PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER AMI DI RSUD DR SOEHA DI PRIJONEGORO SRAGEN Ahmat Mujiono1), Wahyu Rima Agustin2), Rufaida Nur Fitriana3) 1) Mahasiswa PRODI S- 1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2) Dosen PRODI S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3) Dosen PRODI S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK
Akut Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga sel otot jantung mengalami kematian.AMI menjadi penyebab kematian utama sehingga pengetahuan perawat tentang penanganan AMI dapat mengurangi angka kematian.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan perawat dalam penanganan pasien gawat darurat dengan AMI di IGD RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Metode penelitianinimenggunakanpenelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Sampel penelitian ini perawat IGD RSUD berjumlah 3 orang, diambil dengan teknik purposive sampling, dihentikan saat data tersaturasi.Analisis data dengan metode collaizi. Hasil penelitian didapatkan 6 tema: 1) tindakan keperawatan pada pasien AMI, 2) hasil pengkajian pada pasien AMI, 3) landasan dalam perumusan diagnosa keperawatan, 4) intervensi keperawatan, 5) prinsip tindakan keperawatan, 6) komponen evaluasi pada pasien AMI. Kesimpulandalampenelitian bahwa pengetahuan perawat dalam penanganan pasien gawat darurat AMI dengan melakukan pengkajian, melakukan perumusan diagnosa berdasarkan landasan, melakukan intervensi dengan prinsip tindakan keperawatan serta melakukan evaluasi sesuai komponen evaluasi. Kata Kunci: Pengetahuan, Perawat IGD, Penanganan AMI, Daftar pustaka: 36 (2008-2015)
1
2
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015 Ahmat Mujiono Nurses’ Knowledge in the Treatment of Emergency Patients with AMI Cardiovascular System Disorder at Dr Soehadi Prijonegoro Local General Hospital of Sragen
ABSTRACT Acute Myocardial Infarction (AMI) occurs when blood flow stops to parts of the heart causing damage to the heart muscle. AMI becomes a major cause of death so that nurses’ knowledge of the treatment of AMI may reduce mortality. The objective of this research is to investigate the nurses’ knowledge in the treatment of emergency patients with AMI at emergency department of Dr. Soehadi Prijonegoro Local General Hospital of Sragen. This research used the qualitative method with phenomenological approach. The samples of research were 3 nurses of Emergency Department of Dr. Soehadi Prijonegoro Local General Hospital. They were taken by using the purposive sampling technique. The data of research were analyzed by using the Collaizi method. The result of this research shows 6 themes, namely: (1) nursing action on AMI patients, (2) study result on the AMI patients, (3) foundation in the formulation of nursing diagnosis, (4) nursing intervention, (5) principle of nursing intervention, and (6) evaluation’s components on the AMI patients. Thus, the nurses’ knowledge in the treatment of AMI emergency patients can be done by doing the study, formulating the diagnosis based on the foundation, intervening with the principle of nursing intervention, and conducting evaluation based on the evaluation’s components. Keywords:Knowledge, nurses of Emergency Department, AMI Treatment, References: 36 (2008-2015)
3
di Amerika Serikat.Dilaporkan setiap
1. PENDAHULUAN Akut
miokard
infark
(AMI)
tahunnya terdapat sekitar 476.124
disebabkan oleh penyumbatan yang
kematian
tiba-tiba pada salah satu cabang dari
serangan jantung. Pada tahun 1999
arteri
diperkirakan
koronaria.Penyumbatan
ini
yang
disebabkan
1.100.000
oleh
warga
dapat meluas dan mengganggu fungsi
Amerika
jantung dan mengakibatkan nekrosis
jantung, 650.000 serangan pertama
miokardium.
akan
kali dan 450.000 serangan ulangan.
meninggalkan parut atau fibrosis pada
Penduduk dengan pendidikan rendah
miokardium.
