PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KAMPANYE PERTANIAN KOTA, “TANIMINI” Marvina Halim Putri Universitas Bina Nusantara Jln. K. H. Syahdan no. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480
[email protected] Danendro Adi, S.Sn., M.Arts Drs. Merdy Kanto Batangtaris
ABSTRAK The purpose of this study is, to design a social campaign visually which gives informations to people especially those in cities about urban farming, the benefits and how to get started. The design method was done by interviewing Indonesia Berkebun organization as the first to initiate this urban farming action. The research result is the informations can be conveyed nicely through the illustrations so the people can this healthy action themselves. The conclusion of this research is that good and informative visual communication efforts are needed so people can be educated for more (M). Keywords: Farming, Natural, City, Organic, Healthy. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah kampanye sosial secara visual yang memberikan informasi-informasi kepada masyarakat khususnya yang berada di daerah perkotaan seputar pertanian kota, apa manfaat dan bagaimana cara memulainya. Metode perancangan dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber dari Organisasi Indonesia Berkebun yang berperan sebagai yang pertama dalam melakukan gerakan pertanian kota ini. Hasil yang dicapai adalah tersampainya informasi secara baik melalui ilustrasi-ilustrasi menarik sehingga masyarakat dapat melakukan gerakan sehat ini secara mandiri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperlukan upaya perancangan komunikasi visual yang baik dan informatif sehingga masyarakat lebih teredukasi. Kata Kunci: Bertani, Natural, Perkotaan, Organik, Sehat.
PENDAHULUAN Kegiatan berkebun adalah salah satu kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan semua lapisan masyarakat. Selain menyenangkan, kegiatan ini juga dapat mengurangi tingkat stress masyarakat terutama masyarakat yang berada di perkotaan besar seperti Jakarta. Namun dalam hal berkebun, lahan kerap kali menjadi sebuah penyebab hal tersebut sulit diwujudkan. Di kota besar dimana setiap sisi jalanan terdapat deretan rumah dan gedung-gedung menjulang, rasanya berkebun menjadi sebuah kegiatan yang sulit dilakukan jika tidak memiliki lahan sendiri. Orang yang melakukannya pun lebih banyak yang berada di pedesaan maupun di pinggiran kota. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncullah istilah Urban Farming. Urban Farming muncul sebagai jawaban atas kegelisahan masyarakat kota besar menyikapi keterbatasan lahan di kota besar. Secara umum, Urban Farming adalah sebuah kegiatan pertanian yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan. Urban Farming dikembangkan untuk tujuan (a) peningkatan ketahanan pangan, (b) pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengendalian lingkungan (Baumgartner dan Belevi, 2007). Dengan adanya Urban Farming juga, masyarakat bisa mendapatkan akses pangan lebih mudah.
METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data dan literatur, yaitu buku – buku dan berbagai bentuk artikel pendukung yang berhubungan dan membahas tentang Pertanian kota, Pada tahap persiapan, dimulai dengan mengidentifikasi masalah mengenai perlunya kampanye ini dan mencari solusi atas permasalahan, kemudian dari permasalahan yang ada, ditentukan positioning kampanye, keunikan dan menentukan target audiens yang dituju. Setelah arah dan tujuan kampanye jelas, kemudian dilakukan brainstorming nama kampanye, logo hingga pembuatan poster infografik.
HASIL DAN BAHASAN Hasil yang dicapai berupa perancangan kampanye dan item pelengkap tentang pertanian kota, dengan nama “tanimini”. Kampanye ini bertujuan mengajak dan mengedukasi warga perkotaan untuk bercocok tanam di rumah. Target audiens yang dituju adalah ibu-ibu berumur 25-35 tahun dengan SES B. Menggunakan style ilustrasi ikonik berupa vektor dengan blocking warna. Pemilihan warna kampanye didasarkan pada warna-warna cerah dan natural, yaitu hijau, merah, biru dan hitam untuk tulisan, serta beberapa turunan warna utama. Pemilihan warna dimaksudkan untuk memberikan kesan “fun” dalam kampanye ini. .
