BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah, dikembangkan usaha pembinaan kesehatan melalui program usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari tiga kegiatan utama meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembinaan kesehatan lingkungan sekolah (Muninjaya, 2004). Untuk mencapai tujuan tersebut diatas perlu adanya dukungan dari semua pihak terutama petugas kesehatan Puskesmas yang bertanggung jawab langsung tentang kesehatan didalam wilayah kerjanya. Dukungan yang diberikan antara lain melakukan pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan disetiap sekolah, berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan program, serta kegiatan-kegiatan pada waktu-waktu tertentu. Berdasarkan dukungan yang diberikan oleh petugas kesehatan, maka dapat diidentifikasi kategori keberhasilan pelaksanaan program yang tinggi atau rendah.
Universitas Sumatera Utara
Skema 1. Kerangka konsep dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program UKS
Pelaksanaan Program UKS
Dukungan Petugas Kesehatan
1. Pendidikan kesehatan 2. Pelayanan kesehatan 3. Pembinaan lingkungan sekolah
1. Pengembangan program 2. Partisipasi pelaksanaan program 3. Kegiatan pada waktuwaktu tertentu
Kategori Dukungan Pelaksanaan Program UKS Tinggi Rendah
2. Definisi Operasional Dukungan Petugas Kesehatan Segala usaha dan kemampuan yang diberikan oleh petugas kesehatan berupa pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan disetiap sekolah, berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan program, serta kegiatan-kegiatan pada waktu-waktu tertentu dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.
2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kecamatan Karang Baru semuanya berjumlah 51 orang. Dari seluruh petugas kesehatan tersebut berasal dari berbagai profesi di bidang kesehatan yaitu kedokteran terdiri dari dokter umum dan dokter gigi, profesi keperawatan & kebidanan terdiri dari Ahli Madya Keperawatan, Sekolah Perawat Kesehatan dan Ahli Madya Kebidanan serta petugas kesehatan masyarakat. Petugas kesehatan Puskesmas lainnya yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petugas kesehatan lingkungan yaitu Ahli Madya Kesehatan Lingkungan, petugas kesehatan gigi, petugas ahli gizi, petugas farmasi serta petugas analis kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Data petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru dalam pelaksanaan program UKS (N=51) Keilmuan Responden
Pendidikan
Fr
(%)
Dokter Umum
S1
1
2
Dokter Gigi
S1
1
2
D3
25
52
SMU
4
8
D3
12
24
Manajemen Kesehatan
S2
1
2
Kesehatan Masyarakat
S1
2
4
Kesehatan Lingkungan
D3
1
2
Kesehatan Gigi
D3
1
2
Ahli Gizi
D3
1
2
Farmasi
D3
1
2
Analis Kesehatan
D3
1
2
Dokter
Keperawatan & Kebidanan Ahli Madya Keperawatan Sekolah Perawat Kesehatan Ahli Madya Kebidanan Kesehatan Masyarakat
∗
Sumber : Bag. Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Karang Baru (2009)
2.2 Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua petugas kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah secara bergantian dan berkelanjutan di Puskesmas Kecamatan Karang Baru. Menurut Arikunto (2006) apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 51 orang petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru yang terlibat dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di Sekolah Dasar Negeri dalam Kecamatan Karang Baru, dengan kriteria sampel adalah petugas kesehatan yang berlatar belakang pendidikan kesehatan baik yang terlibat langsung seperti tenaga dokter, perawat, bidan, ahli gizi, perawat gigi dan tenaga sanitasi atau tidak langsung seperti petugas laboratorium dan tenaga farmasi dalam pelaksanaan program serta bersedia menjadi responden.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Karang Baru yang berlokasi di pinggir jalan Negara Medan–Banda Aceh, Desa Pahlawan Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang dengan pertimbangan bahwa puskesmas ini adalah salah satu Puskesmas yang menjalankan program usaha kesehatan sekolah dan telah berhasil meraih juara satu tingkat Provinsi Aceh untuk pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah. Lokasi ini juga mudah dijangkau dan belum ada penelitian sebelumnya yang dilakukan di puskesmas ini. Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 3 sampai dengan 25 Agustus 2009.