ternyata
Nekrosis
Penyumbatan
koronaria
dapat
disebabkan
trombosis
koronaria
arteria
mengalami
lebih
oleh
kejadiannya
(terbentuknya
patuhaannya
serangan
besar
angka
dikarenakan
ketidak-
dalam
melakukan
embolus dalam arteri koronaria), atau
pengobatan dan rehabilitasi secara
terjadinya
teratur (Muhammad, 2011).Menurut
pada
proses
arteri
arteroseklerosis
koronaria
(Baradero,
2008).
laporan WHO, pada tahun 2004, penyakit AMI merupakan penyebab
Akut miokard infark (AMI) atau
kematian utama di dunia (WHO,
yang lebih dikenal dengan serangan
2008). Terhitung sebanyak 7.200.000
jantung adalah suatu keadaan dimana
(12,2%)
kematian
suplai
penyakit
ini
darah
pada
suatu
bagian
di
terjadi
akibat
seluruh
dunia.
jantung terhenti sehingga sel otot
Penyakit ini adalah penyebab utama
jantung mengalami kematian. Akut
kematian pada orang dewasa di mana-
miokard sangat mencemaskan karena
mana.
sering berupa serangan mendadak,
kematian nomor dua pada negara
umumnya pada pria usia 35-55 tahun,
berpenghasilan rendah, dengan angka
tanpa
mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO,
ada
keluhan
sebelumnya
(Farissa, 2012). AMI
menempati
AMI
adalah
penyebab
2008). peringkat
Satu juta orang di Amerika
pertama sebagai penyebab kematian
Serikat diperkirakan menderita akut
4
miokard infark tiap tahunnya dan
2010. Laporan Profil Kesehatan Kota
300.000 orang meninggal karena akut
Semarang tahun 2010 menunjukkan
miokard infark sebelum sampai ke
bahwa kejadian penyakit jantung dan
rumah cenderung
sakit.Penyakit
jantung
pembuluh darah sebanyak 96.957
meningkat
sebagai
kasus dan sebanyak 1.847 (2%) kasus
penyebab kematian di Indonesia.Data
merupakan
Survey Kesehatan Rumah Tangga
infark.
(SKRT) tahun 1996 menunjukkan
pembuluh darah merupakan penyakit
bahwa
ini
tidak menular yang menjadi penyebab
tahun
utama kematian dan selama periode
sebagai penyebab kematian. Pada
tahun 2005 sampai dengan tahun
tahun 1975 kematian akibat penyakit
2010 telah terjadi kematian sebanyak
jantung hanya 5,9%, tahun 1981
2.941 kasus dan sebanyak 414 kasus
meningkat
(14%) diantaranya disebabkan oleh
meningkat
proporsi dari
penyakit tahun
sampai
ke
dengan
9,1%,
tahun 1986 melonjak menjadi 16% dan tahun 1995 meningkat menjadi
kasus
akut
Penyakit
miokard
jantung
dan
akut miokard infark (Farissa, 2012). Dengan
adanya
peningkatan
19%. Sensus nasional tahun 2001
kasus gawat darurat setiap tahunnya
menunjukkan bahwa kematian karena
termasuk kegawat- daruratan sistem
penyakit
kardiovaskuler
kardiovaskuler
penyakit
jantung
termasuk
koroner
adalah
dan
tuntutan
masyarakat akan mutu layanan maka
sebesar 26,4% (Farissa, 2012).
pelayanan gawat darurat oleh perawat
Pada bulan Agustus sampai dengan
sebagai
Desember 2002, terdapat 92 pasien
kesehatan
AMI yang datang ke Instalasi Gawat
kegawat- daruratan ini sangat penting
Darurat Rumah Sakit Pusat Jantung
untuk ditingkatkan dimana tujuan
Nasional Harapan Kita. Data Dinas
utama pada pertolongan emergency
Kesehatan provinsi Jawa Tengah
adalah untuk memberikan asuhan
tahun 2006 didapatkan kasus AMI
yang akan menguntungkan pasien
7,32 per 1.000 penduduk. Pada tahun
pelaksana dalam
pelayanan penanganan
5
tersebut sebelum mereka menerima
pengetahuan
perawatan definitif (Faridah, 2009).
