PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA PANGGAK DARAT KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA Naskah Publikasi
EMYLIO SAPUTRA LINGGA 100563201140
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NEGERI MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
1
2
ABSTRAK Peran Kepala Desa merupakan faktor penting untuk menentukan kemajuan desa yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi seorang Kepala Desa juga tidak mungkin melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjadikan desa semakin maju tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat, untuk itu peran Kepala Desa dan juga partisipasi dari masyarakat harus berjalan secara seiring dan sejalan agar tercipta suasana yang kondusif dan harmonis sehingga tujuan dan cita-cita untuk menjadikan desa semakin baik akan bisa terwujud. Partisipasi masyarakat juga merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadrannya program Pemerintah akan gagal. Masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah Bagaimana Peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga. Penelitian ini menggunakan analisis deskriftif kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis menggunakan konsep teori peran menurut Henry Mintzberg dalam Thoha (2003:264-274) Ada 3 peranan utama yang dimainkan oleh setiap orang/manajer dimanapun letak hierarkinya. Dari 3 peranan itu terbagi menjadi : 1. Peranan hubungan antar pribadi, yang menjadi indikator dari peranan ini ialah peranan sebagai figurehead, peranan sebagai pemimpin (leader), dan peranan sebagai pejabat perantara. 2. Peranan yang berhubungan dengan informasi yang menjadi indikatornya adalah peranan sebagai monitor, peranan sebagai dessiminator, peranan sebagai juru bicara (spokessman). 3. Peranan pembuat keputusan yang menjadi indikatornya ialah peranan sebagai enterprenuer, peranan sebagai penghalau gangguan, peranan sebagai pembagi sumber, dan peranan sebagai negosiator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Kepala Desa masih kurang maksimal dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul, Kepala Desa selalu memberikan informasi-informasi yang perlu untuk di ketahui oleh masyarakatnya, dan Kepala Desa juga kurang maksimal dalam mengambil suatu keputusan dan penggunaan dana yang sering melenceng dengan apa yang awalnya direncanakan. Oleh karena itu di harapkan Kepala Desa harus lebih maksimal lagi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada, demi terwujudnya Desa dengan masyarakat yang adil, aman dan sejahtera, Kepala Desa harus memaksimalkan lagi langkahnya dalam mengambil keputusan dan mengontrol penggunaan dana yang seharusnya digunakan, agar tepat sasaran dengan apa yang seharusnya digunakan dengan dana tersebut. Kata kunci : Peran, Partisipasi.
3
ABSTRACT The role of the village chief is an important factor to determine the progress of the village which it is responsible , but a village chief also may carry out its duties and responsibilities to make the village more advanced without the support and participation of the community , to the role of the village chief and also the participation of the public should run along and in line in order to create a conducive atmosphere and harmony so that the goals and ideals to make the village the better it will be realized . Public participation is also a tool to obtain information about the conditions , needs , and attitudes of the local community , without whose presence the government program will fail. Issues raised from this research is how the role of the village chief in Improving Public Participation Village Panggak Darat, Lingga District Sub-distric Lingga. This study used a qualitative descriptive analysis. The research location in the village Panggak Darat, Lingga District Sub-distric Lingga, using the method of data collection are observation, interviews, documentation. To answer these problems the author uses the concept of role theory, according to Henry Mintzberg in Thoha (2003: 264-274) There are 3 main roles played by each person / manager wherever the location of the hierarchy. Of the three roles are divided into: 1. The role of interpersonal relationships, which is an indicator of this role is as a figurehead role, a leadership role (leader), and role as official intermediaries. 2. The role of information related to the indicators is the role of the monitor, as dessiminator role, a role as a spokesman (spokessman). 3. The role of decision maker is the role of the indicator as enterprenuer role as penghalau disorder, a role as a source divider, and a role as negotiator. The results showed that the role of the village chief is still less than the maximum in solving the problems that arise , the village head always provide information that needs to be known by the community , and the village chief is also less than the maximum in taking decisions and the use of funds that are often off the mark with what was originally planned . Therefore, it is expected the village chief should be maximal in solving the problems that exist , to a village with a community that is fair, secure and prosperous , the village head had to maximize further step in taking decisions and control the use of funds that should be used , to be precise subjected to what is supposed to be used by the fund. Keywords : Role of Participation .
4
A. Latar Belakang Perhatian pembangunan perlu diarahkan kepada pembangunan pedesaan dengan segala aspeknya, karena titik tumpu pembangunan masyarakat Indonesia berada di pedesaan. Tetapi semuanya berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada saat ini. Keadaan yang demikian ini diperkuat oleh adanya kenyataan bahwa masyarakat perdesaan masih diliputi dengan masalah kemiskinan, keterbelakangan dan berbagai kerawanan sosial lainnya. Perlu usaha yang terencana untuk membangun prasarana perhubungan desa, produksi, pemasaran dan prasarana desa untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik (Jurnal peran pemerintah desa, Mondong,2013). Dalam proses pembangunan sesuai dengan Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa : Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5
Kepala Desa berperan dalam membangun kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi terhadap program-program yang di lakukan oleh pemerintah desa. Karena masyarakat juga bagian dari suksesnya program desa, masyarakat juga mempunyai peranan terhadap tercapainya tujuan dari pembangunan. Perlu adanya suatu koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat agar yang menjadi cita-cita bersama yaitu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat dapat diwujudkan. (Jurnal Peran kepemimpinan, Surur,2013). Dalam mewujudkan tujuan program pembangunan pada setiap lembaga dibutuhkan suatu pola manajerial dalam pengelolaan pembangunan, pola manajerial tersebut dimaksudkan agar hasil pembangunan dan program-program pemerintahan lainnya dapat dirasakan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu hal yang dibutuhkan adalah kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat dalam menunjang suksesnya pelaksanaan program pembangunan. Selain itu juga diperlukan kebijaksanaan pemerintah untuk mengarahkan serta membimbing
masyarakat
untuk
bersama-sama
melaksanakan
program
pembangunan. Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam upaya mencapai sasaran program pemerintah diseluruh wilayah Republik Indonesia. Keberhasilan dalam pencapaian sasaran pelaksanaan program pembangunan bukan semata-mata didasarkan pada kemampuan aparatur pemerintah, tetapi juga berkaitan dengan upaya mewujudkan kemampuan dan keamanan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan. (Jurnal Partisipasi masyarakat, Ripai,2013).
