Imroatul Hudati (2215105083) PCM ANALYSIS MENINGKATKAN EFISIENSI PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR JALAN SECARA BEKELANJUTAN 1) Diagnosis Analysis Infrastruktur jaringan jalan di Indonesia merupakan prasarana transportasi darat yang dominan (90% angkutan barang menggunakan moda jalan dan 95% angkutan penumpang menggunakan moda jalan) dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan, sehingga harus dipertahankan fungsinya dengan baik melalui sistem pemeliharaan yang baik pula. Terbukti betapa besarnya peran jalan selama ini dalam mendukung mobilitas dan distribusi penumpang, barang dan jasa Peran jalan yang sangat penting membawa implikasi bagi upaya dan kerja keras pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur jalan yang berkualitas bagi masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui penyediaan anggaran pembangunan jalan setiap tahun untuk kegiatan pemeliharaan, peningkatan, dan pembangunan jalan baru yang merupakan tanggung jawab pemerintah dan atau pemerintah daerah, sebagaimana diamanatkan dalam pasa 30 UU 38 tahun 2004 tentang jalan. Namun demikian, upaya dan kerja keras yang ditempuh pemerintah tersebut nampaknya belum mampu mencapai keberhasilan yang diharapkan seluruh pihak. Kebijakan investasi untuk pembangunan infrastruktur jalan masih menghadapi hambatan besar dalam keterbatasan dana, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Ditambah lagi permasalahan lain seperti pelanggaran beban muatan, tidak berfungsinya sistem drainase, tidak berjalannya prinsi-prinsip good governance dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan, dan koordinasi antarpihak terkait yang tidak berjalan cukup efektif dalam pengentasan akar masalah kerusakan jalan, semakin menambah beban bagi upaya pemerintah untuk keluar dari masalah kerusakan infrastruktur jalan. Dengan memperhatikan permasalahan yang ada, muncul pemikiran untuk mewujudkan beberapa alternatif solusi perbaikan kerusakan jalan, antara lain: 1.
Gerakan nasional “say no to overloading”
2.
Perbaikan mekanisme pengelolaan infrastruktur ja;an
Imroatul Hudati (2215105083) 3.
Perbaikan tata kelola dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan (good corporate governance)
4.
Optimalisasi penyelenggaraan multimoda angkutan barang untuk mengurangi volume pergerakan kendaraan di jalan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Pekerjaan Umum (PU) per 15
Januari 2007 menunjukkan bahwa total panjang jalan nasional telah mencapai 34.506,45 km. Dari total panjang tersebut, 81,58% dalam kondisi mantap (baik 27,75% atau sepanjang 9.577 km dan sedang 53,82% atau sepanjang 18.573 km), selebihnya dalam kondisi tidak mantap (rusak berat 7,33% atau sepanjang 2.529 km dan rusak ringan 11,09% atau sepanjang 3.828 km). Ketidak mantapan kondisi jaringan jalan nasional disebabkan oleh kualitas kontruksi jalan yang belum optimal (tidak terpenuhinya umur rencana jalan), beban belebih, bencana alam, genangan air, dan kemacetan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kapasitas prasarana transportasi yang semakin diperburuk oleh tingginya backlog pemeliharaan prasarana infrastruktur jalan yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan aksesibilitas dan mobilitas perjalanan. 2) Stakeholder Analysis a. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sesuai tugas dan fungsi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, infrastruktur dalam lingkup pekerjaan umum meluputi infrastruktur jalan, sebagai prasarana distribusi lalu-lintas barang dan manusiamaupun sebagai prasarana pembentukan struktur ruang wilayah. Peran dari kementrian PU adalah sebagai perumus, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggara jalan dan pembinaan jasa kontruksi. Serta kementrian PU memiliki peran sebagai pengelola kekayaan Negara. b.
Kementerian Perhubungan Kementrian Perhubungan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan mum di bidang transportasi mempunyai peran strategis dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah dengan menitik beratkan pada wilayah timur, daerah tertinggal, kawasan perbatasan, pulau-pulau kecil dan daerah terpencil sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi, menambah kesempatan kerja serta
Imroatul Hudati (2215105083) mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah. c.
Peneliti Peran dan keterlibatan langsung peneliti sangat diharapkan karena suatu keberhasilan dalam penelitian sangat bergantung pada peran peneliti. Sifat penelitian kualitatif adalah keterlibatan langsung peneliti peneliti dilapangan. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai intrumen sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analis, penafsir data, dan pelapor penelitian.
d.
Warga pengguna jalan Warga pengguna jalan tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga infrastruktur jalan. Hal ini dikarenakan warga sebagai pengguna jalan harus mampu menjaga kondisi jalan agar infrastruktur dapat bertahan lama. Misalkan dengan adanya kegiatan membuang sampah pada tempatnya sehingga sampah tidak dibuang pada saluran drainase yang nantinya akan menyumbat saluran air dan menyebabkan air mengalir menuju badan jalan.
3) Problem Analysis Effect
Cause
Imroatul Hudati (2215105083) 4) Objective Analysis Ends
Means
Imroatul Hudati (2215105083) 5) Project selector
Berdasarkan data dari Ditjen Bina Marga, terdapat perbedaan persepsi mengenai penyebab kerusakan jalan: PENYEBAB
KEMENTERIAN
KEMENTERIAN
PU
PERHUBUNGAN
20%
40%
40%
Kelebihan muatan
60%
30%
20%
Bencana alam
20%
30%
-
Mutu kontruksi
-
-
40%
KERUSAKAN JALAN Air
dan
sistem
drainase
PENELITI
Dari data tersebut, penyebab kerusakan terbesar adalah kelebihan muatan. Sehingga dapat dilihat dari besarnya penyebab kerusakan jalan, maka pendekatan penerapan jumlah muatan yang diijinkan dmerupakan pendekatan paling baik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan infrastruktur jalan. Sehingga project untuk menyelesaikan permasalahan ini saya sebut “Sistem Control and Monitoring pada Jumlah Muatan Kendaraan secara Berkelanjutan”