Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
BAB
IV 4.1
POLA DAN TINGKAT PELAYANAN SISTEM TRANSPORTASI PEDESAAN
UMUM Secara umum transportasi berfungsi sebagai pelayanan dalam penyediaan jasa
transportasi yang berguna untuk mempelancar mobilitas barang dan jasa serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Komponen yang membentuk gerakan lalulintas karena adanya moda transportasi, tersedianya jaringan prasarana/infrastruktur jalan. Ditinjau dari aspek pergerakan penduduk, kecenderungan bertambahnya penduduk perkotaan yang tinggi dan urbanisasi menyebabkan makin banyaknya jumlah pergerakan baik di dalam maupun ke luar kota. Hal ini memberi konsekuensi logis yaitu perlu adanya keseimbangan antara sarana dan prasarana khususnya di bidang angkutan. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang mobilitas penduduk dalam melaksanakan aktivitasnya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa angkutan ini yaitu dengan penyediaan pelayanan angkutan umum. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi khususnya di wilayah perkotaan. Dalam hal ini pelayanan jasa angkutan sangat diperlukan untuk menunjang mobilitas penduduk dan perekonomian secara keseluruhan. Kebutuhan pelayanan angkutan umum di Kabupaten Serdang Bedagai dilayani oleh angkutan pedesaan yang interaksi pergerakannya dari desa ke pusat kota.
Laporan Akhir
IV - 1
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
4.2
KOMPONEN DAN TIPOLOGI ANGKUTAN UMUM BERBASIS JALAN
4.2.1 Klasifikasi Angkutan Umum Berdasarkan UU.22 Tahun 2009 angkutan terdiri dari angkutan orang dan angkutan barang. Di Kabupaten Serdang Bedagai angkutan orang terdiri dari : sepeda motor, mobil pribadi, mobil penumpang (angkutan perkotaan dan angkutan pedesaan) dan bus, sedangkan angkutan barang terdiri dari: mobil box, mobil pickup, truk, mobil tangki, truk gandeng trailer dll.
ANGKUTAN
ORANG
Kendaraan Umum
• Lintas desa - kecamatan • Paratransit (ojek, beca bermotor) • Feeder (angkutan pengumpan)
BARANG
Sepeda motor, beca bermotor dan mobil pribadi
Mobil box, pick up, truk ringan dan sedang, truk tangki, trailler, truk gandeng dll
Angkutan kota • Akses lintas kecamatan - kabupaten/kota
Angkutan Pedesaan
• Lintas kabupaten/ kota provinsi • Waktu dan tempat pemberhentian tetap
Bus
Gambar 4.1 Jenis Angkutan
Laporan Akhir
IV - 2
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
4.2.2 Evolusi Angkutan Umum Kemajuan kabupaten/kota didukung dengan evolusi kemajuan sistem angkutan umum berdasarkan tingkat perkembangan kota itu sendiri. Secara umum, kota dapat diklasifikasikan menurut jenis angkutannya yaitu angkutan individu dan angkutan massal, yang memiliki ciri operasi angkutan sebagai berikut : Kota kecil : angkutan umum terdiri dari angkutan kota, angkutan desa dan bus sedang; angkutan individu terdiri dari becak dan ojek; Kota menengah : angkutan umum terdiri dari bus besar, bus sedang, angkutan kota dan angkutan desa; angkutan individu terdiri dari becak dan ojek; Kota besar : angkutan massal terdiri dari sistem transit, bus besar, bus sedang, angkutan kota dan angkutan desa; angkutan individu terdiri dari becak dan ojek; Kota metropolitan : angkutan massal, terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), bus besar, bus sedang, angkutan kota dan angkutan desa; angkutan individu terdiri dari becak dan ojek. Berdasarkan jenis angkutan, Kabupaten Serdang Bedagai termasuk kedalam kategori kota menengah dengan ciri operasi angkutan terdiri dari bus besar, bus sedang, dengan jenis angkutan terdiri dari angkutan kota dan angkutan desa dan untuk angkutan individu terdiri dari beca dan ojek. a. Angkutan umum Proses evolusi angkutan umum di Kabupaten Serdang Bedagai dimulai dari pelayanan tradisional berbasis paratransit yang saat ini digunakan. Dengan tumbuhnya permintaan perjalanan menjadi mayoritas bagi pengguna transportasi, terbentuk angkutan massal berbasis jalan dengan tingkat pelayanan kecepatan rendah dan kenyamanan rendah.
