HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI SMA PRASETYA GORONTALO Muh. Asrul Asmar1), Enos Taruh2), Citron S.Payu3) 1)
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo, Muh. Asrul Asmar e-mail :
[email protected] 2) Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo, Enos Taruh e-mail : 3) Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo, Citron S.Payu e-mail : Abstrak
Muh. Asrul Asmar, NIM. 451 410 107.“ Hubungan Lingkungan Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Geografi”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd dan Pembimbing II Citron S. Payu, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara lingkungan belajar siswa dengan hasil belajar Geografi di SMA Prasetya Kota Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, terdiri dari dua variabel yaitu lingkungan belajar siswa X dan hasil belajar Y, populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo sebanyak 36 orang, sampel penelitian ini adalah seluruh populasi. Metode yang digunakan adalah metode korelasional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan belajar dengan hasil belajar di SMA Prasetya Kota Gorontalo. Nilai koefisien korelasi antara lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo (r) sebesar 0.30 dengan determinasi (r2) 0.09 atau 9%. Pengujian hipotesis berdasarkan perhitungan koefisien korelasinya sangat berarti karena thitung lebih besar dari tdaftar. (1.841 >1.69 dan 1.31). Dengan demikian, dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar siswa dengan hasil belajar geografi. Kata Kunci: Lingkungan Belajar, Hasil Belajar. ABSTRACT Muh. Asrul Asmar, The relation of student learning environment with the result of learning Geography. Skripsi, Study Program of Geography Education, Deparment of Earth Science and Tecnology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Gorontalo State University. The principal supervisor was Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd and co sopervisor was Citron S.Payu, S.Pd, M.Pd. This research has a purpose that’s to know about the relation betwen students learning environment and the result of learning Geography at SMA Prasetya Gorontalo. The type of research that using is a quantilative research, contains of two
variables which are students learning environment X and learning achievement Y, populatoin all at once the sample ini this research that all of the students in grade XI IPS SMA Prasetya Gorontalo are 36 students, the sample of this research is all of the populations. The method that is using is correlational method. Based on the result of this research, we found that there is positive relation that is significant between the learning environment and the result of learning in SMA Prasetya Gorontalo, grade XI IPS SMA Prasetya (r) is 0.30 with the determination (r2) 0.09 or 9%. Pengujian of hypothesis based on the coefficient calculation of it’s correlation is meaningful because T hitung is begger than T daftar. (1.841>1.69 and 1.31). Finally, H0 wasignored and Ha was accepted, so that’s get is conclusion that there is a significant relation between students learning environment and the reslut of learning Geography. Keywords: Students Learning Environment, the reslut of learning. 1.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan kearah yang lebih kompleks. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial dan tuntutantuntutan baru yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, sehingga pendidikan selalu menghadapi masalah karena adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan hasilyang dapat dicapai dari proses pendidikan (Syah 2009). Untuk mengatasi masalah tersebut, peranan pendidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan menuntut adanya perhatian dan partisipasi dari semua pihak. Dengan adanya pendidikan akan dapat mencerdaskan siswa serta membentuk manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan pendidikan seharusnya diutamakan karena suatu kemajuan
bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan. Oleh karena itu komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan seperti siswa, guru, proses belajar-mengajar, manajemen, layanan pendidikan serta sarana penunjang lainnya harus terkoordinasi dan bekerjasama dengan baik (Azwar, 2010). Undang-undang Nomor. 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dan strategis bagi siapa saja. Pemerintah, keluarga dan individu dalam kapasitasnya masingmasing selalu memiliki perhatian terhadap dunia pendidikan. Untuk itu perencanaan pendidikan harus betulbetul menyerap dan mengakomodasikan aspirasi pendidikan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai totalitas dari kelompokkelompok individu maupun keluarga. Penyelenggaraan pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal yang pada umumnya menunjuk pada pendidikan persekolahan. Pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang selalu
