PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.5 SMP ISLAMIYAH CIPUTAT, TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh Yayah Fauziah NIM 1111013000050
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA IKLAN DALAM KETERAMPILAN
MENULIS KARANGAN PBRSUASI DI KELAS
VI[.5
SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Penddikan (S.Pd)
Oleh
Yavah Fauziah
NIM:
1111013000050
Di Barvah Bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS TLMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN MTJNAQOSAH Skripsi berjudul "Fenggunaan Media Iklan Dalam Ketei'ampilan
Menulis Karangan Persuasi
di
Kelas YIII.S SMP Islamiyah Ciputat
Tangerang Selatan" disusun oleh Yayah Fauziah Nomor Induk Mahasiswa 1111013000050, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatulah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 23 Oktob er 2A15 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. J
akarta, 28 Oktober 20 1 5
Panitian Uj ian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Tanggal
)B IVlakl,un Subuki. M.Hum. NrP. 1980030s 20090r I 0ls S
ekretari s
P
aniti a
(S
ekretari s Jurus anlPro di)
Dona Aii Karunia Putra, MA. NIP. i9840409 201101 I 015
/ Totr
/tp )g / 2.0tr .. /.tv.
Penguji I
rDlS
Dra. Hindun. M.Pd. NIP. 1970121s 2009122 001 Penguji
II
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. NiP. 19680801 200801 2 016
2-3- lo -t)tt-
Mengetahui, Dekan Fakultas u Tarbiy
,,
Dr. Ahm
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Yayah Fauziah
NIM
:1111013000050
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan Tahun
:2011
Alamat
: Jl.
KH Junaidi Kp Bogor Rt/Rw 001/011 Desa Setia Asih
Kecamatan Tarumaj aya Bekasi
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengunaan Media Iklan clalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di Kelas vIII.S SMP Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama
:Dr. Elvi
NIP
:19680801 200801 2016
Dosen Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Susanti, M.Pd.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 20 Agustus 201 5
Yang Menyatakan,
Yayah Fauziah
NIM 1111013000050
ABSTRAK YAYAH FAUZIAH, 1111013000050: Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan media iklan dalam keterampilan menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII.5 sedangkan, metode yang dipakai adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian terhadap objek yang diteliti. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, teknik tes, dan wawancara (angket), yang dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Setelah melakukan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis karangan persuasi dapat ditingkatkan dengan media iklan air minum Aqua. Berdasarkan hasil analisis, peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 22 peserta didik,dengan presentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N = x 100% = 55% dari 40 peserta didik. Sedangkan, peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM (75) sebanyak 18 peserta didik, dengan x 100% = 45% presentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N = dari 40 peserta didik. Dari uraian di atas penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat. Kata kunci : Media, Iklan, Keterampilan, Menulis, Karangan Persuasi.
i
ABSTRACT
YAYAH FAUZIAH, 1111013000050: Using Advertisement Media for Persuasive Writing Skill in Class VIII.5 Islamiyah Junior High School Ciputat. Departmen of language and literature Indonesia. Faculty and Teaching Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.Supervisor: Dr Elvi Susanti, MPd. The purpose of this research is to know how advertisement media implied in writing for persuasive writing in class VIII.5 Islamiyah Ciputat Junior high school. The subject of the research is student in class VIII.5. The method used is qualitative descriptive. A method that is used to describe a phenomena that have been around the subjects to the object. The data collection is using observation, technical test, and interview (questionnaire), the data is analyse using descriptive qualitative technique The conclusion of the research shows that persuasive writing skill can be developed using advertisement media; Aqua mineral water advertisement. Based on the analysis, it is found that 22 students got score higher than the standard (KKM: 75), and can be calculated with the formula as follow: N= = 45% from 40 students. The rest of the class or 18 students, got lower score and below the standard and can be calculated with the formula as follow: N = = 45% from 40 students. So, it is prove that the research can develop the persuasive writing skill in classVIII.5 Islamiyah Ciputat.
Keyword: advertisement, media, persuasive writing skill.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah STW Tuhan semesta alam, yang melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya yang diharapkan akan mendapatkan safaatnya di dunia maupun akhirat. Skripsi yang dibuat penulis tidak luput dari kesalahan, masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, namun berkat motivasi, dorongan dan bantuan orang-orang terdekat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selama penyusunan skripsi ini banyak yang membantu memberikan ilmu, waktu dan tenaganya serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas dan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Makyun Subuki, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan motivasi, pengarahan agar penulis dapat segera menyelesaikan skripsi. 3. Dr. Nuryani, MA, Sebagai Dosen Penasehat akademik yang selalu sabar membimbing dan baik terhadap teman-teman PBSI-B selama perkuliahan. 4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd, dosen pembimbing yang sudah banyak meluangkan waktunya, tidak henti-hentinya membimbing, memberi motivasi, arahan kepada penulis dengan luas biasa. 5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu, membimbing dengan penuh kesabaran tanpa kenal lelah selama mengikuti perkuliahan. 6. Teristimewa untuk Paman tercinta Dr. Abdul Rozak, M.Si,
yang selalu
membimbing, memberi motivasi dan mendoakan tanpa kenal lelah. Serta orang tua dan keluarga tersayang yang selalu memberikan kasih sayang sehingga penulis selalu semangat (Love you my family).
iii
7. Bapak karyawan/i Perpustakan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi penulis. 8. Sarmuji SPd, selaku kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat, dan para guru staf yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMP Islamiyah Ciputat, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Lisa Purnama Sari SPd, selaku guru Bahasa Indonesia SMP Islamiyah Ciputat yang selalu sabar membimbing, memberikan arahan yang bermanfaat, meluangkan waktu dan tenaganya untuk peneliti. 10. Seluruh siswa/i SMP Islamiyah Ciputat yang penulis sayangi dan cintai khususnya kelas VIII.5 terima kasih atas semua bantuannya. 11. Sahabat terbaik penulis yaitu: Rifqi Faizah, Tri Mutia Rahma, Ai Suaibah, Devi Aristyani, Indah Wardah, Selviana Dewi, yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu dan memotivasi penulis, dan senantiasa memberikan masukan dan saran-saran yang bermanfaat kepada penulis. 12. Teman-teman PBSI angkatan 2011 khususnya PBSI-B, teman PPKT SMP Islamiyah Ciputat, yang selalu kompak, saling membantu, apapun keadaannya kita selalu sama-sama. 13. Keluarga besar Foto Copy Maju Jaya, khususnya uda Is, uda Rizky, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan memotivasi kepada penulis. Semoga bantuan, dukungan, motivasi, dan partisipasi yang diberikan kepada penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Alah Swt. Amin.
Jakarta, 20 Agustus 2015
Yayah Fauziah
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ..................................................................................................... i ABSTRACT .......................................... ...................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTRA TABEL ..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4 D. Perumusan Masalah....................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian........................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIS........................................................................ 8 A. Landasan Teori .............................................................................. 8 1. Hakikat Menulis ....................................................................... 8 a. Hakikat dan Pengertian Menulis ..................................... 8 b. Keuntungan atau Manfaat Menulis ................................. 9 c. Teknik Pembelajaran Menulis ........................................ 10 2. Hakikat Karangan ..................................................................... 11 a. Pengertian Karangan ....................................................... 11 b. Kerangka Karangan ........................................................ 12 c. Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi ....................... 14 d. Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi ........................ 16 3. Hakikat Media .......................................................................... 17 a. Definisi Media................................................................. 17
v
b. Macam-macam Media ................................................ 24 c. Fungsi Media ............................................................... 25 d. Manfaat Media ............................................................ 27 e. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Media .......................................................................... 29 f. Peran Teknologi dan Media dalam Belajar ................. 30 g. Alat-alat Teknologi Pendidikan dan Jaringan Informasi ..................................................................... 31 h. Kriteria dalam Penilaian .............................................. 34 B. Penelitian Relevan ...................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 40 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 40 B. Metode Penelitian .......................................................................... 40 C. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 41 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42 E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43 F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 46
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 49 A. Deskripsi Data ................................................................................ 49 1. Profil Sekolah ....................................................... 49 2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ............................. 50 3. Guru dan Tenaga Kependidikan ............................ 50 4. KeadaanPeserta Didik ........................................... 52 B. Pembahasan ................................................................................... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 101 A. Simpulan .............................................................................................. 101 B. Saran .................................................................................................... 101
vi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Format Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Persuasi dengan Media Iklan ...................................................................... 43
Tabel 4.1 : Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ..................................... 47
Tabel 4.2 : Keadaan Peserta Didik SMP Islamiyah Ciputat ........................... 49
Tabel 4.3 : Daftar Hadir Peserta Didik Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat ........................................................................................... 51 Tabel 4.4 : Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat ......... 53
Tabel 4.5 : Analisis Data Peserta Didik .......................................................... 53
Tabel 4.6 : Nilai Data Tes Peserta Didik dengan Menggunakan Media Iklan ................................................................................... 86 Tabel 4.7 : Nilai Data Tes Peserta Didik Tanpa Media Iklan .......................... 88
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 2: Teknik Tes Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan Lampiran 3: Analisis Data Angket Lampiran 4: Dokumentasi Belajar Mengajar Lampiran 5 : Hasil Angket Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan Lampiran 6: Hasil Karangan Peserta Didik dengan Menggunakan Media Iklan Lampiran 7: Hasil Karangan Peserta Didik Tanpa Menggunakan Media Iklan Lampiran 8: Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 9: Surat Izin Penelitian Lampiran 10: Surat Keterangan dari Pihak Sekolah Lampiran 11: Uji Referensi Lampiran 12: Biodata Penulis
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan
berbahasa
memiliki
empat
aspek,
yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa dalam aspek menulis perlu dikembangkan, karena dengan menulis peserta didik dapat mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena pada saat menulis terlibat beberapa unsur yang diterapkan secara bersamaan, menulis dapat mengekspresikan pikiran, perasaan dan pengalaman peserta didik kepada orang lain menggunakan tulisan, dengan harapan dapat dibaca oleh orang banyak. Menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif, dengan menulis seseorang dapat menampilkan suatu karya. Aspek menulis yang menjadi pokok bahasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seperti ketepatan kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Pokok bahasan tersebut juga menjadi pokok bahasan dalam menulis sebuah karangan. Sehingga apa yang ingin ditulis sebelum seseorang menulis karangan merupakan sesuatu yang menjadi dasar atau pedoman dalam menulis dan mengembangkan karangannya. Penggunaan media akan merangsang peserta didik lebih kreatif dan bisa menghasilkan sebuah tulisan yang baik, sehingga peserta didik lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran khusunya pelajaran menulis karangan. Tujuan utama dari aspek menulis ini agar keretampilan menulis peserta didik lebih berkembang dan berimajinasi sehingga dapat menuangkan ide ke dalam tulisan. Guru harus pintar memilih media apa yang cocok dengan materi. Dengan demikian materi yang ingin disampaikan dalam proses belajar-mengajar akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menjadi guru yang kreatif dan
1
2
inovatif bukanlah sesuatu yang mudah. Semuanya tergantung pada guru, seorang guru yang kreatif pasti akan mencari media pembelajaran yang menarik dan dapat membuat peserta didik menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menulis karangan persuasi. Kadang-kadang peserta didik perlu dipacu dengan menggunakan media . Guru perlu mencari upaya yang dapat membuat peserta didik tertarik agar peserta didik dapat menulis dengan menggunakan media. Maka dari itu media yang dipakai harus disesuaikan dengan bahan ajar dan sesuaikan dengan kondisi peserta didik, agar materi yang disampaikan nanti dapat diserap lebih mudah oleh peserta didik. Keterampilan menulis perlu dikembangkan, oleh sebab itu guru perlu mencari media yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik. Media dapat mempengaruhi proses berjalannya belajarmengajar, sehingga terlihat materi yang diberikan oleh guru tersampaikan dengan baik atau tidak. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki strategi dalam menggunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran. Banyak peserta didik yang mengganggap bahwa pelajaran menulis membosankan, sekaligus dianggap tidak menyenangkan karena media yang digunakan belum memberikan imajinasi yang cukup bagi para peserta didik. Oleh sebab itu, peserta didik menginginkan hal yang menarik yang bisa merangsang indera penglihatan dan pendengaran sekaligus untuk menciptakan imajinasi secara luas. Padahal dengan menulis seseorang dapat mengekpresikan diri, pikiran, serta ide-ide keratifnya dengan cara menulis sebuah karangan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan media iklan diajukan sebagai media pembelajaran dalam membuat karangan persuasi, karena tidak semua peserta didik mampu mengeluarkan imajinasi dan gagasan dalam pikirannya. Oleh karena itu, media iklan dirasa relevan oleh penulis dalam mengembangkan imajinasi dan ide kreatif dari peserta didik SMP Islamiyah Ciputat. Media iklan juga digunakan dalam proses menulis
3
karangan persuasi, agar proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan, bahkan dapat menarik perhatian peserta didik. Dengan adanya media iklan (Aqua Health) peserta didik diharapkan dapat mengarang, karena media iklan merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan, pesan yang sampaikan oleh sebuah iklan berupa ajakan. Jika iklan tersebut sebuah produk maka pesan yang disampaikan adalah mempromosikan agar orang yang melihat mau membeli produknya. Peneliti menggunakan media iklan yang berisi tentang kesehatan, oleh karena itu peneliti memilih iklan air minum meneral yang bermerek Aqua. Iklan (Aqua Health) dipilih karena iklan tersebut merupakan iklan sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas jelas perlu adanya upaya mengembangkan
keterampilan
menulis
persuasi,
salah
satunya
menggunakan media yang tepat. Media tersebut misalnya tayangan iklan air minum Aqua. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mengajak, mempengaruhi, membujuk para pembaca agar mengikuti kehendaknya. Tulisan yang berupa bujukan biasanya seperti iklan di televisi dan iklan lainnya. Peneliti memilih media iklan air minum Aqua tersebut karena tayangan iklan air minum Aqua merupakan tayangan iklan yang dapat dijadikan sumber informasi oleh peserta didik untuk menyusun sebuah karangan yang baik. Di samping masih kurangnya pengetahuan peserta didik mengenai karangan persuasi dan peserta didik dihadapkan dengan lemahnya keterampilan dalam menulis sehingga banyak peserta didik dalam waktu yang lama hanya menghasilkan beberapa kalimat saja dalam menulis sebuah karangan persuasi, dengan adanya media iklan yang digunakan oleh peneliti, peneliti berharap kepada peserta didik dapat menuangkan gagasan atau pikiran ke dalam tulisan dengan baik dan peserta didik dapat menulis karangan persuasi dengan benar. Dengan harapan sebagai wujud nyata keberhasilan menulis, peserta didik mampu menghasilkan tulisan
4
yang baik. Penggunaan media pembelajaran yang tepat juga mempuyai banyak manfaat, di antaranya sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, selain itu dapat membangkitkan motivasi dan minat peserta didik sehingga membantu peserta didik mengembangkan pemahaman dan mempermudah dalam mendapatkan informasi. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka
peneliti
ingin
melakukan
penelitian
mengenai
“Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di Kelas VIII.5
SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang
Selatan”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti dapat mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut: 1. Masih banyak peserta didik yang belum terampil dalam menulis, di antaranya menulis karangan persuasi. 2. Peserta didik memerlukan media untuk membantu menulis karangan persuasi. 3. Guru kurang variatif dalam menggunakan media untuk pelajaran menulis.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi permasalahan pada: 1. Keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi. 2. Penggunaan media iklan dalam menulis karangan persuasi.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5
1. Bagaimana keterampilan menulis peserta didik dalam menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat? 2. Bagaimana penggunaan media iklan dalam menulis karangan persuasi peserta didik di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. Untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi dengan baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam pembelajaran menulis karangan. 2. Untuk mengetahui proses belajar menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan. Dengan menggunakan iklan peserta didik lebih tertarik pada pelajaran bahasa Indonesia dan lebih kreatif dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat mengurangi kejenuhan peserta didik dalam pembelajaran menulis.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaat dalam penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi konkret, dalam pelaksanaan belajar mengajar bahasa Indonesia dengan inovasi penggunaan pembelajaran sebagai salah satu wujud nyata keseriusan dalam memberikan kemudahan pada pembelajaran bahasa Indonesia kepada peserta didik.
