PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana (S-1)
Diajukan Oleh: FETTY RUSTA DWININGRUM F 100 100 077
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
FETTY RUSTA DWININGRUM F 100 100 077
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
Fetty Rusta Dwiningrum Wiwien Dinar Pratisti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak Perilaku seksual pranikah adalah suatu bentuk perilaku seks yang dilakukan untuk memenuhi hasrat seksual individu yang diawali dengan berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, menempelkan alat kelamin sampai dengan senggama, yang dilakukan terhadap lawan jenisnya sebelum adanya pernikahan yang sah. Remaja memiliki rasa coba-coba dan keingintahuan yang tinggi, sehingga remaja akan lebih puas setelah merasakannya sendiri. Adanya kematangan seksual, keinginan dalam mencoba aktivitas seksual menjadi salah satu perilaku yang sangat ingin dilakukan remaja. Beranekaragam bentuk perilaku seksual dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seksual remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan mendeskripsikan perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner terbuka dan skala rating scale. Informan berjumlah 102 remaja yang bersekolah di salah satu SMP Negeri Wonogiri dengan karakteristik sebagai berikut : a) remaja usia 13- 15 tahun, b) remaja yang sedang berpacaran, c) remaja yang sudah pernah berpacaran. Hasil analisis dan pembahasan penelitian menunjukkan bahwa para remaja siswa Sekolah Menengah Pertama di salah satu sekolah Negeri Wonogiri sudah mengenal arti berpacaran, dan sudah pernah memiliki pacar atau berpacaran. Perilaku yang dilakukan informan ketika berpacaran sudah pada tahap menyentuh daerah sensitif dengan meraba payudara dan diraba payudara di dalam maupun di luar pakaian.
Kata kunci
: perilaku seksual pranikah, remaja
v
bagi remaja, bahkan tanpa memikirkan
PENDAHULUAN Remaja
adalah
fase
resiko yang terjadi apabila para remaja
kedua
tetap
setelah kehidupan anak- anak. Fase remaja disebut fase peralihan atau fase transisi karena pada fase ini belum memperoleh
status
sebagai
yang
sulit
baik
dan
dapat
perilaku
seksual
kenakalan
tentang
perilaku
seksual
sudah
Perilaku adalah jawaban atau respons
dan
terhadap stimulus. Perilaku yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya, akan tetapi sebagai akibat
Remaja yang mempunyai rasa
dari adanya stimulus atau rangsangan
ingin tahu yang tinggi dan keinginan
yang didapatkan individu tersebut
mencoba yang besar, banyak cara yang
(Dahro, 2012). Perilaku seksual adalah
dilakukan, dan banyak ide- ide yang keluarkan
remaja
banyak dilakukan oleh para remaja.
juga
nantinya (Monks dkk, 2002).
mereka
yang
bebasnya
berpengaruh terhadap masa dewasa
harus
para
Peristiwa
labil dan mudah terbawa arus dari
fase
remaja,
pada
pranikah.
terhadap stimulus kondisi psikis yang
merupakan
kalangan
mengendalikan
kepekaan
remaja
seksual
pelajar
ditandai adanya banyak permasalahan
Fase
perilaku
remaja berfikir untuk menjadi seorang
dengan masa krisis, suatu fase yang
lingkungan.
bebasnya
dari perilaku seksual yang menjadikan
kanak- kanak. Fase remaja disebut
perkembangan,
Menghadapi
diharapkan dapat memahami resiko
orang
dewasa dan bukan lagi sebagai masa
dalam
melakukannya.
segala tingkah laku yang didorong
untuk
oleh hasrat seksual, baik dengan lawan
memenuhi atau menciptakan keinginan
jenisnya maupun dengan sesama jenis.
seks mereka. Banyak remaja yang
Bermacam- macam bentuk tingkah
menjadikan perilaku negatif seperti
lakunya, mulai dari perasaan tertarik
halnya perilaku seks menjadi “trend”
sampai
di masa remaja mereka, sehingga
tingkah
bercumbu,
perilaku seksual sudah tidak asing lagi
dan
laku
berkencan, bersenggama
(Sarwono, 2011). Perilaku seksual 1
pranikah
dapat
diartikan
sebagai
responden siswa SMP dan SMA di 17
tingkah laku remaja yang didorong
kota
oleh hasrat seksual, baik dengan lawan
dibandingkan
jenis maupun sesama jenis yang
sebelumnya ada kecenderungan bahwa
dilakukan sebelum adanya hubungan
remaja
resmi
istri
melakukan perilaku beresiko yang
Fenomena
tentu saja dapat mengancam keseha
sebagai
(Soetjiningsih,
suami 2004).
mengenai perilaku seksual pada remaja yaitu
survei
yang
telah
(KOMNAS-
PA)
berhasil Lestari
(dalam
Jika
tahun-tahun
lebih
berani
(2007)
yang di
dilakukan
wilayah
Surakarta
eks-
menjelaskan
bahwa perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja saat berpacaran
Indonesia sudah pernah melakukan
yang paling tinggi adalah mencium
hubungan seks pranikah, alias tidak
pipi 50%, berciuman bibir sambil
perawan. Sementara 21,2 persen dari tersebut
dengan
sekarang
karisidenan
sebanyak 62,7 persen remaja SMP di
SMP
Indonesia.