tidak terikat oleh jenjang dan tersetruktur persekolahan tetapi tidak berkesinambungan. Pendidikan informal adalah pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab siswa dan tenaga pendidikan saja tetapi juga orang tua siswa, masyarakat, pemerintah sehingga diperlukan partisipasi aktif dari pihak-pihak tersebut. Masalah yang paling penting dalam pendidikan dan paling mendapat sorotan tajam dari masyarakat adalah masalah hasil belajar siswa, terutama yang berkaitan dengan kualitas lulusan. Hasil belajar dari satu siswa dengan siswa yang lain tampak berbeda, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor itu antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri sendiri, yang meliputi faktor intelegensi/kemampuan, minat, dan motivasi. Sedang faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar, yaitu faktor lingkungan pendidikan, yang meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat(Syah, 2009). Hasil belajar yang berkualitas hanya dapat dicapai melalui pembelajaran yang bermutu sebagai titik utama proses belajar-mengajar, siswa memiliki keterkaitan yang erat dengan lingkungan pendidikannya sehingga bisa dikatakan baikburuknya hasil belajar siswa dapat dihubungkan dengan lingkungan pendidikan siswa tersebut. Apabila lingkungan pendidikannya baik maka baik pula hasil belajarnya, sebaliknya apabila lingkungan pendidikannya
buruk maka akan buruk pula hasil belajarnya. Lingkungan sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi sarana prasarana belajar di kelas, keadaan gedung sekolah, dan lingkungan fisik sekolah lainnya. Perhatian sekolah pada kelengkapan belajar siswa di kelas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi belajar anak (Slameto 2010:71). Siswa sebagai manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, siswa tidak bisa lepas dari masyarakatnya. Perilaku individu siswa juga merupakan fungsi dari interaksi kepribadian seseorang dengan masyarakatnya. Hal itu diperkuat oleh pendapat Sunarto dan Hartono (2010:61) yang mengatakan bahwa perilaku manusia tergantung atas dua hal yaitu kepribadian dan masyarakat tempat manusia hidup, sehingga lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa termasuk hasil belajarnya. Banyak kita dapatkan bahwasanya lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, apalagi terhadap hasil belajar siswa disekolah. Sebagian siswa menghabiskan kegiatanya selama berada disekolah hanya bermain bersama teman-temanya dan juga selama proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu Guru, dikarenakan kebiasaan belajar siswa yang kurang baik dan rendahnya tingkat intelegensi daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan.
Dengan diketahuinya faktor lingkungan pendidikan siswa (keluarga, sekolah, dan masyarakat) yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa maka lingkungan pendidikan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Dari pengamatan awal yang telah diamati bahwa di SMA Presetya Gorontalo, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari luar maupun dari dalam diri siswa dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar di SMA Prasetya Gorontalo perlu untuk diteliti karena dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan positif maka pihakpihak terkait seperti, sekolah, keluarga, masyarakat dan siswa sendiri dapat meningkatkan faktorfaktor tersebut yang menyebabkan hasil siswa juga meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan lingkungan belajar siswa dengan hasil belajar Geografi di SMA Prasetya Kota Gorontalo. 2.
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Hasil Belajar Menurut Nana (dalam Nurmala 2013: 7) Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.
Menurut Suryabrata (2009:175) hasil belajar meliputi perubahan psikomotorik, sehingga hasil belajar adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai dalam belajar setelah Ia melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar biasanya ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang positif misalnya anak yang belum bisa naik bersepeda, setelah belajar anak tersebut dapat bersepeda. Inilah yang dimaksud hasil belajar atau perubahan perilaku ke arah positif. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang hasil belajar. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari proses belajar. Perubahan tingkah laku tersebut adalah perubahan yang relatif menetap, dimana perubahan itu terjadi pada ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan ketrampilan. Hasil belajar geografi siswa perlu diketahui, baik oleh individu yang belajar maupun orang lain yang bersangkutan guna melihat kemajuan yang telah diperoleh setelah selesai mempelajari suatu program pengajaran atau materi. Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kriteria Hasil Belajar Indikator hasil belajar yang di ambil dalam penelitian ini adalah hasil ulangan semester ganjil kelas
XI IPS1, dan XI IPS2 di SMA Prasetya Kota Gorontalo. Dengan melihat standar nilai ketuntasan yaitu 75. Kriteria ketuntasan:
55 – 64 = Kurang
65 – 74 = Cukup
75 – 84 = Baik
85 – 100 = Tinggi
