PEMETAAN TIGA DIMENSI GUA POTRO MENGGUNAKAN BLENDER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro
Oleh:
ARIF SURYAWAN D400090015
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
i
ii
iii
PEMETAAN TIGA DIMENSI GUA POTRO MENGGUNAKAN BLENDER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak Gua adalah Lubang alami yang dapat dimasuki oleh manusia, dalam penelusuran gua dibutuhkan ilmu pengetahuan tentang gua, ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk gua disebut Speleology, pemetaan gua adalah salah satu bagian dari ilmu itu. Peta gua biasanya dibuat dan ditampilkan dalam dua dimensi memiliki gambaran lorong yang terarah, sudut kemiringan, panjang dan keterangan kondisi keadaan gua. Tujuan dari aplikasi pemetaan 3D gua potro menggunakan blender ini memberikan sistem informasi dan gambaran gua secara virtual explore. Aplikasi yang dibuat memberikan informasi bagi para pengguna saat melakukan virtual explore, Pada aplikasi 3D Gua Potro terdapat mini map agar pengguna tidak merasa terbingungkan saat mengoperasikan aplikasi. Didalam menguji aplikasi ini peneliti memperoleh hasil pengujian dengan kuesioner 93,33% (sangat baik) untuk penilaian responden terhadap kinerja aplikasi pada komputer, sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini tidak memakan tempat kinerja CPU dan RAM karena aplikasi ini juga portable. Sebesar 90.00% (sangat baik) dalam aspek penggunaan aplikasi ini berarti aplikasi ini dapat dikatakan mudah dalam penggunaannya. Pada aspek penyampaian informasi mendapat 86,67% (sangat baik) berarti informasi yang diberikan baik. Aplikasi ini mendapat 86,67% (sangat baik) sebagai tampilan yang menarik dalam penyajian aplikasi. Aplikasi ini mendapat persentase 90.00% (sangat baik) dalam aspek minat menggunakan aplikasi ini dalam penyampaian ilmu tentang speology. Kata kunci : Blender, Cave, Speleology, Virtual, Explore and Mapping. Abstract Caves are natural holes that can be entered by humans, caving in the required knowledge about the cave, the study of the ins and outs of the cave called Speleology, mapping the cave is one part of the science. Map of the caves are usually created and displayed in a two-dimensional picture of the hall has directed, slope angle, length and description of the condition of the state of the cave. The goal of the 3D mapping application using a blender potro caves provide an overview of information systems and virtually explore the cave. Applications are made to provide information to the users while doing explore virtual, 3D applications Caves In Potro are mini-map so that users do not feel puzzled when operating the application. In testing these applications the researchers obtained the test results with questionnaires 93.33% (excellent) for the respondents' assessment of the performance of applications on the
1
computer, so it can be concluded that this application does not take the place of CPU performance and RAM for the application is also portable. Amounted to 90.00% (excellent) in the aspect of the use of this application means that the application can be said to be easy to use. In the aspect of delivery of information received 86.67% (excellent) means that the information provided was good. This app gets 86.67% (excellent) as an attractive appearance in the presentation of the application. This app got a percentage of 90.00% (excellent) in the aspects of interest to use this application in the delivery of knowledge about speology. Kata kunci : Blender, Cave, Speleology, Virtual, Explore and Mapping
