STRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI DESA PANGGAK DARAT KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA
Naskah Publikasi
Oleh NUR HIDAYAH NIM : 100563201187
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014 1
STRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI DESA PANGGAK DARAT KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA Nur Hidayah Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
[email protected] Abstrak
Program Pemberdayaan Perempuan di Desa Panggak Darat adalah salah satu program pemberdayaan perempuan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah melalui Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Lingga untuk memberdayakan perempuan agar lebih berdaya, dengan memberikan dana bantuan langsung kepada pemerintah desa yang kemudian diserahkan kepada kelompok pelatihan pemberdayaan perempuan. Dengan adanya program ini diharapkan perempuan dapat lebih mandiri. Program kegiatan yang diselenggarakan adalah pelatihan menganyam dan menjahit. Permasalahan yang diangkat adalah (1) Bagaimana Pemberdayaan Perempuan di Desa Panggak Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga, (2) Bagaimana strategi yang digunakan dalam pemberdayaan perempuan tersebut, (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan perempuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemberdayaan perempuan di desa Panggak Darat melalui pelatihan menganyam dan menjahit, serta untuk mengetahui manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subjek penelitian adalah kepala bidang pemberdayaan perempuan, anggota pelatihan, dan masyarakat termasuk kepala desa dan ketua Pembina Kesejahteraan Keluarga. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa fokus pemberdayaan perempuan adalah Resource-Based View (RBV), yaitu menitik beratkan pada sumber daya manusia dan sumber daya alam di suatu wilayah. Sedangkan strateginya menggunakan strategi yang berbasis aras mezzo, yaitu strategi yang dilakukan atas beberapa kelompok, antara lain kelompok pelatihan menganyam dan menjahit, yang masing-masing kelompok pelatihan terdiri dari 2 kelompok. Pada pelatihan menganyam, setelah beberapa diantara anggota kelompok mengikuti pelatihan pengembangan kreativitas, anggota kelompok membentuk 2 kelompok menganyam dan saling bekerjasama antar kelompok. Sedangkan untuk pelatihan menjahit, dilakukan dengan menghadirkan seorang pelatih untuk mengajarkan tentang cara menjahit yang baik dan benar. Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan adalah anggota pemberdayaan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang kemudian bisa dikembangkan untuk membuka usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kata Kunci: Strategi, Pemberdayaan, Pemberdayaan Perempuan, dan Strategi Pemberdayaan Perempuan.
2
Abstract Program Pemberdayaan Perempuan (Women Empowerment Program) in Panggak Darat Village is one of the women empowerment program organized by the local government through Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Lingga regency to empower women to be more empowered, by providing direct grants to the village which was then submitted to training group women empowerment. With this program are expected to be more independent women. The Program is training activities such as weaving and sewing. The problem raised are (1) How Women Empowerment in Panggak Darat Village of Lingga District, (2) What strategy is used in the empowerment of women, (3) What are the enabling and inhibiting factors in the empowerment of women. This research aims to determine the strategy of empowerment of women in Panggak Darat Village through weaving and sewing training, as well as to determine the significance of this training. This study used a qualitative research approach, the type of research is descriptive. Subjects were head of women empowerment, training members, and the community including the village chief and chairman of the Trustees of Family Welfare. The data collection used were observation, interviews, and documentation. The fact in the location that women empowerment focuses was the Resource-Based View (RBV), which focuses on human resources and natural resources in a region. While the strategy of using cedar mezzo-based strategies, namely strategies undertaken over several groups, such as weaving and sewing training groups, each group consisting of two groups of training. In weaving training, after some of the group members follow the development of creativity training, members of the group formed two groups worked together to weave and between groups. As for sewing training, conducted by presenting a coach to teach you about how to sew a good clothes. The benefits obtained after training is empowering members acquire knowledge and skills that can then be developed to open their own business and can fulfill necesstityt. Keywords: Strategy, Empowerment, Women Empowerment, and Women Empowerment Strategies.
3
I.
PENDAHULUAN
Adapun masalah yang ditemukan di
Pemberdayaan adalah suatu isu yang
lapangan adalah:
muncul dalam pendekatan pembangunan ketika
1.
Masih banyak terdapat perempuan-
masyarakat marginal memerlukan
perempuan hanya sebagai ibu rumah
bantuan proses penguatan ekonomi dan
tangga yang berpendidikan rendah dan
sosial dalam konteks kesejahteraan hidup
tidak memiliki keterampilan.
masyarakat. Inti dari pemberdayaan adalah
2.
Kurangnya
minat
yang
dimiliki
bagaimana masyarakat marginal tertentu
sebagian perempuan desa Panggak darat
mempunyai posisi tawar sehingga menjadi
untuk
pelaku
pemberdayaan perempuan.
proses
pembangunan
yang
partisipatif dan aktif dan bukan hanya
3.
mengikuti
Keterbatasan tempat dan fasilitas serta
sebagai objek pembangunan. Dalam isu
alat-alat
pemberdayaan
mendukung
ini
tidak
terlepas
juga
kegiatan
yang
dibutuhkan jalannya
dalam kegiatan
konteks pemberdayaan perempuan yang
pemberdayaan perempuan.
menjadi
Menanggapi hal tersebut, pemerintah
isu
tersendiri
dalam
kajian
perempuan dan pembangunan.
kabupaten
Program pemberdayaan perempuan di
2007
Dalam
Organisasi
kerangka
pemberdayaan
upaya
dalam
mengeluarkan
tentang
Pembentukan
Dan
Tata
Kerja
Struktur Perangkat
ini
Daerah Kabupaten Lingga, dimana dalam
secara kasat mata telah menghasilkan suatu
Perda tersebut terdapat BAB XXII mengenai
proses peningkatan dalam berbagai hal.
Pemberdayaan
Seperti peningkatan dalam kondisi, derajat,
anak,
dan
diselenggarakan BP3AKB dengan tujuan
kualitas
hidup
perempuan
telah
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1978. perkembangannya
Lingga
kaum
perempuan
dan
Perempuan, Keluarga
diberbagai sektor strategis seperti bidang
sebagai berikut:
pendidikan,
1.
ketenagakerjaan,
ekonomi,
Perlindungan
Berencana
yang
Untuk mendukung perbaikan kualitas
kesehatan dan keikutsertaan dalam program
hidup dan peran perempuan dalam
Keluarga Berencana (KB).
pembangunan
Namun kenyataannya ada dibeberapa
perlindungan
tempat pemberdayaan perempuan ini tidak mencapai disebabkan
tujuan
yang
beberapa
contohnya
di
Kecamatan
Lingga
diharapkan, faktor.
