Pengetahuan Guru Penjaskes Dan Peranannya, Enywati dan Budi Suryana
PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Enywati1 dan Budi Suryana2 Puskesmas Tanjung Sekayam Kab Sanggau 2 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Pontianak 1
ABSTRAK Latar Belakang: UKGS untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah serta memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Program UKGS dilaksanakan oleh dokter gigi atau perawat gigi, dan dibantu oleh guru di sekolah. Peran guru sangat penting dalam kegiatan UKGS sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manejer, dan model. Penelitian bertujuan menganalisa hubungan antara pengetahuan guru penjaskes dengan perannya dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh guru penjaskes Sekolah Dasar Negeri yang berjumlah 36 orang yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sekayam. Hasil: Pengetahuan guru penjakes terhadap UKGS berkategori tinggi sebanyak 44,4% dan peranan terhadap UKGS 50% berkategori sedang. Hasil uji menunjukan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Kesimpulan: Semakin tinggi pengetahuan guru tentang kesehatan gigi dan mulut maka semakin baik pula peranannya dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Kata Kunci: Pengetahuan, Peranan, UKGS
Pengetahuan Guru Penjaskes Dan Peranannya, Enywati dan Budi Suryana
PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar tergolong kedalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut, untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan.1 Upaya ini diwujudkan dalam program kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui Puskesmas sebagai salah satu kegiatan pokok Puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak sekolah. diselenggarakan secara terpadu dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).2 Masa anak sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor yang penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan siswa disekolah, kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu bagian dari kesehatan umum yang mempunyai peran penting dalam fungsi kesehatan.2 Puskesmas Tanjung Sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau memiliki fasilitas sarana pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 18 unit. Menurut laporan tahunan Puskesmas Tanjung Sekayam Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau pada tahun 2012 pemeriksaan gigi pada siswa/i sekolah dasar hanya dilakukan pada 16 SD, penyuluhan pada 16 SD dan sikat gigi masal hanya dilakukan pada 4 SD saja. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada 16 SD yang terdiri dari 316 siswa/siswi hanya 32 orang siswa yang giginya sehat, sedangkan 284 orang masih terdapat karies. Dari hasil tersebut dapat diporsentasekan bahwa 10% siswa/siswi yang giginya sehat dan 90% masih terdapat karies. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha pokok Puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk didalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar, yaitu meliputi Dental Health Education dan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar yang terpilih, atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan darurat seperti abses, gigi persistensi, dsb.3 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Peran orang tua murid dan guru dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah, berada dalam 2 jalur, yaitu: (1) jalur sekolah, potensi orang tua murid dan guru diarahkan untuk membantu pelaksanaan UKGS; dan (2) jalur primary health care, orang tua dan guru yang juga orang tua di rumah mendorong anak- anak mereka dalam melaksanakan kebiasaan memelihara kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Unsur tenaga kesehatan adalah dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup membina UKGS.4 Berdasarkan uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa di samping petugas kesehatan gigi, maka keluarga/orang tua dan sekolah melalui para guru mempunyai peranan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah. Orang tua dan guru sekolah adalah orang yang berkepentingan dalam memelihara kesehatan gigi anak sekolah, baik karena kepentingan pribadi maupun kepentingan tugas. Dan penulis tertarik untuk membahas tentang pengetahuan dan peranan guru penjaskes dalam program kegiatan UKGS di SDN Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sekayam Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. SUBJEK DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
Pengetahuan Guru Penjaskes Dan Peranannya, Enywati dan Budi Suryana