1. PENDAHULUAN Gua adalah lubang alami yang berada dalam tanah dapat dimasuki oleh manusia, Kawasan-kawasan gua di sebut kawasan karst. Gua Potro adalah gua hidup yang terdapat di desa Geblug, kecamatan Giritontro, kabupaten Wonogiri. Mengapa di nyatakan sebagai gua hidup karena di dalam gua terdapat makluk hidup yang menghuninya seperti hewan, tumbuhan dan gua itu memiliki aliran air sungai musiman berpotensi di jadikan sebagai sumber mata air bagi masyarakat sekitar. Ilmu Speleologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang gua dan lingkungannya. Bagian dari ilmu Speleologi salah satunya pemetaan gua. Peta gua dapat memberikan informasi atau referensi bagi orang yang menelusuri gua. Penelusuran gua tidak dapat di lakukan tanpa adanya suatu alat penelusuran gua dan peta, Penelusuran di dalam gua juga memperhatikan kode etik agar tidak merusak kealamian dan memperpanjang usia gua tersebut. Pada masa ini pembuatan peta sangatlah mudah, Banyak sekali Software yang dapat membantu dalam pemetaan gua, baik dengan tampilan baik 2D (dua dimensi) maupun 3D (tiga dimensi). Akan tetapi pembuatan dalam pemetaan 3D yang ada saat ini hanya dapat menampilkan bentuk gua dan tidak secara detail menggambarkan kondisi ornamen dalam gua. Pada tugas akhir ini, akan dibuat pemetaan secara 3D (tiga dimensi) menggunakan software blender yang mampu memberikan banyak fitur dari segi tekstur model dan material gua. Sehingga nantinya, peta 3D (tiga dimensi) ini akan mempermudah para pecinta alam, pengiat alam bebas, para ilmuan, serta masyarakat desa dalam penelusuran gua seperti kondisi nyata Gua Potro. 2. METODE Tugas akhir ini medapakan tinjauan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain : Neal Hirsing (2012) panduan membuat 3D Blender versi 2.6 untuk pemula berjudul cave (gua), menjelaskan pembuatan gua 3D dengan obyek silinder. Erlangga Esa Laksmana (2005) bukunya yang berjudul “ Stasiun Nol “ membahas tentang teknik pemetaan dan survey gua meliputi grade (tingkat kesulitan) dan kelas klasifikasi pemetaan gua, alat, pengumpulan data, pengolahan data serta pengambaran peta. Laporan penelitian DINAMIK divisi pecinta alam mahasiswa teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Explore & Mapping Gua Potro (2010), pemetaan dengan
2
perhitungan dan penggambaran gua secara manual dengan kertas kalkir dilakukan oleh anggota DINAMIK. Aaron Addison (2006), Argis geodatabase data model for cave science judul dari tesisnya di Northwest Missouri State University Maryville, Missouri. Menjelaskan tentang model data inti untuk ilmu gua dan pemetaan gua menggunakan Compass Cave. Sebelum membuat Aplikasi Virtual Explore ini peneiti melakukan kerja lapangan berupa Pengukuran kondisi Gua Potro. Aplikasi ini dibuat dengan Blender 3D, Unity game engine, Compas Cave, dan Inkscape. Alat Utama yang digunakan sebagai berikut : Personal Computer / Laptop Perangkat keras yang digunakan Laptop Asus seri X44H bersistem operasi windows seven 64-bit, processor intel pentium CPU B950 210 GHz, dan RAM 2 GB. Software Blender 3D adalah program terbuka yang dapat di download secara gratis. Versi blender yang di gunakan 2.70a untuk windows. Software Compass Cave adalah software shareware (gratis) dapat di download dan dapat di gunakan akan tetapi memiliki batas waktu 30 hari untuk menggunakannya jika ingin melanjutkan harus membeli program ini. Software Unity, Unity adalah Software game engine yang digunakan membuat game yang dibuat oleh unity teknologi pada perangkat komputer dan handphone dengan memakai bahasa pemrograman javascript, C# dan boo. Software yang digunakan dalam pembuatan peta gua 3D unity versi 4. Software Inkscape adalah Software di gunakan untuk membuat gambar vector berbasis open source yang bertujuan untuk membuat tampilan antar muka aplikasi meliputi icon, template,dan button.versi yang digunakan inkscape 0.4. Alat yang digunakan sebagai pendukung adalah perlengkapan safety prosedur dalam penelusuran gua. Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan dari pengumpulan data pengukuran, olah data pengukuran, sketsa gua 2D, dan Modeling 3D Gua Potro.