Penelitian
Yulianto, 2010) menyatakan bahwa
parasiswi
di
tannya.
dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak
besar
berpelukan 25%, ciuman bibir 11,1%,
mengaku
meraba payudara dan diraba payudara
pernah melakukan aborsi ilegal. Dari
di dalam pakaian maupun diluar
survei tersebut terungkap bahwa tren
pakaian lebih dari 20%, remaja laki-
perilaku seks bebas pada remaja
laki yang sudah melakukan senggama
Indonesia tersebar secara merata di
dengan pacarnya 5,3% dan remaja
seluruh kota dan desa, dan terjadi pada
perempuan yang melakukan petting
berbagai golongan status ekonomi dan
(menggesekkan alat kelamin) ketika
sosial, baik kaya maupun miskin.
masih berpakaian 1,2%.
Selain itu, 97% remaja SMP dan SMA Berdasarkan
mengaku pernah menonton film porno,
latar
belakang
dan 93,7% dari para remaja itu
masalah yang telah diuraikan diatas,
mengaku pernah berciuman. Data
maka penulis mengajukan rumusan
tersebut
masalah yaitu perilaku seksual yang
diperoleh
dari
4.726 2
dilakukan oleh remaja sampai pada
digunakan
untuk
tahapan apa?. Untuk mengkaji lebih
wawasan tentang sesuatu yang baru
lanjut rumusan masalah diatas maka
sedikit diketahui; 3) Metode kualitatif
penulis tertarik melakukan penelitian
dapat memberi rincian yang kompleks
yang berjudul “ Perilaku Seksual
tentang fenomena yang sulit untuk
Pranikah Pada Remaja”.
diungkap
oleh
mendapatkan
metode
kuantitatif
(Strauss & Corbin, 2003). Pengumpulan
METODE PENELITIAN Metode
merupakan
penelitian
masalah
atau
sangat mempengaruhi hasil penelitian Kesalahan
menentukan
metode
mengakibatkan
kesalahan
mengambil sebaiknya
data
serta
semakin
orang-orang
alamiah.
dalam
memiliki
akan
yaitu
melalui
Metode
dalam
setting
penelitian
karakteristik
yang
penelitian
kualitatif ini adalah wawancara dan
dalam
observasi (Moleong, 2006).
keputusan,
tepat
dalam
kontak secara langsung dengan subjek
yang penting dalam penelitian dan
yang dilakukan.
kualitatif
data
metode HASIL DAN PEMBAHASAN
diharapkan semakin baik pula hasil yang diperoleh, karenanya berhasil
Hasil
tidaknya suatu penelitian bergantung
Hasil screening
pada ketepatan dalam menentukan
Kuesioner
metode yang digunakan.
terbuka
yang
diajukan
Metode yang digunakan dalam
peneliti untuk informan penelitian
penelitian ini adalah metode penelitian
berisi 12 pertanyaan dengan skoring
kualitatif karena: 1) Metode kualitatif
sebagai berikut : 0 (tidak), dan 1 (ya).
dapat digunakan untuk mengungkap
Jawaban (ya) berarti remaja tersebut
dan
sesuatu
dibalik
memiliki atau pernah berpacaran dan
sedikitpun
belum
jawaban (tidak) artinya remaja tersebut
diketahui; 2) Metode ini dapat juga
tidak memiliki atau pernah berpacaran.
memahami
fenomena
yang
3
dilakukan informan ketika bertemu
Hasil kategorisasi
pacar di sekolah sebagian besar adalah
Biologis
berpandangan,
menyapa
dan
Berdasarkan perilaku seksual pranikah
tersenyum, serta jika ditinjau dari apa
yang ditinjau dari aspek biologis dapat
yang
disimpulkan bahwa arti teman spesial
bertemu pacar di luar sekolah sebagian
bagi informan sebagian besar adalah
besar adalah berduaan, ketemuan,
teman
ngobrol dan bercanda.
yang
baik,
teman
yang
perhatian, teman yang pengertian, penyemangat,
ketika
Sosial Berdasarkan perilaku seksual
menghargai, dan teman yang dapat
pranikah yang ditinjau dari aspek
dipercaya. Kemudian jika ditinjau dari
sosial
pernah tidak informan memiliki pacar
keadaan lingkungan bagi informan
menunjukkan
sebagian
bahwa
pernah
yang
informan
saling
informan
teman
dilakukan
keseluruhan
memiliki
pacar,
dapat
disimpulkan
besar
bahwa
adalah
tidak
mendukung.
sedangkan jika ditinjau dari status
Psikologis
informan pada saat ini sebagian besar
Berdasarkan perilaku seksual
informan sudah tidak berpacaran atau
pranikah yang ditinjau dari aspek
menjomblo.
psikologis dapat disimpulkan bahwa yang dirasakan informan ketika sedang
Etika
bertemu pacar sebagian besar adalah Berdasarkan perilaku seksual
bahagia,
senang,
tenteram
dan
pranikah yang ditinjau dari aspek etika
romantis. Kemudian jika ditinjau dari
dapat
dampak
disimpulkan
bahwa
arti
yang
dirasakan
informan
berpacaran bagi informan sebagian
setelah berpacaran dan melakukan
besar adalah saling memiliki, saling
perilaku-perilaku berpacaran sebagian
bercanda, saling sayang, saling suka,
besar
saling
cinta.
