ADDENDUM KE-2 DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 05b / CK TANGGAL : 30 Juni 2011
UNTUK PENGADAAN
KEGIATAN :
P E MBA NG UNA N/P E NING KA TA N INFR AST RUK T UR NAMA PEKERJAAN :
SE ME NISA SI D A N P E MBU AT A N BA T U MIR ING J LN L E MIS SAMP A I PA SIR MA R OS D I SE DA NAU BU NGU RA N BA RAT K A B. NA TU NA LOKASI :
KABUPATEN NATUNA
KELOMPOK KERJA ULP : SKPD :
DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN 2011
-1-
DOKUMEN PENGADAAN Bab. I Umum Bab. II Pengumuman Pelangan Umum Dengan Pascakualifikasi Bab. III. Instruksi Kepada Peserta Lelang A. Umum B. Dokumen Pengadaan C. Penyampaian Dok. Penawaran D. Pemasukan Dok. Penawaran E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran F. Penetapan Pemenang G. Penunjukan Pemenang Pengadaan H. Pelelangan Gagal I. Surat Jaminan Pelaksanaan J. Penandatanganan Kontrak
: Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas
Bab. IV. Lembar Data Pemilihan (LDP) A. Lingkup Pekerjaan B. Sumber Dana C. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan dan Peninjauan Lapangan D. Dokumen Penawaran E. Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran F. Masa Berlakunya Penawaran G. Jaminan Penawaran H. Pemasukan Penawaran I. Batas Akhir Waktu Penyampaian Penawaran J. Pembukaan Penawaran K. Ambang Batas Sistem Gugur L. Sanggahan, Sanggahan Banding dan Pengaduan M. Jaminan Sanggahan Banding N. Jaminan Pelaksanaan
: Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas
Bab. V. Lembar Data Kualifikasi (LDK) A. Lingkup Kualifikasi B. Persyaratan Kualifikasi
: Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas
Bab. VI. Bentuk Dokumen Penawaran A. Bentuk Surat Penawaran Peserta Badan Usaha/Kemitraan (KSO) B. Bentuk Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) C. Bentuk Dokumen Penawaran Teknis D. Bentuk Formulir Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) E. Bentuk Jaminan Penawaran Dari Bank F. Bentuk Jaminan Penawaran Dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan Bab VII. Bentuk Kontrak Bab. VIII. Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK) Bab. IX Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK) Bab. X
: Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas
: Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas : Tetap dan Cukup Jelas
Spesifikasi Teknis dan Gambar ADA PERUBAHAN (TERLAMPIR)
-2-
Bab. XI. Daftar Kuantitas dan Harga ADA PERUBAHAN (TERLAMPIR) Bab. XII Bentuk Dokumen Lain
: Tetap dan Cukup Jelas
-3-
LAMPIRAN PERUBAHAN DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA, GAMBAR DAN SPESIFIKASI KHUSUS
-4-
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN LOKASI NO.
: SEMENISASI DAN PEMBUATAN BATU MIRING JALAN LEMIS SAMPAI PASIR MAROS DI SEDANAU BUNGURAN BARAT NATUNA : JL.LEMIS SEDANAU KAB.NATUNA PROPINSI KEPRI URAIAN PEKERJAAN
SATUAN VOLUME
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1 Papan nama proyek 2 Pengukuran dan pematokan
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA RP. RP.
LS M'
1.00 888.50
-
1 2 3 4
II. PEKERJAAN BATU MIRING Galian tanah pondasi Urugan pasir di bawah pondasi Pasangan batu 1:4 Plesteran pada spesi pas.batu (plesteran bunga)
M3 M3 M3 M2
130.00 12.10 238.85 320.80
-
1 2 3 4 5 6 7
III. PEKERJAAN GORONG-GORONG KOTAK 1 BUAH Galian tanah Urugan pasir Lantai kerja beton cor 1:3:5 Lantai beton bertulang 1:2:3 T=20 cm Dinding beton bertulang 1:2:3 T=20 cm Tutup plat duiker b.bertulang 1:2:3 T=15 cm Konstin beton cor 1:2:3
M3 M3 M3 M3 M3 M3 M3
7.56 0.38 0.38 1.54 1.96 1.16 0.33
-
1 2 3 4
IV. PEKERJAAN BADAN JALAN Galian tanah pinggir jalan Urugan tanah dipadatkan Urugan pasir Beton cor 1:2:3
M3 M3 M3 M3
12.10 544.64 504.00 818.40
-
REKAPITULASI I. II. III. IV.
PEKERJAAN PENDAHULUAN PEKERJAAN BATU MIRING PEKERJAAN GORONG-GORONG KOTAK 1 BUAH PEKERJAAN BADAN JALAN JUMLAH PPN 10 % JUMLAH PEMBULATAN
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
TERBILANG : ........................., ................... PT/CV. .......................... ................................
Nama Jelas Jabatan
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
A
Bahan
B 1 2
Tenaga Pekerja Mandor
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Galian Tanah Biasa Sedalam 1 Meter : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr
0.400 0.040
Rp. Rp.
JUMLAH HARGA TENAGA B C.
JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
JUMLAH HARGA ( Rp )
Rp.
-
Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Urugan Tanah : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
A 1
Bahan Tanah Urug
B 1 2
Tenaga Pekerja Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
M³
1.200
Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr
0.300 0.010
JUMLAH HARGA ( Rp )
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
Rp. Rp.
Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Urugan Pasir : M³ : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1
Bahan Pasir Urug
B 1 2
Tenaga Pekerja Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
M³
1.200
Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr
0.300 0.010
Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Pas.Pondasi Batu Kali 1 Pc : 4 Psr : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2 3
Bahan Batu belah 15/20 Cm Semen portland Pasir Pasang
B 1 2 3 4
Tenaga Pekerja Tukang batu Kepala Tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
M³ Kg M³
1.100 Rp. 163.000 Rp. 0.520 Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
JUMLAH HARGA ( Rp )
1.500 0.600 0.060 0.075
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Plesteran 1 Pc : 4 Psr, Tebal 15 mm : M2 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2
Bahan Semen portland Pasir pasang
B 1 2 3 4
Tenaga Pekerja Tukang batu Kepala Tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
Kg M³
5.200 Rp. 0.020 Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
0.200 0.150 0.015 0.010
Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Membuat Beton Tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2 3
Bahan Semen portland Pasir beton Koral beton
B 1 2 3 4
Tenaga Pekerja Tukang batu Kepala Tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
Kg M³ M³
218.000 Rp. 0.520 Rp. 0.870 Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
1.650 0.250 0.025 0.080
Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Membuat Beton Cor 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA
: M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri
NO
KOMPONEN
A 1 2 3
Bahan Semen portland Pasir beton Koral beton
B 1 2 3 4
Tenaga Pekerja Tukang batu Kepala tukang Mandor
SATUAN Kg M³ M³
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS 336.000 0.540 0.810
Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
2.000 0.350 0.035 0.100
Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA TENAGA B C.
JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Membuat Lantai Gorong-gorong Beton Bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2 3 4 5
Bahan Semen portland Pasir beton Koral beton Besi beton Kawat beton
B 1 2 3 4 5
Tenaga Pekerja Tukang batu Tukang besi Kepala tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
Kg M³ M³ Kg Kg
336.000 0.540 0.810 40.000 0.600
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
2.280 0.350 0.280 0.063 0.112
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Membuat Dinding Gorong-gorong B.Bertulang (40 Kg Besi + Bekisting) : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2 3 4 5 6 7 8
Bahan Kayu Bekesting Paku biasa 2" - 5" Minyak bekisting Besi beton ulir Kawat beton Semen portland Pasir beton Koral beton
B 1 2 3 4 5 6
Tenaga Pekerja Tukang batu Tukang kayu Tukang besi Kepala tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
M³ Kg Lt Kg Kg Kg M³ M³
0.270 1.800 0.600 40.000 0.600 336.000 0.540 0.810
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
4.080 0.350 1.560 0.280 0.219 0.142
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Membuat Plat Duiker Gorong-gorong Beton Bertulang (60 Kg Besi + Bekisting) : M3 : : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bahan Kayu Bekesting Paku biasa 2" - 5" Minyak bekisting Besi beton ulir Kawat beton Semen portland Pasir beton Koral beton Multiplek 9 mm Dolken Ø 8 cm/4 m
B 1 2 3 4 5 6
Tenaga Pekerja Tukang batu Tukang kayu Tukang besi Kepala tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
M³ Kg Lt Kg Kg Kg M³ M³ Lbr Btg
0.332 3.320 1.660 60.000 0.900 336.000 0.540 0.810 2.800 16.000
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
4.980 0.350 2.739 0.420 0.351 0.168
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN KEGIATAN PEKERJAAN/PAKET ITEM PEMBAYARAN NO JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME LOKASI PROP/KOTA/KODYA NO
KOMPONEN
: : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna : : Pengukuran dan pematokan : M' :1 : Jln. Lemis Sedanau Kab.Natuna : Propinsi Kepri SATUAN
HARGA SATUAN
PERKIRAAN KUANTITAS
A 1 2
Bahan Dolken Ø 8 - 10 Cm/4 m Cat
B 1 2 3 4
Tenaga Pekerja Tukang kayu Kepala tukang Mandor
C.
JUMLAH HARGA TENAGA B JUMLAH TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B )
Btg
0.100
Rp. Rp. ditaksir
JUMLAH HARGA BAHAN A Org/Hr Org/Hr Org/Hr Org/Hr
0.040 0.040 0.004 0.002
Rp. Rp. Rp. Rp.
JUMLAH HARGA ( Rp ) Rp. Rp.
-
Rp.
-
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp. Rp.
-
DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN DAN UPAH PEKERJAAN LOKASI
NO.
: SEMENISASI DAN PEMBUATAN BATU MIRING JALAN LEMIS SAMPAI PASIR MAROS DI SEDANAU BUNGURAN BARAT NATUNA : JL.LEMIS SEDANAU KAB.NATUNA PROPINSI KEPRI
URAIAN
1 2 3 4
I. UPAH Pekerja Tukang Kepala tukang Mandor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
II. BAHAN Batu belah 15/20 cm Besi beton ulir Dolken kayu Ø 8-10/4 m Kawat beton Kayu kelas II Kayu bekesting Koral beton Minyak bekesting Multiplek 9 mm Paku biasa Pasir urug Pasir pasangan Pasir beton Semen portland Tanah timbun
SATUAN
HARGA SATUAN RP.
Orang/Hari Orang/Hari Orang/Hari Orang/Hari
Rp. Rp. Rp. Rp.
