Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. November, 2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA Riang Nana Sari, Sigit Santoso, Nurhasan Hamidi* *Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015, 2) Pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015, 3) Pengaruh interaksi kecerdasan emosional dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban yang berjumlah 139 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah 103 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan gabungan dari 2 teknik pengambilan sampel, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak dan proporsional/sebanding. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket/kuesioner dan teknik dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015, yang dibuktikan dengan thitung sebesar 2,017 > ttabel sebesar 1,98 dan nilai signifikansi sebesar 0,046 yang berarti < 0,05; 2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015, yang dibuktikan dengan thitung sebesar 2,297 > ttabel sebesar 1,98 dan nilai signifikansi sebesar 0,024 yang berarti < 0,05; 3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan interaksi kecerdasan emosional dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015, yang dibuktikan dengan Fhitung sebesar 7,171 > Ftabel yaitu 3,09 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang berarti < 0,05. Persamaan garis linear berganda dari variabel X1, X2, dan Y dalam penelitian ini yaitu Y = -6,707 + 0,295 X1 + 0,465 X2. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Lingkungan Belajar, Hasil Belajar ABSTRACT The objectives of this research are to investigate: (1) the effect of emotional intelligence on the learning result in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program of State Senior Secondary School 1 of Mojolaban in Academic Year 2014/2015, (2) the effect of learning environment on the learning result in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program of State Senior Secondary School 1 of Mojolaban in Academic Year 2014/2015; and (3) the interaction of effect between the emotional intelligence and the learning environment on the learning result in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program of State Senior Secondary School 1 of Mojolaban in Academic Year 2014/2015.
295 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) This research used the quantitative method. Its population was all of the students as many as 103 in Grade XI of Social Science Program of the aforementioned school. The samples of research consisted of 103 students. They were taken by using two combined sampling techniques, namely: random sampling technique and proportionate sampling technique. The data of research were collected through questionnaire and documentation and analyzed by using the multiple linear regression technique of analysis. The results of research are as follows: (1) there is a positive and significant effect of the emotional intelligence on the learning result in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program of State Senior Secondary School 1 of Mojolaban in Academic Year 2014/2015 as indicated by the value of tcount = 2.017 > that of ttable = 1.98 and the significance value = 0.046 which is less than 0.05; (2) there is a positive and significant effect of the learning environment on the learning result in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program of State Senior Secondary School 1 of Mojolaban in Academic Year 2014/2015 as signified by the value of tcount = 2.297 > that of ttable = 1.98 and the significance value = 0.024 which is less than 0.05 ; and (3) there is a positive and significant interaction of effect between the emotional intelligence and the learning environment on the learning result in Accounting of the students in Grade XI of Social Science Program of State Senior Secondary School 1 of Mojolaban in Academic Year 2014/2015 as shown by the value of Fcount = 7.171 > that of Ftable = 3.09 and the significance value = 0.001 which is less than 0.05. the multiple linear line equation of Variables X1, X2, and Y is Y = -6.707 + 0.295 X1 + 0.465 X2. Keywords: Emotional intelligence, learning environment, learning result Indonesia. Salah satu dampak positifnya
PENDAHULUAN Globalisasi perkembangan
ilmu
menyebabkan dan
investasi dari dalam maupun luar negeri,
teknologi yang pesat, tanpa batas, dan
sehingga investasi dalam negeri berpotensi
persaingannya
Pengaruh
akan meningkat dan akan menambah jumlah
globalisasi dapat menghilangkan batasan
lapangan kerja di dalam negeri. Pasar barang
negara yang menjadikan dunia semakin
dan jasa yang bebas khususnya pada
terbuka dan saling bergantung satu sama lain.
ketenagakerjaan
Globalisasi mendorong negara-negara di dunia
persaingan tenaga kerja semakin ketat karena
melakukan kerja sama antar negara, termasuk
tenaga kerja asing akan dapat masuk ke
negara-negara yang berada di kawasan Asia
Indonesia, dan tenaga kerja Indonesia juga
Tenggara yang tergabung dalam ASEAN,
harus mampu bersaing dengan tenaga kerja
yang beberapa tahun yang lalu merencanakan
luar negeri baik bersaing untuk mendapatkan
pelaksanaan MEA (Masyarakat Ekonomi
pekerjaan di dalam negeri maupun di luar
ASEAN) atau AEC (ASEAN Economic
negeri. Hal inilah yang akan menuntut
Community) pada tahun 2015.
Indonesia untuk dapat menghasilkan tenaga
semakin
pengetahuan
adalah MEA 2015 akan memacu pertumbuhan
ketat.
Adanya MEA yang dimulai pada tahun 2015 akan memberikan dampak bagi
akan
menyebabkan
kerja yang berkualitas agar mampu bersaing dengan
negara
lain. Oleh
karena itu,
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 296 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 peningkatan kualitas dan daya saing tenaga
keimanan”. Semua penyelenggara pendidikan
kerja Indonesia harus terus dilakukan.
harus serius dan setidaknya memiliki sikap
Tenaga kerja suatu negara berarti
kompetitif dalam melaksanakan pendidikan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh
agar dapat menghasilkan penerus bangsa yang
negara tersebut. Sumber daya manusia yang
berdaya saing.
berkualitas
dapat
dihasilkan
melalui
Pendidikan dapat dilakukan melalui
pelaksanaan pendidikan, sehingga pendidikan
lembaga
memiliki peranan yang sangat penting bagi
nonformal. Sekolah Menengah Atas (SMA)
pembangunan serta kemajuan suatu bangsa.
adalah salah satu lembaga pendidikan formal
Janawi
bahwa
yang diharapkan dapat berkontribusi untuk
“Pendidikan merupakan hal yang penting
menghasilkan sumber daya manusia yang
dalam usaha mencerdaskan bangsa, sehingga
berkualitas
penyelenggaraan pendidikan baik dalam ranah
pelaksanaan pendidikan. SMA Negeri 1
makro
dilakukan
Mojolaban merupakan sekolah yang terletak di
pembaharuan dan perbaikan menyeluruh agar
salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten
kualitas pendidikan dapat ditingkatkan secara
Sukoharjo yang juga memiliki komitmen
gradual dan berkesinambungan” (hlm. 3).