tenang dan selalu ingat, sedangkan
Kemudian jika ditinjau dari apa yang
untuk dampak bagi lingkungan sekitar
percaya
dan
saling
4
adalah
termotivasi,
senang,
sebagian
besar
informan
tidak
perilaku yang dilakukan informan
menjawab.
ketika
Religiusitas
adalah berciuman, berpegangan tangan
Berdasarkan perilaku seksual
berpacaran
sebagian
besar
dan berpelukkan.
pranikah yang ditinjau dari aspek
Hasil behavioral rating scale
religiusitas dapat disimpulkan bahwa
Sedang berpacaran
Diagram perilaku seksual pranikah pada remaja yang sedang berpacaran di SMP N X Wonogiri Jarang 40%
44%
Sering
Sangat sering
40%
30% 10% 00
00
7% 00 000 3% 7% 00 000 0 00 0 0 0 3% 0 000 000
000
Dari keterangan di atas perilaku dilakukan
Keterangan : 1) Perilaku
1:
Berpegangan
berpelukkan
jarang
informan
yang
sedang berpacaran.
tangan
3) Perilaku 3: cium pipi Dari keterangan di atas
Dari keterangan di atas
perilaku berpegangan tangan
perilaku
jarang
dilakukan
dilakukan
informan
yang sedang berpacaran.
cium
pipi
jarang
informan
yang
sedang berpacaran.
2) Perilaku 2: berpelukan
5
4) Perilaku 4: berciuman bibir ke
Dari keterangan di atas
bibir pasangan atau pacar
informan
Dari keterangan di atas
yang
berpacaran
sedang
tidak
pernah
perilaku berciuman bibir ke
melakukan perilaku menyentuh
bibir
pacar
daerah sensitif dengan meraba
informan
payudara dan diraba payudara
pasangan
jarang
atau
dilakukan
yang sedang berpacaran.
didalam
5) Perilaku 5: memasukkan lidah
sensitif dengan menyentuh alat
Dari keterangan di atas
berpacaran
tidak
melakukan
luar
8) Perilaku 8: menyentuh daerah
pacar saat berciuman
yang
di
pakaian.
kedalam mulut pasangan atau
informan
maupun
kelamin pasangan
sedang
Dari keterangan di atas
pernah
informan
perilaku
yang
berpacaran
sedang
tidak
pernah
memasukkan lidah ke dalam
melakukan perilaku menyentuh
mulut pasangan atau pacar saat
daerah
berciuman.
menyentuh
6) Perilaku 6: berciuman bibir
9) Perilaku
Dari keterangan di atas
dilakukan
jarang
informan
yang
9:
merangsang
Dari keterangan di atas informan berpacaran
7) Perilaku 7: menyentuh daerah dengan
kelamin
menggunakan jari tangan
sedang berpacaran.
sensitif
alat
langsung pada alat kelamin
informan perilaku berciuman berpelukkan
dengan
pasangan.
sambil berpelukan
sambil
sensitif
melakukan
meraba
yang tidak
sedang pernah perilaku
merangsang langsung pada alat
payudara dan diraba payudara
kelamin
didalam maupun diluar pakaian
tangan.
6
menggunakan
jari
10) Perilaku
10:
berimajinasi
13) Perilaku 13: memasukkan alat
ketika sedang sendiri untuk
kelamin kedalam alat kelamin
meningkatkan gairah seksual
pasangan.
dengan pasangan
Dari keterangan di atas
Dari keterangan di atas
informan yang sedang tidak
perilaku
berimajinasi
ketika
pernah
melakukan
perilaku
sedang
sendiri
untuk
memasukkan alat kelamin ke
meningkatkan gairah seksual
dalam alat kelamin pasangan.
dengan
Berdasarkan
pasangan
dilakukan
informan
jarang yang
perilaku
11) Perilaku 11: memasukkan alat ke
dalam
mulut
tangan,
informan
yang
berpacaran
tidak
melakukan
pacar,
meliputi berpelukkan,
yang
berpegangan cium
pipi,
ketika
gairah seksual dengan pasangan.
alat kelamin ke alat kelamin pasangan Dari keterangan di atas
melakukan
berimajinasi
sedang sendiri untuk meningkatkan
menggesekkan
tidak
sambil
pernah
dalam mulut pasangan.
yang
bibir
berpelukkan,
perilaku
12:
berciuman
sedang
memasukkan alat kelamin ke
berpacaran
pranikah
berciuman bibir ke bibir pasangan atau
Dari keterangan di atas
informan
seksual
dilakukan
pasangan
12) Perilaku
diagram
informan yang sedang berpacaran
sedang berpacaran.
kelamin
hasil
sedang pernah perilaku
menggesekkan alat kelamin ke alat kelamin pasangan. 7
Pernah berpacaran Diagram perilaku seksual pranikah pada remaja yang pernah berpacaran di SMP N X Wonogiri Jarang
Sering
Sangat sering
46%
11%14% 9% 1% 00 1 5% 0 00 003% 001%00 0 0 00 000 5% 00 0 0 0 000 0 0 0
berpacaran jarang melakukan perilaku cium pipi.
