PERANCANGAN VISUALISASI GEDUNG CV. ELSATA PARIBASS PANGKALPINANG BERBASIS TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN BLENDER
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Siti Octavianti 10.12.5080
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
DESIGN VISUALIZATION OF CV. ELSATA PARIBASS BUILDINGS PANGKALPINANG BASED THREE-DIMENSIONAL USING BLENDER PERANCANGAN VISUALISASI GEDUNG CV. ELSATA PARIBASS PANGKALPINANG BERBASIS TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN BLENDER Siti Octavianti Mei Parwanto Kurniawan Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Development of information technology has dominated almost every aspect is no exception in visual technology. Visual technology is a media technology to provide information visualization. Two-dimensional (2D) visualization is the object which based on image. As for three-dimensional (3D) visualization capable of mapping area become more detailed, informative and attractive, so that the object can be described very well and clearly. CV Elsata Paribass is a company engaged in digital-based advertising services. This company provides information sale and rental of Real Estate Property product such as house, home store, apartment, office, home office, land, building, villa, etc, digitalbased with the most complete information and best offer in Bangka Belitung. Building a procurement plan, then there must also plans mature within a virtual building design that everything can running as expected. With the building procurement plan by this CV Elsata Paribass, then design of visualization is very important that a first step in the planning stages to construct the building and its surroundings. Visualization of the building on this CV Elsata Paribass is design as threedimensional visualization based. This visualization of building is the visual examples for development plans of CV Elsata Paribass buildings. This virtual environments of CV Elsata Paribass will be created using one of 3D software namely Blender. Keywords : Visualization, Blender, Three-Dimensional, CV Elsata Paribass
1.
Pendahuluan CV Elsata Paribass merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa periklanan berbasis digital. Perusahaan ini menyediakan informasi jual beli dan sewa produk Property Real Estate seperti rumah, ruko, apartemen, kantor, rukan, tanah, gedung, villa dan lain-lain yang berbasis digital terlengkap dengan penawaran terbaik di Bangka Belitung. Kebutuhan informasi terhadap produk Property Real Estate bagi masyarakat Bangka Belitung maupun para pendatang yang ingin berdomisili di Bangka Belitung, memberikan peluang terhadap orang-orang yang memiliki produk Property Real Estate untuk menjual produknya. Namun, kurangnya sarana untuk mengiklankan produk tersebut menjadi hambatan yang cukup dominan bagi para pemilik produk. Hal tersebut merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi CV Elsata Paribass sebagai penyedia informasi yang dapat menjadi salah satu media untuk mengiklankan produk-produk tersebut sehingga memudahkan para pemilik produk untuk menjual produknya dan juga memudahkan orang-orang yang membutuhkan informasi iklan produk itu sendiri. CV Elsata Paribass merupakan salah satu perusahaan yang baru berkembang di Bangka Belitung tepatnya di Kota Pangkalpinang. Banyaknya calon konsumen yang mencari perusahaan sejenis sebagai media untuk mengiklankan produknya menjadi perhatian CV Elsata Paribass untuk meningkatkan pelayanan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan CV Elsata Paribass dalam peningkatan pelayanan adalah dengan membangun gedung kantor sehingga para konsumen dan calon konsumen memiliki kemudahan akses dalam melakukan transaksi dan apabila ingin mengiklankan produk maka CV Elsata Paribass yang akan menjadi tujuan. Dalam rencana pengadaan gedung, dibutuhkan konsep yang matang sebagai pondasi awal sehingga proses pembangunan berjalan dengan lancar. Untuk itu, perancangan visualisasi tiga dimensi dapat menjadi pondasi awal bagi CV Elsata Paribass sebagai referensi untuk pembangunan gedung sebagai kantor. 2.
Landasan Teori
2.1
Pengertian Visualisasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata visualisasi berarti pengungkapan
suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik dan sebagainya. Dalam arti lain, visualisasi merupakan proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produsen.