untuk dapat melaksanakan pendidikan yang
Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan
bermutu sehingga dapat menghasilkan sumber
haruslah dilakukan dengan serius agar dapat
daya manusia yang berkualitas. SMA Negeri 1
meningkatkan mutu pendidikan sehingga
Mojolaban adalah salah satu sekolah yang
menghasilkan output (sumber daya manusia)
memberikan bekal kepada siswanya untuk
yang benar-benar berkualitas dan berdaya
dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
saing serta dapat menjadi penerus bangsa
lebih tinggi. Salah satu bekal yang diberikan
dalam
oleh sekolah ialah mata pelajaran akuntansi
(2013)
maupun
menyatakan
mikro
pembangunan
perlu
untuk
memajukan
bangsa.
sesuai
formal
dengan
maupun
tujuan
dari
untuk siswa jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Menurut Mulyasana (2012: 120)
“pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu
pendidikan
melakukan
Pendidikan
di
sekolah
formal
pematangan
terdapat interaksi berupa belajar dan mengajar
kualitas peserta didik yang dikembangkan
antara siswa dengan guru. Proses belajar
dengan cara membebaskan peserta didik dari
merupakan proses perubahan tingkah laku
ketidaktahuan,
ketidakmampuan,
yang disebabkan karena mempelajari sesuatu
ketidakbenaran,
dari lingkungan di sekitar sehingga siswa
ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dan
mengalami suatu perubahan. Menurut Syah
ketidakberdayaan,
proses
Sosial).
297 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) (2010: 87), “keberhasilan atau kegagalan
kegiatan
pembelajaran
dalam pencapaian tujuan pendidikan ialah
terdapat
sebagian
bergantung pada proses belajar yang dilakukan
mengalami kesulitan dalam menerima dan
siswa, baik ketika belajar di sekolah,
memahami materi akuntansi yang telah
lingkungan rumah maupun dalam keluarganya
diberikan oleh guru. Belum tercapainya
sendiri”.
Kriteria Ketuntansan Minimal (KKM) menjadi Pelaksanaan
pendidikan
akuntansi,
siswa
yang
masih masih
masalah yang dihadapi oleh siswa, orang tua,
menghasilkan suatu hasil dan prestasi seperti
dan
yang dikemukakan oleh Hafid, Ahiri, & Haq
menempuh program remedial agar dapat
(2013: 27) bahwa “pendidikan adalah usaha
mencapai nilai minimal ketuntasan untuk mata
manusia
menumbuhkembangkan
pelajaran akuntansi. Berdasarkan observasi
potensi-potensi bawaan baik jasmani maupun
yang telah dilakukan, terdapat 69 siswa atau
rohani untuk memperoleh hasil dan prestasi,
kurang lebih 49,64% siswa dari jumlah
sehingga ia dapat mencapai kedewasaan”.
keseluruhan siswa kelas XI IPS (139 siswa)
Nilai bisa dijadikan sebagai salah satu ukuran
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban yang
untuk mengetahui keberhasilan proses belajar
belum tuntas dalam pencapaian hasil belajar
mengajar dan dapat dilihat melalui hasil
akuntansi sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
belajar yang dicapai siswa, salah satunya ialah
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan untuk
hasil belajar akuntansi. Nilai yang diperoleh
mata pelajaran Akuntansi, yaitu 75.
untuk
sekolah,
sehingga
mereka
harus
siswa menjadi acuan untuk mengetahui
Hasil belajar dihasilkan dari adanya
penguasaan dan keberhasilan siswa dalam
proses belajar. Janawi (2013) menyatakan
menerima materi pelajaran. Hasil belajar
bahwa “Proses pembelajaran merupakan
akuntansi merupakan tingkat keberhasilan
elemen yang memiliki peranan dominan untuk
siswa sebagai hasil dari proses belajar
mewujudkan kualitas, baik proses maupun
mengajar mata pelajaran akuntansi di sekolah
lulusan (output) pendidikan. Pembelajaran
yang dapat diukur dengan tes dan dinyatakan
juga memiliki pengaruh terhadap kualitas
dalam angka atau huruf. Hasil belajar
pendidikan (hlm. 9). Adanya siswa yang
akuntansi dapat mencerminkan pengetahuan,
belum mencapai KKM kurang lebih 49,64%,
kemampuan, dan pemahaman siswa terhadap
yang berarti bahwa kualitas pendidikan belum
mata pelajaran akuntansi.
tercapai. Hal itu juga belum sesuai dengan
Permasalahan yang ada di SMA
pendapat
dari
Mulyasa
(2009)
yang
Negeri 1 Mojolaban adalah hasil belajar dari
menyatakan bahwa kualitas pembentukan
beberapa siswa yang belum mencapai hasil
kompetensi dilihat dari segi hasil jika hasil
yang diharapkan. Hal itu karena dalam
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 298 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 yang telah tercapai seluruhnya atau setidak-
mengendalikan dorongan hati dan tidak
tidaknya 75% siswa (hlm. 257).
melebih-lebihkan
kesenangan;
mengatur
Adanya permasalahan pada hasil
suasana hati dan menjaga agar beban stres
belajar siswa berarti ada masalah pula pada
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir;
proses belajar siswa. Proses belajar dapat
berempati dan berdoa” (Goleman, 2003: 45).
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut
Efendi (2005: 183) menyatakan bahwa,
Syah
yang
“kecerdasan emosional adalah kecerdasan
memengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
yang sangat diperlukan untuk berprestasi”. Hal
menjadi tiga macam, yaitu faktor internal
itu berarti bahwa jika siswa memiliki
(faktor yang berasal dari dalam diri siswa),
kecerdasan emosional yang baik, maka siswa
faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar
akan dapat berprestasi. Dalam hal kecerdasan
diri siswa), dan faktor pendekatan belajar.
emosional, siswa dituntut untuk mampu
(2010:
129),
faktor-faktor
Pendidikan dilakukan melalui proses
mengenali atau menyadari setiap emosi yang
belajar, salah satu faktor internal yang dapat
timbul pada dirinya, dan mampu mengelola
memengaruhi proses belajar siswa dan
emosinya.
akhirnya memengaruhi hasil belajar siswa
Faktor lain yang dapat memengaruhi
ialah kecerdasan. Zohar dan Marshall (dalam
proses belajar siswa yang kemudian akan
Efendi,
bahwa
memengaruhi hasil belajar siswa ialah ialah
kecerdasan terbagi atas 3 macam, yaitu
faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar
Intelligence Quatient (IQ), Emotional Quotient
siswa), yaitu faktor lingkungan belajar siswa.
