Peran pembina OSIS Di SMK Negeri 1 Gorontalo Oleh: Irawati Djafar1, Muhammad Polinggapo dan Warni Tune Sumar2 Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui Peran Pembina Osis dalam Organisasi kesiswaan, (2) Mengetahui Peran Pembina Osis dalam latihan kepemimpinan, (3) Mengetahui Peran Pembina Osis dalam kegiatan ekstrakurikuler, (4) Mengetahui Peran Pembina Osis dalam kegiatan wawasan wiyata mandala di SMKN 1 Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu, observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : 1) Peran Pembina OSIS dalam Organisasi Kesiswaan yakni mengikutsertakan siswa berperan dalam organisasi, dan memberikan pembinaan terhadap siswa, 2) Peran Pembina OSIS dalam Latiihan Kepemimpinan yakni memberikan pembinaan kepada siswa dengan menerapkan nilai-nilai karakter disiplin dan kemandirian, menanamkan jiwa kepemimpinan melalui kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, 3) Peran Pembina OSIS dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yakni mengikutsertakan siswa mengikuti kegiatan-kegiatan dan memotivasi kemampuan siswa, 4) Peran Pembina OSIS dalam kegiatan Wawasan Wiyata Mandala yakni mengelola kondisi yang mendukung kegiatan wawasan wiyata mandala, dan mengelola hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat dengan baik. Untuk itu disarankan kepada pembina OSIS agar tetap memberikan pengarahan dan nasehat kepada pengurus OSIS maupun siswa untuk bersikap mandiri dalam bertindak serta tegas dalam mengambil keputusan, untuk OSIS semakin menggali potensi-potensi sumber daya pendidikan yang tersedia, untuk kepala sekolah agar terus memberikan pengarahan kepada pembina kesiswaan agar pembina Osis dapat menindak lanjut kebiasaan siswa yang belum dapat bersikap mandiri dilingkungan sekolah.
Kata Kunci : Peran, Pembina OSIS
1
Irawati Djafar, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2 Muhammad Polinggapo dan Warni Tune Sumar, Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan jalannya organisasi Sekolah. Kewenangan dan otoritasnya dalam mengelola organisasi dapat membawa organisasi ke arah kemajuan (Asmani, 2012 : 32). Adapun tugas pokok dari seorang pembina Osis, yaitu: a) melaksanakan tugas pookok, memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai kurikulum yang berlaku; b) membantu wakaur kesiswaan dalam melaksanakan program pembinaan kesiswaan; c) mengatur kelancaran pelaksanaan upacara / apel senin pagi; d) mengkoordinir kegiatan upacara pada hari besar; e) penyelenggaraan latihan kepemimpinan dasar siswa; f) menghimpun data alumni dari tahun ke tahun; g) pembuatan buku memori siswa; h) mengkoordinir kegiatan perpisahan siswa; i) mengkoordinir kegiatan meeteng class kordinasi dengan pembina olah raga, seni dan wali kelas; j) tugas lain yang menunjang kegiatan kesenian. Faktor pendukung dari keberhasilan kegiatan Osis di antaranya kesungguhan dari pembina dan peserta didik dalam mengasah kemampuan sehingga mampu bersaing baik ditingkat kota maupun ditingkat provinsi. Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat saat ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai wawasan wiyatamandala (lingkungan pendidikan). Untuk mengimplementasikan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan suatu situasi dimana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap. fokus penelitian antara lain : 1) Peran pembina Osis dalam Organisasi kesiswaan Di SMK Negeri 1 Gorontalo, 2) Peran pembina Osis dalam Latihan Kepemimpinan Di SMK Negeri 1 Gorontalo, 3) Peran pembina Osis dalam kegiatan Ekstrakurikuler Di SMK Negeri 1 Gorontalo, 4) Peran pembian Osis dalam kegiatan wawasan wiyatamandala Di SMK Negeri 1 Gorontalo. Adapun Tujuan Penelitian adalah : 1) Mendeskripsikan peran pembina osis dalam organisasi kesiswaan Di SMK Negeri 1 Gorontalo, 2) Mendeskripsikan peran
Pembina osis dalam Latihan Kepemimpinan Di SMK Negeri 1 gorontalo, 3) Mendeskripsikan peran pembina osis dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 gorontalo, 4) Mendeskripsikan peran pembina osis dalam kegiatan wawasan wiyatamandala Di SMK Negeri 1 gorontalo. KAJIAN TEORI A. Peran Pembina OSIS Pembina osis memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan yang dilakukan pengurus OSIS. Hal ini karena pertama: pembina osis memberikan pengertian dan pemahaman tentang maksud dan tujuan diadakannya suatu kegiatan yang dilakukan pengurus OSIS. Kedua: Pembina OSIS dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa sehingga nilai-nilai itulah yang nantinya menjiwai setiap kegiatan yang mereka lakukan . Ketiga: Apresiasi dan evaluasi yang dilakukan pembina OSIS memiliki pengaruh cukup besar sehingga dapat meningkatkan kinerja siswa lebih baik lagi. Menurut (Buku Pedoman Kegiatan Kesiswaan yang diterbitkan Oleh Direktorat Pendidikan Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Separtemen Agama RI Tahun 2007) Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi dan peranan. Adapun tugas dari pembina OSIS adalah sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan pengembangan OSIS di sekolah. 