PERANCANGAN KAMPANYE KOMUNIKASI VISUAL “AJARKAN SI KECIL JUJUR”
Jekky Wijaya Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021)53696969,
[email protected]
Hagung Kuntjara Sambada Wijaya, M.Sn Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021)53696969
Budi Sriherlambang S.Sn Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021)53696969
ABSTRAK Honesty is a very important thing in daily life - the day, but it is no longer considered a top priority for most people because it has a habit of lying childhood. Many do not know that they are lying, most thought they were just joking joke using a small lie, nature as it begins in childhood because no one gave examples or reprimand, the vices are brought to adults and not easy to remove. Honestly hare campaign aims to teach primary school children know the act of lying that often they do at school with friends - peers. Broadly speaking, the child - the child does not understand a word of a lie, they just dodge and evade the problems they can not face, then there do little lies. Research data shows 9 out of 10 children avoid problems with lying, it is enough concerned if not taken seriously, the child will be familiar with the nature and words - words that lie in his life. Key words : Honestly, Childhood, Fairytail, Goodness Kejujuran adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari – hari, namun hal itu tidak lagi dianggap prioritas utama bagi sebagian orang karena memiliki kebiasaan berbohong sedari kecil.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa mereka sedang berbohong, sebagian besar berfikir mereka hanya bercanda gurau menggunakan berbohong kecil, sifat seperti itu bermula pada masa kecil karena tidak ada yang memberi contoh atau menegur, maka sifat buruk tersebut dibawa hingga dewasa dan tidak mudah untuk dihilangkan. Kampanye Kancil Jujur ini bertujuan untuk mengajarkan anak sekolah dasar mengetahui perbuatan berbohong yang sering mereka lakukan di sekolahan bersama teman – teman sebaya. Secara garis besar anak – anak tidak mengerti kata bohong, mereka hanya mengelak dan menghidar dari masalah yang mereka tidak sanggup hadapi, maka terjadi kebohongan kecil tersebut. Data riset menunjukan 9 dari 10 anak menghindari masalah dengan berbohong, hal tersebut cukup memperihatikan bila tidak ditanggapi dengan serius, anak akan terbiasa dengan sifat dan kata – kata yang berbohong dalam kehidupannya. Kata Kunci : Jujur, Kehidupan Anak, Dongeng, Kebaikan
Pendahuluan Dewasa ini kebohongan pada anak – anak sering dianggap sepele oleh orang tua, karena beranggapan mereka berfikir kreatif dan lucu. Namun yang sebenarnya terjadi adalah sifat ketidak jujuran itu akan dibawa hingga mereka dewasa nanti. Berawal dari kebohongan kecil, akan menjadi pribadi yang tidak jujur. Kasus - kasus sepele yang sering dilakukan oleh anak bila tidak ditanggapi justru semakin menjerumuskan anak pada kebohongan yang besar. Faktanya, berbohong itu normal dalam tahapan perkembangan anak, namun bukan berarti mengacuhkan begitu saja perilaku tersebut. Orang tua perlu mengajarkan kejujuran sedini mungkin agar menjadi generasi yang berguna dan berkepribadian baik. Maka kebiasaan tidak jujur pada anak harus ditanggapi dengan serius oleh orang tua, seperti menjelaskan mengapa tidak boleh berbohong. Anak yang berbohong biasanya memiliki pandangan atau pemikiran dibelakangnya seperti takut dimarahi maka berkata bohong dan biasanya sifat berbohong itu dimulai dari masa sekolah. Penilitian ini didasari oleh kurangnya kesadaran orang tua yang mengajari anak – anak mereka karena tidak memiliki waktu yang terlalu banyak bersama dan juga di karenakan anak lebih menunjukan sifat bermain dan bertingkah laku yang bebas dengan sesama teman sekolah atau sebaya, maka orang tua dari anak tersebut jarang melihat anak – anak mereka berbohong karena hal tersebut sering terjadi saat mereka bermain. Masalah yang sangat sering timbul adalah orang tua tidak mengetahui anak mereka telah memiliki sifat kebiasaan berbohong sehingga sangat sulit untuk di ajarkan tentang kejujuran saat sudah dewasa karena merasa kebohongan yang mereka lakukan hanyalah sebatas candaan. Metode yang akan digunakan dalam kampanye adalah mengajak anak – anak dengan membuat video yang memiliki tokoh atau model sebagai ikon anak jujur yang memiliki teman – teman suka berbohong namun ia tetap memiliki pendirian yang kuat untuk berkata dan berperilaku jujur. Dipilih anak – anak sebagai tokoh utama karena pada usia anak sekolah dasar sangatlah menyukai meniru gaya ataupun perkataan, dengan demikian tagline yang digunakan adalah kata yang sehari – hari digunakan anak – anak yaitu “ayo jujur!”. Diharapkan dengan adanya kampanye kancil jujur ini dapat merubah kebiasaan buruk dan mengajarkan anak tentang pentingnya kejujuran. Sesuai dengan Big idea kampanye adalah kejujuran pasti berbuah baik.
Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan untuk mendapat informasi dan data yang akurat adalah menentukan target utama dahulu, lalu mengumpulkan semua data tentang target seperti kebiasaan – kebiasaan yang sering dilakukan dan menyiapkan beberapa pertanyaan untuk wawancara psikologi anak, guru, serta orang tua yang memiliki anak umur. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk melihat secara
langsung kebiasaan target utama didalam sekolah, untuk memastikan gaya bicara dan kebiasaan mereka bermain dengan sesame teman. Setelah mendapat data dan informasi yang lengkap, maka dilakukan pengujian yang sangat mendekati perilaku target. Penelitian desain juga menjadi salah satu yang sangat penting karena agar tepat pada target, dari pemilihan warna, bentuk, gaya desain serta kata – kata yang cocok dan memang sering dipakai pada target. Strategi yang digunakan dalam kampanye ini adalah lebih menggunakan pendekatan verbal dan visual karena mengingat target adalah anak – anak yang lebih menyukai gambar yang jelas dalam menyampaikan permasalahnya. Agar tersampaikan pesan kampanye “Menanamkan kejujuran pada anak sejak dini” maka media utama yang digunakan adalah TVC (Television Commercial) dengan alasan dapat menceritakan dengan jelas makna kejujuran tersebut. Adapula media yang digunakan adalah print ad, Billboard, Typhography, Photography, T-shirt, Pin serta beberapa media yang berisikan tagline kampanye.
Hasil dan Bahasan
Analisa Masalah Dari data dan informasi yang telah didapatkan berdasarkan sumber – sumber yang dicantumkan sebelumnya, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: Menurut riset dokter psikologi anak Dra. M.Psi Lidwina Bonawati, Sifat masyarkat Indonesia yang suka berbohong, sehingga menyebabkan rusaknya pemikiran generasi muda yang tidak lagi menjunjung nilai kejujuran. Terkait dengan hal ini, maka muncul pertanyaan apakah upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki / menyadarkan masyarakat pada kejujuran. Kurangnya pemahaman bagi orang tua untuk menghadapi anak yang berbohong, kebanyakan orang tua hanya sekedar menegur dan tidak memberi tahu bahwa tidak boleh berkata bohong karena memiliki dampak buruk bagi kebiasaan anak. Terkait dengan hal ini, maka muncul pertanyaan apa yang akan dilakukan Kancil Jujur jika anak – anak tidak jujur. Sering dianggap hal sepele dan bercanda jika anak kecil berbohong. Hal tersebut membuat anak tidak mengerti bahwa berbohong tidak baik bagi dirinya. Terkait dengan hal ini, maka muncul pertanyaan langkah seperti apa yang harus dilakukan para orang tua. Pengaruh teman sekolah ataupun teman bermain, biasanya anak mulai belajar berbohong karena sering kali ingin mengikuti temannya, maka terjadi kebohongan kecil dalam setiap perkataannya. Terkait dengan hal ini, maka muncul pertanyaan apakah sebagai orang tua harus dengan tegas menegur anak yang berbohong. Berdasarkan wawancara dengan beberapa orang tua yang memiliki anak rata – rata berumur 3 tahun - 9 tahun, dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak terlalu mengedukasi anak tentang kejujuran karena beranggapan bahwa anak tidak akan berbohong jika didalam keluarga tidak ada yang berbohong, seperti hal nya anak hanya mengikuti kebiasaan orang dewasa. Namun pemikiran seperti itu tidak sepenuhnya benar, karena menurut dokter ahli psikologi anak Dra. Lidwina Bonawati, M.Psi yang sekarang bergabung di tim dokter kita (Dokita) anak berperilaku menggikuti orang yang sering berinteraksi secara langsung dan berulang – ulang yakni adalah teman sekolah. Anak – anak biasanya melakukan kebohongan atau tidak jujur saat ngobrol dan bermain bersama teman
Tujuang dan Manfaat Berdasarkan latar belakang permasalahan data yang telah dilampirkan, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai Bagaimana merancang kampanye yang dapat
merubah pemahaman anak - anak sejak dini agar menjadi masyarakat Indonesia yang dari ketidakpedulian terhadap kebohongan menjadi mementingkan kejujuran.
Bahasan Dapat disimpulkan bahwa hasil dari wawancara yang dilakukan adalah karena semakin berkembangnya jaman, masyarakat Indonesia semakin sedikit yang memiliki kesadaran dalam menanggapi permasalahan kebohongan pada anak dengan alasan yang beragam, dan tentu kurangnya dukungan dari pemerintah dan kesadaran masyarakat akan penting dan akibat buruk dari kebiasaan berbohong pada anak. Setelah mewawancari beberapa orang tua, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak kecil berbohong karena hanya untuk semata – mata membela diri dari ancaman takut dimarahi ataupun hukuman. Namun itu menjadi salah satu kewajiban orang tua mendidik dan mendekatkan diri pada anak sehingga terjadi komukasi yang terbuka dan jujur agar sifat kebiasaan berbohong pada anak tidak berkelanjutan hingga dewasa.