sebagai pelaksanan kesehatan dalam
Salah
penanganan pasien dengan gangguan
satu
tempat
praktek
dan
peran
perawat
keperawatan profesional adalah unit
sistem
emergency yang membantu klien
penelitian
dalam
pelayanan
hubungan pengetahuan dan peran
memper-
perawat sebagai pelaksana dengan
tahankan hidup, mencegah kondisi
nilai rho hitung 0,455 dengan taraf
menjadi
dan
signifikasi 0,033.Menurut penelitian
meningkatkan pemulihan. Bantuan
widodo (2010) ada hubungan antara
kegawatdaruratan
pengetahuan
memberikan
kegawatdaruratan
untuk
lebih
buruk
ini
mencakup
kardiovaskuler.
Hasil
menunjukkan
ada
perawat
tentang
banyak organ penting tubuh antara
kegawatdaruratan AMI dengan sikap
lain sistem kardiovaskuler dimana
perawat dalam penanganan pasien
masih
tingginya
angka
AMI.Berdasarkan hasil perhitungan
akibat
serangan
penyakit
kematian sistem
statistik
menunjukkan
bahwa
kardiovaskuler ini dan dua pertiganya
pengetahuan
meninggal dalam dua jam setelah
kegawatdaruratan
serangan (Faridah, 2009).
Infark mempunyai hubungan yang
Pasien-pasien
yang
tiba
perawat
tentang
Akut
Miokard
di
positif terhadap sikap perawat dalam
Instalasi Gawat Darurat (IGD), harus
penanganan pasien Akut Miokard
segera dievaluasi karena kita berpacu
Infark.
dengan waktu dan bila makin cepat
Studi
pendahuluan
yang
tindakan reperfusi dilakukan hasilnya
dilakukan di RSUD dr Soehadi
akan lebih baik. Tujuannya adalah
Prijonegoro
mencegah terjadinya infark miokard
perawat
ataupun membatasi luasnya infark
kurang maksimal, didapatkan data
dan memper-tahankan fungsi jantung.
bahwa
Menurut
Virgianti
Faridah
signifikan pada pasien AMI setiap
(2009),
bahwa
hubungan
tahunnya. Pada tahun 2010 angka
Nur ada
Sragen,
dalam
terjadi
pengetahuan
penanganan
peningkatan
AMI
yang
6
kejadian pasien AMI 111 dengan
dan pelayanan keperawatan yang
angka kematian 5,4% dan terjadi
lebih profesional di masa mendatang.
peningkatan angka kejadian pasien AMI di tahun 2011 yaitu 231 dengan
2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di IGD
angka kematian 1,73%. Pada tahun
RSUD
2012 mengalami jumlah penurunan
Sragen yang dilaksanakan pada bulan
angka
34
22 Desember sampai dengan bulan 22
dengan angka kematian 17,6 %, pada
januari 2015.Jenis penelitian yang
tahun 2013 angka kejadian pasien
digunakan adalah penelitian kualitatif
AMI 27 dengan jumlah kematian
diambil dengan teknik purposive
32%, dan pada tahun 2014 jumlah
sampling meng-gunakan pendekatan
pasien ami menglami peningkatan
fenomenologi.Peneliti menggunakan
kembali, angka kejadian pasien AMI
3 Informan dari IGD RSUD dr
101 dengan angka kematian 7,9%.
Soehadi Prijonegoro Sragen.Teknik
Jadi jumlah pasien AMI di RSUD dr
pengum-pulan data yang digunakan pada
Soehadi
dari
penelitian ini ialah wawancara mendalam
tahun 2010 sampel dengan 2014
dan observasi.Analisis data dengan
mengalami peningkatan yang cukup
metode collaizi.
kejadian
pasien
Prijonegoro
AMI
Sragen
Berdasarkan di
Prijonegoro
Soehadi
Prijonegoro
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
signifikan.
terjadi
Dr
fenomena
RSUD
dr
yang Soehadi
Sragenpeneliti
merasa
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengetahuan perawat dalam
Pengetahuan
perawat
dalam
penanganan pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler AMI di ruang
IGD
Prijonegoro
RSUD Sragen
Dr.
