IMPLEMENTASI PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PARIAMAN
Anses Warman (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
ABSTRACT UKGS is an effort dental hygiene schools. This type of research is a qualitative research method of observation and in-depth interviews. The main informants is six dentists and six dental nurses, while the informant triangulation six heads of health centers and a section chief, Section of Maternal, Child and Elderly (Pariaman City Health Office). The results showed that the low achievement of the activities undertaken UKGS. The attention of local government is not optimal toward the implementation of UKGS, seen from the lack of sufficient funds to support the activities. The limited attention of the government and its business units related to the program UKGS, making implementation UKGS can not be run in accordance with what is expected. For the expected emergence of a shared vision of the implementation of that program UKGS prevention of dental disease in the community can be implemented and achieve its objectives.
Keywords : UKGS, Prevention, dental disease
ABSTRAK UKGS merupakan upaya kesehatan gigi sekolah yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan sekolah dari tingkat pelayanan promotif, promotif-preventif, hingga pelayanan paripurna, dengan sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar yaitu dari usia 6 sampai 14 tahun, dan dapat diperluas sampai dengan usia 18 tahun 11 tahun. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan metode observasi dan wawancara mendalam. Informan utama adalah enam dokter gigi dan enam perawat gigi, sedangkan informan triangulasi enam kepala puskesmas dan satu kepala seksi, Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Lansia (Dinas Kesehatan Kota Pariaman). Hasil penelitian menunjukan bahwa masih rendahnya pencapaian dari kegiatan UKGS yang dilaksanakan. Belum optimalnya perhatian pemerintah daerah terhadap pelaksanaan UKGS, terlihat dari ketiadaan dana yang cukup untuk menunjang kegiatan. Masih rendahnya perhatian pemerintah dan satuan kerja terkait terhadap program UKGS, membuat pelaksanaan UKGS tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk diharapkan timbulnya persepsi yang sama tentang pelaksanaan UKGS sehingga program pencegahan terhadap penyakit gigi pada masyarakat dapat terlaksana dan mencapai tujuannya. Kata Kunci; UKGS, Pencegahan, Penyakit Gigi
46
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015
PENDAHULUAN
merupakan penjumlahan dari indeks D-
Prevalensi
penduduk
provinsi
T,M-T, dan F-T. Indeks DMF-T ini
Sumatera Barat mempunyai masalah
meningkat
gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir
bertambahnya umur. Indeks DMF-T
(potential
Provinsi Sumatera Barat sebesar 6,2,
demand)
adalah
22,1%.
seiring
Diantara mereka, terdapat 35,3 % yang
lebih
menerima perawatan dan pengobatan
sebesar
dari tenaga medis (perawat gigi, dokter
masing
gigi
T=0,10; yang berarti kerusakan gigi
atau
dokter
sementara
64,7%
dilakukan
gigi
spesialis),
lainnya
perawatan.
keseluruhan
tidak Secara
keterjangkauan
kemampuan
untuk
tinggi
dari
dengan
angka
Indonesia
4,6 dengan nilai masing:
D-T=3,23;
M-T=2,94;
F-
penduduk Sumatera Barat 620 buah gigi per 100 orang.
/
Kota Pariaman merupakan salah
mendapatkan
satu dari 19 Kabupaten/Kota yang ada
pelayanan dari tenaga medis gigi/EMD
di
hanya 7,8 %. Penduduk yang berobat
Pariaman diresmikan sebagai Kota
gigi di provinsi Sumatera Barat dengan
Otonom dengan diberlakukannya UU
memanfaatkan dokter gigi spesialis
Nomor
sebesar 3,6 %, dokter gigi 42,1%,
geografis pada bagian pantai Barat
perawat gigi 12,8 %, paramedik lainnya
Sumatera pada posisi 0°33 00‟„-01°0‟
35,1%, tukang gigi 1,8 % dan tenaga
40‟‟43” Lintang Selatan dan 100° ‟ 33‟‟-
kesehatan lainnya sebesar 10,2 %.
100°
Proporsi
penduduk
propinsi
Propinsi
Sumatera
12
10‟
Pariaman
Tahun
55‟‟
Barat.
