Peran Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Bidang Pembangunan (Studi di Desa Koha Timur Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa) Oleh Sartika Rifka Sumampow
Abstrak Peran Kepala Desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat merupakan bagian dari upaya mempercepat tingkat pembangunan yang ada di Desa Koha Timur lewat kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Kesadaran ini yang membuat peningkatan pada partisipasi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dari kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan yang ada di Desa Koha Timur Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Penelitian ini dilakukan di kantor Desa Koha Timur pada bulan Maret 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif Kualitatif. Dengan subjek penelitian yaitu Kepala desa, Sekretaris Desa, Kepala-kepala jaga dan Masyarakat. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan adanya peran kepala desa maka tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Koha Timur semakin meningkat. Tetapi ada juga Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan pembinaan kepada masyarakat : kurang kerja sama atau koordinasi antara kepala desa dan masyarakat, kepala desa yang kurang bersosialisasi dengan masyarakat dan masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan.
Kata kunci : Peran Kepala Desa, Partisipasi, Pembangunan
1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang berlaku dalam sistem Pemerintahan Indonesia, bahwa Kepala Desa adalah kepala Pemerintahan Desa yang bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Maka salah satu tugas seorang Kepala Desa adalah Melaksanakan Pembangunan. Pembangunan wilayah pedesaan mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan sebagai usaha mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana agar tercipta pembangunan ekonomi daerah yang efektif. Pembangunan dilakukan guna menunjang dan meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.Segala aspek-aspek dan segi kehidupan masyarakat mengalami berbagai perkembangan baik dari yang terkecil sehingga yang terbesar.Keseluruhan itu merupakan bentuk keinginan masyarakat untuk menuju kearah yang lebih baik.Pembangunan disadari pada umumnya berawal dari masyarakat dan akhirnya memang diperuntukan kepada masyarakat itu sendiri. Masyarakat tidak bertindak sendiri dalam pelaksanaan pembangunan, tetapi masyarakat diatur dan dikendalikan oleh pemerintah agar tidak terjadi penyalah gunaan dan tumpang tindih dalam pembangunan.Pemerintah desa sebagai eksekutif berfungsi menjalankan fungsi pemerintahan, pembangunan dan menciptakan kehidupan yang harmonis di desa. Untuk dapat menjalankan perannya secara efektif dan efisien, pemerintahan desa (kepala desa) perlu terus dikembangkan sesuai dengan kemajuan masyarakat desa dan lingkungan sekitarnya. Dengan perkataan lain, perubahan social yang terjadi pada masyarakat desa karena adanya gerakan pembangunan. Dalam pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen proses pembangunan desa, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu dibangkitkan terlebih dahulu oleh pihak lain seperti pemerintah desa atau kepala desa, sehingga dengan adanya keterlibatan pemerintah desa besar kemungkinan masyarakat akan merasa diberi peluang atau kesempatan ikut serta dalam pembangunan, karena pada dasarnya menggerakan partisipasi masyarakat desa merupakan salah satu sasaran pembangunan desa itu sendiri. Menurut Ach. Wasir Ws, dkk (1992:29) Partisipasi masyarakat merupakan suatu hal yang muncul dari kesadaran masyarakat untuk turut serta melaksanakan berbagai kegiatan dalam proses pembangunan, baik itu dalam proses perencanaan, pelaksanaan ataupun membantu dalam hal yang lain, seperti memberikan uang (bagi mereka yang merasa mampu), bahan-bahan yang diperlukan ataupun barang material lainnya. Namun ada sebagian
2
anggota masyarakat dapat membantu dalam hal memberikan sumbangan pandangan, pikiran dan tenaga. Kesediaan masyarakat untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.Tentu saja partisipasi seperti ini suatu tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri. Jika dikaitkan dengan pembangunan Desa Koha Timur, partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting bahkan sulit dipisahkan karena ini sangat berpengaruh pada cepat lambatnya kemajuan pembangunan di Desa Koha Timur khususnya dalam hal pembangunan fisik. Peran serta masyarakat dan partisipasinya dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dari seluruh aspeknya, tidak akan dapat berjalan secara maksimal, jika