Lingkungan Belajar Lingkungan dapat berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan. Demikian pula terhadap proses belajar anak didik. Pada hakekatnya belajar merupakan suatu proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi ini dapat terjadi perubahan tingkah laku pada individu. Untuk itu lingkungan yang berada di sekitar kita dan yang mempengaruhi proses belajar mengajar disebut lingkungan belajar. Lingkungan belajar ini mempengaruhi hasil belajar siswa. Jadi yang dimaksud lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar kita yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan belajar tersebut harus diperhatikan oleh semua pihak agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik (Ali 2010:143) 3.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu di SMA Prasetya Kota Gorontalo, yang terletak di Kelurahan Limba U 1 Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Adapun alasan peneliti memilih sekolah ini, karena melihat situasi sekolah yang merupakan jalur padat lalu lalang kendaraan dan juga letak sekolah yang berhadapan langsung dengan lokasi SMP 2 Kota Gorontalo yang mengakibatkan lingkungan belajar siswa sering terjadi kebisingan pada saat proses belajar mengajar di kelas khususnya pada mata pelajaran Geografi. Selain itu, lokasi penelitian juga dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan proses penelitian. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode Survei dengan teknik korelasional karena data yang diperoleh adalah data hasil dari peristiwa yang sudah dan sedang berlangsung sehingga peneliti hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada responden. Dalam penelitian ini, data lingkungan belajar diperoleh melalui angket, dan data hasil belajar diperoleh dari nilai yang tercantum dalam hasil MID semester ganjil siswa yang bersangkutan. Jadi penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik. “Penelitian kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”. Selanjutnya, penulis penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi
yang diterbitkan oleh Universitas negeri Gorontalo. Variabel Penelitian Pada penelitian ini dapat diidentifikasi 2 macam variabel penelitian yaitu : 1. Variabel bebas (X) yaitu lingkungan belajar siswa yang merupakan lingkungan belajar yang kondusif memiliki prinsip yaitu dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan produktif. Lingkungan belajar yang baik meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, maupun lingkungan psikologis (Ali 2010 : 143) 2. Variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar yang merupakan kemampuan siswa yang berupa penguasan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai dalam belajar setelah Ia melakukan kegiatan belajar yang lazimnya di tunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang di berikan oleh guru (Suryabarta, 2009:175) Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik dikelas XI Ips SMA Prasetya Gorontalo, yang tersebar pada 2 kelas IPS terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 2 kelas. Tabel 2. Populasi Penelitian Siswa Kelas XI Ips SMA Prasetya Gorontalo Kelas X Jumlah Siswa 1 XI Ips 22 XI Ips2 14 Jumlah 36 Sumber : Tata Usaha SMA Prasetya Kota Gorontalo
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010:24) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang diteliti relatif kecil. Sampel pada penelitian ini berjumlah 36 responden/orang. Teknik dan Jenis Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan hasil belajar, dengan jenis pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu jenis data primer dan jenis data sekunder : 1. Jenis data primer Jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data primer dengan metode angket, yang kisi-kisi soalnya ditunjukkan pada tabel 4 beserta skor alternatif jawaban pada tabel 5. 2. Jenis data sekunder Jenis data yang dikumpulkan adalah jenis data sekunder dengan metode studi dokumentasi. Studi dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai hasil mid semester ganjil. Validitas Angket Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidtan atau kesahihan suatu instrumen (Sugiyono, 2011:352).Uji
validitas instrumen digunakan teknik uji validitas internal dengan korelasi product moment dari Pearson: n( XY) ( X )(Y )
rxy
{n X 2 ( X )2}{n Y 2 (Y )2 }
Keterangan: r = Koefisien korelasi xy
X = Skor tiap item Y = Skor Total seluruh item N = Jumlah Subyek 2
X = Jumlah kuadrat dari nilai X 2
Y = Jumlah kuadrat nilai Y Kriteria pengujian: Jika :rhit rtabel maka butir dinyatakan valid dan rhit rtabel maka butir dinyatakan tidak valid. Reabilitas Angket Uji reliabilitas merupakan suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur apa saja yang diukur dan sejauh mana alat pengukuran tersebut dapat membandingkan antara kisi-kisi soal yang mengandung indikator pencapaian yang digunakan. Koefisien reabilitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Alpha Crombach sebagai berikut : r11 =(
keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini diolah menggunakan statistik deskripsi dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskripsi digunakan untuk menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan ) pengolahan statistik inferensial sebagai pengujian hipotesis. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui data hasil penelitian, apakah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Oleh karena itu, pengujian normalitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji chi kuadrat pada taraf nyata α 0,05 dengan hipotesis bahwa skor variabel X (lingkungan belajar) dan variabel Y (hasil belajar siswa kelas XI Ips SMA Prasetya Kota Gorontalo) berdistribusi normal.