Keterangan : 1) Perilaku
1
:
Berpegangan
4) Perilaku 4 : Berciuman bibir ke
tangan
bibir pasangan atau pacar Dari keterangan di atas
informan
yang
Dari keterangan di atas
pernah
informan
yang
pernah
berpacaran jarang melakukan
berpacaran jarang melakukan
perilaku berpegangan tangan.
perilaku berciuman bibir ke
2) Perilaku 2 : Berpelukkan
bibir pasangan atau pacar.
Dari keterangan di atas informan
yang
5) Perilaku 5: memasukkan lidah
pernah
kedalam mulut pasangan atau
berpacaran jarang melakukan
pacar saat berciuman
perilaku berpelukkan.
Dari keterangan di atas
3) Perilaku 3 : Cium pipi
informan
Dari keterangan di atas informan
yang
berpacaran
pernah
melakukan
8
yang tidak
pernah pernah perilaku
memasukkan lidah ke dalam
daerah
mulut pasangan atau pacar saat
menyentuh
berciuman.
pasangan.
6) Perilaku 6: berciuman bibir
9) Perilaku
sambil berpelukan
yang
pernah
berpacaran
berciuman
sambil
berpelukkan.
yang tidak
melakukan
7) Perilaku 7: menyentuh daerah dengan
meraba
kelamin
10) Perilaku
Dari keterangan di atas
menggunakan
jari
10:
berimajinasi
meningkatkan gairah seksual
berpacaran jarang melakukan
dengan
perilaku
ketika sedang sendiri untuk
pernah
menyentuh
pernah
tangan.
didalam maupun diluar pakaian
yang
pernah
merangsang langsung pada alat
payudara dan diraba payudara
sensitif
merangsang
Dari keterangan di atas
perilaku
perilaku
kelamin
menggunakan jari tangan
informan
informan
alat
9:
berpacaran jarang melakukan
sensitif
dengan
langsung pada alat kelamin
Dari keterangan di atas informan
sensitif
dengan pasangan
daerah
Dari keterangan di atas
meraba
informan
yang
pernah
payudara dan diraba payudara
berpacaran jarang melakukan
didalam
perilaku
berimajinasi
ketika
sedang
sendiri
untuk
maupun
di
luar
pakaian. 8) Perilaku 8: menyentuh daerah
meningkatkan gairah seksual
sensitif dengan menyentuh alat
dengan pasangan.
kelamin pasangan
11) Perilaku 11: memasukkan alat
Dari keterangan di atas informan berpacaran
yang tidak
kelamin
pernah
ke
dalam
mulut
pasangan
pernah
Dari keterangan di atas
melakukan perilaku menyentuh
informan 9
yang
pernah
berpacaran
tidak
melakukan
pernah
berpelukkan,
menyentuh
daerah
perilaku
sensitif dengan meraba dan diraba
memasukkan alat kelamin ke
payudara di dalam maupun di luar
dalam mulut pasangan.
pakaian, berimajinasi ketika sedang
12) Perilaku
12:
menggesekkan
sendiri untuk meningkatkan gairah
alat kelamin ke alat kelamin
seksual dengan pasangan.
pasangan Dari keterangan di atas informan
yang
berpacaran
pernah
tidak
melakukan
PEMBAHASAN BIOLOGIS
pernah
Aspek biologis merupakan hal-
perilaku
hal
yang
berhubungan
dengan
menggesekkan alat kelamin ke
perkembangan hormon-hormon dalam
alat kelamin pasangan.
tubuh
serta
berkembangnya
alat
13) Perilaku 13: memasukkan alat
reproduksi yang semakin sempurna
kelamin kedalam alat kelamin
kemudian meliputi regulasi hormon
pasangan
yang terjadi dalam tubuh. Arti teman
Dari keterangan di atas
spesial bagi informan sebagian besar
informan yang pernah tidak
adalah teman yang baik, teman yang
pernah
perhatian, teman yang pengertian,
melakukan
perilaku
memasukkan
penyemangat,
alat kelamin ke dalam alat
menghargai, dan teman yang dapat
kelamin pasangan.
dipercaya. Kemudian jika ditinjau dari
Berdasarkan
hasil
diagram
yang pernah berpacaran
menunjukkan
perilaku
seksual
informan
dilakukan
saling
yang
bahwa
pernah
keseluruhan
memiliki
pacar,
berpegangan
sedangkan jika ditinjau dari status
cium
pipi,
informan pada saat ini sebagian besar
berciuman bibir ke bibir pasangan atau
informan sudah tidak berpacaran atau
pacar,
menjomblo. Hal ini sesuai dengan
tangan,
meliputi
yang
pernah tidak informan memiliki pacar
informan
pranikah
teman
berpelukkan,
berciuman
bibir
sambil 10
pendapat
Sa’abah
(2001)
yang
pengamatan
yang
meliputi
menyatakan bahwa seksual merupakan
penglihatan, pendengaran, modalitas
suatu hal yang berkenaan dengan
pengamatan lain, faktor tanggapan,
tingkah laku, perasaan, atau emosi
fantasi, ingatan, berfikir, dan motif.
yang digabungkan dengan rangsangan
Perilaku secara garis besar dapat
organ-
organ
kemaluan,
daerah
dilihat dari aspek fisik, psikis, dan
dengan
proses
sosial. Perilaku secara lebih rinci
erogenous,
atau
reproduksi.