6
Penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak
semata-mata
menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah saja, tetapi juga berada di pundak masyarakat secara keseluruhan, salah satu wujud rasa tanggung jawab dimaksudkan adalah adanya
sikap
mendukung
dari
anggota
masyarakat
daerah
terhadap
penyelenggaraan otonomi daerah yang ditunjukkan dengan adanya keterlibatan (partisipasi) aktif masyarakat daerah. (Kaho, 281-282). Penyertaan masyarakat sebagai subjek pembangunan adalah suatu keniscaayaan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Ini berarti masyarakat diberi peluang untuk berperan aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi setiap tahap pembangunan yang diprogramkan. Terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangun dengan semangat lokalitas. Masyarakat lokal dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan, karena masyarakat lokal lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Masyarakat memiliki kedaulatan yang cukup luas untuk menentukan orientasi dan arah kebijakan pembangunan yang dikehendaki. Nilainilai kedaulatan selayaknya dibangun sebagai kebutuhan kolektif masyarakat dan bebas dari kepentingan individu dan atau golongan.
Untuk menunjang pelaksanaan program pembangunan desa sangat dibutuhkan swadaya dari anggota masyarakat yaitu kesadaran dan inisiatif dari masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk uang maupun benda yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan program pembangunan.
7
Partisipasi masyarakat yang dianut adalah merupakan pembangunan pastisipatif, dimana partisipasi masyarakat bukan lagi merupakan kewajiban, melainkan sudah merupakan hak bagi masyarakat untuk terjun langsung berpatisipasi dalam setiap perencanaan atau kegiatan pembangunan terutama dipedesaan. Pembangunan desa merupakan suatu proses yang berlangsung di desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang mencakup segala aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Pembangunan desa terus dipacu untuk menuju modernitas yang diharapkan dapat mengimbangi lajunya pembangunan diperkotaan. Pembangunan akan berjalan dengan baik apabila terjadi kerjasama yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat atau Kepala
Desa
dengan
masyarakat yang berada
dilingkungannya,
untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya pastisipasi masyarakat dalam pembangunan, akan dapat menimbulkan banyaknya program pembangunan yang dicapai, pelayanan dapat diberikan dengan baik, dapat mendorong timbulnya rasa tanggung jawab, menjamin bahwa pekerjaan dapat diarahkan dengan benar, membebaskan dari ketergantungan kepada orang lain, dan dengan partisipasi dapat menimbulkan kesadaran orang lain untuk mengatasi kemiskinan dan cara mengatasinya. Untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama dipedesaan, Kepala Desa dituntut untuk dapat membawa masyarakat dilingkungannya untuk ikut serta atau berpartisipasi dalam segala aspek pembangunan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang desa dijelaskan bahwa : Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
8
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang Desa, dijelaskan bahwa Kepala Desa mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Meningkatkan pembangunan dipedesaan dan kesejahteraan masyarakat. c. Memelihara ketentraman dan ketertiban mayarakat. d. Melaksanakan kehidupan demokrasi. e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme. f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh peraturan perundang-undangan. Dari wewenang Kepala Desa diatas, berarti kepala desa wajib melaksanakan wewenang yang sudah digariskan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 diatas, terutama untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dipedesaan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang desa, maka uraian tugas Kepala Desa adalah sebagai berikut : Kedudukan, tugas dan fungsi Kepala Desa, adalah : 1. Kepala Desa berkedudukan sebagai alat pemerintahan desa dan pelaksanaan pemerintahan desa. 2. Kepala Desa mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan rumahtangganya sendiri, menjalankan urusan pemerintahan, program pembangunan desa dan menumbuhkan partisipasi masyarakat serta mengembangkan semangat gotong-royong sebagai sendi utama pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa. Penelitian ini dilakukan di Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau. Desa Panggak Darat adalah merupakan salah
9
satu desa di Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, sebuah desa yang sedang berkembang, dan berada jauh dari ibukota Kecamatan, di desa Panggak Darat juga terdapat objek wisata yang sangat menarik seperti air terjun dari gunung yang tersedia oleh alam. Di Desa Panggak Darat mata pencaharian penduduk rata-rata sebagai petani kebun. Di mana hasil tersebutlah yang menjadi mata pencaharian yang bisa di andalkan oleh masyarakat Desa Panggak Darat sebagai pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Berdasarkan dari penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Hepri Candra (2012). Dari hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa, seluruh masyarakat Desa Panggak
Darat,
diharapkan
untuk
lebih
meningkatkan
partisipasinya
(keikutsertaannya) baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam pemeliharaan hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, dan Pemerintah Desa Panggak Darat, diharapkan agar mempengaruhi masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur khususnya partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan hasil-hasil pembangunan dan dalam penelitian tersebut dijelaskan juga, bahwa faktor waktu yang dimiliki oleh masyarakat juga ikut menentukan partisipasinya. Untuk itu mungkin perlu dirubah mekanisme yang berbeda pada taraf pelaksanaan pembangunan. Dan di temukan gejala-gejala
saat penelitian yaitu adanya anggapan masyarakat bahwa
pembangunan desa adalah merupakan tugas aparat pemerintah desa saja dan masyarakat hanya menikmati, jika diadakan rapat atau gotong royong dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi masyarakat untuk turut serta masih kurang
10
dengan alasan ada pekerjaan lain yang mereka pentingkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Padahal dalam hal ini partisipasi masyarakat seperti saran, pikiran, dan tenaga mereka sangat di butuhkan. Dalam hal ini peran Kepala Desa sebagai seorang pemimpin di Desa Panggak Darat sangat di butuhkan, agar bisa lebih memotivasi, serta meningkatkan partisipasi seluruh warga masyarakat desanya agar selalu kompak dalam hal apapun demi kemajuan dan berkembangnya desa Panggak Darat sendiri. Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya maka penulis sangat tertarik ingin melakukan penilitian lebih dalam lagi tentang “Peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga” B.
Perumusan Masalah Dari beberapa fenomena-fenomena yang telah di jelaskan di latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah yang akan penulis teliti adalah “Bagaimana peran kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.”
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian : a. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga?
