i
DINAS KESEHATAN Kabupaten Lingga Terwujudnya Lingga Sehat 2015, didukung lingkungan dan perilaku sehat dengan pelayanan berkualitas dan peran serta masyarakat
i
PENGARAH dr. IGNASIUS LUTI, MPH
Kepala Dinas Kesehatan
TIM PENYUSUN ABDUL LATHIF, SE FRIDE EKA DHARMA, Amd Kep
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014 dapat diselesaikan. Profil Kesehatan ini memuat informasi penting berbagai capaian program dan kegiatan pada tahun 2014. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan monitoring dan evaluasi terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lingga, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan di sarana kesehatan yang pada akhirnya mendukung tercapainya Lingga Sehat 2015. Kami menyadari data dan informasi yang disajikan masih terdapat keterbatasan dan kekurangan. Banyak kendala dan tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu.Untuk itulah kami membutuhkan saran dan kritik dari semua pihak agar Profil Kesehatan selanjutnya lebih baik dan berkualitas. Namun dengan segala keterbatasan dan kekurangan ini, saya berharap Profil Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014 ini dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi yang terkait dengan bidang kesehatan.
iii
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak, khususnya kepada semua pengelola program yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, Puskesmas se-Kabupaten Kabupaten Lingga dan semua lintas sektor yang ada, yang telah membantu dan berkontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014.
Dabo Singkep,
April 2015
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LINGGA
dr. IGNASIUS LUTI, MPH PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19580209 199102 1 001
iv
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................. v DAFTAR TABEL ................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii DAFTAR TABEL LAMPIRAN ................................................................ xi BAB I.
BAB II.
BAB III.
PENDAHULUAN ............................................................. 1 1.1
Latar Belakang ...................................................... 1
1.2
Tujuan ....................................................................3
1.3
Sistematika Penulisan ........................................... 4
GAMBARAN UMUM ........................................................6 2.1
Geografis ............................................................... 6
2.2
Kependudukan ...................................................... 9
2.3
Keadaan Ekonomi ...............................................14
2.4
Keadaan Pendidikan ...........................................16
2.5
Indeks Pembangunan Manusia ...........................17
SITUASI DERAJAT KESEHATAN ............................... 18 3.1
Mortalitas .............................................................18
3.2
Morbiditas ............................................................26
3.3
Status Gizi ...........................................................42
v
BAB IV.
BAB V.
BAB VI.
SITUASI UPAYA KESEHATAN ................................... 46 4.1
Pelayanan Kesehatan Dasar ...............................47
4.2
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ..............69
4.3
Perilaku Hidup Bermasyarakat ............................71
4.4
Pembinaan Kesehatan Lingkungan ....................74
SITUASI DUMBER DAYA KESEHATAN..................... 76 5.1
Sarana Kesehatan ...............................................76
5.2
Tenaga Kesehatan ..............................................81
5.3
Pembiayaan Kesehatan ......................................82
KESIMPULAN ............................................................... 84 6.1
Kesimpulan ..........................................................84
6.2
Saran ...................................................................86
vi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel
2.1
Jumlah Penduduk Lingga Tahun 2014 ......................... 11
Tabel
2.2
Perkembangan Produk Domestik Bruto Kabupaten Lingga ......................................................... 15
Tabel
2.3
Perkembangan IPM Kabupaten Lingga Tahun 2011 .... 17
Tabel
3.1
Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 ............. 26
Tabel
3.2
Persentase Malaria berdsarkan Kunjungan di Puskesmas ................................................................ 29
Tabel
3.3
Jumlah Kauss TB Paru dan Angka Kesuksesan Di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 .............. 30
Tabel
3.4
Jumlah Kasus DBD di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014......................................................... 39
Tabel
3.5
Gambaran Kasus Diare di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014......................................................... 40
Tabel
3.6
Jumlah BBLR di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2010 sampai tahun 2014 ..................................... 43
Tabel
4.1
Cakupan Jamkesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 .................................................................... 69
Tabel
5.1
Rasio Puskesmas per-Kecamatan terhadap 100.000 Penduduk di Kabupaten Lingga tahun 2014 ................. 77
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
2.1
Peta wilayah administrasi Kabupaten Lingga ..............8
Gambar
2.2
Piramida Penduduk Kabupaten Lingga Tahun 2014 ................................................... 11
Gambar
2.3
Persentase Penyebaran penduduk Kabupaten Lingga ..................................................... 14
Gambar
2.4
Persentase Melek Huruf berdasarkan jenis KelaminDi Kabupaten Lingga tahun 2011 ................ 16
Gambar
3.1
Jumlah kasus kematian bayi di puskesmas Kabupaten LinggaTahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ................................................... 19
Gambar
3.2
Jumlah kasus kematian balita di puskesmas Kabupaten LinggaTahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ................................................... 21
Gambar
3.3
Jumlah kasus kematian ibu maternal di puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ................................................................ 22
Gambar
3.4
Persentase kematian ibu maternal Kabupaten Lingga Tahun 2014 ................................................... 23
Gambar
3.5
Umur harapan hidup penduduk Kabupaten Lingga Tahun 2008-2011 ...................................................... 25
Gambar
3.6
Persentase penyakit terbanyak berdasarkan KunjunganDi Puskesmas Kabupaten Linggga tahun 2014 ................................................................ 27
Gambar
3.7
Jumlah Balita Gizi Buruk di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 .................................................... 45
Gambar
4.1
Persentase cakupan pelayanan K1 dan K4 Ibu hamil Di Kabupaten Lingga tahun 2010-2014 .................... 49
Gamabr
4.2
Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Di Kabupaten Lingga tahun 2010-2014 .................... 51
viii
Gamabr
4.3
Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga KesehatanDi Kabupaten Lingga Tahun 2014 ........... 51
Gambar
4.4
Persentase Ibu Nifas Mendapat Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Lingga Tahun 2010-201
53
Gamabr
4.5
Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Persalinan Ibu NifasDi Kabupaten Lingga Tahun 2014 ............................................................... 53
Gambar
4.6
Persentase cakupan kunjungan neonatus lengkap per Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 .. 54
Gambar
4.7
Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Lingga Tahun 2014 ............................................................... 55
Gambar
4.8
Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD di Kabupaten Lingga Tahun 2014................................. 56
Gambar
4.9
Persentase cakupan peserta KB aktif dan KB baru menurut Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2011-2014 ...................................................... 57
Gambar
4.10
Persentase cakupan peserta KB baru dan aktif BerdasarkanAlat kontrasepsi Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 .................................................. 58
Gambar
4.12
Cakupan Desa UCI Kab Lingga 2011-2014 ............. 59
Gambar
4.13
Cakupan Bayi Yang Ditimbang di Kab Lingga .......... 61
Gambar
4.14
Persentase pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifasperwilayah kerja Puskesmas Di KabupatenLingga Tahun 2014 ............................. 62
Gambar
4.14
Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe1 dan Fe3 perwilayah kerja Puskesmas Di Kabupaten LinggaTahun2014 ..................................................... 62
Gambar
4.15
Cakupan Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Perwilayah Kerja Puskesmas tahun 2014 ................ 65
ix
Gambar
4.16
Ibu hamil resti/ komplikasi yang ditangani perwilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 ............................................................... 66
Gambar
4.17
Neonatus resti/ komplikasi yang ditangani perwilayah Kerja Puskesmas Di Kab.Lingga Tahun 2014 ............................................................... 68
Gambar
4.18
Cakupan Rasio Tambal/Cabut Gigi tahun 2014 ....... 70
Gambar
4.19
Persentase cakupan pelayanan usila Di Kabupaten Lingga Tahun 2011 ........................... 72
Gambar
4.20
Cakupan rawat jalan dan inap di sarana pelayanan kesehatanpelayanan Di Kabupaten Lingga tahun 2014 .................................................... 73
Gambar
4.21
Persentase pemantauan rumah tangga ber-PHBS Di Kabupaten Lingga tahun 2011 ............................. 75
Gambar
5.1
Jumlah pustu dan polindes per-puskesmas di Kabupaten Lingga Tahun 2014................................. 77
Gambar
5.3
Persentase anggaran kesehatan terhadap APBD Kabupaten Lingga Tahun 2010-2014 ....................... 82
x
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel
1
: Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
2
: Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, Dan Kecamatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
3
: Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Dan Kecamatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
4
: Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
5
: Jumlah Kematian Neonatal, Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
6
Tabel
7
Tabel
8
Tabel
9
: Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Kasus Baru Tb Bta+, Seluruh Kasus Tb, Kasus Tb Pada Anak, Dan Case Notification Rate (Cnr) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap tb paru bta+ serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
Tabel
10
: Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas
Tabel
11
: Jumlah kasus hiv, aids, dan syphilis menurut jenis kelamin
xi
Tabel
12
: Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap Hiv Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
13
Tabel
14
: Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
15
: Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
16
: Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
17
: Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
18
: Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
19
: Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
20
: Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
21
: Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (Dbd) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
22
: Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
23
: Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
24
: Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
xii
Tabel
25
: Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
26
: Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
27
Tabel
28
: Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Kejadian Luar Biasa (Klb) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
29
: Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
30
Tabel
31
: Persentase Cakupan Imunisasi Tt Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Persentase Cakupan Imunisasi Tt Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
32
: Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
33
: Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
34
: Proporsi Peserta Kb Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
35
: Proporsi Peserta Kb Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
36
: Jumlah Peserta Kb Baru Dan Kb Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
xiii
Tabel
37
: Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
38
Tabel
39
: Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 : Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
40
: Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
41
: Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (Uci) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
42
: Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan Bcg Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
43
: Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
44
: Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
Tabel
45
: Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
46
: Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
47
: Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
48
: Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
xiv
Tabel
49
: Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa sd & setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
50
Tabel
51
: Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014 : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sd dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
52
: Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
53
: Cakupan jaminan kesehatan penduduk menurut jenis jaminan dan jenis kelamin kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
54
Tabel
55
: Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan kabupaten lingga tahun 2014 : Angka kematian pasien di rumah sakit kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
56
: Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
57
: Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (ber-phbs) menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
58
: Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
59
: Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
60
Tabel
61
: Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan kabupaten lingga tahun 2014 : Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut jenis jamban, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
xv
Tabel
62
: Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
63
: Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menurut kecamatan dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
64
: Tempat pengelolaan makanan (tpm) menurut status higiene sanitasi kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
65
: Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
66
: Persentase ketersediaan obat dan vaksin kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
67
: Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
68
: Persentase sarana kesehatan (rumah sakit) dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (gadar ) level i kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
69
: Jumlah posyandu menurut strata, kecamatan, dan puskesmas kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
70
Tabel
71
: Jumlah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (ukbm) menurut kecamatan kabupaten lingga tahun 2014 : Jumlah desa siaga menurut kecamatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
72
: Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
73
: Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
74
: Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
75
Tabel
76
: Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014 : Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
xvi
Tabel
77
: Jumlah tenaga keterapian fisik di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
78
: Jumlah tenaga keteknisian medis di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
79
: Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
80
: Jumlah tenaga penunjang/pendukung kesehatan di fasilitas kesehatan kabupaten lingga tahun 2014
Tabel
81
: Anggaran kesehatan kabupaten/kota kabupaten lingga tahun 2014
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Tujuan
Pembangunan Millenium (MDGs) berkomitmen mewujudkan tujuan MDGs tersebut, sebagai perwujudan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik. Secara nasional komitmen tersebut dituangkan dalam berbagai dokumen perencanaan nasional, antara lain dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2013–2014 dan Inpres No. 3 tahun 2013 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan, Dan secara khusus dimuat didalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga 2014-2015. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan pokok dan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Pembangunan kesehatan merupakan urusan wajib di setiap daerah, Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama
dengan
penerapan Standar Pelayanan Minimal guna meningkatkan ketentuan tentang jenis
1
dan mutu pelayanan dasar yang meliputi kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat
yang
setinggi-tingginya,
sebagai
investasi
bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Penataan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal merupakan wujud dari tata Pemerintahan yang baik (Good Governance). Dalam pelaksanaannya di tingkat Kabupaten Dinas Kesehatan bersama Rumah Sakit Umum dan di tingkat Kecamatan dengan Puskesmas, bahkan sampai di tingkat Kelurahan/Desa yaitu Pustu dan Polindes. Dalam pengambilan maupun pelaksanaan kebijakan program Dinas Kesehatan selalu bekerjasama dengan Dinas Lintas Sektoral yang terkait. Oleh karena itu apabila salah satu unsur tersebut tidak dapat mendukung maka berakibat target yang telah ditetapkan tidak optimal. Adapun target maksimal yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan sebagai salah satu institusi pelaksana Pembangunan Daerah adalah “Terwujudnya Lingga Sehat 2015, didukung lingkungan dan perilaku sehat dengan pelayanan berkualitas dan peran serta masyarakat”. Evaluasi pencapaian pelaksanaan untuk mengetahui perkembangan derajat kesehatan masyarakat perlu dilakukan setiap tahunnya, dimana penyusunan Profil Kesehatan merupakan salah satu kegiatan dalam mengaplikasikan grand strategi sekaligus sebagai bahan evaluasi dalam pembangunan kesehatan tersebut. Diharapkan dengan adanya dokumen Profil Kesehatan maka didapatkan gambaran tentang pencapaian hasil-hasil kegiatan pembangunan kesehatan di Kabupaten Lingga dalam satu tahun.
2
Selain itu diharapkan pula dengan tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Lingga ini maka Indikator Standar Pelayanan Minimal dapat terukur secara kuantitatif. Berdasarkan data tersebut maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti analisa deskriptif, komparatif, kecenderungan serta analisa sebab akibat. Beberapa faktor determinannya adalah faktor pemberi pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat dan lingkungan.
1.2
TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014 adalah didapatkan gambaran derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lingga yang merupakan keluaran dari pelaksanaan pembangunan kesehatan selama satu tahun di Kabupaten Lingga.
1.2.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Diperolehnya gambaran umum keadaan geografis, demografi, tingkat pendidikan di kabupaten Lingga tahun 2014 2. Diperolehnya data dan gambaran tentang situasi derajat kesehatan Kabupaten Lingga. 3. Diperolehnya tingkat pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Lingga tahun 2014.
3
4. Diketahuinya kondisi sumber daya kesehatan yang ada di kabupaten Lingga Tahun 2014. 5. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi dalam proses penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kabupaten Lingga tahun 2014. 6. Terdokumentasinya data dan informasi derajat kesehatan masyarakat kabupaten Lingga.
1.3
SISTEMATIKA PENULISAN Dalam menyusun Buku Profil Kesehatan ini kami menggunakan
sistematika sebagai berikut :
BAB I.
Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan
Kabupaten Lingga tahun 2014 dan sistematika dari penyajiannya BAB II. Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang Gambaran umum Kabupaten Lingga. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktorfaktor lainnya misal : kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. BAB III. Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014 yang mencangkup angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
4
BAB IV. Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisikan uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2014 dalam rangka tercapatercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan dibidang kesehatan yang telah dilakukan. Program tersebut meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta upaya perbaikan gizi masyarakat.
BAB V. Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pembangunan sumber daya bidang kesehatan sampai tahun 2014. Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
BAB VI. Kesimpulan Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014. Selain ringkasan keberhasilan-keberhasilan yang telah dipaparkan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya menuju Kabupaten Lingga Sehat yang didukung lingkungan dan perilaku sehat dengan pelayanan berkualitas dan peran serta masyarakat.
LAMPIRAN Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Lingga Kepulauan Riau tahun 2014 mengacu kepada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
5
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1.
GEOGRAFIS Kabupaten Lingga secara geografis terletak di antara 0 derajat 20 menit
Lintang Utara dengan 0 derajat 40 menit Lintang Selatan dan 104 derajat Bujur Timur dan 105 derajat Bujur Timur. Luas wilayah daratan dan lautan mencapai 45.456,7162 km persegi dengan luas daratan 2.117,72 km persegi dan lautan 43.338,9962 km persegi. Wilayahnya terdiri dari 531 buah pulau besar dan kecil. Tidak kurang dari 95 buah diantaranya sudah dihuni, sedangkan sisanya 436 buah walaupun belum berpenghuni sebagiannya sudah dimanfaatkan untuk berbagai aktifitas kegiatan pertanian, khususnya pada usaha perkebunan. Batas-Batas wilayah Kabupaten Lingga meliputi :
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kota Batam dan Laut Cina Selatan
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Laut Bangka dan Selat Berhala
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Laut Indragiri Hilir
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Laut Cina Selatan
Jika dilihat dari topografinya, maka sebagian besar daerah di Kabupaten Lingga adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), terdapat 73.947 ha yang berupa daerah berbukit-bukit, sementara daerah
6
datarnya hanya sekitar 11.015 ha. Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Lingga dapat diklasifikasikan menjadi enam kelas lereng, yaitu 0-2 %, 2-8 %, 815 %, 15-25 %, 25- 40 %, dan > 40 %. Wilayah Kabupaten Lingga pada umumnya berupa daerah dengan kemiringan yang cukup tinggi, dimana terdapat sebanyak 76,92 persen wilayah yang memiliki kemiringan lebih dari 15 %. Sedangkan yang berupa dataran (kemiringan kurang dari 2 %) hanya seluas 3,49 ha atau 3,14 persen saja. Hal ini sesuai dengan keadaan topografi Kabupaten Lingga yang didominasi daerah yang berbukit – bukit. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Lingga pada umumnya adalah podsolik merah kuning, litosol, dan organosol. Adapun lapisan tanahnya berstruktur remah sampai gumpal. Sedangkan lapisan bawahnya berselaput liat dan teguh. Sementara untuk jenis batu – batuannya, batuan Pluton Asam (Acid Pluton) yang berupa batuan sejenis granit tersebar pada kawasan Gunung Daik di bagian barat Pulau Lingga, selain itu terdapat juga batuan endapan dari Zaman Prateseiser yang tersebar di seluruh Pulau Lingga. Pemerintah Daerah Kabupaten Lingga dibentuk berdasarkan UU No.31 Tahun 2003. Secara administrasi Pemerintah Kabupaten Lingga terdiri dari 57 Desa/ Kelurahan dan 5 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Singkep Barat, Kecamatan Singkep, Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Utara, dan Kecamatan Senayang.
7
8
Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Lingga Slogan Kabupaten Lingga " BERBUDAYA" Merupakan singkatan dari Bersih, Utuh, Damai, Aman, dan Jaya. Bermakna masyarakat Kabupaten Lingga memiliki nilai-nilai budaya, kepribadian diri dan lingkungan yang bersih, semangat untuk bangkit membangun dengan jiwa persatuan dan kesatuan secara utuh, damai dan aman dibawah pemerintahan yang bersih dan berwibawa untuk mencapai tujuan bersama. Dengan Motto Kabupaten Lingga yaitu "Bertingkap Alam Berpintu Ilahi". Motto ini mengandung makna bahwa dalam membangun, Kabupaten Lingga senantiasa memperhatikan lingkungan alam, pelestarian kebudayaan, kelautan, hutan, dan sumber daya alam lainnya sehingga nampak asri ditengah kemodernan. Dalam bertindak dan membangun daerah, Kabupaten Lingga senantiasa ingat kepada Allah yang menciptakan alam semesta sehingga terhindar dari bencana.
2.2. KEPENDUDUKAN Sasaran upaya pelayanan kesehatan adalah meningkatkan mutu kesehatan manusia. Manusia sebagai insan individu dan sosial berkarakter dinamis. Peningkatan pelayananan kesehatan selayaknya bertumpu pada kondisi kehidupan individu
dan
masyarakat.
Sebagaimana
prinsip
pertama
pembangunan
berkelanjutan: “Manusia (penduduk) merupakan pusat perhatian pembangunan berkelanjutan, dan dikehendaki agar memiliki kehidupan yang sehat dan produktif dalam keserasian dengan alam”. Salah satu cara untuk mencapai sasaran itu adalah melalui kebijakan kependudukan.
9
Umum menyadari bahwa kependudukan dan kesehatan saling berkaitan. Variabel-variabel kependudukan, misalnya tingkat kelahiran, dan kematian mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi kesehatan penduduk. Pengalaman kita selama ini menunjukkan tingkat signifikannya hubungan di antara keduanya. Tindakan pemerintah untuk meningkatkan mutu kesehatan penduduk secara eksplisit dan langsung berhubungan dengan upaya menekan tingkat kematian dan morbiditas (tingkat ketersakitan). Hal itu secara tidak langsung berhubungan pula dengan upaya mengendalikan tingkat kelahiran. Di belakang tingkat kematian, morbiditas, dan kelahiran pendudukan terdapat variabel-variabel lain yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Maka kebijakan kependudukan di bidang kesehatan harus memperhatikan dan memperhitungkan keberadaannya. Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan, sebagai dasar pelaksanaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasil-hasil yang dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar kebijakan pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Ukuran tingkat dinamikanya digunakan penanda atau indikator yang terukur yang bisa dibaca, digunakan, dibanding bagi kepentingan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan
pembangunan,
misalnya:
tingkat
pertumbuhan
pendudukan, tingkat kelahiran, kematian, angka kematian bayi, usia harapan hidup, angka kematian ibu dan sebagainya. Ketersediaan indikator kependudukan, tingkat pemahaman konseptual, terutama penggunaanya oleh pihak-pihak penyusunan dan pengelola pembangunan (contohnya: di bidang kesehatan) sangat berarti bagi rumusan kebijakan dan pelaksanaannya.
