat soal yang diharuskan untuk dikerjakan karena keterbatasan waktu. Lambatnya pengerjaan ini dimungkinkan karena siswa jarang berlatih mengerjakan soal latihan pemecahan masalah. Sedangkan pada model problem based learning materi diberikan berdasarkan analisa konsep dengan dibantu permasalahan lingkungan sekitar sehingga konsep
128
Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
lebih mudah dipahami. Oleh karena itu, siswa lebih mudah mengerjakan soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran problem based learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran problem posing materi menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Disarankan untuk memilih model pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran, kondisi siswa, dan lingkungan pendidikan. intensitas penggunaan model problem based learning dan prolem posing perlu ditinggkatkan untuk mengasah kemampuan penggunaannya DAFTAR PUSTAKA Akay, Hayri dan Boz, Nihat. 2010. The Effect of Problem Posing Oriented Analyses-II Course on the Attitudes toward Mathematics and Mathematics Self-Efficacy of Elementary Prospective Mathematics Teachers. Australian Journal of Teacher Education. Diakses dari http://ro.ecu.edu.au/ajte/vol35/iss1/6 pada tanggal 21 Januari 2013. M. Taufiq Amir. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana.
Ekuivalen
: Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning Dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
129