PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI Oleh: Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc.
Tanggal 13 Februari 2017
Pembimbing II
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
Tanggal 13 Februari 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI Dipersiapkan dan ditulis oleh: Agustinus Nugrahanto NIM: 131134097
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 21 Februari 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
………………
Sekretaris
: Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.
………………
Anggota 1
: Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ………………
Anggota 2
: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
………………
Anggota 3
: Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd.
………………
Yogyakarta, 21 Februari 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus yang selalu menyertai di setiap langkah perjalanan hidup. 2. Bapakku Dominicus Supriyono (Alm) , Ibuku Anastasia Endang Ernawati yang selalu menjadi panutan dan idolaku 3. Kakak-kakakku Cosmas Wahyu Ardi Prasetyo dan Theresia Ardiarini Yuani yang selalu membimbing dan menyemangati. 4. Angel dan Lia selaku teman kelompok PPL yang yang selalu berbagi suka dan duka. 5. Teman-temanku satu payung R & D IPA Montessori dan teman-teman PGSD yang menemani selama pengerjaan skripsi dan perkuliahan di PGSD Universitas Sanata Dharma. 6. SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang bersedia bekerja sama dalam pengambilan data skripsi 7. Pak Muhibat yang membantu pembuatan media pembelajaran 8. Almamater Universitas Sanata Dharma 9. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Lepaskan Rantai yang membelengu, Nyalakan api dan lenteramu” – Barasuara “Yang pernah jatuh kan berdiri lagi, yang patah tumbuh, yang hilang berganti”Bandaneira “Titipkan semangat pada yang tlah lelah, tegakkan kaki yang telah tertekuk” – Silampukau “Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu” – Nosstress “Segera lepas tali sampanmu, dayung kemanapun kau mau, lucuti rantai membelenggu, buka hati menata hari baru” – Dialog Dini Hari “Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu, kau berlari dengan waktu tanpa ragu yang membelenggu” – Barasuara “Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan” – Lukas 11: 10 “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah di dalam kasih-Ku itu” – Yohanes 15: 9
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Februari 2017 Penulis
Agustinus Nugrahanto
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Agustinus Nugrahanto
Nomor Mahasiswa
: 131134097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI
RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk
media
lain,
mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 21 Februari 2017 Yang menyatakan,
Agustinus Nugrahanto
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI RANGKA MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI Agustinus Nugrahanto Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini diawali dari tidak lengkapnya komponen media pembelajaran yang dimiliki oleh SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Permasalahan tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori. Penelitian ini dilakukan kepada sekelompok siswa kelas V di SD Kanisius Eksperimental Mangunan tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono (2014) serta Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang kemudian dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas. Hasil dari penelitian ini adalah prototipe media pembelajaran IPA mengenai rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Perolehan skor rerata sebesar 3,85. Uji coba terbatas menunjukkan terdapat peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai posttest dengan pretest sebesat 40. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka kepala manusia memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami materi rangka manusia. Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media, rangka manusia, IPA.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT DEVELOPMENT OF ELEMENTARY SCHOOL SCIENCE STUDY LEARNING MATERIAL FOR HUMAN BONES BASED ON MONTESSORI METHOD Agustinus Nugrahanto Sanata Dharma University 2017 This research started from the incomplete components of learning media, owned by Mangunan Experimental Canisius Elementary School. Due to these problems, researchers considered conducting the research. This study aimed to describe the procedure of learning elementary school media development of human bones based of Montessori method and find out the quality of the media elementary school media development of human bones based of Montessori method. The subject of the research was a group of fifth grade students of Mangunan Experimental Canisius Elementary School year 2016/2017. This research method was research and development. A few steps of research adopted a model Sugiyono (2014) and also Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) who was later modified into five steps, among other potential problems, planning, design, development, product validation and field limited trial. The results of this research was the prototype of the media learning IPA on learning the human head based on Montessori method. Media learning method based on human head Montessori had a very good quality as seen as the results of the validation performed by expert IPA and Montessori. The average score of acquisition was 3.85. Field limited trials of learning media indicated there was an increase in students' scores. The score difference between pretest and posttest was 40. Thus, it could be concluded that the human head bones learning media had excellent quality and helped students to understand about human bones. Keywords: Research and development, Montessori method, media, Human bones, Science Studies.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, peneliti
ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 5. Khatarina Supatminingsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Eksperimental Mangunan. 6. Seluruh Keluarga Besar SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah membantu selama proses penelitian. 7. Lia dan Angel , teman kelompok Program Pengalaman Lapangan yang telah berbagi suka dan duka. 8. Nunik, Sigit, Lia, Agnes, Joni, Julius, Siska, Dita dan teman-teman kelompok payung R & D Montessori.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Teman-teman mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2013. 10. Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa.
Semoga skripsi ini dapat berguna dalam hal isi maupun inspirasi untuk lebih baik lagi. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian ini ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya. Penyusun meminta kritik dan saran agar skripsi yang akan datang jauh lebih baik daripada yang sekarang.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii ABSTRAK
...................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3
Tujuan ............................................................................................................ 5
1.4
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1.5
Definisi Operasional....................................................................................... 7
1.6
Spesifikasi Produk.......................................................................................... 7
1.6.1 Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia .............................. 7 1.6.2 Produk Kartu Media ....................................................................................... 8 1.6.3 Produk Kotak Penyimpanan ........................................................................... 9 1.6.4 Cara Pemakaian Produk ............................................................................... 10 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11 2.1
Kajian Pustaka.............................................................................................. 11
2.1.1 Teori Perkembangan Anak ........................................................................... 11 2.1.2 Media Pembelajaran ..................................................................................... 12 2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ...................................... 17 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ..................................................................... 19 2.2
Penelitian Relevan ........................................................................................ 24
2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori .................................................................................................... 24 2.3
Kerangka Berpikir ........................................................................................ 27
2.4
Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29 3.1
Jenis Penelitian ............................................................................................. 29
3.2
Setting Penelitian.......................................................................................... 29
3.2.1 Subjek Penelitian.......................................................................................... 29 3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 30 3.2.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 30 3.2.4 Waktu Penelitian .......................................................................................... 31 3.3
Rancangan Penelitian ................................................................................... 31
3.4
Prosedur Penelitian....................................................................................... 34
3.4.1 Potensi dan Masalah..................................................................................... 36 3.4.2 Penyusunan Rencana .................................................................................... 36 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal produk ........................................................... 37 3.4.4 Validasi Produk ............................................................................................ 38 3.4.5 Uji Coba Terbatas ........................................................................................ 38 3.5
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 39
3.5.1 Observasi ...................................................................................................... 39 3.5.2 Wawancara ................................................................................................... 39 3.5.3 Kuesioner ..................................................................................................... 40 3.5.4 Tes ................................................................................................................ 40 3.6
Instrumen Penelitian..................................................................................... 41
3.6.1 Pedoman Observasi ...................................................................................... 41 3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................... 43 3.6.3 Kuisioner ...................................................................................................... 45 3.6.4 Soal Tes ........................................................................................................ 48 3.7
Triangulasi.................................................................................................... 51
3.8
Teknik Analisis Data .................................................................................... 52
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .............................................................................. 52 3.8.2 Analisis Data Kualitatif ................................................................................ 56 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 57 4.1
Hasil Penelitian ............................................................................................ 57
4.1.1 Potensi dan Masalah..................................................................................... 57 4.1.2 Penyusunan Rencana .................................................................................... 87 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk........................................................... 99 4.1.4 Validasi Produk .......................................................................................... 105 4.1.5 Uji Coba Terbatas ...................................................................................... 107 4.2
Pembahasan ................................................................................................ 111
4.2.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori ........................................... 111 4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori .................................................................................................. 115 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 118 5.1
Kesimpulan ................................................................................................ 118
5.2
Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 119
5.3
Saran ........................................................................................................... 120
DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 121 LAMPIRAN ..................................................................................................... 124
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI MASALAH ........................ 124 Lampiran 1.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi ............................................. 124 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ................................ 126 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli ...................................................................................... 127 Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah ............................. 130 Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli ........ 134 Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru. .............................................. 137 Lampiran 1.7 Lembar Hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ...... 140 Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan siswa ............................................ 143 LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN ............................ 145 Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli ............................................................................................... 145 Lampiran 2.2 Lembar Hasl Uji Keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru ............................................................................................. 149 Lampiran 2.3 Lembar hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ........................ 152 Lampiran 2.4 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa ......... 155 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa ............................................................................................ 160 LAMPIRAN 3 INSTRUMEN TES .................................................................. 168 Lampiran 3.1 Lembar hasil validitas isi instrumen tes oleh ahli ....................... 168 Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli .............. 170 Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris . 175 Lampiran 3.4 Output SPSS penghitungan validitas instrumen tes .................... 177 Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes ................................ 178 Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ................................................. 181 Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest ................................................ 182 LAMPIRAN 4 VALIDASI PRODUK ............................................................. 183 Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ......... 183 Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ............................................................. 186 Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa. .................................................. 189 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli ...... 191 Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli ............................................................................................... 193 Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru ............................................................................................. 195 Lampiran 4.7 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa ............................................................................................ 197 LAMPIRAN 5 ALBUM MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA .................................................................................. 197 LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN ........................................................... 214 Lampiran 6.1 Surat Izin Penelitian .................................................................... 214 Lampiran 6.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 215 LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI UJI COBA TERBATAS ......................... 216 LAMPIRAN 8 CURRICULUM VITAE ......................................................... 217
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala............................... 8 Gambar 1.2 Desain Kartu Materi ............................................................................ 9 Gambar 1.3 Desain Kartu Soal ............................................................................... 9 Gambar 1.4 Desain Kotak Kartu Materi dan Kartu Soal ........................................ 9 Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala ....... 10 Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala ..................................................... 22 Gambar 2.2 Rangka badan .................................................................................... 23 Gambar 2.3 Rangka anggota gerak ....................................................................... 24 Bagan
3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall ....................... 31
Bagan
3.2 Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono ................. 33
Bagan
3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ............................. 34
Bagan
3.5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ............ 51
Bagan
3.6 Triangulasi Sumber Data Wawancara .............................................. 52
Rumus 3.1 Rumus peerhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ...... 54 Rumus 3.2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner .............................. 55 Rumus 3.3 Perhitungan nilai pretest dan posttest ............................................... 56 Gambar 4.1 Replika rangka kepala manusia ......................................................... 88 Gambar 4.2 Replika rangka kepala manusia beserta papan ................................ 101 Gambar 4.3 Kartu materi..................................................................................... 102 Gambar 4.4 Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ............................. 103 Gambar 4.5 Penutup kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal ............... 103 Gambar 4.6 Kartu soal ........................................................................................ 104 Gambar 4.7 Kotak penyimpanan media .............................................................. 104 Grafik 4.1 Perbedaan nilai pretest dan posttest dari masing-masing siswa ..... 109 Grafik 4.2 Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest ..................................... 109
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V ............................. 42
Tabel 3.2
Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah .............................. 43
Tabel 3.3
Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ................................. 44
Tabel 3.4
Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V ................................ 44
Tabel 3.5
Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ........................................................ 45
Tabel 3.6
Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ...................................................... 47
Tabel 3.7
Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ............................... 48
Tabel 3.8
Kisi-kisi Soal Tes Kelas V ............................................................ 49
Tabel 3.9
Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes ................................. 49
Tabel 3.10
Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ........................................ 55
Tabel 3.11
Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen .................... 55
Tabel 4.1
Hasil validasi Instrumen Observasi ............................................... 58
Tabel 4.2
Tabel hasil observasi ..................................................................... 58
Tabel 4.3
Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah..... 60
Tabel 4.4.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah ...................................... 60
Tabel 4.5
Hasil validasi pedoman wawancara guru ...................................... 61
Tabel 4.6.
Hasil wawancara dengan guru ...................................................... 62
Tabel 4.7
Hasil validasi pedoman wawancara siswa .................................... 63
Tabel 4.8
Hasil Wawancara dengan Siswa ................................................... 63
Tabel 4.9
Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ............... 67
Tabel 4.10
Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru ... 68
Tabel 4.11
Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara ..................................................... 68
Tabel 4.12
Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli ................................................................................................. 69
Tabel 4.13
Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa .................................................................. 70
Tabel 4.14
Hasil uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan untuk siswa . 70
Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .... 71
Tabel 4.16
Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru .................................................................. 74
Tabel 4.17
Rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa ................. 78 xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18
Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan ....................................................................... 81
Tabel 4.19
Hasil uji validasi isi oleh Ahli ....................................................... 92
Tabel 4.20
Hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli............................. 93
Tabel 4.21
Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS .............. 94
Tabel 4.22
Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ............................. 95
Tabel 4.23
Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ........................................ 96
Tabel 4.24
Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ...................................................................................... 96
Tabel 4.25
Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli ........................ 97
Tabel 4.26
Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner validasi produk ........................................................................................... 98
Tabel 4.27
Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa .............................................................................................. 98
Tabel 4.28
Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa ...................................................................................... 99
Tabel 4.29
Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli .................. 105
Tabel 4.30
Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran...... 106
Tabel 4.31
Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli ....................................................................................... 106
Tabel 4.32
Rekapitulasi komentar validasi produk album media pembelajaran ............................................................................... 107
Tabel 4.33
Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ............................ 108
Tabel 4.34
Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru ..... 110
Tabel 4.35
Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. .. 110
Tabel 4.36
Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran rangka kepala manusia.......................................... 116
Tabel 4.37
Selisih nilai antara pretest dan posttest ....................................... 116
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk. 1.1
Latar Belakang Dalam meningkatkan literasi suatu bidang mata pelajaran, terdapat
berbagai cara salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran sendiri berfungsi memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam pelajaran (Sadiman, dkk, 1987: 7). Di bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Dictionary of Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan pengetahuan manusia didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen, serta dijelaskan dengan bantuan aturanaturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Tujuan dari mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) engembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006). Dari beberapa hal diatas, disimpulkan media pembelajaran dapat dijadikan salah satu sarana dalam mendapatkan pengetahuan mengenai IPA. Melalui penggunaan media, siswa dapat terbantu dalam memahami materi serta meningkatkan kemampuan literasi pada bidang IPA. Hal tersebut selaras dengan tujuan pendidikan yaitu memberi bekal kemampuan dasar mebaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa. (Taufiq dkk, 2011: 1.13). Akan tetapi, hal terebut bertolak belakang jika melihat hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tentang kemampuan literasi siswa pada tahun 2015. Dalam bidang IPA menyebut, Indonesia menempati urutan ke 62 dari 70 negara. Hal ini sangat disayangkan sekali, mengingat usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan Indonesia. Peneliti melakukan analisis masalah dengan mewawancarai salah satu siswa kelas V dan Guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar di Yogyakarta pada tanggal 1 dan 6 Agustus 2016. Guru kelas V mengatakan bahwa kesulitan dalam mengajarkan IPA tertuju pada kebutuhan media untuk mengkongkritkan materi yang bersifat abstrak, terutama materi yang jarang ditemukan siswa dalam aktivitas sehari-hari. Guru mengalami kendala salah satunya pada saat menyampaikan materi mengenai rangka manusia. Ketidaklengkapnya komponen media pembelajaran menjadi kendala bagi guru dalam menjelaskan materi tersebut. Dalam wawancara kepada salah satu siswa di kelas V, IPA dianggap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelajaran sulit, terutama dalam memahami materi yang bersifat hafalan. Sangat disayangkan sekali jika mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang tidak disukai lantaran materi yang sulit. Berdasarkan teori Jean Piaget, usia anak dalam memasuki bangku Sekolah Dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret (7-11 tahun), di mana mereka mulai menyelesaikan sesuatu atau masalah secara konkret dan nyata. Pada tahap ini anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan keterhubungan
benda-benda,
aturan-aturan,
prinsip
membentuk ilmiah
dan
sederhana,
mempergunakan mempergunakan
hubungan sebab akibat, serta dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69). Dari teori Jean Piaget, disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat penting sekali dengan tahap perkembangan anak pada bangku Sekolah Dasar. Hal ini selaras dengan fungsi media yang juga memberikan pengalaman kongkret di kalangan siswa (Arsyad, 2014: 29). Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan Guru pada tanggal 1 Agustus 2016. Hasil wawancara menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat berefek pada minat belajar dan pemahaman siswa terkait dengan materi dalam pembelajaran IPA. Siswa menjadi lebih antusias dan cepet menangkap materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Dari hasil analisis kebutuhan siswa dan guru pada tanggal 26 Oktober 2016 pun menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi IPA.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media pembelajaran berbasis metode Montessori. Metode Montessori adalah metode pendidikan bagi anak yang didasarkan pada teori perkembangan anak, dimana metode ini pertama kali digagas pada akhir abad 19 dan awal 20 oleh guru dari Italia yang bernama Maria Montessori. Metode ini diterapkan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Ciri dari metode ini adalah penekanan aktivitas yang muncul dari diri anak (Rithaudin, 2008: 2). Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
dapat
melatih
keterampilan dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82). Sumber lain menambahakan media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Anak juga mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembalajaran berbasis metode Montessori. Dalam penggunaannya dapat memberikan kontrol pada siswa (Lillard, 1996:80-85). Sudah banyak penelitian pengembangan media pembelaajaran berbasis Metode Montessori yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Beberapa diantaranya Noi (2015) mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Metode Montessori materi perkalian untuk kelas III. Widyaningrum (2015) mengembangkan media pembelajaran berbasis Metode Montessori materi penjumlahan dan pengurangan untuk kelas II. Hardiyanti (2016) Mengembangkan media pembelajaran berbasis Metode Montessori untuk materi keragaman budaya kelas IV. Meskipun banyak sekali penelitian tentang media pembelajaran montessori, sebagian besar media pembelajaran Montessori yang dikembangkan para mahasiswa lulusan PGSD 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut ditujukan pada mata pelajaran Matematika, sedangkan pada Mata pelajaran IPA belum ada satupun. Di sisi lain
mata pelajaran IPA juga
membutuhkan media pembelajaran dalam mengongkretkan materi yang bersifat abstrak. Melihat fakta di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research dan Development) media pembelajaran pembelajaran IPA materi rangka manusia yang difokuskan pada rangka kepala. Media pembelajaran diciptakan dengan mengembangkan media pembelajaran torso rangka kepala manusia dengan memperhatikan lima ciri media pembelajaran Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Penelitian dan pengembangan tentang media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori ini dibatasi pada tahap prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA. Produk media pembelajaran IPA ini diujikan secara ilmiah kepada ahli dan dilakukan uji coba terbatas. Selain itu, penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada mata pelajaran IPA materi tentang rangka manusia. 1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?
1.2.2
Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V?
1.3
Tujuan
1.3.1
Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3.2
Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Untuk Mahasiswa Memberikan pengalaman mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori yang dapat membantu siswa memahami materi IPA tentang bagian-bagian rangka manusia serta memberikan wawasan bagaiamana menciptakan pembelajaran yang inovatif melalui media pembelajaran.
1.4.2
Untuk Guru Mendapatkan wawasan mengenai pengembangan media pembelajaran tentang bagian-bagian rangka manusia berbasis Metode Montessori, sehingga
dapat
membuat
atau
mengembangkan
sendiri
media
pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang inovatif. 1.4.3
Untuk Siswa Mendapatkan pengalaman belajar tentang bagian-bagian rangka manusia menggunakan media pembelajaran berbasis Metode Montessori. Siswa juga dapat mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan bagian-bagian rangka manusia melalui pembelajaran yang menyenangkan menggunakan media pembelajaran.
1.4.4
Untuk Sekolah Mendapatkan wawasan yang luas mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga dapat mempertimbangkan untuk membuat atau mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori . 1.4.5
Untuk Prodi PGSD Prodi PGSD memiliki media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk pelajaran IPA yang sudah dikembangkan melalui penelitian dengan metode research and development dengan melibatkan mahasiswa, dosen guru, dan siswa di SD mitra.
1.5
Definisi Operasional
1.5.1
Media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.
1.5.2
Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
adalah
media
pembelajaran yang memiliki ciri gradasi, menarik, auto-education, dan auto-correction. 1.5.3
IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam.