Laporan Akhir
IV - 3
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Tipologi angkutan umum dikelompokkan berdasarkan atas kelompok angkutan massal dan angkutan individual.
Gambar 4.2 Tipologi Angkutan Umum
Reformasi transportasi dengan sistem transit pada koridor backbone, dengan tetap dengan dukungan angkutan bus (bus besar, bus sedang dan angdes) sebagai feeder. Dengan perbaikan yang terus berlanjut, kota-kota akan memiliki Mass Rapid Transit (MRT) berbasis angkutan bus pada backbone, dengan tetap menerapkan sistem transit pada beberapa koridor dan dukungan sistem bus.
Laporan Akhir
IV - 4
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Gambar 4.3 Evolusi Angkutan Umum
Proses pemilihan moda angkutan umum dilakukan dengan menempatkan moda sesuai dengan kapasitas angkut dan kecepatannya. Kota dengan kapasitas kebutuhan perjalanan 1.000 penumpang/jam/arah dilayani dengan paratransit, dan selanjutnya seiring dengan perkembangan kebutuhan kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi angkutan bus, sistem transit dan BRT. Proses evolusi angkutan umum: Tahap-1 : Tahap pada kondisi eksisting angkutan bis kota dan angkutan kota yang masih rendah dalam penerapan SPM angkutan umum, dimiliki oleh individu dan belum terorganisasi yang disebut dengan paratransit/angdes. Tahap-2 : Tahap awal reformasi, dengan pembenahan angkutan umum sebagai moda mayoritas terpilih, memiliki kapasitas lebih besar dari paratransit, terorganisasi, belum memiliki lajur khusus dengan penerapan SPM sedang yang disebut dengan sistem transit.
Laporan Akhir
IV - 5
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Tahap-3 : Tahap pengembangan dari sistem transit dengan penerapan SPM dengan kategori baik, melalui pembuatan lajur khusus, feeder bus guna meningkatkan kecepatan/travel time yang di sebut dengan BRT. Tahap-4 : Reformasi angkutan umum berbasis jalan, dengan penerapan SPM dengan kategori sangat baik,dengan kapasitas lebih besar dari sistem BRT yang disebut dengan sistem Full BRT. b. Angkutan individu Angkutan individu terdiri dari ojek dan becak. Secara umum kedua jenis moda tersebut terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai. Dilihat dari parameter jarak, kecepatan, sifat pelayanan (door-to-door), tarif dan keselamatan, jika kedua moda dibandingkan secara kualitatif, kinerja ojek memiliki keuntungan dari aspek kecepatan dan ketersediaannya (door-to-door). Saat ini di hampir semua wilayah telah dilayani oleh ojek dan becak. Ojek menjadi masalah karena tidak memiliki legalitas dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ namun demikian kebutuhan masyarakat akan pergerakan yang cepat, door-to-door dan melayani jalan yang sempit memaksa pengguna jalan menggunakan ojek. Target kedepan: peran ojek akan dibatasi pada wilayah dimana kebutuhan moda transportasi belum terlayani, khususnya pada jalan-jalan sempit (rat-run) kawasan perkotaan, tidak melayani trayek angkutan umum lingkungan (ang-ling), angkutan bus, sistem transit dan BRT.
Laporan Akhir
IV - 6
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
4.2.3 Angkutan Paratransit Penyebab melemahnya angkutan penumpang umum di Kabupaten Serdang Bedagai selain kurangnya permintaan masyarakat, dipengaruhi oleh bertumbuh dan berkembangnya angkutan paratransit seperti beca bermotor. Becak bermotor merupakan salah satu jenis angkutan paratransit yang sangat meningkat perkembangannya (umumnya di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara). Begitu juga dengan di Kabupaten Serdang Bedagai, pertumbuhan angkutan becak bermotor sangat tidak terkendali lagi yang disebabkan makin susahnya lapangan pekerjaan zaman sekarang ini. Bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi (roda 2) lebih memilih moda tersebut dikarenakan mudah jangkauan yang dilintasinya sesuai dengan tujuan pengguna jasa moda tersebut. Kondisi sekarang ini, saat kualitas angkutan umum memburuk, becak bermotor cenderung menggantikan peran angkutan umum di Kabupaten Serdang Bedagai dan memainkan peranan penting dalam melayani sistem transportasi di Kabupaten Serdang Bedagai sebagai moda alternative untuk daerah yang sulit dijangkau.