11
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat peran kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga? 2. Kegunaan Penelitian : Secara Teoritis penelitian ini di harapkan berguna untuk : a. Dapat menambah ilmu pengetahuan peneliti, kaitannya tentang ilmu administrasi negara, khususnya tentang peran kepala desa dan partisipasi masyarakat. b. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan kajian untuk dijadikan masukan ataupun sumbangan ilmu pengetahuan terutama bagi peneliti lain. Secara Praktis penelitian ini diharapkan berguna untuk : a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Instansi terkait dalam hal peran kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di pedesaan b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga tentang peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. D.
Metode Penelitian Arikunto (2010:151) menyebutkan bahwa, “Metode penelitian adalah cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
12
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, menurut Sugiyono (2009:11) “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variable satu dengan variable lain”. Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip Moleong (2004:4) mengemukakan bahwa “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamanti”. E.
Konsep Teori 1. Peran Menurut Soekamto (2004:212) Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan, dalam pendapatnya lebih lanjut menjelaskan (2009:212) apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peran, perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan keduanya tak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lainnya. Menurut Soekamto (2009:213), menyatakan peranan mencakup tiga hal yaitu : 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. 2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang akan dilakukan oleh individu dalam masyarakat organisasi.
13
3. Peranan dapat dikatakan juga sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki suatu posisi tertentu, maka dia harus memahami apa-apa saja yang harus dilakukan dan yang tidak semestinya dilakukan dalam menjalankan fungsinya dalam posisi tersebut sebagai bentuk dari tanggungjawabnya. Ketika orang tersebut mampu menjalankan fungsi dan tanggungjawab yang seharusnya berarti orang tersebut telah menjalankan perannya. Sehubungan dengan manajemen dapat dilihat dari pendapat Ichak Adizes dalam Thoha (2007:264): “ada empat peranan manajemen yang harus dilaksanakan oleh manajer jika organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan secara efektif. Empat peranan itu ialah memproduksi, melaksanakan, melakukan informasi, dan memadukan (intergrating)”. Pada prinsipnya, peranan manajemen yang dimaksudkan Adizes tersebut diatas adalah peranan yang lazim dilakukan oleh manajer-manajer perusahaan. Selain pendapat Adizes, dapat juga kita lihat pendapat Henry Mintzberg dalam Thoha (2007:264-274) : “Ada 3 peranan utama yang dimainkan oleh setiap orang/manajer dimanapun letak hierarkinya”. Dari 3 peranan utama ini kemudian diperinci menjadi 10 peranan yaitu : A. Peranan Hubungan Antarpribadi ( Interpersonal Role) yang terdiri dari: a. Peranan sebagai Figurhead, yakni suatu peranan yang dilakukan untuk mewakili organisasi yang dipimpinnya di dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal. b. Peranan sebagai pemimpin (leader), dalam peranan ini manajer bertindak sebagai pemimpin.
14
c. Peranan sebagai pejabat perantara (liaison manager), di sini manajer melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawat, staf dan orang-orang lain yang berada di luar organisasinya, untuk mendapatkan informasi. B. Peranan yang berhubungan dengan informasi (Informational Role) yang terdiri dari : a. Sebagai monitor, peranan ini mengidentifikasikan seorang manajer sebagai penerima dan pengumpul informasi, agar ia mampu untuk mengembangkan suatu pengertian yang baik bagi organisasi yang dipimpinnya, dan mempunyai pemahaman yang komplit tentang lingkungannya. b. Sebagai Disseminator, peranan ini melibatkan manajer menangani proses transmisi dari informasi-informasi ke dalam organisasi yang dipimpinnya. c. Sebagai juru bicara (spokesman), peranan ini dimainkan manajer untuk penyampaian informasi keluar lingkungan organisasinya. C. Peranan Pembuat Keputusan (decisional Role), terdiri dari : a. peranan sebagai entrepreneur, dalam peranan ini manajer bertindak sebagai pemrakarsa dan perancang dari banyak perubahanperubahan yang terkendali dalam organsasinya. b. peranan sebagai penghalau gangguan (distrubande handler), peranan ini membawa manajer untuk bertanggung jawab terhadap organisasi ketika oraganisainya terancam bahaya, misalnya : akan dibubarkan, terkena gossip, isu-isu kurang baik, dan lain sebagainya. c. peranan sebagai pembagi sumber (resource allocator), membagi sumber dana adalah suatu proses pembuatan keputusan. Di sini manajer diminta memainkan peranan untuk memutuskan kemana sumber dana akan didistribusikan kebagian-bagian organisasinya. d. peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta kepada manajer untuk aktif berprestasi dalam arena negosiasi. Menurut Rivai, peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan dihadapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Covey dalam Rivai (2004:149),membagi peran menjadi tiga bagian yaitu : 1. Pencaharian alur (pathfindig) yaitu peran untuk menentukan visi dan misi yang pasti 2. Penyelaras (Aligning) yaitu peran untuk memastikan bahwa struktur, system, dan proses operasional organsasi memberikan dukungan pada pencapaian visi dan misi.
15
3. Pemberdaya (empowering) yaitu peran untuk menggerakan semangat dalam diri orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan, dan kreatifitas laten untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang disepakati. Menurut Sunyoto dan Burhanudin (2011:51-52) Peran atau roles adalah perilaku yang diharapkan dari suatu posisi. Peran berkaitan dengan pengharapan perilaku untuk posisi-posisi tertentu. Teori peran menjelaskan bagaimana penngharapan sosial dapat mempengaruhi perilaku karyawan (Kreiter dan Kinicki, 2005). Perilaku-perilaku yang diharapakan ini biasanya sudah disepakati baik oleh individu pemegang posisi atau jabatan tersebut maupun oleh para anggota organisasi. Misalnya seorang direktur pemasaran suatu perusahaan diharapkan mengatur dan mengawasi departemen pemasaran. Di samping peran yang diharapkan/expected role, ada juga peran yang di persepsikan dan peran yang di jalankan. Peran yang dipersepsikan/perceived role adalah seperangkat perilaku yang diyakini oleh seseorang harus dia lakukan karena posisinya, sedangkan peran dijalankan atau enacted role, yaitu perilaku yang benar-benar dilakukan oleh orang tersebut. Dalam suatu organisasi ada sejumlah individu yang memiliki peran ganda, misalnya selain menjabat direktur pemasaran seseorang juga menjadi anggota serikat pekerja. Peran ganda ini kadang-kadang cocok satu sama lain, tetapi tidak jarang bertentangan. Ketika peran ganda ini tidak cocok satu sama lain, maka individu tersebut dapat mengalami konflik peran/role conflict (Ivancevich, et al 2007).