Sedangkan
seksualitas
merupakan
refleksi
dari
berbagai
adalah kapasitas untuk memiliki seks
gejala kejiwaan, seperti pengetahuan,
atau untuk mengusahakan hubungan
keinginan, kehendak (niat), minat,
persetubuhan.
motivasi, persepsi, dan sikap.
Dapat
juga
dimaksudkan karakter yang sedang
PSIKOLOGIS
tertarik pada sudut pandang seksual. Secara
biologis
seksualitas
Aspek psikologis merupakan
yaitu
aspek yang meliputi hal-hal yang
kenikmatan fisik dan keturunan, secara
berhubungan dengan perkembangan
sosial merupakan hubungan seksual
psikis, yaitu terpenuhinya kebutuhan
dengan berbagai aturan sosial serta
pokok dalam mengasihi, dikasihi dan
berbagai
kebahagiaan.
bentuk
sosial
untuk
Perilaku
seksual
mewujudkan seks biologi, serta secara
pranikah yang ditinjau dari aspek
subjektif yaitu kesadaran individual
psikologis
timbul
dan lainnya yang sebagai objek hasrat
dirasakan
informan
seksual. Kemudian hal ini juga sejalan
bertemu pacar yang sebagian besar
dengan pendapat Notoatmodjo (2007)
adalah bahagia, senang, tenteram dan
yang menyatakan bahwa perilaku dari
romantis. Kemudian jika ditinjau dari
segi
dampak
biologis
merupakan
semua
yang
dari
apa
yang
ketika sedang
dirasakan
informan
kegiatan atau aktivitas manusia, baik
setelah berpacaran dan melakukan
yang dapat diamati langsung maupun
perilaku-perilaku berpacaran sebagian
yang tidak dapat diamati oleh pihak
besar
luar. Perilaku dipengaruhi oleh faktor
tenang dan selalu ingat, sedangkan 11
adalah
termotivasi,
senang,
untuk dampak bagi lingkungan sekitar
dari arti berpacaran bagi informan
sebagian
yang sebagian besar adalah saling
besar
informan
tidak
menjawab. Hal ini sesuai dengan
memiliki,
pendapat
yang
sayang, saling suka, saling percaya dan
perilaku
saling cinta. Kemudian jika ditinjau
Jogiyanto
menyatakan
(2007)
bahwa
merupakan
tindakan-tindakan
atau
saling
bercanda,
saling
dari apa yang dilakukan informan
reaksi-reaksi (reactions) dari suatu
ketika bertemu
objek, perilaku dapat berupa sadar
sebagian besar adalah berpandangan,
(conscious)
sadar
menyapa dan tersenyum, serta jika
(unconscious), terus terang (overt) atau
ditinjau dari apa yang dilakukan
diam-diam
sukarela
informan ketika bertemu pacar di luar
sukarela
sekolah
atau
tidak
(covert),
(voluntary)
atau
tidak
pacar
sebagian
di
sekolah
besar
adalah
(involuntary). Kemudian pernyataan
berduaan,
ketemuan,
ini
pendapat
bercanda.
Hal
Sarwono (2011) yang mengungkapkan
pendapat
Ambarwati
bahwa macam- macam bentuk perilaku
menyatakan bahwa terjadinya perilaku
seksual, mulai dari perasaan tertarik
seksual salah satunya dipengarui oleh
sampai
faktor etika, dimana ekspresi seksual
diperkuat
dengan
tingkah
laku
berkencan,
ini
ngobrol sesuai (2012)
dan
dengan yang
bercumbu, dan bersenggama.
yang mempertimbangkan rasa nyaman
ETIKA
terhadap pilihan perilaku seksual yang
Etika merupakan hal-hal yang
diekspresikan,
yang
hanya
dapat
berhubungan dengan nilai-nilai, adat
dicapai apabila bebas dari perasaan
istiadat serta norma yang berlaku
bersalah atau rasa cemas.
dilingkungan
RELIGIUSITAS
memiliki
sekitar.
peran
Etika
dalam
Religiusitas yaitu hal-hal yang
seksual
berhubungan dengan nilai-nilai yang
remaja.
dilihat dari segi keagamaan. Nilai-nilai
Kemudian perilaku seksual pranikah
ini salah satunya mengatur batasan-
yang ditinjau dari aspek etika timbul
batasan
perkembangan pranikah
penting
ini
perilaku
khususnya
pada
12
dalam
melangsungkan
sosialisasi dengan orang lain terlebih-
SOSIAL
lebih dengan lawan jenis. Dari hasil penelitian
didapatkan
data
Aspek sosial merupakan hal-
bahwa
hal
yang
berhubungan
perilaku seksual pranikah yang ditinjau
kelompok
dari aspek religiusitas didapatkan hasil
lingkungan
bahwa
dilakukan
disekitar individu. Kemudian dari hasil
informan ketika berpacaran sebagian
penelitian yang ditinjau dari aspek
besar adalah berciuman, berpegangan
sosial
tangan dan berpelukkan. Hal ini sesuai
keadaan lingkungan bagi informan
dengan pendapat Sa’abah (2001) yang
sebagian besar
menjelaskan bahwa perilaku seksual
informan untuk menjalin hubungan
pranikah terwujud dalam berbagai
khusus dengan lawan jenis sehingga
macam ragam tindakan, antara lain
hal
berpegangan tangan, ciuman, pegang
munculnya perilaku seksual pranikah.