10
2.2.1. Jumlah Penduduk Pertumbuhan penduduk Kabupaten Lingga terus mengalami peningkatan, Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kabupaten Lingga tercatat sebanyak 97.144 sedangkan tahun 2014 tercatat 102.377 jiwa. Jadi secara keseluruhan terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 5,39%. Berikut rincian jumlah penduduk menurut kecamatan tahun 2014. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Lingga Tahun 2014 No
Kecamatan
Laki-Laki
Perempuan
Total
Sex Ratio
1 2
Lingga Singkep
8.971 15.691
9.535 16.414
18.506 32.105
94.08 95.60
3 4 5
Singkep Barat Lingga Utara Pancur
8.665 5.702 10.541
9.253 6.181 11.424
17.918 11.883 21.965
93.65 92.25 92.27
49.570
52.807
102.377
93.87
Jumlah Penduduk
Sedangkan kategori berdasarkan usia dapat kita lihat pada piramida penduduk dibawah ini : Gambar 2.2 Piramida Penduduk Kabupaten Lingga Tahun 2014 75+ 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4
10% Laki-Laki
5%
0,0
5%
10% Perempuan
11
Dari gambar 2.2 diatas dapat dilihat bahwa kategori usia 25-29 tahun merupakan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Lingga. Hal ini dapat dilihat bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kenaikan pertumbuhan penduduk diakibatkan adanya migrasi penduduk dari luar daerah untuk mencari pekerjaan dan mengikuti penerimaan pegawai negeri sipil di Kabupaten Lingga.
2.2.2. Rasio Jenis Kelamin Rasio Jenis Kelamin/Sex Ratio merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin. Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu. Selain itu data ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil dan merata. Di Kabupaten Lingga tahun 2014 Rasio Jenis Kelamin sebesar 93,87 %. Dimana jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
2.2.3. Rasio Beban Tanggungan Rasio beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya kelompok penduduk yang tidak produktif (penduduk yang berumur lima belas tahun ke bawah dan penduduk yang berumur enam puluh empat tahun ke atas) dan banyaknya penduduk yang termasuk ke dalam usia
12
produktif (penduduk yang berusia lima belas tahun sampai enam puluh empat tahun). Semakin tinggi persentase rasio ketergantungan berarti semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk mempunyai hidup penduduk yang lebih produktif atau tidak produktif dan sebaliknya. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dalam menunjukan keadaan eknonomi suatu negara apakah tergolong maju atau negara yang sedang berkembang. Di Kabupaten Lingga rasio beban tanggungan adalah sebesar 45%.
2.2.4. Persebaran Penduduk Persebaran penduduk atau distribusi penduduk dipengaruhi berapa-berapa faktor antara lain: 1.
Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2.
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal.
3.
Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
4.
Sumber air.
5.
Perhubungan atau transportasi
13
Berikut ini persentase penyebaran penduduk di 5 kecamatan yang berada di Kabupaten Lingga. Gambar 2.3 Persentase Penyebaran Jumlah Penduduk Kabupaten Lingga tahun 2014 3,46%
LINGGA 11,02%
11,09%
21,64% 3,88% 18,08%
LINGGA UTARA
LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT
30,82%
SENAYANG SELAYAR
Dari gambar diatas dapat dilihat dari jumlah penduduk kabupaten lingga tahun 2013 yaitu 100.448 jiwa yang tersebar di 7 kecamatan, dimana jumlah penduduk paling terbesar terdapat di Kecamatan Singkep yaitu sebesar 30,82%. Hal ini disebabkan daya serap lapangan pekerjaan dan geliat pelaku ekonomi lebih tinggi di kecamatan tersebut dibandingkan dengan kecamatan lain. Ditambah lagi jika dilihat dari faktor-faktor diatas faktor perhubungan dan transportasi juga sangat berperan penting pada persebaran penduduk di Kabupaten Lingga.
2.3. KEADAAN EKONOMI Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) menggunakan dasar harga yang berlaku pada tahun tertentu sebagai tahun dasar (2000=100). PDRB ADHB menggunakan dasar harga
14
tahun yang berjalan. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB) Kabupaten Lingga pada tahun 2013 mencapai 1,02 trilyun rupiah, sedangkan PDRB ADHK nya hanya sebesar 601,08 milyar rupiah. Selama kurun waktu 3(tiga) tahun terakhir PDRB perkapita Kabupaten Lingga secara nominal naik sebesar 20,73 persen, namun secara riilnya hanya meningkat sebesar 12,57 persen. Sementara pendapatan per kapita secara nominal naik sebesar 20,72 persen, dan secara riilnya hanya naik 12,56 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lingga selama periode tahun 20132013 mengalami pertumbuhan yang sedikit melambat, namun masih tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2013, laju pertumbuhannya sebesar 6,60 persen. Kontribusi sektor ekonomi menunjukkan besarnya peranan setiap sektor ekonomi dalam penciptaan nilai tambah. Pada tahun 2013, tiga kontributor terbesar di Kabupaten Lingga adalah sektor pertanian (35,82%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,82 %) dan sektor angkutan dan komunikasi (10,18%). Tabel 2.2 Perkembangan PDRB Kabupaten Lingga
PDRB (Milyar Rp) ADHK ADHB
528,75 838,36
563,84 921,50
601,08 1.022,17
PDRB /kapita (Juta Rp) ADHK ADHB
6,191 9,817
6,566 10,731
6,969 11,852
Pendapatan /kapita (Juta Rp) ADHK ADHB
5,660 8,975
6,003 9,811
6,371 10,835
Pertumbuhan Ekonomi (%)
6,65
6,63
6,60
Sumber : BPS Kabupaten Lingga
15
2.4. KEADAAN PENDIDIKAN Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan karena pendidikan bisa berpengaruh terhadap prilaku kesehatan seseorang. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang yang berpendidikan mempengaruhi keputusan seseorang untuk berprilaku sehat. Persentase penduduk yang buta huruf menurut jenis kelamin di tiap kecamatan ditunjukan dalam gambar sebagai berikut. Gambar 2.4 Persentase Melek Huruf berdasarkan Jenis kelamin Di Kabupaten Lingga Tahun 2014
84 83
Persentase
82
82,55
83,22
83,11 82,47
81,8
83,22
81,74 80,97
80,97
81
81,22
80,17 80,1 79,47
79,91 80
80,17 79,47
79 78 77 Lingga
Singke p
Lingga Utara
Senay ang
83,11
Singke p Barat 79,91
Laki-Laki
81,8
Perempuan
82,55
Lingga Timur
Selaya r
79,47
Singke p Pesisir 80,1
81,74
81,22
79,47
82,47
80,97
83,22
80,17
80,97
83,22
80,17
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Lingga 2014
Dari gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa persentase penduduk Kabupaten Lingga yang melek huruf mengalami peningkatan dibandingkan dari tahun sebelumnya. Dimana pada tahun ini adalah sebesar 81,6% sedangkan tahun sebelumnya sebesar 72,7%. Peningkatan melek huruf menunjukan keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf. Sedangkan persentase penduduk yang melek huruf menurut jenis kelamin laki-laki 81,38% dan perempuan 81,81%. Data ini
16
menunjukan bahwa perempuan memiliki tingkat melek huruf yang setara dengan lakilaki. Hal ini menunjukan bahwa hak untuk mendapat pendidikan laki-laki dan perempuan sama dan sudah menjadi proritas bagi orang tua.
2.5. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Perkembangan IPM di Kabupaten Lingga dapat dilihat dibawah ini. Tabel 2.3 Perkembangan IPM di Kabupaten Lingga Tahun 2011 sampai dengan 2014 KABUPATEN
2011
2012
2013
2014
LINGGA
70,25
70,74
71,05
71,35
Sumber : BPS Pusat.
Kecendrungan dari angka IPM Kabupaten Lingga adalah terus menerus naik (70,25 pada tahun 2007, 70,74 pada tahun 2008 dan 71,05 pada tahun 2009 serta 71,35 pada tahun 2013). Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk walaupun tidak terlalu bermakna.
17
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan program. Gambaran tentang derajat kesehatan tersebut meliputi mortalitas, morbiditas dan status gizi, Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor prilaku masyarakat, lingkungan, pendidikan, lingkungan keturunan, dan faktor lainnya. Pada prinsipnya pembangunan kesehatan telah menunjukkan suatu keberhasilan dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan tersebut perlu dilakukan analisis situasi dan kecenderungan di masa mendatang.
3.1.
MORTALITAS
3.1.1. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka kematian bayi adalah
18
banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan terget kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anak-anak termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi. AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian terget program karena mewakili komponen penting pada kematian balita. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Gambar 3.1 Jumlah Kasus Kematian Bayi Di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 Jumlah Kasus
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Tahun 2013
Tahun 2014
Daik
3
5
Dabo Lama
8
9
Raya
5
5
Pancur
3
2
Senayang
3
4
Tajur Biru
1
1
Penuba
3
0
Sungai Pinang
0
0
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
19
Dilihat dari gambar 3.1 diatas dan dari nilai AKB di data profil (27 Bayi pada tahun 2013 menjadi 26 bayi ditahun 2014) dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah kasus hampir disemua wilayah kerja puskesmas yang ada di Kabupaten Lingga, walaupun belum signifikan. hal ini dimungkinkan adanya pengaruh penambahan ataupun penyebaran petugas khususnya bidan-bidan di desa-desa.
3.1.2. Angka Kematian Balita Angka
Kematian
Balita
(AKABA)
adalah
jumlah
anak
yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita ini menggambarkan keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Gambar 3.2 dibawah ini menunjukan bahwa untuk jumlah kematian balita juga menurun hampir sama dengan jumlah kematian bayi. Hal ini dimungkinkan selain faktor diatas juga dipengaruh dengan peningkatan pelayanan kesehatan baik di puskesmas, RSUD maupun RSL di Kabupaten Lingga dengan ketersediannya tenaga dokter spesialis walaupun hanya bersifat kontrak atau tidak permanen.
20
Gambar 3.2 Jumlah Kasus Kematian Balita Di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014
Jumlah Kasus
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Tahun 2013
Tahun 2014
Daik
1
0
Penuba
3
0
Dabo Lama
9
1
Raya
5
1
Pancur
5
1
Senayang
3
0
Tajur Biru
2
0
sungai pinang
0
0
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
3.1.3. Angka Kematian Ibu Maternal Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat esadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas.. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3/4 resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang 21
dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Gambar 3.3 Jumlah Kasus Kematian Ibu Maternal Di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Tahun 2013
Tahun 2014
Daik
0
0
Penuba
0
0
Dabo Lama
3
0
Raya
0
1
Pancur
0
0
Senayang
0
0
Tajur Biru
2
1
Sungai Pinang
0
0
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Pada gambar 3.3 diatas dan dari data profil 2013 terdapat 5 kematian ibu maternal dari 2.202 jumlah lahir hidup (0,47%) dan menurun pada tahun 2014 dari 2.075 jumlah lahir hidup terdapat 2 kematian ibu maternal dengan (nilai AKI 473,65/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 menjadi 249,0/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014). Hal ini menggambarkan terjadinya penurunan jumlah kasus kematian ibu maternal, hal ini menunjukan salah satu keberhasilan program penempatan bidan-bidan disetiap desa dan bisa juga dampak positif dari berbagai program-program jaminan kesehatan baik itu BPJS Kesehatan Maupun Jaminan Kesehatan Lingga (JKL) .
22
Penyebab kematian yaitu perdarahan,eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak. Sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu. Gambar 3.4 Persentase Kematian Ibu Maternal Kabupaten Lingga Tahun 2014
Kematian Ibu Hamil 40,00% 60,00%
Kematian Ibu Melahirkan Kematian Ibu Nifas
0,00%
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari gambar 3.4 diatas dapat dilihat bahwa kematian ibu maternal di Kabupaten Lingga terdiri dari kematian ibu hamil (60%), kematian ibu bersalin (0%), dan kematian ibu nifas (40%). Jadi kematian ibu maternal terjadi paling banyak saat ibu hamil. Selain disebabkan oleh faktor-faktor penyakit lain pemantauan kehamilan secara teratur sebenarnya dapat mencegah kematian ibu serta menjamin akses terhadap perawatan yang sederhana dan murah yang dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia.
23
Aborsi yang tidak aman bertanggungjawab terhadap 11 persen kematian ibu di Indonesia (rata-rata dunia 13 persen). Kematian ini sebenarnya dapat dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi. Ada empat strategi utama bagi upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu. pertama, meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dan cost effective. Kedua, membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas sektor, dan mitra lainnya. Ketiga, mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat. Keempat, mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan ibu dan bayi baru lahir. Selain hal diatas ada tiga pesan kunci, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapatkan pelayanan yang memadai; dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. 3.1.4. Umur Harapan Hidup Umur harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh seorang bayi saat lahir sampai pada tahun tertentu saat ia meninggal. Data angka harapan hidup di suatu negara berguna untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan
kesejahteraan
peduduk
dan
meningkatkan
drajat
kesehatan. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus di ikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan,
mencakup
gizi
dan
kalori
termasuk
program
24
pemberantasan kemiskinan.oleh karena itu angka harapan hidup merupakan salah satu indikator derajat kesehatan yangdigunakan sebagai acuan dalam perencanaan program-program kesehatan. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizidan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Gambar 3.5 dibawah ini menunjukan Usia harapan Hidup penduduk Kabupaten Lingga selama tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. Gambar 3.5 Umur harapan Hidup Penduduk Kabupaten Lingga Tahun 2012-2014 70,2 70,15 70,1 70,05 70 69,95 69,9 69,85 69,8 69,75 69,7
70,16
70,02
69,88
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Sumber : BPS Kabupaten Lingga
Gambar 3.5 menunjukan bahwa umur harapan hidup penduduk kabupaten Lingga semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014, angka harapan hidup penduduk Kabupaten Lingga adalah sekitar 70,16 tahun, hal ini berarti 25
bahwa bayi yang lahir pada tahun 2014 diperkirakan akan dapat hidup selama kurang lebih 70. Hal ini mungkin merupakan pengaruh positif dengan bertambahnya jumlah tenaga kesehatan dan bertambahnya fasilitas kesehatan baik itu rumah sakit,puskesmas maupun pustu dan polindes. 3.2.
MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau pravalensi) dari suatu
penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas Juga mengacu pada angka kesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. 3.2.1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan diseluruh puskesmas se-Kabupaten Lingga dapat diketahui sepuluh penyakit
terbanyak
berdasarkan kunjungan pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 No
Nama Penyakit
Jumlah Penyakit
1
Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut
14.238
2
Hipertensi
4.963
3
Gastritis dan Duodentis
3.742
4
Malaria Klinis
2.378
5
Asma
2.125
6
Diare
1.831
7
Kelainan Dermatitis
1.470
8
Osteopaties dan Chandrophaties
1.290
9
Infeksi Saluran Pernapasan Atas Kronis Lainnya
1.183
26
10
Infeksi Kulit
1.075
Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa penyakit tertinggi berdasarkan kunjungan di Puskesmas adalah ISPA Akut yaitu 14.238 (44.76%). untuk lebih jelas persentase jumlah penyakit terbesar dipuskesmas dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.6 Persentase Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan Di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 0,46
0,41
3,72 3,38
ISPA Akut
5,76 Hipertensi 6,68 44,76
Gastritis dan Duodentis
7,48
Malaria Klinis 11,76 Asma 15,60
Diare
Sumber : Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Kecenderungan penyakit ISPA Akut kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan (keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak layak), status gizi (malnutrisi), ataupun pengetahuan. Untuk mengurangi penyakit ini perlu penatalaksanaan yang tepat dan benar pada saat penemuan dini. Adapun hal yang terpenting lagi adalah perlunya dilakukan usaha-usaha promkes ataupun sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit ISPA itu sendiri.
27
3.2.2. Penyakit Menular. 3.2.2.1. Malaria Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang dikenal dengan Plasmodium, dimana ia menginfeksi sel-sel darah merah. Malaria ini ditandai dengan siklus menggigil, demam, sakit, dan berkeringat. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen internasional dalam MDG’s. Penyakit malaria di tularkan oleh nyamuk Anopheles betina, menyerang manusia di seluruh dunia. Malaria merupakan salah satu penyakit yang tidak pernah hilang (emerging) yang menunjukkan kecenderungan meningkatnya kasus di beberapa negara. Peningkatan penularan malaria sangat terkait dengan iklim baik musim hujan maupun musim kemarau dan pengaruhnya bersifat lokal spesifik. Pergantian musim akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap vektor pembawa penyakit. Pergantian global iklim yang terdiri dari temperatur, kelembaban, curah hujan, cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya, longevity dan perkembangan parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat mempengaruhi kepadatan populasi vektor. Penduduk berisiko adalah penduduk yang tinggal di daerah berisiko terjadi penularan malaria atau endemis malaria pada satuan wilayah terkecil seperti desa/dusun dalam kurun waktu satu tahun. Annual Parasite Incidence atau API
28
(o/oo) adalah jumlah penderita positif malaria per seribu penduduk Angka kesakitan dan kematian akibat malaria di pukesmas se-Kabupaten Lingga dapat digambarkan sebagai berikut ;
Tabel 3.2 Persentase Malaria Berdasarkan Kunjungan Di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 NO
1
KECAMATAN
Lingga
2
PUSKESMAS
PENDERITA
MENINGGAL
CFR
DIPERIKSA
POSITIF
POSITIF %
Daik
264
97
37.7
0
0
Penuba
71
68
95.8
0
0
3
Singkep
Dabo Lama
367
54
14.7
0
0
4
Singkep Barat
Raya
447
353
79.0
0
0
5
Lingga Utara
Pancur
182
138
75.8
0
0
6
Senayang
Senayang
244
162
66.4
0
0
Tajur Biru
419
374
89.3
0
0
1.994
1.246
62.5
0
0
7 Jumlah
Angka Kesakitan (API) Per 1.000 Penduduk
12.2
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Lingga termasuk Hight Case Incidence karena angka API > 5/1000 penduduk. Walaupun dilihat dari tahun sebelumnya terjadi penurunan yaitu pada tahun 2014 API Kabupaten Lingga 12,5 sedangkan ditahun 2014 sebesar 12,2. Hal ini menunjukan bahwa perlu perhatian khusus terutama usaha promkes agar angka kasus malaria di Kabupaten Lingga dapat ditekan sedemikian rupa. Jika dilihat dari tabel diatas dalam usaha pengobatan di Kabupaten Lingga sudah boleh dikatakan baik karena kematian akibat malaria maupun ukuran angka kematian (kematian yang disebabkan oleh malaria falciparum) dibandingkan
29
dengan jumlah penderita malaria jenis parasit P. falciparum pada periode waktu yang sama (CFR) didapatkan nol.
3.2.2.2.
TB Paru
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Millenium Devolopment Goals (MDG’S) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk dihentikan dan dicegah penyebarannya. Penemuan penderita baru BTA (+) di Kabupaten Lingga tahun 2014 sebanyak 57 kasus, meningkat apa bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 49 orang. Berikut dibawah ini gambaran jumlah kasus TB Paru 2014 di Kabupaten Lingga. Tabel 3.3 Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat Paru Di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH KEMATIAN
JUMLAH KASUS KASUS LAMA
KASUS BARU
AKIBAT TB PARU
13,274
1
5
0
5,232
0
4
0
Dabo Lama
32,105
2
11
0
Raya
17,918
0
5
0
Pancur
11,883
2
4
0
Senayang
11,277
1
11
0
Tajur Biru
10,688
2
17
0
102,377
8
57
0
PENDUDUK Daik Penuba
JUMLAH
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
30
Gambar 3.3 menunjukan bahwa persentase TB Paru sembuh dari 49 kasus di tahun 2013 menjadi 8 kasus adalah 83,6%. Bila dibandingkan dengan target nasional yaitu lebih besar dari 85%. Hal ini dimungkinkan disebabkan ada hubungan rendahnya kesadaran masyarakat dalam berobat TB dan kurangnya informasi mengenai pengobatan secara tuntas. Dalam mendukung pengobatan perlu dilakukan Pengawas Minum Obat (PMO) untuk membantu pasien agar disiplin minum obat. Dan jika dilihat jumlah penemuan kasus tahun 2014 ini terjadi peningkatan walaupun jika dilihat dari target penemuan kasus 160/100000 Kabupaten Lingga belum memenuhi, ini berarti belum maksimalnya pelaksanaan program TB Paru yang ada di Dinas Kesehatan kabupaten Lingga, jadi diperlukan program-program jitu untuk lebih memaksimalkan target penemuan kasus TB Paru tersebut.
