LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
IMPLEMENTASI PERAN GURU DI SEKOLAH MENEGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA GORONTALO
OLEH KARSUM A. POMOLANGO NIM: 131 409 070
Pembimbing I
Prof. Dr. Ansar, S.Pd, M.Si M.Pd NIP: 19611114 198703 1 003
Pembimbing II
Dra. Meity Mononimbar, Nip. 19560524 198703 2 001
Mengetahui Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
Dr. Arifin Suking, M.Pd Nip. 197605 200604 1 00
0
IMPLEMENTASI PERAN GURU DI SEKOLAH MENEGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA GORONTALO
[email protected] Karsum A. Pomolango, Ansar, Meity Mononimbar,1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru sebagai manager, administrator kelas dan evaluator. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian yaitu 62 orang guru. Data dikumpulkan melalui angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik persentase. Hasil penelitian yaitu; 1) Peran guru sebagai manajer di Sekolah telah berada pada kategori yang sangat baik. 2) Peran Guru sebagai Administrator Kelas dalam mengembangkan potensi siswa di Sekolah telah berada pada kategori yang sangat baik. 3) Peran Guru sebagai Evaluator pada kegiatan belajar mengajar di Sekolah telah berada pada kategori yang baik. Saran dalam penelitian ini adalah Guru guru hendaknya lebih mengutamakan evaluasi akhir dalam kegiatan pembelajaran karena merupakan tolak ukur dari peran guru di sekolah. Bagi Guru agar mempertahankan dan peran dalam kegiatan pembelajaran khususnya peran sebagai manajer dan administrator dan lebih meningkatkan evaluasi pada pembelajaran. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan peran dan tugas pokok guru di Sekolah
Kata Kunci : Implementasi, Peran Guru
1
Karsum A. Pomolango selaku Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan. Prof. Dr. Ansar, S.Pd, M.Si selaku dosen pada Jurusan Manajemen Pendidikan; Dra. Meity Mononimbar, M.Pd selaku dosen pada Jurusan Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo.
1
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik yang profesioanl dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan fornal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Penyelenggaraan lembaga-lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang sebagai suatu program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa proses pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata-semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan akan terbentuk sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan kemajuan budaya manusia, ilmu pengetahuan merupakan kekuatan bagi kemajuan bangsa. Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang makin maju dan tuntutan yang semakin kompleks, membawa tantangan besar yang dihadapi oleh pembangunan. Oleh karena itu, peningkatan profesionalisme guru dalam menunjang pembangunan perlu mendapat perhatian serius. Peningkatan profesionalisme guru dirasakan sangat penting oleh setiap lembaga kependidikan, karena dengan adanya perhatian serius pada eksistensi peran guru akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan bangsa. Perkembangan pendidikan dewasa ini semakin dirasakan kemajuannya dalam menunjang pembangunan, khususnya bagi bangsa Indonesia sebagai negara berkembang karena pendidikan sudah menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup, bahkan meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan selalu berusaha untuk menyempurnakan profesionalisme guru guna mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan
2
Menurut Noor Jamaludin (1978 : 1) guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya , mampu berdiri sendiri, dan dapat melaksanakan tugasnya sebagai mahluk sosial serta individu yang sanggup berdiri sendiri. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, dan peran kepemimpinan tersebut akan tercermin dari bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran/pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelasaikan sekolah. Peran guru sangatlah dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana belajar mengajar yang menyenangkan aktif dan memungkinkan anak berprestasi secara maksimal. Sedangkan tingkat partisiasi yang dimaksud adalah keterlibatan siswa dalam menyikapi,memahami, mencerna materi yang disajikan dalam proses belajar. Bagaimanpun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka hasil pembelajaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Berdasarkan obervasi awal penulis pada tanggal 10 Oktober 2014 bahwa peran guru di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo tidak jauh berbeda dengan guru-guru di Sekolah Menengah lainnya, akan tetapi guru sebagai manajer dalam pembelajaran lebih memilih bekerja dengan sendirinya. Padahal bila hal tersebut terjadi akan menimbulkan kesenjangan dan ketidaksamaan terhadap tujuan pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Disisi lain pada kurikulum SMP guru harus berperan aktif sebagai administrator dengan melengkapi perangkat pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Perencanaan pembelajaran oleh guru terkadang telah dibakukan dalam RPP yang telah jadi tanpa mendesain kembali rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut, sehingga ketika pelaksanaannya mengalami berbagai hambatan dari segi