Soehadi
diperoleh
data
melalui wawancara dan dokumentasi
menangani pasien kegawat-daruratan
kepada 3 informan. Hasil penelitian
sistem kardiovaskuler
mengenai pengetahuan perawat dalam
AMI
yang
bekerja pada IGD Sragen untuk dapat
menangani
mewujudkan pelayanan yang bermutu
sistem kardiovaskuler AMI di IGD
pasien
dengan
gangguan
RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen
7
Tindakan
didapatkan 6 tema: 1)
keperawatan
dalam
melakukan
Pengkajian dengan
riwayat
dilanjutkan
pemeriksaan
fisik
dan
pengkajian pada pasien AMI, 2) Hasil
evaluasi
pengkajian pada pasien AMI, 3)
diagnostik.Berdasarkan
Landasan dalam perumusan diagnosa
rencana
keperawatan pada pasien AMI, 4)
dikembangkan pada awalnya untuk
Intervensi keperawatan pada pasien
fase
AMI, 5) Prinsip tindakan keperawatan
riwayat yang lebih komprehensif
pada pasien AMI, 6) Komponen
diperoleh.Informasi tentang faktor
evaluasi pada pasien AMI.
resiko,
a. Tindakan
keperawatan
dalam
pengkajian
pada
melakukan
pemeriksaan
penatalaksanaan
akut.Setelah
pasien
penyakit
pembedahan riwayat
data,
stabil,
jantung
dan
sebelumnya,
dan
penyakit
penting untuk
didapatkan.
Informasi
pada
bermanfaat
dalam
memandu
pasien AMI dengan menanyakan
penyuluhan
pasien,
rehabilitasi
riwayat penyakit dahulu pasien,
jantung, dan perawatan di rumah.
melakukan rekam irama jantung
Merekam EKG 12-sadapan adalah
serta mengkaji TTV pasien untuk
inti dalam alur keputusan untuk
mengetahui kondisi jantug pasien.
diagnosis dan terapi pasien (Patricia,
pasien AMI Melakukan
Setiap
pengkajian
pasien
dengan
yang
datang
keluhan
dadamemerlukan
diagnosis
akan
et all. 2011).
nyeri
b. Hasil
yang
AMI
cepat dan akurat. Konfirmasi dan
ini
pengkajian pada pasien
Pengkajian
pada
pasien
AMI
identifikasi adanya infark miokard
kebanyakan terdapat keluhan nyeri dada
akut
dan menjalar sampai punggung, adanya
(IMA)
adalah
hal
yang
mendasar, karena berkaitan dengan penempatan dan perawatan pasien secara tepat ( Sargowo, 2007).
keluhan sesak nafas serta terdapat kelainan
gelombang
EKG
dengan
muncul ST elevasi.Hal yang paling
sering dikeluhkan pada pasien AMI
8
adalah adanya ketidak-nyamanan
mengeluh kesakitan dari raut wajah
atau
tampak meringis menahan nyeri.
nyeri
dada.Pasien
menggambarkan
sensasi
sering tersebut
Dalam
mendiagnosis
AMI
seperti “seseorang duduk di atas
didasar-kan atas didapatkannya dua
saya”.Nyeri
atau lebih dari 3 kriteria yaitu:
subternal
dapat
menyebar ke leher, lengan kiri,
adanya
punggung,
elektro-kardiografi
atau
rahang.Pada
nyeri
dada,
pemeriksaan fisik, biasanya tampak
peningkatan
gelisah dan distress.Mereka sering
(Sargowo, 2007).