1.5.4
Rangka adalah kumpulan tulang yang bermacam-macam dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
1.6
Spesifikasi Produk
1.6.1
Produk Media Papan dan replika rangka kepala manusia Replika rangka kepala mempunyai 10 variasi warna pada 10 bagian tulang
yang ditempelkan pada papan berukuran 30 cm x 40 cm . Papan tersebut mempunyai 10 lubang di samping untuk menyisipkan kartu materi. Di tepian papan terdapat nomor dari angka 1 sampai 10
dengan variasi warna yang
berbeda. Variasi warna tersebut disesuaikan dengan warna pada bagian rangka 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepala. Berikut media papan dan replika rangka kepala manusia yang disajikan pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Desain papan media pembelajaran rangka kepala 1.6.2
Produk Kartu Media Kartu media memiliki 2 jenis, yaitu kartu materi dan kartu soal. kartu
materi memiliki 10 variasi warna yang disesuaikan dengan warna pada replika rangka kepala manusia. Kartu materi berjumlah 10 karena sesuai dengan jumlah bagian rangka kepala yang diajarkan di Sekolah Dasar, yaitu 10 (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Kartu materi berukuran 5 cm x 8 cm serta mempunyai 2 sisi. Sisi 1 berisi tentang nama-nama bagian rangka kepala, dan sisi 2 berisi tentang penjelasan dari bagian tersebut. Jenis lainnya yaitu kartu soal. Kartu soal berukuran 3 cm x 6 cm dan mempunyai 2 jenis, yaitu kartu soal untuk nama bagian tulang, dan kartu soal untuk penjelasan bagian tulang. satu jenis kartu soal berjumlahkan 10 buah, sehingga total kartu soal sebanyak 20 Kartu soal dengan kartu materi dibedakan dari segi perwarnaan. Untuk semua kartu soal diberi warna putih. Berikut gambar desain kartu materi dan kartu soal yang disajikan pada gambar 1.2 dan gambar 1,3.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1.2 Desain Kartu Materi
Gambar 1.3 Desain Kartu Soal 1.6.3
Produk Kotak Penyimpanan Kotak penyimpanan yang pertama yaitu kotak penyimpanan kartu materi
dan soal. Kotak penyimpanan disertai tutup. Permukaan alas berukuran 10 cm x 10 cm, sedangkan permukaan samping memiliki ukuran 10 cm x 10 cm. kotak tersebut diberi sekat untuk membagi 2 tempat, sehingga masing-masing tempat berukuran 10 cm x 10 cm. Kotak penyimpanan yang kedua yaitu kotak penyimpanan komponen media pembelajaran rangka kepala manusia. Kotak penyimpanan itu dkotak besar berukuran 32 cm x 42 cm dengan tinggi 21 cm yang dilengkapi. Berikut desain media kotak penyimpanan yang disajikan pada gambar 1.4 dan gambar 1.5
Gambar 1.4 Desain Kotak Kartu Materi dan Kartu Soal 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
. Gambar 1.5 Desain kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala 1.6.4
Cara Pemakaian Produk Dalam pemakaian media pembelajaran berbasis metode Montessori ini,
guru memulai dengan cara menunjukkan secara keseluruhan warna- warna pada rangka kepala. Setelah itu, guru meraba salah satu warna pada rangka kepala dan disusul dengan membuka kotak materi dengan warna yang sama dengan yang diraba pada bagian rangka kepala. Setelah itu disusul dengan warna selanjutnya hingga warna ke 10. Setelah itu, siswa diberikan kesempatan untuk mencoba berdasarkan langkah-langkah yang sudah dicontohkan oleh guru tadi. Setelah siswa selesai mencoba. Guru memberikan kertas soal mengenai nama tulang beserta penjelasannya, dan meminta siswa mencocokan kertas soal itu pada warna yang ada pada papan dengan melihat juga warna dari masing-masing bagian rangka kepala. Setelah itu siswa mencocokan tebakannya dengan membuka kartu materi pada samping bagian papan.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Perkembangan Anak Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh Jean Piaget (dalam Suparno, 2001: 25) dibagi dalam masa-masa perkembangan sebagai berikut. 1.) Tahap sensorimotorik (lahir – umur 2 tahun). Pada tahap ini, masa ketika dimana bayi mulai mempergunakan sistem penginderaan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya mengenal obyek. Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi masih sangat tergantung dan tidak berdaya, tetapi sebagian alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi (Suparno, 2001: 2628). 2.) Tahap praoperasional (umur 2 sampai 7 tahun). Pada periode ini, anak sudah mulai meningkatkan kosa kata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifat, mulai memiliki pengetahuan unik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, tidak berfikir baik, tidak berfikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak, mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik (Suparno, 2001:49) 3.) Tahap operasional konkret (umur 8 sampai 11 tahun). Pada tahap ini, anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berfikir
secara
operasional,
untuk
mempergunakan
mengklasifikasikan
cara
benda-benda,
berfikir membentuk
operasional dan
mempergunakan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan hubungan sebab akibat dapat memahami suatu konsep (Suparno, 2001:69). 4) Tahap operasional formal (umur 11 tahun ke atas). Pada tahap ini, anak remaja bisa menata pikiran hanya di dalam pikiran mereka saja. Meskipun kebanyakan riset Piaget tentang masa remaja hanya dikaitkan dengan penalaran matematis dan ilmiah namun dia sungguh-sungguh berspekulasi tentang peranan operasi-operasi formal di dalam kehidupa remaja. (Suparno, 2001:88) 2.1.2 Media Pembelajaran 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran berasal, dari 2 kata, media dan pembelajaran. Media adalah sebuah alat berfungsi dalam penyampaian pesan (Sanaky, 2013: 3). Pendapat lain menambahkan media adalah alat bantu komunikasi guna lebih semakin efektif dalam berkomunikasi (Arsyad,2014: 2). Sadiman dkk (1986: 7) sependapat dengan argumen di atas bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat. Maka, dapat disimpulkan media alat adalah bantu komunikasi oleh pembawa pesan menuju penerima pesan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana oleh guru untuk mengkondisikan siswa baik individu maupun kelompok agar bisa belajar dengan baik (Hernawan dkk, 2012: 11.3). Sanaky (2013: 11) menambahkan pembelajaran perlu menggunakan prinsip-prinsp
berikut,
yaitu berpusat
pada
siswa,
mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai estetika, etika, logika, dan kinestetika, serta 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memfasilitasi pengalaman belajar yang beragam. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan suatu kurikulum. Dari pendapat di atas mengenai pengertian media dan pembelajaran, Sanaky (2013: 3-4) mendefinisakan media pembelajaran sebagai sebuah sarana atau alat bantu yang digunakan sebagai perantara proses pembelajaran supaya dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuan pembelajaran. Asyad (2014: 6) mendifiniskan media sebagai alat bantu komunikasi anatar guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari definisi dari beberapa ahli di atas , dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah benda atau alat yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran. 2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Selain itu penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran. Media pembelajaran membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik (Arsyad, 2010: 15-16). Beberapa hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kemp & Dayton (Dalam Arsyad, 2010: 25-27) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran menimbulkan dampak positif yaitu 1) penyampaian pelajaran lebih baku, 2) pembelajaran lebih menarik dan interaktif, 3) mempersingkat waktu penyampaian isi pembelajaran, 4) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, 5) pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja terlebih media pembelajaran yang 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirancang untuk digunakan secara individu, 6) meningkatkan sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari, dan 7) beban guru dalam menjelaskan berkurang. Sanaky (2013: 6) mengkategorikan manfaat media pembelajaran menjadi 2, yaitu bagi pengajar dan pembelajar. Bagi pengajar, media pembelajaran dapat 1) memberikan pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran, 2) menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik, 3) memberikan kerangka sistematis mengajar dengan baik, 4) memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, 5) membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajiam materi pelajaran, 6) membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, 7) meningkatkan kualitas pengajaran, 8) memberikan dan meningkatkan variasi belajar, 9) menyajikan informasi sehingga memudahkan penyampaian isi materi, dan 10) menciptkan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media bagi pembelajar dapat 1) meningkatkan motivasi belajar pembelajar, 2) memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar, 3) memudahkan pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, 3) pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tekanan, serta 10) pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis yang disajikan. Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, media pembelajaran membantu dalam menyampaikan materi secara terstruktur kepada siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Bagi siswa, media pembelajaran membantu siswa dalam proses berfikir abstrak menjadi lebih kongkret. 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran Sanaky (2013: 44 - 45) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 5 jenis. Pertama, media pembelajaran dengan bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual yang berupa
bahan-bahan
cetakan
dan
bacaan.
Kedua,
media
pembelajaran
menggunakan alat audio-visual, yang berupa (a) proyeksi, meliputi proyektor, slide, film dan LCD. (b) Media non proyeksi, meliputi papan tulis, poster, papan tempel, kartun, , komik, bagan, diagram, gambar dan grafik. (c) Benda tiga dimensi, antara lainbenda tiruan, boneka, topeng, globe, dan museum sekolah. Ketiga, media yang menggunakan teknik atau masinal, seperti slide, film strife, radio, serta komputer. Keempat, media berupa kumpulan benda-benda, seperti peninggalan sejarah, dokumentasi sejarah, atau bahan-bahan yang mempunyai nilai sejarah. Kelima, media dengan menggunakan contoh-contoh kelakuan, antara lain perilaku mengajar. Seels & Glasgow (Dalam Arsyad, 2010: 33-35) membagi media pembelajaran menjadi 2 kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. Media tradisional terdiri dari, (1) Visual diam yang diproyeksikan, seperti proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips. (2) Visual yang tak diproyeksikan, seperti gambar, poster, dan foto. (3) Media audio, meliputi rekaman dan pita kaset. (4) Penyajian Multimedia, meliputi slide plus suara (tape). (5) Media visual dinamis yang diproyeksikan, seperti film, televisi, dan video. (6) Media cetak, meliputi, buku cetak, modul, teks terprogram dan majalah ilmiah. (7) Permainan, meliputi teka-teki, simulasi, permainan papan. (8) Realia, seperti model, peta dan boneka. Media teknologi mutakhir meliputi, (1) 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teleconference, (2) telelecture, (3) Computer-assisted instruction, (4) Hypertext, (5) Hypermedia, (6) Interactive video, serta (7) Compact video disc. Sanjaya (2012: 118-121) mengklasifikan media pembelajaran menjadi empat kategori besar sudut pandang, yaitu dari sifatnya, kemampuan jangkauannya, cara pemakaiannya serta bentuk dan cara penyajian. Dilihat dari sifatnya, media dibagi menjadi 3 macam. (1) Media auditif, yaitu hanya dapat didengar saja, meliputi radio, kaset, perekam suara dan piringan hitam. (2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat tanpa mengandung unsur suara, meliputi slide, foto, lukisan dan gambar. (3) Media audio visual, yaitu mengandung unsur suara dan gambar, misalnya rekaman video dan slide suara. Selanjutnya dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi dua macam. (1) Media yang memiliki daya liput yang luas seperti radio dan televisi. (2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film, slide dan video. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dibagi menjadi dua macam, (1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, komputer dan transparansi. (2) Media yang tidak diproyeksikan, meliputi gambar, foto, lukisan dan media grafis lainnya (Sanjaya, 2012: 118-119). Dari bentuk penyajian, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tujuh. (1) Media visual diam, meliputi (a) media grafis, seperti grafik, diagram, bagan, sketsa dan poster, (b) media bahan cetak, seperti buku dan modul, serta (c) media gambar diam, meliputi foto. (2) Media visual yang diproyeksikan, meliputi OHP/OHT, opaque projector, slide dan film. (3) Media audio, meliputi radio, tape recorder. (4) Media audio visual diam, meliputi, sound slide, film dan stripe bersuara. (5) Media motion picture, yaitu serangkaian gambar diam yang 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meluncur secara cepat. (6) Media televisi, yaitu media yang menyampaikan pesan audio visual dan gerak. (7) Multimedia, meliputi modul yang terdiri dari bahan cetak, bahan audio , dan bahan audiovisual. Dari beberapa pengelompokkan media pembelajaran yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan belum adanya kesepakatan tentang pengelompokkan media pembelajaran yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya. Meskipun demikian, pengelompokkan media yang sudah ada mempermudah dan memperjelas tujuan, fungsi dan cara penggunaan, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran. Dari klasifikasi tersebut, peneliti mengkategorikan media pembelajaran rangka kepala manusia masuk ke dalam media visual diam 3 dimensi, dilihat dari bentuknya yang 3 dimensi serta tidak bisa bergerak. 2.13
Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran Montessori mempunyai 4 ciri khusus (Montessori, 2002:171-175). Ciri yang pertama adalah menarik. Media pembelajaran Montessori dirancang semenarik mungkin mulai dari segi warna, bentuk, dan sebagainya agar dapat menambah minat siswa dalam belajar. Pewarnaan, media yang menarik dapat mengaktifkan sensorial anak dalam menyentuh, meraba, bahkan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh media pembelajaran (Montessori, 2002: 174). Ciri yang kedua adalah bergradasi. Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran Montessori tidak hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). Gradasi warna dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan media pembelajaran Montessori (Montessori, 2002: 175). Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. (Montessori, 2002: 171). Ciri yang keempat adalah auto-education. Media pembelajaran Montessori dibuat untuk menumbuhkan kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi halhal yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai pengendali kesalahan (Montessori, 2002: 172-173). Peneliti menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual, karena Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks (Lillard, 2005: 32). Oleh karena itu, Montessori menyediakan peralatan untuk belajar anak dengan memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar anak. Dengan demikian, anak mengalami sendiri tentang apa yang ada di lingkungan 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekitarnya, bukan karena orang lain (Hainstock, 1997: 83).
Dari 4 ciri khas
media pembelajaran Montessori dan 1 ciri tambahan yang telah dipaparkan, disimpulkan bahwa 5 ciri khas tersebut dapat dijadikan sebagai syarat atau acuan dalam pembuatan media pembelajaran berbasis Metode Montessori. 2.1.3.2 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997: 82). Lillard (1996: 80-85) menambahakan bahwa siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak dalam belajar melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut. 2.1.4
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2.1.4.1 Hakikat IPA Mariana dan Praginda (2009: 6) menjelaskan hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya yang dikemas menjadi sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah. Concise Dictionary of Science (Dalam Iskandar, 2001: 2) menjelaskan Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan manusia secara luas yang didapatkan melalui pengamatan dan eksperimen dengan sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Concise Dictionary of Science ( Dalam Iskandar, 2001: 2) juga menambahkan 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa IPA disebut juga sebagai produk yang terbagi dalam fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA yaitu pernyataanperyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Dari pengertian di atas, secara umum IPA adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ilmiah terhadap fenomena-fenomena yang ada pada alam. Kegiatan ilmiah dapat berupa kegiatan pengamatan maupun kegiatan eksperimen. Dari kegiatan ilmiah tersebut dapat menemukan sebuah konsep dan teori dari ojek IPA itu sendiri. Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat Sekolah Dasar, ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi, 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4) Bumi dan alam semesta yang meliputi: tanah, bumi, Sumber Daya Alam, dan benda-benda langit lainnya. Tujuan mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) 2 mengembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs ( BSNP, 2006). 2.1.4.2 Materi Tentang Rangka Manusia Rositawaty dan Muharam (2008: 4) menjelaskan bahwa rangka adalah kumpulan tulang yang saling berkaitan dan berhubungan. Pendapat lain mengatakan bahwa rangka adalah kumpulan tulang-tulang yang tersusun secara teratur (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Wahyono dan Nurachmandani, (2008: 23) menjelaskan bahwa Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Dari beberapa pengertian di atas, secara umum rangka adalah kumpulan tulang yang bermacammacam dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Rangka manusia berfungsi yang beraneka macam. Pertama yaitu sebagai penegak dan pemberi bentuk tubuh. Kedua, yaitu melindungi alat-alat tubuh yang penting, seperti otak, paru-paru, dan jantung. Ketiga, tempat melekatnya otot-otot dan jaringan. Keempat, sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Kelima, sebagai alat gerak pasif (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 5). Rangka manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak. Pada rangka kepala terbagi menjadi 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bermacam-macam tulang, di antaranya tulang pelipis, tulang pipi, tulang ubunubun, tulang dahi, tulang baji, tulang pelipis, tulang hidung, tulang air mata, tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 4). Bagian rangka kepala manusia dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagian tulang pada rangka kepala Sumber: Sulistyanto & Wiyono, (2008: 4) Pada rangka kepala, tulang ubun-ubun merupakan yang membentuk pipi dan dinding samping luar rongga mata. Tulang dahi adalah tulang yang membentuk kening dan bagian atas rongga mata, serta melindungi otak bagian depan. Tulang mata berfungsi menempatkan indera penglihatan pada manusia. Tulang hidung berfungsi membentuk indera penciuman pada manusia. Tulang pipi merupakan tulang yang membentuk pipi dan dinding samping luar rongga mata. Tulang rahang adalah tulang yang membentuk bagian atas rahang serta membentuk bagian bawah dan samping rongga hidung. Tulang rahang bawah berfungsi membantu mengunyah makanan serta satu-satunya tulang pada rangka kepala yang dapat digerakkan. Tulang pelipis merupakan tulang yang melindungi saluran telinga dan otak samping. Tulang baji berfungsi melindungi otak bagian samping depan. Tulang kepala belakang berfungsi membentuk bagian terbesar pada dasar tengkorak (Corbell & Archambault, 2008: 156).
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rangka badan meliputi tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul. Tulang belakang terdiri atas 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang, dan 4 ruas tulang ekor (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).
Gambar 2.2 Rangka badan meliputi (a) tulang belakang, (b) tulang rusuk dan tulang dada, (c) tulang gelang bahu, serta (d) tulang gelang panggul Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3) Rangka anggota gerak terdiri atas tulang-tulang anggota gerak atas (tangan) dan tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai). Tulangtulang anggota gerak atas (tangan), yaitu: tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, dan tulang telapak tangan, tulang ruas-ruas jari. Tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai), yaitu: tulang paha, tulang kering,
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tulang betis, tulang tempurung lutut, tulang telapak kaki, tulang pergelangan kaki, dan tulang ruas-ruas jari (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 2-3).
Gambar 2.3 Rangka anggota gerak Rangka anggota gerak terdiri atas (a) tulang-tulang anggota gerak atas (tangan) dan (b) tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai). Sumber: Wahyono dan Nurachmandani (2008: 2-3) 2.2 Penelitian Relevan 2.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Hardiyanti (2016) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 tahun ajaran 2015/2016. Model yang digunakan adalah model pengembangan yang dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015). Model tersebut dimodifikasi ke dalam lima alngkah pengembangan, yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk dan uji terbatas. Hasil penelitian menujukkan bahwa alat peraga 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep alat peraga Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya serta kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peragaoleh ahli menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Pada uji coba terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2. Widyaningrum (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga pembelajaran matematika pada siswa kelas II di SD BOPKRI Gondolayu kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015. Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba terbatas. Alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor
validasi ahli. Perolehan skor rerata
sebesar 3,73 sehingga alat peraga papan penjumalahan dan pengurangan yang dikembangkan layak untuk pengujian tahap berikutnya. Agustin (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga Sandpapper Letters dalam mengembangkan kemampuan menulis kalimat tegak bersambung siswa kelas 1 SDN Percobaan 2 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan tujuh tahap, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan format produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk akhir. Kualitas alat peraga ditunjukkan dari hasil validasi oleh ahli bahasa Indonesia dan ahli Montessori dan memperoleh skor 3,20 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal ini 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa alat peraga Sandpaper Letters layak digunakan dan dapat diuji coba pada ruang lingkup yang lebih luas. Berdasarkan
beberapa
penelitian
yang sudah
dilakukan,
peneliti
menemukan hubungan dari beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori menunjukkan bahwa media pembelajaran tersebut dapat membantu memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sebelumnya pula media pembelajaran berbasis metode Montessori sudah dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa, Matematika, dan IPS. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA materi tentang rangka manusia. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media pembelajaran berbasis Metode Montessori
Agustin (2015)
Widyaningrum (2015)
Hardiyanti (2016)
Pengembangan Alat Peraga Sandpaper Letters Materi Menulis Kalimat Tegak Bersambung Berbasis Metode Montessori
Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori
Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia berbasis Metode Montessori
Yang akan diteliti Pengembangan Media pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode Montessori
Bagan 2.1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3 Kerangka Berpikir Usia anak dalam memasuki bangku Sekolah Dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional-konkret, di mana mereka menyelesaiakan masalah secara kongkret dan nyata. Rangka Manusia merupakan salah materi dalam pelajara IPA pada semester ganjil di kelas 5 SD. Dalam materi tersebut memuat nama-nama bagian tulang, salah satunya rangka manusia bagian kepala. Apabila materi tersebut disajikan kepada siswa dalam metode ceramah, akan membuat siswa bingung karena terlalu abstrak. Karena itu, siswa membutuhkan hal-hal yang bersifat nyata dan kontekstual untuk membantu mereka mengetahui nama tulang pada rangka dan letak tulang tersebut. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah jawaban dari apa yang mereka butuhkan dalam mempelajari materi tentang rangka manusia. Terlebih
lagi
jarang
sekali
media
pembelajaran
berbasis
Montessori
dikembangangkan IPA, melainkan pada mata pelajaran matematika, IPS, dan bahasa. Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media pembelajaran Montessori memberi kontrol pada siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta bahasanya. Media pembelajaran Montessori mempunyai ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction¸ autoeducation, kontekstual. Kelima ciri tersebut disesuaikan dengan lingkungan. Karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dengan memperhatikan kelima ciri media pembelajaran tersebut . Dengan demikian siswa dapat terbantu dalam mempelajari materi tentang rangka manusia dengan submateri rangka kepala. 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan tentang kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran di Sekolah. Fokus penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dalam materi rangka kepala manusia pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Kanisius Eksperimental Mangunan, Berbah, Sleman. Media pembelajaran berbasis metode Montessori yang dikembangkan dengan memperhatikan kelima ciri media Montessori diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi rangka manusia dengan sub materi yang dituju yaitu rangka kepala manusia. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas V? 2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori menurut guru? 2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori menurut para ahli? 2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka manusia berbasis metode Montessori menurut siswa?
