PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MELALUI PENDEKATAN MATHEMATICAL DISCOURSE UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Suryani Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning melalui pendekatan mathematical discourse. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjeknya adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 33 Purworejo Tahun Ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan datanya dengan metode observasi dan tes. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus rerata dan persentase. Hasil penelitian ini dilihat dari observasi dan tes menunjukkan bahwa pada siklus I siswa dari tadinya kurang berani mengungkapkan ide-ide matematika, di siklus II siswa sudah berani mengungkapkan ide-ide matematika. Selain itu, siswa yang kurang paham dalam membuat model-model matematika dalam siklus I, di siklus II menjadi lebih paham untuk membuat model-model matematika. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi dan tes komunikasi matematis persentasenya mencapai 73,07% pada siklus I meningkat menjadi 78,78% pada siklus II. Sedangkan dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh persentasenya mencapai 46,15% pada siklus I meningkat menjadi 72,72% pada siklus II. Dilihat dari jawaban tes siswa pada siklus I dari yang tadinya tidak menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, di siklus II siswa sudah bisa memahami suatu permasalahan dan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah. Pembelajaran model pembelajaran problem based learning melalui pendekatan mathematical discourse dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII G SMP Negeri 33 Purworejo Tahun Ajaran 2015/2016.
Kata kunci: komunikasi matematis, kemampuan pemecahan masalah matematika PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika di pelajari di setiap jenjang pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 disebutkan tujuan mata pelajaran matematika yaitu agar siswa memiliki kemampuan antara lain: Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah dan Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol. Oleh karena itu Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Mathematical Discourse untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis ddan Kemampuan Pemecahan Masalah
7
komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa perlu dikembangkan di berbagai jenjang pendidikan. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di kelas VII G SMP Negeri 33 Purworejo, diperoleh keterangan bahwa untuk komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa tergolong masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang cenderung pasif pada saat pembelajaran. Selain itu soal-soal latihan yang siswa kerjakan hanya dibahas secara lisan bahkan ada beberapa soal yang hanya disebutkan jawabannya saja. Pada jawaban siswa yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan uraian banyak siswa yang hanya menuliskan jawabannya saja. Soal-soal latihan yang diberikan sebagian besar merupakan soal-soal yang sifatnya rutin. Banyak ditemukan pekerjaan yang sama pada tugas-tugas yang guru berikan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan komunikasi
matematis dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII G SMP Negeri 33 Purworejo Tahun Ajaran 2015/2016 dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning melalui
pendekatan mathematical discourse. Dengan penerapan pembelajaran tersebut, siswa akan terbiasa menggunakan permasalahan sebagai pembelajaran. Selain itu juga siswa akan terbiasa untuk bertukar pendapat, baik dalam bentuk pertanyaan maupun dalam bentuk sanggahan atas pernyataan yang disampaikan. Menurut Ahmad Susanto (2014: 213) yang mengatakan bahwa “komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, di mana terjadi pengalihan pesan, dan pesan yang dialihkan berisikan tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, strategi penyelesaian masalah”. Sehingga dengan adanya komunikasi matematis bukan hanya penghitungan algoritmik saja yang bisa siswa tangkap dari matematika. Akan tetapi dengan kemampuan komunikasi yang baik
diharapkan
kemampuan tingkat tinggi yang lain dapat berkembang dan tumbuh sejalan dengan terasahnya komunikasi matematis yang dimiliki siswa Nakin dalam Ali Mahmudi (2008: 7) memaparkan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan penggunaan langkah-langkah tertentu (heuristik), yang
8
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Mathematical Discourse untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis ddan Kemampuan Pemecahan Masalah
sering disebut sebagai model atau langkah-langkah pemecahan masalah, untuk menemukan solusi dari suatu masalah. Heuristik merupakan suatu pedoman atau langkah-langkah umum yang digunakan untuk memandu penyelesaian masalah. Sehingga pemecahan masalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk mencari solusi atas suatu permasalahan dengan langkah-langkah tertentu. Barrow dalam Miftahul Huda (2013: 271) problem based learning sebagai “Pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalah tersebut ditemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran”. Selain itu Hal White (2001: 1) menyatakan :“In problem based learning courses, students work with classmates to solve complex and authentic problems that help develop content knowledge as well as problem solving, reasoning, communication and self assesment skills”. Sehingga problem based learning menjadikan permasalahan menjadi sumber belajar, siswa dituntut bisa mengembangkan pengetahuan, memberi alasan dan mengkomunikasikan. Menurut Hamdani (2009: 163) “Pembelajaran dengan pendekatan Mathematical discourse merupakan pembelajaran yang memberikan ruang untuk pengajuan pertanyaan, adu argumentasi, negosiasi pendapat antar seluruh warga kelas”. Sehingga dalam pembelajaran dengan pendekatan mathematical discourse, suasana diskusi akan terasa hidup dengan komponen-komponen kelas turut andil dalam setiap bagian dalam proses pembelajaran
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII G SMP N 33 Purworejo yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan tes. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi dan lembar tes. Metode analisis datanya yaitu
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus
persentase.