2) Memberikan nasehat kepada perwakilan kelas dan pengurus. 3) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepala sekolah. 4) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan sekolah. 5) Menghadiri rapat-rapat OSIS. 6) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS. B. Organisasi Kesiswaan Secara semantik, dalam surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan
disekolah adalah OSIS. Jadi OSIS , menjadi satu-satunya organisasi intra sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian: a)
Secara umum, organisasi adalah kelempok kerja sama antara pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujan bersama, yaitu mendukung terwuudnya pembinaaan kesiswaan.
b) Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah c)
Intra berarti terletak didalam dan di antara. Jadi, OSIS merupakan satuan organisasi siswa yang ada di dalam dan lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d) Sekolah merupakan satuan pendidikan tempat meyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, yang dalam hal ini sekolah dasar dan sekolah menengah atau sekolah/madrasah yang sederajat. Secara organisasi, OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah disekolah dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain serta tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Secara fungsional, OSIS merupakan organisasi yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang pembinaan kesiswaan. Secara sistematik, apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. C. Latihan Kepemimpinan Wahjosumidjo (2007:246) mengatakan bahwa latihan kepemimpinan sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan yang diarahkan kepada pembina, pengurus, perwakilan kelas dan semua anggota Osis. Latihan kepemimpinan bagi siswa pengurus osis, merupakan salah satu jalur pembinaan generasi mudaa yang difokuskan pada kompetensi individu dimana
kader-kader penerus perjuangan bangsa bukan hanya slogan “pemuda harapan bangsa” Dwiwibawa (2008:13).
D. Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008:4), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat (Sumarna, 2006:7).
E. Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala Berdasarkkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor; 13090/C1.84 Tanggal 1 Oktober 1984 perihal wawasan wiyata mandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah. Upaya untuk mewujudkan wawasan wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan OSIS , kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamnan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
Secara semantik,wawasan wiyatamandala terdiri dari tiga buah kata,yaitu wawasan, wiyata dan mandala, wawasan berarti pandangan, tinjauan atau konsepsi cara pandang trhadap sesuatu, sedang kata wiyata berarti pendidikan dan kata mandala dapat di artikan lingkungan. Secara konseptual, wawasan wiyatamandala mempunyai makna, sebagai suatu paham, pandangan, atau tinjauan yang menempatkan skolah seagai suatu lingkungan pendidikan, dalam pengertian tempat dilaksanakannya proses pembudayaan manusia yang bebas dari segala pengaruh yang bersifat buruk, baik dari lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus, dengan menjadikan peneliti sebagai instrumen kunci. Cara ini digunakan dalam upaya mengungkapkan gejala secara menyeluruh namun kontekstual dengan fokus penelitian. Hal ini sejalan dengan maksud peneliti yaitu untuk mengetahui dan memahami secara mendalam antara tindakan dan makna tindakan yang di lakukan oleh para pelaku yang berada dalam situasi sosial. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak (Sugiono, 2013:15 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Peran Pembina OSIS Dalam Organisasi Kesiswaan Berdasarkan observasi dan jawaban dari para responden dapat disimpulkan
bahwa Peran pembina Osis dalam dalam organisasi kesiswaan yakni Meningkatkan Kemandirian dan Siswa melalui kegiatan organisasi yaitu dengan menerapkan disiplin dan tatatertib yang baik kepada siswa melalui kegiatan organisasi kesiswaan. Dengan meningkatkan kemandirian yaitu siswa ikut berperan dalam organisasi kesiswaan, dengan keikutsertaan tersebut dapat menambah pengetahuan untuk dapat berorganisasi, menciptakan suasana
kekeluargaan, menciptakan rasa kebersamaan, membentuk rasa tanggung jawab dan kepribadian yang baik. 2.