3.2.2.3.
HIV & AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
31
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Kasus HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang dilaporkan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penderita yang ada sebenarnya.adapun penyebabnya adalah berkaitan dengan adanya stigma dalam masyarakat dimana penyakit ini merupakan penyakit aib bagi mereka. Akibanya masyarakat enggan untuk memeriksakannya. Salah satu tujuan yang ingin dicapai MDG’s dalam kurun waktu 19902015 adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru tahun 2015. Jika dilihat dari konsep fenomena gunung es, penemuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lingga tahun 2014 yaitu sebanyak 11 kasus dibandingkan tahuntahun sebelumnya yang belum ada kasus, bukanlah hal yang mencengangkan. Ini berarti menunjukan bahwa selama ini kasus tersebut masih tersembunyi dan belum terdeteksi dimasyarakat. Maka kegiatan yang bersifat terpadu dan promotif sangatlah diperlukan.
3.2.2.4 ISPA ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim paru. ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsia tanpa atau disetai radang dari parenkim.
32
Yang menjadi fokus di program kesehatan pada penyakit ISPA adalah pneumonia, hal ini dikarenakan peneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak. Peneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Di Kabupaten Lingga pada tahun 2014, ISPA merupakan jumlah penyakit terbanyak dari jumlah kasus yang ada yaitu sebanyak 14.238 kasus. Sedangkan penumonia tidak di jumpai kasus.
3.2.2.5 KUSTA Pendapat kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Strategi global WHO menetapkan indikator Eliminasi Kusta adalah angka penemuan penderita (new Case Detection Rate,NCDR) yang menggantikan indikator utamanya yaitu angka penemuan penderita
terdaftar
(prevalensi rate < 1/10.000 penduduk. Penyakit kusta dibagi menjadi dua jenis penyakit yaitu Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB). Ciri-ciri tipe Paucibacillary adalah lesi kulit (macula datar, papula yang ,meninggi, nodus) dengan jumlah satu sampai lima lesi, hipopigmentasi/eritema, distribusi tidak simetris, hilang sensasi yang jelas, terjadi kerusakan syaraf hanya satu cabang dan memerlukan waktu pengobatan 6 bulan.dimana di Kabupaten Lingga kasus kusta dengan tipe ini terdapat 1 kasus. Sedangkan tipe Multibacillary terdapat 2 kasus dengan ciri-ciri adalah lesi kulit lebih dari lima tempat makula datar,papula yang meninggi, nodus), distribusi
33
lebih simetris, hilang sensasi, terjadi kerusakan saraf pada banyak cabang dan memerlukan waktu pengobatan 12 bulan.
3.2.3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 3.2.3.1. Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit akut yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan)
yang dapat dicegah namun dapat
berakibat fatal, yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kuman Clostridium tetani gram positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang sistem syaraf pusat. Di Kabupaten Lingga sejak 2 tahun terakhir ini berdasarkan laporan dari seluruh puskesmas seluruh kecamatan tidak ada dijumpai adanya laporan mengenai kasus Tetanus Neonatorum.
3.2.3.2.
Campak
Campak (Morbili) adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi.
Morbili merupakan penyakit akut yang mudah sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius. Hampir semua anak di bawah 5 tahun di negara
34
berkembang akan terserang penyakit ini, sedangkan di negara maju biasanya menyerang anak usia remaja atau dewasa muda yang tidak terlindung oleh imunisasi. Berdasarkan Profil Kesehatan 2013, di Kabupaten Lingga terdapat 25 kaus, dimana di wilayak kerja puskesmas Dabo paling banyak ditemui kasus tersebut yaitu sebanyak 21 kasus, sedangkan diwilayah kerja Puskesmas Daik dan Puskesmas Raya tidak dijumpai kasus campak tersebut. Untuk tahun 2014 berdasarkan laporan dari seluruh wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga tidak dijumpai adanya kasus campak tersebut.
3.2.3.3.
Difteri
Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering menyerang anak-anak. penyakit ini akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae. Kuman difteri disebarkan oleh menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita. Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah. Untuk kasus difteri dari laporan beberapa tahun ini di Kabupaten Lingga tidak dijumpai adanya kaus difteri tersebut.
35
3.2.3.4. Polio/AFP Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Ini menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Individu yang terkena polio mempunyai gejala demam disertai lumpuh layuh mendadak dan pada pemeriksaan tinja ditemukan virus polio. Individu tersebut bisa carier dimana virus hidup di ususnya dalam waktu cukup lama untuk menularkan pada individu lain. Sekitar 4 sampai 8 persen infeksi poliovirus tidak menimbulkan gejala serius, hanya gejala minor seperti sakit tenggorokan, demam, lemah,gangguan pencernaan (sembelit) dan gejala umum lainnya seperti pada penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Polio dapat dicegah secara efektif dengan vaksin polio oral. Vaksin ini aman bahkan untuk anak yang sedang sakit sekalipun. Anak yang menerima dosis vaksin berkali-kali akan terlindungi seumur hidup. Sekitar 1 % hingga 2 % individu yang terinfeksi berkembang menjadi poliomyelitis nonparalitik meningitis aseptik dengan kekakuan sementara pada leher, punngung atau kaki. Sedikitnya 2 % dari semua korban infeksi polio akan menjadi lumpuh. Polio tidak dapat diobati, penyakit ini hanya bisa dicegah melalui imunisasi. Vaksin polio diberikan berkali-kali, untuk melindungi seorang anak dalam hidupnya. Eradikasi polio adalah salah satu cara untuk menghentikan transmisi virus polio ke manusia. Strategi Eradikasi Polio diantaranya imunisasi rutin yang tinggi pada imunisasi dasar dan Pekan Imunisasi Nasional.
36
AFP ( accute Flaccid Paralysis ) adalah kondisi yang abnormal ditandai dengan melemahnya, lumpuhnya atau hilangnya kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit atau trauma yang mempengaruhi syaraf yang berhubungan otot. AFP ini sering juga dijelaskan sebagai tanda cepat munculnya serangan otot seperti penyakit polio. Di Kabupaten Lingga sudah beberapa tahun ini dan tahun 2014 juga tidak dijumpai adanya laporan kasus AFP.
3.2.4. Penyakit Potensi KLB/Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Diare merupakan penyakit yang berpotensi KLB/Wabah di Indonesia. Karena DBD sering menyebabkan kematian begitu juga dengan diare.
3.2.4.1. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
37
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia). Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
38
Di Kabupaten Lingga untuk tahun 2014 terdapat 5 kasus DBD dengan Incidence Rate Per 100.000 yaitu sebesar 4.9 yang mana pada tahun-tahun sebelumnya tidak dijumpai kasus. Berikut ini gambaran penyebaran kasusu DBD di Kabupaten Lingga. Tabel 3.4 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Kabupaten Lingga tahun 2014 PUSKESMAS
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
Daik
0
0
0.0
Penuba
0
0
0.0
Dabo Lama
5
0
0.0
Raya
0
0
0.0
Pancur
0
0
0.0
Senayang
0
0
0.0
Tajur Biru
0
0
0.0
JUMLAH
5
0
0.0
4.9
0
0.0
IR/100.000
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari tabel 3.4 diatas didapatkan bahwa kasus DBD ditemukan hanya pada satu wilayah kerja puskesmas saja, yaitu Puskesmas Dabo Lam, hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jumlah penduduk.
3.2.4.2. Diare Diare adalah penyakit yang dapat terjadi akibat kebersihan lingkungan yang kurang. Diare dapat menyebabkan sindrom iritasi usus atau penyakit kronis lainnya dari usus besar. Pengertian Diare yaitu adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak
39
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. Diare terbagi 2 macam, yaitu : Diare Akut (diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat) dan Diare Kronik (diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dg kehilangan BB atau BB tidak bertambah selama masa diare tersebut). Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. Gambaran kasus diare di Kabupaten Lingga sejak tahun 2013 sampai dengan 2014 dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.5 Jumlah Kasus Diare Di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 PUSKESMAS
JUMLAH KASUS TAHUN 2013
JUMLAH KASUS TAHUN 2014
Daik
352
561
Penuba
0
221
Dabo Lama
339
1,358
Raya
361
758
Pancur
378
503
Senayang
285
477
Tajur Biru
262
452
Jumlah Kasus
1.718
4.331
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
40
Tabel diatas menunjukan jumlah kasus kecendrungan meningkat diseluruh wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Lingga. Hal ini menunjukan perlu perhatian lebih, khususnya dalam usaha promosi kesehatan, seperti kita ketahui bersama bahwa prilaku masyarakat dan lingkungan sangat berperan penting sebagai penyebab terjadi kasus diare.
3.2.5. Filariasis Filariasis atau yang sering kita sebut dengan Penyakit Kaki Gajah adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamk. penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar, payudara dan kelamin wanita. WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year 2020). Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Di Kabupaten Lingga sendiri masih terdapat 11 kasus Filariasis, dimana kasus ini merupakan kasus lama dan dari 11 kasus yang ada di Kabupaten Lingga paling banyak dijumpai di Puskesmas Daik yaitu sebanyak 5 kasus, gambaran angka kasus filariasis dapat dilihat pada tabel lampiran profil 25.
41
3.3.
STATUS GIZI Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat,
namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja. Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Balita, Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan masalah Kurang Vitamin A (KVA).
3.3.1. Berat Badan Lahir Rendah Kelahiran bayi prematur BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan utama dalam masyarakat dan merupakan penyebab utama kematian neonatal serta
42
gangguan perkembangan saraf dalam jangka panjang. Penelitian epidemiologi dan mikrobiologi-imunologi akhir-akhir ini telah mengatakan bahwa penyakit periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR. Mekanismenya mencakup perpindahan patogen periodontal ke jaringan plasenta serta aksi dari lipopolisakarida dan mediator inflamasi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, status gizi ibu dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR. Tabel 3.6 dibawah ini menunjukan jumlah Bayi berat lahir rendah dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 di puskesmas Kabupaten Lingga terus meningkat. Tabel 3.6 Jumlah BBLR Di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 PUSKESMAS
JUMLAH KASUS TAHUN 2013
JUMLAH KASUS TAHUN 2014
Daik
10
7
Penuba
0
0
Dabo Lama
15
26
Raya
7
17
Pancur
4
6
Senayang
18
5
Tajur Biru
12
5
Sungai Pinang Jumlah Kasus
0
6
66
72
43
Tabel diatas menunjukan di Kabupaten Lingga terjadinya peningkatan jumlah BBLR dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius lagi dari seluruh elemen. Dan kedepannya diharapkan adanya partisipasi aktif dari pihak terkait terutama tenaga kesehatan untuk lebih banyak melakukan penyuluhan di desa-desa kepada ibu hamil tentang faktorfaktor penyebab terjadinya BBLR.
3.3.2. Status Gizi Balita Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan per Umur (TB/U). Dalam penilaian status gizi harus ada ukuran baku. Baku antropometri yang digunakan antara lain baku rujukan WHO-NCHS yang dipublikasikan oleh WHO sebagai pembanding dan penilaian status gizi. Untuk klasifikasi status gizi berdasarkan baku antropometri perlu adanya batasan-batasan tertentu. Salah satu cara penyajian indeks antropometri adalah penggunaan Z –score, karena dengan Z –score hasil status gizi yang diluar batas masih dapat dideteksi, hasil perhitungan telah dibakukan menurut simpangan baku sehingga dapat dibandingkan untuk setiap kelompok umur dan indeks antropometri. Timbulnya masalah balita gizi buruk disebabkan oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang langsung mempengaruhi antara lain penyakit dan asupan gizi, yang keduanya dipengaruhi oleh pola asuh, kondisi ekonomi dan lingkungan.
44
Gambar 3.7 Jumlah Balita Gizi Buruk di Puskesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014
30
26
25
17
20 15 10
7
6
6
5
5
5
0
0
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari gambar 3.7 diatas dapat dilihat jumlah Gizi buruk di Kabupaten Lingga masih tergolong tinggi, pada tahun 2014 dijumpai jika antopometri dengan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan/Panjang (BB/TB) badan kasus gizi buruk di Kabupaten Lingga hanya 48 orang. Untuk menangani masalah tersebut diatas, pemerintah Kabupaten Lingga khusunya Dinas Kesehatan melaksanakan suatu kegiatan yaitu pemberian tambahan makanan dan vitamin pada gizi buruk, pemberian bahan makanan lokal, demonstrasi pembuatan makanan lokal dan konseling peningkatan pengetahuan gizi ibu balita serta dilakukan perawatan pada kasus gizi buruk tersebut baik melalui rawat jalan maupun rawat inap.
45
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat tersebut mempunyai visi “Terwujudnya Lingga Sehat 2015, didukung
lingkungan dan perilaku sehat dengan pelayanan berkualitas dan peran serta masyarakat”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut menuju Lingga Sehat 2015, Dinas Kesehatan menukung misi antara lain ; (1) Pembangunan daerah Berwawasan Kesehatan, (2) Pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, (3) Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (4)
Peniingkatan promosi kesehatan dengan memasyarakatkan PHBS dan
pengembangan desa siaga, (5) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengendalian lingkungan dan (6) Terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Beberapa program Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan pelayanan dasar diantaranya meningkatkan status 46
puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk, dari puskesmas non perawatan dijadikan puskesmas perawatan, dari puskesmas menjadi rumah sakit dan menambah bangunan baru baik itu pustu maupun polindes. Hal ini juga diikut sertakan penyebaran tenaga bidan-bidan desa dan dokter keluarga yang merupakan perpanjangan program dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan pemberian tambahan insentif dengan harapan adanya penambahan insentif ini diikuti juga peningkatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
4.1.
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Pendekatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif. Bila dipahami, PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan kesehatan, maka pengertian ini sesuai dengan salah satu substansi SKN 2009 yang menyatakan bahwa, Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan sebagai proses awal pelayanan kesehatan langsung maupun pelayanan kesehatan penunjang, dengan mekanisme rujukan timbal-balik. Termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat darurat. Pelaku PHC adalah Pemerintah dan/atau Swasta. Di jajaran Pemerintah, PHC dilaksanakan oleh Puskesmas dan jejaringnya. Sedangkan di kalangan swasta, PHC dilaksanakan oleh dokter praktik, bidan praktik, dan bahkan oleh pengobat tradisional (Battra).
47
4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih cukup tingi. Banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor didalam maupun diluar kesehatan. Dari segi medis sebenarnya sudah diketahui usaha-usaha preventif dan pengobatan yang mampu menolong wanita hamil, bersalin, bayi dan balita sehingga dapat terhindar dari bahaya kematian. Hanya saja sistem pelayanan terhadap hal ini terasa masih kurang memadai. Adapun faktor-faktordiluar kesehatan antara lain: kemiskinan, kurang memadainya pelayanan kesehatan, keterbatasan sarana transportasi, situasi geografi yang sulit, komunikasi antar lokasi pemukiman yang sulit terjangkau, rendahnya tingkat pendidikan wanita, keterbatasan jumlah tenaga terlatih dan profesional serta etos kerja yang masih rendah. Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, kunjungan neonatus, dan kunjungan bayi.
4.1.1.1.
Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan kesehatan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat
48
dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4 Kabupaten Lingga dalam 2 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut ini : Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Di Kabupaten Lingga Tahun 2013 – 2014 98
Persentase
96 94 92 90 88 86
Tahun 2013
Tahun 2014
K1
95,3
96,1
K4
89,4
90,3
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa persentase cakupan K1 dan K4 terjadi kenaikan. Cakupan K1 sebesar 95,3% pada tahun 2013 meningkat menjadi 96,1% pada tahun 2014, begitu juga dengan Cakupan K4 sebesar 89,4% pada
49
tahun 2013 meningkat menjadi 90,3% pada tahun 2014. Jika dilihat dari cakupan target Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014 yaitu Cakupan K1 90% dan K4 81%, maka sudah mencapai target. Akan tetapi untuk mencapai target nasional ada beberapa yang perlu ditingkatkan
salah satu diantaranya adalah system
pencatatan dan pelaporan dari tingkat dasar (pustu/polindes) maupun puskesmas induk.
4.1.1.2.
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Lingga meningkat sekitar 3,3%, yaitu dari 89,9% pada tahun 2013 menjadi 90,3% pada tahun 2014. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun 2013 – 2014 dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini :
50
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Lingga Tahun 2013 – 2014 persentase
90,4 90,2 90 89,8 89,6
Cakupan Persalinan Nakes
Tahun 2013
Tahun 2014
89,9
90,3
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Gambar 4.3 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan per Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014
100% 95%
90%
90% 85%
94%
98% 90%
96%
90% 85%
87%
80% 75%
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari gambar 4.3 diatas jika dilihat dari rata-rata keseluruhan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai target (target 79%). Hal ini mungkin disebabkan oleh Sudah meratanya penyebaran bidan-bidan disemua desa yang ada di Kabupaten Lingga. Dan sudah berjalannya Program kemitraan antara bidan dan dukun di desa.
51
4.1.1.3.
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan waktu: 1).Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari; 2).Kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3). Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Pelayanan yang diberikan meliputi: 1). Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3). Pemeriksaan lokhia dan pervaginam lainnya; 4). Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, 5). Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2x (2x24 jam), dan 6). Pelayanan KB pasca persalinan. Persentase cakupan persalinan ibu nifas di Kabupaten Lingga secara keseluruhan terjadi Penurunan 99,5% pada tahun 2013 menjadi 90,3% pada tahun 2014 seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.4. dibawah ini.
52
Gambar 4.4 Persentase Cakupan Persalinan Ibu Nifas Di Kabupaten Lingga Tahun 2013 – 2014 102 100 98
persentase
96 94 92 90
88 86 84
Tahun 2013
Tahun 2014
99,5
90,3
K1
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Gambar diatas menunjukan bahwa, target Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014 sudah tercapai. Tetapi jika dilihat perpuskesmas seperti pada gambar 4.5 dibawah ini masih ada puskesmas yang belum mencapai target
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas per Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 100% 95% 90% 85% 80%
94% 90%
91%
96%
90% 91% 87%
87%
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
53
Pada gambar diatas jika dilihat dari Indikator Cakupan Target Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga yang ada (75%), maka cakupan pelayanan ibu nifas diwilayah kerja Puskesmas Tajur Biru belum mencapai target. Ini dimungkinkan terjadi selain dari faktor penyebaran tenaga bidan ditambah lagi kondisi geografis yang penduduknya menyebar di banyak pulau-pulau kecil yang belum semuanya ada sarana kesehatan dan petugas khusunya bidan.
4.1.1.4.
Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0 – 7 hari dan satu kali pada umur 8 – 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Gambar 4.6 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap per Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 120,0% 100,0% 80,0% 60,0% 40,0% 20,0% 0,0%
80,7%
95,1%
90,0% 68,2%
86,3%
96,1% 82,1%
77,0%
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
54
Dari gambar 4.6 diatas menunjukan bahwa penyebaran cakupan kunjungan neonatus sudah hampir merata dan sudah memenuhi indikator cakupan target Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga (75%).
4.1.1.5.
Kunjungan Bayi
Distribusi cakupan kunjungan bayi di puskesmas yang ada di Kabupaten Lingga masih belum merata. Di Puskesmas Penuba dan Sungai Pinang masih dibawah 80% dibandingkan puskesmas lain yang sudah diatas 80%. Gambaran persentase kunjungan bayi di Kabupaten Lingga dapat dilihat pada gambar 4.7 dibawah ini.
Gambar 4.7 Cakupan Kunjungan Bayi Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 120,0 90,0
100,0
86,3
80,7 80,0
96,1
95,1 82,1
77,0
68,2
60,0 40,0
20,0 0,0
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
4.1.2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra
55
sekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/Sederajat, serta pelayanan kesehatan pada anak remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil.
Gambar 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 102,0 99,7
100,0 98,0
100,0
100,0
96,9 95,3
96,0 94,0
100,0
95,6
92,8
92,0 90,0 88,0
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa distribusi persentase pelayanan anak sekolah pemantauan sudah hampir merata di seluruh puskesmas merata dan terjadi peningkatan, dimana 90,8% pada tahun 2013 menjadi 100% pada tahun 2014.
