PEMBUATAN FILM ANIMASI “BUBA” BERBASIS 3 DIMENSI MENGGUNAKAN BLENDER 2.57
NASKAH PUBLIKASI
disusun oleh Pramitha Fitriandini 08.11.2110
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAGEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
MAKING ANIMATION MOVIE "BUBA" BASED 3 DIMENSIONS USING BLENDER PEMBUATAN FILM ANIMASI “BUBA” BERBASIS 3 DIMENSI MENGGUNAKAN BLENDER 2.57 Pramitha Fitriandini Hanif Al Fatta Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT From year to year developments in the growing world of animation. This proves that at this time animation is not just a consumption of children - children only, but can be enjoyed by all walks of life. Any computer software are now more advanced. In the world of animation, Blender is the open source software is exciting news because this software is completely free. Blender software can be used for modeling, texuring, lighting, animation and video editing. Buba in this animated film that tells about the friendship between a boy - man with a cat that has the opposite properties was made with Blender software, ranging from modeling to rendering processes. Moreover, the authors would like to introduce the open source Blender and no less good with other commercial animation software. And the prospect of animation in Indonesia has a significant opportunity to grow. Keyword: Blender, Open Source, 3D Animation
1.
Pendahuluan Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Salah
satunya pada bidang komputer grafis dimana dapat membantu para desainer grafis dalam menunjukan karyanya dengan hasil mendekati keadaan sebenarnya atau seperti kenyataan. Software komputer pun saat ini sudah semakin maju. Software Blender bisa digunakan untuk modeling, texuring, lighting, animasi dan video post processing 3 dimensi. Blender juga merupakan sebuah software pengolah 3 dimensi dan animasi yang bisa dijalankan di Windows, Machintos, dan Linux. Satu lagi kelebihan blender yang diinginkan banyak orang dan ditakuti oleh software 3D komersial lainnya adalah software ini sepenuhnya gratis sehingga biaya produksi dapat lebih dipangkas. 2.
Landasan Teori
2.1 Beberapa Jenis Teknik Film Animasi2 2.1.1 Film animasi Dwi-matra (Flat Animation/2D) Menggunakan bahan papar yang dapat digambar diatas pemukaannya dan hamper semua objek animasinya melalui runtun kerja gambar. 2.1.1.1 Film Animasi ‘Sel’ (Cel Technique)
Gambar 2.1 Cel Technique
1
Aditya, 2009, Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal, Penerbit ANDI, p.2 G.Djalle Zaharuddin, 2007, The Making of 3D Animation Movie using 3DStudioMax, Penerbit Informatika, p.12 2
2.1.1.2 Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)
Gambar 2.2 Cut-out Animation 2.1.1.3 Film Animasi Bayangan (Silhoutte Animation)
Gambar 2.3 Collage Animation 2.1.1.4 Film Animasi Kolase (Collage Animation) Sebuah teknik yang bebas dan cukup sederhana dimana objekk disusun sedemikian rupa lalu diubah secara berangsur – angsur menjadi susunan baru dan tiap perubahan dipotret engan kamera. 2.1.1.5 Penggambaran Langsung Pada Film Menggunakan penggambaran langsung pada pita seluloid baik positif maupun negatiftanpa melalui runtun pemotretan kamera. 2.1.2 Film Animasi Tri-matra (Object Animation) Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra, bedanya obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-matra. Dengan memperhitungkan karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya dan ruang.