2001.
Kota
Secara
Bujur
Timur.
Kota
terbentang
pada
jalur
Sumatera Barat ≥ 10 tahun (93,7%)
strategis Lintas Sumatera Bagian Barat
menyikat gigi setiap hari. Sebagian
yang
besar penduduk juga menyikat gigi
Sumatera Utara da Kota Pariaman
pada saat mandi pagi, yaitu sebesar
dengan kira-kira 56 kilometer dari
94,3 %. Sebagian besar penduduk juga
Padang, sekitar 1,5 jam perjalanan
menyikat gigi pada saat mandi sore,
dengan bis dan kira-kira 25 kilometer
yaitu sebesar 73,5 %. Kebiasaan yang
dari
keliru hampir merata tinggi di seluruh
Kabau.
kelompok menyikat
umur. gigi
Kebiasaan
penduduk
benar
Sumatera
menghubungkan
Bandara
Luas
Provinsi
Internasional
daratan
Kota
Minang
Pariaman
73,54 km2 sedangkan luas Lautan
Barat hanya 1,4 %. Indeks DMF-T
282,69
menggambarkan
keparahan
wilayah sebagai berikut : a) Sebelah
DMF-T
Utara berbatasan dengan Kecamatan V
kerusakan
gigi.
tingkat Indeks
km2,
dengan
batas-batas
47
Anses; Implementasi Program Usaha,,,,,,,,,,,, hal 46 - 55
Koto, b) Sebelah Selatan berbatasan
rendah juga menjadi hambatan besar
dengan KKecamatan Nan Sabaris dan
dalam pemenuhan kebutuhan terhadap
Kec. VII Koto, c)
Sebelah Barat
makanan yang sehat sehingga dapat
dengan
Samudera
Indonesia,
d)
melemahkan daya tahan tubuh yang
Sebelah
Timur
dengan
dapat berdampak pada kerentanan
berbatasan
Kecamatan VII Koto. Berdasarkan
untuk Buku
Pariaman
Dalam Angka tahun 2010, jumlah
penduduk
Kota
terserang
tertentu. Fenomena gizi buruk dan
tercatat
kurang
seringkali
dikaitkan
Pariaman
kondisi
ekonomi
yang
sebanyak 77.201 jiwa yang terdiri dari
merujuk
37.138 jiwa laki-laki dan 40.063 jiwa
keterbatasan
perempuan
dapat
dengan
penyakit-penyakit
kepadatan
pada
dengan
buruk
jika
fakta
bahwa
pemenuhan
pangan
menyebabkan
busung
penduduk rata-rata 1054 jiwa per km2.
Kwashiorkor,
Sex ratio 94. Berdasarkan usia, Usia
vitamin
Muda (0-14 th) berjumlah 27.071 jiwa,
Scorbut,dan beri-beri. Disamping itu
Usia Produktif (15-64 th) berjumlah
makin tingginya angka penyakit tidak
44.832 jiwa dan Usia Tua (>64th) 5.298
menular.
jiwa.
penyakit
lapar,
seperti
Xeropthalmia,
Kesehatan Indikator kinerja makro bidang
Mulut, adalah
ekonomi yang paling sering digunakan
kesehatan
adalah
dilakukan
Produk
Domestik
Regional
kekurangan
Gigi
dan
program
gigi
dan
pelayanan mulut
Puskesmas
kepada
Bruto (PDRB). PDRB ini merupakan
masyarakat
jumlah nilai tambah barang dan jasa
diluar gedung (mengatasi kelainan atau
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
penyakit
ekonomi.
Perkembangan
bahkan fakta dijumpai bahwa penyakit
Pembangunan bidang ekonomi Kota
gigi dan mulut merupakan salah satu
Pariaman
mengalami
dari 10 penyakit yang terbanyak di
peningkatan dari tahun ke 284 tahun.
jumpai di Puskesmas di Pariaman.
Sekarang sedang dibangun dermaga
Namun
pelabuhan bertaraf
Internasional di
program kesehatan gigi dan mulut
Ulakan sebelah barat Kota Pariaman
merupakan program pengembangan
yang akan meningkatkan taraf hidup
puskesmas, bukan program utama.
masyarakat.