Desa
Panggak
Kabupaten
serta bagi
peningkatan
perempuan
dari
setiap tindak kekerasan.
itu
2.
Sebagai
Peningkatan dalam
Darat
kapasitas
mendukung
kelembagaan pencapaian
perlindungan anak melalui:
Lingga,
a.
Memformulasikan
dan
meskipun pemberdayaan perempuan disini
mengharmonisasikan
sudah tergolong berjalan cukup baik, namun
macam regulasi yang berkaitan
masih ditemukan berbagai masalah.
dengan perlindungan anak.
4
berbagai
b.
Meningkatkan
c.
d.
kapasitas
terutama
ilmu
mengenai
pemberdayaan
Meningkatkan pengadaan data dan
referensi atau literatur untuk penelitian
informasi dalam perlindungan anak.
sejenis
Meningkatkan
dan
administrasi. Kedua, manfaat penelitian ini
kerjasama
bagi lokasi adalah agar dapat dijadikan
dengan stakeholder terkait dalam
bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten
memenuhi hak-hak anak.
Lingga khususnya desa Panggak Darat untuk
Meningkatkan perlindungan bagi
bisa memanfaatkan hasil dari pemberdayaan
anak-anak
perempuan baik dalam jangka pendek
dari
setiap
tindak
kekerasan dan diskriminasi.
perempean
strategi
implementasi perlindungan anak.
mengkoordinasikan
e.
dari
dalam
dan
sebagai
pengembangan
ilmu
maupun dalam jangka panjang, dan yang
Berdasarkan masalah yang ditemukan di
ketiga manfaat bagi peneliti dari penelitian
lapangan, maka penelitian ini dirumuskan
ini
beberapa
kemampuan berpikir bagi peneliti dalam
hal
yang
berkaitan
dengan
adalah
agar
bisa
pemberdayaan perempuan di desa Panggak
menganalisa
suatu
Darat, yaitu: (1) Bagaimana Pemberdayaan
menerapkan
segala
Perempuan
diperoleh.
di
Desa
Panggak
Darat
Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga?,
II.
(2) Strategi apa yang digunakan dalam
mengembangkan
permasalahan ilmu
yang
serta telah
LANDASAN TEORI A. Pengertian Strategi
pemberdayaan perempuan tersebut?, dan (3)
Strategi pada mulanya berasal dari
Apa saja faktor pendukung dan penghambat
istilah peperangan, yaitu sebagai suatu
dalam pemberdayaan perempuan di desa
siasat
Panggak Darat tersebut?.
Namun secara etimologi strategi berasal
untuk
mengalahkan
musuh.
Adapun penelitian ini memiliki tujuan
dari bahasa Yunani yaitu stat-egia yang
sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui
artinya kepemimpinan atas pasukan,
pemberdayaan perempuan di desa Panggak
seni memimpin pasukan. Dalam Kamus
Darat Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga,
Besar Bahasa Indonesia disebutkan
(2)
yang
bahwa istilah strategi adalah suatu ilmu
digunakan dalam pemberdayaan perempuan,
yang menggunakan sumber daya untuk
dan (3) Untuk mengetahui faktor-faktor
melaksanakan kebijakan tertentu.
Untuk
pendukung
mengetahui
dan
strategi
penghambat
dalam
William
dan
pemberdayaan perempuan di desa Panggak
Buchory
Darat tesebut.
mengemukakan strategi adalah:
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
dan
Lawrence Saladin
luas
yaitu; pertama, bagi akademik adalah agar
menghubungkan
bisa
strategik
ilmu
(2010:1)
“Sebuah rencana yang disatukan,
memberikan manfaat bagi berbagai pihak
menambahkan
dalam
pengetahuan
5
dan
terintegrasi,
perusahaan
yang
keunggulan dengan
tantangan lingkungan dan yang
1.
Sebuah rencana, yaitu suatu
dirancang untuk memastikan bahwa
arah tindakan yang diinginkan
tujuan utama perusahaan dapat
secara sadar.
dicapai melalui pelaksanaan yang
2.
Sebuah
cara,
yaitu
suatu
tepat oleh organisasi”.
manuver
Memperkuat penelitian ini, maka
dimaksudkan untuk mengecoh
penulis
menggunakan
teori
yang
spesifik
yang
lawan atau kompetitor.
mengacu pada teori yang dikemukakan
3.
oleh Dess dan Lumpkin dalam Kuncoro
Sebuah
pola,
yaitu
suatu
rangkaian dalam tindakan.
(2006:7), yaitu terdapat elemen utama
4.
Sebuah posisi, yaitu suatu cara
yang merupakan jantung manajemen
menempatkan organisasi dalam
strategi,
sebuah lingkungan.
dalam
memerlukan
manajemen
strategi
proses
yang
3
berkelanjutan,
yaitu;
Keputusan,
Aksi.
dan
mengarahkan
5.
Analisis, Elemen
organisasi
Sebuah prespektif, yaitu suatu cara yang terintegrasi dalam
ini
memandang dunia.
dalam
Mintzberg melihat hubungan di
mencapai tujuan dan sasarannya, serta
antara kelima kegunaan yang diajukan
melibatkan semua stakeholders dalam
dan
pengambilan keputusan.
menekankan bahwa sangat penting bagi
Sementara itu, Thompson dalam
dalam
pembaca
tulisannya
selalu
untuk menggali berbagai
Oliver (2007:2) mendefinisikan strategi
perspektif yang berbeda dari sebuah
sebagai cara untuk mencapai sebuah
organisasi
dan
hasil akhir. Hasil akhir menyangkut
diberikan
oleh
tujuan dan sasaran organisasi. Ada
Selain
strategi yang luas untuk keseluruhan
Sedarmayanti
organisasi dan strategi kompetitif untuk
adalah sekumpulan pilihan dasar atau
masing-masing aktivitas. Sementara itu,
kritis mengenai tujuan dan cara bisnis.
strategi fungsional mendorong secara
itu
aktivitasnya tiap-tiap
menurut
kegunaan.