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penilitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan jenis analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau research and development. Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 297). Dari penjelasan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi rangka manusia dengan sub materi yang dituju yaitu rangka kepala. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi rangka kepala manusia di kelas V. Selain itu, penelitian ini menghasilkan sebuah prototipe media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas berkaitan dengan subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas V tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Sekelompok siswa tersebut berjumlah sepuluh anak yang terdiri dari lima siswa putra dan lima siswa putri.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Peneliti juga memberikan beberapa pertimbangan terkait pemilihan subjek berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. 3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori berupa replika rangka kepala manusia dengan warna yang berbeda di setiap bagian-bagian tulang pada rangka serta papan kartu berwarna berisi nama bagian rangka kepala manusia beserta penjelasannya. Media pembelajaran ini dirancang untuk mempelajari bagianbagian pada rangka kepala manusia. Penelitian ini mengembangkan media pembelajaran tersebut untuk mempelajari rangka kepala manusia dalam mata pada mata pelajaran IPA pada kelas atas. Media pembelajaran tersebut terdiri dari replika rangka kepala manusia, papan yang terbuat dari katu untuk meletakan replika rangka kepala manusia dan kartu materi dan kartu soal untuk pengendali kesalahan dan kartu soal, serta kotak penyimpana kartu soal, kartu materi dan kotak penyimpanan seluruh komponen media. 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. SD Kanisius Eksperimental Mangunan berlokasi di Jalan Jogja-Solo km 12, Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Eksperimental Mangunan sebagai tempat uji coba terbatas karena SD Kanisius Eksperimental Mangunan memiliki prestasi akademik yang kurang dibandingkan dengan SD lainnya. Selain itu SD Kanisius Eksperimental
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mangunan sangat membutuhkan media pembelajaran ketika melakukan pembelajaran di kelas. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan April 2016 hingga Februari 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari penentuan judul penelitian, pembuatan proposal, pengambilan data, pengolahan data, hingga revisi setelah ujian tugas akhir skripsi. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini megadopsi penelitian Research and Development menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011:169) yang dipadukan dengan Sugiyono (2014: 298). Berikut adalah model pengembangan menurut Borg dan Gall (1989) (dalam Sukmadinata, 2011: 169) dalam bentuk bagan 3.1. Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall Penelitian dan Pengumpulan Data (research and collecting)
Uji coba lapangan (main field testing)
Penyempurnaan produk hasil uji coba lapngan (operational product revision)
Perencanaan (planning)
Pengembangan draf produk (develop premilimnary form of product)
Merevisi hasil uji coba (main product revision)
Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)
Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing)
Penyempurnaan Produk Akhir (final product revision)
Diseminasi dan implementasi (Dissemination and Implementation)
Sumber: Sukmadinata (2011:169) Bagan 3.1 menjelaskan tentang sepuluh langkah rancangan penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2012: 169). (1) 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian dan pengumpulan data (research and collecting), mencakup pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. (2) Perencanaan (planning), yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam penelitian,rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemudian pengujian dalam lingkup terbatas. (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product), meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing), yaitu uji coba lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main produvt revision), yaitu memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. Selanjutnya (6) Uji coba lapangan (main field testing), yaitu melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba. Data kuantiatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi dan jikalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapngan (operational product revision), yaitu menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing) yang dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah yangmelibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
angket,
wawancara, dan observasi
dan analisis
hasilnya.
(9)
Penyempurnaan produk akhir (final product revision), yaitu penyempurnaan
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan. (10) Diseminasi dan implementasi (dissemniation and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Monitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas. Bagan 3.2 Model Penelitan dan Pengembangan menurut Sugiyono Pengumpulan data
Desain Produk
Uji Coba produk
Revisi desain
Validasi desain
Revisi produk
Uji coba pemakaian
Potensi dan Masalah
Revisi produk
Produksi masal
Sumber: Sugiyono (2014: 298) Bagan 3.2 penelitian dan pengembangan Sugiyono (2014: 298) dimulai dengan potensi dan masalah. Melihat adanya potensi dan masalah tersebut, langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan informasi berupa data empirik. Data tersebut dijadikan sebagai pedoman dan bahan untuk membuat desain produk. Kemudian desain produk tersebut tersebut divalidasi oleh pakar atau tenaga ahli sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Setelah mengetahui kelemahan tersebut, desain diperbaiki pada langkah revisi desain. Kemudian dihasilkan produk dan diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang dihadapi responden. Setelah itu, produk yang sudah dujicobakan secara terbatas direvisi kembali untuk memperbaiki kelemahan yang dialami responden selama pemakaian produk. Kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada lingkup responden yang
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut terdapat kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk dinyatakan layak, produk diproduksi secara massal (Sugiyono, 2014: 298-311). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi serta memodifikasi model Sugiyono (2014: 297-311) serta Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2011: 169). Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu yang singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, yaitu potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Berikut model penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.3. Potensi dan Masalah (Sugiyono,2014)
Penyusunan rencana (Borg & Gall, dalam Sukamdinata, 2011)
Uji coba terbatas (Borg & Gall, dalam Sukmadianata, 2011)
Pengembangan bentuk awal produk (Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)
Validasi Produk (Sugiyono, 2014)
Bagan 3.3 Modifikasi model penelitian dan pengembangan 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011:169) dan Sugiyono (2014: 297-311). Peneliti memodifikasi tahap penelitian dari sepuluh menjadi lima tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) penyusunan rencana, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba terbatas. Berikut bagan tahap penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi yang disajikan pada bagan 3.3. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TAHAP I
Data ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dan kesulitan belajar siswa
Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2014)
Identifikasi masalah Pedoman Observasi
Validasi oleh ahli IPA & Montessori
Pedoman Wawancara
Analisis karakterisitik siswa
Observasi Validasi oleh ahli IPA & Montessori
Wawancara
Penyebaran kuesioner
Revisi
Data analisis kebutuhan
Revisi
Analisis karakterisitik media pembelajaran Montessori
Uji keterbacaan guru SD lain
Pembuatan keuesioner analisis kebutuhan guru
Revisi
Revisi
Uji keterbacaan siswa SD lain
Pembuatan keuesioner analisis kebutuhan siswa
Validasi oleh ahli IPA ,Montessori & Guru Kelas
Data analisis kebutuhan
TAHAP II
Konsep pembuatan media pembelajaran
Penyusunan Rencana (Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011)
Desain Media Pembelajaran Desain Album Media Pembelajaran
Instrumen tes Kuesioner validasi produk
Validasi guru Validasi ahli IPA&Montessori
revisi
Uji keterbacaan soal oleh siswa
Uji empiris
revisi
Uji keterbacaan oleh siswa
revisi
Instrumen siap digunakan
revisi
TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal produk Desain Media Pembelajaran
(Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011) Pengumpulan Bahan
Desain Album Media Pembelajaran
Media Pembelajaran dan Album siap divalidasi
Pembuatan Media Pembelajaran dan Album
TAHAP IV Validasi Produk (Sugiyono, 2014) Validasi Media Pembelajaran dan Album
Validasi oleh Ahli Pembelajaran IPA Validasi oleh Ahli Pembelajaran Montessori
TAHAP V Uji coba terbatas (Borg & Gall, dalam Sukmadinata, 2011) Pretest 1
Uji Coba Terbatas
Tanggapan guru dan siswa
Revisi Produk
Album dan Media Pembelajaran siap diujicobakan
Prototipe Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode Montessori
Bagan 3.4 Prosedur Penelitian
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Potensi dan Masalah Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. Identifikasi masalah dengan cara observasi pembelajaran IPA di kelas V, serta melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru kelas V, dan salah satu siswa kelas V. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kedua jenis instrumen tersebut divalidasi oleh ahli Montessori dan ahli IPA sebelum digunakan untuk mengumpulkan data. Peneliti menganalisis hasil wawancara dan observasi terkait karkateristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran serta kesulitan belajar dalam pembelajaran IPA di kelas V. Analisis tersebtu digunakan sebagai bahan untuk membuat kuisioner analisis kebutuhan. Dalam penyusunan kuisioner analisis kebutuhan memperhatikam lima karakteristik media pembelajaran Montessori dan karakteristik siswa. Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada siswa dan guru kelas V. Sebelum disebarkan, kuisioner terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran IPA, dan guru SD untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh para ahli. Pada kuisioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap kalimat tanya pada kuisioner. Kemudian peneliti melakukan revisi dan menyebarkan kuisioner analisisi kebutuhan di SD penelitian. 3.4.2 Penyusunan Rencana Pada tahap ini, Peneliti membuat desain media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Peneliti juga membuat desain album sebagai petunjuk
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan media pembelajaran. Setelah membuat desain, media pembelajaran dan album petunjuk penggunaan media pembelajaran siap untuk dibuat. Peneliti juga menyiapkan instrumen validasi produk dan tes. Instrumen validasi produk sebelumnya divalidasi oleh ke ahli pembelajaran IPA dan ahli Pembelajaran Montessori. Instrumen tes digunakan sebanyak 2 kali, yaitu pretest dan posttest. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu kepada guru SD setara. Setelah divalidasi, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki instrumen. Setelah direvisi, instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas V SD Setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan Statistic Package for Social Studies 22 (SPSS 22) untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan posttest. Kemudian instrumen soal diuji keterbacaannya kepada siswa SD setara. Dari hasil uji keterbacaan, peneliti merevisi instrumen tes apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen. Peneliti juga menyusun kuisioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tersebut divalidasi sebelum digunakan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat pertanyaan pada kuesioner. Peneliti melakukan revisi dari hasil validasi untuk memperbaiki kekurangan kuesioner. Setelah direvisi dan diperbaiki, kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran siap diberikan kepada siswa. 3.4.3
Pengembangan Bentuk Awal produk Pada tahap ini, peneliti mengembangkan desain media pembelajaran
berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan guru dan siswa.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti mengembangkan desain alat
berdasarkan lima karkateristik media
pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Selanjutnya peneliti mengumpulkan bahanbahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran. 3.4.4
Validasi Produk Pada tahap ini, media pembelajaran rangka kepala manusia yang telah
dibuat divalidasi oleh ahli IPA dan ahli montessori. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran sebelum dilakukan uji coba terbatas di SD penelitian. 3.4.5
Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas dapat dilakukan pada subyek berjumlah 10-15 siswa
(Arifin, 2011: 130). Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba terbatas kepada 10 siswa SD penelitian, di antaranya 5 laki-laki dan 5 perempuan. Pemilihan siswa berdasarkan diskusi dan saran dari guru kelas. Sebelum produk diujicobakan,
siswa
diberikan
pretest
terlebih
dahulu.
Setelah
produk
diujicobakan, siswa diberikan posttest. Pretest dan posttest diberikan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah menggunakan produk media pembelajaran melalui uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dan data tambahan dalam melihat kualitas produk media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Siswa dan guru juga memberikan tanggapan mengenai media pembelajaran yang telah dikembangkan dengan mengisi kuisioner tanggapan.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi .Pengumpulan data dapat berupa angket, wawancara, observasi, studi dokumentasi, analisis isi, dan tes proyeksi
(Darmawan,
2013:
159-164).
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
mengumpulkan data dengan teknik observasi, wawancara, kuesioner, triangulasi (gabungan), serta tes. 3.5.1
Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data di mana peneliti mencatat
setiap informasi sesuai dengan kenyataan yang mereka alami selama penelitian berlangsung (Sunyoto, 2013: 64). Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V dan ketersediaan media pembelajaran di SDKE Mangunan. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA yaitu ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran serta cara mengajar oleh guru. 3.5.2
Wawancara Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
secara mendalam, langsung, individual melalui kegiatan tanya jawab (Sunyoto, 2013: 59).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 3
narasumber, yaitu Kepala SDKE Mangunan, Guru kelas V, dan siswa kelas V. Dalam wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti mengumpulkan informasi berkaitan dengan prestasi bidang akademik & non akademik, hasil ujian mata pelajaran IPA selama 5 tahun terakhir, penggunaan media pembelajaran IPA di Sekolah, dan penelitian mengenai media pembelajaran yang pernah dilaksanakan di sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mendapatkan informasi terkait ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas dan penggunaannya, kesulitan selama pembelajaran IPA dan solusi yang dilakukan oleh guru. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu siswa kelas V untuk memperoleh informasi mengenai pendapat tentang mata pelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran selama belajar IPA, dan kesulitan yang dialami selama belajar IPA. 3.5.3
Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan
instrumen-instrumen tertentu yang diperoleh dengan meminta tanggapan dari respoden (Sunyoto, 2013: 63). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen analisis kebutuhan, instrumen validasi produk, dan instrumen tanggapan mengenai produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada 2 guru kelas dan siswa kelas V SDKE Mangunan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan tentang media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditunjukkan kepada beberapa ahli untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dihasilkan. Kuesioner tanggapan mengenai produk diberikan kepada siswa dan guru untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas. 3.5.4
Tes Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar penetapan skor angka. Dalam pembelajaran di Sekolah, tes digunakan untuk mengukur kepuasan dan kecakapan individu dari bidang pengetahuan (Uno & Koni, 2012: 111). Peneliti menggunakan pretest dan posttest, dimana pretest dilakukan sebelum uji coba
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media pembalajaran, dan posttest dilakukan setelah uji coba media peembalajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah menggunakan produk media pembelajaran melalui uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dan data tambahan dalam melihat kualitas produk media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah berbagai alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Dalam peneltian ini peneliti menggunakan instrumen tes dan non tes. Untuk non tes peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu pedoman observasi, kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi. Untuk tes peneliti menggunakan 10 soal pretest-posttest isian singkat. Instrumen penelitian juga diukur tingkat validitasnya. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Semakin tinggi validitas instrumen, maka semakin baik tingkat kebermaknaan maupun kegunaannya, sehingga suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen atau alat ukur tersebut benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur (Yusuf, 2015: 61). 3.6.1
Pedoman Observasi Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas V SDKE Mangunan.
Aspek yang diamati selama observasi yaitu pembelajarn IPA, penggunaan media pembelajaran, dan ketersediaan media pembelajaran di kelas.
Selama
pembelajaran peneliti juga mencatat hal-hal berkaitan aspek yang diamati. Kisikisi observasi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi kisi-kisi pada
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi observasi pembelajaran IPA pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas V No. Item 1,2
Kisi-kisi Observasi
Objek yang Diamati
Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas
Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA
3,4
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas
5,6
Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas
7,8
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas
Pedoman observasi telah divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori dan ahali pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan adalah validitas konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen pedoman observasi.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.2
Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan kepada beberapa Narasumber, yaitu Kepala SDKE
Mangunan, Guru kelas V, dan siswa kelas V. Wawancara bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dengan memperoleh infromasi dari narasumber. 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara yang pertama kepada Kepala SDKE Mangunan. Teknik wawancara yang dipilih adalah wawancara terencana-tidak terstruktur, karena peneliti menyusun rencana dan menyiapkan materi, tetapi tidak terinci menurut format tertentu (Yusuf, 2015: 110). Rencana wawancara dengan kepala sekolah disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara dengan kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah No 1. 2. 3. 4.
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan media pembelajaran di sekolah Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas V Peneliti melakukan wawancara yang kedua kepada guru kelas V dengan menggunakan teknik wawancara terencana-tidak terstruktur. Rencana wawancara dengan guru disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara guru kelas IV disajikan pada tabel 3.3 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V No 1. 2. 3. 4. 5.
Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas V Wawancara yang ketiga dilakukan peneliti kepada siswa kelas V dengan teknik wawancara terencana-tidak terstruktur. Rencana wawancara dengan siswa disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi rencana wawancara pada penelitian dari Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Rencana wawancara dengan siswa kelas V disajikan pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V No 1. 2. 3.
Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara divalidasi oleh beberpa ahli, yaitu hali pembelajaran Montessori dan ahli pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan adalah validitas konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen pedoman wawancara.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.3
Kuisioner Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 kuesioner, yaitu kuesioner
analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk oleh beberapa ahli, dan tanggapan produk melalui uji terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan dalam analisis kebutuhan ini berbentuk kuesioner terbuka. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan bebas bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner analisis kebutuhan ditujukan kepada 2 guru kelas dan seluruh siswa kelas V SDKE Mangunan. Hasil kuesioner digunakan untuk mempertimbangakan terkait media pembelajaran yang akan dikembangkan. Kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa sebanyak 10 pertanyaan. Kisikisi kuesioner analisis kebutuhan disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut tabel 3.5 berisi mengenai kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan. Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Indikator
Autoeducation
Kontekstual Menarik Bergradasi
Autocorrection
Deskriptor
1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 2. Memahami konsep IPA secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 1. Memiliki warna 1. Bentuk media pembelajaran 3 dimensi 2. Berat media pembelajaran 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menemukan jawaban yang benar
Nomor item Kuesioner Kuesioner Guru Siswa 1 1 2
2
3 dan 4
3 dan 4
5 dan 6
6 dan 7
9
10
8 10
8 9
7
5 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum diberikan, kuesioner analisis kebutuhan divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori, dan Guru. Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan. Selain validasi konstruk, kuesioner untuk guru dan siswa diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya kepada guru lain.
Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V
diuji keterbacaanya
kepada 5 siswa kelas V SD lain . Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan iswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk Dalam penelitian ini, peneliti membuat kuesioner validasi produk dengan memperhatikan 5 ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode montessori. Ciriciri
tersebut
menarik,
bergradasi,
auto-correction¸auto-education,
dan
kontekstual. Kuesioner validasi produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada 2 ahli, yaitu ahli pembelajaran Montessori dan ahli pembelejaran IPA. Kedua ahli mengisi kuesioner setelah peneliti mempresentasikan media pembelajarn yang dikembangkan. Sedangkan kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran diberikan ke guru dan siswa setelah peneliti melakukan uji coba terbatas di SD penelitian. Kuesioner tanggapan mengenai
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk juga memperhatikan 5 ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kisi-kisi kuesioner validasi produk disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan mengenai produk dari siswa yang disajikan pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa Indikator Autoeducation Kontekstual Menarik
Bergradasi Autocorrection
Deskriptor 1. Membantu siswa memahami konsep IPA 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar dan sekolah/guru 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 2. Bentuk media pembelajaran menarik 3. Cara kerja media pembelajaran menarik 1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi 2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik siswa 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar
Nomor Item Ahli Siswa 1 2 2 3 4
1 10 11
5 6 7 8 9
3 4 7 5 6
10
8
11
9
Sebelum diberikan, kuesioner validasi produk divalidasi oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Validasi yang digunakan yaitu validasi konstruk. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62). Dengan validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata dan skor validasi instrumen analisis kebutuhan dan instrumen validasi produk. Selain validasi konstruk, kuesioner untuk siswa dan diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan siswa kelas V diuji keterbacaanya kepada 5 siswa 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelas V SD lain sedangkan kesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaannya kepada guru lain. Hal tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Selain media pembelajaran, produk lainnya yang diuji kelayakannya yaitu Album media pembelajaran. Aspek penilain validasi album disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek yang dinilai dalam validasi album ditunjukkan dalam tabel 3.7. Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
3.6.4
Aspek yang Dinilai Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia baku Kejelasan kalimat Pemilihan jenis huruf Pemilihan ukuran huruf Kelengkapan isi album Keruntutan langkah kegiatan Pemilihan ukuran gambar Kejelasan gambar Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang dicantumkan Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa
Soal Tes Dalam penelitian ini, soal tes digunakan peneliti sebagai pretest dan
posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dalam melihat kualitas produk. Peneliti menyusun tes berdasarkan Kompetesar Dasar. (3.9) Mendeskripsikan rangka manusia dan fungsinya. KD tersebut untuk kelas V semester 1. KD dikembangkan menjadi dua indikator. Dari
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dua indikator tersebut, peneliti menyusun 25 soal esaian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.8 Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas V No 1 2
Indikator Nomor Aitem Menyebutkan nama tulang pada rangka 3,4,5,6,7,14,15,16,17,18,20,24 kepala manusia Menjelaskan tulang pada rangka kepala 1,2,8,9,10,11,12,13,19,21,22,23 manusia
Setelah disusun, instrumen tes kemudian diuji validitasnya sebelum digunakan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi dan konstruk. Validitas isi yaitu membandingkan isi instrumen dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran dan diharapkan dikuasai oleh peserta didik (Yusuf, 2015: 6162). Aspek penilaian validasi isi disusun dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) dan Hardiyanti (2016). Aspek penilaian validitas isi dapat dilihat dalam tabel 3.9 Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes
No
Komponen penilaian
1
Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
2 3 4 5 6
Selanjutnya, validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui soal yang disusun dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Validitas konstruk 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk mengukur tingkat pembakuan dan ketepatan instrumen kepada orang yang ahli dalam bidang tersebut (Yusuf, 2015: 62) Validitas isi dan konstruk dilakukan oleh guru kelas V SD setara. Instrumen yang sudah divalidasi oleh guru SD setara kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas V di SD Setara. Uji empirik dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan. Data yang didapatkan diolah menggunakan program SPSS 22 for Windows menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson untuk menganalisis item soal. Untuk melihat valid atau tidaknya item soal dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel product moment dengan kriteria apabila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel berarti soal yang dianalisis valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka soal tersebut tidak valid (Trisnamansyah, 2015: 172). Widoyoko (2009: 137) menambahkan bahwa untuk emngetahui valid tidaknya suatu soal dapat dilihat pada harga sig. (2-tailed) pada program SPSS 22 for Windows. Apabila harga sig. (2 tailed) lebih kecil dari 0,05, maka soal tersebut dinyatakan valid. Setelah diuji tingkat validitas, hasil tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas
berasal
dari
kata
reliable
yang
artinya
dapat
dipercaya.