Sehingga dalam penganggaran biaya
masyarakat
cendrung
Keterjangkauan terhadap
pelayanan
kesehatan terkait dengan daya beli
48
baik
yang
rongga
dalam
didalam
mulut
maupun
dan
gigi),
pelaksanaannya,
pelaksanaan program tidak mendapat
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015
porsi yang memadai, hal ini terjadi
belum
untuk seluruh wilayah di Indonesia.
pantauan di lapangan terdapat adanya
Berdasarkan SK Menkes RI No
memuaskan.
Berdasarkan
permasalahan kejenuhan dan pesimis
128/MKes/SK/II/2004 tentang kebijakan
atas
program
UKGS
dari
dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
kesehatan dan pihak sekolah.
tenaga
Depkes RI dinyatakan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah dan salah satu
METODE PENELITIAN
program yang ada di dalamnya yaitu
Jenis penelitian adalah penelitian
Usaha Kesehatan Gigi sekolah (UKGS)
kualitatif dengan metode observasi dan
merupakan program pengembangan
wawancara mendalam. Informan utama
yang mana segala upaya peningkatan
adalah enam dokter gigi dan enam
dan
perawat gigi,
pengembangan
sekolah
diupayakan
kesehatan melalui
di Tim
sedangkan informan triangulasi
Pembina UKS pusat dan Tim Pembina
enam
UKS di daerah secara berjenjang.
penelitian
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah
penelusuran kepustakaan.
kepala
puskesmas,
juga
dilengkapi
hasil dengan
upaya kesehatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan upaya pencegahan penyakit
gigi
ditujukan
dan
mulut.
untuk
HASIL PENELITIAN
UKGS
memelihara,
Effective Medical Demand (EMD) didefinisikan
sebagai
persentase
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut
penduduk yang bermasalah dengan
seluruh peserta didik di sekolah yang
gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir
ditunjang dengan upaya pelayanan
x persentase penduduk yang menerima
kesehatan perseorangan (kuratif) yang
perawatan atau pengobatan gigi dari
meliputi
dan
tenaga medis (Dokter gigi spesialis,
untuk
dokter gigi dan perawat gigi). Proporsi
pengobatan
pertolongan menghilangkan
ringan
pertama rasa
sakit
gigi
di
penduduk Kota Pariaman usia ≥ 10
sekolah oleh guru UKS atau dokter
tahun
kecil, pencabutan gigi sulung bagi yang
dengan kesehatan gigi dan mulut
yang memerlukan.
adalah 16,3 %. Dari jumlah yang
Program
UKGS
telah
yang
bermasalah
mengalami
tersebut
masalah
menerima
dilaksanakan sejak tahun 1951, tetapi
perawatan dari Dokter gigi Spesialis
dampak
4,1%, dokter gigi 39,2%, dan yang
program
UKGS
terhadap
status kesehatan gigi murid sekolah
dilayani
dasar di Kota Pariaman hingga saat ini
paramedik lainnya 16,7%, Tukang Gigi
perawat
gigi
1,8%.
Dari
49
Anses; Implementasi Program Usaha,,,,,,,,,,,, hal 46 - 55
2,2% dan lainnya 40,6%. Effective
gigi setiap hari, yang menggosok gigi
Medical Demand (EMD) untuk kota
setiap mandi pagi 92,8%, mandi sore
Pariaman adalah 7,88.
85,7%, sesudah makan pagi 1,5%,
Penyakit Gigi-Mulut merupakan Faktor
Risiko
dan
Fokal
Infeksi
sesudah bangun pagi 13,0%, sebelum tidur malam 16,5%, mandi pagi dan
Penyakit Sistemik. Oleh sebab itu
sore 16,8%,
seseorang dikatakan tidak sehat bila
benar baru mencapai 0,7% jauh dari
tidak memiliki Gigi-Mulut yang sehat.
pencapaian nasional 7%.