CV. Citra
Angdes Di Kabupaten Serdang Bedagai
KPU. Rajawali
Gambar 4.4 Beberapa Angkutan Desa di Kabupaten Serdang Bedagai
Laporan Akhir
IV - 7
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Masalah utama becak bermotor adalah rendahnya standar pelayanan (keamanan, keselamatan dan tarif) yang diberikan kepada pengguna jasa. Hingga saat ini, tidak ada regulasi pemerintah yang mengatur tentang kebutuhan perjalanan menggunakan becak bermotor. Pengembangan jaringan jalan yang sangat terbatas, karena geometrik jalan yang sempit, jalan yang rusak akan mendorong masyarakat menggunakan becak bermotor dari pada angkutan umum.
Gambar 4.5 Pelayanan Angkutan Paratransit (Becak Bermotor) di Kabupaten Serdang Bedagai
Keberadaan angkutan umum yang tidak responsif (frekuensi terbatas, rute berputar-putar, perjalanan lambat dan tidak masuk pada jalan-jalan lingkungan) akan menyebabkan ojek akan terus berkembang. Untuk menggunakan jasa ojek dan becak motor kita dapat menjumpainya di pangkalan dan sering juga di jumpai di pinggir jalan. 4.2.4 Angkutan paratransit sebagai feeder Angkutan pedesaan dianggap sebagai pengumpan (feeder) untuk mengumpulkan penumpang dari daerah-daerah untuk selanjutnya terhubung dengan layanan bus. Di
Laporan Akhir
IV - 8
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai angkutan desa sebagai feeder untuk transportasi angkutan kota dan selanjutnya angkutan bus. Angkutan bus belum memiliki jalur khusus sehingga memungkinkan melalui rute yang sama dengan angkutan kota.
4.3
KONDISI EKSISTING TRANSPORTASI PEDESAAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
4.3.1 Kondisi Prasarana Transportasi Untuk kondisi prasarana transportasi yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dapat dirinci sebagai berikut :
Pangkalan Di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai hanya terdapat pangkalan angkutan
saja, sedangkan untuk terminal masih dalam tahap perencanaan. Pangkalan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai hanya terdapat 4 (empat) pangkalan saja, antara lain di Kecamatan Dolok Masihul, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalipah. Dari hasil pengamatan dilapangan lokasi dan bentuk fisik yang ada memang belum layak menjadi terminal karena tidak didukung dengan fasilitas dan infrastruktur sesuai dengan kriteria yang ada. Sehingga kondisi lalu lintas menjadi padat dan mengakibatkan kemacetan pada jalan-jalan inti kota.
Ruas Jalan Jalan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai umumnya memiliki perkerasan
dengan
kondisi
yang
cukup
memprihatinkan,
dimana
banyak
jalan
yang
menghubungkan antar desa masih dalam kondisi rusak ringan sehingga tidak nyaman untuk dilalui. Umumnya jalan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai dibagi atas dua jalur dengan jumlah lajur tiap jalur sebanyak 2 (2/2 D).
Laporan Akhir
IV - 9
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Halte Halte merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk menunggu
penumpang yang akan dilayani oleh angkutan umum tersebut. Selain itu halte juga bermanfaat bagi kenyamanan penumpang dalam mendapatkan angkutan umum. Dimana untuk Kabupaten Serdang Bedagai jumlah halte yang ada untuk saat ini sebanyak 6 (enam) unit yang terdapat di Kecamatan Sei Rampah sebanyak 2 (dua) unit, Kecamatan Perbaungan sebanyak 2 (dua) unit dan Kecamatan Dolok Masihul sebanyak 2 (dua) unit yang terletak di daerah perkotaan kecamatan tersebut. Sedangkan untuk daerah pedesaan di Kabupaten Serdang Bedagai belum terdapat halte dimana untuk saat ini angkutan pedesaan belum berjalan secara optimal. Kondisi prasarana memang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang kontinue dan teratur, namun untuk lebih menarik minat masyarakat dan dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada penumpang, maka kondisi prasarana transportasi tersebut harus mendapatkan perhatian. Pergerakan lalu lintas antar kawasan di Kabupaten Serdang Bedagai dilayani oleh angkutan umum yang beroperasi berdasarkan trayek/rute yang sudah ditentukan. Berdasarkan aktifitas perjalanan dibedakan beberapa golongan yaitu: Perjalanan untuk bekerja (working trips), yaitu perjalanan yang dilakukan seseorang menuju tempat kerja, misalnya kantor, pabrik, dan lain sebagainya; Perjalanan untuk kegiatan pendidikan (educational trips), yaitu perjalanan yang dilakukan oleh pelajar dari semua strata pendidikan menuju sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya tempat mereka belajar; Perjalanan untuk berbelanja (shopping trips), yaitu perjalanan ke pasar, swalayan, pusat pertokoan, dan lain sebagainya;
Laporan Akhir
IV - 10
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Perjalanan untuk berekreasi (recreation trips), yaitu perjalanan menuju kepusat hiburan, stadion olah raga, dan lain sebagainya atau perjalanan itu sendiri yang merupakan kegiatan rekreasi; Perjalanan untuk kegiatan sosial (social trips), misalnya perjalanan ke rumah saudara, ke dokter, dan lain sebagainya; Perjalanan untuk keperluan bisnis (bussiness trips), yaitu perjalanan dari tempat bekerja ke lokasi lain sebagai bagian dari pelaksanaan pekerjaan; Perjalanan ke rumah (home trips), yaitu semua perjalanan kembali ke rumah.