(EQ), dan Spiritual Quatient (SQ). Goleman
Lingkungan belajar merupakan segala sesuatu
(2003) mengungkapkan bahwa “setinggi-
yang mengelilingi siswa saat melakukan
tingginya IQ menyumbang kira-kira 20 persen
kegiatan belajar. Faktor lingkungan belajar
bagi faktor-faktor yang menentukan sukses
berasal dari lingkungan nonsosial/fisik dan
dalam hidup, maka yang 80 persen diisi oleh
lingkungan sosial. Lingkungan fisik berkenaan
kekuatan-kekuatan lain” (hlm. 44). Jadi,
dengan segala sesuatu yang berada di sekitar
kecerdasan intelektual bukan satu-satunya
anak, seperti lingkungan alam, cuaca, dan
faktor penentu keberhasilan belajar seseorang.
lainnya. Lingkungan sosial berkenaan dengan
Salah satu kekuatan lain yang dimaksudkan
dunia kehidupan anak, yaitu pergaulan dengan
oleh Goleman ialah kecerdasan emosional,
sesama anak, pergaulan anak dengan orang tua
“kecerdasan emosional ialah kemampuan
atau orang yang lebih tua/muda dengannya,
seperti kemampuan untuk memotivasi diri
dan hubungan anak dengan masyarakat dan
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi;
lembaga sosial (Janawi, 2013: 38). Menurut
2005:
82)
berpendapat
299 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) Slameto (2010: 60) lingkungan belajar siswa
Ajaran 2014/2015; (3) Untuk mengetahui
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
pengaruh interaksi kecerdasan emosional dan
terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
lingkungan belajar terhadap hasil belajar
sekolah,
akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
dan
lingkungan
masyarakat.
Lingkungan yang kondusif akan memengaruhi
Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015.
semangat belajar siswa dan pencapaian hasil belajar
siswa
dapat
maksimal,
namun
METODE PENELITIAN
sebaliknya, lingkungan yang tidak kondusif
Penelitian ini merupakan penelitian
akan dapat menyebabkan pencapaian hasil
diskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di
belajar tidak maksimal karena lingkungan
SMA Negeri 1 Mojolaban. Penelitian ini jika
dirasakan tidak nyaman oleh siswa dan
ditinjau dari hadirnya variabel merupakan
semangat
penelitian yang bersifat ex post facto karena
siswa
untuk
belajar
menjadi
berkurang.
data yang diperoleh adalah data hasil dari
Rumusan masalah dalam penelitian
peristiwa yang sudah berlangsung atau
ini adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh
peristiwa telah lewat, sehingga peneliti hanya
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
mengungkap fakta berdasarkan pengukuran
akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
gejala yang telah ada pada responden
Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015?; (2)
(Arikunto,
Apakah terdapat pengaruh lingkungan belajar
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI
IPS yang berjumlah 139 siswa. Penentuan
IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran
ukuran
2014/2015?; (3) Apakah terdapat pengaruh
penelitian ini menggunakan rumus Slovin
interaksi
dan
dengan tingkat ketidaktelitian sebesar 5% yang
lingkungan belajar terhadap hasil belajar
menghasilkan jumlah sampel sebanyak 103
akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
siswa. Penelitian ini menggunakan gabungan
Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015?
dari 2 teknik pengambilan sampel, yaitu teknik
kecerdasan
emosional
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui
2010:
17).
Populasi
sampel/besarnya
pengambilan
sampel
sampel
secara
acak
dalam
pada
dan
proporsional/sebanding.
pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil
Variabel dependen dalam penelitian
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA
ini adalah hasil belajar, sedangkan variabel
Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015;
independen terdiri dari 2 variabel yaitu
(2) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan
kecerdasan emosional dan lingkungan belajar.
belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa
Variabel hasil belajar akuntansi diukur
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun
menggunakan instrumen penelitian berupa
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 300 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 nilai kognitif mata pelajaran akuntansi yang
Kecerdasan
emosional
adalah
diambil menggunakan metode dokumentasi.
kemampuan untuk merasakan, memahami,
Variabel
dan
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan
lingkungan belajar diukur menggunakan
orang lain, kemampuan memotivasi diri
instrumen
angket
sendiri serta kemampuan mengelola emosi
instrumen
dengan baik pada diri sendiri dan ketika
dilakukan dengan didasarkan pada kajian teori
berhubungan dengan orang lain. Terdapat lima
yang telah disusun pada bab II. Responden
komponen (kemampuan) dalam kecerdasan
diberikan angket dan diminta untuk memilih
emosional, komponen tersebut digunakan
skala interval satu sampai dengan lima yang
sebagai indikator dalam menyusun angket,
menggunakan metode pengukuran sikap skala
yang
Likert, yaitu dengan mengukur sikap melalui
dikembangkan dalam butir-butir pernyataan
pernyataan persetujuan/ ketidaksetujuan/ netral
pada angket. Indikator tersebut terdiri dari lima
dari responden.
komponen,
kecerdasan
emosional
penelitian
(kuesioner).
berupa
Pengembangan
Hasil belajar akuntansi adalah suatu
selanjutnya
yaitu
indikator
mengenali
tersebut
emosi
diri/kesadaran diri, mengelola emosi, motivasi
perubahan sebagai hasil yang dicapai oleh
diri
sendiri,
mengenali
emosi
siswa setelah siswa melakukan kegiatan/proses
lain/empati, dan membina hubungan.