Hampir
Kegiatan UKGS
seluruh
masyarakat
dunia
menderita penyakit gigi dan mulut. Riskesdas
2013
tahun
2005
jumlah
75%
puskesmas di Kota Pariaman sebanyak
penduduk Indonesia mengalami riwayat
4 buah dan meningkat menjadi 6 buah
karies gigi; dengan tingkat keparahan
pada tahun 2007 (2 belum berfungsi),
gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi
pada tahun 2008 puskesmas di Kota
setiap
Pariaman
orang.
melaporkan
Pada
namun perilaku yang
Kota
Pariaman
meningkat
menjadi
didapatkan data keparahan gigi (indeks
Puskesmas.,
DMF-T) sebesar 5,5 gigi setiap orang,
puskesmas
dengan rincian Indeks D (Decay) 2,34,
buah. Secara konseptual, puskesmas
Indeks M (Missing) 3,12, dan Indeks F
menganut
(Filling)
Sementara
diharapkan dapat melayani sasaran
masyarakat yang bebas dari karies
penduduk rata-rata 30.000 penduduk.
sebesar 65,1%. Dapat dibayangkan
Dengan jumlah Puskesmas tersebut
betapa
pelayanan
berarti 1 puskesmas di Kota Pariaman
kesehatan gigi apabila masyarakat kota
rata-rata melayani sebanyak 20.288
Pariaman menyadari penyakitnya dan
jiwa. Puskesmas pembantu pada tahun
datang berobat ke pelayanan.
2007 berjumlah 9 buah. Pada tahun
sebesar
besar
Temuan
0,04.
beban
perawatan
konsep
jumlah
sebanyak
wilayah
1
dan
yang
2008 jumlah Puskesmas Pembantu
mendukung adalah angka keperawatan
sebanyak 13 buah. Rasio Puskesmas
yang
terjadinya
terhadap puskesmas pada tahun 2007
keterlambatan perawatan yang tinggi,
rata-rata 2.2 : 1 , artinya setiap
dan kerusakan gigi sebagian besar
puskesmas didukung oleh 2 sampai 3
berakhir
pencabutan.
Puskesmas
melaporkan
memberikan
sangat
selanjutnya
dengan
6
rendah,
dengan
Riskesdas
2013
sebagian
besar
juga
penduduk
kota
Pariaman (95,8%) berperilaku menyikat
50
Pembantu pelayanan
dalam Kesehatan
kepada masyarakat, selain itu dalam menjalankan
tugas
operasionalnya
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015
didukung
oleh
Puskesmas
keliling
sejumlah 14 buah. Salah
dasar atas permintaan, dan minimal Puskesmas
30% SD/MI mendapatkan pelayanan
adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
medik gigi dasar atas dasar kebutuhan
(UKGS). UKGS di lingkungan tingkat
Secara
pendidikan dasar mempunyai sasaran
pada
semua anak sekolah tingkat pendidikan
menyelenggarakan Pendidikan dasar
dasar yaitu dari usia 6 sampai 14
ini berjumlah 11.246 murid, belajar
tahun, sasaran UKGS dapat diperluas
pada 503 Kelas dan diajar oleh 799
sampai dengan usia 18 tahun. Sasaran
orang Guru.
UKGS dalam wilayah kerja Puskesmas
Dari
yaitu
satu
mendapatkan pelayanan medik gigi
kegiatan
100%
SD
keseluruhan
jumlah
Sekolah-sekolah
data
yang
murid yang
didapatkan
melaksanakan
terhadap pelaksanaan program UKGS
pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi
di kota Pariaman, pencapaian untuk
dan mulut sesuai dengan kurikulum
tahun 2013 masih jauh dari target
Diknas, minimal 80% SD/MI (Madrasah
nasional.