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Mathematical Discourse untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis ddan Kemampuan Pemecahan Masalah
9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning melalui pendekatan mathematical discourse yang dilakukan di SMP N 33 Purworejo dipandang dapat meningkatkan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning melalui pendekatan mathematical discourse yaitu guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa. Kemudian, guru membagikan Lembar Kerja Siswa ke masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan dan mengerjakan LKS tersebut. Setelah LKS selesai didiskusikan, masing-masing kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusi di depan kelas. Setelah itu, guru atau siswa menanggapi, bertanya atau menyanggah hasil diskusi yang telah disajikan. Hasil penelitian ini dilihat dari observasi dan tes menunjukkan bahwa pada siklus I siswa dari tadinya kurang bisa membuat model matematika atas suatu permasalahan, di siklus II siswa sudah lebih bisa membuat model matematika atas suatu permasalahan. Selain itu, siswa yang kurang terbiasa belajar dalam kelompokkelompok diskusi dalam siklus I, di siklus II menjadi lebih terbiasa belajar dalam kelompok-kelompok diskusi, pada siklus I pada saat mengerjakan suatu soal yang berbentuk permasalahan langsung menuliskan jawabannya, pada siklus II, siswa menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah saat mengerjakan tes. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi dan tes untuk mengukur komunikasi matematis. Persentase komunikasi matematis siklus I sebesar 73,07% dalam predikat baik dari seluruh siswa dengan 19 siswa berpredikat baik, 6 siswa berpredikat cukup dan 1 siswa berpredikat kurang sekali meningkat ke siklus II menjadi 78,78% dalam predikat baik dari seluruh siswa dengan 26 siswa berpredikat baik, 7 siswa berpredikat cukup, 1 siswa berpredikat kurang, 1 berpredikat kurang sekali. . Berikut diagram yang menunjukkan peningkatan komunikasi matematis.
10
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Mathematical Discourse untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis ddan Kemampuan Pemecahan Masalah
80%
78.78%
78% 76% 74%
SIKLUS I
73.07%
SIKLUS II
72% 70%
Gambar 3. Diagram Hasil Komunikasi Matematis Sedangkan dilihat dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 46,15% dalam predikat cukup dari seluruh siswa dengan 12 siswa berpredikat baik, 8 siswa berpredikat cukup, 4 siswa berpredikat kurang dan 2 siswa berpredikat kurang sekali meningkat ke siklus II menjadi 72,72% dalam predikat cukup dari seluruh siswa dengan 20 siswa berpredikat baik, 4 siswa berpredikat sangat baik, 4 siswa berpredikat kurang dan 5 siswa berpredikat cukup. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa disajikan pada diagram berikut.
72.72%
80% 60% 40%
46.15% SIKLUS I SIKLUS II
20% 0%
Gambar 4. Diagram Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari penelitian ini adalah model Pembelajaran problem based learning melalui pendekatan mathematical discourse dapat meningkatkan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika kelas VII G SMP Negeri Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Mathematical Discourse untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis ddan Kemampuan Pemecahan Masalah
11
33 Purworejo Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini juga ditunjukkan dari persentase pada siklus I mencapai 73,07%, pada siklus II mencapai 78,78%. Sedangkan dari hasil kemampuan pemecahan masalah juga mengalami peningkatan, pada siklus I persentasenya mencapai 46,15% menjadi 72,72%. Saran terkait dengan penelitian ini adalah (1) Model Pembelajaran problem based learning melalui pendekatan mathematical discourse dapat dijadikan alternatif model dalam pembelajaran untuk meningkatan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa , (2) Hasil akhir yang diperoleh akan lebih maksimal jika penelitian dilaksanakan dengan alokasi waktu yang lebih banyak. . DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto.2014.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ali Mahmudi. 2008. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.P d,%20Dr./Makalah%2006%20Jurnal%20UNHALU%202008%20_Komunikasi%20dlm% 20Pembelajaran%20Matematika_.pdf pada tanggal 5 desember 2015. Hamdani. 2009. Pengembangan Pembelajaran dengan Mathematical discourse Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/7022/ pada tanggal 12 September 2015. White,
12
Hal. 2001. Problem based learning. Diakses dari http://web.stanford.edu/dept/CTL/cgibin/docs/newsletter/problem_based_ learning.pdf. Pada tanggal 29 Maret 2016.
Ekuivalen: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning melalui Pendekatan Mathematical Discourse untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis ddan Kemampuan Pemecahan Masalah