Trisnamansyah (2015: 175-176) menjelaskan tes yang memiliki reliabel yaitu tes yang memiliki keajegan, ketetapan, hubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes akan menghasilkan kepercayaan yang tinggi apabaila tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jika hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.. Rumus untuk menghitung reliabilitas tes menggunakan rumus Alpha Cronbach. Apabila koefisien Aplha sama dengan atau lebih besar
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari 0,70 berarti tes yang diujikan dikatakan reliabel. Setelah dihitung validitas dan relibailitas, dipilih soal sebanyak 10 item untuk digunakan sebagai pretest dan posttest . 3.7
Triangulasi Sugiyono (2014: 327-328) menjelaskan triangulasi adalah teknik
pengumpulan data dengan menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data untuk meningkatkan pemahaman terhadap apa yang ditemukan oleh peneliti. Terdapat dua macam triangulasi. Pertama triangulasi teknik, yaitu menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Kedua yaitu triangulasi sumber, yaitu menggunakan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda. Pada penelitian ini menggunakan
tiga teknik pengumpulan data, yaitu observasi,
wawancara, dan kuisioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik dan tringulasi sumber. Triangulasi teknik dilakukan dalam memperoleh data analisis kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, dan kuisioner. Berikut triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan yang disajikan melalui bagan 3.4 Kuesioner
Observasi
Wawancara
Bagan 3.5 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sedangkan triangulasi sumber dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis wawancara berdasarkan tiga sumber data, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Berikut triangulasi sumber data yang disajikan melalui bagan 3.5. Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Bagan 3.6 Triangulasi Sumber Data Wawancara 3.8
Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, teknik analisis data dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan pada pengolahan data hasil validasi kuisioner, observasi, dan wawancara oleh ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan siswa, hasil uji empiris kepada siswa kelas V SD setara, dan hasil pretest dan posttest oleh sekelompok siswa. Data kualitatif diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. 3.8.1
Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yang pertama dilakukan dengan menggunakan
Skala Likert 1-4 (Widoyoko, 2015: 104) dimana setiap angka pada skala disertai kriteria untuk memudahkan penilai. Peneliti memilih skala 1-4 karena skala berjumlah genap. Widoyoko (2015: 104) menjelaskan pada skala ganjil terdapat
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pilihan jawaban yang bersifat netral atau tidak memilih jawaban, sehingga peneliti menggunakan skala genap. Peneliti menyusun kriteria yang berbeda-beda pada setiap instrumen berdasarkan kebutuhan dari penilaian tersebut. Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk. 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun bisa diperbaiki 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki 1 : Instrumen tidak layak digunakan Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas isi soal tes. 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki 3: Sudah sesuai namun bisa diperbaiki 2: Kurang sesuai dan perlu diperbaiki 1: Tidak sesuai Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas konstruk soal tes 4: Soal sesuai indikator, kalimat jelas dan baku 3: Soal sesuai indikator, kalimat jelas tetapi tidak baku 2: Soal sesuai indikator, kalimat tidak jelas dan tidak baku 1: Soal tidak sesuai indikator, kalimat tidak jelas dan tidak baku Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes. 4 : Kalimat jelas dan mudah dipahami 3: Kalimat kurang jelas namun bisa dipahami
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2: Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami 1 : Kalimat tidak jelas dan tidak bisa dipahami Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian validasi produk oleh ahli. 4 : Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan 3 : Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan 2 : Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki 1 : Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner tanggapan siswa mengenai media pembelajaran. 4 : Sangat Setuju 3 :Setuju 2 : Tidak setuju 1 : Sangat Tidak setuju Hasil yang diperoleh dari penilaian menggunakan skala 1-4 tersebut selanjutnya dihitung rerata penilaian dengan rumus 3.1
Rumus 3.1 Rumus peerhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, kemudian nilai dikonversikan menjadi data kualitiatif menggunakan acuan Widoyoko (2014: 144). Tabel konversi data kuantitatif ke kualitiatif menurut Widoyoko disajikan pada tabel 3.10. Interval Skor 3,26 – 4,00
Kategori Sangat Baik
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2,51 – 3,25 1,76 – 2,50 1,00 – 1,75
Baik Kurang Sangat Kurang
Tabel 3.10 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang disajikan dalam tabel 3.11. Interval Skor 3,26 – 4,00
Kategori Sangat Baik
2,51 – 3,25
Baik
1,76 – 2,50
Kurang
1,00 – 1,75
Sangat Kurang
Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Pada tabel di atas, instrumen dapat dikatakan valid apabila mendapatkan rerata skor lebih dari 2,50. Apabila rerata skor yang didapat sebesar 2,50 ke bawah, maka instrumen dinyatakan tidak valid. Sehingga, nilai yang sebesar 2,50 ke bawah oleh peneliti dimasukkan dalam kategori “kurang” dan “sangat kurang”. Selanjutnya, analisis data kuantiatif yaitu menghitung presentase jawaban responden jawaban kesioner dengan menggunakan rumus menurut Supraktiknya (2012: 128). Rumus untuk menghitung presentase jawaban responden dapat di lihat pada rumus 3.2
Rumus 3.2 Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner Selain rumus presentase jawaban responden, peneliti juga menggunakan rumus unruk mengitung nilai yang didapat siswa melalui pretest dan posttest. Tipe soal yang digunakan adalah isian singkat, sehingga skor untuk jawaban benar
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah 1, sedangkan skor untuk jawaban salah adalah 0. Rumus untuk menghitung nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada rumus 3.3. X 100 Rumus 3.3 Perhitungan nilai pretest dan posttest 3.8.2
Analisis Data Kualitatif Analisis data Kualitatif pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, di mana langkah-langkahnya berdasarkan Creswell (2012: 328-329). (1) Peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif. (2) Peneliti meenghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul. (3) Peneliti membandingkan dengan data kualitatif yang ada. Analisis data kualitatif kedua pada teknik wawancara dan observasi menggunakan teknik triangulasi menurut Poerwandari (dalam Supraktiknya, 2012: 117), yaitu (1) menggabungkan data yang diperoleh dari tidga sumber yaitu kepala sekolah, guru dan siswa, serta (2) menggabungkan informasi yang didpata melalui teknik wawancara, observasi, dan kuesioner.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Pada subbab ini berisi penjelasan mengenai persiapan penelitian hingga
pelakasanaan penelitian yang terdiri dari potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba terbatas. 4.1.1
Potensi dan Masalah Tahap pertama dalam penelitian ini adalah potensi masalah. Dalam tahap
ini peneliti melakukan identifikasi masalah dengan observasi dan wawancara. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti melakukan analisis karakteristik siswa dan memberikan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. 4.1.1.1 Identifikasi Masalah Tahap awal yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan mengenai permasalahan belajar yang dialami oleh siswa dengan teknik wawancara dan observasi. Selanjutnya, hasil wawancara dan observasi diolah dengan menggunakan triangulasi data. 4.1.1.1.1 Obervasi Observasi dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dan penggunaan media dalam pembelajarn di kelas. Tujuan lain
dari observasi yaitu untuk
mengamati karakteristik siswa dan kendala-kendala siswa dalam pembelajaran IPA di kelas. Instrumen pedoman observasi divalidasi oleh beberapa ahli, ahli
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Berikut hasil validasi terhadap instrumen pedoman observasi yang disajikan pada tabel 4.6 Tabel 4.1 Hasil validasi Instrumen Observasi Ahli IPA Montessori
1 4 4
Nomor Item 3 4 5 4 4 4 3 4 4 Rerata
2 4 4
6 4 4
7 4 4
8 4 4
Total
Rereata
32 31 31,5
4 3,8 3,9
Dari hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1, rerata skor sebesar 3,9. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata validasi pedoman observasi tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman observasi dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Peneliti melakukan observasi pada hari Jumat, 22 Juli 2016. Hasil observasi disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Tabel hasil observasi Objek yang Diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA
Jawaban Tidak
Catatan -
Tidak
-
Tidak
Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran Guru menjelaskan cara
Tidak
Guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi sambil membacakan materi pada buku dan dituliskan pada papan tulis Guru tidak menggunakan media pembelajaran
Tidak
Guru tidak menggunakan media 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA
pembelajaran
Tidak
Siswa menggunakan buku paket IPA dalam belajar
Ya
Setelah guru menyampaikan materi, siswa meminta guru mengulang materi. Ketika guru bertanya “Kalian belum jelas”, siswa menjawab “iya” Siswa tidak mengerjakan soal, guru menyampaikan materi selama pembelajaran
-
Dari hasil observasi yang sudah dilakukan peneliti, disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA terbatas. Hal ini terlihat dari metode guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan metode ceramah dengan berpedoman pada buku paket IPA serta menuliskan materi. Selain itu siswa masih kesulitan dalam memahami materi. Hal tersebut terlihat pada saat guru bertanya jawab dengan siswa, sebagian siswa lupa dengan dengan materi yang baru saja disampaikan. 4.1.1.1.2 Wawancara Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas V, dan 1 siswa kelas V SDKE Mangunan. Sebelum dilakukan wawancara, instrumen pedoman wawancara divalidasi kepada beberapa ahli, seperti ahli pembelajaran IPA, dan ahli pembelajaran Montessori dengan menggunakan validasi konstruk. Wawancara yang pertama yaitu wawancara kepada kepala Sekolah. Hasil validasi terhadap instrumen pedoman wawancara kepada kepala sekolah oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori disajikan pada tabel 4.3 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah Ahli
Nomor Item
Total
Rerata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
IPA
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
62
3,8
Montessori
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
62
3,8
62
3,8
Rerata
Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada kepala sekolah oleh ahli pada tabel 4.3, terhitung rerata skor sebesar 3,8. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata validasi pedoman wawancara kepada sekolah termasuk dalam kategori sangat baik.
Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman
wawancara kepada kepala sekolah dinyatakan valid. Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara kepala sekolah, sehingga pedoman wawancara kepala sekolah layak digunakan. Peneliti melakukan wawancara kepada Kepala SDKE Mangunan pada tanggal 30 Juli 2016. Hasil wawancara dengan Kepala SDKE Mangunan disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil wawancara dengan kepala sekolah Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah
No.Item 1,2, dan 3
Ketersediaan alat peraga di sekolah
5,6,7,8 dan 9
Penggunaan alat peraga IPA dalam pembelajaran
10,11,12,13 dan 14
Hasil Wawancara Dalam 5 tahun terakhir, Sekolah meraih 1 prestasi di bidang akademik, yaitu juara olimpiade sains tingkat Kecamatan Berbah tahun 2014. Dalam bidang non akademik, Sekolah meraih 6 prestasi. Hasil UN selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan pada mata SDKE Mangunan terdapat media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA. Media pembelajaran dirawat dengan baik oleh bagian sarana prasarana sekolah. Media pembelajaran didapatkan dari hibah dan dari membuat sendiri. Dalam pembelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran membuat siswa antusias dan terbantu memahami materi dalam belajar. Keterbatasan media pembelajaran yang dimiliki sekolah membuat penggunaan media dalam pembelajaran IPA tidak maksimal.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga
15 dan 16
Di SDKE Mangunan belum ada penelitian tentang media pembelajaran.
Wawancara kedua yaitu wawancara kepada guru kelas V. Hasil validasi terhadap instrumen pedoman wawancara kepada guru oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil validasi pedoman wawancara guru Ahli 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nomor Item 10 11 12
13
14
15
16
17
18
I P A
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
M O N T E S S O R I
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Rerata
Total
Rerata
3
70
3,9
4
72
4
71
3,95
Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada guru oleh ahli pada tabel 4.5, terhitung rerata skor sebesar 3,95. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata validasi pedoman wawancara guru termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman wawancara kepada guru dinyatakan valid. Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara kepala sekolah, sehingga pedoman wawancara guru layak digunakan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V SDKE Mangunan pada tanggal 1 Agustus 2016. Hasil wawancara dengan guru disajikan pada tabel 4.6.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6. Hasil wawancara dengan guru No Topik Pertanyaan 1.
Ketersediaan media pembelajaran kelas
di
2.
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
3.
Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
4.
5.
Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
No.Item
Hasil wawancara
1, 2 Di kelas V menggunakan media dan 3 pembelajaran yang dimiliki sekolah. Guru pernah mambuat media pembelajaran IPA berupa, dongeng, video, clay yang tidak bertahan lama, serta cerita bergambar yang dibuat di papan tulis untuk semua siswa. 4, 5, Guru meminjam media pembelajaran 6, 7, 8 yang tersedia dari Sekolah dalam dan 9 pembelajaran IPA di kelas. Untuk materi rangka manusia, guru pernah menggunakan media pembelajaran replika rangka manusia dibantu dengan buku paket IPA dalam mengetahui nama bagian tulang. Guru menggunakan media pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami materi. Siswa antusias dan aktif dalam belajar ketika menggunakan media pembelajaran. 10, 11 Guru mengalami kesulitan dan menyampaikan pembelajaran ketika 12 tidak menggunakan media pembelajaran., terutama pada materi tentang tubuh manusi karena materi tersebut dianggap abstrak 13, Penggunaan media pembelajaran 14, 15 membuat siswa antusias dalam belajar. dan Kecepatan daya tangkap materi 16 pembelajaran dari masing-masing siswa menjadi kesulitan bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Setengah dari jumlah siswa di kelas mengalami kesulitan dalam memahami materi yang bersifat hafalan terutama dalam mengahafal nama atau istilah. 17 Guru mengulang kembali penjelasan dan yang telah disampaikan dalam 18 mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Dengan mengulang menjelaskan materi tersebut, siswa menjadi terbantu memahami materi.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara ketiga yaitu wawancara kepada salah satu siswa kelas V. Hasil validasi terhadap instrumen pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori disajikan pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil validasi pedoman wawancara siswa Ahli
IPA Montessori
1
2
3
4 4
4 4
3 4
Nomor Item 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 Rerata
4 4
4 4
9
10
11
4 4
4 4
4 3
Total
Rerata
43 43 43
3,9 3,9 3,9
Dari hasil validasi pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pada tabel 4.7, terhitung rerata skor sebesar 3,9. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata validasi pedoman wawancara siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen pedoman wawancara kepada siswa dinyatakan valid. Para ahli juga tidak memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa, sehingga pedoman wawancara siswa layak digunakan. Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu siswa kelas V SDKE Mangunan pada tanggal 6 Agustus 2016. Hasil wawancara dengan siswa disajikan pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
No.Item
Hasil wawancara
1 dan 2
Siswa menganggap pembelajaran IPA menyenangkan tetapi sulit
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
3, 4, 5, 6 dan 7
8, 9, 10 dan 11
Siswa pernah belajar IPA dengan cerita bergambar dan menggunakan clay. Media pembelajaran yang dibuat oleh guru membuat siswa tertarik belajar. Pada materi rangka manusia, siswa pernah media replika rangka manusia sambil melihat buku paket dalam mengetahui nama bagian tulang. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi mengenai bagian tubuh. Materi tersebut sulit karena banyak menghafal mengenai nama dan istilah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan penggunaan media pembelajaran IPA untuk materi rangka manuisa kurang maksimal. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada bagan 4.1 Bagan 4.1 Triangulasi sumber data wawancara Kepala Sekolah Dalam pembelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran membuat siswa antusias dan terbantu memahami materi dalam belajar. Keterbatasan media pembelajaran yang dimiliki sekolah membuat penggunaan media dalam pembelajaran IPA tidak maksimal.
Guru Guru pernah menggunakan media pembelajaran berupa clay dan gambar yang dibuat di papan tulis. Clay yang dibuat tidak tahan lama karena berjamur dan dimakan tikus Untuk materi rangka manusia, guru pernah menggunakan media pembelajaran replika rangka manusia dibantu dengan buku paket IPA dalam mengetahui nama bagian tulang. Siswa antusias dan aktif dalam belajar ketika menggunakan media pembelajaran.
Siswa Pada materi rangka manusia, siswa pernah media replika rangka manusia sambil melihat buku paket dalam mengetahui nama bagian tulang. Siswa kesulitan dengan materi mengenai bagian tubuh manusia (termasuk rangka manusia) karena terdapat banyaknya menghafal nama dan istilah. Siswa lebih suka belajar menggunakan media pembelajaran.
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran berupa replika rangka manusia, tetapi masih kurang maksimal digunakan karena tidak dilengkapi penjelasan nama bagian tulang pada replika rangka manusia hingga dibantu dengan buku paket. Banyaknya istilah dan nama bagian tulang menjadi kendala bagi siswa dalam memahami materi rangka manusia.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari bagan 4.1 mengenai triangulasi data sumber wawancara yang dilakukan, diketahui media pembelajaran membuat siswa antusias dalam belajar. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi mengenai rangka manusia karena banyak menghafal nama dan istilah. Keterbatasan media pembelajaran replika rangka manusia membuat penggunaan media pembelajaran pada materi rangka manusia kurang maksimal. Berdasarkan hasil identifikasi masalah mengenai melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA. Hal tersebut ditemukan pada saat observasi pembelajaran IPA di kelas V. Setelah guru menyampaikan materi, Sebagian besar siswa meminta guru mengulang materi. Ketika guru bertanya “Kalian belum jelas”, siswa menjawab “iya”. Pada saat wawancara, siswa mengatakan materi yang sulit dalam pembelajaran IPA yaitu tentang bagian tubuh manusia. Materi tersebut dianggap sulit karena banyak hafalan mengenai nama dan istilah. Hal tersebut diperkuat oleh guru kelas V pada saat wawancara. Guru menganggap materi tersebut sulit karena terlalu abstrak dan siswa tidak bisa melihat secara langsung wujud kongkretnya. Sekolah mempunyai media pembelajaran berkaitan dengan materi tentang bagian tubuh manusia, yaitu replika rangka manusia. Replika rangka manusia tidak dilengkapi nama pada bagian tulang. Hal tersebut membuat penggunaan media pembelajaran kurang maksimal hingga dibantu menggunakan buku paket dalam menjelaskan materi.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan 4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA Kelas V SDKE Mangunan. Observasi dilakukan pada tanggal 22 Juli 2016. Hasil dari observasi adalah guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sambil menuliskan materi tersebut di papan tulis. Selama guru menjelaskan materi, siswa laki-laki yang duduk di belakang tidak memperhatikan guru melainkan bermain penggaris. Lalu disusul dengan siswa lainnya yang mengalihkan perhatian ke 2 siswa laki-laki tadi yang sedang bermain penggaris, hingga guru berhenti menjelaskan materi dan mengingatkan siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Hasil observasi tersebut dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. 4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori Peneliti menganalisis media pembelajaran Montessori dengan acuan empat ciri media pembelajaran Montessori, yaitu auto-education, auto-correction, menarik, dan bergradasi. Dalam pengembangan media pembelajaran tersebut peneliti menambahkan ciri kontekstual, yaitu sesuai dengan kenyataan yang ada pada lingkungan siswa dengan memanfaatkan benda-benda yang sering ditemukan oleh siswa. 4.1.1.2.3 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner dibuat dengan mengacu pada karakteristik siswa dan kelima ciri media pembelajaran Montessori. Peneliti mengembangkan kuesioner analisis kebutuhan siswa menjadi 10 pertanyaan dan analisis kebutuhan guru menjadi 10 pertanyaan. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum diberikan, instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru divalidasi oleh para ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori. Instrumen analisis kebutuhan siswa divalidasi oleh para ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru SD. Validasi dilakukan dengan menggunakan jenis validasi konstruk. Melalui validasi, para ahli memberikan penilaian sebagai pertimbangan dalam perbaikan kuesioner.. Kuesioner analisis kebutuhan siswa diuji keterbacaannya ke siswa SD lain untuk mengetahui tingkat pemahaman responden dengan kalimat atau pertanyaan yang termuat dalam kuesioner. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru disajikan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru Ahli
IPA Montessori
1
2
3
3 3
4 4
4 4
4
Nomor Item 5 6 7 8
4 4 4 4 4 4 Rerata
4 3
4 4
9
10
4 4
4 4
Total
Rerata
43 42 42,5
3,9 3,8 3,85
Dari hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh ahli pada tabel 4.9, terhitung rerata skor sebesar 3,85. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata validasi analisis kebutuhan untuk guru termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Selain divalidasi Kuesioner analisis kebutuhan guru diuji keterbacaanya ke guru SD lain untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaanya kuesioner analisis kebutuhan untuk guru disajikan pada tabel 4.10.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.10 Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru Ahli Guru
1
2
3
4
3
3
4
4
Nomor Item 5 6 7 8 4
3
4
4
9
10
4
4
Total
Rerata
41
3,7
Dari hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru lain pada tabel 4.10, terhitung rerata skor sebesar 3,7. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji keterbacaan kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Dari uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru diperoleh komentar terhadap instrumen kuesioner analisis kebeutuhan untuk guru. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan instrumen. Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru disajikan pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Rekapitulasi Komentar mengenai kuesioner analisis kebutuhan untuk guru oleh guru SD setara No. Item 1
Komentar Guru SD Setara
Keputusan Perbaikan
Kalau lebih dari 1 bagaimana?
2
Sasarannya konsep atau materi
3
Bahan-bahan tidak perlu diulang
4
Sering atau suka? „manakah bahan pembuat media pembelajaran yang sering bapak ibu gunakan (tawaran) Bisa di tambahkan menjadi “ Apakah pemberian warna pada media pembelajaran
Peneliti menambahkan kalimat pertanyaan menjadi “ Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! (boleh memilih lebih dari satu macam) Peneliti mengubah kata “konsep” menjadi “materi” Peneliti mengubah “bahan-bahan” menjadi “bahan” “Peneliti mengubah sering atau suka” menjadi “suka”
5
Peneliti mengubah kalimat “Apakah pemberian warna pada media pembelajaran dapat membuat media pembelajaran lebih menarik?
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 7 8 9 10 11
“dapat/mampu” membuat media pembelajaran lebih menarik? Hilangkan kata “untuk” -
Peneliti menghilangkan kata “untuk” -
Pada instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa, instrumen terrlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan pembelajaran Montessori. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa disajikan pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli Ahli IPA Montessori Guru
1 4 4 4
2 4 4 4
Nomor Item 3 4 5 6 7 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 Rerata
8 4 4 4
9 4 4 4
10 4 4 4
Total
Rerata
39 40 37 38,6
3,9 4 3,7 3,86
Dari hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli pada tabel 4.12, terhitung rerata skor sebesar 3,86. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata validasi analisis kebutuhan untuk siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan untuk siswa dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Dari uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa diperoleh komentar terhadap instrumen kuesioner analisis kebeutuhan untuk siswa. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan instrumen. Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa disajikan pada tabel 4.13.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.13 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Komentar Ahli
Keputusan Perbaikan
Kata “manakah bahan” diganti “apakah jenis bahan” Diberi contoh
Peneliti mengganti kata “manakah bahan” menjadi “apakah jenis bahan” Peneliti memberikan contoh 2 dimensi berupa kertas bergambar dan contoh 3 dimensi berupa patung
Selain divalidasi Kuesioner analisis kebutuhan siswa diuji keterbacaanya ke 5 siswa SD lain untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaanya kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa disajikan pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Hasil uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan untuk siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 4
2 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4
Nomor Item 4 5 6 7 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 Rerata
8 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 3
Total
Rerata
39 39 37 40 38 38,6
3,9 3,9 3,7 4 3,8 3,86
Dari hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh siswa SD setara pada tabel 4.14, terhitung rerata skor sebesar 3,86. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji keterbacaan kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen analisis kebutuhan untuk guru dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.2.4 Data Analisis Kebutuhan Data analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 26 Oktober 2016. Kuesioner analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari lima ciri media pembelajaran Montessori. Hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dijadikan sebagai gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran mengenai rangka kepala manusia. Berikut tabel rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan guru yang disajikan pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru No. Item 1.