∑ ) (1-
)
Arikunto (2006:180) Dengan : r11 = koefisien reabilitas tes k = jumlah butir soal 2 ∑σb = jumlah varians butir Σt2 = varians total Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-
Uji Normalitas Variabel X Hasil untuk uji normalitas data pada variabel X (lingkungan belajar) diperoleh bahwa nilai χ²hitung = 7.16 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata α = 0.05, diperoleh χ²daftar = 7.815. Karena χ²hitung ≤ χ²daftar, maka data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji Normalitas Variabel Y Hasil pengujian normalitas data untuk variabel Y (hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo) menunjukan bahwa nilai χ²hitung = -68.735 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata α 0.05, maka diperoleh χ²daftar = 7.815. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa χ²hitung lebih kecil dari χ²daftar. Hal ini menunjukan bahwa data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian, diadakan pengujian melalui persamaan regresi, liniearitas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ŷ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian diperoleh persamaan regresi adalah: Ŷ = 62.78 + 0.0933X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 (satu) unit pada variabel X akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada variabel Y sebesar 0.0933 pada konstanta 62.78. Maksudnya bahwa, setiap unit variabel X (lingkungan belajar) akan memberikan hubungan setiap indikator yang ada pada variabel Y (hasil belajar siswa kelas XI Ips SMA Prasetya Kota Gorontalo) sebesar 0.0933. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator lingkungan belajar, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada hasil belajar siswa sebesar 0.0933
Analisis Korelasional Jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linear, maka dapat ditentukan sejauh mana derajat hubungan antara variabel Y dan X melalui koefisien korelasi (r). Dari hasil perhitungan pada lampiran 8, diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.30. Dari hasil ini, maka koefisien determinasinya adalah 0.09 atau 9 %, yang berarti bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh lingkungan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo adalah sebesar 9%, sedangkan sisanya sebesar 91% hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung sebesar 1.841 sedangkan daftar distribusi tdaftar pada taraf nyata α= 0.01 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka t(1-0.995) (34) = 1.69. Dari hasil perhitungan, thitung lebih besar dari ttabel, yaitu (1.841>1.69). Selanjutnya pada daftar distribusi t taraf nyata α= 0.05 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n2), maka t (0,975) (34) = 1.31. Hal ini dinyatakan sama, bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar (1.841>1.69 dan 1.31), sehingga diperoleh kesimpulan yang sama bahwa koefisien korelasinya benar-benar signifikan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka hipotesis penelitian ini berbunyi “terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo”, dinyatakan diterima. Pembahasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian statistik deskripsi dan statistik inferensial. Jenis korelasi dimana dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari tingkat hubungan antara lingkungan belajar siswa dengan hasil belajar. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel lingkungan belajar (bebas) yang diteliti, ikut menentukan variabel hasil (terikat). Adapun variabel bebas pada penelitian ini yaitu lingkungan belajar (variabel X) dan variabel terikat adalah hasil belajar peserta didik (variabel Y) pada kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo. Berbicara tentang lingkungan belajar, tidak terlepas dari proses interaksi peserta didik dalam hal ini siswa dengan lingkungannya dalam proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Setiap pembelajaran pada dasarnya memiliki sejumlah tujuan yang menjadi keinginan untuk dicapai. Dalam kenyataannya, tujuan belajar cukup banyak dan bervariasi, tergantung dari orang atau individu yang melakukannya. Seorang peserta didik berhasil atau tidaknya dalam proses belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungannya dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan melalui suatu pembelajaran atau rencana pembelajaran. Sebagai upaya dalam membantu peserta didik dalam belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pada hakekatnya lingkungan belajar sangat mempengaruhi hasil
belajar terutama yang berkaitan dengan kondisi lingkungan fisik sekolah. Siswa harusnya memperhatikan keadaan di lingkungan sekolah karena dengan lingkungan sekolah yang kondusif siswa dapat mengembangkan bakat dan minat bahkan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya. Ketika lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman siswa dengan mudah menyelesaikan tugas kelas yang diberikan oleh guru sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya. Dalam hal ini hasil belajar pada siswa merupakan hal yang penting karena tugas utama siswa adalah belajar dan hasil belajar menunjukan keberhasilan dalam belajar. Dengan demikian, maka lingkungan belajar siswa disekolah adalah bagian yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar masing-masing individu. Lingkungan belajar siswa yang baik juga mampu meningkatkan hasil belajarnya yang lebih baik, dimana lingkungan pembelajaran yang baik dapat terbentuk dengan cara meningkatkan efektifitas lingkungan belajar. Berdasarkan penjelasan dan deskripsi hasil penelitian, maka diperoleh hubungan positif yang signifikan antara lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo. Maka, langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, pertama-tama peneliti mengadakan pengujian normalitas data yang telah terkumpul dari responden. Pengujian