Child
(2004:20),
Berdasarkan
yang
pengertian
dalam strategi
diatas.
langsung strategi kompetitif. Bennett
maka dapat disimpulkan bahwa strategi
dalam Oliver (2007:2) menggambarkan
merupakan
strategi
dipilih
panjang yang terpadu untuk mencapai
organisasi untuk diikuti dalam mencapai
suatu tujuan tertentu yang disusun
misinya.
sedemikian rupa oleh suatu organisasi
sebagai
arah
yang
suatu
rencana
jangka
Sedangkan Mintzberg dalam Oliver
yang sesuai dengan misi yang hendak
(2007:2) menawarkan lima kegunaan
dicapainya, dan melihat visi yang jelas
dari kata strategi, yaitu:
mengenai organisasi atau suatu kegiatan didirikan sekaligus untuk melaksanakan
6
mandat
atau
yang
untuk membuat orang lain melakukan
dengan
apa yang kita inginkan, terlepas dari
faktor
keinginan dan minat mereka. Aziz
lingkungan organisasi baik internal
dalam Kusnadi (2006:1) mengatakan
maupun
strategi
dalam studi tentang perubahan sosial,
tersebut harus bersifat efektif dan dalam
konsep pemberdayaan (empowernment)
pencapaian tujuan organisasi, perlu
merupakan
strategi
pembangunan (development).
dibebankan
tugas-tugas kepadanya
mempertimbangkan
pengaruh
eksternal,
yang
dimana
dipertimbangkan
dan
harus dipilih.
bagian
dari
konsep
Menurut Djohani dalam Anwas
Strategi tidak hanya direalisasikan
(2013:48), pemberdayaan adalah suatu
oleh pernyataan formal karena strategi
proses
merupakan suatu deskripsi tindakan dan
daya/kekuasaan (power) kepada pihak
reaksi yang berorientasi pada masa
yang
depan yang bertujuan untuk melakukan
mengurangi kekuasaan (disempowered)
perubahan.
kepada pihak yang terlalu berkuasa
Disamping
itu
strategi
untuk
lemah
memberikan
(powerless),
adalah untuk memperbaiki keefektifan
(powerful)
yang
pada
keseimbangan. Sedangkan Rappaport
yang
dalam Anwas (2013:48) menyebutkan
dari
pemberdayaan adalah suatu cara dengan
organisasi tersebut, strategi sebagai
mana rakyat, organisasi, komunitas
suatu
diarahkan agar mampu menguasai atau
memusatkan
pengembangan
perhatian
organisasi
mendukung pencapaian tujuan
proses
sistematis
yang
direncanakan yang berorientasi pada tindakan
mencapai
hasil
sehinga
dan
terjadi
berkuasa atas kehidupannya.
yang
Sementara menurut Harijani dalam
diinginkan. Strategi merupakan fondasi
Winarni
tujuan organisasi, dan strategi adalah
perempuan
rencana menyatu, komprehensif, dan
potensi
terpadu yang mengaitkan keunggulan
kesempatan kepada wanita agar dapat
badan strategis dengan kesempatan dan
terlibat
ancaman yang datang dari luar.
memperkuat ekonomi keluarga. Harjadi
B. Pemberdayaan Perempuan
dalam Winarni (2008:27) mengatakan
Secara konseptual pemberdayaan (empowerment),
berasal
dari
kata
(2008:27) adalah dan
pemberdayaan untuk
sekaligus
aktif
dalam
peningkatan
pemberdayaan
sumberdaya
perempuan
menggali memberi
fungsinya
potensi dilakukan
‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan).
dengan peningkatan pendidikan baik
Karenanya, ide utama pemberdayaan
formal maupun non formal dalam upaya
bersentuhan dengan konsep mengenai
peningkatan pengetahuan, keterampilan
kekuasaan.
dan sikapnya dalam proses produksi
dikaitkan
Kekuasaan dengan
seringkali
kemampuan
kita
7
maupun
kewirausahaan
serta
dengan
menghadapi perubahan-perubahan. Sementara
itu,
pemberdayaan
menggunakan
kelompok
sebagai
media
intervensi.
Pendidikan
dan
perempuan menurut Parawansa (2006:1)
pelatihan, dinamika kelompok,
adalah:
biasanya
“Usaha
pemampuan
memperoleh
akses
untuk
dan
digunakan
sebagai
strategi dalam meningkatkan
kontrol
kesadaran,
pengetahuan,
terhadap sumber daya, ekonomi,
keterampilan dan sikap-sikap
politik,
klien
sosial,
budaya
agar
agar
perempuan dapat mengatur diri,
kemampuan
meningkatkan rasa percaya diri
permasalahan
untuk
dihadapinya.
mampu
berperan
dan
memecahkan yang
berpartisipasi
aktif
dalam
memecahkan
masalah
sehingga
Pendekatan ini disebut juga
mampu membangun kemampuan
sebagai strategi sistem besar
dan konsep dirinya”.
(large-system-strategy), karna
Menurut Suharto dalam Erniyati
sasaran perubahan diharapkan
(2010:89) pemberdayaan dalam konteks
pada system lingkungan yang
pekerjaan
lebih
melalui
sosial tiga
dapat aras
c.
memiliki
dilakukan
atau
matra
Aras Makro.
luas.
kebijakan, perencanaan sosial,
pemberdayaan (empowerment setting).
kampanye,
Adapun aras atau matra pembedayaan
lobbying,
yaitu sebagai berikut:
masyarakat,
a.
Aras Mikro dilakukan
sosial,
manajemen
adalah
beberapa
strategi di dalam pendekatan
terhadap klien secara individu
ini.
melalui bimbingan, konseling,
memandang
stress
krisis
orang yang memiliki kompetisi
intervention. Tujuan utamanya
untuk memahami situasi-situasi
adalah
membimbing
mereka
sendiri,
melatih
klien
memilih
serta
management,
menjalankan
atau dalam
tugas-tugas
sistem klien
yang
dan
besar sebagai
untuk
menentukan tepat
untuk
bertindak.
