PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KAMPANYE PERSIAPAN MENGHADAPI AFTA BAGI ANAK MUDA INDONESIA WORKING PAPER Beltsazar Alexander Bina Nusantara University, Jl. Kembang VI no.1, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, 081298234938,
[email protected]
Noor Udin, S.Sn, M.Sn. Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah didepan mata. Tahun 2016 tinggal sebentar lagi namun masyarakat muda Indonesia belum tersadarkan dengan persaingan tenaga kerja yang semakin ketat. Tujuan dari perancangan komunikasi visual berikut adalah untuk menyadarkan masyarakat muda di Indonesia tentang persaingan antar tenaga kerja setelah Masyarakat Ekonomi Asean dijalankan pada tahun depan. Metode perancangan yang digunakan adalah kualitatif dngan mewawancarai lembaga Sinergi Muda dalam mengumpulkan data dan wawancara dengan target audiens untuk mengumpulkan informasi. Data yang diperoleh digunakan untuk menentukan kebutuhan visual dan solusi yang tepat untuk menjawab masalah kurangnya kesadaran tersebut. Hasil yang dicapai antara lain terciptanya kesadaran masyarakat muda untuk sadar akan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN dan segera mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan tenaga kerja yang semakin ketat. Dengan menggunakan berbagai media sebagai pusat penyampaian pesan serta cerita yang menarik membuat target audiens mendapatkan informasi serta merubah pola pikir target audiens.
Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, persaingan tenaga kerja, kampanye periklanan Asean Economic Community is unavoidable. In 2016, it will start, but young people have not realize by the Indonesian competition and increasingly tight labor. The purpose of the following visual communication design is to sensitize young people in Indonesia about the competition among workers after the Asean Economic Community is executed in the next year. Design method used is qualitative interview with Sinergi Muda agencies in collecting data and interviews with the target audience to gather information. The data obtained is used to determine the visual needs and appropriate solutions to address the problem of lack of awareness. Results achieved include the creation of awareness of young people to be aware of the existence of the AEC and immediately prepare to face competition increasingly tight labor. By using a variety of media as well as the compelling story to deliver the message and make the target audience to get information and also change the mindset of the target audience.
Keyword: Asean Economic Community, tight labor competition, advertising campaign
PENDAHULUAN Pada tahun 1992, Indonesia setuju menjadi bagian dari AFTA (Asean Free Trade Area) yang efektif mulai akhir tahun 2015 dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke IV. AFTA merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya (ASEAN Economic Community atau AEC yang disebut juga Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA). AFTA memberikan peluang serta tantangan bagi bangsa Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah persaingan tenaga kerja yang semakin ketat, baik di dalam maupun di luar negeri.Namun masih banyak masyarakat yang belum menyadari hal ini, padahal MEA akan dimulai sebentar lagi. Masalah komunikasi ini terjadi karena masih kurangnya komunikasi dari pemerintah ke masyarakat. Salah satu target komunikasi yang menjadi target audiens utama adalah anak muda. Dengan jumlah anak muda yang hampir setengah penduduk Indonesia, anak muda memiliki peluang untuk menjadi penopang perekonomian Indonesia ketika MEA dimulai. Masalah komunikasi tersebut yang ingin dipecahkan melalui proyek tugas akhir ini. Masalah yang ingin dipecahakan dengan proyek ini adalah ketidak tahuan target audiens akan MEA dan ancamannya. Solusi yang ditawarkan adalah dengan mengajak target audiens untuk mencari tahu MEA lebih lanjut. Dengan tingkat penggunaan internet dan smatphone yang tinggi pada target audiens maka salah satu cara untuk membuat mereka mencari tahu tentang MEA adalah dengan mendesain kampanye untuk mengajak target audiens mencari tahu tentang MEA dan bersiap terhadap persaingan tenaga kerja yang semakin tinggi.
TUJUAN Merancang kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang Masyarakat Ekonomi Asean dan persaingan tenaga kerja asing dengan komunikasi visual yang menarik bagi anak muda di Jakarta dan kota besar di Indonesia.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan mencari data dari pustaka dan internet serta mengadakan pengumpulan data menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengadakan wawancara bersama Sinergi Muda sebagai lembaga yang bertindak sebagai penyelenggara proyek kampanye ini. Sinergi Muda adalah lembaga sosial yang bergerak untuk kemajuan anak muda di Indonesia. Hasil yang didapatkan dari wawancara dengan Sinergi Muda adalah bahwa sebagian anak muda masih belum sadar akan persaingan tenaga kerja yang diakibatkan oleh MEA. Setelah melakukan penelitian kualitatif dengan Sinegi Muda, wawancara dengan beberapa target audiens pun dilakukan. Hasil yang didapat dari beberapa wawanara tersebut adalah beberapa target audiens belum mengetahui tentang MEA. Hasil tersebut menjadikan proyek kampanye ini penting dan harus dilakukan.