pemerintah desa (kepala desa) sebagai orang yang terdepan dengan memiliki kewenangan untuk menggerakkan masyarakat sebagi administrator pembangunan bersifat apatis atau tidak peduli terhadap kondisi masyarakatnya dan pemerintahannya, maka yang terjadi adalah ketidakharmonisan. Karena keberadaan aset desa secara tidak langsung juga akan memberikan dampak terhadap kemajuan ekonomi masyarakat desa. Perkembangan zaman saat ini membuat tingkat kemajuan makin mendorong pemerintah untuk lebih mengedepankan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan khususnya pembangunan fisik yang ada di Desa Koha Timur.Lewat dorongan inilah yang membuat pemerintah semakin mendesak masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam hal pembangunan di Desa Koha Timur. Desa Koha Timur adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa.Dahulunya desa ini merupakan bagian dari Desa Koha yang kemudian dimekarkan.Tingkat pembangunan di Desa Koha Timur masih belum maksimal khususnya pembangunan fisik. Hal itu dilihat dari tidak adanya bangunan-bangunan yang dimiliki oleh pemerintah desa seperti kantor desa. Peran dari kepala desa untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan fisik di Desa Koha Timur belum sepenuhnya maksimal karena dalam pembangunan tersebut, peran serta dari masyarakat yaitu dengan ikut terlibat langsung dalam proses pembangunan, tidak berjalan dengan baik. Permasalahan yang peneliti temui saat observasi awal, pemerintah Desa Koha Timur kurang berperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat desa terkesan bersikap kurang peduli terhadap peaksanaan pembangunan fisik di Desa Koha Timur. Indikasi dari permasalahan itu adalah : pertama, kurangnya pembinaan dan motivasi kepala desa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat seperti ajakan dan himbauan untuk bekerja bakti membersihkan lingkungan, kerja bakti
3
membangun jalan dan jembatan, serta bangunan-bangunan yang dimiliki Desa Koha Timur. Kedua, tidak adanya keharmonisan antara pemerintah desa dengan masyarakat.Disini pemerintah desa hanya menjalankan tugas sebagai pemerintah yang ada di desa, tetapi pemerintah itu sendiri tidak mau berbaur dengan masyarakat sehingga timbul sikap kurang pedulinya masyarakat terhadap pemerintah desa.Ketiga, pemerintah desa atau kepala desa jarang turun langsung menemui masyarakat, mendengar keluhan masyarakat serta kebutuhan masyarakat yang ada di Desa Koha Timur, yang biasa turun langsung kepada masyarakat hanya kepala-kepala jaga. Berdasarkan indikasi-indikasi yang dpaparkan diatas, mengakibatkan rendahnya partisipasi masyarakat karena kepala desa sebagai pemimpin yang mempunyai kebijakan dalam mengelolah pemerintahan desa kurang dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama sesuai dengan tujuan otonomi desa. Oleh karena itu lewat uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat topik permasalahan dengan judul “Peran Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Bidang Pembangunan”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka peneliti membatasi dan merumuskan permasalahn yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peran Kepala Desa Koha Timur Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Di Bidang Pembangunan?” C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan Desa Koha Timur Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP KEPALA DESA Pemerintah Desa disebut dengan nama lain Kepala Desa yang dibantu oleh Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan desa. Sesuai Pasal 25 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dijelaskan : Desa adalah desa atau desa adat atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusanan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4
Pemerintahan Desa meurut Momon Soetisna Sendjaja dan Sjachran Basan (1983:90), yaitu pemerintahan desa adalah kegiatan dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa kepala desa atau yang disebut dengan pemrintah desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan salah satu tugas kepala desa adalah urusan pembangunan yang antara lain pemberdayaan masyarakat dalam menyediakan sarana prasarana fasilitas umum desa seperti jalan desa, irigasi desa dan infrastruktur lainnya. B. KONSEP PARTISIPASI MASYARAKAT Pengertian yang secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Keikutsertaan tersebut dilakukan sebagai akibat dari terjadinya interaksi sosial antara individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat yang lain menurut Rahardjo (dalam Krisnha S. Andini dkk 2014:196) Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternative solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses menevaluasi perubhan yang terjadi. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga sifatnya yang dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. C. KONSEP PEMBANGUNAN Istilah “pembangunan” yang biasa digunakan dalam bahsa Indonesia, namun saat ini kebanyakan berkembang isitilah pembangunan dengan menggunakan bahasa asing, sehingga untuk mencari pengertiannya mengandung kerancuan.Pembangunan dalam suatu rumusan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan atau fungsi yang sangat beragam yang melekat pada istilah pembangunan itu. Oleh sebab itu pembangunan mencakup banyak makna, baik fisik maupun non fisik, baik proses maupun tujuan menurut Rahardjo (dalam Krisnha S. Andini dkk 2014:1). Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyebutkan bahwa pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya, kesejahteraan masyarakat desa. Sementara Denis Goulet dalam Arif (2000:105) dalam kajiannya tentang etika dan falsafah pembangunan menguraikan bahwa proses pembangunan harus menghasilkan solidaritas baru yang mengakar ke bawah. Disamping itu, pembangunan juga harus memperhatikan keragaman budaya, lingkungan serta 5
menjunjung tinggi martabat dan kebebasan manusia dan masyarakat. Lanjut Goulet bahwa pembangunan pasti akan menimbulkan masalah-masalah etis yang sejak lama dihadapi oleh masyarakat, seperti hakekat dan dasar-dasar kehidupan yang lebih baik yaitu keadilan dalam relasi-relasi kemasyarakatan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. B. FOKUS PENELITIAN Berdasarkan hasil observasi, pengalaman dan refrensi yang ada peneliti fokus pada : 1) Peran Kepala Desa. Yang dimaksud ialah upaya kepala desa untuk meningkatkan kemauan dan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi 2) Partisipasi Masyarakat. Yaitu keterlibatan masyarakat dalam pembangunan di Desa Koha Timur 3) Pembangunan. Yang dimaksud ialah upaya untuk mengembangkan dan memajukan pembangunan di Desa Koha Timur C. INFORMASI PENELITIAN Informan dalam penelitian ini yaitu : 1. Kepala Desa/Hukum Tua 2. Perangkat Desa (Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Jaga dan Meweteng) 3. Masyarakat Setempat D. SUMBER DATA 1. Data Primer 2. Data Sekunder E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah Purpossive Sampling. Teknik pengumpulan data : 1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi F. TEKNIK ANALISA DATA 1. Pengumpulan Data 2. Penyajian Data 3. Penarikan Kesimpulan BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Desa Koha Timur secara administrasi adalah bagian dari Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Ibu kota Kecamatan Mandolang adalah Desa 6
Tateli. Jarak Desa Koha Timur dari Ibu Kota Kecamatan adalah 2 KM dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat. A. Keadaan Geografis 1. Batas Wilayah Secara administrasi wilayah ini berbatasan dengan : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Koaha Induk b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sea c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Desa Koha Selatan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Koha Barat 2. Luas Wialayah Luas Desa Koha Timur adalah 800 Ha yang terbagi atas : a. Luas Wialayah Perkebunan : 450 Ha b. Luas Wilayah Pemukiman : 8,5 Ha c. Luas Hutan dan Batu : 341,5 Ha 3. Keadaan Tanah dan Iklim Desa Koha Timur berada di daerah pegunungan.Keadaan tanah Desa Koha Timur sangat subur dan cocok untuk dibuat perkebunan yang didukung oleh udara yang dingin. B. Keadaan Penduduk 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan data pada tahun 2014, maka jumlah penduduk yang mendiami Desa Koha Timur adalah berjumlah 1.056 jiwa dan terdapat 305 kepala keluarga yang terdiri dari jumlah jiwa laki-laki 538 dan jumlah jiwa perempuan 508. 2. Keadaan penduduk Gambaran mengenai keadaan penduduk menurut jenis mata pencaharian di Desa Koha Timur yang memiliki profesi yang berbeda-beda.Ada yang bekerja sebagai petani, pengusaha, pedagang, peternak, tukang, pegawai negeri sipil, swasta, TNI dan POLRI. C. Keadaan Sosial Budaya 1. Pendidikan Tingkat pendidikan suatu masyarakat sangat diperlukan karena dengan pendidikan masyarakat tidak mudah untuk dibodohi.Selain itu pendidikan juga merupakan salah satu faktor dalam menunjang kemajuan suatu bangsa terlebih juga kemajuan suatu desa. Jika dilihat dalam bidang pemerintahan maupun pembangunan, semuanya membutuhkan orang-orang yang memiliki sumber daya mansia (SDM) yang tentunya di dapat dari menempuh pendidikan yang memiliki wawasan dan cara berpikir yang sama luas. Keadaan pendidikan di Desa Koha Timur merupakan integrasi dalam system pendidikan nasional yaitu berdasarkan Pancasila serta bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan menumbuhkan semangat untuk mencipakan manusia yang mampu mengembangkan dirinya serta mampu bertanggungjawab atas pembangunan bangsa terlebih khusus pembangunan yang ada di desa. 2. Agama Masyarakat Desa Koha Timur secara keseluruhan menganut dua agama, yaitu sebagian dari masyarakat Desa Koha Timur menganut agama Kristen