Ibtidaiyah) melaksanakan sikat gigi masal,
minimal
50%
SD/MI
Tabel 1: Data Unit Sekolah Dasar Setingkat Kota Pariaman Tahun 2013 Unit Sekolah Sekolah Dasar Negeri Sekolah Dasar Swasta Madrasah Ibtidayah Negeri Madrasah Ibtidayah Swasta T o t a l Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pariaman
Jumlah 71 2 2 2 77
Tabel 2: Data Cakupan Pelaksanaan Program UKGS Puskesmas Wilayah Kerja Kota Pariaman Tahun 2013 Unit Sekolah Program UKGS (Target) Tercapai Tidak Tercapai Jumlah Jml % Jml % SD Negeri 25 35 46 65 71 SD Swasta 2 100 2 MIN 2 100 2 MIS 2 100 2 Sumber: Puskesmas – puskesmas Anggaran Pelaksanaan UKGS Pembangunan Kota
Pariaman
meningkatkan
dan kemampuan hidup sehat bagi
kesehatan
diarahkan
kesadaran,
di
setiap orang agar peningkatan derajat
untuk
kesehatan masyarakat yang setinggi-
kemauan,
tingginya
dapat
terwujud.
51
Anses; Implementasi Program Usaha,,,,,,,,,,,, hal 46 - 55
Pembangunan
kesehatan
Berdasarkan
wawancara
diselenggarakan dengan berdasarkan
dengan
pada perikemanusiaan, pemberdayaan
program kesehatan gigi hanya bisa
dan kemandirian, adil dan merata, serta
diperoleh dari Dana Operasional yang
pengutamaan dan manfaat dengan
disedaiakan untuk puskesmas. Tetapi
perhatian
persentase
khusus
pada
penduduk
responden,
yang
dana
untuk
didapatkan
juga
rentan, antara lain ibu, bayi, anak,
sangatlah kecil, karena berdasarkan
lanjut
aturannnya
usia
(lansia),
dan
keluarga
miskin.
60%
dana
operasional
puskesmas ditujukan untuk program Dilihat dari data Riskesdas 2013
yang berhubungan dengan pencapaian
banyak hal
MDGS. Sisa dana 40% barulah bisa
dalam pelayanan kesehatan gigi dan
dipakai untuk program pengembangan
mulut yang belum mencapai sasaran
lainnya Sehingga dapat dibayangkan
bahkan masih jauh dari target ideal,
bagaimana
padahal dampak karies gigi terhadap
kesehatan gigi dapat dijalankan secara
empat dimensi kualitas hidup, yaitu
optimal.
keterbatasan
Sarana dan Prasarana
untuk kota Pariaman,
fungsi,
rasa
sakit,
ketidaknyamanan psikis, dan disabilitas
mungkin
Sarana
program
prasarana
dengan sangat
fisik. Di DKI Jakarta sendiri, hasil
pelaksanaan
UKGS
evaluasi karies gigi pada anak balita
berhubungan
erat
tahun 2010 menemukan bahwa 44,4%
pelaksanaan program dapat berjalan
anak mengalami susah makan karena
sesuai dengan harapan. Jika sarana
keluhan
prasarana
sakit
gigi,
dan
hal
ini
kurang
lengkap
maka
tidak
dapat
berdampak 13,1% anak mempunyai
pelaksanaan
status gizi di bawah normal (penelitian
berjalan secara optimal. Namun apabila
sejenis belum dilakukan di Sumatera
dibandingkan
Barat).
prasarana belum tersedia semua pada Kondisi ini tidak dapat dipungkiri
UKGS
sehingga
dengan
sarana
kegiatan program UKGS terutama pada
dari kebijakan pembiayaan program
transportasi,
kesehatan yang dilakukan di kota
ruang UKGS dan dana operasional
Pariaman.
kesehatan gigi.
Tidak
ditemukan
sejak
sarana
penambalan,
anggaran 2009 sampai dengan 2013
Banyak di puskesmas peralatan
adanya dana yang disediakan khusus
preventif seperti periodontal probe tidak
untuk
tersedia atau tersebut dalam keadaan
kegiatan
pengembangan
program kesehatan gigi.
52
patah, berkarat pada ujung nya. Ini
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015
dikarenakan
pemeliharaan
yang
Usaha
Kesehatan
Sekolah
(UKS).
kurang, sehingga alat tersebut tidak
Program UKGS adalah pelaksanaan
dapat
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dipakai
lagi.