2.1.2.1 Film Animasi Boneka (Puppet Animation)
Gambar 2.4 Contoh Film Animasi Boneka 2.1.2.2 Film Animasi Model
Gambar 2.5 Contoh Animasi Model Pada Rotasi Bola Dunia 2.1.2.3 Pixilasi (Pixilation)
Gambar 2.6 Film The Secret Adventures of Tom Thumb 2.2 Bentuk Film Animasi3 2.2.1 Animasi 2D (2 Dimensi) Animasi ini biasa juga disebut dengan film kartun. Kartun sendiri berasal dari kata Cartoon, yang artinya gambar yang lucu. Memang, film kartun itu kebanyakan film yang lucu. Misalnya: Looney Tunes, Pink Panther, , dan banyak lagi. 3
Jenis Jenis Animasi, http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/jenis-jenis-animasi/, 20 April 2010
2.2.2 Animasi 3D (3 Dimensi) Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. 2.2.3 Animasi Tanah Liat (Clay Animation) Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat dengan memakai rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasficine sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka ini, seperti kepala, tangan, kaki, disa dilepas dan dipasang lagi. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di film. Animasi Clay termasuk salah satu jenis dari Stop-motion picture. 2.2.4 Animasi Jepang (Anime) Jepang sudah banyak memproduksi anime (sebutan untuk animasi Jepang). Anime juga terdiri dari beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan cara pembuatannya, melainkan formatnya, yaitu serial televisi, OVA, dan film bioskop. 2.3 Perangkat Lunak Yang Digunakan 2.3.1 Blender 2.57 Blender adalah sebuah software 3D suite yang boleh dikatakan salah satu yang terlengkap diantara software – software open source. Tool – tool yang disediakan sederhana, namun sudah mencakup seluruh kebutuhan untuk pembuatan film animasi (F.J. Soekahar, 2004). 3. Analisis dan Perancangan 3.1 Analisis SWOT 3.1.1 Strength Kekuatan / kelebihan yang dimiliki pada film animasi ini dari film animasi yang lain adalah, film animasi ini bertemakan tentang pertemanan dan dapat dinikmati oleh semua umur. 3.1.2 Weaknes Beberapa kelemahan dalam film animasi ini adalah desain grafis yang masih kurang serta membutuhkan spesifikasi komputer yang cukup kuat untuk melakukan kalkulasi rendering agar dapat selesai dengan cepat dengan hasil yang maksimal. 3.1.3 Opportunities
Peluang dari film animasi ini adalah menggunakan software 3D yang freeware sehingga dapat memangkas biaya produksi dan masih sedikit yang menggunakan software 3D Blender ini. 3.1.4 Threats Ancaman untuk film animasi ini adalah banyaknya bermunculan film animasi yang kualitasnya lebih bagus dan banyaknya animator – animator yang mulai membuat film animasi yang bagus. 3. 2 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem yang digunakan disini hanya dibatasi pada kebutuhan perangkat yang digunakan dalam pembuatan animasi 3 dimensi ini, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). 3.3 Pra-Produksi 3.3.1 Ide Cerita Film animasi 3D yang berjudul Buba ini akan mengisahkan tentang Buba yang mendapatkan teman baru dan perjuangan Buba dalam membangunkan Bol yang suka tidur untuk diajak bermain bersama - sama. 3.3.2 Tema Cerita Tema cerita adalah pokok pikiran dalam sebuah karangan. Atau, dapat diartikan pula sebagai dasar cerita yang ingin disampaikan oleh penulisnya (Lutters, 2006:41). Dalam animasi ini tema yang diangkat adalah tentang “Pertemanan”. 3.3.3 Logline Logline atau inti cerita bertujuan sebagai penguat ide cerita dalam animasi ini. Logline dari animasi ini adalah “Bagaimana jika Buba membangunkan Bol dengan berbagai macam cara yang unik dan kemudian dia membuat Bol marah” 3.3.4 Sinopsis Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. Untuk mengembangkan cerita, ada 7 pertanyaan dasar yang harus dijawab.
3.3.5 Diagram Scene Diagram Scene “Buba” Oleh: Pramitha Fitriandini
Gambar 3.1 Diagram Scene “Buba” 3.3.6 Naskah / Script Naskah cerita berguna sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film. Yang menampilkan urut-urutan adegan dalam film, latar tempat, keadaan sekitar, aksi tokoh, hingga dialog antar karakter. 3.3.7 Storyboard Didalam tahap ini adalah saat untuk membuat ide – ide di dalam sekenario menjadi bentuk visual, sehingga lebih bisa dipahami apa yang dimaksudkan di dalam scenario. Storyboard memberikan kehidupan (nyawa) bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami. Tabel 3. 1 Storyboard film animasi 3D “Buba” S
C
Gambar
Keterangan
Dialog
Detik
1
1
Terlihat suasana
-
6
Buba dari depan
Buba:
5
yang sedang
“hehehehe
tersenyum lebar
…..”
kota di pagi hari yang cerah Camera : Fade in, medium shot SFX : suara keramaian kota 3
2
Camera : Close up SFX : 4
Terlihat sebuah
1
4
benda bulat yang ada disamping rumahnya. Camera : Pan left SFX : -
3.3.8 Perancangan Karakter / Penokohan a. Buba Merupakan karakter seorang anak yang bernama Buba. Bocah yang memiliki semangat tinggi, pantang menyerah pemberani dan banyak memiliki pemikiran unik dan selalu saja bisa mendapat perhatian dari Bol.