Aras Mezzo
Berdasarkan hal tersebut, maka
Pemberdayaan terhadap
Strategi
strategi
kehidupan. b.
aksi
pengorganisasian
konflik
Pemberdayaan
Perumusan
dilakukan
kelompok
Pemberdayaan
pemberdayaan
klien.
berarti
memberikan
kesempatan untuk menunjukkan bahwa
dilakukan
orang
8
yang
diberdayakan
dapat
memberikan
gagasan
baik
dan
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
mempunyai keterampilan mewujudkan gagasannya
menjadi
sesuai ruang lingkup penelitian.
realitas.
2.
Lokasi
Penelitian:
pelaksanaan
Pemberdayaan yang diadakan oleh
penelitian ini berlokasi di Desa Panggak
sebuah instansi harus berdasarkan atas
Darat Kecamatan Lingga Kabupaten
apa
permintaan
Lingga. Alasan mengambil lokasi ini,
(perempuan),
karena ingin mengetahui lebih jelas
yang
menjadi
masyarakat
pemberdayaan harus merujuk pada
mengenai
kesesuaian
kebutuhan
perempuan dan hambatan serta strategi
perempuan dan keterampilan yang
apa yang digunakan agar pemberdayaan
mereka miliki. Suatu pemberdayaan
tersebut berkelanjutan. Sedangkan objek
akan
dari penelitian ini adalah ibu-ibu rumah
antara
tercapai
apabila
adanya
bagaimana
penyediaan suatu tempat atau wadah
tangga
pelatihan
diberdayakan
yang
mengikuti
perkembangan ekonomi yang terjadi,
desa
pemberdayaan
Panggak
Darat
melalui
yang
program
pemberdayaan perempuan tersebut.
dan pemerintah maupun pihak yang
3.
Informan
atau
responden
dalam
terkait harus mampu merencanakan dan
penelitian ini berjumlah 30 orang yang
menerapkan
merupakan kepala Badan Pemberdayaan
dengan
program
lingkungan
yang internal
sesuai dan
Perempuan,
eksternal suatu kelompok masyarakat.
yaitu
pegawai
Pemberdayaan
III. METODE PENELITIAN Penentuan informan dalam penelitian
Badan
Perempuan,
Perlindungan
Anak,
dan
Berencana
(BP3AKB),
Keluarga anggota
menggunakan purposive sampling. Menurut
pemberdayaan perempuan, dan tokoh
Sugiyono (2011:96), “Purposive sampling
masyarakat desa Panggak Darat.
adalah teknik penentuan sampel dengan
4.
Jenis
dan
sumber
pertimbangan tertentu”. Sampel ini lebih
dikumpulkan meliputi:
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif
a.
atau
yang
yang
Data primer, yaitu data karakteristik
tidak
responden (nama responden, jenis
melakukan generalisasi. Langkah-langkah
kelamin, umur, tingkat pendidikan,
penelitian ini adalah sebagai berikut:
dan pekerjaan).
1.
penelitian-penelitian
data
Jenis Penelitian: penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif,
b.
yaitu berupaya
Data skunder diperoleh dari Kantor Desa
Panggak
Darat,
Kantor
menggambarkan suatu fenomena yang
Pemberdayaan
diteliti secara apa adanya di lapangan.
Perlindungan Anak, dan Keluarga
Jenis penelitian deskriptif kualitatif,
Berencana (BP3AKB) Kabupaten
dalam penelitian ini peneliti akan
Lingga, BPS Kabupaten Lingga
memberikan
gambaran
sistematis,
9
Perempuan,
5.
2014, dan Pemerintah Kabupaten
berbentuk
Lingga 2014.
jaringan, dan bagan.
Peneliti menanyakan secara langsung kepada
informan
atau
c.
responden
Penarikan
matrik,
grafik,
kesimpulan
atau
verifikasi. Langkah verifikatif
berdasarkan pedoman wawancara yang
dilakukan
sejak
permulaan,
telah peneliti buat, dan melakukan
pengumpulan data, pembuatan
observasi dengan menggunakan data
pola-pola,
check list, untuk menguatkan hasil dari
konfigurasi-konfigurasi
wawancara dan observasi, maka peneliti
mungkin, dan alur sebab akibat
juga menggunakan teknik dokumentasi
serta proposisi”.
penjelasan yang
dalam pengumpulan data penelitian ini. 6.
Teknik analisa data dalam penelitian ini
IV.
mengacu pada teori yang dikemukakan
PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden
oleh Saebani (2008:95), analisa data
Penelitian
didefinisikan sebagai berikut:
terlebih
ini
membahas
dahulu
mengenai
“Proses penyusunan data agar dapat
karakteristik responden atau informan
diinterpretasi. Penyusunan
data
guna mendapat informasi yang akurat
berarti klasifikasi data dengan pola,
dalam menganalisis data, yang pada
tema, atau kategori tertentu. Analisa
akhirnya
data secara sistematis dilakukan
dipertanggungjawabkan
dengan
kebenarannya dalam pembahasan dan
tiga
langkah
secara
dapat
bersamaan, yaitu:
menganalisis
a.
Reduksi data diartikan sebagai
Pemberdayaan Perempuan di Desa
proses pemilihan, pemusatan
Panggak Darat Kecamatan Lingga
perhatian pada penyederhanaan
Kabupaten Lingga”. Informan atau
data,
responden
pengabstrakan
dari
dalam
“Strategi
penelitian
ini
transformasi data besar yang
berjumlah 30 orang, yaitu 1 pegawai
muncul
BP3AKB Kabupaten Lingga (kepala
dari
catatan-catatan
tertulis dilapangan. b.
tentang
Penyajian penyajian informasi
bagian pemberdayaan perempuan), 9
data,
yakni
tokoh masyarakat, dan 20 anggota
sekumpulan sistematis
dari
2
kelompok
pemberdayaan
yang
perempuan. Karakteristik responden
memberi kemungkinan adanya
ini, yang peneliti jelaskan adalah data
penarikan
tentang jenis kelamin, umur, tingkat
kesimpulan
pengambilan Penyajian
dan
tindakan. tersebut
pendidikan, dan pekerjaan.