16
F. PEMBAHASAN Di dalam penelitian ini yang menjadi informan yaitu Pertama Ketua BPD Desa Panggak Darat (RPD), Informan Kedua Kaur Ekonomi dan Pembangunan Desa Panggak Darat (RBH), Informan Ketiga Kepala Dusun Desa Panggak Darat (TBR), Informan Keempat Ketua RW 01 Desa Panggak Darat (RML), Informan Kelima Ketua RW 02 Desa Panggak Darat (ZRP), Informan Keenam Ketua RT 01 Desa Panggak Darat (BHR), Informan Ketujuh Ketua RT 02 Desa Panggak Darat (MYS) dan Key Informan yaitu Kepala Desa Panggak Darat (MRD). Dalam penelitian ini peneliti telah memberikan batasan-batasan yang digunakan untuk mengetahui bagaimanakah peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten
Lingga.
Maka
penulis
menetapkan
tahapan-tahapan
beserta
indikatornya dan pengukuran dari teori Henry Mintzberg dalam Thoha (2007 : 264274) yaitu sebagai berikut : 1. Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role) a. Peranan sebagai Figurehead. b. Peranan sebagai pemimpin (leader). c. Peranan sebagai pejabat perantara (Liaison manager). 2. Peranan yang berhubungan dengan informasi (Informational Role) a. Sebagai Monitor. b. Sebagai Dessiminator. c. Sebagai juru bicara (Spokesman). 3. Peranan Pembuat Keputusan (Decosional Role) a. Peranan sebagai enterprenuer. b. Peranan sebagai penghalau gangguan (disturbande handler). c. Peranan sebagai pembagi sumber (resource allocator). d. Peranan sebagai negosiator.
17
1. Peranan Hubungan Antar pribadi (Interpersonal Role) Untuk melihat bagaimanakah Peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, dari dimensi pertama memiliki indikator dari teori Henry Mintzberg dalam Thoha (2007 : 264-274) yaitu : a. Peranan Sebagai Figurehead Peranan Kepala Desa dalam mewakili organisasi yang dipimpinnya dalam kesempatan dan masalah yang timbul. Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut adalah kutipan wawancara yang dilakukan : “Menurut saya, peran Kepala Desa dalam menyelesaikan masalah yang timbul, masih kurang maksimal. Dikarenakan Kepala Desa masih belum mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakatnya, akan tetapi ada juga permasalahan yang bisa diselesaikan oleh beliau.” (Rabu, 8 Juli 2015) Maka peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, hasil wawancara sebagai berikut : “Peran Kepala Desa dalam menyelesaikan masalah yang timbul di masyarakatnya Lumayan baik, hanya saja terkadang ada juga masalah-masalah yang lambat tertangani.” (Rabu, 8 Juli 2015)
Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya :
18
“Menurut pendapat saya, peran Kepala Desa dalam menyelesaikan masalah yang timbul, tidak ada masalah dalam hal itu. Dapat dilihat dari pembangunan yang diharapakan masyarakat sudah dibangun sesuai dengan keinginan mereka dan masyarakat juga ikut serta dalam pembangunan itu.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancara informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, dengan hasil wawancara sebagai berikut : “Tidak ada peran, Kepala Desa tidak mau ikut campur dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di masyarakatnya.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancara informan kelima yaitu Ketua RW 02dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Menurut saya, peran Kepala Desa dalam menyelesaikan masalah yang timbul di masyarakatnya, tidak sejalan. Di saat rapat ataupun musyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan setelah dari selesai rapat. Tetapi ada juga yang sejalan dengan hasil yang telah dirapatkan bersama-sama.” (Kamis, 9 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancara informan keenam yaitu Ketua RT 01, dengan inisial BHR, berikut hasil wawancara : “Menurut saya, ada peran dari Kepala Desa dalam menyelesaikan masalah, yakni beliau membantu dalam menyelesaikan masalah bagi masyarakat desa yang kurang mampu, misalnya membantu keluarga-keluarga yang kurang mampu untuk mendapat bantuan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni), BLT (Bantuan Langsung Tunai), Raskin dan lainya.” (Jum’at, 10 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancara informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisial MYS, dengan hasil wawancara sebagai berikut : “Menurut saya, disini perak Kepala Desa kurang memuaskan, karena Kepala Desa kurang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dimasyarakatnya.” (Sabtu, 11 Juli 2015)
19
Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa dalam memecahkan masalah yang timbul Peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD dan beliau menjawab : “Dengan mengadakan rapat atau musyawarah bersama-sama masyarakat Desa Panggak Darat, dalam hal ini, untuk mengambil suatu kebijakan ataupun suatu keputusan dilakukan dengan mendengarkan suara terbanyak dari masyarakat.” (minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat diketahui adanya anggapan yang berbeda antara masing-masing informan mengenai peran Kepala Desa dalam menyelesaikan permasalah yang timbul dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, jadi disini peneliti menarik kesimpulan bahwa peran Kepala Desa Panggak Darat masih kurang maksimal dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat. b. Peranan sebagai pemimpin. Peranan sebagai pemimpin (leader), dalam peranan ini Kepala Desa bertindak sebagai pemimpin, dengan melakukan fungsi-fungsi pokoknya dianataranya memimpin, memotivasi, mengembangkan dan mengendalikan. Untuk mengetahui peran Kepala Desa selaku pemimpin dalam meningkatkan pastisipasi masyarakatnya, peneliti mewawancarai informan Pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancara : “Menurut saya, peran Kepala Desa selaku pemimpin dalam meningkatkan partispasi masyarakat, belum begitu maksimal. Karena ada juga sebagian dari masyarakat yang tidak ikut
20
berpartisipasi dalam dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang ada di Desa Panggak Darat.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua Yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawancaranya : “Belum begitu maksimal, karena biasanya masyarakat Desa harus diberi pemahaman lebih dalam hal partisipasi. Kebanyakan dari masyarakat juga lebih mementingkan kepentingan pribadi mereka dari pada ikut berpartisipasi dengan kegiatan-kegiatan yang menurut mereka tidak terlalu penting.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai Informan ketiga Yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut Pendapat saya, peran Kepala Desa selaku pemimpin dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat, tidak maksimal, karena masih ada sebagian masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi dalam keiatan yang ada di Desa, seperti Gotong Royong, Rapat, Ronda malam, pemeliharan sarana olah raga dan lainya.” (Kamis, 9 Juli 2015)
Selanjutnya peneliti mewawancarai informan keempat Yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Peran Kepala Desa selaku pemimpin dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya Kepala Desa selalu memperhatikan masyarakatnya, terlebih bagi masyarakat yang kurang mampu dan serta Kepala Desa juga sigap dalam mengurus surat menyurat.” (Kamis, 9 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02 dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya peran Kepala Desa selaku pemimpin, Kepala Desa sangat peduli dengan masyarakatnya. Tetapi masih ada
21
juga sebagian dari masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dibuat” (Kamis, 9 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Ada peran Kepala Desa sebagai pemimpin, beliau menjamin bagi masyarakat-masyarakat yang kurang mampu agar mendapatkan bantuan-bantuan dari pemerintah setempat.” (Jum’at, 10 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisial MYS, berikut hasil wawancaranya: “Menurut saya, Peran Kepala Desa selaku seorang pemimpin sangat memuaskan dengan apa yang dilakukan beliau untuk Desa dan Masyarakat Desa Panggak Darat sendiri.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa selaku pemimpin Peneliti juga mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD dan jawaban beliau sebagai berikut : “Dengan mengambil suatu kebijakan yang bersumber dari SDM itu sendiri, dan membangkitkan rasa cinta terhadap Desa Panggak Darat sendiri dan tanah air demi kemajuan dan pembangunan khususnya di Desa Panggak Darat sendiri.” (Minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat di simpulkan peran Kepala Desa sebagai pemimpin dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat, belum begitu maksimal, karena ada sebagian masyarakat yang belum merasa ikut berpartisipasi, dikarenakan masyarakat harus di beri pemaham lagi dalam hal partisipasi dan juga masih ada juga masyarakat yang lebih memilih kepentingan pribadi mereka.