6
Di samping itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pijakan untuk mendukung, memperkuat, juga melakukan pengembangan pada penelitian lanjutan, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan.
2. Maanfaat Praktis a. Pendidik (guru) Para guru, khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat menjadikan penelitian ini sebagai: 1. Acuan dalam interaksi belajar mengajar di sekolah. 2. Arahan yang jelas bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan berjalannya proses belajar mengajar. 3. Mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam dengan menulis karangan persuasi. 4. Media pembelajaran yang ditampilkan dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran bagi guru dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan persuasi sehingga media ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pembelajar menulis karangan persuasi yang lebih variatif.
b. Peserta Didik 1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dalam pembelajaran menulis karangan persuasi dengam menggunakan media iklan. 2. Memperoleh wawasan yang luas dengan pembelajaran menulis. 3. Dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk kreatif dalam menulis karangan persuasi, dan menerapkan keterampilan menulis yang baik pada pembelajara lainnya yang disesuaikan sebelumnya.
7
4. Penggunaan media iklan lebih dapat menarik minat peserta didik dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan persuasi. Di samping itu peserta didik dapat mengetahui sejauh mana kualitas tulisan yang peserta didik buat.
c. Mahasiswa 1. Dapat menjadikan bahan rujukan dan pengembangan penelitian bagi mahasiswa yang hendak meneliti. 2. Dapat meningkatkan kepekaan mahasiswa dalam meneliti suatu objek. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan meningkatkan belajar mengajar yang baik di tempat tugasnya.
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakikat dan Pengertian Menulis Keterampilan menulis merupakan
yang sangat penting dalam
kehidupan, karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dalam kegiatan menulis, “writers are always in search of ways to enliven the expression of their ideas, trying out new wordand juggling sentence around are two thing writes often experiment with to give their style zest and clarity”.1 Jika peserta didik memiliki keterampilan menulis maka peserta didik dapat mengungkapkan atau mengekpresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan perasaan yang dimiliki, selain itu dapat mengembangkan daya pikir kreativitas peserta didik dalam menulis. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuankesatuan bahasa, menulis merupakan suatu representasi bagian
dari
kesatuan-kesatuan ekpresi bahasa. 2 Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin
penting
untuk
dikuasai.
Kemampuan
menulis
merupakan
kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan tidak hanya penting dalam lingkungan
pendidikan
tetapi
juga
penting
untuk
di
masyarakat.3
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang memegang peranan 1
Lea Masiello, WritingIn Action : A Collabrative Rhetoric for College Writers, (New York: Macmillan, 1986), h. 2. 2 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), h. 22. 3 Budinuryanta Y, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet.2, h. 12.26.
8
9
strategis
dalam
upaya
memperkaya
khasanah
ilmu
pengetahuan.4
Kemampuan menulis perlu dikembangkan karena merupakan keterampilan dasar yang secara mutlak harus dikuasai siswa untuk mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat).5 Suatu tulisan atau karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi tulisan atau karangan, dan bentuk atau cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan dalam tulisan atau karangan itu, apakah bahasa yang sulit, sederhana, mudah, dan lancar. Begitu pula apakah karangan itu menggunakan paragraf yang tepat, kalimat efektif dan diksi yang tepat. Dari segi isi karangan, apakah karangan itu berupa fiksi atau nonfiksi, dan adakah kesusuaian antara judul dan isi. 6
1.1 Keuntungan atau Manfaat Menulis 1.
Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri Anda. Anda mengetahui sampai di mana pengetahuan Anda tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu Anda terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar.
2.
Mengembangkan berbagai gagasan. Anda terpaksa bernalar menghubung-hubungkan serta membanding-bandingkan faktafakta yang mungkin tidak pernah Anda lakukan jika Anda tidak menulis.
4
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), cet 1, h.117. 5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.1497. 6
Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung : Karya Putra Darwati, 2012), h . 98.
10
3.
Kegiatan menulis memaksa Anda lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang Anda tulis. Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik
secara
teoretis
maupun
mengenai
fakta-fakta
yang
bersangkutan. 4.
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, Anda dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri Anda sendiri.
5.
Menulis dapat meninjau serta menilai gagasan Anda sendiri secara lebih objektif.
6.
Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisinya secara tersurat dengan konteks yang lebih konkret.
7.
Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif. Kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap dari orang lain.
8.
Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan Anda berpikir serta berbahasa secara tertib.7
1.2 Teknik Pembelajaran Menulis Teknik pengajaran menulis berbeda dengan teknik menulis. Teknik pengajaran menulis lebih ditujukan kepada cara mengajarkan menulis kepada siswa atau pihak lain, sedangkan teknik menulis adalah lebih ditujukan kepada cara-cara membuat tulisan. Walaupun keduanya memiliki pengertian yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya kedua konsep itu sulit untuk dipisahkan. Teknik menulis kadang menjadi bahan pengajaran menulis sehingga terjadilah teknik pengajaran menulis. 7
Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.12.2-12.3.
11
Ada beberapa teknik menulis yang biasa dikenal dalam karangmengarang, antara lain teknik narasi, teknik deskripsi, teknik eksposisi, teknik argumentasi, dan teknik persuasi. Kadang-kadang ada juga yang menyebut
teknik-teknik
tersebut
dengan
jenis-jenis
karangan.8
Berdasarkan pengertian di atas maka, penulis menyimpulkan bahwa teknik pembelajaran menulis menunjukan bagaimana cara mengajarkan menulis kepada siswa, sedangkan teknik menulis lebih menekankan bagaimana cara-cara membuat tulisan.
2. Pengertian Karangan Membuat karangan sangat diperlukan siswa untuk mengasah keterampilan
menulis,
karena
dengan
mengarang
siswa
dapat
mengungkapkan gagasan serta imajinasi ke dalam tulisan. “Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan”.9 Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca. Pengarang adalah seseorang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang. Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan mengarang.10 Batasan karang-mengarang yang diungkapkan Robert Lado 1979 dalam buku Wibowo, mengarang adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
8
Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.15. 9 Lamuddin Finoza, Komposisi Bhasa Indonesia, ( Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 234. 10 The Liang Gie, Terampil Mengarang, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 4.
12
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, asalkan mereka memahami bahasa dan grafik itu.11 Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan.
12
Berdasarkan
pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa karangan adalah uraian suatu gagasan tentang suatu topik yang ditulis seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca.
2.1 Kerangka Karangan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik dan merumuskan tema, mengumpulkan data atau informasi, mengatur strategi penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan
gagasan
itulah
yang
dapat
diumpamakan
sebagai
kerangka.13 Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka karangan menjamin suatu penyusunan yang
11
Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.56. 12 Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 112. 13 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009) , h. 223.
13
logis dan teratur.
14
Tujuan karang-mengarang menurut Hugo Hartig
dalam buku Wibowo tujuan karang-mengarang 1. Tujuan
penugasan
(assignment
purpose).
Menulis
karena
penugasan, misalnya wartawan ditugasi menulis berita; 2. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Menulis sesuatu dalam rangka menyenangkan atau menghibur pembaca, misalnya features tentang artis film yang dimuat tabloid-tabloid hiburan; 3. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Menulis sesuatu demi meyakinkan pembaca akan suatu gagasan. 4. Tujuan penerangan (informational purpose). Menulis sesuatu kepada
pembaca
untuk
memberi
informasi,
penerangan,
keterangan, misalnya berita-berita actual di suart kabar; 5. Tujuan pernyataan diri (sekf-expressive purpose). Menulis suatu demi memperkenalkan diri si penulis kepada pembaca; 6. Tujuan kreatif creative purpose). Menulis sesuatu demi pencapaian suatu nilai seni artistic. 7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Menulis sesuatu demi menjelaskan, menjernihkan, dan memecahkan suatu masalah. Misalnya penulisan skripsi, tesis, atau disertasi.15 Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa kerangka karangan adalah rencana yang disusun secara teratur tentang pembagian penyususnan dan mengatur hubungan antar gagasan-gagasan. Ada beberapa proses penyususnan, pertama yaitu memilih memilih topik dan merumuskan tema, kedua mengumpulkan data dan informasi, ketiga mengatur penempatan gagasan-gagasan dan setelah itu menulis karangan. Tujuan dalam karang-mengarang meliputi
14
Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta: Nusa Indah, 1994), cet. X, h. 132. 15 Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.57.
14
tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan, tujuan pertanyaan, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.
2.2 Penggolongan Karangan Berdasarkan Isi Jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan dijelaskan contoh-contohnya. 1.
Eksposisi
artinya
paparan.
Maksud
dari
paparan,
penulis
menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Setelah membaca sebuah eksposisi, maka seseorang akan mengerti dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paparan tersebut. 2.
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.
3.
Persuasi
artinya
bujukan,
dengan
persuasi
penulis
dapat
mempengaruhi pembaca supaya mengikuti kehendaknya. Tulisan yang berupa bujukan biasana berupa iklan. Sebuah iklan dapat mempengaruhi seseorang agar dapat mengikuti apa
yang
dikehendakinya. Jika seseorang telah membaca persuasi dan langsung menirunya maka penulis telah berhasil membuat karangan tersebut. 4.
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha menyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiah (makalah, skripsi, disertasi).
5.
Deskripsi artinya lukisan. Lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak
15
pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang dirasakannya. 16 Berdasarkan pengertian di atas, maka, penulis menyimpulkan bahwa kerangka karangan berdasarkan isi terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Dalam bahasa Inggris kata to persuade “membujuk; atau „meyakinkan‟. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia persuasi.17 Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampikan penulisannya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mecapai kebenarannya, sedangkan persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Persuasi juga menggunakan fakta, hanya saja, dalam persuasi bukti-bukti itu digunakan seperlunya atau kadangkadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis itu benar. Contohnya propaganda, iklan selembaran, dan kampanye.18 Karangan persuasi adalah karangan yang
mengajak, membujuk
atau mempengarahui
pembaca atau pendengaragar melakukan sesuatu. Lebih tepatnya lagi persasui adalah sebuah karangan yang dibuat oleh penulis untuk membuat si penerima informasi menjadi tertarik dengan isi dan ide atau gagasan dalam informasi tersebut lalu mau mengikuti atau dipengaruhi oleh informasi tersebut.
16
Ramlan Abdul Gani dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Pres, 2010), h. 134. 17 Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Mawar Gempita, 1998), h. 163. 18 Kundharu Saddhono,St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h.101.
16
Ciri-ciri karangan persuasi: 1. Menimbulkan rasa tertarik dan percaya bagi pembaca ataupun pendengar 2. Memunculkan fakta yang tepat 3. Tujuan dan ajakannya jelas Karangan persuasi sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. karangan ini juga sangat berguna untuk mengajarkan kita bagaimana membuat orang terpengaruh dan mau mengikuti keinginan kita. Persuasi sangat dibutuhkan oleh pelajar untuk mempelajari pengertian karangan persuasi. Karena selain dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, kemampuan membuat karangan persuasi akan membantu siswa untuk mempengaruhi orang lain sehingga memudahkan siswa untuk membuat sebuah karangan persuasi.
2.3 Teknik Pembelajaran Menulis Persuasi Salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai alat peraga menng megarang tulisan persuasi adalah iklan. Tampilkanlah layar televisi sajian iklan sebuah produk. Lalu suruhlah para siswa menuliskan apa yang diucapkan oleh para pemeran iklan tersebut. Adakah unsur mengajar atau mempengaruhi pihak lain dalam iklan tersebut? Kedua hal inilah yang menjadi pokok dalam karangan persuasi. Setelah siswa mampu menuliskan dan memahami tayangan iklan tersebut, suruhlah mereka membuat lagi semacam itu dengan topik yang lain. Tetapi perlu diingat, tayangan iklan itu biasanya kalimatnya terpisah-pisah bahkan mungkin melompat-lompat karena seringkali disajikan dalam sebuah dialog, untuk mentrasfer ke dalam tulisan persuasi, hendaklah kalimat-kalimatnya disusun secara sistematis sebagaimana sebuah karangan. 19 19
Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17.
17
Demikianlah beberapa teknik pengajaran menulis yang bisa dilakukan, dengan catatan teknik ini bukanlah satu-satunya cara. Masih banyak cara lain yang bisa dikembangkan sesuai dengan taraf kemampuan pembelajar.20
3. Definisi Media Definisi media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya, berarti „tengah‟, „perantara‟, atau pengantar. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam bahasa Arab, media disebut „wasail‟ bentuk „jama‟ dari „wasilah‟ yakni sinonim al-wasth yang artinya juga „tengah‟. Kata „tengah‟ itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai „perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut, karena posisinya berada di tengah ia bisa jua disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.21 Geaerlach dan Ely 1971 dalam buku Fathurrohman bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Atwi Suparman 1997 dalam buku Fathurrohman mendefinisikan, media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.22 Dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, media adalah alat yang digunakan sebagai pengantar informasi kepada penerima informasi.
20
Budinuryanta Y, Materi Pokok Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 12.17. 21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 6. 22 Pupuh Fathurrohman, et al., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 65.
18
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.23 Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.24 Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswadalam proses pembelajaran. Seringkali kata pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik, di mana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. 25 Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “pengantar atau perantara” dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia didalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi anak didik. Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan yang telah ada untuk digunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.
23
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 2. Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 7. 25 Azhar Arsyad, op.cit., h. 4. 24
19
Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat dan dapat untuk mengingatnya
dalam
waktu
yang
lama
dibandingkan
dengan
penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Soeparno dalam buku Sofan Amri ada beberapa alasan memilih media dalam proses belajar mengajar, yakni: a. Ada berbagai macam media yang mempuyai kemungkinan dapat kita pakai di dalam proses belajar mengajar, b. Ada media yang mempuyai kecocokan untuk menyampaikan informasi tertentu c. Ada perbedaan karakteristik setiap media d. Ada perbedaan pemakai media tersebut e. Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media digunakan. Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media yang digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan petimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa. 26 Media
audiovisual,
media
ini
merupakan
jenis
yang
mengintegrasikan indra penglihatan dan pendengaran, dengan kata lain baik unsur suara ataupun unsur gambar berasal dari sutu sumber. Adapun yang termasuk jenis media audiovisual ini antara lain: film (gambar hidup), loop film (film gelang), televisi (termasuk TVST) dan video. Adanya alat atau media, maka proses pembelajaran akan tersampaikan dan mendapat hasil yang diinginkan.27
26
Lif Koiru Ahmadi Sofan Amri, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional & Nasional, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 115. 27 Uus Ruswandi dan Bahrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Insan Mandiri), h. 38.