2.
Indikator
Pertanyaan
Auto-education Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! (boleh memilih lebih dari satu macam)……………………………… …………… (…) Tidak Alasan: ……………………………………… … Auto-education Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami materi dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan: ……………………………………… …… (…) Tidak Alasan: ………………………………………
Respon -den
Persen -tase
2
100%
-
2
100%
-
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
……
3.
4.
Kontekstual
Kontekstual
5.
Menarik
6.
Menarik
7.
Autocorrection
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! ……………………………………… …… (…) Tidak Alasan: ……………………………………… …… Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…) Lainnya,sebutkan Clay Apakah pemberian warna pada media pembelajaran dapat membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak
2
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………… …… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………… …… Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan: ………………………………………
100%
-
2
100%
2
100%
1
50%
2
100%
1
50%
1
50%
2
100%
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
……
8.
9
10.
Bergradasi
Bergradasi
Autocorrection
(…) Tidak Alasan: ……………………………………… …… Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas V? (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (…) Berat (>3kg) Alasan: ……………………………………… …… Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan: ……………………………………… …… (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: ……………………………………… …… Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………… …… (…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………… ……
-
1
50%
1 -
50%
-
2
100%
2
100%
-
Dalam kuesioner analisis kebutuhan, guru juga memberikan deskripsi yang memperkuat pilihan jawaban. Deskripsi jawaban yang diberikan oleh guru dalam kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.16
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru No
Jawaban
1
(…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan! berikan penjelasan!
2
3
6
7
Kode
Benda Kongkret (sayuran, buahbuahan) Plastisin Torso Gambar (…) Ya Media Alasan: pembelajaran …………………………………………… membantu mengkongkretkan materi yang abstrak Menarik minat siswa (…) Ya Memanfaatkan Sebutkan dan jelaskan! kayu, daun, …………………………………………… logam dengan diberikan tindakan seperti dibakar, dicampur air, dalam materi sifat benda Botol bekas dalam menanam tanaman (…) Warna gelap Coklat Sebutkan contoh warnanya! Biru …………………………………………… (…) Warna cerah Hijau Sebutkan contoh warnanya! Kuning …………………………………………… Jingga Merah (…) Ya Media tersebut Alasan: membantu …………………………………………… mengarahkan anak menemukan jawaban dan memungkinkan anak melakukan pengecekan apakah dia salah atau benar
Respon -den 1
1 1 2 2
1 1
1
1 1 1 1 1 1 1
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
9
10
Membantu anak dalam mengetahui mana yang salah dan benar (…) Ringan (<1,5 kg) Anak tidak kesulitan membawa (…) Sedang (1,5-3 kg) Berat yang sedang dengan harapan media tidak mudah rusak (…) Bentuk media pembelajaran 3 Supaya anak dimensi. dapat menyentuh Alasan: langsung media …………………………………………… tersebut Sesuai tahap perkembengannya berangkat dari sesuatu yang kongkret, dengan media 3d anak dapat memperoleh pengalamannya yang lebih berkesan karena memegang langsung (…) Media pembelajaran yang dapat Pengalaman membantu siswa menyadari kesalahannya belajar akan lebih sendiri. bermakna bagi Alasan: anak ketika ia …………………………………………… mengetahui kesalahan sendiri daripada disalahkan orang lain Supaya anak dapat bertindak secara mandiri setelah anak dengan sendirinya mengetahui kesalahannya
1
1
1
1
1
1
1
. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel 4.15 dan tabel 4.16 menunjukkan bahwa sebanyak dua guru atau 100% guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Torso, gambar, plastisin dan benda kongkret seperti buah dan sayur merupakan contoh media pembelajaran yang digunakan guru. Sebanyak 100% guru juga setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan pendapat guru tersebut, peneliti melakukan pertimbangan dalam membuat media pembelajaran dengan ciri auto-education . Sebanyak 100% guru juga pernah membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar antara lain kayu, daun, logam dan botol bekas. Selain itu, 100% guru menyukai kayu dan kertas dalam bahan pembuatan media pembelajaran dan 50% guru menyukai media pembelajaran dengan bahan clay atau plastisin. Pembuatan media pembelajaran ini juga memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar. Dari pilihan bahan yang dipilih oleh guru ini dijadikan peneliti sebagai pertimbangan bahan pembuatan media pembelajaran dengan ciri kontekstual. Dalam
pembuatan
media
pembelajaran
ini
peneliti
juga
mempertimbangkan ciri menarik. Sebanyak 100% guru setuju jika pemberian warna pada media pembelajaran dapat membuat media pembelajaran lebih menarik. Sebanyak 50% guru menyukai warna cerah, seperti kuning, merah, jingga, dan hijau, sedangkan 50% guru menyukai warna gelap, seperti coklat dan biru. Warna yang dipilih guru dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pewarnaan media pembelajaran.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ciri selanjutnya yang dikembangkan adalah auto-correction. Dari hasil kuesioner menunjukkan 100% guru memilih media pembelajaran yang dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar. Sebanyak 100% guru juga memilih media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengetahui kesalahannya sendiri. Guru beranggapan bahwa pengalaman belajar akan lebih bermakna bagi anak ketika ia mengetahui kesalahan sendiri daripada disalahkan orang lain. Dari jawaban guru tersebut dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran. Ciri terakhir dalam pengembangan media pembelajaran adalah bergradasi. Sebanyak 100% guru menyukai media pembelajaran dengan bentuk 3 dimensi. Guru beranggapan bahwa media pembelajaran dengan bentuk 3 dimensi sesuai tahap perkembengan anak .Berangkat dari sesuatu yang kongkret, dengan media pembelajaran berbentuk 3 dimensi anak dapat memperoleh pengalamannya yang lebih berkesan karena memegang langsung. Sebanyak 50% guru menyarankan media pembelajaran memiliki berat kurang dari 1,5 kg dengan alasan supaya anak tidak kesulitan dalam membawa media. Di sisi lain, 50% guru menyarankan media pembelajaran memiliki berat antara 1,5 kg hingga 3 kg dengan harapan ukuran tersebut membuat media pembelajaran tidak mudah rusak. Dari Pendapat guru tersebut dijadikan pertimbangan peneliti dalam pembuatan media pembelajaran. Data analisis kebutuhan yang kedua yaitu pada siswa. Kuesioner analisis kebutuhan siswa diberikan pada tanggal 26 Oktober 2016. Kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan hasil dari pengembangan lima ciri khusus media pembelajaran berbasis metode Montessori.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelima ciri media pembelajaran Montessori dikembangkan dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa kisi-kisi kuesioner analisi kebutuhan dapat dilihat pada tabel 3.5. Hasil analisis kebutuhan siswa ini menjadi gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan dijadikan sebagai pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran rangka kepala manusia. Rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.17. Tabel 4.17 Rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa No. Item
Indikator
Pertanyaan
Respon -den
Perse n -tase
1
Autoeducation
Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya
25
100%
Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! ………………………………………… (…) Tidak 2
3
Autoeducation
Kontekstual
-
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi IPA? (…) Ya Alasan:…………………………………
25
(…) Tidak Alasan:…………………………………
-
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitar untuk belajar IPA? (…) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! …………………………………………
21
100%
84%
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kontekstual
(…) Tidak
4
16%
Apakah jenis bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu
12
48%
(…) Kertas
16
64%
(…) Kain
7
28%
(…) Plastik
6
24%
(…) Karet
2
8%
Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:…………………………………
25
100%
(…) Tidak Alasan:…………………………………
-
(…)Lainnya,sebutkan………………… 5
6
Autocorrection
Menarik
Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya
25
100%
Alasan: ………………………………...
7
8
Menarik
Bergradasi
(…) Tidak Alasan: ………………………………... Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
5
20%
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
20
80%
Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan?
9
36%
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(…) Ringan (<1,5 kg)
9
10
Autocorrection
Bergradasi
(…) Sedang (1,5-3 kg)
13
52%
(…) Berat (>3kg) Alasan: …………………………………………
3
12%
Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: ………………………………………… (…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: ………………………………………… Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar/2 dimensi (contoh: kertas bergambar.
24
96%
1
4%
7
28%
18
72%
Alasan: ………………………………………… (…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul/3 dimensi (contoh: patung). Alasan: …………………………………………
Selain memilih opsi jawaban yang tersedia, siswa juga memberikan deskripsi untuk memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa. Deskripsi jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa disajikan pada tabel 4.18
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No. Jawaban Item 1 (…) Ya Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! ………………………………………… 2
(…) Ya Alasan:…………………………………
3
(…) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! …………………………………………
5
(…) Ya Alasan:…………………………………
7
(…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
8
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3 kg)
(…) Berat (>3kg)
Kode Tumbuhan Video Torso Clay Gambar Lebih mudah untuk belajar Lebih bisa memahami Sayuran Buah-buahan Tumbuhan Clay Kayu Lebih mudah Bisa melihat contoh jawaban benar Membantu belajar Tidak ribet Bisa mencari jawaban Coklat Biru Hitam Kuning Orange/jingga Merah Putih Merah Muda Mudah dibawa Tidak ribet Tidak berat Bisa dibawa ke mana-mana Tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan Tidak berat Mudah dibawa Lebih suka berat
Respon -den 13 7 6 7 15 9 16 7 5 10 7 1 12 1
3 1 1 3 5 1 12 4 4 3 4 3 2 1 1 8
3 2 1 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alasan: ………………………………………… 9
10
(…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: …………………………………………
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: ………………………………………… (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar/2 dimensi (contoh:kertas bergambar). Alasan: ………………………………………… (…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul/3 dimensi (contoh: patung).
Karena kita sudah besar Supaya pintar Lebih mudah Dapat mengetahui yang benar Karena menggunakan media pembelajaran harus lebih cermat Tidak ribet Terlalu sulit
1 1 13 3 1
1 1
Mudah ditemukan Mudah membawa
3 2
Dapat dipegang
11
Lebih bagus
2
Alasan: …………………………………………
Dari hasil analisis kebutuhan siswa yang disajikan pada tabel 4.17 dan deskripsi jawaban siswa pada tabel 4.18, sebanyak 25 responden atau 100% siswa pernah menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang pernah digunakan adalah torso, tumbuhan,gambar, video dan clay. Sebanyak 100% siswa setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu dalam memahami materi IPA. Alasan yang diungkapkan siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran dapat
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mudah untuk belajar dan memahami. Hal tersebut dijadikan pertimbangan untuk peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran dalam ciri auto-education. Peneliti menambahkan ciri kontekstual
dalam pembuatan media
pembelajaran. Dalam hal ini kontekstual yang dimaksud adalah menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar. Sebanyak 84% siswa pernah menggunakan benda-benda di sekitar untuk belajar IPA, yaitu clay, tumbuhan, sayur-sayuran, buah-buahan dan kayu. Di sisi lain, 16% siswa tidak pernah menggunakan benda-benda sekitar untuk belajar IPA. Sebanyak 48% siswa menyukai bahan kayu, 60% siswa menyukai bahan kertas, 28% siswa menyukai bahan kain, 24% siswa menyukai bahan plastik dan sebanyak 8% siswa menyukai bahan karet. Hasil tersebut dijadikan pertimbangan oleh peneliti karena dua bahan yang dipilih siswa, yaitu kayu dan kertas juga menjadi pilihan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran. Sebanyak 100% siswa setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar. Alasannya adalah melalui media pembelajaran siswa terbantu dalam belajar dan mengetahui kebenaran dari apa yang mereka jawab. Selanjutnya sebanyak 96% siswa setuju bahwa dalam penggunaan media penggunaan media pembelajaran mereka mengetahui kesalahannya dengan alasan lebih mudah dan dapat mengetahui mana yang benar dan salah. Di sisi lain 10% persen siswa lebih memilih tidak dapat mengetahui kesalahan ketika menggunakan media pembelajaran. Hasil tersebut dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri auto-correction.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya , sebanyak 100% siswa menyetujui bahwa pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran menjadi lebih menarik. Sebanyak 80% siswa memilih warna cerah. Warna yang disarankan oleh siswa di antaranya kuning, merah, jingga, hijau dan merah muda . Di sisi lain, sebanyak 20% siswa memilih warna gelap, di antaranya coklat, biru dan hitam. Pemilihan warna oleh siswa ini menjadi pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran terkait dengan ciri menarik. Pengembangan media pembelajaran juga memperhatikan ciri bergradasi. Sebanyak 36% siswa memilih media pembelajaran dengan kategori ringan dengan alasan supaya mudah dibawa. Sebanyak 52% siswa memilih media pembelajaran dengan kategori ringan dengan alasan supaya tidak terlalu berat dan terlalu ringan. Sedangkan 12% siswa memilih media dengan kategori berat dengan alasan berat tersebut sesuai dengan karakter siswa kelas V. Selanjutnya sebanyak 72% siswa memilih media pembelajaran berbentuk tiga dimensi dengan alasan karena dapat dipegang, sedangkan 28% siswa memilih media pembelajaran berbentuk dua dimensi. Hasil ini dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran. Hasil dari kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa membantu peneliti memberikan gambaran penggunaan media dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang dikembangkan menggunakan beberapa benda yang dapat ditemui
di
lingkungan
sekitar
(kontesktual).
Dalam
pembuatan
media
pembelajaran, peneliti mempertimbangkan beberapa bahan yang disarankan guru dan siswa, yaitu kayu, dan kertas. Sealnjutnya, berdasarkan pilihan yang diberikan guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan, pembuatan media
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran mempertimbangkan ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu auto-education, auto-correction, bergradasi dan menarik.Dari data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Hal tersebut dijadikan pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran dengan melihat permasalahan dan kebutuhan media pembelajaran dari guru dan siswa. Berikut triangulasi teknik pengumpulan data yang disajikan pada bagan 4.2. Bagan 4.2 Triangulasi teknik pengumpulan data
Observasi
Wawancara
Kuesioner
Selama pembelajaran, ketersediaan media pembelajaran IPA terbatas. Selain itu siswa masih kesulitan dalam memahami materi. Hal tersebut terlihat pada saat guru bertanya jawab dengan siswa, sebagian siswa lupa dengan dengan materi yang baru saja disampaikan.
Media rangka manusia yang dimiliki sekolah kurang maksimal digunakan karena tidak dilengkapi penjelasan nama bagian tulang pada replika rangka manusia hingga dibantu dengan buku paket. Banyaknya istilah dan nama bagian tulang menjadi kendala bagi siswa dalam memahami materi rangka manusia.
Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai media pembelajaran dengan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner. Peneliti mempertimbangkan saran dari guru dan siswa dalan mengembangkan media pembelajaran.
Penggunaan media replika rangka manusia kurang maksimal karena dalam menyampaian materi dibantu buku paket. Siswa kesulitan memahami nama dan istilah pada rangka karena terlalu banyak. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan 4.2, terdapat teknik tiga teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari observasi yaitu ketersediaan media pembelajaran di kelas yang masih terbatas. Hal tersebut diketahui dari cara guru mengajar menggunakan metode ceramah sambil membacakan buku paket. Selain itu siswa masih kesulitan dalam memahami materi. Hal tersebut terlihat pada saat guru bertanya jawab dengan siswa, sebagian siswa lupa dengan dengan materi yang baru saja disampaikan Data yang selanjutnya diperoleh melalui teknik wawancara. Data yang diperoleh yaitu sekolah sudah memiliki media pembelajaran, yaitu replika (torso) rangka manusia. Meskipun demkian, dalam penggunaannya masih kurang optimal. Guru menggunakan buku paket dalam menyebutkan nama-nama bagian tulang pada rangka. Banyaknya istilah dan nama bagian tulang menjadi kendala bagi siswa dalam memahami materi rangka manusia. Teknik terakhir yang digunakan yaitu kuesioner, berupa analisis kebutuhan. Dari hasil kuesioner analisis kebutuhan, guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai media pembelajaran dengan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan peneliti dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pengembangan media pembelajaran. Berdasarkan teknik triangulasi tersebut, dapat disimpulkan ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran torso rangka manusia dalam pembelajaran IPA masih terbatas serta kurang optimal. Dengan demikian, peneliti
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Dalam mengembangkan media pembelajaran, peneliti juga mempertimbangkan kelima ciri media pembejaran berbasis metode Montessori yang telah ditawarkan kepada guru dan siswa melalui kuesioner analisis kebutuhan. Peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai media pembelajaran yang dinginkan oleh guru dan siswa. Data hasil analisis kebutuhan tersebut dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pembuatan desain media pembelajaran dan albumnya. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya. 4.1.2 Penyusunan Rencana Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana. Pada tahap ini peneliti membuat desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang dibutuhkan. 4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran Montessori 4.1.2.1.1 Konsep Pembuatan Media Pembelajaran Konsep
pembuatan
media
pembelajaran
rangka
kepala
manusia
merupakan pengembangan dari replika rangka kepala manusia. Media pembelajaran ini terdiri dari replika rangka kepala manusia, papan yang ditempelkan replika rangka kepala, kartu materi, kartu soal dan kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi. Gambar 4.1 adalah gambar replika rangka kepala manusia.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1 Replika rangka kepala manusia Hal yang dikembangkan dari media pembelajaran asli adalah replika rangka kepala manusia. Warna putih pada rangka dikembangkan menjadi 10 warna yang berbeda-beda sesuai dengan 10 bagian tulang pada rangka kepala. Pengembangan rangka manusia yang difokuskan ke rangka kepala manusia oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara oleh siswa , di mana mereka kesulitan memahami materi IPA karena terlalu banyak nama dan istilah yang dihafal. Dari situlah peneliti memfokuskan mengembangkan rangka kepala manusia untuk memudahkan siswa memahami nama bagian tulang dan penjelasannya pada rangka kepala. Peneliti menambahkan papan untuk meletakkan replika rangka, kartu materi sekaligus pengendali kesalahan, kartu soal, serta kotak untuk menyimpan kartu materi dan kartu soal. Selain itu peneliti menambahkan kotak besar untuk menyimpan media pembelajaran. 4.1.2.1.2 Desain Media Pembelajaran Pengembangan desain penelitian ini mengembangkan media pembelajaran rangka kepala manusia. Media pembelajaran rangka kepala manusia terdiri dari 6 komponen. Komponen tersebut di antaranya replika rangka kepala, papan, kartu
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi, kartu soal, kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal, serta kotak penyimpanan media. Komponen yang pertama adalah replika rangka kepala manusia. Replika rangka kepala manusia memiliki 10 warna yang berbeda di 10 bagian tulang pada rangka. 10 warna yang berbeda itu bertujuan sebagai petunjuk untuk membuka kartu materi yang memiliki warna yang disesuaikan dengan warna pada bagianbagian tulang pada rangka. Pemberian warna juga memperhatikan analisis kebutuhan siswa maupun guru. Sebanyak 80% siswa dan 50% guru menyukai warna cerah. Peneliti memberikan warna pada bagian rangka kepala dengan komposisi warna cerah, dan warna gelap. Hal tersebut mengingat pada data analisis kebutuhan sebanyak 50% guru menykau warna gelap. Di setiap bagian tulang diberikan nomor 1 sampai 10. Pemberian nomor tersebut bertujuan sebagai alur dalam mempelajari di setiap bagian tulang pada rangka kepala manusia. Komponen yang kedua adalah papan untuk meletakkan replika rangka kepala dan kartu materi. Papan ini mempunyai 10 lubang di samping untuk disisipkan kartu materi sesuai dengan jumlah bagian tulang rangka kepala yang diajarkan di Sekolah Dasar, yaitu 10. Papan untuk meletakkan replika rangka kepala dan kartu materi berbetuk balok dengan ukuran 30cm x 40 cm dengan ketebalan 1 cm. Di tepian papan terdapat nomor dari angka 1 sampai 10 dengan variasi warna yang berbeda. Variasi warna tersebut disesuaikan dengan warna pada bagian rangka kepala dan warna pada kartu materi. Pemberian variasi warna berfungsi sebagai jembatan antara bagian rangka kepala yang dituju dengan kartu materi. Misalnya siswa mengambil kartu soal nomor 1 berwarna kuning yang berisi tentang tulang rahang bawah. Lalu siswa mengamati replika rangka kepala,