Gambar 3.1. Flowchart penelitian
3
Gambar 3.2. Skenario aplikasi pemetaan 3D Gua Potro
Gambar 3.3. Skenario Explore 3D Gua Potro Pengelohan pengukuran hasil kerja lapangan dilakukan didalam software compass cave untuk memperoleh data centerline dan dinding bentuk gua beserta informasi ringkasan data mengenai hasil dari pemetaan yang telah dilakukan.
Gambar 3.4. Ringkasan statistik data di Compass Cave Pemetaan 2D dilakukan secara manual dan digital, secara manual membuat sketsa gambar dari hasil pengukuran dan digital tinggal memasukan data pengukuran kedalam software compass cave.
Gambar 3.6. Peta gua potro tampak atas dan Samping
4
Pemetaan 3D gua menggunakan software Blender, pemetaan dilakukan dengan mengambil dasar peta 2D yang telah di olah dengan Compass Cave sebagai pembuatan dasar lorong ditambahkan bentuk ornamen dalam gua dari interprestasi surveyor.
Gambar 3.7. Pemetaan lorong gua Perancangan antar muka ini mempermudah aplikasi yang dibuat fungsinya sebagai interaksi antara manusia dengan komputer. Antar muka pada pemetaan 3D Gua Potro ini dibuat menggunakan unity dan inkscape, untuk gambaran antar muka yang tampak pada halaman aplikasi, meliputi splash screen, halaman depan,explore,peta 2D, informasi data, hak cipta, dan petunjuk. Sedangkan untuk perancagan secara 3D terdapat modeling, Texturing, Joint and Terain, Scripting. 3. HASIL DAN PEMAHASAN Dalam implementasi aplikasi pemetaan 3D Gua Potro memiliki batasan diatarannya Pengguna tidak dapat melakukan penelusuran gua hingga ujung akhir gua, pemetaan hanya dilakukan dan dibuat stasiun pengukuran dari 0 sampai stasiun 21. Tidak dapat berinteraksi dengan objek lain hanya merasakan effect yang diberikan. Pemetaan 3D Gua Potro hanya sampai grade 3C sesuai pemetaan 2D yang telah dilakukan, untuk perubahan penambahan atau rusaknya objek yang terjadi karena alami yang terjadi saat ini tidak dipetakan dalam aplikasi ini. Pengelohan data-data pengukuran dilakukan didalam software compass cave untuk memperoleh data centerline dan dinding bentuk gua beserta informasi ringkasan data mengenai hasil dari pemetaan yang telah dilakukan. Pemetaan gua secara manual menggambar dinding gua dan kondisi nyata dan mencatat hasil pengukuran setiap stasiun yang di tentukan pada kertas kalkir. untuk tingkat ketelitian setiap stasiun berjarak 5 meter (tape) data lain yang diambil meliputi sudut kompas, klino, dinding kanan, dinding kiri, dinding atas, dan dinding bawah. gambar gua diinterprestasikan tampak samping dan tampak atas. Selain data gua data seperti flora dan fauna dalam gua juga dicatat, penelitian hidrologi juga dimasukan bilamana terdapat sumber air atau aliran sungai bawah tanah yang dapat di manfaatkan sebagai mata air. Pemetaan gua secara digital hanya perlu memasukan data-data nilai pengukuran dari hasil manual setiap stasiun yang di catat data tersebut dimasukan ke dalam software Compass Cave untuk melihat hasil centerline tampak samping dan tampak atas hasilnya di eksport keformat JPEG dan di gambar ulang dengan inkscape sebagai pemetaan dasar model lorong gua 3D Blender. Pemetaan 3D gua menggunakan software Blender, pemetaan dilakukan dengan mengambil dasar peta 2D yang telah di olah dengan Compass Cave sebagai pembuatan dasar lorong ditambahkan bentuk ornamen dalam gua dari interprestasi surveyor yang mengacu