payudara, saling tempel alat kelamin,
Hal
serta senggama. Kemudian perilaku ini
Ambarwati (2012) mengenai faktor
menurut Sa’abah muncul dari pola
yang
pikir remaja yang merupakan wujud
perilaku seksual diantaranya yaitu
dari
diri,
pergaulan
yang
dan
Kebebasan
pergaulan
perilaku
intelektualitas
kepribadiannya, pengaruh
yang
agamanya,
lingkungan
individu
dengan
masyarakat
dapat
ini
ini
atau
dengan
yang
disimpulkan
bahwa
tidak mendukung
dapat
sesuai
ada
mempersempit
dengan
mempengaruhi
pendapar
terjadinya
semakin antar
bebas. jenis
sosialnya.
kelamin ini akan membawa remaja
Perilaku seksual seseorang terjadi
dengan mudah bisa disaksikan dalam
karena faktor kepribadian seseorang,
kehidupan
sehari-hari
baik buruknya orang tersebut yang
dikota-kota
besar,
dipengaruhi oleh derajat keimanan dan
dilakukan yaitu berpegangan tangan
lingkungan sosial budaya yang berupa
dengan pacarnya, berciuman, meraba
lingkungan
lingkungan
payudara, memegang alat kelamin
keluarga, dan lingkungan pergaulan,
serta berhubungan kelamin dengan
serta lingkungan hidup sekitarnya.
pasangannya. Kemudian pernyataan
pendidikan,
13
khususnya
adapun
yang
tersebut diperkuat dengan Yulianto
Kemudian ciuman pipi sebanyak 78%
(2010)
bahwa
tidak pernah melakukan, 18% jarang,
terjadi
dan 1% sering. Perilaku berciuman
karena dua faktor, khususnya dalam
bibir sebanyak 92% tidak pernah
hal
melakukan, 5% jarang. Kemudian
yang
perilaku
menyebutkan
seksual
ini
pranikah
faktor
eksternal
dimana
terjadinya perilaku seksual pranikah
ciuman
ini adalah media masa. Remaja dapat
terdapat 94% tidak pernah dan 3%
memperoleh informasi tentang benda,
jarang melakukan. Menyentuh daerah
orang atau tempat yang sama sekali
sensitif
belum pernah dilihat atau dikunjungi
didalam maupun diluar pakaian ada
secara
radio,
sebanyak 96% tidak pernah melakukan
telah
dan 1% jarang. Kemudian menyentuh
digunakan sebagai media pendidikan,
daerah sensitif dengan menyentuh alat
meskipun
kelamin terdapat 97% tidak pernah
langsung.
internet,
televisi
Adanya atau
efek
film,
yang timbul
dari
bibir
sambil
dengan
berpelukkan
meraba
payudara
tayangan- tayangan media masa bisa
melakukan.
berbeda.
meningkatkan gairah seksual sebanyak
Seperti
hal
pemberitaan
tentang beredarnya video asusila.
Berimajinasi
untuk
90% tidak pernah melakukan, 6%
Kemudian dari hasil behavior
jarang dan 1% sering. Kemudian
rating scale dapat diketahui bahwa
memasukkan alat kelamin ke mulut
informan
pasangan, menggesekkan alat kelamin
yang
telah
berpegangan
tangan dengan lawan jenis sebanyak
ke
32%
tidak
memasukkan
44%
kelamin
pernah
informan
menyatakan
berpegangan
tangan,
alat
kelamin
pasangan,
dan
alat
kedalam
alat
pasangan
sebanyak
97%
jarang, 17% sering dan 4% sangat
belum pernah melakukan. Berdasarkan
sering. Kemudian informan yang telah
data tersebut dapat ditarik kesimpulan
berpelukkan
yang
bahwa perilaku seksual pranikah pada
jarang
informan sudah sampai pada tahapan
dalam berpelukkan, dan 74% tidak
menyentuh daerah sensitif dengan
pernah
meraba payudara didalam maupun
masuk
sebanyak
dalam
23%
kategorisasi
melakukan
berpelukkan. 14
diluar pakaian. Kemudian dari jumlah
Berdasarkan penelitian yang sudah
keseluruhan sebanyak 3% informan
dilakukan, pada informan yang sedang
tidak menjawab dan tidak mengisi
atau pernah berpacaran didapat bahwa
skala sehingga tidak dapat diungkap
informan
sejauh mana perilaku seksual pranikah.