4.1.3. Pelayanan Keluarga Berencana Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui peserta KB Aktif,
56
kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
persentase
Gambar 4.9 Persentase Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Menurut Puskesmas di Kabupaten Lingga Tahun 2014 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
88,9 66,0
69,7
68,6
63,8
58,4
12,2
10,2
10,5
DAIK
PANCUR
KB Baru
12,2
KB Aktif
66,0
55,9
57,5
5,8
9,7
SUNGAI PINANG
DABO LAMA
RAYA
SENAYA NG
TAJUR BIRU
PENUBA
10,2
10,5
5,8
9,7
8,2
4,3
8,2
69,7
68,6
58,4
88,9
63,8
55,9
57,5
8,2
4,3
8,2
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Pada gambar 4.9 di atas, terlihat bahwa Cakupan Peserta KB Aktif tahun 2014 di Kabupaten Lingga sekitar 66,6% (Rentang : 58,4% - 88,8%). Cakupan Tertinggi Peserta KB Aktif ada di Puskesmas Raya (88,9%) sedangkan cakupan terendah terjadi di Puskesmas Dabo Lama (58,4%). Tetapi secara total kabupaten cakupan tersebut sudah memenuhi cakupan target (66,6%). Cakupan Peserta KB Baru di Kabupaten Lingga tahun 2014 adalah 9,6% (Rentang : 6,3% - 20%). Cakupan Peserta KB Baru tertinggi terjadi di Puskesmas Daik (12,2%), sedangkan cakupan terendah terjadi di Puskesmas Tajur Biru (4,3%). Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB Baru maupun peserta KB Aktif adalah suntikan kemudian pil dan implant.
57
Gambar 4.10 Persentase Cakupan Pelayanan Peserta KB Baru dan Aktif Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 0,0% 0,8%
0,6%
1,2% 3,6%
IUD 34,6%
Implant Suntik Pil
59,3%
Kondom
Obat Vagina lainnya
Sumber : Bidang Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
4.1.4. Pelayanan Imunisasi Pencapaian
Universal Child Immunization
(UCI)
pada
dasarnya
merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/kelurahan. UCI Desa merupakan indikator penting dalam program imunisasi. Target UCI tahun 2014 adalah >85 %, artinya target UCI tercapai bila minimal 85 % desa/kelurahan di kabupaten/kota telah memenuhi target imunisasi campak sebagai imunisasi rutin terakhir. Cakupan UCI Desa tahun 2014 Kabupaten
58
Lingga saat ini adalah 86,7 % (65 desa UCI dari 75 desa yang ada) artinya sudah mencapai target (85 %). Adapun cakupan UCI Desa tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gambar 4.12 Persentase Cakupan Desa UCI Perwilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014
DAIK 75,0
81,8
PANCUR
88,9
91,7
SUNGAI PINANG DABO LAMA
100,0
100,0
92,9
33,3
RAYA SENAYANG TAJUR BIRU
PENUBA
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari gambar diatas menunjukan bahwa persentase pencapaian desa UCI terdapat di Wilayah Puskesmas Senayang yaitu sebesar 100%, sedangkan terendah diwilayah kerja Puskesmas Sungai Pinang hanya sebesar 33,3%. Hasil Capaian Ini Harus dipertahankan dan ditingkatkan.
4.1.5. Perbaikan Gizi Masyarakat 4.1.5.1 Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan
59
penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan data profil kesehatan tahun 2013 persentase jumlah bayi yang ditimbang sebesar 65,02 %. Jika dilihat pada tabel lampiran profil 2014 persentase jumlah balita yang ditimbang mengalami kenaikan yaitu menjadi 79,3 %.
4.1.5.2 Pemberian Kapsul Vitamin A Vitamin A merupakan Zat gizi penting bagi manusia terutama untuk kesehatan mata. Selain itu, Vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapatkan vitamin A tidak mudah terkena penyakit seperti diare, campak ataupun infeksi lainnya. Berikut ini gambaran persentase pemberian vitamin A pada bayi, balita dan ibu nifas di puskesmas se Kabupaten Lingga tahun 2014.
60
Gambar 4.13 Persentase Pemberian Vitamin A pada Bayi, Balita dan Ibu Nifas Perwilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 100,00
93,92
90,48
86,30 81,82 80,00
86,15
90,00
97,75
99,19
95,73 89,88
78,86
90,82 91,15 87,70 84,13 83,42 85,29
98,21 96,25 89,84 89,74 79,70
73,60
80,00 68,03
Persentase
70,00 60,00
50,00 40,00
30,00 20,00 10,00 0,00
DAIK
PANCUR 78,86
SUNGAI PINANG 80,00
DABO LAMA 95,73
Vit A pd Bayi
68,03
Vit A pd Balita
86,15
81,82
86,30
99,19
Vit A Pada Ibu Nifas
90,48
93,92
97,75
89,88
RAYA 85,29
SENAYAN G 91,15
TAJUR BIRU 79,70
PENUBA
84,13
83,42
73,60
98,21
90,82
87,70
89,84
96,25
89,74
Pada gambar diatas , cakupan tertinggi pemberian vitamin A pada Bayi dan Balita yaitu di puskesmas Dabo Lama, sedangkan Vitamin A pada Ibu Nifas yaitu di Puskesmas Raya. Pada cakupan pemberian vitamin A pada Bayi di puskesmas
dabo
lama
persentase
pemberiannya
melebihi
100%
ini
mengisyaratkan bahwa pencatatan dan pelaporan di sarana pelayanan tersebut masih belum benar, disamping pemahaman kemungkinan saja terjadi pencatatan 2 kali terhadap bayi yang diberikan vitamin A.
4.1.5.3. Pemberian Tabelt Besi Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi
61
lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Persentase ibu hamil yang mendapat tabelt Fe1 dan Fe3 menurut puskesmas di Kabupaten Lingga dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.14 Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tabelt Fe1 dan Fe3 Perwilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014
Fe1 95,51
78,28
94,55
98,91
89,82
98,95
Fe3 95,86
90,70
94,16
97,62
83,64 73,91
80,69 62,79
68,87
73,81
Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga Tahun 2014
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa persentase ibu hamil yang mendapat tabelt Fe1 dan Fe3 masing-masing puskesmas sudah diatas 80%. Berdasarkan data profil 2013 Jika dilihat dari total persentase pemberian tablet Fe1 dan Fe3, pada tahun ini terjadi kenaikan baik itu pemberian tabelt Fe1 maupun Fe3. pada tahun 2013 ibu hamil yang mendapat Fe1 sebesar 86,70% menjadi 96,1% pada tahun 2014. Sedangkan ibu hamil yang mendapat Fe3 pada tahun 2013 sebesar 72,35% menjadi 78,7% pada tahun 2014.
62
4.1.5.4. Bayi Keluarga Miskin yang mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Untuk mencegah terjadinya gizi kurang sekaligus mempertahankan gizi baik pada keluarga miskin, maka program pemberian MP-ASI berbahan baku lokal merupakan alternatif terbaik. Walaupun saat ini makanan bayi komersial banyak dijual di pasar, namun bagi keluarga miskin, produk ini bisa menjadi barang mewah yang sulit dijangkau untuk jangka waktu yang relatif lama. Dengan bahan pangan lokal diperoleh harga yang murah, mudah didapat dan lebih bervariasi. Syarat MP-ASI yang perlu dipenuhi agar kebutuhan zat gizi bayi atau anak dapat terpenuhi harus mengandung cukup energi baik mutu maupun jumlahnya bagi setiap kelompok umur, memiliki nilai suplementasi yang baik, mangandung vitamin dan mineral dengan jumlah yang cukup dan diterima dengan baik oleh bayi. Dari data profil tahun 2014 seluruh bayi keluarga miskin yang ada diseluruh wilayah kerja puskesmas yang berada di Kabupaten Lingga semuanya (100%) mendapat makanan pendamping ASI. Dengan harapan tidak terjadi gizi kurang dan sekaligus mempertahankan gizi baik pada keluarga miskin.
4.1.5.5. Bayi Yang Mendapat ASI-Eksklusif Dengan adanya Peraturan Pemerintah tentang pemberian ASI Eksklusfi yang telah memuat pengertian tentang pemberian ASI Eksklusfi maka perbedaan ini tidak boleh lagi terjadi, Sudah Ada Peraturan Pemerintah Pemberian ASI Eksklusfi,sudah harus mempunyai pengertian yang sama antar sesama program yaitu “ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir selama 6
63
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.” Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012. Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. PP Pemberian ASI Eksklusif ini merupakan penjabaran dari UndangUndang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 129, ayat 1 “Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif”. Dan ayat 2 : “ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah”. Di data profil kesehatan Kabupaten Lingga 2014, tidak tergambarkan atau tidak ada data persentase cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif. Hal ini perlu perhatian ditahun mendatang khususnya bidang gizi, agar lebih maksimal dalam pencatatan dan pelaporan.
4.1.6. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangan RS yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan.
64
4.1.6.1. Ibu Hamil Resiko Tinggi (Risti)/Komplikasi Yang Ditangani Pada tahun 2014 jumlah ibu hamil risti sebanyak 486 orang (20%) dari 2.432 ibu hamil yang ada dan yang mendapat penanganan dari tenaga kesehatan sebanyak 426 (87,5%), keadaan ini menunjukan bahwa masih terdapat 12,5% ibu hamil resiko tinggi yang tidak mendapat penanganan oleh tenaga kesehatan. Apabila ditinjau lebih jauh dari 12,5% ibu hamil resiko tinggi ini ternyata lebih cenderung mencari pertolongan ke tenaga non kesehatan (dukun). Persentase Ibu Hamil Resiko Tinggi/Komplikasi yang ditangani tahun 2014 dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 4.15 Ibu Hamil Resti/Komplikasi Yang Ditangani Perwilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 764
800
700 600
kasus
500
435
400 300
275
267
258
152,8 150
200 100 0
53,4 55
87
92
55 33
87
18,4
51,6
27
51,444
84
16,817
13 DAIK
PANCUR
Jumlah Bumil
267
Bumil Resti
53,4 55
Yang Ditangani
257
DABO LAMA 764
RAYA
275
SUNGAI PINANG 92
TAJUR BIRU 257
PENUBA
435
SENAYAN G 258
55
18,4
152,8
87
51,6
51,4
16,8
33
13
150
87
27
44
17
84
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa penanganan kasus risiko tinggi pada ibu hamil di 8 Puskesmas walaupun belum PONED pelayanannya sudah cukup baik tapi masih bervariasi antara satu puskesmas dengan puskesmas lainnya.
Rendahnya
cakupan
penanganan
terhadap
ibu
hamil
resiko
65
tinggi/komplikasi di salah satu Puskesmas ini di sebabkan letak geografis daerah ini banyak terdiri dari pulau-pulau kecil dan terpencil dengan akses terhadap sarana transportasi yang sulit dijangkau.
4.1.6.2. Neonatus Resiko Tinggi (Risti)/Komplikasi Yang Ditangani Pada tahun 2014 jumlah Neonatus risti sebanyak 329 orang (15%) dari 2.195 neonatus yang ada dan yang mendapat penanganan dari tenaga kesehatan sebanyak 186 (56,5%), keadaan ini menunjukan bahwa target cakupan Kabupaten Lingga belum tercapai (65%) Persentase neonatus yang ditangani tahun 2014 dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 4.16 Neonatus Resti/Komplikasi Yang Ditangani Perwilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Lingga Tahun 2014 675
700 600 500
kasus
393
400 300
252
250
243
218
200 101,25
88
100 0
36,45
37,5 14
18 PANCUR
58,95
13,2
76
32,7
11
37,833
27 SUNGAI 9 PINANG 88
DABO LAMA 675
RAYA
11,47
243
250
393
SENAYAN G 218
Neonatus Resti
36,45
37,5
13,2
101,25
58,95
32,7
37,8
11,4
Yang Ditangani
18
14
9
67
27
11
33
7
Jumlah Neonatus
DAIK
67
TAJUR BIRU 252
PENUBA 76
Begitu juga dengan gambar grafik diatas tidak jauh beda yang terjadi pada bumil resti, Rendahnya cakupan penanganan terhadap neonatus resiko tinggi/komplikasi di bebarapa puskesmas ini di sebabkan letak geografis daerah 66
ini banyak terdiri dari pulau-pulau kecil dan terpencil dengan akses terhadap sarana transportasi yang sulit dijangkau.
4.1.7. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat Puskesmas di Kabupaten Lingga tahun 2014 berjumlah 8 buah yang tersebar disemua kecamatan yang terdiri dari 4 puskesmas perawatan dan 4 puskesmas non perawatan. Kabupaten Lingga juga mempunyai 1 buah Rumah sakit umum daerah dan 1 buah Rumah Sakit Lapangan/Rumah Sakit Bergerak. Untuk kedua jenis rumah sakit ini sudah memeiliki kemampuan pelayanan kegawat daruratan. Sedangkan dari 8 puskesmas hanya 4 puskesmas yang memiliki kemampuan pelayanan kegawat daruratan. Untuk itu kedepan diharapkan semua puskesmas yang ada di Kabupaten Lingga diharapkan mampu melakukan pelayanan kegawat daruratan dan puskesmas juga dapat meningkatkan pelayanannya dengan
menaikan tingkatan puskesmas
menjadi puskesmas perawatan.
4.1.8. Pelayanan Kesehatan Gigi Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM). Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi
67
sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi abses, dan operkulektomi. Cakupan rasio tambal/cabut gigi tetap tahun 2014 di Kabupaten Lingga adalah sebesar 0,1%. Mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,04%. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan sarana dan prasarana alat kedokteran gigi di puskesmas-puskesmas dan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan giginya. Tetapi dari data yang ada hal ini belum terjadi untuk disemua puskesmas karena penyebaran dokter gigi atau tidak semua puskesmas memiliki dokter gigi.
4.1.9. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan Pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Dalam hal tersebut diselenggarakan dalam mekanisme Jaminan Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran program masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu. Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Berikut adalah gambaran persentase program Jamkesmas Kabupaten Lingga tahun 2014.
68
Tabel 4.1 Persentase Cakupan Jamkesmas Kabupaten Lingga Tahun 2014 NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
Jaminan Kesehatan Nasional 1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 1
1.2 PBI APBD 1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 1.5 Bukan pekerja (BP)
PESERTA JAMINAN KESEHATAN JUMLAH % L P 11.472 22.917 8.326
L+P 34389
L 22,11
P 47,19
L+P 34,24
16.625 24.951 16,05
34,23
24,84
0
0
0
0,00
0,00
0,00
2.952
5.904
8.856
5,69
12,16
8,82
194
388
582
0,37
0,80
0,58
0
0
0
0,00
0,00
0,00
15.000 30.000 45.000 28,91
61,77
44,80
2
Jamkesda
3
Asuransi Swasta
0
0
0
0,00
0,00
0,00
4
Asuransi Perusahaan
0
0
0
0,00
0,00
0,00
JUMLAH (KAB/KOTA)
26.472 52.917 79.389 51,03 108,95
79,03
Puskesmas yang ada di Kabupaten Lingga tahun 2014 dengan jumlah penduduk sebanyak 100,448 jiwa, yang dicakup dalam program jamkesmas sebanyak 79.389 jiwa (79,03%). Sedangkan masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dibagi menjadi dua diantaranya yaitu rawat jalan sebanyak 33,099 pasien, dan rawat inap sebanyak 1473 pasien.
4.2.
AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
4.2.1. Rawat Jalan dan Rawat Inap Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan
69
rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Selama kurun waktu 2014, cakupan rawat jalan di Puskesmas se-Kabupaten Lingga, terdapat sebanyak 31.095 dari jumlah penduduk Kabupaten Lingga yaitu 100.448 jiwa Sedangkan cakupan rawat jalan di dua rumah sakit adalah sebanyak 2.004. Jadi total cakupan rawat jalan di Kabupaten Lingga adalah sebanyak 33.099. Untuk cakupan rawat Inap di Kabupaten Lingga terdapat sebanyak 1.473 yang terdiri dari 141 pasien di puskesmas dan 1.332 pasien di Rumah Sakit. Adapaun penyebab cakupan rawat inap rendah dipuskesmas dikarenakan dari 8 puskesmas yang berstatus puskesmas perawatan hanya ada 4 puskesmas. Untuk gambaran cakupan rawat jalan dan rawat inap di Kabupaten Lingga dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 4.18 Cakupan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Lingga tahun 2014 7000 6052
Jumlah Pasien
6000
5000 4000
4307 3766
4069
3752 3122
3184 2843
3000
2000
1303
989
1000 0 0
Daik
0
Rawat Jalan
3766
Dabo Lama 6052
Rawat Inap
0
0
0
53
7
23
58
Raya
Pancur
Senayang
Tajur Biru
Penuba
4307
4069
3752
3122
0
53
7
23
701
343
0 RSUD
RSL
3184
Sungai Pinang 2843
1303
701
58
0
989
343
70
4.2.2. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan Pemeriksaan laboratorium dan radiodiagnostik merupakan pelayanan kesehatan penunjang dalam menegakkan diagnose penyakit. Kabupaten Lingga miliki 9 sarana pelayanan kesehatan yang meliputi 1 Rumah Sakit Umum Daerah, 1 Rumah Sakit Lapangan/Rumah Sakit Bergerak dan 8 Puskesmas, yang masingmasing unit mempunyai kemampuan Laboratorium kesehatan 100%.
4.2.3. Pelayanan Kefarmasian Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat. Pada Tabel 74 dapat dilihat, ketersediaan obat sesuai kebutuhan di Kabupaten Lingga pada tahun 2014 masih bervariasi. Perhitungan tingkat ketersediaan obat dapat diperoleh dari jumlah item obat yang cukup (>= 100%) dibagi jumlah item obat seluruhnya.
4.3.
PERILAKU HIDUP BERMASYARAKAT
4.3.1. Rumah Tangga Ber-PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
71
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Persentase
Gambar 4.19 Persentase Pemantauan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Lingga tahun 2014 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
97,7
96,8
96,6
100,0
89,2
86,1
58,6
55,3
38,4
19,8
20,1
51,9
32,9
24,0 15,2 4,8
DAIK
PANCUR
DABO LAMA 89,2
RAYA
SENAYANG
TAJUR BIRU
PENUBA
86,1
SUNGAI PINANG 97,7
Rumah Yang di Pantau
96,8
Rumah Ber-PHBS
19,8
96,6
100,0
55,3
51,9
20,1
24,0
58,6
38,4
15,2
4,8
32,9
Dan dapat dilihat dari rumah tangga yang dipantau masih sangat rendahnya rumah tangga yang ber-PHBS, ini mungkin salah satu penyebab tingginya kasus ISPA di Kabupaten Lingga. Untuk mengatasi hal diatas maka perlu peningkatan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan dengan harapan rumah tangga ber-PHBS meningkat ditahun yang akan datang.
4.3.2. Posyandu Aktif Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
72
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Meski
memiliki peran kunci dalam peningkatan status kesehatan
masyarakat dan menurunkan angka kematian ibu dan anak, masih sedikit pos pelayanan terpadu (posyandu) yang berfungsi aktif di Kabupaten Lingga.
Gambar 4.20 Jumlah Posyandu Yang Aktif di Kabupaten Lingga tahun 2014 34
35 30
Jumlah Posyandu
25
25
22
19
20
13
15
11 9
10 5
0
7
7 4
4 2
DAIK
1
PANCUR
3
3
1
10 DABO LAMA
3
00
00
0
PRATAMA
4
2
SUNGAI PINANG 4
RAYA
SENAYANG
TAJUR BIRU
PENUBA
34
3
22
25
3
MADYA
11
19
1
1
13
0
0
7
PURNAMA
9
1
3
0
7
0
0
0
MANDIRI
0
1
0
0
1
0
0
0
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa posyandu aktif di Kabupaten Lingga sangat rendah sekali. Hal ini mungkin disebabkan masih kurangnya pengetahuan masrakat dan kader serta masih kurangnya koordinasi lintas sektoral. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan berbagai hal diantaranya Pelatihan kader yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sekaligus dedikasi kader agar timbul kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan tugas sebagai kader dalam melayani masyarakat di posyandu. Selain itu juga perlu memperkuat
73
dukungan pendamping dan pembinaan oleh tenaga professional dan tokoh masyarakat.
4.4.
PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan
institusi yang memiliki potensi pengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Berdasarkan tabel lampiran profil Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga tahun 2014 persentase keseluruhan pemantauan rumah sangat kecil sekali yaitu sebesar 23.7% (5.580 yang dipantau dari 23.498 rumah yang ada). Ini mungkin disebabkan kurang aktifnya petugas sanitasi dan kekurangan tenaga sanitasi itu sendiri di puskesmas. Sedangkan persentase rumah sehat pun masih rendah, dari data yang ada kecenderungan masih kurangnya teliti dalam pengolahan data.