5
pada pengambilan gambar kamera. Pemetaan 3D ini menghasilkan virtual explore berupa program dijalankan mengunakan keyboard dan mouse, serta informasi data gua , pengenalan karakter penelusur gua, dengan Software Unity sebagai game engine memakai bahasa pemrograman javascript, C# dan boo. pemetaan menggunakan 3D Blender, objek yang dibuat meliputi lorong gua, terain, modeling dilakukan untuk membuat objek dasar menjadi bentuk objek yang baru, pembentukan terdiri dari titik (vertek), garis (line), dan bidang (face), modeling dengan titik, garis, dan bidang disebut polygonal modeling saling menghubungkannya. Selanjutnya pemberian texture pada semua objek yang telah dibuat texture yang diberikan merupakan salah satu dari hasil pengambilan gambar dilapangan dan ada juga yang sudah tersedia didalam asset store pada unity. Memasukan semua objek kedalam unity untuk pemberian mesh collider setiap objek gua terrain dan objek yang lainnya agar first person controller (karakter) tidak tertarik gravitasi. Memberikan first person controller yang difungsikan sebagai karakter yang dapat digerakan dengan tombol keyboard W,A,S,D, dan mouse. Selain fungsi sebagai karakter digunakan untuk perancangan mini map agar pengguna tidak merasa bingung saat melakukan explore dalam penelusuran gua. First person controller terdapat bagian main camera sebagai kamera utama dengan ligth spot sebagai cahaya senter. Untuk pembuatan mini map ditambahkan kembali camera yang terletak di atas dan disamping first person controller agak membuat kenampakan minimap tampak atas dan samping. Pada objek graphics first person controller di berikan material berwarna merah untuk mengidentifikasi keberadaan pada mini map.
Gambar 4.9. Pemberian first person controller dan mini map Semua objek yang dimasukan kedalam unity disebut scene, scene yang telah dibuat meliputi scene splash screen, menu utama, sampai sub menu. Scene tersebut akan disatukan dalam satu project sesuai index pemanggilan scene dengan add current kemudian player setting untuk pengaturan icon aplikasi serta tampilan aplikasi, proses selanjutnya build atau build and run. Pemberian script pada UI (user interface) merupakan anta r muka yang akan tampil pada aplikasi saat dijalankan, script yang digunakan dalam aplikasi ini c# untuk memanggil setiap scene dan button. Editing script dapat dilakukan masuk pada monodevelop.
6
Gambar 4.11. Script splash screen
Gambar 4.12. Script main menu
Gambar 4.13. Script scene
7
pemetaan 3d Gua Potro adalah tampilan kepada pengguna untuk melakukan penelusuran/explore pada tampilan pertama ditampilankan splash screen, menu utama yang terdiri dari 6 tombol menu yang digunakan untuk menampilkan setiap scene pada setiap sub menu diantaranya ada Splash Screen, Halaman depan, Explore, Informasi data, Peta dua dimensi, Petunjuk, Hak cipta.
Gambar 4.15. Menu Utama Setelah pembuatan objek Pemetaan 3D Gua Potro dan pembuatan scene antarmuka aplikasi akan diujicobakan pada personal komputer/laptop. Seteleah melakukan build pada unity akan menyatukan scene-scene yang telah dibuat menghasilkan dua file.