7
Protestan dan sebagia menganut agama Kristen Katolik.Tapi hubungan antar umat beragama di Desa Koha Timur tetap berjalan dengan baik. Antar umat beragama saling menghormati satu dengan yang lain. Ketika akan diadakan kebaktian pada salah satunya, yang lain menunjang bahkan bias hadir bersama-sama. D. Keadaaan Pemerintah 1. Struktur Organisasi Struktur organisasi dan tata kerja pemerinta Desa Koha Timur mengacu pada Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Dalam Undang-Undang ini diatur susunan Organisasi Pemerintah Desa yang terdiri dari : 1) Kepala Desa 2) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 3) Perangkat Desa yang meliputi Sekretaris Desa, Kepala-kepala urusan dan Kepala-kepala Jaga Kepala Desa dan Aparatur Desa membentuk jaga atau lingkungan untuk menjamin pelaksanaan pemerintahan yang cepat dan efisien. Selain itu untuk menjalankan pemerintahan, kepala desa bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang merupakan mitra pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintah desa. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini membahas tentang peran Kepala Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembangunan, khususnya pemerintah dan masyarakat yang ada di Desa Koha timur Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan yaitu Kepala Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Tokoh Masyarakat, Ketua Kelompok Tani, Kepala Jaga dan Masyarakat umum yang bersediah untuk di wawancarai. Hasil wawancara dalam bagian ini merupakan landasan yang diambil pada fokus penelitian yang telah ditentukan sebelumya, agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan apa yang ingin dicari tahu secara mendalam mengenai peran Kepala Desa dalam memberdayakan masyarakat khususnya dalam pembangunan yang ada di Desa Koha Timur. Adapun fokus penelitian yang dimaksud adalah : A.1. Bagaimana Peran Kepala Desa Kepala desa merupakan pemimpin yang disegani oleh masyarakat dan sangat memiliki pengaruh yang kuat di desa.Kepala desa dapat menjadi pendorong, pemberi motivasi, pengayom, pemberi bimbingan khususnya dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh sebab itu kepala desa dapat diberikan tanggungjawab dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam hal pelaksanaan pembangunan, Di Desa Koha Timur biasanya sebutan kepala desa dikatakan sebagai hukum tua. Untuk mengetahui peran dari Kepala Desa Koha Timur dapat dilihat dari hasil penelitian dibwah ini :
8
Menurut hasil wawancara yang dilakukan terhadap Bapak Donny Lompoliu selaku Meweteng Desa Koha Timur mengenai bagaimana peran kepala desa atau hukum tua dalam menggerakkan masyarakat, beliau mengatakan bahwa: “selaku pemimpin yang ada di desa yang disegani dan dihormati oleh masyarakat seharusnya sudah menjadi tanggung jawab kepala desa untuk turut berperan menggerakkan masyarakat sehingga kepala desa tidak hanya disebut kepala pemerintahan yang hanya tahu memerintah melainkan dapat langsung memberikan motivasi kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat merasa diperhatikan. Akan tetapi jiak dilihat saat ini, kepala desa hanya mengandalkan para kepala jaga saja apabila akan diadakan kerja bakti dan lain-lain, kepala jaga yang dituntut untuk mengumpulkan masyarakat untuk kerja bakti”. Berdasarkan hasil wawancara di atas, disebutkan bahwa masih lemahnya peran kepala desa dalam memberikan motivasi serta himbauan kepada masyarakat sehingga peneliti mengkaji lebih jauh lagi dengan mewawancarai salah satu kepala jaga yaitu Bapak Jootje Lilir delaku Kepala Jaga III, beliau mengatakan : “peran kepala desa saat ini belum dikatakan maksimal karena contohnya saja saat ada kegiatan seperti kerja bakti pembuatan pengerasan jalan, hukum tua menyuruh kepala-kepala jaga untuk mengumpulkan masyarakat tetapi kenyataan yang dating untuk kerja bakti hanya sebagian kecil. Hukum tua tidak perna turun langsung dan mencari tahu apa sebenarnya kendala dari masyarakat. Beliau bersikap masa bodoh dengan kehadiran.Hal ini sebenarnya menjadi catatan untuk hukum tua agar turun langsung menemui masyarakat dan mencaru tahu mengapa masyarakat tidak hadir”. Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa intensitas keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti sangat kurang, untuk itu penulis melanjutkan wawancara kepada salah satu masyarakat Desa Koha Timur yaitu Ibu Meyti Tiwow. Beliau mengatakan : ”kepala desa tentunya memiliki peran yang sangat penting di desa, karena kepala desa merupakan penentu dari segala sesuatu yang terjadi di desa. Kemajuan dari tingkat pembangunanpun akan berhasil apabila seorang pemimpin tahu mengarahkan masyarakatnya. Namun kepala desa Koha Timur sudah menjabat hamper setengah periode belum juga merubah kebiasaan masyarakat yang tidak mau ikut berpartisipasi dalam pembangunan contonya saja kerja bakti”. Disini jelas bahwa kepala desa kurang berperan dalam mengarahkan masyarakat untuk dapat menunjang kegiatan atau program-program yang ada di desa Koha Timur.Yang sebenarnya kepala desa sangat berperan untuk kemajuan desa bahkan masyarakat.Tetapi kemyataannya kepala desa atau hukum tua saja bersikap kurang peduli dengan kondisi masyarakat.Hukum tua tidak turun langsung bahkan mencari tahu mengapa masyarakat malam dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan atau program- program dari pemerintah desa. Lebih mendalam lagi, peneliti melanjutkan wawancara dengan salah satu masyarakat yaitu Ibu Maritje Koraag, beliau mengatakan : ”kepala desa dan perangkat desa tidak berbaur dengan masyarakat.Kepala desa dan pemerintah desa terkesan tidak mengetahui keinginan dari masyarakat.Bagaimana pemerintah tahu keinginan dari masyarakat sedangkan pemrintah hanya berbaur dilingkup mereka saja.Jika memang
9
hukum tua dan perangkat yang ada peduli terhadap masyarakat maka setidaknya berbaur dengan masyarakat, agar masyarakat dapat menyampaikan keluhan-keluhan yang ada”. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan seorang masyarakat, pemerintah atau kepala desa kurang bersosialisasi dengan masyarakat sehingga terkesan pemerintah kurang peduli terhadap masyarakat. Salah satu masyarakat Bapak Saul Pangalila mengatakan, bahwa : “sejujunya saya pun belum perna mengikuti Musrembang desa. Saya tidak tahu bagaimana kegiatan itu, tetapi jika saya mendengar dari masyarakat lainnya semua yang diputuskan dalam musyawarah itu keputusan bersama dan berdasarkan usulan-usulan masyarakat.Tetapi sampai saat ini saya belum perna di undang untuk mengikuti Musrembang Desa”. Penyampaian yang tidak sampai kepada masyarakat kecil berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat.Yang sebenarnya masyarakat ingin sekali berpartisipasi menyampaikan pendapat dan masukan tetapi karena pemerintah kurang memperhatika maka masyarakat bersikap kurang peduli. Mendengar pendapat masyarakat peneliti melanjutkan wawancara dengan Bapak Erens Oleh, yang mengatakan : “kepala desa bahkan semua perangkat desa, kurang peduli dengan masyarakat. Mereka jarang bergaul akrab dengan masyarakat.Apa saya yang menjadi tanggung jawab mereka, itu saja yang mereka kerjakan”. Dari hasil wawancara sementara sudah jelas sekali pemerintah kurang bersosialisasi bahkan berbaur dengan masyarakat.Hal ini sangat berdampak bagi peningkatan pembangunan.Tanpa partisispasi masyarakat pemerinyah tidak dapat melakukan sendiri.Maka pembangunan pun tidak dapat berjalan dengan baik. A.2. Bagaimana Partisipasi masyarakat Keberhasilan suatu pembangunan tidak lepas dari partisipasi anggota masyarakat, baik sebagai kesatuan system maupun sebagai individu. Oleh karena itu kesadaran dari masyarakat dan ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan merupakan kunci dari keberhasilanpembangunan. Dalam mencapai target pembangunan perlu juga kebijakan pemerintah. Bentuk partisipasi dari masyarakat desa Koha Timur jika dilihat dari teoriteori yang ada tentunya berbeda jauh dari yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan kepala desa setempat Bapak Adejonas Rorie,SE, beliau mengtakan bahwa : ”semua program dari pemerintah pusat maupun Kabupaten yang di anggap penting untuk masyarakat, tentunya selalu disampai- sampaikan akan tetapi jika respon dari masyarakat tidak sesuai dengan harapan dari pemerintah maka pemerintah tidak dapat memaksakan harus demikian. Contohnya saja ketika dihimbau kepaka masyarakat untuk dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti, masyarakat pada umumnya malas untuk mengikuti kegiatan tersebut, akan tetapi ketika ada keperluan yang dibutuhkan kepada pemrintah masyarakat justru mendesak pemerintah untuk membantu. Artinya tidak ada timbal balik antara pemerintah dan masyarakat.”