melakukan perilaku seksual pranikah
Data di atas sejalan dengan pendapat
yang
dikemukakan
saat
seperti
berpacaran
berpegangan
sudah
tangan,
oleh
berpelukkan, berciuman, sampai tahap
Sa’abah (2001) yaitu perilaku seksual
menyentuh daerah sensitif dengan
pranikah terwujud dalam berbagai
meraba payudara didalam maupun di
macam ragam tindakan, antara lain
luar pakaian.
berpegangan tangan, ciuman, pegang
Informan dalam penelitian ini
payudara, saling tempel alat kelamin,
merupakan remaja yang mempunyai
serta senggama. Kemudian pendapat
tugas-tugas
Sa’abah
dengan
aspek biologis informan memiliki
yang
tugas menerima dan memahami peran
menyatakan bahwa berbagai bentuk
seks usia dewasa. Seks diidentikkan
perilaku seksual pranikah antara lain
dengan alat reproduksi sebagai alat
berciuman, bersentuhan, masturbasi
aktivitas fisik seperti berpegangan
atau onani, fantasi seksual, oral seks,
tangan,
dan senggama.
sampai menyentuh daerah sensitif
(2001)
pendapat
diperkuat
Rathus
Perilaku
(2009)
seksual
perkembangan,
berpelukkan,
dalam
berciuman
pranikah
dengan meraba payudara di dalam
adalah suatu bentuk perilaku seks yang
maupun di luar pakaian. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi hasrat
lumrah dilakukan apabila sudah ada
seksual individu yang diawali dengan
sah dalam pernikahan. Pada aspek
berpegangan
sosial,
tangan,
berpelukkan,
membina
hubungan
baik
berciuman, menempelkan alat kelamin
dengan lawan jenis juga merupakan
sampai
yang
tugas perkembangan remaja. Informan
dilakukan terhadap lawan jenisnya
memutuskan untuk berpacaran karena
sebelum
banyak alasan mulai dari merasakan
dengan
adanya
senggama
pernikahan
sah. 15
nyaman, senang ataupun cinta monyet, tetapi pada dasarnya hasrat untuk
PENUTUP
menjalin komunikasilah yang paling
Kesimpulan
utama. Merasa ingin saling berbagi
1. Berdasarkan hasil analisis dan
dengan lawan jenis bisa menjadi salah
pembahasan penelitian maka dapat
satu alas an mereka memutuskan
disimpulkan bahwa 102 remaja
berpacaran,
siswa Sekolah Menengah Pertama
namun
perilaku
berpacaran para informan ada yang
di
timbul karena melihat teman sekitar
Wonogiri sudah mengenal arti
salah satunya ingin melakukan hal
berpacaran,
yang
memiliki pacar atau berpacaran.
dilakukan
teman
dengan
salah satu
dan
sekolah Negeri
sudah
pernah
pasangan tanpa mempertimbangkan
2. Pada usia 13-15 tahun, beragam
hal yang lain, sedangkan dalam aspek
bentuk tahapan perilaku seksual
religiusitas, pacaran memiliki berbagai
pranikah yang sudah dilakukan
asumsi
siswa yang pernah berpacaran di
bagi
yang
menjalaninya
ataupun yang bukan menjalaninya.
salah
Etika dalam berpacaran baik apabila
Pertama
informan tidak melakukan hal-hal
Bentuk perilaku seksual pranikah
yang di luar batas atau lebih tepatnya
yang dilakukan sudah pada tahap
tidak
ketiga yaitu menyentuh daerah
melakukan
hal-hal
yang
satu
seharusnya dilakukan oleh pasangan
sensitif.
yang sah, namun bagaimanapun dalam
3. Timbulnya
Sekolah
Negeri
di
perilaku
Menengah Wonogiri.
berpacaran
agama pacaran itu dilarang karena
pada remaja di salah satu Sekolah
akan memberikan hal-hal yang tidak
Menengah
baik dan ada rasa bersalah pada diri
Wonogiri bersumber dari dalam
informan setelah melakukan perilaku-
diri informan sendiri dan dari
perilaku seksual pranikah.
keadaan di
Pertama
Negeri
lingkungan sekitar
informan. Sebagaimana dalam diri informan, informan merasa iri 16
dengan temannya yang memiliki
1. Bagi informan penelitian (remaja
pacar dan bisa melakukan perilaku
di salah satu Sekolah Menengah
ketika berpacaran sebagai tanda
Pertama
sayang
informan
terhadap
disarankan agar tetap fokus dalam
pacarnya.
Selain
informan
belajar, walaupun sudah mengenal
merasa senang, bahagia, tenteram
berpacaran. Menjadikan kegiatan
dan merupakan hal yang romantis
yang
bagi informan ketika informan
hubungan atau berpacaran, seperti
berpacaran, serta merasakan rasa
halnya digunakan untuk berdiskusi
senang, tenang, termotivasi, dan
mengenai
selalu
sekolah,
ingat
melakukan
itu
setelah
informan
Negeri
positif
di
Wonogiri)
dalam
materi saling
menjalin
pelajaran berbagi
di ilmu
perilaku-perilaku
pengetahuan dengan pasangan, dan
seksual tersebut saat berpacaran,
untuk saling memberi semangat
dan dari lingkungan sekitar remaja
agar lebih giat belajar, tidak justru
Sekolah
digunakan
disalah
Menengah satu
Pertama
melakukan
Negeri
perilaku-perilaku seksual pranikah
Wonogiri ada yang tidak melarang
yang belum seharusnya dilakukan
remaja dalam hal berpacaran dan
oleh para remaja sekolah.