74
Gambaran persentase rumah sehat di Kabupaten Lingga dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.21 Persentase Pemantauan Rumah Sehat di Kabupaten Lingga tahun 2014 8534
9000 8000
7000
Persentase
6000 5000
4267 3759
4000 3000 2000
3285 2615
2248
1512
1380
1124
690 468 234 300
1000 0
1966
1660
DAIK
PANCUR
Rumah di Bina
1660
Rumah di Bina Memenuhi Syarat
1124
Rumah Memenuhi Syarat (Rumah Sehat)
2248
462 231 DABO LAMA 3759
RAYA
2615
SUNGAI PINANG 300
234
690
4267
468
1380
8534
1172 1220 610 640 728 586 364
3285
SENAYAN G 1966
TAJUR BIRU 1512
PENUBA
231
586
610
364
462
1172
1220
728
640
Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga untuk tahun 2014 banyak mempunyai pekerjaan rumah, yang mana banyak sekali data-data tentang kesehatan lingkungan yang belum lengkap malahan belum ada sama sekali. Ini berarti perlu pemantapan ulang atau perlu bimbingan khusus kepada petugas-petugas sanitasi yang ada di seluruh puskesmas di Kabupaten Lingga.
75
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut :
5.1. SARANA KESEHATAN Pada bab ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya puskesmas, rumah sakit, sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
5.1.1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah unit fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui
76
upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Pada periode tahun 2014, jumlah puskesmas (termasuk puskesmas perawatan) terdapat 8 buah. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk di Kabupaten Lingga dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini. Tabel 5.1. Rasio Puskesmas per-Kecamatan Di Kabupaten Lingga Tahun 2014
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah Puskesmas
Lingga
11.072
1
Lingga Utara
11.141
1
Lingga Timur
3.901
1
Singkep
30.958
1
Singkep Barat
18.165
1
Senayang
21.737
2
Selayar
3.474
1
Jumlah
100.448
8
Kondisi geografi Indomesia yang tidak merata, menyebabkan daerah jangkauan puskesmas menjadi tidak sama, beberapa puskesmas memiliki cakupan yang sangat luas dengan kondisi geografis yang tidak dapat dilalui dengan kendaraan darat karena berupa kepulauan. sehingga dibeberapa daerah puskesmas menggunakan angkutan perahu untuk tetap dapat menjangkau masyarakat.
77
5.1.2. Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian teknologi.
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Kategori rumah sakit yang dimaksud adalah 1) rumah sakit pemerintah yang terdiri dari rumah sakit vertikal (milik Depkes RI), RSUD milik kabupaten/kota dan rumah sakit milik TNI / Polri, 2) rumah sakit swasta dan 3) rumah sakit khusus seperti rumah sakit ibu dan anak, rumah bersalin. Jika dilihat dari kategori diatas sampai dengan tahun 2014 Kabupaten Lingga hanya mempunyai 1 buah rumah sakit umum daerah (RSUD Dabo) dan 1 buah rumah sakit khusus yaitu Rumah Sakit Lapangan Kabupaten Lingga. 5.1.2 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi ini, tak terkecuali Indonesia. Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program Indonesia Sehat. Yang pertama pada 2013, dimana indikator untuk menuju kearah Indonesia sehat masih belum terpenuhi dan kemudian diperbaharui menjadi Indonesia Sehat 2015. Ada lima puluh indikator yang terangkum dalam beberapa garis besar diantaranya penurunan angka kematian, penurunan angka kesakitan, peningkatan status gizi, perbaikan sanitasi dasar, perilaku hidup bersih dan sehat, penyebaran tenaga kesehatan yang mencakup aksesabilitas pelayanan kesehatan. Untuk
78
memenuhi inidikator-indikator tersebut tentunya Kementrian Kesehatan telah menyusun berbagai staregi. Termasuk salah satunya Desa Siaga. Desa siaga adalah kondisi dimana suatu desa dianggap mampu dan mau untuk mengetahui dan mengatasi permasalah kesehatan di wilayahnya sehingga diharapkan kondisi-kondisi kesehatan yang ada dapat tertanggulangi. Logikanya, jika unit terkecil dalam pemerintahan dapat berdaya dan mandiri secara kesehatan otomatis bagian yang lebih besar dari unit tersebutpun akan mandiri dan berdaya. Dalam pelaksanaannya, pemerintah desa bekerjasama dengan lintas sektor dan lintas program yang ada di wilayah kecamatan tersebut. Unit Pelayanan Terpadu tersebut hanya berfungsi sebagai fasilitator, pelaksanaanya sepenuhnya tergantung dari pemerintahan desa. Dengan desa siaga, diharapkan kesadaran masyarakat dapat terbangun. Masyarakat mampu menyadari bahwa pencegahan jauh lebih murah dibandingkan pengobatan. Basis dari kegiatan Desa Siaga adalah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Tentulah ini tidak mudah. Membangun kesadaran masyarakat dan lalu membuat mereka berdaya dan akhirnya mandiri tentunya butuh proses yang tidak sebentar dan dana yang tidak sedikit. Sudah beberapa tahun ini melalui Dinas Kesehatan telah menganggarkan dana bantuan untuk stimulus pelaksanaan desa siaga di Kabupaten Lingga. Permasalahan yang sering timbul adalah ketika kesadaran tersebut belum atau tidak terbangun. Sebagian pemerintah desa atau kecamatan masih menganggap Desa Siaga adalah program tambahan. Mereka merasa cukup sampai dengan terbentuknya Forum Kesehatan Desa, memiliki Poskesdes serta memiliki
79
plang pemberitahuan bahwa anda memasuki Siaga X. Namun secara teknis pelaksanaannya mati suri. Dari 57 desa siaga yang ada di Kabupaten Lingga hanya 21 desa atau 36,84% yang aktif. Untuk itu perlu sangat perlu dilakukan evaluasi terhadap kelemahan system yang telah berjalan. Posyandu merupakan salah satu bentuk lain dari kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang telah berjalan sejak lama. Perkembangan dan kinerja dapat dikelompokkan dalam 4 strata yaitu; Posyandu Pratama, Madya,Purnama dan Posyandu mandiri. Dari 153 posyandu yang ada, strata posyandu Madya merupakan strata posyadu yang terbanyak yaitu 61 buah atau 39,87%.sedangkan untuk strata posyandu Mandiri Kabupaten Lingga belum memiliki.
5.1.3 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pendidikan
tenaga
kesehatan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan di berbagai jenjang. Seiring dengan baru beberapa tahun terbentuknya Kabupaten Lingga, dimana di Kabupaten Lingga sendiri sampai dengan tahun 2014 belum terdapat satu pun institusi yang menyelenggarakan pendidik tenaga kesehatan, jadi selama ini
warga Lingga yang ingin mengikuti atau melanjutkan pendidikan kesehatan
terpaksa ke luar daerah.
80
5.2.
TENAGA KESEHATAN Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan dibedakan menjadi
7 kelompok, yaitu tenaga medis, perawat & Bidan, Farmasi, Gizi, Teknisi Medis, Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat. Ke Tujuh kelompok tersebut tersebar di seluruh Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan. Di Kabupaten Lingga rasio tenega medis 100.000 penduduk (tenaga medis PNS) masih sangat rendah, untuk dokter umum hanya 12.7% dokter gigi 5.9%. namun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada didesa-desa tahun 2014 Kabupaten Lingga mendapat bantuan dokter keluarga yang merupakan program Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan untuk tenaga dokter spesialis sampai saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga masih menjalin kerja sama dengan beberapa universitas untuk dapat memberikan pelayanan spesialistik. Hanya saja selama ini jumlah 4 spesialis dasar tidak setiap bulannya terpenuhi di kedua rumah sakit yang ada di Kabupaten Lingga. Jumlah Tenaga Bidan PNS sebanyak92 orang dengan rasio
92 per
100.000 penduduk. Tenaga Perawat sebanyak 115 orang dengan rasio 112 per 100.000 penduduk. Tenaga Kefarmasian 13 orang sedangkan tenaga ahli gizi sebanyak 8 orang.Tenaga Analis Laboratorium 9 orang. Tenaga yang paling minim di kabupaten Lingga yaitu untuk Tenaga Rontgen dan Penata Anastesi. Ahli kesehatan masyarakat yang sebanyak 7 orang dengan rasio 6.8 per 100.000 penduduk. Dan ahli sanitasi hanya 6 orang dengan rasio 5.9 per 100.000 penduduk. Ini berarti Kabupaten Lingga masih kekurangan tenaga sanitasi untuk
81
mengatasi masalah-masalah lingkungan yang erat hubungannya dengan berbagai penyakit yang diakibatkan atau dipengaruhi faktor lingkungan.
5.3.
PEMBIAYAAN KESEHATAN Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36
tahun 2009 pasal 171 ayat 1, bahwa Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Berikut ini merupakan persentase pembiayaan kesehatan di APBD Kabupaten Lingga tahun 2014. Gambar 5.3 Persentase Anggaran Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten Lingga Tahun 2014 7,1% 7,0%
7,0%
7,0% 6,9% 6,9% 6,8%
6,8%
6,8% 6,7% Tahun 2013
Tahun 2014
Dari Gambar 5.3. di atas terlihat bahwa persentase anggaran kesehatan termasuk gaji pada tahun 2013 dari total APBD Kabupaten Lingga baru mencapai 82
6,8% , meningkat pada tahun 2014 menjadi 7%. Meskipun demikian, angka tersebut masih berada dibawah harapan karena berdasarkan undang-undang Nomor 23 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 171 ayat 1 yang menyatakan besaran anggaran kesehatan minimal 5 dari pendapatan negara diluar gaji dan pasal 2 menyatakan besaran anggaran pemerintah provinsi/kabupaten/kota minimal 10% dari APBD diluar gaji.
83
BAB VI KESIMPULAN
6.1.
KESIMPULAN Situasi Derajat Kesehatan Kabupaten Lingga pada tahun 2014 dapat dilihat
dari beberapa indikator yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup serta Status Gizi dan Angka Kesakitan. 1)
Pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Lingga mengalami penurunan.
2)
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 terjadi penurunan dari nilai AKI
473,65/100.000
kelahiran
hidup
pada
tahun
2013
menjadi
249,0/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 (8 kematian/1.689 kelahiran (0,47%) pada tahun 2013 menjadi 5 kematian/2.008 kelahiran (0,25%). 3)
Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Lingga mengalami peningkatan dari 69,88 tahun pada tahun 2013 menjadi 70.16 tahun pada tahun 2014.
4)
Status Gizi Masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu BBLR, Status Gizi Balita. Jumlah BBLR Kabupaten Lingga pada tahun 2014 terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
5)
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 Kabupaten Lingga mengalami kenaikan. Untuk K1 dari 87% pada tahun 2013 menjadi 90.3% pada tahun 2014. Sedangkan K4 dari 82.35 % pada tahun 2013 menjadi 84.2% pada tahun 2014. Ini berarti indikator cakupan target tercapai.
84
6)
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan mengalami peningkatan dari76.33% pada tahun 2013 menjadi 79,6% pada tahun 2014(indikator capaian target kabupaten 79%).
7)
Cakupan pelayanan nifas Kabupaten Lingga pada tahun 2014 81,7%, sudah melebihi target indikator capaian target 75%.
8)
Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang dilayani Kabupaten Lingga pada tahun 2014 sudah melebihi target 75%.
9)
Cakupan Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Lingga pada tahun 2014 belum mencapai target baru 77,2% sedangkan target UCI untuk tahun 2014 di Kabupaten Lingga adalah 85%.
10)
Cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Kabupaten Lingga pada tahun sudah mencapai 100%.
11)
Cakupan Peserta KB Aktif tahun 2013 di Kabupaten Lingga sekitar 78,5% (Rentang : 65,1% - 93,6,6%). Sedangkan
Cakupan Peserta KB Baru di
Kabupaten Lingga tahun 2014 adalah 9,6% (Rentang : 6,3% - 20%). 12)
Penemuan pasien baru TB BTA (+) Kabupaten Lingga pada tahun 2014 57 kasus dan belum mencapai target (160/100.000 penduduk).
13)
Penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan adalah ISPA Akut (44,76%).
14)
Penderita DBD Kabupaten Lingga pada tahun 2014 terdapat 5 kasus atau IR 4.9 per 100.000 penduduk. Pada tahun sebelumnya belum pernah ada laporan.
15)
Untuk kasus malaria Kabupaten Lingga termasuk Higt Case Incidence karena nilai API >5/1000 penduduk.
85
16)
Cakupan desa siaga aktif Kabupaten Lingga pada tahun 2014 rendah hanya mencapai 36.84%. begitu juga dengan jumlah posyandu yang aktif hanya 21.57%.
17)
Sarana Kesehatan yang dimiliki Kabupaten Lingga adalah 2 rumah sakit, 8 puskesmas dan 35 puskesmas pembantu serta 64 polindes.
18)
Kasus HIV pada tahun 2014 ditemukan sebanyak sebanyak 11 kasus, yang pada tahun sebelumnya tidak ditemukan.
19)
Persentase Anggaran Pembangunan Kesehatan belum ideal baru mencapai mencapai 9% dari total APBD Kabupaten Lingga termasuk gaji.
6.2. SARAN Dalam rangka peningkatan capaian program-program pembangunan kesehatan, yang dapat dilihat dari pencapaian indikator standar pelayanan minimal (SPM) maupun indikator Indonesia Sehat 2015, perlu dilakukan beberapa upaya antara lain : 1)
Perencanaan kegiatan pembangunan kesehatan harus berdasarkan fakta dilapangan.
2)
Untuk pencapaian
indikator SPM dan indikator Indonesia Sehat dapat
diupayakan dengan
penurunan AKI, AKB dan peningkatan status gizi
masyarakat
memperhatikan
serta
kebijakan-kebijakan
Pemerintah
Kabupaten Lingga. 3)
Meningkatkan monitoring dan evaluasi pencapaian program kesehatan dengan melakukan supervisi-supervisi ke puskesmas secara berkala.
86
4)
Meningkatkan pertemuan-pertemuan dengan penanggung jawab program di puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten dalam rangka memberikan feedback terhadap pelaksanaan program yang sedang berjalan.
5)
Meningkatkan kemampuan petugas pengelola data dan informasi melalui pelatihan atau bimbingan teknis.
6)
Meningkatkan kemampuan pengelola program kesehatan dalam menyusun perencanaan kesehatan berbasis kinerja.
87
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 NO A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 18
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
Satuan
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
51.880
48.568
87,62
90,21
4.770,00 5.276,00 0,00 472,00 365,00 855,00 39,00
3.890,00 4.077,00 0,00 645,00 475,00 760,00 16,00
1.095 12 13 12 1 1 1 1
980 15 11 11 1 1 2 2 2 96
218.848 81 100.448 4,2 0,5 43,2 106,8 88,88
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk produktif %
Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
8.660,00 9.353,00 0,00 1.117,00 840,00 1.615,00 55,00
% % % % % % %
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
per 1.000 Kelahiran Hidup neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Tabel 4 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 6 Tabel 6
2.075 13 24 12 2 1 3 1
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1
NO
INDIKATOR
B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ Proporsi kasus baru TB BTA+ CNR kasus baru BTA+ Jumlah seluruh kasus TB CNR seluruh kasus TB Kasus TB anak 0-14 tahun Persentase BTA+ terhadap suspek Angka kesembuhan BTA+ Angka pengobatan lengkap BTA+ Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Angka kematian selama pengobatan 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 21 Jumlah Kasus HIV 22 Jumlah Kasus AIDS 23 Jumlah Kematian karena AIDS 24 Jumlah Kasus Syphilis 25 Donor darah diskrining positif HIV 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Angka Prevalensi Kusta Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th Jumlah Kasus Difteri Case Fatality Rate Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum
ANGKA/NILAI L+P
L
P
33 55,00 63,21 35 67,04
27 45,00 55,16 27 55,16
40,24 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4 0 0 0 0,00 0,00
37,50 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6 0 2 0 0,00 0,00
0 0,00
0 0,00
0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
0
0
0 0
0 0
0
0
Satuan
60 Kasus % 59,31 per 100.000 penduduk 62 Kasus 61,29 per 100.000 penduduk 8,06 % 38,96 % 0,00 % 0,00 % % 0,00 per 100.000 penduduk 0,00 % 10 Kasus 0 Kasus 2 Jiwa 0 Kasus 0,00 % 0,00 % 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 0 0
No. Lampiran
Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13
Kasus per 100.000 penduduk % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %
Tabel 14 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 17
per 100.000 penduduk <15 tahun
Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19
Kasus % Kasus Kasus % Kasus
NO
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 C. C.1 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
INDIKATOR Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Case Fatality Rate Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B Incidence Rate DBD Case Fatality Rate DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Case Fatality Rate Malaria Angka Kesakitan Filariasis Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi Persentase obesitas Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Pelayanan Ibu Nifas Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Penanganan komplikasi kebidanan Penanganan komplikasi Neonatal Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi
L
P 2
1
0 0 9,64 0,00 3,97 0,00 12 15,78 0,00
0 0 12,35 0,00 3,37 0,00 12 21,89 0,00 0,00 0,00
50,46
96 90,30 90,25 90,30 90,86 85,53 78,74 87,58 62,81
100 3,05 88,60 87,80 28,57 79,79
100 3,16 87,50 86,01 32,57 78,82
96,79
98,23
ANGKA/NILAI L+P Satuan 0% 3 Kasus 0% 0 Kasus 0 Kasus 10,95 per 100.000 penduduk 0,00 % 3,67 per 1.000 penduduk berisiko 0,00 % 12 per 100.000 penduduk 18,81 % 0,00 % % % %
56,49 8,03 66,57 100 3,10 88,06 86,92 30,51 79,32 86,67 97,49
% % % % % % % % % % % % % % % % % % %
No. Lampiran Tabel 19 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 26 Tabel 28
Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 36 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 43
NO 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
INDIKATOR Imunisasi dasar lengkap pada bayi Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Baduta ditimbang Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) Pelayanan kesehatan anak balita Balita ditimbang (D/S) Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
68 69 70 71 72 73
Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap SD/MI yang melakukan sikat gigi massal SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +)
L 96,79 85,59 86,63 77,25 0,32 77,67 73,51 0,79 100,00 96,17
P 98,23 86,11 89,85 74,72 1,07 81,51 74,09 0,90 100,00 95,68
ANGKA/NILAI L+P 97,49 % 85,84 % 88,19 % 76,03 % 0,68 % 79,53 % 73,79 % 0,84 % 100,00 % 95,94 %
Satuan
No. Lampiran Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51
96,17 -
95,68 -
98,65 98,65 95,94 -
6,23
21,30
% 13,52 %
Tabel 51 Tabel 52
51,03 21,26 0,95 3,77 2,18
108,95 45,44 2,02 3,33 2,25
79,03 32,95 1,47 3,54 2,21 29,48 26,43 9,74 3,15
Tabel 53 Tabel 54 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 56
sekolah sekolah % %
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 76 77 78 79 80 81 82 83
Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS
% % % per 100.000 pasien keluar per 100.000 pasien keluar % Kali Hari Hari
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-PHBS
33,51 %
Tabel 57
NO
INDIKATOR
L
P
ANGKA/NILAI L+P
Satuan
No. Lampiran
C.4 Keadaan Lingkungan 88 89 90 91 92 93
D. D.1 94 95 96 97
98 99 100 101 102 103
104 105
Persentase rumah sehat Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) Desa STBM Tempat-tempat umum memenuhi syarat TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM memenuhi syarat diuji petik
SUMBERDAYA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita UKBM Poskesdes Polindes Posbindu Jumlah Desa Siaga Persentase Desa Siaga
D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis
67,99 100,00 76,86 69,77 -
% % % % % % % % %
Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 65
1,00 1,00 5,00 100,00 171,00 12,87 3,08