1
Pendapat lain dikemukakan oleh Aditya (2012 : 1) 1 bahwa visualisasi 3D arsitektural adalah bentuk desain atau rancangan (interior, eksterior, termasuk juga landscape) 3D arsitektural ke dalam bentuk tampilan grafis komputer visual 3 dimensi (3D). Maka dapat disimpulkan bahwa visualisasi adalah rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau animasi untuk penampilan suatu informasi. 2.2
Pengertian Multimedia Menurut Dean (Amir Fatah Sofyan dan Agus Purwanto, 2008 : 1) 2 , istilah
multimedia berasal dari teater, yaitu pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium di panggung yang mencakup monitor video, synthesized band dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Pendapat lain dikemukakan oleh McLeod (Amir Fatah Sofyan dan Agus Purwanto, 2008 : 1)2 bahwa multimedia berarti suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan alat-alat lain seperti televisi, monitor video dan sistem piringan optik atau sistem stereo yang dimaksudkan untuk menghasilkan sajian audio visual penuh. Adapun menurut Merril (dalam Winarno, 2009 : 7) 3 mengemukakan bahwa multimedia merupakan gabungan teks, grafis, audio, animasi dan video yang bergerak ke sebuah aplikasi komputer. 2.3
Pengertian Berbasis Menurut kamus besar bahasa Indonesia, berbasis memiliki kata dasar basis yang
artinya asas atau dasar. Berbasis berarti menjadikan sesuatu sebagai dasar. Dalam hal perancangan visualisasi gedung CV Elsata Paribass berbasis tiga dimensi ini berarti menciptakan gedung CV Elsata Paribass ke dalam bentuk lingkungan virtual secara tiga dimensi.
1
Aditya, S.T. Panduan Mudah Membuat Visualisasi 3D Arsitektural, Seri Compact House. hal 1 Amir Fatah Sofyan dan Agus Purwanto, Digital Multimedia: Animasi, Sound Editing & Video Editing, hal 1 3 Winarno, Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran, hal 7 2
2
2.4
Pengertian Tiga Dimensi (3D) Secara umum tiga dimensi (3D) adalah bentuk dari sebuah benda yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi dimana benda tersebut memiliki isi atau ruang. Dalam dunia komputer, pemodelan tiga dimensi adalah proses merancang atau menciptakan sebuah model yang mewakili objek tiga dimensi pada aslinya. Chris Broomhall (2011) 4 menyatakan bahwa di dalam komputer, 3D (tiga dimensi) digambarkan sebagai sebuah gambar yang memiliki kedalaman. 2.5
Pengertian Blender Blender adalah salah satu aplikasi untuk permodelan dan animasi tiga dimensi
yang bersifat Free Open Source, atau istilah lainnya aplikasi yang kode sumbernya dapat diambil siapa saja dan bebas dikembangkan secara gratis. Menurut Lance Flavell (2010) 5 Blender merupakan paket aplikasi permodelan dan animasi tiga dimensi yang memiliki berbagai fungsi yang tidak dimiliki aplikasi tiga dimensi lainnya. 2.6
Proses Produksi Dalam proses produksi ini, penulis menggunakan beberapa teori yang telah
dikemukakan oleh Zaharuddin G.Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana (2008) 6 1) Modelling Proses ini adalah proses pembuatan model objek dalam bentuk 3D di komputer. 2) Texturing Proses ini adalah proses pembuatan dan pemberian warna dan material (texture) pada obyek yang telah dimodelkan sebelumnya sehingga akan tampak suatu kesan yang nyata. Pemberian material atau texture pada obyek 3D akan mendefinisikan rupa dan jenis bahan dari objek 3D.