20
Menggunakan berbagai alat audiovisual usaha menyampaikan pelajaran, penerangan dan penyuluhan akan mencapai hasil yang jauh lebih besar dalam waktu yang jauh lebih singkat serta membuat komunikasi merangsang dan menyenangkan. Alat alat audiovisual adalah alat yang “audible” (dapat didengar) dan “visible” (dapat dilihat).
Alat
audiovisual
ini
gunanya
untuk
membuat
cara
berkomunikasi lebih efektif. Sasaran komunikasi yang dibahas adalah pengajaran, penerangan atau penyuluhan. Di antara alat-alat audiovisual itu termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset tape-recorder, film bersuara dan televisi. 28 Media audiovisual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui
pendengaran,
sedangkan
unsur
visual
memungkinkan
penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.29 Contoh media audiovisual: 1. Film Bersuara Dilihat dari indera yang terlibat, film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja. Manfaat dan karakteristik lainnya dari media film dalam meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah: 1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat. 28
Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h.11. 29 Syeful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 141.
21
3. Film dapat membawa anak dari Negara yang satu ke Negara yang lain dan dari masa yang satu ke masa yang lain. 4. Film dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. 5. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat 6. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. 7. Mengembangkan imajinasi peserta didik. 8. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang pandai maupun yang kurang pandai. 9. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik sebagaimana dikutip Asnawir (2002:98) dalam buku Munadi mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Sesuai dengan tema pembelajaran b) Dapat menarik minat siswa c) Benar dan autentik d) Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa f) Perbendaharaan bahasa yang benar.30
2. Video Karakteristik video banyak kemiripannya dengan media film, di antaranya adalah: 1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu 2. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan 3. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 4. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 5. Mengembangkan imajinasi peserta didik
30
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 116-117
22
6. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis 7. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang 8. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa.
3.
Film Televisi Film televisi adalah media yang menyampaikan pesanpesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsur gerak dan suara. Media ini berperan sebagai gambar hidup yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan, sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan. Omar
Hamalik
dalam
buku
Media
Pembelajaran
“Television is an electronic motion picture with conjoined or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear simultaneously from a remote broadcash point”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. 31 Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.32
Selain
film,
televisi
adalah
media
yang
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audiovisual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong kedalam media masa. Sebagai media pendidikan,
televisi
mempuyai
kelebihan-kelebihan
berikut: 31
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 127-140. Ibid., h. 141.
32
sebagai
23
1. TV dapat
menerima, menggunakan dan mengubah atau
membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai; 2. TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka; 3. TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti halnya film, TV menyajikan informasi visual dan lisan secara simultan; 4. Sifatnya langsung dan nyata. Dengan TV siswa tahu kejadiankejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/ terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara; 5. TV dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru
dalam hal mengajar.33 Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan pelantara. Melalui televisi sisiwa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang.34 Penggunaan media sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, kemudahan mendapatkan media yang di perlukan, serta kemampuan guru dalam menggunakannya, untuk mempertinggi kualitas pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media pengajaran.
33
Arief S Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 71. 34 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 167.
24
3.1 Macam-macam Media Dilihat dari jenisnya, media terbagi dalam media auditif , visual, dan audiovisual. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti foto, gambar atau lukisan. Sedangkan media audiovisual merupakan media yang mempuyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempuyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua. Media audiovisual terdiri atas audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. 35 Media iklan audiovisual adalah media pembelajaran berupa iklan yang kita lihat pada televisi. Media tayangan iklan layanan di televisi merupakan bagian dari media audiovisual. Iklan tersebut berisi himbauan atau anjuran kepada masyarakat dengan tujuan sosial yang ditayangkan ditelevisi. Keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini menurut R. Ibrahim, yaitu: a. Keuntungan Keuntungan dari media cetak ini, di samping relatif murah
pengadaannya,
juga
lebih
murah
dalam
penggunaannya, dalam arti tidak memerlukan peralatan khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa atau dipindahkan.
35
Pupuh, Fathurrohmo, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 67-68.
25
b. Kelemahan Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Di samping itu, media ini kurang dapat memberikan susunan yang “hidup” bagi murid-murid.36 Pengajaran audiovisual bukan metode mengajar. Meteri audiovisual hanya dapat berarti bila digunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Peralatan audiovisual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis
yang
bisa
memperkaya
serta
memberikan
pengalaman konkret kepada siswa. 37 Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa media terbagi dalam media auditif
(suara),
media
visual
(penglihatan),
sedangkan
audiovisual (suara dan penglihatan). Media audiovisual merupakan media yang mempuyai unsur suara dan unsur gambar, dalam proses pengajaran media tersebut sangat penting.
3.2 Fungsi Media Fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, yaitu: Menarik perhatian siswa. 1. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran. 2. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk tertulis atau lisan). 3. Mengatasi keterbatasan ruang. 36
R. Ibrahim, dkk., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 115-
116. 37
Nana Sudjanadan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV Sinar Baru, 1997), h. 58.
26
4. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. 5. Waktu pembelajaran dapat dikondisikan. 6. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. 7. Meningkatkan
motivasi
siswa
dalam
mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar. 8. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta; 9. Meningkatkan kadar kegiatan pembelajaran.
keaktifan/keterlibatan siswa dalam 38
Dapat disimpulkan bahwa menurut penulis, dalam proses belajar di dalam kelas penggunaan media sangat penting dan mendukung, namun harus disesuaikan terlebih dahulu media apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran saat itu, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diinginkan . Media pengajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif, dalam proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai teknik untuk mengantarkan bahan pengajaran agar sampai tujuan. Dalam proses belajar mengajar media yang digunakan dengan tujuan untuk membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, serta mudah dipahami. Demikian media dapat berfungsi 38
Pupuh Fathurrohmo, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h . 66-67.
27
untuk mempertinggi daya serap dan memberikan kesan kepada anak terhadap materi pembelajaran.39 Media pembelajaran juga memiliki nilai praktis seperti media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik, selain
motivasi media dapat
membangkitkan keinginanan dan minat baru, dan media juga memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret sampai yang abstrak.40 Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli. Maka, penulis menyimpulkan bahwa fungsi media dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu untuk menimbulkan gairah belajar, oleh karena itu, penggunaan media sangat membantu untuk menciptakan suasanan yang efektif dan efisien. Media juga berfungsi untuk mempertinggi daya seraf dan memberikan kesan yang menarik terhadap materi yang akan diajarkan.
3.3 Manfaat Media Sudjana dan Rivai dalam buku Arsyad mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu 41. 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2. Bahan pelajarannya yang lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
39
M Usman Basyruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h. 21. 40 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.171. 41 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 24-25.
28
3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosandan guru tidak kehabisan tenaga. 4. Siswa dapat lebih melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian dari guru tetapi juga aktivitas seperti
mengamati,
melakukan,
mendemostrasikan,
memerankan, dan lain-lain. Selain itu manfaat media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, lalu media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya. Media audiovisual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film bergerak (movie) bersuara, televisi dan video, jenis kedua adalah media audiovisual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara.42 Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian 43 Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media ,maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan
42 43
Yudhi Munadi, Media Pemebelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 113. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), h. 94.
29
dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. 44
3.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Media Agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, diperlukan adanya dukungan media pengajaran, baik itu media cetak, media elekrtonik, atau objek nyata (realita). Memilih media yang terbaik untuk tujuan intruksional bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini diakui oleh mereka yang pernah berkecimpung dalam tugas itu. Pemelihan itu rumit dan sulit, karena didasarkan pada beberapa faktor yang saling berhubungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat. 1. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran (TIK). Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau daerah kognitif, afektif dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu dipertimbangkan seberapa jauh media tersebut ampuh mengembangkan
kemampuan
atau
perilaku
yang
terkandung dalam rumusan tujuan yang akan dicapai. 2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri. Setiap jenis media mempuyai nilai kegunaan sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang digunakan.45 44
Syaiful Bahri Djaramah., StrategiBelajarMengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
45
R. Ibrahim, dkk. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2010), h. 120-
h. 121. 121.
30
3.5 Peran Teknologi dan Media dalam Belajar Teknologi dan media bisa berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran disisi lain, apabila pengajaran berpusat pada siswa, para siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media. Memang salah satu dari peran terpenting teknologi dan media yaitu sebagai katalis perubahan dalam lingkungan pengajaran secara keseluruhan. Penggunaan teknologi dan media yang umum itu yaitu untuk dukungan tambahan salaam pengajaran yang berpusat pada guru. Sebagai missal, seorang guru mungkin menggunakan papan tulis elektronik untuk menampilkan berbagai grafik batang saat para siswa memperkirakan pertumbuhan penduduk sejalan dengan waktu.
Guru mungkin juga menggunakan
diagram
untuk
menampilkan bagaimana arti dari sebuah kalimat berubah ketika kartu kata-kata diubah susunannya. Menampilkan rekaman video “pemberian makan” di kebun binatang bisa memudahkan presentasi guru tentang kebiasaan makan burung-burung. Tentu saja, bahan-bahan pengajaran yang dirancang dengan baik bisa meningkatkan dan mendorong pembelajaran. Tetapi, keefektifan bergantung pada perencanaan dan pemilihan sumber daya yang tepat dan cermat. Tentunya ini bukan berarti bahwa teknologi pengajaran bisa atau sebaiknya menggantikan guru, tetapi lebih pada teknologi dan media bisa membantu para guru menjadi pengelola kreatif dari pengalaman belajar, ketimbang sekadar sebagai pembagi informasi. 46
46
Sharon L Smaldino, dkk. Intructional Technology And Media For Learning Teknologi Pembelajaran Media untuk Belajar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 11-15.
31
3.6 Alat-alat
Teknologi
Pendidikan
dan
Jaringan
Informasi A. Jenis-jenis Alat Banyak tokoh teknologi pendidikan, seperti Thorndike Pressey, Pavlov, Skinner, Crowder dan sebagainya. Edward LThorndike terkenal dengan teorinya Low of effect, di mana belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan memberikan rasa senang kepada diri anak. Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan kemajuan ilmu dan teknologi mmpuyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah paling menonjol dalam rangka kemajuan itu. Dalam rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari yang paling sederhana sampai teknologi yang canggih seperti: 1. Televisi Pendidikan Televisi adalah alat elektronik yang berfungsi menyebarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu. Pada dasarnya sama dengan gambar hidup bersuara. Televisi pendidikan dianggap barang mewah , karena sulit dijangkau.47 2. Iklan dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak atau orang bayak mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar atau koran, majalah dan media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Kehadiran iklan dalam paket acara televisi bukanlah hal yang baru. Terdapat dua kepentingan mengapa iklan masuk dalam acara televisi yakni : a. Kehadiran iklan televisi turut membantu pemasukan dana bagi kelancaran serta keberlangsungan materi acara 47
17.
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidkan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.
32
baik dari segi kualitas maupun kuantitas (film, sinetron, musik). b. Media televisi merupakan alat informasi tentang suatu barang
produksi
untuk
diketahui
pemirsa
atau
masyarakat. 3. Jenis Iklan Jenis iklan di media massa digolongkan dalam dua bagian yaitu: a. Iklan komersial Adalah bentuk promosi suatu barang poduksi atau jasa melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang diolah melalui film maupun berita. Contoh: iklan obat, pakaian, makanan. b. Iklan Layanan Masyarakat Adalah bentuk tayangan gambar baik drama, film, musik maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut. Seperti iklan pariwisata, sumbangan bencana, membayar iuran kesehatan.48 Iklan merupakan jenis komunikasi massa, karena iklan merupakan kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada khalayak atau orang banyak. Iklan juga memiliki fungsi utama yakni menyampaikan informasi tentang produk kepada khalayak. Setiap pengiklanan selalu menginginkan produk yang dipromosikan laku. Sebab efek langsung dan cepat terhadap penjualan menjadi salah satu ukuran keberhasilan iklan. Iklan mempuyai fungsi direktif karena berupaya membujuk dan meyakinkan kahalayak. Iklan yang disampaikan secara lisan adalah iklan yang ditampilkan secara
48
Wawan Kusnandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 81.
33
audiovisual, sedangkan iklan yang dimuat dengan tulisan adalah iklan dimuat media cetak. Tayangan iklan (Aqua Health) berbeda dengan iklan lainnya yang cenderung singkat tetapi sangat jelas, tayangan tersebut merupakan tayangan berupa audiovisual yang disampaikan secara
persuasif.
Produk
air
minum
Aqua
diharapkan
mempermudah peserta didik dalam menentukan tema, sehingga siswa dengan mudah membuat sebuah karangan dari tayangan iklan tersebut. Tayangan iklan (Aqua Health) ditayangkan melalui televisi maka termasuk dalam jenis media pembelajaran yang berupa audiovisual. Media audiovisual merupakan media terlengkap, di dalamnya terdapat visual berupa gambar hidup atau gerak dan audio (suara) yang dapat mempermudah siswa mencerna isi media pembelajaran tersebut. Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa tertentu. Lewat persuasi iklan diharapkan pembaca atau pendengar mengenal, menyukai, dan ingin memiliki. Lewat tayangan iklan guru mengaharapkan peserta didik bisa mengembangkan ide atau imajinasinya lewat sebuah tulisan, sehingga membentuk sebuah karangan yang baik. Contoh percakapan dalam iklan (Aqua Health) Ayah: Minum dulu yuk, nah supaya sehat kita perlu air karena air bagian terbesar tubuh kita” Anak perempuan : Yah jangtungku juga ya? Ayah : Jantung Ayah dan kamu 79% nya air Anak laki-laki : Otakku Yah? Ayah : Otak kita 75% nya air
34
lalu diberikan sedikit contoh kadar air dalam organ-organ penting. “Makanya penting untuk kita seperti Aqua, air berkualitas seperti Aqua Anak perempuan : Kenapa harus Aqua? Kan semua sama Aqua mempuyai keahlian untuk memilih, menjaga, dan melestarikan secara menyeluruh dari alam, kunci dari segala manfaat dan menyalurkan keseluruh tubuh anak berkondisi optimal. Jadi Aqua setiap hari agar tetap tegar, tetap menjaga kesehatan untuk melangkah maju. Di sini kita bisa melihat sebuah iklan yang sudah profesional yang dibuat tidak main-main karena mengiklankan perusahaan besar, yaitu perusahaan air minum Aqua. Bagian awal iklan ini tidak langsung mengajak menggunakan Aqua tetapi memberikan gambaran peran air putih dalam tubuh. Selanjutnya sang Ayah menyarankan untuk minum air Aqua. Di sini kita mulai mengetahui bahwa kalimat “makanya penting untuk kita seperti Aqua” dan kalimat ini merupakan kalimat persuasi dalam iklan Aqua. Selanjutnya bagian terakhir sang Ayah menjelaskan mengapa harus memilih Aqua dibanding merek lain.