22
c. Peran Sebagai Pejabat Perantara (liaison manager) Peran pemimpin sebagai pejabat perantara (liaison manager) di sini Kepala Desa melakukan peranan yang berinteraksi dengan teman sejawat, staf dan orang lain yang berada di luar organisasinya, untuk mendapatkan informasi. Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa dalam berinteraksi dengan masyarakat, maka peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, peran Kepala Desa dalam berinteraksi dengan masyarakatnya, beliau bergaul baik dan dekat dengan masyarakat Desa Panggak Darat.” (Rabu, 8 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawancaranya : “Cukup sering, walaupun penyampaiannya dilakukan lewat pertemuan-pertemuan atau rapat di Desa. Beliau juga tidak sungkan dalam bergaul, bercanda dan bercengkrama dengan masyarakat.” (Rabu, 8 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut saya peran Kepala Desa dalam berinteraksi dengan masyarakatnya beliau sangat dekat dengan masyarakatnya, dan juga Kepala Desa bekerjasama dengan masyarakatnya.” (Kamis, 9 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya :
23
“Menurut pendapat saya, Kepala Desa sangat dekat dengan masyarakatnya dan beliau juga mudah bergaul dengan masyarakatnya. ” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti juga mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02 dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Menurut Pendapat saya, peran Kepala Desa dalam berinteraksi dengan masyarakatnya di awal-awal masa jabatannya beliau sangat berinteraksi dengan masyarakatnya, tetapi di akhir masa jabatannya interaksi antara Kepala Desa dengan masyarakat agak renggang.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut Pendapat saya, peran Kepala Desa dalam berinteraksi dengan masyarakatnya sangat baik, beliau bisa berbaur dengan masyarakatnya dan juga beliau juga menerima kritik dan saran dari masyarakatnya.” (Jum’at, 10 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisal MYS, berikut hasil wawancaranya : “Dalam hal berinteraksi dengan masyarakatnya, tidak ada masalah, beliau sering berinteraksi dengan masyarakatnya.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui peran Kepala Desa sebagai pejabat perantara (liaison manager) Peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD berikut jawaban beliau : “Berusaha menjalin hubungan sebaik mungkin dan berinteraksi dengan masyarakat, dan juga sering membaca serta mendengar lewat media massa yang ada untuk mendapatkan informasi.” (Minggu, 12 Juli 2015)
24
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa berusaha
sebaik
mungkin berinteraksi dan
menjalin
hubungan dengan
masyarakatnya, karena dengan begitu maka akan mempermudah langkah Kepala Desa dalam memimpin desanya. Dari tiga indikator dari dimensi Antar Pribadi peneliti menganalisa peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga memang sangat penting demi menjalankan tugas dan perannya, peran yang dilakukan Kepala Desa untuk saat ini belum begitu maksimal, karena masih ada juga sebagian dari masyarakat yang tidak berpartisipasi dan lebih memilih kepentingan pribadi mereka. 1. Peranan yang berhubungan dengan Informasi (Informational Role) Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, adalah bagaimana Kepala Desa dalam memberikan informasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Untuk melihat bagaimana peran Kepala Desa dalam menigkatkan partisipasi masyarakat, dapat dilihat dari : a. Sebagai Monitor Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakatnya dalam memberikan informasi. Di sini Kepala Desa sebagai penerima dan pengumpul informasi. Bagaimana peran Kepala Desa dalam memeberikan informasi, Untuk itu
25
peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya : “Menurut Pendapat saya, peran Kepala Desa dalam memberikan informasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat cukup baik, beliau selalu memberikan informasi-informasi yang sekiranya perlu untuk diketahui oleh masyarakatnya.” (Rabu, 8 Juli 2015)
Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawanaranya : “Untuk informasi-informasi seputar pemerintahan Desa, beliau selalu memberikan informasi kepada anggota-anggotanya.” (Rabu, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun denan inisal TBR, berikut hasil wawabcaranya : “Menurut pendapat saya, Ada penyampaian informasi yang diberikan oleh Kepala Desa, untuk selanjutnya di informasikan melalui perangkat Desa kemudian, perangkat Desa menyampaikan informasi tersebut ke masyarakat.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti juga mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Informasi-informasi yang diberikan oleh Kepala Desa ke masyarakatnya di sampaikan secara transfaran dan mudah dimengerti oleh masyarakat.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02 dengan inisal ZRP, berikut hasil wawanaranya : “Menurut pendapat saya informasi yang disampaikan oleh Kepala Desa dan perangkatnya cukup jelas dan juga transfaran. Apalagi
26
mengenai Anggaran Dana Desa, masyarakat bisa mengetahui kegunaan dana tersebut.” (Kamis, 9 Juli 2015) Selanjutnya peneliti juga mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisal BHR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut saya cukup jelas dan transfaran mengenai informasiinformasi yang disampaikan.” (Jum’at, 10 Juli 2015) Selanjutnya peneliti juga mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisal MYS, berikut hasil wawancaranya : “Informasi yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh masyarakat, sehingga masyarakat bisa tahu dan memahami dari setiap informasi yang diberikan.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui peran Kepala Desa dalam memberikan informasi, Peneliti juga mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD dan berikut jawaban beliau : “Selalu memberikan informasi secara jelas, transparan dan mudah di mengerti oleh masyarakat, dan sering diadakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan secara bersama-sama.” (Minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa berusaha selalu memberikan informasi secara jelas, transparan dan mudah untuk di mengerti oleh masyarakat. b. Sebagai Dessiminator Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi kedalam organisasinya yang dipimpinnya. Bagaimana peran
27