M³ Kg Btg Kg M³ M³ M³ Ltr Lbr Kg M³ M³ M³ Kg M³
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
KETERANGAN
........................., ................... PT/CV. .......................... ................................
Nama Jelas Jabatan
SPESIFIKASI TEHNIK A. SYARAT-SYARAT TEHNIK
PASAL 1 JENIS PEKERJAAN 1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Semenisasi dan Pembuatan Batu Miring Jalan Lemis sampai Pasir Maros di Sedanau Bunguran Barat Natuna Lokasi : Jalan Lemis Sedanau Kab.Natuna - Provinsi Kepulauan Riau. 2. Nama Program : Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat Tumbuh, Pembangunan Peningkatan Infrastruktur. 3. Pekerjaan Pembangunan jalan ini harus dilaksanakan sesuai dengan : a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan di dalam dokumen pengadaan pekerjaan ini. b. Gambar - gambar yang dilampirkan pada dokumen pengadaan. c. Keterangan-keterangan dan gambar yang diberikan oleh Direksi kepada Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/rapat Aanwijzing yang termuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan pekerjaan/Risalah Aanwijzing. d. Petunjuk-petunjuk atau saran-saran yang diberikan oleh Direksi pada waktu pekerjaan dilaksanakan. 4. Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan : a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan. b. Peralatan yang cukup untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan seperti Mesin pengaduk beton, pompa air, alat pengangkutan dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan. c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
Syarat-syarat Tehnik
1
PASAL 2 STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap pemborong telah mengetahui dan memahaminya termasuk ( apabila ada ) segala perubahan dan tambahannya sampai saat ini yaitu : 1. Peraturan Pemasangan Pemadam Api Ringan ( SKBI 3.4.53.1967 ) 2. Peraturan Keselamatan Kerja Konstruksi ( SNI 0231-1967-E ) 3. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton ( SNI T-15-1991-03 ) 4. Peraturan Pembuatan Campuran Beton ( SNI T-15-1991-03 ) 5. Peraturan Baja Tulang Beton ( SII 01236-84 ) 6. Peraturan Kawat Pengikat Beton ( SNI 0040-87-A ) 7. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan ( SKSNI S-05-1990-F ) 8. Peraturan Pengawetan Kayu ( SKBI 3.6.53.1967 ) 9. Peraturan Pencegahan Rayap ( SKSNI T-05-1990-F ) 10. Pereturan Paku dan Kawat Paku Grendel ( SNI 0323-89-A ) 11. Peraturan Pipa PVC untuk Air Kotor (SNI 0162-1987-A ) 12. Peraturan Sambungan Pipa PVC untuk Air Kotor ( SNI 0178-1987-A ) 13. Peraturan Portland Cement ( SII 0013-81 ) 14 Peraturan : a. Batu Alam untuk bahan bangunan b. Kerikil c. Pasir ( SKSNI S-04-1989-F )
PASAL 3 PERSYARATAN BAHAN-BAHAN 1. Air a. Air yang digunakan adalah air yang tidak mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan, bersih dan dapat diminum. b. Jika ada keraguan–keraguan dalam penentuan kualitas, maka pemborong diminta untuk memeriksa contoh air ke Laboratorium resmi yang ditunjuk guna diselidiki lebih lanjut. c. Air yang digunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai dengan PBI – 1971 (Bab 3 ayat 4). 2. Tanah Timbun/Tanah Urug Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari tanah humus maupun akar-akar kayu serta rumput bebas sampah dan bebas dari bahan-bahan organik. Syarat-syarat Tehnik
2
3. Agregat halus (Pasir) a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus butir keras, bersih dari kotoran-kotoran dan zat-zat kimia atau un-organik yang dapat mengurangi mutu beton maupun baja tulangan. b. Bahan pasir dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami batuan atau dapat berupa pasir dari pemecahan batu dari alat mekanis. c. Bahan pasir harus berbutir keras dan tajam, butir-butir pasir harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan serta memenuhi persyaratan SNI 03-1756-1990. d. Pasir harus bersih tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % dan apabila kadar lumpur melebihi dari 5 % maka agregat halus harus dicuci. 4. Kerikil/Agregat kasar a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil granit sebagai hasil disentegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat besar butir lebih 5 mm. b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butirbutir pipih tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan degan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 MM. Apabila kadar lumpur melampui dari 1 % maka agregat kaar harus dicuci. d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali. e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara barang-barang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil. 5. Batu Pecah. a. Batu pecah untuk pekerjaan pasangan batu dapat berupa batu sebagai hasil disenteg rasi alami dari batuan-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan batu pecah adalah agregat dengan besar butir lebih kurang 15 – 20 Cm. Syarat-syarat Tehnik
3