Gambar 1 : Logo Kampanye “tanimini” Logo utama kampanye “tanimini” terdiri dari logogram dan logotype. Logogram tanimini berupa pot dan bentuk bangunan rumah dengan 2 buah daun di dalamnya, yang melambangkan menanam dapat dilakukan di rumah baik menggunakan pot maupun media lainnya. Dengan bentuk yang organis dan warna natural, dan logotype “tanimini” dengan font sanserif, logo ini menggambarkan bahwa bercocok tanam di rumah akan menyenangkan dan mudah.
Gambar 2 : Color Pallete
Pemilihan warna kampanye didasarkan pada warna-warna cerah dan natural, yaitu hijau, merah, biru dan hitam untuk tulisan, serta beberapa turunan warna utama. Pemilihan warna dimaksudkan untuk memberikan kesan “fun” dalam kampanye ini.
Gambar 3 : Poster seri 1 Seri pertama “BERTANI DI RUMAH” memberikan informasi tentang manfaat bercocok tanam untuk konsumsi sendiri. Pemilihan warna hijau pada seri pertama ini untuk mewakili kesegaran, kehidupan dan lingkungan yang dapat merepresentasikan kata bertani yang identik dengan tumbuhan. Menggunakan font Serif sebagai judul poster dan font sanserif sebagai bodycopy agar mudah terbaca.
Gambar 4 : Poster seri 2 Seri kedua “SANTAP ORGANIK” memberikan informasi seputar manfaat mengkonsumsi sayuran organik yang ditanam sendiri. Pemakaian warna merah mewakili nafsu makan, yang dapat merepresentasikan kata santap yang berhubungan dengan makan. Menggunakan font Serif sebagai judul poster dan font sanserif sebagai bodycopy agar mudah terbaca.
Gambar 5 : Poster seri 3
Seri ketiga “MARI MEMULAI” merupakan poster tentang bagaimana langkah-langkah yang dapat dikerjakan untuk memulai bercocok tanam. Penggunaan warna biru mewakili perasaan tenang dan damai, pendirian yang tetap, merepresentasikan kata memulai bercocok tanam dapat memberikan salah satu manfaat nya yaitu mengurangi stress. Elemen-elemen gambar pada poster disesuaikan dengan poin-poin yang diberikan.
Gambar 6 : Booklet 1
Gambar 7 : Booklet 2
Gambar 8 : Booklet 3 Booklet berfungsi sebagai penjelasan lebih lanjut dari keterangan yang diberikan di poster. Pada booklet akan dijelaskan secara terperinci apa itu kampanye tanimini, dan mengenai penjelasan lebih lanjut masing-masing poin pada serial poster. Gaya visual yang dipakai masih merupakan ilustrasiilustrasi ikonik agar masih ada kesatuan pada desain. Setiap jeda poster akan terdapat pembatas berupa satu halaman spread berupa ilustrasi penuh yang berkaitan dengan poster yang di bahas. Pada penjelasan masing-masing poin poster, menggunakan elemen persegi yang di blok dengan warna, dimaksudkan untuk memisahkan penjelasan antara 1 poin dengan poin lainnya.
Gambar 9 : Booklet 4 (Jeda Pembatas)
Gambar 10 : Starter Pack 1 Berguna untuk mempermudah masyarakat dalam memulai gerakan menanam, diberikan dalam satu paket yang terdiri dari 1 buah kaleng sebagai wadah & pot, 1 bungkus benih, 1 bungkus media tanam, 1 buah polibag, dan petunjuk penggunaan.
Gambar 11 : Website 1 Sebagai media sosial digital utama yang akan di update secara lanjut guna memberi informasi terbaru bagi masyarakat. Website terdiri dari Beranda, Bertani di Rumah, Santap Organik, Mari Memulai, dan Kontak. Secara keseluruhan, informasi yang disajikan hampir mirip dengan isi booklet, tapi terdapat beberapa tambahan seperti cara-cara bercocok tanam yang berada pada halaman Mari Memulai, dan kontak yang bisa dihubungi.