4. Pertimbangan Etik Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan Kepala Puskesmas Kecamatan Karang Baru. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, bagaimana populasi petugas
Universitas Sumatera Utara
puskesmas dipilih serta bagaimana data ditangani untuk memastikan kerahasiaan responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada masing-masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset. Dalam penelitian ini juga disertakan surat persetujuan penelitian (informed concent) yang diberikan kepada kepala puskesmas dan responden.
5. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk angket (kuisioner) yang pertanyaannya dibuat sendiri oleh peneliti yang disesuaikan dengan teoritis. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu kuisioner data demografi dan kuisioner tentang dukungan penyelenggaraan program usaha kesehatan sekolah. Kuisioner data demografi meliput i nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja. Dukungan petugas kesehatan puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah dilakukan dengan wawancara dibantu dengan menggunakan 18 pertanyaan dengan pembagian masing masing enam pertanyaan untuk dukungan pengembangan program, enam pertanyaan untuk dukungan partisipasi pelaksanaan program serta enam pertanyaan untuk dukungan petugas kesehatan berupa kegiatan pada waktu-waktu tertentu. Dalam enam pertanyaan setiap dukungan program kesehatan terdiri dari dua pertanyaan untuk program
Universitas Sumatera Utara
pendidikan kesehatan, dua pertanyaan untuk program pelayanan kesehatan serta dua program untuk pembinaan lingkungan sekolah. Berdasarkan rumus statistik
p=
Re n tan g banyakkelas
dimana p merupakan
panjang kelas dan rentang adalah nilai tertinggi dikurangi nilai terendah (Sujana, 1992), Bentuk pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup terstruktur dengan menggunakan skala Likert dan pilihan jawaban dengan rentang skala 1 – 4, yaitu 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, 4 = selalu, maka dukungan petugas dimasukkan kedalam katagori tinggi bila skor berada diantara nilai 46 – 72, sedangkan untuk katagori dukungan rendah bila skor berada diantara nilai 18 – 45 dengan panjang kelas 27.
6. Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, dan juga sebaliknya (Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa instrumen dianggap valid jika instrumen itu dapat dijadikan alat untuk mengukur yang akan diukur (Danim, 2003). Untuk menilai apakah kuesioner tersebut dapat mengukur yang hendak diukur, maka dapat diuji dengan dua cara yaitu dengan melakukan uji instrumen atau dengan memvalidasi kuesioner kepada seorang ahli di bidangnya. Pada
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini kuesioner telah dikonsultasikan dengan seorang staf pengajar Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Reliabilitas Instrumen Penelitian Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Danim, 2003). Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka hasilnya dilihat berdasarkan tabel nilai product moment. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil uji untuk mencari reliabilitas, untuk itu peneliti menggunakan uji reliability analysis model Cronbach’s Alpha didapatkan nilai 0,767. Dari hasil analysis model Cronbach’s Alpha tersebut dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini telah memenuhi nilai reliable karene berdasarkan tabel taraf significant yang reliabel diperlukan nilai 0,632.
8. Proses Pengumpulan Data Prosedur awal peneliti adalah dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian izin yang diperoleh dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang dan ke Puskesmas Karang Baru Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Setelah mendapat izin dari Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas, pada hari Senin tanggal 3 Agustus 2009 peneliti memanfaatkan pertemuan rutin Puskesmas yang diikuti oleh seluruh staf Puskesmas, bidan desa serta petugas kesehatan yang bertugas pada Puskesmas Pembantu yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas Karang Baru untuk melakukan sosialisasi dan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian serta memberikan surat persetujuan menjadi responden dan kuesioner penelitian untuk diisi. Setelah pertemuan tersebut peneliti menunggu hasil pengisian kuesioner sambil menjelaskan hal-hal mana yang belum bisa dimengerti. Bagi petugas yang tidak hadir atau berhalangan, peneliti mendatangi puskesmas secara berulang-ulang serta menjumpai langsung petugas kesehatan tersebut ke tempat tinggalnya serta memberikan dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitain. Setelah semua kuesioner terisi dan di kembalikan kepada peneliti baik secara langsung maupun dengan cara dititip melalui rekan kerja, maka seluruh data tersebut dilakukan proses analisa data.
9. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner akan diolah dengan menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut : 9.1 Editing atau memeriksa, yaitu mengecek kelengkapan data termasuk isi instrumen, yakni mengecek apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk. 9.2 Coding atau memberi tanda, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori dan diklasifikasikan dengan
Universitas Sumatera Utara
cara memberi tanda atau kode untuk mempermudah melakukan tabulasi dan analisa data. 9.3 Tabulasi, yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 9.4 Analisa data, yaitu menganalisa data yang telah dimasukkan kedalam tabel yaitu data demografi dan pertanyaan dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program untuk diinterpretasikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian tentang dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang melalui proses pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 3 sampai dengan 25 Agustus 2009 di Puskesmas Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.
1.1 Karakteristik responden Pada tabel 2 dapat dilihat data tentang gambaran karakteristik responden sebanyak 51 orang petugas kesehatan Puskesmas di Kecamatan Karang Baru dari berbagai bidang keilmuan terkait yang meliputi umur responden, jenis kelamin, jenjang pendidikan dan lama kerja. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur diantara 23–35 tahun (72%) dengan rata-rata responden berumur 32 tahun (SD=6,18), jenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang (82%), jenjang pendidikan D3 Keperawatan/D3 Kesehatan sebanyak 42 orang (82%). Berdasarkan lama kerja mayoritas responden sudah bekerja 3–6 tahun sebanyak 29 orang (57%).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (N=51) Karakteristik Responden
Frekuensi
Persentase
37 11 3
72 22 6
Laki – laki
9
18
Perempuan
42
82
SMU Sederajat/Kesehatan D3 Keperawatan/D3 Kesehatan Sarjana/Kesehatan
4 42 4
8 82 8
S2/S3/Kesehatan
1
2
1 – 3 Tahun
7
14
3 – 6 Tahun
29
57
> 6 Tahun
15
29
Umur Responden 23 – 35 Tahun 36 – 45 Tahun > 46 Tahun Mean = 32 Tahun (SD = 6,18 ) Jenis kelamin
Pendidikan
Lama kerja
1.2 Kategori dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program UKS Dari data hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan kategori dukungan pelaksanan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang yaitu sebanyak 36 orang (71%) memberikan dukungan yang tinggi sedangkan sebanyak 15 orang (29%) memberikan dukungan yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase kategori dukungan petugas dalam pelaksanaan program UKS (N=51) Kategori Dukungan
Frekuensi
Persentase
Tinggi
36
71
Rendah
15
29
1.3 Dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program UKS Dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah dikelompokkan kedalam tiga aspek yang terdiri dari dukungan pengembangan program, partisipasi program dan kegiatan waktu tertentu. Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa dukungan petugas kesehatan dalam bentuk pengembangan program mayoritas petugas kesehatan sering memberikan dukungan dalam bentuk penyuluhan kesehatan bagi siswa sekolah dasar sesuai dengan bidangnya sebanyak 27 orang (52%), memberikan pendidikan dikelas pada jam belajar tentang kebersihan perseorangan, gigi dan mulut serta kesehatan lingkungan sebanyak 21 orang (41%) dan sering melakukan pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah sebanyak 25 orang (49%). Sedangkan dukungan yang selalu dilakukan dalam pengembangan program ini adalah melakukan pemeriksaan fisik secara berkala tiap tiga bulan sebanyak 18 orang (35%). Untuk aspek partisipasi pelaksanaan program, mayoritas petugas kesehatan selalu melakukan tiga program yaitu melakukan pemantauan status
Universitas Sumatera Utara
gizi anak sebanyak 21 orang (41%), memfasilitasi pelaksanaan skrening kecacingan pada anak sebanyak 24 orang (47%), melibatkan sekolah dalam pencegahan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti DBD, ISPA, TBC dan lain-lain sebanyak 24 orang (45%) dan program yang sering dilakukan oleh petugas adalah memberikan pelatihan kepada guru UKS di Puskesmas tiap enam bulan sebanyak 23 orang (47%). Sedangkan bentuk dukungan kegiatan pada waktu tertentu mayoritas petugas selalu mendukung kegiatan program. Adapun program yang selalu dilakukan petugas diantaranya simulasi cara menggosok gigi dan cuci tangan yang benar sebanyak 27 orang (52%), pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik secara massal sebanyak 24 orang (47%), promosi kesehatan pada hari besar nasional sebanyak 28 orang (55%) serta menjadikan hari besar nasional sebagai hari berprestasi sebanyak 20 orang (39%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program UKS (N=51) Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan UKS
