BAB II LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA
Lingkungan belajar yang membahas tentang pengertian belajar, pengertian lingkungan belajar, macam-macam lingkungan belajar. Hasil belajar siswa yang membahas tentang : pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan Relasi teoristis lingkungan belajar dan hasil belajar. A. Lingkungan Belajar 1.
Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia dan berlaku seumur hidup. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto1 “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Menurut Ngalim, belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan tingkah laku dan atau kecakapan.”2 Menurut
Muhibbin
Syah,
belajar
adalah
semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk 1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rinneka Cipta, 2010), hlm. 2 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 102
27
28
informasi/materi pelajaran.3 Menurut Sumadi Suryabrata bahwa belajar itu membawa perubahan dan perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru serta perubahan itu terjadi karena usaha.4 Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.5 Ciri-ciri Belajar yang diungkapkan oleh Burhanuddin dan Wahyuni, yaitu sebagai berikut : 6 a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku b. Perubahan perilaku relatif permanen c. Perubahan perilaku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial. d. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Menurut Cronbach belajar adalah : “Learning is shown by a change in behavior as result of experience”.Sedangkan menurut Gagne belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sehingga 3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan sebuah Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 88 4
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004) hlm.
232 5
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (edisi revisi), (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), hlm. 126 6
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), hlm. 19
29
perbuatannya berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu waktu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.7 Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekadar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. 2.
Pengertian Lingkungan Belajar Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari apa yang disebut dengan lingkungan. Dalam setiap sisi kehidupan, manusia selalu dikelilingi oleh lingkungan dan terdapat hubungan timbal balik antara keduanya. Disatu sisi lingkungan dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi lain manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang
banyak
berpengaruh
berlangsungnya di dalamnya.
7
Ibid., hlm. 20
terhadap
proses
pembelajaran
yang
30
Wasty Soemanto mengemukakan definisi lingkungan secara fisiologis, psikologis dan sosio-kultural adalah sebagai berikut: 8 a.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem saraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjer-kelenjer indokrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
b.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa : sifat-sifat genes, interaksi genes, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, dan kapasitas intelektual.
c.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini.
3.
Macaam-macam Lingkunagan Belajar Hasbullah mendefinisikan lingkungan belajar adalah sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-lain).
8
Sumadi Suryabrata,.op cit, hlm. 84-85
31
Lingkungan belajar meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut. a.
Lingkungan Keluarga Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada di tengah-tengah keluarganya. Untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Suasana edukatif yang dimaksud adalah orang tua yang mampu menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan baik sejak anak dalam kandungan. Tetapi tidak semua anak bisa mendapatkan fasilitas tersebut karena beberapa faktor diantaranya anak harus tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari lingkungan sekitar misalnya atau lembaga pendidikan bersangkutan mewajibkan siswanya untuk tinggal di asrama dan bisa juga orang tua lebih mempercayakan lembaga pendidikan lain untuk mendidik anak-anaknya agar lebih mandiri misalnya pondok pensantren, harapan orang tua dengan bertempat tinggal di pesantren anak tidak hanya belajar mandiri tetapi juga belajar mendalami ilmu agama.
b.
Lingkungan Sekolah Lingkungan
sekolah
adalah
lingkungan
dimana
anak
mendapatkan pendidikan formal. Suatu lembaga yang membantu anak
32
untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan pendidikan dan program pendidikan yang telah ditentukan sehingga anak diharapkan dapat mengembangkan kompetensi mereka dan membantu orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. Sekolah hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diperoleh di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan informal yang telah dikenal anak sebelumnya. c.
Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat adalah sekumpulan orang yang tinggal bersama saling berinteraksi satu sama lainnya dengan terikat oleh norma atau tata tertib dan budaya mereka. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Secara tidak langsung, setiap anggota masyarakat telah mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi anak diantaranya kepribadian anak. Kegiatan siswa dalam masyarakat bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mengubah perilaku anak
33
bagaimana cara mereka merespon dan juga memahami tata tertib dan budaya yang mungkin berbeda di masyarakat. Para ahli membagi lingkungan belajar menjadi beberapa macam. Sartain dalam M. Ngalim Purwanto membagi lingkungan menjadi tiga bagian, yaitu: 9 a.
Lingkungan alam atau lingkungan luar (external or physical environment), ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya.
b.
Lingkungan dalam (internal environment), ialah segala sesuatu yang telah
termasuk
dalam
diri
kita,
yang dapat
mempengaruhi
pertumbuhan fisik kita. c.
Lingkungan sosial (sosial environment), adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita.
B. Hasil Belajar 1.
Pengertian Hasil Belajar Menurut Sumadi, “Prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu”. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa
9
Ngalim Purwanto,. Op cit, hlm. 102.
34
dalam waktu tertentu. Menurut Nana, Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui hasil belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sutratinah bahwa “hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Purwanto dalam buku karya Muhammad Thobroni berjudul “Belajar dan Pembelajaran”, mengemukakan bahwa berhasil atau tidaknya perubahan dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut. a. Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut. 1) Faktor kematangan atau pertumbuhan 2) Faktor kecerdasan atau inteligensi 3) Faktor latihan dan ulangan 4) Faktor motivasi
35
5) Faktor pribadi b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Termasuk ke dalam faktor diluar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut. 1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga 2) Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar dialami anakanak. Ada keluarga yang memiliki cita-cita tinggi bagi anakanaknya, tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Ada keluarga yang diliputi suasana tenteram dan damai, tetapi ada pula yang sebaliknya. Termasuk, dalam faktor keluarga yang juga turut berperan adalah ada tidaknya atau ketersediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar. 3) Faktor guru dan cara mengajarnya. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan tersebut kepada peserta didik turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai. 4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. 5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Ada faktor yang memengaruhi hasl belajarnya, seperti kelelahan karena jarak rumah dan sekolah cukup jauh, tidak ada kesempatan karena sibuk bekerja, serta pengaruh lingkungan yang buruk yang terjadi di luar kemampuannya.