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan mencari tulang rahang bawah dengan mencari bagian tulang yang berwarna merah, begitu juga seterusnya. Komponen yang ketiga adalah kartu materi. Kartu materi ini dibuat dengan bahan kayu. Pembuatan kartu materi juga memperhatikan analisis kebutuhan siswa maupun guru. Sebanyak 48% siswa menyukai bahan kayu. Jumlah dari kartu materi ini 10 dengan warna yang berbeda-beda. Kartu materi berukuran 5 cm x 8 cm dengan ketebelan 3mm serta mempunyai 2 sisi. Sisi 1 berisi tentang nama-nama bagian rangka kepala, dan Sisi dibaliknya berisi tentang penjelasan dari bagian tersebut. Penulisan nama bagian tulang dan penjelasannya pada kartu materi disesuaikan dengan warna yang tertera pada kartu dan bagian tulang pada replika rangka. Misalnya, warna pada bagian tulang rahang bawah berwarna kuning, maka kartu materi yang bertulskan tulang rahang bawah jug berwarna kuning Komponen yang ke empat adalah kartu soal. Kartu soal ini dibuat dengan bahan dasar kertas poster tebal. Hal ini dipertimbangkan oleh peneliti mengingat analisis kebutuhan siswa menunjukkan 40 persen siswa menyukai bahan kertas. Kartu soal berjumlah 20 dimana 10 bertuliskan tentang nama bagian tulang, 10 soal bertuliskan penjelasan bagian tulang. Semua kartu soal berwarna putih sebagai warna yang netral. Kartu soal diletakkan pada masing-masing kotak nomor yang ada di tepian papan. Dari situ kartu materi berfungsi, sebagai pengendali kesalahan (auto-correction). Komponen yang kelima adalah kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi. Kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi berukuran 20cm x 10 cm dengan tinggi 10 cm dan penutup di atasnya. Permukaan alas berukuran 10 cm x
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 cm, sedangkan permukaan samping memiliki ukuran 10 cm x 10 cm. Kotak tersebut diberi sekat untuk membagi 2 tempat, sehingga masing-masing tempat berukuran 10 cm x 10 cm. Dua tempat tersebut untuk membedakan mana yang termasuk kartu materi dan mana yang termasuk kartu soal. Komponen yang ke 6 adalah kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala manusia. Kotak penyimpanan media pembelajaran berukuran 53 cm x 30 cm. Kotak penyimpanan media ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
media
pembelajaran
rangka
kepala
manusia
dan
kotak
pentyimpanan kartu soal serta materi. Selain itu juga berfungsi untuk melindungi media dari benturan benda keras. Pada kotak penyimpanan media pembelajaran ini terdapat sekat yang membagi kotak menjadi 2 tempat. Tempat yang pertama untuk meletakkan media pembelajaran rangka kepala manusia, dan yang kedua untuk meletakkan kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi. 4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran Album media pembelajaran adalah buku panduan untuk menggunakan media pembelajaran rangka kepala manusia. Album media pembelajaran disusun untuk direktris (istilah pembimbing dalam pembelajaran Montessori). Album berisi tentang langkah-langkah dalam penggunaan media pembelajaran rangka kepala manusia. Gambar di setiap langkah pembelajaran dimasukkan untuk mempermudah direktris dalam memahami kalimat pada langkah pembelajaran. 4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk Instrumen sangat dibutuhkan dalam uji coba media pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes dan validasi produk untuk uji coba media pembelajaran. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.3.1 Tes Dalam uji coba terbatas instrumen tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
siswa
sebelum
dan
setelah
menggunakan
produk
media
pembelajaran melalui uji coba terbatas serta sebagai data pendukung dan data tambahan dalam melihat kualitas produk media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Instrumen tes disusun berdasarkan kisi-kisi pada tabel 3.8. Sebelum digunakan, instrumen tes diuji tingkat validitas instrumen oleh ahli, serta diuji secara empiris kemudian diuji keterbacaannya. Instrumen tes divalidasi oleh ahli, yaitu guru SD setara. Uji validitas yang digunakan oleh ahli adalah validasi isi dan konstruk. Aspek yang dinilai dalam validasi isi dapat dilihat pada tabel 3.9. Hasil uji validitas isi oleh ahli disajikan pada tabel 4.19 Tabel 4.19 Hasil uji validasi isi oleh Ahli Ahli Guru
1 4
Nomor Item 2 3 4 5 4 4 4 4
6 3
Total
Rerata
23
3,83
Dari hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.19, rerata skor sebesar 3,83. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11, skor rata-rata yang dihasilkan lebih dari 2,50 dan masuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen tes
dinyatakan valid. Selain itu ahli tidak
memberikan komentar tambahan mengenai instrumen, sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen layak untuk digunakan. Instrumen tes juga divalidasi kontruk oleh ahli. Hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli disajikan pada tabel 4.20.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.20 Hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Rerata
Skor 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3,84
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.20, terhitung rerata skor sebesar 3,84. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji keterbacaan kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen tes dikatakan valid. Selain itu ahli tidak memberikan komentar tambahan mengenai instrumen, sehingga instrument tes layak untuk digunakan. Selanjutnya, instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa SD lain. Uji empiris dilakukan kepada 18 siswa SD Kanisius Jetis Depok. Pemilihan SD Kanisius Jetis Depok sebagai SD setara dengan memperhatikan prestasi akademik 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dicapai Sekolah dalam 5 tahun terakhir. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 22 November 2016. Instrumen tes berjumlah 25 soal dengaan berdasarkan kisikisi yang dapat dilihat pada tabel 3.8. Data yang didapatkan diolah menggunakan program SPSS 22 for Windows menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson untuk menganalisis item soal. Untuk melihat valid atau tidaknya item soal dengan membandingkan niali r hitung dengan nilai r tabel product moment dengan kriteria apabila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel berarti soal yang dianalisis valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka soal tersebut tidak valid (Trisnamansyah,2015: 172). Widoyoko (2009: 137) menambahkan bahwa untuk emngetahui valid tidaknya suatu soal dapat dilihat pada harga sig. (2-tailed) pada program SPSS 22 for Windows. Apabila harga sig. (2 tailed) lebih kecil dari 0,05, maka soal tersebut dinyatakan valid. Hasil validasi [erhitungan validitas dengan SPSS. Hasil perhhitungan validitas dengan SPSS disajikan pada tabel 4.21 Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil validitas isntrumen tes dengan SPSS No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sig. (2 tailed) 0,009 0,000 0,033 0,234 0,824 0,002 0,043 0,004 0,984 0,041
Keterangan
No. Item
Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Sig. (2 tailed) 0,242 0,824 0,002 0,443 0,007 0,012 0,459 0,021 0,001 0,262
Keterangan
Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 12 13
0,018 0,018 0,009
Valid Valid Valid
24 25
0,183 0,824
Tidak Valid Tidak Valid
Dari tabel 4.21 , didapatkan sebanyak 15 soal valid dan 10 soal tidak valid. Lima belas soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen dengan menghitung nilai koefisien Alpha menggunakan program SPSS 22. Hasil perhitungan nilai koefisien Alpha menggunakan SPSS 22 disajikan pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS Reliability Statistics Cronbach's Alpha .741
N of Items 16
Dari tabel 4.22, didapatkan hasil perhitungan koefisien Alpha sebesar 0,741. Kaplan (dalam Widoyoko, 2016: 165) menjelaskan bahwa instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Maka, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes tersebut dikatakan reliabel dan layak digunakan. Instrumen tes yang valid dan reliabel digunakan sebagai pretest dan posttest. Dari 15 soal yang valid dan reliabel, peneliti mengambil 10 soal yang digunakan sebagai pretest dan posttest. Kisi-kisi instrument pretest dan posttest disajikan pada tabel 4.23.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.23 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest No 1 2
Indikator Nomor Aitem Menyebutkan nama tulang pada rangka 3,6,16, kepala manusia Menjelaskan tulang pada rangka kepala 1,2,10,12,13,21,22 manusia
Sebelum digunakan pada uji coba terbatas, instrumen tes diuji keterbaacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan yang tertera di soal. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa SD Kanisius Jetis Depok sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.24 Tabel 4.24 Hasil uji keterbacaan instrumen soal pretest dan posttest oleh siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 3 4 3 4 3
2 4 4 4 4 4
Nomor Item 3 4 5 6 7 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 Rerata
8 4 4 4 4 4
9 4 3 4 3 3
10 3 4 4 4 4
Total
Rerata
37 37 38 38 36 37,2
3,7 3,7 3,8 3,8 3,6 3,72
Dari hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh siswa SD setara pada tabel 4.24, hasil rata-rata skor sebesar 3,72 Dilihat pada tabel 3.11, Rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen tes dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. 4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk Instrumen pengumpulan data selanjutnya adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menulai kelayakan produk media pembelajaran rangka kepala manusia yang telah dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh ahli dan oleh
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa. Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan 5 ciri media pembelajaran Montessori yang dijadikan sebagai kisi-kisi. Kisi-kisi validasi produk dapat dilihat pada tabel 3.6. Kisi- kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan/pernyataan. Isi dari kuesioner validasi produk untuk ahli dengan siswa sama,
tatapi
dibedakan
dalam
penggunaan
bahasa
dan
urutan
validasi
produk
pertanyaan/pernyataan. Sebelum
digunakan,
instrumen
kuesioner
diuji
validitasnya dengan tujuan mengetahui kelayakan suatu instrumen. Validasi yang digunakan adalah validasi konstruk. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Ahli memberikan penilaian dan komentar untuk dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam perbaikan kuesioner. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli disajikan pada tabel 4.25 Tabel 4.25 Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli Ahli IPA Montessori
1 3 4
2 4 4
3 4 4 4 4 4 Rerata
Nomor Item 5 6 7 8 9 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
43 42 42,5
3,8 3,8 3,8
Dari hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.25, terhitung rerata skor sebesar 3,8. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji validasi kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa kuesioner dikatakan valid dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam validasi kuesioner validasi produk, ahli memberikan komentar. Komentar ahli terkiat kuesioner validasi produk disajikan pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Komentar dan keputusan perbaikan instrumen kuesioner validasi produk No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Komentar Ahli IPA Montessori Lengkapi kalimat -
Keputusan Perbaikan
Peneliti melengkapi kalimat pada pertanyaan
Validasi instrumen yang selanjutnya adalah validasi instrumen kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. Berikut adalah hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa yang disajikan pada tabel 4.27 Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai produk oleh siswa Ahli IPA Montessori
1 4 4
2 4 4
Nomor Item 3 4 5 6 7 8 9 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 Rerata
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
44 42 43
4 3,8 3,9
Dari hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.27 , rata-rata skor sebesar 3,9. Dibandingkan dengan tabel 3.11, rata-rata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 sehingga masuk dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen dinyatakan valid. Para ahli tidak memberikan komentar tambahan, sehingga instrument layak digunakan.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selanjutnya, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa diuji keterbacaanya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan pada kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa SD Kanisius Jetis Depok sebagai SD setara. Berikut hasil uji keterbacaan yang disajikan pada tabel 4.28 Tabel 4.28 Hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4
Nomor Item 3 4 5 6 7 8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 Rerata
9 4 3 3 4 4
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4
Total
Rerata
43 43 42 44 43 43
3,9 3,9 3,8 4,0 3,9 3,9
Dari hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.28 rata-rata skor sebesar 3,9. Dibandingkan dengan tabel 3.11, rata-rata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 sehingga masuk dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen dinyatakan valid sehingga layak digunakan. 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Pada
tahap
sebelumnya,
peneliti
telah
membuat
desain
media
pembelajaran dan album media pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuat media pembelajaran dan album media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dirancang. Tahap ini terdiri dari pengumpulan bahan, pembuatan media pembelajaran, dan pembuatan album media pembelajaran.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan Berdasarkan analisis kebutuhan, beberapa bahan yang dipilih dan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah kayu dan kertas. Bahan tersebut digunakan oleh peneliti dalam membuat papan tempat melekatnya replika rangka kepala, kartu materi, kartu soal, kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi, serta kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala manusia. Jenis kayu yang dipilih adalah triplek. Kayu triplek dimanfaatkan sebagai papan melekatnya replika rangka kepala, kartu materi, kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal, serta kotak penyimpanan media pembelajaran rangka kepala manusia. Jenis kayu yang dipilih adalah triplek. Kayu ini dipilih karena memiliki massa yang ringan dan mudah dibawa, pada media papan dan replika rangka manusia memiliki berat 1,6 kg. Hal ini disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan di mana sebanyak 52% siswa dan 50% guru memilih media pembelajaran dengan berat antara 1,5 kg hingga 3 kg. Bahan lain yang digunakan adlah kertas. Hal ini berkaitan dengan hasil analisis kebutuhan di mana 62% siswa menyukai bahan kertas Peneliti memilih kertas jenis ivory 260 dan kertas stiker. Kertas Ivory 260 digunakan sebagai bahan pembuatan kartu. Jenis kertas tersebut dipilih karena memiliki tingkat ketebalan yang tinggi. Ketebalan yang dimiliki kertas tersebut memungkinan kertas tidak mudah rusak. Kertas stiker digunakan sebagai menempelkan tulisan materi mengenai nama tulang bagian beserta penjelasannya pada kartu materi. Kertas stiker dipilih karena memiliki tingkat kelekatan yang bagus dan peneliti tidak perlu menggunakan alat bantu berupa lem dalam menempelkan.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran Peneliti bekerja sama dengan tukang kayu dalam pembuatan media pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan tukang kayu memiliki peralatan yang lengkap dalam pembuatan media pembelajaran. Tukang kayu yang diajak bekerja sama oleh peneliti berlokasi di Pugeran, Kabupaten Bantul. Media pembelajaran dibuat selama
kurang lebih 3 minggu. Sebelum media pembelajaran dibuat,
peneliti memberikan desain kepada tukang kayu. Selanjutnya tukang kayu membuat media pembelajaran sesuai desain yang dibuat oleh peneliti. Gambar 4.2 adalah replika rangka kepala manusia beserta papan yang dikembangkan oleh peneliti
Gambar 4.2 Replika rangka kepala manusia beserta papan
Langkah pembuatan diawali oleh pembuatan papan oleh tukang kayu. Tukang kayu memotong kayu membuat 10 lubang di bagian tepi papan sesuai ukuran pada desain yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah itu, tukang kayu membuat finishing berupa pewarnaan papan dengan warna alami kayu pada umumnya, yaitu coklat . Setelah itu, tukang kayu membuat gambar segi empat di
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tepian papan di atas lubang, berjumlah 10 berdasarkan pola warna yang sudah dibuat oleh peneliti. Selanjutnya,tukang kayu membuat kartu materi yang berjumlah 10 kartu dengan warna yang sama dengan pewarnaan gambar segi empat pada papan. Tukang kayu membuat kartu materi berdasarkan desain ukuran yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam kertu materi peneliti menambahkan stiker berupa nama tulang bagian beserta penjelasannya dengan kertas stiker. Dalam stiker materi ini, peneliti membuat desain, pencetakan, pemotongan, dan penempelan. Berikut gambar kartu materi yang disajikan pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kartu materi Selanjutnya tukang kayu membuat kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal. Dalam pembuatan kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal, tukang kayu memilih kayu, dan memotong kayu sesuai ukuran yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya tukang kayu melakukan finishing warna pada kotak penyimpanan. Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal disajikan pada gambar 4.4.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4 Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal Komponen lain pada kotak penyimpananan kartu materi dan kartu soal adalah penutup kotak. Tahap dalam pembuatan tutup yakni tukang kayu memilih, dan memotong kayu dan membentuk sesuai desain yang dibuat peneliti. Pada penutup kotak penyimpanan terdapat kayu kecil di atas penutup sebagai pemegang untuk membantu dalam membuka kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal. Berikut gambar tutup kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal yang disajikan pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Penutup kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal Selanjutnya, peneliti membuat stiker kartu soal. Kartu soal dibuat dengan kertas ivory 260 . Dalam pembuatan kartu soal, peneliti membuat desain, mencetak desain, dan memotong kartu soal sebanyak 20. Sepuluh kartu soal bertuliskan
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nama tulang bagian, sedangkan 10 kartu soal lainnya bertuliskan penjelasan tulang bagian. Berikut gambar kartu soal yang disajikan pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Kartu soal Komponen media pembelajaran yang terakhir adalah kotak untuk menyimpan media pembelajaran.. Dalam pembuatan kotak penyimpanan media, tukang kayu memilih kayu, memotong kayu berdasarkan ukuran yang dibuat oleh peneliti, dan di akhiri dengan finishing pada pewarnaan kotak. Berikut ganbar kotak penyimpanan media yang disajikan pada gambar 4.7 Gambar 4.7 Kotak penyimpanan media
4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran Dalam pembuatan album media pembelajaran, langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan informasi terkait media pembelajaran rangka 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepala manusia. Selanjutnya, peneliti merumuskan langkah kegiatan dengan media pembelajaran rangka kepala manusia. Setelah itu peneliti mengambil gambar dan dimasukkan di setiap langkah kegiatan. Peneliti menggunakan program aplikasi Microsoft Office Word 2013 dalam membuat desain sampul album dan isi album media pembelajaran. Sebelum diujicobakan, album media pembelajaran divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. 4.1.4 Validasi Produk Pada tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media pembelajaran selesai dan siap untuk divalidasi .Validasi produk bertujuan menilai kelayakan produk media pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah dibuat sebelum digunakan. 4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran Validasi produk media pembelajaran rangka kepala manusia dilakukan oleh beberapa ahli, yakni ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Hasil validasi media pembelajaran disajikan pada tabel 4.29 Tabel 4.29 Hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli Ahli Montessori IPA
1 4 4
2 4 4
3 4 5 3 4 4 4 3 4 Rerata
Nomor Item 6 7 8 9 4 4 4 3 4 4 4 4
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
42 43 43
3,8 3,9 3,85
Dari hasil validasi produk oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.29, terhitung rerata skor sebesar . Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji validasi kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan komentar terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Komentar para ahli dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan perbaikan dalam media pembelajaran. Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran oleh para ahli disajikan pada tabel 4.30. Tabel 4.30 Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran Ahli
Komentar
Tanggapan
Montessori IPA
Baik -
-
Berdasarkan komentar para ahli pada tabel 4.30 Ahli menilai media pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti sudah baik. Dari hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak melakukan perbaikan pada media pembelajaran. 4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran Selain media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada produk album penggunaan
media
pembelajaran.
Validasi
album
penggunaan
media
pembelajaran dilakukan oleh ahli Montessori dan ahli IPA. Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran olehh ahli disajikan pada tabel 4.31. Tabel 4.31 Hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli Ahli Montessori IPA
1 4 4
2 4 4
3 4 4 4 4 4 Rerata
Nomor Item 5 6 7 8 9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
10 3 4
11 3 4
Total
Rerata
42 43 42,5
3,8 3,9 3,85
Dari hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli pada tabel 4.31 Didipatkan hasil rerata skor sebesar 3,85 Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji validasi produk album penggunaan media pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan komentar terhadap album media pembelajaran. Komentar para ahli dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan dalam album 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media pembelajaran. Rekapitulasi komentar validasi produk album
media
pembelajaran oleh para ahli disajikan pada tabel 4.32. Tabel 4.32 Rekapitulasi komentar validasi produk album media pembelajaran Ahli
Komentar
Tanggapan
Montessori
Baik
-
IPA
-
-
4.1.5 Uji Coba Terbatas Setelah media pembelajaran dan album penggunaan media pembelajaran telah divalidasi di tahap sebelumnya, tahap selanjutnya yaitu Uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan kepada 10 siswa kelas V SDKE Mangunan. Uji coba Kesepuluh siswa tersebut dipilh secara acak berdasarkan saran dari guru kelas V. Uji coba terbatas dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 07.00 hingga pukul 09.30. Sebelum siswa belajar dengan media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori, peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Posttest diberikan setelah siswa belajar
menggunakan media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori.