melakukan
sekolah
untuk
perilaku-perilaku
2. Bagi orang tua informan penelitian
berpacaran asalkan remaja tidak
disarankan agar jangan sampai
melakukan
berpacaran
lengah dalam mengawasi anak
yang belum saatnya dilakukan
remajanya, terus diberikan nasehat
seperti halnya berhubungan suami
dan didikan yang baik, perlu
istri.
adanya didikan mengenai seks
SARAN
yang pada saat ini jarang dilakukan
perilaku
Berdasarkan hasil penelitian yang
oleh
para
orang
untuk
telah dilakukan, maka peneliti dapat
mengenalkan
mengajukan
tentang seks dalam mendidik agar
saran-saran
sebagai
berikut:
dan
tua
mengarahkan
anak remajanya tidak terjerumus 17
dalam perilaku seksual pranikah yang
tidak
halnya
diinginkan,
menberikan
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil
seperti
penelitian ini dapat digunakan
pemahaman
sebagai tambahan informasi dalam
kepada anak tentang arti seksual,
melakukan
penelitian
perilaku
dan memberikan gambaran tentang
seksual pranikah pada remaja.
resiko atau dampak yang terjadi ketika perilaku seksual dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
sebelum waktunya dengan contoh
Ambarwati, F.R.,Nasution, N. (2012).
hamil di luar nikah yang merusak
Buku
cita-cita.
keperawatan kesehatan jiwa.
3. Bagi pihak sekolah, disarankan dapat
memberikan
pintar
asuhan
Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
masukan
kepada siswanya agar memahami
Amrillah, A.A., Prasetyaningrum, J. &
arti perilaku seksual pranikah,
Hertinjung,
sehingga
Hubungan antara pengetahuan
dapat
memberikan
W.S.
(2006).
gambaran dari resiko dari perilaku
seksualitas
dan
kualitas
seksual pranikah yang dilakukan
komunikasi
orang
tua-anak
sebelum waktunya. Pihak sekolah
dengan
perilaku
seksual
juga
rapat
pranikah. Indegenous Jurnal
dengan orang tua siswa dengan
Ilmiah Berkala Psikologi. Vol.
mendatangkan pembicara dari luar
1. Mei 2006. Hal: 23-34.
dapat
mengadakan
sekolah, seperti halnya psikolog guna membahas mengenai perilaku
Chaplin, J. P. (2002). Kamus lengkap
seksual pranikah dengan tujuan
psikologi (Terjemahan Kartini
mengajak orang tua agar lebih baik
Kartono).
dalam mendidik dan mengawasi
Grafindo Persada.
Jakarta:
Raja
pergaulan anak-anaknya terutama dalam hal seksual.
Colarusso, C. (1992). Child and adult development: a psychoanalytic 18
introduction
for
clinicians.
Santrock, J. W. (2002). Life span
New York: Plenum Press.
development
(Perkembangan
masa hidup). Edisi Kelima. Dahro, A. (2012). Psikologi kebidanan
(Terjemahan).
analisis perilaku wanita untuk
Jakarta:
Erlangga.
kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
. (2005). Adolescence perkembangan remaja. Jakarta:
Notoatmodjo,
S.
(2007).
Promosi
Erlangga.
kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Sarwono, S. W. (2005). Psikologi remaja. Jakarta: PT
Papalia, D. E., Olds, S. W., &
Raja
Grafindo Persada.
Feldman, R. D. (2009). Human development, manusia.
perkembangan
Jakarta:
.
Salemba
(2011).
Psikologi
remaja edisi revisi. Jakarta: PT
Humanika.
Raja Grafindo Persada.
Rathus, S. A., Nevid, J. S., Rathus, L.
.
(2011).
Psikologi
F. (2009). Human sexuality in a
remaja edisi revisi. Jakarta: PT
word of diversity. New York:
Raja Grafindo Persada.
Pearson Education. Soetjiningsih. Sa’abah, M. U. (2001). Perilaku seks
(2004).
kembang
remaja
menyimpang dan seksualitas
permasalahannya.
kontemporer
umat
islam.
Sagung Seto.
Jogjakarta:
UII
Press
Jogjakarta.
Tumbuh dan Jakarta:
Suryoputro, A. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku 19
seksual remaja Jawa Tengah: Implikasinya
terhadap
kebijakan
dan
layanan
kesehatan
seksual
dan
reproduksi. Jurnal Kesehatan Vol. 10 No. 1. Juni 2006 hal 29-40
Widjanarko, M. (2005). Perlu kita ketahui: Kesehatan reproduksi remaja. Kudus: Program Studi Psikologi
Universitas Muria
Kudus.
Widyastuti.
(2009).
reproduksi.
Kesehatan Yogyakarta:
Fitramaya.
Yulianto. (2010). Gambaran Sikap Siswa Smp Terhadap Perilaku Seksual Pranikah (Penelitian Dilakukan
Di
Smpn
159
Jakarta. Jurnal Psikologi Vol. 8 No. 2. 2010 hal 2-3.
20