3.7 Kriteria dalam Penilaian Tugas menulis juga dapat dilakukan berdasarkan rangsangan visual dan suara. Contoh konkret rangsang yang dimaksud adalah siaran televisi, video, atau berbagai bentuk rekaman sejenis. Rekaman televisi juga dapat direkam untuk kemudian dibawa ke kelas, misalnya karena jika siaran yang diperlukan tidak berkesesuaian waktu dengan jam pelajaran di sekolah, atau agar siaran tersebut dipakai berkali-kali. Penilaian yang dilakukan dapat
35
mempergunakan rubrik seperti pada contoh penilaian berdasarkan rangsangan visual dan suara.49 Tes jenis karangan merupakan jenis tes yang memiliki kriteria kompleks. Penilaian diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang ada dalam setiap karangan, diantaranya, kesesuaian isi tulisan dengan cerita, ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detil peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Berikut akan dijelaskan penjelasan tentang aspek yang dinilai; 1. Kesesuaian Isi Tulisan dengan Cerita Secara umum, tema karangan dapat dipahami sebagai sebuah ide sentral di dalam karangan yang akan mampu mengikat keseluruhan
uraian,
pembuktian
di
deskripsi,
dalam
kontruksi
penjelasan, karangan
dan
seluruh
ilmiah
yang
bersangkutan. Sebagai ide sentral, pasti sebuah tema karangan akan mengontrol keseluruhan isi karangan. Keseluruhan konruksi karangan pasti akan dapat dikembalikan kepada ide sentral itu. Bagi seorang penulis, tema karangan akan dapat menuntun dirinya agar dapat sampai pada akhir tulisannya secara tuntas.50 2. Diksi Persuasi Diksi atau pilihan kata adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah ketertarikan pembaca agar mengikutinya, diksi persuasi biasanya kata kata yang indah untuk mempengaruhi pikirin pembaca, biasanya diawali dengan kata ayo, mari, dan lain sebagainya.
49
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: UGM, 2010 ), h.
431-432.1
50
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 146.
36
3. Ketepatan Logika Urutan Cerita Secara keseluruhan karangan yang di buat oeh peserta didik itu secara logika tepat atau tidak, jika secara logika tepat maka secara keseluruhan karangan yang dihasilkan juga tepat. 4. Ketepatan Detil Peristiwa Dalam hal ini di nilai dari rincian hasil kerja peserta didik, apakah yang di tulis peserta didik itu menyeluruh secara detil atau tidak. Jika yang di tulis berurutan dari awal cerita hingga akhir cerita, maka hasil karangan yang di tulis sudah bisa di katakan detil secara menyeluruh. 5. Ketepatan Makna Keseluruhan Cerita Seberapa besar tingkat pemahaman yang di kuasai oleh peserta didik, jika tingkat pemahaman yang di miliki peserta didik baik maka ide yang di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang di hasilnya akan baik. 6. Ketepatan Kata (pilihan kata) Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan. 51 7. Ketepatan Kalimat Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang menghasilkan tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. Tidak hanya ejaan dan rangkaian kata yang termuat di dalam kalimat, namun, lebih daripada itu gagasan yang dimaksud oleh penulis terkandung di dalam kalimat. Dengan kata lain, 51
h. 112.
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004),
37
menulis kalimat berarti menulis gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca supaya gagasan itu nantinya sampai di benak pembaca tanpa penyimpangan, kekeliruan, dan kekurangan, sesuai dengan dengan apa yang dimasud (gagasan) penulis. Jika hal itu tercapai, kalimat yang mengandung gagasan itu dinilai efektif. 52 8. Ejaan dan Tata Tulis Ejaan adalah keseluruhanpe raturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambinglambang itu (pemisah dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.53 Sedangkan tanda baca berperan untuk menunjukkan struktur dari organisasi suatu tulisan, intonasi serta jeda. Tanda baca meliputi tentang (.), (,), (!), (?) dan lain sebagainya.
B. Penelitian Relevan Berdasarkan dari hasil tinjauan peneliti. Penelitian membuktikan bahwa media sangat berperan aktif dalam menunjang peningkatan pemeblajaran siswa dalam menulis karangan persuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Qoriatun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta 2014 dengan judul “Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif dengan pola pengembangan sugesti dan mengetahui keefektifan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan Qoriatun adalah dapat
52
Untung Yowono, Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan Menulis dan Mencermatinya, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm 124. 53 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), hlm 164.
38
meningkatkan kemampuan menulis paragraf persuasi dengan pola pengembangan sugesti dan mengetahui keefektifan peserta didik dalam menulis paragraf persuasif, karena peserta didik menjadi lebih mudah menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan, sedangkan kekurangan dalam penelitian ini jika dilihat dari peserta didik yang kurang pandai dalam menungkan ide kedalam sebuah tulisan, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan karena tidak ada media yang membantu. Hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Persuasi dengan Media Iklan Advertorial pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prembun Kebumen” oleh Ambarwati Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri
Yogyakarta
2011.
Penelitian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menulis persuasi dengan menggunakan media gambar iklan advertorial berhasil meningkatkan kemampuan menulis persuasi siswa. Hal ini dapat terlihat dari skor rata-rata menulis persuasi sebelum diberi tindakan dengan setelah diberi tindakan menunjukkan adanya peningkatan. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati dengan menggunakan media iklan advertorial dapat merangsang daya imajinasi siswa dalam menulis karangan persuasi, kekurangan dari penelitian ini karena bentuk iklan advertorial adalah bentuk periklanan yang disajikan dengan gaya bahasa jurnalistik, sehingga isi pesan dan gaya penulisannya lebih serius, biasanya ditampilkan angka-angka hasil riset, statistik, menyebabkan siswa tidak dapat mengembangakan ide ke dalam sebuah tulisan karena bahasa yang digunakan tidak dapat dicerna oleh siswa. Selain penelitian di atas, Yenika Yana Sari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeristas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2014 menulis Artikel E-Journal dengan judul “Kemampuan Menulis Karangan Persuasif Melalui Media Poster Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil
39
penelitian menunjukkan, bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan persuasi melalui media poster siswa kelas X sekolah menengah kejuruan negeri 4 Tanjung Pinang tergolong dalam kategori baik. Sedangkan kelebihan dari penelitian Yenika Yana Sari dengan menggunakan media poster siswa lebih mudah mengembangkan gagasan dan kerangka berpikir siswa menjadi tersusun dengan baik, sehingga kemampuan menulis siswa meningkat. Media poster biasanya dipasang ditempat-tempat umum yang dinilai strategis seperti sekolah, kantor, pasar, mall, dan tempat-tempat keramaian lainnya, sehingga siswa lebih mudah mencari media poster untuk dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Kekurangan dari penggunaan media poster, media ini terbatas karena media poster ini hanya berupa gambar yang mewakili semua informasi. Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama membahasa tentang menulis sebuah karangan persuasi. Sedangkan perbedaannya terletak pada penggunaan jenis media. Peneliti mempuyai gambaran tentang penggunaan media dalam mengembangkan keretampilan dalam menulis. Jika ketiga penelitian tersebut menggunakan pola pengembangan sugesti, media iklan advertorial dan media poster, maka dalam penelitian ini menggunakan media iklan dalam keterampilan siswa dalam menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan tayangan iklan air minum aqua pada siswa kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat, Tangerang Selatan yang terletak di jalan Kihajar Dewantara No.23 Ciputat Tangerang Selatan.
Penelitian ini berlangsung sejak bulan Desember 2014 sampai Agustus 2015. Pengambilan data penelitian dilakukan di sekolah tersebut, khusunya pada kelas VIII.5 pada pertengahan semester II (dua) Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah petunjuk yang memberi arah dan corak penelitian, sehingga dengan metode yang tepat suatu penelitian akan memperoleh hasil yang maksimal. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Moleong, memaparkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 Sedangkan Sumadi Suryabrata memaparkan secara harfiah bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi- situasi atau kejadiankejadian.2 Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada,
1
Lexy J. Meleong, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 6. 2 Sumadi Suryzabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.76
40
41
sehingga memberikan gambaran nyata terthadap responden.3 Jadi penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian terhadap objek yang diteliti. Adapun yang dimaksud dengan metode ialah cara seorang guru untuk melakukan sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan cara yang dipilih peneliti dalam penelitian ini dengan menyajikan data melalui gambaran atau deskripsi untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang brsifat eksak yang bertujuan untuk membuat gambaran faktual, dan akurat mengenai penggunaan media iklan pada karangan persuasi di kelas VIII.5. Dalam metode deskriptif kualitatif ini, penelitian berpusat pada penggunaan media iklan dalam keterampilan menulis karangan persuasi dikelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat.
C. Teknik Pengolahan Data Data yang akan dianalisis harus betul-betul jujur, yakni kebenarannya harus dapat dipercaya. Pada bagian ini akan dikemukakan: (1). Sumber data dan (2). Teknik penyajian data. 1. Sumber Data Lofland dan Lofland (1984;47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.4 Data analisis ini adalah mengidentifikasi beberapa unsur bahasa pada karangan siswa yaitu: 1). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita, 2). Diksi persuasi, 3). Ketepatan logika urutan cerita,
4). Ketepatan detil peristiwa , 5). Ketepatan makna
keseluruhan cerita, 6). Ketepatan kata, 7). Ketepatan kalimat 8). Ejaan dan tata tulis. Selanjutnya dalam analisis ini sumber data berasal dari
karangan persuasi peserta didik kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat. 3
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 86 Lexy .J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 157. 4
42
Data yang diambil adalah peserta didik kelas VIII.5 yang bejumlah 40 peserta didik.
2. Teknik Penyajian Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik melihat dan mendengarkan secara seksama dan teliti dengan menggunakan pencatatan. Melihat dan mendengarkan secara seksama dan teliti maksudnya mengamati dan mencatat dengan sistematis media yang digunakan.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting bagi penelitian, sebab teknik pengumpulan data mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian. Adapun teknik yang digunakan adalah: Penelitian lapangan (field research), penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data secara langsung ke lapangan melalui : a. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisis dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat.5 Peneliti melakukan pengamatan dengan mengunjungi langsung SMP Islamiyah Ciputat guna mengetahui langsung keadaan objektif dari sekolah.
b.
Teknik tes (tertulis) Di mana dengan teknik ini, peserta didik sebagai subjek tes diharuskan memiliki keterampilan menulis sebuah karangan persuasi
5
h.162.
Gorys Keraf, Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, ( Nusa Indah. 1984),
43
dengan menggunakan media iklan (Aqua Health). Ketika peserta didik sudah melihat contoh karangan persuasi selanjutnya peserta didik melihat tayangan dari media iklan tersebut, peserta didik harus mampu membuat judul yang telah dipilih untuk membuat sebuah karangan persuasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil tes keterampilan menulis karangan peserta didik. Kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik, peserta didik harus mampu membuat karangan persuasi yang baik melalui media iklan (Aqua Healt).
c. Wawancara (angket) Melalui teknik wawancara, peneliti bisa merangsang responden agar memiliki wawasan pengalaman yang lebih luas, dengan wawancara juga, peneliti dapat menggali soal-soal penting yang belum terpikirkan dalam rencana penelitiannya.6 Kuesoner (questionnaire) disebut juga angket atau daftar pertanyaan, merupakan salah satu alat pengumpulan data. Angket dapat dipandang sebagai suatu teknik penelitian yang banyak mempuyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam pelaksanaannya, yaitu angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara secara lisan. Oleh karena itu, angket sering juga disebut dengan wawancara tertulis 7
E. Instrumen Penelitian Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Sudah barang tentu apabila menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal panyajian bahan ajar kepada para peserta didik. Selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru.
6
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan., (Surabaya: Usaha Nasional), h.
7
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.177.
213.
44
Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher) tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media audiovisual maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar. Contoh dari media audiovisual di antaranya program video atau televisi pendidikan. video atau televisi intruksional. Program slide suara (sound slide), dan program CD interaktif.8 Penggunaan media iklan air minum Aqua termasuk media audiovisual karena media audiovisual merupakan media pembelajaran berupa iklan yang bisa di lihat di televisi. Iklan tersebut berisi himbauan atau anjuran kepada masyarakat dengan tujuan sosial yang ditayangkan ditelevisi. Tayangan iklan Aqua Health termasuk ke dalam jenis iklan komersial, karena iklan tersebut merupakan bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa melalui media massa dalam bentuk tayangan gambar maupun bahasa yang diolah melalui film maupun berita. Contoh: iklan obat, pakaian, makanan (minuman).9 Objek dalam penelitian ini adalah karangan persuasi yang dibuat oleh peserta didik, pemilihan tersebut untuk merangsang imajinasi peserta didik dalam menulis karangan persuasi, peneliti mengambil sample kelas VIII.5 yang berjumalh 40 peserta didik. Maka dengan demikian peneliti dapat mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi di kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dibentuk berupa wawancara (angket) yang diberikan kepada objek penelitian, yaitu semua peserta didik kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat. Setelah observasi peneliti melakukan teknik tes, dan langsung melakukan wawancara (angket) kepada peserta didik. 8
Asep Herry Hernawan, dkk., Media Pembelajaran SD, (Bandung: Upi Press, 2007), Cet
1. 34. 9
Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h.81.
45
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Untuk melihat perkembangan peserta didik dalam menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan dalam tayangan iklan air minum aqua peneliti menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengemukakan data terkait dengan perkembangan siswa dalam menulis karangan persuasi. Selain itu observasi juga dilakukan dengan cara mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah observasi dilakukan selanjutnya peneliti menggunakan teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi, ketika peserta didik melihat tayangan dari media iklan diharapkan mampu menulis karangan persuasi sebanyak dua paragraf atau lebih, untuk mengetahui apakah media tersebut mampu merangsang imajinasi peserta didik atau tidak. Setelah observasi dan teknik tes dilakukan, pada tahap akhir adalah wawancara (angket). kepada semua peserta didik kelas VII.5
Tabel 3.1 Format Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Persuasi No
Penilaian
Skor
1
Kesesuaian isi tulisan dengan cerita
15
2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan cerita
15
4
Ketepatan detil peristiwa
15
5
Ketepatan makna keseluruhan cerita
10
6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
15
Jumlah
100
46
Rumus untuk menghitung presen adalah: P=
x 100 %
Keterangan f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya. N = Number of Class (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka presentase 10
F. Teknik Analisis Data Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran nyata terthadap responden.11 Data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa, kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan
kejelasan terhadap seuatu kebenaran atau sebaliknya
sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan gambaran yang sudah ada dan sebaliknya. Jadi, bentuk analisis ini merupakan penjelasanpenjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya.12 Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melalakukan persiapan-persiapan penelitian diantaranya dengan mengembangkan alatalat pengumpulan data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, untuk mencari dan mendapatkan data yang dibutuhkan tersebut. Tayangan air minum aqua ditayangkan sebanyak 5 kali putaran, karena peserta didik membutuhkan konsentrasi lebih untuk mengingatingat kata kata yang ada di dalam iklan tersebut. Data tersebut dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, teknik tes, dan 10
Anas Sudijo, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 43. 11 Sukardi, Metode Peneleitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 86. 12 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.192.