3
penggunaan media pembelajaran sampai pada metode yang digunakan. Begipula dalam mengevaluasi dan menggunakan intrumen evaluasi pembelajaran sering mengalami hambatan dalam menentukan indikator penilaian. oleh karena itu oleh peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Peran Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kota Gorontalo. Berdasarkan latar belakang maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran guru sebagai manager ? 2. Bagaimana peran guru sebagai administrator kelas ? 3. Bagaimana peran guru sebagai evaluator ? Masjumi (2008:74) menjelaskan peranan dan tugas guru seharusnya dipilih dan ditetapkan sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memahami betul peranannya dalam proses belajar mengajar yang bersifat majemuk, artinya peran guru tidak hanya satu tetapi lebih dari satu Guru sebagai pemimpin akan tampak nyata dalam proses belajar mengajar. Agar perilaku guru ini berpengaruh baik terhadap proses belajar siswa-siswanya maka guru dituntut untuk memahamidan mengayati gaya-gaya atau teori-teori dasar kepemimpinan karena dengan hal demikian melalui cara, metode, gaya dalam memimpin tipe kepribadiannya akan nampak. Guru merupakan komponen yang terpenting dalam pendidikan tertentu. Suatu kualitas pendidikan, guru dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan , sehingga kualitas dan profesionalisme guru harus benar-benar diperhatikan.semua orang yakin bahwa guru memeliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran disekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Sukadi (2007:14) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic
4
mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedu dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas-tugas profesionaldari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu penegtahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui oleh anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Peningkatan kualitas serta peran guru sangatlah penting oleh karena itu, komponen atau pelaksanan pendidikan terutama guru di tuntut untuk dapat meningkatkan potensinya dalam kemampuannya
sehingga tujuan yang telah di
tetapkan dapat tercapai. Dengan demikian peran guru juga dituntut untuk dapat menjalankan tugas dan profesinya dengan baik. Artinya guru di harapkan mampu bersikap profesional dalam profesi yaitu dengan mempunyai keguruan sebagai profesinalismenya. Tugas- tugas guru sebagaimana uraian tersebut diatas mewajibkan guru untuk melakukan berbagai peran yang menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya dengan siswa, sesama guru, dan staf yang lain. Pekerjaan sebagai guru merupakan sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Mulyasa (2006:37), mengidentifikasikan sedikitnya ada 19 peran guru, yaitu “guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (inovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet dan kulminator”. Dengan peran-peran ini, paling tidak, pembelajaran akan menarik karena guru mampu berperan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada proses pembelajaran. Katz (dalam Sardiman, 2007:143) menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang akan diajarkan.
5
Dalam uraian selanjutnya, Havighurst (dalam Sardiman, 2007:143) menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan kepada atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua. Dalam kutipan selanjutnya, Brown (dalam Sardiman, 2007:144) mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengotrol dan mengevaluasi gegiatan siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam pembelajaran dituntut untuk memiliki sejumlah kemampuan seperti membuat siswa berkonsentrasi pada tugas, memonitor kelas, mengadakan, penilaian dan seterusnya, harus dilanjutkan dengan aktivitas dan tugas tambahan yang tidak kalah pentingnya seperti membahas persoalan pembelajaran dalam rapat guru, mengkomunikasikan hasil belajar siswa dengan orang tua dan mendiskusikan berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran dengan sejawat. Bahkan secara lebih spesifik guru harus mampu mengelola waktu pembelajaran dalam setiap jam pelajaran secara efektif dan efisien. Efektivitas dan efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Dalam hal ini, terdapat sejumlah peran yang diemban guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai manager, administrator kelas, dan evaluator Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Gorontalo yang berada di Kelurahan Limba U2 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo karena peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi peran guru sebagai manajer, administrator kelas, dan sebagai evaluator. Waktu Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini meliputi keseluruhan
6