4
http://whatis.techtarget.com/definition/3‐D‐three‐dimensions‐or‐three‐dimensional.html Lance Flavell, Beginning Blender, hal 1 6 Zaharuddin G.Djalle, Edi Purwantoro, Demi Dasmana. 2008. The Making of 3D Animation Movie. Hal 81 5
3
3) Lighting Lighting adalah proses pembuatan dan pemberian cahaya pada model sehingga diperoleh kesan visual yang realistis karena terdapat kesan kedalaman ruang dan pembayangan objek. 4) Rendering Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses produksi. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan dalam proses modelling, texturing, lighting dengan parameter tertentu akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output yang berupa gambar atau video. 3.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1
Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan
mengevaluasi
permasalahan-permasalahan,
kesempatan,
hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. 7 3.1.1
Analisis Kebutuhan Sistem
3.1.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Salah satu komponen dari sebuah komputer yang dapat dilihat dan disentuh secara fisik yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi. Spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan untuk membuat program visualisasi gedung berbasis tiga dimensi adalah sebagai berikut.
1. Intel® CoreTM i5-450M processor (2.4GHz, 3MB L3 chace) 2. RAM 2 GB 3. Harddisk 500 GB 4. Mouse 5. Printer
7
Jogiyanto HM,2005. Analisis dan disain Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi Offset, hal 129
4
3.1.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat program visualisasi gedung berbasis tiga dimensi adalah sebagai berikut. 1. Sistem Operasi Windows 7 2. Blender 3. Corel Video Studio 3.2
Perancangan Sistem
3.2.1
Tahap Identifikasi Gedung kantor CV Elsata Paribass saat ini belum begitu memadai. Keterbatasan
akses yang dialami oleh CV Elsata Paribass terhadap konsumen maupun calon konsumen merupakan suatu pertimbangan khusus bagi CV Elsata Paribass. Melalui rencana pengadaan gedung kantor ini, CV Elsata Paribass membutuhkan suatu rancangan yang menjadi fundamental dalam pembangunan gedung nantinya. Dengan adanya rancangan ini dapat pula dijadikan sebagai media promosi bagi CV Elsata Paribass dalam meningkatkan loyalitas konsumen. 3.2.2
Rancangan Storyboard Tabel 3.1 Tabel Storyboard
No
Gambar
Keterangan Tampilan intro.
1
5
Tampilan gedung tampak
2
depan.
Tampilan gedung tampak
3
samping.
Tampilan gedung tampak
4
belakang.
Tampilan
5
pintu
utama
gedung sebelum masuk.
6
6
Tampilan ruang lobby.
7
Tampilan tangga menuju ke lantai dua.
Tampilan tangga di lantai
8
dua.
Tampilan ruang tunggu.
9
7
Tampilan
10
koridor
pada
lantai dua.
Tampilan pintu sebelum
11
masuk ruangan.
12
Tampilan ruang rapat.
13
Tampilan ruang CEO.
8
Tampilan ruang staff.
14
4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1
Tahap-tahap Pembuatan
4.1.1
Modelling
1) Langkah awal dalam pembuatan virtual gedung ini dengan menampilkan gambar denah ke dalam aplikasi untuk lebih memudahkan dalam pemodelan gedung. Langkah yang dilakukan dengan mengaktifkan menu Background Images kemudian klik open. 2) Kemudian pilih file gambar yang telah tersimpan pada direktori untuk dimasukkan ke dalam aplikasi blender. 3) Langkah selanjutnya, mulai pemodelan gedung sesuai dengan denah. Klik add > mesh > plane untuk menambahkan objek plane. Kemudian bentuk plane sesuai tembok pada denah menggunakan modifier extrude dengan cara menekan tombol E pada keyboard. 4) Setelah terbentuk tembok gedung dari tampak atas kemudian tampilkan denah tampak samping untuk menyesuaikan tinggi tembok. 5) Langkah dalam pemodelan tangga menggunakan metode yang sama seperti pemodelan tembok yaitu import denah ke dalam blender. Kemudian tambahkan objek plane lalu dibentuk berdasarkan detail tangga seperti pada denah menggunakan modifier extrude. 4.1.2
Texturing
1) Dalam texturing / pewarnaan disini menggunakan menu materials. Pada panel materials klik new lalu atur warna yang akan diaplikasikan pada gedung. 2) Pada gedung ini tembok menggunakan materials berwarna putih seperti yang ditampilkan pada gambar. 3) Untuk materials kaca jendela dengan cara menambahkan materials baru kemudian atur transparansi sehingga terlihat seperti kaca jendela.
9
4.1.3
Rendering
1) Pada frame 1 aktifkan objek kamera kemudian insert keyframe dengan menekan tombol I pada keyboard, pilih LocRot yang berarti mengunci lokasi dan rotasi / perputaran kamera. 2) Gerakkan frame ke frame 40 pada timeline lalu gerakkan kamera ke lokasi tertentu. Kemudian insert keyframe dengan menekan tombol I pada keyboard, pilih LocRot yang berarti mengunci lokasi dan rotasi / perputaran kamera. Begitu seterusnya hingga frame terakhir. 3) Atur output render menjadi file .mpeg seperti pada gambar agar menghasilkan output berupa video. 4) Apabila telah selesai klik render animation. Tunggu hingga proses render selesai.
4.2
Pembahasan Program
4.2.1
Tampilan Gedung Tampak Depan Visualisasi yang pertama ditampilkan adalah visualisasi gedung tampak depan,
di mana tampilan ini menyajikan lingkungan eksternal gedung. Pergerakan dalam visualisasi ini dengan menggunakan pergerakan kamera.
Gambar 4.1 Tampilan Gedung Tampak Depan 4.2.2
Tampilan Tangga Menuju ke Lantai Dua Kamera mulai berjalan ke lantai dua, di mana pada lantai dua terdapat beberapa
ruangan penting diantaranya ruang CEO, ruang staff dan ruang rapat.
10
Gambar 4.2 Tampilan Tangga Menuju ke Lantai Dua 5.
Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis dalam tahap perancangan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa : a. Dalam membuat visualisasi gedung ini dimulai dari identifikasi masalah dan perancangan storyboard. b. Dalam membangun visualisasi gedung ini berdasarkan denah yang telah dirancang sebelumnya oleh arsitek, di mana bentuk, ukuran dan proporsi gedung telah diukur sedemikian rupa agar dapat memudahkan dalam proses pembuatan. c.
Pembuatan visualisasi lingkungan eksternal dan internal gedung menggunakan sebuah perangkat lunak tiga dimensi yaitu Blender 2.65.
d. Perancangan visualisasi gedung ini melalui beberapa tahap produksi diantaranya modelling, texturing dan rendering. e. Proses rendering visualisasi ini membutuhkan waktu lebih kurang 15 jam menggunakan PC (Personal Computer) dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Intel Core i5 processor (3.33GHz) b. NVidia GeForce GTX560 c.
RAM 8 GB DDR 3
d. Harddisk 640 GB f.
Dari proses rendering tersebut menghasilkan file video dengan ekstensi .avi (audio video interleave).
11
g. Corel Video Studio Pro X3 juga salah satu perangkat lunak yang berperan dalam pembuatan visualisasi ini untuk menggabungkan video hasil render dari blender dan pengolahan audio program. h. Pada tahap finishing ini, hasil akhir rendering dari Corel Video Studio menghasilkan file berekstensi .wmv (windows media video). Daftar Pustaka Aditya. 2012. Panduan Mudah Membuat Visualisasi 3D Arsitektural, Seri Compact House. Jakarta: Griya Kreasi. Fatah Sofyan, Amir dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia: Animasi, Sound Editing, & Video Editing. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Flavell, Lance. 2010. Beginning Blender: Open Source 3D Modeling, Animation, And Game Design. New York: Springer Science Business Media. G. Djalle, Zaharuddin dkk. 2008. The Making of 3D Animation Movie. Bandung: Informatika. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Disain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Winarno. 2009. Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta: Genius Media Prima. Chris,
Broomhall. 2011. 3-D (three dimensions or three-dimensional). http://whatis.techtarget.com/definition/3-D-three-dimensions-or-threedimensionals. Diakses tanggal 12 Oktober 2013.
KBBI. Basis. http://kbbi.web.id/basis. Diakses tanggal 4 Februari 2014. KBBI. Visualisasi. http://kbbi.web.id/visualisasi. Diakses tanggal 12 Oktober 2013.
12