perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI
Skripsi Oleh: Anisa Widyaningtyas K 2307017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Anisa Widyaningtyas
NIM
: K2307017
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Fisika
menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Desember 2012 Yang membuat pernyataan,
Anisa Widyaningtyas
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI
Oleh: Anisa Widyaningtyas K 2307017
Skripsi Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 21 November 2012
Persetujuan Pembimbing
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Selasa
Tanggal
: 18 Desember 2012
Tim Penguji Skripsi
Ketua
: Drs. Supurwoko, M.Si.
(
)
Sekretaris
: Dr. Nonoh Siti Aminah, M.Pd.
(
)
Anggota I
: Sukarmin, M.Si., Ph.D.
(
)
Anggota II : Drs.Yohanes Radiyono
(
)
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 197802 1 001 commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Anisa Widyaningtyas. PERAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PATI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X sejumlah 288 siswa dengan sampel 50 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik angket digunakan untuk mendapatkan data lingkungan belajar dan kesiapan belajar. Angket yang digunakan dalam penelitian telah diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar fisika. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda dengan uji prasyarat hipotesis meliputi uji normalitas, uji independensi, dan uji linieritas. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dengan koefisien korelasi sebesar 0.451 dan koefisien arah regresi sebesar F = 6.009 dengan sumbangan efektif sebesar 20.4%. Sumbangan efektif masing-masing prediktor yaitu lingkungan belajar memiliki peran 13.175% dan kesiapan belajar memiliki peran 7.189%. Kata kunci: lingkungan belajar, kesiapan belajar, prestasi belajar
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Anisa Widyaningtyas. THE ROLE OF LEARNING ENVIRONMENT AND LEARNING READINESS ON STUDENT’S PHYSICS ACHIEVEMENT OF SENIOR HIGH SCHOOL 1 PATI GRADE X. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, December 2012. The research aim are to determine whether there is a role of learning environment and learning readiness on student’s Physics achievement of Senior High School 1 Pati grade X. This research uses correlation quantitative method. The populations of this research are entire students in grade X some 288 students with a sample of 50 students. Sampling is taken by using cluster random sampling technique. Data collection techniques are questionnaires and documentation. Questionnaire technique is used to collect learning environment and learning readiness data. Documentation technique is used to collect student’s Physics achievement data. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis with the data requirements techniques are normality test, independent test, and linearity test. Based on the data analysis of this research, it can be concluded that there is a significant role of learning environment and learning readiness on student’s Physics achievement of Senior High School 1 Pati grade X with 0.451 of correlation coefficient and 6.009 of regression coeffiecient (F) with 20.4% of effective contribution. The effective contribution value of each predictor are 13.175% for learning environment role and 7.189% for learning readiness role. Keywords: learning environment, learning readiness, achievement
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (Q.S. Al Insyirah: 5-7)
“Just be yourself and do the Best. Life is like a one way street. It will never lead you back. Enjoy life every moment as none of them will happen the same way again”. (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Keluargaku tercinta (Ibu, Bapak, dan Adik) yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan dan doa. 2. Teman-Teman GeGeeL yang selalu memberikan semangat dan nasehat. 3. Teman-teman Pendidikan Fisika 2007.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Sukarmin, M.Si, Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs. Sutadi Waskito, M.Pd. Selaku Pembimbing Akademik (PA) yang senantiasa memberikan semangat. 5. Bapak Sukarmin, M.Si, Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini. 6. Bapak Drs. Yohanes Radiyono,
Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini. 7. Bapak Drs. Tri Rahadi yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan penerjemahan instrumen Skripsi ini. 8. Bapak Drs. Suparno,M.M,, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pati yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 9. Ibu Sriani, guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Pati yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian. 10. Siswa-siswi kelas X SMA Negeri 1 Pati. Terima kasih atas bantuan dan commit to user kerjasamanya. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Ibu, Bapak, dan adikku yang telah memberikan do’a serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. 12. Teman-teman GeGeeL yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan Skripsi ini. 13. Teman-teman Pendidikan Fisika terkhusus angkatan 2007. 14. Teman-teman kost RahyLL yang memberikan semangat, nasihat dan dukungan. 15. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Dalam Skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka sangat diharapkan atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, November 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN COVER .......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK...................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..............................................................
4
D. Perumusan Masalah ................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
LANDASAN TEORI ....................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
6
1.
Belajar ..............................................................................
6
a.
Pengertian Belajar .....................................................
6
b.
Prinsip-prinsip Belajar ..............................................
7
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..............
8
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
2.
3.
Lingkungan Belajar ..........................................................
9
a.
Pengertian Lingkungan Belajar ................................
9
b.
Macam-macam Lingkungan Belajar .........................
9
Kesiapan Belajar ..............................................................
16
a.
Pengertian Kesiapan Belajar .....................................
16
b.
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Kesiapan
Belajar .......................................................................
17
Prestasi Belajar ................................................................
18
a.
Pengertian Prestasi Belajar .......................................
18
b.
Fungsi dan Kegunaan Belajar ...................................
19
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..
21
d.
Evaluasi Prestasi Belajar ...........................................
21
B. Penelitian yang Relevan ..........................................................
23
C. Kerangka Berpikir ...................................................................
24
D. Hipotesis Penelitian ................................................................
25
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
26
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
26
B. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................
26
4.
BAB III.
digilib.uns.ac.id
1.
Populasi Penelitian ...........................................................
26
2.
Sampel Penelitian ............................................................
26
3.
Teknik Pengambilan Sampel ...........................................
26
C. Desan dan Metode Penelitian .................................................
27
1.
Variabel Bebas .................................................................
27
2.
Variabel Terikat ...............................................................
28
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..............................
28
1.
Teknik Pengumpulan Data ...............................................
28
2.
Instrumen Pengumpulan Data ..........................................
29
a.
Instrumen Lingkungan Belajar .................................
29
b.
Instrumen Kesiapan Belajar ......................................
31
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................... 1.
Validitas ...........................................................................
33
2.
Reliabilitas .......................................................................
35
F. Teknik Analisis Data .............................................................
BAB IV.
33
36
1.
Uji Prasyarat Hipotesis ...................................................
36
2.
Uji Hipotesis ....................................................................
41
3.
Uji Kontribusi ..................................................................
42
HASIL PENELITIAN ...................................................................
43
A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................
43
1. Deskripsi Data Lingkungan Belajar Siswa ......................
43
2. Deskripsi Data Kesiapan Belajar Siswa ...........................
45
3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa .............................
46
B. Analisis Data ..........................................................................
47
1. Uji Prasyarat Hipotesis ....................................................
47
2. Uji Hipotesis ....................................................................
51
3. Uji Kontribusi ..................................................................
52
C. Pembahasan ............................................................................
52
1. Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar .......
52
2. Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar ...........
54
3. Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar Fisika ....................................... BAB V.
55
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..............................
58
A. Simpulan .............................................................................
58
B. Implikasi .................................................................................
58
C. Saran .......................................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
62
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Data ...........................................................
43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar Siswa ............................
44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar Siswa ................................
45
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ..................................
47
Tabel 4.5 Harga Statistik Uji Normalitas .......................................................
48
Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Lingkungan Belajar (X1) dengan Prestasi Belajar (Y) ...........................................................
49
Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ...........................................................
50
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Regresi Ganda Lingkungan Belajar (X1) dan Kesiapan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ...............
commit to user xv
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Hubungan Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar ...............................
25
Gambar 4.1
Histogram Lingkungan Belajar Siswa .......................................
44
Gambar 4.2
Histogram Kesiapan Belajar Siswa ...........................................
46
Gambar 4.3
Histogram Prestasi Belajar Siswa .............................................
47
Gambar 4.4
Diagram Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar..
49
Gambar 4.5
Diagram Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar.......
50
Gambar 4.6
Diagram Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar ...........................................................
commit to user xvi
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Lampiran 01
Kisi Angket Tryout Lingkungan Belajar ................................
62
Lampiran 02
Kisi Angket Tryout Kesiapan Belajar .....................................
63
Lampiran 03
Angket Tryout Lingkungan Belajar ........................................
64
Lampiran 04
Angket Tryout Kesiapan Belajar ............................................
71
Lampiran 05
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Lingkungan Belajar ....
77
Lampiran 06
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kesiapan Belajar .........
89
Lampiran 07
Kisi Angket Lingkungan Belajar ............................................
99
Lampiran 08
Kisi Angket Kesiapan Belajar ................................................. 100
Lampiran 09
Angket Lingkungan Belajar .................................................... 101
Lampiran 10
Angket Kesiapan Belajar ........................................................
107
Lampiran 11
Daftar Nilai Responden ..........................................................
112
Lampiran 12
Uji Normalitas Lingkungan Belajar ........................................ 113
Lampiran 13
Uji Normalitas Kesiapan Belajar ............................................
Lampiran 14
Uji Normalitas Prestasi Belajar ............................................... 117
Lampiran 15
Uji Independensi ....................................................................
Lampiran 16
Tabel Kerja Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X1
115
119
dengan Y ................................................................................. 122 Lampiran 17
Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X1 dengan Y .............
Lampiran 18
Tabel Kerja Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X2
124
dengan Y ................................................................................. 127 Lampiran 19
Uji Linearitas dan Signifikans Regresi X2 dengan Y .............. 129
Lampiran 20
Perhitungan Koefisien Regresi Linier Ganda .........................
132
Lampiran 21
Uji Hipotesis ...........................................................................
135
Lampiran 22
Uji Kontribusi .........................................................................
138
Lampiran 23
Analisis SPSS .........................................................................
139
Lampiran 24
Tabel Statistik .........................................................................
143
Lampiran 25
Jadwal Penelitian .................................................................... commit to user Surat-Surat ..............................................................................
148
Lampiran 26
xvii
149
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah kegiatan utama dalam dunia pendidikan di sekolah. Penentuan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah banyak melibatkan beberapa faktor atau komponen yang mendukung. Keberhasilan tersebut dapat diukur melalui prestasi belajar siswa. Berdasarkan pada berbagai hasil dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, menunjukkan adanya kenyataan bahwa tidak semua siswa bisa memperoleh prestasi yang baik dalam setiap kegiatan evaluasi pendidikan. Hal ini dapat dicontohkan pada evaluasi mata pelajaran Fisika di tingkat SMA, ada siswa yang memperoleh nilai tinggi, sedang dan ada yang memperoleh nilai rendah. Dalam lingkup pendidikan di sekolah, guru bertindak sebagai orang tua kedua bagi seorang siswa, sedangkan orang tua siswa dalam ruang lingkup pendidikan di sekolah berperan sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi seorang siswa dalam lingkungan keluarga. Faktor-faktor yang dapat menentukan prestasi belajar antara satu siswa dengan siswa yang lain pasti berbeda, sehingga prestasi belajar tiap-tiap siswapun juga akan berbeda satu sama lain. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Slameto (2010: 54), dua faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya prestasi belajar adalah: 1. Faktor yang ada pada individu itu sendiri yang disebut faktor internal, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh dan faktor psikologi yang meliputi bakat siswa, minat siswa, kecerdasan, motivasi, perhatian, kematangan, dan kesiapan. 2. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor eksternal, meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu lingkungan belajar. Faktor lingkungan ini antara lain meliputi lingkungan keluarga commit to user meliputi cara orang tua mendidik, dan lingkungan sekolah. Faktor lingkungan keluarga
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 6) menyebutkan bahwa keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan anak. Dalam keluarga, seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya, diajarkan dan dikenalkan berbagai nilai kehidupan yang sangat berguna dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Dalam lingkungan keluarga tersebut, orang tualah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan berperan sebagai pendidik paling utama. Semua yang diperoleh anak dalam keluarga akan menjadi dasar dan dikembangkan pada kehidupan-kehidupan selanjutnya. Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis, kondisi ekonomi berkecukupan. Perhatian dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian prestasi belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan belajarnya atau menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah orang tua bisa membantu. Orang tua acapkali memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih prestasi. Belajar dalam lingkungan keluarga yang harmonis akan memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada belajar dalam lingkungan keluarga yang kacau. Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan akan mendorong anak giat atau berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya, jika keluarga tidak harmonis, lingkungan kurang mendukung dan kurangnya perhatian orangtua siswa dalam mendukung anak-anaknya mengenyam dunia pendidikan maka akan dapat menyebabkan semangat belajar anak menurun sehingga prestasi belajar anak tidak bisa optimal (Sukmadinata, 2009: 6). Lingkungan belajar kedua setelah keluarga adalah lingkungan sekolah. Faktor lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Siswa SMA merupakan siswa yang commit to user kebebasan, ingin mengikuti trend beranjak remaja yang biasanya lebih menyukai
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
mode yang berkembang tanpa memikirkan hal itu pantas untuk dirinya atau tidak, sulit berdisiplin dalam belajar dan biasanya mudah dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya, terutama oleh teman bergaul. Pemilihan teman bergaul yang kurang baik, misalnya suka main game online, suka playstation, sering bolos, akan berdampak negatif dan menyebabkan siswa malas belajar sehingga prestasi belajarnya menjadi kurang memuaskan. Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan guru di sekolah tetapi juga diharapkan adanya peran serta dan kerjasama yang baik dari orang tua (keluarga) dan masyarakat (sosial). Kerjasama yang harmonis dan peran serta semua pihak diharapkan proses pendidikan dapat berhasil mengantarkan siswa menuju kedewasaan yang bertanggung jawab. Selain lingkungan belajar, faktor yang lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dan menyebabkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran rendah, yaitu faktor readiness atau kesiapan yang ada dalam individu itu sendiri. Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi. Dalam kegiatan belajar, kesiapan belajar merupakan kondisi siswa dalam mempelajari materi yang akan diberikan atau sebagai prasyarat untuk belajar materi berikutnya. Kondisi fisik, mental, emosional, motif dan ketrampilan akan mempengaruhi faktor kesiapan belajar dalam diri siswa. Faktor inilah yang berkaitan dengan kondisi siswa atau kesiapan siswa dalam menerima materi yang disampaikan (Slameto, 2010: 113). Kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan. Siswa yang berkesiapan belajar tinggi akan memiliki rasa ingin tahu yang besar, rasa percaya diri, dan minat yang besar pula untuk mempelajari suatu materi sehingga akan mudah untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Kesiapan belajar siswa sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam lingkungan sekolah dan dapat dilihat dalam hasil evaluasi belajar yang ditunjukkan melalui nilai raport siswa pada setiap akhir semester. Melalui nilai raport siswa ini, prestasi belajar dan kualitas pendidikan seorang siswa dapat dilihat, baik commit to user dalam lingkup sekolah maupun keluarga.
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan alasan yang telah diungkapkan, peneliti memandang perlu mengadakan penelitian tentang hubungan lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar fisika yang berjudul “Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pati”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Pencapaian prestasi belajar yang maksimal merupakan tujuan dari setiap kegiatan belajar, tetapi pada kenyataannya masih terdapat siswa yang kurang berprestasi. 2. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, tidak semua lingkungan belajar yang berpengaruh positif. 3. Siswa masih belum bisa memilih lingkungan belajar yang kondusif. 4. Dalam kegiatan belajar mengajar, tidak semua siswa siap menerima pelajaran yang disampaikan. 5. Kerjasama antarsiswa dirasa masih kurang sehingga menghambat kelancaran proses belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah agar penelitian lebih terarah dan mencapai tujuan yang tepat. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan belajar pada penelitian ini dibatasi pada lingkungan keluarga (kepekaan dan kepedulian orangtua) dan lingkungan sekolah (lingkungan kelas). 2. Kesiapan belajar pada penelitian ini dibatasi pada kesiapan psikis (kesiapan belajar mandiri). 3. Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati dalam mata pelajaran Fisika yang diterima di sekolah dalam bentuk laporan nilai akhir fisika semester commit to user genap.
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati.
E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Manfaat teoritis Secara umum dapat berguna bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya khasanah teori tentang belajar mengajar dan untuk mengetahui peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar siswa. 2. Manfaat praktis a) Sebagai masukan bagi guru dan calon guru bidang studi Fisika dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Fisika siswanya, dengan memperhatikan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, khususnya di kelas dan lingkungan sekolah serta memotivasi siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman untuk dirinya sendiri. b) Memberi masukan kepada orang tua siswa untuk selalu berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain dengan mendampingi anak belajar dan menciptakan hubungan yang baik antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak, ibu dengan anak dan anak dengan anak yang meliputi perhatian,
kasih
sayang
dan
komunikasi
sehingga
nantinya
dapat
meningkatkan prestasi belajar anaknya khususnya dalam bidang studi Fisika. c) Memberikan masukan kepada siswa untuk selalu meningkatkan kesiapan commit user belajar khususnya pada bidang studitoFisika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti, bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003: 63). Belajar mempunyai banyak definisi, baik itu berasal dari ahli pendidikan maupun psikolog. Menurut Muhibbin Syah (2003: 68), belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan secara psikologis, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Pendapat tersebut sesuai dengan Cronbach yang menyatakan bahwa belajar terlihat dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Suryabrata, 2006: 231). Definisi belajar tersebut menunjukkan bahwa inti kegiatan belajar adalah adanya perubahan perilaku dari si pembelajar itu sendiri. Belajar harus dapat mendorong subjek pelakunya terlibat dalam proses perubahan ke arah yang lebih baik. Dan akhirnya akan tercipta peningkatan kualitas pribadi dan masyarakat. Pembelajaran bagi siswa mempunyai tujuan agar siswa mendapatkan berbagai pengalaman, dan dengan pengalaman itu tingkah lakunya akan meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Tingkah laku di sini commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan norma pengendali sikap/perilaku siswa. Berdasarkan pengertian belajar, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan untuk menghasilkan kecakapan baru yang terlihat pada perubahan tingkah laku dan pengetahuannya. b. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam proses belajar yang dilakukan setiap siswa ditemukan berbagai macam kesulitan, baik kesulitan dalam memahami apa yang dipelajari maupun kesulitan dalam menghadapi pengaruh-pengaruh dari luar maupun dari dalam diri sendiri, yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar tersebut. Keberhasilan proses belajar dapat dilihat dalam hasil belajar yang diperoleh. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan kegiatan belajar perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar menurut Slameto (2010: 27-28) yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dan bersemangat sehingga meningkatkan minat belajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Lingkungan belajar siswa diperlukan untuk menciptakan interaksi antara lingkungan dan siswa sehingga menimbulkan kegairahan
(reinforcement).
Belajar
juga
harus
berlangsung
secara
berkesinambungan tahap demi tahap menurut perkembangan dan sistematika materi. Belajar merupakan proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. Dalam pengembangan kemampuan belajar siswa, misalnya bereksplorasi
juga
dibutuhkan
lingkungan
yang
menantang
untuk
meningkatkan motivasi siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Lingkungan belajar juga memerlukan sarana yang memadai agar membantu siswa belajar dengan tenang. Slameto
(2010:
27-28)
menyatakan
bahwa
belajar
bersifat
keseluruhan, setiap materi belajar memiliki struktur dan penyajian sederhana, sehingga siswa mudah menangkap materi. Dalam belajar, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan pengajaran yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
harus dicapai. Proses belajar perlu pengulangan berkali–kali agar hasil belajar yang berupa pengertian, keterampilan atau sikap dipahami oleh siswa. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. Sampai dimanapun perubahan tercapai atau dengan kata lain berhasil
tidaknya belajar itu
tergantung pada bermacam-macam faktor. Menurut Slameto (2010: 54-60), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor intern dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) faktor jasmaniah, antara lain berupa faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) faktor psikologis, antara lain berupa inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain: a) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, sarana dan prasarana), b) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, sarana dan prasarana), c) faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual) commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial).
2. Lingkungan Belajar a. Pengertian Lingkungan Belajar Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang
mempengaruhi
kelangsungan
perikehidupan
dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Utomo, 2007: 1). Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005: 168) adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Lingkungan belajar merupakan situasi yang turut serta mempengaruhi kegiatan belajar individu. Oemar Hamalik (2001: 195) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal. Slameto (2010: 60-64) menyatakan bahwa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan jelas akan memberikan pengaruh terhadap belajar siswa. Berdasarkan
pengertian
dari
definisi-definisi
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. b. Macam-Macam Lingkungan Belajar Slameto (2010: 72) menyatakan lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan belajar antara lain mencakup: 1) lingkungan keluarga, dan 2) lingkungan sekolah. (Utomo, 2007: 1) Lingkungan itu akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut: 1) Lingkungan Keluarga a) Pengertian Lingkungan Keluarga Untuk
mengadakan
pembahasan
lebih
lanjut
tentang
sumbangan dan peranan keluarga dalam mempengaruhi proses belajar dan perkembangan anak, maka perlu dikaji pengertian lingkungan keluarga. Pengertian lingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan dan keluarga. Pengertian keluarga menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005: 173) adalah pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda (hubungan menurut garis ibu) dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar, pembantu, dan lain-lain). Dari pengertian lingkungan dan keluarga di atas, maka dapat disimpulkan pengertian lingkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga. b) Faktor-Faktor Keluarga Menurut Slameto (2010:
60), siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Agar lebih jelas berikut akan penulis berikan sedikit uraian mengenai faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa belajar tersebut: commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1) Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar
anaknya.
Orang
tua
yang
kurang/tidak
memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik, karena anak akan berbuat seenaknya saja, Begitu pula mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras adalah cara mendidik yang juga salah. (2) Relasi Antar Anggota Keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. (3) Suasana Rumah Suasana rumah dimaksudkan
sebagai situasi atau
kejadian-kajadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. (4) Keadaan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku, dll. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keliarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin bahkan harus bekerja untuk membantu orang tuanya, akan commit to user Sebaliknya keluarga yang kaya, dapat mengganggu belajarnya.
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
orang tua sering mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak, anak hanya bersenang-senang akibatnya kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. (5) Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. (6) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. c) Fungsi Keluarga Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai fungsi kasih sayang, ekonomi, pendidikan, perlindungan/ penjagaan, rekreasi, status keluarga dan agama (Ahmadi, 2007: 108). Sedangkan menurut Bierstadt dalam Abu Ahmadi (2007: 109) keluarga berfungsi sebagai: (1) Menggantikan keluarga (2) Bersifat membantu (3) Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sexuil (4) Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan (5) Menunjukkan status Sementara itu Abu Ahmadi (2007: 110) sendiri menyebutkan fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Lingkungan Sekolah a) Pengertian Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, dan sebagainya. Lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler dan sebagainya. Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 165) menyatakan bahwa sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar memiliki sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong semangat belajar para siswanya. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah
adalah
lingkungan
dimana
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi. b) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2010: 64). Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai berikut: commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru perlu mencoba metode-metode mengajar yang baru, yang dapat membantu
meningkatkan
kegiatan
belajar
mengajar,
dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. (2) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. (3) Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan berusaha mempelajari mata pelajaran yang diberikannya dengan baik. (4) Relasi Siswa dengan Siswa Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan, akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya anak akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. (5) Disiplin Sekolah Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula, karena dapat memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(6) Alat Pelajaran Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya. (7) Waktu Sekolah Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang, sore/malam hari. Tetapi waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada pelajaran. (8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru dalam
menuntut
penguasaan
materi harus
sesuai
dengan
kemampuan siswa. (9) Keadaan Gedung Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. (10) Metode Belajar Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajarnya. (11) Tugas Rumah Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar, melainkan juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Fungsi Sekolah Fungsi sekolah antara lain sebagai berikut: 1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. 2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. 3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. 4. Sekolah
memberikan
pelajaran
etika,
keagamaan,
estetika,
membedakan moral. 5. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya siswa itu sendiri. Dari berbagai macam lingkungan belajar di atas, dapat diperoleh definisi lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif ditandai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah (kelas) yang mendukung belajar siswa. Lingkungan belajar yang baik dalam lingkungan keluarga antara lain: orangtua yang akrab, peka, peduli dan perhatian terhadap anaknya, suasana rumah yang tenang dan tentram. Sedangkan lingkungan sekolah (kelas) yang kondusif antara lain: siswa dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan baik, guru dapat bersikap adil dalam membimbing dan mendidik siswa, siswa dapat berdiskusi dan memberikan pendapatnya serta melakukan penyelidikan untuk memecahkan tugas dan masalah yang ada.
3. Kesiapan Belajar a. Pengertian Kesiapan Belajar Slameto (2010: 113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu commit to user untuk memberi respon. Sedangkan saat akan berpengaruh atau kecenderungan
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
menurut Hamalik (2003: 41) yang menyatakan kesiapan sebagai keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu. Lain halnya menurut Soemanto (1998: 191), orang yang mengartikan readiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara tertentu. Menurut Djamarah (2002: 35) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan (Putra, 2010). Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang (khususnya siswa) yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam pelajaran atau siap menerima pelajaran. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Belajar Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut: 1) Menurut Darsono (2000: 27) faktor kesiapan meliputi: a) Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar. b) Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya gelisah, tertekan, dsb. merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar. 2) Menurut Slameto (2003: 113) kondisi kesiapan mencakup tiga aspek,yaitu: a) Kondisi fisik, mental dan emosional. b) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan. c) Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. 3) Menurut Djamarah (2002: 35) faktor-faktor kesiapan meliputi: a) Kesiapan fisik. Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu,mengantuk, dan sebagainya) b) Kesiapan psikis. Misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik. c) Kesiapan Materiil. Misalnya ada bahan yang dipelajari atau commit user catatan dan lain-lain. dikerjakan berupa buku to bacaan,
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
4) Menurut Soemanto (1998: 141) faktor yang membentuk readiness meliputi: a) Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologi; ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera, dan kapasitas intelektual. b) Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan diri (Putra, 2010: 1). Sedangkan Lori Rice-Spearman (2010: 11) menyebutkan bahwa kesiapan psikis yaitu kesiapan untuk belajar mandiri yang meliputi senang belajar, belajar sepanjang hayat, konsep diri, pemahaman diri, toleransi ambiguitas dalam pengalaman belajar, tanggung jawab dalam belajar, inisiatif untuk mengatur kegiatan belajar dan pendekatan kreatif dalam kegiatan belajar. Dari faktor-faktor tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kesiapan belajar yang baik yaitu: a. Kondisi fisik; mental; dan emosional siswa yang stabil, ada hasrat untuk belajar, ada motivasi intrinsik, memiliki inisiatif; kebebasan; dan ketekunan dalam belajar, menerima tanggung jawab untuk belajarnya sendiri dan melihat masalah sebagai tantangan dan bukan rintangan, memiliki kemampuan disiplin diri dan keingintahuan yang tinggi, dan menyusun waktunya dan mengatur sebuah langkah yang tepat dalam belajar dan mengembangkan sebuah rencana untuk menyelesaikan pekerjaannya (faktor internal). b. Ada bahan yang dipelajari dan tersedia fasilitas yang mendukung kesiapan belajar siswa (faktor eksternal).
4. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993: 700)commit menyatakan to user bahwa prestasi belajar adalah
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya, dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami sesuatu dengan baik. Muhibbin Syah (1997: 141) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Muhammad, 2008: 1). Prestasi belajar menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 102) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik. Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. 2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi. 3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari usaha belajar terhadap nilai akhir mata pelajaran fisika semester genap yang diterima di sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk angka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
b. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar Tercapainya prestasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik (2001: 159) menyatakan evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran dan pengolahan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator dan derajat perubahan tingkah laku. Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi yaitu untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Maka, pelaksanaan evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik pada awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, maupun pada akhir tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1990: 3-4) adalah : 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Sedangkan kegunaan prestasi itu sendiri adalah : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar. Untuk keperluan diagnostik. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan. Untuk keperluan penempatan dan penjurusan. Untuk menentukan isi kurikulum. Untuk menentukan kebijaksanaan commit to sekolah. user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengingat fungsi dan kegunaan prestasi belajar yang sangat penting, diharapkan para siswa akan berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang setinggi-tingginya.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 162-165) untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). 1) Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kondisi dan kesehatan jasmani, kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. 2) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitar dan sebagainya. Berdasarkan uraian tentang faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar, maka pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi
belajar
sama
dengan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). d. Evaluasi Prestasi Belajar 1) Pengertian Evaluasi Menurut Muhibbin Syah (2003: 197), evaluasi adalah penilaian tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan suatu program yang telah ditetapkan. Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan suatu program. commitpengertian to user Berdasarkan uraian tentang evaluasi, disimpulkan bahwa
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
evaluasi adalah kegiatan pengukuran dan penilaian tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program. 2) Tujuan dan Fungsi Evaluasi Tujuan evaluasi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2003: 198), antara lain: a) Untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam proses belajar. b) Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dalam kelompok kelasnya. c) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. d) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang digunakan guru. Fungsi evaluasi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2003: 200), antara lain: a) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor. b) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan. c) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. 3) Ragam Evaluasi a) Pre-test dan Post-test Pre-test dilakukan setiap memulai materi baru untuk mendidentifikasi pengetahuan siswa pada materi yang akan diajarkan. Sedangkan posttest dilakukan setiap akhir materi untuk mengetahui penguasaan siswa mengenai materi yang telah diajarkan b) Evaluasi Prasyarat Evaluasi
prasyarat
dilakukan
dengan
tujuan
mengidentifikasi
penguasaan siswa tentang materi pelajaran yang telah dibahas untuk mendasari materi yang akan diajarkan. c) Evaluasi Diagnostik Evaluasi diagnostik dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Evaluasi Formatif Evaluasi formatif dapat dipandang sebagai ulangan yang dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa pada setiap akhir suatu materi. e) Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif dapat dipandang sebagai ulangan umum yang dilakukan akhir semester atau tahun pelajaran dengan tujuan untuk bahan laporan resmi tentang kinerja akademik siswa.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang peneliti lakukan ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto yang berjudul “Hubungan antara Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Karangdowo Tahun Ajaran 2006/2007”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkungan belajar sangat berhubungan dengan prestasi belajar. Dengan didukung lingkungan belajar yang nyaman maka akan diperoleh prestasi belajar yang optimal (Supriyanto, 2007: 23). Penelitian lain terkait lingkungan belajar yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bret Allen Taylor dengan judul “The Influence of Classroom Environment on High School Student’s Mathematics Anxiety and Attitudes” dengan hasilnya yaitu lingkungan belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Lingkungan belajar yang kondusif akan memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Taylor, 2004: 10). Penelitian yang relevan dengan kesiapan belajar pernah dilakukan oleh Lori Rice-Spearman, B.S., M.S. yang berjudul “Self-Directed Learning Readiness In Clinical Laboratory Scientists: Developing Skills For Practice”. Penelitian tersebut menilai sikap, kecakapan dan perilaku seorang pelajar ke arah pengambilan tanggung jawab terhadap pembelajaran pelajar itu sendiri. Hasilnya, pelajar yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat mengembangkan kecakapan yang dimilikinya (Rice-Spearman, 2010: 11). commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah tercapai, maka dapat dilakukan dengan melihat prestasi belajar siswa. Siswa maupun guru menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua macam yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (intern) antara lain kecerdasan (intelegensi), minat, perhatian, motivasi, kesiapan dan kemauan belajar, sedangkan faktor yag berasal dari luar diri siswa (ekstern) antara lain lingkungan
keluargadan
lingkungan
sekolah.
Faktor-faktor
tersebut
dapat
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kepada siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Dalam lingkungan keluarga yaitu orang tualah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan berperan sebagai pendidik paling utama. Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis, kondisi ekonomi berkecukupan. Perhatian dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian prestasi belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan belajarnya atau menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah orang tua bisa membantu. Orang tua acapkali memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih prestasi. Belajar dalam lingkungan keluarga yang harmonis akan memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada belajar dalam lingkungan keluarga yang kacau. Sedangkan dalam lingkungan sekolah, interaksi antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa juga ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru yang memberi perhatian pada siswa dan membantu siswa menyelesaikan permasalahan to user dalam belajar serta siswa lain yangcommit membantu siswa tersebut dalam pembelajaran di
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas, kedua hal tersebut dapat memberi pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Selain faktor lingkungan, kesiapan belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar seorang siswa. Antara kebutuhan, motif, tujuan dan kesiapan memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan. Siswa yang berkesiapan belajar tinggi akan memiliki rasa ingin tahu yang besar, rasa percaya diri, dan minat yang besar pula untuk mempelajari materi yang dipelajarinya sehingga akan mudah untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. Dari uraian di atas dapat diharapkan bahwa lingkungan belajar yang baik bagi siswa dan kesiapan belajar yang tinggi akan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1. Lingkungan Belajar (X1), dengan indikator: lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah Prestasi belajar (Y) dilihat dari nilai mata pelajaran fisika
Kesiapan belajar (X2) dengan indikator: kesiapan psikologis (kesiapan belajar mandiri)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 2010: 67). Dalam penelitian ini dapat diambil hipotesis yaitu: Ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pati pada semester genap Tahun Ajaran 2011/2012 .
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati yang terdiri dari 9 kelas, yaitu kelas X-1 sampai X-9 dengan total 288 siswa. 2. Sampel Dari populasi penelitian, diambil sampel dua kelas secara acak sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 25 siswa. 3. Teknik Pengambilan Sampel Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 260) menyatakan bahwa secara umum untuk penelitian korelasional jumlah sampel sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar. Peneliti mengambil sampel sebanyak 50 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ini yang dilakukan dengan cara mengambil kelompokkelompok dalam populasi dengan asumsi bahwa kondisi kemampuan awal siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pati adalah sama. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah kelas X-1 dan X-3 dengan jumlah 50 siswa. Pemilihan kelas X tersebut sebagai sampel penelitian karena peneliti menganggap kelas tersebut cukup bisa mewakili karakteristik dari populasi yaitu seluruh siswa kelas X. Alasan peneliti menggunakan teknik ini adalah karena dalam teknik random sampling pengambilan sampel bersifat objektif, selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana sampel tersebut bisa muncul. Dengan cara ini setiap kelompok mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. commit to user
26
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Desain dan Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 4), penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian expost facto. Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 55) menyatakan bahwa penelitian expost facto (expost facto research) meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian expost facto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol atau diobservasi. Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu: 1. Variabel Bebas (independen variable) Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu: lingkungan belajar dan kesiapan belajar. a. Lingkungan belajar Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab II, lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Variabel X1 menggunakan indikator berupa
skor yang diperoleh dari tes angket lingkungan belajar dengan skala pengukuran interval. b. Kesiapan belajar Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab II, kesiapan belajar adalah kondisi psikis (mental) individu yang memungkinkan subyek dapat melakukan belajar. Variabel X2 menggunakan indikator berupa skor yang diperoleh dari tes angket kesiapan belajar dengan skala pengukuran interval. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Variabel Terikat (dependen variable) Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan akibat atau pengaruh dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar Fisika siswa. Prestasi belajar Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab II, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Variabel Y menggunakan nilai rapor Fisika akhir semester genap dengan skala pengukuran interval.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan metode angket dan dokumentasi. a) Angket Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan, yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2010: 76) mengemukakan bahwa metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010: 194) mengatakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data dari variabel bebas yaitu lingkungan belajar dan kesiapan belajar. b) Dokumentasi Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar fisika siswa kelas X yang berupa nilai fisika akhir semester genap tahun ajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data lingkungan belajar dan kesiapan belajar berupa angket. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan, yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 194), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui. a. Instrumen Lingkungan Belajar Dalam penyusunan angket lingkungan belajar, peneliti mengambil beberapa item angket tersebut dari research bertajuk Caring and Learning Environments (Goelman, 2000: 147-148) dan tesis bertema The Influence of Classroom Environment on High School Student (Taylor, 2004: 148-149). Dalam penelitian tersebut, Goelman menggunakan The Caregiver Interaction Scale (CIS) sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi tentang afektif dan interaksi antara orang tua dan anak. CIS telah digunakan dalam penelitian lain untuk menilai tiga dimensi spesifik dari perilaku guru. Subskala CIS yang pertama fokus pada sensitivitas guru, yang didefinisikan sebagai perilaku guru yang hangat, penuh perhatian dan terlibat. Sub-skala yang kedua fokus pada tingkat ketegasan guru, sejauh mana guru menunjukkan perilaku kritis, mengancam atau menghukum. Sub-skala yang ketiga yaitu detasemen, atau rendahnya tingkat interaksi dan pengawasan oleh guru. Tiga sub-skala melibatkan total 23 deskripsi perilaku. Setiap deskripsi diranking pada sejauh mana ia mencerminkan perilaku guru, dengan menggunakan skala empat poin berikut: "tidak sama sekali," "agak", "cukup sedikit," dan " Sangat banyak". Sedangkan untuk penelitian yang akan dilakukan ini, ketiga sub-skala di atas masih hampir sama, dengan penyesuaian untuk menilai hubungan siswa dan orangtua di rumah. Dalam penyusunan angket, diambil 18 item dari tiga dimensi di atas dengan 7 item dari dimensi sensitivitas, 7 item dari dimensi ketegasan dan 4 item dari dimensi detasemen. Setelah dilaksanakan try out, commit to userselanjutnya 15 item yang valid akan terdapat 3 item yang tidak valid, sehingga
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disertakan dalam angket penelitian bersama dengan angket lingkungan sekolah. Item angket lingkungan keluarga tersebut dimasukkan pada nomor item awal, yaitu nomor item 1-15. Sedangkan
Taylor
dalam
penelitiannya
menggunakan
survei
lingkungan belajar What is Happening in this Class? (WIHIC) yang disusun oleh Fraser, McRobbie, and Fisher (dalam paper Zandvliet, 2007: 3) yang terdiri dari dimensi interaksi siswa, dukungan guru, keterlibatan, orientasi tugas, keadilan, penyelidikan, dan kerjasama. Fraser (dalam paper Zandvliet, 2007: 4) menjelaskan penelitian tentang lingkungan belajar sebagai deskriptif kelas dan prediksi belajar siswa. Saat ini, studi tentang lingkungan belajar memiliki
peran
yang
penting,
antara
lain:
di
pra-pelatihan
guru,
pengembangan profesional dan evaluasi kurikulum baru. Sejak mulai hampir 30 tahun yang lalu, instrumen lingkungan pembelajaran telah dikembangkan, diuji dan divalidasi dalam berbagai pengaturan dan dalam berbagai negara. Instrumen ini telah terdiri dari skala yang digunakan untuk mengidentifikasi konstruksi tertentu dalam lingkungan belajar. Contoh ini meliputi: interaksi siswa, keterlibatan guru, lingkungan material, kerja sama, orientasi tugas dan keadilan. Setiap skala biasanya terdiri dari item yang dirancang untuk mengevaluasi aspek tertentu dari lingkungan belajar. WIHIC telah digunakan dan divalidasi dalam beberapa studi penelitian besar (Fraser, 1998: 1). Hasil WIHIC memiliki validitas faktorial dan reliabilitas yang baik. Pada penelitian yang akan dilakukan, skala yang digunakan masih sama yaitu interaksi siswa, keterlibatan guru, lingkungan material, kerja sama, orientasi tugas dan keadilan. Dalam penyusunan angket, diambil 42 item dari tujuh dimensi di atas dengan masing-masing 6 item tiap dimensi. Setelah dilaksanakan try out, terdapat 5 item yang tidak valid, sehingga selanjutnya akan diambil 35 item yang valid dengan masing-masing 5 item tiap dimensi yang akan disertakan dalam angket penelitian bersama dengan angket lingkungan keluarga. Item angket lingkungan sekolah tersebut dimasukkan to useritem 16-50. pada nomor item selanjutnya,commit yaitu nomor
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
b. Instrumen Kesiapan Belajar Sedangkan dalam penyusunan angket kesiapan belajar, peneliti mengambil dari tesis bertajuk Readiness For Self-Directed Learning And The Cultural Values Of Individualism/Collectivism Among American And South Korean College Students Seeking Teacher Certification In Agriculture (In Heok Lee, 2004: 155-156) dan disertasi bertema Self-Directed Learning Readiness (Lori Rice-Spearman, 2010: 59-62) yang telah dipublikasikan dalam format pdf. Hal ini dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk menilai sikap pembelajar, keterampilan, dan perilaku berkenaan pertanggungjawaban untuk pembelajaran mereka sendiri. Dalam diri siswa dengan kesiapan belajar mandiri tinggi terdapat seorang pelajar yang sangat mandiri yang menunjukkan inisiatif, kemandirian, dan ketekunan dalam belajar, salah satu yang menerima tanggung jawab untuk belajar sendiri dan melihat masalah sebagai tantangan─bukan hambatan, salah satunya yang mampu disiplin diri dan memiliki derajat yang tinggi dari rasa ingin tahu; orang yang memiliki keinginan yang kuat untuk belajar atau berubah dan percaya diri; orang yang dapat menggunakan keterampilan belajar dasar, mengatur waktunya dan mengatur kecepatan yang sesuai untuk belajar, dan untuk mengembangkan rencana untuk menyelesaikan pekerjaan; orang yang menikmati belajar dan memiliki kecenderungan untuk berorientasi pada tujuan. Dari karakteristik pembelajar dengan kesiapan belajar mandiri di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian yaitu: senang belajar, belajar sepanjang hayat, konsep diri, pemahaman diri, toleransi ambiguitas dalam pengalaman belajar, tanggung jawab berkaitan dengan belajar, inisiatif mengatur kegiatan belajar dan pendekatan kreatif dalam belajar. Pada uji coba awal, korelasi product moment Pearson belah dua dengan koreksi Spearman-Brown menghasilkan koefisien reliabilitas 0,94. Pada penelitian ini, skala yang digunakan masih sama yaitu senang belajar, belajar sepanjang hayat, konsep diri, pemahaman diri, toleransi ambiguitas commit tojawab user berkaitan dengan belajar, inisiatif dalam pengalaman belajar, tanggung
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
mengatur kegiatan belajar dan pendekatan kreatif dalam belajar. Dalam penyusunan angket, diambil 5 item dari tesis In Heok Lee dan 45 item dari Disertasi Rice-Spearman. Setelah dilaksanakan try out, terdapat 7 item yang tidak valid, sehingga selanjutnya akan diambil 40 item yang valid. Item angket kesiapan belajar tersebut dimasukkan pada nomor item 1-40. Dalam penyusunan angket, terdapat urutan penyusunan hampir sama dengan angket sebelumnya. Tujuan penyusunan angket untuk memperoleh data tentang lingkungan belajar dan kesiapan belajar siswa. Aspek-aspek dalam lingkungan belajar dan kesiapan belajar mengikuti aspek dalam angket sebelumnya. Aspek-aspek tersebut sudah dijabarkan dalam bentuk kisi spesifikasi data agar permasalahan pada setiap aspek yang akan dituangkan dalam angket menjadi lebih jelas. Lampiran 1 berisi kisi angket lingkungan belajar dan lampiran 2 berisi kisi angket kesiapan belajar. Kisi spesifikasi data berisi tentang batasan konsep yang akan diteliti dan indikator-indikator yang perlu diidentifikasi dan diukur. Langkah selanjutnya yaitu menyusun petunjuk pengisian angket untuk mempermudah pengisian angket dalam pengambilan data. Penyusunan pernyataan menggunakan rating-scale atau skala bertingkat. Nilai jawaban angket dari masing-masing pertanyaan yang diajukan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Suharsimi Arikunto (2010: 284) berpendapat bahwa untuk alternatif jawaban yang berupa pendapat, alternatif jawaban yang disediakan adalah “Sangat Setuju”, “Setuju”, “Abstein”, “Kurang Setuju”, dan “Tidak Setuju”. Alternatif jawaban ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2010: 284) yang menyatakan bahwa : Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan user disarankan alternatif pilihannya itu memang ada benarnya.commit Maka to memang
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju”, dan “Setuju” ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain, yaitu ”Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi atau kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan ”Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah juga ”Tidak Setuju”. Deskripsi respon yang digunakan dalam penelitian ini pada angket lingkungan belajar dan kesiapan belajar menggunakan skala Likert yang dimodifikasi menjadi skala 1 sampai 4. Item yang mengarahkan jawaban positif pemberian skor ditunjukkan dengan skor 4 untuk jawaban “Selalu”, skor 3 untuk jawaban “Sering”, skor 2 untuk jawaban “Kadang-kadang”, dan skor 1 untuk jawaban “Tidak Pernah”. Sedangkan item yang mengarahkan jawaban negatif pemberian skor ditunjukkan dengan skor 4 untuk jawaban “Tidak Pernah”, skor 3 untuk jawaban “Kadang-kadang”, skor 2 untuk jawaban “Sering”, dan skor 1 untuk jawaban “Selalu”.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat valid atau kesahihan alat pengukur. Saifuddin Azwar (2003: 5), berpendapat bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut. Butir pertanyaan pada angket diuji validitasnya (rxy) menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson dengan taraf signifikansi 5%. Dengan N = jumlah subyek, x = skor tiap butir soal, y = skor total dari tiap subjek, maka perumusannya: rxy
N xy x y
N x
2
( x ) 2 N Y 2 ( Y) 2 commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kriteria yang dipakai untuk mengetahui validitas adalah rxy rtabel = item valid rxy < rtabel = item tidak valid (invalid) Keterangan : rxy = koefisien korelasi x = skor tiap item soal y = skor total dari tiap subjek n = jumlah subjek
(Arikunto, 2010: 213)
Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket lingkungan belajar pada lampiran 5, terdapat 8 item yang tidak valid dari 60 item. Pernyataan yang tidak valid diantaranya item 4, 13, 14, 28, 31, 37, 45, 55. Sedangkan pernyataan yang valid berjumlah 52 item, diantaranya item 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60. Pernyataan yang tidak valid dikeluarkan dari angket sehingga angket yang digunakan dalam penelitian hanya berisi item pernyataan yang valid. Angket lingkungan belajar yang digunakan dalam penelitian terdapat pada Lampiran 9. Pada Lampiran 6 terdapat perhitungan validitas angket kesiapan belajar yang terdiri dari 50 item. Pernyataan yang tidak valid sebanyak 7 item, diantaranya item 6, 12, 13, 23, 27, 37, 41. Sedangkan pernyataan yang valid berjumlah 43 item, diantaranya item 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Angket kesiapan belajar yang digunakan dalam penelitian terdapat pada Lampiran 10. 2. Reliabilitas Skor instrumen angket minat mempunyai rentang antara 1 hingga 4. Oleh karena itu, pengujian realibilitas menggunakan rumus Alpha.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan
δb2 = jumlah variansi butir δt2 = variansi total Kriteria yang dipakai dalam menentukan ada tidaknya reliable pada soal dapat dianalisis dengan cara mengkonsultasikan r11 (r hitung) nilai alfa. Dengan ketentuan tingkat reliabilitas nilai alfa adalah 0,00 r 0,20 : kurang reliabel 0,20 r 0,40 : agak reliabel 0,40 r 0,60 : cukup reliabel 0,60 r 0,80 : reliabel 0,80 r 1,00 : sangat reliable
(Arikunto, 2010: 239) Reliabilitas angket lingkungan belajar sebesar r11 = 0.911. Berdasarkan ketentuan nilai alpha, maka angket lingkungan belajar memiliki reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 5. Sedangkan perhitungan reliabilitas kesiapan belajar terdapat pada Lampiran 6. Reliabilitas angket kesiapan belajar bernilai r11 = 0.908 termasuk tingkat reliabilitas tinggi.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan dalam penelitian untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan maksud untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui analisis data tersebut. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik regresi linier dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Hipotesis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari sampel penelitian normal atau tidak. Pengujian commitberdistribusi to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
normalitas menggunakan uji “Liliefors”, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan hipotesis Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Dipilih α= 5% 2) Statistik uji L maks FZ i SZ i
Keterangan:
Fz i Pz z i ,
Z ~ N(0,1)
S(Zi) = proporsi cacah Z1, Z2, Z3 yang Zi S Z i
Banyaknya z1 , z 2 , z 3 yang z i n
Z i skor standar di mana z i
Xi X s
S standar deviasi sampel
3) Daerah kritik (Dk) DK :L L L α/n
L L α; n yang diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat signifikansi α= 5% dan derajat kebebasan n (ukuran sampel) 4) Keputusan uji Ho ditolak jika L DK atau diterima jika L DK (Sudjana, 2005: 466-467) b. Uji Independensi Uji independensi digunakan untuk menyelidiki kaitan antara variabel bebas X1 dan X2. Jika terdapat kaitan atau korelasi antar variabel bebas maka hubungan antara variabel bebas dan veriabel terikat dapat terganggu. Dalam uji ini digunakan rumus Product Moment sebagai berikut:
rxy
n X 1 X 2 X 1 X 2 2 2 2 2 n X X n commit X touser X
1
1
2
2
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil yang diperoleh berupa r hitung akan dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 % dan n = 50. Keputusan uji: rhitung rtabel : antara X1 dan X2 independen rhitung > rtabel : antara X1 dan X2 dependen c. Uji Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel-variabel bebas dengan terikat bersifat linear. Sudjana (2005: 330-338) menyatakan bahwa jika linier maka persamaan garisnya adalah garis lurus. 1) Uji linieritas untuk dua variabel bebas dan satu variabel terikat Untuk regresi linier ganda pemeriksaannya hanya dilakukan terhadap keberartian regresi dengan menerima kenyataan bahwa bentuknya sudah linier. Persamaan regresi ˆ b b X b X Y 0 1 1 2 2
Jika x 1 X 1 X1 , x 2 X 2 X 2 , y Y Y , maka b 0 , b1 dan b 2 dapat dicari dengan rumus
b 0 Y b 1 X1 b X 2 b1
b2
x x y x x x y x x x x x x y x x x y x x x x 2 2
1
2 1
2 1
1
1
1
2 2
2
2
2 2
2
2 1
2
2
2
1
2
1
2
Langkah-langkah dalam uji signifikansi regresi linier ganda a) Hipotesis Ho = koefisien arah regresi tidak signifikan Ha = koefisien arah regresi signifikan b) Statistik Uji
F
JK reg /k JK(S)/ n k 1
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Komputasi JK reg b 1 x 1 y b 2 x 2 y JK S y 2 JK(reg)
Y
2
y
2
Y
2
n
d) Daerah Kritik
F F F
α; k; n k 1
e) Keputusan Uji Ho ditolak jika harga F DK Keterangan: F
: bilangan F untuk uji linearitas
JK (reg)
: jumlah kuadrat regresi
JK (G)
: jumlah kuadrat galat
JK (TC)
: jumlah kuadrat tuna cocok
JK (S)
: jumlah kuadrat sisa
RJK (reg) : varians regresi RJK (S)
: varians sisa
RJK (G)
: varians kekeliruan
RJK (TC) : varians tuna cocok n
: cacah sampel
k
: cacah variabel bebas
2) Uji linieritas untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat ˆ a bX Persamaan regresi adalah Y
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus:
Y X X X Y a n X X n X Y X Y b n X X commit to user 2 i
i
i
i
i
i
i
2 i
i
2
2 i
i
2
i
i
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah-langkah dalam uji linieritas: a) Hipotesis Ho = model regresi linier Ha = model regresi tidak linier b) Statistik Uji
F
RJK(TC) RJK(G)
c) Komputasi
Y 2 2 JK(G) X 1 Y n
JK (TC) = JK (S) – JK (G) dimana: JK (S)
= JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
JK(T) Y 2
Y JK(a)
2
n
X i Y JK(b/a) b X i Y , n
dk (TC) = k – 2 dk (G) = n – k RJK(TC) RJK(G)
JK(TC) dk(TC)
JK(G) dk(G)
d) Daerah Kritik
F F F
α; k 2; n k
e) Keputusan Uji Ho ditolak jika F DK commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji signifikansi regresi linier sederhana: a) Hipotesis Ho = koefisien arah regresi tidak signifikan Ha = koefisien arah regresi signifikan b) Statistik uji F
RJK(b a ) RJK(s)
c) Komputasi RJK(b a ) JK b a RJK s
JK(S) n2
d) Daerah Kritik
DK F F Fα; 1; n 2 e) Keputusan Uji Ho ditolak jika F DK
2. Uji Hipotesis a. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat 1) Hipotesis Ho : y .1, 2...k 0 (koefisien korelasi tidak signifikan) Ha : y .1, 2,... k 0 (koefisien korelasi signifikan) 2) Statistik uji F
R 2 n k 1 k 1 R2
3) Komputasi R2
JK reg
y
2 i
Y commit to user 2
y
2
Y
2
n
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Daerah kritik DK F F Fα;k;n k 1
5) Keputusan uji Ho ditolak jika F DK (Sudjana, 2005: 385) b. Untuk mengetahui hubungan yang terdiri dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat 1) Hipotesis Ho : y.i 0 (koefisien korelasi tidak signifikan) Ha : y.i 0 (koefisien korelasi signifikan) 2) Statistik Uji t
r n2 1 r2
3) Komputasi
ry, i
n X i Y X i Yi
n X
2 i
X i n Yi2 Yi 2
2
4) Daerah kritik
t t t
/ 2, n 2
5) Keputusan uji Ho ditolak jika t DK (Sudjana, 2005: 379-380)
3. Uji Kontribusi a. Menghitung Sumbangan Relatif X1 dan X2 Terhadap Y Sumbagan Relatif (SR) digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengsn jumlah SR semua variabel bebasnya sama dengan 1 (100%). Rumus yang digunakan yaitu:
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SR X1 SR X2
a1 x1y JK reg
100%
a 2 x2 y JK reg
100%
b. Menghitung Sumbangan Efektif (SE) X1 dan X2 Terhadap Y Sumbagan Relatif (SR) digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengsn jumlah SR semua variabel bebasnya sama dengan R. Rumus yang digunakan yaitu: SE X1 SR X1 R 2
SE X2 SR X2 R 2 Keterangan: SR
: sumbangan relatif masing-masing prediktor
SE
: sumbangan efektif masing-masing prediktor
R
: koefisien antara X1 dan X2 dengan Y (Hadi, 2001: 46)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian yang diperoleh berupa data lingkungan belajar siswa (X1), kesiapan belajar siswa (X2) dan prestasi belajar Fisika siswa (Y) kelas X semester II SMA Negeri 1 Pati yang disebarkan pada 50 responden. Data lingkungan belajar dan kesiapan belajar siswa dikumpulkan menggunakan teknik angket. Sedangkan prestasi belajar fisika siswa diambil menggunakan teknik dokumentasi yang berupa nilai akhir fisika semester genap (nilai raport). Gambaran yang jelas dari masing-masing variabel dalam penelitian diberikan rangkuman deskripsi data dari masing-masing variabel pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Rangkuman Deskripsi Data Variabel
Mean
Median
Modus
Jangkauan
Standar Deviasi
X1
75.20
78.000
82.000
43.000
9.069
X2
75.14
74.000
69.000 81.000
37.000 13.000
8.249
Y
84.000 85.44 Deskripsi data disajikan pada Lampiran 12, 13, dan 14.
4.639
Tabel distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data disajikan pada Tabel 4.2 sampai 4.4 dan Gambar 4.1 sampai 4.3.
1. Deskripsi Data Lingkungan Belajar Siswa Data lingkungan belajar siswa diperoleh dari angket yang diberikan pada sampel penelitian sebanyak 50 responden. Skor tertinggi yang dapat dicapai siswa pada lingkungan belajar adalah 98. Dengan jumlah responden sebanyak 50 siswa, maka nilai tertinggi dari variabel lingkungan belajar adalah 50 x 100 = 5000, jumlah skor variabel lingkungan belajar berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan adalah commit to user 43
X
1
= 3760. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
demikian tingkat lingkungan belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati adalah 3760 : 5000 = 0.752 atau 75.2 %. Untuk menentukan banyaknya kelas (N) dalam pembuatan tabel distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut. N = 1 3.3 log 50 = 6.607 (banyaknya kelas dibuat 7) Dan panjang kelas interval X1 adalah ΔNX1 =
98 55 6.508 (panjang kelas interval dibuat 7) 6.607
Distribusi frekuensi data lingkungan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2 dengan histogram/grafik pada Gambar 4.1. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Lingkungan Belajar Siswa Frekuensi
Interval
Real 1 10 9 9 18 2 1 50
52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 87 – 93 94 – 100 Jumlah
Relatif 2% 20 % 18 % 18 % 36 % 4% 2% 100 %
20 15 10 5 0 52 - 58
59 - 65
66 - 72
73 - 79
80 - 86
87 - 93
Gambar 4.1. Histogram Lingkungan Belajar commit to user
94 - 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2. Deskripsi Data Kesiapan Belajar Siswa Data lingkungan belajar siswa diperoleh dari angket yang diberikan pada sampel penelitian sebanyak 50 responden. Skor tertinggi yang dapat dicapai siswa pada kesiapan belajar adalah 96. Dengan jumlah responden sebanyak 50 siswa, maka nilai tertinggi dari variabel kesiapan belajar adalah 50 x 100 = 5000, jumlah skor variabel lingkungan belajar berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan adalah
X
1
= 3757. Dengan
demikian tingkat kesiapan belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati adalah 3757 : 5000 = 0.75 atau 75 %. Untuk menentukan banyaknya kelas (N) dalam pembuatan tabel distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut. N = 1 3.3 log 50 = 6.607 (banyaknya kelas dibuat 7) Dan panjang kelas interval X1 adalah ΔNX1 =
96 59 5.6 (panjang kelas interval dibuat 6) 6.607
Distribusi frekuensi data kesiapan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3 dengan histogram/grafik pada Gambar 4.2. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar Siswa Interval 57 – 62 63 – 68 69 – 74 75 – 80 81 – 86 87 – 92 93 – 100 Jumlah
Frekuensi Real 2 8 18 10 8 2 2 50
commit to user
Relatif 4% 16 % 36 % 20 % 16 % 4% 4% 100 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
20 15 10 5 0
57-62
63-68 69-74
75-80
81-86
87-92
93-100
Gambar 4.2. Histogram Kesiapan Belajar Siswa 3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Fisika Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai raport Fisika akhir semester genap. Dari data yang telah terkumpul dapat diketahui nilai terendah adalah 78 dan nilai tertinggi sebesar 95. Skor tertinggi yang dapat dicapai siswa pada prestasi belajar adalah 95. Dengan jumlah responden sebanyak 50 siswa, maka nilai tertinggi dari variabel prestasi belajar adalah 50 x 100 = 5000, jumlah skor variabel prestasi belajar berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan adalah
X
1
= 4272. Dengan demikian tingkat
prestasi belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati adalah 4272: 5000 = 0.854 atau 85.4 %. Untuk menentukan banyaknya kelas (N) dalam pembuatan tabel distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut. N = 1 3.3 log 50 = 6.607 (banyaknya kelas dibuat 6) Dan panjang kelas interval X1 adalah ΔNX1 =
95 78 2.57 (panjang kelas interval dibuat 3) 6.607
Distribusi frekuensi data prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4 dengan histogram/grafik pada Gambar 4.3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Frekuensi
Interval
Real 7 13 12 6 7 5 50
78 – 80 81 – 83 84 – 86 87 – 89 90 – 92 93 – 95 Jumlah
Relatif 14 % 26 % 24 % 12 % 14 % 10 % 100 %
14 12 10 8 6 4 2 0
78-80
81-83
84-86
87-89
90-92
93-95
Gambar 4.3. Histogram Prestasi Belajar Fisika B. Analisis Data 1. Uji Prasyarat Hipotesis Data yang telah terkumpul disusun secara sistematis seperti terlihat pada lampiran. Selanjutnya dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis alternatif diterima atau ditolak. Syarat analisis data dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda adalah : 1. Populasi harus berdistribusi normal. 2. Antara variabel
bebas dan
variabel terikat
harus
menunjukkan
kelinearannya. 3. Tidak ada hubungan yang berarti antara variabel-variabel bebas (independen).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Adapun langkah-langkah persyaratan analisis regresi ganda dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Distribusi normal yang dimaksud adalah penyebaran nilai-nilai dari sampel yang dimiliki oleh masing-masing variabel dapat mencerminkan populasinya. Uji normalitas yang digunakan adalah metode Lilliefors dengan hasil diperoleh harga statistik uji Lobs untuk taraf signifikansi 5% pada masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Harga Statistik Uji Normalitas No
Variabel
Statistik Uji Lobs
Harga Kritik
1.
Lingkungan Belajar Siswa
0.1224
0.1253
2.
Kesiapan Belajar Siswa
0.1149
0.1253
3.
Prestasi Belajar Siswa
0.1219
0.1253
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa harga Lobs tiap variabel tidak melebihi batas harga kritiknya, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, dan 14. b. Uji Independensi Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar kedua variabel bebas yaitu lingkungan belajar siswa (X1) dan kesiapan belajar siswa (X2) dengan menggunakan korelasi ProductMoment. Dari perhitungan pada Lampiran 20 diperoleh hasil rx1x2 : 0.254. Harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r Product-Moment dengan taraf signifikansi α : 5% karena dan n = 50 diperoleh r tabel = 0.279. Karena rx1x2 < r
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa antara lingkungan belajar dan
kesiapan belajar siswa tidak ada hubungan berarti atau independen. commit to user Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
c. Uji Linieritas dan Signifikansi 1) Lingkungan Belajar (X1) dan Kesiapan Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Peran lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar Fisika siswa (Y) terlihat pada gambar 4.6. Lingkungan Belajar Prestasi belajar Siswa Kesiapan Belajar Gambar 4.6 Diagram Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar Hasil uji keberartian dari X1 dan X2 dengan Y dapat disajikan dalam Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Regresi Ganda Yˆ 62.883 0.171X1 0.128X 2 Sumber Variasi
dk
JK
RJK
F
Regresi (reg)
2
214.700
107.350
6.009
Sisa (S)
47
839.62
17.864
-
Tabel 4.8 dihitung secara rinci pada Lampiran 14 sehingga didapat harga Freg = 6.009. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 47 adalah 3.195. Sehingga didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Y atas X1 dan X2 adalah signifikan. 2) Lingkungan Belajar (X1) terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa (Y) Peran lingkungan belajar (X1) terhadap prestasi belajar Fisika siswa (Y) terlihat pada Gambar 4.4. Lingkungan Belajar
Prestasi Belajar Siswa
Gambar 4.4 Diagram Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Hasil uji linieritas dari X1 dengan Y dapat disajikan dalam Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6. Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Yˆ 70.314 0.201X 1 Sumber variansi dk JK RJK F Total 50 366054.000 Regresi(a) 1 364999.680 8.781 Regresi(b|a) 1 163.045 163.045 Sisa 48 891.275 18.568 Tuna Cocok 18 - 69719.737 -3873.319 -1.646 Galat 30 70611.012 2353.700 Tabel 4.6 dihitung secara rinci pada lampiran 11 sehingga diperoleh harga FTC = -1.646. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α=5% dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 30 adalah 1.960. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga didapat harga Freg = 8.781. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α=5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 48 adalah 4.04. Sehingga didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah signifikan. 3) Kesiapan Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa (Y) Peran kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar Fisika siswa (Y) terlihat pada Gambar 4.5. Kesiapan Belajar
Prestasi Belajar Siswa
Gambar 4.5 Diagram Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Hasil uji linieritas dari X2 dengan Y dapat disajikan dalam Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7. Rangkuman Analisis Regresi Sederhana Yˆ 72.167 0.177 X 2 Sumber variansi dk JK Total 50 366054.000 Regresi(a) 1 364999.680 Regresi(b|a) 1 104.027 Sisa 48 950.293 Tuna Cocok 21 - 48927.307 Galat 27 49877.600 Tabel 4.7 dihitung secara rinci pada
RJK
F
5.254 104.027 19.798 -2223.969 -1.204 1847.319 Lampiran 13 sehingga
diperoleh harga FTC = -1.204. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut 27 adalah 1.960. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga didapat harga Freg = 5.254. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 48 adalah 4.04. Sehingga didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah signifikan.
2. Uji Hipotesis a. Peran X1 dan X2 terhadap Y Hasil uji korelasi X1 dan X2 dengan Y menggunakan rumus Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry,1=0.451. Sedangkan dari uji hipotesis dengan hasil F = 6.009 > F0.05;2;47 = 3.195 menyatakan bahwa koefisien arah regresi lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) adalah signifikan. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 21. b. Peran X1 terhadap Y Hasil uji korelasi X1 dengan Y menggunakan rumus ProductMoment menunjukkan koefisien korelasi ry,1=0.393. Sedangkan dari uji hipotesis dengan hasil t =commit 2.963 to> user t 0.975;48 = 2.012 menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
koefisien arah regresi lingkungan belajar (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) adalah signifikan. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 21. c. Peran X2 terhadap Y Hasil uji korelasi antara X2 dengan Y menggunakan rumus Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry,1=0.314. Sedangkan dari uji hipotesis dengan hasil t = 2.292 > t
0.975;48
= 2.012 menyatakan
bahwa koefisien arah regresi kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) adalah signifikan. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 21.
3. Uji Kontribusi a. Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) 1) Sumbangan Relatif (SR) Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SRX1= 64.70%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22. 2) Sumbangan Relatif (SR) Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SRX2= 35.30%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22. b. Perhitungan Sumbangan Efektif (SE) 1) Sumbangan Efektif (SE) Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SEX1 = 13.175%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22. 2) Sumbangan Efektif (SE) Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SEX2 = 7.189%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 22.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
C. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan pembahasan hasil analisis data sebagai berikut: 1. Peran Lingkungan Belajar dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan hasil perhitungan data pada Lampiran 21 diperoleh koefisien korelasi rhitung variabel X1 (lingkungan belajar) dan variabel X2 (kesiapan belajar) dengan variabel Y yaitu prestasi belajar Fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X semester II adalah sebesar 0.451. Sedangkan harga kritik rtabel korelasi Product-Moment untuk n = 50 dengan taraf signifikansi α = 5% adalah sebesar = 0.279. Dengan demikian maka rhitung > rtabel atau 0.451 > 0.279. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ada peran positif lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar siswa. Dan pada uji hipotesis dihasilkan F = 6.009 > F0.05;2;47 = 3.195 dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.204 atau 20.4% yang menunjukkan bahwa koefisien arah regresi lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) dengan prestasi belajar Fisika siswa (Y) adalah signifikan serta lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) secara bersama-sama memberikan peran terhadap prestasi belajar Fisika siswa (Y). Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa dengan sumbangan efektif sebesar 20.4%. Sumbangan efektif masing-masing prediktor yaitu lingkungan belajar memiliki peran 13.175% dan kesiapan belajar memiliki peran 7.189%. Peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X merupakan peran yang linier positif, artinya lingkungan belajar kondusif dan kesiapan belajar yang tinggi diikuti dengan tingginya prestasi belajar siswa tersebut. Maka, siswa dengan lingkungan belajar kondusif dan memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini senada dengan pendapat Slameto commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
(2010: 54-60) yang menyebutkan bahwa lingkungan belajar dan kesiapan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan belajar yang mendukung seluruh kegiatan belajar siswa akan memberikan suasana yang nyaman dan dorongan bagi siswa untuk terus memacu prestasi belajarnya. Lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Kesiapan belajar mandiri siswa yang tinggi akan membuat siswa siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam pelajaran atau siap menerima pelajaran dengan baik. Hal ini senada dengan Slameto (2010: 113) yang mengemukakan kesiapan sebagai keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. 2. Peran Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan hasil pengumpulan dan perhitungan data lingkungan belajar pada halaman 47-48, diperoleh tingkat lingkungan belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati sebesar 75.2%. Dari hasil perhitungan data pada lampiran 21 diperoleh koefisien korelasi rhitung variabel X1 yaitu lingkungan belajar dengan variabel Y yaitu prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X semester II adalah sebesar 0.393. Sedangkan harga kritik rtabel korelasi Product-Moment untuk n = 50 dengan taraf signifikansi α = 5% adalah sebesar = 0.279. Dengan demikian maka rhitung > rtabel atau 0.393 > 0.279. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ada peran positif
lingkungan belajar
terhadap prestasi belajar siswa. Dan pada uji hipotesis dihasilkan t = 2.963 > t0.975;48 = 2.012 yang menunjukkan bahwa koefisien arah regresi antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar adalah signifikan. Sedangkan hasil uji kontribusi menunjukkan bahwa lingkungan belajar memberikan peran terhadap prestasi belajar Fisika siswa dengan sumbangan relatif sebesar 64.70% dan sumbangan efektif sebesar 13.175%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Peran lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa merupakan peran yang linier positif, artinya lingkungan belajar yang tinggi diikuti dengan tingginya prestasi belajar siswa tersebut. Maka, siswa yang dikelilingi oleh lingkungan belajar yang kondusif (lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah) akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2010: 72) yang menyebutkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selain faktor dari dalam diri siswa, faktor dari luar diri siswa juga mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Faktor ekstern (luar) siswa juga memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa. Kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan tercermin dalam perhatian yang berupa dukungan belajar bagi anak atau siswa. Siswa yang mendapat dukungan belajar dari keluarganya akan mempunyai semangat belajar yang tinggi sehingga bisa menghasilkan prestasi belajar yang baik. Suasana sekolah dan teman sekelas yang membangkitkan semangat belajar siswa serta masyarakat yang peduli pada kegiatan belajar siswa di luar sekolah akan membuat prestasi belajar siswa meningkat. Hasilnya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2007: 23) yang menunjukkan bahwa lingkungan belajar sangat berhubungan dengan prestasi belajar. Dengan didukung lingkungan belajar yang nyaman maka akan diperoleh prestasi belajar yang optimal. Bret Allen Taylor (2004: 10) yang meneliti tentang lingkungan belajar juga menemukan hasil yang serupa, lingkungan belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Lingkungan belajar yang kondusif akan memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ly dan Malone (2010: 367) melakukan studi lingkungan belajar di sekolah menengah negeri daerah Sydney barat memperoleh hasil bahwa ada hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar. Terdapat indikasi hubungan postif antara lingkungan belajar yang kondusif dengan prestasi belajar yang dicapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
In Huang dan Fraser (dalam research Fraser 1998: 14) dengan menggunakan quetionaire WIHIC melakukan penelitian terhadap responden siswa sekolah menengah di Australia dan responden siswa sekolah menengah di Taiwan, sedangkan Chionh dan Fraser (1998: 14), dengan questionnaire yang sama, melakukan penelitian terhadap responden siswa sekolah menengah di Singapura. Hasilnya serupa, lingkungan belajar (terutama di kelas) merupakan prediktor kuat untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. 3. Peran Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar Berdasarkan hasil pengumpulan dan perhitungan data kesiapan belajar pada halaman 49, diperoleh tingkat pencapaian kesiapan belajar siswa X SMA Negeri 1 Pati sebesar 75%. Dari hasil perhitungan data pada lampiran 21 diperoleh koefisien korelasi rhitung variabel X1 yaitu lingkungan belajar dengan variabel Y yaitu prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X semester II adalah sebesar 0.314. Sedangkan harga kritik rtabel
korelasi
Product-Moment untuk n = 50 dengan taraf signifikansi α = 5% adalah sebesar = 0.279. Dengan demikian maka rhitung rtabel atau 0.314 > 0.279. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ada peran kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa. Dan pada uji hipotesis dihasilkan t = 2.292 > t0.975;37 = 2.012 yang menunjukkan bahwa koefisien arah regresi antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar adalah signifikan. Sedangkan hasil uji kontribusi menunjukkan bahwa kesiapan belajar memberikan peran terhadap prestasi belajar Fisika siswa dengan sumbangan relatif sebesar 35.30% dan sumbangan efektif sebesar 7.189%. Peran kesiapan belajar terhadap prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Pati kelas X merupakan peran linier positif, artinya kesiapan belajar yang tinggi diikuti dengan tingginya prestasi belajar siswa tersebut. Maka, siswa yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2010: 54-60) yang menyebutkan bahwa kesiapan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Selain faktor dari dalam diri siswa, faktor dari luar diri siswa juga mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Faktor ekstern (luar) siswa juga memberikan pengaruh pada prestasi belajar siswa. Kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan tercermin dalam perhatian yang berupa dukungan belajar bagi anak atau siswa. Siswa yang mendapat dukungan belajar dari keluarganya akan mempunyai semangat belajar yang tinggi sehingga bisa menghasilkan prestasi belajar yang baik. Suasana sekolah dan teman sekelas yang membangkitkan semangat belajar siswa serta masyarakat yang peduli pada kegiatan belajar siswa di luar sekolah akan membuat prestasi belajar siswa meningkat. Penelitian kesiapan belajar yang serupa pernah dilakukan oleh Lori Rice-Spearman, B.S., M.S.. Penelitian tersebut menilai sikap, kecakapan dan perilaku seorang pelajar ke arah pengambilan tanggung jawab terhadap pembelajaran pelajar itu sendiri. Hasilnya, pelajar yang memiliki kesiapan belajar yang tinggi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat mengembangkan kecakapan yang dimilikinya (Rice-Spearman, 2010: 11).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi sebesar 0.451 dan koefisien arah regresi lingkungan belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar Fisika siswa (Y) sebesar F = 6.009 dengan sumbangan efektif sebesar 20.4%. 2. Ada peran lingkungan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi sebesar 0.393 dan sumbangan efektif sebesar 13.175%. 3. Ada peran kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Pati Tahun Ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi sebesar 0.314 dan sumbangan efektif sebesar 7.189%.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi dari hasil penelitian adalah: 1. Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bahwa lingkungan belajar dan kesiapan belajar memiliki peran dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Serta dapat juga digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi individu (siswa) antara lain agar individu dapat memilih lingkungan belajar yang kondusif dan mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki segala sesuatu tujuan yang diinginkan 3. Bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian tentang permasalahan yang commit to user berhubungan dengan lingkungan belajar, kesiapan belajar dan prestasi belajar, 58
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maka hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pemikiran dan teori yang dapat digunakan sebagai materi penunjang dalam penelitian yang dilakukannya. 4. Hasil penelitian dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk mengefektifkan lingkungan belajar dan sebagai tolak ukur sejauh mana kesiapan belajar siswa dalam suatu program pelajaran dan sampai sejauh mana kemampuan siswa tersebut menuju ke arah tujuan yang harus dicapainya sehingga guru dapat membentuk kesiapan belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 5. Bagi sekolah atau pimpinan sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam FOMG untuk memilih atau menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah dan dapat membentuk kesiapan belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Saran Berdasarkan pembahasan, hasil data dan kesimpulan, penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Penelitian tentang prestasi belajar siswa masih perlu diteliti lagi dengan memfokuskan dengan aspek-aspek lingkungan belajar yang berhubungan erat dengan prestasi belajar, seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah dalam lingkup yang lebih luas. 2. Penelitian deskriptif korelasi selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel dengan jumlah lebih banyak agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
commit to user