Tp (%)
Kk (%)
Sr (%)
Sl (%)
Memberikan penyuluhan kesehatan siswa
2 (4)
11 (22)
27 (52)
11 (22)
Memberikan pendidikan kesehatan dikelas pada jam belajar tentang kebersihan perseorangan, gigi, mulut & kesling
9 (17)
8 (16)
21 (41)
13 (26)
Pemeriksaan kesehatan berkala tiap 3 bulan
12 (23)
10 (20)
11 (22)
18 (35)
Pengembangan Program
fisik
secara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. (Lanjutan) Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan UKS
Tp (%)
Kk (%)
Sr (%)
Sl (%)
secara
5 (10)
7 (13)
22 (44)
17 (33)
lingkungan
7 (13)
8 (16)
25 (49)
11 (22)
tempat pembuangan kelancaran pembuangan
7 (13)
7 (13)
19 (37)
18 (35)
Menyelenggarakan perlombaan tentang kesehatan, termasuk karya tulis ilmiah terkait UKS
16 (31)
6 (12)
19 (37)
10 (20)
Memberikan pelatihan kepada guru UKS di Puskesmas tiap 6 bulan
14 (27)
3 (6)
24 (47)
10 (20)
Melakukan pemantauan status gizi anak
6 (12)
11 (22)
13 (26)
21 (41)
Memfasilitasi pelaksanaan kecacingan pada anak
skrening
7 (13)
9 (18)
11 (22)
24 (47)
Melibatkan sekolah dalam pencegahan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti DBD, ISPA, TBC dll.
7 (13)
10 (20)
11 (22)
23 (45)
Menjadikan gotong royong, jum'at bersih atau hari-hari tertentu sebagai kegiatan rutin
3 (6)
13 (26)
17 (33)
18 (35)
21 (41)
7 (13)
12 (24)
11 (22)
Pelatihan dokter kecil
6 (12)
17 (33)
12 (24)
16 (31)
Simulasi cara menggosok gigi dan cuci tangan yang benar
5 (10)
8 (16)
11 (22)
27 (52)
Pemeriksaan gigi dan berkala tiap 6 bulan Pengawasan sekolah Pemeliharaan sampah dan limbah
sanitasi
mulut
di
Partisipasi pelaksanaan program
Kegiatan waktu tertentu Perlombaan poster kesehatan tingkat SD
tentang
promosi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. (Lanjutan) Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan UKS
Tp (%)
Kk (%)
Sr (%)
Sl (%)
Pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik massal
2 (4)
9 (18)
16 (31)
24 (47)
Promosi nasional
besar
4 (7)
13 (26)
6 (12)
28 (55)
Menjadikan hari besar nasional sebagai hari berprestasi
5 (10)
14 (27)
12 (24)
20 (39)
kesehatan
pada
hari
2. Pembahasan 2.1 Karakteristik responden Data hasil penelitian tentang karakteristik responden diketahui bahwa petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kecamatan Karang Baru mayoritas berusia 23–35 tahun (72%). Data tersebut memberikan gambaran bahwa petugas kesehatan yang ada di puskesmas itu adalah petugas-petugas kesehatan yang masih berusia produktif yaitu tingkat kemampuan petugas kesehatan dalam melaksanakan program telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agus (2009), bahwa usia produktif itu dimulai dari usia 18-45 tahun. Bila dilihat dari aspek pendidikan, petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Kecamatan Karang Baru telah memiliki jenis keilmuan yang lengkap seperti dokter umum dan dokter gigi, keperawatan dan kebidanan, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan gigi, ahli gizi, farmasi
Universitas Sumatera Utara
serta tenaga analis sehingga dapat membentuk sebuah tim untuk melaksanakan suatu program, keadaan ini sesuai dengan pendapat Zein (2008), yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah membutuhkan kerjasama tim. Kerjasama tim di tingkat Puskesmas sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, kerjasama ini terdiri dari beberapa petugas kesehatan yang terlibat didalamnya diantaranya dokter,
perawat komunitas, perawat gigi, ahli gizi, petugas
sanitasi, petugas posyandu dan tenaga kesehatan lainnya yang dikoordinir oleh Kepala Puskesmas. Sehubungan dengan kerjasama tim, Wahyuni (2005) juga mengatakan bahwa untuk memberikan hasil yang optimal pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah diperlukan kerja tim yang efisen dan efektif. Keadaan ini terlihat jelas dilapangan bahwa berkat dukungan dan kerjasama tim yang kompak sehingga pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah dapat berhasil dengan baik. Faktor lain yang juga mengindikasikan tingginya dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah adalah pengalaman kerja, dimana mayoritas petugas kesehatan sudah memiliki pengalaman kerja yang relatif lama dimana 29 orang (57%) memiliki lama kerja 3–6 tahun dan 15 orang (29%) memiliki lama kerja lebih dari 6 tahun. Dari data karakteristik yang ada menggambarkan bahwa umur, jenjang pendidikan yang komplek serta pengalaman kerja yang relatif lama, memungkinkan terlaksananya program dengan baik, hal ini sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pendapat Antoni (2009), bahwa tinggi rendahnya produktifitas atau dukungan sering kali dikaitkan dengan usia, pendidikan dan pengalaman kerja. 