adalah seluruh guru Penjaskes Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sekayam dengan jumlah 18 Sekolah Dasar Negeri yang terdiri dari 36 orang guru penjaskes. Sampel dalam penelitian seluruh guru Penjaskes Sekolah Dasar Negeri yang pernah dilakukan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik total sampling yang berjumlah 36 orang guru penjaskes. Instrument berupa kuisoner dalam bentuk modifikasi skala likert yang digunakan untuk memperoleh informasi peranan guru dan pengetahuan guru meggunakan pertanyaan berbentuk benar dan salah. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang di uji dipakai odd ratio (OR). HASIL Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) berupa Screning dan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) berupa pemeriksaan gigi, penyuluhan dan sikat gigi masal, jumlah sekolah dasar binaan Puskesmas Tanjung Sekayam sebanyak 18 sekolah dengan 36 guru penjakes. Karakteristik dalam penelitian tentang pengetahuan guru penjaskes dan peranannya dalam program UKGS diwilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau adalah umur, jenis kelamin, dan masa kerja. Adapun karakteristik subjek sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Umur dan Masa Kerja Guru Penjaskes Sekolah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur (th) 20-30 th 31-40 th 41-50 th 51-60 th
Jumlah 19 17
Persentase (%) 52.8 47.2
4 9 16 7
11.1 25.0 44.4 19.4
Masa kerja (th) 0-10 th 11-20 th 21-30 th 31-40 th
7 11 12 6
19.4 30.6 33.3 16.7
Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (52,8%),dan hanya 17 orang (47,2%) yang berjenis kelamin perempuan. Distribusi umur responden terbanyak adalah pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 16 orang (44,4%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 4 orang (11,1%). Berdasarkan masa kerja 21-30 tahun adalah sebanyak 12 orang (33,3%), sedangkan responden yang paling sedikit dengan masa kerja 31-40 tahun yaitu sebanyak 6 orang (16,7%). Pengetahuan Guru Penjaskes Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Guru Penjaskes Sekolah Dasar Terhadap Program UKGS Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi Total
Jumlah 15 5 16 36
Persentase (%) 41.7 13.9 44.4 100.0
Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden (44,4%), 15 responden (41,7%) dengan pengetahuan rendah dan 5 responden (13,9%) yang berpengetahuan sedang. Peranan Guru Penjaskes Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Peranan Guru Penjaskes Sekolah Dasar Terhadap Program UKGS Peranan Guru Rendah Sedang Tinggi Total
Jumlah 16 18 2 36
Persentase (%) 44.4 50.0 5.6 100.0
Pengetahuan Guru Penjaskes Dan Peranannya, Enywati dan Budi Suryana
Peranan guru penjaskes sebagian besar adalah berperan sedang yaitu sebanyak 18 responden (50,0%), 16 responden (44,4%) berperan rendah dan hanya 2 responden (5,6%) yang berperan tinggi. Pengujian Hipotesis Hasil analisis pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program UKGS di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kabupaten Sanggau, seperti terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Pengujian Hipotesis Variabel Pengetahuan Terhadap Peranan Guru Penjaskes Variabel Pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program UKGS
OR 4,857
Sig 0,031
Hasil analisis yang dilakukan terhadap 36 responden guru penjaskes sekolah dasar negeri di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau diperoleh nilai signifikansi = 0,031 pad α = 5% (0,05), dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 artinya adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program UKGS di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau. Dari analisis juga diperoleh nilai OR=4,857, berarti responden yang berpengetahuan tinggi cenderung 4,8 kali memiliki peranan yang baik dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah. PEMBAHASAN Hubungan yang signifikan antara pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Menunjukkan pengetahuan yang rendah tentang kesehatan gigi dan mulut menyebabkan kurangnya pemahaman seseorang mengenai betapa pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini akan mempengaruhi sikap seseorang dalam memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menurut Notoatmodjo pengetahuan adalah hasil belajar dari pengalaman yang diperoleh secara sengaja maupun tidak sengaja, formal maupun informal. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pendidikan yaitu sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. Pengetahuan kesehatan adalah suatu bentuk pemahaman seseorang yang memiliki pengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya prilaku menuju hidup sehat pengetahuan kesehatan berpengaruh kepada perilaku kesehatan.5 Guru adalah orang yang membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan, memberi ceramah, mengatur disiplin, menciptakan pengalaman, dan mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manajer, dan model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi.6 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.5 Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap guru penjaskes berbasis UKGS dan non UKGS di Sekolah Dasar Negeri Kota Makasar.7 Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
Pengetahuan Guru Penjaskes Dan Peranannya, Enywati dan Budi Suryana