Kepala Desa dalam memberikan infromasi kedalam organisasi yang dipimpinnya, Untuk itu peneliti mewawancarai informan Pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kepala Desa selalu memberikan informasi kepada anggota dan perangkat-perangkat di kantor Kepala Desa.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti juga mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawancaranya : “Kepala Desa selalu memberikan informasi dan petunjuk di dalam organisasinya, terutama dalam hal pemerintahan Desa.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kepala Desa menyampaikan informasi dengan baik dan juga beliau bekerjasama dengan perangkatperangkatnya.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Kepala Desa selalu memberikan informasi ke pada seluruh anggota di dalam organisasinya” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti juga mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02 dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Terkadang jika ada urusan di Kantor Kepala Desa dan saya diharuskan datang ke kantor saya juga bisa tahu informasi yang disampaikan dan kadang juga tidak tahu, karena saya sebagai Ketua RW jarang terlibat di dalam kantor Kepala Desa.” (Kamis, 9 Juli 2015)
28
Kemudian peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01, dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, ada penyampain informasi dari Kepala Desa kepada perangkat Desa, untuk selanjutnya di informasikan lagi ke masyarakat.” (Jum’at, 10 Juli 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02, dengan inisial MYS, berikut hasil wawancaranya : “Ada penyampaian informasi yang diberikan Kepala Desa kepada masyarakatnya.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa dalam memberikan informasi kedalam organisasi yang dipimpinnya, lebih jelasnya peneliti mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD berikut jawaban beliau : “Mengadakan musyawarah kepada semua perangkat dan masayarakat dan dalam kesempatan itu di sampaikan semua informasi-informasi yang didapat dan selanjutnya diputuskan secara bersama, keputusan tersebut baik atau buruknya, untuk kemajuan desa kedepannya.” (Minggu, 12 Julin 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat ditarik kesimpulan Kepala Desa selalu memberikan informasi-informasi dan mengutamakan keputusan bersama dalam musyawarah untuk mengambil suatu keputusan, baik buruknya keputusan tersebut semata-mata untuk kemajuan desa kedepannya.
29
c. Sebagai spokesman Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipsi masyarakat sebagai spokesman atau juru bicara. Peran ini di mainkan Kepala Desa untuk menyampaikan informasi keluar lingkungan organisasinya. Bagaiman peran Kepala Desa dalam memberikan informasi keluar lingkungan organisasinya, Untuk itu peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya : “Biasanya jika ada informasi, maka Kepala Desa akan mengadakan rapat agar seluruh masyarakat mengetahui dari informasi-informasi yang akan disampaikan oleh beliau.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan RBH, berikut hasil wawancaranya : “Menurut saya, terkadang saja jika dipandang sangat perlu untuk disampaikan maka beliau akan menyampaikannya melalui rapat, pertemuan ataupun bermusyawarah kepada warga masyarakat Desa .” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Disampaikan oleh Kepala Desa sendiri dan ada juga yang disampaikan melalui perangkat-perangkatnya.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01, dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Jika ada informasi yang akan disampaikan, Kepala Desa biasanya menyampaikan di mesjid dan diadakan rapat Desa agar diketahui oleh masyarakat.” (Kamis, 9 Juli 2015)
30
Kemudian peneliti juga mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02, dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Jika ada informasinya bersifat penting, biasanya Kepala Desa akan mengadakan rapat, dengan tujuan agar masyarakat bisa mengetahui informasi tersebut.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti juga mewawancarai informan keenam Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut saya, jika sangat perlu untuk diketahui oleh masyarakatnya, maka akan disampaikan informasi tersebut.” (Jum’at, 10 Juli 2015) Selanjutnya peneliti juga mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02, berikut hasil wawancaranya : “Adanya penyampaian dari Kepala Desa, terkadang beliau juga lupa dengan informasi yang telah diinfokan sebelumnya.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa dalam memberikan informasi
keluar
organisasi
yang
dipimpinnya,
lebih
jelasnya
peneliti
mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan denang inisial MRD berikut jawaban beliau : “Penyampaian informasinya, yang sangat penting-penting saja untuk di ketahui oleh masyarakat dan biasanya disampaikan secara umum, melalui pertemuan ataupun musyawarah bersama masyarakat.” (Minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat di tarik kesimpulan bahwa Kepala Desa
31
akan menyampaikan informasi-informasi yang penting-penting saja untuk di ketahui oleh masyarakatnya. Dari tiga indikator dari dimensi informasi peneliti menganalisa peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga cukup baik, karena Kepala Desa selalu menyampaikan secara transfaran informasi-informasi yang berguna dan yang perlu untuk diketahui oleh masyarakatnya. 2. Peranan Pembuat Keputusan (Decisional Role) Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga adalah bagaimana Kepala Desa dapat menyelesaikan persoalan yang terjadi. Untuk melihat bagaimana peran Kepala Desa dalam menyelesaikan masalah, dapat di lihat beikut ini: a. Peranan Sebagai enterprenuer Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamtan Lingga Kabupaten Lingga dalam menyelesaikan permasalahan. Untuk mengetahaui bagaimana Kepala Desa menyelesaikan masalah yang terjadi, Untuk itu peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kepala Desa biasanya mengikutsertakan BPD dalam menyelesaikan masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan secara pribadi atau dengan kekeluargaan.” (Rabu, 8 Juli 2015)
32
Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Penyelesaian masalah yang dilakukan oleh Kepala Desa bersifat lebih pasif karena sosialisasi, makanya masyarakat kurang dalam segi partisipasi di Desa.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kepala Desa biasanya berembuk dan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah yang bisa di selesaikan di Desa.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kepala Desa tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi, sehingga harus melibatkan pihak yang berwajib dalam menyelesaikan permasalahan.”(Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02 dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kpela Desa tidak beres dalam menyelesaikan masalah, tidak bisa menyelesaikan masalah secara sendiri, faktor takut, segan dan juga tidak adanya ketegasan.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Kepela Desa belum bisa meyelesaikan masalah yang terjadi terhadap warganya.” (Jum’at, 10 Juli 2015)