2.2 Dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan Program UKS Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru termasuk dalam kategori tinggi yaitu 71% petugas kesehatan memberikan dukungan pelaksanaan program dalam bentuk melaksanakan tugas dan perannya masing-masing. Hal ini seiring dengan pendapat Effendi (1998), bahwa UKS merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah–sekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan anggota primernya, masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat komunitas dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah. Sesuai dengan pernyataan diatas, peran dan dukungan perawat komunitas di Puskesmas Karang Baru sangat besar, hal ini dipengaruhi oleh lebih dari setengah atau 29 (57%) petugas kesehatan yang ada merupakan tenaga perawat yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa terdapat 29% petugas kesehatan yang masih memberikan dukungan dalam kategori rendah, keadaan ini disebabkan karena ada petugas kesehatan yang tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan masing-masing kegiatan program UKS seperti
Universitas Sumatera Utara
misalnya dalam kegiatan memberikan penyuluhan kesehatan bagi siswa Sekolah Dasar ada sebanyak 4% petugas kesehatan yang tidak pernah melakukan kegiatan tersebut, petugas ini adalah petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan penunjang di Puskesmas seperti tenaga Farmasi dan tenaga Analis Kesehatan. Kegiaan lain yang juga tidak pernah dilakukan oleh petugas kesehatan seperti memberikan pelatihan kepada guru UKS di Puskesmas tiap enam bulan yaitu 27% petugas kesehatan, hal ini karena tidak semua petugas melakukan kegiatan ini seperti bidan desa, tenaga perawat dengan pendidikan SPK, tenaga farmasi dan analais kesehatan tidak pernah melakukan kegiatan ini. Kegiatan pada waktu tertentu yang juga tidak pernah dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru antara lain perlombaan poster tentang promosi kesehatan tingkat SD sebesar 41%, menjadikan hari besar nasional sebagai hari berprestasi sebesar 10% ini juga disebabkan karena ada petugas Puskesmas yang yang tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan program UKS di Sekolah Dasar. Sujudi (2004) menyatakan bahwa dukungan yang diberikan dalam pengelolaan program usaha kesehatan sekolah oleh tenaga kesehatan Puskesmas mencakup melakukan pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan, ikut berpartisipasi langsung dalam setiap pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan sekolah disetiap sekolah serta kegiatan pada waktu-waktu tertentu seperti perlombaan sekolah sehat, HUT kemerdekaan, Hardiknas, Hari Kesehatan Nasional dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan pembahasan bentuk dukungan petugas kesehatan dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru baik itu dukungan dalam bentuk pengembangan program, partisipasi pelaksanaan program maupun dukungan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu sebagai berikut :
2.2.1 Dukungan petugas kesehatan dalam pengembangan Program UKS Hasil
penelitian
menunjukkan
mayoritas
petugas
kesehatan
di
Puskesmas Kecamatan Karang Baru sering melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam bentuk dukungan pengembangan program usaha kesehatan sekolah di sekolah umumnya memberikan penyuluhan kesehatan bagi siswa, memberikan pendidikan kesehatan dikelas pada jam belajar tentang kebersihan
perseorangan,
gigi dan
mulut
dan pengawasan sanitasi
dilingkungan sekolah. Hasil ini menunjukkan bahwa kerja sama perawat komunitas dengan tenaga kesehatan lainnya berjalan dengan baik seperti dalam memberikan penyuluhan kesehatan dengan dokter dan perawat gigi, pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah bekerjasama dengan petugas sanitasi dan ahli gizi. Kegiatan ini sesuai dengan pernyataan Nugrahani (2008), bahwa usaha kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut serta mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan berupa
Universitas Sumatera Utara
penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak sekolah. Kegiatan yang selalu dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas adalah pemeriksaan kesehatan fisik secara berkala tiap tiga bulan sebanyak 18 orang (35%). Hal ini memberi arti bahwa pelaksanaan program tersebut telah dilaksanakan oleh perawat bekerja sama dengan petugas lain yang didalamnya termasuk dokter umum, tenaga bidan dan petugas laboratorium. Kegiatan ini sesuai dengan apa yang diharapkan Depkes (2001), dimana pemerintah daerah diberikan wewenang untuk menjalankan dan mengembangkan program usaha kesehatan sekolah yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah setempat. Sesuai dengan kebijakan Depkes tersebut, maka Puskesmas selalu melakukan pengembangan program sesuai dengan kemampuan yang ada.