normalitas data dimaksudkan apakah data tersebut berditribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan ke tahap pengujian berikutnya. Dari hasil pengujian normalitas data baik variabel X (lingkungan belajar) maupun variabel Y (hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo (variabel Y).) benar-benar berdistribusi normal dan dapat diterima. Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga dalam penelitian ini persamaan regresi Ŷ = 62.78 + 0.0933X. Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor lingkungan belajar akan diikuti oleh naiknya skor hasil belajar siswa kelas XI IPS sebesar 0.0933 unit pada kostanta 62.78 dengan kata lain makin tinggi lingkungan belajar, maka makin tinggi pula hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo. Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel X (lingkungan belajar) dan variabel Y (hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo), maka sebagai langkah berikutnya adalah menghitung koefisien korelasi. Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar r = 0.3 dengan koefisien determinasi sebesar r² = sebesar 0.09 atau 9% variasi yang terjadi pada hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh lingkungan belajar, sebagai langkah terakhir tentang pengujian keberartian koefisien dari thitung. Sedangkan sisanya sebesar 0.91atau sebesar 91% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain
oleh peneliti. Variasi hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo dapat dijelaskan oleh lingkungan belajar hanya sebesar 9%, sehingga lingkungan belajar bisa diabaikan karena dapat memberikan hubungan yang lemah terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Prasetya Kota Gorontalo. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara lingkungan belajar dengan hasil belajar pada mata pelajaran geografi di SMA Prasetya Kota Gorontalo. Maksud dari penilitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan yaitu semakin baik lingkungan belajar seorang siswa maka akan baik pula hasil belajarnya. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis, diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar 0.30 dengan korelasi determinasi r2 = 0.09 atau 9%. Sedangkan hasil uji signifikansi (lingkungan belajar) dan variabel terikat (hasil belajar siswa) pada mata pelajaran geografi yang di hubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa thitung = 1.841 dan tdaftar pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh 1.31. Sehingga thitung lebih besar dari tdaftar. Di lihat dari perbandingan t hitung dengan ttabel dapat dinyatakan bahwa “lingkungan belajar memiliki hubungan positif yang signifikan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Prasetya Kota Gorontalo, dan dinyatakan diterima.
6. Referensi Ali, Mohammad. 2007. Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Arifin, Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip-TeknikProsedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ariwibowo, Setyo, Mustofa, 2012. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011. Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012. Dalyono. 2001. Psoikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hadi, Sutrisno. 2007. Analisis Butir Untuk Instrumen, Angket, Tes dan Skala Nilai Dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset. Hamdu, Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA Di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011. Kristianto, Adi. 2012. Hubungan Lingkungan Pendidikan dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas ii Jurusan Teknik Mekanik Otomotif SMK se-
Kabupaten Slema. Skripsi. Yogyakarta. Nurmala. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunakan Metode Ceramah Menggunakan Media Visual Peta Konsep dan Tanpa Menggunakan Media Visual Peta Konsep pada Materi Usaha dan Energi di Kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta. Univeritas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta Prayitno. (2009). Dasar teori dan praksis pendidikan. Jakarta: Grasindo. Purwanto, Ngalim. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakar Slameto. 2005. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Sumaatmadja, Nursid. 2001. Setudi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni. Sunarto dan Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. S, Azwar. 2003. Prestasi Belajar (Y) Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. S , Nasution. Didaktik Azas-Azas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1998. S, Wirawan. 1996. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wiyono, Budi, Bambang. 2003. Hubungan antara lingkungan belajar. Jakarta: Forum penelitian. Yatim, Riyanto,. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.