RS RS
% Posyandu % per 100 balita
Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 69 Tabel 69
Poskesdes Polindes Posbindu Desa %
Tabel 70 Tabel 70 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 71
76,00 69,00 92,00
3,00
3,00
6,00 Orang
Tabel 72
NO
INDIKATOR
107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (spesialis+umum) Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Rasio Perawat per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Gigi Jumlah Tenaga Kefarmasian Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Gizi
D.3 120 121 122
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
L 14,00
P 8,00
3,00
4,00
60,00
147,00 302,67 134,00
2,00 7,00 11,00 2,00 -
6,00 9,00 12,00 6,00 11,00
ANGKA/NILAI L+P Satuan 22,00 Orang 27,88 per 100.000 penduduk 7,00 Orang 6,97 per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk 194,00 Orang 193,13 per 100.000 penduduk 8,00 Orang 16,00 Orang 23,00 Orang 8,00 Orang 11,00 Orang
######## Rp 7,96 % ######## Rp
No. Lampiran Tabel 72 Tabel 72 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77
Tabel 81 Tabel 81 Tabel 81
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO 1
KECAMATAN
DESA
DESA + KELURAHAN KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH TANGGA
7
8
RATA-RATA KEPADATAN JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA per km 2
4
5
6
44.101,1 30.182,2 12.881,9 38.112,9 40.642,1 48.729,9 4.198,1
10 12 6 11 14 18 4
1 0 0 3 1 1 0
11 12 6 14 15 19 4
11.072 11.141 3.901 30.958 18.165 21.737 3.474
2.784 2.849 990 8.026 3.516 4.674 1.004
3,98 3,91 3,94 3,86 5,17 4,65 3,46
JUMLAH (KAB/KOTA)
218.848,2
75
6
81
100.448
23.843
4,21
Sumber: - Disduk Kab Lingga
3
JUMLAH
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG SELAYAR
1 2 3 4 5 6 7
2
LUAS WILAYAH (km 2)
9
10
0,25 0,37 0,30 0,81 0,45 0,45 0,83 0,46
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) 1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
3
4
5
6
2.865 4.632 4.925 4.144 4.050 4.305 4.998 4.580 3.966 3.213 2.746 2.476 1.952 1.238 944 846
2.682 4.209 4.802 3.958 3.852 4.147 4.543 4.079 3.505 2.905 2.561 2.429 1.759 1.248 880 1.009
5.547 8.841 9.727 8.102 7.902 8.452 9.541 8.659 7.471 6.118 5.307 4.905 3.711 2.486 1.824 1.855
106,82 110,05 102,56 104,70 105,14 103,81 110,02 112,28 113,15 110,60 107,22 101,93 110,97 99,20 107,27 83,85
51.880
48.568
100.448
106,82
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: - Disduk Kab Lingga
43
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 JUMLAH NO
VARIABEL
1
2
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
44.383
41.714
86.097
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
38.890
37.630
76.520
87,62
90,21
88,88
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 6.062
5.655
11.717
13,66
13,56
13,61
b. SD/MI
16.004
14.965
30.969
36,06
35,88
35,97
c. SMP/ MTs
4.770
3.890
8.660
10,75
9,33
10,06
d. SMA/ MA
5.276
4.077
9.353
11,89
9,77
10,86
0
0,00
0,00
0,00
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
472
645
1.117
1,06
1,55
1,30
g. AKADEMI/DIPLOMA III
365
475
840
0,82
1,14
0,98
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
855
760
1.615
1,93
1,82
1,88
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
39
16
55
0,09
0,04
0,06
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Sumber: - Disduk Kab Lingga
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO
KECAMATAN
NAMA PUSKESMAS
LAKI-LAKI HIDUP
1
2
3
MATI
PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP
4
5
6
7
8
9
LINGGA
DAIK
134
2
136
94
2
96
228
4
232
2
LINGGA UTARA
PANCUR
113
2
115
129
2
131
242
4
246
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
38
3
41
32
0
32
70
3
73
4
SINGKEP
DABO LAMA
347
3
350
307
4
311
654
7
661
5
SINGKEP BARAT
RAYA
195
1
196
179
1
180
374
2
376
6
SENAYANG
SENAYANG
112
1
113
97
6
103
209
7
216
TAJUR BIRU
108
1
109
112
0
112
220
1
221
7
SELAYAR
48
0
48
30
0
30
78
0
78
1.095
13
1.108
980
15
995
2.075
28
2.103
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
11,7
15,1
Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
11
HIDUP + MATI
1
PENUBA
10
MATI
13,3
12
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 JUMLAH KEMATIAN NO
1
1 2 3 4 5 6
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
LAKI - LAKI
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NEONATAL
BAYIa
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 1
3 0 0 5 2 1 0 0 11
0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0 0 0 2
5 1 0 8 5 4 1 0 24
0 1 0 1 0 0 0 0 2
0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 1 0 0 0 3
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
PEREMPUAN
ANAK BALITA
2
0
1 0 3 3 3 1 0 13
0 1 0 0 0 0 0 0 1
12
1
0
BALITA
NEONATAL
1
11
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
1
1
Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
2
12
1
0
1
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 KEMATIAN IBU NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
JUMLAH LAHIR HIDUP
3
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL < 20 tahun
20-34 tahun
5
6
4
≥35 tahun JUMLAH 7
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 tahun
20-34 tahun
9
10
8
≥35 tahun JUMLAH 11
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS < 20 tahun
20-34 tahun
13
14
12
≥35 tahun JUMLAH 15
JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 tahun
20-34 tahun
17
18
16
≥35 tahun JUMLAH 19
20
1
LINGGA
DAIK
228
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
242
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
654
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
374
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
6
SENAYANG
SENAYANG
209
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TAJUR BIRU
220
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
78
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2.075
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
1
1
0
2
7
SELAYAR
PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
96
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
JUMLAH PENDUDUK
L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L
L+P 11
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P 16
JUMLAH
%
17
18
1
LINGGA
DAIK
5.717
5.365
11.082
4
40,00
6
60,00
10
5
45,45
6
54,55
11
0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
5.918
5.506
11.424
7
58
5
41,67
12
7
58
5
41,67
12
1
8,33
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
2.116
1.912
4.028
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0,00
0
0
0,00
4
SINGKEP
DABO LAMA
16.118
15.595
31.713
9
60
6
40,00
15
6
55
5
45,45
11
1
9,09
5
SINGKEP BARAT
RAYA
9.383
8.667
18.050
3
43
4
57,14
7
4
40
6
60,00
10
2
20,00
6
SENAYANG
SENAYANG
5.125
4.760
9.885
4
67
2
33,33
6
5
100
0
0,00
5
0
0,00
TAJUR BIRU
6.010
5.445
11.455
6
67
3
33,33
9
8
73
3
27,27
11
1
9,09
PENUBA
1.824
1.695
3.519
0
0
1
100,00
1
0
0
2
100,00
2
0
0,00
52.211
48.945
101.156
33
55
27
45
60
35
56
27
44
62
5
8
7
SELAYAR
JUMLAH (KAB/KOTA)
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
63,21
55,16
59,31 67,04
55,16
61,29
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 100448
0,00
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TB PARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
LINGGA
DAIK
2
LINGGA UTARA
3
SUSPEK L
P
L+P
L
P
L+P
L
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P
4
5
6
7
8
9
10
11
BTA (+)
L+P 12
11
16
27
4
6
10
36,36
37,50
37,04
PANCUR
8
17
25
7
5
12
87,50
29,41
48,00
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
4
SINGKEP
DABO LAMA
18
11
29
9
6
15
50,00
54,55
51,72
5
SINGKEP BARAT
RAYA
6
7
13
3
4
7
50,00
57,14
53,85
6
SENAYANG
SENAYANG
17
5
22
4
2
6
23,53
40,00
27,27
TAJUR BIRU
16
10
26
6
3
9
37,50
30,00
34,62
7
SELAYAR
PENUBA
6
6
12
0
1
1
0,00
16,67
8,33
82
72
154
33
27
60
40,24
37,50
38,96
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI NO
1
1 2 3 4 5 6
KECAMATAN
2
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
PUSKESMAS
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
L L
P
L+P
JUMLA H
4
5
6
7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 SELAYAR 0 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
P %
JUMLA H
8
9
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
L+P %
JUMLA H
10
11
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
L %
JUMLA H
12
13
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
P %
JUMLA H
14
15
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA KEBERHASILAN JUMLAH KEMATIAN PENGOBATAN SELAMA PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
L+P %
JUMLA H
%
L
P
L+P
L
P
16
17
18
19
20
21
22
23
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L+P 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH BALITA L
P
4
5
L+P 6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10
11
12
13
14
15
1
LINGGA
DAIK
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
TAJUR BIRU
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
7
SELAYAR
PENUBA
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
-
-
-
-
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
HIV NO
L 1
1
AIDS
KELOMPOK UMUR
2
4 TAHUN
P
3
L+P
4
5
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
6
7
P
L+P
8
SYPHILIS
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
9
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
10
11
P
L+P
12
L
13
P
14
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L+P
15
16
17
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0
2
5 - 14 TAHUN
0
0
0
3
15 - 19 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0
4
20 - 24 TAHUN
0
2
2
20,00
0
0
0
0,00
0
2
2
0
0
0
0
5
25 - 49 TAHUN
4
4
8
80,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0
4
6
10
0
0
0
0
2
2
0
0
0
40,00
60,00
0,00
0,00
0,00
100,00
0,00
0,00
6
50 TAHUN
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
1 NIHIL JUMLAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
JUMLAH PENDONOR L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
POSITIF HIV L JUMLAH 12
% 13
P JUMLAH 14
% 15
L+P JUMLAH % 16
17
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
-
0
0,00
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
5.717 5.918 2.116 16.118 9.383 5.125 6.010 1.824
5.365 5.506 1.912 15.595 8.667 4.760 5.445 1.695
11.082 11.424 4.028 31.713 18.050 9.885 11.455 3.519
122 127 45 345 201 110 129 39
115 118 41 334 185 102 117 36
237 244 86 679 386 212 245 75
113 166 54 272 77 105 210 65
92 131 119 79 38 96 163 167
113 152 32 169 81 79 103 63
98 129 78 51 44 78 88 174
226 318 86 441 158 184 313 128
95 130 100 65 41 87 128 170
52.211
48.945
101.156
1.117
1.047
2.165
1.062
95,0
792
75,6
1.854
85,6
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
DIARE DIARE DITANGANI L P
JUMLAH TARGET PENEMUAN
214
TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 KASUS BARU NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1
LINGGA
2 3
3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
DAIK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TAJUR BIRU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
SELAYAR
PENUBA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
0
0
0
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
PENDERITA KUSTA
JUMLAH
4
%
5
CACAT TINGKAT 2 JUMLAH
6
%
7
8
-
-
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
-
-
0,00
-
0
-
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
Pausi Basiler/Kusta kering
Multi Basiler/Kusta Basah
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 KUSTA (PB) NO 1
KECAMATAN 2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
KUSTA (MB) RFT PB P
a
PUSKESMAS
PENDERITA PB
L
RFT MB P
a
PENDERITA MB
L+P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
3
4
5
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0
0 0,00
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu s24.115
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
DIFTERI JUMLAH KASUS L
1
2
3
P
4
L+P
5
6
PERTUSIS MENINGGAL 7
L
P
8
9
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM) JUMLAH KASUS L+P
L
10
11
P
L+P
12
13
TETANUS NEONATORUM
MENINGGAL 14
JUMLAH KASUS L
P
15
L+P
16
17
MENINGGAL 18
1
LINGGA
DAIK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TAJUR BIRU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
SELAYAR
PENUBA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
0,00
0,00
0 0,00
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
2
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
6
POLIO
HEPATITIS B
MENINGGA L
L
P
L+P
L
P
L+P
7
8
9
10
11
12
13
1
LINGGA
DAIK
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TAJUR BIRU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PENUBA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
3
0
0
0
0
0
0
0
7
SELAYAR
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
0,0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
1 1 0 3 0 0 0 0
1 2 0 3 0 0 0 0
2 3 0 6 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
5 9,6
6 12,4
11 11,0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
SUSPEK
PUSKESMAS
2
3
1
LINGGA
DAIK
2
LINGGA UTARA
PANCUR
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
MENINGGAL
POSITIF
CFR
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
L+P 21
34
21
55
32
23
55
5
15,63
11
48
16,00
29,09
0
0
0
0
0
0
102
92
194
129
159
288
112
86,82
81
51
193,00
67,01
0
0
0
0,00
0,00
0,00
1
3
4
10
7
17
2
0,00
4
57
6,00
35,29
0
0
0
0,00
0,00
0,00
12
4
16
100
112
212
6
6,00
7
6
13,00
6,13
0
0
0
0,00
0
0,00 0,00
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
4
SINGKEP
DABO LAMA
5
SINGKEP BARAT
RAYA
8
6
14
1
1
2
-
-
0
0
0
0,00
0,00
6
SENAYANG
SENAYANG
64
52
116
100
106
206
33
33,00
25
24
58,00
28,16
0
0
0
0,00
0,00
0
TAJUR BIRU
63
43
106
250
272
522
45
18,00
35
13
80,00
15,33
0
0
0
0,00
0,00
0,00
8
12
20
26
29
55
4
15,38
3
10
7,00
12,73
0
0
0
0,00
0,00
0
292
233
525
648
709
1.357
207
31,94
166
23
373,00
27,49
0
0
0
0
0
0
7
SELAYAR
PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK BERISIKO
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
-
0,00
52.180 3,97
-
-
49.322 3,37
101.502 3,67
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
L+P 9
1
LINGGA
DAIK
0
0
0
1
4
5
2
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
0
5
0
5
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
0
0
1
1
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
0
0
1
1
TAJUR BIRU
0
0
0
0
0
0
7
SELAYAR
PENUBA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
6
12
12
12
12
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO
KECAMATAN
1
LAKI-LAKI
PUSKESMAS
2
3
PEREMPUAN
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
LINGGA
DAIK
3.430
3.219
6.649
2.439
71,10
2.533
78,69
4.972
74,78
256
10,5
612
24,2
868
17,5
2
LINGGA UTARA
PANCUR
3.551
3.304
6.854
2.118
59,65
2.271
68,74
4.389
64,03
321
15,2
532
23,4
853
19,4
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
1.270
1.147
2.417
1.877
147,84
1.881
163,96
3.758
155,49
233
12,4
543
28,9
776
20,6
4
SINGKEP
DABO LAMA
9.671
9.357
19.028
4.311
44,58
4.368
46,68
8.679
45,61
765
17,7
965
22,1
1730
19,9
5
SINGKEP BARAT
RAYA
5.630
5.200
10.830
2.867
50,93
2.437
46,86
5.304
48,98
426
14,9
467
19,2
893
16,8
6
SENAYANG
SENAYANG
3.075
2.856
5.931
1.891
61,50
1.963
68,73
3.854
64,98
321
17,0
421
21,4
742
19,3
TAJUR BIRU
3.606
3.267
6.873
2.322
64,39
2.109
64,55
4.431
64,47
458
19,7
321
15,2
779
17,6
7
SELAYAR
PENUBA
1.094
1.017
2.111
1.989
181,74
2.013
197,94
4.002
189,54
347
17,4
423
21,0
770
19,2
31.327
29.367
60.694
19.814
63,25
19.575
66,66
39.389
64,90
3.127
15,78177
4.284
21,885057
7.411
18,814898
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA 15 TAHUN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
4
5
6
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS LAKI-LAKI
PEREMPUAN
OBESITAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
LINGGA
DAIK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TAJUR BIRU
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PENUBA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
7
SELAYAR
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
0
0
0
0
0
0
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-50 TAHUN
1
2
3
4
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA
IVA POSITIF
TUMOR/BENJOLAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
1
LINGGA
DAIK
0
0
0,00
0,00
0,00
0
0,00
2
LINGGA UTARA
PANCUR
0
0
0
0
0,00
0
0,00
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
0
0
0
0
0,00
0
0,00
4
SINGKEP
DABO LAMA
0
0
0
0
0,00
0
0,00
5
SINGKEP BARAT
RAYA
0
0
0
0
0,00
0
0,00
6
SENAYANG
SENAYANG
0
0
0
0
0,00
0
0,00
TAJUR BIRU
0
0
0
0
0,00
0
0,00
7
SELAYAR
PENUBA
0
0
0
0
0,00
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
0
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
2
YANG TERSERANG WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH JUMLAH DESA/KE DIKETAHU DITANGG KEC AKHIR L I U-LANGI 3
NIHIL
Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
4
5
6
7
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
L
P
L+P
0-7 HARI
8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
10-14 THN
8
9
10
11
12
13
14
15
16
JUMLAH KEMATIAN
15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 THN THN THN THN THN
17
18
19
20
21
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
0
0
0
-
-
-
-
-
-
0
0
0
-
-
-
-
-
-
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang P2 Dinkes Kab Lingga
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
-
0
0
-
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 IBU HAMIL NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
K1
JUMLAH 4
267 275 92 764 435 258 257 84 2.432
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
255 260 91 756 417 234 242 82 2.337
95,5 94,5 98,9 99,0 95,9 90,7 94,2 97,6 96,1
241 254 83 706 392 218 226 76 2.196
90,3 92,4 90,2 92,4 90,1 84,5 87,9 90,5 90,3
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 9
10
252 263 89 731 414 244 246 80 2.319
228 247 87 658 374 207 215 77 2.093
11
12
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
15
90,5 93,9 97,8 90,0 90,3 84,8 87,4 96,3
228 248 81 657 378 212 213 77
90,5 94,3 91,0 89,9 91,3 86,9 86,6 96,3
228 247 87 657 376 214 221 77
90,47619 93,91635 97,75281 89,87688 90,82126 87,70492 89,8374 96,25
90,3
2.094
90,3
2.107
90,85813
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1 LINGGA
DAIK
267
81
30,3
66
24,7
72
27,0
74
27,7
21
7,9
233
87,3
2 LINGGA UTARA
PANCUR
275
99
36,0
90
32,7
46
16,7
48
17,5
41
14,9
225
81,8
3 LINGGA TIMUR 4 SINGKEP
SUNGAI PINANG DABO LAMA
92 764
16 390
17,4 51,0
16 347
17,4 45,4
7 336
7,6 44,0
10 298
10,9 39,0
13 208
14,1 27,2
46 1.189
50,0 155,6
5 SINGKEP BARAT
RAYA
435
117
26,9
75
17,2
5
1,1
2
0,5
5
1,1
87
20,0
6 SENAYANG
SENAYANG
258
103
39,9
82
31,8
36
14,0
14
5,4
9
3,5
141
54,7
TAJUR BIRU
257
65
25,3
70
27,2
19
7,4
8
3,1
9
3,5
106
41,2
84
31
36,9
31
36,9
3
3,6
1
1,2
18
21,4
53
63,1
2.432
902
37,1
777
31,9
524
21,5
455
18,7
324
13,3
2.080
85,5
7 SELAYAR
PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO 1
KECAMATAN 2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
PUSKESMAS 3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) 4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
2.179 3.226 726 6.349 3.512 1.473 1.805 902
1 31 33 20 0 5 23 9
0,0 1,0 4,5 0,3 0,3 1,3 1,0
1 2 2 9 0 3 2 19
0,0 0,1 0,3 0,1 0,2 0,1 2,1
1 0 1 30 0 5 1 7
0,0 0,1 0,5 0,3 0,1 0,8
0 0 1 22 0 1 0 3
0,1 0,3 0,1 0,3
2 7 0 36 0 1 0 0
0,1 0,2 0,6 0,1 -
20.172
122
0,6
38
0,2
45
0,2
27
0,1
46
0,2
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
267 275 92 764 435 258 257 84