karakteristik yang berkaitan dengan peran guru di SMP Negeri 1 Gorontalo. Subjek populasinya adalah seluruh guru di SMP Negeri 1 Gorontalo yang berjumlah 62 orang terdiri dari guru pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 58 orang dan guru honorer 4 orang. Berdasarkan pendapat diatas serta memperhatikan jumlah populasi sebagaimana disebutkan diatas, maka ditetapkan besarnya sampel dalam penelitian yaitu 62 orang guru. Dengan dasar penetapan sampel tersebut menggunakan metode penarikan sampel secara ”random sampling”, di mana penggunaan metode ini didasarkan atas pertimbangan bahwa subjek yang ada dalam populasi dianggap sama, sehingga anggota sampel yang terpilih dapat mewakili populasi dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan beberapa data dan informasi penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah tersedia. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaksanaan Implementasi Peran Guru di SMP Negeri 1 Gorontalo yang diukur, telah berjalan dengan baik dengan rata-rata skor akhir 76,76 pada kategori baik. Perolehan persentase ini merupakan akumulasi dari tiga indikator yang digunakan sebagai alat ukur tingkat Implementasi Peran Guru di SMP Negeri 1 Gorontalo. Secara lengkap temuan hasil penelitian untuk setiap indikator dapat dijelaskan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peran guru sebagai Manager Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian. Sebab orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus mengusai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran
7
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Menurut Suryosubroto (dalam Syamsudin, 2005:32) peran guru antara lain menguasai
dan
mengembangkan
materi
pembelajaran,
merencanakan
dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi siswa. Guru adalah sebagai seorang manajer di dalam organisasi kelas. Sebagai seorang manajer, aktivitas guru mencakup kegiatan merencanaka, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya. Peran guru sebagi manajer melakukan pembelajaran adalah proses mengarahkan anak didik untuk melakukan kegiatan dalam rangka perubahan tingkah laku (kognitif, afektif dan psikomotorik) menuju kedewasaan. Guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada pelajar dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar-mengajar berkaitan keras dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademis. Guru sebagai manajer kelas mempunyai 4 fungsi pokok yang harus dijalankan,
keempat
fungsi
tersebut
yakni
fungsi
perencanaan,
fungsi
pengorganisasian, fungsi pengawasan dan fungsi kepemimpinan. Apabila keempat fungsi ini dapat dijalankan dengan baik maka setidaknya sudah setengah keberhasilan diperoleh guru dalam mengajar. oleh karena itu sebagai guru yang baik harus dapat menjalankan keempat fungsi di atas sebagai manajer di kelas. Akhirnya dapat disimpulkan melalui penelitian ini maka peran guru sebagai manajer di Sekolah telah berada pada kategori yang sangat baik dengan persentase 81,91%. Artinya guru mampu dalam mengelola kelas perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan kepemimpinan dalam kegiatan pembelajaran. 2. Peran Guru Dalam Administrator Kelas Peran Guru sebagai Administrator Kelas dalam mengembangkan potensi siswa di Sekolah telah berada pada kategori yang sangat baik dengan persentase 83,76%. Artinya peran guru mencakup ketatalaksanaan bidang
pengajaran dan
8
ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola kelas, memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugas-tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan telah dilaksanakan dengan baik. Dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar, guru merupakan pemegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai pendidik yang bertanggung jawab atas berhasil tidaknya proses pendidikan, bahkan pandangan mutakhir menyebutkan bahwa betapapun bagus dan indahnya kurikulum pada akhirnya terletak ditangan guru sebagai administrator kelas. (Rusyam, 2005:12) Tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan bidang pengajaran
dan
ketatalaksanaan
pada
umumnya
seperti
mengelola
kelas,
memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugas-tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan. Kelas adalah merupakan suatu organisasi kecil yang merupakan bagian atau sub sistem dari sekolah sebagai total sistemya. Oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai oleh kelas tidak lepas dari tujuan lembaga. Dengan demikian berarti tujuan kelas yang ingin dicapai merupakan penjabaran dari tujuan lembaga. Tujuan tersebut pada dasarnya adalah tujuan kurikulum yang sudah ditetapkan sesuai dengan penjenjangan kelas menurut jenis dan tingkat sekolah. Hal senada disampaikan oleh Djamarah dan Zain (2008:32) bahwa guru diharapkan dapat mengatur suasana belajar agar bergairah bagi peserta didik, yaitu dengan mempersiapkan program pengajaran secara baik dan sistematis serta keterampilan dalam mengajar. Berkenaan dengan tugas dan fungsi guru sebagai administrator, maka tujuan yang dirumuskan pada dasarnya adalah tujuan dalam pengelolaan kelas yaitu menciptakan, memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi kelas yang kondusif bagi belangsung proses belajar mengajar yang dinamis, efektif dan produktif dalam rangka pencapaian tujuan kurikulum sesuai dengan penjenjangan kelas menurut jenis dan tingkat sekolah masing-masing.