Perjalanan yang dilakukan berdasarkan jenis aktivitas di Kabupaten Serdang Bedagai menyebabkan terjadinya tarikan dan bangkitan perjalanan, dengan kawasan permukiman sebagai bangkitan. Sedangkan untuk kawasan pendidikan, perdagangan, pendidikan dan hiburan sebagai penarik pergerakan. Bedasarkan hasil survei di Kabupaten Serdang Bedagai, intensitas pergerakan terlihat pada jam-jam sibuk, yaitu pergerakan pada pagi hari dari kawasan permukiman menuju kawasan pendidikan, tempat bekerja dan perdagangan. Pada siang hari arah pergerakan berganti dari pusat kegiatan menuju kawasan permukiman. Sedangkan pada sore hari pergerakan dari pusat kegiatan pertanian dan perkebunan menuju tempat pengolahan (industri). Pergerakan lalulintas di dasarkan pada angkutan umum dan angkutan barang sebagai media kemudahan akses perjalanan. Pergerakan angkutan terdiri dari pergerakan angkutan umum berdasarkan rute pelayanan dan sebaran pergerakan angkutan tersebut.
Laporan Akhir
IV - 11
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
a. Angkutan penumpang Angkutan penumpang yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai berupa angkutan umum yang melayani hampir setiap daerah yang banyak melakukan aktivitas. Ada beberapa armada angkutan umum yang melayani masyarakat berdasarkan rute/trayek angkutan umum. Di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2012 daerah yang terlayani angkutan umum saat ini terdiri dari Kecamatan Perbaungan, Sei Rampah, Tanjung Beringin, Dolok Masihul, Silinda dan Kecamatan Sipispis. Dari data yang diperoleh rute/trayek yang melayani Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar merupakan angkutan umum yang masuk kedalam kategori AKDP (Angkutan Kendaraan Dalam Propinsi). Untuk lebuh jelas lihat Tabel IV.1, Tabel IV.2 dan Peta 4.1. Tabel IV.1 Daftar Armada Angkutan Umum Yang Masuk Rute/Trayek Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 No.
1
2
Nama Perusahaan
KPU. Rajawali
CV. Citra
Tempat Singgah/ Pangkalan
Keterangan
Perbaungan - Bts. Tebing Tinggi
Pangkalan
PP
Matapao - Bts. Tebing Tinggi
Pangkalan
PP
Sei Rampah - Bts Tebing Tinggi
Pangkalan
PP
Pangkalan
PP
Pangkalan
PP
Rute/Trayek
Sei Rampah - Bedagai - Bts. Tebing Tinggi Bts. Tebing Tinggi - Rampah – Bedagai
3
CV. Tambun
Tebing Tinggi - Dolok Masihul
Pangkalan
PP
4
CV. Serbaguna
Tebing Tinggi - Bandar Khalipah
Pangkalan
PP
5
KPU. Rajawali 02
Medan - Tebing Tinggi
Pangkalan
PP
6
CV. Netis
Medan - Dolok Masihul
Pangkalan
PP
7
CV. Nitra
Medan – Silinda
Pangkalan
PP
8
CV. Dirgantara
Medan - Tj. Beringin
Pangkalan
PP
9
CV. Sandra Prima
Medan - Tj. Beringin
Pangkalan
PP
10
CV. Kurnia
Sipispis - T. Tinggi
Pangkalan
PP
11
CV. Sinar Raya
Sipispis - P. Siantar
Pangkalan
PP
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Serdang Bedagai
Laporan Akhir
IV - 12
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel IV.2 Daftar Kode dan Rute Trayek Angkutan Umum Yang Memiliki Izin Operasi di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 (Kondisi Eksisting) No.