orang
belajarnya
mengenai
sistem
informasi
Lingkungan belajar adalah suatu
akuntansi
yang
berupa
proses
kondisi atau keadaan yang ada di sekitar siswa
dan
yang dapat memengaruhi kegiatan belajar
mengomunikasikan kejadian ekonomi suatu
siswa dan keberhasilan belajar siswa. Terdapat
entitas, yang mana proses pengidentifikasian
tiga macam lingkungan belajar, dan macam
dan pencatatan menghasilkan laporan yang
dari lingkungan belajar tersebut digunakan
digunakan
sebagai indikator dalam menyusun angket,
mengidentifikasi,
sebagai
mencatat,
dasar
pengambilan
keputusan bisnis oleh pemakai informasi/pihak
yang
selanjutnya
indikator
tersebut
yang berkepentingan, hasil yang diperoleh
dikembangkan dalam butir-butir pernyataan
siswa mencakup ranah kognitif, afektif dan
pada angket. Indikator lingkungan belajar
psikomotor. Indikator dalam variabel ini
terdiri dari tiga macam, yaitu lingkungan
adalah nilai kognitif siswa pada ulangan harian
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
mata pelajaran akuntansi materi jurnal umum
masyarakat, yang di dalam ketiga lingkungan
dengan KKM 75. Nilai ulangan siswa
tersebut terdiri dari lingkungan sosial dan
merupakan skala Interval.
lingkungan nonsosial.
301 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) Teknik pengumpulan data dalam
ulangan harian pada mata pelajaran akuntansi
penelitian ini adalah teknik angket dan teknik
materi jurnal umum siswa kelas XI IPS SMA
dokumentasi. Angket atau kuesioner yang
Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2014/2015.
digunakan berupa kuesioner tertutup langsung
Instrumen penelitian yang telah disusun
dengan model check list dengan cara
diujicobakan terlebih dahulu untuk dilakukan
responden memberikan tanda check (√) pada
uji validitas dan reliabilitas, dan sampel uji
salah satu jawaban yang dianggap benar. Data
coba dalam penelitian berjumlah 30 siswa
yang diambil dengan menggunakan kuesioner
yang terdiri dari siswa di luar sampel
adalah data kecerdasan emosional (X1) dan
penelitian. Uji validitas dan uji reliabilitas
lingkungan belajar (X2) yang diukur dengan
dilakukan dengan bantuan program SPSS for
menggunakan skala sikap, yaitu Skala Likert
Windows versi 20.
yang akan menghasilkan data interval.
Instrumen
yang
baik
harus
Penggunaan skala likert maka variabel yang
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
akan diukur dijabarkan menjadi indikator
dan reliabel. Hal itu karena instrumen yang
variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan
baik akan menghasilkan data yang benar
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
sehingga kesimpulan dapat sesuai dengan
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
kenyataan. Begitu pula sebaliknya, instrumen
pertanyaan.
item
yang tidak baik akan menghasilkan data yang
instrumen yang menggunakan skala Likert
tidak benar sehingga kesimpulan tidak sesuai
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
dengan kenyataan (Arikunto, 2010: 211).
Jawaban
dari
setiap
sangat negatif. Jawaban dari item instrumen
Uji
validitas
dilakukan
untuk
dengan menggunakan skala Likert yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
berupa kata-kata positif maupun negatif ialah
kesahihan suatu instrumen. Uji reliabilitas
data ordinal, yang kemudian untuk keperluan
digunakan untuk mengetahui keajegan atau
analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut
konsistensi alat ukur/instrumen. Uji reliabilitas
diberi skor (scoring) yang kemudian skor
dilakukan untuk item-item yang valid saja.
(hasil/jawaban
responden)
menghasilkan
Teknik analisis yang digunakan
angka, yang mana angka tersebut berupa data
dalam penelitian ini adalah analisis regresi
interval yang dapat dihitung (Sugiyono, 2010:
linear berganda. Uji t dilakukan untuk
137).
mengetahui pengaruh kecerdasan emosional Dalam penelitian ini, instrumen
dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar
pengumpulan data dengan teknik dokumentasi
akuntansi secara parsial. Uji F dilakukan untuk
digunakan untuk memperoleh data mengenai
mengetahui pengaruh interaksi kecerdasan
nama siswa, jumlah siswa, dan nilai hasil
emosional dan lingkungan belajar terhadap
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 302 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 hasil belajar akuntansi. Sebelum melakukan
normalitas, dan uji multikolinearitas. Analisis
analisis data, dilakukan uji persyaratan analisis
data dalam penelitian ini dilakukan dengan
terlebih dahulu. Uji persyaratan analisis yang
bantuan program SPSS for Windows versi 20.
dilakukan
adalah
heterokedastisitas,
uji uji
linearitas,
uji
autokorelasi,
uji
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, diperoleh persamaan regresi : Y = -
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan asumsi bahwa variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
6,707 + 0,295 X1 + 0,465 X2. Dari model
Berdasarkan
hasil
analisis
data,
persamaan regresi linear berganda tersebut
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
dapat diketahui bahwa: 1.) Nilai konstanta
positif dan signifikan variabel kecerdasan
sebesar -6,707, berarti bahwa tanpa adanya
emosional (X1) terhadap Hasil Belajar (Y),
pengaruh
yang berarti bahwa jika kecerdasan emosional
(0
independen
pengaruh)
variabel dan
meningkat, maka hasil belajar akan meningkat
lingkungan belajar), maka nilai variabel
pula, dan signifikan yang berarti bahwa hasil
dependen (hasil belajar) nilainya sebesar -
yang didapatkan dapat digeneralisasikan atau
6,707;
variabel
dapat diberlakukan untuk populasi di mana
kecerdasan emosional (X1) sebesar 0,295 dan
sampel di ambil. Hasil tersebut dibuktikan
bertanda positif. Hal tersebut berarti bahwa
dengan hasil uji t yaitu diperoleh bahwa nilai t
adanya pengaruh positif kecerdasan emosional
hitung kecerdasan emosional adalah sebesar
terhadap hasil belajar siswa. Jika nilai variabel
2,017 lebih besar dari t tabel yaitu 1,98 dan
kecerdasan emosional mengalami peningkatan
nilai signifikansi sebesar 0,046 yang berarti
sebesar satu satuan maka hasil belajar akan
lebih kecil dari 0,05. Kesimpulannya adalah
meningkat pula sebesar 0,295 dalam setiap
Ho ditolak segingga Ha gagal ditolak, karena t
satuannya, serta dengan asumsi bahwa variabel
hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05. Nilai
lain tidak mengalami perubahan atau konstan;
koefisien variabel kecerdasan emosional (X1)
3.) Koefisien regresi variabel lingkungan
terhadap Hasil Belajar (Y) di atas diketahui
belajar (X2) sebesar 0,465 dan bertanda positif.