255 260 91 756 417 234 242 82
95,51 94,55 98,91 98,95 95,86 90,70 94,16 97,62
209 247 68 639 351 162 177 62
78,28 89,82 73,91 83,64 80,69 62,79 68,87 73,81
2432
2.337
96,09375
1.915
78,742
ABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
PUSKESMAS
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
JUMLAH IBU HAMIL 4
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
267 275 92 764 435 258 257 84
53 55 18 153 87 52 51 17
55 102,996 33 60,0 13 70,7 150 98,2 87 100,0 27 52,3256 44 85,6031 17 101,2
126 129 46 335 204 112 132 39
117 121 42 340 189 106 120 37
243 250 88 675 393 218 252 76
19 19 7 50 31 17 20 6
18 18 6 51 28 16 18 6
36 38 13 101 59 33 38 11
10 4 4 29 12 4 18 4
52,9 20,7 58,0 57,7 39,2 23,8 90,9 68,4
8 10 5 38 15 7 15 3
45,6 55,1 79,4 74,5 52,9 44,0 83,3 54,1
18 14 9 67 27 11 33 7
49,4 37,3 68,2 66,2 45,8 33,6 87,3 61,4
2.432
486
426 87,5822
1.123
1.072
2.195
168
161
329
85
50,5
101
62,8
186
56,5
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 PESERTA KB AKTIF NO
1
KECAMATAN
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS IUD
%
MOP
%
MOW
%
4
5
6
7
8
9
IM PLAN
%
JUMLAH
10
11
12
%
KON DOM
13
14
%
SUNTI K
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
15
16
17
18
19
20
21
22
23
JUMLAH
%
24
25
9 6 6 30 5 11 0 1
0,7 0,5 1,3 1,0 0,2 1,1 0,0 0,3
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
14 4 10 38 8 0 10 7
1,2 0,3 2,2 1,2 0,3 0,0 0,9 2,1
134 32 65 236 88 13 53 15
11,0 2,4 14,2 7,7 3,3 1,2 5,0 4,5
157 42 81 304 101 24 63 23
12,9 3,2 17,6 9,9 3,8 2,3 5,9 6,9
7 4 5 34 10 5 2 1
0,6 576 0,3 957 1,1 266 1,1 1.184 0,4 1.678 0,5 754 0,2 577 0,3 197
47,4 475 72,5 317 58,0 107 38,5 1.553 63,0 874 72,0 264 54,2 422 58,8 114
39,1 24,0 23,3 50,5 32,8 25,2 39,7 34,0
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
68
0,6
0
0,0
91
0,8
636
5,7
795
7,1
68
0,6 6.189
55,4 4.126
36,9
0
0,0
0
0,0 10.383
Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
1.058 1.278 378 2.771 2.562 1.023 1.001 312
87,1 96,8 82,4 90,1 96,2 97,7 94,1 93,1
MKJP + % MKJP + NON NON MKJP MKJP 26
27
1.215 1.320 459 3.075 2.663 1.047 1.064 335
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
92,9 11.178
100,0
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 PESERTA KB BARU NO
KECAMATAN
IUD 1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS
4
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
MKJP + % MKJP NON + NON MKJP MKJP 26
27
0 2 3 2 2 6 0 1
0,0 1,0 4,3 0,7 0,7 4,5 0,0 2,1
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0 0 3 0 0 0 1 2
0,0 0,0 4,3 0,0 0,0 0,0 1,2 4,2
8 9 3 5 11 2 7 4
3,6 4,7 4,3 1,6 3,8 1,5 8,5 8,3
8 11 9 7 13 8 8 7
3,6 5,7 12,9 2,3 4,5 6,0 9,8 14,6
4 2 3 0 0 1 0 1
1,8 1,0 4,3 0,0 0,0 0,7 0,0 2,1
108 97 38 180 199 97 59 22
48,2 50,3 54,3 58,8 68,2 72,4 72,0 45,8
104 83 20 119 80 28 15 18
46,4 43,0 28,6 38,9 27,4 20,9 18,3 37,5
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
216 182 61 299 279 126 74 41
96,4 94,3 87,1 97,7 95,5 94,0 90,2 85,4
224 193 70 306 292 134 82 48
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
16
1,2
0
0,0
6
0,4
49
3,6
71
5,3
11
0,8
800
59,3
467
34,6
0
0,0
0
0,0
1.278
94,7
1.349
100,0
Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
1.841 1.895 669 5.264 2.996 1.642 1.902 583
224 193 70 306 292 134 82 48
12,2 10,2 10,5 5,8 9,7 8,2 4,3 8,2
1.215 1.320 459 3.075 2.663 1.047 1.064 335
66,0 69,7 68,6 58,4 88,9 63,8 55,9 57,5
16.792
1.349
8,0
11.178
66,6
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
BBLR P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
LINGGA
DAIK
134
94
228
134
94
100,0
228
100,0
7
0
0,0
7
2
LINGGA UTARA
PANCUR
133
129
262
133
100,0
129
100,0
262
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
38
32
70
38
100,0
32
100,0
70
100,0
0
0,0
0
0,0
0
0,0
4
SINGKEP
DABO LAMA
347
307
654
347
100,0
307
100,0
654
100,0
20
5,8
20
6,5
40
6,1
5
SINGKEP BARAT
RAYA
195
179
374
195
100,0
179
100,0
374
100,0
3
1,5
3
1,7
6
1,6
6
SENAYANG
SENAYANG
112
97
209
112
100,0
97
100,0
209
100,0
1
0,9
4
4,1
5
2,4
TAJUR BIRU
108
112
220
108
100,0
112
100,0
220
100,0
0
0,0
4
3,6
4
1,8
7
SELAYAR
PENUBA
48
30
78
48
100,0
30
100,0
78
100,0
3
6,3
0
0,0
3
3,8
1.115
980
2.095
1.115
100,0
980
100,0
2.095
100,0
34
3,0
31
3,2
65
3,1
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
100
5,22388
3,1
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
LINGGA
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
88,9
84
71,8
196
DAIK
126
117
243
112
129
121
250
125
96,9
109
90,1
46
42
88
31
67,4
34
81,0
80,7
112
88,9
84
71,8
196
80,7
234
93,6
120
93,0
105
86,8
225
90,0
65
73,9
31
67,4
29
69,0
60
68,2
2
LINGGA UTARA
PANCUR
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
4
SINGKEP
DABO LAMA
335
340
675
346
103,3
306
90,0
652
96,6
342
102,1
300
88,2
642
95,1
5
SINGKEP BARAT
RAYA
204
189
393
166
81,4
173
91,5
339
86,3
166
81,4
173
91,5
339
86,3
6
SENAYANG
SENAYANG
112
106
218
83
74,1
96
90,6
179
82,1
83
74,1
96
90,6
179
82,1
TAJUR BIRU
132
120
252
94
71,2
101
84,2
195
77,4
94
71,2
100
83,3
194
77,0
7
SELAYAR
39
37
76
38
97,4
35
94,6
73
96,1
38
97,4
35
94,6
73
96,1
1.123
1.072
2.195
995
88,6
938
87,5
1.933
88,1
986
87,8
922
86,0
1.908
86,9
PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
11
12
64 65 19 174 99 55 63 21
57 62 18 168 92 51 56 21
121 127 37 342 191 106 119 42
29 4 14 52 33 17 8 3
45,3 6,2 73,7 29,9 33,3 30,9 12,7 14,3
24 6 10 64 34 23 8 2
42,1 9,7 55,6 38,1 37,0 45,1 14,3 9,5
53 10 24 116 67 40 16 5
43,8 7,9 64,9 33,9 35,1 37,7 13,4 11,9
560
525
1.085
160
28,6
171
32,6
331
30,5
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
3
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
LINGGA
DAIK
126
117
243
90
71,4
85
72,6
175
72,0
2
LINGGA UTARA
PANCUR
129
121
250
104
80,6
107
88,4
211
84,4
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
4
SINGKEP
DABO LAMA
46
42
88
34
73,9
18
42,9
52
59,1
335
340
675
303
90,4
289
85,0
592
87,7
5
SINGKEP BARAT
RAYA
204
189
393
183
89,7
162
85,7
345
87,8
6
SENAYANG
SENAYANG
112
106
218
81
72,3
70
66,0
151
69,3
TAJUR BIRU
132
120
252
73
55,3
98
81,7
171
67,9
39
37
76
28
71,8
16
43,2
44
57,9
1.123
1.072
2.195
896
79,8
845
79
1.741
79,3
7
SELAYAR
PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
% DESA/KELURAHAN UCI
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Survailans Dinkes Lingga
11 12 6 11 14 8 9 4
9 11 2 11 13 8 8 3
81,8 91,7 33,3 100,0 92,9 100,0 88,9 75,0
75
65
86,7
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KECAMATAN
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
PUSKESMAS
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Survailans Dinkes Lingga
JUMLAH LAHIR HIDUP
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
134 133 38 347 195 112 108 48
94 129 32 307 179 97 112 30
228 262 70 654 374 209 220 78
119 103 67 389 197 87 92 23
88,81 77,44 176,32 112,10 101,03 77,68 85,19 47,92
101 111 50 397 163 98 88 27
107,45 86,05 156,25 129,32 91,06 101,03 78,57 90,00
220 214 117 786 360 185 180 50
96,49 81,68 167,14 120,18 96,26 88,52 81,82 64,10
133 123 77 414 206 72 80 18
99,25 92,48 202,63 119,31 105,64 64,29 74,07 37,50
107 122 41 401 287 57 92 28
113,83 94,57 128,13 130,62 160,34 58,76 82,14 93,33
240 245 118 815 493 129 172 46
105,26 93,51 168,57 124,62 131,82 61,72 78,18 58,97
1115
980
2095
1077
96,59
1035
105,61
2112
100,81
1123
100,72
1135
115,82
2258
107,78
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO
1
KECAMATAN
2
PUSKESMAS
3
JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT)
POLIO 4a P
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 L
P
L+P
L
CAMPAK L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
LINGGA
DAIK
126
117
243
118
94
92
79
210
86
122
96,825
93
79,487
215
88,477
111
88,095
89
76,068
200
82,305
111
88,095
89
76,068
200
2
LINGGA UTARA
PANCUR
129
121
250
105
81
106
88
211
84
98
75,969
113
93,388
211
84,4
123
95,349
104
85,95
227
90,8
123
95,349
104
85,95
227
82,305 90,8
3
LINGGA TIMUR
SUNGAI PINANG
46
42
88
49
107
45
107
94
107
47
102,17
51
121,43
98
111,36
49
106,52
34
80,952
83
94,318
49
106,52
34
80,952
83
94,318
4
SINGKEP
DABO LAMA
335
340
675
427
127
435
128
862
128
431
128,66
446
131,18
877
129,93
382
114,03
374
110
756
112
382
114,03
374
110
756
112
5
SINGKEP BARAT
RAYA
204
189
393
215
105
148
78
363
92
208
101,96
159
84,127
367
93,384
205
100,49
159
84,127
364
92,621
205
100,49
159
84,127
364
92,621
6
SENAYANG
7
SELAYAR
JUMLAH (KAB/KOTA)
SENAYANG
112
106
218
91
81
108
102
199
91
89
79,464
108
101,89
197
90,367
90
80,357
169
159,43
259
118,81
90
80,357
169
159,43
259
118,81
TAJUR BIRU
132
120
252
92
70
104
87
196
78
101
76,515
105
87,5
206
81,746
97
73,485
99
82,5
196
77,778
97
73,485
99
82,5
196
77,778
PENUBA
39
37
76
27
69
25
68
52
68
25
64,103
27
72,973
52
68,421
30
76,923
25
67,568
55
72,368
30
76,923
25
67,568
55
72,368
1.123
1.072
2.195
1.124
100
1.063
99
2.187
100
1.121
99,822
1.102
102,8
2.223
101,28
1.087
96,794
1.053
98,228
2.140
97,494
1.087
96,794
1.053
98,228
2.140
97,494
Sumber: Seksi Survailans Dinkes Lingga Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
1
1 2 3 4 5 6
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
3
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P SƷ % % S
L+P
L+P
11
12
13
14
15
16
68,03 522 78,86 576 80,00 178 95,73 1.564 85,29 911 91,15 497 79,70 582 89,74 204
518 535 165 1.512 841 462 528 187
1.040 1.111 343 3.076 1.752 959 1.110 391
429 468 157 1.549 779 402 378 199
82,18 467 81,25 441 88,20 139 99,04 1.502 85,51 695 80,89 398 64,95 439 97,55 185
90,15 896 82,43 909 84,24 296 99,34 3.051 82,64 1.474 86,15 800 83,14 817 98,93 384
86,15 587 81,82 641 86,30 201 99,19 1.743 84,13 1.016 83,42 555 73,60 650 98,21 224
575 593 187 1.684 940 517 593 206
1.162 1.234 388 3.427 1.956 1.072 1.243 430
564 629 196 1.734 1.003 547 637 223
96,08 508 98,13 485 97,51 157 99,48 1.668 98,72 777 98,56 451 98,00 490 99,55 201
88,35 81,79 83,96 99,05 82,66 87,23 82,63 97,57
1.072 1.114 353 3.402 1.780 998 1.127 424
92,25 90,28 90,98 99,27 91,00 93,10 90,67 98,60
85,84 5.034
4.748
9.782
4.361
86,63 4.266
89,85 8.627
88,19 5.617
5.295
10.912
5.533
98,50 4.737
89,46 10.270
94,12
5
6
7
65 65 23 179 105 58 68 20
57 58 22 172 99 55 65 19
122 123 45 351 204 113 133 39
42 53 18 170 92 50 55 19
64,62 81,54 78,26 94,97 87,62 86,21 80,88 95,00
41 44 18 166 82 53 51 16
71,93 75,86 81,82 96,51 82,83 96,36 78,46 84,21
83 97 36 336 174 103 106 35
583
547
1.130
499
85,59
471
86,11
970
Sumber: Seksi Gizi Dinkes Lingga Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
17
18
19
%
L
P
L+P
20
21
22
23
24
L+P
P
4
S
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S
L
L+P
10
JUMLAH
%
P
9
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P L+P % % S S
S
L
8
JUMLAH
25
26
27
28
S
%
29
30
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Gizi Dinkes Lingga
BGM P
DITIMBANG
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
L JUMLA H
JUMLA H
L+P JUMLA H
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
262 272 98 746 434 237 278 82
246 251 90 720 401 221 252 78
508 523 188 1.466 835 458 530 160
210 210 55 692 271 203 163 57
217 174 55 653 168 234 142 45
427 384 110 1.345 439 437 305 102
80,2 77,2 56,1 92,8 62,4 85,7 58,6 69,5
88,2 69 61 91 42 106 56 58
84,1 73,4 58,5 91,7 52,6 95,4 57,5 63,8
1 1 0 2 2 0 0 0
0,5 0,5 0,0 0,3 0,7 0,0 0,0 0,0
6 0 1 7 2 1 1 0
2,8 0,0 1,8 1,1 1,2 0,4 0,7 0,0
7 1 1 9 4 1 1 0
1,6 0,3 0,9 0,7 0,9 0,2 0,3 0,0
2.409
2.259
4.668
1.861
1.688
3.549
77,3
75
76,0
6
0,3
18
1,1
24
0,7
13
% 14
15
% 16
17
% 18
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Gizi Dinkes Lingga
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
522 576 178 1.564 911 497 582 204
518 535 165 1.512 841 462 528 187
1.040 1.111 343 3.076 1.752 959 1.110 391
411 425 162 1.332 911 238 238 193
78,7 73,8 91,0 85,2 100,0 47,9 40,9 94,6
454 483 114 1.283 841 262 272 161
87,6 90,3 69,1 84,9 100,0 56,7 51,5 86,1
865 908 276 2.615 1.752 500 510 354
83,2 81,7 80,5 85,0 100,0 52,1 45,9 90,5
5.034
4.748
9.782
3.910
77,7
3.870
81,5
7.780
79,5
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 BALITA NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Gizi Dinkes Lingga
BGM P
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
L JUMLA H
JUMLA H
L+P JUMLA H
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
671 701 252 1.919 1.119 611 717 217
631 650 230 1.856 1.034 568 648 103
1.302 1.351 482 3.775 2.153 1.179 1.365 320
438 461 127 1.617 654 634 495 137
473 392 126 1.542 616 568 407 114
911 853 253 3.159 1.270 1.202 902 251
65,3 65,8 50,4 84,3 58,4 103,8 69,0 63,1
75,0 60 55 83 60 100 63 111
70,0 63,1 52,5 83,7 59,0 102,0 66,1 78,4
4 4 1 12 5 4 5 1
0,9 0,9 0,8 0,7 0,8 0,6 1,0 0,7
9 4 1 15 2 4 2 1
1,9 1,0 0,8 1,0 0,3 0,7 0,5 0,9
13 8 2 27 7 8 7 2
1,4 0,9 0,8 0,9 0,6 0,7 0,8 0,8
6.207
5.720
11.927
4.563
4.238
8.801
73,5
74
73,8
36
0,8
38
0,9
74
0,8
13
% 14
15
% 16
17
% 18
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Gizi Dinkes Lingga
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 2 2 12 11 3 2 -
4 4 4 14 6 2 3 -
7 6 6 26 17 5 5 -
3 2 2 12 11 3 2 -
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 0,0
4 4 4 14 6 2 3 -
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 0,0
7 6 6 26 17 5 5 -
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 0,0
35
37
72
35
100,0
37
100,0
72
100,0
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA)
P
4
5
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
L
P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
117 139 36 377 191 130 118 27
256 297 58 805 451 272 266 60
135 158 22 398 249 136 148 33
1.330
1.135
2.465
1.279
97,1 100,0 100,0 93,0 95,8 95,8 100,0 100,0
113 138 36 349 181 124 118 27
96,2
1.086
96,2
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
13
14
15
L+P
L+P
139 158 22 428 260 142 148 33
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
96,6 99,3 100,0 92,6 94,8 95,4 100,0 100,0
248 296 58 747 430 260 266 60
95,7
2.365
95,7
96,9 99,7 100,0 92,8 95,3 95,6 100,0 100,0
20 20 8 31 22 21 20 6
20 20 8 31 22 19 20 6
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,48 100,00 100,00
95,9
148
146
98,65
95,9
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TETAP TETAP PENCABUTAN 4
5
6
-
-
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
-
-
0,0
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH
JUMLAH SD/MI DGN SD/MI SIKAT GIGI
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
6
7
8
MASSAL 1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
4
5
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
-
-
-
-
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
-
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
-
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
-
-
-
-
0,0
-
0,0
-
0,0
20 20 8 31 22 21 20 6
20 20 8 31 22 19 20 6
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 90,5 100,0 100,0
20 20 8 31 22 19 20 6
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 90,5 100,0 100,0
139 158 22 428 260 142 148 33
117 139 36 377 191 130 118 27
256 297 58 805 451 272 266 60
135 158 22 398 249 136 148 33
148
146
98,6
146
98,6
1.330
1.135
2.465
1.279
97,1 100,0 100,0 93,0 95,8 95,8 100,0 100,0 96
113 138 36 349 181 124 118 27 1.086
96,6 99,3 100,0 92,6 94,8 95,4 100,0 100,0 96
248 296 58 747 430 260 266 60 2.365
96,9 99,7 100,0 92,8 95,3 95,6 100,0 100,0 96
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 USILA (60TAHUN+) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Kesga Dinkes Lingga
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
429 444 159 1.210 705 383 450 136
399 414 144 1.170 650 357 410 127
828 858 303 2.380 1.355 740 860 263
28 46 10 26 35 38 44 17
6,53 10,36 6,29 2,15 4,96 9,92 9,78 12,50
77 90 44 197 129 49 160 36
19,30 21,74 30,56 16,84 19,85 13,73 39,02 28,35
105 136 54 223 164 87 204 53
12,68 15,85 17,82 9,37 12,10 11,76 23,72 20,15
3.916
3.671
7.587
244
6,23
782
21,30
1.026
13,52
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
2
L
JUMLAH P
L+P
3
4
5
11.472
22.917
8.326
16.625
0
1.3 Pekerja penerima upah (PPU) Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
1
Jaminan Kesehatan Nasional
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 1.2 PBI APBD
1.4
1.5 Bukan pekerja (BP)
34389
L
% P
L+P
6
7
8
22,11
47,19
34,24
24.951
16,05
34,23
24,84
0
0
0,00
0,00
0,00
2.952
5.904
8.856
5,69
12,16
8,82
194
388
582
0,37
0,80
0,58
0
0
0
0,00
0,00
0,00
15.000
30.000
45.000
28,91
61,77
44,80
2
Jamkesda
3
Asuransi Swasta
0
0
0
0,00
0,00
0,00
4
Asuransi Perusahaan
0
0
0
0,00
0,00
0,00
26.472
52.917
79.389
51,03
108,95
79,03
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi JPKM Dinkes Lingga
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas Daik Puskesmas Dabo Lama Puskesmas Raya Puskesmas Pancur Puskesmas Senayang Puskesmas Tajur Biru Puskesmas Penuba Puskesmas Sungai Pinang
RAWAT JALAN
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT INAP
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
1.090 2.054 1.298 1.471 1.365 1.057 1.076 954
2.676 3.998 3.009 2.598 2.387 2.065 2.108 1.889
3.766 6.052 4.307 4.069 3.752 3.122 3.184 2.843
0 0 0 18 3 8 19 0
0 0 0 35 4 15 39 0
10.365 434 233
20.730 869 468
48 329 114
93 660 229
667
1.337
443
889
0
0
31.095 1.303 701 0 2.004 0 0 0 0 0 0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
11.032
22.067
33.099
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
51.880
48.568
21,3
45,4
SUB JUMLAH I 1 RSUD DABO 2 RSL LINGGA SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) SUB JUMLAH III
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
JUMLAH L+P 11
0 2 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
2
0
0
0
0
0 0 0 53 7 23 58 0 0 0 141 989 343 0 1.332 0 0 0 0 0 0
0
0
0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
491
982
1.473
2
0
2
100.448
51.880
48.568
100.448
33,0
0,9
2,0
1,5
Sumber: Bidang Yankes Dinkes Lingga Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1 RSUD DABO 2 RSL LINGGA
55 39
641 553
739 551
1.380 1.104
31 14
28 15
59 29
18 8
21 8
39 16
48,4 25,3
37,9 27,2
42,8 26,3
28,1 14,5
28,4 14,5
28,3 14,5
KABUPATEN/KOTA
94
1.194
1.290
2.484
45
43
88
26
29
55
3,8
3,3
3,5
2,2
2,2
2,2
Sumber: Bidang Yankes Dinkes Lingga Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH a SAKIT
1
2
1 RSUD DABO 2 RSL LINGGA KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA DIRAWAT TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN 3
4
55 39 94
Sumber: Bidang Yankes Dinkes Lingga a Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
5
1.380 1.104 2484
6
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
7
8
9
10
6.829 3.285
4.529 3.285
34,0 23,1
25,1 28,3
9,6 9,9
3,3 3,0
10.114
7.814
29,5
26,43
9,74
3,15
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 RUMAH TANGGA NO
KECAMATAN
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
PUSKESMAS 3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
2.885 2.849 994 6.068 4.617 2.252 2.245 966
2.794 2.453 971 5.414 4.462 2.252 1.241 501
96,8 86,1 97,7 89,2 96,6 100,0 55,3 51,9
554 493 233 3.172 1.712 343 59 165
19,8 20,1 24,0 58,6 38,4 15,2 4,8 32,9
22.876
20.088
87,8
6.731
33,5
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SELURUH RUMAH
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
2013 JUMLAH RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH YANG (RUMAH SEHAT) BELUM MEMENUHI JUMLAH % SYARAT 5
2784 2849 990 8026 3516 2552 2122 1004 23.843
6
7
1.124 234 690 4.267 231 586 610 364
40,37 8,21 69,70 53,16 6,57 22,96 28,75 36,25
8.106
34,00
1660 2615 300 3759 3285 1966 1512 640 15.737