2.2.2 Dukungan petugas kesehatan berpartisipasi dalam pelaksanaan Program UKS Bentuk dukungan yang selalu dilakukan petugas kesehatan Puskesmas dalam rangka pelaksanaan program pada umumnya melakukan pemantauan status gizi anak dan memfasilitasi pelaksanaan pemeriksaan kecacingan anak. Sedangkan kegiatan yang melibatkan sekolah dalam bentuk partisipasi pelaksanaan program adalah pencegahan penyakit yang umum terjadi di masyarakat seperti DBD, ISPA, TBC dan lain-lain. Ini menggambarkan bahwa tingginya partisipasi petugas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan petugas kesehatan yang melibatkan semua pihak yang terlibat seperti apa yang
Universitas Sumatera Utara
ungkapkan oleh Murid (2009), bahwa tenaga dokter/dokter umum disamping bertanggung jawab dalam pelaksanaan program juga ikut terlibat dalam pelaksanaan program seperti penyuluhan dan melakukan pemeriksaan kesehatan. Petugas
kesehatan
termasuk
perawat
komunitas
di
Puskesmas
Kecamatan Karang Baru dari hasil penelitian didapatkan bahwa mereka telah melaksanakan perannya masing-masing seperti melaksanakan pemeriksaan kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan keluarganya dan juga aktif dalam mengidentifikasi anak-anak yang mempunyai masalah kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumijatun (2005), bahwa perawat harus proaktif berpartisipasi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di sekolah. Disamping itu perawat juga berperan sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat Puskesmas dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran kesehatan di kelas, pengembangan kurikulum yang terkait dengan kesehatan, serta cara-cara penanganan kesehatan yang bersifat khusus, kecacatan dan penyakit-penyakit yang ada seperti hemofilia dan AIDS.
2.2.3 Dukungan petugas kesehatan dalam kegiatan pelaksanaan Program UKS pada waktu tertentu di Kecamatan Karang Baru Kegiatan lain yang mendapat perhatian dan dukungan dari petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah
Universitas Sumatera Utara
adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu dimana mayoritas petugas kesehatan selalu melakukan simulasi cara menggosok gigi dan cuci tangan yang benar, melakukan pelayanan pemeriksaan fisik secara massal
dan
melakukan promosi kesehatan pada hari besar nasional. Kegiatan ini sudah dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru dengan tujuan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru mayoritas berumur 23-35 tahun (72%), jenis kalamin perempuan 42 orang (82%) dengan tingkat pendidikan mayoritas D3Keperawatan/D3Kesehatan berjumlah 42 orang (82%) serta pengalaman kerja mayoritas berada diantara 3-6 tahun. Dukungan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru berada pada kategori tinggi (71%). Petugas kesehatan memberikan dukungan dalam bentuk pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan disetiap sekolah, berpartisipasi dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan terkait pada waktu hari tertentu dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.
2. Saran
Universitas Sumatera Utara
2.1 Diharapkan pada petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru untuk
mempertahankan
serta
meningkatkan
dukungannya
dalam
pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah di Sekolah Dasar sehingga untuk masa yang akan datang hasilnya lebih baik 2.2 Diharapkan pada petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Karang Baru khususnya perawat komunitas untuk lebih mengembangkan diri baik ilmu pengetahuan maupun keahlian lapangan. 2.3 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi petugas kesehatan khususnya yang berhubungan dengan perawatan komunitas.
Universitas Sumatera Utara