47
wawancara (angket). Untuk mengolah data yang terkumpul, peneliti menggunakan teknik data kualitatif sebagai berikut:
1. Analisis data hasil observasi, yaitu data yang diperoleh berdasarkan kunjungan langsung di lokasi penelitian diolah dan dianalisis sehingga diperoleh data yang lebih akurat dan asli, sehingga fakta yang sesungguhnya dapat diungkap secara cermat dan lengkap. 2. Analisis data hasil teknik tes, teknik tes digunakan untuk mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi, ketika peserta didik melihat tayangan dari media iklan peserta didik diharapkan mampu menulis karangan persuasi sebanyak dua paragraf atau lebih, untuk mengetahui apakah media tersebut mampu merangsang imajinasi peserta didik atau tidak. Data yang terkumpul kemudian dijadikan kesimpulan dari keseluruhan. Dalam analisis data hasil teknik tes yang menjadi objek penelitian adalah peserta didik kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat yang berjumlah 40 peserta didik. Pemilihan media iklan tersebut untuk merangsang imajinasi peserta didik dalam menulis karangan persuasi. Jika peserta didik mendapatkan nilai 1-15 kesesuaian isi tulisan dengan cerita ditulis secara lengkap, jelas dan disertai penjelasan sehingga isi tulisan menyakinkan dan mempu mempengaruhi pembaca, jika dalam karangan yang ditulis peserta didik mengandung diksi persuasi maka peserta didik memperoleh 1-10, sedangkan skor 1-15 peserta didik menguraikan secara lengkap dan jelas dalam ketepatan logika urutan cerita.Skor 1-15 peserta didik menceritakan secara detil dari awal sampai akhir cerita. 1-10 kata kata yang ditulis peserta didik sudah tepat, 1-10 peserta didik sudah dalam menyusun sebuah kalimat. Secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, pemakaian tanda baca, jika yang ejaan yang ditulis secara sudah benar dan penulisannya rapih maka peserya didik memperoleh skor 1-15. 3. Analisis data hasil wawancara (angket), yaitu data yang diperoleh di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif (suatu proses
48
pemecahan masalah yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan data yang diperoleh pada saat sekarang, yang kemudian hasilnya diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan). Data yang terkumpul kemudian peneliti analisis selanjutnya. Peneliti mengklasifikasikan sebagai data sekunder. Sementara itu, data primer bersumber dari angket yang disebar kepada responden yang telah dijadikan sampel. Angket yang disusun sebanyak 10 pertanyaan dengan 4 pilihan options jawaban yang merupakan daftar pertanyaan yang diajukkan kepada peserta didik dalam rangka mengetahui proses pembelajaran keterampilan menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah Yayasan Islamiyah Ciputat Jl Kihajar Dewantara No.23 Ciputat Tangerang-Selatan, telp. (021) 7409815-74716497. Berdiri sejak tahun 1965 menjadikan Yayasan Islamiyah Ciputat sebagai yayasan pendidikan tertua di Ciputat, dengan berbekal pengalaman lebih dari 40 tahun, yayasan ini dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas. Seperti kata pepatah “makin tua makin jadi”, yayasan ini telah mendirikan lembaga pendidikan yang beragam mulia dari tingkat menengah pertama (Madrasah Snanawiyah-SMP Islamiyah Ciputat), tingkat menengah atas (Madrasah Aliyah-SMK Islamiyah Ciputat) serta perguruan tinggi (STIE Islamiyah Ciputat). Beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti silat, futsal, basket, volley ball, tenis meja, badminton, tari, theater, marawis, animasi, IT Networking support, web design, design graphic, IT application support, pemasaran, akuntansi, sekretaris, tata boga, bahasa Jepang, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, pramuka yang menjadi sarana bagi anak didik Yayasan Islamiyah untuk menyalurkan minat, bakat, kreativitas mereka. Mengedepankan pendidikan berorientasi pada prinsip-prinsip Islam yang bernaungan IMTAQ dan IPTEK merupakan visi dari yayasan ini dalam medidik dan membimbing anak didiknya agar menjadi insan-insan muda yang berkualitas, berprestasi serta berakhlak baik. Terlebih lagi dengan adanya dukungan dari sekolah, sekolah ini juga mempuyai layanan info penting kepada orang tua atau wali murid. Diharapkan lulusan yayasan ini selain memiliki wawasan IPTEK yang luas juga memahami, mendalami dan menguasai kaidah serta ajaran Islam yang telah ditanamkan kepada mereka selama mengenyam bangku pendidikan di
49
50
Yayasan Islamiyah Ciputat. Kedua hal tersebut dirasa bisa menjadi bekal bagi masa depan mereka.
2. Visi dan Misi SMP Islamiyah Ciputat Visi SMP Islamiyah Ciputat “ Terdepan dalam IMTEQ yang berlandaskan Ahlusunnah Waljama’ah dan berwawasan IPTEK ”
Misi SMP Islamiyah Ciputat 1. Mewujudkan manusia yang memiliki IPTEK 2. Mewujudkan
manusia
yang
beriman
dan
bertaqwa
yang
berlandaskan Ahlusunnah Waljama’ah dan 3. Mewujudkan manusia yang bermoral 4. Mewujudkan manusia yang berkompetitif
3. Guru dan Tenaga Kependidikan SMP Islamiyah Ciputat memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti pada tabel berikut: Tabel 4.1 Guru dan Tenaga Kependidikan
NO
MATA PELAJARAN
KLS
JUMLAH
NAMA GURU
ROMBEL
PENGAMPU
PEND.
TAHUN
TERAKHIR
MULAI MENGAJAR
1
2
1
8
Hj. Nurwahdah
S1
1996
Pendidikan
2
6
Faiz Fikri
S1
1993
Agama Islam
2
7
Sri Heriawati
S1
1998
3
6
Sumarja
S1
2002
1
8
Drs.Nana Supriyatna
S1
2002
3
6
Umi Sholikah
S1
2007
Bahasa Indonesia
51
3
4
5
Bahasa Ingrris
Matematika
IPA Terpadu
IPS 6
7
8 9
Seni Budaya
Penjaskes Teknologi Ilmu dan Komunikasi
3
7
Hj. Nining Wahyuni
S1
2012
2
5
Alifia Salma
S1
2014
1,2,3
6
Lisa Purnamasari
S1
2014
3
8
Subhan Prakarsa
S1
2006
3
6
Rozikin
S1
2008
3
2
Sevi Adhiati
S1
2012
1
4
Anggi Pranata
S1
2014
1
8
Husen Sakilin
S1
2005
3
6
Euis Nurmalasari
S1
2006
2
7
Rahmatullah
S1
2014
1
8
Sri Heriawati
S1
1998
2
6
Lina Muzaimah
S1
2006
3
7
Ida Farida
S1
2012
2
2
Samurji
S1
1994
3
7
Mudalih
S1
1992
1
7
Wiwi Tarwiyah
S1
2007
2
4
Sri Nurhayati
S1
2012
1,2
8
Saan Saputra
S1
1986
1,2,3
8
Rima Trimalasari
S1
2014
2,3
13
Bagus Hartono
S1
2012
3
7
Amrullah,
S1
2010
1,2
9
Faiz Fikri
S1
1993
1,3
12
M. Amim
S1
1999
Sevi Adhiati
S1
2012
10
BTQ
11
Conversation
12
PJOK
1
8
Sohril
S1
2000
13
Prakarya
1
8
Hj. Nurwahdah
S1
1996
3
7
52
14
15
16
BK
BP
2
6
Wiwin Alawiyah
S1
1988
3
1
Hasan Basri
S1
2005
3
6
Subhan Prakarsa
S1
2006
3
1
Ade Laily
S1
1998
Yakub Sopyan
S1
2008
1
PKN
3
7
Sumarja
S1
2002
1
8
Wiwin Alawiyah
S1
1988
2
6
Ade Laily
S1
1998
Tabel 4.2 Keadaan Peserta Didik SMP Islamiyah Ciputat Kelas
L
P
JML
Kelas
L
P
JML
7.1
14
24
38
8.1
23
18
41
7.2
28
19
47
8.2
28
16
44
7.3
26
18
44 8.3
12
28
40
7.4
26
18
44
7.5
25
20
45 8.4
26
13
39
7.6
27
19
46
7.7
23
17
40
8.5
28
12
40
7.8
26
16
42
8.6
17
22
39
Jumlah
195
151
346
Jumlah
134
109
243
Kelas
L
P
JML
Rekapitulasi
L
P
JML
9.2
22
22
44
9.3
23
19
42
9.4
22
41
43
53
9.5
23
22
45
9.6
18
24
42
9.7
18
22
40
Jumlah
126
150
256
B. Pembahasan 1. Deskripsi Data Tes Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan Untuk memperoleh data tentang keterampilan dalam menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan, peneliti mengadakan tes kepada peserta didik kelas VIII.5 di SMP Islamiyah Ciputat pada tanggal 25 April 2015, peserta didik diberi waktu mengisi tes selama empat puluh menit. Berikut ini peneliti sajikan hasil tersebut.
54
Tabel 4.3 Absensi Peserta Didik Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat NO
Nomor Induk
Nama Peserta Didik
Jenis Kelamin
1
1314.1.020
Ahmad Zaini Nasution
L
2
1314.1.031
Andi Ramdani
L
3
1314.1.064
Dimas Pratomo
L
4
1314.1.070
Dwi Astuti Wulandari
P
5
1314.1.074
Elsa Febriyanti
P
6
1314.1.076
Endah Kurniyanti
P
7
1314.1.081
Fahmi Esa Priatna
L
8
1314.1.092
Febi Rianti Sanusi
P
9
1314.1.100
Gery Septiawan
L
10
1314.1.115
Indiana Prihandayanti
P
11
1314.1.121
Jejen Haryanto
L
12
1314.1.266
M. Fauzan
L
13
1314.1.124
M. Fiqri
L
14
1314.1.125
M. Kharisna
L
15
1314.1.128
Manarul Razaq
L
16
1314.1.139
Muhamad Azhari
L
17
1314.1.143
Muhammad Taufik Hidayat
L
18
1314.1.147
Muhammad Fahran
L
19
1314.1.152
Muhammad Hud
L
20
1314.1.155
Muhammad Khadafi
L
21
1314.1.160
Muhammad Rifa'i
L
22
1314.1.163
Muhammad Rizki Ramadan
L
23
1314.1.270
Muhammad Rizky Baihaqi
L
24
1314.1.165
Muhammad Surya
L
25
1314.1.166
Mutsaqqafin
L
26
1314.1.169
Nabilah Putri
P
55
27
1314.1.171
Nadiaroh Safitri
P
28
1314.1.184
Nur Muhaimin Ferdiansyah
L
29
1314.1.187
Octaviani Raznida
P
30
1314.1.188
Puput Putri Karmila
P
31
1314.1.196
Ragil Feriyani
L
32
1314.1.200
Raihana Qonitha
P
33
1314.1.201
Ramanda Saputra
L
34
1314.1.205
Resly Apriyan
L
35
1314.1.207
Rifaldy Ryanthoni
L
36
1314.1.218
Robi Fakhrudin
L
37
1314.1.223
Sadam Nurholis
L
38
1314.1.224
Sela Dian Nada
P
39
1314.1.227
Shifa Aulia
P
40
1314.1.237
Susmita Atmaja
P
L
= 28
P
= 12
Jumlah
= 40
A. Skor Penilaian Menulis Karangan Persuasi dengan Menggunakan Media Iklan NO
Penilaian
Skor
1
Kesesuaian isi tulisan dengan cerita
15
2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan cerita
15
4
Ketepatan detil urutan peristiwa
15
5
Ketepatan makna keseluruhan cerita
10
6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
15
Jumlah
100
56
Tabel 4.4 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan untuk Skala Empat1 Interval Presentase
Nilai Ubahan Skala
Keterangan
Tingkat Penguasaan
1-4
D-A
86-100
4
A
Baik Sekali
76-85
3
B
Baik
56-75
2
C
Cukup
10-55
1
D
Kurang
Berdasarkan langkah-langkah analisis data, berikut ini penulis sajikan analisis data dari setiap peserta didik untuk menggambarkan taraf keterampilan menulis karangan persuasi secara individual. Tabel 1 Analisis Data Peserta Didik No. 1 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita
1
h.253
6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
6
Jumlah skor
82
Baik
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: UGM, 2010 ),
57
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 1 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 6. Jumlah skor 82 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
Tabel 4.2 Analisis Data Peserta Didik No. 2 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
8
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
2
Ketepatan logika urutan
7
cerita 3
Ketepatan detil peristiwa
7
4
Pilihan makna keseluruhan
7
cerita 5
Ketepatan kata
8
6
Ketepatan kalimat
8
7
Ejaan dan tata tulis
6
Jumlah skor
51
Kurang
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 2 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 8, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 7, d). Ketepatan detil peristiwa 7, e).
58
Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata
6, g).
Ketepatan kalimat 8, h). Ejaan dan tata tulis 6. Jumlah skor 51 dan interpretasi kurang, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
Tabel 4.3 Analisis Data Peserta Didik No. 3 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
15
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
3
Jumlah skor
76
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 3 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 15, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 10, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 3. Jumlah skor 76 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir),
59
bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
Tabel 4.4 Analisis Data Peserta Didik No. 4 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
8
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
8
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
8
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
7
Jumlah skor
58
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 4 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 8, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 8, d). Ketepatan detil peristiwa 8, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 10, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 7. Jumlah skor 58 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan detil peristiwa, ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
60
Tabel 4.5 Analisis Data Peserta Didik No. 5 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
8
8
Ejaan dan tata tulis
8
Jumlah skor
81
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 5 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 8, h). Ejaan dan tata tulis 8. Jumlah skor 81 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
61
Tabel 4.6 Analisis Data Peserta Didik No. 6 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
12
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
12
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
4
Jumlah skor
73
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 6 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 12, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 12, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 4. Jumlah skor 73 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
62
Tabel 4.7 Analisis Data Peserta Didik No. 7 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
75
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 7 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 13, c). Ketepatan detil peristiwa 12, d). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, e). Ketepatan kata 8, f). Ketepatan kalimat 9, g). Ejaan dan tata tulis 10. h). Jumlah skor 75 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteriaejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
63
Tabel 4.8 Analisis Data Peserta Didik No. 8 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
9
Jumlah skor
80
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 8 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan
makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 8, g).
Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 9. Jumlah skor 80 dan interpretasi baik, tetapi 2kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini memberi jawaban pada poin d yaitu alternatif lain tentang menulis karangan persuasi.
64
Tabel 4.9 Analisis Data Peserta Didik No. 9 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
15
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
7
Jumlah skor
76
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 9 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 15, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 14, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 7. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
65
Tabel 4.10 Analisis Data Peserta Didik No. 10 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
10
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
9
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
8
5
Pilihan makna keseluruhan
7
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
8
Jumlah skor
60
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 10 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 10, b). Diksi persuasi – c). Ketepatan logika urutan cerita 9, d). Ketepatan detil peristiwa 8, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 7, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 8. Jumlah skor 60 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
66
Tabel 4.11 Analisis Data Peserta Didik No. 11 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
9
Jumlah skor
83
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 11 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 9. Jumlah skor 83 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini
belum pernah
mengetahui dan belum pernah
mendengar tentang menulis karangan persuasi.
67
Tabel 4.12 Analisis Data Peserta Didik No. 12 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
8
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
7
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
9
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
3
Jumlah skor
54
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 12 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 8, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 7, d). Ketepatan detil peristiwa 9, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 3. Jumlah skor 54 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepan logika urutan cerita, ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
68
Tabel 4.13 Analisis Data Peserta Didik No. 13 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
9
Jumlah skor
73
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 13 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 9. Jumlah skor 73 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria pilihan ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
69
Tabel 4.14 Analisis Data Peserta Didik No. 14 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
Skor
tulisan
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
76
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 14 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g).Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria pilihan ejaan dan tata tulis.
Hal ini diperkuat dengan data angket
(terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
70
Tabel 4.15 Analisis Data Peserta Didik No. 15 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
8
Jumlah skor
81
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 15 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 8. Jumlah skor 81 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
71
Tabel 4.16 Analisis Data Peserta Didik No. 16 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
76
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 16 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 10, g). Ketepatan kalimat 10, h).Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 76 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini memberi jawaban pada poin d yaitu alternatif lain tentang menulis karangan persuasi.