Gambar 4.22. Aplikasi Peta 3D Gua Potro Aplikasi ini portable ukuran filenya 11 MB, aplikasi yang dibuat dengan ekstensi file yang bertipe .exe jadi tanpa perlu menginstal pada perangkat komputer sudah dapat dijalankan, berikut ini tampilan saat dijalankan pada sistem operasi windows. Pengujian aplikasi dengan cara pengujian terhadap tingkat kepuasan pengguna dengan cara meminta responden dari organisasi-organisasi pecinta alam di Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk menjawab 5 pertanyaan. setiap pertanyaan yang diajukan diberikan 5 pilihan sangat tidak baik, tidak baik, cukup, baik, sangat baik dengan memiliki skor 1-5, semakin besar skornya semakin baik. Pertanyaan yang pertama tentang kinerja aplikasi didalam komputer yang diujicobakan, kedua tingkat kemudahan/kesulitan dalam pengoperasian aplikasi, ketiga kejelasan tentang
8
informasi yang diberikan, keempat tentang antarmuka aplikasi, yang terakhir tentang ketertarikan/minat terhadap aplikasi tersebut. Pengujian dilakukan mulai dari tanggal 24-28 maret 2015. Untuk mencari persentase hasil pengujian digunakan rumus pendekatan skala likert. Tabel 4.1. Hasil Pengujian
kriteria interprestasi persentase hasil pengujian 0% 19,99% :Sangat Tidak Baik 20% 39,99%:Tidak Baik 40% 59,99%:Cukup 60% 79,99%:Baik 80% 100% :Sangat Baik 4. PENUTUP Berdasarkan perancangan dan penguji aplikasi maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa Blender Versi 2.6 digunakan untuk membuat objek 3D dengan Unity game engine untuk membuat berbagai macam game diberbagai perangkat komputer dan smartphone, dengan kedua program itu dapat menghasilkan sebuah aplikasi virtual explore. Aplikasi yang dibuat memberikan informasi bagi para pengguna saat melakukan virtual explore, Pada aplikasi 3D Gua Potro terdapat mini map agar pengguna tidak merasa terbingungkan saat mengoperasikan aplikasi. Didalam menguji aplikasi ini peneliti memperoleh hasil pengujian dengan kuesioner 93,33% (sangat baik) untuk penilaian responden terhadap kinerja aplikasi pada komputer, sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini tidak memakan tempat kinerja CPU dan RAM karena aplikasi ini juga portable.
9
Sebesar 90.00% (sangat baik) dalam aspek penggunaan aplikasi ini berarti aplikasi ini dapat dikatakan mudah dalam penggunaannya. Pada aspek penyampaian informasi mendapat 86,67% (sangat baik) berarti informasi yang diberikan baik. Aplikasi ini mendapat 86,67% (sangat baik) sebagai tampilan yang menarik dalam penyajian aplikasi. Aplikasi ini mendapat persentase 90.00% (sangat baik) dalam aspek minat menggunakan aplikasi ini dalam penyampaian ilmu tentang speology. Berdasarkan perancangan dan penguji aplikasi maka peneliti dapat mengambil saran tugas akhir ini hanyalah berupa aplikasi peta 3D virtual explore, untuk kedepannya penulis menyarankan agar aplikasi virtual explore yang dapat berinteraksi dengan objek yang lain. Aplikasi secara virtual sudah sangatlah berkembang aplikasi semacam ini akan menunjang dalam media informasi . dalam blender dapat membuat objek 3D dan unity dapat digunakan membuat aplikasi game secara virtual, semoga kedepan dapat muncul ide ide dalam mengembangkan sistem informasi secara virtual. DAFTAR PUSTAKA Agus, Arif, et al. Laporan Penelitian Explore dan Mapping Gua Potro. Surakarta : DINAMIK (Divisi Pecinta Alam Mahasiswa Teknik ) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, 9 November 2010. Acintyacunyata Speleological Club Yogyakarta, 2012, Diktat Pendidikan dan Pelatihan Dasar IX, Jl. Kusumanegara 278, Yogyakarta, Halaman 1-7. Flavell, Lance. 2010, Beginning Blender, [pdf], http://it-ebooks.info/book/516/ , 18 Maret 2014, 00:15 WIB. Handayani, Astri. 2009 Analisis Potensi Sungai Bawah Tanah di Gua Seropan dan Gua Semuluh Untuk Pendataan Sumber Daya Air Kawasan Karst di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Yogyakarta tahun 2007. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hirsing, Neal. 2012, cave, [pdf], http://gryllus.net/Blender/PDFTutorials/ , Di Akses pada tanggal 18 Maret 2014, 00:52 WIB. Laksmana, Erlangga Esa. 2005. Stasiun Nol Teknik-teknik Pemetaan dan Survey Hidrologi Gua . Yogyakarta: Makmur Offset. Mullen, Tony. 2007, Introducing Character Animation With Blender, [pdf],http://download.blender.org/documentation/bc2006/Introducing_Character_Ani mation_with_Blender.pdf, 25 Maret 2014, 02:27 WIB. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet
10