Gambar 12 : Website 2
Gambar 13 : Kartu Nama
Gambar 14: Media Sosial
Gambar 15 : T-shirt 1
Gambar 16 : T-shirt 2
Gambar 17 : T-shirt 3
Gambar 18 : Stiker
Gambar 19 : Pin
Gambar 20 : Gantungan Kunci
Gambar 21 : Celemek Item yang akan dijual baik secara online maupun secara langsung, dan uang hasil penjualan akan digunakan untuk biaya keberlangsungan kampanye. Di desain dengan warna putih sebagai warna netral kampanye secara keseluruhan dan logo tanimini tanpa logotype.
SIMPULAN DAN SARAN Pertumbuhan penduduk yang cepat dan laju urbanisasi yang tinggi terus terjadi saat ini membuat petani semakin berkurang karena mengincar kehidupan kota. Keadaan ini akan menimbulkan permasalahan tentang infrastruktur publik, tempat tinggal, tenaga kerja, kerawanan pangan serta permasalahan lingkungan dan sanitasi. Dalam Tugas Akhir ini, penulis memutuskan untuk mengangkat tema Pertanian Kota dengan metode kampanye sosial, memberikan informasi-informasi seputar bertani (berkebun) yang dapat memberikan banyak manfaat. Penyampaian visual pada kampanye ini menggunakan ilustrasi-ilustrasi vektor yang ikonik dan secara infografis sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat. Gaya bahasa yang digunakan adalah semi-formal karena dipadu dengan penjelasan-penjelasan mengenai istilah-istilah berkebun. Penggunaan warna cerah dengan nuansa natural memberikan rasa ramah dan friendly untuk audiens. Dengan adanya perancangan kampanye sosial ini, diharapkan masyarakat dapat ikut melakukannya dan menanamkan kebiasaan menanam makanannya sendiri sehingga dapat tercipta keberlangsungan pangan bagi masyarakat. .
REFERENSI Buku: Kleppner, O. (1986). Otto Kleppner's advertising procedure. London : Prentice-Hall International. Lankow, J. Crooks, R. Ritchie, J. (2012). The power of visual storytelling-Infographic.. New Jersey, Hoboken: John Wiley & Sons,Inc.,. Morioka, A. (2004). Logo Design Workbook. Massachusetts: Rockport Publishers, Inc. Morioka, A. Stone, T. (2006). Color Design Workbook. USA : Rockport Publishers, Inc. Rustan, S. (2010). Hurufontipografi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Rustan, S. (2009). Layout, dasar dan penerapannya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta : Penerbit Arte Intermedia. Zeegen, L. (2005). The Fundamentals of Illustration. Switzerland: AVA Publishing SA. Website: Abdul, Amirullah. (2015). Cara Cerdas Berkebun Di Lahan Sempit, diakses 6 Maret 2015 dari http://caraberkebun.com Agronomers Indonesia. (2011). Pertanian Kota (Urban Farming), diakses 5 Maret 2015 dari http://agronomersindonesia.blogspot.com Cathy. (2011). Makanan Organik, diakses 7 Maret 2015 dari http://healthylifefarm.webs.com/ Godam64. (2011). Arti Pengertian, Penjelasan Dan Daftar Sembako (Sembilan Bahan Pokok), diakses 7 Maret 2015 dari http://www.organisasi.org Hanani, AR, N. (2011). Jurnal Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota, diakses 5 Maret 2015 dari http://nuhfil.lecture.ub.ac.id Lajnah Pertanian. (2010). Berkebun di Rumah, diakses 6 Maret 2015 dari http://lajnahpertanian.blogspot.com Lanang, Selaparang. (2013). Jenis Tanaman Yang Cocok Ditanam Di Pekarangan/Halaman Rumah Yang Kosong, diakses 6 Maret 2015 dari http://selaparanglanang.blogspot.com Riandinie. (2014). Pertanian Perkotaan, diakses 5 Maret 2015 dari http://riandiniekienda.blogspot.com Wawancara : Bapak Sigit Kusumawijaya – Co-Inisiator Organisasi Indonesia Berkebun.
RIWAYAT HIDUP PENULIS Marvina Halim Putri lahir di Pangkalan Berandan, Sumatra Utara pada 02 Juni 1994. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Program New Media pada tahun 2015.