Hasil TVC Sebagai media utama yang menjelaskan serta memberikan contoh bagaimana seorang anak kecil yang jujur berperilaku sehari – hari. Dan diharapkan menjadi panutan anak – anak lainnya. Perilaku kancil pada video sengaja dibuat memiliki karakter polos dan tengil agar dapat mudah diingat oleh audience.
Print Ad Terdapat 3 seri print ad yang dipublikasi. Pertama adalah Billboard yang nantinya akan ditampilkan tokoh Kancil sebagai modelnya agar anak – anak penasaran dengan iklan video teaser sudah lebih dulu tayang di televisi. Kedua adalah poster untuk dikoridor sekolahan dan yang terakhir adalah iklan majalah anak – anak, pendekatan di majalah sedikit berbeda dengan billboard dan poster. Pada majalah anak – anak diajak bermain dan belajar dengan kejujuran.
Web Banner Placement web banner di website yang sering dibuka oleh anak – anak adalah youtube dan xykids.com yakni untuk menonton kartun yang terlewati, sedangkan xykids lebih sering dibuka pada saat mencari info games dan jadwal film kartun.
Simpulan Dan Saran Kesimpulan dari yang diharapkan oleh kampanye kancil jujur ini adalah agar masyarakat Indonesia tidak menutup sebelah mata akan masalah kebohongan terlebih lagi pada anak – anak yang notabenya sebagai penerus bangsa. Dengan adanya kampanye ini anak – anak diharapkan dapat mengerti tentang kejujuran sejak dini dengan melihat karya – karya desain yang sebagai jembatan komukasi pada anak. Tidak akan menjadi lebih baik jika tidak ada kejujuran dalam menjalankan tugas dan amanah negara, tidak ada bedanya seperti para koruptor yang menikmati uang negara. Saran untuk menteri pendidikan dan pemerintah serta sekolah Tzu Chi selaku lembaga yang mendukung kejujuran dan budi pekerti untuk lebih sering mengadakan kegiatan sosial seperti mengajarkan anak – anak untuk mengenal kejujuran sejak kecil sehingga terbentuk mental yang baik. Sebagai orang tua juga sangatlah berperan penting untuk medidik anak dengan cara yang efektif bukanlah dengan cara memarahi anak bila melakukan kebohongan atau kesalahan karena anak tidak akan berubah seketika bila hanya dimarahi tanpa kita mengerti.
Referensi school, T. c. (2014, october 24). Menstimulus Kepercayaan Diri Siswa. Retrieved june 9, 2015, from http://tzuchischool.com/: http://tzuchischool.com/album/blog/2014/10/28/menstimulus-kepercayaandiri-siswa/ Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga Anonym. 2007. Prinsip dan Praktek Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat PAUD Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A. K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Santrock W John. 1995. Life Span Development, Jakarta: PT Erlangga, 1995. (Santrock,1995: 225), 2008:370
Hart & Risley (Morrow, 1993), Erik Erikson (1950) Papalia dan Old,
Moleong, Lexi.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yulita,T.S. 2010. Pendidikan Anti Korupsi Di Sekolah, perlukah?, (http://sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5811988034/files/pendidikan _anti_korupsi_di_sekolah, perlukah.pdf), diakses 3 Februari 2013. Soemodihardjo, Dyatmiko, R. 2012. Memberantas Korupsi di Indonesia. Yogyakarta: Shira Media. Bond, C. F., & DePaulo, B. M. (2006). Accuracy of Deception Judgement. Personality and Social Psychology Review , 10, 214-234. http://ruangpsikologi.com/kesehatan/ini-tanda-orang-bohong/#ixzz3catmqe00 DePaulo, B. M., Malone, B. E., Lindsay, J. J., Muhlenbruck, L., Charlton, K., & Cooper, H. (2003). Cues to Deception. Psychological Bulletin , 129, 74-118.
Navaro, J. (2012, Maret 15). The Truth About Lie Detection. Dipetik Desember 31, 2013, dari Psychology Today: http://www.psychologytoday.com/blog/spycatcher/201203/the-truth-about-liedetection Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun Pertama (Psikologi Atitama). Bandung: PT Refika Aditama. Dian, Kesuma Negara. 2013.”Manfaat Pendidikan Karakter” http://likalikudaku.blogspot.com/2013/01/pendidikan-karakter-anak-usiadini.html. Cahyoto.2012.”Budi Pekerti Dalam Perspektif Pendidikan”. Malang: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Busthomi, Yasid. 2012. Panduan lengkap PAUD melejitkan potensi dan kecerdasan anak usia dini. Penerbit: Citra Publishing.
Riwayat Penulis Jekky Wijaya lahir di kota Pematang Siantar pada 25 April 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Creative Advertising pada 2015. Saat ini bekerja sebagai Art Director Z advertising. Penulis aktif di OT sebagai Fotografer & Art Director