Siswa
belajar
dengan
berkelompok
menggunakan
media
pembelajaran rangka kepala manusia. 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes Data nilai yang diperoleh siswa melalui pretest dan posttest dianalisis oleh peneliti. Soal yang digunakan dalam pretest dan posttest berupa soal tipe isian singkat yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut hasil pretest dan posttest siswa yang disajikan pada tabel 4.33.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.33 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa
No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Si Me Kei Sat Vin Rach Che Vi Ag Dhi Rerata
Nilai Pretest 40 40 50 40 50 50 50 40 40 30 43
Posttest 80 100 100 70 80 80 70 80 90 80 83
Dari tabel 4.33 Si memperoleh nilai pretest sebesar 40 dan posttest sebesar 80. Si memperoleh nilai pretest sebesar 40 dan posttest sebesar 80. Me memperoleh nilai pretest sebesar 40 dan posttest sebesar 100. Kei memperoleh nilai pretest sebesar 50 dan posttest sebesar 100. Sat memperoleh nilai pretest sebesar 40 dan posttest sebesar 70. Vin memperoleh nilai pretest sebesar 50 dan posttest sebesar 80. Rach memperoleh nilai pretest sebesar 50 dan posttest sebesar 80. Che memperoleh nilai pretest sebesar 50 dan posttest sebesar 70. Vi memperoleh nilai pretest sebesar 40 dan posttest sebesar 80. Ag memperoleh nilai pretest sebesar 40 dan posttest sebesar 90. Dhi memperoleh nilai pretest sebesar 30 dan posttest sebesar 80. Terdapat perbedaan antara nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa. Berikut perbedaan nilai pretest dan posttest masingmasing siswa yang disajikan pada grafik 4.1
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik 4.1 Perbedaan nilai pretest dan posttest dari masing-masing siswa y
120 100
Nilai
100
100
90 80
80
80
80
80
70
60
50 40
50
40
80
70 50
50
40
40
40
40
30
20
0 Si
Me
.Kei
Nama siswa
Sat
Vin
Rach
pretest
posttest
Che
Vi
Ag
Dhi
Selain perbedaan nilai pretest dan posttest dari masing-masing siswa, terdapat juga perbedaan rerata nilai yang diperoleh dari pretest dan posttest. Berikut perbedaan rerata nilai pretest dan posttest yang disajikan pada grafik 42. Grafik 4.2 Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest 90
y
83
80 70 60 50
43
40 30 20 10 0 Rerata Nilai pretest
x
posttest
Dari grafik 4.2, diperoleh rerata nilai pretest sebesar 43, sedangkan rerata nilai posttest siswa sebesar 83. Didapatkan hasil selisih antara nilai posttest dan pretest yakni sebesar 40. 109
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran Tanggapan mengenai produk media pembelajaran dilakukan setelah uji coba terbatas. Tanggapan mengenai produk dilakukan oleh sepuluh siswa kelas V dan guru kelas V SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Kuesiiner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru sama dengan ahli. Pengisian kesioner tanggapan dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2016 setelah siswa belajar dengan media pembelajaran rangka kepala manusia. Berikut tanggpan guru mengenai media pembelajaran rangka kepala manusia yang disajikan pada tabel 4.34 Tabel 4.34 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru Ahli 1 4
Guru
2 4
3 4
4 3
5 4
Nomor Item 6 7 8 9 4 4 4 4
10 4
11 4
Total
Rerata
43
3,9
Dari tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru pada tabel 4.34, didapatkan hasil rerata skor sebesar 3,9. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji validasi kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. Kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran juga diberikan kepada siswa. Hasil tanggapan produk media pembelajaran oleh siswa disajikan pada tabel 4.35 Tabel 4.35 Tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa. Siswa
Si Me Kei Sat
Nomor Item 6 7 4 4
1 3
2 4
3 4
4 3
5 4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
Total
Rerata
8 4
9 3
10 4
11 3
40
3.6
3
4
3
4
4
41
3.7
4
3
4
4
2
4
40
3.6
4
4
4
4
4
4
42
3.8
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Vin Rach Che Vi Ag Dhi Si Rata-rata
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
42
3.8
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
42
3.8
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
3
34
3.1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
43
3.9
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
42
3.8
4
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
40
3.6
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
43
3.9
3.5
3.7
3.7
3.7
3.7
3.7
3.6
4.0
3.7
3.5
3.7
41
3.7
Dari tanggapan sepuluh siswa kelas V mengenai produk media pembelajaran pada tabel 4.35, didapatkan srerata skor sebesar 3, 7. Sepuluh siswa juga tidak memberikan komentar mengenai produk media pembelajaran. Dilihat pada tabel 3.11, Rerata uji validasi kuesioner termasuk dalam kategori sangat baik. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori Pengembangan media pembelajaran berdasarkan hasil dari indentifikasi masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara. Dari hasil itulah diketahui ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA di sekolah masih terbatas. Hal tersebut berakibat pada kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi IPA. Materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah materi yang berkaitan dengan bagian tubuh manusia. Materi tersebut dianggap sulit oleh siswa karena terlalu banyak hafalan berkaitan dengan nama dan istilah. Guru menambahkan materi tersebut sulit disampaikan karena terlalu abstrak. Dalam materi tentang rangka manusia, Sekolah sudah memiliki media pembelajaran berupa replika rangka manusia, tetapi masih kurang maksimal digunakan karena tidak dilengkapi penjelasan nama bagian tulang pada replika rangka manusia hingga dibantu 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan buku paket. Dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru, 100% guru setuju bahwa media pembelajaran memabntu siswa memahami konsep IPA. Hal ini didukung oleh hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa setuju bahwa media pembelajaran membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran. Hasil tersebut dijadikan pertimbangkan oleh peneliti untuk mengembangakan media pembalajaran. Peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan replika rangka kepala manusia. Replika rangka kepala manusia berfungsi dalam membantu mengenal rangka pada kepala manusia. Replika rangka kepala manusia berwarna putih polos sesuai dengan warna tulang pada umumnya. Pengembangan pertama adalah warna pada rangka kepala. Di 10 bagian tulang pada rangka kepala diberikan warna yang berbeda-beda. 10 warna tersebut yaitu merah muda, merah tua, jingga, kuning, biru muda, biru tua, hijau muda, hijau tua, coklat dan ungu. Setiap tulang bagian diberikan angka satu sampai 10 sebagai urutan dalam mengenal dan memahami bagian tulang. Pengembangan rangka manusia yang difokuskan ke rangka kepala manusia oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara oleh siswa , di mana mereka kesulitan memahami materi IPA karena terlalu banyak nama dan istilah yang dihafal. Oleh karena itu, peneliti
memfokuskan
mengembangkan
rangka
kepala
manusia
untuk
memudahkan siswa memahami nama bagian tulang dan penjelasannya pada rangka kepala. Pengembangan kedua dilakukan dengan pemberian papan sebagai tempat meletakkan rangka kepala. Papan tersebut berfungsi supaya rangka kepala berposisi tegak sehingga dapat dilihat dari berbagai sisi. Papan diberikan warna
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coklat untuk menyesuaikan warna alami pada kayu yang digunakan sebagai bahan pembuatan papan. Di sekitar tepi papan pada sisi samping terdapat 10 lubang. Lubang tersebut berfungsi untuk meletakkan kartu materi seperti laci. Sisi atas papan tepatnya di atas lubang terdapat 10 warna yang berbeda dengan tertera angka 1 sampai 10. Warna tersebut digunakan sebagai penghubung antara bagian tulang pada rangka kepala dengan kartu materi yang dituju. Pengembangan ketiga dilakukan pada kartu materi. Kartu materi dengan bahan kayu triplek berjumlah 10 sesuai dengan 10 bagian tulang yang dipelajari pada ranah sekolah dasar. 10 Kartu materi tersebut memiliki warna yang berbedabeda dengan komposisi yang sama dengan 10 warna pada rangka kepala. Kartu materi mempunyai 2 sisi di mana sisi pertama bertuliskan nama tulang bagian dan sisi baliknya bertuliskan penjelasan dari bagian tulang tersebut. Pemberian warna pada kartu materi disesuiakan antara nama bagian tulang dan penjelasan bagian tulang dengan warna bagian tulang pada rangka kepala. Pengembangan keempat dilakukan pada kartu soal. Kartu soal berwarna putih dengan bahan dasar kertas. Hal ini di sesuaikan dengan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa di mana 40 % siswa menyukai bahan dari kertas. Kartu soal berjumlah 20 dengan 10 kartu berkaitan nama bagian tulang dan 10 berkaitan dengan penjelasan dari bagian tulang. Pemberian warna putih pada kartu soal dimaksutkan bahwa warna putih bersifat netral karena tidak menunjuk pada warna pada bagian tulang pada rangka kepala. Pengembangan kelima dilakukan pada kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal. Kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi dibuat dengan bahan dasar kayu. Kotak penyimpanan berbentuk balok dengan sekat di tengah. 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sekat tersebut bertujuan untuk membagi menjadi 2 tempat., tempat untuk menyimpan kartu materi dan tempat untuk menyimpan kartu soal. Kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal berwarna coklat disesuiakan dengan warna alami pada bahan dasar kayu. Pengembangan ke enam dilakukan pada kotak penyimpanan media. Kotak penyimpanan media berfungsi meletakkan media supaya media pembelajaran rangka manusia tidak terpisah dan dijadikan menjadi satu tempat. Kotak penyimpanan media berwarna coklat disesuaikan dengan warna natural pada bahan dasar pembuatan kotak penyimpanan yaitu kayu. Media pembelajaran rangka kepala manusia dikembangkan berdasarkan ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasim auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Lima ciri media pembelajaran tersebut bisa dilihat melalui pengamatan langsung bentuk media pembelajaran, maupun pengamatan terkait penggunaan media pembelajaran melalui uji coba terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari segi bentuk media pembelajaran berupa rangka kepala manusia yang beragam warna. Selain itu juga penggunaan kartu materi menarik dengan menarik kartu di samping papan dengan model laci. Ciri bergradasi dapat dilihat dari perbedaan warna untuk setiap bagian tulang. Mulai dari merah muda, merah tua, kuning, jingga, hijau muda, hijau tua, biru muda, biru tua, coklat dan ungu. Ciri bergradasi juga dapat dilihat dari bentuk 3 dimensi rangka kepala manusia. Selain itu juga dengan meraba bentuk yang berbeda-beda di masing-masing bagian tulang. Ciri auto-correction ditunjukkan dengan adanya kartu materi pada media pembelajaran rangka kepala manusia. Kartu ini berisi nama bagian tulang dan
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penjelasan bagian tulang . Kartu materi dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran dari jawaban siswa ketika meletakkan kartu soal pada kotak berwarna pada papan. Ciri auto-education ditunjukkan dengan adanya kartu materi yang diletkkaan pada samping papan. Kartu materi memuat nama bagian tulang di sisi satu, dan penjelasan mengenai bagian ditulang di sisi baliknya dari kartu materi. Kartu materi dengan warna yang disesuaikan dengan pewarnaan bagian tulang pada rangka kepala memungkinkan siswa untuk mengetahui nama tulang dan penjelasan tulang, serta letak tulang tersebut secara mandiri. Selama uji coba terbatas,
media
pembelajaran
rangka
manusia
dapat
dilakukan
secara
berkelompok. Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran rangka kepala manusia dibuat dengan menggunakan bahanbahan seperti kayu dan kertas yang dapat ditemui di lingkungan sekitar. Media pembelajaran ini dibuat secara mandiri. Akan tetapi, peneliti dibantu oleh tukang kayu dalam membuat papan untuk meletakkan replika rangka kepala, kartu materi, kotak penyimpanan kartu materi dan kotak penyimpanan media. 4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Kepala Manusia Berbasis Metode Montessori Kualitas media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori dilihat melalui validasi produk oleh para ahli, guru, dan sepuluh siswa kelas. Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran rangka kepala manusia disajikan pada tabel 4.36.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.36 Hasil penilaian ciri media pembelajaran Montessori pada media pembelajaran rangka kepala manusia No 1 2 3 4
Penilai Ahli IPA Ahli Montessori Guru Sepuluh siswa kelas V Rerata
Rerata skor 3,9 3,8 3,9 3,7 3,8
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Dari tabel 4.36 diketahui lima ciri media pembelajaran Montessori terdapat pada media pembelajaran rangka kepala manusia dan masuk dalam kategori sangar baik. Hasil tersebut menunjukkan media pembelajaran yang dikembangkan memiliki ciri media pembelajaran Montessori dengan kualitas sangat baik. Media pembelajaran rangka kepala manusia diujikan secara terbatas. Peneliti juga memberikan pretest dan posttest pada saat uji coba. Dari Hasil pretest dan posttest terdapat selisih nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai dari pretest dan posttest yang diperoleh siswa disajikan pada tabel 4.37 Tabel 4.37 Selisih nilai antara pretest dan posttest No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Si Me .Kei Sat Vin Rach Che Vi Ag Dhi Rerata
Nilai Pretest 40 40 50 40 50 50 50 40 40 30 43
Posttest 80 100 100 70 80 80 70 80 90 80 83
Selisih nilai 40 60 50 30 30 30 20 40 50 50 40 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari tabel 4.37 dari 10 anak , didapatkan nilai posttest lebih baik daripada pretest. Rata-rata selisih nilai pretest dengan posttest sebesar 40. Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran rangka kepala manusia dapat membantu siswa dalam memhami materi rangka kepala manusia.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. 5.1.1 Penelitian dan pengembangan media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas V dimodifikasi oleh peneliti menjadi 5 tahap. Lima tahap tersebut yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba terbatas. Pada tahap pertama yaitu potensi dan masalah, peneliti melakukan identifikasi masalah dengan cara observasi dan wawancara, serta kuesioner analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan hasil dari observasi dan wawancara, serta ciri media Montessori. Tahap kedua yaitu perencanaan, peneliti membuat rancangan desain media pembelajaran beserta album media pembelajaran, instrumen tes, dan kuesioner validasi produk. Tahap ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk, peneliti membuat media pembelajaran dan album media pembalajaran berdasar dari desain yang sudah dirancang. Tahap keempat adalah validasi produk, peneliti memvalidasi produk media pembelajaran beserta album media pembelajaran kepada ahli pembelajaran kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Tahap kelima yaitu uji coba terbatas, peneliti melakukan uji coba media pembelajaran kepada 10 siswa, memberikan soal pretest dan posttest, serta memberikan instrumen tanggapan kepada siswa dan guru.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.1.2 Kualitas media pembelajaran rangka kepala
manusia berbasis metode
Montessori untuk kelas V sangat baik, dilihat dari oleh para ahli. Rerata skor yang diperoleh dalam ahli adalah 3,85.
perolehan skor validasi
validasi
produk oleh para
Dari hasil uji coba terbatas, nilai posttest lebih
daripada nilai pretest. Selisih
antara
unggul
rerata nilai posttest dan pretest
adalah 40. Dengan demikian, media pembelajaran rangka
kepala manusia
berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam mempelajari bagian tulang pada rangka kepala. 5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 5.2.1
Pada saat uji coba terbatas replika rangka kepala manusia hampir lepas
dari papan sehingga peneliti meminta tukang kayu untuk memberikan penyangga pada rangka kepala manusia setelah uji coba terbatas. 5.2.2
Terjadi kesalahan pewarnaan pada papan oleh tukang kayu, sehingga
peneliti meminta tukang kayu untuk mengulangi pewarnaan. 5.2.3
Warna pada kartu soal luntur sehingga peneliti melakukan pencetakkan
ulang pada kartu soal. 5.2.4
Media pembelajaran tidak memungkinkan digunakan lebih dari 5 orang
secara bersamaan, sehingga selama uji coba terbatas, 10 siswa dibagi menjadi 2 kloter dalam belajar menggunakan media pembelajaran.
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.3 Saran Beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut. 5.3.1
Perlu disiapkan dana lebih dalam penelitian selanjutnya dalam berjaga-
jaga apabila media pembelajaran rusak pada saat uji coba terbatas serta untuk mendapatkan bahan yang maksimal. 5.2.2
Perlu koordinasi lebih antara peneliti dan tukang kayu dan pengecekan
secara rutin oleh peneliti dalam pembuatan produk. 5.2.3
Lebih
diperhatikan
dalam
pemilihan
kertas
sebelum
melakukan
pencetakkan. 5.2.4
Perlu pertimbangkan dalam pemilihan jumlah siswa serta jumlah media
pembelajaran yang digunakan dalam uji coba terbatas .
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Agustin, S.W. (2015). Pengembangan Alat Peraga Sandpapaer Letters Materi Menulis Kalimat Tegak Bersamabung Berbasis Metode Montessori. Skripsi: Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan: metode dan paradigma. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ________. (2014) . Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. BSNP. (2006). Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas . Corbell, J.C & Archambault, A. (2008). The Visual Dictionary with Definitions. Montreal: PT Bhuana Ilmu Populer. Cresswell, W. (2012). Reserch desigen: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosdakarya. Hainstock, E. G. (1997). The Essential Montessori. USA: Penguin Books. Hardiyanti, B.T. (2016). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia Berbasis Metode Montessori. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Hernawan, A.H., dkk. (2012). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Iskandar, S.M. (2001) : Pendidikan IPA II. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Lillard, P. P. (1996). Montessori today : A comprehensive approach to education from birth to adulthood. New York: Schocken Books. Mariana, I Made Alit & Praginda, Wandy. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk guru SD .Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA (PPPPTK IPA). Montessori , M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company. 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Noi, H. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Perkalian Berbasis Metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma OECD.
(2016). PISA 2015 Result in Focus. Diakses dari https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf pada tanggal 12 Februari 2017, pukul 02.21 WIB
Rithaudin, A. (2008). Adaptasi Metode Montessori Sebagai Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Rositawaty,S & Muharam, A. (2008). Senang Belajar IPA kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sadiman, A.S. dkk. (1987). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali. Sanaky, A.H. 2013. Media Pembelajaran Interaktif - Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. _________. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta ________. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods). Bandung: Alfabeta ________. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Aflabeta. Sukmadinata, N (2012) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sulistyanto, H. & Wiyono, E. .(2008). Ilmu Pengetahuan Alam IV. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sunyoto, D. (2013). Metode dan Instrumen Penelitan Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: CAPS. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Susilowati, E. & Wiyanto. (2010). IPA untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta; Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Taufik, A., dkk. (2011). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka, Trisnamansyah, S. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia. Uno, Hamzah B & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyono, B & Nurachmadani, S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Widoyoko, E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _____________. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. (2015). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widyaningrum, E.F. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Yusuf, A.M. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI MASALAH Lampiran 1.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah Peneliti : Yang pertama saya mau bertanya tentang prestasi akademik yang sudah diraih oleh siswa di SDKE Mangunan apa saja ya bu? Kepala Sekolah: Kalau akademik itu tahun 2014 itu olimpiade sains di tingkat kecamatan, diwakili mas Candra, juara 1 tingkat kecamatan. Terus maju di tingkat kabupaten tetapi tidak lolos. Kalau akademik hanyaitu mas Peneliti: Kalau Non akademik bagaiamana bu? Kepala Sekolah: Kalau non akademik lumayan mas. Kalau non akademik itu yang pertama juara 1 catur, diwakili oleh mbak Titi. Juara 1 tingkat gugus, lalu lanjut ke kecamatan juara 1. Di kabupaten peringkat 12 dari 17 peserta. Tapi sudah lumayan. Kemudian ada juga o2SN, juara 2 futsal tingkat gugus. Lalu juara 2 festival dolanan anak tingkat kabupaten Sleman tahun 2015 Peneliti: iya Kepala Sekolah: Kemudian mbak Ega mewakili Mangunan dalam acara Hari Anak Nasional “Generasi Muda Pemimpin Bangsa” tahun 2016 itu di serahkan oleh Menteri pemberdayaan Perempuan, itu pas hari Anak Nasional. Lalu mbak Elin menjuarai lomba nyayi tingkat kecamatan FLS2N. Itu saja Peneliti: Kalau hasil ujian nasional selama 5 tahun terakhir ini bagamana bu? Kepala Sekolah: Kalau hasil ujian itu, IPA ya? Peneliti: iya Bu maksutnya IPA. Kepala Sekolah: untuk mata pelajaran IPA nilai ujiannya lebih unggul daripada matematika, angkatan tahun kemarin mengalami peningkatan dan, dari 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 mata pelajaran IPA masih
mendingan dari mata pelajaran
matematika, tapi IPA masih dibawah bahasa Indonesia. Peneliti: owalah ya yaa.. untuk media pembelajaran IPA yang tersedia di sekolah sudah apa saja ya bu? Kepala Sekolah: media pembeada torso rangka manusia, lalu sistem tata surya, lalau bagian mata mas. Tapi yang tata surya itu kayanya sudah rusak. Peneliti: oh, ya bu Kepala Sekolah: Bermacam-macam mas, ada yang masih layak, ada yang sudah rusak. Peneliti: Itu mengenai media yang sudah ada apakah disimpan dan riawat dengan baik bu? Keapala Sekolah: Selama ini perawatan media pembelajaran sudah cukup baik. Di sekolah ini ada pengelola sarana dan prasarana, yaitu Pak Beni dan Mas Bambang. Medianya jug disimpan di dalam lemari kayu dan kaca. Sarpras juga menyediakan 1 buku untuk mencatat siapa saja yang meminjam media pembelajaran, supaya jika nanti medianya dicari nggak ada, kita bisa lihat di buku siapa yang meminjam. Peneliti: Sekolah mendapatkan media pembelajaran itu dari mana ya bu? Hibah atau guru sendiri yang membuat. Kepala Sekolah: Media Pembelajaran ada yang hibah ada yang beli, ada yang dibuat, cuman yang dibuat itu nggak tahan lama dan tidak terlacak mas. Peneliti: owalah , lalu media pembelajaran yang pernah dibuat oleh guru apa saja bu?
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepala Sekolah: macam-macam mas, ada yang menggunakan tumbuhan, lalu juga ada yang pakai kertas, lalu clay juga ada. Kalo dulu waktu saya jadi guru itu saya pernah memanfaatkan lingkungan sekitar untuk media pembelajaran, jadi anak-anak keliling lingkungan sekolah. Tapi tergantung cuaca kalau belajar diluar. Kalau hujan ya terpaksanya nggak keluar tapi belajar di dalam kelas. Peneliti: menurut Ibu, faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengadaan media pembelajaran? Kepala Sekolah: Kalo menurut saya itu dari segi bahan dan alat tahan lama mas, lalu tujuan, fungsi, dan manfaat dari media itu bagaiamana. Itu yang eprlu dalam pembuatan atau pengadaan media pembelajaran. Peneliti: Untuk pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini bagaimana bu? Kepala Sekolah: Selama ini pembelajaran IPA cukup menyenangkan, soalnya dari materinya pun ada yang bisa kita kemas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, tapi ya itu mas, nggak semua materi, soalnya juga ada materi yang jarang kita temui kesehariaannya, jadi kadang-kadang belajar di luar, kadang-kadang belajar di dalam. Peneliti: berkaitan penggunaan medianya sendiri untuk IPA bagaimana bu? Kepala Sekolah: untuk media pembelajaran IPA ya digunakan tetapi tergantung materi dan gurunya, biasanya kalau ya seperti yang tadi saya katakana tadi mas, misal media memanfaatkan lingkungan sekitar dengan keluar kelas dan mengamati ya tergantung kondisi dan cuaca, misalnya nggak bagus ya kita belajar di dalam kelas menggunakan konvensional.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti: owalah, begitu bu. Untuk penggunaan medianya sendiri, berapa jumlah siswa untuk satu media? Kepala Sekolah: ada yang satu media untuk seluruh kelas, ada juga yang 1 media untuk 5 anak, misalnya rangkaian listrik, kebetulan sekolah juga punya lebih dari satu media untuk rangkaian listrik itu. Tapi untuk yang lainnya seperti 1 media untuk 1 kelas. Peneliti : Respon siswa bagaimana bu ketika menggunakan media dalam belajar? Kepala Sekolah: sangat antusias mas, karena media pembelajaran juga menarik minat siswa untuk belajar. Peneliti : Lalu bagaiamana tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA ketika menggunakan media. Kepala Sekolah: mereka sangat terbantu memahami materi ketika menggunakan media pembelajaran mas. Karena medianya membuat mereka antusias belajar dan menarik perhatian, lalu juga lebih cepat dalam memahami materi. Peneliti : Sebelumnya apakah pernah ada penelitian yang dilkukan di Sekolah ini terkait media pembelajaran? Kepala Sekolah: sejauh ini belum ada mas. Terakhir penelitian di sini itu tentang sarana prasarana. Peneliti : Owalah ya sudah bu kalau begitu terimakasih atas kesediaan waktu ibu untuk saya wawancarai. Kepala Sekolah: Nggih mas , sama-sama
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru. Peneliti : Baik bu yang pertama ingin saya tanyakan itu pembelajaran IPA apa saja yang sudah ada di kelas? Guru
ini bu, media
: Kalo media sih biasanya saya menggambar di papan tulis mas tapi habis itu dihapus lagi, pernah itu kemarin gambar bagian jantung.