Gambar 3.2 Karakter Buba b. Bol Merupakan karakter seekor kucing yang bernama Bol. Yang berbentuk bulat gendut dan sangat suka tidur sekaligus cuek. Bol akan naik darah jika waktu tidurnya
diganggu. Namun jika dekat dengan Buba tanpa disadarinya Bol ikut terbawa suasana bermain bersama Buba dan tidak mengacuhkannya.
Gambar 3.3 Karakter Bol Proporsi tubuh bertujuan untuk memberikan suatu skala atau perbandingan dan ukuran tubuh yang tepat antara karakter satu dengan yang lainnya.
Gambar 3.4 Perbandingan Karakter 3.3.9 Environment Desain Desain environment merupakan sketsa dari lingkungan sekitar yang akan dijadikan latar atau background dan tempat serta suasana yang mengelilingi objek utama. •
Rumah Buba.
Gambar 3.5 Rumah Buba
•
Taman Bermain.
Gambar 3.6 Taman Bermain
4. Implementasi Dan Pembahasan 4.1 Produksi 4.1.1 Modeling Modeling adalah pembentukan model karakter dari sketsa model yang sudah dirancang sebelumnya yang kemudian akan digunakan dalam adegan – adegan sebuah film. Membuat desain karakter dapat berupa manusia ataupun sesuai dengan imajinasi. Berawal dari gambar – gambar secara kasar seperti sketsa kemudian mulai disempurnakan menjadi suatu bentuk karakter yang utuh. Rancangan karakter dibuat secara lengkap dari ujung rambut hingga ujung kaki. Pada Animasi ini memakai objek dasar Cube. Kemudian pembentukan diproses pada Edit Mode dengan bantuan fungsi ekstrude, skala, dan grab hingga terbentulah model karakter. Dalam modeling animasi ini menggunakan modifiers subdivision surface untuk memperhalus lekukan – lekukan pada objek yang sedang dibuat.
Gambar 4.1 Model Karakter Buba
Gambar 4.2 Model Karakter Bol 4.1.2 Texturing Texturing adalah pemberian warna dan material (texture) pada model karakter 3D yang telah dibuat sebelumnya. Material atau texture dapat berupa foto atau gambar yang dibuat dengan aplikasi software 3D atau dengan bantuan software digital imaging. Pemberian warna film animasi ini menggunakan cara Unwrapping, yaitu membuka bungkusan dari model 3 dimensi (seperti mengupas kulit jeruk) dengan cara dipotong – potong menjadi beberapa bagian sehingga memudahkan untuk pewarnaan.
Gambar 4.3 Hasil Unwrap
Gambar 4.4 Hasil Penggabungan Model dengan Warna
4.1.3 Lighting Lighting yang digunakan disini ada dua macam yaitu hemi dan sun. Hemi digunakan untuk pencahayaan merata sedangkan sun digunakan untuk memberikan efek sinar matahari dan bayangan.
Sehingga efek yang dihasilkan dari
pencahayaan tersebut berupa suasana yang cerah dengan cahaya yang merata.
Gambar 4.5 Suasana Cerah di Rumah Buba 4.1.4 Pembuatan Background Dalam animasi ini semua pengambilan adegan berada diluar ruangan dengan efek cahaya yang cerah, background langit biru, taman yang dihiasi dengan banyak pohon dan rumah.
Gambar 4.6 Background Langit di Kota Niji
Gambar 4.7 Background Taman 4.1.5 Animation Animation adalah pemberian gerak pada objek atau karakter untuk dapat memberikan kesan hidup. Animasi pada film animasi Buba ini diawali dengan pergerakan kamera yang memperlihatkan suasana sekitar seperti pemandangan kota ataupun suasana sekitar rumah yang dihuni oleh karaker Buba, dilanjutkan dengan pergerakan model karakter dan seterusnya hingga film selesai. Menggerakkan model karakter menggunakan bones atau tulang. Tulang ini disesuaikan
dengan
ukuran
model
sehingga
mempermudah
untuk
menggerakkannya. Proses ini biasa disebut dengan rigging, yaitu pemberian control – control yang berfungsi untuk menggerakkan atau menganimasikan dari model karakter.
Gambar 4.8 Tulang pada Karakter Kemudian untuk pengaturan ekspresi wajah menggunakan Shape Key yang pengaturannya berada pada panel Object Data.
Gambar 4.9 Hasil Shape Key
4.1.6 Recording Dalam pembuatan film animasi Buba digunakan teknik dubber kering. Dalam pengambilan rekaman pada animasi ini menggunakan software Audacity. Langkah – langkah Recording pada Audacity dimulai dengan menekan tombol record, proses merekam suara, tekan tombol stop untuk menghentikan proses rekam, kemudian disimpan dengan export menjadi file .mp3. 4.1.7 Rendering Pada render animasi tahap ini outputnya dibuat berupa .png agar apabila saat proses render animasi terjadi mati lampu atau error yang lain, tidak perlu merender ulang keseluruhan frame bisa dilanjutkan merender sisa frame sehingga tidak perlu merender ulang keseluruhan frame. Kemudian frame – frame yang yang telah dirender nantinya akan disatukan dan diolah pada jendela Blender video editing. 4.2 Pasca Produksi 4.2.1 Editing Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film. Mensinkronisasikan suara dengan visual, memberikan special effect dan mengekspor dalam media yang ditentukan. Pada jendela Video Editing Blender 2.57 akan dilakukan pengeditan potongan cut per cut dari film yang dibuat, menyusun potongan adegan menjadi satu rangkaian film animasi yang dapat dinikmati.
Gambar 4.10 Proses Pengeditan Video dan Suara
4.2.2 Rendering Proses ini merupakan proses merender file menjadi movie yang sudah digabungkan dengan file suara. Dengan demikian hasil animasi yang didapatkan menjadi tampak sangat nyata dan menarik.
5. Penutup 5.1 Kesimpulan Pada pembuatan film animasi Buba dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Langkah – langkah pembuatan film animasi tiga dimensi ini melalui beberapa tahapan penting yaitu tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. 2. Dalam pembuatan animasi ini menggunakan teknik 3D Digital Animation. Model karakter dan pengeditan pada film animasi ini dikerjakan dengan beberapa software selain Blender 2.57 untuk mendukung proses produksi. 3. Dalam pembuatan ekspresi wajah dalam film ini menggunakan Shapekey dan pergerakan badan karakter menggunakan Bones. 4. Dalam proses render, terlebih dahulu dijadikan file gambar, baru kemudian diubah menjadi file video untuk untuk mengurangi resiko apabila terjadi mati listrik ditengah – tengah proses merender. 5.2 Saran Saran dari laporan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam pembuatan film animasi kartun pahami terlebih dahulu konsepnya supaya dalam pembuatannya akan lebih mudah. 2. Sebaiknya film animasi dikerjakan secara team, karena kendala waktu menjadi masalah dalam proses pembuatannya. 3. Perbanyaklah menonton film animasi untuk memperbanyak referensi. 4. Jangan
pernah
menyerah
untuk
belajar,
karena
membuat
film
animasi
membutuhkan kesabaran dan ketelitian seorang seorang animator sangat menentukan kualitas film animasi yang akan dibuat
DAFTAR PUSTAKA Aditya, 2009. Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal, Andi Offset Budip, Pengenalan Interface, inblender.blogspot.com, diakses tanggal 20 Maret 2012 G.Djalle, Zaharuddin, 2007. The Making of 3D Animation Movie usin 3D StudioMax, Penerbit Informatika Gapranimator, Sejarah Animasi, http://www.gapranimator.com/sejarah-animasi/ , diakses tanggal 1 April 2012 Suyanto,M., Yuniawan,A. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia. Yogyakarta: Andi Offset. Vaughan, Tay, 2006. Multimedia: Making It Work Edisi 6, Andi Offset www.blenderindonesia.org www.cgcookie.com