mengambil
suatu
meningkatkan
posisi
pernapasan
untuk dan
(EKG)
petanda
Diagnosa frase
perubahan
atau
dan
biokimia
keperawatan
adalah
pernyataan
yang
mengurangi nyeri.Kulit hangat dan
ringkas.Diagnosa
lembab.Pernapasan mungkin sulit
menunjuk-kan kelompok batasan
dan cepat.Frekuensi jantung dapat
karakteristik yang gagal memenuhi
bervariasi dari bradikardia sampai
nilai
takikardia. Depresi segmen ST dari
diharapkan.Perawat
1 sampai 2 mm atau lebih selama
mengidentifikasi diagnosa kepera-
durasi
watan pada daftar NANDA yang
0,08
detik
dapat
keperawatan
normal
yang
mengindikasikan iskemia miokar-
mencerminkan
dium. Pada EKG, tanda utama
status klien.Diagnosa keperawatan
cedera akut miokard infark adalah
memberikan dasar untuk membuat
adanya elevasi segmen ST (Patricia
kriteria hasil asuhan keperawatan
et all, 2011).
dan
c. Landasan
diagnosa
dalam
perumusan
keperawatan
pada
Dalam menegakkan diagnosa kita cari berdasarkan data obyektif dan subyektif
menentukan
pada
intervensi
–
intervensi yang diperlukan untuk mencapai
kriteria
hasil.(Allen.
2009).
pasien AMI
data
perubahan
missal
pasien
d. Intervensi
pasien AMI
keperawatan
pada
9
Perencanaan keperawatan dilakukan sesuai
kebutuhan
pasien
dengan
memberikan terapi cairan, memberikan oksigen
serta
pengkolaborasian
pemberian obat sesuai advis dokter. Menurut
Luman
menyebutkan
bahwa
menurunkan
angka
insulin
kejadian
Akut
Miokard Infark sebesar 33%. Hal ini menunjukkan berpengaruh
bahwa dalam
terapi
membantu
meningkatkan vaso-dilatasi, tetapi relatife
tidak
efektif
dalam
miokard
infark.
Nitrogliserin
intravena direkomen-dasikan untuk 24 sampai 48 jam pertama untuk
mengurangi
dan gagal jantung, infark dinding
cairan
dan
seperti aspirin digunakan karena mengurangi
agregasi
trombosit.Aspirin
terbukti
angka
untuk
pasien dengan akut miokard infark
pengkolaborasian pemberian obat
menurunkan
nitrogliserin
insulin
kejadian penyakit Akut Miokard Infark.
Pemberian
diperlukan.Berikan
meredakan nyeri pada tahap awal
(2007),
terapi
mungkin
mortallitas
anterior
yang
besar,
iskemia
menetap, atau hipertensi (Patricia, et all. 2011). e. Prinsip
tindakan
keperawatan
pada pasien AMI Dalam keperawatan
prinsip pada
tindakan pasien
AMI
secara bebas pada pasien dengan
dengan mengurangi nyeri menanga-
akut miokard infark.Pasien yang
ni secara cepat serta memonitor
didiagnosis
kondisi pasien.
mengalami
miokard
infark harus terus mendapatkan
Paula (2009) mengatakan tindak-
aspirin dalam waktu yang tidak
an keperawatan dalam penatalak-
terbatas.Memberikan terapi oksigen
sanaan AMI yaitu mengurangi atau
kanul
menghilangkan
rasa
sering terjadi pada pasien yang
memonitor
dan
mengalami miokard infark karena
karakteristik nyeri. Hematologi dan
edema paru.Jika edema paru berat
kimia serum di pantau.Ketika pasien
terjadi
dengan kemungkinan AMI tiba di
distress
nasal
dan
karena
pasien
pernapasan,
hipoksemia
mengalami intubasi
unit
kedaruratan,
nyeri
serta
mencatat
diagnosis
dan
10
penatalaksanaan awal pasien harus
diperiksa dengan sering dan monitor
cepat
terapi
jantung untuk pemantauan segmen
reperfusi paling besar jika terapi
ST terus dipasang pada pasien.
dimulai dengan cepat (Ptricia et all.