Peran Pembina OSIS Dalam Latihan Kepemimpinan Adapun temuan di SMKN 1 Gorontalo yakni dengan Melatih mental siswa
dengan memberikan pembinaan kepada siswa melalui kegiatan Latihan dasar kepemimpinan siswa(LDKS). Dalam kegiatan LDKS disitu para siswa diterapkan nilai-nilai karakter yakni Kedisiplinan dan kemandirian. Kemandirian ditunjukkan langsung kepada siswa untuk melatih mental agar siswa dapat beradaptasi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan positif disekolah, dan kedisiplinan yaitu dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengembangkan ide, menaati tatatertib sekolah, serta dapat mengemukakan pendapatnya mereka dalam setiap mengikuti kegiatan organisasi kesiswaan disekolah. 3.
Peran Pembina OSIS Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan temuan obsevasi dan wawancara terkait dengan peran pembina
osis dalam kegiatan ekstrakurikuler yakni melibatkan siswa-siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karena sasaran yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan tersebut adalah siswa-siswa yang berada dilingkungan sekolah tersebut, dan dengan adanya kegiatan ini minat dan bakat siswa bisa tersalurkan dan lebih meningkat lagi karena ekstrakurikuler itu merupakan pembinaan karakter siswa guna menambahkan kemampuan skill dan wawasan keterampilan mereka dan ini pastinya tidak didapat oleh siswa yang tidak mendapat kegiatan tersebut 4.
Peran Pembina OSIS Dalam Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala Berdasarkan hasil observasi yakni dalam kegiatan wawasan wiyata mandala
Dalam mengelolah hubungan kerja sama antara warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat dari pihak sekolah menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh sataf pengajar, ikut serta membantu didalam mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikesiswaan dan menunjukan mutu pendidikan yang
meyakinkan orang tua/masyarakat. Dengan demikian
mereka dapat memikirkan tentang peranan apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat atau orang tua murid dan stakehoulders lainnya untuk membantu sekolah. Pembahasan Sekolah merupakan tempat dimana tempat tersebut dijadikan untuk mengeksplorasi kemampuan guru untuk mendidik dan murid atau siswa agar dapat mengembangkan potensi belajar serta kreativitas dalam belajar dan mengetahui peran penting organisasi kesiswaan (OSIS). OSIS merupakan suatu wadah dimana siswa dapat mengembangkan wawasannya serta dapat menunjukan peran kepemimpinan dan dapat memahami bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik dan cara berorganisasi yang baik pula sehingga dapat membentuk atau meningkatkan sikap kedisiplinan dan kemandirian siswa (Wahjosumidjo, 2010 : 244). Adapun peranan OSIS adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan osis dalam rangka pembinaan kesiswaan. Peran tersebut meliputi: a) Sebagai Wadah, OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah bersama-sama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan. b) Sebagai Motivator, OSIS dapat tampil sebagai penggerak apabila ada pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan perkembangan dan tuntutan zaman, artinya OSIS mampu memainkan peranan intelektualnya baik menggerakan sumber daya yang ada serta mampu beradaptasi dengan lingkungan. c) Bersifat Preventif, keterlibatan OSIS dalam mengamankan sekolah dari segala ancaman baik dari dalam maupun luar sekolah. Di SMKN 1 Gorontalo memiliki jalur pembinaan kesiswaan, untuk mengembangkan peran kepemimpinan siswa. Jalur tersebut dikenali dengan nama empat jalur pembinaan kesiswaan, yaitu Organisasi Kesiswaan,
Latihan
Kepemimpinan,
Kegiatan
Ekstrakurikuler,
Kegiatan
Wawasan Wiyata Mandala. Untuk menunjukan Jalur pembinaan kesiswaan yang baik diperlukan pula dengan adanya peran kepemimpinan pembina yang baik pula untuk mempengaruhi anggota atau pengurus OSIS dan siswa lainnya.