bahwa nilai koefisien regresi kecerdasan
Hal tersebut berarti bahwa adanya pengaruh
emosional adalah sebesar 0,295 bernilai
positif lingkungan belajar siswa terhadap hasil
positif, hal itu berarti bahwa terdapat pengaruh
belajar siswa. Jika nilai variabel lingkungan
yang positif serta nilai signifikansi yang < 0,05
belajar siswa meningkat sebesar satu satuan
yang berarti bahwa hasil yang didapatkan
maka akan meningkatkan hasil belajar sebesar
dapat
2.)
(kecerdasan
dari
Koefisien
emosional
regresi
0,465 dalam dalam setiap satuannya, serta
digeneralisasikan
atau
dapat
303 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) diberlakukan untuk populasi di mana sampel
melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa
diambil.
yang seharusnya dilakukan. Siswa yang tidak
Siswa yang memiliki kecerdasan
dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan
emosional baik akan memiliki kemampuan
apa yang seharusnya dilakukan, maka proses
untuk merasakan, memahami, mengenali
belajar yang dilakukan tidak dapat berjalan
perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,
dengan baik. Jika proses belajar yang
kemampuan memotivasi diri sendiri, serta
dilakukan tidak baik, maka hasil belajar yang
kemampuan mengelola emosi dengan baik
diperoleh juga tidak baik.
pada diri sendiri dan ketika berhubungan
Penelitian relevan yang mendukung
dengan orang lain, hal itu berarti siswa mampu
penelitian ini dua diantaranya ialah penelitian
memahami dirinya sendiri dan orang lain.
yang dilakukan oleh Pamungkas (2014) dan
Siswa yang mampu memahami dirinya sendiri
Daud (2012). Penelitian yang dilakukan oleh
dan orang lain akan mampu mengatur emosi
Pamungkas
(2014)
hasil
dirinya sehingga ia dapat melakukan segala
menyatakan
bahwa
terdapat
sesuatu sesuai dengan apa yang seharusnya
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
dilakukan. Siswa yang dapat melakukan segala
Matematika pada siswa SD se-kecamatan
sesuatu sesuai dengan apa yang seharusnya
Prembun tahun ajaran 2013/2014. Penelitian
dilakukan, maka akan melaksanakan proses
yang dilakukan oleh Daud (2012) hasil
belajar dengan baik. Jika proses belajar
penelitiannya menyatakan bahwa kecerdasan
dilakukan dengan baik, maka siswa akan
emosional
mendapatkan hasil belajar yang baik. Namun
signifikan terhadap hasil belajar Biologi siswa
sebaliknya, jika kecerdasan emosional siswa
SMA Negeri di kota Palopo.
tidak baik, maka siswa tidak mampu
pengaruh
Selain
ada
penelitiannya
yang
pengaruh
positif
penelitian
dan
yang
merasakan, memahami, mengenali perasaan
mendukung, ada juga penelitian sebelumnya
diri
lain,
yang relevan namun tidak mendukung
kemampuan memotivasi diri sendiri, serta
penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan
kemampuan mengelola emosi dengan baik
oleh
pada diri sendiri dan ketika berhubungan
penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada
dengan orang lain, hal itu berarti siswa tidak
pengaruh
mampu memahami dirinya sendiri dan orang
terhadap prestasi belajar siswa SMA Triguna
lain. Siswa yang tidak mampu memahami
Utama Ciputat.
sendiri
dirinya
dan
sendiri
perasaan
dan
orang
orang
lain
akan
Firmansyah
tingkat
Berdasarkan
(2010)
dengan
kecerdasan
hasil
hasil
emosional
analisis
data,
mengakibatkan ketidakmampuan mengatur
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
emosi dirinya sehingga ia tidak dapat
positif dan signifikan variabel lingkungan
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 304 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 belajar (X2) terhadap Hasil Belajar (Y), yang
prasarana), dan lingkungan alam, sedangkan
berarti
belajar
faktor sosial meliputi hubungan siswa dengan
meningkat, maka hasil belajar akan meningkat
orang lain yang berada lingkungan keluarga,
pula, dan signifikan yang berarti bahwa hasil
lingkungan
yang didapatkan dapat digeneralisasikan atau
masyarakat.
bahwa
jika
lingkungan
sekolah,
dan
lingkungan
dapat diberlakukan untuk populasi di mana
Lingkungan belajar yang mendukung
sampel di ambil. Hasil tersebut dibuktikan
belajar siswa dapat menciptakan ketenangan
dengan hasil uji t yaitu diperoleh bahwa nilai t
dan kenyamanan siswa ketika proses belajar.
hitung lingkungan belajar adalah sebesar 2,297
Perasaan tenang dan nyaman yang dirasakan
lebih besar dari t tabel yaitu 1,98 dan nilai
siswa dapat mendorong siswa untuk dapat
signifikansi sebesar 0,024 yang berarti lebih
belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh.
kecil dari 0,05. Kesimpulannya adalah Ho
Jika siswa belajar dengan tekun dan sungguh-
ditolak sehingga Ha gagal ditolak, karena t
sungguh maka hasil belajar yang baik/tinggi
hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05. Nilai
dapat tercapai. Namun sebaliknya, jika
koefisien variabel lingkungan belajar (X2)
lingkungan belajar tidak mendukung, maka
terhadap Hasil Belajar (Y) di atas diketahui
siswa tidak dapat melaksanakan proses belajar
bahwa nilai koefisien regresi lingkungan
dengan tenang dan nyaman. Siswa yang
belajar adalah sebesar 0,465 bernilai positif,
belajar dengan kondisi tidak tenang dan tidak
hal itu berarti bahwa terdapat pengaruh yang
nyaman, maka siswa tidak dapat belajar
positif serta nilai signifikansi < 0,05 yang
dengan tekun dan sungguh-sungguh. Jika
berarti bahwa hasil yang didapatkan dapat
siswa tidak belajar dengan tekun dan sungguh-
digeneralisasikan atau dapat diberlakukan
sungguh, maka hasil belajar yang didapatkan
untuk populasi di mana sampel di ambil.
oleh siswa tidak baik/rendah.