72
Tabel 4.17 Analisis Data Peserta Didik No. 17 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
15
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
-
Jumlah skor
69
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 17 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 15, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f) Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis - . Jumlah skor 69 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
73
Tabel 4.18 Analisis Data Peserta Didik No. 18 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
1
Jumlah skor
68
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 18 memperoleh skor a) Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 19, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 1. Jumlah skor 68 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
74
Tabel 4.19 Analisis Data Peserta Didik No. 19 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
9
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
7
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
9
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
9
Jumlah skor
71
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 19 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 9, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 7, d). Ketepatan detil peristiwa 9, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 9. Jumlah skor 71 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
75
Tabel 4.20 Analisis Data Peserta Didik No. 20 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
76
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 20 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita14 , b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
76
Tabel 4.21 Analisis Data Peserta Didik No. 21 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
8
Jumlah skor
77
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 21 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f) Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 8. Jumlah 77 skor dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
77
Tabel 4.22 Analisis Data Peserta Didik No. 22 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
8
Jumlah skor
85
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 22 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f) Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 8. Jumlah skor 85 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
78
Tabel 4.23 Analisis Data Peserta Didik No. 23 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
12
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
8
Jumlah skor
71
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 23 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 12, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 8. Jumlah skor 71 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini memberi jawaban sudah lupa tentang menulis karangan persuasi.
79
Tabel 4.24 Analisis Data Peserta Didik No. 24 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
87
Baik Sekali
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 24 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 87 dan interpretasi baik sekali, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
80
Tabel 4.25 Analisis Data Peserta Didik No. 25 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
11
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
-
Jumlah skor
73
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 25 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 11, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis -. Jumlah skor 73 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
81
Tabel 4.26 Analisis Data Peserta Didik No. 26 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
86
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 26 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 86 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
82
Tabel 4.27 Analisis Data Peserta Didik No. 27 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
13
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
13
Jumlah skor
89
Baik Sekali
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 27 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 13, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 13. Jumlah skor 89 dan interpretasi baik sekali, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan makna keseluruhan cerita dan ketepatan kata. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
83
Tabel 4.28 Analisis Data Peserta Didik No. 28 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
8
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
7
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
7
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
15
Jumlah skor
65
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 28 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 8, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 7, d). Ketepatan detil peristiwa 7, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 15. Jumlah skor 65 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan logika urutan cerita dan ketepatan detil peristiwa. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini belum pernah mengetahui dan belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
84
Tabel 4.29 Analisis Data Peserta Didik No. 29 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
15
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
5
Jumlah skor
77
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 29 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 15, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 5. Jumlah skor 77 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
85
Tabel 4.30 Analisis Data Peserta Didik No. 30 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
12
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
7
Jumlah skor
78
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 30 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 12, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 7. Jumlah skor 78 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tanda tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
86
Tabel 4.31 Analisis Data Peserta Didik No. 31 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
10
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
8
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
8
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
63
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 31 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 10, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 8, d). Ketepatan detil peristiwa 8, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 63 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detil peristiwa, ketepatan kata. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini memberi jawaban sudah lupa tentang menulis karangan persuasi.
87
Tabel 4.32 Analisis Data Peserta Didik No. 32 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
10
dengan cerita 2
Diksi persuasi
-
3
Ketepatan logika urutan
9
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
9
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
65
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 32 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 10, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 9, d). Ketepatan detil peristiwa 9, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 65 dan interpretasi cukup tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan makna keseluruhan cerita. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
88
Tabel 4.33 Analisis Data Peserta Didik No. 33 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
13
Jumlah skor
76
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 33 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 13. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan makna keseluruhan cerita. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
89
Tabel 4.34 Analisis Data Peserta Didik No. 34 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
9
8
Ejaan dan tata tulis
15
Jumlah skor
82
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 34 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 9, h). Ejaan dan tata tulis 15. Jumlah skor 82 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan makna keseluruhan cerita dan ketepatan kata. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini memberi jawaban sudah lupa tentang menulis karangan persuasi.
90
Tabel 4.35 Analisis Data Peserta Didik No. 35 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
9
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
8
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
7
5
Pilihan makna keseluruhan
8
cerita 6
Ketepatan kata
8
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
70
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 35 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 9, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 8, d). Ketepatan detil peristiwa 7, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 8, f). Ketepatan kata 8, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 70 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan detil peristiwa. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
91
Tabel 4.36 Analisis Data Peserta Didik No. 36 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
14
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
3
Jumlah skor
73
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 36 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 14, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 3. Jumlah skor 73 dan interpretasi cukup . tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
92
Tabel 4.37 Analisis Data Peserta Didik No. 37 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
12
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
9
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
13
Jumlah skor
72
Cukup
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 37 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 12, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 9, g). Ketepatan kalimat 10, h). Ejaan dan tata tulis 13. Jumlah skor 72 dan interpretasi cukup, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan deti peristiwa. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
93
Tabel 4.38 Analisis Data Peserta Didik No. 38 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
12
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
10
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
13
Jumlah skor
76
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 38 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 12, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 10, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 10, g). Ketepatan kalimat 10, h) Ejaan dan tata tulis 13. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ketepatan detil peristiwa. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
94
Tabel 4.39 Analisis Data Peserta Didik No. 39 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
14
dengan cerita 2
Diksi persuasi
10
3
Ketepatan logika urutan
13
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
14
5
Pilihan makna keseluruhan
10
cerita 6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
9
Jumlah skor
90
Baik Sekali
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 39 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 14, b). Diksi persuasi 10, c). Ketepatan logika urutan cerita 13, d). Ketepatan detil peristiwa 14, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 10 f). Ketepatan kata 10, g). Ketepatan kalimat 10, h) Ejaan dan tata tulis 9. Jumlah skor 90 dan interpretasi baik sekali, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
95
Tabel 4.40 Analisis Data Peserta Didik No.40 No 1
Aspek Penilaian Kesesuaian
isi
tulisan
Skor
Interpretasi
13
dengan cerita 2
Diksi persuasi
3
Ketepatan logika urutan
12
cerita 4
Ketepatan detil peristiwa
12
5
Pilihan makna keseluruhan
9
cerita 6
Ketepatan kata
10
7
Ketepatan kalimat
10
8
Ejaan dan tata tulis
10
Jumlah skor
76
Baik
Tabel di atas menunjukan bahwa data nomor 40 memperoleh skor a). Kesesuaian isi tulisan dengan cerita 13, b). Diksi persuasi - , c). Ketepatan logika urutan cerita 12, d). Ketepatan detil peristiwa 12, e). Ketepatan makna keseluruhan cerita 9, f). Ketepatan kata 10, g) Ketepatan kalimat 10, h) Ejaan dan tata tulis 10. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik, tetapi kelemahan pada data ini terletak pada kriteria ejaan dan tata tulis. Hal ini diperkuat dengan data angket (terlampir), bahwa data ini pernah mengetahui dan pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi.
96
Tabel 4.6 Data Tes Peserta Didik kelas VIII.5 dengan Media Iklan Air Minum Aqua No
Nama
Nilai
Interpretasi
1
Ahmad Zaini Nasution
82
Baik
2
Andi Ramdani
51
Cukup
3
Dimas Pratomo
76
Baik
4
Dwi Astuti Wulandari
58
Cukup
5
Elsa Febriyanti
81
Baik
6
Endah Kurniyanti
73
Cukup
7
Fahmi Esa Priatna
75
Cukup
8
Febi Rianti Sanusi
80
Baik
9
Gery Septiawan
76
Baik
10
Indiana Prihandayanti
60
Cukup
11
Jejen Haryanto
83
Baik
12
M. Fauzan
54
Cukup
13
M. Fiqri
73
Cukup
14
M. Kharisna
76
Baik
15
Manarul Razaq
81
Baik
16
Muhamad Azhari
76
Baik
17
Muhammad Taufik Hidayat
69
Cukup
18
Muhammad Fahran
68
Cukup
19
Muhammad Hud
71
Cukup
20
Muhammad Khadafi
76
Baik
21
Muhammad Rifa'i
77
Baik
22
Muhammad Rizki Ramadan
85
Baik
23
Muhammad Rizky Baihaqi
71
Cukup
24
Muhammad Surya
87
Baik Sekali
97
25
Mutsaqqafin
73
Cukup
26
Nabilah Putri
86
Baik
27
Nadiaroh Safitri
89
Baik Sekali
28
Nur Muhaimin Ferdiansyah Octaviani Raznida
65
Cukup
77
Baik
78
Baik
31
Puput Putri Karmila Ragil Feriyani
63
Cukup
32
Raihana Qonitha
65
Cukup
33
Ramanda Saputra
76
Baik
34
Resly Apriyan
82
Baik
35
Rifaldy Ryanthoni
70
Cukup
36
Robi Fakhrudin
73
Cukup
37
Sadam Nurholis
72
Cukup
38
Sela Dian Nada
76
Baik
39
Shifa Aulia
90
Baik Sekali
40
Susmita Atmaja
76
Baik
29 30
98
Tabel 4.7 Data Tes Peserta didik kelas VIII.5 dengan Tanpa Media IklanAir Minum Aqua No
Nama
Nilai
Interpretasi
1
Ahmad Zaini Nasution
72
Cukup
2
Andi Ramdani
54
Kurang
3
Dimas Pratomo
60
Cukup
4
Dwi Astuti Wulandari
59
Kurang
5
Elsa Febriyanti
65
Cukup
6
Endah Kurniyanti
54
Kurang
7
Fahmi Esa Priatna
69
Cukup
8
Febi Rianti Sanusi
60
Cukup
9
Gery Septiawan
54
Kurang
10
Indiana Prihandayanti
69
Cukup
11
Jejen Haryanto
69
Cukup
12
M. Fauzan
65
Cukup
13
M. Fiqri
54
Kurang
14
M. Kharisna
55
Kurang
15
Manarul Razaq
69
Cukup
16
Muhamad Azhari
59
Kurang
17
Muhammad Taufik Hidayat
64
Cukup
18
Muhammad Fahran
45
Kurang
19
Muhammad Hud
55
Kurang
20
Muhammad Khadafi
59
Kurang
21
Muhammad Rifa'i
54
Kurang
22
Muhammad Rizki Ramadan
59
Kurang
23
Muhammad Rizky Baihaqi
44
Kurang
24
Muhammad Surya
64
Cukup
99
25
Mutsaqqafin
74
Cukup
26
Nabilah Putri
69
Cukup
27
Nadiaroh Safitri
64
Cukup
28
Nur Muhaimin Ferdiansyah
69
Cukup
29
Octaviani Raznida
60
Cukup
30
Puput Putri Karmila
69
Cukup
31
Ragil Feriyani
54
Kurang
32
Raihana Qonitha
74
Baik
33
Ramanda Saputra
55
Kurang
34
Resly Apriyan
54
Kurang
35
Rifaldy Ryanthoni
54
Kurang
36
Robi Fakhrudin
54
Kurang
37
Sadam Nurholis
44
Kurang
38
Sela Dian Nada
69
Cukup
39
Shifa Aulia
64
Cukup
40
Susmita Atmaja
64
Cukup
Nilai KKM yang harus dicapai oleh peserta didik di kelas VIII.5 adalah 7.5. Penggunaan media iklan sangat membantu dalam proses pembelajaran khusunya saat pembelajaran menulis karangan persuasi, dengan adanya media tersebut peserta didik dapat mengembangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan, hal ini terlihat dari nilai peserta didik, nilai peserta didik sebagian besar diatas nilai KKM, sedangkan menulis karangan persuasi tanpa menggunakan media iklan (Aqua Health) banyak peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil analisis, peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 18 peserta didik, dengan presentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N =
55% dari 40 peserta
didik. Sedangkan, peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM
100
(75) sebanyak 22 peserta didik, dengan persen yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N =
= 55% dari 40 peserta didik.
Keterampilan peserta didik SMP Islamiyah Ciputat, saat ini bisa di katakan baik dari sebelumnya, peserta didik mampu mengembangkan sebuah tulisan dalam bentuk karangan khususnya keterampilan dalam menulis karangan persuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian serta penggunaan media iklan (Aqua Health) yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan persuasi. Dengan demikian penggunaan media iklan tersebut mampu merangsang imajinasi agar lebih kreatif dalam menuangkan ide pikiran ke dalam sebuah tulisan. Jika dilihat pada tabel analisis individu peserta didik, dapat disimpulkan bahwa peserta didik mengalami kelemahan pada aspek ejaan dan tanda baca, aspek tersebut menjadi acuan penilaian dalam keterampilan menulis karangan persuasi.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Dalam bab V ini berisi simpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun simpulan dan saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi dikelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat mengalami peningkatan (dilihat dari hasil KKM). Hasil tes yang diperoleh, peserta didik mampu mengembangkan keterampilan dalam menulis khususnya dalam menulis karangan persuasi dan termasuk dalam interpretasi baik. 2. Berdasarkan tabel analisis individu peserta didik, maka diperoleh nilai keterampilan menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan (Aqua Health) sebanyak 22 peserta didik yang mencapai nilai KKM. Sedangkan peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 18 peserta didik. Hasil tes keterampilan menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan pada kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat dalam interpretasi baik. Penggunaan media iklan dapat merangsang imajinasi peserta didik agar lebih kreatif dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan, khususnya dalam menulis karangan persuasi.
B. Saran Berdasarkan penelitian ini yang dilakukan di SMP Islamiyah Ciputat bahwa keterampilan menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan (Aqua Health) bisa dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran. Saran atau rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan diantaranya sebagai berikut:
101
102
1. Guru Dalam pembelajaran menulis, guru hendaknya menggunakan media yang tepat agar materi yang disampaikan lebih mudah diterima.
2. Peserta Didik Peserta didik hendaknya melatih keterampilan menulis dengan mengembangkan ide ke dalam sebuah tulisan, sehingga peserta didik dapat berimajinasi membuat karangan persuasi.
3. Sekolah Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya melatih keterampilan menulis yang di miliki peserta didik. Sekolah dapat mengadakan kegiatan seperti lomba yang dapat menumbuhkan dan menyalurkan kreativitas menulis.
4. Penelitian Sebidang Penggunaan media iklan ini baik diterapkan kepada peserta didik karena melihat angka keberhasilan peserta didik dalam menulis karangan persuasi dengan. Peneliti berharap bahwa penggunaan media ikaln dalam menulis karangan persuasi tidak hanya baik untuk karangan persuasi, akan tetapi macam-macam karangan lainnya seperti karangan narasi, karangan eksposisi, karangan argumentasi, dan karangan deskripsi, dan aspek menulis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Lif Koiru dan Sofan Amri. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional & Nasional. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010. Ambarwati, Dewi, “Peningkatan Keterampilan Menulis Persuasi dengan Media Iklan Advertorial pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prembun”, Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta: 2011. tidak dipublikasikan. Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Yogyakarta: Media Abadi, 2004. Arifin, Zaenal dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2010. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, 2009. Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Djaramah, Bahri Syeful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Faisal, Sanafiah. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Fathurrohmo, Pupuh. et.al. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama, 2009. Finoza, Lamudin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009. Gani, Ramlan Abdul & Mahmudah Fitriyah. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: FITK Pres, 2010. Gie, The Liang. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi, 2002. Hernawan, Asep Herry. dkk. Media Pembelajaran SD. Bandung: Upi Press, 2007. Ibrahim, R. dkk. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Keraf, Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah, 1994. Kusnandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011.