1.
Peran
Pembina
Osis
Dalam
Organisasi
Kesiswaan,
Meningkatkan
Kemandirian Siswa. kemandirian Siswa dapat meningkat dengan mengikut sertakan siswa tersebut berperan dalam organisasi sekolah dan mengikutinya sesuai dengan peraturan-peraturan organisasi kesiswaan. Melatih siswa untuk berperilaku baik, setiap pembina memberikan pembinaan mental secara baik terhadap siswa-siswa melalui kegiatan seperti LDK, Ekstrakurikuler, Belanegara dan kegiatan lainnya yang tertuang dalam kegiatan organisasi kesiswaan dan itu bisa meningkatkan dan memotivasi para siswa untuk menjadi mandiri dalam bersikap dan berperilaku. 2.
Peran Pembina Osis Dalam Latihan Kepemimpinan, Melatih mental siswa
untuk
dapat
bersosialisasi
dalam
lingkungan
sekolah
melalui
latihan
kepemimpinan, dengan memberikan pembinaan kepada siswa, seperti pembinaan karakter
serta
menerapkan
nilai-nilai
karakter
yakni
Kedisiplinan
dan
kemandirian, Melatih siswa dalam menanamkan jiwa kepeminpinan dimana para siswa diberikan mata pelajaran seperti SAINS, selain itu diberikan satu pelajaran organisasi yang terkait dengan bagaimana berorganisasi dengan baik pada kegiatan organisasi Osis yakni Latihan dasar kepemimpinan, kemudian mereka diuji dan di godok agar memiliki mental yang kuat dan tahan akan cobaan. 3.
Peran Pembina Osis Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler, melibatkan siswa
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan adanya kegiatan inilah minat dan bakat siswa bisa tersalurkan dan lebih meningkat lagi, serta meningkatkan kepribadian Siswa, dimana pembina memberikan kesempatan kepada siswa-siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat berkreativitas dalam mengembangkan ide, dan masingmasing penanggung jawab ekstrakurikuler memberikan pembinaan sesuai dengan peraturan kegiatan ekstrakurikuler, dan selalu memotivasi kemampuan siswa. 4.
Peran Pembina Osis Dalam Wawasan Wiyata Mandala, meningkatkan
kedisiplinan siswa dalam hal perwujudan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala dapat dilakukan dengan melatih siswa untuk bersosialisasi dalam lingkungan sekolah yang sesuai dengan peraturan dalam lingkungan sekolah dan
mengelola hubungan kerja sama antara warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. dari pihak sekolah menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh staf pengajar, serta ikut membantu didalam mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikesiswaan dan menunjukan mutu pendidikan yang meyakinkan orang tua/masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian maka dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran pembina osis dalam kegiatan organisasi kesiswaan yaitu memberikan pembinaan terhadap siswa-siswa melalui kegiatan seperti LDK, Ekstrakurikuler, Belanegara dan kegiatan lainnya itu dapat membentuk rasa tanggung jawab dan kepribadian yang baik serta siswa dapat berorganisasi yang baik sesuai dengan peraturan dan tatatertib dalam organisasi kesiswaan. 2. Peran pembina osis dalam kegiatan latihan kepemimpinan yaitu memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah. Serta memberikan pengarahan yang baik tentang pentingnya keikutsertaan siswa dalam kegiatan latihan kepemimpinan karena kegiatan latihan kepemimpinan juga dapat melatih mental siswa untuk percaya diri dalam mengikuti kegiatan disekolah. 3. Peran
pembina
osis
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
yaitu
mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler demi melatih kemampuan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, PMR, Bela diri, melatih siswa lebih mandiri dalam menentukan bakat dalam kegiatan
ekstrakurikuler,
menambah
rasa
percaya
diri
dengan
kemampuan bakat dan minat siswa, melatih siswa untuk memiliki
kebiasaan dan dapat menghargai serta mengatur waktu untuk keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler disekolah sesuai dengan jadwal atau skejul yang telah ditentukan. 4. Peran pembina osis dalam kegiatan wawasan wiyata mandala yaitu mengelola kondisi-kondisi yang mendukung kegiatan wawasan wiyata mandala. Melatih kemampuan siswa untuk untuk saling beradaptasi dengan lingkungan sekolah, sesama teman ataupun guru, sehingga dengan potensi beradaptasi dapat menjadikan suatu keakraban dan timbul rasa kekeluargaan disekolah, dan menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh staf pengajar, serta ikut membantu didalam mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang dilakukan dikesiswaan dan
menunjukan
mutu
pendidikan
yang
meyakinkan
orang
tua/masyarakat demi pengelolaan hubungan kerja sama antara warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. B.