Faktor lingkungan belajar terdiri dari
Penelitian
yang
relevan
dan
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
mendukung penelitian ini dua di antaranya
lingkungan
masyarakat,
dan
adalah penelitian yang telah dilakukan oleh
mencakup
lingkungan
nonsosial
ketiganya dan
Destiana (2013) dan Puspawarni (2012).
lingkungan sosial. Lingkungan nonsosial yaitu
Penelitian yang dilakukan oleh Destiana
faktor fisik yang meliputi tempat belajar
(2013) hasil penelitiannya menyatakan bahwa
(rumah maupun sekolah), letak sekolah, alat-
terdapat pengaruh positif dan signifikan
alat belajar, sumber belajar, kondisi bangunan
Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
sekolah, ruang kelas, kebersihan lingkungan
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA N 1
sekolah dan fasilitas penunjang belajar (sarana
Seyegan Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian
305 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) yang dilakukan oleh Puspawarni (2012) hasil
12,5% variabel dependen yaitu Hasil Belajar
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
(Y) dipengaruhi oleh variabel independen
pengaruh
yaitu
positif
dan
signifikan
antara
Kecerdasan
Emosional
(X1)
dan
Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Lingkungan Belajar (X2), sedangkan sisanya
Akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA
87,5% dipengaruhi oleh variabel lain (faktor
Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.
lain) di luar variabel yang diteliti dalam
Selain ada penelitian relevan yang
penelitian ini.
mendukung penelitian ini, ada juga penelitian
Siswa yang memiliki kecerdasan
yang tidak mendukung penelitian ini, yaitu
emosional
penelitian
yang
Fitransyah
Lubis
baik
dan
didukung
dengan
dilakukan
oleh
Andy
lingkungan belajar yang baik akan menjadi
(2013)
dengan
hasil
siswa yang memiliki kemampuan untuk
penelitian yang menyatakan bahwa variabel
merasakan, memahami, mengenali perasaan
Motivasi, Kebiasaan Belajar dan Lingkungan
diri
belajar tidak berpengaruh terhadap Prestasi
kemampuan memotivasi diri sendiri, serta
Belajar.
kemampuan mengelola emosi dengan baik Berdasarkan
perasaan
orang
lain,
pada diri sendiri dan ketika berhubungan
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang
dengan orang lain, yang berarti bahwa siswa
positif dan signifikan interaksi variabel
mampu memahami dirinya sendiri dan orang
kecerdasan emosional (X1) dan lingkungan
lain. Siswa yang mampu memahami dirinya
belajar (X2) terhadap Hasil Belajar (Y), yang
sendiri dan orang lain akan mampu mengatur
berarti bahwa jika interaksi antara kecerdasan
emosi dirinya sehingga ia dapat melakukan
emosional dan lingkungan belajar meningkat,
segala sesuatu sesuai dengan apa yang
maka hasil belajar akan meningkat pula, dan
seharusnya dilakukan. Siswa yang dapat
signifikan yang berarti bahwa hasil yang
melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa
didapatkan dapat digeneralisasikan atau dapat
yang seharusnya dilakukan, maka akan
diberlakukan untuk populasi di mana sampel
melaksanakan proses belajar dengan baik. Jika
di ambil. Hasil tersebut dibuktikan dengan
proses belajar dilakukan dengan baik, maka
hasil uji F yaitu diperoleh bahwa F hitung
siswa akan mendapatkan hasil belajar yang
sebesar 7,171 lebih besar dari F tabel yaitu
baik. Kecerdasan emosional yang baik jika
3,09 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 yang
didukung oleh lingkungan belajar yang
lebih kecil dari 0,05.
baik/mendukung belajar siswa, maka dapat hasil
analisis
dan
data,
Berdasarkan
hasil
sendiri
uji
koefisien
menciptakan ketenangan dan kenyamanan
determinasi diketahui bahwa nilai R square
siswa ketika proses belajar. Perasaan tenang
adalah sebesar 0,125, yang berarti bahwa
dan nyaman yang dirasakan siswa dapat
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 306 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 mendorong siswa untuk dapat belajar dengan
dan sungguh-sungguh, maka hasil belajar yang
tekun dan sungguh-sungguh. Jika siswa belajar
didapatkan oleh siswa tidak baik/rendah.
dengan tekun dan sungguh-sungguh maka hasil belajar yang baik/tinggi dapat tercapai.
Ada beberapa penelitian relevan yang mendukung adanya pengaruh kecerdasan
Namun sebaliknya, jika kecerdasan
emosional dan lingkungan belajar terhadap
emosional siswa tidak baik, maka siswa tidak
hasil belajar siswa, dua penelitian di antaranya
mampu merasakan, memahami, mengenali
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fauzi
perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,
(2012) dan penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan memotivasi diri sendiri, serta
Triwindarti (2012). Penelitian yang dilakukan
kemampuan mengelola emosi dengan baik
oleh Fauzi (2012) dengan salah satu hasil
pada diri sendiri dan ketika berhubungan
penelitian yang menyatakan bahwa terdapat
dengan orang lain, hal itu berarti siswa tidak
pengaruh positif dan signifikan Kecerdasan
mampu memahami dirinya sendiri dan orang
Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap
lain. Siswa yang tidak mampu memahami
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS
dirinya
akan
SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
mengakibatkan ketidakmampuan mengatur
2011/2012. Penelitian yang dilakukan oleh
emosi dirinya sehingga ia tidak dapat
Triwindarti (2012) dengan salah satu hasil
melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa
penelitian yang menyatakan bahwa: terdapat
yang seharusnya dilakukan. Siswa yang tidak
pengaruh positif dan signifikan Kecerdasan
dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan
Emosional dan Lingkungan Belajar secara
apa yang seharusnya dilakukan, maka proses
bersama-sama
belajar yang dilakukan tidak dapat berjalan
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN
dengan baik. Jika proses belajar yang
Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012.
sendiri
dan
orang
lain
terhadap
Prestasi
Belajar
dilakukan dengan tidak baik, maka hasil
Interaksi kecerdasan emosional dan
belajar yang diperoleh juga tidak baik.
lingkungan belajar dapat memengaruhi hasil
Kecerdasan emosional yang tidak baik dan
belajar siswa, namun persentase pengaruh
tidak didukung dengan lingkungan belajar
variabel
yang baik, siswa tidak dapat melaksanakan
dependen hanya sebesar 12,5%, masih ada
proses belajar dengan tenang dan nyaman.