b. Batu pecah harus bersih dari lumpur atau kotoran-kotoran lain yang menempel pada permukaannya. c. Butir-butir batu pecah harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari atau hujan. 6. Semen (Portland cement) a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah Portland cement Typy I yang memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dalam SII 0013-81. b. Semen yang didatangkan ke Proyek harus dalam keadaan utuh dan baru. Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobek-sobek. c. Semen yang dipakai sebelumnya harus selalu diperiksa oleh Direksi. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari Proyek Urutan Pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut dilapangan, sehingga untuk itu pemborong diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan tibanya dilapangan. 7. Baja Tulangan. a. Baja tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran, kulit guling, karat lepas dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan. b. Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan yang ditentukan oleh SII 01236-84. c. Jika pengunaan baja tulangan menyimpang dari ketentuan yang berlaku, maka dinyatakan tidak dapat diterima. d. Kawat pengikat harus memenuhi Persyaratan SNI 0040-87-A. 8. K a y u. a. Kayu yang digunakan harus yang berkualitas baik, tidak mempunyai cacat seperti mata kayu, celah sudut pinggir dan cacat lainnya. b. Kayu yang digunakan harus yang bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya, tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi. c. Kwalitas dan ukuran yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikianlah pula mutu dan kelas kuat dan ketentuan-ketentuan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam SII 03-3527-1994. d. Kayu ini harus mempunyai kelembaban kurang dari 12 % untuk bahan yang mempunyai ketebalan kurang dari 1” dan 15 % untuk ketebalan yang lebih dari 1”. 9. Bahan-bahan lainnya. a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Syarat-syarat Tehnik
4
b. Semua bahan-bahan yang dimasukan untuk dipakai harus ditujukan terlebih dahulu kepada Direksi untuk diperiksa guna mendapatkan izin persetujuan/pemakaiannya. c. Semua bahan-bahan bangunan yang tidak ditunjuk kepada Direksi/ditolak oleh Direksi tidak dibenarkan pemakaiannya dan harus dibawa keluar lokasi sesegera mungkin. d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor. e. Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang dipakai dipasaran, dengan ini dinyatakan tidak dapat dijadikan alasan terhentinya atau tertundanya pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 4 PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN 1. Semen Portland. a. Penyimpanan semen harus dilakukan didalam gudang tertutup dan harus terlindung dari pengaruh hujan serta lembab udara dan tanah. Penumpukan semen dalam gudang harus diatas lantai panggung kayu setinggi minimal 30 Cm diatas tanah. Tinggi penumpukan maksimum adalah 15 lapis. b. Semen yang akan dipakai sebelumnya harus selalu diperiksa oleh Direksi dan semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari Proyek. Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut digudang, sehingga untuk itu pemborong diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutan tibanya digudang. c. Semen yang sudah tersimpan lama diragukan mutunya, maka sebelum dipakai harus diperiksa dulu kepada pengawas. 2. A g r e g a t. a. Tempat penumpukan agregat harus bersih dan rata. b. Antara agregat halus dan agregat kasar penyimpanannya harus terpisah sehingga tidak tercampur. c. Jika tempat dasar selalu basah pada musin hujan, maka sebagai penempatannya harus didasari alas papan.
Syarat-syarat Tehnik
5
3. Baja Tulangan. a. Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung diatas tanah. b. Penyimpanan/penumpukan baja tulangan harus ditempat terlindung dari hujan dan penumpukan harus diberi alas/ganjal dari balok-balok kayu atau beton. c. Penimbunan ditempat terbuka hanya bersifat sementara tetapi dalam waktu lama harus dihindarkan. 4. K a y u. a. Kayu harus ditumpuk pada tempat yang rata dan diberi alas/ganjal balok-balok kayu. b. Untuk kayu-kayu konstruksi tidak dibenarkan menumpuk langsung diatas permuka an tanah dalam waktu lama. c. Penumpukan kayu harus tersusun rapi dan teratur, guna menghindari kayu dari sifat melengkung. 5. Bahan-bahan lain. Untuk penyimpanan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan cuaca sebaiknya ditempatkan digudang penyimpanan.
PASAL 5 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemborong harus mempersiapan jalur jalan kelokasi Proyek untuk mempermudahkan pemasukan bahan kelokasi Proyek. 2. Sebelum dimulainya pekerjaan fisik terlebih dahulu areal lokasi seluas yang telah ditentukan oleh direksi, harus dibersihkan dari semak-semak dan pohon-pohon yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilokasi, pemborong harus terlebih dahulu merundingkannya dengan pengawas mengenai pembagian halaman kerja untuk tempat mendirikan kantor, gudang dan los kerja, tempat penimbunan bahan-bahan dan lain sebagainya. 4. Pembuatan Direksikeet (kantor direksi) Direksikeet dibuat atau rumah yang disewakan dengan ukuran minimum 5 x 7 meter yang dilengkapi dengan meja kerja dan kursi, tempat penempelan gambargambar dan kebutuhan lainnya.
Syarat-syarat Tehnik
6
5. Pembuatan bangsal kerja (terbuka atau setengah terbuka), gudang bahan untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang harus terlindungi dari cuaca dan ruang tidur untuk penjaga keamanan. 6. Pengadaan air untuk keperluan pekerjaan, dimana kualitas air harus baik serta memenuhi persyaratan (minimal dapat diminum).
PASAL 6 PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK 1. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,50 M dari as keliling bangunan, pemasangan bowplank harus kuat, siku dan waterpass. 2. Sisi bagian atas papan bowplank harus diketam halus, dan rata ketinggian papan bowplank dibuat sedemikian tinggi sehingga tanah galian pondasi tidak akan menutupinya. 3. Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukan benar-benar setabil (tidak goyang). 4. kayu patok memakai balok kayu ukuran 5 x 7 cm dan papan bowplank ukuran 2 x 20 cm dari kayu kelas III. 5. Tanda-tanda sumbu/as, harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas. 6. Ukuran-ukuran pokok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar, maka pemborong harus melaporkannya secara tertulis kepada direksi supaya dapt memberikan suatu keputusan.