dapat
10
B. Pemberdayaan
Perempuan
di
tidak
memungkinkan
untuk
Desa Panggak Darat Kecamatan
menerapkan program pemberdayaan
Lingga Kabupaten Lingga
perempuan di bidang perikanan. Hal
Pemberdayaan desa
Panggak
perempuan
Darat
di
ini didukung oleh hasil wawancara
dilakukan
dengan key informan, dimana ia
melalui pelatihan menganyam dan menjahit,
masing-masing
menyatakan bahwa:
dari
“Program
kegiatan
yang
pelatihan tersebut terdiri dari 4
diadakan di desa Panggak Darat
kelompok,
yaitu
2
kelompok
adalah
menganyam
dan
dua
kelompok
menganyam dan menjahit saja.
jumlah
Alasan mengapa hanya program
keseluruhannya adalah 40 orang.
ini yang dilaksanakan disini,
Pelatihan
dilakukan
karena melihat kondisi dan letak
pelatihan
wilayah desa Panggak Darat itu
menjahit
selama
yang
menganyam sebulan
dan
hanya
menjahit dilakukan selama 2 bulan,
sendiri
dalam pelatihan menjahit terdapat
permukaan
seorang
memungkinkan
pelatih
yang
bukan
pelatihan
yang laut,
jauh
dari
jadi
tidak
jika
program
merupakan penduduk desa Panggak
pemberdayaan
Darat. Pelatih ini mendapat upah/gaji
berhubungan dengan masalah
sebesar Rp 4.000.000,- untuk sebulan
perikanan,
pelatihan, dan upah berasal dari
menutup kemungkinan untuk
bantuan dana yang diberikan oleh
mengadakan
pemerintah kabupaten Lingga.
pemberdayaan perempuan yang
Pelaksanaan
program
pemberdayaan
perempuan
disini
namun
tidak
program
baru yang berhubungan dengan
ini
daratan seperti perkebunan atau
dilakukan dengan melihat potensi dan
pertanian
letak geografis desa Panggak Darat.
untuk
Desa Panggak Darat terletak pada
Adapun tujuan dari pelatihan
ketinggian 6 meter dari permukaan
menganyam dan menjahit disini
laut (6 m dpl) dan luas wilayahnya
adalah untuk membekali kaum
adalah
2
37,75km ,
2/3
dari
luas
dan
yang
lainnya
dilaksanakan
disini.
perempuan
dengan
keahlian
wilayah desa Panggak Darat adalah
agar mampu hidup mandiri dan
hutan. Desa Panggak Darat jauh dari
tidak bergantung dengan orang
permukaan laut, sehingga program
lain”. (Senin, 19 Mei 2010)
pemberdayaan
perempuan
yang
Selain itu, dalam pelaksanaannya
diterapkan di desa Panggak Darat
pemerintah kabupaten Lingga melalui
hanya menganyam dan menjahit,
BP3AKB menyerahkan bantuan berupa
11
dana
dan
peralatan
dalam
proses
menyediakan
bahan-bahan
dasar
pelatihan ke pemerintah desa Panggak
pembuatan anyaman, seperti bambu,
Darat. Dana yang diberikan untuk
rotan, dan resam. Akan tetapi sekarang
pelatihan
Rp.
ini untuk mendapatkan bahan tersebut
dengan
cukup sulit, karena sebagian hutannya
peralatan menganyam seperti mesin
telah digunduli oleh pihak-pihak yang
pembelah bambu 1 buah, kuali besar 15
tidak
buah, kapak 15 buah, parang 15 buah,
Batam, edisi: selasa 3 Juni 2014). Oleh
pisau 15 buah, dan lem 15 buah.
karena itu, untuk mendapatkan bahan
Sedangkan
dasar
menganyam
10.000.000,-
sebesar
dilengkapi
bantuan
yang
diberikan
bertanggungjawab
pembuatan
(Posmetro
anyaman
yang
kepada pelatihan menjahit sebesar Rp
berkualitas, anggota pelatihan harus
80.000.000,-
masuk ke hutan lebih jauh lagi.
dilengkapi
dengan
Potongan Kain (Bahan Baju dinas, baju
C. Strategi Pemberdayaan Perempuan
kurung, batik, dan seragam sekolah) 280
di Desa Panggak Darat Kecamatan
buah, gunting 40 buah, dan penggaris
Lingga Kabupaten Lingga
40 buah.
Strategi
Pemberdayaan perempuan di desa
mencapai
merupakan tujuan
alat dan
untuk dalam
ini menitikberatkan pada potensi sumber
perkembangannya konsep ini terus
daya manusia (SDM) dan sumber daya
berkembang yang pada intinya dapat
alam (SDA) yang ada di desa Panggak
dikatakan
Darat. Berdasarkan hal tersebut, maka
panjang dari suatu organisasi, serta
pendekatan
dalam
pendayagunaan dan alokasi sumber
desa
daya yang penting untuk mencapai
yang
pemberdayaan Panggak
digunakan
perempuan
Darat
Resource-Based
adalah View
di
pendekatan
sebagai
tujuan
tujuan tersebut, sebagaimana
(RBV).
jangka
yang
dikemukakan oleh Chandler dalam
Pendekatan RBV ini menekankan pada
Rangkuti (2006:15),
potensi sumber daya manusia dan
merupakan alat untuk mencapai tujuan
sumber daya alam dari suatu wilayah.
perusahaan dalam kaitannya dengan
Keberhasilan suatu pelatihan sangat
tujuan jangka panjang, program tindak
ditentukan oleh sumber daya manusia
lanjut serta prioritas alokasi sumber
yang ada di dalamnya. Apabila sumber
daya.
daya manusianya memiliki motivasi tinggi,
kreatif,
dan
yakni strategi
Baik buruknya suatu strategi sangat
mampu
berpengaruh terhadap hasil dari suatu
mengembangkan inovasi, hasilnya akan
kegiatan,
apabila
strategi
yang
semakin baik.
digunakan sesuai dengan sumber daya
Disamping itu, desa Panggak Darat
manusia dan sumber daya alamnya,
sendiri memiliki hutan yang luas yang
maka strategi tersebut akan membawa
12
suatu kegiatan atau pelatihan mencapai
memiliki 1 ketua kelompok dan 9 orang
tujuan dan hasil yang diharapkan.
anggota.