87,5% lagi variabel/faktor yang memengaruhi
Siswa yang belajar dengan kondisi tidak
hasil belajar siswa, namun 87,5% ialah
tenang dan tidak nyaman, maka siswa tidak
variabel/faktor lain yang tidak diteliti dalam
dapat belajar dengan tekun dan sungguh-
penelitian ini. Faktor-faktor lain yang dapat
sungguh. Jika siswa tidak belajar dengan tekun
memengaruhi hasil belajar siswa namun tidak
independen
terhadap
variabel
307 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) diteliti dalam penelitian ini ialah kecerdasan
diteliti ialah faktor kecerdasan emosional
intelektual, kecerdasan spiritual, bakat, minat,
dan faktor lingkungan belajar.
motivasi, gaya belajar, faktor kesehatan, dan
2. Implikasi Praktis
lainnya.
Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan untuk masukan kepada pihak sekolah
Simpulan Berdasarkan
hasil
guna
peningkatan
kualitas
pengujian
pendidikan, bagi guru dalam upaya
hipotesis dan pembahasan sebelumnya, maka
memahami siswa, membimbing siswa,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
memilih metode pembelajaran yang tepat,
1. Terdapat pengaruh yang positif dan
menciptakan
suasana
belajar
yang
signifikan kecerdasan emosional terhadap
kondusif, dan mengevaluasi pembelajaran
hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS
dengan memberikan perhatian terhadap
SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran
faktor-faktor yang memengaruhi belajar
2014/2015.
siswa, serta bagi siswa agar siswa juga
2. Terdapat pengaruh yang positif dan
memerhatikan faktor-faktor yang dapat
signifikan lingkungan belajar terhadap hasil
memengaruhi
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA
penelitian ini juga dapat memberikan
Negeri
kesempatan
1
Mojolaban
Tahun
Ajaran
2014/2015.
hasil
belajarnya.
untuk
Hasil
menerapkan
pengetahuan yang diperoleh di bangku
3. Terdapat pengaruh yang positif dan
kuliah dengan mengkaji secara ilmiah
signifikan interaksi kecerdasan emosional
permasalahan
dan lingkungan belajar terhadap hasil
pendidikan (dalam hal ini permasalahan
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA
hasil belajar siswa), sehingga dapat
Negeri
menambah
1
Mojolaban
Tahun
Ajaran
2014/2015.
yang ada
pengetahuan
pada dunia
mengenai
permasalahan yang ada di kelas dan dapat mengidentifikasi penyebab dari masalah
Implikasi dan Keterbatasan Penelitian 1. Implikasi Teoretis Hasil
tersebut. 3. Keterbatasan Penelitian
penelitian
ini
secara
Keterbatasan dalam penelitian ini ialah:
teoretis diharapkan dapat bermanfaat bagi
a. Penelitian hanya meneliti tentang 2
dunia psikologi pendidikan, karena hasil
faktor yang memengaruhi belajar siswa,
penelitian ini mendukung teori tentang
yaitu
faktor-faktor yang memengaruhi belajar
lingkungan belajar, sedangkan masih
siswa. Dalam penelitian ini faktor yang
kecerdasan
emosional
dan
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 308 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 banyak faktor yang lain yang masih bisa
1. Bagi Sekolah
diteliti.
Pihak
b. Variabel independen dalam penelitian ini
(kecerdasan
hendaknya
meningkatkan usaha untuk meningkatkan
dan
kualitas pendidikan dengan memberikan
lingkungan belajar) tergolong dalam
perhatian kepada faktor yang memengaruhi
variabel psikologi, yang diteliti ialah diri
hasil belajar siswa agar siswa mencapai
responden
dapat
hasil belajar yang maksimal. Hal itu dapat
diketahui/dirasakan oleh responden itu
dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
sendiri, sehingga yang dapat menjawab
yang
semua pernyataan yang ada pada
kecerdasan emosional siswa, dan juga
instrumen
hanya
memerhatikan kondisi lingkungan sekolah
responden itu sendiri, bukan orang lain,
agar lingkungan sekolah dapat mendukung
dan jawaban pernyataan pada angket
kegiatan belajar siswa sehingga siswa dapat
yang diberikan responden dipengaruhi
belajar dengan maksimal dan hasinya juga
oleh suasana hati responden, dan situasi
akan maksimal.
kondisi di sekitar responden ketika
Pihak
yang
emosional
sekolah
hanya
penelitian/angket
proses pengisian angket berlangsung. c. Variabel
dependen
akuntansi)
dalam
didapatkan dokumentasi.
(hasil
melalui Metode
mendukung
peningkatan
sekolah
hendaknya
berupaya meningkatkan kecerdasan siswa
belajar
penelitian
dapat
agar siswa dapat hidup mandiri dan
ini
mengikuti pendidikan lebih lanjut seperti
metode
tujuan dari dilaksanakannya Kurikulum
dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan data
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2. Bagi Guru
sekunder yang merupakan data yang
Guru hendaknya meningkatkan
diperoleh secara tidak langsung melalui
upaya
dalam
media perantara (diperoleh dan dicatat
membimbing siswa, memilih metode
oleh pihak lain), sehingga tingkat valid
pembelajaran yang tepat, menciptakan
tidak bisa tinggi.
suasana belajar yang kondusif, serta mengevaluasi
memahami
pembelajaran
siswa,
dengan
memberikan perhatian terhadap faktor-
Saran Berdasarkan hasil penelitian dalam
faktor yang memengaruhi belajar siswa.
simpulan, berikut ini adalah beberapa saran
Perhatian guru terhadap faktor-faktor yang
untuk pihak-pihak yang terkait dalam upaya
memengaruhi hasil belajar siswa akan
meningkatkan hasil belajar siswa:
309 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) dapat membantu guru memahami semua
berkepentingan
faktor yang ada.
memaksimalkan hasil belajar siswa, sesuai
3. Bagi Siswa
dalam
upaya
atau tidak dengan teori yang ada. Faktor-
Siswa hendaknya berupaya untuk
faktor lain yang dapat memengaruhi hasil
terus belajar dengan baik agar hasil
belajar siswa namun tidak diteliti dalam
belajarnya dapat maksimal. Dalam belajar,
penelitian ini dan dapat dilakukan oleh
siswa perlu mengetahui faktor-faktor yang
peneliti
memengaruhi hasil belajarnya sehingga
intelektual, kecerdasan spiritual, bakat,
siswa diharapkan dapat mengelola faktor-
minat, motivasi, gaya belajar, faktor
faktor tersebut sehingga kegiatan belajar
kesehatan, dan lainnya.
selanjutnya
ialah
kecerdasan
yang dilakukan siswa dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar yang
DAFTAR PUSTAKA
diperoleh dapat maksimal. Siswa memerhatikan
hendaknya kemampuannya
juga dalam
memahami diri sendiri dan memahami
Arikunto,
Suharsimi.
(2010).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
orang lain agar dalam kegiatan belajar
Daud, Firdaus. (2012). Pengaruh Kecerdasan
dapat melakukan apa yang memang
Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar
seharusnya dilakukannya. Selain berguna
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
dalam
SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal
proses
belajar,
kemampuan
memahami emosi diri dan memahami
Pendidikan
orang lain juga dapat berguna bagi
(JPP), 19 (2), 243-255. Diperoleh 1
kehidupannya,
Maret 2015, dari
karena
setelah
selesai
dan
Pembelajaran
sekolah, siswa juga akan tetap hidup
http://journal.um.ac.id/index.php/pendid
sebagai makhluk sosial, manusia yang
ikan-danpembelajaran/article/view/3475
tidak
bisa
hidup
sendiri,
pasti
membutuhkan orang lain dalam hidupnya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi
peneliti
Destiana, Ragil & Sukirno. (2013). Pengaruh Lingkungan Belajar, Peran Teman Bergaul dan Motivasi Belajar terhadap
selanjutnya,
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
disarankan untuk meneliti lagi faktor-faktor
XI IPS SMA N 1 Seyegan. Jurnal
yang memengaruhi hasil belajar siswa
Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia,
(selain faktor yang diteliti dalam penelitian
3 (2), 27-40. Diperoleh 1 Maret 2015,
ini), agar dapat diketahui faktor apa lagi
dari
yang harus diperhatikan oleh pihak
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 310 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311 http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/art ikel/6739/44/712
Lubis, Andy Fitransyah. (2013). Pengaruh Motivasi,
Kebiasaan
Belajar
dan
Efendi, Agus. (2005). Revolusi Kecerdasan
Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Abad 21, Kritik MI, EI, SQ, AQ &
Belajar Mahasiswa Akuntansi. Skripsi
Successful
dipublikasikan. Diperoleh 1 Maret 2015,
Intelligence
Atas
IQ.
Bandung: Alfabeta.
dari http://eprints.upnjatim.ac.id/4863
Fauzi, Mustajib Nur & Pardiman. (2012).
Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Tingkat
Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Rosdakarya.
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS
Mulyasana, Dedi. (2012). Pendidikan Bermutu
SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja
2011/2012. Jurnal Kajian Pendidikan
Rosdakarya.
Akuntansi Indonesia, 2 (2), 56–80.
Pamungkas,
Riheni.
(2014).
Pengaruh
Diperoleh 1 Maret 2015, dari
Kecerdasan Emosional terhadap Hasil
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/art
Belajar Matematika pada Siswa Kelas V
ikel/2280/44/302
SD Se-Kecamatan Prembun. Jurnal
Firmansyah, Iman. (2010). Pengaruh Tingkat
FKIP
Universitas
Sebelas
Maret
Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Surakarta, 5 (5). Diperoleh 1 Maret
Belajar Siswa SMA Triguna Utama
2015, dari
Ciputat.
Skripsi
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgs
Diperoleh
1
dipublikasikan.
Maret
2015,
dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/hand le/123456789/6060 Goleman,
Daniel.
dkebumen/article/view/3566 Puspawarni, Rangganis Dyah & Abdullah Taman. (2012). Pengaruh Disiplin dan
Emotional
Lingkungan Belajar terhadap Prestasi
Intelligence. Alih Bahasa, T. Hermaya.
Belajar Akuntansi SMA Negeri 2
Cetakan
Sukoharjo. Jurnal Kajian Pendidikan
XIII.
(2003).
Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama. Hafid, A., Ahiri, J., & Haq, P. (2013). Konsep
Akuntansi Indonesia, 2 (2), 81-108. Diperoleh
1
Maret
2015,
dari
Dasar Ilmu Pendidikan. Bandung:
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/art
Alfabeta.
ikel/2281/44/302
Janawi. (2013). Metodologi dan Pendekatan
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit
Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.
Ombak.
Rineka Cipta.
311 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2 (2015) Sugiyono.
(2010).
Metode
Penelitian
Belajar
terhadap
Prestasi
Belajar
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN
Kualitatif,
Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012.
dan
R&D).
Bandung:
Alfabeta.
Jurnal Kajian Pendidikan & Akuntansi
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan
Indonesia, 1 (2), 1-33. Diperoleh 1
dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Maret 2015, dari
Remaja Rosdakarya.
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/art
Triwindarti,
Rini.
(2012).
Pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Lingkungan
ikel/775/44/14
Riang Nana Sari, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. Pengaruh Kecerdasan 312 Emosional dan Lingkungan Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 2, hlm. 294-311