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Menurut ASEAN Economic Community Blueprint (2008:5), skema Common
Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya.Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.
ANAK MUDA DALAM MENGHADAPI MEA Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 jumlah pemuda di Indonesia mencapai angka 69 juta orang. Angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah anak muda di Indonesia mencapai 25% dari keseluruhan masyarakat. Menurut wawancara penulis dengan Sinergi Muda, dalam menghadapi MEA anak muda terbagi menjadi 3 golongan. Pertama adalah anak muda yang tidak mengetahui atau kurang informasi mengenai MEA. Kedua, pemuda yang sudah mendapatkan informasi tentang MEA namun mengambil sikap pesimis terhadap persiapan Indonesia dalam menghadapinya. Dan ketiga, yang tidak mengetahui sama sekali. Menurut Sinergi Muda, kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah menyebabkan sebagian anak muda menjadi pesimis dan memberi opini negatif terhadap MEA. Seperti yang diungkapkan oleh akun fajarbaru untuk kompasiana.com dengan menyamakan MEA sebagai buah simalakama bagi Indonesia karena belum siapnya Indonesia dalam menghadapi AFTA. Pandangan negatif yang disampaikan melalui media sosial tersebut dapat mengakibatkan pandangan negatif bagi anak muda dalam menghadapi MEA. Melihat jumlah pemuda di Indonesia tentunya menyebabkan pemuda memiliki peran penting dalam kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA. Untuk menghadapi MEA, anak muda dibutuhkan untuk sadar dan bersiap dalam menghadapinya.
TEORI IKLAN TELEVISI Menurut Kotler (2008: 247) Televisi diakui sebagai media iklan paling berpengaruh dan menjangkau banyak kalangan spektrum audiens. Iklan televisi merupakan iklan yang mudah berkembang karena iklan televisi membutuhkan kreativitas dan selalu menghasilkan produk-produk iklan baru. Iklan televisi memiliki 2 sifat yang menonjol, yaitu kekuatan visualisasi obyek dan kekuatan audio. Umumnya iklan TV menggunakan cerita pendek menyerupai karya film pendek, mengakibatkan iklan televisi berusaha keras meninggalkan kesan yang mendalam bagi audiensnya dalam waktu beberapa detik (Bungin 2008: 111)
TEORI LAYOUT Menurut Surianto Rustan (2009:73), prinsip-prinsip layout dapat dianalogikan sebagai suatu formula untuk membuat suatu layout yang baik. Terdapat 4 prinsip dasar layout yang dapat digunakan pada sebuah karya desain komunikasi visual, antara lain urutan (sequence), penekanan (emphasis), keseimbangan (balance), serta kesatuan (unity). Sequence merupakan sebuah prinsip yang didasarkan pada tingkat kepentingan sebuah informasi untuk disampaikan bila dibandingkan dengan informasi lainnya, misalnya informasi yang ingin disampaikan lebih dulu diberi ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan informasi yang lainnya. Sequence dikenal juga dengan istilah hierarki informasi. Memberikan ukuran yang lebih besar pada sebuah informasi untuk menerapkan sequence tersebut disebut dengan prinsip emphasis, artinya memberikan penekanan pada informasi tertentu sehingga informasi tersebut dapat terkomunikasikan terlebih dahulu. Dengan kata lain, sequence dapat dicapai dengan emphasis. Prinsip balance merupakan pembagian berat bidang yang merata pada suatu bidang layout. Bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, namun lebih kepada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Prinsip unity menuntut semua elemen desain yang digunakan saling berkaitan satu dengan yang lain dan disusun secara tepat.
HASIL DAN BAHASAN TEASER PRINT AD Dengan menggunakan warna kuning dan hitam sebagai warna utama serta menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dari negara ASEAN sebagai headline untuk menangkap perhatian dari target audiens. Menggunakan foto karakter dari iklan TV yang akan keluar berikutnya, sehingga target audiens sudah lebih mengenal karakternya. Iklan akan ditampilkan di tempat umum seperti perkantoran, kampus dan tempat belanja untuk menarik
Gambar 1. Poster teaser 1
Gambar 2. Mockup poster
Gambar 3. Poster teaser 2
Gambar 4. Mockup poster
WEB BANNER Dengan menggunakan desain visual yang sama dengan poster sebelumnya namun diletakkan di media berbeda untuk menangkap perhatian target audiens dengan lebih luas. Diletakkan pada media portal digital yang sering dikunjungi oleh target audiens sehingga pesan lebih mudah diterima.