103
104
Masiello, Lea. WritingIn Action: A Collabrative Rhetoric for College Writers. New York: Macmillan, 1986. Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran.Jakarta: Referensi, 2013. Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UGM, 2010. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013. Qoriatun, “Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan. Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009. Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: Upi Press, 2007. Ruswandi, Uus dan Bahrudin. Media Pembelajaran. Bandung: CV Insan Mandiri. Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati, 2012. Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan pengertian. Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajawali Press, 2010. Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2010. Sari, Yenika Yana. “Kemampuan Menulis Karangan Persuasif Melalui Media Poster Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014”, Artikel E-Journal Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang: 2014. tidak dipublikasikan. Smaldino Sharon L, dkk. Intructional Technology And Media For Learning Teknologi Pembelajaran Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
105
Sudijo, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Teknologi Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru, 1997. Sukardi. Metode Peneleitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Suleiman, Amir Hamzah. Media A udiovisual untuk Perguruan. Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia, 1985. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai suatu ketermapilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. Usman, Basyirudin dan Asnawir. Media pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Y, Budinuryanta. dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Yuwono, Untung. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH
: SMP Islamiyah Ciputat
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
A.
KELAS
: VIII
SEMESTER
:2
STANDAR KOMPETENSI : Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
B.
KOMPETENSI DASAR : Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilhan kata dan kalimat yang bervasiasi serta menggunakan kalimat persuasif.
C.
MATERI PEMBELAJARAN : Poster, slogan, iklan
D.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No
Indikator Pencapaian Kompetensi
1 Menunjukkan jenis-jenis slogan/poster
Nilai Budaya Kewirausahaan/ Dan Karakter Ekonomi Kreatif Bangsa Komunikatif Tanggung jawab
2 Menulis slogan/poster sesuai dengan konteks.
:
Dapat dipercaya
Kepemimpinan
Menulis iklan dengan kalimat persuasi E.
TUJUAN PEMBELAJARAN: Peserta didik dapat: Terampil menulis slogan poster dan iklan yang kreatif dan menarik.
F.
METODE PEMBELAJARAN : Inkuiri Tanya jawab Penugasan Refleksi
G.
Strategi Pembelajaran Tatap Muka
Terstruktur
1. Menjelaskan
Menulis slogan,
Peserta didik menunjukkan jenis-
definisi
poster dan iklan
jenis slogan/poster.
slogan/poster.
sesuai dengan
2. Menunjukkan
konteks.
jenis-jenis
Mandiri
Peserta didik menulis slogan/poster sesuai dengan konteks.
slogan/poster. 3. Menjelaskan
Menulis iklan
Peserta didik menulis iklan dengan
pengertian iklan
dengan kalimat
kalimat persuasi.
dan karangan
persuasi.
persuasi
H.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : No.
Kegiatan Belajar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1.
Kegiatan Awal :
Komunikatif
Guru menunjukkan berbagai slogan dan poster, guru bertanya jawab mengenai isi poster/slogan. Guru mengajukan pertanyaan untuk apa slogan dan poster dibuat dan bagaimana cara menyusunnya. Guru menunjukkan iklan air minum Aqua Guru mengajukkan pertanyaan tentang pengertian karangan persuasi. 2.
Kegiatan Inti
:
Tanggung jawab
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi : Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture, dan mimik yang tepat. Memfasilitasi peserta didik mengamati ciri slogan dan langkah menyusun slogan yang ada di buku siswa. Melibatkan
peserta
didik
mencari
informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan
prinsip
alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber. Menggunakan
beragam
pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memfasilitasi mendiskusikan slogan,
peserta isi
hubungan
slogan, tujuan/visi
didik makna dari
perusahaan organisasi atau perusahaan dengan makna slogan, penggunaan kata dalam slogan, dan penataan kata dalam slogan. Memfasilitasi peserta didik mengamati ciri poster dan langkah menyusun slogan yang ada di buku siswa. Peserta didik mendiskusikan isi poster dengan kalimat dan gambar poster dengan kalimat dan gambar poster, penggunaan kata dalam poster dan penataan gambar/kalimat poster.
Memfasilitasi peserta didik mengamati ciri-ciri iklan Memfasilitasi
peserta
pembelajaran
didik
dalam
kooperatif
dan
peserta
didik
kolaboratif. Memfasilitasi berkompetensi
secara
sehat
untuk
meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen,
festival,
serta
produk yang dihasilkan. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa
percaya
diri
peserta didik. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun
hadiah
terhadap
keberhasilan peserta didik. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui. Meluruskan memberikan
kesalah
pemahaman,
penguatan
dan
penyimpulan. 3.
Kegiatan Akhir :
Dapat dipercaya
Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan pembelajaran hari ini. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik..
I.
ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit
J.
SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN : 1. Berbagai slogan perusahaan, organisasi, atau kegiatan. 2. Berbagai poster dari berbagai peristiwa. 3. Iklan air minum Aqua versi Helath 4. Lembar Kerja Peserta Didik
K. PENILAIAN Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran.
No.
Indikator
Teknik
Pencapaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen
Kompetensi 1.
2.
Mampu
Penugasan
menunjukkan
individual/kelompok
Proyek
Tulislah jenis
beberapa slogan/poster
jenis-jenis
berdasarkan
slogan/poster.
keperluannya!
Mampu
Penugasan
menulis
individual/kelompok
Proyek
Buatlah
sebuah
slogan/poster
sesuai
slogan/poster
dengan konteks!
sesuai
Perbaikilah
dengan
konteks.
slogan/poster
yang
sudah
tulis
kamu
sesuai
saran
teman/gurumu!
Tangerang Selatan , 4 Maret 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Bahasa
Mahasiswa
Indonesia
Lisa Purnama Sari, SPd
Yayah Fauziah 1111013000050
LAMPIRAN 2
Teknik Tes Penggunaan Media Iklan (Aqua Health) dalam keterampilan menulis karangan persuasi di Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat Nama
:
Kelas
:
Tanda Tangan
:
Petunjuk 1. Tulislah nama kelas secara lengkap 2. Kerjakan tes ini dengan seksama pada lembar jawaban yang disediakan
Ketentuan 1. Buatlah karangan persuasi berdasarkan iklan berikut ini! 2. Perhatikanlah ! A. Kesesuaian isi tulisan dengan cerita B. Ketepatan logika urutan cerita C. Ketepatan detil peristiwa D. Ketepatan makna keseluruhan cerita E. Ketepan kata F. Ketepatan kalimat G. Ejaan dan tata tulis H. Diksi persuasi
Soal Tes untuk Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan: Buatlah karangan persuasi berdasarkan media iklan produk air minum Aqua, dengan memperhatikan ketentuan diatas!
LAMPIRAN 3 ANGKET Penggunaan Media Iklan (Aqua Health) dalam keterampilan menulis karangan persuasi di Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat Penjelasan 1. Sebelum mengisi angket ini, jangan lupa untuk mengisi identitas terlebih dahulu 2. Siahkan kalian menjawab dengan jujur dan sesuai dengan apa yang kamu alami dalam belajar bahasa Indonesia. Identitas Pengisian Nama
:
Kelas
:
Tanda Tangan : Petunjuk a) Tulislah nama dan kelas anda secara lengkap! b) Bacalah isi angket dengan cermat! c) Jawablah pertanyaan diatas dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang disediakan! d) Anda dapat menulis alternatif jawaban lain, selain pilihan jawaban yang disediakan!
Soal 1. Sebelum penelitian ini, apakah Anda mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi? a. Pernah c. Sudah Lupa
b. Belum Pernah d. ……
2. Apakah Anda pernah menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan air minum Aqua?
3.
a. Pernah
b. Belum Pernah
c. Sudah Lupa
d. ……
Apakah sebelumnya Anda pernah menulis karangan persuasi dengan menggunakan produk lain selain produk iklan air minum Aqua ?
4.
a. Pernah
b. Belum Pernah
c. Sudah Lupa
d. ……
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan ?
5.
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. ……
Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produk air minum Aqua melalui media iklan?
6.
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. ……
Apakah Anda mengalami kesulitan dengan menggunakan media iklan yang digunakan oleh guru dalam menulis karangan persuasi? a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. …………….
7. Apakah Anda mengalami kesulitan dengan penulisan ejaan yang benar dalam menulis karangan persuasi? a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. ………………
8. Bagaimana cara Anda mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produk air minum Aqua? a. Bertanya kepada guru
b. Membaca buku
c. Bertanya kepada teman
d. ……………..
9. Apakah dengan penggunaan media iklan memberikan Anda mudahan untuk menulis karangan persuasi produk air minum Aqua?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. ……
10. Jika pada nomor (9) jawabannya Ya atau Kadang-kadang, apa alasan Anda? a. Dapat memberi inspirasi atau gagasan dalam menulis karangan persuasi b. Memberikan gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam menulis bahasa iklan, sehingga adanya ketepatan isi (pesan isi) dengan media iklan air minum Aqua c. a dan b benar d. ……………..
Terima kasih
2. Deskripsi dan Analisis Data Angket a. Deskripsi Data Angket Menulis Karangan Persuasi Berdasarkan Media Iklan (Aqua Health) Angket yang disebarkan kepada peserta didik sebanyak empat puluh peserta didik. Angket dianalisis pada masing-masing pertanyaan yang diajukkan dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut.
x 100 %
P=
Keterangan : F= frekuensi yang sedang dicari presentasenya N= Number of Class (Jumlah Frekuensi/banyak individu) P= Angka Presentase Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisa data dari hasil penelitian, maka setiap butir dibuatkan suatu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis data. Teknik tersebut dimaksudkan agar data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulannya dari masalah yang diteliti. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut. Analisis Data Angket Peserta Didik dalam Menulis Karangan Persuasi Menggunakan Media Iklan (Aqua Health) 1. Sebelum penelitian ini, apakah Anda mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi? No 1
Jawaban a. Pernah
F
%
23
57.5%
2
b. Belum pernah
12
30%
3
c. Sudah lupa
3
7.5%
4
d. Jawaban Lain
2
5%
40
100%
Deskripsi Dari jumlah populasi kelas sebanyak 40 peserta didik. Dari 23 peserta didik dengan persen 57.5% ternyata pernah mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi. Sebanyak 12 peserta didik dengan jumlah peresen 30% belum pernah mengetahui atau belum pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi tanpa media iklan. Sedangkan yang menjawab poin c sebanyak 3 dengan jumlah persen 7.5%, pada poin d yang memberi jawaban lain sebanyak 2 peserta didik dengan jumlah persen 5%. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik pernah mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi tanpa media iklan. 2. Apakah Anda pernah menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan air minum Aqua? No
Jawaban
F
%
1
a. Pernah
15
37.5%
2
b. Belum pernah
22
55%
3
c. Sudah lupa
1
2.5%
4
d. Jawaban lain
2
5%
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata yang menjawab pernah sebanyak 15% dengan jumlah persen 37.5% mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi dengan menggunakan media iklan, sedangkan sebanyak 22 peserta didik dengan jumlah persen 55% menjawab belum pernah. Pada poin c yang menjawab 1 peserta didik dengan jumlah persen 2.5%, sedangkan yang menjawab jawaban lain sebanyak 2 peserta didik dengan persen 5%. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik belum pernah mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan. 3. Apakah Anda pernah menulis karangan persuasi tanpa menggunakan media iklan air minum Aqua? No
Jawaban
F
%
1
a. Pernah
9
22.5%
2
b. Belum pernah
30
75%
3
c. Sudah lupa
-
-
4
d. Jawaban lain
1
2.5%
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata yang pernah mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi tanpa menggunakan media iklan air minum Aqua sebanyak 9 peserta didik dengan jumlah persen 22.5%. peserta didik
belum pernah mengetahui atau belum pernah mendengar tentang menulis
karangan persuasi tanpa menggunakan media iklan sebanyak 30 peserta diidk dengan jumlah persen 75%. Tidak ada peserta didik yang menjawab sudah lupa dengan
persen 0%. Sedangkan yang memberi jawaban lain sebanyak 1 peserta didik dengan persen 2.5%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik belum pernah mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan. 4. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan ? No
Jawaban
F
%
1
a. Ya
10
25%
2
b. Tidak
18
45%
3
c. Kadang-kadang
11
27.5%
4
d. Jawaban lain
1
2.5%
32
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel sebanyak 40 peserta didik, ternyata yang menjawab bagian Ya sebanyak 10 peserta didik dengan jumlah persen 25% bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan, sebanyak 18 peserta didik dengan jumlah persen 45% tidak mengalami kesulitan saat menulis karangan persuasi dengan mengguanakn media iklan. Peserta didik yang menjawab kadang-kadang sebanyak 11 peserta didik dengan jumlah persen 27.5 %, sedangkan yang memberi jawaban lain sebayak 1 peserta didik dengan jumlah persen 2.5%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik tidak mengalami kesulitan saat menulis karangan persuasi dengan mengguanakn media iklan. 5. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produk air minum Aqua melalui media iklan.
No
Jawaban
F
%
1
a. Ya
12
30%
2
b. Tidak
21
52.5%
3
c. Kadang-kadang
6
15%
4
d. Jawaban lain
1
2.5%
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel sebanyak 40 peserta didik, ternyata yang12 orang dengan persen 30% mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produk air minum Aqua. 21 peserta didik dengan persen 52.5% yang menjawab tidak mengalami keusliatan dalam menulis karangan persuasi produk air inum Aqua. 6 peserta didik dengan persen 15% menjawab kadangan-kadang mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produki air minum Aqua. Sedangkan yang memberi menjawab lain sebanyak 1 peserta didik dengan persen 2.5%. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produk air minum Aqua melalui dengan media iklan. 6. Apakah Anda mengalami kesulitan dengan menggunakan media iklan yang digunakan oleh guru dalam menulis karangan persuasi? No
Jawaban
F
%
1
a. Ya
6
15%
2
b. Tidak
26
65%
3
c. Kadang-kadang
8
20%
4
d. Jawaban lain
-
-
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata yang menjawab ya sebanyak 16 peserta didik dengan jumlah persen 15% mengalami kesulitan dengan menggunakan media iklan yang digunakan oleh guru dalam menulis karangan persuasi, sebanyak 26 peserta didik dengan jumlah persen 65%. Peserta didik yang memilih kadang-kadang sebanyak 8% dengan jumlah 20% Tidak ada peserta didik yang menjawab alternatif lain pada butir d. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik belum pernah mengetahui atau pernah mendengar tentang menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan. 7. Apakah Anda mengalami kesulitan dengan penulisan ejaan yang benar dalam menulis karangan persuasi? No
Jawaban
F
%
1
a. Ya
11
27.5%
2
b. Tidak
15
37.5%
3
c. Kadang-kadang
9
22.5%
4
d. Jawaban lain
5
12.5%
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata 11 peserta didik dengan presentase 27.5% mengalami kesulitan dengan penulisan ejaan yang benar dalam menulis karangan persuasi. 15% peserta didik dengan persen 37.5% tidak pernah mengalami kesulitan dengan penulisam ejaan yang benar dalam menulis karangan persuasi. 9 peserta didik dengan persen 22.5% yang menjawab kadang-kadang mengalami kesulitan dengan penulisan ejaan yang benar. Sedangkan 5 peserta didik dengan persen 12.5% memberi jawaban lain. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar dari separuh pesera didik tidak mengalami kesulitan dengan penulisan ejaan yang benar dalam menulis karangan persuasi. 8. Bagaimana cara Anda mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi produk air minum Aqua? No
Jawaban
F
%
1
a. Bertanya kepada guru
38
95%
2
b. Membaca buku
2
5%
3
c. Bertanya kepada teman
4
10%
4
d. Jawaban lain
-
-
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata 38 peserta didik dengan persen 95% bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi. 2 peserta didik dengan persen 5% membaca buku ketika mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi. 4 peserta didik dengan persen 10% bertanya kepada teman ketika mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi. Tidak ada peserta didik yang menjawab lain pada butir d. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan. 9. Apakah dengan penggunaan media iklan memberikan Anda kemudahan untuk menulis karangan persuasi produk air minum Aqua? No 1
Jawaban a. Ya
F
%
27
67.5%
2
b. Tidak
5
12.5%
3
c. Kadang-kadang
7
17.5%
4
d. Jawaban lain
1
2.5%
40
100%
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata 27 peserta didik dengan persen 67.5% menjawab bahwa penggunan media iklan memberikan kemudahan dalam menulis karangan persuasi. Sebanyak 15 peserta didik dengan persen 12.5% memjawab dalam penggunaan media iklan tidak mengalami kemudahan dalam menulis karangan persuasi. 7 peserta didik dengan jumlah persen 17.5% menjawab kadang-kadang mengalami kemudahan sedangkan 1 peserta didik dengan jumlah persen 2.5% menjawab jawaban lain. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik bahwa penggunaan media iklan memberikan kemudahan dalam menulis karangan persuasi berdasarkan media iklan. 10. Jika jawaban di atas (9) jawabannya Ya atau Kadang-kadang, apa alasan Anda? No 1
Jawaban
F
a. Dapat
%
memberi 9
inspirasi atau gagasan dalam menulis karangan persuasi 2
b. Memberikan gambaran 16 yang dapat dijadikan pokok
pikiran
dalam
menulis bahasa iklan, sehingga
adanya
40%
ketepatan isi (pesan isi) dengan media iklan air minum Aqua 3
c. a dan b
3
7.5%
4
d. jawaban lain
9
22.5%
40
100%
Jumlah
Deskripsi Dari jumlah sampel 40 peserta didik, ternyata 9 peserta didik dengan persen bahwa penggunaan media dapat memberi inspirasi atau gagasan dalam menulis karangan persuasi. 16 peserta didik dengan persen 40% bahwa penggunaan media memberikan gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam menulis bahasa iklan, sehingga adanya ketepatan isi (pesan isi) dengan media iklan air minum Aqua. 3 peserta didik dengan persen 7.5% menjawab a dan b. Sedangkan 9 peserta didik dengan persen 22.5% menjawab jawaban lain. Berdasarkan deskripsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari separuh peserta didik bahwa penggunaan media memberikan gambaran yang dapat dijadikan pokok pikiran dalam menulis bahasa iklan, sehingga adanya ketepatan isi (pesan isi) dengan media iklan air minum Aqua.