Peneliti : Ibu pernah nggak membuat media pembelajaran untuk IPA? Guru
: Pernah mas.
Peneliti : Apa saja bu? Guru
: Materi IPA pernah saya kemas menggunakan media cerita dongeng, lalu video,clay, terus gambar dan cerita di papan tulis , itu mas.
Peneliti : Untuk penggunaan medianya itu, satu media dipakai berapa siswa bu? Guru
: Kalo clay itu antara 2 sampai 3 siswa. Kalo yang lain biasanya 1 untuk berbanyak mas. Soalnya kan kalo clay siswa ikut membuat jadi jumlahnya, tapi nggak awet soalnya dari tepung jadi kemarin dimakan tikus.
Peneliti : Owalah pernah nggak buk menggunakan media pembelajaran untuk IPA dan apa saja media yang pernah dipakai? Guru
: Pernah mas, ya yang tadi itu kalau menggunakan media yang dipunyai sekolah itu pakai torso rangka manusia mas. Tapi kita juga pakai buku paket buat njelasin bagian rangka manusia itu.
Peneliti : Ohh, begitu bu, tapi sering menggunakan media pembelajaran atau tidak? Guru
: Tergantung materi sih mas, kalo memang memungkinkan dan sempat membuat atau mencari media ya pakai media , kalo nggak ya pake konvensional tapi juga sambil menuliskan di papan tulis.
Peneliti : Alasan ibu menggunakan media pembelajaran itu apa saja bu? Guru
: Ya untuk membantu mereka memahami materi dan mengongkretkan yang abstrak. Karena waktu saya nggak pakai media mereka kesulitan memahami materinya mas.
Peneliti
: Pengaruh media pembelajaran terhadap siswa dalam memahami materi IPA bagaiamana bu?
Guru
: Mereka ya sangat terbantu, jadi mudah mengingat mas.
Peneliti : Responnya siswa bagaiamana bu?
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru
: Antusias sekali mas, dan mereka sangat menyukai belajar menggunakan media pembelajaran
Peneliti : Untuk kemandiriaan dan keaktifan mereka dalam menggunakan media pembelajaran bagaimana bu? Guru
: Untuk itu biasanya ketika saya minta siswa maju ke depan buat njelasin pakai media, waktu itu clay, mereka antusias, dan pada rebutan untuk maju.
Peneliti : Owalah begitu bu, untuk penggunaan medianya itu , siswa apakah dapat menemukan kesalahannya sendiri? Guru
: Emmmmmm, kalau untuk itu belum mas.
Peneliti : Pernah nggak bu mengalami kesulitan ndalam menyampaikan materi pembelajaran IPA? Guru
: Pernah saya,
Peneliti : Apa bu alasannya? Guru
: Karena dari segi materi yang abstrak, sehingga gimana cara kita mengkongkretkan hal yang abstrak. Terutama materi-materi tentang bagian tubuh manusia mas, kaya pencernaan, tulang, peredaran darah. kan itu abstrak karena siswa juga anggak bisa liat langsung karena ketutupan kulit sama daging.
Peneliti : Ohh,, tapi untuk keaktifan dan pencapaiaan hasil pembelajaran IPA? Guru
: Kalau aktif sih dari penggunaan media membuat siswa aktif, untuk pencapaian hasil belajar itu separo-separo mas. Soalnya dari daya penangkapan materi siswa berbeda-beda, dan itu juga jadi kesulitan bagi saya.
Peneliti : Faktor apa saja bu yang menyebabkan mereka kesulitan belajar? Guru
: Dari materinya yang sifatnya kaya menghafal nama-nama yang terlalu banyak gitu mas itu jadi kesulitan buat siswa. Kan ada materi yang eksperimentasi dan materi yang hafalan, nah yang hafalan mengenal nama atau istilah itu yang membuat siswa kesulitan.
Peneliti : Kira-kira berapa siswa yang kesulitan belajar IPA bu? Guru
: Kalo tepatnya saya kurang begitu tahu persis tetapi kalau dikira-kira ya separonya mas.
Peneliti : Lalu Usaha-usaha apa saja yang ibu lakukan dalam mengtasi siswa yang belum paham Guru
: Saya ya jelas mengulangi atau menjelaskan kembali materinya mas.
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti : Oh yaya, lalu bagaiaman keberhasilan ibu dalam mengatasi kesulitan yang dialami siswa ? Guru
: Ya mereka jadi lebih paham meskipun sedikit demi sedikit. Biasanya waktu saya njelasin kembali itu teman-teman yang sudah paham juga ikut menjelskan.
Peneliti : Baik bu kalau begitu terimakasih karena sudah menyempatkan waktu untuk saya wawancarai Guru
: Ya mas sama-sama.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.7 Lembar Hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan siswa Peneliti
: Halo mbak bisa minta waktunya sebentar buat wawancara?
Siswa
: Ohh bisa kok mas.
Peneliti
: Mau tentang pembelajaran IPA selama menurut kamu bagaiamna?
Siswa
: Asik sih mas kalau buat aku, tapi ada sulitnya.
Peneliti
: Senang nggak belajar IPA?
Siswa
: Seneng mas
Peneliti
: Kenapa kok senang?
Siswa
: Soalnya ada eksperimen-eksperimen gitu kalo IPA, yang lain enggak
Peneliti
: Bapak/ Ibu pembelajaran?
Siswa
: Pernah mas, pake clay buat bareng-bareng, terus dulu pernah pake torso tulang manusia itu sama peke buku paket buat belajarnya.
Peneliti
: lalu kamu tertarik nggak dengan media pembelajaran yang bapak dan ibu gurumu gunakan?
Siswa
: tertarik mas, soalnya medianya bisa buat mainan.
Peneliti
: Bapak ibu guru berapa kali pakai media pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
Siswa
: nggak mesti sih mas, kadang-kadang pakai kadang-kadang enggak, kadang-kadang bikin media bareng.
Peneliti
: dengan menggunakan media pembelajaran itu, apakah kamu terbantu dalam belajar IPA?
Siswa
: terbantu mas
Peneliti
: Mengapa?
Siswa
: Soalnya kalau nggak pakai media aku malah bingung sama nggak mudeng.
Peneliti
: Senang nggak belajar IPA pakai media pembelajaran
Siswa
: Senang lah mas, medianya tu soalnya bisa buat mainan.
Peneliti
: Apakah kamu pernah kesulitan memahami materi pelajaran IPA?
Siswa
: pernah
Peneliti
: materi apa?
gurumu
pernah
nggak
menggunakan
media
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa
: peredaran darah, terus apa lagi ya, tulang mas, itu soalnya banyak banget materinya sama ngapalin nama-namanya.
Peneliti
: Lalu bagaimana cara yang dilakukan oleh bapak/ibu gurumu dalam mengatasi kesulitan yang kamu alami?
Siswa
: ya diulangi lagi mas, sama aku minta njelasinnya pelan-pelan dari satu-satu gitu
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Lembar Hasl Uji Keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Lembar hasil kuesioner analisis kebutuhan guru
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.6 Lembar hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 INSTRUMEN TES Lampiran 3.1 Lembar hasil validitas isi instrumen tes oleh ahli
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Output SPSS penghitungan validitas instrumen tes skortotal
soal1
soal2
soal3
soal4
soal5
soal6
soal7
soal8
soal9
soal10
soal11
soal12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 18 ** ,599 ,009 18 ** ,757 ,000 18 * ,505 ,033 18 ,295 ,234 18 ,056 ,824 18 ** ,689 ,002 18 * ,482 ,043 18 ** ,639 ,004 18 -,005 ,984 18 * ,485 ,041 18 * ,550 ,018 18 * ,550 ,018 18
soal13
soal14
soal15
soal16
soal17
soal18
soal19
soal20
soal21
soal22
soal23
soal24
soal25
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,599 ,009 18 ,290 ,242 18 ,056 ,824 18 ** ,689 ,002 18 ,193 ,443 18 ** ,615 ,007 18 * ,578 ,012 18 ,186 ,459 18 * ,539 ,021 18 ** ,711 ,001 18 -,279 ,262 18 ,329 ,183 18 ,056 ,824 18
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 VALIDASI PRODUK Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa.
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Lembar hasil tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5. ALBUM MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA
ALBUM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA
Disusun oleh: Agustinus Nugrahanto 131134097 198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya, sehingga penulis diberikan kesempatan untuk menyelesaikan album penggunaan media pembelajaran rangka kepala manusia dengan tepat waktu. Pembuatan album ini disusun guna melengkapi tugas akhir skripsi dengan judul ”Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia Berbasis Metode Montessori”. Dalam kesempatan ini, peneliti
ingin mengucapkan
terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan album ini: 1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan kesehatan dan kelancaran selama pembuatan alat beserta album. 2. Keluarga Besar SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang bersedia bekerjasama membantu dalam tempat penelitian. 3. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari
S.Psi.,
M.A.
selaku
dosen
pembimbing
skripsi
yang
mendampingi selama proses pembuatan album. 4. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberi semangat 5. Pak Muhibat yang telah bersedia untuk bekerjasama selama pembuatan alat peraga 6. Saudara Reyhandi Ermawan Sardjono yang bersedia membantu dalam dokumentasi foto melengkapi album
Semoga album ini dapat berguna dalam membantu menggunakan media pembelajaran IPA tentang rangka kepala manusia berbasis metode Montessori. Penyusun meminta maaf apabila dalam penyajian album ini ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya. Penyusun meminta kritik dan saran agar lalbum yang akan datang jauh lebih baik daripada yang sekarang. Yogyakarta, November 2016 Penulis
Agustinus Nugrahanto 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA Media pembelajaran rangka kepala manusia terdiri dari 6 komponen. Komponen tersebut di antaranya replika rangka kepala, papan, kartu materi, kartu soal, kotak penyimpanan kartu materi dan kartu soal, serta kotak penyimpanan media. 1.
Replika Rangka Manusia Replika rangka kepala manusia memiliki 10 warna yang berbeda di 10
bagian tulang pada rangka. Di setiap bagian tulang diberikan nomor 1 sampai 10. 2.
Papan Media Komponen
yang
kedua
adalah
papan untuk meletakkan replika rangka kepala
dan
kartu
materi.
Papan
ini
mempunyai 10 lubang di samping untuk disisipkan kartu materi.
3.
Kartu Materi Komponen yang ketiga adalah kartu materi. Kartu
materi ini mempunyai 2 sisi. Sisi 1 berisi tentang namanama bagian rangka kepala, dan Sisi dibaliknya berisi tentang penjelasan dari bagian tersebut. Penulisan nama bagian tulang dan penjelasannya pada kartu materi disesuaikan dengan warna yang tertera pada kartu dan bagian tulang pada replika rangka. 4.
Kartu Soal Kartu soal berjumlah 20 dimana 10 bertuliskan tentang
nama bagian tulang, 10 soal bertuliskan penjelasan bagian tulang. Semua kartu soal berwarna putih sebagai warna yang netral. Kartu soal diletakkan pada masing-masing kotak nomor yang ada di tepian papan.
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Kotak Penyimpanan Kartu Komponen yang kelima adalah kotak
penyimpanan kartu soal dan kartu materi. tersebut diberi sekat untuk membagi 2 tempat,. Dua tempat tersebut untuk membedakan mana yang termasuk kartu materi dan mana yang termasuk kartu soal. 6.
Kotak Penyimpanan Media Pembelajaran Komponen yang ke 6 adalah kotak penyimpanan media pembelajaran rangka
kepala
manusia.
Kotak
penyimpanan media ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan
media
pembelajaran rangka kepala manusia dan kotak pentyimpanan kartu soal serta materi. Selain itu juga berfungsi untuk melindungi media dari benturan benda keras. Pada kotak penyimpanan media pembelajaran ini terdapat sekat yang membagi kotak menjadi 2 tempat. Tempat yang pertama untuk meletakkan media pembelajaran rangka kepala manusia, dan yang kedua untuk meletakkan kotak penyimpanan kartu soal dan kartu materi.
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA KEPALA MANUSIA
A. Materi Pembelajaran : Rangka Manusia A.1
Submateri
: Bagian Rangka Kepala Manusia
Tujuan langsung
Mengenal nama bagian rangka kepala manusia
Tujuan tidak
Memperlihatkan bentuk tulang pada rangka kepala manusia
langsung Syarat
Siswa mengetahui apa itu tulang dan apa itu rangka
Usia
11 tahun
Media
1. Rangka Kepala Manusia dengan warna yang berbeda di
Pembelajaran
setiap bagian tulang 2. Papan 3. Kartu materi ( sisi pertama tentang nama-nama bagian tulang, sisi kedua tentang penjelasan dari bagian tulang tersebut) 4. Kartu soal
Pengendali
Kartu Materi
kesalahan
Warna pada Kartu materi
Presentasi awal
1. Direktris menyiapkan tempat kerja 2. Direktris mengajak siswa untuk mengambil media pembelajaran dengan berkata, “ Mari bantu bapak/ibu membawakan kotak berisikan media pembelajaran rangka kepala manusia.”
3. Direktris mengajak siswa dengan berkata,” Mari bantu 202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bapak/ibu mengeluarkan media rangka kepala manusia yang ada di dalam kotak.”
4. Direktris meminta siswa duduk di samping kirinya
Latihan pertama
5. Direktris menjelaskan pengertian rangka, “Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling bersambungan satu sama lainnya sehingga membentuk tubuh. Rangka manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak. 6. Direktris berkata,”Hari ini kita akan belajar mengenal rangka kepala manusia”. 7. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 1 pada rangka manusia
8. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan 203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengambil kartu nomor 1 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa
9. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 2 pada rangka manusia 10. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 2 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 11. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 3 pada rangka manusia 12. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 3 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 13. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 4 pada rangka manusia 14. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 4 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 15. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 5 pada rangka manusia 16. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan 204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengambil kartu nomor 5 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 17. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 6 pada rangka manusia 18. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 6 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 19. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 7 pada rangka manusia 20. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 7 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 21. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 8 pada rangka manusia 22. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 8 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 23. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 9 pada rangka manusia 24. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 9 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 25. Direktris mengenalkan bagian tulang pada rangka kepala manusia dengan menunjuk warna bagian nomor 10 pada rangka manusia 26. Direktris mengenalkan nama bagian tulang dengan mengambil kartu nomor 10 dan menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27. Direktris meminta siswa untuk mencoba melakukan seperti yang direktris lakukan.
Latihan Kedua
28. Direktris memberikan siswa berupa kertas berwarna putih yang tertuliskan nama bagian tulang.
29. Siswa diminta untuk memasangkan kartu nama bagian tulang dengan warna bagian pada rangka kepala manusia di atas kotak warna.
30. Setelah memasangkan semua, Direktris meiminta siswa untuk membuka kartu materi untuk mencocokan dengan jawaban yang sudah siswa coba.
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31. Apabila jawaban siswa ada yang tidak sesuai direktris meminta siswa untuk kembali mencocokan jawaban di kotak warna dengan warna pada bagian rangka kepala manusia. Penutup
32. Direktris mengatakan, “hari ini kita telah belajar mengenal bagian rangka kepala manusia, jika kamu ingin belajar lebih lanjut kamu bisa mengambil di lemari dan memberitahu Bapak/Ibu sebelumnya” 33. Direktris meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran dengan berkata, “Mari bantu bapak/ibu mengembalikan media pembelajaran rangka kepala manusia”. 34. Siswa mengembalikan media pembelajaran ke dalam kotak.
35. Siswa membereskan tempat kerja
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.1
Submateri
Tujuan langsung
: Penjelasan Bagian Rangka Kepala Manusia Mengetahui penjelasan dari nama bagian rangka kepala manusia
Tujuan tidak
Memperlihatkan bentuk tulang pada rangka kepala manusia
langsung Syarat
Siswa mengetahui apa itu tulang dan apa itu rangka
Usia
11 tahun
Media Pembelajaran
1. Rangka Kepala Manusia dengan warna yang berbeda di setiap bagian tulang 2. Papan 3. Kartu materi ( sisi pertama tentang nama-nama bagian tulang, sisi kedua tentang penjelasan dari bagian tulang tersebut) 4. Kartu soal
Pengendali
Kartu Materi
kesalahan
Warna pada Kartu materi
Presentasi awal
1. Direktris menyiapkan tempat kerja 2. Direktris mengajak siswa untuk mengambil media pembelajaran dengan berkata, “ Mari bantu bapak/ibu membawakan kotak berisikan media pembelajaran rangka kepala manusia.”
3. Direktris mengajak siswa dengan berkata,” Mari bantu bapak/ibu mengeluarkan medai rangka kepala manusia yang ada di dalam kotak.”
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Direktris meminta siswa duduk di samping kirinya
Latihan pertama
5. Direktris menjelaskan “rangka kepala terbagi menjadi bermacam-macam tulang, di antaranya tulang pelipis, tulang pipi, tulang ubun-ubun, tulang dahi, tulang baji, tulang pelipis, tulang hidung, tulang air mata, tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah”. 6. Direktris berkata,”Hari ini kita akan belajar mengetahui penjelasan mengenai tulang bagian pada rangka kepala manusia”. 7. Direktris menunjuk warna bagian nomor 1 pada rangka manusia.
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Direktris mengambil kartu nomor 1 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa.
9. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 1. 10. Direktris menunjuk warna bagian nomor 2 pada rangka manusia 11. Direktris mengambil kartu nomor 2 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 12. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 2. 13. Direktris menunjuk warna bagian nomor 3 pada rangka manusia 14. Direktris mengambil kartu nomor 3 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 15. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 3. 16. Direktris menunjuk warna bagian nomor 4 pada rangka manusia 17. Direktris mengambil kartu nomor 4 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 18. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 4. 19. Direktris menunjuk warna bagian nomor 5 pada rangka manusia 20. Direktris mengambil kartu nomor 5 menunjukkan nama 210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian tulang ke siswa 21. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 5. 22. Direktris menunjuk warna bagian nomor 6 pada rangka manusia 23. Direktris mengambil kartu nomor 6 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 24. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 6 25. Direktris menunjuk warna bagian nomor 7 pada rangka manusia 26. Direktris mengambil kartu nomor 7 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 27. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 7 28. Direktris menunjuk warna bagian nomor 8 pada rangka manusia 29. Direktris mengambil kartu nomor 8 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 30. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 8 31. Direktris menunjuk warna bagian nomor 9 pada rangka manusia 32. Direktris mengambil kartu nomor 9 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 33. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang nomor 9 34. Direktris menunjuk warna bagian nomor 10 pada rangka manusia 35. Direktris mengambil kartu nomor 10 menunjukkan nama bagian tulang ke siswa 36. Direktris membacakan penjelasan dari bagian tulang 211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nomor 10 37. Direktris meminta siswa untuk mencoba melakukan seperti yang direktris lakukan Latihan Kedua
38. Direktris memberikan siswa berupa kertas berwarna putih yang tertuliskan penjelasan bagian tulang.
39. Siswa diminta untuk memasangkan kartu penjelasan bagian tulang dengan warna bagian pada rangka kepala manusia di atas kotak warna.
40. Setelah memasangkan semua, Direktris meiminta siswa untuk membuka kartu materi untuk mencocokan dengan jawaban yang sudah siswa coba.
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41. Apabila jawaban siswa ada yang tidak sesuai direktris meminta siswa untuk kembali mencocokan jawaban di kotak warna dengan warna pada bagian rangka kepala manusia. Penutup
42. Direktris mengatakan, “hari ini kita telah belajar penjelasan bagian rangka kepala manusia, jika kamu ingin belajar lebih lanjut kamu bisa mengambil di lemari dan memberitahu bapak/ibu sebelumnya.” 43. Direktris meminta siswa untuk mengembalikan alat peraga dengan berkata, “Mari bantu bapak/ibu mengembalikan media pembelajaran rangka kepala manusia”. 44. Siswa mengembalikan media pembelajaran rangka kepala manusia ke dalam kotak
45. Siswa membereskan tempat kerja
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN Lampiran 6.1 Surat Izin Penelitian
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI UJI COBA TERBATAS
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8 CURRICULUM VITAE Agustinus Nugrahanto adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Lahir di Temanggung, 25 Agustinus 1995. Pendidikan Dasar diperoleh di SD Santa Maria Bulu sampai kelas II, dan pindah SD Pangudi Utami Temanggung
hingga
lulus
pada
tahun
2007.
Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 1 Temanggung dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA N 1 Temanggung dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguuruan dan Ilmu Pendidikan , Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti. 1. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara “Cantus Firmus” angkatan 2013. 2. Master of Ceremony Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun 2014 & 2015. 3. Master of Ceremony Final Stand Up Comedy Competition 2016 FKIP Universitas Satana Dharma 2016 4. Co- Fasilitator Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I & II tahun 2015 5. Ketua Umum Inisiasi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2015 6. Anggota Divisi Publikasi Seminar “Reveinting Childhood Education” 2015 217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Panitia Pekan Seni Mahasiswa Daerah Tangkai Vokal Grup Provinsi DIY 2016 8. Master of Ceremony Jaringan Komunikasi (Jarkom) Pelajar Katolik Keuskupan Agung Semarang 2016. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhir dengan menulis skripsi
sebagai
tugas
akhir
yang
berjudul
“Pengembangan
Media
Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Manusia berbasis Metode Montessori”
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI