PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN
KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA Studi Kasus Kelas III SMK Putra Tama Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: ELISABET TATIK WIDIYARTI 011334132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Motto
Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, Aku berkata, “Engkaulah Allahku”.
Cinta adalah suatu keputusan., Keputusan untuk tetap setia ketika jauh, keputusan untuk tetap setia ketika godaan datang.
Butuh semenit untuk menghancurkan seseorang, butuh satu jam untuk menyukai seseorang, butuh sehari untuk mencintai & butuh seumur hidup untuk melupakan seseorang
Dan yang paling hakiki dari kesabaran adalah kerelaan untuk menerima suatu hal yang pait dan menyakitkan sekalipun sebagai suatu kenyataan hidup.
Tuhan menjadikan sesuatu indah pada waktunya ..............karena untuk segala hal dan sesuatu ada waktunya.
Mencintai seseorang membutuhkan suatu pengorbanan, ketika pengorbanan itu tidak dihargai maka timbul kekecewaan yang mendalam.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan Kupersembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria disurga. 2. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibunda tercita Martha Marjilah yang menjaga dan mencitaiku. 3. Yohanes Ardi Cahyono kakakku, Elizabeth Rita Widiyastuti saudara kembarku dan Lusia Supiah bulekku yang selalu mendukung dan mencintaiku. 4. Albertus S., Keajaiban terbesar dan terindah kekasihku seorang yang ku miliki. 5. Temen – temen dan sahabat – sahabat PAK’ 01.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Hubungan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Prestasi Belajar dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa Oleh: Elisabet TatikWidiyarti Universitas Sanata Dharma 2007 Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat (1) Hubungan praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa.(2) Hubungan bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa. (3) Hubungan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK PUTRA TAMA Jln.Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta pada bulan Maret 2006. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 88 siswa dari populasi sebanyak 94 siswa kelas III. Sedang teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dinggunakan adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa p = 0.004 < α (0 .05 ) . (2) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa p = 0.089 > α ( 0.05) . (3) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa p = 0.141 > α (0.05) . Hasil penelitian menunjukkan nilai r = 0.395 dan r 2 = 0,156 . Hal tersebut menunjukkan bahwa varaiabel kesiapan mental kerja siswa dapat dijelaskan oleh variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar sebesar 15,6% . Sedangkan sisanya sebesar 84,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain selain variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The Influence of Industrial Practice, Carreer Guidance, Learning Achievement To ward Student’s Work-Mental Readiness
By : Elisabet Tatik Widiyarti Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 This research was aimed to know whether or not there were an influence of( 1) industrial practice toward student’s work-mental readiness, (2) career guidance toward student’s work -mental readiness, (3) learning achievement toward student’s work-mental readiness. This research was located at “SMK PUTRA TAMA” Jln.Mgr.Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta in March 2006. It consisted of 88 from 94 thrid grade students on that school. The sample taken techniques used was propo rtional sampling random. The data collecting techniques used were questionnaire and documentary study. Multiple regression analysis method was used to analyze the obtained data. The results of this research showed that: (1) there was a positive, significant influence of industrial practice toward student’s work-mental readiness p = 0.004 < α (0.05) . (2) There was a positive, not significant influence of carrer guidance toward student’s work -mental readiness p = 0 .089 > α ( 0.05 ) . (3) There was a possitive, not significant influence of learning achievement torward student’s work-mental readiness p = 0.141 > α (0 .05 ) .The results of this research showed that the value of r = 0.395 and r 2 = 0,156 . It means that the variable of the readiness of student’s work -mental could be explained by the variables of industrial practice, career guidance and learning achievement as much as 15 ,6 % . Meanwhile, the rest as much as 84 ,4% could by explained by other variables.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada : 1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi sekaligus dosen pembibing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
4.
Bapak Drs. Bambang P.,SE., M. Si. Selaku dosen pembibing II dan Bapak selaku tim penguji.
5.
Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan bantuan penulis selama penulis duduk dibangku kuliah.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Bapak Simon Suharyanto selaku kepala sekolah SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
7.
Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibu Martha Marjilah, yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
8.
Albertus S. Yang berarti dalam hidupku, yang telah mendoakan, memberikan harapan, memberi motivasi, dan menyayangi serta mengasihiku.
9.
Teman-teman seperjuangan PAK’01 yang terkasih.
Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis Elisabet Tatik Widiyarti
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………..
iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA….……………………………………...
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
vii
ABSTRACT……………………………………………………………………..
viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................
1
B. Batasan Masalah ...........................................................................
5
C. Rumusan Masalah.........................................................................
5
D. Tujuan Penelitian..........................................................................
5
E. Manfaat Penelitian........................................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Mental Kerja..................................................................
xi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
BAB IV
B. Praktek Industri.............................................................................
13
C. Bimbingan Karir ...........................................................................
18
D. Prestasi Belajar Kejuruan..............................................................
23
E. Sekolah Menengah Kejuruan........................................................
29
F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya.................................................
30
G. Kerangka Berpikir .........................................................................
34
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.............................................................................
38
B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................
39
C. Subyek dan Obyek Penelitian......................................................
39
D. Populasi dan Sampel....................................................................
40
E. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................
41
F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................
41
G. Variabel dan Pengukurannya .......................................................
42
H. Pengujian Instrumen Penelitian ...................................................
46
I. Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................
50
J. Pengujian Hipotesis .....................................................................
55
GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Data Kelembagaan Sekolah.........................................................
59
B. Sejarah Singkat Sekolah...............................................................
59
C. Visi, Misi dan Tujuan Program SMK Putra Tama ......................
60
D. Sistem Pendidikan SMK Putra Tama ..........................................
62
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
BAB VI
E. Kurikulum SMK Putra Tama .......................................................
64
F. Organisasi SMK Putra Tama .......................................................
68
G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama....................................
68
H. Siswa SMK Putra Tama ...............................................................
73
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Putra Tama ........................
75
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan.................................................
76
K. Dewan Sekolah ............................................................................
77
L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri ............................
77
M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan...............................................
78
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data..............................................................................
81
B. Pengujian Prasyarat......................................................................
81
C. Uji Hipotesis ................................................................................
89
D. Pembahasan..................................................................................
93
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan..................................................................................
102
B. Keterbatasan Penelitian................................................................
103
C. Saran.............................................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
105
LAMPIRAN……………………………………………………………………..
108
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 : Kisi – kisi kuesioner kesiapan mental kerja siswa..........................
43
Tabel 3.2 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan praktek industri.........................
44
Tabel 3.3 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan bimbingan karir.........................
45
Tabel 3.4 : Hasil uji validitas.............................................................................
47
Tabel 4.1 : Susunan program pendidikan dan pelatihan....................................
66
Tabel 4.2 : Rincian siswa SMK Putra Tama......................................................
74
Tabel 5.1 : Data penyebaran kuesioner..............................................................
81
Tabel 5.2 : Ditribusi frekruensi berdasarkan kesipan mental kerja....................
82
Tabel 5.3 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan praktek industri.......
82
Tabel 5.4 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan bimbingan karir.......
83
Tabel 5.6 : Hasil perhitungan one sample kolmogorov-smirnov.......................
84
Tabel 5.7 : Hasil uji heteroskedastisitas.............................................................
86
Tabel 5.8 : Hasil nilai VIF..................................................................................
87
Tabel 5.9 : Keputusan pengambilan uji Durbin-watson.....................................
88
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1
: Kuesioner............................................................................. 108
Lampiran 2
: Tabel r; Tabel t.................................................................... 113
Lampiran 3
: Tabel menentukan sampel................................................... 115
Lampiran 4
: Tabel F................................................................................. 116
Lampiran 5
: Tabel Durbin-watson........................................................... 119
Lamp iran 6
: Diskripsi data frequencies....................................................120
Lampiran 7
: Uji Validitas......................................................................... 123
Lampiran 8
: Uji Reliabilitas..................................................................... 127
Lampiran 9
: Hasil perhitugan regresi linier berganda.............................. 130
Lampiran 10 : Uji Normalitas..................................................................... 132 Lampiran 11 : Uji Heteroskedastisitas........................................................ 133 Lampiran 12
: Surat Ijin Penelitian............................................................ 134
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penyiapan tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan terampil merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memenuhi dunia kerja. Dalam kaitan ini maka peranan sektor pendidikan kejuruan menengah menjadi sangat penting dalam menyiapkan tenaga kerja sebagai pelaksana langsung proses pembangunan. Sekolah kejuruan sebagai salah satu jalur pendidikan formal tingkat menengah mempunyai tujuan menyediakan tenaga kerja yang me miliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan untuk dapat memenuhi permintaan dan persyaratan dunia industri dan usaha. Keberadaan SMK saat ini bukan hanya dituntut untuk meningkatkan kuantitasnya, melainkan yang lebih penting adalah kualitasnya. Pemerintah melalui pendidikan menengah kejuruan melakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusannya, berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan antara lain: meningkatkan daya tampung sekolah kejuruan, pengembangan kurikulum, peningkatan jumlah dan mutu guru, perbaikan dan penambahan gedung sekolah termasuk pengadaan sarana dan prasarana praktek, serta penambahan jumlah dan jenis buku, baik buku teks, buku pegangan guru maupun buku perpustakaan, termasuk sistem pendidikan yang dijalankan di SMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Adapun
tujuan
Pendidikan
yang
diterapkan
di
SMK
adalah
mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dengan mengembangkan sikap profesional dan teknis, dengan demikian lulusan SMK diharapkan dapat memenuhi standar mutu tenaga kerja di bidang ekonomi pada tingkat menengah. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 1993 Pasal 2 tujuan Pendidikan Sistem Ganda di SMK adalah: Ayat (1) 1. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjanga n pendidikan yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar. 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan sosial budaya dan atau sekitar. 3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesenian. 4. Menyiapkan kemampuan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
Ayat (2) Untuk mencapai tujuan sebagai dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaraan pendidikan di SMK berpedoman pada tujuan pendidikan nasional.
Keberhasilan lembaga pendidikan kejuruan dapat ditunjkukkan melalui pengakuan dunia industri dan masyarakat terhadap kualitas lulusannya yaitu dengan kemampuan dan keterampilan lulusan dalam menghadapi pekerjaan yang diberikan industri atau dapat dikatakan baik apabila siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut industri. Dunia usaha dan industri sebagai salah satu tempat untuk menampung lulusan sekolah kejuruan dalam menerima tenaga kerja yang terampil dan siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
bekerja tanpa harus mengadakan pelatihan, pembekalan atau penataran. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, SMK disamping berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan mutu sistem penga jaran, juga menjalin kerjasama mengupayakan peningkatan kualitas lulusan.
Kerjasama tersebut
dalam bentuk Program Pendidikan Sistem Ganda. Cara ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada siswa SMK tentang dunia kerja, sehingga setelah lulus siswa memiliki gambaran jelas dan terarah mengenai masalah- masalah dalam dunia kerja. Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, akan tetapi saling terkait antara satu dengan lainnya. Bagi siswa SMK pencapaian cita-cita belajar termasuk juga kesiapan mental untuk bekerja yang sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pendidikan sistem ganda, bimbingan karir dan prestasi belajarnya. Hal tersebut berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 106 -108) mengatakan bahwa : Sejak ena m tahun siswa memperoleh kesempatan belajar di sekolah. Dengan belajar membaca, menulis dan matematika di kelas rendah SD, siswa memuaskan rasa ingin tahunya dengan membaca, mengamati, dan bernalar. Perolehan pengetahuan awal ini menimbulkan rasa percaya diri bertambah kuat kemauan, dan siswa mencoba keinginan atau khayalannya menjadi sejenis citacita hidup yang akan menambah kesiapan mentalnya untuk bekerja. Dari sisi motivasi perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya menimbulkan programbelajar sepanjang hayat, sebagai perwujudkan dalam cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa untuk mengatasi kondisi lingkungan negatif, dan dinamika siswa dalam belajar. Perolehan pengetahuan awal bagi siswa SMK yaitu tentang PSG, baru pertama kali diterima siswa pada saat memasuki SMK. Di jenjang pendidikan sebelumnya (TK, SD, SMP), SPG belum diperoleh siswa. Sedangkan bimbingan karir merupakan program-program belajar yang dilaksanakan untuk mendorong keberanian siswa dalam mencapai cita-cita yang juga kesiapan mental kerja. Dalam rangka pengembangan pencapaian kesiapan mental tersebut guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
merupakan bentuk keberhasilan siswa dalam belajar dan pengembangkan pencapaian kesiapan mental kerja tersebut ditempuh dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil Dimyati dan Mudjiono (1999).
Terhambatnya pencapaian kesiapan mental kerja siswa dikarenakan masih banyaknya dijumpai para lulusan SMK yang mencapai kesiapan mental kerja yaitu masih banyak pengangguran atau belum bekerja. Masih banyaknya para lulusan SMK yang belum memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha yang ditandai dengan kemampuan tamatan SMK dewasa ini belum banyak diakui oleh dunia kerja dan sikap kemandiriannya dinilai masih rendah. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan wujud bahwa belum seimbangnya antara banyaknya para lulusan SMK yang belum memnuhi kompetensi dengan dunia usaha yang ada. Siswa dalam praktek industri tidak ditempatkan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sikap mental siswa secara langsung atau tidak langsung, baik disadari atau tidak, dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa sendiri. Gagasan, inisiatif, kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, prestasi, keterampilan serta kewaspadaannya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan akan tertuang dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI,
BIMBINGAN
KARIR
DAN
PRESTASI
TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA”
BELAJAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Batasan Masalah Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, dalam penelitian ini hanya akan dikaji faktor yang mempengaruhi di sekolah, khususnya tentang pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar kejur uan terhadap kesiapan mental kerja.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Praktek Industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama? 2. Bagaimana pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama? 3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama? 4. Bagaimana
pengaruh
secara
bersama-sama antara Praktek
Industri,
Bimbingan Karir dan dan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama?
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama 3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi SMK Putra Tama Penelitian tentang kesiapan mental kerja siswa SMK ini dapat digunakan sebagai eva luasi hasil pendidikan dan pengajaran di SMK Putra Tama khususnya evaluasi tentang hasil penelitian mengenai sumbangan variabel- variabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama. Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola sekolah sebagai pertimbangan untuk meningkatkan keefektifan pendidikan di SMK Putra Tama khususnya di dalam meningkatkan kesiapan mental kerja, sehingga kesiapan memasuki pasar kerja yang didasarkan pada kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan serta cara memasuki dunia kerja juga meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan memberi manfaat bagi pembaca. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang nyata tentang aplikasi teori- teori yang diberikan di bangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya, menambah wawasan serta belajar sebagai praktisi dengan menganalisis keputusan.
suatu
masalah,
kemudian
mengambil
kesimpulan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesiapan Mental Kerja 1. Pengertian Kesiapan Mental Kerja Kesiapan (Readiness) menurut
kamus
psikologi
adalah
suatu
titik
kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu (Daligulo dan Kartini Kartono, 1983). Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai gerakan atau gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental (Winkel 1987:153). Kondisi mental kondisi ini merupakan akibat dari keadaan psikis siswa seperti ketegangan atau kegelisahan batin, stabilitas atau labilitas mental. Siswa yang menikmati ketenangan batin, karena kehidupan keuangannya harmonis dan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya lancar, akan jauh lebih mudah dan berkonsentrasi dalam belajar. Sebaiknya, siswa yang pikirannya kalut dan mudah menjadi bingung, cendrung kerap mempertanyakan diri sendiri dengan; demikian, daya psiskis kurang terpusat pada tugas-tugas belajar. Maka siswa yang diketahui berkondisi mental yang kurang menguntungkan bagi belajar perlu dibantu supaya kondisinya menjadi lebih baik, misalnya melalui wawancara dengan konselor atau konsultasi dengan seorang ahli jiwa. (Winkel 1987:107).
Mental adalah berkenaan dengan jiwa, batin, rohaniah: dalam pengertian aslinya menyinggung masalah pikiran, akal dan ingatan. Sekarang ini digunakan untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan, dengan cara khusus menunjukkan penyesuaian yang mencakup fungsi- fungsi simbolis yang disadari oleh individu. Kartini Kartono (1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan juga pembanguna n. Purwadarminto (1984). Mentalitas adalah keadaan dan aktifitas jiwa (batin), cara berfikir dan berperasaan. Faktor-faktor ini penentu dalam pembangunan. Kesiapan kerja adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi tuntutan kerja yang sesuai dengan profesinya, hal tersebut didukung dengan aspek-aspek biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan SMK dan efektivitas SMK. Jadi siswa yang didukung biaya yang tercukupi dan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap maka kesiapan mental dalam diri siswa akan tercapai
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja Siswa agar mempunyai kesiapan mental kerja dipengaruhi beberapa faktor yaitu (Zahara Idris dan Lisma Jamal 1992): a. Pembawaan (yang merupakan potensi-potensi tertentu), seperti bakat, minat, kecerdasan, dan perasaan. b. Linkungan, yaitu lingkungan fisik, seperti iklim, makanan, pakaian, rumah, lingkungan belajar, lingkungan sosial. Dalam hal ini, pendidikan, situasi umum (politik ekonomi, sosial, dan budaya), suasana kekeluargaan, masyarakat, adat istiadat (dimana pendidikan merupakan unsur yang paling penting) diperoleh melalui rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. c. Kemauan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses interaksi yang berlangsung. d. Kematangan atau kesiapan merupakan motivasi dalam diri peserta didik untuk berperan serta dalam suatu aktivitas. Kekuatan dari dalam diri dalam ini akan menimbulkan reaksi yang reponsif, sekaligus akan menerima pendekatan yang persuasif. e. Belajar dan latihan akan membantu perkembangan peserta didik dalam menunjukan kesiapan/kematangannya. f. Peranan/belajar/latihan, kemudian akan diikuti oleh pengalaman, akhirnya mengembangkan kematangan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
membentuk anak didik. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam menumbuhkan kepribadiannya dipengaruhi oleh kematangan, belajar atau latihan, dan pengalaman. Sementara menurut Sunaryo (1996) kesiapan kerja dapat dilihat dari konsep Link and Match yang melibatkan dua lembaga, yaitu sekolah dan dunia usaha yang harus bekerja sama secara baik sehingga sekolah dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan dunia usaha dapat membantu sekolah untuk memperoleh calon tenaga kerja yang dihasilkan sekolah dengan mutu yang baik. Kesiapan mental dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman-pengalaman tertentu yang ada dalam diri anak ikut membentuk kesiapan terhadap suatu pengalaman yang didapat anak berkaitan keadaan lingkungan dan dipengaruhi dari luar yang disengaja seperti pendidikan dan pengajaran. Karena pengalaman-pengalaman yang ada pada diri anak ikut membantu kesiapan, maka kesiapan ini dapat direncanakan sebelumnya dengan memberikan pengalaman yang diperlukan kepada anak. Pengalaman praktek industri merupakan salah satu pengalaman yang dapat menumbuhkan kesiapan mental kerja. Dengan demikian kesiapan terhadap suatu dapat dipercepat/diperlambat ( Eko S. 1996 ). Kesiapan mental kerja seorang siswa yang terpenting tidak lain dipengaruhi oleh keadaan siswa sendiri yang didukung oleh pengala manpengalaman yang mereka dapat selama
ia mempersiapkan diri untuk
mendapat pengalaman tersebut. Untuk mendapat pengalaman yang lebih sekolah menerapkan sistem pendidikan yang siswa bekerja di lapangan langsung, diharapkan mental siswa dapat dipersiapkan disitu.
3. Aspek-aspek kesiapan mental Adapun kesiapan kerja ditinjau dari keadaan mental dan emosi yang mempengaruhi dalam bekerja menurut Eko S. (1996) antara lain : a. Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab. b. Mempunyai motivasi untuk maju dalam bekerja. c. Mempunyai pertimbangan yang logis dan obyektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
d. Mempunyai sikap kritis. e. Mempunyai kemampuan untuk mengenali emosi dan lingkungan kerja. Kesiapan kerja siswa intinya adalah kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, dengan kata lain kesiapan kerja merupakan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (Eko S. 1996). a. Aspek kognitif yaitu tingkat penguasaan teori yang menyangkut pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. b. Aspek psikomotorik yaitu tingkat kemampuan siswa dalam praktik. c. Aspek afektif yaitu suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam diri individu calon tenaga kerja. Sedangkan (Dimyanti dan Mudjiono 1999) kemampuan siswa dalam persiapan mental kerja dibagi dalam bidang: a. Ranah kognif 1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode. 2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. 3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misal menggunakan prinsip. 4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. 5) Sintesis, mencakup kemampuan menyusun suatu program kerja. 6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan keriteria tertentu. Misalnya, menilai hasil karangan. b. Ranah afektif 1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misal mengakui adanya perbedaan-perbedaan. 2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima pendapat orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab. 5) Pembekalan pola hidup, ya ng mencakup kemampuan menhayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukan tindakan yang disiplin. c. Ranah Psikomotor 1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah- milahkan (mendekriminasik an) hal- hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misal perbedaan warna. 2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. 3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakuan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. 4) Gerakan yang biasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5) Gerakan kompleks, yang mencakup gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisian, dan tepat. Misalnya, bonkar-pasang peralatan secara tepat. 6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan bertanding. 7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerakgerak yang baru atas dasar prakasa sendiri. Syarat Perkembangan mental dapat terjadi bila Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab (Dimyanti dan Mudjiono 1999). a. Pertumbuhan jasmani telah siap. b. Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan dari lingkungan sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar bersifat mendorong. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja siswa, karena
dalam
pendidikan
tersebut
diprogram
untuk
memperkaya
pengetahuan, ketrampilan dan wawasan siswa dalam menghadapi tuntutan kerja. Dengan demikian diharapkan siswa siap kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
B. Praktek Industri a) Praktek Industri Praktek industri merupakan cara untuk menambah pengetahuan kerja, belajar sikap kerja yang dituntut dunia kerja dan menambah keterampilan kerja. Program ini paling banyak dilaksanakan oleh sekolah kejuruan di Indonesia dalam usahanya mengenalkan siswanya dengan dunia kerja (Poerwadarminto, 1984). Praktek industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan disekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu (Moedjiarto, 1997) Menurut Samani 1993 (dalam Moedjiarto, 1997), Praktek industri merupakan suatu bentuk pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian atau keterampilan yang di peroleh melaui kegiatan bekerja secara langsung di lembaga industri atau dunia usaha. Praktek industri ini adalah suatu teknik pengembangan pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada sekolah menengah kejuruan sebagai bekal untuk terjun di dunia usaha. Evan dan Edwin 1978 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), berpendapat bahwa keberhasilan pelaksanaan Praktek industri sangat tergantung kepada kemampuan instruktur. Ini tidak lain karena keberhasilan praktek industri sangat tergantung kepada instruktur dalam memilih materi, metode penyampaian, dan evaluasi yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan materi peserta pelatihan. Moss 1984 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), Dalam Praktek industri sekolah memiliki tugas untuk mendidik, sedangkan lembaga industri bertugas untuk melakukan pelatihan. Sekolah melakukan proses belajar nengajar di kelas untuk mewujudkan tugasnya, sedang lembaga industri melaksanakan pelatihan dalam bentuk magang. Dangan melaksanakan praktek di tempat kerja, keterampilan yang rumit sekalipun dapat dikuasai oleh siswa. Moore dan bay menyatakan bahwa dengan praktek industri kerja pada pekerjaan yang sangat kompleks dapat dilaksanakan secara efektif oleh siswa. Praktek industri adalah Pendidikan yang diterapkan di SMK yang didalamnya menerapkan sistem yang mengacu siswa untuk praktik belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
secara langsung di lapangan sesuai dengan ketrampilan yang dipelajari di bangku sekolah. Siswa diharapkan setelah lulus mendapat pengalaman yang cukup untuk memenuhi tuntuntan kerja. Dengan siswa mengetahui secara langsung di lapangan akan membangun kesiapan mental kerja bagi siswa tersebut. Menurut Jusuf dan Pakpahan 1994 (dalam Isnandar 1997), Praktek industri memiliki karakteristik; (1) Standar profesi; (2) Standar pendidikan dan pelatihan; (3) Kerja sama dengan dunia usaha dan industri; (4) Pengujian dan sertifikasi; (5) Peraturan pendukung; (6) Nilai tambah; dan (7) Kelembagaan. Konsep dasar Praktek industri, Menurut Wardiman Djojonegoro (dalam Isnandar 1997), memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan program bersama, dan tanggungjawab bersama; (2) dunia usaha dan industri ikut serta dalam totalitas kegiatan SMK; (3) pengintegrasian kegiatan belajar di sekolah dengan kegiatan praktek di industri akan menghilangkan perbedaan standar nilai di sekolah; (4) Paktek Industri mengacu kepada pencapaian mutu tamatan yang terstandar, diukur melalui proses uji keterampilan; dan (5) kerjasama dalam pelaksanaan praktek industri menganut prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama. 2. Tujuan Praktek Industri Menurut Wardiman Djojonegoro 1994 (dalam Moedjiarto, 1997) pelaksanaan praktek industri adalah perwujudan dari konsep Link and Match,. Tujuan praktek industri adalah sebagai berikut : a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. b. Memperkokoh Link and Match antara SMK dengan dunia kerja. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional. d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Pendapat tersebut juga dipertegas oleh Suhardjo (2000) bahwa secara konseptual dan empiris perlu adanya uji kopentensi pelaksanaan praktek industri bagi siswa SMK agar : a. Meningkatkan kualitas tamatan SMK sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja. b. Mendukung terwujudnya standar kompetensi daerah yang akan dikembangkan ke tingkat nasional. c. Mengupayakan pengakuan dunia kerja terhadap kemampuan tamatan SMK. d. Meningkatkan hubungan kerja sama antara SMK dengan dunia kerja, khususnya dengan motivasi pasangan.
3. Materi Pendidikan dan Pelatihan Khusus untuk praktek industri pada SMK, isi atau materi program pendidikan dan pelatihan itu tidak lepas dari pertimbangan isi materi kurikulum yang berlaku secara utuh. Isi pendidikan dan pelatihan menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Depdikbud, 1993:2) meliputi hal- hal sebagai berikut: a. Komponen Pendidikan Umum (Normatif) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah PPKN, Sejarah, dan Bahasa Indonesia. b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif) dimaksudkan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi, bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, dan kewirausahaan. c. Komponen Teori kejuruan dimaksudkan untuk membekali pengetahuan tentang teknis dasar keahlian kejuruan. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Pelayanan Prima, Membuka Usaha Kecil, Siklus Akuntansi, Surat Niaga dan Kearsipan, Akuntansi Keuangan, dan Akuntansi Perbankan. d. Komponen Praktik Dasar Profesi yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan tuntutan persyaratan keahlian profesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
e. Komponen Praktek Keahlian Profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai keahlian dan sikap kerja professional.
4. Standar Profesi Praktek Industri Siswa peserta praktek industri telah bekerja seperti karyawan di industri atau instansi tersebut, maka siswa dituntut menjadi seorang yang professional (Depdikbud:1993) yang ditandai dengan kinerja sebagai berikut: a. Disiplin Disiplin yaitu kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan suatu yang ditaati, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas. b. Kerjasama Kerja sama yaitu kesanggupan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna. c. Inisiatif Inisiatif yaitu kesanggupan untuk mengambil keputusan, langkahlangkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari pembimbing. d. Kerajinan Kerajinan yaitu kesanggupan untuk menyumbang tenaga dan pikiran secara ikhlas dangan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. e. Tanggung Jawab Tanggung Jawab yaitu kesanggupan menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan. f. Sikap Sikap yaitu ketulusan hati melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. g. Prestasi Prestasi yaitu hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Prestasi ini dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan siswa yang bersangkutan. 4. Fungsi Praktek Industri Fungsi praktek industri(Depdikbud, 1993):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
a. Memperdalam dan memperluas penguasaan kemampuan profesional kejuruan b. Menhhayati suasana (iklim) kerja dalam situasi yang sesungguhnya, c. Menginternalisasi etos kerja secara positif. d. Untuk mengoptimalisasi kegiatan praktek industri sebagai wahana belajar siswa. 5. Keuntungan Praktek Industri Keuntungan praktek industri (Depdikbud 1993): a. Bagi Institusi 1) Dapat mengenal dan mengamati keahlian siswa peserta praktek industri di tempat tersebut. 2) Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan menjadi karyawan. 3) Karena peserta didik telah mengikuti proses produksi secara aktif, dalam pengertian tertentu peserta didik adalah tenaga kerja yang menguntungkan. 4) Memberi kepuasan institusi tersebut karena diakui turut memajukan bidang pendidikan. 5) peserta didik dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu perusahaan. b. Bagi Siswa 1) Hasil belajar siswa akan lebih bermakna, karena setelah selesai sekolah akan benar-benar memiliki kemampuan atau keahlian profesional sebagai modal kerja. 2) Siswa tidak perlu terlalu lama mencari tingkat keahlian siap kerja karena siswa merasa siap memasuki dunia kerja. 3) Menambah kemampuan dan keterampilan praktis. 4) Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri. 5) Memupuk rasa tanggung jawab. 6) Memenuhi persyaratan sekolah yang diwajibkan mengenai praktik kerja. 7) Meningkatkan rasa percaya diri pada pribadi siswa. 8) Tujuan pribadi siswa dapat terpenuhi. 9) Siswa bangga akan hasil kerjanya. 10) Kemampuan profesional akan bertambah. C. Bimbingan Karir 1. Pengertian Bimbingan Karir Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dirinya, mengatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
persoalan-persoalan sehingga dapat menemukan jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa tergantung pada orang lain (Winkel 1981). Bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah
dipersiapkan
(denga n
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan-
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain yang memerlukan pertolongan (Kartini dan Kartono 1985).
Bimbingan adalah suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (Depdikbud 1993).
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau kelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri (Aryatmi 1983). Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Book Of Education 1955 (dalam Prayitno:1976) “Guidence is assistance made availale by personally and qualified and adequately trained man or woman to an individual of any age to help him manage his own life activities, developed his own points of view, make his own decisions, and carry his burdens” Menurut Crow and Crow (dalam Djumhur dan Surya:1975:21) Guidance dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
pandangnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri. “Guidence is assistance given to individuals in making intelegent choiseces and anjustments. It is based on the democratic principle that it is the duty and the right of every individual to choose his own way in life insofar as his choice does not interfere with the rigt for others. The ablity to make suck choices is not innate but, like other ablities, must be developed” Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981) Bimbingan merupakan bantuan oleh seseorang kepada seorang dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah dan bertujuan membantu si penerima agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981) “guidence may be definet as that part of the total educationnal program that helps provide the personal opportunities and sepcializet staff services by wich each individual can develop to the fullest of his abilites in term, of the domestic idea” .Motenson,and schmuller,1976 (dalam Gunarso Singgih, 1979) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan, mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan dan dapat menjadi pribadi yang mandiri. Dengan kemandiriannya, diharapkan menambah percaya diri bagi siswa tersebut untuk melakukan kerja di lapangan.
Dari definisi-definisi diatas dapat dipetik beberapa pengertian bahwa: a. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan. b. Bimbingan diberikan pada orang-orang dari berbagai usia. c. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli. d. Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang dibimbing . e. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi. f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. 2. Fungsi Bimbingan Karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Fungsi bimbingan karir(Depdikbud, 1993): a) Fungsi penyaluran Memberikan layanan bimbibingan agar siawa memperoleh progaram pendidikan yang benar-benar sesuai sehingga dapat berkembang secara optimal, serta melayani tamatan agar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kebahagiannya. b) Fungsi penyesuaian Memberikan layanan bimbingan agar siswa dan tamatan dapat melakukan penyesusian secara kreatif-positif (wealladjusted) terhadap situasi dan kondisi tertentu, baik dalam rangka belajar maupun bekerja. c) Fungsi pencegahan Memberikan layanan bimbingan agar siswa dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi dan situasi intern dan ekstern yang dapat menghambat perkembangan dirinya. 3. Tujuan Bimbingan Karir Bimbingan (guidance) menunjukan pada dua hal yang masing- masing berdiri sendiri yaitu memberikan informasi dan menuntun/mengarahkan kearah satu tujuan. Tujuan bimbingan dapat dibedakan dalam tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir adalah supaya orang-orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan dan menanggung sendiri (konsekuensi/resiko) dari tindakan-tindakannya (Winkel 1981). Bimbingan, pada satu pihak, tidak diragukan lagi penting kehadiran dan perkembangannya dalam menyediakan pelayanan bantuan bagi individu dalam kondisi tertentu sifat pencegahan dan pengembangan bimbingan membantu individu terutama dalam memperoleh keterampilan dan kemampuan optimal yang dituntut oleh pekerjaan (Drs. Andi Mappiare 1984). Bimbingan berusaha agar setiap individu mengenal dengan baik berbagai informasi tentang dirinya sendiri, minat-minatnya, kemampuannya, perkembangannya pada saat ini dalam berbagai bidang kehidupan dan rencana-rencananya atau ambisi-ambisinya untuk masa depan (Alberty: 1957, dalam Prayitno:1976)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Bimbingan hendaknya ialah untuk membantu individu melalui penyuluhan guna dapat membantu pilihan yang bijaksana, penyesuaian diri, dan penafsiran terhadap situasi yang kritis dalam hidupnya sedemikian rupa untuk menjamin perkembangan kemampuan pengarahan diri sendiri (Kelly, 1969,dalam prayitno:1976) Bimbingan itu adalah bagian dari pendidikan di mana proses bantuan diberikan secara terus menerus dan sistematis dari seseorang baik petugas khusus maupun orang yang diberi wewenang kepada individu/kelompok agar individu/kelompok dapat memahami dirinya, membuat pilihan, menyesuaikan diri dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi kesulitan pada akhirnya tercapai kebahagiaan hidupnya (Fitri A.:2004). Sedangkan tujuan itu sendiri untuk membawa anak didik yang dibimbing dapat mengembangkan hidupnya, dapat membuat pilihannya dan dapat bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan kata lain tujuan bimbingan merupakan bantuan kepada individu agar individu tersebut dengan kemampuan sendiri dapat mengarahkan dirinya, mengatasi kesulitankesulitannya, membuat keputusan dalam menentukan pilihannya serta mendapatkan kehidupan yang layak dalam hidupnya (Fitri A.:2004). Tujuan bimbingan karier dibagi menjadi dua: a. Bimbingan dalam sekolah menurut Yusuf G. (1992:100) 1)
2)
Siswa dapat membedakan lebih terinci sifat-sifat kepribadiannya (kemampuan, bakat khusus, minat, nilai dan sifat-sifat kepribadiannya) dan mampu melihat perbedaannya dengan orang lain. Selanjutnya ia dapat mengidentifisikan daerah dan tingkat pekerjaan yang mungkin sesuai dengan dirinya. Siswa dapat membedakan antara beberapa daerah pekerjaan yang luas dalam pengertian: a) Yang mungkin memberikan kepuasan potensinya, b) Sifat pekerjaan dan tugas-tugas pekerjaan yang harus dilakukan, c) Dampak masa depan dari perkembangan teknologi terhadap daerah pekerjaan tertentu, d) Sumbangan yang berarti dari suatu daerah pekerjaan tertentu terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya, e) Tuntutan masa depan terhadap para pekerja dalam dunia pekerjaan tertentu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
f) Siswa dapat membedakan bermacam- macam dunia pendidikan yang tersedia, yang dapat memberikan latihan persiapan untuk pekerjaan mendatang, g) Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan mendatang yang ia harus putuskan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berbeda, h) Siswa dapat memilih pekerjan dari lingkup pekerjan yang luas dan mempelajarinya secara mendalam, i) Siswa dapat membedakan di antara banyak pekerjan dalam pengertian: I. Sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk persiapan memasuki dunia pekerjan, II. Isi, alat, letak, produksi atau pelayanan pekerjaan-pekerjaan itu, III. Nilai pekerjaan itu bagi masyarakat. j) Siswa dapat memilih atau menyelesaikan pendidikan atau latihan dengan dasar pilihan kariernya. b. Tujuan bimbingan karir di luar sekolah Menurut Roosdi A.S.(1988) Tujuan intervensi dalam proses bimbingan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penyembuhan, pencegahan, rehabilitasi. Hershenson dan Power 1987 (dalam Roosdi A.S.;1988). mengemukakan bimbingan meliputi: pencegahan, pemberian fasilitas, penyembuhan, rehabilitasi dan peningkatan. Lebih jauh dikemukakan bahwa pada lima macam tujuan intervensi bimbingan itu melibatkan: 1) Menggerakan dan menerapkan modal- modal yang telah dimiliki klien untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, 2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan lain klien yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi itu, 3) Merubah lingkungan klien untuk mengurangi masalah yang dihadapi dan/atau memberikan kemudahan-kemudahan dalam memecahkan masalah Siswa-siswa SMK agak berbeda dengan siswa-siswa lainnya di sekolah umum seperti SMU.
Siswa SMK sudah terarah pada suatu jenis pekerjaan
tertentu sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Dengan demikian bimbingan yang telah dikemukakan di atas harus membutuhkan pengkajian lebih lanjut sesuai dengan keadaan dan tuntutan bimbingan karir di SMK dewasa ini. Tujuan bimbingan karir adalah menekankan tentang pentingnya informasi dunia kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
terhadap perkembangan dewasa ini, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dapat menentukan pekerjaan serta dapat bekerja secara produktif. Bagi SMK sebaga i lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak didik sebagai calon tenaga kerja untuk bekerja pada bidang tertentu sangat diperlukan adanya bimbingan karir, walaupun bimbingan individu dan bimbingan akademik yang dikemas dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan masih mutlak diperlukan. Bertolak dari uraian di atas maka bimbingan karir dalam penelitian ini dibatasi seberapa efektif bimbingan karir yang dilakukan oleh sekolah ditinjau dari pendapat siswa. D. Prestasi Belajar Kejuruan 1. Pengertian Prestasi Belajar Kejuruan Prestasi Belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dari nilai test atau hasil test, hasil belajar (Winkel, 1985) Hasil test hasil belajar siswa/prestasi siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penelitian terhadap suatu hal, bisa dari tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Nana Sudjana, 1990:28) usaha mengevaluasi hasil bagi siswa biasanya dilakukan dengan suatu pengukuran dalam letak ujian tertulis, lisan maupun praktek yang diberi skor, dan skor tersebut nampak dalam rapor siswa yang diterima setiap akhir semester. Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu test. Hasil yang diperoleh itu merupakan itu merupakan bentuk aktualisasi diri (Winkel, 1985:16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Dari pendapat Winkel dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa yang dilakukan dengan cara evaluasi terhadap hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran dan proses belajar dicapai.
Menurut Nana Sudjana (1990:13) penilaian itu suatu tindakan atau kegiatan yang melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil- hasil belajar yang diperhatikan setelah mereka menempuh pengalaman belajar. Sumardi Suryabrata (1998) berpendapat ada hal- hal pokok dalam belajar yaitu : a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, actual maupun potensial). b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Roestiyah N.K faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua (Roestiyah,1982;159) a. Faktor Internal Yang dimaksud faktor Internal adalah faktor-faktor yang terjadi dari dalam itu sendiri. Faktor internal ini diantaranya sebagai berikut: 1) Tujuan belajar yang jelas Siswa yang menganggap dirinya masuk sekolah bukan kemauan diri sendiri tetapi memenuhi anjuran orang tua, atau hanya sekedar juga gengsi melanjutkan sekolah karena memperoleh hadiah sepeda bagus. Bila kondisi demikian bukan kemajuan yang diperolehnya, melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat. Jadi seseorang yang akan belajar harus mempunyai tujuan yang jelas jika ingin prestasi baik. Minat terhadap bahan mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seorang siswa. Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya. 2) Kesehatan Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang. Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar seseorang. Adanya gangguan emosional, rasa tidak tenang, khawatir, mudah tersinggung, gangguan dalam proses berfikir, semuanya mengakibatkan kegiatan belajar terganggu. 3) Kecakapan mengikuti pelajaran Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang disiarkan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih luas. Untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian yang terkonsentrasi, senantiasa bertanya dan mengajukan masalah- masalah dalam dirinya, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelum mengikuti pelajaraan lebih dulu mempelajari pokok-pokok yang akan diajarkan. Kegagalan atau hambatan dalam kemajuan pelajaran seringkali disebabkan karena siswa kurang cakap mengikuti pelajaran dengan baik. Karena itu menguasai teknik mengikuti pelajaran adalah perjuangan.
b. Faktor Eksternal Yang dimaksud dengan factor ini adalah faktor- faktor yang datang dari luar antara lain(Roestiyah,1982): 1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga Kita ketahui sebagian besar waktu belajar dilaksanakan dirumah karena aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor untuk suksesnya belajar anak. 2) Faktor yang datang dari masyarakat Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan belajar siswa, sebaliknya mereka membutuhkan tenaganya setelah anak atau siswa tamat belajar kelak. 3) Faktor yang datang dari lingkungan sekolah Faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak saja bersumber dari diri siswa dan keluarga, akan tetapi dapat bersumber dari sekolah. Sebab-sebab hambatan yang timbul terhadap kemajuan belajar siswa menjadi tanggung jawab sekolah untuk memperbaikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Nagalim Purwanto, 1992): a) Faktor eksterna l Faktor eksternal yang terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumen. Faktor lingkungan meliputi alam dan lingkungan sekitar. Sedang faktor instrument meliputi kurikulum atau bahan pelajaran, guru, sarana dan prasarana serta administrasi. b) Faktor internal Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor psiologis meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indra. Sedang faktor psikologis meliputi bakat, motivasi, minat, kemampuan kognitif, kecerdasan dll. Dari pendapat di atas, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalah faktor yang berasal dari dalam individu (internal) yang meliputi faktor fisiologis, faktor lingkungan dan faktor instrumen. Namun yang paling berpengaruh adalah faktor dari dalam individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang akhirnya juga berpengaruh terhadap prestasi belajar (Depdikbud 1993) adalah: a. Keadaan khusus seseorang (sifat pribadi) 1) Kemampuan Manusia berbeda dari manusia lain. Salah satu perbedaannya adalah dalam hal kemampuan. Dalam kenyatannya ada yang dikaruniai kemampuan tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu. Kebalikannya ada orang yang kemampuannya kurang sehingga ia mengalami kesulitan mempelajari sesuatu. 2) Kehendak dan Kemauan Kehendak sangat mempengaruhi corak yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bilamana ia tidak mampu atau tidak ada kehendak atau kemauan erat pula hubungannya dengan minat (interest) yang dimiliki, karena minat mengarah timbulnya kehendak seseorang. 3) Umur Pada umumnya diakui semakin tua seseorang, maka proses perkembangan mentalnya makin bertambah baik. Akan tetapi pada unsur-unsur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental tidak seperti ketika ia berumur belasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
tahun.bukan pada usia yang sangat lanjut, proses-proses perkembangan ini sangat lanjut, proses-proses ini akan menurun. b. Keadaan bahan yang dipelajari Usaha untuk mempelajari sesuatu tertentu tergantung akan apa yang dipelajari. Ada bahan yang sukar, ada bahan yang mudah. Bahanbahan yang mengandung makna mempunyai kecendrungan yang mudah diingat dari pada bahan yang tidak bermakna sama sekali (Depdikbud 1993) c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan metode belajar Apakah kita belajar dengan global (whole method) yaitu belajar secara keseluruhan terlebih dahulu baru kemudian menuju kedetailnya, atau secara bagian perbagian (part method) yaitu mempelajari bagian perbagian dulu kemudian melihat keseluruhan. Apabila cara mempelajari dengan suara/sambil mendengarkan musik atau cara mempelajari tidak dengan suara dan harus tenang (Depdikbud 1993). Menurut Winkel (1985), banyak faktor yang bisa mempengaruhi proses belajar pada diri seseorang khususnya siswa. a. Faktor-faktor dari pihak siswa 1) Faktor intelektual: taraf intelegensi; kemampuan belajar, cara belajar. 2) Faktor nonintelektual; motivasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi akibat sosial dan lain sebagainya. b. faktor fisik: kondisi fisik. c. Faktor di luar siswa 1. Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah a) Kurikulum pengajaran b) Disiplin sekola h c) Fasilitas belajar d) Pengelompokan siswa 2. Faktor-faktor sosial disekolah e) Sistem sosial f) Status sosial siswa g) Interaksi guru-siswa 3) Faktor-faktor situasional a) Keadaan politik-ekonomi b) Keadaan waktu dan tempat c) Keadaan musim- iklim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
3. Fungsi prestasi belajar kejuruan Oleh karena itu perlu penilaian dalam proses belajar yang berfungsi antara lain untuk mengetahui akan kemajuan yang telah dicapai, yang pada umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, artinya menyebabkan prestasi selanjutnya lebih baik. Manfaat penilaian (Sumardi Suryabrata 1998) antara lain : a. Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik di dalam kelasnya. b. Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. c. Merupakan inti laporan tentang kemajuan dan murid-murid kepada orang tua/pejabat pemerintah yang berwenang, guru- guru dan juga muridmuridnya Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa akan mempengaruhi konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, yang pada akhirnya akan menunjukkan proses apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pola perubahan tingkah laku selama pengalaman berlangsung, prestasi belajar juga dapat mencerminkan fungsi yang dapat ditunjukkan sebagai aspek-aspek yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif. Berdasarkan batasan di atas dimaksudkan prestasi belajar di dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar edukatif untuk mencapai suatu tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Berdasarkan batasan di atas yang dimaksud prestasi belajar di dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar.
E. Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan formal, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.080/U/1993 tentang kurikulum SMK, SMK diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut: a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional. b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi serta mampu mengembangkan diri. c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang. d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Program Pendidikan Sekolah Menengah kejuruan dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu: a. Kelompok pertanian dan kehutanan, antara lain: agrobisnis, agronomi, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian. b. Kelompok teknologi dan industri, antara lain: Permesinan, otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan gedung dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, kemaritiman, grafika, kimia, tekstil, penerbangan, informatika, dan intrumentasi industri. c. Kelompok bisnis manajemen, antara lain: andministrasi perkantoran, akuntansi, keuangan dan perbankan, kesekretarisan, perdagangan, usaha penjualan, dan perkoperasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
d. Kelompok kesejahteraan masyarakat, antara lain: pelayanan masyarakat dan pengembangan masyarakat. e. Kelompok pariwisata, antara lain: perhotelan, boga, busana, dan kecantikan. f. Kelompok seni dan kerajinan, antara lain: seni rupa, industri, kerajinan dan seni pertunjukan. Kemudian setiap kelompok program tersebut masih dibagi menjadi beberapa jurusan, dan selanjutnya setiap jurusan dipecah lagi menjadi beberapa program studi. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dalam jangka waktu pendidikannya ada yang tiga tahun dan ada pula yang empat tahun. F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Sari Wahyuni (2004). Dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Tarakanita Kalasan Sleman”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman? 2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman? 3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman? 4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi, motivasi belajar dan kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman? Penelitian ini menggunakan metode ekspos facto dengan pendekatan korelasional yaitu mengetahui sejauh mana hubungan yang ada antara variabel bebas (Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Akuntansi Siswa) dan variabel terikat adalah (hasil belajar akuntansi). Disebut ekspos facto Karena terjadinya data sudah berlangsung dan sudah terjadi di mana peneliti tidak perlu memberi perlakuan lagi. Pendekatan korelasional digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Dengan hasil penelitian: a. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa kelas II akuntansi SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2. b. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2. c. Ada hubungan positif dan signifikan antara kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2. d. Persepsi siswa tentang kompetensi guru, motivasi belajar dan kegiatan belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Andayani (2004). Dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Karir, Dan Prestasi Belajar Siswa Degan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus Sekolah Menengah Kejuruan Studi Kasus Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2003/2004 SMK YPKK I Sleman” Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman? 2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman? 3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman? Dalam penelitian yang dilaksanakan, jenis penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkap suatu masalah dan keadan sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta. Studi Kasus (Case Study) yaitu penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu, maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang obyek penelitian tersebut. Dengan hasil penelitian: a. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X 2 = 5,991 . Nilai hitung X 2 hitung sebesar 6,02. > X 2 tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,24 menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah sebesar 24 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
b.
Persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X 2 = 5,991 . Nilai hitung X 2 hitung sebesar 1,35 < X 2 tabel. menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir tidak mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah. c. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X 2 = 5,991 . Nilai hitung X 2 hitung sebesar 11,47 > X 2 tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,32 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mempunyai hubungan positif dengan citacita siswa setelah sekolah menengah sebesar 32 %.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Caesilia Yusti Setya Rini (2004). Dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Pembimbingan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda Studi Kasus Siswa-Siswi Kelas III Jurusan Akuntansi SMK Tarakanita Kalasan” Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembimbingan dengan keberhasilan pend idikan sistem ganda? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda? Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu suatu jenis penelitian yang mendalam mengenai unit sosial tertentu, karena pengumpulan data dan analisis data dalam jangka waktu tertentu. Maka kesimpulan dari hasil penelitian hanya dapat dipakai pada tempat di mana dilakukan penelitian. Dengan hasil penelitian: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 15,266 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,63 ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi yang ada pada diri siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembimbingan dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 8,991 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,50 ini berarti bahwa semakin tinggi kegiatan pembimbingan yang dilakukan siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 18,866 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,67 ini berarti bahwa semakin tinggi prestasi belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa faktor motivasi berprestasi, pembimbingan, prestasi belajar siswa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan sistem ganda. Pembimbingan sangat perlu dilakukan sehingga siswa selalu termotivasi untuk berprestasi karena siswa yang memiliki motivasi tinggi biasanya mempunyai semangat belajar tinggi, sehingga prestasi belajar tinggi. Hal ini menjadi salah satu syarat untuk menjadi peserta praktek. Siswa yang sedang melakukan kegiatan PSG tetap memerlukan pembimbingan agar dapat melaksanakan program pelatihan di DU/DI. Sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan dari program PSG dan ada manfaat yang didapat. Hal ini karena keberhasilan PSG pada lembaga pendidikan kejuruan merupakan langkah yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan yang siap kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan ketenagakerjaan.
G. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang diajukan sebagai berikut : 1. Pengaruh antara pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa. Dalam implementasi program praktek industri di dunia kerja banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Para siswa dapat memahami karakteristik suatu pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat menyesuaikan pekerjaan tersebut dengan baik. SMK merupakan suatu lembaga sekolah yang menyiapkan siswanya untuk terjun ke lapangan kerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
sehinga implementasi praktek industri di dunia kerja banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Para sis wa dapat memahami karakteristik suatu pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. H1 : Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif antara implementasi Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa SMK.
2. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa. Bimbingan karir yang dikemukakan pada kajian teoritis di muka, banyak
berisikan
informasi
jenis
pekerjaan,
menyesuaikan
serta
mengembangkan karir dalam pekerjaan. Semakin banyak dan semakin sering orang mendapat informasi tentang berbagai bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya dan banyak mendapatkan bimbingan dalam pemenuhan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam pekerjaan, maka siswa tersebut mempunyai kesiapan diri dalam memasuki dunia kerja. H2 : Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif antara implementasi Bimbigan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa SMK. 3. Pengaruh antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Siswa SMK memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, jadi prestasi belajar mempunyai hubungan dengan kesiapan mental kerja siswa. Semakin tinggi prestasi belajarnya kemungkinan besar akan semakin mampu untuk
mengatasi
permasalahan-permasalahan
dalam
belajar.
Dengan
demikian dalam meraih tujuan mereka semakin bisa membangun kesiapan mental siswa seperti yang mereka harapkan. Kesiapan kerja seseorang dapat diketahui dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam bekerja. H3 : Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif antara implementasi Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.
4. Pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa. Kesempatan untuk mendapatkan suatu pekerjaan terbuka bagi orang yang mendapatkan layanan bimbingan karir seperti informasi adanya lowongan kerja, mengetahui persyaratan yang diperlukan oleh pekerjaan ataupun mengerti cara memasuki dunia kerja yang didukung dengan prestasi belajar yang tinggi sebagai aspek yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif dan kemampuan serta pengalaman mengenai dunia kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan demikian diduga bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar yang tinggi, implementasi praktek industri yang tinggi dan banyak bimbingan karirnya akan semakin tinggi kesiapan kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
H4 : Dari uraian di atas prngaruh antara variable bebas yaitu pelaksanaan praktek industri, Bimbingan Karir, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap variable terikatnya yaitu Kesiapan Mental Kerja Siswa SMK dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengaruh pelaksanaan praktek industri
H1 Terhadap Kesiapan mental Kerja Siswa SMK
Pengaruh Bimbingan Karir. H2 H3 Pengaruh Prestasi Belajar
H4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
BAB III METODE PENELITAN
Jenis Penelitian Menurut Sukardi (2003:3) Penelitian adalah suatu cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu hasil temuan yang memang sudah sebetulnya sudah ada (discovery) maupun penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta (invention). Sesuai dengan tujuan penelitian dan variabel bebas yang dipilih dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel penelitian, melainkan hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran yang telah ada pada diri responden sebelum penelitian ini dilakukan, oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian Expost facto artinya penelitian sesudah kejadian atau sesudah fakta dan ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran kembali. Dalam penelitian ini termasuk pendekatan kuantitatif artinya semua informasi atau data disusun dan wujudkan dalam bentuk angka. Analisisnya bardasarkan angka dengan analisis statistik. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat koreksional, karena penelitian ini berusaha menelaah pengaruh antara satu variabel terhadap variabel yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta. Tahun ajaran 2005/ 2006 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2006.
Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Semua siswa kelas tiga jurusan Akuntansi dan Penjualan SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta. 2. Obyek penelitian a. Pengaruh pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa . b. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa . c. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa . d. Pengaruh pelaksanaan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan mental kerja siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
D. Populasi dan Sampel Penelitian. 1. Populasi. Populasi (Babbie dalam Sukardi 2003). adalah elemen penelitian penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas III SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta. 2. Sampel Sampel menurut vockell 1983 (dalam Consuelo 1993:161)., adalah berkenaan dengan strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengambil suatu subkelompok dari kelompok yang lebih besar, lalu kelompok kecil ini di gunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan tentang kelompok besar tersebut Di SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta, populasi yang akan diambil sampelnya adalah seluruh siswa kelas III. Dari keseluruhan populasi sample sebanyak 94 siswa. Sebagai pertimbangan Sukardi (2003:54) Menyatakan populasi target dengan populasi akses yang paling baik adalah sama besar. Tetapi peneliti dapat mencapai hasil baik, jika misalnya akses yang dicari mencapai 80% sampai 100% dari populasi target.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Teknik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunukan tehnik menurut Isaac dan Michael 1981 (dalam Sukardi 2003:55) formula empiris dan dapat ditulis sebagai berikut (Tabel jumlah sampel terdapat dilampiran 115): S=
X 2 ⋅ N ⋅ P( P − p ) d 2 ( N − 1) + X 2 P(1 − P)
Keterangan S
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi akses
P
= Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel . Harga ini diambil P = 0,05
d
= Derajat ketetapan yang direfleksikan untuk kesalahan yang dapat ditoleransikan dalam fluktuasi proporsi sampel P,d umumnya diambil 0,05.
X 2 = Nilai tabel Chi-square untuk satu derajat kebebasan relatif level konfiden yang diinginkan. X 2 = 3,941 tingkat kepercayaan 0,95
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998). Teknik kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel terikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
dan variabel bebas, yaitu pengaruh Praktek Industri dan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa. 2. Dokumen Dokumen adalah metode pengumpulan data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Suharsimi Arikuto 1998). Metode dokumentasi ini akan digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah berupa nilai rata-rata siswa kelas III dari kelas I semester I, II dan III.
G. Variabel dan Pengukurannya. 1. Variabel penelitian Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ada dua variabel yang menjadi obyek penelitian adalah: a. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan diramalkan (Y) dan harus diregresikan terhadap variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kesiapan mental kerja siswa. b. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
bebas adalah: Pengaruh Pelaksanaan Praktek Industri, Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar Siswa.
2. Definisi dan Pengukuran Variabel a. Kesiapan Mental Kerja Siswa Kesiapan Mental Kerja Siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi tuntutan kerja yang sesuai dengan profesinya. Keseluruhan Instrumen yang akan diperoleh dari kuesioner tersebut diberi skor dengan menggunakan skala likert dimana terdapat pernyataan positif (mendukung) dan pertanyaan negatif (tidak mendukung). Alternatif jawaban memiliki skor dengan kategori (Konsuelo 1993:226). Untuk pertanyaan dengan pernyatan positif dengan jawaban diberi skor Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Tidak Setuju Sekali = 1 atau sebaliknya.
Hal ini disajikan untuk menghindari jawaban yang asal dari
responden.
Variabel
Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Indikator No Kuesioner
Kesiapan 1. Mempunyai pertimbangan logis Mental Kerja dan obyektif Siswa 2. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain serta mampu mengendalikan emosi 3. Bersikap kritis 4. Mempunyai keberanian untuk menerima tanggung ajawab secara individual
Jumlah
1,2,3,4
4
5,6,7,8
4
9,10,11,12,13,14 6 15,16,17,18 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
5. Berambisi untuk maju
19,20
2
b. Pengaruh Pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Untuk data mengenai pengaruh siswa terhadap pelaksanaan Praktek Industri diperoleh melalui jawaban kuesioner yang disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah diuraikan pada BAB II. Variabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri yang dikembangkan menjadi instrumen penelitian meliputi instrumen pemahaman tentang praktek industri, relevansi dan kejelasan materi program, Pembinaan siswa dalam praktek, kreativitas dan keterampilan kerja dalam praktek, pengetahuan kerja saat praktek. Untuk pertanyaan dengan pernyatan positif dengan jawaban diberi skor Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak Pernah = 1 Tabel 2 Kisi-kisi koesioner Variabel Pelaksanaan Praktek Industri
Indikator 1. Pemahaman tentang praktek industri 2. Relevansi dan kejelasan materi program 3. Pembinaan siswa dalam praktek 4. Kreativitas dan keterampilan kerja dalam praktek 5. Pengetahuan kerja saat praktek
No Kuesioner 1,3 2
Jumlah 2 1
4,5,6,7,8,9,10 11
7 1
12,13
2
c. Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data varuabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
menjadi instrumen penelitian, meliputi: bantuan kepada siswa dalam memahami dirinya, memahami lingkungan kerja, mengenal informasi pekerjaan, memasuki pekerjaan, pengarahan untuk meningkatkan karir di dunia kerja. Untuk pertanyaan dengan pernyatan positif dengan jawaban diberi skor: Sangat Membantu = 4, Membantu = 3, Kurang Membantu = 2, Tidak membantu =1. Tabel 3 Kisi-kisi kuisioner Variabel pelaksanaan bimbingan karir
Indikator 1. Bantuan kepada siswa dalam memahami dirinya. 2. Bantuan kepada siswa dalam memahami lingkungan kerja 3. Bantuan kepada siswa mengenal informasi pekerjaan 4. Bantuan kepada siswa dalam memasuki lowongan pekerjaan 5. Pengarahan untuk meningkatkan karir di dunia kerja.
No Kuesioner 1,2,3,4,5,6
Jumlah 6
7,8,9,10,11
5
12, 13
2
14,15
2
16,17
2
d. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar adalah hasil dari perubahan karena belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diberikan oleh guru melalui tes baik tertulis maupun lisan yang tercantum dalam rapor. Dalam penelitian ini penulis menggunakan nilai rata-rata rapor siswa kelas III dari kelas 1, kelas 2, kelas 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
H. Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian yang akan dilakukan a. Uji Validitas Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimanan suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995). Kevalidan atau sesahihan alat ukur tersebut akan diuji dengan menggunakan perhitungan korelasi product-Moment dengan angka kasar sebagai berikut (Masidjo, 1995)
rxy =
{N ∑ X
NΣXY − ( ΣX )(ΣY ) 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Selanjutnya mengoreksi korelasi momen tangkar menjadi korelasi bagian total sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2000) rpq =
NΣ XY − ( ΣX )( Σ Y )
{(SB ) + (SB ) − 2(r 2 x
2 y
xy
)( SBx )( SBy )}
Keterangan: rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
rpq
= Koefisien koelasi bagian total
X
= Total dari setiap item
X2
= Total kuadrat dari setiap item
Y
= Total dari total item
Y2
= Total kuadrat dari total item
N
= Total responden
SBy
= Simpangan baku skor faktor
SB x
= Simpangan baku skor butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Setelah koefisien korelasi diperokeh, perlu dilakukan uji signifikasi dengan taraf signifikasi 5 %. Butir soal dikatakan valid jika rp q > r
tabel.
Untuk proses perhitungan validitas, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 (Ghozali,2004). Untuk menguji validitas instrument, penulis menggunakan korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 11.5. Koesioner disebarkan disebarkan kepada 48 responden dengan jumlah 50 butir. Untuk mengetahui nilai rtabel menggunakan rumus dk = n-2 dengan taraf nyata 5%, sehingga diperoleh rtabel (dk = 48-2 = 46, signifikasi 5%) sebesar 0,1883. Kriteria pengujian adalah apabila rhitung > rtabel maka butir instrumen valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka butir instrumen tidak valid. Berdasarkan uji validitas tersebut terdapat 11 butir yang tidak valid, yaitu butir 1,2,3,7,18,21,22,24,31,34,35,dan butir lainnya dinyatakan valid. Butir instrumen yang tidak valid dapat diperbaiki atau dibuang (Sugiyono 2003 : 116). Dalam hal ini tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah membuang butir yang tidak valid. Hasil dari uji va liditas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Koef Valid 0.3521 0.3135 0.3260 0.2621 0.4204 0.4254 0.4166 0.2396 0.2348 0.3218
Nilai rxy (tabel) 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
0.4515 0.5206 0.3480 0.2903 0.3429 0.2280 0.2698 0.2220 0.5909 0.5473 0.4629 0.5591 0.3839 0.3833 0.3651 0.3821 0.5673 0.3406 0.4536 0.5078 0.5540 0.5477 0.4622 0.5700 0.5548 0.4157 0.4393 0.7043 0.3849
0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883 0.1883
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas koefisien suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995). Untuk mencari reabilitas terlebih dahulu dicari koefisien
belahan I dan II (rbb ) dengan
rumus: rbb =
{NΣX
NΣXY − (Σ X )( ΣY ) 2
− ( ΣX ) 2 }{NΣY 2 − (Σ Y ) 2 }
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Cara mencari reliabilitas menggunakan metode belah dua dari Spearman Brown atau split-half method (Masidjo, 1995)
ru =
2 xrbb 1 + rbb
Keterangan : N
= Total responden
X
= Skor belahan I
Y
= Skor belahan II
rrr
= Koefisien reliabilitas
rbb
= Koefisien belahan I dan II
Setelah ru diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikasi 5 %. Instrumen handal jika r u > rtabel. Untuk proses perhitungan reliabilitas, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 (Ghozali,2004). Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha ( ∂ ) dari Cronbach dengan program SPSS 11.5. Rumus yang digunakan untuk mencari rtabel yaitu dk = n-2 dengan taraf nyata 5%, sehingga diperoleh rtabel (dk = n-2, signifikansi 5%) sebesar 0.1883. Berdasarkan uji reliabilitas diperoleh rhitung sebesar 0.8991. Hal ini menunjukan bahwa butir-butir pernyataan yang diuji reliabel dan handal karena rhitung > rtabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
I. Pengujian Persyaratan Analisis Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik korelasi Product-Moment dan regresi ganda. Ada 2 tahap yang perlu dilakukan dalam uji analistik statistik ini, yaitu: 1. Uji Normalitas Uji normalisasi dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan tes satu sampel Kolmogorowv-Smirnov, yaitu yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Tes ini menetapkan suatu titik dimana yang teoritis dan terobservasi memiliki perbedaan terbesar. Harga Fo (X) – SN (X) terbesar dinamakan deviasi maksimum. Rumus uji Kolmogorov-Smirnov adalah (Sidney Siegel, 1985): D = maksimun F0 ( X ) − S N ( X ) Keterangan: D
= Deviasi maksimum
Fo
= Fungsi distribusi frekuensi komulatif yang ditentukan
SN (X)
= Distribusi frekuensi komulatif yang diobservasi
Selanjutnya untuk mengetahui apakah dis tribusi frekuensi normal atau tidak dengan ketentuan, jika nilai asymtot signifikasinya lebih besar dari α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal dan jika asymtot signifikasi lebih kecil dari α = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Untuk proses perhitungan normalitas, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 (Ghozali,2004). Perumusan Hipotesis: Ho
: Distribusi data mengikuti distribusi normal
H1
: Distribusi data tidak mengikuti distribusi normal
2. Uji linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis varians terhadap garis regresi yang diperoleh dari harga F dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi , 2000) F=
RK reg RK res
Keterangan : F
= Koefisien regresi
RKreg
= Rerata kuadrat regresi
RKres
= Rerata kuadrat garis residu
Harga F yang dihasilkan dikonsultasikan dengan harga F tabel pada taraf signifikasi 5%. Jika F hitung lebih besar daripada F tabel mkahubungan antara kedua variabel sifatnya tidak linier dan sebaliknya jika F hitung lebih kecil daripada F tabel maka kedua variabel mempunyai pengaruh bersifat linier. Untuk proses perhitungan linieritas, penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 (Ghozali,2004). Perumusan hipotesis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Ho
= Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat linier
H1
= Pengaruh antara variaebel bebas terhadap variabel terikat tidak Linier.
3. Uji Asumsi klasik a. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu nilai variabel bebas (Supranto, 2004:68). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari Spearman. Rumus korelasi dari Spearman didefinisikan sebagai berikut: d2 rs= 1- 6 ∑2 1 n n − 1
(
)
Dimana :
d 1 = Perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-1
n = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi atau tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut: - Jika rs hitung > rs tabel, maka terjadi heteroskedastisitas - Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
b. Multikolinieritas Multikolinieritas
adalah
situasi
adanya
hubungan
variabel–variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel– variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna di antara sesama variabel–variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: rxy =
nΣXY − (Σ X )( Σ Y ) ( nΣX 2 − (Σ X ) 2 ( nΣY 2 − (Σ Y ) 2
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari analisis Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor).Untuk mengetahui
terjadi
tidaknya
multikolinieritas,
ketentuan sebagai berikut: - Jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas - Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
c. Outokorelasi
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Outokorelasi adalah suatu keadaan di mana kesalahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang
berturutan
tidak
berpengaruh
atau
tidak
terjadi
korelasi.Untuk mendeteksi ada tidaknya outokorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “The Durbin – Watson, d” dengan rumus sebagai berikut (Supranto, 2004): n
d =
∑ (e − e
t −1
t
t =2
)
n
∑e
2 t
t =1
Keterangan: D
= Statistik Durbin-Watson
et
= Gangguan estimasi
t
= Observasi terakhir
t-1
= Observasi sebelumnya
Untuk
memperoleh
kesimpulan
apakah
ada
masalah
otokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik d harus dibandingkan dengan tabel statistik d. Pemilihan angka dari tabel d harus memperhatikan banyaknya parameter (=k), dan jumlah observasi (=n), pada tingkat signifikasi (=a) tertentu. J. Pengujian Hipotesis a. Apabila Normal Untuk menuji hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan analisis regresi linier dengan langkah- langkah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
1) Perumusan Hipotesis Ho : ? = 0,
Praktek Industri tidak berpengaruh positif terhadap
kesipan mental kerja siswa. Ho : ? # 0,
Praktek Industri berpengaruh positif terhadap kesipan
mental kerja siswa. 2) Menentukan koefisien korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1998) rxy =
NΣ XY − ( ΣX )( ΣY ) ( NΣ X 2 − ( ΣX ) 2 ( NΣY 2 − ( ΣY ) 2 )
Keterangan: r
= koefisien korelasi
N
= banyaknya sampel
X
= variabel Praktek Industi/Bimbingan Karir /Prestasi Belajar Siswa
Y
= variabel kesiapan Mental Kerja Siswa
3) Menguji kesignifikanan koefisien korelasi dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf signifikan a = 0,05 dengan db = 2. 4) Menarik kesimpulan yaitu jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel maka Ho ditolak. Pengujian hipotesis kedua dan ketiga dilakukan dengan langkah yang sama dengan pengujian hipotesis pertama. b. Apabila Tidak Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Apabila data berdistribusi tidak normal maka digunakan korelasi Spearman Rank (Sugiono, 1999:284) dengan rumus:
p =1−
6∑ b12
n (n 2 − 1)
p = Koefisien korelasi Spearma Rank
b1 = Perbedaan setiap pasangan Rank
n = Jumlah pasangan Rank Bila koefisien korelasi hitung lebih besar dari koefisien korelasi tabel pada
taraf signifikan 5% maka Hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternatif diterima. Pengujian dan penarikan kesimpulan hipotesis II dan III dilaksanakan dengan cara yang sama dengan hipotesis I c. Analisis Regresi Ganda Untuk menguji hipotesis keempat digunakan analisis regresi ganda, dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1) Perumusan Hipotesis Ho : p = 0 Praktek Industri, Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar Siswa tidak berpengaruh positif terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa Ho : p # 0 , Praktek Industri, Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar Siswa berpengaruh positif terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa 2). Mencari persamaan regresi linier ganda, dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 Keterangan: Y
= Kesiapan Mental Kerja Siswa
a
= Konstanta
b1
= slope yang berhubungan dengan variabel X1
b2
= slope yang berhubungan dengan variabel X2
b3
= slope yang berhubungan dengan variabel X3
X1
= variabel Praktek Industri
X2
= variabel bimbingan karir
X3
= variabel Prestasi Belajar Siswa
3). Menentukan koefisien korelasi ganda dengan rumus sebagai berikut:
r y ,1, 2, 3 =
b1ΣX 1Y + b2 ΣX 2Y + b3ΣX 3Y ΣY 2
Keterangan: ry,1,2,3
= koefisien antara variabel X1 , X2 , X3
b1
= koefisien predictorvariabel Praktek Industri
b2
= koefisien predictor variabel Bimbingan Karir
b3
= koefisien predictor variabel Prestasi Belajar Siswa
Σ X1 Y
= koelasi antara variabel Bimbingan Karir dan Kesiapan Mental Kerja Siswa
Σ X2 Y
= korelasi antara variabel Bimbingan Karir dan KesiapanMental Kerja Siswa
Σ X3 Y
=korelasi antara variabel Prestasi Belajar Siswa dan Kesiapan Mental Kerja Siswa
4). Melakukan uji F, dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf signifikasi a = 0,05 dengan db pembilang = k dan db penyebut = nk-1, hal ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2000) Freg =
R 2 ( N − m − 1) m(1 − R 2 )
Keterangan: Freg
= harga F garis regresi yang dicari
N
= cacah kasus
M
= cacah prediktor
R
= koefisien korelasi antara X1 , X2 , X3 dengan Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Data Kelembagaan Sekolah 1. Nama Sekolah
:
SMK Putra Tama
2. Status Sekolah
:
Swasta Disamakan
3. Alamat Sekolah
: Jln. Mgr. Alb. Sugiopranoto, No. 2, Bantul
4. Nomer Statistik Sekolah
: 342040101002
5. Nomer Data Sekolah
: D01014202
B. Sejarah Singkat Sekolah Pada mulanya sekolah ini didirikan oleh para tokoh-tokoh pendiri dengan nama Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), kurang lebih pada tahun 1960 dan yang menjadi kepala sekolah untuk pertama kalinya adalah Bp. FX. Suharyadi. Pada perkembangannya, tahun 1964/1965 Kepala sekolah dijabat oleh Bp. FX. Sukendro, dan selanjutnya dilanjutkan digantikan oleh Bp. Yakobus Sukarto, BA sampai dengan tahun 1996, mulai dari tahun 1996 sampai tahun 2001 digantikan oleh Bp. Antonius Sulistyo. Dengan adanya perubahan, maka oleh pemerintah semua sekolah menengah kejuruan ditiadakan dan SMEP Putra Tama diganti menjadi SMP Putra Tama hingga sekarang dan berstatus Disamakan. Pada tahun 1963, berdasarkan musyawarah bersama antar guru-guru di SMEP muncullah kesepakatan untuk mendirikan SMEA di Bantul, sebab banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
lulusan SMEP yang ingin melanjutkan ke SMEA harus ke Yogyakarta, dengan sarana yang belum memadai pada tanggal 1 Agustus 1963 yayasan Putra Tama mendirikan sekolah kejuruan yaitu Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) dengan status swasta. Pada awalnya jumlah siswa sangat minim dan kepala sekolah pertama kali dijabat oleh Bp. FX. Sukendro. Berkat perjuangan yang gigih dari kepemimpinan Bp. Drs. Bambang Soemantri selaku kepala sekolah, pada tahun 1964/1965 sekolah ini mengalami perkembangan,
yang dahulu berstatus swasta berubah menjadi berstatus
BERSUBSIDI. Tapi pada tahun 1976, Bp. Bambang Soemantri pindah kerja ke Pemda dan kepala sekolah diganti oleh Bp. Bernadus Budi Susilo, Bp Bernadus Budi Susilo berhasil meningkatkan status SMEA Putra Tama menjadi status DISAMAKAN pada tahun 1986 (hasil penilaian akreditasi berlaku lima tahun sekali). Terakhir akreditasi dilakukan pada tahun 1998, itu digantikan oleh Bp Simon Suharyanto sampai sekarang.
C. Visi, Misi, dan Tujuan Program SMK Putra Tama 1. Visi SMK Putra Tama SMK Putra Tama sebagai pusat pelayanan dan informasi pendidikan untuk masyarakat dengan mendidik calon tenaga menengah yang terampil, profesional, dan beriman. 2. Misi SMK Putra Tama Menghasilkan tamatan yang memiliki: a. Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
b. Kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab c. Kepedulian 3. Tujuan Program SMK Putra Tama Adapun tujuan pendidikan untuk masing- masing jurusan di SMK Putra Tama adalah sebagai berikut: 1. Program Keahlian Akuntansi a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik b. Mendidik peserta diklat agar menjadi warga Negara yang bertanggung jawab c. Mendidik peserta diklat agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni d. Mendidik peserta diklat dengan keahlian dan keterampilan dalam bidang keahlian bisnis dan manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi agar dapat bekerja dengan baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah e. Mendidik peserta diklat agar mampu memilih karir, berkompentensi dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang Keahlian Bisnis dan manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi f. Membekali peserta diklat ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan 2. Program Keahlian Penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian Bisnis Manajemen b. Mampu
memilih
karir,
mampu
berkompetensi
dan
mampu
mengembangkan diri dalam lingkungan Bisnis Manajemen c. Menjadi tenga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Bisnis Manajemen d. Menjadi Warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif 3. Program Keahlian Radio Broadcast Membekali para peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam: a. Announcing Skill, yaitu bertutur dalam kaidah announcing b. Operating Skill, yaitu mengoperasikan peralatan peralatan studio siaran radio c. Musical Touch, yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang menyentuh emosi, bercitra rasa dan harmonis D. Sistem Pendidikan SMK Putra Tama Sistem Pendidikan di SMK adalah PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di mana di dalamnya terdapat program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian kerja yang diperoleh melalui pengenalan langsung dengan dunia kerja, yaitu dengan melaksanakan PI (Praktek Industri) sehingga siswa dapat terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. 1. Komponen-komponen PI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Isi sistem pendidikan ini mempunyai komponen-komponen yaitu: a. Komponen
Pendidikan
Umum
(normatif),
dimaksudkan
untuk
membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. b.
Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif), dimaksudkan untuk memberikan bekal penunjang keahlian profesi dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan IPTEK.
c. Komponen Produktif 1) Komponen
teori
kejuruan,
dimaksudkan
untuk
membekali
pengetahuan teknis dasar keahlian kejuruan. 2) Komponen praktek dasar profesi, yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan persyaratan keahlian dan sikap kerja professional. 3) Komponen praktek keahlian profesi, yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja professional. 2. Keuntungan PI Bagi Dunia Usaha atau Dunia Industri a. Mengenal dan mengamati keahlian siswa PI di tempat tersebut. b. Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan sebagai karyawan. c. Ikut serta dalam memajukan bidang pendidikan. d. Siswa dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
e. Bagi siswa hasil belajar siswa akan lebih bermakna karena setelah selesai sekolah akan benar-benar memiliki kemampuan professional sebagai modal kerja. f.
Siswa tidak terlalu lama untuk mencari tingkat keahlian siap kerja, karena sudah siap memasuki dunia kerja.
g.
Menambah kemampuan dan keterampilan praktis.
h.
Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri.
i.
Memupuk rasa tanggung jawab.
j.
Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
k. Kemampuan profesionalnya bertambah.
E. Kurikulum SMK Putra Tama Kurikulum SMK 1994 diberlakukan dengan keputusan Mendikbud Nomer 080/u/1993 tanggal 27 Februari 1993, diantaranya berisi Landasan, Program dan Pengembangan Kurikulum SMK. Pada landasan tersebut secara tegas dikemukakan bahwa kurikulum SMK dirancang dan disusun secara dinamis dan fleksibel, agar mampu mengantisipasi dan sekaligus mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi. Sejak awal diimplementasikan, kurikulum SMK selalu terbuka terhadap berbagai upaya penyempurnaan yang selain menekankan pada pemberian bekal kemampuan daya sesuai dan pengembangan diri tamatan. Lebih berorientasi kepada kebutuhan pemakai tamatan (demand driven) terutama dengan diterapkannya pola penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Pengalaman di lapangan sejak tahun pelajaran 1994/1995 menunjukan bahwa jika kurikulum SMK 1994, yang dirancang dan dikembangkan sebelum lahirnya kebijakan dan kesepadanan dituntun untuk dapat mewadahi wawasan dan misi yang terkandung dalam kebijakan tersebut, ternyata masih memerlukan beberapa penyempurnaan. Atas dasar itulah, dengan tetap mengacu pada kebijakan yang tertuang pada keputusan Mendikbud tersebut diatas disusun buku “Garis-garis besar Program Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) kurikulum SMK” serta buku pedoman pelaksanaan Kurikulum SMK Edisi 1999 menganut prinsipprinsip sebagai berikut: 1. Berbasis luas, kuat dan mendasar Broad Based Curriculum ( BBC) 2. Berbasis Kompetensi (Competency Based Curriculum) 3. Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning) 4. Berbasis Ganda (Dual Based Program), dilaksanakan di sekolah dan dunia usaha/industri 5. Peningkatan kemampuan daya serap dan kemandirian pengembangan diri tamatan Garis-garis Besar Program Pendidikan dan pelatihan (GBPP) dan Pedoman pelaksanaan kurikulum SMK edisi 1999 ini diterbitkan karena didorong oleh tuntutan kebutuhan lapangan, terutama SMK dan institusi pasangannya, yang memerlukan adanya dokumen kurikulum yang benar-benar telah dirancang untuk mengoperasikan PSG. Di samping itu SMK dituntut untuk menerapkan kegiatan ekstrakurikuler yang berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
emosional (Emotional Quality) peserta didik, dimana pelaksanaannya merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan PSG. 1. Program Keahlian di SMK Putra Tama Program yang ditawarkan di SMK Putra Tama pada saat ini adalah Penjualan dan Akuntansi untuk kelas II dan kelas III dengan menggunakan kurikulum 1999. Nantinya akan masuk pada program keahlian Akuntansi dan Penjualan. 2. Struktur Program Diklat Mata Pelajaran atau Susunan Program Pendidikan dan Pelatihan a.
Program Normatif Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
b.
Program Adaptif Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, Kewirausahaan.
c.
Program Produktif 1) Program Keahlian Akuntans i Akuntansi Keuangan, Akuntansi Perbankan, Paket Keahlian Akuntansi. 2) Program keahlian Penjualan Pemasaran Barang dan Jasa, Mesin- mesin Khusus, Paket Keahlian Penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
A. 1. Susunan Program Pendidikan dan Pelatihan
B. Program Pendidikan dan
C. Jam pembelajaran
Pelatihan
Tk I
D. Tk II
Tk III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Program Normatif 80 jam
80 jam
32 jam
2. Pendidikan Agama
80 jam
80 jam
32 jam
3. Bahasa dan Sastra Indonesia
80 jam
80 jam
32 jam
4. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
80 jam
80 jam
32 jam
5. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
80 jam
80 jam
32 jam
1. Matematika
240 jam
240 jam
64 jam
2. Bahasa Inggris
240 jam
240 jam
64 jam
3. Ekonomi
160 jam
160 jam
48 jam
4. Komputer
120 jam
-
-
5. Kewirausahaan
40 jam
40 jam
32 jam
1. Pelayanan Prima
80 jam
-
-
2. Membuka Usaha Kecil
80 jam
-
-
3. Siklus Akuntansi
200jam
-
-
4. Mengetik
200 jam
-
-
5. Surat Niaga dan Kearsipan
240 jam
-
-
6. Akuntansi Keuangan
-
460 jam
-
7. Akuntansi Perbankan
-
460 jam
-
-
-
1432 jam
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Program Adaptif
Program Produktif
8. Paket Keahlian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
•
Akuntansi 2000 jam
Jumlah Jam Pelajaran
2000 jam
1800 jam
Catatan : 1 jam pelajaran = 45 menit dan proram keahlian Akuntansi, Penjualan dan Radio Broadcast Sama. F. Organisasi Sekolah SMK Putra Tama SMK Putra Tama dipimpin oleh Kepala Sekolah yang bertanggung jawab kepada
Yayasan
dan
Dewan
Sekolah/Komite
Sekolah.
Kepala
dalam
menjalankan tugasnya di bantu oleh waka-waka yang ada dibawahnya, yang meliputi: 1. Waka Urusan Kurikulum, yang mengurusi masalah perpustakaan, penerimaan siswa baru, kelompok kerja praktek industri, dan wali kelas. Waka urusan kurikulum juga berperan sebagai Kepala Program Keahlian AK/PJ. 2. Waka Urusan Humas, yang mengurusi masalah kelompok kerja praktek industri, bursa kerja sekolah, dunia usaha industri, dana sosial, dan orang tua siswa serta mengurusi hal- hal yang berkaitan dengan pihak luar sekolah. 3. Waka Urusan Kesiswaan, yang mengurusi OSIS, BP, Unit Kesehatan Siswa, dan piket. 4. Waka Urusan Sarana/Prasarana, yang mengurusi masalah Laboraturium komputer, laboraturium penjualan, laboraturium koperasi dan laboraturium ketik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama 1. Yayasan Yayasan yang dimiliki adalah Yayasan Putra Tama dan merupakan yayasan tunggal. Yayasan Putra Tama memiliki dua instansi pendidikan, yaitu: a. SLTP Putra Tama yang berstatus “Disamakan”. b. SMK Putra Tama yang berstatus “Disamakan”. Yayasan Putra Tama berdiri di atas tanah milik Yayasan Papa Miskin dengan suatu misi boleh mendirikan bangunan akan tetapi hanya hak pakai saja bukan hak milik. Luas Yayasan Putra Tama kur ang lebih 700 meter persegi. Adapun susunan pengurus yayasan yang baru pada saat ini adalah: a. Penasehat : M. Minarto, Pr (Pastur kepala paroki St. Yacobus Bantul) b. Ketua
: Drs. Bambang Soemantri
c. Sekertaris : F. Pranyono d. Bendahara : P. Suharjiman 2. Kepala Sekolah Sejak berdiri sampai sekarang SMK Putra Tama sudah mengalami empat kali pergantian kepala sekolah. Kepala sekolah untuk saat ini dipegang oleh Bapak Simon Suharyanto yang baru saja diangkat per 1 November 2002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
menggantikan Bp. Bernadus Susilo. Kepala Sekolah sebagai pimpinan di SMK Putra Tama kedudukannya di bawah Yayasan Putra Tama dan Departemen Pendidikan Nasional menurut UU otonomi daerah yang terdapat dalam PP No. 22 dan 25 tahun 2000 dan di bawah PEMDA, maka di SMK Putra Tama Kepala Sekolahnya dibantu oleh para wakil kepala sekolah.
Tugas Kepala Sekolah: a. Merencanakan
dan
mengatur
pelaksanaan
program
sekolah
dan
pengajaran tahunan dengan membagi dan memberikan kepada guru-guru yang mengajar. b. Mendukung dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas guru, karyawan dan para pegawai lainnya. c. Mengawasi dan menjaga kelancaran tugas-tugas di bidang ketatausahaan. d. Memimpin rapat guru e. Menjalin hubungan dengan lembaga lain di luar sekolah. 3. Wakil Kepala Sekolah Dalam menjalankan tugasnya seorang Kepala Sekolah dibantu oleh wakil-wakil Kepala Sekolah yang terbagi dalam: a. Wakasek Kurikulum
: Drs. Bambang Sutarto
b. Wakasek
: P. Suyadi, B.A.
c. Wakasek Humas
: Drs. A Djuwarno
d. Pembimbing Osis
: - Drs. P Agus Sumantri
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
- A. Eko Edi Santoso - Bambang Sudaryanto - Mulyoto Bekti Nugroho 4. Guru Secara keseluruhan SMK Putra Tama memiliki 32 orang guru 1 kepala sekolah. Gurunya terdiri dari 10 guru negeri dan 21 guru tidak tetap yang dibayar oleh yayasan. Menurut fungsinya, guru di SMK Putra Tama dapat dibedakan menjadi: a. Guru Wali Tugas seorang guru wali adalah mengelola kegiatan akademik belajar mengajar di kelas dan memberikan bimbingan baik akademik maupun non akademik. Tanggung jawab seorang guru wali yaitu mengarahkan dan membina sikap dan nilai dalam diri siswa. Selain itu peran guru wali kelas juga sebagai pengganti orang tua siswa di sekolah. Tugas wali dalam membantu kepala sekolah adalah sebagai berikut: 1) Pengelola kelas 2) Penyelenggara administrasi kelas 3) Pengisian daftar nilai siswa 4) Pembuatan catatan khusus tentang siswa 5) Pencatatan mutasi siswa 6) Pengisian buku laporan pendidikan (rapor) 7) Pembagian buku rapor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
b. Guru Bidang Studi/Diklat Guru bidang studi merupakan guru yang memberikan program bidang studi tertentu disekolah. c. Guru Piket Guru piket adalah guru yang mendapat tugas dan tanggung jawab atas pelaksanaan proses belajar mengajar dan kegiatan sekolah pada hari/jam sekolah. Dalam satu minggu di SMK Putra Tama guru piket berjumlah 12 orang karena satu hari ada 2 orang guru piket. Data guru di SMK Putra Tama terdiri dari: 1) Guru tetap dari pemerintah (DPK)/guru dipekerjakan. -
Drs. Simon Suharyanto
- Dra. Y. Rini Prastuti
-
Drs. Bambang Sutarto
- P. Suyadi, B.A
-
R. Wudjijono, BA
- A. Bambang. S
-
Dra. ZitaTri Murdani
- A. Pardiono, S.Pd
-
Dra. L. Tri Camaradini
- Dra. M. Septi Yudanti
2) Guru tidak tetap yang gajinya dari yayasan atau sekolah itu sendiri termasuk guru BP-nya. -
Drs. Suryadi Sukarno
- Elfi Setyorini
-
G. Rusbagyo
- A. Ifan Triwidayanto
-
Tutik Sulistyowati, BA
- A. Takarianto
-
Ngadimun, BA
- FA. Didik Suprianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
-
Drs. P. Agus Sumantri
- L. Setiawanto Nugroho
-
Dra. IG. Suwarsi
- Tri Susilowati
-
Kristina Nuryani, BA
- Dra. Y. Purwantiningsih
-
Dra. Ambar Astuti Probowati
- Dra. Y. Ida Riyanti
-
Cicilia Kusumastuti, S.Pd
- Drs. Tri Waluyo
-
D. Dalidjo Ismantoro, B. Sc
- D. Dalijo Ismantoro
-
Drs. Ig Waluyo
5. Karyawan SMK Putra Tama memiliki 14 orang karyawan yang bekerja untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Empat belas karyawan ini terbagi menjadi beberapa bagian pekerajaan, yaitu bagian tata usaha, UKS, Perpustakaan, Keamanan (Satpam) dan pesuruh. Daftar karyawan dan tugasnya terlampir. Untuk perekrutan sumber daya manusia di SMK Putra Tama ada dua macam yaitu: -
Untuk guru DPK sesuai dengan peraturan pemerintah.
-
Untuk guru GTT dan karyawan sesuai dengan kebijakan Kepala Sekolah menurut kebutuhan SMK. Sedangkan untuk pengembangan sumberdaya manusianya, guru-guru
SMK Putra Tama mengikuti dan diikutsertakan oleh sekolah dalam penataran dan diklat-diklat yang diselenggarakan oleh DEPDIKNAS atau instansi lain yang berhubungan dengan dunia pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
H. Siswa SMK Putra Tama Total keseluruhan siswa sampai bulan Maret adalah 276 orang (belum termasuk siswa yang keluar / pindah sekolah) dengan rincian sebagai berikut:
Kelas
Laki- laki
Perempuan
Jumlah
IA
14
13
27
IB
12
14
27
1C
10
12
22
II AK
11
28
39
II PJ
20
19
39
II BC
12
16
28
III AK
19
47
66
III PJ
20
8
28
TOTAL
118
158
276
Jumlah kelas setiap tingkatan berbeda-beda. Kelas III ada 3 kelas (2 kelas akuntansi dan 1 kelas penjualan), kelas II ada tiga kelas (2 kelas akuntansi dan 1 kelas penjualan), dan kelas I ada empat kelas (kelas A, B, C dan BC (Broat Casting).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Pada umumnya siswa SMK Putra Tama berasal dari daerah Bantul dan sekitarnya. Biasanya dari daerah pedesaan walaupun ada beberapa siswa yang berasal dari kota Yogyakarta. Karena kebanyakan tinggal di pedesaan maka sebagian besar pekerjaan orang tuanya adalah petani. Dan kondisi sosial ekonomi keluarga siswa pada umumnya adalah golongan ekonomi menengah ke bawah.
I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK Putra Tama SMK Putra Tama terletak di tempat yang strategis yang biasa dilalui oleh jalur bus. Berdiri di atas tanah seluas 700 m2. Gedung mula- mula terdiri dari 6 kelas induk, sekarang berkembang menjadi 13 ruang kelas. Selain itu ada 5 ruang praktek yaitu: -
Ruang Praktek Komputer
-
Ruang Praktek Mengetik
-
Ruang Praktek Penjualan
-
Ruang Praktek Menjahit
-
Ruang Praktek Siaran untuk kelas BC Untuk memperlancar aktivitasnya, SMK Putra Tama juga mempunyai
beberapa ruangan sebagai berikut: -
Kantor Yayasan
-
Kantor Dewan Sekolah/Komite Sekolah
-
Kantor Kepala sekolah
-
Ruang Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
-
Ruang Perpustakaan
-
Ruang UKS
-
Ruang BP
-
Ruang Koperasi
-
Ruang OSIS SMK
-
Aula
-
Kantin SMK Putra Tama mempunyai lingkungan seluas 700 M 2 sehingga dapat
memungkinkan untuk mempunyai halaman yang berfungsi sebagai lapangan serba guna untuk upacara atau kegiatan olah raga.
J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan 1. Papan Presensi Papan presensi ada di setiap kelas, sehingga siswa yang tidak masuk dicatat di papan presensi yang kemudian oleh guru piket dipindahkan ke buku hadir yang ada di meja piket. 2. Jadwal pelajaran Jadwal pelajaran dibuat dan dipasang di rua ng guru dengan maksud untuk memudahkan atau memperlancar pelaksanaan proses belajar mengajar. 3. Papan Tulis Papan tulis yang dimiliki SMK Putra Tama cukup memadai untuk menulis hal- hal yang penting selama proses belajar mengajar di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
4. Meja Kursi Meja dan kursi memadai, bahkan ada kelas yang kelebihan meja dan kursi. Keadaan meja dan kursi cukup baik, satu meja dan satu kursi diduduki oleh dua orang siswa. 5. Papan Pengumuman Papan Pengumuman yang dimiliki SMK Putra Tama cukup memadai sebab papan pengumuman tersebut dapat digunakan untuk majalah dinding, papan khusus brosur-brosur dari perguruan tinggi atau lowongan pekerjaan, dan digunakan untuk menempel hal- hal penting tentang sekolah. Papan pengumuman ini diletakan di tempat yang mudah terlihat oleh seluruh siswa, yaitu Aula Sekolah.