Dokumentasi Belajar Mengajar
r----·~-·
L___ J
• 7t h?I@"lo,ril::'qV1,
E'/tJr-lJh
~PC/V1U rq/.....otn
I
fV\C\.l"pCfQ)..nj"\
i
fit"
i-"
.~,
.......__._.!
r'1lT1\ ali r
I
ij "0'"
~sqY19~1- 'CIA
MPn3~j,ql- ~o", ~ub"h
c::{ I£'OfIIAr-~CI
• d/so('lC/1 ql,,- lIl!'gt te"'rdqpot I- ..9
!- u/ou 1-, I
/t-{6>njt:'rjClr--p.oVl
"I'~@ns~ft-q~/
~aI78qk-lqA JlIiPn8"=-~L./JV1..!'} !oesehct l- c.n pi"'~ fjanglc'ct [>Qn'{fCl'/'l
, ....u :UcC(
\AV\\-Ul=
~
01'0111\::::{.8
6(1
lelf;
It
r
• ada
!
qir-t
~.:J'\..I J-~ ~(OSf>~q{-qh:... ~1"\'D
l:J1'cJIIP_ ;.t
J
Jt
J ~
-===~~--------------~~~--~-----~~--~~~--~~~--~
~
.'1
1
~==~~-----~=T--~~~~----~-----------~----+~---+-----~
/
,,----- doo ~or.--...----"- ... -'~.------.-------.. --
-.----~.-~.~-~"-.- -.,-.~..-.-."",.""--~ ,~~~
1"'u\;:xJn
~.-----.---
~~~
. ---.----..---. .
...
------.~
,,'" L -
-------.--:
'-"
'73 b/c adf\ o+o.~ C7\ .........r.~; ""- -'~:--"'---'---'---'--"'-'---'--, -------.-,
\fl('n\\~)l~
rI'{'A('~~ . --,.--·--.. ---- . --.'1'.t""~. .--- ---'-" '~ . _.. \,-'.~ ,., '" ,- . -..'~~('(\')O\""" -~---
m-t'OlI'\'r, cllfll1
,.,.---------~-~--------.---
..-,-----...
.~~.- I'"'~~~~~~t(~~~-~~~ ",'f1~~.-' ------ .~-,-------------.. --.--.--- ..----,~,------- ------.-~--.----------'-I s.-<:hori ~ O')e"'p!$ ~ VN-'J~ M f~O\n ~~ ~\f\0 . ..... _- -.. --. --'-,---_.- -----,----- --- •...------ ...... - .-.
.______ L__M~~__~~ __ ~~~~_ ~-,.-"'----
~.---""...--.-----------------.-.------.----.-
<:l\~. __ _~O't
I "".v -. FJ C'---------------------------· ..- ....---...-----.-..----.. .- . ~
..
o
r~ l.,
..
1'iI~~
)~
~on.9frrl:-~f
'~\1-C\
~--~~--
-~--.---.---.~---.-
Never put off till tomorrow what you can d.o today
/
CJ Sebag I~n
"Q~ -at;_ czoc $' ._~_
N\.\,ACJ_
.bes<:u-·
'Ff}'~ '(abut-, lo/:#+o ell' {/'!?dunat Ctrr PI f'~ero' olan ~.f.a.lc (cctb/a
C=:J [~J
("j ---;
Seba9 t'~'"' beso.t- rS- % t"ndu17gt ~f'r I'W/'nerat·
0
f~t:= fr,fa dl'
art' ~(C-fet"'l
(.7/1' {r""dlJ.J1. /
__.-:.:=::::::.....-!--..!.Pe--=:..:n.:.;;t.:.~~a~n~~'L~~bt~l)-=L:..::..-'~~/c~t---.Ja~n~().~..'~=--=-~-=--=-=--+!-~/ .. i ~
"
1· . -e~oto.V\ . t;>. l
\l~'(.
..,
y . ~ever put off tiII~qmorr~w ~hat you can do today V)o.D.Y' ~a..~ ~\u\\} <1 VJ
t ...
. .\.
{ :. ,
. ... \
"
~,
.-c"
';i\
.
'. ',
Je:jCjy\ ~dr<}Jif\ b
\I( !tl-l'\ ~() vA
Vlil- )'
F" ho\1 1
No Date
\.l-ereiV\"UhCl.\,\ ce.nt« : l\_'
Mauna
--~---~---
\Ja~c;:
,
---~~.~---.---
~
.~.
.
,
.
:::====::=::
,
.
KENKO~ 30 Unes, 6 mm
,
..
-- --. -
,
- -
,.
,
-,
...
I
-
..
-.
,
--
..
-
.. ,
No Date
~"
,
-:
-------.,'.
..
="==='==='==='= '
='= '
~~,=.='' = '
KENKO S 30 lines, 6 mm
,~
,
"
,
,
.. ,
,
,
,
.
.
,
.
"
.
KENKO'" 30 Lines, 6 mm
KENKO" 30 Lines, 6 mm
"
./
I
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
I
JI, Ir, H, Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
~ I
FORM (FR)
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.01lF.lIKM.01.3/.3.!.~g.l2014 Lamp. Hal : Bimhingan Skripsi
Jakarta, 2 Desember 2014
Kepada Yth.
Elvi Susanti, M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas !lmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu 'alaikum wr. wh.
Dengan ini diharapkan kesediaan . (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Saudara
untuk
menjadi
pembimbing
IIII
Nama
: Yayah Fauziah
NIM
: 1111013000050
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
: VII (Tujuh)
Judul Skripsi
: Penggunaan Media Iklan dalam Peningkatan Kemampuan
Menulis Karangan Persuasi diKelas VII SMP, ISLAM TERPADU NURUL QOLBI Judul tersebut telah disetujui oIeh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 1 Desember 2014 , abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (en am) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sarna Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wh.
Tembusan: 1.
2.
Dekan FITK Mahasiswa ybs
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
JLlr. H. JuandaNo 95 Clpulat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit ' No. Revisi: Hal
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01 111
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor: Un.01/F.1/KM.01.31. ...... ./·2015 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta,m Maret Z015
Kepada Yth. Kepala Sekolah
SMP Islamiyah Ciputat
di
Tempat
Assa/amu'a/aikum wr. wb. Oengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Yayah Fauziah
N/M
: 1111013000050
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
: 8 (de/apan)
Judul Skripsi : "PENGGUNAAN MEDIA IKLAN OALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PERSUASI 01 KELAS VIII SMP ISLAMIYAH'CTf5(ffAT'
adalah benar mahasiswali Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) dj instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapatmengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud .. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'a/aikum wr. wb. Bahasa esia
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
YAYASAN ISlAMIYAHCIPUTAT KOTA TANGERANG SElATAN Akta Nomor 02 Tanggal 07 Februari 2012, Bank Syariah Mandiri Rek. 7015231402
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAMIYAH
STATUS: TERAKREDITASI A
Alamat : JI. Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat, Telp.'(021) 7409814 Fax. (021) 74716497
SURAT KETERANGAN PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah
In!
Kepala SMP Islamiyah Ciputat,
menerangkan bahwa :
Nama
: Yayah Fauziah
NIM
: 1111013000050
Fakultas/Jurusan
: FITKI Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Semester
: VIII (Delapan)
Tahun Akademik
.: 201412015
Nama tersebur di atas telah melaksanakan peneJitian ini di sekolah kami dari tanggal 25 Apri12015 pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjudul:
"Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat"
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tangerang Seiatan, 25 Mei 2015
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Yayah Fauziah
NIM
: 1111013000050
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi
: Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di Kelas VII15 SMP Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan.
Dosen Pembimbing
: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
PARAF
REFERENSI _w_····
Ahmadi, Lif Koiru dan Sofan Amri. Strategi
1 Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional &
Nasional. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010.
Ambarwati
I I
I
Dewi,
"Peningkatan
Keterampilan
Menulis Persuasi dengan Media Iklan Advertorial 2
~
pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prembun",
I Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakalia: 2011.
(t~
-
tidak dipublikasikan.
Anwar, 3
Rosihan.
Bahasa
Jurnalistik
dan
Komposisi. Yogyakarta: Media Abadi. 2004. Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa
4
Indonesia
untuk
Perguruan
Tinggi.
Jakarta:
Akademika Pressindo. 2010.
5
6 •
• Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. • Djaramah, Bahri Syeful dan Aswan Zaino Strategi
I Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
~
~ (1 _ {Jv
~
I I
Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan. 7
8
Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2008 Syaiful
Djaramah, 9
10
12
13
14
I 15 I
Faisal, Sanafiah. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
16
Strategi
Belajar
Jakarta. Mawar Gempita. 1998. Gani, Ramlan Abdul dan Mahmudah Fitriyah. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: FITK Pres. 2010. Gie, The Liang. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. 2002. Hemawan Asep Herry. dkk. Media Pembelajaran
SD. Bandung: Upi Press. 2007 . R.
dkk.
Perencanaan
Pengajaran..
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010. Gorys.
Komposisi
Sebuah
Pengantar
Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah. 1994. Kusnandi,
18
et.a1.,
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia.
Keraf, 17
Pupuh.
Mengajar. Bandung: PT RefikaAditama. 2009.
Ibrahim,
•
Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.
Fathurrohman, 11
Strategi
Babri.
Wawan.
1v 1tv ~ ~-
1Jvs ~
~ 'Jv' ~ ~-
~
Komunikasi Massa Sebua
Analisis Media Televisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
i);v
1996. i
i
19
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011.
20
. Masiello, Lea. Writing In Action: A Collabrative
Rhetoric
for
College
Writers.
New
York:
~~
1v
I
Macmillan. 1986. Moleong, 21
Lexy
J.
M.A.
Metode
Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta:
22
23
Oaung Persada COP) Press. 2012. Burhan.
Nurgiantoro,
Penilaian
Pembelajaran
Bahasa. Yogyakarta: UOM. 2010. Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas
24
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: UIN Syarif HidayatuIlah. 2013.
1;v ~ ~
I/;v
Qoriatun, "Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama 25
Putra Tahun Pelajaran 201212013", Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta: 2014. tidak
1v
dipublikasikan. Rahardi, 26
Bahasa
Kunjana.
Perguruan Tinggi.
Indonesia
untuk
Jakarta: Penerbit Erlangga.
2009. Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan 27
Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: Upi Press. 2007.
28
Ruswandi Uus dan Bahrudin. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri. Saddhono,
29
Kundharu
dan
St.
Y.
Slamet.
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati. 2012.
I
30
Sadiman, Arief S. dkk. Media pendidikan. Jakarta: • PT Raja Grafindo Persada. 2011.
~
1v ~
1v ~-
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi
31 Standar Proses Pendidikan.
Jakarta:
Prenada
Media Group. 2010.
Sari Yenika Yana, "Kemampuan Menulis Karangan
Persuasif Melalui Media Poster Siswa Kelas X
Menengah
Sekolah
32
Tanjungpinang
Tahun
Kejuruan
Negeri
Pelajaran
2013/2014",
.~
4
Artikel E-Journal Universitas Maritim Raja Ali
Haji Tanjungpinang: 2014. tidak dipublikasikan.
Smaldino, Sharon L dkk. Intructional Technology
1v
And Media For Learning Teknologi Pembelajaran 33
Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.
tv
Sudijo, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan,
34
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012. i
35
1,;v-
Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru. 1997. Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT
36 i
37
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Teknologi
iv
Bumi Aksara. 2003. Sulei~an, Amir Hamzah. Media Audiovisual untuk
I
Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: i
PT Gramedia. 1985.
38 Suryabrata,
Sumadi.
Metodologi
Penelitian.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005 .
39
Tarigan, Henry Guntur.
40
Usman,
M.
Basyiruddin
Asnawir.
Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. 2002.
4 •
Wibowo,
1v
Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa. 2008.
Manaje.'nen
Hahn.
~
.
~
!tv
Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam
I
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2003 42
Y Budinuryanta, et.al. Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. 43
~ ~
Yuwono, Untung. Penulisan Kalimat dalam Karya
Ilmiah, Karya Tulis Ilmiah Sosial Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004.
1v
Jakarta, 20 Agustus 2015
.~~ ~
Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
BIODATA PENULIS YAYAH FAUZIAH dilahirkan di Bekasi, pada 06 April 1992. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Romlih dan Asmanih ini tinggal di Jl. KH. Junaidi Kp Bogor Rt/Rw 001/ 011 Kecamatan Tarumajaya, Desa Setia Asih Tarumajaya Bekasi. Riwayat pendidikan, penulis pernah sekolah di MI Attaqwa 19 Cabang Bogor tahun 1998, kemudian melanjutkan di sekolah SMPN 1 Tarumajaya Bekasi tahun 2005, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bekasi tahun 2008. Pada tahun 2011 meneruskan pendidikannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sekarang
penulis
sedang
menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“Penggunaan Media Iklan dalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi di Kelas VIII.5 SMP Islamiyah Ciputat” sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.