33
Selanjutnya peneliti mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisial MYS, berikut hasil wawancaranya : “Kepala Desa tidak tegas dalam mengambil suatu keputusan, sehingga masalah ada yang terselesaikan dan ada juga yang tidak terselesaikan dengan baik.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi, Untuk lebih jelasnya peneliti juga mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD berikut hasil wawancaranya : “Dengan melalui musyawarah yang di hadiri BPD, tokoh masyarakat, untuk selanjutnya di buat keputusan yang tidak merugikan pihak yang terkait dalam masalah tersebut.” (Minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat di tarik kesimpulan bahwa Kepala Desa belum secara maksimal dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada, karena kurang tegasnya Kepala Desa dalam mengambil suatu keputusan dalam menyelesaikan masalah. b. Peranan Sebagai penghalau gangguan. Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga sebagai penghalau gangguan ini Kepala Desa bertanggungjawab terhadap seluruh rakyatnya jika terancam bahaya. Bagaimana peran Kepala Desa bertindak sebagai penghalau gangguan, Untuk itu peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya :
34
“Menurut pendapat saya, selama ini baik-baik saja dan tidak pernah terjadi gangguan yang datang dari luar.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawancaranya : “Tidak pernah terjadi gangguan dari luar yang membahAyakan bagi masyarakat Desa.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Tidak pernah ada gangguan atau isu-isu dari luar.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisal RML, berikut hasil wawancaranya : “Tidak ada gangguan dari luar.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kelima yatu Ketua RW 02 dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Tidak ada gangguan ataupun isu-isu yang berkembang di desa, selama ini aman-aman saja.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Selama ini cukup menunjukkan rasa kepedulian terhadap masyarakat dan desa, aman dan tidak pernah ada isu ataupun gangguan dari luar.” (Jum’at, 10 Juli 2015)
35
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisial MYS, berikut hasil wawancaranya : “Tidak ada gangguan ataupun isu-isu yang terjadi.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa bertindak sebagai Pengahalau gangguan, peneliti mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD berikut jawaban beliau : “Selama ini tidak pernah terjadi gangguan, dan jika ada maka akan mengadakan konsultasi dengan pihak atasan dan unsur penegak hukum yang berwenang, untuk selanjutnya dicari solusi terbaik.” (Minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, dapat di tarik kesimpulan bahwa jika ada gangguan dari luar dan membahayakan Desa serta masyarakatnya Kepala Desa akan berkonsultasi dengan pihak atasan dan berusaha menyelesaikan dengan cara sebaik mungkin. c. Peranan sebagai Pembagi Sumber Peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa dilihat dari peranan sebagai pembagi sumber. Di sini Kepala Desa diminta memainkan peranan untuk memutuskan ke mana sumber dana akan didistribusikan ke bagianbagian organisasinya. Bagaimana peran Kepala Desa dalam memainkan peranan untuk memutuskan ke mana sumber dana akan didistribusikan, Untuk mengetahui peranan tersebut maka peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya :
36
“Menurut pendapat saya Kepala Desa berlaku adil, sama rata dalam hal pembagian dana dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan tentang kegunaan sumber dana tersebut .” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisal RBH, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, terkadang kurang tepat pembagian dana sering melenceng dengan apa yang awalnya di rencanakan.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Dalam hal pembagian sumber dana, seringnya melenceng dengan yang sudah direncanakan.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Adil dan sama rata dalam pembagian dana, sesuai dengan yang telah ditetapkan.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RW 02 dengan insial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, dalam hal penggunaan sumber dana cukup jelas, kemana arahnya penggunaan dana tersebut.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya : “Terkadang Kurang tepat, pembagian dana sering melenceng dengan apa yang awalnya di rencanakan.” (Jum’at, 10 Juli 2015)
37
Selanjutnya peneliti mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisial MYS, berikut hasil wawancaranya : “Dilaksanakan, bagus dalam penggunaaan dana, jelas kemana larinya dana-dana tersebut.” (Sabtu, 11 Juli 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa bertindak sebagai Pembagi sumber dana, peneliti mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan MRD berikut jawaban dari beliau : “Dalam pembagian sumber dana, selalu melakukan musyawarah desa yang dihadiri BPD, tokoh masyarakat, pemuda, tujuannya untuk menampung pendapat, selanjutnya di ambil suatu keputusan.” (Minggu, 12 Juli 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam pembagian sumber dana, Kepala Desa belum maksimal, terkadang melenceng dan kurang tepat dari apa yang awalnya direncanakan tentang kegunaan dan dana tersebut. d. Peranan sebagai Negosiator Peran Kepala Desa dalam meningkatkan Partisipsi masyarakat desa Panggak Darat sebagai negosiator adalah Kepala Desa selalu terlibat dalam kancah negosiasi dengan pihak-pihak luar dari organisasi. Bagaimana peran Kepala Desa dalam kancah negosiator, Untuk mengetahui peran tersebut peneliti mewawancarai informan pertama yaitu Ketua BPD dengan inisial RPD, berikut hasil wawancaranya :
38
“Kepala Desa melakukan negosiasi biasanya dalam merencanakan suatu agenda kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat Desanya.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kedua yaitu Kaur Ekonomi dan Pembangunan dengan inisial RBH, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, Negosiasi yang dilakukan dalam bentuk persetujuan acara atau kegiatan yang akan dilakukan.” (Rabu, 8 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan ketiga yaitu Kepala Dusun dengan inisial TBR, berikut hasil wawancaranya : “Biasanya Kepala Desa membahas tentang acara atau agenda kegiatan yang akan dilaksanakan, maka beliau akan melakukan negosiasi atau pun memita persetujuan.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keempat yaitu Ketua RW 01 dengan inisial RML, berikut hasil wawancaranya : “Menurut pendapat saya, jika ada agenda kegiatan, maka Kepala Desa biasanya melakukan negosiasi.” (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan kelima yaitu Ketua RT 02 dengan inisial ZRP, berikut hasil wawancaranya : “Negosiasi yang sering dilakukan Kepala Desa dalam hal acara ataupun agenda kegiatan dan dalam mengambil suatu keputusan yang akan diambil dalam penyelesaian suatu permasalahan. (Kamis, 9 Juli 2015) Kemudian peneliti mewawancarai informan keenam yaitu Ketua RT 01 dengan inisial BHR, berikut hasil wawancaranya :