9
Pidarta (2006:43), memberikan batasan pengertian pengelolaan kelas, sebagai berikut: Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Dalam hal ini guru bertugas menciptakan, mempertahankan dan memelihara sistem/organisasi kelas, senantiasa individu siswa dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya dan energinya pada tugas-tugas individual. Oleh karena itu setiap guru atau wali kelas sebagai pimpinan menengah atau administrator kelas, menempati posisi dan peranan yang penting. Karena memiliki tanggung jawab mengembangkan dan memajukan kelas masing-masing yang berpengaruh dan perkembangan dan kemajuan sekolah secara keseluruhan. 3. Peran Guru Sebagai Evaluator Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi seorang guru dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Menurut Djamarah dan Zain (2008:36) guru sebagai evaluator, artinya setiap selesai kegiatan belajar mengajar guru hendaknya menilai keberhasilan pencapaian tujuan pengajaran. Sehingga selain Guru sebagai pengajar, pembimbing dan perantara sekolah dengan masyarakat dan sebagainya, juga mempunyai tanggung jawab besar bagi keberhasilan proses belajar peserta didik disekolah. Sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa, evaluasi memegang peranan yang sangat penting. Sebab, melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru atau malah sebaliknya siswa belum bisa mencapai standar minimal, sehingga perlu diberikan program remedial. Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin
10
dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif. Sering seorang guru beranggapan bahwa evaluasi sama dengan melakukan tes, artinya guru telah melakukan evaluasi manakala ia telah melaksanakan tes. Hal ini kurang tepat, sebab evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau makna tertentu pada sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian tes hanya salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menentukan makna tersebut. Peran Guru sebagai Evaluator di Sekolah Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah telah berada pada kategori yang baik dengan persentase 64,62%. Artinya guru melakukan evaluasi dalam kegiatan di sekolah dengan menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran dan menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan pada kategori sangat baik, guru juga berada pada kategori baik dalam melakukan refleksi dan perbaikan pada proses pembelajaran. Secara umum seluruh indikator peran guru sebagai manajer dan peran guru sebagai administrator kelas yang diukur, telah berjalan dengan sangat baik namun dari segi peran guru sebagai evaluator pada kategori baik. Mencermati beberapa titik kritis yang menyebabkan belum optimalnya peran guru seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dipandang perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Peran guru dalam mengevaluasi harus dilaksanakan secara rutin untuk melihat tingkat perkembangan / kemajuan yang dicapai guru berinovasi di Sekolah melalui pembelajaran.
b.
Kepala sekolah hendaknya memberikan layanan bantuan peningkatan peran guru dalam mengajar dengan memfasilitasi guru sekolah dasar mengikuti kegiatan kelompok Kerja Guru (KKG)
11
c.
Guru hendaknya lebih memperhatikan refleksi pribadi ketika selesai mengajar, melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran.
d.
Guna meningkatkan profesionalisme guru perlu dilakukan pelatihan dan penataran yang intens pada guru. Pelatihan yang diperlukan adalah pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru yaitu pelatihan yang mengacu pada tuntutan kompetensi guru misalnya Program latihan Profesional guru (PLPG) atau pelatihan sejenisnya.
Simpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuatlah kesimpulan sesuai indikator penelitian yaitu: 1. Peran guru sebagai manajer di Sekolah berada pada kategori yang sangat baik. Artinya
guru
mampu
dalam
mengelola
kelas
sebagai
perencana,
pengorganisasian, pengawasan dan pemimpin dalam kegiatan pembelajaran. 2. Peran Guru sebagai Administrator Kelas dalam mengembangkan potensi siswa di Sekolah berada pada kategori yang sangat baik. Artinya peran guru mencakup ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola kelas, memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugas-tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan telah dilaksanakan dengan baik. 3. Peran Guru sebagai Evaluator di Sekolah Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah telah berada pada kategori baik. Artinya guru melakukan evaluasi dalam kegiatan di sekolah dengan menilai hasil
dan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan, menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran dan menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan pada kategori sangat baik, guru juga berada pada kategori baik dalam melakukan refleksi dan perbaikan pada proses pembelajaran.
12
Saran Untuk meningkatkan peran guru perlu diuraikan saran sebagai berikut: 1. Guru guru hendaknya lebih mengutamakan evaluasi akhir dalam kegiatan pembelajaran karena merupakan tolak ukur dari kinerja guru di sekolah. 2. Bagi Guru agar mempertahankan dan peran dalam kegiatan pembelajaran khususnya peran sebagai manajer dan administrator dan lebih meningkatkan evaluasi pada pembelajaran. 3. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan peran dan tugas pokok guru di Sekolah Daftar Pustaka Abdul.
2008. Perencanaan Pembelajaran (mengembangkan standar kompetensi guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung : Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bafadal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : Bumi Aksara _____________., 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Koyan. 2007. Telaah Kurikulum (Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ). Singaraja : FIP UNDIKSHA
13
Masjuni. 2008. Peran Guru di Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Mulyasa, 2006. Kurikulum yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung : Remaja Rosdakarya. Pidarta, Made. 2008. Pengelolaan Kelas, Surabaya: Usaha Nasional Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Rusyan, Tabrani. 2008. Kesejahteraan dan motivasi dalam meningkatkan efektifitas kinerja guru. Tangerang: PT. Nusantara lestari ceria pratama. Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007. Perencanaan Pendidikan, Suatu Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Sagala Syaiful. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta. Sagala, S. 2009. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sardiman, A.M, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Cet. I; Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada Satori, H. Djam`an, dkk. 2003. Profesi Keguruan 1. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta. Sukadi, Guru Powerful, 2007. Guru Masa Depan, Bandung : Kolbu, Suryosubroto B., 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta Syaifuddin, Mohammad, dkk . 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdikbud. Syamsudin, Abin dan Nandang Budiman. 2005. Profesi Keguruan 2. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
14