Sadapan
2011).
pemantauan harus berdasarkan pada
karena
manfaat
f. Komponen evaluasi pada pasien
infark
mendasarinya.
AMI. Dari
lokasi
yang
semua
perencanaan
dan
evaluasi
dipilih
dan
untuk
irama
EKG
serial
yang dan
serial penanda jantung
mencapai fase evaluasi untuk membuat
serum
dokumentasi dan menyusun rencana
dicatat (Patricia et all, 2011).
untuk
memantau
infark
tindak lanjut serta memonitorbkondisi pasien.
4. KESIMPULAN
Allen (2009), mengatakan dalam komponen tahap evaluasi meliputi pencapaian
kriteria
hasil,
Penelitian
dan
revisi
atau
terminasi rencana asuhan keperawatan. Dalam pencapaian kriteria hasil
catatan
rencana
asuhan
keperawatan dilihat kembali untuk menentukan
pencapaian
kriteria
hasil.Tujuan penatalaksanaan pada pasien di unit perawatan intensif dan unit perawatan intermediate untuk terus memaksimalkan curah jantung sambal meminimalkan kerja jantung secara cermat. Untuk tujuan ini, tanda – tanda vital pasien akan
dapat
disimpulkan
bahwa pengetahuan perawat dalam penanganan pasien gawat darurat
keefektifan tahap – tahap proses keperawatan,
ini
AMI dengan melakukan tindakan keperawatan
dalam
melakukan
pengkajian, untuk memberikan hasil pengkajian pada pasien AMI.Mengidentifikasi dalam
pengetahuan melakukan
perawat perumusan
diagnosa berdasarkan landasan dalam perumusan serta
diagnosa
keperawatan,
melakukan
intervensi
keperawatan dengan prinsip tindakan keperawatan berdasarkan komponen evaluasi pada pasien AMI. 5. SARAN a.
Bagi Perawat IGD
11
tambahan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perawat sebagai
bila
diadakan
penelitian lebih lanjut khususnya
motivasi untuk lebih baik lagi dalam
menjalankan
sebagai
perawat
bagi
tugasnya
pihak
lain
yang
ingin
mempelajari mengenai pengeta-
khususnya
perawat yang bekerja di IGD
huan pera-wat dalam penanganan
b. Bagi Rumah Sakit pasien AMI di ruang IGD. Penelitian ini diharapkan e.
Bagi Peneliti
dapat digunakan sebagai bahan Menambah
pengalaman
masukan bagi perawat terhadap dan pengetahuan
pera-wat
wawasan
peneliti
dalam
dalam keperawatan tentang pengetahu-
penanganan pada pasien AMI di an perawat dalam penanganan ruang IGD. pasien AMI di ruang IGD c.
Bagi Institusi Pendidikan 6. REFERNSI Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahu-an,
Afiyanti,
Y.
&
Rachmawati,
(2014).Metodelogi
dan wawasan mengenai penge-
Kualitatif
tahuan perawat dalam penangan-
Keperawatan.
Proses penelitian dapat
Dalam
Riset
Jakarta:
PT
Allen, Carol Vestal. 2009. Memahami
d. Bagi Peneliti Lain
diharapkan
Penelitian
Grafindo Persada.
an pasien AMI di ruang IGD.
Hasil
I.N.
ini
dijadikan
sebagai referensi atau titik tolak
Keperawatan.
Buku Kedokteran EGC
Jakarta:
12
Asmadi.(2008).Konsep
Dasar
penanganan
pasien
gawat
Keperawatan. Jakarta: EGC
darurat Dengan gangguan sistem
Suliha, 2002. Pendidikan Kesehatan
kardiovaskuler.Vol. 2,No.IV,Des
dalam keperawatan, Jakarta: EGC Baradero,M.,
Dayrit
mary
Siswadi,Yakobus.
http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-
Wilfrid.,
content/uploads/jurnalsurya/noIV
(2008).Klien
Gangguan Kardiovaskular: seri asuhan
2009 (diunduh 9 Januari 2015).
keperawatan.