39
“Menurut pendapat saya, Dalam hal negosiasi Kepala Desa selalu mengutamakan yang terbaik untuk kemajuan dan kepentingan desa.” (Jum’at 10 Juni 2015) Selanjutnya peneliti mewawancarai informan ketujuh yaitu Ketua RT 02 dengan inisial MYS, berikut hasil wawancaranya : “Negosiasinya dalam hal merencanakan suatu agenda kegiatan, Kepala Desa meminta persetujuan.” (Sabtu, 11 Juni 2015) Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Desa terlibat dalam kancah negosiasi, peneliti mewawancarai Kepala Desa sebagai key informan dengan inisial MRD berikut jawaban dari beliau : “Biasanya dalam mengambil keputusan selalu meminta persetujuan dari berbagai pihak dan di pertimbangkan kembali hasilnya dan selanjutnya baru dibuat keputusan yang ambil secara bersamasama.” (Minggu, 12 Juni 2015) Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan dan key informan, maka peneliti menarik kesimpulan dalam arena negosiasinya ini, Kepala Desa berinteraksi dengan semua pihak terkait dalam melakukan pembahasan sampai memutuskan suatu keputusan yang benar diinginkan secara bersama-sama. Dari keempat indikator dari dimensi yang ketiga yaitu peran sebagai pembuat keputusan (Decisional Role). Peneliti menganalisa peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga sebagai pembuat keputusan belum berjalan secara maksimal, peneliti menganalisa masih ada kendala dalam peran Kepala Desa sebagai pembuat keputusan, dapat di lihat dari Kepala Desa sendiri yang bersifat
40
kurang tegas dalam mengambil suatu keputusan serta pembagian dana sering melenceng dengan apa yang awalnya telah direncanakan bersama-sama. G. Kesimpulan dan Saran. a. kesimpulan Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Sehingga penelitian ini dapat berguna bagi orang lain nantinya. Dilihat dari permasalahan yang ada, peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga ini memang sudah ada perannya tetapi masih banyak kekurangan dalam pelaksanakan, masih ada kendala dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa Panggak Darat sendiri. Maka peneliti membuat kesimpulan dalam penelitian ini untuk melihat berbagai macam kendala dan masalah yang ada, dan dari analisa yang dibuat masih banyak yang belum maksimal dalam menjalankan perannya sebaga Kepala Desa. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, maka dapat di simpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Dimensi pertama Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role). Dapat disimpulkan bahwa peran Kepala Desa dalam meningkatkan
partisipasi
masyarakat
Desa
Panggak
Darat
Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga masih belum maksimal menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa masih kurang maksimal dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
41
2.
Dimensi kedua Peranan yang berhubungan dengan informasi (Infornational Role). Dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa selalu memberikan informasi-informasi yang perlu untuk di ketahui oleh masyarakatnya.
3.
Dimensi ketiga Peranan Pembuat Keputusan (Decisional Role). Dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa kurang maksimal dalam mengambil suatu keputusan dikarenakan kurangnya ketegasan dari Kepala Desa dan penggunaan dana yang sering melenceng dengan apa yang awalnya direncanakan. b. saran
Adapun saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut : 1.
Kepala Desa harus lebih maksimal lagi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada, demi terwujudnya Desa dengan masyarakat yang adil, aman dan sejahtera.
2.
Meningkatkan lagi dalam memberikan informasi agar masyarakat bisa tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan.
3.
Lebih meningkatkan lagi interaksi dengan masyarakat, lebih merakyat lagi dengan masyarakat.
Kepala Desa harus memaksimalkan lagi langkahnya dalam mengambil keputusan dan mengontrol penggunaan dana yang seharusnya digunakan, agar tepat sasaran dengan apa yang seharusnya digunakan dengan dana tersebut.
42
DAFTAR PUSTAKA BUKU : Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Conyers, Diana, 1991, Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga, Yogyakarta: UGM Press. Kaho, Josef Riwu, 2007. Prosfek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, Jakarta : RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kaulitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rivai, Veithzal, 2004, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, (Edisi Kedua), Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada. Saebani, Beni Ahmad, 2008, Metode Penelitian (cetakan ke-1), Bandung, CV PUSTAKA SETIA. Soekamto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta. ------------ 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Danang dan Burhanudin. 2011. Perilaku Organisasi (cetakan Pertama). Jakarta: PT Buku Seru. Thoha, Miftah, 2005, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Wasistiono, Sadu dan Tahir, Irwan, 2007 Prosfek Pengembangan Desa Bandung : CV.FOKUSMEDIA.
43
JURNAL : Candra, Hepri, 2012, Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Desa Panggak Darat, Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, Universitas Riau Pekan Baru, di akses pada hari jum’at 11/05/2015 pukul 15.00 WIB Ripai, Andi, 2013, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, Universitas Hasannudin Makasar, di akses pada hari jum’at 27/03/2015 pukul 20.00 WIB Mustari, A.Umar, 2011, Pelaksanaan Pembangunan Partisipatif Di Desa Timoreng Panua Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang, Universitas Hasannudin Makassar, di akses pada hari jum’at 37/03/2015, 20:10 WIB Mondong, Hendra, 2008, Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan, Universitas Brawijaya Malang, di akses pada hari jum’at 27/03/2015, 20:15 WIB Miftahus, Surur, 2013, Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa, STKIP PGRI JOMBANG, di akses pada hari jum’at 27/03/2015,pukul 20:30 WIB
INTERNET http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/ di akses pada hari Selasa 31/03/2015 pukul 15.59 WIB
DOKUMEN : Undang-Undang No.32 Tahun 20014, Tentang : Pemerintah Daerah Undang-undang No.6 Tahun 2014, Tentang Desa PP No. 72 Tahun 2005