Pada
alat
penambalan atau (konservasi) masih
pada murid - murid
ditemui alat kurang lengkap, tumpul
yaitu meliputi Dental Health Education
atau tidak ada sama sekali. Alat
dan pemeriksaan gigi dan mulut. UKGS
penambalan memang memiliki macam
merupakan salah satu program yang
macam bentuk sesuai kebutuhannya.
telah dilaksanakan Pemerintah dari
Begitu juga pada bahan penambalan
beberapa
program
yang
dijalankan
dan
ada
terkadang
tidak
sesuai
sekolah dasar,
yang
sudah
berjalan
sampai
dengan permintaan dengan kebutuhan
sekarang. Program ini setidaknya dapat
yang ada dilapangan sehingga pada
menjembatani akan pentingnya suatu
saat diaplikasikan tidak begitu bagus.
kesehatan
Dinas kesehatan Kota Pariaman lebih
langkah
memilih untuk melaksanakan kebijakan
kesehatan gigi bagi masyarakat di
pemerintah
Indonesia.
pusat
yang
panduan
implementasinya juga ditetapkan oleh pemerintah
pusat,
awal
dan
untuk
Tetapi
pada
merupakan kesejahteraan
kenyataannya
alasan
pelaksanaan UKGS di Kota Pariaman
bahwa sesuatu yang disebut sebagai
lebih kepada pelaksanaan program
panduan implementasi dalam hal ini
sampingan, disamping tentunya ada
adalah yang berlaku umum. Setelah
kejenuhan.
ditelusuri lebih jauh, ternyata salah satu
UKGS di Kota Pariaman tentunya tidak
yang
“standar
lepas dari dukungan dan peran serta
bidang
pemerintah daerah. Pemerintah Daerah
pelayanan kesehatan, yang diterima
yang mendapat porsi tertinggi dalam
dan ditafsirkan oleh dinas kesehatan
penentuan keberlangsungan sebuah
Kota sebagai “kewenangan wajib” yang
program, memiliki domain kebijakan
dalam pelaksanaannya mengacu pada
yang luas dan tak terbatas, selain itu
panduan implementasi yaitu “standar
Pemerintah Daerah mempunyai hak
pelayanan minimum”.
dalam pengambilan keputusan dan
dimaksud
pelayanan
dengan
gigi
adalah
minimum”
di
Keberhasilan
program
kebijakan. Untuk Dana operasional PEMBAHASAN
kesehatan
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
gigi
didapat
dari
biaya
operasional
puskesmas
dan
(UKGS) adalah salah satu usaha pokok
berdasarkan
kemampuan
dari
Puskesmas
puskesmas
yang
termasuk
dalam
itu
sendiri.
Dana
53
Anses; Implementasi Program Usaha,,,,,,,,,,,, hal 46 - 55
operasional kegiatan
harus
berbagi
yang
pembiayaan
lain
tidak
operasional
dengan sehingga
maksimal.
adalah
hal
Biaya yang
kabupaten/kota), dalam
dengan
lingkungan
Pemerintah
demikian
pemerintah
Pusat
dan
baik
Pemerintah
Daerah harus saling bahu membahu
dibutuhkan dalam penyelenggarakan
secara
pelayanan
Dalam
pelayanan kesehatan yang terencana,
pembiayaan
terpadu dan berkesinambungan dalam
didapat dari pemerintah atau sumber
upaya bersama-sama mencapai derajat
lain (Depkes, 2000) Dana operasional
kesehatan yang setinggi-tingginya.
kesehatan.
pelaksanaan
UKGS
kesehatan dan sarana kesehatan perlu
sinergis
Sesuai
melaksanakan
dengan
Keputusan
adanya motivasi dan kebijakan dari
Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun
kepala puskesmas sebagai pengambil
2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
keputusan.
Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
Indonesia
bertujuan
meningkatkan
kesadaran,
Masyarakat
di
Puskesmas didefenisikan sebagai unit
untuk
pelaksana teknis di Kabupaten/Kota
kemauan
yang
bertanggung
dan kemampuan hidup sehat bagi
melaksanakan
setiap orang agar dapat mewujudkan
kesehatan
derajat
Puskesmas
kesehatan
tingginya
yang
sebagai
bahwa
setinggi-
perwujudan
jawab
pembangunan di
suatu
wilayah.
melaksanakan
kegiatan
proses penyelenggaraan, pemantauan
kesejahteraan umum sebagai yang
serta
dimaksud dalam Pembukaan Undang-
kegiatan yang telah ditetapka, baik
Undang
rencana
Dasar
Republik
Indonesia
penilaian
terhadap
upaya
rencana
wajib
1945. Pelayanan Kesehatan tersebut
pengembangan
diselenggarakan dengan berdasarkan
masalah
kepada Sistem Kesehatan Nasional
wilayahnya. Kebijakan kesehatan di
(SKN)
Indonesia
yaitu
suatu
tatanan
yang
dalam
maupun
kesehatan
mengatasi
yang
dirumuskan
ada
di
berdasarkan
menghimpun berbagai upaya Bangsa
kebutuhan masyarakat, tetapi dalam
Indonesia secara terpadu dan saling
proses
mendukung guna menjamin derajat
dipengaruhi
oleh
kesehatan
yang
politik
struktur
Sebagai
pelaku
setinggi-tingginya.
penyelenggaraan kesehatan pemerintah
54
dari
pada
pembangunan
adalah (pusat,
berlaku.
implementasinya
dan
Oleh
dikemukakan
bentuk
ekonomi,
birokrasi
karena oleh:
akan
yang
itu,
seperti
Depkes
(2000)
masyarakat,
pembangunan pelayanan kesehatan di
provinsi,
suatau Negara tidak dapat dipisahkan
Jurnal Sehat Mandiri Volume 10 Nomor 1 Tahun 2015
dari struktur sosial, ekonomi dan politik
Beberapa tersebut
ada tidaknya hak dasar disetiap warga
disimpulkan bahwa yang dimaksud
Negara dibidang kesehatan sangat
dengan
oleh
struktur
mempengaruhi
masyarakat pelayanan
dalam
kebutuhan mendapatkan
kesehatan.
maka
dapat
sosial,
ekonomi geografis suatu daerah juga cukup
atas
kebijakan
yang ada di Negara tersebut, bahwa
dipengaruhi
di
denifisi
Penerapan
KESIMPULAN DAN SARAN Belum pemerintah pelaksanaan
optimalnya
perhatian
daerah
terhadap
UKGS,
terlihat
dari
strategi pembangunan ekonomi yang
ketiadaan dana yang cukup untuk
cenderung
kapitalistik,
menunjang kegiatan. Masih rendahnya
penerimaan pendapat negara yang
perhatian pemerintah dan satuan kerja
tidak stabil, privatisasi kesehatan dan
terkait
perkembangan industri farmasi yang
membuat pelaksanaan UKGS tidak
didominasi
dapat berjalan sesuai dengan apa yang
berarah
perusahaan
asing,
terhadap
program
merupakan faktor yang berpengaruh
diharapkan.
kuat.
memberikan
timbulnya persepsi yang sama tentang
pengertian tentang kebijakan sebagai
pelaksanaan UKGS sehingga program
perilaku dari sejumlah aktor (penjabat,
pencegahan terhadap penyakit gigi
kelompok, instansi pemerintah) atau
pada masyarakat dapat terlaksana dan
serangkaian aktor dalam suatu bidang
mencapai tujuannya.
Koerinti,
(2006
Untuk
UKGS,
diharapkan
kegiatan tertentu. Kebijakan adalah suatu
arah
kegiatan
yang
tertuju
kepada tercapainya beberapa tujuan.
DAFTAR PUSTAKA Departermen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta ________Pedoman Rujujkan Utama Kesehatan Gigi dan Mulut , 2000. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta. ______ Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.2000. Direktorat
Jenderal Jakarta.
Pelayanan
Medik.
Koeriati, Isnindiah.2006.Perkembangan Perawatan Gigi Masa Depan. Andalas University Press.Padang Lamp.SK.Menkes 2005, Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga. Kemenkes 1415/Menkes/SK/X/2005 Srigupta, Aziz Perawatan Gigi .Prestasi.Jakarta
Achmad.2004. dan Mulut
55