PASAL 7 PEKERJAAN KUPASAN, GALIAN TANAH DAN URUGAN 1. Kupasan tanah dilakukan pada derah yang keadaan permukaan tanahnya lebih tinggi dari peil yang telah ditentukan. Tanah bekas kupasan ini, dibuang dan diratakan pada halaman bangunan yang memerlukan penimbunanm, atau ditimbun disuatu tempat yang diperkirakan tidak akan menggunakan lalu lintas kerja. Tanah bekas kupasan yang akan digunakan untuk tanah urugan, harus dibersihkan dahulu dari kotoran-kotoran (akar kayu, ranting dll). Pengupasan tanah ini, harus dilaksanakan sesuai dengan tunjuk yang diberikan oleh Direksi. Syarat-syarat Tehnik
7
2. Tanah hasil galian tidak dapat dipergunakan untuk urugan, harus dibuang keluar lokasi. Urugan tanah galian kembali harus atas persetujuan direksi. 3. Pematangan tanah a. Sebelum penimbunan tanah dimulai, terlebih dahulu dipersiapkan patok-patok kayu untuk menentukan berapa tinggi lokasi yang akan ditimbun. b. Semua pohon-pohon atau semak-semak dan rumput yang tebal yang menghalangi lokasi supaya dibersihkan/dibuang. c. Sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu humus tanah setebal minimal 20 cm dibuang. 4. Urugan tanah a. Setelah lokasi yang akan diurug sudah dimatangkan, maka urugan tanah dapat dilakukan. b. Urugan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja. Ukuran yang tercantum pada gambar kerja adalah ukuran dalam keadaan padat. Untuk urugan tanah dengan tinggi urugan lebih dari 20 cm, maka pemadatan tanah harus menggunakan stamper. 5. Urugan pasir Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian dibawah jalan, saluran dan duiker serta tempat-tempat lain seperti ditampilkan pada gambar. Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu disiram dengan air secara merata, sehingga urugan pasir benar-benar padat. Ukuran tebal lapisan pasir urug yang tercantum pada gambar kerja adalah ukuran padat.
PASAL 8 BEKESTING DAN PENYANGGA 1. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh. 2. Pengerjaan bekesting harus sedemikian rupa sehingga hubungan antara papanpapan bekesting terjamin rapat dan adukan tidak merembes keluar. 3. Konstruksi dari bekesting seperti : sokongan-sokongan, perancah, ikatan-ikatan dan sebagainya yang memerlukan kekuatan dan perhitungan harus diajukan kepada direksi untuk disetujui. 4. Bahan bekesting (cetakan) dari kayu merah kwalitas baik dan triplek memakai tebal 3,6 mm. Seluruh bahan bekesting harus memenuhi persyaratan bahan dalam pasal 3 spesifikasi ini. Syarat-syarat Tehnik
8
PASAL 9 BAJA TULANGAN 1. Baja tulangan yang digunakan harus mengikuti syarat-syarat tehnik ini dalam pasal 3 persyaratan bahan dan memenuhi ketentuan SII 01236-84. 2. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan dan penghentian, sebelum pelaksanaan terlebih dahulu diajukan oleh pemborong kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut SII 1236-84. 3. Diameter-diameter pengenal harus sama dengan persyaratan dalam gambar kerja dan bilamana diameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang tulangan persatuan volume beton minimal harus sama dengan luas penampang rencana semula. Sebelum melakukan perubahan-perubahan, pemborong harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi. 4. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan/penempatan. Tidak diperkenankan membengkokan tulangan bila sudah ditempat/setelah pengecoran beton, kecuali apabila hal itu telah direncanakan sebelumnya atau terpaksa dan sudah mendapat persetujuan Direksi. 5. Penulangan baja sebelum ditempatkan, harus dibersihkan dari karat yang lepas, minyak, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi pelekatan dengan beton. 6. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan kepada baja tulangan adalah 3,5 cm – 5 cm. 7. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak antara tulangan dengan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton. Untuk itu pemborong harus mempergunakan penyekat dari blok-blok beton dengan syarat mutu beton harus minimal sama dengan beton yang bersangkutan. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran. Kawat yang berlebihan harus dibengkokan kearah dalam beton. 8. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa untuk memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian penempatannya, kebersihan untuk mendapatkan perbaikan bilamana diperlukan. Pengecoran tidak diperlukan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Syarat-syarat Tehnik
9
PASAL 10 PEKERJAAN CAMPURAN 1. Pekerjaan campuran semen, pasir dan air yang disebut “adukan” atau “Mortar” merupakan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran ditentukan dengan ukuran isi, sebagai berikut : - Adukan 1 :2 untuk adukan kedap air. Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir. - Adukan 1 : 3 untuk afwerking beton Berarti menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir - Adukan 1 :4 untuk adukan biasa Berarti menggunakan 1 zak semen : 4 zak pasir 2. Pekerjaan campuran semen, pasir, kerikil dan air yang disebut “ beton” jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton mutu BO, BI dan K125 ditentukan dengan ukuran isi. Sedangkan jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran untuk beton mutu K175 dan mutu yang lebih tinggi ditentukan dengan ukuran berat atau direncanakan, sebagai berikut : - Untuk beton 1 : 3 : 5 Berati menggunakan 1 zak semen : 3 zak pasir : 5 zak kerikil - Untuk beton 1:2:3 Berarti menggunakan 1 zak semen : 2 zak pasir : 3 zak kerikil 3. Untuk beton mutu K.175 dan mutu K.225 yang lebih tinggi perbandingan campuran beton ditentukan dengan disgn mix/campuran yang disarankan oleh laboratorium beton. 4. Pengadukan beton diaduk dengan menggunakan mesin pengaduk. 5. Penyimpangan terhadap ketentuan ini tidak dapat diterima dan pekerjaan dinyatakan ditolak, sedangkan pekerjaan yang dihasilkan harus dibongkar dan kerugian yang diakibatkannya sepenuhnya menjadi resiko pemborong.