10
Partisipasi masyarakat di desa Koha Timur dianggap kurang karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih sangat kurang. Hasil wawancara dengan salah satu Kepala Jaga yaitu Bapak Jerry Tiwang, beliau mengatakan bahwa : “mayarakat disini memang jika dihimbau untuk melaksanakan kegiatan yang mengedepankan kepentingan bersama, adakalanya masyarakat bersikap kurang peduli atau masa bodoh. Masyarakat berfikir bahwa ketika mereka bekerja harus mendapat imbalan.Yang sebenarnya kegiatan ini merupakan kepentingan bersama.” Masyarakat pada umumnya kurang peduli dengan lingkungan yang ada.Mereka belum memahami pentingnya hidup bergotong royong.Melihat kondisi yang ada peneliti melanjutkan wawancara dengan salah satu warga masyarakat, Ibu Emerlin Wuwung. Beliau mengatakan : “saya juga salah satu dari masyarakat yang jarang mengikuti kegiatan atau kurang berpartisipasi. Karena dengan kesibukan saya jarang mengikuti kegiatan kerja bakti. Bukan saja hanya itu, kami juga terlambat menerima penyampaian ketika akan diadakan kerja bakti. pemberitahuan kami terima pada saat waktu pelaksanaan.” Disini komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat kurang baik dan menimbulkan masyarakat kurang berpartisipasi. Selanjutnya pendapat seorang kepala jaga yaitu Ibu Betsy Tampemawa, beliau mengatakan bahwa: “kadang ketika kami menyampaikan akan ada kerja bakti masyarakat menerima penyampaian kami tetapi saat pelaksanaan mereka tidak datang. Itu membuat kami malas melayani mereka.Karena mereka hanya saat perlu datang kepada kami sedangkan saat diminta untuk ikut berpartisipasi, mereka justru tidak mau.” Ketidak seimbangan ini merupakan hambatan dari pemerintah untuk melaksanakan program- program yang disepakati untuk dilaksanakan. Kepala jaga Bapak Jhon Lilir mengatakan: “kalau dilihat dari presentase kehadiran saja sudah jelas bahwa partisipasi dalam menunjang pembangunan untuk desa sanga- sangat kurang. Masyarakat sangat malas bekerja, mereka hanya mau mementingkan diri sendiri atau kepentingan pribadi.Masyarakat di desa Koha Timur ini sudah hampir sama dengan masyarakat yang ada diperkotaan, hanya namanya saja desa tetapi tingkah laku seperti dikota- kota yang hanya mementingkan kepentingan masing- masing.” Adapun bentuk partisipasi masyarakat yang mewarnai masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, partisipasi tersebut jika diklasifikasikan secara ideal menurut penulis ada tiga aspek partisipasi yang ada di Desa Koha Timur yaitu partisipasi dalam bentuk ide/ pikiran (nonfisik), partisispasi uang dan materi (dana dan barang) dan partisipasi langsung (tenaga atau fisik). Ketiga aspek tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut:
11
Partisipasi Non Fisik atau Dalam Bentuk Sumbangan Pikiran/Ide Partisipasi masyarakat secara langsung dalam setiap proses pembangunan suatu masyarakat maerupakan sesuatu yang mutlak bagi tercapainya tujuan pembangunan. Idealnya partisipasi masyarakat merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi sehingga proses pembangunan dapat meringankan beban dan terlebih dapat dirasakan secara adil dan sejahtera. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah kesedian untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang tanpa berarti mengorbankan diri sendiri.Oleh sebab itu dalam partisipasi Non Fisik masyarakat sangat mendasar terutama saat dalam tahap perencanaan dan pengambilan keputusan.Karena keikutsertaan masyarakat merupakan ukuran tingkat partisipasi masyarakat. Keberhasilan suatu pembangunan tidak lepas dari dari putusan- putusan yaitu melalui tahapan pengambilan putusan.Pada tahap tertentu sangat dibutuhkan keterlibatan masyarakat dengan ide- ide atau pemikiran yang dapat menjadi bahan pertimbangan. Partisipasi Non Fisik yaitu bagaimana masyarakat ikut terlibat dalam memberikan pikirannya terhadap proses pembangunan dan dapat diwujudkan lewat pertemuan/ rapat, atau melalui surat saran dan tanggapan terhadap proses pembangunan. Berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap beberapa informan maka diketahui rata-rata informan menyatakan kurang aktif dalam mengikuti rapat dan memberikan saran serta masukan. Hal ini disebabkan karena pemerintah desa jarang sekali mengundang.Selain itu masyarakat tidak mempunnyai kemampuan untuk berbicara didepan umum untuk menyampaikan usulan ide- ide pemikiran. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh sekretaris desa Bapak Lexy Datu yang mengatakan: “kami mengundang tidak semua masyarakat ketika akan diadakan rapat seperti musyawara kami mengundang hanya sebagian kecil masyarakat atau hanya utusan, tetapi respon dari masyarakat yang kami undang tidak sesuai harapan. Ketika akan diadakan rapat selanjutnya kami mengganti masyarakat yang lain tetapi kendalanya mereka hanya duduk diam dengar tidak menyampaikan sesuatu atau ide-ide yang menunjang proses pembangunan. Partisipasi Fisik atau Dalam Bentuk Sumbangan Tenaga Salah satu bentuk partisipasi dalam proses pembangunan yang merupakan wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat adalah adanya sikap mendukung terhadap proses pembangunan antara lain ditunjukan melalui partisipasi aktif atau dengan memberikan tenaga. Sebagaimana diketahui dalam masyarakat tidak semua yang berpartisipasi secara penuh, hal ini disebabkan karena adanya berbagai kendala.Partipasi Fisik atau sumbangan tenaga sebagaimana dimaksud adalah bagaiman masyarakat terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan.Adapun kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan seperti membersihkan saluran air, memperbaiki jalan dan jembatan yang membutuhkan partisipasi masyarakat secara langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Jongly Sumonda, beliau mengatakan bahwa: 12
“ketika akan diadakan kerja bakti masyarakat yang terkumpul hanya sedikit, padahal kepala jaga sudah mengunjungi rumah masyarakat untuk menyampaikan ada kerja bakti dan mereka juga menyampaikan kepada kepala jaga akan ikut tetapi kennyataanya mereka tidak hadir.” Partisipasi Dalam Bentuk Sumbangan Materi dan Uang Dana merupakan salah satu penggerak utama yang menetukan dalam penyelenggaraan pembangunan, tetapi yang tidak kalah penting adalah sumbangan dalam bentuk materi ( barang). Tingkat partisipasi masyarakat dalam bentuk materi berada dalam ketegori rendah karena masyarakat lebih kepada uang.Karena menurut responden mengatakan bahwa menyumbang berupa materi menyita waktu dan tenaga. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Bapak Jerry Tiwang: “masyarakat jarang dan bahkan belum pernah menyumbang dalam bentuk materi, yang biasa masyarakat menyumbang dalam bentuk uang seperti ketika mereka ada kesibukan lain, mereka memberikan sedikit uang untuk dibelikan aqua, rokok dll untuk yang bekerja, tetapi itu pun hanya masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memberi sedangkan yang lain masa bodoh dengan hal itu.” B. Pembahasan Kepala desa merupakan pimpinan tertinggi didesa.Oleh karena itu kepala desa bertanggung jawab penuh atas roda pemerintahan yang ada didesa.Selain itu kepala desa juga memiliki peranan penting dalam pembangunan yang ada didesa. Di desa Koha Timur terdapat program-program pemberdayaan masyarakat yang sebagian besar dari PNPM dan dari pihak swasta.Program pemberdayaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat.Program pemberdayaan didesa ini mencakup pembangunan fisik desa dan pembangunan non fisik yang menitik beratkan pada pembinaan generasi muda. Keteladanan merupakan unsur yang memegang peranan penting dan sangat menentukan bagi berhasilnya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Agar bawahan dan orang yang dipimpinnya dapat mengikuti apa yang dikehendakinya dalam melaksanakan tugas. Hal ini kita bisa lihat dari cara pembinaan yang dilakukan seorang kepala desa. Salah satu wewenang kepala desa adalah membina kehidupan masyarakat desa. Pembinaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pemberdayaan masyarkat, baik bagi perangkat maupun masyarakat. Tujuannya ialah agar perangkat desa dan masyarakat tau dan mengerti apa yang harus dikerjakan serta timbul kemauan untuk ikut aktif dalam setiap program pemberdayaan masyarakat. Pembinaan dilakukan oleh kepala desa melalui nilai-nilai kearifan lokal yang memang sudah dari dulu dianut oleh masyarakat desa seperti semangat gotong royong yang saat ini mulai terkikis dengan budaya luar yang hanya mementingkan diri sendiri, dan itu patut untuk ditumbuhkan kembali. Selain itu, Kepala Desa juga membina kehidupan masyarakatnya tidak hanya melalui kegiatan formal tetapi juga melalui kegiatan nonformal. Kepala desa harus lebih sering mengajak warganya untuk berdialog dan berbincang13
bincang secara terbuka. Hal ini lebih bersifat penjelasan mengenai makna serta maksud dan tujuan bahkan manfaat dari pemberdayaan itu sendiri. Partisipasi dalam pembangunan merupakan upaya untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan potensi sumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah.Hampir setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan di Desa Koha Timur dilaksanakan melalui musyawarah.Kepala desa selalu melakukan koordinasi dengan bawahannya, dan juga terhadap atasannya seperti camat dan pemimpin daerah.Dalam hal ini masyarakat adalah sasaran sekaligus pelaku pembangunan.Keterlibatan masyarakat pada setiap pembangunan merupakan kunci keberhasilan pembangunan. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kepala desa merupakan pemimpin yang disegani oleh masyarakat dan sangat memiliki pengaruh yang kuat didesa. Kepala desa dapat menjadi pendorong, pemberi motivasi, pengayom, pemberi bimbingan khususnya dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat. Tetapi peran kepala desa Koha Timur dalam meningkatkan partisipasi masyarakat belum maksimal, hal ini dibuktikan pada hasil wawancara dengan para informan, bahwa masyarakat kurang memberikan partisipasi baik sumbangan pikiran, materi dan uang maupun tenaga. 2. Bentuk partisipasi dalam proses pembangunan yang merupakan wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat adalah adanya sikap mendukung terhadap proses pembangunan yang ditunjukan melalui partisipasi secara penuh oleh masyarakat. Tetapi masyarakat masih kurang peduli dengan lingkungan bahkan masyarakat malas untuk berpartisipasi dalam pembangunan didesa. 3. Komunikasi antara aparat dan masyarakat harus terjalin dengan baik sehingga timbul dorongan untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tetapi aparat dan kepala desa jarang turun langsung dan berbaur dengan masyarakat sehingga masyarakat jarang terlibat dalam kegiatan seperti musyawarah. B. Saran 1. Kepala desa harus melibatkan semua masyarakat dalam proses perumusan program pembangunan sehingga masyarakat merasa mempunyai hak untuk terlibat dalam kegiatan pembangunan desa. 2. Kepala desa dan perangkat sebaiknya lebih berbaur dan bertemu langsung dengan masyarakat untuk mencari tahu kendala dan keinginan dari masyarakat. Jika hanya bersikap masa bodoh maka respon masyarakat juga akan seperti itu. 3. Pemerintah desa dan kepala desa harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sehingga kepedulian masyarakat akan lingkungan dapat timbul lewat kesadaran masing-masing. Dengan begitu pembangunan di desa semakin meningkat. 14
DAFTAR PUSATAKA Ach, Wasir Ws. 1999. Pemanduan Penguatan Manajemen Lembaga Swadaya Masyarakat, Jakarta. Bratha Nyoman. 2003. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa, Rafika Aditama. Denis Goulet. 2000. Etika dan Falsafah Pembangunan. Pustaka Utama, Yogjakarta. Isbandi Rukminto Adi. 2007. Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas : dari Pemikiran Menuju Penerapan. FISIP UI Press, Depok Kamus Besar Bahasa Indonesia Khairuddin H. 2000. Pembangunan Masyarakat Tinjauan Aspek: Sosiologi, Ekonomi dan Perencanaan. Liberti, Yogjakarta. Krisnha S. Andini, S.Pd, M.Si dkk. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Alfabeta, Bandung. Milles, M.B dan Huberman, A.M. 1992.Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. UI Press, Jakarta. Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rostada Karya, Bandung. Momon Soestisna Sendjaja, Sjachran Basan. 1983. Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah dan Pemerintahan Desa. Alumni, Bandung. Prof. DR. S. Nasution, M.A. 2004. Metode Research. Bumi Aksara, Jakarta. Ross, Murray G, and B.W. Lappin. 1967. Community Organization: Theory, Principles and Practice. Harper and Row Publisher Second Edition, New York. Siagian, Sondang P. 1983. Administrasi Pembangunan. Gunung Agung, Jakarta. Taliziduhu Ndara. 1985. Metodologi Pemerintahan Indonesia. PT. Bina Aksara, Jakarta. Tjipton Herijanto. 1992. Desa dan Pembangunan. Gahlia, Jakarta. Sumber-sumber lain : Undang-undang RI Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang Desa Kantor Desa Koha Timur.
15