Nama Perusahaan
Rute/Trayek
Jumlah Unit
Tempat Singgah/ Pangkalan
Ket
1
CV. Rahmad Global Mandiri
P. Cermin – Perbaungan – Sei Rampah – Kp. Pon – Bts. Tebing Tinggi – R.S Pabatu – Bts Simalungun
5
Pangkalan
PP
14
Pangkalan
PP
93
Pangkalan
PP
2
CV. Citra
3
KPU. RAJAWALI
Bandar Khalipah – Rambutan – Kp. Pon – Simp. Bedagai – Sei Sarimah Perbaungan - Bts. Tebing Tinggi Matapao - Bts. Tebing Tinggi Sei Rampah - Bts Tebing Tinggi
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Serdang Bedagai
Dari hasil data yang diperoleh diatas maka untuk rute/trayek angkutan umum yang telah mengurus izin operasi di Kabupaten Serdang Bedagai sampai saat ini hanya sebagian kecil saja, dimana saat ini hampir seluruh trayek yang ada tidak beroperasi lagi pada rute/trayek yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, lintasan angkutan umum yang dilalui berdasarkan permintaan dari para pengguna jasa angkutan sehingga tidak melayani rute yang ditentukan lagi. Akibat pelayanan angkutan umum yang masih belum memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas, mendorong masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi (umumnya kendaraan roda dua) dan becak bermotor. Penggunaan kendaraan pribadi cenderung lebih tinggi di Kabupaten Serdang Bedagai. Hal ini disebabkan kondisi pelayanan angkutan umum yang buruk dan infrastruktur yang ada kurang memadai. Sehingga angkutan umum yang ada tidak mau melintasi rute/trayek yang telah ditetapkan.
Laporan Akhir
IV - 13
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
PETA 4.1 RUTE/TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Laporan Akhir
IV - 14
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
4.3.2 Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Tingkat Pelayanan Transportasi 1. Kondisi jaringan jalan Tingkat pelayanan transportasi dipengaruhi oleh aksesibilitas di Kabupaten Serdang Bedagai. Dimana tingkat aksesibilitas diukur berdasarkan beberapa variable yaitu kondisi jalan, panjang dan lebar jalan. Tingkat pelayanan yang ditinjau dari aksesibilitas angkutan umum masih dalam kondisi yang memprihatinkan, sehingga masih terdapat peluang sector non-formal seperti angkutan becak bermotor misalnya turut berperan serta dalam mengisi kekosongan pelayanan yang terjadi. Sebagian dari penyebab rendahnya tingkat aksesibilitas jaringan jalan. Kondisi ruas jalan yang didata merupakan ruas jalan utama dalam kota yang memiliki tingkat kesibukan sangat tinggi. Salah satu Geometrik ruas jalan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai adalah :
7.000
Beberapa identifikasi awal permasalahan yang terkait dengan kinerja jaringan jalan di Kota Tanjungbalai yaitu : a) Lebar jalur/lajur yang kurang mendukung; b) Tidak tersedianya fasilitas pendukung jalan yang baik; c) Kondisi parkir yang menggunakan badan jalan; d) Pengguna parkir yang kurang mentaati system atau aturan perparkiran;
Laporan Akhir
IV - 15
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
e) Pertumbuhan panjang jalan yang jauh lebih kecil dari pertumbuhan kendaraan dan pertumbuhan jumlah kendaraan sepeda motor terus bertambah sementara jaringan jalan cenderung stagnan.
2. Tingkat Pelayanan dan Kepadatan Ruas Jalan Analisis kinerja jaringan yang dilakukan terdiri atas analisis kinerja ruas jalan untuk daerah eksternal. Oleh karena itu dalam analisis kinerja jaringan eksisting ini, parameter yang digunakan antara lain adalah nisbah volume kapasitas (V/C ratio), dan tingkat kecepatan kendaraan pada ruas jalan. Perbandingan antara volume dengan kapasitas dan pengaruhnya ter hadap kecepatan operasi dapat digambarkan pada Gambar 4.7 di bawah ini. A
B C D E F
Arus Lalu Lintas Lalu Lintas Rendah
Lalu Lintas Tinggi
Gambar 4.7 Grafik Karakteristik Tingkat Pelayanan Jalan
Laporan Akhir
IV - 16
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Tingkat pelayanan ruas jalan dari gambar di atas dapat dijelaskan pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Karakteristik Tingkat Pelayanan Tingkat Pelayanan 1. A
Karakteristik -
2. B
-
3. C
-
Batas Lingkup (V/C)
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Pengemudi memiliki kebebasan yang diinginkan tanpa hambatan.