PASAL 11 PEKERJAAN BETON 1. Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03) dan Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84). 2. Bahan-bahan pembuatan beton.
Syarat-syarat Tehnik
10
a. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis Portland Cement yang memenuhi persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan SII-001381. b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam, kadar lumpur maksimum 5 % dan tidak boleh terlalu banyak mengadung bahan-bahan organis dan mempunyai butir yang beraneka ragam besarnya antara 1 mm dampai 4 mm. c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, kadar lumpur maksimum 1 % apabila kadar lumpur melampaui kadar maksimum maka kerikil beton harus dicuci, berukuran antara 1 cm sampai 3 cm. Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali. d. Batang tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran lemak, kulit giling, karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi daya lekat beton. e. Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan kotoran-kotoran lainnya, penggunaan air sumur dan air kali harus mendapat izin dari pengawas lapangan. 3. Kelas dan Mutu Beton. a. Beton Klas 1 Mutu BO : - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non konstruksi - Pelaksanaannya tidak memerlukan keahlian khusus - Pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan - Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan. b. Beton Klas 2 Mutu BI : - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural - Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup - Pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan - Tanpa pengawasan terhadap kekuatan tekan. c. Beton Klas 2 Mutu K 125, K 175 dan K 225 : - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural - Pelaksanaannya dibawah pimpinan tenaga ahli - Pengawasan ketat terhadap mutu bahan-bahan - Pengawasan yang kontinyu terhadap kekuatan tekan. d. Beton Klas 3 Mutu lebih tinggi dari K 225 : - Beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural, dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari 225 Kg/Cm2. - Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang khusus - Pengawasan yang ketat terhadap mutu bahan-bahan - Pengawasan secara kontinyu terhadap mutu beton diLaboratorium oleh tenaga-tenaga ahli. Syarat-syarat Tehnik
11
4. Campuran beton a. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai untuk pekerjaanpekerjaan non struktural dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dalam perbandingan isi. b. Untuk beton mutu BI dan K 125 dipakai campuran nominal semen, pasir dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau 1 : 1 1/2 : 2 1/2. c. Untuk beton mutu K 175, K 225 dan mutu yang lebih tinggi dari K 225 dipakai campuran beton dengan ukuran berat atau campuran beton yang direncanakan agar kekuatan karakteristik yang direncanakan dapat tercapai. d. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan kurang dari 2,5 %. 5. Kekentalan adukan beton a. Kekentalan ( konsistensi ) adukan harus disesuaikan dengan cara transport, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkuatan dan kerapatan tulangan. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum harus memperhatikan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03). b. Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu encer, maka campuran beton harus memperhatikan nilai-nilai slump yang tercantum dalam Peraturan Pembuatan Campuran Beton ( SNI T-15-1991-03 ). 6. Cetakan dan Acuan a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran beton yang dituangkan kedalam cetakan. b. Cetakan harus diberi ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin kedudukan dan bentuk yang tetap. c. Cetakan harus dibuat dari bahan yang baik dan tidak mudah meresap air dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu pembongkaran cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton. d. Pelaksanaan beton mutu kelas 3, air beton tidak boleh teresap oleh cetakan, oleh sebab itu cetakan harus dilapisi dengan plastik atau bahan sejenis. 7. Pemasangan tulangan a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. b. Untuk ketepatan tebal selimut beton, tulangan harus dipasang dengan memberi penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan beton yang akan dicor.
Syarat-syarat Tehnik
12
8. Pemberitahuan tentang pelaksanaan pengecoran. Sebelum melaksanakan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, pemborong harus memberitahukan yang semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh pemberi Tugas, maka pemborong dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor atas perongkosan pemborong. 9. Pengecoran. a. Persiapan Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan disediakan tenda-tenda/penutup plastik secukupnya sehingga jalannya pengecoran tetap lancar. b. Pengangkutan adukan : Adukan beton harus diangkat sedemikian rupa hingga dapat dicegah adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. c. Pembersihan cetakan : Permukaan cetakan dan pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari semua kotoran dan dibasahi dengan air bersih sebelum dicor. d. Cara Pengecoran : - Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengeras. - Pengecoran 1 Unit atau bagian pekerjaan harus dilakukan tanpa henti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Direksi Lapangan. - Penggunaan bahan tambahan untuk tujuan mempercepat pengeringan beton dapat dilakukan tanpa mengurangi mutu dan kekuatan beton. e. Pemadatan Beton : Adukan harus dipadatkan dengan baik, dengan memakai alat penggetar (Vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3.000 putaran. Tidak boleh menggetar satu bagian adukan lebih dari 20 detik dan penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus kebagian adukan yang mengeras. Bila Pemadatan adukan tidak dengan Vibrator dapat dilakukan menusuk dan menumbuk dengan besi. 10. Selimut Beton. Tebal selimut beton minimum (tidak termasuk plesteran) sesuai penggunaannya sebagai berikut : - Untuk tiang pancang dan kolom 5 cm. - Untuk balok dan lantai 3,5 cm.
Syarat-syarat Tehnik
13
11. Perawatan beton. Semua cetakan dan beton setelah pengecoran harus terus menerus dibasahi sampai cetakan dibongkar terutama 14 hari pertama secara berturut-turut untuk mendapatkan pengerasan beton yang baik. 12. Pembongkaran cetakan. Pemborong harus memberitahu pemberi tugas/pengawas teknik bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian yang utama dan minta persetujuannya. Tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada pemborong dan dalam hal pembongkaran cetakan harus diikuti prosedur PBI 1971. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul dua kali beban sendiri. 13. Penolakan Pekerjaan Beton. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pemberi tugas berwenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : - Konstruksi beton keropos. - Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditentukan dalam gambar. - Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan. - Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
PASAL 12 PEKERJAAN PLESTERAN 1. Pasir untuk plesteran harus bersih tidak mengandung lumpur (kadar lumpur tertinggi 4 %). 2. Seluruh permukaan beton yang akan diplester memakai campuran 1 Pc : 3 Psr. 3. Sebelum dimulainya pekerjaan plesteran permukaan beton yang akan diplester terlebih dahulu harus disiram dengan air sampai penuh. 4. Tebal minimum plesteran plester 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm.
Syarat-syarat Tehnik
14
5. Pengacian dilakukan sedemikian rupa sehingga plesteran betul-betul rata, halus dan rapi.
PASAL 13 PEKERJAAN LAIN-LAIN 1. Pemborong harus membersihkan lokasi yang telah selesai dikerjakan seluas yang telah ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan di lapangan. 2. Pemborong harus memperbaiki kerusakan-kerusakan pada jalan-jalan, saluransaluran halaman dan lain sebagainya akibat dari pelaksanaan pekerjaan. 3. Pekerjaan yang belum tercantum dalam syarat-syarat tehnik ini secara terperinci dan khusus akan dimuat dalam spesifikasi tehnik pekerjaan.
Syarat-syarat Tehnik
15
B. SPESIFIKASI TEHNIK PEKERJAAN
PASAL 1 PEKERJAAN JALAN BETON BERTULANG
1. Pembersihan Lokasi Lokasi jalan yang akan disemenisasi harus dibersihkan dari rumput-rumput, humus dan kayu-kayu yang berada disepanjang badan jalan yang akan dikerjakan, lokasi yang harus dibersihkan minimal selebar 3,00 meter. 2. Pengukuran / Pematokan Yang termasuk pekerjaan ini adalah mengukur badan jalan yang dibersihkan, dan memberi tanda (patok-patok) ukuran tinggi dan jarak. 3. Pengupasan/Perataan Badan Jalan Permukaan jalan yang akan dibangun terlebih dahulu harus diratakan sesuai rencana, bagian permukaan tanah yang tinggi harus dikupas/digali dan bagian permukaan tanah yang rendah harus diurug dengan tanah urug yang bersih. 4. Pembentukan Badan Jalan (Memprofil) Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah membentuk badan jalan baik arah melintang maupun arah memanjang. Perataan tanah yang sudah dilakukan kemudian dilakukan pembentuk badan jalan sebagaimana yang direncanakan. Untuk memastikan dipenuhinya kemiringan (lengkung) badan jalan arah melintang hendaknya menggunakan mal lengkung dari logam. Untuk memastikan bentuk badan jalan arah memanjang dapat dicek dengan mal datar secukupnya. 5. Pemadatan Setelah terbentuk badan jalan, kemudian permukaan badan jalan dipadatkan memakai mesin stamper, pemadatan dilakukan secara merata pada seluruh permukaan badan jalan dan dilakukan berulang kali sehingga mencapai kepadatan maximal. Bila setelah pemadatan dilakukan ternyata ada penurunan permukaan jalan maka harus ditambah urugan tanah kemudian dipadatkan lagi. 6. Urugan Pasir Setelah selesai pemadatan permukaan badan jalan, kemudian dilakukan urugan pasir setebal 5 cm padat sesuai gambar rencana. Urugan pasir harus dipadatkan dengan Spesifikasi Tehnik Pekerjaan
16
ditimbris setelah terlebih dahulu disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat. Pasir urug yang digunakan harus bersih, bebas dari berbagai kotoran. 7. Pengecoran Jalan 7.1 Persiapan Pemborong harus menyediakan terpal plastik secukupnya guna melindungi pengecoran beton badan jalan dari hujan dan panas, agar pekerjaan pengecoran tidak rusak sewaktu adanya hujan dan pengeringan beton dapat berjalan sesuai proses kimiawinya / tidak terpaksa karena panas. 7.2. Pemasangan tulangan beton - Setelah badan jalan diurug dengan pasir kemudian dipasang tulangan beton. - Pemasangan tulangan beton badan jalan harus dikerjakan dengan ukuran sesuai gambar 7.3. Pelaksanaan Pengecoran -
Badan jalan dicor dengan beton bertulang K.175, bentuk dan ukuran serta type jalan yang akan dilaksanakan sesuai menurut gambar rencana. Pengecoran beton badan jalan harus padat dan pengecoran dimiringkan kearah kiri/kanan jalan 0,7 % sesuai gambar, agar tidak terjadi genangan air. Pengecoran beton badan jalan harus dipasangkan papan bekesting pada kiri/kanan jalan untuk dapat menghasilkan pengecoran yang rapi dan lurus. Setelah dilakukan pengecoran beton tersebut harus disiram dengan air secara merata selama 3 hari berturut-turut. Pembongkaran papan bekesting hendaknya dilakukan berhati-hati supaya coran tersebut terlihat rapi.