2014 RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
1.660 2.615 300 3.759 3.285 1.966 1.512 640
100 100 100 100 100 100 100 100
1124 234 690 4267 231 586 610 364
68 9 230 114 7 30 40 57
2.248 468 1.380 8.534 462 1.172 1.220 728
81 16 139 106 13 46 57 73
15.737
100,00
8106
51,51
16.212
67,99
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
101.156
-
4
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
%
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
MEMENUHI SYARAT
11.082 11.424 4.028 31.713 18.050 9.885 11.455 3.519
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
1 2 3 4 5 6
MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH SARANA
1
PUSKESMAS
TERMINAL AIR
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KECAMATAN
SUMUR BOR DENGAN POMPA
JUMLAH SARANA
NO
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH
SUMUR GALI TERLINDUNG PENDUDU K
33
0
34
0 0 0 0 0 0 0 0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0
0
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
PUSKESMAS 3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
4
5
MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA) JUMLAH
%
6
7
1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 1
100 0 0 100 0 0 0 100
3
3
3
100
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 JENIS SARANA JAMBAN
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
% PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
% PENDUDUK PENGGUNA
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
6
-
JUMLAH SARANA
% PENDUDUK PENGGUNA
5
-
JUMLAH SARANA
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
101.156
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
4
11082 11424 4028 31713 18050 9885 11455 3519
MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
JUMLAH SARANA
7 SELAYAR
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
MEMENUHI SYARAT
CEMPLUNG
% PENDUDUK PENGGUNA
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
MEMENUHI SYARAT
PLENGSENGAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
1 2 3 4 5 6
PUSKESMAS
LEHER ANGSA
JUMLAH SARANA
1
KECAMATAN
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
%
26
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -
0,0
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO
1
KECAMATAN
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
4
11 12 6 11 14 8 9 4 75
DESA MELAKSANAKAN STBM
DESA STOP BABS (SBS)
DESA STBM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
9 3 6 11 7 3 1 4
81,8 25,0 100,0 100,0 50,0 37,5 11,1 100,0
44
58,7
4 1,0 4,0 2,0 0,0 0,0 0,0 0,0
36,4 8,3 66,7 18,2 0 0 0 0 0
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TEMPAT-TEMPAT UMUM
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
20
21
22
23
24
-
-
15 2 1 10 7 5 6 1
4 1 1 4 3 2 1 1
43 15 9 10 19 16 26 4
1 1 -
-
5 1 6 -
93 40 21 69 52 44 57 13
25 18 38 24 7
100 86 100 100 100
15 2 10 6 1
100 100 100 100 100
4 1 4 1 1 1
100 100 100 50 100 100
43 15 10 19 14 26 4
100 100 100 100 88 100 100
1 1 -
100 100 -
169
47
17
142
2
0
12
389
112
66,3
34
72,3
12
70,6
131
92,3
2
100
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
-
0
-
%
19
25 21 10 38 23 21 24 7
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH
18
JUMLAH
17
NON BINTANG
%
16
BINTANG
JUMLAH
15
JUMLAH
14
%
13
JUMLAH
12
PUSKESMAS
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
%
JUMLAH
11
%
10
JUMLAH
9
SLTA
%
8
SLTP
JUMLAH
7
NON BINTANG
6
BINTANG
5
PUSKESMAS
4
RUMAH SAKIT UMUM
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
SD
SARANA KESEHATAN
%
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
SLTA
2
1 2 3 4 5 6
HOTEL
PUSKESMAS
SLTP
1
KECAMATAN
SD
NO
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN
JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
%
YANG ADA
25
26
27
3 1 4 -
60,0 100 67 -
91 37 67 19 15 57 13
8
66,7
299
97,8 93 97 37 34 100 100 76,86375
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO 1
KECAMATAN 2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH TPM
RUMAH DEPOT AIR JASA BOGA MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI %
JASA BOGA
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM)
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
27 20 6 137 16 17 81 7
0 0 0 0 0 0 0 0
18 13 4 29 11 9 6 1
6 3 1 14 4 2 2
3 0 0 48 0 0 43 0
27 16 5 91 15 11 49 3
100 80 83,3 66 93,8 65 60 42,9
0 0 0 0 0 0 0 0
0 4 1 9 1 6 6 4
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 37 0 0 26 0
0 4 1 46 1 6 32 4
0,0 20,0 16,7 33,6 6,3 35,3 39,5 57,1
311
0
91
32
94
217
69,8
0
31
0
63
94
30,2
Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
TABEL 65
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7
SELAYAR
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Lingga
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
TOTAL
MAKANAN JAJANAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
JUMLAH TPM DIUJI PETIK JASA BOGA
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
PERSENTASE TPM DIBINA
TOTAL
4
MAKANAN JAJANAN
3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
DEPOT AIR MINUM (DAM)
PUSKESMAS
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
15
16
17
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO 1
NAMA OBAT 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g
12
Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
13
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3%
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul tablet
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
105000 12000 1000 45000 71000 240000 3500 105000 5400 200000
46200 12200 540 3500 18840 124900 5458 3000
tube
7
63300
8
42300
109500 12200 660 62100 18840 126100 5458 45300
104,3 101,7 66,0 138,0 26,5 52,5 155,9 43,1
95200
105700
200900
100,5
1200
825
2025
2850
237,5
supp
7015,5
550
450
1000
14,3
pot
604,5
240
240
39,7
Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg
tablet tablet
38000
12300
25900
38200
100,5
Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg
vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol sach
3000 250000
732 84000 1000
2257 5000 3000
2989 89000 4000
99,6 35,6
135 5900 5482,5 450000 360 4500 90000 5700 19000 20000 7000 24000 1500
100 2631 2700 97400
38 550 7700 378400
138 3181 10400 475800
102,2 53,9 189,7 105,7
1000 55000 330 7400 5500 1440 9600
640 70200 960 700 8000 5520 26900
1640 125200 1290 8100 13500 6960 36500
36,4 139,1 22,6 42,6 67,5 99,4 152,1
510 20
2700 402 16 300
3210 422 16 300 8100
321,0 70,3 4,4 25,9 19,3
botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet tablet tablet tablet
120 58600 1200
1000 600 360 1160 42000
8100
23000 4000 42000
1230 5500 23600
2640 20400 17600
3870 25900 41200
16,8 647,5 98,1
16000
16125
59
16184
101,2
2700 34000 160000 50 3700 900 550 31000 1000 1000 5000 15000 4700 20000 130000 30000
696 21000 85000
1917 54000 116000 60 5313 1352 4200 47300 900 3000 7800
2613 75000 201000 60 5693 1392 5405 61300 1000 3100 10800
96,8 220,6 125,6 120,0 153,9 154,7 982,7 197,7 100,0 310,0 216,0
92
46,0 29,5 97,3 162,7 272,2
170000
380 40 1205 14000 100 100 3000 2071 5900 91500 9100
35000 39700
2163 5900 126500 48800
79900
382900
462800
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
1
2
67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus 118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG 137 T T 138 D T 139 CAMPAK 10 Dosis 140 POLIO 10 Dosis 141 DPT-HB 142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS 143 POLIO 20 Dosis
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
tablet tablet vial kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet tablet
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
156000 36000
100500 11200
44300 26300
144800 37500
92,8 104,2
400 180000
299 516000
24 2490000
323 3006000
80,8 1670,0
4000 5000 4500
150 6600 2000
3840 22500
3990 6600 24500
99,8 132,0 544,4
botol
5500
2160
2631
4791
87,1
tablet
53625
3700
3700
6,9
tablet
10954,5
3500
9900
13400
122,3
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet tablet
2227,5 300 12000 200 80
1087
7380
8467
380,1
1330 230 40
10980 1770 500
12310 2000 540
102,6 1000,0 675,0
100 8000 5000
80 600
20 4110
100 4710
100,0 58,9
50000 10000
13000 7000
36100
49100 7000
98,2 70,0
3000
2460
4006
6466
215,5
4000 5000 2961 1900 128 2300 13500 15000 200000
300 500 640 211 30
3700 4200 1376 25
4000 4700 2016 236 30
100,0 94,0 68,1 12,4 23,4
4222
4222
31,3
59200
59200
29,6
47600 32759 1020 357 160000 265000 402100 10000
680,0 34,5 89,6 83,8 320,0 1325,0 1340,3 166,7
ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol tube kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet vial vial vial vial vial vial vial vial
7000 95000 1138,5 426 50000 20000 30000 6000
2800 21000 991 357 20000 1000 4300
44800 11759 29
12000 1700
8312 648
11759
20071 648
167,3 38,1
4500
2486
5768
8254
183,4
150
10
90
100
66,7
5500
1500
1300
2800
50,9
17000 5000 216 20000
6000 3200 270 17000
183000 10500 480 1000000
189000 13700 750 1017000
1111,8 274,0 347,2 5085,0
2000 10 100000
2000 2 46000
10
2000 12 46000
100,0 120,0 46,0
740 751 302 983 1344 1748 2367
900 370 320 910 1450 1550 687
27 55 25 87 70 109 110
927 425 345 997 1520 1659 797
125,3 56,6 114,2 101,4 113,1 94,9 33,7
140000 264000 397800 10000
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
1
144
2
CAMPAK 20 Dosis
Sumber: Seksi Farmamin Dinkes Lingga
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
3
4
vial
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO
FASILITAS KESEHATAN
1
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN Sumber: Seksi Yankes Dinkes Lingga
0 0
0 0
1 1
0 0
0 0
0 0
1 1
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
4 12 4 3 104
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
-
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 16 0 0 0
-
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 5 7 0
-
1 16 -
5 7 -
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
SARANA KESEHATAN
JUMLAH SARANA
1
2
3
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I JUMLAH
%
4
5
1 RUMAH SAKIT UMUM
1
1
100,00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
1
1
100,00
2
2
100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi JPKM Dinkes Lingga
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 STRATA POSYANDU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
PRATAMA JUMLAH % 4
5
MADYA JUMLAH % 6
7
PURNAMA JUMLAH % 8
9
MANDIRI JUMLAH % 10
11
POSYANDU AKTIF JUMLAH 12
JUMLAH
%
13
14
4 2 4 34 3 22 25 3
16,67 8,70 50,00 97,14 12,50 100,00 100,00 12,00
11 19 1 1 13 0 0 7
45,83 82,61 12,50 2,86 54,17 0,00 0,00 28,00
9 1 3 0 7 0 0 0
37,50 4,35 37,50 0,00 29,17 0,00 0,00 0,00
0 1 0 0 1 0 0 0
0,00 4,35 0,00 0,00 4,17 0,00 0,00 0,00
24 23 8 35 24 22 25 10
9 2 3 0 8 0 0 0
37,50 8,70 37,50 0,00 33,33 0,00 0,00 0,00
97
56,73
52
30,41
20
11,70
2
1,17
171 3
22
12,87
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
1
2
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
PUSKESMAS 3
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
DESA/ KELURAHAN 4
11 12 6 11 14 8 9 4 75
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES
POLINDES
5
6
-
POSBINDU 7
16 8 4 5 11 13 17 2 0
76
0
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6
LINGGA LINGGA UTARA LINGGA TIMUR SINGKEP SINGKEP BARAT SENAYANG
7 SELAYAR
DAIK PANCUR SUNGAI PINANG DABO LAMA RAYA SENAYANG TAJUR BIRU PENUBA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Lingga
DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11 12 6 11 14 8 9 4
10 10 5 5 9 8 3 2
1,00 0,00 1,00 6,00 4,00 0,00 4,00 0,00
75
52
16
1 1
0
11 10 6 11 14 8 7 2
100 83,3 100 100 100 100 78 50
69
92
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
DR SPESIALIS a
TOTAL
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P
L
P
L+P
15
16
17
18
19
20
-
-
-
-
-
TOTAL
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1 Puskesmas Daik 2 Puskesmas Dabo Lama 3 Puskesmas Raya 4 Puskesmas Pancur 5 Puskesmas Senayang 6 Puskesmas Tajur Biru 7 Puskesmas Penuba 8 Puskesmas Sungai Pinang SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7 6,9688
-
-
-
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga Keterangan :
a
termasuk S3
1 2 3
3
2 1 3
3
2 2 1 1 1
1 2 -
1 1 9 2 3 5
3 3 6
6 5,9732
14
1 1 5 1 2 3
8
2 3 3 1 1 1 2 1 14 3 5 8
22 21,902
2 2 1 1 1
1 2 -
1 1 9 3 5 8
17
1 1 5 3 3 6
11
2 3 3 1 1 1 2 1 14 6 8 14
28 27,875
1 -
-
1 1 1 1
-
1 1 1 -
1 1 1 1 2
3
1 -
4
5 1 1 2
-
4
1 -
1 1 1 -
1 1 1 -
1 1 1 1 2
3 0
1
1 -
4
5 1 1 2
-
4
7 6,9688
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas Daik Puskesmas Dabo Lama Puskesmas Raya Puskesmas Pancur Puskesmas Senayang Puskesmas Tajur Biru Puskesmas Penuba Puskesmas Sungai Pinang
L
PERAWATa P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
16 15 17 8 21 14 5 6
5 5 8 6 7 8 3 4
16 3 14 9 7 5 5 6
102 14 31 45
46 5 9 14
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga 2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
PERAWAT GIGI L+P 9
1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 2 0 0 0
65 28 41 69
21 8 22 15 14 13 8 10 0 111 33 50 83
1 0 1 1
5 1 0 1
2 1 0 1 2 0 0 0 0 6 1 1 2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
147
60
134
194
2
6
8
302,67
Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
193,13
7,96
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Daik
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
-
2 Puskesmas Dabo Lama
1
3 Puskesmas Raya
1
4 Puskesmas Pancur
-
5 Puskesmas Senayang 6 Puskesmas Tajur Biru
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
1 -
-
1
-
3
1
2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
2
-
4
1 RSL Daik Lingga
2
1
1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
2
-
-
7 Puskesmas Penuba 8 Puskesmas Sungai Pinang
TOTAL
APOTEKER
1
7
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1 1 -
2
2
3
-
1
1
-
-
-
1
1
1
2
-
-
1
4
4
8
2
3
1
1
2
2
3
5
1
1
1
1
2
1
2
3
3
4
2
2
4
3
5
8
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
5
6
11
10,95094
Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
2
3
5
4,9777
7
9
16 15,92864
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 a
NO
UNIT KERJA
1
2
KESEHATAN LINGKUNGAN L P L+P
3
6
4
5
1 Puskesmas Daik 2 Puskesmas Dabo Lama 3 Puskesmas Raya 4 Puskesmas Pancur 5 Puskesmas Senayang 6 Puskesmas Tajur Biru 7 Puskesmas Penuba 8 Puskesmas Sungai Pinang SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga 2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
b
KESEHATAN MASYARAKAT L P L+P -
1 1 1 1 2 1
1
1
1 1 1 2 2 1 -
7 1 1 2
2 2
8 1 3 4
7
-
8
1
-
-
2 2 1 -
1 1 6
1
1 1 7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
3
11
1
11
12
23
2
22,9
Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga Keterangan : a
1 2 1
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
1 6
8 8,0
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
NUTRISIONIS
TOTAL
DIETISIEN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1 Puskesmas Daik
-
1
1
-
-
-
-
1
1
2 Puskesmas Dabo Lama
-
1
1
-
-
-
-
1
1
3 Puskesmas Raya
-
1
1
-
-
-
-
1
1
4 Puskesmas Pancur
-
1
1
-
-
-
-
1
1
5 Puskesmas Senayang
-
1
1
-
-
-
-
1
1
6 Puskesmas Tajur Biru
-
1
1
-
-
-
-
1
1
7 Puskesmas Penuba
-
1
1
-
-
-
-
1
1
8 Puskesmas Sungai Pinang
-
1
1
-
-
-
-
1
1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
8
8
-
-
-
-
8
8
1 RSL Daik Lingga
-
2
2
-
-
-
-
2
2
2 RSUD Dabo Singkep
-
1
1
-
-
-
-
1
1
-
3
3
-
-
-
-
3
3
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
1
1
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
12
12
-
-
-
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga
11
11 11,0
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Daik 2 Puskesmas Dabo Lama 3 Puskesmas Raya 4 Puskesmas Pancur 5 Puskesmas Senayang 6 Puskesmas Tajur Biru 7 Puskesmas Penuba 8 Puskesmas Sungai Pinang SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga 2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
FISIOTERAPIS L P L+P
TENAGA KETERAPIAN FISIK OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA L P L+P L P L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1 1
1 1 2
1
AKUPUNKTUR L P L+P
TOTAL
1 1 1
1 1 2
1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga
1
1
2
1
1
2 2,0
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
RADIOGRAFER L
L
P
L+P
TEKNISI GIGI
REFRAKSIONIS OPTISIEN
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI INFORMASI DARAH KESEHATAN
ORTETIK PROSTETIK
TEKNISI KARDIOVASKULER
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga
L+P
ANALISIS KESEHATAN
1 Puskesmas Daik 2 Puskesmas Dabo Lama 3 Puskesmas Raya 4 Puskesmas Pancur 5 Puskesmas Senayang 6 Puskesmas Tajur Biru 7 Puskesmas Penuba 8 Puskesmas Sungai Pinang SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga 2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
P
RADIOTERAPIS
TEKNISI ELEKTROMEDIS
1 1
1
-
1 1
1
1 1 1 -
1 1 -
2 2 1 -
1 1
-
-
4 1 2 3
7
1 1 -
3 2 2 4
7
7 3 4 7
14
1 1
1
-
1 1
1
1 1 1 -
1 1
-
2 2 1 -
1 1
-
-
4 1 4 5
9
1 1 -
3 2 2 4
7 3 6 9 -
7
16 15,93
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TENAGA KESEHATAN LAIN NO
UNIT KERJA
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN L
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas Daik Puskesmas Dabo Lama Puskesmas Raya Puskesmas Pancur Puskesmas Senayang Puskesmas Tajur Biru Puskesmas Penuba Puskesmas Sungai Pinang
P
3
L+P
4
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA L
5
P
6
L+P
7
L
8
P
9
L+P
10
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga 2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga
TABEL 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014 TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Puskesmas Daik 2 Puskesmas Dabo Lama 3 Puskesmas Raya 4 Puskesmas Pancur 5 Puskesmas Senayang 6 Puskesmas Tajur Biru 7 Puskesmas Penuba 8 Puskesmas Sungai Pinang SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSL Daik Lingga 2 RSUD Dabo Singkep SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 1 2 1
1 -
1 1 1 9
2 2 2 1 2 2 1 1 13
2 1 4
1 2 1
1 1 1 2 2 1 2 1 11
1 1 1 2 9
2 2
2 2
4 4
2 3 2 2 3 2 3 3 20
-
-
-
-
-
-
TENAGA PENUNJANG KESEHATAN LAINNYA L P L+P
L
P
L+P
24
27
28
29
25
26
-
-
-
-
-
TOTAL
3 3 3 1 1 2 2 3 18 -
1 2 1 2 4 2 2 1 15 -
2 2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bagian Kepegawaian Dinkes Lingga
2 2
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
4 5 4 3 5 4 4 4 33 4 4 -
8
9
17
6
6
12
-
-
-
2
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16
15
31
19
15
34
15
17
32
-
-
-
2
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
36
32
68
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KABUPATEN/KOTA LINGGA TAHUN 2014
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
78.121.386.199
a. Belanja Langsung
50.425.519.000
b. Belanja Tidak Langsung
27.695.867.199
2 APBD PROVINSI
9.042.360.000
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 3 APBN :
79,35
9,18
9.042.360.000 11.289.470.000
11,47
- Dana Alokasi Umum (DAU)
0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
0,00
- Dana Dekonsentrasi
0,00
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota
11.289.470.000
- Lain-lain (sebutkan)
11,47 0,00
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0,00
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
0,00
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
98.453.216.199
TOTAL APBD KAB/KOTA
981.576.031.050
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber: Bagian Perencanaan Dinkes Lingga
7,96 980.141,13