dilakukan oleh Hutabarat dengan hasil bahwa adanya hubungan antara Peran guru orkes dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid sekolah dasar.8 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan salah satu usaha pokok puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk di dalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid - murid sekolah dasar, yang meliputi dental health education dan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid - murid sekolah dasar yang terpilih atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan darurat, seperti abses, gigi persistensi, dan sebagainya. Program UKGS dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi, dengan dibantu oleh guru, dan orang tua murid.9 UKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi dan mulut seperti dokter gigi, perawat gigi, dan dibantu oleh wakil masyarakat sekolah yaitu kepala sekolah, guru kelas dan orang tua murid. Tim kesehatan gigi dan mulut sebagai tenaga inti dalam pelaksanaan UKGS. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperlukan karena kegiatan UKGS dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan UKGS tersebut. Sekolah adalah lembaga formal yang didalamnya terdapat kurikulum, guru, siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka tenaga pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan UKGS adalah sebagai berikut: (1) Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi berfluor. (2) Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor. (3) Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata
pelajaran olahraga dan kesehatan. (4) Menjaring murid kelas I SD. (5) Merujuk murid ke puskesmas.6 Rendahnya pengetahuan guru penjaskes tentang kesehatan gigi dan mulut menyebabkan kurangnnya pemahaman guru tentang peranannya dalam program UKGS, hal ini dapat mempengaruhi apakah pelaksanaan program UKGS tersebut bisa terlaksana atau berjalan dengan baik atau tidak pada suatu sekolah. Seperti yang kita ketahui program UKGS ini sebenarnya sangat penting dilaksanakan melihat masih banyaknya siswa siswi sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam yang mengalami karies gigi. Menurut chemiawan, dkk menyatakan bahwa pada kelas I merupakan usia yang paling efektif dalam menerima pengetahuan perawatan kesehatan gigi.10 Menanamkan kesadaran, kemauan dan kebiasaan memelihara kesehatan gigi dan mulut melalui suatu program kesehatan yang terencana dan teratur sangatlah penting, dalam hal ini yaitu melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).11 Untuk meningkatkan pelaksanaan program UKGS di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau maka guru masih perlu mendapatkan bimbingan atau pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut serta pentingnya pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di sekolah. Selain itu, kepada guru harus kita jelaskan betapa pentingnya peranan mereka dalam membantu petugas untuk melaksanakan program UKGS ini, sehingga program tersebut akan berjalan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diharapkan. SIMPULAN Pengetahuan guru penjaskes tentang kesehatan gigi dan mulut sebagian besar memiliki pengetahuan tinggi sebesar 44,4%, tidak jauh dari pengetahuan rendah 41,7%. Berdasarkan peranan guru dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sekayam Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau 50%
Pengetahuan Guru Penjaskes Dan Peranannya, Enywati dan Budi Suryana
guru hanya berperan sedang, sebagian lagi berperan rendah dan hanya sedikit guru yang berperan tinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan guru tentang kesehatan gigi dan mulut maka semakin tinggi atau semakin baik pula peranannya dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. SARAN Meningkatkan kerjasama antara puskesmas dengan pihak sekolah dalam mengadakan pelatihan tentang UKGS. agar guru penjakes dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta lebih memahami pentingnya program UKGS disekolah. sehingga guru dapat memberikan informasi kepada murid-murid tentang kesehatan gigi dan mulut serta memperlihatkan sikap yang baik dalam menciptakan kondisi sehat utamanya kesehatan gigi mulut di sekolah dengan pelaksanaan berbagai program seperti sikat gigi masal yang dapat dilakukan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA 1. Herijulianti, Indriyani, artini (2002) Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC, Jakarta 2. Depkes RI (1996) Pedoman Pelayanan Kesehatan Untuk Sekolah Tingkat Dasar. Departemen Kesehatan, Jakarta 3. Depkes RI (1992) Pedoman Persyaratan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Departemen Kesehatan, Jakarta 4. Depkes RI (1995) Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Departemen Kesehatan, Jakarta. 5. Notoatmodjo (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta 6. Astoeti, T.E. , Budiharto, dan Bachtiar, A. (2006) Efektifitas Pengelolaan Pendidikan Kesehatan Gigi dengan Pendekatan Total Quality Management Pada Anak Sekolah,
7.
8.
9.
10.
11.
Indonesian Journal of Dentistry. 13(3):150-155. Aryani,I (2011) Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Guru Penjaskes Berbasis UKGS dan Non UKGS Di SDN Kota Makassar.Skripsi, http://repository. unhas. ac.id. (Diakses pada 20 Nopember 2013) Hutabarat, N (2009) Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, Universitas Sumatera Utara, Medan Ramadhani (2013) Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. http://atikramadhani. wordpress. com /2013/02/15/usaha-kesehatan-gigisekolah-ukgs/ (Diakses pada tanggal 24 Mei 2013) Chemiawan, E., Gartika M., dan Indriyani R (2006) Keberhasilan Program UKGS dan Peran Guru. (Diakses pada 24 Mei 2013) Lee. (2011) Laporan UKGS. from just ely: http://ellynurmawati.blogspot.com/2011/0 2/laporan-ukgs_25.html, (Diakses pada tanggal 20 Mei 2013)