Saran Berdasarkan simpulan tersebut dapat dipaparkan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Bagi OSIS, harus tetap menggali potensi-potensi sumber daya pendidikan yang tersedia guna pembinaan yang berkelanjutan.
2.
Bagi Pembina Kesiswaan, hendaknya memberikan pengarahan dan nasehat bagi pengurus OSIS maupun siswa untuk berkepribadian yang baik untuk tetap bersikap mandiri dalam bertindak, memiliki sikap yang tegas dalam mengambil suatu keputusan atau pendapat, dan mampu berorientasi dalam pemajukan kegiatan organisasi kesiswaan disekolah
3.
Bagi sekolah, sebagai penanggung jawab pendidikan di SMKN 1 Gorontalo, kepala sekolah tetap memberikan pengarahan kepada pembina kesiswaan, agar pembina kesiswaan lebih bertindak cepat dalam menindak lanjut kebiasaan siswa yang belum dapat bersikap mandiri dilingkungan sekolah yaitu dapat menjadikan pribadi siswa yang baik dalam lingkungan sekolah.
4.
Bagi peneliti, dapat dijadikan pedoman untuk penelitian dimasa mendatang agar dapat melengkapi hal-hal yang belum terungkap dalam peneltian ini.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohamad. (2007). Psikologis Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara Asmani, jamal Ma’mur. (2012). Tips Sakti Membangun Organisasi Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press Asri, Satya Pratam. (2013). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pratiwi. Skripsi. Bandung. UPI Bisri, Hasan Cik. (1988). Penuntun penyusunan rencana penelitian dan penulisan skripsi. Logos wacana Ilmu. Jakarta Dwiwibawa, F Rudi, dan Riyanto, Theo. (2008). Siap jadi pemimpin? Latihan dasar kepemimpinan. Yogyakarta: Kamikus Direktorat Pendidikan Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2007, Tentang Pedoman Kegiatan Kesiswaan Departemen Pendidikan Dan Kebuadayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Kesiswaan, Informasi Tentang Organisasi Intra Sekolah (OSIS). Jakarta: Diknas 1995. Hamdani, Mailani (2009). Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Generasi Muda Mealui Kewirausahaan. Skripsi. UT Hutami, Dewi. (2009). Proses transfer arsip dinamis inaktif di pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian. Skripsi. Bogor. Program S1 Universitas Bogor Hurlock, Elizabeth B. (2009). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Maleong, lexy J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: CV. Pustaka setia Makawimbang, Jerry H. (2012). Kepemimpinan pendidikan yang bermutu. Bandung: Alfabeta Nasrudin,
Roni.
(2010).
Pengaruh
partisipasi
siswa
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler terhadap motif berprestasi siswa SMKN 2 Garut. Bandung: skripsi Peraturan Menteri Pendidikan Nasionan Nomor 39 Tahun 2008 Pasal 1, tentang pembinaan kesiswaan Siagian, Sondang P. (2003). Teori dan praktek kepemimpinan. Jakarta: PT Rieneka Cipta Sumarna, Mumuh. (2006). Perbandingan antara siswa yang menjadi pengurus dan bukan pengurus OSIS dalam pemanfaatan waktu luang dan prestasi elajar di SMK Negeri 6. Bandung. Skripsi pada FPTK UPI bandung Soejono, Soekamto. (2009). Sosiologi suatu pengantar. Edisi Baru. Jakarta: Raja wali Pers Sugiono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&d. Alfabeta. Bandung Tu’u, Tulus (2007). Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Grasindo Wahjosumidjo. (2007). Kepemimpinan Kepala sekolah. Jakarta: PT Rajagrapindo Persada