Adapun
untuk
pemberdayaan
melihat
strategi
perempuan
yang
Selama
pelatihan
berlangsung
jarang sekali pemantauan dilakukan
dilakukan oleh BP3AKB Kabupaten
oleh
Lingga dalam pelaksanaannya di desa
keputusan dilihat dari rapat rutin yang
Panggak Darat, maka peneliti telah
dilakukan, rapat ini hanya pernah
mengadakan
dengan
dilakukan sebelum pelatihan dimulai.
responden yaitu anggota pemberdayaan
Tingkat partisipasi atau minat yang
pada tanggal 13-16 Mei 2014 sebagai
dimiliki
informan utama, dan masyarakat pada
mengikuti
tanggal
kurang,
wawancara
17-18
informan
Mei
tambahan,
BP3AKB
2014
sebagai
serta
pegawai
(Kepala
pihak
ibu
rumah
pelatihan dan
organisasi
Bagian
yang terkait.
tangga
untuk
tersebut
juga
dalam
atau
peningkatan,
Kegiatan
produktivitas
pelatihan dimana
terjadi anggota
Pemberdayaan Perempuan) Kabupaten
pemberdayaan telah mampu membuat
Lingga sebagai key informan yang
dan berkreasi dengan kualitas yang baik
dilakukan pada tanggal 19 Mei 2014
dari sebelumnya. Hasil kegiatan yang
sekitar pukul 10.15 WIB. Berdasarkan
mengacu
hasil penelitian yang peneliti lakukan
ketersediaan fasilitas atau alat-alat yang
secara observasi, wawancara, dan studi
mendukung proses pelatihan kurang
dokumentasi yang mengacu pada teori
memadai, dan dalam mempromosikan
yang dikemukakan oleh Dess dan
atau mengenalkan hasil dari pelatihan
Lumpkin
untuk sekarang ini tidak ada dilakukan,
tentang
dalam
Kuncoro
strategi
dilihat
dari
serta semua orang, baik pemerintah,
analisis,
anggota pemberdayaan, dan masyarakat
keputusan, dan aksi. Kegiatan analisis
berharap agar pelatihan seperti ini bisa
dalam penelitian ini ditemukan adanya
diadakan secara berkala dengan lebih
kerjasama
antara
baik lagi. Maka peneliti menemukan
pemerintah, masyarakat, dan anggota
bahwa strategi yang digunakan dalam
pemberdayaan
pelatihan pemberdayaan perempuan di
indikator,
yang
menunjang
terdiri
aksi
dari
beberapa
yang
(2006:7)
pada
yaitu
dilakukan
perempuan proses
dalam
pelaksanaan
desa
Panggak
Darat
pelatihan. Terdapat pembagian jabatan
menggunakan
atau struktur kerja dalam pelatihan
seperti yang dikemukakan oleh Suharto
tersebut, dimana pelatihan terdiri dari 4
dalam Erniyati (2010:89). Strategi aras
kelompok,
mezzo adalah:
yaitu
2
kelompok
strategi
aras
adalah mezzo
menganyam dan 2 kelompok menjahit
“Pemberdayaan dilakukan terhadap
yang
sekelompok klien. Pemberdayaan
masing-masing
kelompok
13
digunakan dengan menggunakan
anggota bisa saling bekerjasama dan
kelompok sebagai media intervensi.
berinteraksi antara satu sama lain, ini
Pendidikan
dan
serta
juga dikarenakan kurangnya tenaga
dinamika
kelompok
biasanya
pelatih, sehingga dengan berkelompok,
digunakan sebagai strategi dalam
jika seseorang yang telah memahami
meningkatkan
tata cara menjahit atau menganyam,
pelatihan
kesadaran,
pengetahuan,
keterampilan,
dan
orang tersebut mampu mengajarkan
sikap-sikap klien agar memiliki
kepada anggota kelompok lainnya.
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
Strategi pemberdayaan perempuan
dalam Pemberdayaan Perempuan di
yang dilakukan oleh BP3AKB di desa
Desa Panggak Darat Kecamatan
Panggak
Lingga Kabupaten Lingga.
Darat
meliputi
program
pelatihan menganyam dan menjahit.
Faktor pendukung dan penghambat
Apabila dilihat dari aras mezzo dan
dalam suatu kegiatan sangat tergantung
tujuan
dan
pada strategi yang diambil, strategi
membekali
hendaknya beradaptasi atau sesuai baik
pelatihan
menjahit
menganyam
ini
perempuan
untuk
agar
dengan lingkungan internal maupun
tidak
eksternal
suatu
bergantung dengan suami maupun orang
pendapat
dari
lain
pelatihan
Rangkuti (2009:4), strategi merupakan
pemberdayaan ini ditujukan kepada
respon secara terus-menerus maupun
orang-orang yang lemah (perempuan),
adaptif terhadap peluang dan ancaman
agar mereka dapat mengembangkan
eksternal serta kekuatan dan kelemahan
keahliannya dari ilmu yang mereka
internal
peroleh dari pelatihan pemberdayaan
organisasi.
mampu
dengan
hidup
keahlian
mandiri
karena
dan
dalam
tersebut. Strategi pada pemberdayaan perempuan
yang
dilakukan
oleh
faktor
Argyris
yang
Adapun
dapat
faktor
penghambat
BP3AKB meliputi program menganyam
temukan
dan
masing-masing
penyelenggaraan
2
pemberdayaan
menjahit
program
yang
memiliki
kelompok-kelompok sebagai
media
kelompok,
tersebut
intervensi
adalah
Seperti
dkk
dalam
mempengaruhi
pendukung yang
dan
peneliti
dilapangan
dalam program
perempuan
di
desa
Panggak Darat adalah sebagai berikut:
anggota
1) Faktor Pendukung
kelompok di dalam mengikuti pelatihan. Selain itu, alasan
organisasi.
1.
pelatihan ini
Tingginya semangat anggota pemberdayaan perempuan
di
dilakukan secara berkelompok karena
masing-masing bidang dalam
dengan
mengikuti pelatihan.
berkelompok
diyakini
para
14
2.
Rasa solidaritas tinggi yang
temukan di lapangan sebelumnya,
dimiliki masyarakat, dimana
yang peneliti uraikan pada latar
masyarakat bekerjasama dalam
belakang masalah penelitian.
penyediaan tempat pelatihan. 3.
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang
Meskipun
dilakukan dengan cara pengumpulan
pelatihan yang dilakukan tidak
data melalui observasi, wawancara, dan
berlangsung lama, akan tetapi
studi dokumentasi kepada pemerintah
anggota pemberdayaan telah
daerah
mampu
dan
BP3AKB, masyarakat, dan anggota
membuat dengan baik apa yang
pemberdayaan, maka dapat disimpulkan
didapat dalam pelatihan.
sebagai berikut:
memahami
Adanya
bantuan
peralatan
dana
yang
dan
1.
diberikan
2) Faktor penghambat
2.
3.
4.
5.
Kurangnya
minat
Kabupaten
Lingga
melalui
Pemberdayaan perempuan di desa Panggak Darat dilakukan melalui
pemerintah daerah.
1.
KESIMPULAN DAN SARAN
anggota
pemberdayaan.
4.
V.
ibu-ibu
pelatihan
menganyam
dan
menjahit,
masing-masing
dari
pelatihan tersebut terdiri dari 4
rumah tangga untuk mengikuti
kelompok,
program
menganyam dan dua kelompok
pelatihan
yang
yaitu
2
kelompok
diadakan oleh pemerintah.
menjahit
Kurangnya ketersediaan alat-
keseluruhannya adalah 40 orang.
alat
Pelatihan
pendukung
pelatihan
menjahit dan menganyam.
selama
Bahan
menjahit
dasar
pembuatan
yang
jumlah
menganyam sebulan
diadakan
dan
selama
pelatihan 2
bulan.
anyaman sulit ditemukan.
Pemberdayaan
Tingkat promosi hasil karya
menggunakan
atau hasil kerajinan tangan
Resource-Based View (RBV), yaitu
rendah.
pendekatan yang menitikberatkan
Kurangnya rapat rutin, selama
pada potensi sumber daya manusia
pelaksanaan
pelatihan
(SDM) dan sumber daya alam
pemberdayaan sangat jarang
(SDA), dan manfaat yang dicapai
sekali dilakukan
oleh
Berdasarkan
faktor-faktor
perempuan
pendekatan
anggota
perempuan
ini
pemberdayaan
melalui
pelatihan
penghambat tersebut, maka dapat
menganyam mereka bisa punya
diketahui
keahlian
penyebab
masalah-masalah
munculnya
yang
peneliti
menganyam
dan
memanfaatkan sumber daya alam
15
yang tersedia yang sebelumnya
dimulai. Tingkat partisipasi atau
tidak pernah digunakan. Sedangkan
minat yang dimiliki ibu rumah
dalam pelatihan menjahit, mereka
tangga untuk mengikuti pelatihan
memperoleh pengetahuan dan dapat
tersebut juga kurang, dan dalam
mengembangkan
produktivitas
kemampuan
mereka dalam membuat pakaian
pelatihan
untuk
dimana
menunjang
keluarga tingkat
perekonomian
mereka.
Sedangkan
partisipasi
peningkatan,
anggota mampu
pemberdayaan membuat
dan
berkreasi dengan kualitas yang baik
perempuan dewasa yang hanya
dari sebelumnya. Hasil kegiatan
sebagai
yang mengacu pada aksi dilihat dari
tangga
sangat
kurang. 2.
terjadi
atau
minat
rumah
atau
telah
organisasi
ketersediaan fasilitas atau alat-alat
Penyimpulan digunakan
strategi disini
yang
dilihat
yang mendukung proses pelatihan
dari
kurang
memadai,
dan
dalam
kegiatan yang dilakukan dalamn
mempromosikan atau mengenalkan
pelatihan
hasil dari pelatihan untuk sekarang
pemberdayaan
perempuan. analisis
Dalam
kegiatan
ini tidak ada dilakukan, serta semua
ditemukan
adanya
orang, baik pemerintah, anggota
kerjasama yang dilakukan antara
pemberdayaan,
pemerintah,
berharap agar pelatihan seperti ini
masyarakat,
dan
dan
anggota pemberdayaan perempuan
bisa
dalam
dengan lebih baik lagi. Oleh karena
menunjang
pelaksanaan
proses
pelatihan.
Terdapat
itu,
diadakan
masyarakat
strategi
secara
berkala
pemberdayaan
pembagian jabatan atau struktur
perempuan di desa Panggak Darat
kerja dalam pelatihan tersebut,
yang
dimana pelatihan terdiri dari 4
menggunakan Strategi Aras Mezzo.
kelompok, menganyam menjahit kelompok
diadakan
oleh
BP3AKB
yaitu
2
kelompok
Strategi tersebut dilakukan dengan
dan
2
kelompok
membuat
yang
masing-masing
memiliki
kelompok,
dimana kelompok tersebut sebagai
ketua
media
intervensi
atau
kelompok dan 9 orang anggota.
wadah
kerjasama
untuk
Selama
berlangsung
berinteraksi dan saling melengkapi
jarang sekali pemantauan dilakukan
kekurangan yang ada dalam dalam
oleh pihak yang terkait. Kegiatan
pelatihan
keputusan dilihat dari rapat rutin
perempuan.
pelatihan
1
beberapa
yang dilakukan, rapat ini hanya
3.
pernah dilakukan sebelum pelatihan
sebagai saling
pemberdayaan
Faktor pendukung dalam kegiatan pemberdayaan perempuan adalah
16
adanya semangat yang tinggi yang
ibu rumah tangga, dan sebagai
dimiliki
kelompok
wadah
mengikuti
perempuan mandiri yang bisa
anggota
pemberdayaan
dalam
untuk
pelatihan, dan rasa solidaritas tinggi
membantu
yang
perekonomian
dimiliki
masyarakat
desa
menjadi
meningkatkan keluarga,
Panggak Darat, kemampuan dan
sehingga perempuan dewasa
bakat yang dimiliki oleh anggota
(ibu rumah tangga) banyak
kelompok, serta bantuan dana dan
yang
peralatan yang mendukung kegiatan
tersebut.