K. Dewan Sekolah Menurut instruksi Dikmenjur bahwa suatu sekolah menengah harus membentuk susunan majelis sekolah, maka SMK Putra Tama membentuk majelis sekolah yang berkedudukan di SMK Putra Tama dengan statusnya Majelis Sekolah Unit SMK Putra Tama. Namun mulai tahun ajaran 2003/2004 sekolah menengah dianjurkan untuk membentuk Komite Sekolah/Dewan Sekolah. Bagi sekolah swasta yang mempunyai yayasan sendiri diperbolehkan untuk tidak membentuk Komite Sekolah dan SMK Putra Tama sebagai sekolah swasta beryayasan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
membentuk majelis sekolah. Tetapi bagi Sekolah Negeri diharuskan untuk membentuk Dewan sekolah/Komite Sekolah. L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri Hubungan yang dibina SMK Putra Tama dengan dunia industri/usaha atau instansi lain terjalin dengan baik. Ini dapat dilihat dari daftar lokasi praktek industri yang ada di beberapa tempat. Hubungan di sini bersifat saling menguntungkan, sebab secara tidak langsung instansi atau dunia industri / usaha dapat terbantu dengan siswa yang praktek industri. Sedangkan pihak sekolah/siswa dapat langsung terjun pada dunia kerja. Berikut ini daftar dunia industri yang berpasangan dengan SMK Putra Tama: 1. KUD “Tani Bantul” 2. PD. Percetakan Anindiya 3. KUD “Tani Harjo Pandak” 4. Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Bantul 5. Toko “Ramai”Yogyakarta 6. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul 7. Toko “Tomi Rahayu” Imogiri 8. Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Bantul 9. KUD “Tani Mulyo” Bambanglipuro 10. Kantor Kecamatan Bantul 11. Kantor Kecamatan Sewon 12. Kantor Pos dan Giro Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
13. Kantor Depnaker Bantul 14. Kantor Koperasi “Kompag” Kandepdiknas 15. Kantor Koperasi Pegawai dan Pensiunan “Bina Usaha” Pabrik Madu Baru 16. Badan Pusat Statistik Bantul 17. Bagian Umum Pemda Bantul (Perpustakaan Pemda)
M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan Untuk Usaha penempatan para lulusannya, SMK Putra Tama Menjalin hubungan kerjasama dengan industri di Semarang, Toko Ramai, Malioboro Mall, dan lain- lain, yang mana perusahaan tersebut mau menampung para lulusan dari SMK Putra Tama. Selain itu, ada kerjasama dengan DEPNAKER lewat PJTKI untuk menyalurkan para lulusan yang ingin bekerja di luar daerah atau luar negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dalam bab ini akan disajikan analisis data. Untuk menga nalisis ada tidaknya pengaruh praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK PUTRA TAMA di Bantul. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik instrumen dan teknik dokumentasi. Teknik instrumen yaitu menggunakan angket yang diisi oleh responden. Kuesioner didistribusikan kepada semua siswa kelas III SMK Putra Tama pada bulan Maret 2006. Instrumen dalam bentuk kuesioner dibuat untuk mendapatkan data yang berkaitan terhadap variabel kesiapan mental kerja, variabel praktek industri, dan variabel bimbingan karir. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan terhadap variabel prestasi belajar. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sejumlah 94 set yang ditujukan kepada 94 siswa. Dari jumlah tersebut yang dikembalikan sebanyak 88 set yang menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki response rate sebesar 93,62%. Setelah dilakukan verifikasi kelengkapan dalam mengisi data, disimpulkan seluruh kuesioner yang dinyatakan layak untuk diikutsertakan dalam analisis sebanyak 88 set (93,62%). Informasi lebih lanjut mengenai penyebaran kuesioner dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Tabel 5.1 Penyebaran Kuesioner Keterangan Kuesioner yang disebar Kuesioner yang kembali Response Rate Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap pengisiannya Total kuesioner yang layak Sumber : Data Primer, Tahun 2005
Jumlah 94 88 93,62% 6 0 88
Untuk menguji hipotesis ya ng digunakan analisis. Dalam perhitungan ini digunakan bantuan komputer program SPSS dan Microsof Excel. Analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Setelah semua data di analisis, selanjutnya akan dibahas masing- masing permasalahan tersebut. A. Deskripsi Data Hasil yang diperoleh dari rekapitulasi data yang terkumpul selanjutnya dilakukan perhitungan secara statistik untuk melihat gambaran dari masingmasing variabel. Untuk mendapatkan gambaran tentang kesiapan mental kerja, praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar siswa kelas III pada SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta disajikan data dalam bentuk distribusi frekwensi. a. Kesiapan mental kerja Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada siswa kelas III pada SMK Putra Tama Bant ul Yogyakarta, maka data untuk variabel kesiapan mental kerja terbagi dalam lima tingkatan. Tingkatan tersebut dibuat berdasarkan PAP tipe II, yaitu (Masidjo, 1995:157):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
No
Tabel 5.2 Distribusi Frekruensi Berdasarkan Kesiapan Mental Kerja Pada Siswa Kelas III SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta Kriteria Rentang skor Frekwensi Persentase (%)
1
Sangat Tinggi
49 - 60
37
42,0
2
Tinggi
40 - 48
35
39,8
3
Sedang
34 - 39
10
11,4
4
Rendah
28 - 33
5
5,7
5
Sangat Rendah
15 - 27
1
1,1
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 120) Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dari 88 responden yang masuk dalam kriteria memiliki kesiapan mental kerja yang sangat tinggi sebanyak 37 siswa (42,0%) dalam kriteria memiliki kesiapan mental kerja yang tinggi sebanyak 35 siswa (39,8%), dalam kriteria sedang sebanyak 10 siswa (11,4%), dalam kriteria rendah sebanyak 5 siswa (5,7%), dan dalam kriteria sangat rendah sebanyak 1 siswa (1,1%). b. Praktek industri Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada siswa kelas III pada SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta, maka data untuk variabel praktek industri kerja terbagi dalam lima tingkatan yaitu: Tabel 5.3 Distribusi Frekruensi Berdasarkan Pemahaman terhadap Praktek Industri Pada Siswa Kelas III SMK Putra Tama Bantul Yo gyakarta No Kriteria Rentang skor Frekwensi Persentase (%) 1
Sangat Tinggi
29 - 36
24
27.3
2
Tinggi
24 - 28
40
45.5
3
Sedang
20 - 23
17
19.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
4
Rendah
17 - 19
3
3.4
5
Sangat Rendah
9 - 16
4
4.5
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 121) Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dari 88 responden yang masuk dalam kriteria memiliki pemahaman yang sangat tinggi terhadap praktek industri sebanyak 24 siswa (27,3%), dalam kriteria yang tinggi sebanyak 40 siswa (45,5%), dalam kriteria sedang sebanyak 17 siswa (19,3%), dalam kriteria rendah sebanyak 3 siswa (3,4%), dan kriteria sangat rendah sebanyak 4 siswa (4,5%). c. Bimbingan karir Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada siswa kelas III pada SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta, maka data untuk variabel bimbingan karir terbagi dalam empat tingkatan yaitu:
No
Tabel 5.4 Distribusi Frekruensi Berdasarkan Bimbingan Karir Pada Siswa Kelas III SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta Kriteria Rentang skor Frekwensi Persentase (%)
1
Sangat Tinggi
49 – 60
5
5.7
2
Tinggi
40 – 48
32
36.3
3
Sedang
34 – 39
41
46.6
4
Rendah
28 – 33
10
11.4
5
Sangat Rendah
15 – 27
0
0
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 122) Berdasarkan tabel 5.4 di atas, dari 88 responden yang mendapatkan bimbingan karir dalam kriteria sangat tinggi sebanyak 5 siswa (4,7%), kriteria tinggi sebanyak 32 siswa (36,3%), kriteria sedang sebanyak 41 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
(46,6%), dalam kriteria rendah sebanyak 10 siswa (11,4%) dan tidak ada siswa yang masuk dalam kriteria sangat rendah.
B. Pengujian Prasyarat 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam gejala- gajala yang diteliti mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang digunakan dalam uji One Sample Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: Ho = Distribusi data mengikuti berdistribusi normal H1 = Distribusi data mengikuti tidak berdistribusi normal Adapun kriteria yang digunakan dalam uji One Sample KolmogorovSmirnov adalah sebagai berikut (Ghozali, 2004:31): Jika nilai dari Asymp Sig (2-tailed) > a, maka Ho diterima, sebaliknya Jika nilai dari Asymp Sig (2-tailed) < a, maka Ho ditolak. Untuk mempermudah perhitungan data dan untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang
lebih
akurat
maka
perhitungan
dilakukan
terhadap
menggunakan program SPSS. Adapun nilai sig dari masing- masing variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 5.7 Hasil Perhitungan One Sample Kolmogorov-Smirnov Variabel Asymp (2Keterangan Ho tailed) Kesiapan mental kerja
.087
P > a = 0,05
Ho diterima
Praktek industri
.381
P > a = 0,05
Ho diterima
Bimbingan karir
.287
P > a = 0,05
Ho diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Prestasi belajar
.693
P > a = 0,05
Ho diterima
Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 132) Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa Asymp Sig (2-tailed) dari masing- masing variabel bernilai lebih dari taraf signifikansi a = 0,05 atau berlaku Asymp Sig (2-tailed) < a. Berdasarkan kriteria yang ada maka keempat variabel yaitu, variabel kesiapan mental kerja, variabel praktek industri, variabel bimbingan karir, dan variabel prestasi belajar berdistribusi normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap menggunakan analisis varians terhadap garis regresi yang diperoleh dari uji F. Harga F
hitung
yang dihasilkan kemudian harga F tabel sebesar 3.95. Adapun perumusan hipotesis adalah sebagai berikut: Ho = Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat linear H1 = Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat tidak linear Untuk mempermudah perhitungan data dan untuk mendapatkan hasil perhitungan
yang
lebih
akurat
maka
menggunakan program SPSS. Adapun nilai F
perhitungan hitung
dilakukan
terhadap
dari model pengaruh variabel
Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Prestasi Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja adalah sebesar 5,181 (Lampiran hal.130). Dari hasil perhitungan terlihat bahwa harga F linear bernilai lebih dari F
tabel.
hitung
dari model regresi
Berdasarkan kriteria yang ada maka ketiga
variabel bebas yaitu, variabel praktek ind ustri, bimbingan karir, dan prestasi belajar secara serentak memiliki pengaruh linear terhadap variabel terikat kesiapan mental kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedatisitas pada penelitian ini dilakukan terhadap menggunakan rumus korelasi dari Spearman. Untuk
mengetahui
apakah
terjadi
masalah
heteroskedastisitas
digunakan ketentuan sebagai berikut: Jika Sig (2-tailed) > a = 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas Jika Sig (2-tailed) < a = 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas Dari hasil perhitungan terhadap menggunakan program SPSS for windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Variabel
Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig (2-tailed) Signifikansi
Kesimpulan
Praktek Industri 0,801 0,05 Homogen Bimbingan Karir 0,889 0,05 Homogen Prestasi Belajar 0,529 0,05 Homogen Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 133) Berdasarkan hasil perhitungan terhadap menggunakan SPSS yang tersaji pada Tabel 5.6 di atas, maka terlihat bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar va riabel independent dalam sebuah model regresi berganda. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas. Sebuah model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel. Untuk dapat mendeteksi ada tidaknya problem multikolinieritas pada sebuah model regresi, dapat dilakukan terhadap melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila VIF tidak melebihi 10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas, tetapi jika VIF melebihi 10 maka terjadi multikolinearitas. Tabel 5.7 Hasil nilai VIF (Variance Inflation Factor) Variabel Nilai VIF Kesimpulan Variabel praktek industri 1,013 Tidak Multikolinearitas Variabel bimbingan karir 1,036 Tidak Multikolinearitas Variabel prestasi belajar 1,031 Tidak Multikolinearitas Sumber : Data Primer yang diolah, Tahun 2006 (Lampiran hal 130 pada Tabel Coefficients pada kolom collinearity statistic) Berdasarkan hasil perhitungan terhadap menggunakan SPSS, maka diperoleh besarnya nilai dari VIF dari semua variabel bebas tidak memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Nilai VIF dari variabel praktek industri sebesar 1,013, variabel bimbingan karir sebesar 1,036, dan variabel prestasi belajar sebesar 1,031. Ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model. c. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui terdapat tidaknya korelasi berantai diantara faktor-faktor yang mengganggu secara berurutan. Autokorelasi merupakan suatu kondisi dimana variabel gangguan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
periode tertentu berkorelasi terhadap variabel gangguan pada periode yang lain. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu terhadap yang lain (Ghozali, 2004). Untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu autokorelasi, maka dapat dilakukan terhadap uji statistik Durbin-Watson. Hipotesis yang digunakan dalam uji statistik Durbin-Watson adalah: H0 = tidak ada autokorelasi H1 = ada autokorelasi Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 5.8 Keputusan Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Syarat Tolak
0 < d = dl
Tanpa keputusan
dl = d = du
Tolak
4-dl < d < 4
Tanpa keputusan
4-du = d = 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ditolak
du < d < 4-du
atau negatif Sumber : Ghozali, 2004 Lampiran 130 Dari hasil perhitungan terhadap menggunakan SPSS diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,997. Nilai Durbin-Watson tersebut selanjutnya akan dibandingkan terhadap nilai tabel terhadap menggunakan nilai signifikansi 5%, terhadap jumlah sampel 88 (n) dan terhadap jumlah variabel independen 3 (k=3). Maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai du dan dl yang mendekati dl = 1,589 dan du =1,726.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Terhadap demikian berlaku du < d < 4 – du, dimana du = 1,726, d = 1,997, dan 4 – du = 2,274. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif tidak bisa ditolak. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. C. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian, maka digunakan perhitungan secara statistik terhadap analisis regresi linear berganda. Analisis linear berganda yang digunakan adalah untuk melihat pengaruh variabel praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi kerja terhadap kesiapan mental kerja. Dari hasil perhitungan terhadap SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 2,384 + 0,470 X1 + 0,247 X2 + 0,632 X3 Dimana: Y
= Kesiapan mental
X1
= Praktek industri
X2
= Bimbingan karir
X3
= Prestasi belajar
1. Pengujian Hipotesis Pertama Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan “ada pengaruh yang positif terhadap implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”, digunakan uji t pada analisis regresi linear berganda. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
-
Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh implementasi praktek industri terhadap variabel kesiapan mental.
-
Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat pengaruh implementasi praktek industri terhadap variabel kesiapan mental. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,004. Karena nilai p value lebih besar dari alpha (5%) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi praktek industri terhadap variabel kesiapan mental. Hal ini berarti hipotesis pertama diterima. Terhadap kata lain “ada pengaruh yang positif antara implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”. 2. Hipotesis Kedua Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan “ada pengaruh yang positif antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”, digunakan uji t pada analisis regresi linear berganda. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: -
Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh implementasi bimbingan karir terhadap variabel kesiapan mental.
-
Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat pengaruh implementasi bimbingan karir terhadap variabel kesiapan mental.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah sebesar 0,089. Karena nilai p value lebih besar dari alpha (5%) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi bimbingan karir terhadap variabel kesiapan mental tetapi tidak signifikan pada taraf 5%. Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak. Terhadap kata lain “ada pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan pada taraf 5% antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”. pengaruh antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK pada taraf 10%. 3. Hipotesis Ketiga Untuk menguji hipotesis ketiga yang menyatakan “ada pengaruh yang positif antara prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”, digunakan uji t pada analisis regresi linear berganda. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: -
Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental.
-
Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat hubumgan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,141. Karena nilai p value lebih besar dari alpha (5%) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental tetapi tidak signifikan pada taraf 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima. Terhadap kata lain “ada pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan pada taraf 5% antara implementasi prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”. 4. Hipotesis Keempat Untuk menguji hipotesis keempat yang menyatakan “ada pengaruh yang positif antara praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK”, digunakan uji F pada analisis regresi linear berganda. Adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: -
Jika nilai probabilitas (p value) lebih besar atau sama terhadap nilai alpha (5%) maka tidak terdapat pengaruh implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental.
-
Jika nilai probabilitas (p value) lebih kecil dari alpha (5%) maka terdapat pengaruh implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai probabilitas (p value) adalah
sebesar 0,002. Karena nilai p value lebih kecil dari alpha (5%) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental. Hal ini berarti hipotesis keempat diterima. Terhadap kata lain “terdapat pengaruh positif antara implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap variabel kesiapan mental”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
D. Pembahasan Berdasarkan analisis yang dilakukan pada sub-bab terdahulu terlihat bahwa empat hipotesis penelitian, yaitu (1) ada pengaruh yang positif antara implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK, (2) ada pengaruh yang positif antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK, (3) ada pengaruh yang positif antara implementasi prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK, dan (4) ada pengaruh yang positif antara implementasi praktek industri, kegiatan bimbingan karir dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK, kesemuanya terpenuhi. 1. Pengaruh yang positif antara implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK Selanjutnya dari hasil perhitungan terlihat bahwa sumbangan variabel kegiatan praktek industri terhadap kesiapan mental kerja mempunyai sumbangan relatif dan sumbangan efektif yang paling besar dibandingkan terhadap variabel bebas lainnya. Kegiatan praktek industri pada dasarnya merupakan suatu pelatihan keterampilan bagi siswa terhadap menghadapi permasalahan-permasalahan langsung di suatu industri. Terhadap pengalaman secara langsung tersebut maka siswa pada dasarnya dapat menilai keyakinan dan harapannya berkaitan terhadap kapasitas dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Dalam melakukan kegiatan praktek industri, pada dasarnya siswa sedang melakukan interaksi yang positif terhadap orang-orang lain dilingkungan kerja dalam upaya peningkatan kapasitas dirinya. Pengalaman kerja dan interaksinya merupakan hal yang penting bagi pembentukan sikap mental kerja siswa. Hal tersebut sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
terhadap pendapat Chen (1997) dalam Wahyono (2001:6) bahwa integrasi antara diri dan lingkungan sosial memberikan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan kekuatan kontrol perilaku karir serta harapan efikasi diri terhadap karir. Yang dimaksud efikasi diri terhadap karir adalah keyakinan atau harapan seseorang tentang kapasitas dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu atau perilakunya saat ini terhadap
sukses.
Harapan
tersebut
pada
akihrnya
akan
menentukan
perilaku/performansi, jumlah usaha yang dilakukan dan lama perilaku tersebut dipertahankan jika hambatan-hambatan ditemui. Arti penting pengalaman kerja tersebut dapat terlihat ketika seseorang telah memasuki masa percobaan kerja. Maksud utama masa percobaan itu ialah untuk melihat apakah pegawai yang bersangkutan: (1) benar-benar memiliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan atau tidak dan (2) mampu tidaknya calon pekerja melakukan
penyesuaian-penyesuaian
yang
diperlukan,
misalnya
dalam
hal
penerimaan terhadap kultur organisasi yang berlaku, kerja sama dan interaksi positif terhadap orang-orang lain dalam organisasi (Siagian, 1995:204). Itulah mengapa tidak jarang para pencari tenaga kerja baru mensyaratkan pengalaman kerja sebagai kondisi pengajuan lamaran (Siagian, 1995:198). Persyaratan tersebut dibuat apabila
lowongan yang ada harus diisi segera oleh
tenaga yang tidak lagi memerlukan pendidikan atau latihan khusus, tetapi langsung dapat bekerja. Berdasarkan pendapat tersebut, maka pembelajaran berbasis komunitas (community based learning) mendapat prioritas penting bagi siswa yang disiapkan langsung masuk ke dunia kerja. Pembelajaran berdasarkan komunitas merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
pengembangan dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual proses berpikir dibentuk oleh perpaduan antara individu dan peralatan, oleh karenanya pembelajaran diatur sesuai objek dan kejadian serta dilakukan dalam situasi yang spesifik. Aplikasi dari hal tersebut adalah pemberian pengetahuan dan keterampilan dalam konteks pengalaman kehidupan nyata, disesuaikan terhadap permasalahan dan kejadian dalam dunia kerja. Pembelajaran terjadi saat siswa berusaha mencoba untuk berpikir dan memahami situasi yang ditampilkan, mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dan menguji tingkat keberhasilannya. Berbeda
terhadap
pembelajaran
kontekstual,
pembelajaran
berbasis
komunitas berisi praktek kerja/magang yang menghubungkan sekolah ke dunia kerja dan tujuan-tujuan karir siswa terhadap melibatkan masalah di dunia bisnis nyata. Brophy (1998) dalam Wahyono (2001:8) menyarankan enam strategi pembelajaran menurut model ini, yaitu : 1. Penetapan tujuan-tujuan dilakukan melalui persetujuan antara siswa, guru dan supervisor di dunia bisnis. 2. Program-program yang dijalankan difokuskan pada masalah- masalah di dunia kerja nyata, yang menunjukkan relevansi antara dua pendidikan dan bisnis serta dilakukan melalui usaha yang terus menerus. 3. Siswa menerima pembinaan dan saran-saran dari guru, karyawan, dan supervisor di dunia bisnis. Mereka menggunakan peralatan-peralatan dan latihan-latihan berkelanjutan agar trampil di bidangnya. 4. Siswa mengembangkan kesadaran tentang persyaratan-persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan kesempatan karir di dunia kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
5. Pembelajaran dilakukan secara interdisipliner, melalui proses bertanya, menyelidiki, menduga, berbicara terhadap jelas (artikulasi), kolaborasi, negosiasi, latihan, dan refleksi 6. Prestasi ditunjukkan melalui berbagai jenis penilaian dan penilai. Kegiatan praktek industri tersebut pada dasarnya ditunjukan untuk memenuhi salah satu kebutuhan yang diungkapkan oleh Jourard (1963) dalam Mappiare (2002:83-84), yaitu varied experience, yaitu kebutuhan akan pengalaman yang beragam. Kebutuhan akan pengalaman yang beragam tersebut menuntut stimulasi pribadi dan gerak ke arah kehidupan yang semakin penuh gaya guna. Kebutuhan akan pengalaman tersebut dapat dipenuhi terhadap pemberian praktek industri kepada siswa. Pemberian praktek industri tersebut akan menjadi pengalaman yang berharga dalam memantapkan mental kerja di masa datang. Kegiatan praktek industri tersebut akan membiasakan siswa untuk mampu melakukan adaptabilitas dan belajar hidup terhadap dunia industri. Pada satu segi, ini berarti siswa belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungan organisasi di dunia kerja/binis. Pada segi lain, ini berarti anak menghadapi realita. 2. Pengaruh yang positif antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK Selain arti pentingnya kegiatan praktek industri, Stitt – Gohdes (1997) dalam Wahyono (2001:6) menyatakan bahwa ada interaksi antara perilaku pengambilan keputusan karir dan efikasi diri. Hal tersebut menunjukkan bahwa mental kerja seseorang akan dipengaruhi oleh proses pengambilan keputusan yang dilakukannya. Menurut Hansen (1977) dalam Sukardi (1989:33) mengemukakan bahwa bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
karir bertujuan untuk membantu individu agar memiliki kecakapan atau pemahaman yang jelas tentang alternatif kerja dan membantu penyediaan implementasi pemilihan karir untuk memperoleh kepuasan dan produktivitas dalam lapangan atau kehidupan kerja. Menurut Mappiare (2002:46-47) pemeliharaan atau mendapatkan mental sehat merupakan salah tujuan konselng. Jika mental sehat dicapai maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Di sini individu belajar menerima tanggung jawab, jadi mandiri, dan mencapai integrasi tingkah laku. Salah satu faktor penting yang berkaitan terhadap pemilihan karir adalah pengetahuan diri dan pemahaman diri. Pemahaman diri dapat diartikan sebagai suatu situasi di mana individu secara mandiri mengenal dan mengerti berbagai segi mengenai dirinya sendiri terhadap jelas dan logis. Pengertian mandiri di sini diartikan bahwa individu memahami dirinya secara sadar dan diterima oleh dirinya sendiri. Oleh karenanya sikap mental yang sehat tersebut dapat diperoleh siswa terhadap melakukan pemahaman terhadap dirinya sendiri. Pemahaman diri dalam satu sisi mencakup suatu kesadaran akan beberapa kemampuan, sikap, keterbatasan, pilihan, karakteristik kepribadian, minat, kekuatan, dan dari sisi yang lainnya ditujukan kepada suatu aspirasi, bimbingan, tujuan-tujuan, gaya hidup, dan kepuasan (Sukardi, 1989:34). Terhadap demikian kegiatan bimbingan konseling diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang dari siswa berupa : (1) cognitive needs, yaitu kebutuhan ketegasan kognitif dan (2) physical and mental health needs, yaitu kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
kesehatan mental dan fisik. Kebutuhan kesehatan mental dan fisik, berkenan terhadap rasa atau kesan nyaman dalam perasaan dan tubuh. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dapat mendatangkan kesakitan fisik maupun psikis. Sedangkan kebutuhan ketegasan kognitif, diperlukan untuk membantu memantapkan keyakinan yang goyah atau saling bertentangan. Biasanya siswa yang akan menghadapi pertentangan pilihan-pilihan pekerjaan yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu, siswa perlu mendapat arahan dan bimbingan agar memiliki keyakinan yang kuat dalam menentukan pilihan karirnya. Menurut Blocher (1966) dalam Mappiare (2002:48) tujuan yang agak condong ke orientasi kognitif tersebut adalah keefektifan pribadi. Perkembangan pribadi sebagai kecondongan tujuan ini pada konseling orientasi kognitif dapat dijelaskan bahwa konseling merupakan suatu pengalaman perkembangan dalam mana pemecahan masalah dan pengambilan keputusan memelihara pertumbuhan pribadi. Dalam proses kegiatan bimbingan karir agar siswa mendapatkan pemahaman diri yang sehat, maka konselor peran sebagai sebagai baik sebagai guru, monitor, konselor, penghubung, maupun sebagai sumber-sumber referal. Sebagai guru, maka konselor dituntut untuk terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar pada bidang karir. Pokok-pokok persoalan yang relavan yang perlu dipahami siswa diantaranya keterampilan mengambil keputusan bagi siswa. Sebagai seorang monitor, konselor pada intinya bertanggung jawab menafsirkan kebutuhan siswa dan menilai program bimbingan karir.
Penilaian
tersebut memiliki arti penting untuk meningkatkan kualitas program bimbingan karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
yang sudah ada. Sebagai konsultan, maka konselor harus bertindak sebagai orang sumber atau nara sumber yang menyediakan dan mengintegrasikan bahan-bahan atau materi karir yang relevan dalam program pengajaran dan menginterpretasikan sasaran dan tujuan program. Sebagai seorang penghubung, konselor bertanggung jawab penting karena program bimbingan karir me merlukan partisipasi dan kerja sama dari masyarakat. Misalnya kemampuan untuk memperoleh tempat yang akan dikunjui pada industri setempat dalam rangka kerjasama. Peran konselor sebagai sumber-sumber referal maka kadangkala konselor diperlukan untuk mereferal atau merujuk siswa dalam masalah- masalah yang bersifat individual kepada orang lain. Ini berarti konselor berperan melimpahkan atau merujuk orang lain untuk membantu memecahkan masalah bagi siswa. Kelima peran tersebut harus dilakikan secara komprehensif untuk mendapatkan hasil bimbingan karir yang efektif. 3. Pengaruh yang positif antara implementasi prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK Adapun pengaruh antara prestasi belajar terhadap kesiapan mental ternyata memberikan sumbangan rela tif dan sumbangan efektif yang paling rendah dibandingkan terhadap variabel yang lain. Hal tersebut menurut penulis disebabkan karena prestasi belajar yang tinggi tanpa disertai terhadap pengalaman-pengalaman kerja tidak dapat berguna secara efektif dalam pembentukan mental. Prestasi belajar seseorang akan menjadi lebih berguna dalam pembentukan pribadi efektif setelah diberikan kegiatan praktek industri secara langsung dan bimbingan karir mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Menurut Nolker dan Schoenfeldt (1983:6) pelaksanaan perilaku dalam praktek pengajaran yang mengkukuhkan perilaku belajar tidak mudah untuk terwujud. Hal tersebut dapat dilakukan terhadap memberikan dorongan, pujian, janji adanya konsekuensi positif, dan penghargaan sebagai elemen-elemen pembentuk iklim belajar yang positif. Pembentukan iklim belajar yang positif tersebut didukung pula oleh teknik motivasi yang efektif pada siswa kejuruan, yaitu: a. Tujuan belajar yang jelas b. Pengpengaruh materi terhadap minat siswa, serta adanya penjelasan caracara memanfaatkan hasil- hasil belajar dalam praktek nanti c. Pemberian tugas-tugas terhadap taraf kesulitan sedang serta lingkup kesulitan yang fleksibel d. Perumusan pernyataan-pernyataan yang menarik dan merangsang e. Merangsang aktivitas belajar secara mandiri f.
Umpan balik mengenai keberhasilan belajar Terhadap adanya teknik motivasi yang efektif, maka diharapkan siswa akan
memiliki dasar yang kuat dalam pelaksanaan praktek di tempat kerja baik dalam bentuk pelaksanaan pekerjaan maupun masih dalam bentuk magang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada Bab VI dibahas tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini. Kesimpulan berisi tentang inti dari penelitian, yaitu berupa ringkasan inti dari seluruh penelitian. Bagian saran-saran berisi tentang masukan berdasarkan ha sil penelitian yang diberikan untuk pihak-pihak terkait.
A. Kesimpulan 1. Pada deskripsi, terlihat bahwa siswa yang masuk dalam kriteria memiliki kesiapan mental kerja yang sangat tinggi sebanyak 47 siswa (53,4%), siswa yang memiliki pemahaman yang sangat tinggi terhadap praktek industri sebanyak 24 siswa (27,3%), siswa yang mendapatkan bimbingan karir dalam kriteria sangat tinggi sebanyak 5 siswa (4,7%). 2. Pengaruh antara implementasi praktek industri terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK terbukti secara signifikan pada taraf signifikansi 5%. 3. Pengaruh antara implementasi bimbingan karir terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK terbukti tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%. 4. Pengaruh antara implementasi prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK terbukti tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%. 5. Pengaruh antara implementasi praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa SMK terbukti signifikan pada taraf signifikansi 5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
B. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya: 1. Pengukuran ketiga variabel hanya dilakukan pada siswa kelas III dalam satu sekolah, yaitu SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta. 2. Terdapat variabel-variabel bebas selain pengaruh praktek industri, bimbingan karir, dan prestasi belajar yang dapat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja, namun tidak digunakan dalam penelitian. 3. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap menggunakan kuesioner yang diisi oleh siswa. Kuesioner tersebut berisi pengukuran terhadap masing- masing individu, dimana tiap-tiap individu dimungkinkan kurang dapat mengukur diri mereka sendiri.
C. Saran 1. Bagi pihak sekolah a. Memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan praktek industri mengingat kegiatan tersebut memberikan manfaat yang besar kepada siswa. Hal tersebut dapat dilakukan terhadap melakukan kerjasama yang lebih erat terhadap dunia industri dalam kegiatan transfer teknologi sehingga pembelajaran di sekolah dapat menghasilkan lulusan yang sesuai terhadap kebutuhan industri. Terhadap adanya kesesuaian antara pembelajaran terhadap kegiatan riil di dunia industri maka siswa akan merasa lebih siap untuk memasuki dunia industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
b. Praktek bimbingan karir berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesiapan mental siswa, ole h karenanya bimbingan karir hendaknya dilakukan secara kontinu sampai siswa merasa yakin dan mantap terhadap pilihan karir yang ingin dicapainya. c. Karena prestasi belajar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesiapan mental siswa, maka pihak sekolah menggunakan raport bukan sekedar untuk pencapaian nilai akademik saja, namun juga dapat digunakan untuk memacu kesiapan mental dari para siswa. 2. Bagi Siswa Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dan pelatihan secara mandiri dan tidak hanya mengandalkan kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah. 3. Bagi Peneliti lain a. Meninjau kembali kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Peninjauan tesebut dilakukan terhadap harapan agar kuesioner yang digunakan oleh peneliti mendapat pembaharuan dan memenuhi persyaratan sebagai alat penelitian yang bermutu b. Subyek penelitian hendaknya tidak hanya siswa kelas III saja, tetapi dapat juga mencakup siswa yang telah lulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
DARTAR PUSTAKA
Andi M. (1984). Pengantar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Usaha Nasional. Surabaya. Arif Furchan (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya Usaha Nasional. Aryatmi S.Ma. (1983).Gema Bimbingan. Pusat Bimbingan Universitas Kristen Setya Wacana. B. Subroto (1990). Tata laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. Caesilia S.(2004). Hubungan Persepsi SiswaTentang kompentei Guru, Motivasi Belajar Dan Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi. Skripsi USD Yogyakarta. Caesilia Y. (2004).Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Pembibingan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda. Skripsi USD Yogyakarta. Consuelo(1993). Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia. Daligulo dan Kartini Kartono.(1983). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis Depdikbud.(1993).Pedoman Pelaksanaan. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Dimyanti dan Kartini Kartono.(1983). Kamus Psikologi. Bandung. Tonis. Djumhur dan Surya m.(1975). Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. CV Ilmu. Bandung. Eko S. (1996).Hubungan Pendidikan Sistem Ganda dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Fitri A.(2004). Hubungan Persepsi Terhadap PSG, Prestasi Belajar terhadap citacita siswa. Skripsi USD Yogyakarta. Gunarso Singgih (1979). Psikologi Untuk Membimbing. BPK Gunung Mulia Kwitang 22, Jakarta Pusat. Imam Ghozali (2004). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS Edisi3. Universitas Diponegoro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Isnandar (1997). Kerjasama Sekolah Teknologi Menengah dengan Industri melalui Pendidikan Sistem Ganda Jurnal Ilmu Pendidikan. Sanata Dharma Yogyakarta. Kartini Kartono (1985). Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya. CV Rajawali. Jakarta. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI (1993). BP Bina Dhama Pemuda Masidjo (1995). Penelitian Hasil Belajar Siswa Disekolah. Kanisius Nana S.(1997).Penilaian Hasil Belajar Mengajar.PT Remaja Rosdakarya. Ngalim P. (1992). Psikologi Pendidikan.Remadja Karya CV Bandung. Poewadarminta.(1985). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prayino (1976). Pelayanan Bimbingan Di Sekolah. Ghalia Indonesia. Yogyakarta. Roestiayah N.K. (1982). Masalah-Masalah ilmu Keguruan IKIP. Jakarta. Roosdi Achmad Syuhada (1988). Bimbingan dan Konseling dalam Masyarakat dan Pendidikan Luar Sekolah. Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik, Jakarta. Sidney Siegel (1985).Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT Gramedia Jakarta. Sudjana (1992). Teknik Analisis Regresi dan korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiono.(2004). Statistik Untuk Penelitian. CV Afabeta Bandung. Suharjo Dwidjosumarto.(2000).”Presepsi Guru Terhadap Implementasi PSG di SMEA”. Jurnal Ilmu Pendidikan . Malang. LPTK dan IPSI. Sharrsimi A.(1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. Rineka Cipta. __________.(1998). Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Sukardi (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sunaryo. (1996). “ Tanggapan Dunia Usaha Terhadap Link and Match”. Jurnal Kependidikan Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Sutrino dan Paryono(1997). Pelaksanan Pembelajaran Pendidikan Sistem Ganda di Lembaga Pasangan Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan. Sanata Dharma Yogyakarta. Sukardi.(2000). Analisis Regresi. Yogyakarta. Andi Offset. Supranto.(2004). Ekonomimetrik. Universitas Indonesia. W.S Winkel (1981). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: PT Gramedia. ___________(1985). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT Gramedia. ___________(1998). Psikologi Pengajaran. Jakarta. PT Gramedia. Yusuf Gunawan. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Zahra I. Dan Lisma J.(1992) Pengantar Pendidikan. ). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
KUESIONER
1. 2. 3. 4.
Nama Kelas Jenis Kelamin Jurusan/ Prodi di SMK
: : : :
A. Petunjuk: a) Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai sengan keadaan yang sebenarnya. b) Tulis jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban yang tersedia. c) Dengan alternatif jawaban: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju i(STS) Kesiapan Mental Kerja Siswa No Pertanyaan 1. Setelah lulus saya harus bekerja 2. Setelah lulus saya akan bekarja untuk memenuhi kebutuhan hidup 3. Setelah lulus saya akan bekarja untuk meningkatkan keterampilan yang saya miliki. 4. Saya akan bekerja untuk mendapatkan balas jasa 5. Bila saya bekerja akan menjalin hubungan komunikasi dengan atasan.
Alternatif jawaban [SS] [S] [TS] [STS] [SS] [S] [TS] [STS] [SS] [S] [TS] [STS] [SS] [S] [TS] [STS] [SS] [S] [TS] [STS]
6.
Bila saya bekerja akan menjalin kerja sama antar sesama [SS] [S] [TS] [STS] pekerja
7.
Bila saya bekerja akan mendekati teman yang tidak [SS] [S] [TS] [STS] senang dengan keberhasilan kerja saya.
8.
Bila saya bekerja akan mendekati teman yang tidak [SS] [S] [TS] [STS] senang terhadap peningkatan jabatan saya
9.
Sebelum memulai bekerja saya harus tugas/pekerjaan apa yang harus saya kerjakan
10.
Sebelum memulai bekerja saya harus tahu menggunakan [SS] [S] [TS] [STS] peralatan yang akan saya gunakan untuk bekerja
11.
Sebelum memulai bekerja saya harus tahu perlengkapan [SS] [S] [TS] [STS] apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada saya
tahu [SS] [S] [TS] [STS]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
12.
Bila bekerja saya harus tetap menambah pengetahuan [SS] [S] [TS] [STS] dengan membaca buku
13.
Bila bekerja saya akan menghindari kesalahan sedikit mungkin dengan bekerja secara hati- hati
14.
Bila bekerja trjadi kesalahan saya akan segera [SS] [S] [TS] [STS] mengoreksinya dan berusaha untuk tidak mengulanginya
15.
Bila bekerja saya akan mempertanggungjawabkan hasil [SS] [S] [T][SS] [S] kerja saya
16.
Bila bekerja saya akan berusaha mengerjakan tugas yang [SS] [S] [TS] [STS] diberikan atasan dengan sebaik-baiknya
17.
Dalam menyelesaikan pekerjaan harus dilakukan dengan [SS] [S] [TS] [STS] benar dan sungguh-sungguh
18.
Melakukan suatu pekerjaan harus dilakukan dengan [SS] [S] [TS] [STS] sebaik-baiknya tanpa memperhatikan siapa pemiliknya
19.
Bila bekerja saya akan mengikuti keterampilan saya bertambah
20.
Bila bekerja saya akan tetap rajin membaca
kursus
[SS] [S] [TS] [STS]
agar [SS] [S] [TS] [STS] [SS] [S] [TS] [STS]
B. Petunjuk: a) Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai sengan keadaan yang sebenarnya. b) Tulis jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban yang tersedia. c) Dengan alternatif jawaban: Selalu (SL), Sering (S), Kadang-Kadang (KK), Tidak Pernah (TP)
Pelaksanaan Praktek Industri. No 1.
Pertanyaan Alternatif jawaban Pada awal kegiatan praktek industri peserta mendapat [SL] [S] [KK] [TP] penjelasan tentang tujuan dan materi progaram yang akan dilaksanakan selama praktek.
2.
Dalam pelaksanaan praktek industri , kegiatan yang Anda laksanakan sesuai dengan materi program dan teori yang diperoleh di sekolah.
3. 4.
[SL] [S] [KK] [TP]
Anda membaca makalah-makalah, surat kabar tentang [SL] [S] [KK] [TP] praktek industri . Siswa diberi kesempatan untuk melakukan observasi ke [SL] [S] [KK] [TP] dunia usaha sebelum pelaksanaan praktek industri .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13.
Pembimbing melakukan pembimbingan secara intensisif terhadap kegiatan praktek industri . Sekolah memberikan buku jurnal harian untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pelaksanaan praktek industri. Anda memanfaatkan kehadiran pembimbing di dunia usaha untuk mengenai praktek yang anda jalani. Selama praktek, pembimbing melaksanakan evaluasi untuk memecahkan masalah yang dialami pada waktu praktek. Anda mengerjakan tugas-tugas praktek yang diberikan dunia usaha. Selama pelaksanaan praktek industri anda mendapatkan cara menyelesaikan masalah yang timbul dalam praktek. Tugas yang diberikan pembimbing sebelum anda kerjakan perlu anda pahami dan dicermati terlebih dahulu. Pada saat pelaksanaan praktek industri , anda diberi penjelasan tentang semua jenis pekerjaan yang ada di instansi tersebut.
[SL] [S] [KK] [TP]
Selama melaksanakan praktek industri anda pernah mendapatkan tambahan pengetahuan yang tidak didapat di sekolah.
[SL] [S] [KK] [TP]
[SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP] [SL] [S] [KK] [TP]
C. Petunjuk: a) Jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesui dengan keadaan yang sebenarnya. b) Tulis jawaban dengan memberi tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban yang tersedia. c) Dengan alternatif jawaban: Sangat Membantu (SM), Membantu (M), Kurang Membantu (KM), Tidak Membantu (TM) Pelaksanaan Bimbingan Karir. No Pertanyaan 1. Sehubungan dengan bimbingan karir di sekolah dalam mempersiapkan diri memasiki dunia kerja, bagaimana sekolah memberikan hal tersebut kepada anda. 2. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah bermanfaat dalam memahami arti penting kemampuan yang anda dapat kembangkan sesuai dengan jurusan anda. 3. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami kelemahan-kelemahan diri
Alternatif Jawaban [SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13.
14. 15. 16. 17.
anda yang dapat menghambat dalam memasuki dunia kerja. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah dapat membantu memperbaiki masalah yang timbul dari kelemahan-kelemahan yang anda miliki. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami minat anda pada jurusan anda. Sejauh mana materi bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami arti penting kesipan mental kerja anda. Sejauh mana informasi tentang kondisi dunia kerja dalam mempersiapkan anda memasuki dunia kerja di sekolah anda melalui bimbingan karir. Informasi tentang situasi kerja untuk lulusan SMK di sekolah anda melalui bimbingan karir. Sejauh mana bimbingan karir di sekolah membantu dalam memahami kondisi lingkungan dunia kerja dan memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha. Informasi tentang jenis-jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki lulusan SMK di sekolah anda melalui bimbingan karir. Sejauh mana bimbingan karir di sekolah dapat membantu memahami perkembangan dunia kerja yang relevan dengan jurusan anda. Sejauh mana bimbingan karir di sekolah bermanfaat dalam mempersiapkan anda sebagai lulusan SMK untuk dapat memasuki dunia kerja. Pengarahan dan penjelasan dalam bimbingan karir di sekolah mengenai kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas dalam memasiki dunia kerja. Adanya bimbingan dan latihan disiplin dalam memasiki dunia kerja. Adanya bimbingan dan latihan untuk bertanggung jawab pada kewajiban di sekolah. Adanya bimbingan dan latihan keseriusan dan ketelitian dalam mengerjakan tugas disekolah. Sejauh mana materi bimbingan di sekolah membantu anda dalam memilih dan menetapkan jenis pekerjaan yang akan anda tekuni.
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM]
[SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM] [SM][M] [KM] [TM]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120 Lampiran Deskripsi Data Frequencies Statistics
N
Valid Missing
mental kerja 88 0
praktek industri 88 0
bimbingan karir 88 0
prestasi belajar 88 0
Frequency Table mental kerja
Valid
24 32 33 34 35 36 38 39 40 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 58 59 60 Total
Frequency 1 2 3 4 1 1 3 1 3 3 1 3 10 5 4 6 5 4 6 6 4 4 2 1 2 2 1 88
Percent 1.1 2.3 3.4 4.5 1.1 1.1 3.4 1.1 3.4 3.4 1.1 3.4 11.4 5.7 4.5 6.8 5.7 4.5 6.8 6.8 4.5 4.5 2.3 1.1 2.3 2.3 1.1 100.0
Valid Percent 1.1 2.3 3.4 4.5 1.1 1.1 3.4 1.1 3.4 3.4 1.1 3.4 11.4 5.7 4.5 6.8 5.7 4.5 6.8 6.8 4.5 4.5 2.3 1.1 2.3 2.3 1.1 100.0
Cumulative Percent 1.1 3.4 6.8 11.4 12.5 13.6 17.0 18.2 21.6 25.0 26.1 29.5 40.9 46.6 51.1 58.0 63.6 68.2 75.0 81.8 86.4 90.9 93.2 94.3 96.6 98.9 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121 Lampiran
Deskripsi Data (Lanjutan) praktek industri
Valid
13 15 16 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Total
Frequency 1 2 1 2 1 6 3 1 7 6 10 12 7 5 7 6 1 3 3 1 2 1 88
Percent 1.1 2.3 1.1 2.3 1.1 6.8 3.4 1.1 8.0 6.8 11.4 13.6 8.0 5.7 8.0 6.8 1.1 3.4 3.4 1.1 2.3 1.1 100.0
Valid Percent 1.1 2.3 1.1 2.3 1.1 6.8 3.4 1.1 8.0 6.8 11.4 13.6 8.0 5.7 8.0 6.8 1.1 3.4 3.4 1.1 2.3 1.1 100.0
Cumulative Percent 1.1 3.4 4.5 6.8 8.0 14.8 18.2 19.3 27.3 34.1 45.5 59.1 67.0 72.7 80.7 87.5 88.6 92.0 95.5 96.6 98.9 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122 Lampiran
Deskripsi Data (Lanjutan) bimbingan karir
Valid
29 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 49 50 51 56 Total
Frequency 1 3 5 1 6 6 5 6 11 7 4 2 5 6 6 4 5 2 1 1 1 88
Percent 1.1 3.4 5.7 1.1 6.8 6.8 5.7 6.8 12.5 8.0 4.5 2.3 5.7 6.8 6.8 4.5 5.7 2.3 1.1 1.1 1.1 100.0
Valid Percent 1.1 3.4 5.7 1.1 6.8 6.8 5.7 6.8 12.5 8.0 4.5 2.3 5.7 6.8 6.8 4.5 5.7 2.3 1.1 1.1 1.1 100.0
Cumulative Percent 1.1 4.5 10.2 11.4 18.2 25.0 30.7 37.5 50.0 58.0 62.5 64.8 70.5 77.3 84.1 88.6 94.3 96.6 97.7 98.9 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran Uji Validitas Correlations Correlations
mental kerja
mkerj4
mkerj5
mkerj6
mkerj8
mkerj9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
mental kerja 1 88 .503** .000 88 .504** .000 88 .526** .000 88 .632** .000 88 .679** .000 88
mkerj4 .503** .000 88 1 88 .351** .001 88 .266* .012 88 .343** .001 88 .183 .089 88
mkerj5 .504** .000 88 .351** .001 88 1 88 .206 .054 88 .181 .091 88 .165 .124 88
mkerj6 .526** .000 88 .266* .012 88 .206 .054 88 1 88 .415** .000 88 .205 .055 88
mkerj8 .632** .000 88 .343** .001 88 .181 .091 88 .415** .000 88 1 88 .466** .000 88
mkerj9 .679** .000 88 .183 .089 88 .165 .124 88 .205 .055 88 .466** .000 88 1 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations
mental kerja
mkjer10
mkerj11
mkerj12
mkerj13
mkerj14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
mental kerja 1
mkjer10 mkerj11 mkerj12 mkerj13 mkerj14 .744** .790** .674** .787** .749** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .744** 1 .630** .570** .591** .553** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .790** .630** 1 .449** .643** .504** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .674** .570** .449** 1 .442** .480** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .787** .591** .643** .442** 1 .574** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .749** .553** .504** .480** .574** 1 .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124 Lampiran Uji Validitas Correlations Correlations
mental kerja
mkerj15
mkerj16
mkerj17
mkerj19
mkerj20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
mental kerja 1
mkerj15 mkerj16 mkerj17 mkerj19 mkerj20 .718** .628** .657** .671** .631** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .718** 1 .322** .344** .462** .580** .000 .002 .001 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .628** .322** 1 .659** .525** .307** .000 .002 .000 .000 .004 88 88 88 88 88 88 .657** .344** .659** 1 .542** .396** .000 .001 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .671** .462** .525** .542** 1 .486** .000 .000 .000 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .631** .580** .307** .396** .486** 1 .000 .000 .004 .000 .000 88 88 88 88 88 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
praktek industri
prInd23
prInd25
prInd26
prInd27
prInd28
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
praktek industri 1
prInd23 prInd25 prInd26 prInd27 prInd28 .426** .520** .316** .601** .647** .000 .000 .003 .000 .000 88 88 88 88 88 88 .426** 1 .359** .065 .098 .035 .000 .001 .547 .362 .745 88 88 88 88 88 88 .520** .359** 1 .081 .237* .320** .000 .001 .454 .026 .002 88 88 88 88 88 88 .316** .065 .081 1 .061 .019 .003 .547 .454 .572 .861 88 88 88 88 88 88 .601** .098 .237* .061 1 .625** .000 .362 .026 .572 .000 88 88 88 88 88 88 .647** .035 .320** .019 .625** 1 .000 .745 .002 .861 .000 88 88 88 88 88 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125 Lampiran Uji Validitas Correlations Correlations praktek industri praktek industri
prInd29
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N Pearson Correlation
88
prInd32
prInd33
prInd30 .650**
.000 88
.682** .000
Sig. (2-tailed) N prInd30
prInd29 .682**
prInd32 .596**
prInd33 .501**
.000 88
.000 88
.000 88
1
.475** .000
.276** .009
.145 .178
88
88
88
88
88
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.650** .000
.475** .000
1
.401** .000
.291** .006
N Pearson Correlation
88 .596**
88 .276**
88 .401**
88 1
88 .391**
Sig. (2-tailed) N
.000 88
.009 88
.000 88
88
.000 88
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.501** .000
.145 .178
.291** .006
.391** .000
1
88
88
88
N
88
88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations bimbingan karir bimbingan karir Pearson Correlation Sig. (2-tailed) bbKarir36
N Pearson Correlation
bbKarir37
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
bbKarir38
bbKarir36
1 88
.322** .002 88
bbKarir37
bbKarir38
bbKarir39
.523** .000 88
.576** .000 88
.488** .000 88
.176 .101
.207 .053
bbKarir40 .497** .000 88
.322** .002
1
.150 .164
88 .523**
88 .150
88 1
88 .452**
88 .300**
88 .180
Sig. (2-tailed) N
.000 88
.164 88
88
.000 88
.005 88
.092 88
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.576** .000 88
.176 .101 88
.452** .000 88
88
.419** .000 88
.391** .000 88
.488** .000
.207 .053
.300** .005
.419** .000
88 .497**
88 -.047
88 .180
88 .391**
88 .233*
88 1
.663 88
.092 88
.000 88
.029 88
88
bbKarir39
N Pearson Correlation
bbKarir40
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 88
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1
1
-.047 .663
.233* .029
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126 Lampiran Uji Validitas Correlations Correlations
bimbingan karir
Pearson Correlation
bimbingan karir 1
bbKarir41 bbKarir42 bbKarir43 bbKarir44 bbKarir45 .672** .688** .519** .541** .660**
Sig. (2-tailed) bbKarir41
bbKarir42
N Pearson Correlation
.672**
Sig. (2-tailed) N
.000 88
Pearson Correlation
.688** .000
Sig. (2-tailed) N bbKarir43
bbKarir44
bbKarir45
.000 88
88
1 88 .622** .000
.000 88
.000 88
.000 88
.000 88
.622**
.261*
.247*
.417**
.000 88
.014 88
.020 88
.000 88
.379** .000
.327** .002
.437** .000
1
88
88
88
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.519** .000
.261* .014
.379** .000
N
88 .541**
88 .247*
88 .327**
88 .267*
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
88 1
88
88
.267* .012
.313** .003
88 1
88 .367**
.000
.020
.002
.012
N Pearson Correlation
88 .660**
88 .417**
88 .437**
88 .313**
88 .367**
88 1
Sig. (2-tailed)
.000 88
.000 88
.000 88
.003 88
.000 88
88
N
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Correlations bimbingan karir bimbingan karir Pearson Correlation Sig. (2-tailed) bbKarir46
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
bbKarir47
bbKarir48
bbKarir49
88 .699** .000
.699** .000 88 1
bbKarir47
bbKarir48
bbKarir49
bbKarir50
.699** .000 88
.515** .000 88
.434** .000 88
.396** .000 88
.590** .000
.402** .000
.256* .016
.221* .039
88 .699**
88 .590**
88 1
88 .470**
88 .273*
88 .194
.000 88
.000 88
88
.000 88
.010 88
.070 88
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.515** .000
.402** .000
.470** .000
.413** .000
.351** .001
N Pearson Correlation
88 .434** .000
88 .256* .016
88 .273* .010
88 .413** .000
88 1
88 .202 .060
88 .396**
88 .221*
88 .194
88 .351**
88 .202
88 1
.000 88
.039 88
.070 88
.001 88
.060 88
88
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed) N bbKarir50
bbKarir46
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127 Lampiran Uji Reliabilitas Variabel Kesiapan Mental Kerja Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
88 0 88
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .907
N of Items 15 Scale Statistics
Mean 46.31
Variance 53.319
Std. Deviation 7.302
N of Items 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128 Lampiran Uji Reliabilitas Variabel Praktek Industri Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
88 0 88
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .716
N of Items 9 Scale Statistics
Mean 25.73
Variance 21.580
Std. Deviation 4.645
N of Items 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129 Lampiran Uji Reliabilitas Variabel Bimbingan Karir Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
88 0 88
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .825
N of Items 15 Scale Statistics
Mean 39.33
Variance 26.844
Std. Deviation 5.181
N of Items 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130 Lampiran Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda Pada Model : Pengaruh Variabel Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan Prestasi Kerja Terhadap Kesiapan Mental Kerja
Regression b Variables Entered/Removed
Model 1
Variables Entered prestasi belajar, praktek industri, bimbingan a karir
Variables Removed
.
Method
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: mental kerja
Model Summaryb Model 1
R R Square ,395a ,156
Adjusted R Square ,126
Std. Error of the Estimate 6,826
DurbinWatson 1,997
a. Predictors: (Constant), prestasi belajar, praktek industri, bimbingan karir b. Dependent Variable: mental kerja ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 724,256 3914,460 4638,716
df 3 84
Mean Square 241,419 46,601
F 5,181
Sig. ,002a
87
a. Predictors: (Constant), prestasi belajar, praktek industri, bimbingan karir b. Dependent Variable: mental kerja a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 2,384 15,700 praktek industri ,470 ,159 bimbingan karir ,247 ,144 prestasi belajar ,632 ,425 a. Dependent Variable: mental kerja
Standardized Coefficients Beta ,299 ,176 ,151
t ,152 2,963 1,720 1,486
Sig. ,880 ,004 ,089 ,141
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,987 ,965 ,970
1,013 1,036 1,031
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Coefficient Correlationsa Model 1
prestasi belajar Correlations
Covariances
praktek industri
bimbingan karir
prestasi belajar praktek industri
1,000 ,069
,069 1,000
-,164 -,101
bimbingan karir prestasi belajar
-,164 ,181 ,005
-,101 ,005 ,025
1,000 -,010 -,002
-,010
-,002
,021
praktek industri bimbingan karir a. Dependent Variable: mental kerja
Collinearity Diagnosticsa
Model 1
Dimension 1 2 3 4
Eigenvalue 3,963 ,025 ,011 ,001
Condition Index 1,000 12,632 19,248 57,838
(Constant) ,00 ,00 ,04 ,96
Variance Proportions praktek bimbingan industri karir ,00 ,00 ,91 ,11 ,05 ,89 ,04 ,00
prestasi belajar ,00 ,01 ,05 ,95
a. Dependent Variable: mental kerja
Residuals Statisticsa Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 37,73 -19,539 -2,973 -2,862
Maximum 52,74 13,681 2,229 2,004
a. Dependent Variable: mental kerja
Mean 46,31 ,000 ,000 ,000
Std. Deviation 2,885 6,708 1,000 ,983
N 88 88 88 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: mental kerja 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Lampiran Uji Normalitas NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
mental kerja 88
praktek industri 88
bimbingan karir 88
prestasi belajar 88
Mean Std. Deviation Absolute
46.31 7.302 .134
25.73 4.645 .097
39.33 5.181 .105
34.9725 1.74722 .076
Positive Negative
.068 -.134 1.253 .087
.068 -.097 .909 .381
.105 -.056 .984 .287
.055 -.076 .711 .693
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran Uji Heteroskedastisitas Nonparametric Correlations Correlations
Spearman's rho
praktek industri
bimbingan karir
prestasi belajar
E error term
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
praktek industri 1.000 . 88 .108 .318 88 -.058 .590 88 .027 .801 88
bimbingan karir .108 .318 88 1.000 . 88 .159 .140 88 -.015 .889 88
prestasi belajar -.058 .590 88 .159 .140 88 1.000 . 88 -.068 .529 88
E error term .027 .801 88 -.015 .889 88 -.068 .529 88 1.000 . 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136