0,00 – 0,19
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan.
0,20 – 0,44
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.
0,45 – 0,74
4. D
-
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan V/C masih dapat ditolelir.
0,75 – 0,84
5. E
-
Volume lalu lintas mendekati/berada pada kapasitas. Arus tidak stabil,kecepatan terkadang terhenti.
0,85 – 1,00
6. F
-
Arus dipaksakan atau macet, kecepatan rendah,volume di bawah kapasitas. Antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar.
1,00
Sumber : MKJI, 1997
Laporan Akhir
IV - 17
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Pada setiap ruas jalan yang dievaluasi volume lalu lintas tersibuk terjadi pada pagi hari, hal ini menunjukkan bahwa puncak kegiatan masyarakat yang memanfaatkan ruas-ruas jalan tersebut untuk beraktifitas terjadi pada pagi hari, hal itu dapat dipahami bahwa pada pagi hari terjadi kegiatan berangkat bekerja, anak-anak berangkat sekolah, aktifitas sosial dan berbelanja hal ini disebabkan pada ruas jalan tersebut tata guna lahannya bersifat heterogen dalam arti terdiri dari perkantoran, perdagangan dan perbelanjaan. Kategori tingkat pelayanan jalan biasa disebut kinerja jalan. Berikut kinerja jalan untuk masing-masing ruas jalan berdasarkan kondisi arus lalu lintas tersibuk. Tabel 4.4 Data Kinerja Ruas Jalan Tahun 2012 Kabupaten Serdang Bedagai
NO
NAMA RUTE
1
2 Pantai Cermin – Perbaungan – Sei Rampah – Kp. Pon – Bts. Tebing Tinggi – R.S Pabatu – Bts. Simalungun Bandar Khalipah – Rambutan – Kp. Pon – Bedagai – Sei Sarimah Perbaungan – Kp. Pon – Bts. Tebing Tinggi
1
2 3
3
4
5
6
TINGKAT PELAYANAN JALAN 7
7
895
564.69
0.63
C
7
715
428.91
0.60
C
7
514
268.11
0.52
C
Lebar C Vol. (m) (smp/jam) (smp/jam)
VCR
Sumber : Hasil Analisis
Dari Tabel 4.6 di atas, terlihat seluruh ruas jalan memiliki tingkat pelayanan C yang berarti arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan serta pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan. Selain penilaian unjuk kerja jalan dengan volume per-kapasitas, dalam kegiatan ini juga dinilai unjuk kerja jalan dengan tingkat kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata kendaraan menunjukkan tingkat kelancaran arus lalu lintas.
Laporan Akhir
IV - 18
Kajian Pengembangan Sarana Transportasi Pedesaan dan Permasalahan Yang Dihadapi di Kabupaten Serdang Bedagai
Berikut penggal jalan yang memiliki kecepatan kendaraan rata-rata : Tabel 4.5 Kecepatan Rata-rata Kendaraan Pada Ruas Jalan
NO
NAMA RUTE
1
3 Pantai Cermin – Perbaungan – Sei Rampah – Kp. Pon – Bts. Tebing Tinggi – R.S Pabatu – Bts. Simalungun Bandar Khalipah – Rambutan – Kp. Pon – Bedagai – Sei Sarimah Perbaungan – Kp. Pon – Bts. Tebing Tinggi
1
2 3
Lebar Jalan
Kecepatan Rata-rata
4
5
7
14.25
7
15.54
7
15.63
Sumber : Hasil Analisis
4.4
PERTUMBUHAN LALU LINTAS Pertumbuhan lalu lintas merupakan salah satu yang amati untuk menentukan
pertumbuhan volume lalu lintas pada jaringan jalan. Pertumbuhan lalu lintas identik dengan pertumbuhan jumlah kendaraan hal ini dikaitkan dengan semakin banyaknya kendaraan maka semakin padatnya arus lalu lintas di jalan. Dari pertumbuhan lalu lintas di Kabupaten Serdang Bedagai diperoleh data tingkat pertumbuhan kendaraan di Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 7,8% pertahun.
Laporan Akhir
IV - 19