pelatihan, sedangkan yang menjadi
2.
mengikuti
pelatihan
Strategi yang dijalankan tetap
faktor hambatan dalam kegiatan
dipertahankan
tersebut adalah Kurangnya minat
ditingkatkan,
perempuan dewasa yang hanya
program pelatihan menjahit.
sebagai ibu rumah tagga untuk
Seharusnya pemerintah selain
mengikuti
memberikan ilmu pengetahuan,
pelatihan,
ketersediaan
kurangnya
alat-alat
mendukung
proses
yang
mereka
kegiatan
dan terutama
juga
menyediakan
pada
seharusnya
peralatan
atau
menjahit, dan bahan dasar anyaman
perlengkapan yang dibutuhkan
yang berkualitas sulit ditemukan,
dalam pelatihan, agar pelatihan
serta tidak tersedianya tempat atau
tersebut bisa berjalan dengan
wadah untuk mempromosikan dan
lancar dan tidak membebankan
memasarkan hasil kerajinan tangan
suatu pihak.
yang telah dibuat.
3.
B. Saran
Pelatihan dilakukan
menganyam oleh
yang
perempuan
Saran-saran peneliti terhadap
dewasa Panggak Darat cukup
Program Pemberdayaan Perempuan
baik, namun akan lebih baik
di
lagi apabila hasil karya dari
Desa
Panggak
darat
yang
diadakan pemerintah daerah adalah
masyarakat
sebagai berikut:
tersebut di pasarkan ke daerah
1.
Seharusnya pemerintah lebih
lain,
mensosialisasi
mengenai
mengetahui keterampilan atau
manfaat dari kegiatan pelatihan
keahlian yang dimilki oleh
pemberdayaan perempuan ini,
masyarakat perempuan desa
yang
Panggak
bertujuan
meningkatkan
untuk
keterampilan
(perempuan)
agar
masyarakat
Darat,
dan
lain
ini
merupakan cerminan kemajuan
dan pengetahuan yang berguna
kaum
untuk dirinya sendiri sebagai
berkarya demi hidup mandiri
17
yang
lemah
untuk
4.
untuk membantu memenuhi
bertujuan untuk menumbuhkan
kebutuhan keluarganya.
perekonomian
Seharusnya pemerintah daerah
mampu hidup secara mandiri.
maupun pemerintah desa harus
6.
dan
Seharusnya ada rapat rutin atau
menyediakan alat pendukung
rapat evaluasi tim pengelola
seperti mesin jahit dan mesin
kegiatan
pembelah
minimal setiap dua minggu
bambu
secara
yang
dilaksanakan
permanen, maksudnya mesin
sekali,
yang disediakan jangan hanya
mengevaluasi
dengan
bayar
pelatihan selama satu atau dua
perbulan. Dengan dana yang
minggu berjalan apakah sesuai
sedemikan
seharusnya
dengan yang direncanakan atau
pemerintah
mengupayakan
sewa
atau
untuk
Darat,
desa
anggota
7.
Panggak
khususnya
dan
kegiatan
apa
saja
yang
Mengingat
bahan
dasar
pembuatan anyaman sekarang
untuk
sulit
pemberdayaan
ditemukan,
seharusnya
pemerintah mengadakan suatu
perempuan.
program
Sebelum
untuk
menjadi kendala di lapangan.
mesin tersebut sebagai hak milik
dimaksudkan
tidak
untuk membeli dan menjadikan
5.
keluarga
mengadakan
pelatihan
pemberdayaan perempuan baru
pelatihan, khususnya program
yang
pelatihan
sumber daya alam yang ada di
atas
yang
berdasarkan
kreativitas
lebih
didukung
oleh
dan
desa Panggak Darat, misalnya
tangan,
membuat pelatihan di bidang
seharusnya pemerintah harus
pertanian dengan menyediakan
terlebih dulu memikirkan dan
bibit
merencakan
tumbuh
keterampilan
untuk
menyediakan
media
atau
tanaman di
yang
bisa
wilayah
desa
Panggak Darat.
tempat yang bisa dijadikan
8.
Pada masa yang akan datang,
sebagai tempat pemasaran atau
hendaknya pemerintah lebih
promosi dari hasil pelatihan
berfokus dalam meningkatkan
baik di dalam maupun di luar
kemampuan dan keterampilan
daerah. Sehingga hasil yang
individu
dibuat
kelompok, dan pelatihan secara
tersebut
diketahui
khalayak ramai dan mampu
individu
bersaing
pemerintah
produk
dengan daerah
produklain
yang
bukan
bisa
hanya
dilakukan dengan
menggunakan aras mikro, yaitu
18
pelatihan kepada
yang individu
difokuskan
bisa
melalui
memanfaatkan
alam yang ada.
bimbingan secara khusus, agar masing-masing individu lebih
19
potensi
DAFTAR PUSTAKA
Anwas,
Oos M, 2013, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Bandung, Alfabeta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Administrasi (cetakan ke-19), Bandung, Alfabeta.
Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin, 2010, Manajemen Strategik (cetakan ke-1), Bandung, Linda Karya.
Winarni,
Erniyati, 2010, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara, Skripsi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dokumen: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Senin, 9 Juni 2014, 15:12:36 WIB, Istilah Strategi.
Kuncoro, Mudrajad, 2006, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta, Erlangga. Kusnadi,
Oliver,
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten LinggaNomor 8 Tahun 2007.
2006, Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (cetakan ke-1), Bandung, Humaniora.
Posmetro Batam, edisi: selasa 3 Juni 2014.
Sandra, 2007, Strategi Public Relations, Jakarta, Erlangga.
Parawansa, Khofifah Indar, 2006, Mengukir Paradigma Menembus Tradisi Pemikiran Tentang Keserasian Jender (cetakan ke-1), Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia. Rangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Saebani,
Johan, 2008, “Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Keaksaraan Fungsional (KF) (Studi Kasus Pada Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Rama Sinta Binaan PKBM Tunas Hidup Desa Cibatok Satu Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor)”, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Beni Ahmad, 2008, Metode Penelitian (cetakan ke-1), Bandung, Cv Pustaka Setia.
Sedarmayanti, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan ManajemenPegawai Negeri Sipil, Bandung, PT Refika Aditama.
20