8. Bahu Jalan Kiri kanan pinggir jalan (bahu jalan) harus diberi timbunan tanah pilihan minimal 0,50 meter dan dipadatkan dengan ketebalan mencapai ketinggian yang tercantum dalam gambar. 9. Pembersihan Akhir. Jalan yang sudah dikerjakan harus dibersihkan dari segala bekas atau sisa bahanbahan kelebihan pekerjaan.
Spesifikasi Tehnik Pekerjaan
17
PASAL 2 PEKERJAAN GORONG-GORONG KOTAK 1. Pekerjaan Persiapan Penempatan Pekerjaan gorong-gorong dibuat sesuai gambar rencana dan petunjuk direksi lapangan. 2. Galian. Galian tanah untuk gorong-gorong dilakukan sesuai ukuran yang ada pada gambar. 3. Pembuatan Gorong-gorong a. Dibawah gorong-gorong diurug dengan pasir setebal 5 cm padat (sesuai gambar) b. Lantai kerja diatas urugan pasir dari beton cor campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk tebal 5 cm. c. Bekesting/cetakan beton gorong-gorong harus dibuat kokoh, kuat dan rapi, sehingga waktu pengecoran dilakukan tidak terjadi perubahan bentuk dan dapat menghasilkan beton yang padat, lurus dan rapi. d. Dinding dan lantai gorong-gorong dari beton bertulang campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk dengan tulangan sesuai gambar. e. Tutup gorong-gorong dari beton bertulang campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk dengan tulangan sesuai gambar. f.
Lobang bekas galian pada pinggir gorong-gorong harus ditutup dengan tanah urug yang bersih.
4. Pembersihan Akhir Gorong-gorong yang sudah dikerjakan harus dibersihkan dari tanah bekas galian, sampah-sampah, sisa bahan dan kotoran lainnya.
Spesifikasi Tehnik Pekerjaan
18
PASAL 3 PEKERJAAN TURAP/BATU MIRING 1. Pembersihan lokasi Lokasi turap yang akan dibangun harus dibersihkan dari rumput-rumput, pohonpohon dan kotoran lainnya yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan. 2. Pengukuran/pematokan Setelah lokasi dibersihkan kemudian dilakukan pengukuran, hasil pengukuran tersebut dipasang pada patok-patok kayu sementara. Patok-patok kayu harus dipasang kuat hingga tidak bergeser (goyang) 3. Galian tanah Galian tanah untuk pondasi harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam gambar. Bidang sisi galian harus dimiringkan sedemikian rupa untuk menjaga agar tanah tidak longsor dan tidak mengganggu pekerjaan pondasi. Kotoran-kotoran yang terdapat dalam lubang galian pondasi harus dibuang. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak merusak/ mengganggu bowplank dan lubang pondasi. 4. Pembuatan turap a. Penempatan turap harus sesuai gambar atau petunjuk direksi lapangan. b. Pondasi turap dari pasangan batu pecah setempat dia.15-20 cm dengan spesi pengikat campuran 1 Pc : 4 psr. c. Dinding turap dari pasangan batu pecah setempat dia.15-20 cm dengan spesi pengikat campuran 1 Pc : 4 Psr. d. Pada dinding-dinding turap dipasang tali air secukupnya memakai pipa PVC dia. 2 s/d 2½” pemasangan pipa tali air dimiringkan kearah laur dinding turap. e. Tutup atas turap harusdiratakan dan diplester campuran 1 Pc : 4 Psr. f. Hasil akhir pekerjaan turap harus lurus, rata dan sempurna. 5. Pembersihan akhir Turap yang sudah selesai dikerjakan harus dibersihkan dari sampah, segala bekas atau sisa bahan dan kotoran lainnya. Spesifikasi Tehnik Pekerjaan
19
PASAL 4 PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN SYARAT-SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN 1. Seluruh lokasi harus dibersihkan dari semua kotoran, bekas-bekas bahan bangunan. 2. Pekerjaan dalam keadaan siap untuk digunakan, baru penyerahan pertama dapat dilaksanakan. 3. Penyerahan kedua pekerjaan/terakhir dapat dilaksanakan dengan syarat : 3.1. Semua pekerjaan, pembetulan/penyempurnaan, pembersihan, kerapian telah selesai, baik dan sempurna. 3.2. Disiapkan/diserahkan memakai surat tanda terima : - Buku tamu dan buku perintah Direksi. Foto-foto proyek dari awal sampai selesai 100 % dan dimasukan kedalam album sebanyak 1 set.
PASAL 5 PENUTUP Hal-hal yang belum diuraikan dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, sepanjang berkaitan dengan pekerjaan yang dilaksanakan, akan diberikan petunjuk oleh Direksi lapangan. Demikianlah Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dibuat supaya Kontraktor dapat mempelajari sebelum diadakan sidang aanwijzing.
Spesifikasi Tehnik Pekerjaan
20