Gambar 5. Webbanner 1
Gambar 6. Webbanner 2
IKLAN TELEVISI Iklan televisi dikeluarkan sebagai puncak dari kampanye. Ditujukan untuk menyampaikan informasi utama dengan media audio visual sehingga informasi dapat diterima dengan lebih spesifik baik dari indera penglihatan maupun indera pendengaran. Iklan Televisi terbagi menjadi 2 seri. Seri pertama menggambarkan seorang perempuan muda yang hendak menjalankan aktifitasnya sehari-hari seperti belanja ke mini market namun dikejutkan dengan kasir mini mart yang ternyata adalah tenaga kerja asing. Penggambaran yang digunakan adalah hiperbola dan humor. Seri kedua dari iklan televisi ini memperlihatkan seorang pria muda profesional yang hendak berangkat kerja dan masuk kantor. Ketika pria tersebut hendak menaiki elevator, banyak tenaga kerja bermuka asing masuk ke dalam elevator sehingga pria tersebut kehabisan kata-kata. Ketika para tenaga kerja asing tersebut mulai berbicara, tampak sang pria kebingungan. Kejadian tersebut menggambarkan ketidaksiapan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi tenaga kerja asing namun dengan pendekatan hiperbola dan humor. Kedua seri iklan televisi tersebut ditutup dengan informasi mengenai tenaga kerja kedepannya serta ajakan bagi target audiens untuk mencari tahu tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN lebih lanjut sehingga masing-masing dapat bersiap dalam menghadapinya.
Gambar 7. Iklan televisi 1
Gambar 8. Iklan Televisi
SIMPULAN DAN SARAN Proyek Tugas Akhir ini merupakan sebuah perancangan komunikasi visual untuk mengajak anak muda sadar akan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Melalui data yang dikumpulkan oleh penulis ditemukan bahwa masih banyak anak muda yang belum mengetahui tentang MEA dan dibutuhkan ajakan untuk mulai sadar dan siap. Perancangan yang dilakukan oleh Penulis mengacu pada data serta insights untuk dapat mengajak anak muda untuk siap menghadapi MEA. Visual serta verbal dirancang untuk menjadi stopping power dengan menggunakan warna kuning dan hitam. Dengan menggunakan kontras serta menggunakan warna yang biasa diasosiasikan dengan tanda bahaya tentu dapat menjadi solusi serta memilik stopping power yang kuat. Iklan TV menggunakan cerita humor dan menggunakan lagu yang semangat membuat iklan lebih mudah untuk mendapatkan perhatian target audiens. Pesan serta call to action yang mudah untuk
dilakukan target audiens menjadi solusi ditengah kegiatan target audiens yang banyak. Penggunaan media yang mudah diakses oleh target audiens pun menjadi solusi bagi perancangan yang dilakukan oleh Penulis. Dalam media cetak dan media digital menggunakan gabungan dari bahasa Indonesia serta bahasa asing untuk menjadi bagian dari stopping power dan menyampaikan informasi bagi target audiens. Dengan menggunakan karakter yang sama dari iklan TV membuat karakter lebih mudah dikenal. Sinergi Muda dapat menggunakan rancangan komunikasi visual yang dirancang Penulis untuk mengajak anak muda di Indonesia untuk siap dan waspada dalam menghadapi persaingan tenaga kerja yang semakin ketat dengan adanya MEA serta dapat memperbaiki kualitas tenaga kerja Indonesia. Namun Penulis menyarankan bagi Sinergi Muda untuk menggunakan media sosial secara maksimal.
REFERENSI ASEAN Secretariat. (2008). ASEAN Economic Community Blueprint. Jakarta: ASEAN Secretariat Al-Rodhan, N. R., dan Stoudmann, G. (2006). Publication: Globalisation. Retrieved April 1, 2014, from Geneva Center for Security Policy: http://www.gcsp.ch/e/publications/Globalisation/index.htm Ali, Lukman.(1996). Pengantar Kepariwisataan Indonesia. Jakarta: Gramedia Bungin, Burhan.(2008). Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group Kottler, Philip dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran 1 Edisi Kedua Belas. Jakarta: Erlangga. Rustan, S. (2008). Layout, Dasar & Penerapannya. Edisi Baru 2009. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Ony Jamhari. 2014. Menyambut AFTA dengan sikap aktif, positif, produktif. http://www.kompasiana.com/onyjamhari/menyambut-afta-dengan-sikap-aktif-positif-danproduktif_54f7be17a33311181d8b48e3
RIWAYAT PENULIS Beltsazar Alexander lahir di kota Jakarta pada 21 November 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di universitas Bina Nusantara dalam bidang DKV Creative Advertising pada 2015. Saat ini bekerja sebagai Videographer di Iris Worldwide Indonesia.