Jakarta:
/2.pdf Farissa IP. Komplikasi pada pasien infark miokard akut ST-elevasi
EGC Eliastam,M.,
Bresler,
Strenbach,G,.J,
(STEMI)
Michael.J, (1998)
SakuPenuntun
yang
mendapatkan
maupun tidak mendapat terapi
Buku
reperfusi.2012
Kedaruratan
(diunduh
4
Desember 2014). Tersediadari:
Medis. Jakarta; EGC
URL: HYPERLINK
Dinas Kesehatan Kota Semarang.Profil
http://eprints.undip.ac.id/37555/1
Kesehatan Kota Semarang tahun
/Inne_pratiwi_F.G2A008097.KT
2010 [Internet]. 2010 [updated
I.pdf
Juli 2010; cited 2012 Januari 27]. Available
from:
http://dinkes-
kotasemarang.go.id/ Erfandi,
F
&
2009,
Kesehatan
Komunitas Teori dan Praktek dalam
Keperawatan,
Jakarta:
Faridah VN. Hubungan pengetahuan
sebagai
dan
&
Makhfudli.(2009).
Keperawatan kesehatan Komuni-
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hasyim, M. Joko Prasetyo et all. (2014). Buku
Pedoman
Keperawatan.
Yogyakarta: Indoleterasi.
Salemba Medika.
perawat
E
tas Teori dan Praktek dalam
Makhfudli
Keperawatan
Ferry,
peran
perawat
Pelaksana
dalam
Hidayat,A.
Metode
Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisa Data.Jakarta :Salemba Medika. 2007
13
Heather, Herdman, T. (2012) Diagnosis Keperawatan;
Definisi
dan
Klasifikasi.Jakarta; EGC.
Yogyakarta:
Nuha
Medika and
Praktik
keperawatan
Pencegahan 7 Penyakit Penye-
Krisanty, Paula. (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info Media Luman, Adi. (2010). Diabetes dan Penyakit Kardiovaskuler. Medan: FK USU Medan. http//www.ikappda.com Diakses 15 September 2015 S.
2010.
Mati
Muda.Yogyakarta:
MedPress Morton, Patricia Gonce, et all. (2011).
professional.Jakarta; EGC
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Keperawatan
Kritis.
Jakarta:
EGC Oman, K.S, Jane, K et all. (2008). Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC Priharjo, Robert. (2008). Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional.Edisi
2.
Jakarta:
EGC
Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo,
Muhammad. 2011. Deteksi Dini dan
bab
Kusnanto.(2004).Profesi
Notoadmodjo,
Kualitatif. Bandung : PT Remaja RosdakaryaOffset. 2002
Kasron.(2012), Kelainan dan Penyakit Jantung.
Moleong, L.J. Metodologi Penelitian
S.
2005.
Promosi
Rahman A. Faktor-faktor risiko mayor aterosklerosis
pada
berbagai
penyakit aterosklerosis di RSUP DR. Kariadi Semarang. 2012
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
(diunduh
Jakarta: Rineka Cipta.
2014).Tersediadari:URL:HYPER
Nurarif,
A.H
dan
2013.Aplikasi Noc.Jilid Publishing.
kusuma, Nanda
1.
K. Nic-
Mediaction
5
Desember
LINKhttp://eprints.undip.ac.id/37 389/1/ARIF_G2A008030_LAP. KTI.pdf
14
Sutopo,
HB
(2006),
Penelitian
Metodologi
Kualitatif
(Dasar
Teori dan Terapannya dalam Penelitian),
UNS
Press,
Surakarta. Sutopo, (2006).Metodelogi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sugiyono, (2005).Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono,
(2012).Metode
penelitian
kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wawan, A & Dewi, M. (2011).Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku
Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika. Widyawati,S.N (2012). Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta:
PT.
Prestasi Pusatakaraya. World
Health
Organization.
Reduction of Cardiovascular Burden Through Cost Effective Inegrated
Management
Of
Comprehensive Cardiovascular Risk. Geneva, 2008.