36
6) Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari orangtua yang selalu mendorong anak untuk rajin belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga, sanak saudara, teman-teman sekolah, dan teman sepermainan.10 Menurut Slameto, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, Yaitu:11 a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. b. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor 10
Muhammad Thobroni, Arif Mustofa., Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), hlm. 31-34 11 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rinneka Cipta, 2003), hlm. 54
37
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah:12 a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
Yang
termasuk
faktor
ini
misalnya
penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: 1) Faktor intelektif yang meliputi: a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat b) Faktor kecakapan nyata yaitu hasil yang telah dimiliki. 2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal, ialah : a) Faktor sosial yang terdiri atas: Lingkungan keluarga Lingkungan sekolah
12
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (edisi revisi), (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2004), hlm. 138
38
Lingkungan masyarakat Lingkungan kelompok b) Faktor budaya c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, mengungkapkan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:13 a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru), (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 129
39
Faktor-faktor atau hal-hal yang mempengaruhi belajar juga diungkapkan oleh Wasty Soemanto.14 Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu. a. Faktor-faktor stimuli belajar Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengedakan reaksi atau perbuatan belaajar. Stimuli dalam hal ini mencakup. 1) Panjangnya bahan pelajaran 2) Kesulitan bahan pelajaran 3) Berartinya bahan pelajaran 4) Berat-ringannya tugas 5) Suasana lingkungan eksternal Faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya. b. Faktor-faktor metode belajar 1) Kegiatan berlatih atau praktik 2) Overlearning dan drill 3) Resitasi selama belajar 4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Penelitian 14
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (PT
Rineka Cipta, 1998), hlm. 113
40
menunjukkan, bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. 5) Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian 6) Penggunaan modalitas indra 7) Penggunaan dalam belajar 8) Bimbingan dalam belajar 9) Kondisi-kondisi insentif c. Faktor-faktor individual 1) Kematangan 2) Faktor usia kronologis 3) Faktor perbedaan jenis kelamin 4) Pengalaman sebelumnya 5) Kapasitas mental 6) Kondisi kesehatan jasmani 7) Kondisi kesehatan rohani 8) Motivasi 3.
Relasi Teoristis Lingkungan Belajar dan Hasil Belajar. Umumnya setiap orang ingin meraih hasil yang setinggi mungkin pada setiap kegiatan. Seseorang dikatakan berprestasi jika mereka telah mencapai
keberhasilan
pada
tingkat
tertentu
dari
usaha
yang
dilakukannya. Lingkungan belajar dalam upaya meningkatkan hasil
41
belajar terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam juga turut menjunjung, karena sebagian waktu seorang siswa berada disekolah. Oleh karena itu, lingkungan sekolah merupakan salah satu potensi yang besar dan positif dalam memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa. Lingkungan sekolah sangat memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Sementara itu menurut Slameto faktor-faktor lingkungan sekolah meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dan fasilitas sekolah. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : a. Metode mengajar Metode mengajar ini erat hubungannya dengan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru dalam mengajar. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi yang akan diajarkan, kesesuaian metode yang dipakai dengan kondisi kelas yang kecil atau besar, dan kesesuaian metode yang dipakai guru dengan media pembelajaran juga turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar. b. Kurikulum Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masingm sesuai dengan kurikulum yang ada. Jangan memberi pelajaran diatas ukuran standar. c. Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh reaksi yang ada dalam proses itu
42
sendiri. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasi dengan gurunya. Apabila relasi guru dengan siswa baik, maka siswa akan menyukai gurunya dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. d. Relasi siswa dengan siswa Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalannya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena disekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Oleh karena itu, relasi yang terjalin dengan baik antar siswa akan membawa dampak yang baik pula terhadap proses belajarnya. e. Disiplin sekolah Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, kedisiplinan karyawan administrasi dan kebersihan, keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh
43
staf beserta siswa-siswanya. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin didalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. f. Fasilitas sekolah Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Apabila siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka pelajarannya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Fasilatas yang dimaksud disini misalnya perpustakaan, laboratorium, ruang UKS, koperasi, WC, mushola, dll. Berdasarkan penjelasan teori diatas, penelitian ini mengacu kepada teori Slameto (2010) dimana faktor lingkungan sekolah sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Apabila terjalin hubungan dan komunikasi yang lancar antara guru dengan siswa, metode pembelajaran yang digunakan guru inovatif, siswa tertib disiplin, dan saran penunjang memadai, maka suasana kondusif tersebut akan mendorong siswa untuk saling berkompetisi dalam proses pembelajaran. Dampaknya siswa akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti setiap pelajaran. Kondisi seperti inilah yang diharapkan agar terwujudnya lingkungan sekolah yang memberikan pengaruh dan hal-hal positif bagi para siswanya sehingga akan berdampak pada
44
peningkatan hasil belajar siswa terutama pada mata pejaran Pendidikan Agama Islam.